SUMEDANG
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek
Tahun Akademik 2017/2018
Disusun Oleh :
Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktek ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah
Kerja Praktek, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila
kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
akademis yang berlaku.
Kiki Mulyadi
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
1.1.Latar Belakang
Menurut Marsudi Djiteng (2006) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
merupakan salah satu pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan
berupa air. Salah satu keunggulan dari pembangkit ini adalah responnya yang
cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi
gangguan di jaringan. Selain kapasitas daya keluarannya yang paling besar
diantara energi terbarukan lainnya, pembangkit listrik tenaga air ini juga sudah
ada sejak dahulu kala.
Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi
mekanik dan kemudian menjadi energi listrik. Air mengalir melalui pipa pesat
(Penstock) melewati kincir air atau turbin dimana air akan menabrak sudu-sudu
yang menyebabkan kincir air atau turbin berputar. Ketika digunakan untuk
membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan perputaran poros
rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara langsung,
disimpan dalam baterai atatu pun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik
pada jaringan (Marsudi Djiteng, 2006).
Dalam sistem pembangkitan tenaga listrik PT. Indonesia Power UP
Saguling Sub Unit PLTA Parakan kondang terdiri dari berbagai macam sistem
pengaturan, salah satunya adalah panel kontrol Governor. Panel kontrol Governor
adalah sistem yang digunakan untuk menstabilkan putaran turbin, pada PT.
Indonesia Power UP Sagulling Sub Unit PLTA Parakan kondang putaran
nominalnya adalah 600 rpm. 600 rpm diambil karena jumlah kutub (pole) yang
ada di PLTA Parakan Kondang adalah 10 Pole dan sistem Governor harus dapat
menstabilkan putaran agar tetap 600 rpm karena putaran turbin akan
mempengaruhi frekuensi keluaran Generator dengan cara mengatur pembukaan
Guide Vane, yaitu sudu-sudu yang mengelilingi turbin.
Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik melakukan peneltian pada
pembangkit listrik tenaga air di PLTA Parakan kondang tentang governor.
Pengertian governor secara singkat yaitu, Governor digunakan sebagai
interface antara Turbin penggerak dan Generator. Pengaturan putaran Turbin
sejak Turbin mulai bergerak sampai Steady State dilakukan oleh Governor.
Fungsi utama pengaturan putaran ini adalah untuk menjaga kestabilan sistem
secara keseluruhan terhadap adanya variasi beban atau gangguan pada sistem.
Speed Droop adalah bilangan prosentase yang menyatakan kepekaan turbin
merespon perubahan frekuensi. Semakin kecil nilai prosentase speed droop, maka
semakin peka terhadap perubahan frekuensi. Demikian pula sebaliknya, semakin
besar nilai prosentase speed droop, maka semakin malas merespon perubahan
frekuensi (Patriandari, 2011).
1.2.Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang di dapat dalam kerja praktek ini adalah :
1. Prinsip kerja dari sistem pengaturan Governor di PT. Indonesia Power
UP Saguling Sub Unit PLTA Parakan kondang adalah dengan
mengatur putaran turbin agar tetap stabil karena akan berpengaruh
terhadap frekuensi keluaran generator.
2. Speed Droop pada Governor di PT. Indonesia Power UP Saguling Sub
Unit PLTA Parakan kondang akan berpengaruh terhadap perubahan
frekuensi. Karena speed droop merupakan perbandingan beban dengan
frekuensi.
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas,maka dalam
Kerja Praktik ini dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip kerja dari sistem pengaturan Governor dalam
menjaga kestabilan putaran turbin di PT. Indonesia Power UP Saguling
Sub Unit PLTA Parakan kondang.?
2. Bagaimana pengaruh speed droop Governor terhadap perubahan beban
di PT. Indonesia Power UP Saguling Sub Unit PLTA Parakan
kondang?
1.4.Batasan Masalah
Dalam laporan kerja praktek ini pembahasan di batasi agar tidak terlalu jauh
pembahasannya, yaitu hanya pada sistem Governor yang ada di PLTA
Parakankondang. Di PLTA Parakan kondang sendiri Governor berada di dalam
power house dan merupakan unit pengaturan yang terletak diantara turbin dan
juga generator, terdapat 4 unit Governor yang beroperasi dan penulis hanya akan
membahas seputar Governor pada unit 3 saja. Jenis Governor di PLTA
Parakankondang adalah jenis Governor mechanic hydraulic woodwart.
