Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RUTIN 2

PENGELASAN LANJUT
“ Klasifikasi Pengelasan dan Pemotongan : Las Busur Listrik, Las Asetilin, Pengelasan
dengan Gas, Teknik Pemotongan dengan Las”

Dosen Pengampu: Drs.HIDIR EFENDI, M.Pd.

NAMA MAHASISWA : NIKO MAHYUDI (5183121014)

MATA KULIAH : PENGELASAN LANJUT

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Bulan Desember 2021
• Jenis-jenis pengelasan dan pemotongan
Las
Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang digunakan dalam bidang
las, ini disebabkan karena perlu adanya kesepakatan dalam hal-hal tersebut. Secara
konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut vpada waktu ini dapat dibagi dua golongan,
yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan.

Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain-lainnya.
Sedangkan klasifikasi yang kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik,
las kimia, las mekanik dan seterusnya.

Bila diadakan pengklasifikasian yang lebih terperinci lagi, maka kedua klasifikasi tersebut
diatas dibaur dan akan terbentuk kelompok-kelompok yang banyak sekali.

Diantara kedua cara klasifikasi tersebut diatas kelihatannya klasifikasi cara kerja lebih banyak
digunakan karena itu pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab ini juga berdasarkan cara
kerja.

Berdasarkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu: pengelasan
cair, pengelasan tekan dan pematrian.

1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai


mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang
terbakar.
2. Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan hingga menjadi satu.
3. Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan
denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam
hal ini logam induk tidak turut mencair.
Pemotongan yang dibahas dalam buku ini adalah cara memotong logam yang didasarkan atas
mencairkan logam yang dipotong. Cara yang banyak digunakan dalam pengelasan adalah
pemotongan dengan gas oksigen dan pemotongan dengan busur listrik.

Pengelasan yang paling banyak ndigunakan pada waktu ini adalah pengelasan cair dengan
busur gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las busur listrik dan las gas akan dibahas secara
terpisah. Sedangkan cara-cara penngelasan yang lain akan dikelompokkan dalam satu pokok
bahasan. Pemotongan, karena merupakan masalah tersendiri maka pembahasannya juga
dilakukan secara terpisah.

Dibawah ini klasifikasi dari cara pengelasan:

• Pengelasan cair
o Las gas
o Las listrik terak
o Las listrik gas
o Las listrik termis
o Las listrik elektron
o Las busur plasma
• Pengelasan tekan
o Las resistensi listrik
o Las titik
o Las penampang
o Las busur tekan
o Las tekan
o Las tumpul tekan
o Las tekan gas
o Las tempa
o Las gesek
o Las ledakan
o Las induksi
o Las ultrasonic
• Las busur
o Elektrode terumpan
• Las busur gas
o Las m16
o Las busur CO2
• Las busur gas dan fluks
o Las busur CO2 dengan elektrode berisi fluks
o Las busur fluks
o Las elektrode berisi fluks
o Las busur fluks
o Las elektrode tertutup
o Las busur dengan elektrode berisi fluks
o Las busur terendam
o Las busur tanpa pelindung
o Elektrode tanpa terumpan
o Las TIG atau las wolfram gas
Terdapat berbagai jenis pengelasan yang digunakan dalam proses penyatuan logam. Dalam
beberapa literatur, terdapat hingga 40 bahkan 200 metoda pengelasan. Berikut ini dijelaskan
beberapa metode pengelasan yang dikenal

Las karbit
Las Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang
menggunakan gas karbit (gas aseteline=C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah
membakar bahan bakar yang telah dibakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api
dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi.

Las listrik
Pada las listrik, panas yang diperoleh untuk proses pelelehan diperoleh dari perbedaan
tegangan antara ujung tangkai las dengan benda yang akan di las. Kalau elektrode las cukup
dekat dengan benda yang akan dikerjakan itu, akan terjadi loncatan bunga api permanen yang
berasal dari arus listrik. Selama melakukan las listrik, tetesan elektrode lempengan logam
berdiameter tertentu, berjatuhan menjadi kumpulan cairan logam.

