Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH SISTEM PEMELIHARAAN

PENGGUNAAN METODE RELIABILITY NETWORK EQUIVALENT APPROACH


UNTUK MENGEVALUASI KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20
KV
(Studi Kasus: PT. PLN (Persero))
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Pemeliharaan pada
Program Studi S-1 Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa
Karawang Semester Genap Tahun Akademik
2021/2022

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Apid Hapid Maksum, S.T., M.M.

Disusun Oleh:
Davina Argadiraksa
NPM. 1910631140007

Kelas A Teknik Industri

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji Syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan penulis
kemudahan sehingga atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun
akal pikiran, penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari
Mata Kuliah Sistem Pemeliharaan dengan judul Penggunaan Metode Reliability Network
Equivalent Approach untuk mengevaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kV.
(Studi Kasus: PT. PLN (Persero)).
Makalah ini telah penulis susun dengan mendapatkan perhatian dari berbagai pihak
yang telah membantu dan membimbing penyusunan makalah. Maka daripada itu penulis
mengucapkan kata terima kasih yang sebesar-besarnya kepada;
1. Bapak DR. H. Maman Suryaman, M.MPd sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas
Singaperbangsa Karawang.
2. Bapak Ir. H. Wahyudin., S.T., MT., IPM sebagai Koorprodi Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang.
3. Bapak Hapid Apid Maksum, S.T., M.M. sebagai Dosen pembimbing mata kuliah
Sistem Pemeliharaan.
4. Kedua Orang Tua yang telah memberikan semangat dan doa yang bermanfaat bagi
penulis.
5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi program studi teknik industri angkatan
2018 yang juga turut membantu serta mendukung penulis untuk menyelesaikan
makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami sepenuhnya sadar bahwa makalah ini masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang membangun.

Karawang, 29 September 2021

Davina Argadiraksa

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ........................................................................................ 2
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 3
2.1 Kehandalan (Reliability) ............................................................................ 3
2.1.1 Reliability Networks .......................................................................... 5
2.1.2 Reliability Analysis Methods ............................................................ 5
2.1.3 Reability Measures ........................................................................... 5
2.1.4 Faktor Kehandalan (Reliability) ..................................................... 5
2.1.5 Fungsi Kehandalan (Reliability) ..................................................... 6
2.2 Perawatan (Maintenance).......................................................................... 7
2.2.1 Pengertian Perawatan (Maintenance) ............................................ 7
2.2.2 Peran Perawatan (Maintenance) .................................................... 8
2.2.3 Tujuan Perawatan (Maintenance) .................................................. 8
2.2.4 Jenis-Jenis Perawatan (Maintenance) ............................................ 9
2.2.5 Kegiatan Perawatan (Maintenance) ............................................. 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 13
3.1 Flowchart Penulisan Makalah ................................................................ 13
3.2 Tahap Perhitungan .................................................................................. 14
3.3 Flowchart Penelitian ................................................................................ 16
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN ............................................................................ 17
4.1 Menghitung Laju Kegagalan .................................................................. 17
4.2 Menghitung Indeks SAIFI dan SAIDI ................................................... 20
4.3 Perbandingan Hasil Perhitungan ........................................................... 22

iii
BAB V PENUTUP........................................................................................................... 23
4.4 Kesimpulan ............................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... vii

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Konsep Kehandalan ....................................................................................... 4


Gambar 2. 2 Hubungan Antara Berbagai Bentuk Perawatan ............................................ 11
Gambar 3. 1 Flowchart Penulisan Makalah...................................................................... 13
Gambar 3. 2 Flowchart Penelitian .................................................................................... 16
Gambar 3. 1 Flowchart Penulisan Makalah ...................................................................... 13
Gambar 3. 2 Flowchart Penelitian..................................................................................... 16

v
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Hasil perhitungan Perhitungan (λ) ................................................................... 17


Tabel 4. 2 Hasil perhitungan nilai U ................................................................................. 18
Tabel 4. 3 Indeks Keandalan Sistem SAIFI dan SAIDI.................................................... 20

