Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

KARAKTERISTIK STATIS DAN DINAMIK INSTRUMEN


PENGUKURAN(AKURASI)

Dosen Pengampuh:
ALJUFRI, S.T.,M.T. IPM
Disusun Oleh :Kelompok 1
1.Dede Irawan (210120008)
2.Ahmad Suheri (210120055)
3.Farhan Shafa Manurung (210120052)
4.Rajab (210120042)
5.Alyuriadi (220120084)
6.Asril Hamdani (220120090)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sangat baik. Tak lupa kami selalu hanturkan
salam dan shalawat kepada baginda Rasulullah SAW beserta sahabat dan
pengikutnya hingga akhir zaman yang tak henti-hentinya membawa kebenaran
agama Islam ke seluruh penjuru dunia.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh saya
yang telah mempercayai kami untuk menyusun laporan kuliah ini. Serta kepada
teman- teman yang berkat partisipasinya laporan ini dapat terselesaikan dengan
baik. Laporan ini kami susun dengan sistematis sesuai sajian dengan bahasan
kami yaitu Karakteristik Statik & dinamik Instrumen pengukuran (Akurasi) Kami
mengulas tema laporan ini dengan wawasan yang kami dapatkan dari berbagai
buku dan sumber informasi lainnya.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami susun ini masih banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun keterbatasan sumber pengetahuan
kami. Oleh karena itu, saran dan kritik untuk perbaikan laporan ini akan sangat
dinantikan. Akhir dari pengantar ini penulis berharap semoga dari laporan ini kita
dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat.

Lhokseumawe,12 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii

BAB I :PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II :TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................4

2.1 Konsep Dasar Akurasi....................................................................................4

2.2 Jenis-jenis Instrumen Pengukuran..................................................................4

2.3 Karakteristik Statis Instrumen Pengukuran....................................................5

2.4 Karakteristik Dinamik Instrumen Pengukuran...............................................9

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akurasi.................................................11

2.6 Penelitian Terdahulu.....................................................................................12

BAB III :METODOLOGI...................................................................................14

3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................14

3.2 Sumber Data.................................................................................................14

3.3 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................14

BAB IV :ANALISA..............................................................................................16

4.1 Analisis Karakteristik Statis Instrumen Pengukuran....................................16

4.1.1 Akurasi...................................................................................................16

iii
4.1.2 Presisi.....................................................................................................16

4.1.3 Rentang..................................................................................................17

4.1.4 Ketelitian................................................................................................17

4.1.5 Resolusi..................................................................................................18

4.2 Analisis Karakteristik Dinamik Instrumen Pengukuran...............................18

4.3 Pengaruh karateristik statis dan dinamik Terhadap Akurasi pengukuran....23

4.3.1 Pengaruh Karakteristik Statis Terhadap Akurasi Pengukuran...............23

4.3.2 Pengaruh Karakteristik Dinamik Terhadap Akurasi Pengukuran.........24

4.3.3 Hubungan Antara Karakteristik Statis Dan Dinamik Dalam


Mempengaruhi Akurasi Instrumen Pengukuran.............................................24

BAB V :PENUTUP..............................................................................................26

5.1 Kesimpulan...................................................................................................26

5.2 Saran.............................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu.......................................................................................12

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Akurasi Tinggi Presisi Rendah..........................................................6


Gambar 2. 2 Akurasi Rendah Presisi Tinggi..........................................................7
Gambar 2. 3 Rentang Jarak....................................................................................7
Gambar 2. 4 Ketelitian...........................................................................................8
Gambar 2. 5 Resolusi.............................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Instrumen pengukuran adalah alat yang sangat penting dalam berbagai bidang,
mulai dari ilmu pengetahuan, teknologi, hingga industri. Dalam setiap
aplikasinya, akurasi instrumen pengukuran menjadi faktor kunci yang
menentukan validitas dan reliabilitas data yang dihasilkan. Oleh karena itu,
pemahaman yang mendalam tentang karakteristik instrumen pengukuran,
khususnya karakteristik statis dan dinamik, sangat penting.

Karakteristik statis instrumen pengukuran merujuk pada perilaku instrumen


saat tidak ada perubahan dalam kuantitas yang diukur. Ini mencakup aspek seperti
akurasi, presisi, rentang, dan sensitivitas instrumen. Akurasi merujuk pada sejauh
mana hasil pengukuran mendekati nilai sebenarnya yang diukur. Presisi merujuk
pada sejauh mana hasil pengukuran berulang mendekati satu sama lain. Rentang
adalah jarak antara nilai minimum dan maksimum yang dapat diukur oleh
instrumen. Sensitivitas adalah kemampuan instrumen untuk mendeteksi
perubahan kecil dalam kuantitas yang diukur.
Di sisi lain, karakteristik dinamik merujuk pada respons instrumen terhadap
perubahan dalam kuantitas yang diukur. Ini mencakup aspek seperti waktu naik,
waktu penyelesaian, dan konstanta waktu. Waktu naik adalah waktu yang
dibutuhkan oleh instrumen untuk merespons perubahan input. Waktu
penyelesaian adalah waktu yang dibutuhkan oleh instrumen untuk stabil setelah
perubahan input. Konstanta waktu adalah parameter yang menentukan seberapa
cepat instrumen merespons perubahan input.
Meskipun pentingnya karakteristik-karakteristik ini, masih ada kekurangan
pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana karakteristik-karakteristik ini
mempengaruhi akurasi instrumen pengukuran. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis karakteristik statis dan dinamik

1
instrumen pengukuran, dengan fokus pada bagaimana karakteristik-karakteristik
ini mempengaruhi akurasi instrumen.
Penelitian ini akan melibatkan pengumpulan data dari berbagai instrumen
pengukuran, analisis data menggunakan metode statistik dan dinamik, dan
interpretasi hasil untuk menentukan bagaimana karakteristik-karakteristik ini
mempengaruhi akurasi instrumen. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan wawasan baru dan meningkatkan desain dan penggunaan instrumen
pengukuran di masa depan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada literatur ilmiah dalam bidang ini dan membantu
praktisi dan peneliti lainnya dalam memahami dan meningkatkan akurasi
instrumen pengukuran mereka.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik statis instrumen pengukuran, seperti akurasi,


presisi, rentang, ketelitian, dan resolusi, mempengaruhi akurasi
pengukuran?
2. Bagaimana karakteristik dinamik instrumen pengukuran, seperti waktu
naik, waktu penyelesaian, dan konstanta waktu, mempengaruhi akurasi
pengukuran?
3. Bagaimana hubungan antara karakteristik statis dan dinamik dalam
mempengaruhi akurasi instrumen pengukuran?
4. Bagaimana hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan
desain dan penggunaan instrumen pengukuran di masa depan?