Salah satu metode modern dari las listrik adalah las plasma . Plasma adalah gas panas yang
suhunya sedemikian tinggi sehingga elektron luar molekul-molekul gas terpisahkan dan
membentuk ion. Elektrode untuk las plasma dibuat dari bahan yang kuat, misalnya wolfram

Arus listrik mengionisasi gas plasma sehingga terjadi arus tunggal. Sewaktu terbentuk cairan
panas, kawat las bisa ditambahkan.

Las Plasma sangat stabil. Cara ini bisa dijalankan secara automatis, antara lain karena hasil
pengelasan tidak terpengaruh oleh panjang arus. Karena las plasma sangat cepat, ia bisa
digunakan ntuk mamasang lapisan anti karat dan anti aus pada konstruksi baja.

Las Listrik merupakan dasar dari banyak proses las dengan aplikasi khusus. Salah satu yang
paling terkenal adamah las MIG/MAG ( Metal Inert Gas/ Metal Active Gas). Bedanya dengan
las listrik biasa ialah, dari ujung tangkai las juga keluar aliran gas. Dapat beripa gas
karbondioksida yang disebut las CO2, tetapi dapat juga argon atau campuran beberapa gas.
Aliran gas itu melindungi cairan yang meleleh dari udara sekitarnya. Udara mengandung
oksigen yang pada suhi sekitar 1800 derajat Celcius dapat membuat karat.

Elektrode

Elektrode atau kawat las ialah suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan
listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala.

Banyak orang yang berpikir bahwa kawat las hanya memiliki satu jenis saja. Apapun barang
yang dilas, maka jenis las dan bentuk kawatnya pun hanya itu-itu saja. Padahal sebenarnya,
terdapat banyak sekali jenis kawat las yang biasa dipanggil elektrode di pasaran. Satu jenis
eletroda ini dipakai khusus untuk suatu pekerjaan pengelasan. Elektrode atau kawat las ini
menentukan seberapa besar arus listrik yang pas untuk suatu pengerjaan pengelasan.
Elektrode sendiri memiliki berbagai kode spesifikasi yang dapat kita lihat pada kardus
pembungkus kawat las. Kebanyakan pengelas biasanya menggunakan insting, pengalaman,
dan kebiasaan dalam menentukan kawat las dan besarnya arus listrik, namun, kita dapat
mengenal beberapa kode yang tertulis dalam bungkus elektrode atau kawat las, khususnya
yang memiliki tipe SMAW.

Kebanyakan masyarakat awam yang tidak memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai
dunia pengelasan berpikir bahwa hanya ada satu kawat las saja. Tidak banyak yang
mengetahui bahwa sebenarnya ada berbagai jenis kawat las yang dipergunakan untuk
melakukan pengelasan untuk jenis material yang berbeda. Perbedaan yang ada di antara
berbagai jenis kawat las listrik atau yang sering juga disebut elektrode ini terletak pada
berbagai hal termasuk juga besaran arus listrik yang akan dipergunakan dalam proses
pengelasan. Material yang berbeda membutuhkan besaran arus listrik yang berbeda pula
untuk memberikan hasil las yang paling pas, sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Standar Kawat Las Listrik


Ada standar tertentu yang dipergunakan oleh para pelaku industri pengelasan untuk bisa
menentukan elektrode yang akan dipakai dan besaran arus listrik yang diperlukan. Standar
yang umum dipakai adalah standar yang ditentukan oleh AWS (American Welding Society),
yang merupakan badan pengelasan resmi di Amerika Serikat. Standar yang ditetapkan oleh
badan ini telah diakui secara luas dan dipergunakan sebagai standar pengelasan di berbagai
negara. Badan ini mengeluarkan standar yang dinyatakan dengan tanda E XXXX yang berarti:

