Anda di halaman 1dari 15

PENGUKURAN SUDUT DENGAN ANGLE DEKKER

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Penilaian Tugas


Mata Kuliah Metrologi Industri di Program Studi Permesinan Kapal
Fakultas Logistik Militer Universitas Pertahanan Republik Indonesia

Oleh
Kelompok 5
Alexandre Borges (420210106004)
Febrianto Resi Gomes (420210106012)
Rolland Orlando Afeanpah (420210106023)
Rudolfus Yosef Manek (420210106024)
Salsabilla Chairunnisa (420210106025)

PROGRAM STUDI PERMESINAN KAPAL


FAKULTAS LOGISTIK MILITER
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

BELU 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya, sehingga kami dari kelompok 5 prodi permesinan kapal dapat menyelesaikan
penugasan makalah mengenai “Pengukuran Sudut dengan Angle Dekker” ini dengan tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah yaitu untuk memenuhi tugas
yang di berikan oleh bapak dosen pengampu mata kuliah Metrologi Industri, , Jemssy Ronald
Rohi S.T., M.T. Selain itu, makalah yang dibuat ini juga bertujuan menambah wawasan
kepada kami serta bagi para pembaca. Kami mengucapakan terima kasih kepada bapak yang
telah memberikan kami tugas pembuatan makalah ini, sehingga dapat menambah wawasan
dan pemahaman kami maupun para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini tentu masih memiliki kekurangan
dan masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa dan penulisannya. Oleh
karena itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna sebagai acuan evaluasi agar kedepannya makalah yang dibuat jauh lebih baik
lagi.Semoga laporan yang dibuat ini bisa menambah wawasan para pembaca dan nantinya
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Fatuketi, 25 Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Alat Ukur Sudut.........................................................................................................................5
B. Angle Dekkor............................................................................................................................5
C. Pengukuran sudut dengan bantuan rol dan bola.........................................................................6
a. Pengukuran Sudut Dalam......................................................................................................6
b. Pengukuran sudut luar..........................................................................................................10
D. Ketegaklurusan (Perpendicularity)...........................................................................................11
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................14
KESIMPULAN...............................................................................................................................14
SARAN...........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Metrologi adalah salah satu mata kuliah yang wajib yang di ajarkan di jurusan teknik
mesin dan proses penyampaian materi dari mata kuliah ini dilakukan dengan dua metoda
yaitu, melalui penyampaian teori dan praktikum , dengan peralatan dari instrument
praktikum yang telah tersedia. Dalam metrologi terdapat berbagai macam jenis
pengukuran seperti pengukuran linier, pengukuran roda gigi, pengukuran ulir maupun
pengukuran sudut namun sekarang belum ada pengujian modul uji alat ukur sudut
sedangkan banyak produk hasil proses pemesinan yang memiliki sudut, maka dari itu
diperlukan pengukuran sudut. Secara umum terdapat hasil pengukuran yang dapat dibaca
langsung dan tidak langsung.. Dalam tugas ini akan di bahas bagaimana cara mengukur
kualitas sudut pada benda uji, adapun material tersebut akan dibagi menjadi beberapa
spesimen dan spesimen tersebut di peroleh dari proses pemesinan dengan merekayasa
ukuran sudut masing-masing spesimen, kemudian dilakukan pengukuran dengan alat
ukur busur, busur bilah, dan batang sinus. Sehingga di dapatkan nilai sudut dari masing-
masing spesimen dengan pembacaan dari beragam alat ukur sudut, sehingga dapat
dibandingkan ketelitian masing-masing alat ukur.