1.3 Tujuan
Adapaun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis bagaimana karakteristik statis instrumen pengukuran, seperti
akurasi, presisi, rentang, ketelitian, dan resolusi, mempengaruhi akurasi
pengukuran.

2
2. Mempelajari bagaimana karakteristik dinamik instrumen pengukuran,
seperti waktu naik, waktu penyelesaian, dan konstanta waktu,
mempengaruhi akurasi pengukuran.
3. Menentukan hubungan antara karakteristik statis dan dinamik dalam
mempengaruhi akurasi instrumen pengukuran.
4. Menggunakan hasil penelitian ini untuk memberikan rekomendasi tentang
bagaimana meningkatkan desain dan penggunaan instrumen pengukuran
di masa depan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Akurasi


Akurasi adalah ukuran yang menentukan sejauh mana pengukuran kuantitas
mendekati nilai sebenarnya. Dalam berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan,
teknologi, dan industri, akurasi menggambarkan tingkat kedekatan antara hasil
pengukuran dan nilai yang seharusnya diukur. Dalam statistika dan pembelajaran
mesin, akurasi adalah salah satu metrik evaluasi yang sering digunakan untuk
mengukur kinerja suatu model, terutama dalam konteks klasifikasi biner.
Misalnya, dalam sistem deteksi spam pada email, akurasi digunakan untuk
mengukur seberapa baik model memprediksi apakah suatu email adalah spam atau
bukan(Didik R.,2017)

Namun, penting untuk diingat bahwa akurasi bukan satu-satunya metrik


evaluasi yang tersedia. Terdapat metrik lain seperti presisi, recall, dan F1-score
yang digunakan tergantung pada situasi dan kebutuhan spesifik. Dalam kasus
ketidakseimbangan kelas, di mana jumlah data positif dan negatif tidak seimbang,
akurasi mungkin tidak mencerminkan kinerja model dengan baik. Oleh karena itu,
pemilihan metrik evaluasi yang tepat sangat penting untuk hasil yang akurat.

Akurasi juga memiliki peran kunci dalam perkembangan teknologi berbasis


kecerdasan buatan, yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan
akurasi di berbagai bidang seperti kesehatan, keuangan, dan teknologi. Perbedaan
antara akurasi dan presisi adalah bahwa akurasi mengukur sejauh mana
pengukuran mendekati nilai sebenarnya, sedangkan presisi mengukur sejauh mana
hasil pengukuran yang berulang mendekati satu sama lain(Qodrat.,2023).

2.2 Jenis-jenis Instrumen Pengukuran


Dalam proses pengukuran ada beberapa jenis-jenis pengukuran, yaitu:

a. Berdasarkan Metode Pengukuran:

4
Pengukuran Langsung (Direct Measurement): Ini adalah proses pengukuran di
mana besaran yang diukur dapat dibaca langsung pada alat ukur. Contohnya,
mengukur panjang buku dengan mistar, di mana hasil pengukuran panjang
buku terbaca langsung pada skala mistar.

Pengukuran Tidak Langsung (Indirect Measurement): Dalam pengukuran


tidak langsung, besaran yang diukur melibatkan besaran lain yang diukur
terlebih dahulu. Hasil pengukuran nantinya merupakan hasil operasi (misalnya
pembagian atau perkalian) dari hasil pengukuran alat-alat ukur yang terlibat.
Sebagai contoh, mengukur kecepatan gerak benda yang melibatkan
pengukuran panjang dan waktu.

b. Berdasarkan Banyaknya Pengukuran:

Pengukuran Tunggal (Single Measurement): Pengukuran tunggal adalah


pengukuran yang hanya dilakukan satu kali. Pengukuran tunggal dapat
diterapkan ketika besaran yang diukur tidak berubah-ubah dan hasil
pengukuran dianggap cukup akurat. Pengukuran ini juga cocok ketika hanya
ada satu kesempatan untuk melakukan pengukuran.

Pengukuran Berulang (Repeated Measurement): Pengukuran berulang adalah


pengukuran yang dilakukan berkali-kali. Pengukuran berulang digunakan
ketika hasil pengukuran tunggal kurang akurat atau ketika lebih banyak
pengukuran diperlukan untuk mendekati nilai sebenarnya. Hasil pengukuran
berulang juga dapat mengurangi ketidakpastian pengukuran.

Semua jenis pengukuran ini memiliki peran penting dalam ilmu fisika untuk
memastikan akurasi dan keandalan hasil pengukuran, terutama ketika berurusan
dengan besaran fisik yang kompleks.

