Anda di halaman 1dari 30

40

Cara kerja Sistem Air Pendingin Utama, yaitu ; Air pendingin yang dialirkan masuk ke dalam kondensor jumlahnya sangat besar diperoleh dari air laut. Air tersebut harus dialirkan kedalam kondensor dalam keadaan bersih, bebas dari sampah dan kotoran. Untuk mencapai tujuan tersebut sistem pengaliran air pendingin (selanjutnya disebut sistem air pendingin utama) dilengkapi dengan floating screen, pintu air, bar screen, travel band screen, CWP, Debrish Filter. Pertama air disaring oleh floating screen. Floating screen ini berbentuk jaring-jaring yang dibentangkan sebelum pintu air, jaring ini berfungsi untuk menyaring agar hewan-hewan laut tidak masuk ke dalam siklus aliran air pendingin ini, lalu setelah melewati floating screen air laut menuju pintu air dan masuk kedalam bar screen. Bar screen atau saringan kasar digunakan untuk menyaring sampah-sampah besar dan berat. Bar screen ini terdiri dari pelat-pelat strip yang disusun dibelakang pintu air. Saringan kasar ini juga dilengkapi dengan penggaruk sampah, untuk mengambil sampah yang tertahan dan membuangnya ketempat penampungan sementara. Selanjutnya dengan truk, sampah tersebut diangkut ketempat pembuangan akhir. Pintu air digunakan sewaktu-waktu saja, jika diperlukan perbaikan atau

pembersihan fisik pada bagian sistem air pendingin yang sudah disebutkan diatas. Setelah dari Bar screen air tersebut melewati travelling band screen. Travelling Band Screen (saringan putar) digunakan untuk menyaring sampah / kotoran yang lolos dari bar screen. Setelah itu air dihisap oleh CWP kemudian dipompakan lagi. Ada yang menuju ke CCCW sytem dan ada yang menuju kondensor. Untuk yang menuju kondensor, pada saluran sebelum masuk kondensor terdapat debrish filter condenser yang berfungsi untuk menangkap sampah yang lolos dari saringan putar. Setelah itu baru masuk kedalam kondensor, yang kemudian kembali lagi ke laut. Instalasi backwash

41

condenser digunakan untuk membuang sampah yang tertahan pada mulut kondensor.

4.2. Peralatan Utama


Dalam system air pendingin utama ini terdapat beberapa peralatan utama seperti ; - BAR SCREEN - TRAVELLING BAND SCREEN - CWP - DEBRISH FILTER - KONDENSOR

Berikut penjelasan mengenai peralatan utama : BAR SCREEN Berfungsi untuk menangkap benda-benda berukuran sedang yang terbawa air pendingin. Terbuat dari batang logam pipih yang dirangkai sehingga membentuk semacam teralis. Dipasang pada mulut saluran masuk air pendingin sebelum saringan putar. Pada daerah yang kualitas airnya buruk (banyak sampah), didepan saringan kasar dipasangi saringan berupa jaring yang biasa disebut floating screen untuk menyaring sampah yang elastis seperti plastik dan sebagainya.

42

Gambar 4.2 : Bar Screen

TRAVELLING BAND SCREEN Untuk menyaring semua benda sampai yang berukuran relatif kecil dan

yang lolos dari Bar screen. Berupa rangkaian segmen segmen kasa baja yang membentuk suatu screen. Screen akan diputar dengan menggunakan motor listrik melalui rantai dan roda gigi. Menggunakan media air bertekanan dari Screen Wash Pump untuk melepaskan sampah yang lengket di screen. Travelling Band Screen berada setelah Bar Screen.

43

Gambar 4.3 : Travell Band Screen

CWP CWP berfungsi untuk memompakan semua air laut yang akan digunakan dalam PLTU, kemudian air laut itu akan dibagi-bagi masuk ke sistem-sistem. Salah satunya untuk sistem pendinginan seperti sistem pendingin di kondensor dan CCCW System (Closed Circuit Circulating Water System). Circulating Water Pump ini bisa disebut sebagai gerbang pertama masuknya air yang mana akan digunakan dalam PLTU.