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, seiring dengan perkembangan jumlah penduduk menyebabkan
kebutuhan listrik yang semakin meningkat. Dalam meningkatkan system pelayanan
dan menjaga kestabilan pelayanan kepada masyarakat maka keandalan system
tenaga listrik perlu dievaluasi. Dalam jaringan distribusi, kualitas pelayanan dapat
diukur dari lama dan seringnya pemadaman yang terjadi dalam satuan waktu, seperti:
perbulan dan pertahun. Dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat. PT. PLN telah berkomitmen dengan mengembangkan beberapa strategi
yang tepat terhadap perubahan perilaku konsumen dan kapasitas daya yang tersedia.
Perubaan perilaku konsumen disebabkan oleh gaya hidup dan kebutuhan mendasar
bagi semua pelanggan.
Strategi yang saat ini dikembangkan oleh pihak PLN adalah dengan
pegoptimalkan pelayanan publik berupa peningkatan fasilitas, prosedur dan perilaku
para petugas. Penyebab lain yang mengakibatkan terganggunya system pada
jaringan distribusi adalah faktor cuaca dan suhu. Pemadaman yang sering terjadi saat
ini lebih banyak disebabkan karena faktor suhu dan cuaca yang ektrim. Faktor ini
sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan pada jaringan distribusi. Ketersediaan
energi listrik yang cukup tidak bisa menjamin akan tidak terjadinya pemadaman.
Seperti yag terjadi saat ini di Sulawesi Selatan khususnya di kota Makassar.
Disisi lain kota Makassar sebagai pusat ibu kota menjadi pusat administrasi
pemerintahan, perdagangan dan transkasi jual beli menyebabkan kebutuhan listrik
akan meningkat setiap saat. PT. PLN sebagai penyedia listrik dituntut untuk bisa
memberikan pelayanan secara kontinuitas kepada konsumen. Kebutuhan listrik
sudah menjadi kebutuhan pokok yang harus terpenuhi setiap waktu. Pengadaan
sumber energi terbarukan dan atau genset sebagai sumber energi cadangan tidak bisa
memberikan jaminan kelangsungan kebutuhan listrik setiap saat. Beberapa industri
di kota Makassar hanya menjadikan sumber energi listrik dari PLN sebagai satu-
satunya sumber utama. Keberadaan sumber energi terbarukan dan genset hanya
untuk melayani operasional administrasi saja.

1
2

Dengan demikian, untuk menjaga kestabilan dan peningkatan pelayanan


secara kontinyu maka perlu dilakukan evaluasi secara berkala tentang keandalan
sistem tenaga listrik pada jaringan distribusi. Pemilihan jaringan distribusi 20 kV di
area PT. PLN (Persero) ULP Daya penyulang Paccerakkang karena melayani
beberapa industry yang ada dikota Makassar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses menggunakan metode reliability network?
2. Bagaimana proses menjaga kestabilan dan peningkatan pelayanan secara
kontinyu?
3. Bagaimana proses mengetahui tingkat keandalan?
4. Bagaimana besarnya nilai indeks keandalan SAIFI dan SAIDI dengan
menggunakan metode RNEA?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui proses menggunakan metode reliability network.
2 Untuk mengetahui proses menjaga kestabilan dan peningkatan pelayanan secara
kontinyu.
3 Untuk mengetahui proses mengetahui tingkat keandalan.
4 Untuk mengetahui besarnya nilai indeks keandalan SAIFI dan SAIDI dengan
menggunakan metode RNEA.

1.4 Batasan Masalah


1. Hanya membahas proses menggunakan metode reliability network.
2. Hanya membahas proses menjaga kestabilan dan peningkatan pelayanan secara
kontinyu.
3. Hanya membahas proses mengetahui tingkat keandalan.
4. Hanya membahas besarnya nilai indeks keandalan SAIFI dan SAIDI dengan
menggunakan metode RNEA.