2.3 Karakteristik Statis Instrumen Pengukuran


Dalam konteks pengukuran, penting untuk memiliki alat ukur yang dapat
mendeteksi perubahan dengan akurat. Untuk hasil yang lebih baik, kita perlu
memahami karakteristik alat ukur tersebut. Karakteristik alat ukur dibagi menjadi

5
dua, yaitu karakteristik statis dan dinamis. Namun, kali ini kita akan membahas
tentang beberapa karakteristik statis pada alat ukur. Karakteristik statis adalah
fitur dari alat ukur (instrumentasi) yang digunakan untuk mengukur kondisi yang
tidak berubah seiring waktu atau hanya berubah secara perlahan. Karakteristik
statistik instrumen pengukuran adalah karakteristik suatu sistem instrumentasi
yang perlu diperhatikan untuk penggunaan pada suatu kondisi pengukuran yang
tidak bergantung pada waktu. Beberapa statistik karakteristik dari instrumen
antara lain:
1. Akurasi (Accuracy)
Akurasi merujuk pada sejauh mana nilai yang dihasilkan oleh suatu
pengukuran mendekati nilai sebenarnya atau standar. Ini adalah ukuran
kebenaran data atau pengukuran, menunjukkan seberapa dekat data tersebut
dengan kondisi aktual. Akurasi juga berfokus pada tingkat ketidakpastian
dalam pengukuran yang dilakukan oleh alat ukur, dapat dilihat seperti pada
gambar berikut:

Gambar 2. 1 Akurasi Tinggi Presisi Rendah


2. Presisi (Precision)

Presisi, di sisi lain, adalah ukuran seberapa konsisten hasil pengukuran jika
proses tersebut diulang dengan cara yang sama. Dengan kata lain, jika Anda
melakukan serangkaian pengukuran dalam kondisi yang sama dan
mendapatkan hasil yang sangat mirip, maka pengukuran tersebut dianggap
memiliki presisi yang tinggi, dapat dilihat seperti pada gambar berikut:

6
Gambar 2. 2 Akurasi Rendah Presisi Tinggi
3. Rentang (Range)
Rentang adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jarak antara
nilai minimum dan maksimum yang dapat diukur oleh suatu alat atau sistem
pengukuran. Sebagai contoh, jika suatu termometer dapat mengukur suhu dari
0 hingga 100 derajat Celsius, maka kita bisa mengatakan bahwa rentang
pengukuran termometer tersebut adalah 0 hingga 100 derajat Celsius.

Gambar 2. 3 Rentang Jarak


4. Ketelitian (Accuracy)
Ketelitian juga dikenal sebagai reproduksibilitas. Ketelitian pembacaan
merupakan kecocokan antara pembacaan-pembacaan itu sendiri. Jika nilai
yang sama dari peubah yang terukur, diukur beberapa kali dan memberikan
hasil yang kurang-lebih sama, maka alat ukur tersebut dikatakan mempunyai
ketelitian atau reproduksibilitas tinggi, dan juga berarti alat ukur tidak
mempunyai penyimpangan. Penyimpangan nilai alat ukur yang telah
dikalibrasi disebabkan oleh berbagai faktor seperti, kontaminasi logam pada
termokopel. Hal ini terjadi secara berangsur-angsur dalam satu periode waktu,

7
dan nampaknya tidak diperhatikan. Penyimpangan ini hanya dapat diketahui
melalui pemeriksaan secara berkala kalibrasi alat ukur.

Gambar 2. 4 Ketelitian
5. Resolusi (Resolution)
Resolusi adalah ukuran terkecil dalam dimensi yang dapat dideteksi atau
dibedakan oleh alat ukur. Dalam konteks komputer, resolusi mewakili jumlah
piksel (titik warna individual) pada layar monitor, yang dinyatakan dalam
jumlah piksel pada sumbu horizontal dan vertikal. Kualitas gambar pada
tampilan tergantung pada resolusi dan ukuran monitor.

Gambar 2. 5 Resolusi

2.4 Karakteristik Dinamik Instrumen Pengukuran


Karakteristik dinamik dari sebuah instrumen pengukuran menjelaskan
bagaimana instrumen tersebut merespons perubahan nilai yang diukur seiring

8
waktu hingga mencapai nilai stabil. Berikut adalah beberapa karakteristik dinamik
yang umum:
Karakteristik dinamik menunjukkan performa instrumen ukur ketika
mengukur variabel yang berubah cepat. Kebanyakan sensor tidak dapat mengikuti
perubahan cepat, tetapi memerlukan waktu beberapa saat sebelum mencapai
tanggapan penuh. Waktu yang digunakan tergantung pada resistansi, kapasitansi,
massa atau inersia, dan waktu mati.
a. Rise Time
Rise time adalah waktu yang dibutuhkan untuk sinyal atau sistem merespons
perubahan dari nilai rendah ke nilai tinggi yang telah ditentukan. Biasanya,
nilai rendah dan tinggi ini adalah 10% hingga 90% dari nilai akhir atau nilai
steady-state. Rise time adalah parameter penting dalam sistem kontrol,
komunikasi, dan pengolahan sinyal karena mengukur seberapa cepat sistem
dapat beradaptasi dengan perubahan input.
b. Konstanta Waktu
Konstanta waktu adalah parameter yang digunakan untuk menggambarkan
respons sistem linear time-invariant (LTI) orde pertama terhadap input
langkah. Ini mengukur seberapa cepat sistem mencapai sebagian besar
perubahan yang diberikan pada inputnya. Konstanta waktu umumnya
digunakan dalam analisis sistem dinamis.
c. Kesalahan
Kesalahan pengamatan atau kesalahan pengukuran adalah perbedaan antara
nilai yang diukur dengan nilai sebenarnya. Kesalahan ini bisa berasal dari
berbagai faktor seperti ketidakakuratan instrumen pengukuran, ketidakpastian
pengukuran, atau kesalahan manusia dalam mengambil data.
d. Dynamic Error:
Kesalahan pengukuran dinamis terdiri dari dua komponen. Komponen
pertama disebabkan oleh karakteristik dinamis dari transduser atau sistem
pengukuran yang mungkin menghasilkan penundaan dalam respons.
Komponen kedua adalah kesalahan yang disebabkan oleh adanya noise atau

