Anda di halaman 1dari 21

SISTEM PENGISIAN UDARA PLTG/PLTGU

Peralatan udara tekan pada pembangkit berfungsi sebagai system alat bantu pada
instrument – instrument control serta udara bantu ( air service ), sehingga kebutuhan udara
tekan wajib di jaga karena sebagai media penggerak system control pada peralatan kontrol
pembangkit.
Kompresor merupakan suatu alat yang berfungsi menghisap udara luar dan
menaikan tekanannya sehingga mencapai tekanan tertentu. Udara yang telah memiliki
tekanan tertentu tersebut dapat dimanfaatkan sesuai fungsi dan kebutuhannya.
Produk udara instrumen ini digunakan untuk menggerakkan peralatan instrumen-
kontrol termasuk katup dan damper. Persiapan sebelum mengoperasikan sistem udara
instrumen dan service pada dasarnya sama. Perbedaannya adalah dalam sistem udara
instrumen terdapat sistem pengering udara (air dryer).
Sistem udara tekan pada PLTGU Gresik ada enam buah compressor, empat untuk
sistem udara instrument (IAC) dan dua untuk sistem udara service (SAC). Tiap-tiap sistem
udara memiliki dua buah storage tank yang digunakan untuk memenuhi/memasok
kebutuhan untuk dua unit (unit 1-2) di PLTGU.

4.1 Diagram Alir

Gambar 1. Diagram Alir Peralatan Udara Tekan

1
4.2 Komponen komponen peralatan Udara Tekan
A. Instrument Air Compressor

Manufacturer SULLAIR ASIA LTD.

Model No. LS20-175HWC KT

2
Tipe Fluid Spraying Double Screw
Compressor

Jumlah 3 buah

Laju Volume 23.2 m3/min

Rating Tekanan 8 bar


Discharge

Air Press. 115/125 PSIG = 8.0/8.5 bar


Rated/Max.

Tipe Motor 444TSC-4

Tegangan Kerja 380 V

Putaran Motor 1485 rpm

3
Manufacturer SULLAIR ASIA LTD.

Model LXG-20SW

Tipe Athermal Regenerative


Composite Dryer

Formation 1 Refrigerant, 1 Air Absorber

Jumlah 3 buah

Flow Rate 22 Nm3/min

Air Inlet Temp. 45 oC

Working Pressure 0.6 - 0.95 MPa

Switch Cycle 10 min

Sorbent Al2SO3

Main Voltage 3 phase, 380 V

Refrigerant R22

Pressure Dewpoint -40 oC

Ampressor Model ZR61

4
B. Service Air Compressor (SAC)

Service Air Compressor (SAC) berfungsi sebagai suplai udara kebutuhan


operasi yang tidak menggunakan udara instrumen (pemeliharaan) atau sebagai
backup udara instrumen.
Komponen Service Air Compressor (SAC) terdiri dari dua buah
Compressor Sullair dan 2 buah Storage Tank dengan kualitas udara tidak harus
bersih dan kering.

Gambar 2. Service Air Compressor (SAC)

5
C. Service Air Storage Tank
Air Storage Tank adalah sebuah tangki yang digunakan untuk menampung
udara bertekanan . Alat ini berfungsi untuk menyuplai udara bertekanan untuk
menjalankan mesin pneumatik.

Gambar 3. Service Air Storage Tank

6
Bagian-bagian dari sistem udara tekan.

1. Air Filter : alat yang digunakan untuk menyaring debu dan kotoran sebelum masuk
(intake) kompresor.

2. Air Cooler : alat yang digunakan untuk mendinginkan udara hasil kompresor yang
dipasang pada sisi tekan (discharge) kompresor dengan suhu tinggi dan juga masih
mengandung minyak maupun air sehingga tidak bisa dimanfaatkan secara langsung.
Udara yang keluar dari air cooler mempunyai suhu 40oC.

3. Air Separator : alat yang digunakan untuk memisahkan udara dari air dan minyak
akibat proses pendinginan.

4. Air Receiver : sebuah tangki penampung udara yang dihasilkan oleh kompresor yang
mampu menahan tekanan 10 kg/cm2.

5. IAD : atau Instrument Air Dryer, adalah suatu alat yang digunakan untuk mengeringkan
udara dari minyak dan air. Alat ini menggunakan media gas refrigerant.

6. Intercooler : alat yang digunakan untuk mendinginkan udara kompresor waktu


beroperasi.