44

PLTU Labuan memiliki 4 buah Circulating Water Pump yang mana digunakan untuk mensuplay kegiatan dari 2 unit yang ada. Untuk keadaan normal digunakan 3 pompa saja, sedangkan satu sisanya stand-by. Ini ditujukan agar apabila terjadi gangguan pada salah satu Pompa tersebut maka yang stand-by bisa diaktifkan dan yang mengalami gangguan dapat dilakukan pemeliharaan. Letak Circulating Water Pump ini berada di dekat Water Intake setelah TBS (Travel Band Screen).atau saringan putar. Berikut spesifikasi dari CWP SERIAL NO. TYPE CAPACITY POWER DATE ASS. BY ITEM NO HEAD SPEED WEIGHT 350010700001 SEZ1600 1460 / 1156 27334.8 m3/h 1800 kW 08 07 A21 A20 20PAC11AP001 16 m 370 r/min

Table 4.1 : Tabel Spesifikasi CWP

45

Gambar 4.4 : CWP

DEBRISH FILTER Sea water debris filter sistem dipasang di pipa inlet condenser

berdiameter besar yang dirancang untuk menyaring kotoran atau sampah, lembaran plastik, rumput laut, remis, kerang, dan lain-lain.

46

Spesifikasi Debris Filter System

Filter type Metric Dimension Installation Method Design Working Pressure Running water Resistance Filtering Precision Draining Amount Electric Current Activating Power

ETP 1800 1800 Horizontal 0,6 MP <500H20 7 2,8% 3,8A 1.1 KW

Tabel 4.2 : Tabel Spesifikasi Debrish Filter Condenser

Gambar 4.5 : Screen Debrish

47

1. Cylinder Component 2. Drain Pipe 3. Rotary Drain Tank 4. Components of Filter Core 5. Actuator 6. Linking Seating 7. Isodivision Device 8. Measueing System 9. Seals Drive

10. Angle Direction Drive 11. Drain Valve 12. Discharging Pipe 13. Filter type

Gambar 4.6 : Gambar Teknik Debrish Filter Condenser Labuan

48

KONDENSOR Seperti diketahui bahwa dalam siklus PLTU, uap yang keluar

meninggalkan tingkat akhir turbin tekanan rendah akan mengalir memasuki kondensor. Kondensor PLTU umumnya merupakan perangkat penukar panas tipe permukaan (surface) yang memiliki 2 fungsi utama yaitu sebagai wahana penghasil vacum tinggi bagi uap keluar exhaust turbin serta untuk mengkondensasikan uap bekas keluar dari exhaust turbin. Kedua fungsi tersebut sekilas kurang begitu penting tetapi ternyata keduanya merupakan faktor yang cukup vital dalam pengoperasian turbin maupun efisiensi siklus. Media yang dialirkan ke kondensor untuk mendinginkan atau

mengkondensasikan uap adalah air yang disebut air pendingin utama (circulating water). Air pedingin mengalir didalam pipa - piap kondensor sedang uap bekas mengalir dibagian luar pipa. Melalui proses tersebut, panas dalam uap bekas akan diserap oleh air pendingin sehingga uap akan terkondensasi menjadi air yang dinamakan air kondensat. Air kondensat ini akan ditampung dibagian bawah kondensor dalam sebuah penampung yang disebut hotwell. Air kondesat dari dalam hotwell selanjutnya dipompakan lagi ke deaerator oleh pompa kondensat. Kondensor umumnya terletak dibagian bawah turbin (under slung) dan tersambung ke exhaust turbin tekanan rendah. Penyambungan antara turbin dengan kondensor harus cukup fleksibel untuk mengakomodir adanya pemuaian akibat variasi temperatur. Tipe-tipe kondensor Pada dasarnya tipe kondensor ada 2 macam, yaitu : Tipe kondensor permukaan (Surface Condenser) Tipe kondensor langsung (Direct Contact Condenser)

49

1. Kondensor Permukaan (Surface Condenser) Kondensor ini terdiri dari bejana yang dihubungkan dengan sisi uap bekas yang keluar dari turbin uap. Didalamnya dipasang tube pendingin

yang mendapat aliran dari air pendingin utama. Uap belas dari turbin uap mengalir melalui bagian luar dari pipa.