1.5 Sistematika Penulisan


Secara umum, pembahasan pada penelitian ini terdiri dari beberapa BAB
dengan sistematika penulisan yang memiliki pembahasan dan penjelasan masing-
masing disesuaikan dengan cara dan algoritma penelitian.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehandalan (Reliability)


Bermula pada awal tahun 1950-an kata reliabilitas memperoleh
pengertian teknis yang sangat khusus sehubungan dengan kendali mutu dari
produk telah banyak definisi formal yang diungkapkan secara garis besarnya
isinya adalah sebagai berikut:
1. Reabilitas adalah probabilitas suatu peralatan melakukan tujuannya
dengan periode waktu tertentu dengan kondisi tertentu.
2. Reliabilitas dari suatu (sistem, peralatan, dan lain-lain) adalah
probabilitas bahwa sistem peralatan tersebut dapat menunjukkan
penampilan yang memuaskan untuk suatu periode waktu yang
ditentukan pada kondisi operasi yang ditentukan.
3. Reliabilitas adalah probabilitas tidak terjadinya kegagalan selama
periode operasi yang ditentukan.
Igor Balovsky menyatakan konsep modern mengenai reliabilitas,
"Dinyatakan secara sederhana reliabilitas adalah kemampuan suatu
peralatan untuk tidak rusak selama operasi. Jika suatu peralatan bekerja
dengan baik dan bekerja bilamana diperlukan untuk melakukan pekerjaan
sesuai dengan rancangan nya peralatan tersebut dinyatakan dapat
diandalkan".
Keandalan (Reliability) didefinisikan sebagai probabilitas dan
peralatan atau sistem untuk dapat menjalankan fungsinya dengan
semestinya, dalam kurun waktu tertentu, serta pada kondisi kerja tertentu.
Terdapat beberapa pengertian reliability dari menurut para ahli, berikut
merupakan pengertian reliability menurut para ahli:
1. Menurut BSP Susanto (2017), keandalan (reliability) didefinisikan
sebagai keandalan produk atau sistem adalah probabilitas suatu barang
atau sistem mampu melakukan fungsi tertentu untuk periode waktu
tertentu jika beroprasi secara normal (BSP Susanto, 2017).

3
4

2. Menurut Sumadi Suryabrata (2004), definisi keandalan (reliability)


menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat
dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki
tingkat konsistensi dan kemantapan (Suryabrata, 2004).
3. Menurut Tjiptono (2014), keandalan (reliability) kemampuan pemberi
jasa dalam memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat,
dan memuaskan (Tjiptono, 2014).
4. Menurut Ebeling (1997), keandalan (reliability) merupakan ukuran
kemampuan suatu komponen atau peralatan untuk beroperasi terus-
menerus tanpa adanya gangguan atau kerusakan. Kehandalan dapat
didefinisikan sebagai probabilitas bahwa suatu komponen atau sistem
akan menunjukkan kemampuan yang diharapkan dalam suatu jangka
waktu tertentu jika dioperasikan dalam kondisi operasional tertentu
(Ebeling, 1997).
5. Menurut Charles E. (1997), definisi kehandalan adalah ukuran
kemampuan suatu komponen atau peralatan untuk beroperasi terus
menerus tanpa adanya gangguan atau kerusakan. Kehandalan dapat
didefinisikan sebagai probabilitas bahwa suatu komponen atau sistem
akan menunjukkan kemampuan yang diharapkan dalam suatu jangka
waktu tertentu jika dioperasikan dalam kondisi operasional tertentu
(Charles E, E., 1997).

Gambar 2. 1 Konsep Kehandalan


Sumber: (Universitas Brawijaya, 2019)
5

2.1.1 Reliability Networks


Reliability networks adalah melacak berapa lamanya infrakstruktur
dapat berfungsi tanpa adanya gangguan.

2.1.2 Reliability Analysis Methods


Reliability Analysis Methods merupakan analisis metode keandalan
yang menyangkut beberapa analisis metode penyelesaian teknik keandalan,
mulai dari pengumpulan data serta penyelesaian metode pengumpulan data
yang menyangkut metode Failure Model and Effect Analysis (FMEA), Fault
Tree Analysis (FTA), Mean Time to Failure (MTTF), Mean Time to Repair
(MTTR), Mean Time to Between Failure (MTBF).