B. Tujuan Penulisan

Setelah mempelajari materi pelajaran pada bab III, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menyebutkan bermacam-macam alat ukur sudut, baik alat ukur sudut langsung
maupun alat ukur sudut tak langsung.
2. Menggunakan bermacam-macam alat ukur sudut untuk memeriksa sudut-sudut
benda ukur dengan cara yang tepat dan benar.
3. Membaca skala alat-alat ukur sudut langsung dengan benar.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alat Ukur Sudut
Sudut adalah harga (besar kecilnya) pembukaan antara dua garis (lurus) yang
bertemu pada satu titik.Pengukuran sudut dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu
dengan cara langsung dan tidak langsung.
-Alat ukur sudut langsung :
 Busur baja
 Busur bilah
 Profil Proyektor
 Clinometer
-Alat ukur sudut tak langsung :
 Blok ukur
 Pelingkup sudut
 Alat ukur sinus
 Angle Dekker

B. Angle Dekkor
Angle Dekkor merupakan alat ukur yang menggunakan prinsip optik.Alat ini
serupa dengan autokolimator, namun berbeda dalam cara penggunaan dan pembacaan
hasil pengukuran. Komponen utama berupa lensa kolimator. Dengan bantuan prisma
sumber cahaya diatur supaya menyinari garis berskala yang terletak pada jarak fokus
kolimator. Garis berskala tersebut oleh lensa kolimator diproyeksikan keluar berupa
berkas cahaya yang sejajar. Apabila di depan kolimator diletakkan permukaan yang
rata dan mengkilat, berkas cahaya ini akan dipantulkan menuju kolimator dan
difokuskan kembali pada bidang fokusnya. Melalui okuler dapat dilihat garis skala
yang dipantulkan bersama-sama dengan garis skala yang juga dibuat pada keping
gelas pada sumbu optik.

Gambar Angle Dekkor merupakan komparator sudut


Pemakaian Angle Dekkor Angle Dekkor termasuk jenis alat ukur pembanding,
pengukuran dilakukan dengan membandingkan benda ukur dengan benda standar.
Sebagai benda standar dapt dipakai blok sudut ataupun batang sinus yang telah diatur
untuk harga kemiringan tertentu. Benda standar diletakkan di bawah kolimator dan
kedudukan Angle Dekkor diatur sampai terlihat bayangan skala pantul dan juga harga
skala tetap. Bila perlu benda standar sedikit diputar atau digerakkan supaya
penunjukkan kedua harga tersebut adalah bulat atau saling menyilang pada garis
skala.

5
Gambar perbandingan sudut bidang benda ukur dengan benda standar dengan
memakai alat ukur pembanding Angle Dekkor.
C. Pengukuran sudut dengan bantuan rol dan bola
Dalam hal ini, metoda lain yang pada dasarnya merupakan pengukuran linear
yang dikembangkan bagi pengukuran sudut dapat dimanfaatkan. Beberapa jenis alat
ukur linear seperti mikrometer, komparator, dan blok sudut, bola dapat dimanfaatkan
dengan setup tertentu sesuai dengan masalah pengukuran sudut. Rol atau bola yang
berasal dari bantalan silinder atau peluru dapat dimanfaatkan namun diameternya
harus diukur dengan cermat dan seteliti mungkin. Setelah harga sinus atau tangen dari
sudut yang diukur diketahui, besar sudut yang bersangkutan dapat dicari dari tabel
rumus geometrik atau dihitung secara langsung dengan kalkulator teknik.

a. Pengukuran Sudut Dalam

1. Lubang konis dengan diameter kecil


Keterangan :
Digunakan dua buah bola dengan diameter d1 dan d2 disesuaikan dengan
ukuran konis
a. Pada posisi 1, tinggi h1 diukur dengan mikrometer kedalaman
b. Pada posisi 2, tinggi h2 diukur dengan mikrometer kedalaman
c. Apabila posisi bola yang besar sedikit menonjol diatas permukaan,
dapat digunakan dua blok ukur dengan tabel yang sama, sehingga alas
mikrometer kedalaman dapat diletakkan diatasnya untuk mengukur h1
dan h2.