Condenser

Gambar 4.7 : Kondensor Permukaan

2.

Kondensor Kontak Langsung (Direct Contact Condenser) Konstruksi dasar dari kondensor ini adalah seperti diperlihatkan pada

gambar 4.8. Kondensor ini terbuat dari sebuah bejana yang didalamnya dipasang plat pengarah aliran atau baffle. Uap bekas dari turbin uap masuk

50

melalui sisi samping bawah kondensor, sedaangkan air pendingin di semprotkan dari sisi atas.

Gambar 4.8 : Kodensor kontak langsung Kondensor tipe kontak langsung ini pada umumnya digunakan pada PLTP, karena air kondensat dari proses kondensasi tidak digunakan kembali. Prinsip kerja kondensor kontak langsung adalah sebagai berikut : Uap bekas dari turbin uap masuk kedalam kondensor melalui sisi samping bawah dan secara alami (karena uap ringan) akan naik keatas. Air pendingin dimasukkan dari sisi atas dalam bentuk semprotan/spray. Air yang disemprotkan akan langsung bersentuhan dengan uap, sehingga terjadi proses perpindahan panas secara langsung dari uap ke air pendingin. Uap yang terkena pancaran air pendingin akan terkondensasi dan bercampur dengan air pendingin. Pada proses berikutnya air ini akan berfungsi sebagai air pendingin utama. Gas-gas yang tidak bisa terkondensasi atau disebut Non

Condensatable Gas (NCG), dihisap keluar dengan menggunakan steam

51

ejector atau pompa vakum untuk dibuang ke atmosfir. Adanya NCG didalam kondensor akan mengakibatkan vakum rendah (back pressure naik) dan pada akhirnya dapat menyebabkan turbin trip. Dengan adanya system vakum di dalam ruang kondensor, maka akan terdapat pula gas-gas yang tidak dapat terkondensasi mengalir menuju kondensor. Kebanyakan gas-gas non-condensable tersebut adalah udara luar yang masuk bocor dari komponen yang bekerja dengan tekanan atmosfer seperti kondensor itu sendiri. Dapat pula berasal dari proses dekomposisi atau terurainya air menjadi oksigen dan hidrogen oleh reaksi thermal maupun kimiawi. Gas-gas tersebut harus dibuang dari kondensor dikarenakan : 1. Dapat menyebabkan turunnya vakum kondensor. Lebih lanjut dapat menyebabkan turunnya efisiensi turbin. 2. Gas-gas tersebut akan dapat menyelubungi permukaan tube-tube sehingga akan mengganggu pertukaran panas antara air pendingin dengan uap exhaust. Lebih lanjutnya akan mengakibatkan vakum kondensat akan turun. 3. Tingkat korosif air kondensat akan meningkat seiring meningkatnya kadar oksigen di kondensor. Oksigen akan menyebabkan korosi terutama pada peralatan-peralatan.

- Karakteristik Utama Kondensor Area pendinginan Temperature air pendingin Tekanan air pendingin = = = 13760m2 30 0C 0,3 MPa (g)

52

Quantitas air pendingin Tekanan uap Aliran uap

= = =

49712,5 t/h 8,7 kPa (absolut) 618 t/h (T-MCR)

Tabel 4.3 : Karaterisrik Kondensor

Spesifikasi Kondensor Type Single Shell Double Pass Steam Surface Condensor Manufacture Dong Fang Steam Turbine Work Performance data : Design heat duty (at rating) (kcal/H) Design absolute pressure (mmHg abs) Heat transfer coefficient (kcal/H/m2/c) Circulating water quantity (m3/H) Circulating water inlet temperature (c) Circulating water outlet temperature (c) Cleanliness factor (%) 326.6x106 65.25 2790 48250 30 37 0.85

53

Condensate oxygen content (cc/liter) Water velocity in tube (m/s) Friction loss through tue (kgf/cm2) Total effective tube surface (m2) Tube : Effective tube length (mm) Overall tube length (mm) Size and thickness (mm) Number of tube (main condensing zone) Number of tube (ir cooling zone and exhaust impingment zone) Material Tube sheet : Material Thickness Hot well capacity (m3)

