Disusun oleh :
Nama : Jenni Hilmasari
NPM : 0616 4041 1925
Kelas : 6 EGB
Dosen Pengampu : Zurohaina, S.T., M.T.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah
Audit dan Manajemen Energi dengan judul “Audit dan Manajemen Energi pada
Industri Susu”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya
DAFTAR ISI
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan audit energi?
2. Apa tujuan dan pentingnya dari audit energi?
3. Bagaimana cara melakukan audit energi?
4. Bagaimana proses pengolahan susu ?
5. Apa saja peralatan pasteurisasi susu ?
6. Bagaimana cara melakukan audit energy pada peralatan pasteurisasi susu ?
1.3 Tujuan
1. Memahami apa itu audit energi.
2. Memahami tujuan dan pentingya audit energi.
3. Memahami cara melakukan audit energi.
4. Memahami proses pengolahan susu.
5. Mehamami peralatan-peralatan pasteurisasi susu.
6. Memahami cara melakukan audit energy pada peralatan pasteurisasi susu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dengan langkah nyata untuk merealisasikan potensi penghematan
energi.
4. Memperkirakan berapa potensi nilai manfaat finansial yang
diperoleh dari penghematan tersebut.
5. Merupakan top-down initiative.
6. Merupakan suatu prosedur sistematis yang dilakukan secara terbatas
hanya pada gedung, situs, atau objek tertentu, yang bertujuan untuk:
Mengidentifikasi dan mengukur penggunaan energi.
Menentukan sumber pemborosan energi.
Menentukan peluang penghematan energi yang paling tepat (ECO =
Energi Conservation Opportunities).
Melaporkan temuan yang didapat.
4
Tahap 1 dan Tahap 2 merupakan tahapan yang dilakukan oleh calon auditor
sampai pada kesimpulan apakah audit dapat dilakukan secara keseluruhan atau
hanya dilakukan pada beberapa bagian berdasarkan evaluasi awal yang dilakukan.
Penyediaan susu segar sebagai bahan dasar diambil dari Koperasi Unit Desa
(KUD) yang sudah bekerjasama dengan perusaahaan susu tersebut.(“Proses
Pengolahan Susu,” 2013) Proses penerimaan susu segar dari peternak adalah
sebagai berikut : mula-mula petemak mengumpulkan susu segar dalam milk can
ke pengumpul. Dari pengumpul susu segar ini diangkut oleh truk pengangkut susu
segar menuju ke KUD. Biasanya pabrik susu menerima susu segar mulai pukul
06.00 sampai 14.00. setelah jam tersebut, setoran susu segar ditolak karena
5
dikhawatirkan sudah rusak akibat pertumbuhan mikrobia, mengingat
kemungkinan penyimpanan susu segar di KUD yang terlalu lama. Sebelum susu
segar tersebut diterima oleh Pabrik Susu, terlebih dahulu dilakukan pengujian
terhadap kualitas yang meliputi: uji bakteriologis, uji fisis dan uji organoleptis
yang dilakukan oleh bagian Quality Assurance (QA).
Susu segar yang telah dinyatakan release oleh QA segera dipompa dari mobil
tangki ke balance tank untuk menyeimbangkan aliran dan mengukur volumenya.
Susu yang masuk melalui pipa pemasukan akan mengangkat pelampung yang ada
di dalam balance tank. Pelampung tersebut berfungsi untuk menjaga permukaan
air susu dalam tangki tetap konstan. Setelah penuh, katup secara otomatis akan
menutup pipa pemasukan dan proses pengisian berhenti.
Prinsip kerja : susu segar dari tangki KUD dipompa masuk kedalam Balance tank
melalui flow meter sehingga diketahui volume susu dari tiap tangki penyetor yang
masuk ke Balance tank. (“Proses Pengolahan Susu,” 2013)Mula-mula susu segar
masuk melalui pipa pemasukan di bagian tengah tangki, susu akan mengangkat
pelampung. Jika tangki telah penuh, katup akan menutup pipa pemasukan,
sementara itu susu dalam tangki dikeluarkan melalui pipa bawah. Keluarnya susu
dari tangki menyebabkan pipa pemasukan sedikit terbuka, sehingga susu dapat
masuk kemudian akan menutup sendiri bila penuh, demikian seterusnya.
Setelah dari balance tank, susu akan disaring dengan duplex filter agar benda-
benda asing yang mungkin terdapat dalam susu segar dapat tertahan dalam filter
dan selanjutnya dialirkan ke chiller untuk dilakukan proses pendinginan.
6
1.4.3 Pendinginan
Susu yang telah disaring masuk plate cooler berupa Chiller pada suhu maksimal
14 oC untuk didinginkan hingga mencapai suhu 4 oC. Dalam suhu rendah mikroba
akan menjadi nonaktif, reaksi enzimatis terhambat serta reaksi kimia yang
menyebabkan kerusakan dapat dicegah.
Chiller
Jumlah : 1 buah
1.4.4 Pasteurisasi
7
Dengan cara demikian, susu segar yang baru masuk akan mengalami pemanasan
awal dan susu yang sudah dipasteurisasi akan mengalami penurunan suhu.
Pendinginan kemudian dilakukan di bagian pendingin sampai suhu mencapai 4
o
C. Pendinginan bertujuan untuk shocking bacteria, yakni mematikan bakteri yang
tahan terhadap suhu pasteurisasi. Apabila kondisi pasteurisasi tidak mencapai
suhu dan waktu yang ditentukan, maka secara otomatis susu kembali ke balance
tank untuk diproses ulang. Selanjutnya susu dialirkan ke unit compounding.