7. Drain Trap : alat yang digunakan untuk membuang secara otomatis air dari separator.

4.3 Prosedur Operasi System Udara Tekan (Kompresor)


a. Cek coolant.
b. Cek Breaker 6 Kv.
c. Pastikan supply pendingin kompresor berfungsi.
d. Pastikan motor kompresor siap beroperasi.
e. Pastikan indikator panel berfungsi dengan baik.
f. Pastikan valve saluran angin yang keluar tabung telah tertutup agar angin dapat
terakumulasi di dalam tabung kompresor.
g. Hidupkan power listrik dari saklar utama.
h. Tekan tombol ”on” yang terdapat di mesin kompresor.

7
i. Pastikan kembali indikator permukaan dan indikator tekanan angin telah
berfungsi dengan baik.
j. Pastikan kompresor hidup dalam kondisi baik dengan memperhatikan suara atau
getaran mesin kompresor.

4.4 Batasan operasi


No. Parameter Satuan Normal
1 Temperatur o
C 40 – 48
2 Arus motor Ampere 30 – 32
3 Tekanan Mpa 0,65– 0,75

4.5 Sistem perawatan

Praktek perawatan kompresor yang baik dan benar akan meningkatkan efisiensi
kinerja system. Untuk keperluan tersebut maka perlu pemeliharaan dan pengecekan
secara terjadwal. Waktu untuk perawatan dan pengecekan kompresor, yaitu :

1) Selalu mengacu pada maintenance instructions atau service manual yang


dikeluarkan oleh manufacture
2) Pemeliharan kompresor bolak-balik secara umum:
 Selama 24 jam operasi
 Setelah 1 bulan atau 500 jam
 Setiap 2000 jam
 Setiap 4000 jam
 Setiap 8000 jam
 Setelah mencapai 10000 jam
3) Selama 24 jam operasi, periksa/catat:
 Tekanan/temperatur air pendingin
 Tekanan/temperatur minyak pelumas
 Putaran
 Tekanan/temperatur gas masuk
 Perbedan tekanan pada filter
 Tekanan suction/discharge tiap stage
 Temperatur gas masuk/keluar tiap stage

8
 Tekanan/temperatur gas keluar
 Periksa oil scraper ring
4) Setelah 1 bulan atau 500 jam operasi:
 Periksa seluruh instalasi
 Drain air pendingin
 Drain minyak pelumas dan ganti baru
 Periksa/bersihkan gas dan oil filter
 Periksa dan bersihkan suction dan discharge valve
 Periksa ring piston
5) Waktu untuk pemeriksaan ring piston, yaitu :
a. Untuk kompresor dengan pelumasan:
 Ukur keausan ring setelah 500, 1000, dan 2000 jam operasi
 Bila keausan telah mencapai batas yang diijinkan segera diganti
b. Untuk kompresor tanpa pelumasan:
 Ukur keausan ring setelah 175, 500 dan 1000 jam operasi
 Bila keausan telah mencapai batas yang diijinkan segera diganti
c. Setelah 2000 jam operasi:
 Periksa kebocoran pada stuffing box
 Periksa oil scraper ring
 Periksa cross head pin, bearing/ bushing, dan cross head guide
 Periksa piston rod
 Periksa unloader valve
d. Setiap 4000 jam:
 Periksa/kalibrasi safety/protective device
 Lakukan modifikasi bila diperlukan

e. Setelah mencapai 10.000 jam:


Lakukan overhaul sesuai petunjuk maintenance instruction/service manual dari
manufacture