6
2. Lubang konis dengan diameter besar

Keterangan :
a. digunakan dua buah rol berdiameter dr2, dan dr, dan dua buah bola
berdiameter d1 dan d2.
b. h1 dan h2 diukur dengan memakai mikrometer kedalaman.
c. dapat pula digunakan satu rol atau satu bola, rumus harus
disesuaikan.
3. Alur miring dengan sudut kecil

Keterangan :
a. digunakan satu buah bola atau rol dengan diameter tertentu,
disesuaikan dengan ukuran alur
b. pada posisi 1, ukuran blok ukur adalah ℓ1, tinggi h1 diukur dengan
mikrometer kedalaman begitu juga pada posisi 2

7
4. Alur dengan sudut miring satu arah

Keterangan :
h1 dengan h2 diukur dengan mikrometer kedalaman

5. Sudut ekor burung dalam(internal dovetail)

Keterangan :
a. gunakan dua buah rol dengan diameter yang sama, ukuran
disesuaikan dengan dimensi benda ukur
b. l1 diukur dengan menyisipkan satu atau susunan blok ukur
c. setelah suatu alas dengan tinggi h dipasang, maka l2 diukur dengan
menyisipkan satu atau susunan blok ukur

8
6. Sudut antara dua bidang

 Antara 180˚ sampai 90˚

 Antara 90˚ sampai 60˚

Keterangan : h diukur dengan blok ukur

9
b. Pengukuran sudut luar
1. Poros Konis

2. Sudut ekor burung luar (external dovetail)

10
D. Ketegaklurusan (Perpendicularity)
Ketegaklurusan merupakan kriteria yang amat penting dalam proses
pengukuran maupun proses pembuatan komponen mesin. Ketegaklurusan harus dapat
ditentukan dengan cermat supaya proses pengukuran, proses pembuatan dan fungsi
komponen mesin dapat dijamin sesuai dengan yang dikehendaki. Penentuan kesalahan
atas ketegaklurusan dapat dinyatakan dalam satuan linear (μ m) untuk sepanjang
permukaan yang tertentu. Cara penentuan kesalahan seperti ini lebih sering dipakai
daripada menyatakan penyimpangannya terhadap harga 90˚.
1. Pemeriksaan ketegaklurusan
Ketegaklurusan suatu permukaan lain dapat diperiksa dengan memakai
penyiku. Umumnya berupa batang persegi panjang dan bilah yang dipakai tegak
lurus sehingga terbentuk dua sudut siku sebelah dalam dan sebelah luar.

Gambar Penyiku dan pemakaiannya untuk pemeriksaan ketegaklurusan


2. Pengukuran ketegaklurusan
Empat metoda pengukuran ketegaklurusan yang akan diulas berikut mampu
menunjukkan harga penyimpangan terhadap kondisi tegak lurus
yaitu :
1. Perbandingan dengan standar siku.
2. Perbandingan dengan batang paralel.
3. Ketegaklurusan dua bidang paralel.
4. Pengukuran dengan Autokolimator.

A. Perbandingan dengan standar siku


Standar siku biasanya berupa silinder berdinding tebal dengan diameter
sekitar 100 mm, dengan tinggi 100,150, dan 200 mm. Permukaan luar silinder
digerinda dan diasah halus untuk membuat suatu silinder dengan toleransi
keselindrikan yang tinggi. Kedua permukaan ujungnya dibuat tegal lurus
dengan permukaan silinder. Karena relatif berat serta mempunyai permukaan
yang licin.Pengangkatannya harus dilakukan dengan hati-hati.

11
B. Perbandingan dengan batang paralel
Suatu batang paralel dapat digunakan unutk memeriksa
ketegaklurusan. Dengan memakai klem, batang paralel ini disatukan dengan
pelat siku atau blok siku yang diletakkan diatas meja rata. Posisi batang
paralel diatur kurang lebih tegak lurus terhadap permukaan meja rata. Sebelum
klem pengikat dikencangkan, permulaan benda ukur yang akan diperiksa
ketegaklurusannya dihimpit dengan salah satu permukaan batang paralel.
Harga penyimpangan dari kondisi tegak lurus diukur dengan memilih
dua blok ukur yang sedikit berbeda ukurannya, misalnya 1.000 mm dan 1.001
mm. Blok ukur yang lebih kecil ukuran nominalnya diletakkan disebelah atas
atau bawah (bergantung pada pembukaan celah).Kemudian benda ukur
dihimpit. 32 Alat Ukur Linier Dan Sudut