9
gangguan pada output sistem pengukuran. Kesalahan dinamis ini dapat
memengaruhi akurasi dan presisi pengukuran.
e. Kecepatan Respon
Kecepatan respon merujuk pada seberapa cepat suatu sistem atau alat dapat
merespons terhadap perubahan pada besaran yang diukur. Kecepatan respon
yang tinggi adalah kualitas yang diinginkan dalam banyak aplikasi karena
menunjukkan bahwa sistem dapat beradaptasi dengan cepat terhadap
perubahan dalam lingkungannya.
f. Fidelity
Dalam konteks pemodelan dan simulasi ilmiah, fidelity mengacu pada sejauh
mana model atau simulasi dapat mereproduksi dengan akurat keadaan dan
perilaku objek atau situasi dalam dunia nyata. Fidelity yang tinggi berarti
bahwa model atau simulasi tersebut mendekati dengan baik dunia nyata,
sehingga hasilnya dapat diandalkan.
g. Lag
Lag adalah penundaan yang terjadi antara input ke dalam sistem dan output
dari sistem tersebut. Lag bisa memengaruhi dinamika sistem, menciptakan
ketidakstabilan, dan mengurangi kemampuan sistem untuk merespons
perubahan dengan cepat.
h. Retardation Lag
Retardation lag adalah jenis lag pengukuran di mana respons sistem dimulai
segera setelah perubahan dalam besaran yang diukur terjadi. Dengan kata lain,
tidak ada atau hampir tidak ada penundaan antara perubahan dalam besaran
yang diukur dan respons sistem pengukuran.
i. Time Delay Lag
Dalam kasus time delay lag, respons sistem pengukuran dimulai dengan
penundaan setelah penerapan input. Ini berarti ada waktu mati atau penundaan
antara perubahan dalam besaran yang diukur dan respons sistem pengukuran.

10
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akurasi
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi akurasi dalam
pengukuran:
a. Pilihan Metode Pengujian: Pilihan metode pengujian dapat mempengaruhi
akurasi pengukuran. Metode yang tepat dapat menghasilkan hasil yang
lebih akurat. Misalnya, dalam pengukuran kadar air dalam makanan,
metode pengeringan atau thermogravimetri yang merujuk pada SNI 01-
2354.2-2006 dapat digunakan.
b. Kompetensi Personel: Kemampuan dan pengetahuan personel yang
melakukan pengukuran juga dapat mempengaruhi akurasi. Personel yang
terlatih dan berpengalaman cenderung dapat melakukan pengukuran
dengan lebih akurat.
c. Kalibrasi atau Verifikasi Alat Pengujian: Melakukan kalibrasi atau
verifikasi alat pengujian sebelum digunakan sangat penting untuk
memastikan bahwa alat bekerja dengan baik dan dapat memberikan hasil
yang akurat.
d. Penggunaan Bahan Kimia yang Tepat: Dalam konteks pengukuran yang
melibatkan bahan kimia, penggunaan bahan kimia yang tepat sangat
penting untuk mendapatkan hasil yang akurat.
e. Suhu dan Kelembaban Ruangan/Laboratorium: Suhu dan kelembaban di
ruangan atau laboratorium dapat mempengaruhi akurasi pengukuran,
terutama untuk metode pengukuran tertentu seperti thermogravimetri.
f. Suhu dan Tekanan Udara di Dalam Oven: Jika metode pengukuran
melibatkan penggunaan oven, suhu dan tekanan udara di dalam oven dapat
mempengaruhi akurasi pengukuran.
g. Ukuran dan Struktur Partikel Sampel: Ukuran dan struktur partikel sampel
yang diukur dapat mempengaruhi akurasi pengukuran.
h. Ukuran Wadah/Botol Timbangan: Ukuran wadah atau botol timbangan
yang digunakan dalam pengukuran juga dapat mempengaruhi akurasi
pengukuran.

11
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini didasari dari sebuah penelitian terdahulu, baik dari jenis
penelitian maupun teori yang digunakan, dan teknik metode penelitian yang
digunakan penjelasannya dibawah ini sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

Judul Deskripsi Sumber


Karakteristik Penelitian ini membahas Wiratama Mitra Abadi
Instrumen Statis dan beberapa faktor yang
Dinamis mempengaruhi kinerja
alat ukur. Karakteristik
Statis dan Karakteristik
Dinamis adalah dua
karakteristik kinerja
dasar alat ukur.
Karakteristik Statik Penelitian ini membahas Academia.edu
dari Pengukuran beberapa karakteristik
statis pada alat ukur.
Karakteristik statis
adalah Karakteristik
Statis adalah suatu alat
ukur (instrumentasi)
adalah karakteristik
apabila alat ukur
digunakan untuk
mengukur suatu kondisi
yang tidak berubah
terhadap waktu atau
hanya berubah secara
lambat.
Alat Alat Pengukuran Penelitian ini membahas Academia.edu

12
Statik Dan Dinamik pengertian dan
karakteristik
pengukuran.
Karakteristik Penelitian ini membahas DOKUMEN.TIPS
Pengukuran Karakteristik
Pengukuran Statis dan
Karakteristik Dinamis.

13
BAB III
METODOLOGI

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian menggunakan Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif
dapat digunakan dalam penelitian yang melibatkan instrumen pengukuran.
Metode kuantitatif dilakukan secara lugas, objektif, dan apa adanya, sedangkan
metode kualitatif digunakan untuk mengungkapkan gejala atau fenomena secara
menyeluruh dan kontekstual. Dalam membuat laporan penelitian, metode
penelitian harus disajikan secara jelas dan lengkap, termasuk karakteristik statistik
dan dinamika pada instrumen pengukuran yang digunakan. Oleh karena itu,
peneliti harus memahami karakteristik statistik dan dinamika pada instrumen
pengukuran untuk memastikan akurasi pengukuran yang dihasilkan dan memilih
metode penelitian yang sesuai dengan karakteristik instrumen pengukuran yang
digunakan.

3.2 Sumber Data


a. Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti
dari sumber pertama, seperti individu atau objek penelitian. Sumber data
primer dapat berupa kata-kata, tindakan, atau dokumen yang dikumpulkan
oleh peneliti sendiri. Sumber data primer dapat dikumpulkan melalui teknik
wawancara, observasi, atau kuesioner
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
dikumpulkan dalam bentuk dokumen. Sumber data sekunder dapat berupa
literatur, artikel, atau situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang
dilakukan. Sumber data sekunder dapat digunakan sebagai penunjang sumber
data primer atau sebagai sumber data utama dalam penelitian.

14
3.3 Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan melakukan observasi langsung terhadap objek


penelitian. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen
penelitian berupa lembar observasi, panduan observasi, atau panduan
observasi (checklist).

b. Studi Pustaka dan Studi Dokumen

Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari sumber-sumber tertulis


seperti buku, jurnal, atau dokumen lainnya.

