Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK RIPORT

PENGELASAN LANJUT
(Drs. Hidir Efendi, M. Pd)

Disusun oleh:

1. NIKO MAHYUDI (5183121014)


2. SARMAN SYAH GULO (5192121003)
3. REIHAN DAFFA LUBIS (5181121015)
4. MHD.HARDIAN S. DAULAY (5181121015)
5. MANGASI SINAGA ( 5181121006 )

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DESEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Teknologi Pengelasan ini tepat pada
waktunya.CBR ini membahas tentang pemahaman matematika terapan untk pembaca.

Meskipun saya telah berusaha menyelesaikan tugas ini dengan sebaik mungkin ,saya menyadari
bahwa tugas ini masih memiliki kekurangan.Oleh karena itu,saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam
penyusunan makalah ini.

Akhir kata,saya ucapkan terimakasih.

Medan, DESEMBER 2021

KELOMPOK
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Manfaat

BAB II. PEMBAHASAN

3.1 Buku acuan

3.2 Buku pembanding

3.3 Kelemahan

3.4 Kelebihan

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

4.3 Daftar Pustaka


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seorang mahasiswa harus peka terhadap perkembanga zaman dan informasi yang
ada disekitarnya.Berbagai cara dapat didakukan untuk mendapatkan informasi,salah
satunya adalah dengan membaca buku.Membaca adalah suatu kegiatan yang sangat
penting bagi seorang mahasiswa dalam proses belajarnya.Tidak hanya membaca
buku,seorang maha siswa juga harus dapat menilai buku yang dibacanya apakah sudah baik
atau bekum.Kegiatan penilaian ini dapat kita sebut dengan dengan”Critical Book
Riport”.Critical Book Review” dapat dilakukan mahasisiwa secara sederhana.Sebelum
melakukan penilaian mahasisiwa harus terlebih dahulu memahami isi buku yang dikritik
kemudian dapat membandingkannya dengan buku lain sebagai pembanding untuk menilai
buku yang dikritik.

1.2 TUJUAN PENULISAN CRITICAL BOOK REPORT

1) Untuk mengetahui isi buku dengan cara membuat ringkasan.

2) Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan buku yang dikritik.

3) Untuk mengetahui perbandingan buku yang di kritik dengan buku lain.

1.3 MANFAAT PENULISAN CRITICAL BOOK REPORT

1) Agar menambah wawasan melalui isi buku yang diringkas.


2) Agar menngetahui keunggulan dan kelemahan buku yang dikritik
3) Agar mengetahui perbandingan buku yang dikritik dengan buku yang lain.
BAB II

PEMBAHASAN

3.1 Buku Acuan

TEKNOLOGI PENGELASAN

Proses pengelasan dibagi dalam 2 kategori utama ,yaitu pengelasan lebur dan pengelasan
padat.Pengelasan lebur menggunakan panas untuk melebur permukaan yang akan
disambungkan.Beberapa operasi menggunakan logam pengisi dan yang lain tanpa logam
pengisi.Pengelasan padat proses penyambungannya menggunakan panas dan /atau tekanan,tetapi
tidak terjadi peleburan pada logam dasar dan tanpa penambahan logam pengisi .

Pengelasan lebur dapat dikelompokkan sebagai berikut :

- Pengelasan busur (are weelding,AW),


- Pengelasan resistansi listrik (resistance weelding,RW)
- Pengelasan gas (axyfuel gas weelding ,OFM),
- Proses pengelasan lebur yang lain

1. Pengelasan Busur

pengelasan busur adalah pengelasan lebur dimana penyatuan logam dicapai dengan menggunakan
panas dari busur listrik .Busur listrik timbul adanya pelepasan muatan listrik melewati celah dalam
rangkaian ,dan panas yang dihasilkan akan menyebabkan gas pada celah tersebut mengalami
ionisasi (disebut plasma).Untuk menghasilkan busur dalam pengelasan busur,electrode disentuh
kan dengan benda kerja dan secara cepat dipisahkan dalam jarak yang pendek .Energi listrik dari
busur dapat menghasilkan panas dengan suhu 10000°F(5500°C) atau lebih,cukup panas untuk
melebur logam .Genangan logam cair ,terdiri atas logam dasar dan logam pengisi (bila digunakan)
,terbentuk didekat ujung electrode kebanyakan proses pengelasan busur ,logam pengisi
ditambahkan selama operasi untuk menambah volume dan kekuatan sambungan las-an.Karena
logam pengisi dilepaskan sepanjang sambungan,genangan las-an membeku dalam jaluran
berombak.Pergerakan electrode relative terhadap benda kerja dapat dilakukan secara manual atau
dengan bantuan peralatan mekanik(pengelasan).
2. Teknologi Pengelasan Busur

a. Elektroda

Elektroda dapat diklasifikasikan sebagai:

- Elektroda terumpan (comsumabel electrodes),dan


- Elektrode tak terumpan(non consumable electrodes).

