Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL JURNAL REVIEW

TEKNOLOGI PENGELASAN CRITICAL JURNAL REVIEW

MK. Teknologi Pengelasan

Disusun oleh : Prodi S1 Pendidikan Teknik Mesin


(A) Fakultas Teknik
Nama : Ahda Sabila
Skor Nilai:
NIM : 5191121004

Kelas :

PTM - A

Dosen Pengampu :

Drs. Hidir Efendi, M.Pd

S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa dimana atas kasih dan
karunianya yang selalu menyertai kita sekalian sehingga penyusunan Critical Jurnal Review
ini dapat terselesaikan dengan baik.

Critical Jurnal Review ini membantu kita untuk dapat mengetahui lebih dalam lagi
mengenai Pengelasan lebih dalam. Materi yang terdapat dalam penulisan ini mugkin saja
masih memiliki banyak kekurangan, dan oleh sebab itu kami masih masih mengharapkan

Medan, 13 April 2020

Ahda Sabila

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi CJR

Critical jurnal review merupakan suatu bagian dari tugas yang ada pada perkuliahan
yang menggunakan sistem KKNI dimana sistem ini digunakan oleh Universitas Negeri
Medan demi mencapai visi dan misi universitas dan juga agar membangun karakter
mahasiswa universitas negeri medan.

B. Tujuan penulisan CJR

Penyelesaian tugas critical jurnal review ini diselesaikan demi memenuhi penugasan
Critical Jurnal Review pada mata kuliah Teknologi Pengelasan dan tujuan nya ialah agar
dapat menambah wawasan kita mengenai jurnal yang kita kritik yakni dengan mengetahui
apa saja kelebihan dan kekurangan dari jurnal tersebut dan agar kita lebih giat lagi dalam
membaca jurnal.

C. Mafaat CJR

Manfaat yang kita dapatkan ialah kita dapat mengetahui apa saja kelebihandan
kekuranagn jurnal tersebut dan juga kta dapat mengetahuidan mendapatkan ilmu lebih luas
lagi mengenai isi didalam jurnal tersebut dan materi apa saja yang terdapat didalam jurnal
tersebut.

3
BAB II
REVIEW JURNAL

A. Jurnal Utama

No Bagian Keterangan
1 Judul PENGARUH PENGELASAN LOGAM
BERBEDA (AISI 1045) DENGAN (AISI 316L)
TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN
STRUKTUR MIKRO
2 Jenis Jurnal Jurnal Pengelasan
3 Download http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0e2d6e527e5df8c1fa6a6024b6c5baa3.pdf
4 Volume dan Vol.3 No.2 : 191 – 198
Halaman
5 Tahun 2014
6 Penulis Simon Parekke1, Johannes Leonard 2, Abdul Hay Muchsin2
7 Reviewer Ahda Sabila
8 Tanggal 13 April 2020
9 Abstrak Pertumbuhan dan Perkembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin
Penelitian maju dan pesat, tidak dapat dipisahkan dari proses penyambungan logam yang
sejenis atau penyambungan logam tak sejenis.. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pengelasan logam berbeda dengan variasi arus pada
sambungan las (dissimilar metal welding) antara baja AISI 1045 dengan baja
tahan karat AISI 316L. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yaitu
baja AISI 1045 disambung dengan baja AISI 316L menggunakan mesin las
SMAW dan GTAW dengan filer metal E 309M017, tegangan 30 Volt, arus 50
A, 60 A dan 70 A. Jenis sambungan yang digunakan adalah sambungan tumpul
dengan kampuh V tunggal dengan ukuran spesimen 200 mm x 20 mm x 6 mm
sesuai standar ASTM E8. Selanjutnya dilakukan pengujian meliputi pengujian
tarik, kekerasan dan struktur mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus
las berpengaruh terhadap kekuatan tarik baik pengelasan SMAW maupun
GTAW. Kekuatan tarik tertinggi pada pengelasan SMAW sebesar 64,01
kg/mm2 dengan arus 70 A, dan kekuatan tarik terendah 61,97 kg/mm2 pada
arus 50 A. Pengelasan GTAW kekuatan tarik tertinggi sebesar 49,54 kg/mm2
dengan arus 60 A dan kekuatan tarik terendah 46,64 kg/mm2 dengan arus 70 A.
Analisis varians ANOVA SMAW dan GTAW menunjukkan bahwa 99,9% arus
las mempengaruhi kekuatan tarik, dan 0,1% dipengaruhi oleh faktor lain.