15
BAB IV
ANALISA

4.1 Analisis Karakteristik Statis Instrumen Pengukuran


Untuk melakukan analisis statistik karakteristik instrumen pengukuran,
perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

4.1.1 Akurasi
Akurasi merupakan karakteristik statistik yang paling penting dalam
instrumen pengukuran. Akurasi menggambarkan seberapa dekat hasil
pengukuran dengan nilai sebenarnya. Semakin tinggi akurasinya, semakin
kecil kesalahan pengukuran yang terjadi. Contoh ilustrasi seperti berikut :

Sebuah alat ukur memiliki akurasi 0,1% dari nilai bacaan. Jika alat
tersebut digunakan untuk mengukur suhu ruangan yang sebenarnya adalah
25°C, berapa jarak kesalahan pengukuran yang mungkin terjadi?

Jawaban:

 Akurasi alat ukur = 0,1% dari nilai bacaan = 0,1% x 25 = 0,025°C


 Rentang kesalahan pengukuran = 2 x akurasi = 2 x 0,025 = 0,05°C
 Jadi, jarak kesalahan pengukuran yang mungkin terjadi adalah ±0,05°C.

4.1.2 Presisi
Presisi menggambarkan seberapa dekat hasil pengukuran dengan hasil
pengukuran yang lain pada pengukuran yang berulang. Semakin tinggi
presisinya, semakin kecil variasi hasil pengukuran yang terjadi. Contoh
ilustrasi seperti berikut:

Sebuah alat ukur memiliki presisi 0,01 mm. Jika alat tersebut digunakan
untuk mengukur diameter sebuah bola yang sebenarnya adalah 10 mm, berapa
variasi hasil pengukuran yang mungkin terjadi pada pengukuran yang
berulang?

16
Jawaban:

 Presisi alat ukur = 0,01 mm


presisi
 Variasi hasil pengukuran = = 0,01 / 2 = 0,005 mm
2
 Jadi, variasi hasil pengukuran yang mungkin terjadi pada pengukuran yang
berulang adalah ±0,005 mm

4.1.3 Rentang
Rentang yang menggambarkan daerah dari nilai input yang berbeda
sampai tidak ada perubahan nilai output (daerah yang tak bias diukur).
Semakin lebar rentang, semakin besar kemampuan instrumen pengukuran
dalam mengukur berbagai nilai input. Contoh ilustrasi sebagai berikut:

Sebuah alat ukur memiliki jarak pengukuran 0-100 N. Jika alat tersebut
digunakan untuk mengukur gaya yang sebenarnya adalah 120 N, apakah alat
tersebut dapat digunakan untuk mengukur gaya tersebut?

Jawaban:

 Rentang pengukuran alat ukur = 0-100 N


 Gaya yang akan diukur = 120 N
 Karena gaya yang diukur melebihi pengukuran alat ukur, maka jarak alat
tersebut tidak dapat digunakan untuk mengukur gaya tersebut.

4.1.4 Ketelitian
Ketelitian menggambarkan seberapa dekat hasil pengukuran dengan nilai
sebenarnya pada pengukuran yang berulang. Semakin tinggi ketelitian,
semakin kecil kesalahan pengukuran yang terjadi. Contoh ilustrasi ketelitian
sebagai berikut:

Seorang teknisi melakukan pengukuran panjang sebuah kabel dengan


menggunakan penggaris. Pengukuran pertama menghasilkan nilai 25,3 cm,
sedangkan pengukuran kedua menghasilkan nilai 25,4 cm. Berapa ketelitian
pengukuran teknisi tersebut?

17
Jawaban:

 Ketelitian pengukuran = selisih nilai pengukuran / 2 = (25,4 - 25,3) / 2 =


0,05 cm
 Jadi, ketelitian pengukuran pekerja tersebut adalah ±0,05 cm.

4.1.5 Resolusi
Resolusi yang menggambarkan kemampuan instrumen pengukuran
dalam membedakan antara dua nilai input yang terdekat. Semakin tinggi
resolusi, semakin kecil perbedaan nilai input yang dapat dideteksi oleh
instrumen pengukuran. Contoh ilustrasi sebagai berikut:

Sebuah alat ukur memiliki resolusi 0,1 mm. Jika alat tersebut digunakan
untuk mengukur diameter sebuah bola yang sebenarnya adalah 10,25 mm,
berapa perbedaan nilai input yang dapat dideteksi oleh alat tersebut?

Jawaban:

 Resolusi alat ukur = 0,1 mm


 Perbedaan nilai input yang dapat dideteksi = resolusi / 2 = 0,1 / 2 = 0,05 mm
 Jadi, perbedaan nilai input yang dapat dideteksi oleh alat tersebut adalah
±0,05 mm

4.2 Analisis Karakteristik Dinamik Instrumen Pengukuran


Untuk menghitung karakteristik dinamika pada instrumen pengukuran,
perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

a. Rise Time
Untuk menghitung rise time, perlu diukur waktu yang dibutuhkan oleh respon
untuk naik dari 10-90% (Overdamped) atau 0-100% (Underdamped) dari nilai
akhir. Contoh soal sebagai berikut :
Sebuah osiloskop memiliki rise time sebesar 2 ns. Berapa bandwidth
maksimum yang dapat diukur oleh osiloskop tersebut?

Jawaban:

18
 Bandwidth maksimum = 0,35 / waktu naik
 Bandwidth maksimum = 0,35 / 2 ns = 175 MHz
 Jadi, bandwidth maksimum yang dapat diukur oleh osiloskop tersebut
adalah 175 MHz.
 Maka, Perlu diingat bahwa karakteristik instrumen pengukuran dinamis
saling terkait dan perlu dipahami secara menyeluruh untuk menentukan
akurasi dan resolusi yang dibutuhkan dalam suatu aplikasi pengukuran
b. Konstanta waktu
Untuk menghitung konstanta waktu, perlu diukur waktu yang dibutuhkan
output untuk mencapai nilai 63.2% dari nilai maksimum. Contoh soal, sebagai
berikut:
Sebuah rangkaian RC memiliki resistansi 100 ohm dan kapasitansi 10
mikrofarad. Berapa konstanta waktu pada rangkaian tersebut?

