SISTEM HVAC
Diusulkan Oleh :
141734024
BANDUNG
2016
1
Laporan Audit Energi HVAC
1. Objek Perilaku Siswa:
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:
menjelaskan prinsip kerja HVAC/pompa kalor
menjelaskan alat yang diperlukan untuk pengukuran sistem HVAC
melakukan pengukuran pada sistem HVAC
menginterpretasi data pengukuran sistem HVAC
menampilkan profil energi sistem HVAC
menghitung kinerja sistem HVAC
mencari peluang penghematan pada sistem HVAC
melaporkan hasil audit sistem HVAC
2. Dasar teori
HVAC/Pompa kalor merupakan alat yang mentransfer energi dari sumber panas (heat source) ke
heat sink melawan gradien temperatur. Pompa kalor dirancang untuk memindahkan energi panas
berlawanan dengan arah aliran panas spontan. Sebuah pompa kalor menggunakan sejumlah energi
eksternal untuk mencapai transfer energi termal yang diinginkan dari heat source ke heat sink.
Fungsi HVAC
1. Heating
Heating tersusun oleh beberapa bagian penting antara lain boiler, furnace, heat pump, radiator,
dan hydronic.
Furnace berfungsi sebagai sumber panas yang ditransfer ke media air bernama hydronic di
boiler. Hydronic tersirkulasi berkat kerja dari heat pump, yang selanjutnya setelah dari boiler, hydronic
menuju ke radiator untuk memindahkan panas yang dikandungnya ke udara yang tersirkulasi. Udara
inilah yang digunakan untuk memanaskan ruangan.
2. Ventilation
Ventilation adalah proses untuk mensirkulasikan udara di dalam suatu ruangan dengan udara
luar, yang bertujuan untuk me-remove debu, kelembaban, bau-bauan yang tidak sedap, karbon
dioksida, panas, bakteri di udara, serta meregenerasi oksigen di dalam ruangan. Ventilasi merupakan
salah satu penerapan teori mekanika fluida.
2
Ada dua jenis ventilation, yaitu forced ventilation dan natural ventilation. Forced ventilation
adalah sistem ventilasi yang menggunakan bantuan fan atau kipas untuk mensirkulasikan udara di dalam
ruangan. Sistem ini banyak digunakan di perindustrian besar, gedung-gedung, dan contoh yang paling
dekat dengan kita adalah di dapur dan di kamar mandi. Di dapur biasanya dipasang fan untuk menghisap
asap dari kompor dan dibuang keluar. Sedangkan di kamar mandi jelas digunakan untuk mengusir bau-
bauan yang tidak sedap dari dalam kamar mandi.
3. Air Conditioning
Air Conditioning (AC) menggunakan prinsip siklus mesin pendingin, yang terdiri dari beberapa
bagian penting yaitu refrigerant, kompresor, heat exchanger, dan katup ekspansi.
Media yang digunakan ialah liquid chiller. Jadi prosesnya, udara yang tersirkulasi diserap
panasnya melalui heat exchanger oleh liquid chiller di satu komponen bernama Air Handling Unit (AHU).
Sedangkan panas dari liquid chiller diserap oleh refrigerant melalui heat exchanger yang lainnya. Jadi
ada semacam proses pendinginan bertingkat di dalamnya.
Ada satu alasan yang kuat mengapa AC yang digunakan di gedung-gedung besar menggunakan
liquid chiller. Karena udara yang bersirkulasi di dalam gedung bervolume besar, maka akan lebih jauh
efisien jika menggunakan media liquid chiller sehingga energi yang dibutuhkan untuk operasional AC
lebih rendah jika dibandingkan tanpa menggunakan liquid chiller.
Kipas terpasang pada AHU dengan tiga kecepatan yang berbeda. Maksimum laju udara yang
dihasilkan adalah 0,37 m3/detik. Termometer yang berfungsi mengukur temperatur bola kering dan
basah terpasang pada saluran masuk dan keluaran AHU. Meter orifice yang dapat dipindah-pindah
terpasang pada saluran masuk AHU.
Mesin pompa kalor yang digunakan dalam percobaan ini adalah jenis siklus tekanan uap Rankine.
Keterangan megenai alat pompa kalor adalah sebagai berikut:
1. Bahan pendingin (refrigeran) yang dipergunakan adalah Freon 12 (R12)
2. Kompresor berupa kompresor torak, semi hermetic, dengan pendinginan udara. Kapasitas 9,46
m3/jam pada putaran 1450 rpm.
