FAKULTAS TEKNIK
MARET 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang maha esa karena atas berkatnya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas CRITICAL JOURNAL REVIEW ini disusun
untuk membahas materi mata kuliah Instrumentasi dan pengukuran Teknik yang
penyajinya berdasarkan pengamatan dari satu sumber yaitu jurnal Nasional
Penulis menyadari bahwa critical journal Review ini memiliki banyak kekurangan
.Untuk itu saran dan kritik dari para pembaca sangat menulis diharapkan untuk
menyempurnakan laporan ini sehingga menjadi lebih sempurna , baik, dan bermanfaat
Saya ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa penambah
pengetahuan pembaca.
Gillardoni
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. .2
A. Landasan Teori..............................................................................................6
B. Metode penelitian .......................................................................................7
A. Kesimpulan .........................................................................................................11
B. Saran………. .....................................................................................................12
PENDAHALUAN
A. LATAR BELAKANG
Critical Journal Review (CJR) sangat penting buat kalangan pendidikan terutama
buat mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu jurnal maka
mahasiswa/i ataupun si pengkritik dapat membandingkan dua jurnal dengan tema
yang sama, dapat melihat mana jurnal yang perlu diperbaiki dan mana jurnal yang
sudah baik untuk digunakan berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh
penulis jurnal tersebut, setelah dapat mengkritik jurnal maka diharapkan mahasiswa/i
dapat membuat suatu jurnal karena sudah mengetahui bagaimana kriteria jurnal yang
baik dan benar untuk digunakan dan sudah mengerti bagaimana cara menulis atau
langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam penulisan jurnal tersebut
B. TUJUAN
Mengkritik Jurnal (critical journal review) ini dibuat sebagai salah satu
referensi ilmu yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun
pembaca dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu jurnal, menjadi
bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu tugas individu mata
kuliah Instrumentasi dan pengukuran Teknik pada Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin di Universitas Negeri Medan.
C. MANFAAT
• Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah
jurnal atau hasil karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas.
• Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik.
• Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut dibuat.
• Mengetahui kualitas jurnal dengan membandingkan terhadap karya dari penulis
yang sama atau penulis lainnya.
• Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan, isi, dan substansi jurnal.
D. IDENTITAS JOURNAL
Jumlah halaman : 7
Website : andry.kurnia90@gmail.com
Jumlah halaman : 9
JOURNAL UTAMA
Pendahuluan
Setiap Alat Ukur sebelum digunakan atau setelah digunakan pada periode tertentu (6
bulan atau 12 bulan), harus dilakukan kalibrasi sesuai standar nasional ataupun
internasional [1]. Alat ukur merupakan ujung tombak dalam kualitas produk yang
dihasilkan, karena langsung berhubungan dengan proses, sehingga perlu dipelihara
untuk mendapatkan umur (life time) yang panjang. Jangka sorong nonius sangat banyak
digunakan baik di laboratorium pengukuran maupun produksi. Mengingat pentingnya
hal tersebut maka penulis melakukan kalibrasi jangka sorong nonius untuk mengetahui
nilai koreksi/penyimpangan serta nilai ketidakpastian pengukurannya.
Dalam penelitian ini jangka sorong nonius yang digunakan memiliki
kercermatan 0,02 mm dan kapasitas ukur 200 mm. Alat ukur standar yang
digunakan untuk mengkalibrasi jangka sorong nonius adalah blok ukur (gauge
block) kualitas (grade) 1 dengan kapasitas ukur 1 mm hingga 100 mm.
Kalibrasi jangka sorong nonius ini mengacu pada standar JIS B 7507 – 1993 :
Vernier, dial and digital calipers. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai
koreksi/kesalahan dan nilai ketidakpastian pengukuran alat jangka sorong
nonius yang ada di laboratorium pengukuran jurusan teknik mesin Universitas
Riau.
Metrologi adalah teknologi dan kegiatan yang berkaitan dengan pengukuran dimana
didalamnya terdapat kegiatan kalibrasi. Definisi pengukuran dalam arti luas adalah
membandingkan suatu besaran dengan besaran standar [2]. Kalibrasi adalah suatu
kegiatan untuk menentukan kebenaran kovensional nilai penunjukkan alat ukur dan
bahan ukur. Pelaksanaan kalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan alat ukur dan
bahan ukur yang akan dikalibrasi terhadap sandar ukurnya yang mampu telusur
(traceable) kestandar nasional dan atau internasional. Kalibrasi bertujuan untuk
menentukan deviasi kebenaran konvensinal nilai penunjukkan suatu alat ukur, atau
deviasi dimensi nominal yang seharusnya suatu bahan ukur. Nilai deviasi akan
menunjukkan kualitas alat ukur, semakin kecil nilai deviasinya maka semakin baik pula
kualitas alat ukur tersebut. Setiap pengukuran pasti mengandung kesalahan (error).