Elektrode

Elektrode atau kawat las ialah suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan listrik
yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala.

Banyak orang yang berpikir bahwa kawat las hanya memiliki satu jenis saja. Apapun barang yang
dilas, maka jenis las dan bentuk kawatnya pun hanya itu-itu saja. Padahal sebenarnya, terdapat
banyak sekali jenis kawat las yang biasa dipanggil elektrode di pasaran. Satu jenis eletroda ini
dipakai khusus untuk suatu pekerjaan pengelasan. Elektrode atau kawat las ini menentukan
seberapa besar arus listrik yang pas untuk suatu pengerjaan pengelasan. Elektrode sendiri memiliki
berbagai kode spesifikasi yang dapat kita lihat pada kardus pembungkus kawat las. Kebanyakan
pengelas biasanya menggunakan insting, pengalaman, dan kebiasaan dalam menentukan kawat las
dan besarnya arus listrik, namun, kita dapat mengenal beberapa kode yang tertulis dalam bungkus
elektrode atau kawat las, khususnya yang memiliki tipe SMAW.

Kebanyakan masyarakat awam yang tidak memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai dunia
pengelasan berpikir bahwa hanya ada satu kawat las saja. Tidak banyak yang mengetahui bahwa
sebenarnya ada berbagai jenis kawat las yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan untuk
jenis material yang berbeda. Perbedaan yang ada di antara berbagai jenis kawat las listrik atau yang
sering juga disebut elektrode ini terletak pada berbagai hal termasuk juga besaran arus listrik yang
akan dipergunakan dalam proses pengelasan. Material yang berbeda membutuhkan besaran arus
listrik yang berbeda pula untuk memberikan hasil las yang paling pas, sesuai dengan kebutuhan
yang ada.
3. Sumber Daya Dalam Pengelasan Busur

Sumber daya dalam pengelasan busur ,dapat berupa:

- arus searah (direct current ,DC),atau


- arus bolak-balik (alternating current ,AC).

Mesin las yang menggunakan arus bolak-balik lebih murah harga dan biaya
pengoperasiannya ,tetapi umumnya terbatas pemakainnya henya untuk pengelasanlogam
ferrous.Mesin las yang menggunakan arus searah dapat dipakai untuk semua jenis logam
dengan hasil yang baik dan umumnya busur listrik dapat dikendalikan dengan lebih baik
pula.

Dalam semua proses pengelasan ,daya yang digunakan untuk menjalankan pengoperasian
dihasilkan dari arus listrik I yang melewati busur dan tegangan E.Daya ini dokonfersikan
menjadi panas ,tetapi tidak semuna panas ditrasfer kepermukaan benda kerja,karena
adanya kebocoran daya dalam penghantar ,adanya radiasi,percikan nyala api,dan
sebagainya sehingga mengurangi jumlah panas yang dapat dimanfaatkan .Efisiensi
transformasi panas(heat transfer effisienci) fi berbeda untuk setiap proses pengelasan
busur .Pengelasan dengan menggunakan electrode terumpan memiliki efisiensi yang lebih
besar dibandingkan dengan electrode tak terumpan ,karena sebagian besar panas yang
dihasilkan digunakan untuk melebur electrode dan benda kerja .
4. Pengelasan Gas

Dalam proses pengelasan gas ,panas diperoleh dari hasil pembakaran gas dengan oksigen sehingga
menimbuelan nyala api ddengan suhu yang dapat mencairkan logam dasar dan logam logam
pengisi. Pengelasan gas juga serinng digunakan untuk proses pemotongan logam .Gas yang lazim
digunakan adalah gas alam,asetilen,dan hydrogen.diantara ketiga gas ini yang paling sering
dipakai adalah gas asetilen,sehingga pengelasaan gas pada umumnya diartikan sebagai pengelasan
opsi asetilen (oxyasetilene weeling,OAW).

