Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JOURNAL REVIEW

PENGELASAN LANJUT
(Drs. Hidir Efendi, M. Pd)

Disusun oleh:

1. JERI FRANATA FRANTIUS TINAMBUNAN (5193121032)


2. Harfido Jamsit Putra Pratama (5181121007)
3. Sultan Hutabarat (5193121011)
4. Dimpu Harisman Tua Simatupang(5193321014)
5. Leonard Edwin Sihombing (51931211009)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DESEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Teknologi Pengelasan ini tepat pada
waktunya.CJR ini membahas tentang pemahaman matematika terapan untk pembaca.

Meskipun saya telah berusaha menyelesaikan tugas ini dengan sebaik mungkin ,saya menyadari
bahwa tugas ini masih memiliki kekurangan.Oleh karena itu,saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam
penyusunan makalah ini.

Akhir kata,saya ucapkan terimakasih.

Medan, DESEMBER 2021

JERI FRANATA F TINAMBUNAN


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Manfaat

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Journal acuan

2.2 Journal pembanding

2.3 Kelemahan

2.4 Kelebihan

BAB iiI. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

3.3 Daftar Pustaka


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seorang mahasiswa harus peka terhadap perkembanga zaman dan informasi yang ada
disekitarnya.Berbagai cara dapat didakukan untuk mendapatkan informasi,salah satunya adalah
dengan membaca buku.Membaca adalah suatu kegiatan yang sangat penting bagi seorang
mahasiswa dalam proses belajarnya.Tidak hanya membaca buku,seorang maha siswa juga harus
dapat menilai buku yang dibacanya apakah sudah baik atau bekum.Kegiatan penilaian ini dapat
kita sebut dengan dengan”Critical Book Riport”.Critical Book Review” dapat dilakukan
mahasisiwa secara sederhana.Sebelum melakukan penilaian mahasisiwa harus terlebih dahulu
memahami isi buku yang dikritik kemudian dapat membandingkannya dengan buku lain sebagai
pembanding untuk menilai buku yang dikritik.

1.2 TUJUAN PENULISAN CRITICAL JOURNAL REVIEW

1) Untuk mengetahui isi buku dengan cara membuat ringkasan.

2) Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan buku yang dikritik.

3) Untuk mengetahui perbandingan buku yang di kritik dengan buku lain.

1.3 MANFAAT PENULISAN CRITICAL JOURNAL REVIEW

1) Agar menambah wawasan melalui isi buku yang diringkas.


2) Agar menngetahui keunggulan dan kelemahan buku yang dikritik
3) Agar mengetahui perbandingan buku yang dikritik dengan buku yang lain.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Journal acuan

ANALISA PENGARUH PENGELASAN LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK


BAJA KARBON RENDAH DAN BAJA KARBON TINGGI

Teori Dasar Defenisi Pengelasan

Pengelasan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses manufaktur .Proses
pengelasan yang pada prinsipnya adalah menyambungkan dua atau lebih komponen,lebih tepat
ditunjukkan untuk merakit (assembeli) beberapa komponen menjadi satu bentuk mesin.Mengelas tidak
lain adalah pekerjaan paduan dengan cara memberikan panas baik diatas atau dibawah titik cair logam.

Las Listrik

Las listrik atau busur adalah cara pengelasan dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber
panasnya.Beberapa macam proses las yang termasuk pada kelompok las listrik adalah :

a) Las listrik elektroda karbon


b) Las listrik elektroda berselaput
c) Las listrik TIG (Tungsten inert gas)
d) Las listrik MIG (Metal inert gas)
e) Las listrik busur rendam(Submerget)

Beberapa macam proses pengelasanyang dapat digolongkan pad alas busur listrik yang banyak
digunakan dalam praktek,antara lain:

1. Las listrik dengan elektroda karbon (arc welding)

Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara 2 ujung
elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas .Sebagai bahan tambah dapat
dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fluksi .
2. Las listrik dengan elektroda berselaput

Las listrik ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan tambah .Busur listrik yang terjadi
diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektoda dan sebagian bahan
dasar.Selaput elektroda yang turut tebakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung
elektroda,kawat las busur listrik dan daerah las disekitar busur listrik terhdapat pengaruh udara
luar.Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi permukaan las yang juga berfungsi sebagai
pelindung terhadap pengaruh luar.