• E merujuk pada keterangan kawat las listrik alias elektrode


• XX (dua angka pertama) merujuk pada kekuatan tarikan dari kawat las yang
dinyatakan dalam satuan kilo pund square inch atau Ksi. Satuan ini juga sering
dinyatakan dalam lb/in²
• X (angka ketiga) merujuk pada posisi pengelasan yang bisa dilakukan dengan
elektrode tersebut. Angka 1 menunjukkan penggunaan pada semua posisi, angka
2 menunjukkan bahwa kawat las tersebut dapat dipakai pada posisi datar dan
horizontal dan angka 3 menunjukkan bahwa kawat las tersebut hanya dapat
dipakai pada posisi flat saja
• X (angka keempat) merujuk pada jenis pelapis dan arus yang dipergunakan pada
elektrode tersebut
Spesifikasi tersebut berlaku untuk penggunaan pengelasan pada Mild Steel sementara untuk
spesifikasi atau standar untuk proses pengelasan yang lain seperti untuk Low Alloy Steel dan
juga untuk Stainless Steel memiliki berbagai kode tambahan lagi di belakang kode standar
yang telah disebutkan diatas. Para pelaku industri pengelasan wajib mengetahui dengan
persis apa yang tercantum pada kotak kemasan elektrode yang akan mereka beli sehingga
mereka bisa mengetahui kegunaan yang spesifik dari elektrode tersebut.

Kawat Las Listrik Baja


Untuk elektrode yang akan dipergunakan untuk pengelasan baja lunak sendiri terdiri atas
berbagai jenis tergantung dari material yang dipergunakan. Beberapa contoh diantaranya
adalah:
• Elektrode untuk proses pengelasan besi tuang yang terbagi lagi atas beberapa
jenis elektrode yaitu elektrode baja, elektrode nikel, elektrode perunggu dan
elektrode dengan hydrogen rendah
• Elektrode untuk aluminium
• Elektrode untuk pelapis keras yang bertujuan untuk memberikan lapisan yang
keras pada material yang dilas sehingga material tersebut bisa lebih tahan
terhadap berbagai hal. Elektrode jenis ini sendiri terbagi atas 3 macam yaitu
elektrode tahan aus, elektrode tahan pukulan dan elektrode tahan kikisan

Las gesekan
Pada las gesekan, panas timbul sebagai akibat gesekan kedua bagian logam yang akan
disambung dengan berputar dalam kecepatan tinggi . Panas hasil gesekan tersebut akan
melelehkan logam, dan kalau diberikan sedikit tekanan, maka akan terjadi sambungan.
Setelah logam mulai meleleh, koefisien gesekan akan turun dan pertambahan panas akan
berhenti, sehingga bahan tidak mungkin kepanasan.

Untuk mengelas pipa ledeng besar dengan las gesekan, diperlukan las gesekan radikal. Kedua
bagian pipa harus sedikit terpisah sewaktu cincin logam yang mengelilinginya diputar. Pada
saat tertentu, cincin yang berputar itu ditekan. Panas hasil gesekan itu akan melelehkan cincin
bagian dalam serta ujung kedua pipa. Proses pengelasan selesai.

Las gesekan umumnya digunakan dalam industri mobil, untuk menyambung as, komponen
bak persneling dan kolom kemudi. Dengan metode las gesek ini akan lebih mudah untuk
menyambung bahan-bahan yang sulit dilas dengan proses biasa. Misalnya untuk
menghubungkan baja dengan tembaga, tembaga dengan aluminium dan titanium.

Las termit
Las Termit adalah penyambungan/las antara dua batang rel melalui suatu reaksi kimia dengan
menggunakan termit (besioksida dengan bubuk aluminium). Metode ini dilaksanakan dengan
bahan yang sederhana dan menghasilkan sambungan yang baik.Reaksinya seperti berikut:

Fe2O3 + 2 Al → 2 Fe + Al2O3 + 850 kJ

Hasil reaksi tersebut berupa besi ditambah dengan kerak Al2O3 serta panas yang terjadi
cukup untuk mencairkan besi yang berada disekitar rel yang pada gilirannya akan memadukan
besi hasil reaksi dengan rel.

Anda mungkin juga menyukai