Pengelasan Opsi-Asetilen

Pengelasan opsi asetilen merupakan proses pengelasan lebur dengan menggunakan nyala
api dengan menggunakan nyala api temperature tinggi yang diperoleh dari hasil
pembakaran gas asetilen dengan oksigen. Nyala api diarahkan oleh ujung pembakar
(weelding torch tip).Pengelasan dapat dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi ,dan
tekanan kadang-kadang digunakan untuk menyatukan kedua permukaan benda kerja yang
akan disambung .Bila digunakan logam pengisi ,maka komposisi logam pengisi harus sama
dengan komposisi logam dasar .Logam pengisi sering dilapisi dengan fluks,uuntuk
membantu membersihkan permukaan dan melindungi las-an agar tidak terjadi oksidasi
.Nyala api dalam pengelasan oksi-asetilen dihassilkan oleh reaksi kimia-asetilen (C2H2)
dan oksigen (O2) dalam dua tahapan.

C2H2 +𝑂2 → 2𝐶𝑂 + 𝐻2 + panas

Hasil reaksi tersebut mudah terbakar ,sehingga menyebabkan reaksi yang tahapan kedua.

2𝐶𝑂 + 𝐻2 + 1,5𝑂2 → 2𝐶𝑂2 + 𝐻2𝑂 + 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠.

Dua tahapan pembakaran dapat dilihat dalam emisi nyala api oksi asetilen yang keluar dari
ujung pembakar .Bila campuran oksigen dan asetilen 1:1 ,seperti yang dijelaskan pada
formula reaksi kimia diatas ,nyala api yang dihasilkan dikenal sebagai nyala netral.
3.2 Buku Pembanding

Pendalaman Materi Teknik Pengelasan

Uraian Materi

Pemeriksaan dan pengujian kualitas serta kekuatan sambungan las sangat penting
dilakukan.Proses pemeriksaan dan pengujian las juga sangat penting untuk memastikan kualitas
yang sama pada semua hasil proses pengelasan .

Standard pemeriksaan dan pengujian las sangat bervariasi tergantung akan digunakan untuk apa
dan bagaimana penggunaannya. Secara garis besar pengujian las diklasifikasikan kedalam dua
jenis, yaitu:

1. Pengujian Tidak Merusak (Nondestruktif Testing / NDT)


Jika pengujian dilakukan dengan metode NDT sambungan las tidak dipotong-potong
,bengkok ,atau metode merusak lainnya.Jika lasan baik maka dapat digunakan ,karena tidak
dirusak.Ada beberapa metode pengujian tidak merusak,meliputi :
a. Fluorescent and Dye Penetrant Test
Metode pengujian ini cukup sensitive digunakan untuk mengetahui cacat yang
sangat kecil /lembut seperti cracks ,porosity,dan incomplete fusion.Metode ini
sangat efektif jika cacat terjadi dipermukaan lasan.Untuk melakukan pengujian ini.
Pertama-tama oleskan miyak dasar kemudian larutan penetran pada area
pengelasan.Larutan penetran akan masuk kebagian lasan yang mengalami cacat
dengan prinsip capilerisasi .Jika penetran sudah membasahi permukaan lasan
bersihkan dengan pembersih yang direkomendasikan.

b. Magnetik Perticle Test


Selama melakukan MPT ,welding inspector menggunakan arus listrik tegangan
tinggi untuk menciptakan medan magnet dibenda uji/lasan.Untuk mempermudah
melihat cacat dapat digunakan serbuk beredar atau berwarna.Tergantung arus yang
digunakan,sangat mungkin untuk menbuat medan magnet seluas luassan
lambuangan lasan.Cacat diarea lasan akan dipotong oleh medan magnet dan
membentuk apa yang disebut dengan leakage field/ bidang kebocoran.
c. Radiografik (X-Ray) Test
Pengujiaan dengan sinar X/X-Ray Test digunakan untuk menemukan cacat
pengelasan atau permasalahan struktur material dalam lasan .Peralatan pengujian
radiografi menggunakan gelombang pendek radiasi (X-Ray,Gamma Rais) dan
relative mahal.Biaya extra untuk melatih operator peralatan dan pengiterpretasi
hasil penyinaran.Jadi pengujian lasan dengan metode radiografi direkomendasikan
dilaksanakan jika kualitas dan kuantitas pekerjaan pengelasan sepadan harganya .

d. Weld Reheating
Menggunakan torch untuk memanaskan ulang lasan ,berfungi untuk menguji
tingkat kecerahan cahaya yang terjadi yang mungkin tidak tahan tekanan.Lubang
torch besar digunakan untuk memanaskan logam lasan.Persamaan dengan proses
pemanasan,akan terbentuk garis gelap yang tidak terputuh sepanjang area
pemanasan .Hal tersebut terjadi masukan panas kejalur lasan dan kesekitar logam
kerja. Setelah masukan panas sedang lasan yang solid akan ditunjukkan oleh warna
gelap / hitam sepanjang jalur lasan. Cacat(blowholes ,incomplete
fusion,poorpenetration ) akan ditunjukkan dengan warna terang .

e. Sectional Test / Trepanning


Sectional Test biasa jiga disebut trepanning adalah proses pemeriksaan hanya pada
satu bagian dari keseluruhan pengelasan .Bagian kecil tadi akan dilakukan
pengujian dengan satu atau lebih metode pengujian tidak merusak .Kemudian
setelah selesai dapat disambung kembali dengan bagian utama .Contoh ,proses
pengujian ketahanan permukaan terhasap asam sering digunakan dalam pengujian
sectional .Uji impact dan uji tegangan dapat dilakukan juga pada section test.