4
Pengelasan GTAW menunjukkan bahwa 71,5% arus las mempengaruhi
kekuatan tarik, dan 28,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Kekerasan pengelasan
SMAW tertinggi pada arus 70 A sebesar 22,7 HRC dan kekerasan terendah
pada arus 50 A sebesar 16,5 HRC. Pengelasan GTAW kekerasan tertinggi pada
arus 60 A sebesar 20,5 HRC dan kekerasan terendah pada arus 50 A sebesar
15,9 HRC. Struktur mikro yang terjadi pada arus 50 A didominasi oleh struktur
ferit, sementara pada arus 60 A dan 70 A struktur yang terbentuk adalah perlit
yang berwarna gelap.
- Tujuan Mengetahui pengaruh pengelasan logam berbeda dengan variasi arus pada
Penelitian sambungan las (dissimilar metal welding) antara baja AISI 1045 dengan baja
tahan karat AISI 316L. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yaitu
baja AISI 1045 disambung dengan baja AISI 316L menggunakan mesin las
SMAW dan GTAW dengan filer metal E 309M017, tegangan 30 Volt, arus 50
A, 60 A dan 70 A. Jenis sambungan yang digunakan adalah sambungan tumpul
dengan kampuh V tunggal dengan ukuran specimen 200 mm x 20 mm x 6 mm
sesuai standar ASTM E8. Selanjutnya dilakukan pengujian meliputi pengujian
tarik, kekerasan dan struktur mikro.
- Subjek logam berbeda dengan variasi arus pada sambungan las (dissimilar metal
Penelitian welding) antara baja AISI 1045 dengan baja tahan karat AISI 316L.
- Assesment Menggunakan teknik pengumpulan data
Data
- Kata kunci Pengelasan Berbeda, SMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro
10 Pendahuluan
- Latar Pengelasan logam berbeda adalah suatu proses pengelasan yang dilakukan
Belakang pada dua jenis logam atau paduan logam yang berbeda. Pengelasan logam
berbeda (dissimilar metal welding) merupakan perkembangan dari teknologi
las modern akibat dari kebutuhan akan penyambungan material-material
yang memiliki jenis logam yang berbeda. Pemilihan elektroda dan
penggunaan arus yang tepat serta pemilihan jenis sambungan menurut
standar pengelasan sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil pengelasan
yang sempurna. Metalurgi pengelasan baja tahan karat AISI 316L
disambung dengan baja karbon AISI 1045 dapat dilihat dengan
menggunakan diagram Schaeffler (Sonawan dkk., 2006)
11 Metode Dalam studi ini diperlukan data-data yang mendukung yaitu data primer dan
Penelitian data sekunder, antara lain: lokasi dan tempat penelitian, nahan yang diujikan,
dan beberapa metode pengumpulan data.
5
Hasil Penelitian Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh variasi arus las pada
pengelasan logam berbeda terhadap sifat mekanis termasuk kekuatan tarik
secara signifikan mempengaruhi kekuatan tarik dimana kekuatan tarik tertinggi
pada arus 70 amper sebesar 64,01 kg/mm2 turun sebesar 8,6 % dari kekuatan
tarik base metal 70 kg/mm2. Kekuatan tarik terendah pada arus 50 amper
sebessar 61,97 kg/mm2 turun sebesar 11,5 % dari kekuatan tarik base metal.
Jika ditinjau
dari kekuatan tarik baja karbon sedang yang terdiri dari baja karbon setengah
keras dengan kekuatan tarik 50–60 kg/mm2 dan baja karbon keras dengan
kekuatan tarik sebesar 58 - 70 kg/mm2, maka hasil pengujian ini masih
dikategorikan sebagai baja karbon sedang. Berubahnya harga kekuatan tarik
hasil pengelasan baja karbon sedang dengan baja tahan karat dapat dipengaruhi
oleh keadaan, cara dan prosedur pengelasan, di samping itu juga tergantung
pada tempat pengambilan batang uji (Wiryosumarto, 2006).
Daftar Pustaka
Aggen G., Akstens W Frank., & Allen C. Michael. (2006). ASM Handbook
Volume 1, 10th Edition. Nugroho Sri., Sudiarso W. (2012). Pengaruh PWHT
dan Preheat pada kualitas Pengelasan Dissimilar Metal antara Baja karbon A-
106 dan baja tahan karat A312 TP 304H dengan filler Mtal inconel 82. 14(1):
16-20.
12 Analisis Jurnal
Kelebihan  Penelitian ini dilengkapi dingan table penelitian sehingga data yang
Penelitian ditampilkan lebih akurat.
 Dalam penelitian ini sudah dibuktikan bahwa hasil dari penelitian tersebut
sudah tepat.
Kelemahan Penelitian ini tidak menyertakan teknik pengujian hipotesis secara rinci dengan
Penelitian menggunakan uji Spearman rank,hanya menyajikan hasil olahan dari data saja
serta penyimpulannya.
13 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan tentang
pengaruh pengelasan logam berbeda dengan variasi arus yang digunakan antara
Baja AISI 1045 dengan baja tahan karat AISI 316L dengan menggunakan mesin
las SMAW dan GTAW terhadap sifat mekanis dan sifat fisis, maka dapat
disimpulkan perbandingan kekuatan tarik SMAW dengan pengelasan GTAW
adalah Kekuatan tarik tertinggi pada pengelasan SMAW sebesar 64,01
kg/mm2 pada arus 70 A dan terendah sebesar 61,97 kg/mm2 pada arus 50 A,