1.5.Tujuan
Tujuan pelaksanaan Kerja Praktik ini adalah :
1. Mengidentifikasi cara kerja sistem pengaturan Governor dalam menjaga
kestabilan putaran turbin di PT. Indonesia Power UP Saguling Sub Unit
PLTA Parakan kondang.
2. Mencari nilai speed droop Governor dan pengaruhnya terhadap
perubahan beban di PT. Indonesia Power UP Saguling Sub Unit PLTA
Parakan kondang.
1.6.Manfaat
Manfaat dari kegiatan Kerja Praktik ini adalah ;
1. Mengetahui cara kerja sistem pengaturan Governor dalam menjaga
kestabilan putaran turbin di PT.Indonesia Power UP Saguling Sub Unit
PLTA Parakan kondang.
2. Mengetahui pengaruh nilai speed droop Governor terhadap perubahan
beban di PT. Indonesia Power UP Saguling Sub Unit PLTA Parakan
kondang.
1.8.Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada proposal kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas hal-hal yang menjadi latar belakang, identifikasi
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, waktu dan
jadwal pelaksanaan dan metodologi penelitian serta sistematika penulisan
dari Kerja Praktik yang akan dikerjakan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam
penyusunan laporan Kerja Praktik.
BAB III METODE PELAKSANAAN
Pada bab ini dibahas mengenai langkah-langkah eksperimen yang dilakukan
dalam kerja praktik.
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang implementasi dari bab sebelumnya serta hasil pengujian
atau hasil analisis data dan pembahasannya.
BAB V IMPLEMENTASI
Implementasi pembahasan, produk jadi, hasil pengujian untuk mendapatkan
kesimpulan dari kegiatan sebelumnya.
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran yang dapat
ditarik dari seluruh proses yang terjadi selama melakukan penyusunan kerja
praktik.
BAB II
LANDASAN TEORI
= 0 , sehingga (TG-TB) = ΔT = 0.
memperkecil nilai .
2.3.2 Jenis Dan Spesifikasi Governor
Jenis Governor yang digunakan di PLTA Parakan Kondang unit 3 & 4
adalah jenis governor woodward mechanic hydraulic type LHR.
Dimana :
TG = Kopel Penggerak Generator.
TB = Kopel Beban Yang Membebani Generator.
H = Momen Inersia dari Genrator Beserta Mesin Penggeraknya.
ω = Kecepatan Sudut Perputaran Generator.
Frekuensi akan turun jika daya aktif yang dibangkitkan tidak mencukupi
kebutuhan beban dan sebaliknya frekuensi akan naik jika kelebihan daya aktif
dalam sistem. Secara mekanis apabila :
Dari persamaan di atas, secara tidak langsung penyediaan daya aktif dapat
pula mempengaruhi frekuensi sistem.
2.4.1 Mutu Tenaga Listrik
Dengan makin pentingnya peranan tenaga listrik dalam kehidupan
sehari-hari, dengan menjaga kualitas tenaga listrik yang dibangkitkan,
Khusus nya bagi keperluan industri. Maka mutu tenaga listrik juga menjadi
tuntutan yang makin besar dari pihak pemakai tenaga listrik.
Mutu tenaga listrik meliputi :
1. Kontinuitas penyediaan : apakah tersedia 24 jam sepanjang tahun.
2. Nilai tegangan : apakah selalu ada dalam batas-batas yang
diizinkan.
3. Nilai frekuensi : apakah selalu ada dalam batas-batas yang
diizinkan.
4. Kedip Tegangan : apakah besarnya dan lamanya dapat diterima.
5. Kandungan harmonisa : apakah jumlahnya masih dalam batas-batas
yang dapat diterima pemakai tenaga listrik.
Unsur-unsur 1 sampai dengan 5 tersebut diatas dapat direkam
sehingga masalah dapat dibahas secara kuantitatif antara pihak penyedia dan
pemakai tenaga listrik. Dalam hal ini butir 3 hanya akan dibahas pengaturan
nialai frekuensi dalam sistem yang berkaitan dengan penyediaan daya aktif
mengingat bahwa hal ini merupakan salah satu hal yang dominan dari mutu
tenaga listrik.
2.4.2 Terjadinya Perubahan Frekuensi
Daya yang dibangkitkan selalu sama dengan daya yang digunakan
oleh konsumen (Beban). Apabila daya yang dibangkitkan tidak sesuai
dengan kebutuhan yang digunakan oleh konsumen ΔT < 0, maka frekuensi
turun. Dan sebaliknya apabila daya yang dibangkitkan mendapat tambahan
putaran generator ΔT > 0, maka frekuensi naik.