2.1.3 Reability Measures


Menurut Alimul (2010), reability measure merupakan penelitian
menerapkan reliabilitas konsistensi internal untuk menentukan skor
pengukuran kehandalan dan kemampurawatan (Alimul, 2010).

2.1.4 Faktor Kehandalan (Reliability)


Terdapat beberapa faktor yang terkait dengan kehandalan suatu
peralatan, tetapi faktor-faktor tersebut tak hanya ditujukan pada sistem
beroperasi, tetapi juga pada saat sebelumnya yakni pada saat sistem berada
dalam penyimpanan atau diangkut dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Dasar
statistik dan probabilistik untuk teknik reliabilitas. Teknik reliabilitas adalah
suatu cabang dari praktek teknik yang terus meningkat seperti kompleksitas
dan ketepatan merupakan teori dari keandalan (Reliability).
Berikut 4 faktor yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
pengertian reliabilitas yaitu:
1. Probabilitas
Setiap item atau komponen dalam suatu sistem memiliki umur
atau waktu hidup yang berbeda-beda sehingga terdapat sekelompok
item yang memiliki rata-rata hidup tertentu jadi untuk
mengidentifikasikan distribusi frekuensi dari suatu item dapat dicari
dengan melakukan estimasi waktu hidup dari item tersebut.
6

2. Kehandalan yang diharapkan


Hal ini menunjukkan bahwa kehandalan merupakan suatu
karakteristik kinerja sistem di mana suatu sistem yang handal harus
dapat menunjukkan performansi yang memuaskan jika dioperasikan.
3. Waktu (Time Limit)
Kehandalan suatu sistem pada umumnya dinyatakan dalam suatu
periode waktu karena waktu merupakan parameter yang penting untuk
melakukan penilaian kemungkinan suksesnya suatu sistem biasanya
faktor waktu tersebut dikaitkan dengan kondisi tertentu seperti waktu
antar kerusakan (mean time to failure) dan sebagainya.
4. Kondisi Operasional yang Spesifik
Hal ini menjelaskan Bagaimana perlakuan yang diterima sistem
dalam menjalankan fungsinya dalam arti bahwa 2 buah sistem dengan
tingkat mutu sama dapat memberikan tingkat kehandalan yang berbeda
dalam kondisi operasionalnya. Misalnya kondisi temperatur, keadaan
atmosfer dan tingkat kebisingan di mana sistem demokrasi kan.

2.1.5 Fungsi Kehandalan (Reliability)


Fungsi keandalan (Reliabilty) diartikan sebagai banyaknya
kemungkinan suatu mesin atau komponen dapat beroperasi dengan baik
tanpa terjadi kegagalan maupun pada suatu periode waktu t dalam keadaan
operasi standar. Fungsi dasar dari keandalan sistem kelistrikan
(power reliability) adalah untuk memenuhi persyaratan beban sistem secara
ekonomis dan dengan jaminan kesinambungan dan kualitas yang wajar.
kehandalan adalah probabilitas suatu peralatan dapat beroperasi dengan baik
tanpa mengalami kerusakan dalam periode waktu tertentu merupakan fungsi
dari kehandalan (reliability). Tujuan kehandalan (reliability) adalah
memberikan informasi sebagai basis untuk mengambil keputusan. Selain itu
teori kehandalan (reliability) dapat digunakan untuk memprediksi kapan
suatu suku cadang pada suatu mesin akan mengalami kerusakan, sehingga
dapat menentukan kapan harus dilakukan perawatan, penggantian, dan
penyediaan komponen.
1. Fungsi Kehandalan I
R(t) = Probabilitas sistem / produk akan sukses untuk waktu tertentu (t)
7

F(t) = Probabilitas sistem akan gagal dalam waktu tertentu (t)