20 2.5 0.49 13760

9630 9740 32 x 0.5 / 0.7 13652 568

Titanium

Titanium clad 40 110

Tabel 4.4 : Tabel spesifikasi kondensor Labuan

54

4.3. Peralatan Pendukung


o FLOATING SCREEN o PINTU AIR o MOTOR DEBRISH o MOV INLET / OUTLET o WASH PUMP o TRASH RACK

Berikut penjelasan dari peralatan tersebut : FLOATING SCREEN Saringan ini berupa pelampung yang diikat dengan dihubungkan dengan pelampung lain sehingga membentuk setengah lingkaran dipasang beberapa meter didepan saluran masuk air pendingin didepan pintu air dan saringan kasar (bar screen). Fungsi : 1. Untuk mencegah terbawanya sampah-sampah dan benda-benda yang mengapung diatas permukaan air terutama yang berukuran besar. 2. Untuk menghambat aliran air dibagian permukaan yang relatif lebih

hangat dan membiarkan air yang lebih dingin dari daerah yang lebih dalam untuk mengalir.

55

Gambar 4.9 : Floating Screen

PINTU AIR Pintu air merupakan gerbang pertama yang dilalui oleh air laut. Pada PLTU Labuan terdapat empat pintu air. Masing-masing pintu air menuju ke masing-masing CWP setelah melalui macam-macam proses penyaringan yang telah diuraikan sebelumnya. Pintu pintu air tersebut akan ditutup apabila akan dilakukan pemeliharaan pada line CW system. Pintu-pintu tersebut diangkat menggunakan crane. Didepan pintu air ini terdapat floating screen yang berguna untuk menghambat sampahsampah dan kotoran-kotoran yang berada di permukaan air laut agar tidak ikut masuk ke dalam pintu air.

56

Gambar 4.10 : lintasan Pintu air

Gambar 4.11 :Pintu pintu air

57

Gambar 4.12 : Crane yang digunakan untuk mengangkat pintu air

Gambar 4.13 : Water Intake

58

MOTOR DEBRISH Motor Debrish merupakan sebuah motor yang terdapat di sisi atas bagian Debrish Filter pada permukaan luar inlet kondensor yang berfungsi untuk memutar screen debrish agar dapat memindahkan posisi dari screen yang terpilah-pilah tersebut sehingga dapat dihisap oleh rotary drain tank dan keluar menuju drain pipe.

Gambar 4.14 : Motor Debrish

59

MOV INLET / OUTLET MOV merupakan sebuah motor yang digunakan untuk membantu membuka ataupun menutup valve. MOV Inlet berada pada sisi inlet pada permukaan luar pipa kondensor sedangkan MOV Outlet berada di sisi Outlet. Valve Inlet akan ditutup apabila akan dilakukan pemeliharaan pada debrish filter dan juga kondensor agar tidak ada air yang mengalir masuk ke dalam kondensor. Sedangkan untuk MOV outlet ditutup apabila operator akan men-tagging (menutup) satu sisi kondensor agar tidak terjadi aliran balik

Gambar 4.15 : MOV WASH PUMP

Wash Pump ini digunakan sebagai pompa air untuk pembersih screen pada Travel Band Screen. Aliran airnya diambil dari CW system tepatnya di setelah

60

CWP. Kotoran-kotoran yang tersangkut pada screen di TBS dibersihkan dengan air dari wash pump dengan bantuan Nozzle.

Gambar 4.16 : Wash Pump TRASH RACK

Trash Rack merupakan suatu alat yang terletak pada bagian atas Bar Screen. Trash Rack ini merupakan alat pendukung yang digunakan untuk membersihkan Bar Screen apabila banyak kotoran dan sampah yang tertahan di screen tersebut.Trash Rack ini dilengkapi dengan Trash Car. Trash Car inilah yang menggaruk sampah-sampah tersebut.