9
Pemeliharaan dan pengecekan kompresor dilakukan terhadap komponen-komponen
penunjang antara lain :
1) Pelumasan. Tekanan minyak pelumas kompresor harus secara visual diperiksa
setiap hari dan saringan minyak pelumasnya diganti setiap bulan.
2) Saringan udara. Saringan udara masuk sangat mudah tersumbat terutama pada
lingkungan yang berdebu. Saringan harus diperiksadan diganti secara teratur.
3) Traps kondensat. Banyak system memiliki traps kondensat untuk mengumpulkan
(untuk traps yang dipasang dengan sebuah kran apung) dan menguras kondensat
dari system. Traps manual harus secar berkala dibuka dan ditutup kembali untuk
menguras fluida yang terakumulasi, traps otomatis harus diperiksa untuk
memastika bahwa tidak ada kebocoran udara tekan.
4) Pengering udara. Udara kering merupakan energy yang intensif. Untuk pengering
yang didinginkan, periksa dang anti saringan awal secara teratur karena pengering
tersebut seringkali memiliki lintasan kecil di bagian dalamnya yang dapat
tersumbat oleh bahan pencemar. Pengering regenerative memerlukan sebuah
penyaring penghilang minyak pada saluran masuknya karena mereka tidak dapat
berfungsi dengan baik jika minya pelumas dari kompresor melapisi bahan
penyerap airnya. Suhu pengeringan yang baik harus dijaga dibawa 100 oF untuk
mnghindari peningkatan pemakaian bahan penyerap airnya, yang harus diganti
lagi setiap 3-4 bulan terantung pada laju kejenuhan.
5) Periksa kebocoran dan kehilangan tekanan diseluruh system secara teratur.
6) Hindari praktek yang tidak benar, untuk memastikan penggunaan udara yang
bebas kadar air pada titik penggunaan.
7) Atur seluruh operasi titik penggunaan pada tekanan serendah mungkin dengan
menggunakan regulator yang baik.
8) Matikan pasokan udara ke peralatan produksi yang sedang tidak bekerja.
9) Pantau penurunan tekanan dalam system pemipaan.
10) Gunakan teknologi pengeringan yang member tekanan maksimum yang
diperbolehkan untuk titik pengembunan.
11) Pilihlah suku cadang kompresor yang terbaik.

Untuk beberapa masalah yang lebih spesifik maka perawatannya adalah sebagai
berikut:
10
a. Kapasitas rendah/turun
Penyebab:
 Putaran turun/rendah
 Plate suction valve trganjal/putus
 Filter kotor
 Unloader valve terganggu
 Stuffing box bocor

Tindakan yang dilakukan :

 Periksa putaran dan naikkan


 Bersihkan/ganti plate vave suction
 Bersihkan/ganti filter
 Periksa/seting ulang katup unloader
 Periksa/ganti carbon ring
b. Temperatur discharge tinggi/naik
Penyebab :
 Temperatur suction naik
 Water jacket kotor
 Aliran media pendingin kurang
 Kompresi ratio naik

Tindakan yang dilakukan :


 Turunkan temperatur gas masuk
 Bersihkan water jacket
 Besarkan aliran media pendingin
 Seting ulang rasio kompresi

c. Temperatur discharge rendah/turun


Penyebab:
 Tekanan masuk rendah
 Plate suction valve terganjal/putus
 Unloader valve terganggu

11
 Ring piston aus

Tindakan yang dilakukan:


 Periksa/ganti filter yang kotor
 Periksa/bersihkan, seting ulang spring valve
 Periksa/koreksi unloader valve
 Periksa/ganti ring piston

d. Tekanan minyak pelumas rendah


Penyebab:
 Level minyak pada tangki rendah
 Filter pelumas kotor
 Seting regulator tekanan pelumas rendah
 Kebocoran pada main bearing
 Temperatur pelumas tinggi
Tindakan yang dilakukan :
 Tambahkan minyak pelumas
 Bersihkan/ganti filter
 Seting ulang regulator tekanan
 Set clearance bearing
 Periksa/koreksi temperature

e. Kebocoran pada oil seal/scraper piston rod


Penyebab:
 Scraper seal oil rusak
 Clearance tidak tepat
 Piston rod aus/cacat

Tindakan yang dilakukan:


 Periksa/ganti oil seal/scaper piston rod
 Periksa/perbaiki/ganti piston rod

12
f. Banyak deposit/carbon pada valve
Penyebab:
 Catu pelumas berlebihan
 Temperatur silinder tinggi
 Pelumas terbawa dari stage sebelumnya
 Pelumas off-spec

Tindakan yang dilakukan:


 Periksa/koreksi catu pelumas
 Periksa rasio kompresi, temperatur masuk, dan pendingin
 Periksa oil eliminator, pasang oil separator
 Periksa/ganti pelumas sesuai spesifikasi (on-spec)

g. Noise dalam cylinder


Penyebab:
 Lock nut piston longgar
 Piston menyentuh silinder
 Terdapat benda asing dalam silinder
 Unloader valve out of position

Tindakan yang dilakukan :