Jika variabel acak t, memiliki laju kegagalan f(t), maka:

2. Fungsi Kehandalan II
Jika waktu kegagalan dinyatakan dalam fungsi laju eksponensial

= Mean Life atau MTBF (Mean Time between Failure)


= failure rate (laju kerusakan) = 1 / 
t = Periode waktu
e = 2.7183 (bilangan
3. Fungsi Kehandalan III
Fungsi kehandalan menjadi:

Karakteristik tidak harus sama, ada beberapa fungsi distribusi


probabilitas untuk menjelaskan kerusakan termasuk Binomial,
Eksponensial, Normal, Poisson, Weibull, Rayleigh.

2.2 Perawatan (Maintenance)


2.2.1 Pengertian Perawatan (Maintenance)
Terdapat beberapa pengertian perawatan (maintenance) dari menurut
para ahli, berikut merupakan pengertian perawatan (maintenance) menurut
para ahli:
1. Menurut Assauri (2008), perawatan (maintenance) merupakan kegiatan
untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dengan
mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang
diperlukan supaya terdapat suatu keadaaan operasional produksi yang
memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan (Assauri,
Manajemen Produksi & Operasi, 2008).
8

2. Menurut Assauri (1995), perawatan (maintenance) merupakan kegiatan


untuk memelihara dan menjaga peralatan atau komponen mengadakan
perbaikan, penyesuaian, dan pergantian yang diperlukan untuk
mendapatkan suatu kondisi operasi yang memuaskan sesuai dengan
yang direncanakan dengan adanya perawatan diharapkan semua
peralatan dan komponen yang dimiliki oleh perusahaan dapat
beroperasi Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan (Assauri, 1995).

2.2.2 Peran Perawatan (Maintenance)


Perawatan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam
kegiatan operasi dari suatu perusahaan yang menyangkut kelancaran atau
kemacetan suatu operasi. Dengan demikian perawatan memiliki fungsi yang
sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain dari suatu perusahaan, Karena
pentingnya aktivitas perawatan maka diperlukan perencanaan matang untuk
menjalankannya sehingga berhentinya proses operasi akibat peralatan atau
komponen rusak dapat dikurangi seminimum mungkin. Aktivitas perawatan
yang benar-benar baik dapat mengurangi biaya untuk merawat peralatan
atau komponen.

2.2.3 Tujuan Perawatan (Maintenance)


Tujuannya adalah untuk memelihara kemampuan sistem dan
mengendalikan biaya sehingga sistem harus dirancang dan dipelihara untuk
mencapai standar mutu dan kinerja yang diharapkan. Pemeliharaan meliputi
segala aktifitas yang terlibat dalam penjagaan peralatan sistem dalam aturan
kerja. Perawatan juga bisa dikatakan sebagai kegiatan yang vital dan
mengakibatkan kerugian yang besar apabila tidak pernah dijadualkan
bahkan tidak pernah dilakukan. Kegiatan perawatan dilakukan agar produk
yang diproduksi bisa diterima oleh konsumen tepat waktu atau tidak
banyaknya waktu menganggur yang terjadi karena bahan baku tidak bisa
diproses karena kegagalan mesin. Adapun tujuan lain dari kegiatan
perawatan adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
rencana produksi.
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.
9

3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpanan yang diluar


batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama
jangka waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan
mengenai investasi tersebut.
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien untuk
keseluruhannya.
5. Memperhatikan dan menghindari kegiatan – kegiatan operasi mesin
serta peralatan yang dapat membahayakan keselamatan kerja.
6. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi – fungsi utama
lainnya dari suatu perusahaan, dalam rangka untuk mencapai tujuan
utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan atau return investment yang
sebaik mungkin dan total biaya serendah mungkin.