61

Gambar 4.17 : Trash Rack dan Trash Car

62

4.4. Ball Taproge System Sumber media pendingin yang digunakan pada kondensor adalah air laut. Air laut tersebut masuk ke dalam kondensor setelah melewati beberapa system filter untuk menghindari kotoran-kotoran laut masuk, dan juga injeksi dengan suatu senyawa kimia (biasanya klorin) untuk melumpuhkan / memabukkan hewan-hewan laut kecil seperti plankton agar tidak menempel pada tube-tube kondensor. Karena hewan-hewan ini menyukai tempat yang memiliki temperature hangat seperti di permukaan dalam tube kondensor. Bila tidak dilumpuhkan maka hewanhewan ini akan menempel dan membentuk seperti kerak pada permukaan dalam tube kondensor sehingga dapat menyebabkan proses kondensasi terganggu. Pada kondensor terdapat sebuah instalasi pembersih pipa kondensor yang bisa beroperasi secara continue ataupun sewaktu-waktu sehingga kebersihan tube-tube kondensor dapat dipertahankan karenanya.

Instalasi pembersih ini dikenal sebagai instalasi Tapproge Ball System. Instalasi ini menggunakan bola-bola spons yang ukurannya sedikit lebih besar dari diameter tube, memiliki sifat elasitis dan bola-bola ini memiliki permukaan yang sedikit kasar. Ini ditujukan untuk menyikat bagian dalam tube apabila disinyalir terdapat kotoran atau kerak-kerak yang menempel yang dapat mengurangi kemampuan perpindahan panas dari tube-tube kondensor tersebut.

63

Gambar 4.18 : Tapproge Ball System

4.5. Injeksi Klorin Air pendingin yang digunakan pada PLTU berasal dari air laut. Dikarenakan berasal dari air laut maka air tersebut mengandung biota-biota laut yang sangat kecil sekali salah satunya seperti plankton. Biota-biota laut ini tidak dapat tersaring melalui bermacam-macam screen yang telah diuraikan sebelumnya sehingga biota-biota ini pasti ikut bersama air pendingin dan masuk ke dalam kondensor. Tujuan diinjeksikan klorin ini

ialah untuk melemahkan / memabukkan biota-biota laut tersebut sehingga tidak berkembang biak di dalam kondensor. Biota-biota laut ini dapat berkembang biak dan menempel pada tube-tube kondensor dikarenakan kondisi kondensor yang hangat. Klorin ini diproduksi oleh Chlorine Plant. Klorin ini diinjeksikan sebelum TBS tepatnya di Bar Screen.

64

4.6. Pemeliharaan Sistem Air Pendingin


1. Pengertian Pemeliharaan Semua tindakan teknis dan tindakan administratif yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin atau peralatan tetap baik dan dapat melakukan fungsinya dengan baik, efisien dan ekonomis serta sesuai dengan spesifikasi kemampuannya dan dengan tingkat keamanan yang tinggi. 2. Tujuan Pemeliharaan a. Untuk memperpanjang usia kegunaan aset. Hal ini terutama penting di Negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian. b. Untuk menjamin keoptimuman peralatan dan mendapatkan laba yang maksimum. Dengan terjaminnnya keoptimuman peralatan maka perusahaan dapat memproduksi secara optimum sehingga laba yang didapatkan juga optimum. c. Untuk menjamin kesiapan operasional. d. Untuk menjamin keselamatan kerja. e. Pemeliharaaan yang baik tentunya akan memiliki resiko yang membahayakan lebih rendah terhadap penggunaannya,

sehingga keselamatan pun lebih terjamin. 3. Prosedur Kerja Pemeliharaan Kegiatan yang dilakukan pemeliharaan berdasarkan pada SOP peralatan. Dengan penerapan metode ini maka keuntungannya yang akan diperoleh adalah mengurangi siklus pemeliharaan yang dapat