PHE berkerja dengan cara saling kontak antar fluida di dalam sejumlah
pelat logam bergelombang dimana setiap pelat memiliki empat lubang
yang berfungsi sebagai inlet dan outlet port, dan segel yang dirancang
untuk mengarakan aliran cairan dibagian allternatif. Pelat dijepit bersama-
sama dalam bingkai yang mencakup koneksi untuk cairan. Tiap pelat
umumnya dilengkapi dengan gasket pinggiran untuk memberikan
pengaturan penyegelan.
8
yang membentuk alur-alur dengan motif tertentu yang dimaksudkan
untuk memperbesar luas permukaan lembar baja dan terjadinya
turbulensi aliran cairan. Lembar-lembar baja ini disusun dengan jumlah
tertentu sesuai kebutuhan dalam suatu kerangka (frame)
b). Rangka penyusun (frame)
Suatu rangka (frame) yang menjepit seluruh susunan lembar baja. Agar
setiap pasangan lembar terdapat celah yang dapat dialiri cairan maka
disekeliling lembar terdapat parit guna meletakkan pita karet (gasket)
c). Pita karet (gasket)
Pita karet (gasket) terbuat dari bahan yang tahan panas/dingin, tahan
karat dan non toksis (food grade). Susunan PHE tersebut dapat terdiri
dari beberapa bagian (section), misalnya heating, cooling, regeneration,
dll.
9
Alat penukar panas ini konstruksinya lebih sederhana, yaitu
1. Pipa (tunggal atau kelompok pipa) yang dialiri produk
2. Pipa bagian luar dengan diameter yang lebih besar (jacketed) yang dialiri
media pemanas atau pendingin (double tube type THE).
10
tersebut. Hal ini menyebabkan banyaknya penggunaan listrik untuk memenuhi
kebutuhan energi pemanas dan pendingin untuk pemrosesan susu (pasteurisasi)
serta untuk penerangan pabrik dan fungsi lainnya. Untuk bagian pasteurisasi yang
dingin, pabriknya adalah dilengkapi dengan kompresi uap berbasis amonia pabrik
pendingin.
Berikut data di pabrik susu Indore Dugdh Sangh Maryadit, Indore India :
11
1.6.1 Konsumsi Energi Sebelum dilakukan audit energy
Berikut diagram dan susunan instalasi. Kapasitas menjalankan Pabrik adalah
240000 liter (10000 Liter / jam) selama 24 jam kerja.Metode: pasteurisasi HTST
(Pemanasan pada 72 ° C selama 30 detik diikuti dengan pendinginan pada 4 ° C)
12
50818 𝑘𝑤 𝑘𝑤
konsumsi daya total proses pasteurisasi per liter = 240000 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 = 0,2117 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
13
Untuk tujuan penghitungan kebutuhan energi, efektivitas ini penukar panas yang
baru didirikan dapat diasumsikan 0,8.
= 170,0118 kj/liter
Assume effectiveness of heat exchanger = 0.8
Konsumsi daya total proses pasteurisasi per jam
𝑘𝑗 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
= 0,8 × 170,0118 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 × 10000 𝑗𝑎𝑚
𝑘𝑗 1 𝐾𝑤 1 𝑗𝑎𝑚
= 1360094,4 𝑗𝑎𝑚 │ 𝐾𝑗 │ 3600 𝑠
1
𝑠
= 377,804 Kw/jam
konsumsi daya total proses pasteurisasi per hari
𝐾𝑤 24 𝑗𝑎𝑚 𝐾𝑤
= 377,804 𝑗𝑎𝑚 × = 9067,296 ℎ𝑎𝑟𝑖
1 ℎ𝑎𝑟𝑖
14
𝐾𝑤 2,63 715409,6544
= 272018,88 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 𝑅𝑠 = 𝑅𝑠
𝐾𝑤 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
15
BAB III
PENUTUP
1.7 Kesimpulan
1. Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaat energi dan identifikasi
peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi
pada pengguna sumber energi dan pengguna energi dalam rangka
konservasi energi.
2. Hemat energi tidak berarti harus mengoperasikan sistem tanpa
menggunakan energi atau mengurangi energi yang diperlukan, tetapi
menghemat energi adalah merupakan pengurangan dan menghilangkan
pemborosan energi diseluruh bagian peralatan yang menggunakan
energi listrik sehingga tingkat kenyamanan yang sama dapat tetap
dipertahankan.
3. Pelaksanaan audit energi merupakan gabungan interaksi antara tim
auditor dan objek audit. Agar interaksi berjalan dengan baik dan efektif,
langkah- langkah yang perlu dilakukan adalah: Inisiasi kegiatan audit,
Penyiapan/preparasi pelaksanaan audit, Pelaksanaan audit serta Evaluasi
dan pelaporan.
4. Proses pengolahan susu terdapat empat bagian yang pertama penerimaan
susu, kedua penampungan didalam tangki,yang ketiga pendinginan dan
terakhir PASTEURISASI.
5. Peralatan pasteurisai ialah penukar kalor atau Heat Exchanger yang
memiliki dua tipe yaitu tipe plate heat exchanger dan tubular heat
exchanger.
6. Dari audit energi yang dilakukan biaya operasi yang dapat dihemat
untuk mengoperasikan Plate heat exchanger sebesar Rs
3.287.790,346/bulan dan daya listrik sebesar 1.252.521,12 Kw/bulan.
1.8 Saran
Penulis memahami masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan
dapat memberikan kebaikan pada penulis. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk pembaca terutama penulis sendiri.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://muchlis88.blogspot.com/2011/01/8-alat-penukar-kalor.html
https://jiwocore.wordpress.com/2009/01/08/pedoman-teknis-operasional-
alat-pasteurisasi-susu/
Proses Pengolahan Susu. (2013, Mei 7). Diambil 11 Juni 2019, dari
https://dinarosmallina.wordpress.com/tentang/proses-pengolahan-susu/
17
18