6
sementara kekuatan tarik tertinggi pada pengelasan GTAW sebesar 49,54
kg/mm2 pada arus 60 A dan terendah sebesar 46,83 kg/mm2 pada arus 70 A.
Kekerasan pengelasan SMAW tertinggi pada arus 70 A sebesar 22,7 HRC dan
kekerasan terendah pada arus 50 A sebesar 16,5 HRC. Pengelasan GTAW
kekerasan tertinggi pada arus 60 A sebesar 20,5 HRC dan kekerasan terendah
pada arus 50 A sebesar 15,9 HRC. Struktur mikro yang terjadi pada arus 50 A
didominasi oleh struktur ferit, sementara pada arus 60 A dan 70 A struktur yang
terbentuk adalah perlit yang berwarna gelap (Suharno. 2008).
14 Saran Dalam penelitian ini diharapkan lebih dalam lagi dalam membahas pengelasan.

B. Jurnal Pembanding 1

No Bagian Keterangan
1 Judul ANALISIS KEKUATAN TARIK,
KEKERASAN, DAN STRUKTUR MIKRO
PADA PENGELASAN SMAW
STAINLESS STEEL 312 DENGAN VARIASI
ARUS LISTRIK
2 Jenis Jurnal Jurnal Mekanika
3 Download http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Mekanikal/article/viewFile/10466/8247
4 Volume dan Vol. 9 No.1 :814-822
Halaman
5 Tahun 2018
6 Penulis Awal Syahrani, Naharuddin, Muhammad Nur
7 Reviewer Ahda Sabila
8 Tanggal 13 April 2020
9 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi arus listrik dengan
Penelitian metode pengelasan SMAW menggunakan arus 70 A, 90 A, dan 110 A.
Elektroda yang digunakan adalah E312-16 dengan diameter 3.2 mm. Jenis
kampuh yang digunakan adalah kampuh V dengan sudut 600, pengujian yang
dilakukan adalah kekuatan tarik, kekerasan, dan struktur mikro. Penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium Pengujian Bahan Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Tadulako. Hasil pengujian tarik didapatkan nilai kekuatan
tarik pada arus 110 A mempunyai nilai tertinggi yaitu 665,084 Mpa dan
terendah 639,680 Mpa, untuk regangan tarik nilai tertinggi pada arus 110 A
yaitu 32,72 % dan terendah 30,88 %. Untuk modulus elastisitas dengan arus 70
A memiliki nilai tertinggi yaitu 7282,47 Mpa dan terendah pada arus 110 A