Penurunan frekuensi disebabkan oleh dua hal, yaitu :
1. Apabila daya yang digunakan konsumen telah melewati demand
yang dibangkitkan dalam waktu tertentu.
2. Terjadinya gangguan atau pemadaman (Trip) pada salah satu unit
pembangkit.
2.4.3 Kecepatan Putar Generator sinkron
Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron
dengan kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas
rangkaian elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor
bergerak pada arah putaran poros. Hubungan antara kecepatan putar medan
magnet pada mesin dengan frekuensi elektrik pada stator adalah :
.............................................................(Persamaan 2.2)
Dimana :
= Kecepatan putar poros (rpm)
= Frekuensi listrik (Hz)
= Jumlah Kutub Magnet (pole)
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan
magnet, persamaan diatas juga menunjukan hubungan antara kecepatan
putar rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik yang
dibangkitkan tetap pada frekuensi 50 Hz atau 60 Hz, maka generator harus
berputar pada kecepatan tetap dengan jumlah kutub mesin yang telah
ditentukan. Sebagai contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada mesin dua
kutub, rotor harus berputar dengan kecepatan 3600 rpm. Untuk
membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub, rotor harus berputar
pada 1500 rpm.
2.5 Speed Droop
Speed Droop adalah bilangan prosentase yang menyatakan kepekaan turbin
merespon perubahan frekuensi. Semakin kecil nilai prosentase speed droop, maka
semakin peka terhadap perubahan frekuensi. Demikian pula sebaliknya, semakin
besar nilai prosentase speed droop, maka semakin malas merespon perubahan
frekuensi.
Gambar 2.21 Karakteristik Speed Droop Governor
Speed droop menentukan hubungan antara sinyal pengaturan putaran
(governor) dengan output beban yang dibangkitkan oleh Generator. Speed Droop
merupakan perbandingan beban dengan frekuensi.
Speed Droop = x 100 %......................................(Persamaan 2.3)
Bendungan P. 43 m
Saluran By Pass P. 88 m L. 8 m T. 4 m
2. Turbin
Tabel 2.3 Data Teknis Turbin
Unit 1&2 3&4
Debit (m³/detik) 6 6
3. Generator
Tabel 2.4 Data Teknis Generator
Unit 1&2 3&4
Frekuensi (Hz) 50 50
4. Transformator
Tabel 2.5 Data Teknis Transformator
Unit 1 2, 3, 4
Tegangan (KV) 6 / 30 6 / 30
Frekuensi (Hz) 50 50
Start
1. Study Literature
2. Praktek Lapangan di
PLTA Parakankondang
3. Pengambilan Data
Sistem kerja governor, putaran
poros turbin-generator
4. Pengolahan Data
Mencari Speed Droop Governor dan
pengaruhnya terhadap beban
A
A
6. Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Kerja Praktek
3.2 Prosedur Kerja Praktek
1. Study Literatur
Mencari jurnal tentang Governor, mengumpulkan data dengan cara
membaca dari sumber referensi buku-buku refrensentatif maupun internet.
2. Praktek Lapangan
Praktek lapangan di PLTA Parakan kondang terletak di Jl.PLTA
Parakan Kondang Dusun Parakan kondang Desa Kadujaya Kec. Jatigede
Kab. Sumedang Jawa Barat.
PLTA Parakan kondang adalah salah satu Sub Unit PLTA yang
berada dibawah Unit Bisnis Pembangkitan Saguling.
3. Pengambilan Data
Pengambilan data berupa sistem kerja pengaturan governor dan
mencari nilai speed droop governor.
4. Pengolahan Data
Mengolah semua data yang dicari, yaitu speed droop dengan mencari
putaran tanpa beban dan putaran beban penuh dan pengaruhnya terhadap
beban.
5. Analisis dan Perancangan Sistem
Pada langkah ini dilakukan analisis semua data-data yang didapat dari
pengolahan data.
6. Kesimpulan
Dalam Kerja praktek ini dapat diambil kesimpulan berupa nilai speed
droop dan penurunan beban yang berubah-ubah.
3.3 Bentuk Kegiatan Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek bertempat di Power House bidang pemeliharaan
mesin PLTA Parakankondang, kerja praktek dilaksanakan dari tanggal 1
Desember – 31 desember 2017.
Bentuk kegiatan kerja praktek ini adalah pemeliharaan harian dan juga
melakukan analisis sistem kerja governor di PLTA Parakankondang.