 Periksa/koreksi lock nut piston
 Seting ulang clearance
 Bersihkan silinder dari benda-benda asing
 Periksa/koreksi unloader valve

h. Noise dalam crank case


Penyebab:
 Crank shaft bearing clearance tidak tepat/aus
 Cross head shoes aus

13
 Cross head bearing clearance tidak tepat/aus
 Tekanan pelumas rendah
 Pelumas tidak sesuai

Tindakan yang dilakukan:


 Periksa/ganti bearing
 Periksa/ganti cross head
 Periksa/ganti cross head bearing
 Naikkan tekanan pelumas
 Ganti pelumas sesuai specifikasi

4.6 Sistem Proteksi

1. Vibrasi

Sistem proteksi vibrasi pada kompresor dan drivernya merupakan sistem yang
lazim diaplikasikan. Vibrasi radial dan axial yang terdapat pada rotating equipment
sendiri akan menunjukkan gejala-gejala kerusakan atau ketidakstabilan pada equipment.
Untuk itu perlu dilakukan pengamanan equipment pada saat terjadi kenaikan vibrasi.
Lokasi monitoring vibrasi adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Proteksi Vibrasi Radial dan Axial

14
Poin – poin pengukuran vibrasi radial & axial pada kompresor sebagai proteksi
secara umum sebagai berikut :
- Turbine axial position

- HP Compressor axial position

- LP Compressor axial position

- Vibrasi Turbine Thrust Side

- Vibrasi Turbine Anti-Thrust Side


- Vibrasi HP Compressor Thrust Side

- Vibrasi HP Compressor Anti-Thrust Side

- Vibrasi LP Compressor Thrust Side

- Vibrasi LP Compressor Anti-Thrust Side

Konfigurasi trip system untuk vibrasi sendiri dapat berupa konfigurasi 1oo2 (1
out of

2) atau 2oo2 (2 out of 2). Sedangkan setting nilai trip system dapat disesuaikan dengan
maksimum allowable value untuk vibrasi radial maupun axial. Kenaikan vibrasi pada
kompresor dapat berarti banyak hal, unbalance, misallignment, backpressure, dan lain
sebagainya. Kenaikan vibrasi yang cukup tinggi dan dalam waktu yang singkat akan
sangat membahayakan kompresor, dapat menyebabkan kerusakan yang sangat fatal.
Untuk itu perlu digunakan sistem emergency shutdown untuk vibrasi.
Sistem monitoring dan sinyal trip ini tidak langsung diberikan oleh probe-probe
ke sistem interlock, tetapi sinyal trip berasal dari dedicated device. Konfigurasi system
dapat dilihat pada gambar.

15
Gambar 5. Konfigurasi Trip System - Vibrasi

2. Separator Level

Level Interstage Separator pada compressor tidak boleh terlalu tinggi, hal ini
akan mengakibatkan liquid akan terikut (carry over) masuk kedalam sudu-sudu
kompressor. Carry over liquid ini secara mekanikal dapat menyebabkan kegagalan
katastropik pada kompresor.Untuk menghindari terjadinya carry over liquid, dipasang
level controller pada separator. Dalam kondisi emergency, dimana kontrol tidak dapat
bekerja dengan baik, maka pada separator dilengkapi proteksi level HH.

Gambar 6. Proteksi Liquid Carry Over pada Interstage Separator

16
3. Vacuum System

Seperti yang telah dibahas pada sistem kontrol, bahwa level pada vacuum
condenser harus dijaga. Jika level terlalu rendah, maka kemungkinan besar fluida dalam
fasa gas akan terikut ke dalam pompa vacuum. Hal ini akan mengakibatkan kavitasi
pada pompa. System interlock pada bagian ini tidak untuk mematikan turbin-kompresor,
tetapi untuk melakukan start-stop pompa kondenser. Jika kontrol system tidak mampu
mengendalikan level, pada saat level terlalu rendah, pompa kondenser akan auto stop,
demikian pula sebaliknya jika level teralu tinggi pompa kondenser akan auto start.

Akan tetapi bagaimanapun juga jika sistem auto start/stop pompa ini tidak
berjalan, maka level pada condenser menjadi tidak terkontrol. Pada saat level high, akan
mengakibatkan vacuum drop yang akan menghambat proses kondensasi steam. Jika
kondisi ini berlanjut, maka akan terjadi kenaikan pressure pada exhaust turbin. Sehingga
untuk tetap menjaga kinerja turbin kenaikan pressure exhaust ini harus dibatasi, untuk
itu dipasang pressure switch pada turbin exhaust steam. Pressure switch ini akan
mengaktifkan shutdown logic pada sistem proteksi.