7
yaitu 6719,57 Mpa. Nilai rata-rata kekerasan tertinggi terdapat pada arus 110 A
sebesar 221,92 kg/mm2 yang terletak pada daerah logam las. Hasil struktur
mikro daerah HAZ mengalami pertumbuhan butir yang meningkat seiring
dengan kenaikan Heat Input dan terdapat endapan Karbida Chrom yang lebih
sedikit dibandingkan dengan arus yang rendah.
- Tujuan Bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi arus listrik dengan metode
Penelitian pengelasan SMAW menggunakan arus 70 A, 90 A, dan 110 A. Elektroda yang
digunakan adalah E312-16 dengan diameter 3.2 mm. Jenis kampuh yang
digunakan adalah kampuh V dengan sudut 600, pengujian yang dilakukan
adalah kekuatan tarik, kekerasan, dan struktur mikro
- Subjek Kekuatan Tarik, Kekerasan, dan Struktur Mikro Pada
Penelitian Pengelasan Smaw Stainless Steel 312 Dengan Variasi Arus Listrik
- Assesment Menggunakan teknik pengumpulan data dan pengujian bahan
Data
- Kata kunci Arus listrik, SMAW , Stainless Steel 312, kekuatan tarik, kekerasan dan struktur
mikro
10 Pendahuluan
- Latar Perkembangan teknologi saat ini menurut ketersediaannya bahan baku harus
Belakang menjadi bahan jadi untuk peningkatan sumber daya manusia sangat mendukung
akan fasilitas dan aktivitas manusia, misalnya teknologi pengelasan yang akhir-
akhir ini banyak diminati oleh pekerja industri misalnya untuk pekerjaan
konstruksi, mesin industri dan gerbong kereta api (Saad, 2008).
11 Metode Dalam studi ini diperlukan data-data yang mendukung yaitu data primer dan
Penelitian data sekunder, antara lain: lokasi dan tempat penelitian, nahan yang diujikan,
dan beberapa metode pengumpulan data.
Hasil Penelitian Hasil analisis pengujian tarik Stainless Steel 312 mempunyai nilai tegangan tarik
pada proses pengelasan diperoleh nilai tertinggi yaitu pengelasan dengan arus
110 A sebesar 665,084 Mpa dan nilai tegangan terendah yaitu pada pengelasan
dengan arus 70 A sebesar 639,680 Mpa. Untuk regangan tarik atau perpanjangan
nilai tertinggi terdapat pada arus 110 A sebesar 32,72 % dan terendah terdapat
pada arus 70 A yaitu 30,88 %. Dan untuk nilai elastisitas pada proses pengelasan
diperoleh nilai tertinggi terdapat pada arus 70 A sebesar 7282,47 Mpa dan
terendah pada arus 110 A
yaitu 6719,57 Mpa. Sedangkan untuk nilai rata-rata kekerasan tertinggi terdapat
pada spesimen dengan variasi arus 110 A
sebesar 221,92 kg/mm2 yang terletak pada daerah logam las, dan nilai

8
kekerasan terendah pada spesimen dengan variasi arus 70 A sebesar 149,76
kg/mm2 yang terletak pada daerah logam induk. Dari ketiga variasi arus 70 A,
90 A dan 110 A, bahwa pada arus pengelasan 110 A dengan metode
pengelasan SMAW kekuatan sambungan las sangat baik.
Daftar Pustaka
ASM Metal Handbook, Ninth Edition, Volume 3. Stainlees Steel Welding
Guide.

Alip, M., 1989, Teori dan Praktik Las. Jakarta: Proyek pengembangan
lembagaNpendidikan tenaga kependidikan : Jakarta.

Arifin, S. 1997. Las Listrik dan Otogen. Jakarta: Ghalia Indonesia.

AWS.2010. Stainless Steel Fille r M e t al Alloys .

ASTM.2010. Standard Test Methods for Tension Testing of Metallic Materials

Bintoro, G.A. 1999. Dasar-Dasar Pekerjaan Las. Jilid 1. Penerbit Kanisius.


Yogyakarta.

Malau, V., 2003, Diktat Kuliah Teknologi Pengelasan Logam, Yogyakarta.

Santoso, J., 2006, Pengaruh Arus Pengelasan Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Ketangguhan Las
12 Analisis Jurnal
Kelebihan  Penelitian ini dilengkapi dingan table penelitian dan pengujian nya sehingga
Penelitian data yang ditampilkan lebih akurat dan mudah dipahami pembaca
 Dalam penelitian ini sudah dibuktikan bahwa hasil dari penelitian tersebut
sudah tepat.
Kelemahan Penelitian ini tidak menyertakan teknik pengujian nya secara rinci dengan
Penelitian gambaran pengujian tersebut, hanya menyajikan hasil pengujian dari data saja
serta penyimpulannya.
13 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh variasi arus
listrik pada pengelasan SMAW terhadap material Stainless Steel 312 maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1). Hasil analisis pengujian tarik Stainless Steel 312 mempunyai nilai tegangan
tarik pada proses pengelasan diperoleh nilai tertinggi yaitu pengelasan dengan
arus 110 A sebesar 665,084 Mpa dan nilai tegangan terendah yaitu pada