Posisi Pengelasan

Posisi pengelasan terdiri dari 4 macam yaitu:

1. Posisi dibawah tangan


Posisi dibawah tangan yaitu suatu cara pengelasan yang dilakukan pada permukaan
rata /datar dan dilakukan dibawah tangan .Kemiringan elektroda las sekitar 10°-20°
terhadap garis vertical dan 70°-80° terhadap benda kerja.
2. Posisi tegak (vertical)
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya diatas atau
kebawah.Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena bahan cair yang
mengalir aatau menumpu diarah bawah dapat diperkecil dengan kemiringan elektroda
sekitar 10°-15° terhadap garis vertical dan 70°-85° terhadap benda kerja.
3. Posisi datar(horizontal)
Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan
benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal .Sewaktu mengelas
elektroda dibuat miring sekitar 5°-10° terhadap garis vertical dan 70°-80° kearah benda
kerja.
4. Posisi diatas kepala(over heat)
Posisi pengelasan ini sangat sukar dan berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan
dapat mengenai juru las,oleh karena itu diperlukan perlengkapan yang serba lengkap
antara lain: baju las, sarung tangan, sepatu kulit, dan sebagainya.Mengelas dengan posisi
ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5°-20°
terhadap garis vertical dan 75°-85° terhadap benda kerja.

Baja karbon
Baja karbon adalah baja paduan yang mempunyai kadar karbon ditambah dengan
sedikit unsure-unsur padau .Berdasarkan tingkatan banyaknya kadar karbon,baja
digolongkan menjadi 3 tingkatan :
a. Baja karbon rendah yaitu baja yang mengandung kerbon dari 0,30%. Baja karbon
rendah dalam perdagangan dibuat dalm bentuk pelat,profil, batangan untuk
keperluan tempa ,pekerjaan mesin ,dan lain-lain.
b. Baja karbon sedang adalah baja yang mengandung karbon antara 0,30%-
0,60%.Didalam perdagangan biasanya dipakai sebagai alat-alat perkakas
,baut,poros engkol,roda gigi,ragum, dan pegas,
c. Baja karbon tinggi adalah baja yang mengandung karbon antara 0,6%-1,5%.Baja
ini biasanya digunakan untuk keperluan alat-alat kontruksi yang berhubungan
dengan panas yang tinggi atau mengalami panas,misalnya
landasan,palu,gergaji,pahat,kikir, bor,bantalan peluru, dan sebagainya.

Sifat mekanik

Sifat mekanik didefenisikan sebagai ukuran kemampuan suatu bahan untuk


membawa atau menahan gaya atau tegangan yang diberikan padanya.Pada saat menahan
beban ,atom-atom atau struktur molekul berada dalam kesetimbangan.Gaya ikatan pada
struktur menahansetiap usaha untuk menganggu kesetimbangan ini ,misalnya gaya luar
atau beban.Sifat mekanik terdiri dari kekuatan tarik,bending ,impak,fatik,creep,kekerasan
,dan lain sebagainya.
Uji Kekerasan(hartdness test)

Proses pengujian kekerasan dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bahan


terhadap pembebanan dalam pepbebanan yang tetap.Pengujian ini dapat dikategorikan
berdasarkan sasaran material yangn akan diuji ,yaitu:

a) Mengukur kekerasan suatu material digunakan pengujian kekerasan brinell


,Rockwell,dan fickeeres.
b) Untuk mengukur kekerasan fasa pada struktur micro atau lapisan tipis dari suatu
material digunakan micro hardness test.

Brinnell

Pengujian kekerasan dengan metode brinnell bertujuan untuk menetukan kekerasal suatu material
dalam bentuk daya tahan material terhadap pola baja(identor)yang ditekankan pada permukaan
material uji tersebut (spsimen),pengujian brinnel diperuntukkan untuk material yang memiliki
permukaan yang kasar dengan uji kekuatan berkisar 500-3000 kgf .Identor (Bola baja) biasanya
telah dikeraskan dan diplang ataupun terbuat dari bahan Karbida Tungsten .
2.2 Journal pembanding