3. Motor listrik 3 fasa 415 V 50 Hz dengan daya maksimum 2,5 kW. Daya yang digunakan dapat dilihat
pada meter daya.
4. AHU (Air Handling Unit).
5. Kondensor dengan tipe shell and tube.
6. Instrumentasi.
3
TA3 TA4
7
EVAPORATOR
AIR AIR
FAN
TF4
4 7
WATER
HEAT
TF8 EXCHANGER
FLOWMETER
V101
8 F2
V107 TW7
TW8
3 3
PSV
V105 V102
FILTER/
TF3
CONDENSER
CONDENSER
DRIER
TF1 CUTOUT SWITCH
HP/LP
P1 P2 TF2
1 2
V104 V103
COMPRESSOR
4
Keterangan untuk alat ukur lainnya adalah:
Tekanan masuk kompresor (P1)
Tekanan keluar kompresor (P2)
Tekanan masuk katup ekspansi (P5)
Tekanan keluar evaporator (P7)
Laju alir fluida kerja (F1)
Laju alir air (F2)
Daya masukan kompresor (Wc)
Penurunan manometer (P)
Siklus Termodinamika
Diagram siklus refrigerasi kompresi uap ditunjukan oleh Gambar 1 dan Gambar 2.
5
Gambar 2 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap pada Diagram P-H
(sumber: Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia, 2006)
Keterangan:
1 – 2 : Proses Evaporasi = Refrigeran masuk dalam fasa cair dan tekanan rendah dan menyerap
kalor dari lingkungan sekitar. Selama proses penyerapan kalor refrigeran akan berubah fasa dari
cair menjadi gas. Pada saat keluar dari evaporator, refrigeran telah menjadi uap panas lanjut
(superheated).
2 – 3 : Proses Kompresi = Uap panas lanjut ini akan masuk ke kompresor dimana tekanannya akan
dinaikkan. Pada proses ini suhu juga akan meningkat karena refrigeran menerima energi dari kerja
kompresor. Maka refrigeran keluaran kompresor memiliki suhu paling tinggi dan berada pada
tekanan yang tinggi pula.
3 – 4 : Proses Kondensasi = Uap refrigeran akan dialirkan menuju kondensor. Pada proses
kondensasi refrigeran akan melepas kalor ke lingkungan. Selama proses ini refrigeran akan berubah
fasa dari gas menjadi cair. Proses pelepasan kalor pada kondensor ini dapat dibantu dengan aliran
udara maupun air. Jumlah kalor yang dilepas jumlah sama dengan kalor yang diserap di evaporator
ditambah kerja kompresor.
4 – 1 : Proses Ekspansi = Cairan refrigeran yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi akan
dialirkan melalui peralatan ekspansi yang dapat berupa katup ekspansi atau pipa kapiler. Alat
ekspansi ini akan mengurangi tekanan refrigeran dan mengendalikan aliran menuju evaporator.
Proses ekspansi terjadi pada entalpi konstan sehingga tidak ada kalor yang diserap maupun dilepas.
6
Untuk mengetahui performa pada AC maka digunakan parameter-parameter berikut:
𝒉𝟐 −𝒉𝟓
𝑪𝑶𝑷 𝒎𝒆𝒔𝒊𝒏 𝒑𝒐𝒎𝒑𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒐𝒓 = ………..(4)
𝒉𝟐 −𝒉𝟏
Ket:
ṁ W = Laju alir air (kg/s)
Cp = Kalor jenis air (kJ/kg.°C)
Ti = Suhu air masuk (°C)
To = Suhu air keluar (°C)
7
3. Langkah percobaan
Persiapan percobaan
1. Periksa level minyak pelumas kompresor atau pompa di dalam kaca penduga pada sisi kompresor.
2. Periksa fluida manometer, kalibrasi bila perlu.
3. Katup-katup pemipaan untuk sirkulasi fluida dalam posisi terbuka.
4. Periksa air untuk mengukur temperatur bola basah masukan dan keluaran dari udara yang mengalir
di dalam saluran evaporator, tambah air bila tak mencukupi.
5. Siapkan tabel pengujian sesuai tujuan percobaan.
Prosedur pengujian
1. Hidupkan pompa pemasok air laboratorium. Atur tekanan hingga 2 bar.
2. Atur laju aliran dengan mengatur katup V101. Besarnya laju aliran yang dikehendaki terlihat pada
rotameter.