9
pengelasan dengan arus 70 A sebesar 639,680 Mpa. Untuk regangan tarik atau
perpanjangan nilai tertinggi terdapat pada arus 110 A sebesar 32,72 % dan
terendah terdapat pada arus 70 A yaitu 30,88 %. Dan untuk nilai elastisitas pada
proses pengelasan diperoleh nilai tertinggi terdapat pada arus 70 A sebesar
7282,47 Mpa dan terendah pada arus 110 A yaitu 6719,57 Mpa. Sedangkan
untuk nilai rata-rata kekerasan tertinggi terdapat pada spesimen dengan variasi
arus 110 A sebesar 221,92 kg/mm2 yang terletak pada daerah logam las, dan
nilai kekerasan terendah pada spesimen dengan variasi arus 70 A sebesar 149,76
kg/mm2 yang terletak pada daerah logam induk. Dari ketiga variasi arus 70 A,
90 A dan 110 A, bahwa pada arus pengelasan 110 A dengan metode pengelasan
SMAW kekuatan sambungan las sangat baik.
2). Struktur mikro pada daerah HAZ dapat dilihat bahwa semakin besar arus
yang digunakan maka pertumbuhan butir akan semakin tinggi dan terdapat
endapan Karbida Chrom yang lebih sedikit dibandingkan dengan arus yang
rendah, jika endapan Karbida Chrom semakin banyak maka akan terjadi
penurunan sifat tahan karat dan sifat mekaniknya. Dan pada logam las
menghasilkan struktur ferit Vermicular dan Lathy , dengan meningkatnya arus
pengelasan yang digunakan menyebabkan ukuran dendrit membesar dan jarak
antara dendrit bertambah dibandingkan dengan arus pengelasan yang rendah
14 Saran Dalam penelitian ini diharapkan lebih membuktikan gambaran pengujiannya
agar mudah dipahami dan diharapkan jurnal ini lebih dalam lagi dalam
membahas pengelasan.

C. Jurnal Pembanding 2

No Bagian Keterangan
1 Judul PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK
PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN
TARIK DAN STRUKTUR MIKRO LAS
SMAW DENGAN ELEKTRODA E7016
2 Jenis Jurnal Jurnal Pengelasan
3 Download http://journal.um.ac.id/index.php/teknik-mesin/article/view/5361
4 Volume dan vol. 23, no. 1 : 56-64
Halaman
5 Tahun 2015
6 Penulis Trinova Budi Santoso, Solichin Solichin, Prihanto Trihutomo

10
7 Reviewer Ahda Sabila
8 Tanggal 13 April 2020
9 Abstrak Pengelasan (welding) adalah teknik penyambungan logam dengan cara
Penelitian mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa
logam penambah dan menghasilkan logam kontinyu. Di dalam dunia teknik
pengelasan atau dunia industri saat ini baja karbon rendah merupakan salah
satu logam yang sering digunakan dalam pembangunan konstruksi. Salah
satu masalah yang sering terjadi dalam penggunaan baja sebagai bahan dasar
konstruksi adalah baja mempunyai sifat yang mudah mengalami patahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sifat mekanik dan
struktur mikro serta hubungan keduanya hasil pengelasan SMAW dengan
variasi kuat arus pengelasan menggunakan elektroda E7016. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian eksperimental dan jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif. Untuk memperoleh hasil tentang analisis
besarnya kekuatan tarik dan struktur mikro baja karbon rendah yang telah
mengalami pengelasan SMAW dengan variasi kuat arus, data yang diperoleh
dianalisis menggunakan analisis deskriptif, yakni menjabarkan perbandingan
spesimen yang diberi perlakuan secara berbeda-beda ketika proses
pengelasannya. Nilai dari hasil uji kekuatan tarik setiap kelompok di rata-
rata kemudian di bandingkan dengan nilai rata-rata uji kelompok yang lain.
Hasil perbandingan uji kekuatan tarik dan kelompok kemudian di analisis.
Setiap variasi kuat arus diambil 1 spesimen struktur mikro pada HAZ, logam
las dan logam induk. Objek penelitian pengelasan yang dipakai adalah baja
karbon rendah. Spesimen uji kekuatan tarik mengacu pada standar ASTM
E8/E8M-09. Hasil penelitian diperoleh Kekuatan tarik sambungan las raw
material 36,711 kgf/mm2. nilai kekuatan tarik dengan kuat arus pengelasan
100 Amper mengalami penurunan yaitu 31,863 kgf/mm2. Sedangkan dengan
kuat arus pengelasan 125 Amper mengalami kenaikan 40,827 kgf/mm2.
Pada kuat arus pengelasan 150 Amper mengalami kenaikan 48,503 kgf/mm2
Struktur mikro logam induk terdiri dari perlit dan ferrit, struktur mikro
daerah HAZ. Struktur mikro daerah HAZ dan logam las dengan kuat arus
pengelasan 150 Ampere terdiri dari bainit dan widmanstatten ferrite. Struktur
mikro daerah HAZ dan logam las dengan kuat arus pengelasan 100 dan 125
Ampere terdiri dari asutenit sisa dan widmanstatten ferrite.