2.2.4 Jenis-Jenis Perawatan (Maintenance)


Menurut Compeau (1995), terdapat jenis–jenis perawatan yang
berdasar penempatan perlakuan waktunya yaitu pemeliharaan preventif
(preventive maintenance) dan pemeliharaan korektif (corrective
maintenance) (Compeau, 1995), berikut penjelasannya:
1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance) sudah lama disadari
sebagai kepentingan yang ekstrim dalam pengurangan biaya perawatan
dan pembenahan keandalan dari suatu peralatan. Dua hal penting yang
mengontrol tingkat dari pemeliharaan preventif (preventive
maintenance) adalah:
a. Pengeluaran dari program dibandingkan penghitungan
pengurangan yang berhati-hati dalam biaya perbaikan total dan
pengembangan performa peralatan.
b. Prosentase penggunaan dari peralatan yang dirawat.
Preventive maintenance atau perawatan pencegahan adalah suatu
kegiatan perawatan yang dilakukan secara terjadwwal, umumnya
secara periodik. Preventive maintenance dilakukan untuk mencegah
timbulnya kerusakan mesin, mesin akan mengalami nilai
depresiasi/penurunan apabila digunakan terus menerus. Oleh karena
itu, dibutuhkan inspeksi, perbaikan, penggantian, pembersihan,
pelumasan dan penyesuaian secara rutin maupun periodik.
10

Terdapat beberapa tujuan dilakukannya preventive maintenance,


yaitu:
a. Memperpanjang umur produktif asset dengan mendeteksi bahwa
sebuah asset memiliki titik kritis penggunaan (critical wear point)
dan mungkin akan mengalami kerusakan.
b. Melakukan inspeksi secara efektif dan menjaga supaya kondisi
peralatan selalu dalam keadaan sehat.
c. Mengeliminir kerusakan peralatan dan hasil produksi yang cacat
serta meningkatkan ketahanan mesin dan kemampuan proses.
d. Mengurangi waktu yang terbuang pada kerusakan peralatan
dengan membuat aktivitas pemeliharan peralatan.
e. Menjaga biaya produksi seminimum mungki.
Jika biaya dari persiapan untuk inspeksi perawatan preventif
pada pokoknya sama dengan biaya perbaikan setelah kegagalan dengan
inspeksi perawatan preventif, justifikasinya kecil. Jika dalam hal lain,
kerusakan dapat menghasilkan kerusakan berat untuk peralatan dan
biaya yang lebih untuk memperbaikinya, penjadwalan waktu inspeksi
seharusnya dipertimbangkan. Sistem pemeliharaan mesin sangat
dibutuhkan perusahaan untuk menentukan pola pemeliharaan mesin
yang tepat untuk meminimalisisr terjadinya downtime yang berimbas
pada terhentinya suatu produksi yang tidak terprediksi serta
dikeluarkannya biaya tambahan untuk segera memperbaiki mesin
bahkan untuk membeli komponen mesin yang rusak yang tidak selalu
bisa di order dengan cepat.
2. Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance)
Perawatan korektif (Corrective Maintenance) adalah tindakan
perawatan yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan atau
kemacetan yang terjadi berulang kali. Prosedur ini diterapkan pada
peralatan atau mesin yang sewaktu- waktu dapat rusak. Corrective
maintenance atau perawatan korektif adalah suatu kegiatan perawatan
yang dilakukan setelah mesin mengalami kerusakan atau gangguan
sehingga tidak berfungsi sebagai mana mestinya atau tidak bisa
melakukan produksi dengan baik dan benar. Kegiatan corrective
maintenance biasanya kegiatan perawatan yang tidak terjadwal karena
kebutuhan perawatan komponen atau sistem yang tidak dapat
11

diprediksi. Menurut Corder (1988), perawatan dibagi menjadi 2


aktivitas yaitu terencana dan tidak terencana (Corder, 1988).
a. Pemeliharaan Korektif Terencana
Pemeliharaan korektif terencana dilakukan apabila telah
diketahui sejak dini kapan peralatan yang harus diperbaiki atau di
set up, sehingga dapat dilakukan persiapan sejak awal dan mampu
untuk dikendalikan misalnya overhaul terencana.
b. Pemeliharaan Korektif Tidak Terencana
Pemeliharaan korektif tidak terencana dilakukan apabila
mesin atau peralatan tiba-tiba berhenti atau dalam keadaan darurat
atau mengalami kerusakan sewaktu digunakan. Sifat aktifitas ini
selalu mendesak dan sulit untuk dikendalikan sehingga
menimbulkan biaya perawatan yang cukup tinggi dan
menyebabkan kegiatan produksi harus berhenti.