Berikut penggambaran sistem auto start/stop pompa pada auxilliary interlock


logic vacuum condenser compressor.

Gambar 7. Interlock Level Vacuum Condenser

17
4. Lube Oil & Control Oil

Lube oil pada kompresor berperan penting dalam pelumasan sistem mekanikal
kompresor. Kurangnya tekanan lube oil akan menyebabkan pelumasan yang buruk dan
pada akhirnya akan mengakibatkan kerusakan fatal pada kompresor. Normal desain
kompresor biasanya dilengkapi dengan 2 buah pompa oli (satu pompa utama dan
lainnya adalah pompa auxillairy) dimana keduanya digerakkan oleh jenis driver yang
berbeda. Pada saat tekanan oli turun hingga terdeteksi low pressure oleh pressure
switch, interlock system akan menjalankan pompa auxilliary untuk melakukan back-up.
Tetapi jika pressure terus turun hingga batas yang diijinkan, maka pressure switch LL
akan mengaktifkan Shutdown System Kompresor.
Control oil juga merupakan sistem vital untuk kontrol kompressor, tanpa adanya
tekanan control oil yang cukup, maka sistem-sistem hydraulic tidak akan dapat bekerja.
Control oil dan lube oil memiliki sumber yang sama yaitu dari Lube Oil pump. Oil filter
dipasang pada discharge pompa, output filter ini langsung digunakan sebagai control oil
supply. Lube oil memerlukan tekanan yang lebih rendah sehingga perlu pengaturan lagi
setelah filter, untuk itu dipasang sebuah PCV pada percabangan outlet filter dengan
output PCV akan digunakan sebagai Lube Oil Supply.

Gambar 8. Lube Oil & Control Oil System

18
Gambar 9. Interlock Control Oil

Pressure Control oil termasuk sumber yang akan mengaktifkan kontrol electric
governor dan melakukan trip pada electric governor. Pada saat tekanan control oil
tercapai, maka sistem kontrol governor dapat diaktifkan, sedangkan pada saat tekanan
control oil drop pada nilai batas bawahnya, maka kontrol governor akan trip.

Gambar 10. Permissive & Stop Logic Turning Devive

Sedangkan lube oil pressure selain digunakan sebagai trigger untuk shutdown,
digunakan juga sebagai permissive dan stop logic untuk turning device. Pada saat LO
pressure
LL aktif, sinyal akan dikirim untuk shutdown logic compressor dan permissive turning
device. Sedangkan pada saat LO pressure tercapai, sinyal ini akan memberikan
permissive start turbin-kompresor dan menghentikan kerja turning device.

19
Dalam sistem lube oil ini juga terdapat Head Tank yang berfungsi untuk
melakukan bakup lube oil pada saat terjadi trip. Level head tank ini akan digunakan
sebagai sinyal permissive untuk start kompresor. Hal ini menjadi penting karena jika
terjadi trip dan tidak ada lube oil sebagai media pelumasan pada rotating equipment,
maka akan membuka kemungkinan terjadi kerusakan mekanikal.

5. Overhead Tank Oil

Seal oil berfungsi untuk menghindari kebocoran gas proses. Seal oil disupply
dari booster pump sehingga tekanan oli seal lebih tinggi dari lube oil. Overhead tank
diperlukan untuk menjaga fluktuasi tekanan, tekanan statik overhead tank digunakan
sebagai rundown supply pada saat sistem kehilangan tekanan. Sehingga penting untuk
tetap menjaga level overhead tank berada pada kondisi aman. Jika terjadi penurunan
level pada overhead tank secara signifikan, maka level switch LL akan bekerja untuk
shutdown kompresor.

Gambar 12. Sistem Seal Oil Kompresor


20
6. Overspeed Trip System

Untuk mencegah kerusakan rotating equipment terhadap kelebihan putaran,


maka tiap equipment dilengkapi dengan overspeed trip device. Electronic overspeed trip
device memiliki 3 input probe speed diproses dengan logika 2oo3. Sinyal voting akan
memberikan input ESD untuk mengaktifkan trip device. Sebagai penggambaran sistem
overspeed trip device berikut konfigurasi OST di syngas compressor Kaltim 4.

Gambar 13. Safety Device System

21

Anda mungkin juga menyukai