11
- Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sifat mekanik dan
Penelitian struktur mikro serta hubungan keduanya hasil pengelasan SMAW dengan
variasi kuat arus pengelasan menggunakan elektroda E7016.
- Subjek Objek penelitian pengelasan yang dipakai adalah baja karbon rendah
Penelitian
- Assesment Melakukan penelitian eksperimental
Data
- Kata kunci sifat mekanik, struktur mikro, pengelasan SMAW, baja karbon rendah
Pengembangan
10 Pendahuluan
- Latar Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak
Belakang dapat dipisahkan dari pengelasan karena mempunyai peranan penting dalam
rekayasa dan reparasi logam. Pembangunan konstruksi dengan logam pada
masa sekarang ini banyak melibatkan unsur pengelasan khususnya bidang
rancang bangun karena sambungan las merupakan salah satu pembuatan
sambuatan sambungan yang secara teknis memerlukan ketrampilan yang
tinggi bagi pengelasnya agar diperoleh sambungan dengan kualitas baik.
Pengelasan (welding) adalah teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa
logam penambah dan menghasilkan logam kontinyu (Siswanto, 2011).
Lingkup penggunaan JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1,
APRIL 2015 57 teknik pengelasan dalam konstruksi sangat luas meliputi
perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, sarana transportasi, rel, pipa
saluran dan lain sebagainya.
11 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental dan jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian jenis eksperimental
untuk memperoleh deskripsi tentang pengaruh variasi kuat arus pengelasan
terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro pada pengelasan baja karbon
rendah
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengujian tarik baja karbon rendah yang telah mengalami
proses pengelasan SMAW dengan variasi kuat arus pengelasan 100 A, 125A,
dan 150 A diperoleh angka kekuatan tarik baja karbon rendah. Dan terdapat
perbedaan rerata kekuatan tarik, kekuatan luluh dan kekuatan saat patah pada
masing-masing variasi kuat arus pengelasan. Hasil rerata tertinggi rerata
kekuatan tarik, kekuatan luluh dan kekuatan saat patah, terjadi pada

12
penggunaan kuat arus pengelasan 150 A sebesar 48,503 kgf/mm2; 30,373
kgf/mm2; dan 33,485 kgf/mm2. Sedangkan hasil rerata terendah kekuatan
tarik, kekuatan luluh dan kekuatan saat patah, terjadi pada penggunaan kuat
arus 100 A sebesar 31,863 kgf/mm2; 16,024 kgf/mm2; 23,907
Daftar Pustaka Sindo, Kou. 2002. Welding Metallurgy (2nd Ed.). New York: John Wiley &
Sons, Inc. Siswanto. 2011. Konsep Dasar Teknik Las (Teori dan Praktik).
Jakarta : P.T. Prestasi Pustakarya. Suherman. 1987. Ilmu Logam I. Institut
Teknologi Sepuluh November : Surabaya.
Widharto, Sri. 2003. Petunjuk Kerja Las. Jakarta: Pradnya Paramita.
Wiryosumarto. 2000. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta : Pradnya
Paramita Zainuri, A. Muhib. 2008. Kekuatan bahan. Yogyakarta. Penerbit
Andi.

12 Analisis Jurnal
Kelebihan  Penelitian ini dilengkapi dingan table penelitian sehingga data yang
Penelitian ditampilkan lebih akurat.
 Dalam penelitian ini sudah dibuktikan bahwa hasil dari penelitian
tersebut sudah tepat.
Kelemahan Penelitian rumit dipahami apabila pembaca belum mengerti perhitungan arus
Penelitian listrik, maka sebaiknya penelitian ini disertakan dengan cara pencarian yang
rinci..
13 Kesimpulan Variasi kuat arus pengelasan memberikan pengaruh terhadap nilai kekuatan
tarik sambungan las. Kekuatan JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23,
NO. 1, APRIL 2015 63 tarik sambungan las raw material 36,711
kgf/mm2. nilai kekuatan tarik dengan kuat arus pengelasan 100 Ampere
mengalami penurunan yaitu 31,863 kgf/mm2. Sedangkan dengan kuat arus
pengelasan 125 Ampere mengalami kenaikan 40,827 kgf/mm2. Pada kuat
arus pengelasan 150 Ampere mengalami kenaikan 48,503 kgf/mm2. Variasi
kuat arus pengelasan memberikan pengaruh terhadap struktur mikro daerah
HAZ dan logam las. Struktur mikro logam induk terdiri dari perlit dan ferrit,
struktur mikro daerah HAZ. Struktur mikro daerah HAZ dan logam las
dengan kuat arus pengelasan 150 Ampere terdiri dari bainit dan
widmanstatten ferrite. Struktur mikro daerah HAZ dan logam las dengan
kuat arus pengelasan 100 dan 125 Ampere terdiri dari asutenit sisa dan

13
widmanstatten ferrite. Dari hasil penelitian jika pengelasan SMAW
menggunakan elektroda E.7016 maka kuat arus yang direkomendasikan
adalah 150 Ampere.