Gambar Pengukuran ketegaklurusan dengan batang paralel


C. Ketegaklurusan dua bidang paralel
Metoda ini hanya bisa diterapkan bagi benda ukur yang memiliki dua
permukaan yang berseberangan yang paralel yang tegak lurus dengan bidang
acuan (alas benda ukur). Pemeriksaan ketegaklurusan bidang paralel ini dapat
dilaksanakan seperti pada metoda a, dengan memakai jam ukur yang
dipasangkan pada dudukan pemindah. Benda ukur diletakkan pada meja rata
dan pada salah satu bidang tegaknya sensor jam ukur diatur supaya
menunjukkan nol. Seperti terlihat pada gambat dibawah

Gambar Pengukuran ketegaklurusan bidang paralel

12
D. Pengukuran ketegaklurusan dengan Autokolimator
Kemiringan suatu reflektor dapat diukur dengan cermat dengan
memakai autokolimator. Bidang reflektor ini dipasangkan pada permukaan
batang yang khusus dibuat untuk pemeriksaan ketegaklurusan. Batang tersebut
pada kedua ujungnya disatukan dengan dua buah silinder berlubang yang
digerinda halus sehingga mempunyai diameter yang sama. Batang ini
digantungkan pada poros yang telah diatur ketinggiannya di atas meja rata.

Ketelitian metoda pengukuran ini dipengaruhi oleh kesamaan diameter


kedua silinder. Oleh sebab itu, untuk mengeliminir akibat ketidaksamaan
silinder, pengukuran diulang dengan cara membalik posisi kedua silinder.
Kemudian, harga yang diperoleh dari pengamatan kedua dengan yang pertama
dirata-ratakan.

13
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Metrologi adalah salah satu mata kuliah yang wajib yang di ajarkan di jurusan teknik
mesin dan proses penyampaian materi sehingga dilakukan dengan dua metoda yaitu,
melalui penyampaian teori dan praktikum , Dalam metrologi terdapat berbagai macam
jenis pengukuran seperti pengukuran linier, pengukuran roda gigi, pengukuran ulir
maupun pengukuran sudut namun sekarang belum ada pengujian modul uji alat ukur
sudut sedangkan banyak produk hasil proses pemesinan yang memiliki sudut, maka dari
itu diperlukan pengukuran sudut .
Prinsip-prinsip pengukuran yang digunakan untuk pengukuran linier juga berlaku
untuk pengukuran sudut. Seperti halnya pada ukuran panjang maka sudut pun
mempunyai satuan sendiri yaitu derajat. Satu lingkaran penuh= 60°. Satu derajat = 60
menit (1° = 60’), dan satu menit = 60 detik (1’ =6’’). Satuan sudut dalam derajat ini
adalah satuan menurut sistem inchi. Sedangkan untuk sistem metrik, satuan sudut adalah
radian.
Beberapa alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur sudut secara langsung
adalah busur baja (pretractor), busur bilah (universal bevel protractor) dan proyektor
bentuk (profile projector). dan Beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur
sudut secara tidak langsung antara lain : pelingkup sudut, blok sudut, batang sinus,
senter sinus, rol dan bola baja.

SARAN
Agar kedepannya kadet mahasiswa dapat menggunakan dan memanfaatkan peralatan
yang ada dengan baik sehingga dapat menggajarkan kembali kepada adik-adik maupun
masyarakat sekitar bagaimana proses pengukuran dan cara menggunakan alat-alat
tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/334388903_METROLOGI_DAN_PENGUKURAN
https://www.brainkart.com/article/Angle-Dekkor_5832/
https://pdfcoffee.com/alat-ukur-sudut-5-pdf-free.html
https://dokumen.tips/engineering/kompetensi-dasar-kekasaran-angle-dekkor.html

15

Anda mungkin juga menyukai