Kesalahan tersebut ditimbulkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah operator,
instrumen ukur, kondisi lingkungan, obyek ukur, metode pengukuran [2]. Hasil
pengukuran harus mencantumkan suatu perkiraan yang menggambarkan seberapa besar
kesalahan yang mungkin terjadi, dalam batas-batas kemungkinan yang wajar.
Ketidakpastian pengukuran adalah proses mengaitkan sesuatu angka secara empirik dan
obyektif pada sifat-difat obyek atau kejadian nyata sedemikian rupa sehingga angka tadi
dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai obyek atau kejadian tersebut. Metode
untuk menghitung ketidakpastian pengukuran telah dibuat oleh berbagai lembaga,
namun yang digunakan sebagai acuan internasional adalah dokumen yang dikeluarkan
oleh Oganisasi Standarisasi Internasoanal (ISO)[3].
METODE PENELITIAN
Persiapan Kalibrasi
1. Periksa kesejajaran permukaan mulut ukur dengan cara merapatkan kedua permukaan
mulut ukur.
2. Cek gerak rahang ukur jangka sorong harus meluncur dengan baik pada batang
ukurnya .
3. Bersihkan jangka sorong, blok ukur dan aksesorisnya serta meja rata dari kotoran
atau debu yang menempel menggunakan alkohol/wash bensin dengan kapas lalu dilap
sampai mengkilap.
4. Kondisikan jangka sorong dan blok ukur pada temperatur ruangan laboratorium 21 ±
1 °C dan kelembaban
50 - 60 % selama minimal 24 jam sampai keduanya memiliki temperatur dan
kelembaban yang sama dengan temperatur dan kelembaban ruangan kalibrasi.
5. Catat tanggal mulai pengkondisian jangka sorong pada lembar kerja.
Prosedur Kalibrasi
1. Masukkan blok ukur diantara kedua permukaan ukur untuk pengukuran eksternal,
ukur dari pangkal sampai ujung blok ukur, dan dapatkan dimensi blok ukur dari
pembacaan jangka sorong.
2. Lakukan kalibrasi untuk pengukuran eksternal dengan 10 titik pengamatan dalam
interval 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% sampai 100% dari
kapasitas maksimum jangka sorong.
3. Pada saat mengukur miringkan jangka sorong, sehingga bidang skala nonius hampir
sejajar dengan bidang pandangan.
4. Pengukuran dilakukan pada 10 posisi, minimal 3 kali pengukuran.
5. Catat hasil pengukuran dari setiap posisi pada lembar kerja.
6. Hitung mampu ulang (repeatability) setiap titik pengamatan dengan persamaan
berikut :
b = L maks - L min
Keterangan :
b = Mampu ulang (repeatability) L maks = Nilai tertinggi dari
pembacaan
jangka sorong
L min = Nilai terendah dari pembacaan
jangka sorong
7. Hitung nilai rata-rata hasil pengukuran dari setiap titik pengamatan dengan
persamaan berikut :
Σ Li
L̄ =
n
Keterangan :
L̄ = Nilai rata-rata pembacaan jangka
sorong
Li = Data pembacaan jangka sorong
n = Jumlah rangkaian pengamatan
8. Hitung kesalahan dari setiap titik pengamatan dengan persamaan berikut ini :
E = L̄ — L
Keterangan :
E = Kesalahan
L = Pembacaan standar
L̄ = Nilai rata-rata pembacaan jangka
sorong
Evaluasi dari perhitungan kesalahan tersebut dengan tabel persyaratan berdasarkan standar
JIS B 7507 – 1993
JOURNAL PEMBANDING
Pendahuluan
Mikrometer sekrup eksternal merupakan salah satu peralatan intrumentasi yang berfungsi
mengukur diameter luar suatu benda [1]. Mikrometer sekrup eksternal merupakan alat ukur
panjang yang ketelitian pengukurannya sangat teliti karena memiliki ketelitian 0,01 mm dan
digunakan pada praktikum metrologi industri Teknik Mesin Universitas Riau. Untuk
mendapatkan hasil yang akurat dalam pengukuran, maka alat-alat instrumentasi dalam hal ini
mikrometer sekrup eksternal perlu dikalibrasi secara berkala. Kalibrasi merupakan
serangkaian kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat ukur
dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standard ukurannya yang mampu
telusur ke standard nasional untuk satuan ukuran maupun internasional [1].