65

menghemat

biaya

pemeliharaan,

mengurangi

main

hours,

mengurangi waktu pemadaman dan mengetahui kelainan peralatan secara dini sehingga kerusakan berkelanjutan yang lebih parah dapat dihindari. 3.1 Pengertian dan Jenis Kegiatan Pemeliharaan Jenis jenis Pemeliharaan, antara lain: 1. Preventive maintenance Preventive maintenance merupakan suatu system pemeliharaan terencana yang dilakukan secara berkesinambungan dan dipersiapkan proses pelaksaan pemeliharaan yang terdiri dari : a) Pemeliharaan rutin Yaitu pemeliharaan pencegahan yang dilakukan dengan selang waktu harian, mingguan, bulanan maupun tahunan untuk mencegah gangguan dan kerusakan. b) Pemeliharaan periodik Yaitu pemeliharaan yang bersifat pencegahan dan juga perbaikan terhadap gangguan dan kerusakan yang terjadi pada setiap peralatan sebagai akibat deteroisasi (kemerosotan mutu peralatan karena lama pemakaian) yang berhubungan dengan kondisi operasi seperti start-stop, variasi beban, kondisi fluida kerja dan jumlah jam kerja. Merupakan usaha untuk

memperbaiki penghematan energi dan masalah lingkungan serta menegaskan kondisi yang ada pada unit dengan tepat. Pemeliharaan ini dibagi atas :

66

Simple Inspection (Si) Dilakukan setiap 8.000 jam kerja atau satu tahun operasi dan bersifat pencegahan. Mean Inspection (Me) Dilakukan setiap 16.000 jam kerja atau setiap dua tahun operasi dan bersifat pencegahan dan sedikit perbaikan. Serious Inspection (Se) Dilakukan setiap 32.000 jam kerja atau setiap empat tahun operasi dan bersifat pencegahan dan perbaikan. c) Predictive maintenance Predictive maintenance merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari operasi peralatan dan mengevaluasi data tersebut yang selanjutnya dibuat rekomendasi dan apabila terjadi kelainan data tersebut, maka akan diketahui kondisi peralatan sebenarnya.

2. Corective maintenance Adalah pemeliharaan yang dilakukan segera dan terpaksa akibat terjadinya kerusakan atau gangguan yang bersifat eksidential untuk mencegah kerusakan yang lebih besar. Pemeliharaan ini dilakukan pada waktu unit beroperasi maupun unit harus berhenti.

67

3. Breakdown maintenance Pemeliharaan ini dilaksanakan setelah terjadinya suatu kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan pelaksanaannya juga tidak direncanakan sebelumnya serta sifatnya darurat

(Emergency).

Beberapa contoh pelaksanaan pemeliharaan mekanik yang terkait Sistem Air Pendingin Utama pada PLTU 2 Banten (Labuan) unit 1 dan 2, yaitu : 1. Preventive Maintenance Gressing MOV Check dan Cleaning Bar Screen Check DP (delta pressure) high DFC Ball Cleaning System Inejeksi Klorin 2. Corrective Maintenance Laminasi pada outlet Kondensor Line #2B Cleaning TBS tidak berputar Cleaning DFC Mengganti Mechanical Seal yang rusak pada DFC

68

4.6. Gangguan dan Troubleshooting


Selama PLTU Labuan beroperasi, tentu saja ada gangguan yang terjadi pada Sistem Air Pendingin Utama ( CW System ) baik ringan maupun berat. Beberapa gangguan yang sering muncul adalah : Debrish Filter Macet dan tidak dapat berputar. Kemungkinan penyebab : o Kerusakan mechanical seals sehingga air laut dapat masuk ke gearbox motor o Gigi nanas pada gearbox rusak karena kurang greasing o Kualitas material debris filter yang kurang bagus o Poros pada debris filter terjadi korosif

Tindakan yang dilakukan : o Outservice line condenser yang debrish filternya rusak ( keadaan OFF ) o Setel MOV Inlet yang terletak sebelum debrish dalam keadaan full-closed o Drain air yang berada di dalam Sea Pipe. o Buka manhole. o Periksa debrish filter dan lakukan pemeliharaan. o Apabila mechanical seal rusak maka harus diganti. o Lakukan cleaning debrish

69

Gasket Manhole rusak Kemungkinan Penyebab : o Dikarenakan gasket pada manhole tidak menyatu dengan gasket/rubber lining yang ada di dalam sea pipe ada

kemungkinan terjadi erosi dari air laut dikarenakan permukaan yang tidak rata. Tindakan yang dilakukan :
o

Mengganti gasket lama dengan gasket yang baru.

Anda mungkin juga menyukai