2. Pengujian Merusak (Destruktif Testing / DT)


Dalam destuktif test (DT) lasan harus dipotong, bengkok atau dirusak untuk diuji .Dengan
kata lain harus dirusak.DT digunakan untuk menguji dan mengkualifikasikan proses
pengelasan ,prosedur,welder dan material,juga menguji prodek akhir.DT termasuk
didalamnya adalah fracture test ,tensile test,end metalografik test.

a) Fracture test
Fractures adalah jenis pengujian merusak paling efektif ,murah dan metode yang
banyak digunakan untuk mengecek kualitas secara umum .Dapat dilakukan dengan
mudah ditempat kerja dan welder dapat membuat beberapa pengujian setiap hari
selama pekerjaan kontruksi berat .

b) Tensile Test
Pengujian tipe ini digunakan untuk menguji kekuatan sambungan las .Memeriksa
potongan pengujian tarik dapat mengungkap berbagai cacat seperti halnya
pengujian patah .Namun pengujian tarik tidak digunakan pada pekerjaan produksi
,tapi digunakan untuk menguji contoh proses dan prosedur pengelasan .Ide yang
baik untuk menguji sample las baik dengan atau tanpa menggunakan manic l,as
.Ketika ada penguatan manik las kegagalan sambungan terjadi diluar jalur
lasan,kecuali cacat las telah membuat lasan sangat lemah.

c) Metalografik Test
Metalografik Test memberikan cara yang sangat bagus untuk menguji struktur dan
kualitas sambungan las .Namun demikian sumber daya manusia yang terlatih dan
peralatan harus mendukung.Pengujian ini harus digunakan untuk menguji proses
pengelasan prosedur,dan untuk menguji lebih lanjut cacat yang ditemukan metode
pengujian lainnya .
Metalografi test dibagi menjadi dua tipe ,yaitu macroexamination dan
microexamination. Macroexamination dimaksud melihat contoh lasan tanpa
pembesaran atau dengan lensa pembesaran kurang dari 20 x sedangkan
mecroexamination digunakan lensa pembesar lebih dari 20 x.
Untuk melihat dengan jelas ukuran butir dan strutur butir ,bersama dengan ukuran
dan bentuk lasan ,zona yang terkena panas ,sample harus di etsa dengan larutan etsa
metalografi seperti asam asetat .
3. Setelah memahami metode –metode pemeriksaan dan pengujian sambungan las,berikut
akan dijelaskan jenis-jenis cacat las berikut dengan penyebab dan cara mengetasinya
.Jenis-jenis cacat terebut dapat diketahui dengan metode pemeriksaan fisual inspection.

Jenis dan Klasifikasi Cacat pengelasan.


Cacat pengelasan dapat diklasifikasikan kedalam 5 jenis ,( visual inspections ) yaitu:
a. Cracks (Retakan)
Ketidaksempurnaan yang dihasilkan oleh pecah local dalam keadaan padat yang
disebabkan oleh efek pendinginan atau tekanan .Retak lebih signifikan terjadi
dibanding imperfection lainnya ,sebagai geometri mereka menghasilkan
konsentrasi tegangan yang sangat besar diujung retakan.
Tipe retakan:
• Retak longitudinal/memanjang
• Retak transferse /melintang
• Retak radiating /memancar
• Retak cranter / kawah
• Retak brencing / percabangan
Retakan dapat terjadi pada:

• Logam lasan
• Daerah HAZ
• logam induk
Dilihat dari sifat retakan ,terbagi menjadi :

• Hot crack/retak panas


Dilihat dari lokasi dan bentuk kejadiannya,retak panas dapat menjadi :
o Retak pemadatan terjadi pada logam las biasanya sepanjang tengah
lasan sebagai hasil dari proses pemadatan.
o Retak cair terjadi pada daerah HAZ sekitar daerah fusi sebagai hasil
dari pemanasan material mencapai temperature tinggi,cukup tinggi
untuk menghasilkan pencairan pada batas kemampuan butir logam
.
• Solidification crack
Secara umum retak pemadatan dapat terjadi ketika :
o Logam lasan memiliki kandungan karbon tinggi atau elemen
campuran seperti sulphur
o Rasio kedalaman dan lebar logam lasan yang terlalu besar
o perubahan panas akibat masukan panas saat proses
pengelasan(stop/star)
b. Lack of solid metals (kekurangan padatan logam lasan)

Cacat yang termasuk dalam kelompok ini adalah :

1) Porosity ,yaitu pori-pori gas yang terperangkap didalam lasan .