3. Hidupkan saklar pada MCB.
4. Set selektor fan pada posisi yang dikehendaki dan hidupkan.
5. Jalankan motor penggerak kompresor. Bila kompresor mati karena tidak ada aliran air, tekan tombol
“reset” pada pengesetan tekanan kompresor, kemudian alirkan air sebelum kompresor dihidupkan.
8
5,5 COP
≥300 tons
6,15 IPLV
5,0 COP
<150 tons
5,25 IPLV
Water cooled,
5,55 COP
electrically operated, ≥150 tons - < 300 tons ARI 550/590
5,90 IPLV
centrifugal
6,1 COP
≥300 tons
6,40 IPLV
Air cooled absorption
All capacities 0,6 COP
single effect
Water cooled
All capacities 0,6
absorption single effect
ARI 560
Absorption double 1 COP
All capacities
effect, Indirect fired 1,05 IPLV
Absorption double 1 COP
All capacities
effect, direct fired 1 IPLV
9
Spesifikasi Cossons P5670 Heat Pump
10
5.2 Data Praktikum
11
5.3 Data Perhitungan
UDARA AIR
WAKTU 5
MASSA JENIS LAJU ALIR MASSA MASUK KELUAR Qud LAJU ALIR MASSA Q air
MENIT KE
ρ (kg/m3) ṁ (kg/s) hA1 (kj/kg) hA2 (kj/kg) Watt ṁ (kg/s) Watt
1 1.13 1.091289436 85 81 4.365157744 32.40541509 135.7143
2 1.13 1.084271425 85 81 4.337085698 32.19701797 134.8415
3 1.13 1.084271425 85 81 4.337085698 32.19701797 134.8415
4 1.13 1.077207692 85 81 4.308830768 31.98726318 133.963
5 1.128 1.076253989 85 85 0 31.98726318 133.963
6 1.128 1.076253989 90 85 5.381269943 31.98726318 133.963
7 1.126 0.914753264 90 90 0 27.21144673 113.9619
8 1.126 0.914753264 90 90 0 27.21144673 113.9619
9 1.126 0.914753264 90 90 0 27.21144673 113.9619
10 1.126 0.914753264 90 90 0 27.21144673 113.9619
11 1.127 0.91515937 90 90 0 27.21144673 113.9619
12 1.127 0.91515937 90 90 0 27.21144673 113.9619
13 1.1309 0.771965397 90 81 6.94768857 22.91408875 95.96447
14 1.1309 0.771965397 90 81 6.94768857 22.91408875 95.96447
15 1.1309 0.771965397 90 81 6.94768857 22.91408875 95.96447
16 1.13 0.77165816 85 85 0 22.91408875 95.96447
17 1.135 0.773363484 81 81 0 22.91408875 95.96447
18 1.1325 0.772511293 81 81 0 22.9092589 0
JUMLAH 20.3242 16.61230888 1572 1524 43.57249556 493.5096236 1970.88
RATA RATA 1.129122222 0.922906049 87.33333333 84.66666667 2.420694198 27.41720131 109.4933
12
REFRIGERANT
LAJU ALIR
1 2 3 4 5 6 7 1-2 2-3 3-4 4-5 5-6 6-7 7-8 8-1
MASSA
h h W comp Q Q Q Q
ṁ (kg/s) h (kj/kg) h (kj/kg) h (kj/kg) h (kj/kg) h (kj/kg) Q (KWatt) Q (KWatt) Q (KWatt)
(kj/kg) (kj/kg) (KWatt) (KWatt) (KWatt) (KWatt) (KWatt)
0.054633333 364.5 392.82 228 228 227 213.3 364.2 1.547216 9.004666 0 0.0546 0.748477 8.24417 0.01639 0
0.054633333 364.9 403.06 228 228 227 213.3 364.2 2.084808 9.564111 0 0.0546 0.748477 8.24417 0.01639 0.021853333
0.054633333 364.9 407 229 228 227 213.3 364.2 2.300063333 9.724733 0.05463 0.0546 0.748477 8.24417 0.01639 0.021853333
0.054633333 364.5 408.98 229 228 227 213.3 364.2 2.430090667 9.832907 0.05463 0.0546 0.748477 8.24417 0.01639 0