PENGERAHUH KUAT ARUS LISTRIK PENGELASAN TERHADAP KEKERASAN


LAPISAN LASA PADA BAJA ASTM A316

PENDAHULUAN

Pengaturan aliran fluida pada suatu instalasi pipa dilakukan oleh sebuah control valve .Pada
sebuah control valve terdapat seat dan flug yang selalu bergesekan .Flug selalu mengalami
keausan atau tererosi . Salah satu upaya untuk mengurangi keausan lakukan
hardfacing.Hardfacing merupakan penambahan material pada logam induk dengan maksud
meningkatkan kekeersan permukaan basemetal.Penambahan material dapat dilakukan dengan
pengelasan SMAW. Arus litrik merupakan salahsatu parameter yang berpengaruh terhadaap
kekerasan weldmetal.Peningkatan arus listrik meningkatkan kekersan weldmetal atau lapisan
lasan.Dengan arus pengelasan sebesar 80 ampere ,kekerasan weldmetal pada sambungan ST 37
dan SS 304 adalah 92,5 HRB .Peningkatan arus ampere dari 110 A ke 130 A akan meningkatkan
kekerasan weltmetal dari 105 H ke 140 HB.

Besar arus pada pengelasan memepengaruhi hasilbila arus terlalu rendah maka perpindahan
cairan dari ujung electrode yang digunakan sangat sulit dan busur listrik yang terjadi tidak
stabil.Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelahkan logam dasar ,sehingga menghasilkan
manic melebur ,butiran kecil ,penetrasi dalam ,serta penguatan matrik las tinggi .Kekuatan
taring meningkat dengan meningkatnya arus pengelasan dari 100 A ke 160 A .

Kecepatan pengelasan sangat mudah dipengaruhi oleh besar kuat arus yang dipakai ,jenis
elektroda,diameter inti elektroda ,metal yang akan dilas ,dan bentuk geometri
sambungan.Kecepatan pengelasan yang tinggi akan berdampak pada berkurangnya penetrasi
,sehingga sambungan menurun,disamping mengakibatkan masukan panas yang kecil.kecepatan
pengelasan yang tidak juga berdampak terjadinya pendinginan yang cepat sehinggadapat
memperkeras daerah terpengaruh panas.Kecepatan las yang terlalu tinggi akan berpengaruh
pada bentuk manik las yang menyempit dan penguatan manic yang rendah.Selain itu dapat
merubah sipat mekanik daerah lasan yang berupa naiknya kekuatan tarik dan perpanjangan
yang rendah.Peningkatan pengelasan menurunnkan kekuatan tarik lasan.
Material elektroda satellite 6 merupakan jenis baja tahan aus HSLA .Baja ini tergolong kedalam
jenis material baru sehingga tidak memeiliki aquivalent lainnya .Material elektroda satellite 6
ideal untuk aplikasi pada indutri pertambangan,industri semen ,pembuatan baja dan mesin-
mesin dan komponen dari valve .

METODE

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan alir .Penelitian dimulai dengan
menyiapkan material plug yaitu baja tahan karat ASTM A316 .Sample plug berbentuk selinder
berdiameter 2cm dan tinggi 1,5cm .Permukaan sample plug kemudian dibersihkan dari kotoran
dan oli yang melekat .

Material elektroda adalah material yang digunakan untuk melapis permukaan plug .Material
elektroda adalah stlite 6.Proses cladding dilakukan dengan metode pengelasan (SMAW).Variasi
arus pengelasan yaitu 120 A ,140A,dan 160 A. Posisi pengelasan adalah datar (flat).Uji
kekerasan mikrofikres dilakukan pada permukaan lapisan las dan material plug sebagai base
metal.Pengujian kekerasan dilakukan pada tiga titik lokasi untuk setiap sample dengan jarak
interval antara titik 0,5 cm.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai rata-rata kekerasan lapisan lasan dengan arus pengerasan sebesar 120 A dan 140 A
masing-masing adalah 465 HV dan 514,7 HV .Bila arus pengelasannya 160 A maka nilai rata-rata
kekerasan lapisan lasan adalah 423 HV.Peningkatan arus pengelasan dari 120 A menjadi 140 A
akan menaikkan kekerasan lapisan lasandari 465 HV menjadi 514,7 H atau naik
11%.Penambahan arus pengelasan berikutnya dari 140 A ke 160A menyebabkan kekerasan las
menurun dari 514,7 HV menjadi 423 HV atau turun sebesar 18%.