Penyebab

• Fluks elektroda basah


• Ada gemuk / oli padat plat
• Udara teerjebak dalam gas pelindung
• Tegangan listrik terlalu tinggi
• Arc leght terlalu besar
• Deoksida pada elektroda ,logam pengisi maupun benda kerja

Pencegahan

• Gunakan elektroda kering / dioven optimalkan selubung gas


• Gunakan elektroda dengan aktifitas deoksidasi yang cukup
• Kurangi tegangan listrik
• Kurangi arc length

2) Creater pipe , yaitu terjadinya rongga penyusutan pada akhir jalannya


ketika busur nyala dimatikan.

Penyebab
• Kurangnya kemampuan welder
• Arus yang terlalu besar
• Kesalahan pada pengisian kawah las (GTAW)
Pencegahan

• Latih kembali welder


• Gunakan teknik yang benar pada proses memasukkan bahan
tambah.
3.3 Kelemahan
1. Didalam buku acuan terdapat beberapa bagian yang sulit dipahami, dimana banyak
pengertian yang diulang-ulang dan berbeda-beda sehingga tidak ada kepastian yang bermakna
dalam suatu bahasan pokok tertentu.
2. Di dalam buku acuan tidak memberikan contoh ataupun penjelasan kegiatansebagaimana
yang dimaksud sehingga pembaca akan lebih mudah memahami isi buku.
3. Dalam buku acuan banyak pengulangan kata ataupun istilah pada pembahasan bab-bab
selanjutnya, sehingga memungkinkan pengguna kesulitan untuk memahami dan akan
kebingungan dalam pengambilan kesimpulan saat membaca.
4. Di dalam buku pembanding tidak ada gambar sebagai keterangan untuk menjelaskan apa
yang dimaksud buku dalam mempermudahkan pembaca dalam memahami materi
5. Didalam buku pembanding kurang dalam dibahas contoh tentang cacat pengelasan

3.4 Kelebihan
1. Buku acuan terlihat sasaran pelajaran sangat detail seperti banyaknya pengertian menurut ahli
diberikan dari beberapa ahli.
2. Tema-tema yang terdapat pada buku acuan diangkat sangat dijelaskan dengan detail
3. Point poin yang terdapat pada buku acuan diangkat sangat memberikan dampak positif yaitu
memudahkan pengguna menggunakan buku ini dikarenakan penjelasan materi sangat detail.
4. Buku pembanding mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana dan juga
pembahasannya lengkap.
5. Buku pembanding memberikan penjelasan dan petunjuk yang sangat baik bagaimana
mendesain pembelajaran, memberikan pelajaran kepada peserta didik yang sesuai.
6. Buku pembanding sangat dilengkapi penyebab dan pencegahan cacat las
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Proses pengelasan dibagi dalam 2 kategori utama ,yaitu pengelasan lebur dan pengelasan
padat.Pengelasan lebur menggunakan panas untuk melebur permukaan yang akan
disambungkan.Beberapa operasi menggunakan logam pengisi dan yang lain tanpa logam
pengisi.Pengelasan padat proses penyambungannya menggunakan panas dan /atau tekanan,tetapi
tidak terjadi peleburan pada logam dasar dan tanpa penambahan logam pengisi .

Dengan mempelajari buku ini mahasiswa dapat mengetahui proses-proses pengelasa dengan baik
dan benar.Dengan buku ini dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran sebelum melakukan
praktek.

4.2 SARAN

Diharapkan agar masyarakat dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa
menambah pengetahuan dan wawasan tentang Teknologi Pengelasan.Diharapkan bagi penulis lain
untuk mencari referensi yang lebih relevan sebagai bahan dalam pembuatan makalah guna
menciptakan tulisan yang lebih bermanfaat.

4.3. DAFTAR PUSTAKA

1. American welding Socyeti , Certification Manual for Welding Inspectors, ,AWS, Florida, 2000
2. O'Brien, R.L.,''Weelding Handbook, Volume 2 - Weelding Process'',American Welding Socyenty,

Miami,8th Edition, 1991

Anda mungkin juga menyukai