Jawaban:

 T=RxC
 T = 100 x 10^-6
 T = 0,00001 detik atau 10 mikrodetik
 Jadi, konstanta waktu pada rangkaian RC tersebut adalah 10 mikrodetik.
 Maka, konstanta waktu pada instrumen pengukuran saling berkaitan
dengan karakteristik dinamik instrumen pengukuran lainnya dan perlu
dipahami secara menyeluruh untuk menentukan akurasi dan resolusi
yang dibutuhkan dalam suatu aplikasi pengukuran
c. Kesalahan
Dinamis Untuk menghitung kesalahan dinamis, perlu diukur perbedaan antara
kuantitas nilai sebenarnya yang berubah menurut waktu, dan nilai yang
ditunjukkan alat ukur jika diasumsikan tidak ada kesalahan statistik. Contoh
soal, sebagai berikut:
Seorang teknisi melakukan pengukuran suhu ruangan dengan menggunakan
termometer digital. Pengukuran pertama menghasilkan nilai 25,5°C,

19
sedangkan pengukuran kedua menghasilkan nilai 25,7°C. Berapa kesalahan
pengukuran teknisi tersebut?

Jawaban:

 Kesalahan pengukuran = selisih nilai pengukuran / 2 = (25,7 - 25,5) / 2 =


0,1°C
 Jadi, kesalahan pengukuran teknisi tersebut adalah ±0,1°C.
 Dalam mengerjakan soal seperti ini, perlu memahami konsep kesalahan
pada instrumen pengukuran dan menghitung nilai-nilai yang diberikan
pada soal dengan benar.
d. Dynamic Error

Untuk menghitung kesalahan dinamis, perlu diukur kesalahan pengukuran


yang terjadi saat transien atau jika yang diukur adalah sinyal. Contoh soal
sebagai berikut:

Seorang petugas melakukan pengukuran tegangan listrik dengan


menggunakan multimeter digital. Tegangan listrik yang sebenarnya adalah 10
V dan berubah secara periodik dari 0 V ke 20 V dengan frekuensi 50 Hz.
Multimeter digital tersebut memiliki kesalahan dinamis sebesar 0,5% dari nilai
bacaan. Berapa kesalahan pengukuran teknisi tersebut?

Jawaban:

 Kesalahan dinamis = 0,5% dari nilai bacaan = 0,5% x 20 V = 0,1 V


 Kesalahan pengukuran = (nilai sebenarnya - nilai bacaan) + kesalahan
dinamis
 Kesalahan pengukuran = (10 - 10) + 0,1 = 0,1 V
 Jadi, kesalahan pengukuran teknisi tersebut adalah ±0,1 V.
e. Kecepatan Respon

Untuk menghitung kecepatan respons, perlu diukur kecepatan dalam respons


dan kecermatan. Contoh soal sebagai berikut:

20
Seorang layanan pelanggan menerima 100 panggilan dalam sehari. Rata-rata
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu panggilan adalah 2 menit.
Bagaimana kecepatan respon layanan pelanggan tersebut dalam menangani
panggilan?

Jawaban:

 Total waktu yang dibutuhkan untuk menangani 100 panggilan = 100 x 2


menit = 200 menit
 Kecepatan respon customer service = jumlah panggilan / total waktu
yang dibutuhkan = 100 / 200 menit = 0,5 panggilan per menit
 Jadi, kecepatan respon layanan pelanggan tersebut dalam menangani
panggilan adalah 0,5 panggilan per menit.
f. Fidelity
Untuk menghitung fidelitas, perlu diukur kemampuan sistem pengukuran
untuk menghasilkan keluaran yang sama dengan masukan. Contoh soal
sebagai berikut:
Seorang fotografer mengambil gambar dengan kamera DSLR dan
menyimpannya dalam format JPEG. Kamera DSLR tersebut memiliki Fidelity
sebesar 95%. Jika gambar asli memiliki ukuran 10 MB, berapa ukuran file
JPEG yang dihasilkan?
Jawaban:
 Ukuran file JPEG yang dihasilkan = ukuran file asli x Fidelity
 Ukuran file JPEG yang dihasilkan = 10 MB x 0,95 = 9,5 MB
 Jadi, ukuran file JPEG yang dihasilkan adalah 9,5 MB
g. Lag

Untuk menghitung lag, perlu diukur waktu yang dibutuhkan oleh sistem
pengukuran untuk merespon perubahan masukan. Contoh soal sebagai berikut:

Seorang teknisi melakukan pengukuran suhu ruangan dengan menggunakan


termometer digital. Pengukuran pertama menghasilkan nilai 25,5°C,
sedangkan pengukuran kedua menghasilkan nilai 25,7°C. Jika termometer

21
digital tersebut memiliki lag sebesar 0,2 detik, berapa waktu yang dibutuhkan
oleh termometer digital tersebut untuk menunjukkan nilai output yang stabil?

Jawaban:

 Lag termometer digital = 0,2 detik


 Waktu yang dibutuhkan oleh termometer digital untuk menunjukkan
nilai output yang stabil dapat dihitung dengan rumus: 2 x lag = 2 x 0,2 =
0,4 detik
 Jadi, waktu yang dibutuhkan oleh termometer digital tersebut untuk
menunjukkan nilai output yang stabil adalah 0,4 detik.
h. Retardation Lag

Untuk menghitung retardation lag, perlu diukur waktu yang dibutuhkan oleh
sistem pengukuran untuk merespon perubahan masukan yang lebih lambat.
Contoh soal sebagai berikut:

Seorang pengemudi mobil menekan pedal gas untuk mempercepat mobil dari
keadaan diam hingga mencapai kecepatan 60 km/jam dalam waktu 10 detik.
Jika mobil tersebut memiliki retardation lag sebesar 0,5 detik, berapa waktu
yang dibutuhkan oleh mobil tersebut untuk mencapai kecepatan 30 km/jam?