Adapun tujuan dari tugas akhir ini antara lain adalah :
a. Melakukan metode kalibrasi pada mikrometer sekrup eksternal Fowler 0 sampai dengan
25 mm kecermatan 0,01 mm yang ada di Laboratorium Pengukuran Teknik Mesin
Universitas Riau.
b. Menentukan faktor koreksi alat ukur mikrometer sekrup eksternal Fowler 0 sampai dengan
25 mm kecermatan 0,01 mm yang ada di Laboratorium Pengukuran Teknik Mesin
Universitas Riau.
c. Membuat Standard Operating Procedure (SOP) kalibrasi mikrometer sekrup eksternal
Fowler 0 sampai dengan 25 mm kecermatan 0,01 mm untuk referensi praktikum mata kuliah
metrologi industri.
Di Laboratorium Pengukuran Teknik Mesin Universitas Riau memiliki mikrometer sekrup
eksternal Fowler 0 sampai dengan 25 mm kecermatan 0,01 mm yang digunakan oleh mahasiswa
sebagai salah satu alat praktikum mata kuliah metrologi industri. Dengan bertambahnya umur
komponen dan alat berubah karena temperatur atau pemakaian terus-menerus maka akan
mengakibatkan degradasi kinerja mikrometer eksternal (drift). Untuk itu penulis melakukan
kalibrasi pada mikrometer sekrup eksternal Fowler 0 sampai dengan 25 mm kecermatan 0,01 mm
dengan mengacu pada standar JIS B 7502 – 1994 : Micrometer callipers.
Alat ukur linier langsung yang juga termasuk alat ukur presisi adalah mikrometer.
Mikrometer inipun mempunyai bentuk yang bermacam- macam yang disesuaikan dengan bentuk
dari benda ukur. , tipe dari mikrometer ada tiga macam yaitu:
1. mikrometer internal
2. mikrometer eksternal
3. mikrometer kedalaman
Meskipun mikrometer ini terbagi dalam tiga tipe yang masing-masing tipe mempunyai bermacam-
macam bentuk, akan tetapi komponen-komponen penting dan prinsip baca skalanya pada
umumnya sama [2].
Gambar 1 Bagian-bagian Umum Mikrometer Eksternal
Blok ukur yang dalam bahasa inggris dikenal dengan berbagai nama, yaitu: Gauge Block,
End Gauge, Slip Gauge, Jo Gauge atau Johannsen Gauge, adalah merupakan alat ukur
standar. Karena kehalusan dan kerataan muka ukurnya, dua atau lebih blok ukur dapat disusun
sedemikian rupa sehingga dapat bersatu dengan kuat. Hal ini disebabkan oleh tekanan udara
luar pada ruang yang relatif hampa di antara ke dua permukaan yang menyatu dan diperkuat
oleh daya adhesi.
Blok ukur biasanya dibuat dari baja karbon tinggi, baja paduan atau karbida logam. Jenis
baja, yang setelah mengalami proses perlakuan panas (heat treatment) akan mempunyai sifat-
sifat penting yang harus dipunyai oleh suatu alat ukur standar, yaitu :
1. Tahan aus
2. Tahan korosi
3. Koefisien muai
4. Kestabilan dimensi yang baik [3]
Kata ketidakpastian berarti suatu keraguan, dan dengan demikian pengertian ketidak pastian
dalam arti yang luas adalah suatu pengukuran dimana validitas dan ketepatan hasilnya masih
diragukan. Berdasarkan “International Vocabulary Of Basic and General Terms in Metrology”,
pengukuran didefinisikan sebagai sederetan operasi yang mempunyai objek untuk ditentukan nilai
kuantitasnya [3]. Untuk mengevalusi masing- masing sumber ketidakpastian tersebut diperlukan
analisa dengan menggunakan dua type yaitu :
1. Type A
Type A dievaluasi dengan menggunakan metode statistik yang baku untuk menganalisis satu
himpunan atau sejumlah himpunan pengukuran.
1. Type B
Type B dievaluasi dengan cara selain statistik pada jumlah pengamatan. Ketidakpastian ini
mencakup kesalahan- kesalahan sistematik [4].
Evaluasi ketidakpastian baku tipe B diperoleh dengan cara selain analisis statistik dari
serangkaian pengamatan
yang biasanyadidasarkan pada justifikasi ilmiah menggunakan semua informasi
relevan yang tersedia, yang dapat meliputi :
1. Data pengukuran sebelumnya;
2. Spesifikasi pabrik;
3. Data yang diberikan dalam sertifikat atau laporan lainnya;
4. Ketidakpastian yang diberikan untuk data acuan yang diambil dari data book [4].
METODE PENELITIAN
Prosedur Penelitian
Untuk mencapai sasaran yang diinginkan maka diperlukan metodologi dan berbagai
pendekatan terkait dengan hal-hal yang akan dikaji, dimana hal-hal tersebut akan dijelaskan pada
diagram flow chart gambar berikut ini.