0.054633333 364.5 410.96 229 228 227 212.3 364.2 2.538264667 9.941081 0.05463 0.0546 0.80311 8.298803 0.01639 0
0.054633333 364.5 412.28 229 228 227 212.3 364.2 2.610380667 10.0132 0.05463 0.0546 0.80311 8.298803 0.01639 0
0.054633333 364.5 413.6 229 228 227 212.3 364.2 2.682496667 10.08531 0.05463 0.0546 0.80311 8.298803 0.01639 0
0.054633333 364.5 414.26 229 228 227 212.3 364.2 2.718554667 10.12137 0.05463 0.0546 0.80311 8.298803 0.01639 0
0.054633333 364.5 414.92 229 229 227 212.3 364.2 2.754612667 10.15743 0 0.1092 0.80311 8.298803 0.01639 0
0.054633333 364.5 415.58 229 228 227 212.3 364.2 2.790670667 10.19349 0.05463 0.0546 0.80311 8.298803 0.01639 0
0.054633333 364.5 415.58 229 229 227 208.5 364.2 2.790670667 10.19349 0 0.1092 1.010717 8.50641 0 0.01639
0.054633333 364.5 416.9 229 229 227 209.5 363.8 2.862786667 10.2656 0 0.1092 0.956083 8.429923 0.021853 0.01639
0.054633333 364.5 416.9 229 229 227 210.4 364.2 2.862786667 10.2656 0 0.1092 0.906913 8.402607 0 0.01639
0.054633333 364.5 417.56 229 229 227 210.4 363.8 2.898844667 10.30166 0 0.1092 0.906913 8.380753 0.021853 0.01639
0.054633333 364.5 417.56 229 229 227 210.4 363.8 2.898844667 10.30166 0 0.1092 0.906913 8.380753 0.021853 0.01639
0.054633333 364.5 417.56 229 229 227 210.4 363.8 2.898844667 10.30166 0 0.1092 0.906913 8.380753 0.021853 0.01639
0.0596 364.5 418.22 229 229 227 210.4 363.8 3.201712 11.27751 0 0.1192 0.98936 9.14264 0.02384 0.01788
0.0596 364.5 418.22 229 229 227 210.4 363.8 3.201712 11.27751 0 0.1192 0.98936 9.14264 0.02384 0.01788
0.993333333 6561.8 7431.96 4120 4113 4086 3807.4 6553.2 48.07336 182.823 0.38243 1.4949 15.38574 151.536 0.298993 0.177806667
0.055185185 364.5444 412.8866667 228.8889 228.5 227 211.5222 364.0667 2.670742222 10.15683 0.021246 0.0830 0.854763 8.418666 0.016611 0.009878148
13
DAYA
COP 1 COP 2
KOMPRESOR
(INTERNAL ) (EKSTERNAL)
(KW)
5.338983051 1.015 4.300648023
3.972746331 1.025 4.23130312
3.600950119 1.009 4.298400098
3.399280576 1.015 4.245153466
3.275936289 1.001 0
3.185433236 1.006 5.349174894
3.099796334 0.985 0
3.058681672 0.989 0
3.018643395 1 0
2.979639781 0.999 0
3.05403289 1.005 0
2.958015267 1.007 0
2.940839695 1.008 6.892548185
2.904259329 1.006 6.906251064
2.904259329 0.997 6.968594353
2.904259329 0.993 0
2.868577811 1.007 0
2.868577811 0.996 0
58.33291224 18.063 43.1920732
3.240717347 1.0035 2.399559622
14
6. Pertanyaan
1. Perhitungan laju alir udara, Q ud, Q c , COP in dan COP eks
DATA KE 1
UDARA AIR
WAKTU POSISI BEDA MASUK KELUAR MASUK KELUAR
LAJU ALIRAN
5 MENIT KECEPAT TEKANAN
Twb(◦ Tdb(◦ VOLUMETRIK
KE- AN FAN ORIFICE Tdb (◦C) Twb(◦C) Tw7 (◦C) Tw8 (◦C)
C) C) (L/MNT)
(mmH2O)
1 3 15.6 28 27 29 26 10 27 28
REFRIGERAN
LAJU 1 2 3 4 5 6 7 8
DAYA
ALIR
KOMPR
VOLUM
P P T ESSOR
ETRIK T (◦C) P (Bar) T (◦C) P (Bar) T (◦C) T (◦C) T (◦C) T (◦C) T (◦C)
(Bar) (Bar) (◦C) (WATT)
(L/MNT
)
2.2 28 0.5 88 7 29 29 28 7 14 27 0.5 28 1015