Selama pelaksanaan kerja praktek terdapat aturan aturan yang berlaku,
diantaranya :
a) Penggunaan alat pelindung diri.
b) Tidak diperkenankan melakukan kegiatan tanpa seizin dari pembimbing.
c) Melakukan semua kegiatan sesuai dengan Instruksi Kerja (IK).
d) Mengikuti kegiatan yang diadakan perusahaan.
e) Dilarang merokok ditempat-tempat terlarang.
f) Tidak memotret, memasuki unit pembangkitan tanpa seizin operator.
3.4 Kendala Kerja Dan Pemecahannya
Saat kerja praktek berlangsung, secara umum penulis tidak menemukan
kendala, proses pekerjaan dilaksanakan secara teratur, rapih dan bersih.
Pembimbing, teknisi dan helper yang bekerja sangat ramah, interaktif dan
komunikatif, sehingga sering terjadi proses tanya-jawab selama pelaksanan di
lapangan.
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Dari Tabel 4.1 diatas didapatkan data yaitu frekuensi akan turun apabila
putaran poros turun. Sehingga diketahui bahwa frekuensi terendah adalah
sebesar 48,5 Hz dengan putaran poros 582 rpm.
4.4 Pengolahan Data
4.4.1 Mencari Nilai Speed Droop
Untuk mencari nilai Speed droop adalah putaran tanpa beban dan
putaran beban penuh sesuai dengan Persamaan 2.3 berikut :
Speed Droop =
= 3%
3% = 0,03 50 Hz = 1,5 Hz
Artinya sistem dibatasi untuk penurunan frekuensi maksimal 1.5 Hz dari
batas nominal 50 Hz,
Dari Tabel 4.1 hasil pengamatan diketahui terdapat penurunan
kecepatan pada waktu waktu tertentu yang mengakibatkan terjadinya Speed
Droop. Dan berikut ini hasil pengamatan lainnya terhadap speed droop yang
ditunjukan pada Tabel 4.2.
Bab ini memuat tentang semua hasil penelitian yang disertai dengan
pembahasan hasil penelitian untuk mendapatkan kesimpulan dari kegiatan
sebelumnya.
5.1 Sistem Kerja Governor PLTA Parakan Kondang
Untuk memahami istilah governor, maka kita akan fokus ke dalam
pembangkit tipe konvensional, yang diagramnya disajikan dalam Gambar 5.1.
Energi listrik yang dibangkitkan oleh generator sinkron (synchronous generator)
berasal dari energi yang dihasilkan oleh putaran poros turbin. Energi untuk
memutar turbin tersebut berasal dari fluida yang digunakan. PLTA menggunakan
fluida air. Untuk mengontrol jumlah energi yang dihasilkan generator, maka
jumlah fluida yang memasuki turbin haruslah dikontrol. Banyak sedikitnya fluida
yang masuk, tergantung pada bukaan katup (valve), dimana valve ini dikontrol
oleh governor. Untuk menentukan besarnya bukaan valve, maka governor akan
mendapat sinyal masukan berupa daya setting (Preff), daya aktual keluaran
generator (P), frekuensi (f), atau putaran turbin (w). Dari sini, pengertian
governor akan lebih mudah dipahami.
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penyusunan laporan Kerja Praktek tentang Sistem Kerja Governor
Di PLTA Parakan Kondang di desa Kadujaya, kecamatan Jatigede Kabupaten
Sumedang, ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sistem Kerja dari governor adalah dengan mengontrol jumlah energi yang
dihasilkan generator, maka jumlah fluida yang memasuki turbin haruslah
dikontrol. Banyak sedikitnya fluida yang masuk, tergantung pada bukaan
katup (valve), dimana valve ini dikontrol oleh governor.
2. Speed Droop yang digunakan di PLTA Parakan Kondang memiliki nilai
3% dengan batas penurunan frekuensi 1,5 Hz dan perubahan sebesar 0,1
Hz akan menyebabkan perubahan beban sebesar 0,13 MW.
6.2 Saran
Saran dari hasil laporan Kerja Praktek dengan judul Sistem Kerja Governor
Di PLTA Parakan Kondang adalah sebagai berikut :
1. Perlu diadakan pemeliharaan (Maintenance) pada katup (guide vane) agar
putaran turbin tetap terjaga dan juga diperlukan alat yang dapat mengukur
pembukaan pada katup (guide vane).
DAFTAR PUSTAKA