1. Studi Literatur
Studi literatur meliputi proses pengumpulan informasi dan referensi yang membahas
tentang materi kalibrasi mikrometer baik dari buku, jurnal, media internet dan diskusi dengan
dosen dan teman-teman teknik mesin.
2. Persiapan Alat dan Bahan
Setelah mengumpulkan informasi dan referensi tentang kalibrasi selanjutnya adalah
persiapan alat dan bahan untuk proses kalibrasi mikrometer sekrup eksternal.
3. Kalibrasi Mikrometer
Kalibrasi mikrometer meliputi :
a. Standar Acuan JIS B 7502 – 1994
b. Persiapan Kalibrasi
c. Pelaksanaan Kalibrasi
d. Rekaman Data
Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Alkohol
Alkohol digunakan untuk mencuci mulut ukur, poros ukur, dan blok ukur dari kotoran dan
debu.
2. Lap Pembersih digunakan untuk membersihkan sisa-sisa wash bensin setelah pencucian.
3. Lembar kerja
Lembar kerja digunakan untuk mencatat setiap harga pengukuran yang didapat.
4. Sarung tangan
Sarung tangan wajib digunakan pada saat pengukuran untuk menghindari perpindahan
temperatur tubuh operator ke alat ukur dan bahan ukur.
5. Vasline
Vasline berfungsi untuk mencegah karat pada mulut ukur mikrometer dan blok ukur,
digunakan setelah proses pengukuran selesai dengan cara mengoleskan pada bagian tersebut.
Prosedur Penelitian
Proses kalibrasi mikrometer yang meliputi proses:
1. Acuan standar adalah referensi yang di gunakan untuk proses kalibrasi mikrometer yaitu
JIS B 7502 – 1994 : Micrometer caliper.
2. Persiapan kalibrasi adalah proses yang dilakukan untuk persiapan sebelum kalibrasi
mikrometer dilakukan.
a. Stabilisasi ruangan pengukuran ±12 jam meninggalkan ruangan dengan keadaan AC
menyala pada temperatur 20°C.
b. Stel meja rata dengan menggunakan water pas.
c. Sebelum mikrometer dikalibrasi, pastikan mulut ukurnya sejajar / rata, dengan cara
pengamatan langsung.
d. Bersihkan mulut ukur mikrometer dari kotoran atau debu yang menempel
menggunakan alkohol dengan lap pembersih kemudian lap sampai mengkilap.
e. Set mikrometer pada posisi nol.
f. Bersihkan blok ukur dengan bahan yang sama.
g. Susun blok ukur sesuai stepnya yaitu 2.5, 5, 8, 10, 13, 15, 18, 20, 22,5 dan 25 mm.
h. Bila tidak tersedia blok ukur dengan ukuran tersebut maka dapat melakukan wringing
i. Cek kerataan mulut ukur (permukaan micrometer) dengan cara letakkan dengan hati-hati
optical plat tepat pada permukaan ukur mikrometer
BAB III
PEMBAHASAN
KELEBIHAN JOURNAL
KELEMAHAN JOURNAL
Pada jurnal utama yang saya review terdapat beberapa kelemahan yaitu, dari segi tabel
yang terlalu sedikit menginformasikan hasil dari penelitian, dan tidak ada pencantuman gambar
alat ukur yang di kaliberasi pada jurnal ini, selain itu gambar objek ukurnya berupa blok ukur
juga tidak di cantumkan gambarnya. Sedangkan pada jurnal kedua yang saya review penjelasan
tentang tabel tabel pada jurnal itu tidak ada penjelsannya hanya berupa rumus menghitungnya
saja.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Saya sebagai penulis dari tugas CJR ini yang mereview kedua jurnal diatas dengan cara
membanding kedua jurnal tersebut untuk mencari kelebihan dan kelemahan dari kedua jurnal
terbut. Tugas CJR ini tidak bermaksud untuk menyudutkan hasil karya siapapun atau
menyinggung hasil karya orang. Dan saya sebagai penulis tugas CJR ini menyarankan agar
melengkapi segala kekurangan dan memenuhinya agar suatu karya dapat memiliki kualitas yang
tinggi. Kedua jurnal ini juga sangat bermanfaat di bidang keteknikan terutama dalam bidang alat
ukur. Dengan mengkaliberasi alat ukur kita sebagai pengoperasi alat ukur akan mendapatkan
hasil ukuran yang presisi tanpa ada ketidakpastian.
DAFTAR PUSTAKA
Sudji, Munadi. 1988. Dasar-dasar Metrologi Industri, Pengukuran Linear. Jakarta: DIKTI.
Rochim, Taufiq. 2006. Spesifikasi, Metrologi & Kontrol Kualitas Geometrik 2. Bandung:
ITB.
Modul Pelatihan Teknisi Kalibrasi Laboratorium. Balai Besar Bahan dan Barang
Teknik (B4T), Bandung, 2010.