ρ = 996.4 kg/m3
Dari grafk psikometrik udara
Cp = 4.188011744 KJ/KgK
hA1 = 85 kj/kg
Mencari laju alir massa
hA2 = 81 kj/kg
ṁ = 0.083 x (ρ x ΔP)0.5
Dapat mencari Qud
= 0.083 x (996.4 x152.98 ) 0.5
Qud= ṁ x(hA1-hA2)
= 324.25 kg/s
= 1.091 x (85-81)
Q air = ṁ x cp x(Tk-Tm)
15
= 10228.029 x 4.117 x (28-27) = 1357.142 watt
Pada Refrigeran 12
h5=227 kJ/Kg
16
= 0.01639 Watt Q =0.05463 x (364.5-364.5)
Q =ṁx(h1-h8)
Menghitung COP
ℎ1 − ℎ6
𝐶𝑂𝑃 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑙 =
ℎ2 − ℎ1
= (364.5-213.3)/(378.5-364.5)
= 5.3389
Para meter yang diambil. Alat ukur digital untuk mengukur temperatur dipasang di 14
titik, yaitu:
TA1 = temperatur bola kering udara masuk.
TA2 = temperatur bola basah udara masuk .
TA3 = temperatur bola kering udara keluar.
TA4 = temperatur bola basah udara keluar.
TW7 = temperatur air masuk kondensor.
TW8 = temperatur air keluar kondensor.
17
TF1 = temperatur refrigeran masuk ke kompresor
TF2 = temperatur refrigeran keluar dari kompresor
TF3 = temperatur refrigeran keluar dari pendingin
TF4 = temperatur refrigeran keluar dari penukar panas
TF5 = temperatur refrigeran masuk ke katup ekspansi
TF6 = temperatur refrigeran masuk ke evaporator
TF7 = temperatur refrigeran keluar dari evaporator
TF8 = temperatur refrigeran setelah melakukan penukaran panas kembali
Para meter yang diukur. Alat ukur digital untuk mengukur tekanan, yaitu:
PF1 = tekanan refrigeran masuk ke kompresor
PF2 = tekanan refrigeran keluar dari kompresor
PF5 = tekanan refrigeran masuk ke katup ekspansi
PF7 = tekanan refrigeran keluar expansion valve
Dilihat dari table praktikum, laju alir air lebih besar dibandingkan laju alir refrigran hal ini
dikarekan air keluar dari heat exchanger dan refrigerant tekanannya tetap di kondensor.
Nilai temperature 3 lebih kecil dari pada temperatur 2 hal ini karena ada proses
pendinginan di kompresor.
1.005
Series1
1
Linear (Series1)
0.995
0.99
0.985
0.98
0 5 10 15 20
WAKTU 5 MENIT KE-
18
COP TERHADAP WAKTU
6
5
y = -0.0814x + 4.0141
4 R² = 0.5272
COP INTERNAL
3
Series1
2 Linear (Series1)
0
0 5 10 15 20
WAKTU 5 MENIT KE-
6
COP EKSTERNAL
5 y = -0.0924x + 3.2774
R² = 0.0292
4
Series1
3 Linear (Series1)
2
0
0 5 10 15 20
WAKTU 5 MENIT KE-
19
4. Baseline kondisi yang diperoleh
1.01
Series2
1.005
Series1
1
Linear (Series2)
0.995
0.99 Linear (Series1)
0.985
0.98
0 5 10 15 20
WAKTU 5 MENIT KE-
5
y = -0.0814x + 4.0141
4 R² = 0.5272
COP IN
y = -4E-16x + 3.2407
3
R² = -5E-16
2
Series2
1 Series1
Linear (Series2)
0
0 5 10 15 20 Linear (Series1)
WAKTU 5 MENIT KE-
20
BASELINE COP IN TERHADAP WAKTU
6
5
y = -0.0814x + 4.0141
4 R² = 0.5272
COP IN
y = -4E-16x + 3.2407
3
R² = -5E-16
2
Series2
1 Series1
0 Linear (Series2)
0 5 10 15 20 Linear (Series1)
WAKTU 5 MENIT KE-
Nilai standar yang digunakan yaitu sebesar 4.2 (standar efisiensi Minimum ASHRAE std. 90.1).