Gambar 2. 2 Hubungan Antara Berbagai Bentuk Perawatan


Sumber: (Penulis)

2.2.5 Kegiatan Perawatan (Maintenance)


Terdapat tugas – tugas atau kegiatan perawatan dapat digolongkan ke
dalam salah satu dari lima tugas pokok yaitu:
1. Inspeksi (inspection).
Kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala bangunan
dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan
atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan
membuat laporan-laporan dari hasil pengecekan atau pemeriksaan
tersebut.
12

2. Kegiatan Teknik (Engineering)


Kegiatan yang meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang
baru dibeli dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau
komponen peralatan yang perlu diganti serta melakukan penelitian -
penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut.
3. Kegiatan produksi (Production)
Kegiatan secara fisik, melakukan pekerjaan yang diusulkan
dalam kegiatan teknik dan inspeksi, melaksanakan kegiatan service dan
pelumasan.
4. Kegiatan Administrasi (Clerical Work)
Kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan
mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan-
pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan
kegiatan pemeliharaan, komponen atau spare parts, progress report
tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan
perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, dan komponen atau spare
parts yang tersedia di bagian maintenance.
5. Pemeliharaan Bangunan (House keepin)
Kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara
dan terjamin kebersihannya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flowchart Penulisan Makalah

Mulai

Mencari bahan seperti E-


Book, PDF, Jurnal untuk
Studi Kasus

Studi Literatur

Studi Kasus

Mengidentifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Menentukan Tujuan

Pengumpulan
Data

Pengolahan Data

Tidak
Apakah data
sudah
optimal?

Ya

Analisi Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3. 1 Flowchart Penulisan Makalah


Sumber: (Penulis)

13
14

3.2 Tahap Perhitungan


Dalam melakukan evaluasi keandalan pada system distribusi beberapa
tahapan telah dilakukan seperti yang dijelaskan berikut ini:
1. Indeks Keandalan
Untuk menghitung frekuensi dan lama pemadaman digunakan persamaan
berikut ini:

Dimana:

Untuk mengetahui indeks keandalan system secara keseluruhan, berikut


ini dijelaskan persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai SAIFI dan
SAIDI.
15

2. Reliability Network Equivalent Approach (RNEA)


Persamaan berikut ini digunakan untuk menghitung laju kegagalan
dengan metode RNEA.
16

3.3 Flowchart Penelitian


Untuk mengetahui tingkat keandalan, maka nilai SAIFI dan SAIDI yang
diperoleh akan dibandingkan dengan nilai standar SPLN, yaitu: 2.88 kali/
pelanggan/tahun untuk SAIFI dan 15,36 jam/pelanggan/tahun untuk. Untuk
memudahkan langkah-langkah seperti yang dijelaskan diatas maka berikut ini
digambarkan flowchart penelitian yang menjadi landasan dalam melakukan
penelitian.

Gambar 3. 2 Flowchart Penelitian


Sumber: (Penulis)
BAB IV
ANALISIS PEMBAHASAN

4.1 Menghitung Laju Kegagalan


Untuk mencari nilai indeks keandalan pada penyulang Paccerakkang,
Langkah pertama yang dilakukan dengan menghitung nilai laju kegagalan (λ) tiap
komponen dengan mempertimbangkan nilai indeks kegagalan/tahun, baik itu saluran
udara ataupun kabel tanah. Dengan demikian banyaknya nilai pemadaman dalam
satu tahun pada penyulang Paccerakkang dapat diketahui. Langkah kedua dengan
menghitung nilai U, nilai tersebut diperoleh dengan cara mengalikan laju kegagalan
(λ) tiap komponen dengan waktu perbaikan yang disimbolkan dengan r. Dengan
menggunakan persamaan diatas maka besarnya nilai λ dapat diketahui seperti yang
dijelaskan melalui Table 2 berikut ini:
Tabel 4. 1 Hasil perhitungan Perhitungan (λ)