Jawaban:

 Waktu yang dibutuhkan oleh mobil untuk mencapai kecepatan 60


km/jam = 10 detik
 Kecepatan rata-rata mobil = (0 + 60) / 2 = 30 km/jam
 Waktu yang dibutuhkan oleh mobil untuk mencapai kecepatan 30
km/jam dapat dihitung dengan rumus: waktu = (kecepatan akhir -
kecepatan awal) / percepatan + retardation lag
 Waktu = (30 - 0) / (60 / 10) + 0,5 = 5,5 detik
 Jadi, waktu yang dibutuhkan oleh mobil tersebut untuk mencapai
kecepatan 30 km/jam adalah 5,5 detik.
i. Time Delay Lag

22
Untuk menghitung jeda waktu tunda, perlu diukur waktu yang dibutuhkan
oleh sistem pengukuran untuk merespon perubahan masukan yang lebih cepat.
Contoh soal sebagai berikut:
Seorang petugas melakukan pengukuran jarak dengan menggunakan sensor
ultrasonik. Sensor ultrasonik tersebut memiliki time delay lag sebesar 0,1
detik. Jika jarak antara sensor dan objek yang diukur adalah 50 cm, berapa
waktu yang dibutuhkan oleh sensor untuk mengukur jarak tersebut?

Jawaban:

 Kecepatan suara di udara = 343 m/s


 Waktu yang dibutuhkan oleh gelombang ultrasonik untuk menempuh
jarak 50 cm = jarak / kecepatan suara = 0,5 m / 343 m/s = 0,00146 detik
 Waktu yang dibutuhkan oleh sensor untuk mengukur jarak tersebut =
waktu yang dibutuhkan oleh gelombang ultrasonik + jeda waktu =
0,00146 + 0,1 = 0,10146 detik
 Jadi, waktu yang dibutuhkan oleh sensor untuk mengukur jarak tersebut
adalah 0,10146 detik.

4.3 Pengaruh karateristik statis dan dinamik Terhadap Akurasi pengukuran


4.3.1 Pengaruh Karakteristik Statis Terhadap Akurasi Pengukuran
Karakteristik statistik pada instrumen pengukuran mempengaruhi
pengukuran. Beberapa statistik karakteristik yang mempengaruhi pengukuran
pengukuran antara lain sensitivitas, linearitas, ambang batas, resolusi,
histerisis, dan waktu mati. Sensitivitas yang tinggi pada instrumen pengukuran
akan menghasilkan pengukuran yang lebih akurat. Linearitas yang baik pada
instrumen pengukuran akan menghasilkan keluaran yang proporsional dengan
masukan. Threshold yang rendah pada instrumen pengukuran akan
memungkinkan pengukuran yang lebih akurat pada sinyal yang kecil.

Perekaman yang tinggi pada instrumen pengukuran akan memungkinkan


pengukuran yang lebih akurat pada nilai yang terdekat. Histerisis yang rendah
pada instrumen pengukuran akan menghasilkan keluaran yang sama untuk

23
nilai masukan yang sama. Waktu mati yang rendah pada instrumen
pengukuran akan memungkinkan instrumen pengukuran memberikan keluaran
yang akurat dengan cepat. Oleh karena itu, statistik karakteristik pada
instrumen pengukuran perlu diperhatikan untuk memastikan akurasi
pengukuran yang dihasilkan.

4.3.2 Pengaruh Karakteristik Dinamik Terhadap Akurasi Pengukuran


Karakteristik dinamik pada instrumen pengukuran juga memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap akurasi pengukuran. Beberapa karakteristik
dinamik yang mempengaruhi akurasi pengukuran antara lain rise time, time
konstan, kesalahan dinamis, dynamic error, response speed, fidelity, lag,
retardation lag, dan time delay lag. Rise time yang tinggi pada instrumen
pengukuran akan mempengaruhi akurasi pengukuran pada sinyal yang
berubah dengan cepat. Time konstan yang tinggi pada instrumen pengukuran
akan mempengaruhi akurasi pengukuran pada sinyal yang berubah secara
lambat.

Kesalahan dinamis pada instrumen pengukuran akan mempengaruhi


akurasi pengukuran pada sinyal yang berubah secara periodik. Dynamic error
pada instrumen pengukuran akan mempengaruhi akurasi pengukuran pada
sinyal yang berubah secara dinamis. Response speed yang rendah pada
instrumen pengukuran akan mempengaruhi akurasi pengukuran pada sinyal
yang berubah dengan cepat. Fidelity yang rendah pada instrumen pengukuran
akan mempengaruhi akurasi pengukuran pada sinyal yang berubah secara
dinamis. Lag, retardation lag, dan time delay lag pada instrumen pengukuran
akan mempengaruhi akurasi pengukuran pada sinyal yang berubah secara
dinamis. Oleh karena itu, karakteristik dinamik pada instrumen pengukuran
perlu diperhatikan untuk memastikan akurasi pengukuran yang dihasilkan.

24
4.3.3 Hubungan Antara Karakteristik Statis Dan Dinamik Dalam
Mempengaruhi Akurasi Instrumen Pengukuran
Karakteristik statistik dan dinamika pada instrumen pengukuran saling
terkait dan mempengaruhi akurasi pengukuran. Statistik karakteristik seperti
sensitivitas, linearitas, ambang batas, resolusi, histerisis, dan waktu mati
mempengaruhi akurasi pengukuran pada sinyal yang tidak berubah terhadap
waktu. Sedangkan karakteristik dinamik seperti waktu naik, waktu konstan,
kesalahan dinamis, kesalahan dinamis, kecepatan respon, fidelitas, lag, lag
retardasi, dan lag waktu tunda mempengaruhi pengukuran pada sinyal yang
berubah secara dinamis. Oleh karena itu, perlunya memahami karakteristik
statistik dan dinamika pada instrumen pengukuran untuk memastikan akurasi
pengukuran yang dihasilkan. Dalam memilih instrumen pengukuran, perlu
mempertimbangkan karakteristik statistik dan dinamika yang sesuai dengan
aplikasi pengukuran yang diinginkan.