Nilai rata-rata kekerasan material flug akibat pengelasan dengan arus 120 A dan 140 A masing-
masing adalah 259,7 HV dan 142,3 HV. Nilai rata-rata kekerasan base mental dengan aarus
pengelasan 160 A adalah 252 HV .Peningkatan arus pengelasan dari 120 A ke 140 A
menyebabkan nilai kekerasan base mental menurun dari 259,7 HV ke 242,3 H atau turun ke
6,7%.Penuruna sebesar 6,7 % dapat dikaktakan tidak signifikan .Perubahan arus pengelasan
berikutnya dari 140 A k 160 A menyebabkan kekerasan basse mental meningkat secara dari
242,3 HV menjadi 252 HV atau naik 4 %.Peningkatan sebesar 4 % dapat diabaikan .Peningkatan
arus pengelasan dari 120 A menjadi 140 A tidak berdampak pada nilai kekerasan base mental
.Nilai rata-rata kekerasan basemetal relative tetap sekitar 242 – 252,7 HV.
Penambahan material stlite 6 sebagai lapisan las dengan metode pengelasan mampu
meningkatkan kekerasan base mental secara signifikan tergantung pada arus pengelasan yang
digunakan .Pengaplikasian arus pengelasan sebesar 12 Ampere mampu meningkatkan
kekerasan basemetal sebesar 80 % .Sementara penggunaan arus sebesar 140 A menyebabkan
kekerasan basemetal meningkat 110 %. Penambahan arus pengelasan menjadi 160 A
menyebabkan kekerasan basemetal 70 %.

SIMPULAN

Berdasarkan penyajian data dan pembahasan diatas maka disimpulkan bahwa :

1) Penambahan material stelite 6 dengan menggunakan metode pengelasan SMAW


mampu meningkatkan kekerasan permukaan material plug
2) Meningkatkan arus pengelasan dari 120 A ke 140 A mampu meningkatkan kekerasan
dari 465 H ke 514,7 HV
3) Penambahan arus pengelasan dari 140 A ke 160 A akan menurunkan kekerasan dari
51,47 HV ke 423 HV
4) Kekerasan tidak berubah dengan meningkatkan arus kekerasan dari 120 A ke 160 A.

2.2 KELEMAHAN

1. Isi journal acuan padat membuat pembaca cepat merasa bosan.

2. Gambar pada journal acaun kurang banyak/kurang banya dibandingkan dengan isi journal.

3. Isi journal acuan tidak tersusun dengan berurutan

4 Dalam buku acuan banyak pengulangan kata ataupun istilah pada pembahasan bab-bab
selanjutnya, sehingga memungkinkan pengguna kesulitan untuk memahami dan akan
kebingungan dalam pengambilan kesimpulan saat membaca.

5. Di dalam journal pembanding tidak ada gambar sebagai keterangan untuk menjelaskan
apa yang dimaksud buku dalam mempermudahkan pembaca dalam memahami materi

6. Didalam journal pembanding kurang dalam dibahas contoh tentang cacat pengelasan
2.3 KELEBIHAN

1. Jurnal dilengkapi dengan contoh sehingga baik untuk dibaca.

2. kalimatnya umum sehingga tidak sulit untuk dimengerti.

3. Contohnya lebih dari satu sehingga mudah dimengerti

4. Buku pembanding mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana dan
juga pembahasannya lengkap.

5. Buku pembanding memberikan penjelasan dan petunjuk yang sangat baik bagaimana
mendesain pembelajaran, memberikan pelajaran kepada peserta didik yang sesuai.

6. Buku pembanding sangat dilengkapi penyebab dan pencegahan cacat las

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Pengelasan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses manufaktur .Proses pengelasan
yang pada prinsipnya adalah menyambungkan dua atau lebih komponen,lebih tepat ditunjukkan untuk
merakit (assembeli) beberapa komponen menjadi satu bentuk mesin.Mengelas tidak lain adalah pekerjaan
paduan dengan cara memberikan panas baik diatas atau dibawah titik cair logam.
Dapat disimpulkan bahwa kekuatan tarik baja karbon rendah tidak mengalami begitu banyak
perubahan.Tetapi beda halnya yang terjadi pada baja karbon tinggi yang mengalami penurunan setelah
dilakukan pengelasan .

3.2 SARAN

Diharapkan agar masyarakat dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa menambah pengetahuan
dan wawasan tentang teknologi pengelasan.Diharapkan bagi penulis lain untuk mencari referensi yang
lebih relevan sebagai bahan dalam pembuatan makalah guna menciptakan tulisan yang lebih bermanfaat.

3.3 DAFTAR PUSTAKA


Bramono. 2010. Pengaruh Masukan Panas Pengelasan Baja Karbon Rendah Terhadap
Kekerasan dan Struktur Mikro.

Anda mungkin juga menyukai