14 Saran Bagi industri pengelasan: (a) Perlu diperhatikan tentang pemilihan elektroda
pada pengelasan SMAW agar mendapatkan hasil las dengan sifat mekanik
yang baik. Disarankan menggunakan elektroda E7016 untuk mengahasilkan
sambungan las dengan kekuatan tarik yang baik; (b) Perlu diperhatikan
tentang pemilihan kuat arus pada pengelasan SMAW agar mendapatkan hasil
las dengan sifat mekanik yang baik. Disarankan menggunakan kuat arus 150
Ampere untuk mengahasilkan sambungan las dengan kekuatan tarik yang
baik. Bagi peneliti selanjutnya: (a) Perlu penelitian lebih lanjut tentang
pengaruh variasi kuat arus pada pengelasan SMAW untuk menghasilkan
sifat mekanik seperti kekerasan, kekuatan tekuk, kekuatan tarik dan lain-lain
untuk mengahasilkan produk las yang baik; (b) Perlu penelitian dengan
spesimen lebih banyak sehingga mendapatkan hasil yang lebih teliti.

14
BAB III

PEMBAHASAN

A.     KELEBIHAN JURNAL

·         Kelebihan  Jurnal Utama

Kelebihan Jurnal ini jika dibandingkan dengan jurnal pembanding 1 Dan pembanding
2 memiliki beberapa kelebihan. Adapun beberapa point yang menunjang kelebihan
jurnal utama ini adalah antara lain:

 Pengujian tentu disesuaikan dengan standard SNI.


 Memuat secara spesifik data Penelitian ini dilengkapi dingan table penelitian sehingga
data yang ditampilkan lebih akurat.
 Dalam penelitian ini sudah dibuktikan bahwa hasil dari penelitian tersebut sudah
tepat.
 Data  dalam jurnal ini lebih memperlihatkan hasil perhitungan kekuatan tarik rata-rata
hasil pengelasan SMAW dan GTAW dengan variasi arus sebagai berikut yaitu 50
amper kekuatan tariknya 61,97 kg/mm2 , 60 amper kekuatan tariknya 62,96 kg/mm2
dan 70 amper kekuatan tariknya 64,01 kg/mm2 untuk pengelasan SMAW dan untuk
pengelasan GTAW yaitu 50 amper 49,42 kg/mm2, 60 amper kekuatan tariknya 49,54
kg/mm2 dan 70 amper kekuatan tariknya 46,83 kg/mm2.
 Jurnal ini juga menunjukkan hubungan antara arus las dengan kekuatan tarik. Terlihat
bahwa semakin tinggi arus las, maka akan diikuti oleh naiknya kekuatan tarik.
 Dalam jurnal ini juga menjelaskan secara rinci, jelas dengan padat, sehingga mudah
untuk dipahami.

Kelebihan Jurnal Pembanding 1

Kelebihan Jurnal ini jika dibandingkan dengan jurnal utama dan jurnal pembanding
2 tidak jauh beda banyak nya kelebihan. Adapun beberapa point yang menunjang
kelebihan jurnal utama ini adalah antara lain:

 Memuat secara spesifik data Penelitian ini dilengkapi dingan table penelitian sehingga
data yang ditampilkan lebih mudah dipahami
 Dalam penelitian ini sudah dibuktikan bahwa hasil dari penelitian tersebut sudah
tepat.

15
 Data  dalam jurnal ini lebih memperlihatkan hasil perhitungan analisis pengujian
Tarik Stainles Steel 312 mempunyai nilai tegangan tarik pada proses pengelasan
diperoleh nilai tertinggi yaitu pengelasan dengan arus 110 A sebesar 665,084 Mpa
dan nilai tegangan terendah yaitu pada pengelasan dengan arus 70 A sebesar 639,680
Mpa. Untuk regangan tarik atau perpanjangan nilai tertinggi terdapat pada arus 110 A
sebesar 32,72 % dan terendah terdapat pada arus 70 A yaitu 30,88 %. Dan untuk nilai
elastisitas pada proses pengelasan diperoleh nilai tertinggi terdapat pada arus 70 A
sebesar 7282,47 Mpa dan terendah pada arus 110 A yaitu 6719,57 Mpa. Sedangkan
untuk nilai rata-rata kekerasan tertinggi terdapat pada spesimen dengan variasi arus
110 A sebesar 221,92 kg/mm2 yang terletak pada daerah logam las, dan nilai
kekerasan terendah pada spesimen dengan variasi arus 70 A sebesar 149,76 kg/mm2
yang terletak pada daerah logam induk. Dari ketiga variasi arus 70 A, 90 A dan 110
A, bahwa pada arus pengelasan 110 A dengan metode pengelasan SMAW kekuatan
sambungan las sangat baik
 Jurnal ini juga menunjukan bagaimana Hasil struktur mikro daerah HAZ mengalami
pertumbuhan butir yang meningkat seiring dengan kenaikan Heat Input dan terdapat
endapan Karbida Chrom yang lebih sedikit dibandingkan dengan arus yang rendah.