25
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian karakteristik statis dan dinamik pada instrumen
pengukuran adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik statis, seperti akurasi, presisi, rentang, ketelitian, dan
resolusi, mempengaruhi pengukuran pada sinyal yang tidak berubah
terhadap waktu. Semakin tinggi karakteristik statisnya, semakin akurat
hasil pengukuran yang dihasilkan.
2. Karakteristik dinamik, seperti rise time, konstanta waktu, kesalahan
dinamis, dynamic error, kecepatan respon, fidelity, lag, retardation lag,
dan time delay lag, mempengaruhi pengukuran pada sinyal yang berubah
secara dinamis. Karakteristik dinamik yang baik diperlukan untuk
pengukuran sinyal yang berubah dengan cepat atau secara periodik.
3. Karakteristik statis dan dinamik saling berhubungan dan mempengaruhi
akurasi pengukuran secara keseluruhan. Kualitas instrumen pengukuran
ditentukan oleh kombinasi karakteristik statis dan dinamiknya.
4. Dalam memilih instrumen pengukuran, perlu mempertimbangkan
karakteristik statistik dan dinamika yang sesuai dengan aplikasi
pengukuran yang diinginkan. Pemahaman yang baik tentang karakteristik
ini akan membantu memastikan akurasi pengukuran yang tepat dan
relevan sesuai dengan kebutuhan pengukuran.
5. Kesalahan pada instrumen pengukuran dapat berasal dari berbagai
sumber, termasuk karakteristik statis dan dinamik. Oleh karena itu,
perawatan, kalibrasi, dan pemahaman yang mendalam tentang
karakteristik instrumen pengukuran sangat penting untuk meminimalkan
kesalahan pengukuran.

5.2 Saran
Berdasarkan penelitian mengenai karakteristik statis dan dinamik pada
instrumen pengukuran, berikut adalah beberapa saran yang dapat diambil:

26
1. Pemilihan Instrumen yang Tepat: Dalam pemilihan instrumen
pengukuran, perhatikan karakteristik statis dan dinamik yang sesuai
dengan jenis pengukuran yang akan dilakukan. Pastikan instrumen yang
dipilih memiliki sensitivitas, akurasi, dan resolusi yang memadai untuk
aplikasi tertentu.
2. Kalibrasi Rutin: Instrumen pengukuran perlu dijaga agar tetap akurat.
Melakukan kalibrasi secara rutin adalah kunci untuk memastikan bahwa
karakteristik statis dan dinamik instrumen tetap sesuai dengan standar
yang diinginkan.
3. Pemahaman Mendalam: Operator pengukuran harus memiliki
pemahaman yang mendalam tentang karakteristik statis dan dinamik
instrumen yang mereka gunakan. Ini termasuk memahami bagaimana
karakteristik tersebut memengaruhi hasil pengukuran dan bagaimana
mengatasi potensi kesalahan.
4. Monitoring Kesalahan: Lakukan pemantauan terhadap hasil pengukuran
yang diperoleh dari instrumen. Jika terdapat kesalahan yang konsisten
atau tidak sesuai dengan yang diharapkan, segera identifikasi sumber
kesalahan, termasuk karakteristik statis dan dinamik, dan lakukan
tindakan perbaikan.
5. Dokumentasi yang Akurat: Pastikan bahwa semua karakteristik
instrumen pengukuran, baik statis maupun dinamik, didokumentasikan
secara lengkap. Dokumentasi ini akan berguna sebagai referensi dan
catatan untuk pemeliharaan dan perbaikan di masa depan.
Dengan mengikuti saran-saran di atas, organisasi atau individu dapat
memastikan bahwa pengukuran yang dilakukan akurat dan andal, serta dapat
mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah yang berkaitan dengan
karakteristik statis dan dinamik instrumen pengukuran.

27
DAFTAR PUSTAKA

Asrizal, A., & Kamus, Z. (2011). Penentuan Karakteristik Statik Sistem


Pengukuran Medan Magnetik Dengan Sensor Fluxgate. Eksakta, 1(1).

Cahyati, Y. (2012). Karakteristik Statik Pengukuran. Fisika Bidang Minat


Biofisika dan Fisika Medis. Malang: Universitas Brawijaya.

Fitrya, N., Ginting, D., Retnawaty, S. F., Febriani, N., Fitri, Y., & Wirman, S. P.
(2017). Pentingnya Akurasi dan Presisi Alat Ukur dalam Rumah Tangga.
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI, 1(2), 60-63.

Limbong, J. D. (2022). Analisis Karakteristik Dinamik Mesin Cnc Bubut Dengan


Menggunakan Metode Getaran (Doctoral Dissertation, Universitas Mercu
Buana Jakarta).

Morris, A. S. 2001. Measurement and Instrumentation Principles (3 rd


ed).Oxford, U.K: Butterworth Heinemann.

Mujamilah, M., & Sulungbud, G. T. (2013). Karakteristik Dinamik Sistem Koloid


Magnetik Berbasis Nanopartikel Oksida Fe-Chitosan. Jurnal Kimia dan
Kemasan, 35(1), 65-70.

Ramadhan, A., & Hufri, Z. K. Penentuan Karakteristik Statik Sensor Massa


Berbasis Ldr Dan Pegas. Prosiding, 108.

Rizal, M. (2020). Pengukuran Teknik Dasar dan Aplikasi. Syiah Kuala University
Press.

Runtu, R. R., Soukotta, J., & Poeng, R. (2015). Analisis Kemampuan Dan
Keandalan Mesin Bubut Weiler Primus Melalui Pengujian Karakteristik
Statik Menurut Standar Iso 1708. Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat, 4(1).

28
Suhardjono, S., Irjhon, R., & Winarto, W. (2008). Karakteristik Dinamik Kolom
Baja yang Diisi Pasir, Kerikil atau Serbuk Gergaji Besi. Jurnal Teknik
Mesin, 10(2), 102-108.

Webster John G. dan Halit Eren. Measurement, Instrumentation, and Sensors


Handbook (2 nd ed). Boca Raton: Taylor & Francis Group

29

Anda mungkin juga menyukai