Sumber: Penulis

17
18

Persamaan digunakan untuk menghitung besarnya nilai U, seperti yang


dijelaskan melalui Tabel berikut ini:
Tabel 4. 2 Hasil perhitungan nilai U
19

Sumber: (Penulis)
20

4.2 Menghitung Indeks SAIFI dan SAIDI


Persamaan (3) dan (7) digunakan untuk menghitung besarnya nilai SAIFI dan
SAIDI dengan metode RNEA, seperti yang dijelaskan melalui Tabel 3 berikut ini:
Tabel 4. 3 Indeks Keandalan Sistem SAIFI dan SAIDI
21

Sumber: Penulis

Berdasarkan perhitungan indeks keandalan dengan Metode RNEA diperoleh


nilai indeks SAIFI pada Penyulang Paccerakkang sebesar 3.41 kegagalan/
pelanggan/ tahun dan besarnya nilai SAIDI diperoleh 9.13 jam/ pelanggan/ tahun.
Hal tersebut disebabkan karena penyulang Paccerakkang mempunyai panjang
saluran yang lebih panjang, memiliki komponen (peralatan) yang lebih kompleks
dan melayani beberapa konsumen dari kelompok industri.
22

4.3 Perbandingan Hasil Perhitungan


Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa nilai
SAIFI pada penyulang Paccerakkang belum dikategorikan handal karena nilai SAIFI
pada penyulang ini sedikit lebih besar dibandingkan dengan nilai SPLN. Maka dari
itu perlu adanya perbaikan pada penyulang Paccerakkang sehingga dapat
meningkatkan tingkat indeks keandalannya. Sebaliknya, indeks keandalan SAIDI
masih di kategorikan handal karena nilainya masih sesuai SPLN.
BAB V
PENUTUP

4.4 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya nilai indeks
keandalan SAIFI dan SAIDI dengan menggunakan metode RNEA adalah 3.4079
kegagalan / pelanggan /tahun dan 9.1339 jam/pelanggan/tahun. Jika dibandingkan
dengan nilai SPLN maka dapat disimpulkan bahwa nilai SAIFI penyulang
Paccerakang lebih besar dari SPLN sehingga dianggap perlu adanya perbaikan.
Sebaliknya, nilai SAIDI yang diperoleh masih sesuai standar SPLN sehingga perlu
tetap dipertahankan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, H. A. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan ParadigmaKuantitatif. Jakarta:


Health Book Publihsing.
Assauri, S. (1995). Manajemen Produksi & Operasi. Jakarta: Edisi Cetakan Kedua LPPE.
Assauri, S. (2008). Manajemen Produksi & Operasi. Jakarta: Edisi Cetakan Kedua LPFE.
BSP Susanto. (2017). Maintenance Vol. 02, No. 02. Malang, Jawa Timur: Universitas
Muhammadiah Malang.
Charles E, E. (1997). An Introduction to Reliability and Mantainability Engineerng.
Singapore: Me Graw Hill Book.
Compeau, D. a. (1995). Information Systems Research,Vol.6, No.2. “Application of Social
Cognitive Theoryto Training for Computer Skill,”, pp. 118-143.
Corder, A. (1988). Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta: Erlangga.
Ebeling, C. E. (1997). An Introduction to Reliability and Maintainability Engineering.
Singapore: Me Graw Hill Book Co.
Suryabrata, S. (2004). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tjiptono, F. (2014). Pemasaran Jasa – Prinsip, Penerapan, dan Penelitian. Yogyakarta.:
AndiOffset.
Universitas Brawijaya. (2019). Program Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer (PTIIK).
Malang, Jawa Timur: Universitas Brawijaya.

vii

Anda mungkin juga menyukai