Kelebihan Jurnal Pembanding 2

Kelebihan Jurnal ini jika dibandingkan dengan jurnal utama dan jurnal pembanding
1 tidak jauh beda banyak nya kelebihan. Adapun beberapa point yang menunjang
kelebihan jurnal utama ini adalah antara lain:

 Memuat secara spesifik data Penelitian ini dilengkapi dingan table penelitian sehingga
data yang ditampilkan lebih mudah dipahami
 Dalam penelitian ini sudah dibuktikan bahwa hasil dari penelitian tersebut sudah
tepat.
 Jurnal ini dapat membantu kita dala pengelasan sepeti melakukan pengelasan dengan
pengelasan SMAW menggunakan elektroda E.7016 maka kuat arus yang
direkomendasikan adalah 150 Ampere
 Jurnal ini memiliki kelebihan lainnya seperti adanya hasil pengamatan dari penelitian
yang dilakukan.
 Jurnal ini banyak menjelaskan bagaimana sifat mekanik dan struktur mikro serta
hubungan keduanya hasil pengelasan SMAW dengan variasi kuat arus pengelasan
menggunakan elektroda E7016

16
B.      KEKURANGAN JURNAL

Secara garis besar jurnal tentu masih ada kekuangan meski sempurna apapun, Adapun
ada beberapa poin kekurangn dari jurnal ini

 Jurnal utama tidak menyertakan teknik pengujian hipotesis secara rinci,hanya


menyajikan hasil olahan dari data saja serta penyimpulannya. Dalam penelitian ini
diharapkan lebih dalam lagi dalam membahas pengelasan. Dan Jurnal ini tidak
menyertakan teknik pengujian nya secara rinci dengan gambaran pengujian tersebut,
hanya menyajikan hasil pengujian dari data saja serta penyimpulannya.
 Penelitian rumit dipahami apabila pembaca belum mengerti perhitungan arus listrik,
maka sebaiknya penelitian ini disertakan dengan cara pencarian yang rinci. Namun
hanya Jurnal pembanding 2 saja yang menyajikan penelitian secara rinci dengn
adanya bukti pengamatan/ penelitian.

17
BAB IV

PENUTUP

A.       KESIMPULAN

Dari hasil kritikan diatas dapat kita simpulkan bahwa Jurnal ini sudah masuk dalam
kategori Jurnal yang baik meskipun hanya orang orang tertentu yang dapat memahaminya
karena memang jurnal ini ditujukan kepada orang orang yang menegerti tentang bidang yang
diteliti. Jurnal ini layak untuk dipelajari dan memang penyampaian nya baik, namun setiap
ada kelebihan pasti ada kekurangan sama halnya seperti Jurnal ini, dalam setiap pekerjaan
pasti ada satu atau dua kesalahan yang perlu di telaah lebih dalam lagi sehingga dapat
menajdi lebih baik lagi.

B.       SARAN

Besar harapan kami akan menjadi lengkapnya Jurnal ini dikemudian hari maka dari
itu penulis diharapkan mampu menerima kritik dan saran dari para pembaca. Saran kami
adalah penulis diharapkan dapat mengembangkan Jurnal ini menjadi lebih baik sehingga
lebih menarik minat pembaca. Kekurangan yang telah disampaikan kiranya dapat
diminimalisir Sehingga junal ini menjadi lebih baik.

Bagi industri pengelasan perlu diperhatikan tentang pemilihan elektroda pada


pengelasan SMAW agar mendapatkan hasil las dengan sifat mekanik yang baik. Disarankan
menggunakan elektroda E7016 untuk mengahasilkan sambungan las dengan kekuatan tarik
yang baik, dan perlu diperhatikan tentang pemilihan kuat arus pada pengelasan SMAW agar
mendapatkan hasil las dengan sifat mekanik yang baik. Disarankan menggunakan kuat arus
150 Ampere untuk mengahasilkan sambungan las dengan kekuatan tarik yang baik. Bagi
peneliti selanjutnya, serta perlu penelitian lebih lanjut tentang pengaruh variasi kuat arus pada
pengelasan SMAW untuk menghasilkan sifat mekanik seperti kekerasan, kekuatan tekuk,
kekuatan tarik dan lain-lain untuk mengahasilkan produk las yang baik.

18

Anda mungkin juga menyukai