Terdapat data dibawah nilai standar ASHRAE, menunjukan terdapat peluang mengaudit agar
meningkatkan nilai COP pada system HVAC.
1. Pengendalian dan pengelolaan ventilasi, suhu, dan sistem yang terpakai, manajer fasilitas dan
operator data center dapat mengoptimalisasi pemakaian energi HVAC yang berdampak pada
berkurangnya biaya.
2. Infiltrasi udara ialah udara yang masuk ke ruangan melalui celah-celah di sekitar pintu,
jendela, dan melaui pintu terbuka. Jumlahnya tergantung pada kualitas konstruksi jendela
atau pintu, kecepatan angin, dan kerapatan udara ruangan dengan sekelilingnya. Proses
pengondisian tekanan udara di dalam ruangan lebih tinggi dari tekanan udara di luar
ruangan. Beban pendinginan yang disebabkan infiltrasi udara melalui dinding. Beban ventilasi
udara lebih besar dari beban pendinginan akibat infiltrasi udara, maka beban pendinginan
yang diperhitungkan dalam perancangan ini adalah beban pendinginan akibat ventilasi udara.
Untuk mengatasninya dengan meningkatkan kualitas jendela atau pintu agar infiltrasinya
kecil.
3. Beban pendinginan dari sumber lain adalah beban yang disebabkan oleh peralatan yang
dapat menimbulkan panas. Beban pendinginan ini dapat juga disebabkan adanya kebocoran
pada saluran udara, penambahan panas ini memiliki toleransi ± 10% dari room sensible heat
(RSH). Pengecekan secara berkala saluran udara, apabila sudah tidak layak maka harus
diganti atau di beri tambahaln tergantung seberapa parahnya kerusakan dan pay periodnya.
4. Pembersihan saluran meliputi pembersihan menyeluruh dari pengendali udara, Supply, kisi-
kisi, Return,Blower,Grill, motor, rumah, dan koil dari sistem HVAC. Pembersihan saluran
21
Ducting udara HVAC meningkatkan kualitas udara atau mengurangi debu di rumah atau area
kerja.
5. Pemanasan kotor dan pendinginan kumparan, motor, dan unit penanganan udara dapat
membuat unit HVAC kurang efisien, boros biaya terutama dalam masalah energy, disamping
sangat penting untuk kesehatan pekerja. Jika tidak dirawat dengan benar, dipelihara, dan
dioperasikan, komponen komponen hvac ini dapat menjadi terkontaminasi dengan partikel
debu, serbuk serbuk sisa produksi ataupun partikel lainnya. Jika kelembaban ruangan tidak
terkondisikan, potensi pertumbuhan mikrobiologi (misalnya, jamur) meningkat dan spora
dari pertumbuhan tersebut dapat dilepaskan ke ruang produksi ataupun rumah yang
mungkin lolos dari filtrasi akibat pemasangan yang tidak benar. Beberapa kontaminan ini
dapat menyebabkan reaksi alergi atau gejala lainnya pada orang jika mereka terkena.
6. Dengan pemasangan kapasitor, Fungsi kapasitor selain untuk membantu start dinamo motor
juga sebagai penambah daya dinamo. Efek dari penggunaan kapasitor bila dilihat dari sisi
pembebanan dan daya listrik adalah kapasitor mampu meningkatkan pembebanan sehingga
arus yang mengalir dan daya listrik yang digunakan semakin rendah. Pemasangan kapasitor
pada pompa ditujukan untuk menaikkan nilai cos phi yang dapat berpengaruh terhadap nilai
intensitas pompa. Sehingga nilai kWh yang didapatkan berpengaruh terhadap konsumsi
energi pompa. pompa yang menggunakan kapasitor, nilai kWh-nya lebih rendah
dibandingkan dengan pompa tanpa kapasitor, sehingga menunjukkan konsumsi energi yang
lebih rendah. Jadi, dengan menggunakan kapasitor dapat mengehemat konsumsi energi
listrik yang dibutuhkan.
7. Penambahan heatexchanger atau pengoptimalan kerja heat exchanger akan berdampak nilai
COP yang tinggi, dan membuat kinerja compressor menjadi lebih ringan dikarenakan kalor
yang dikompresi tidak
22
7. Kesimpulan
1. Nilai COP>1, menujukan percobaan sesuai dengan teori
2. Nilai standar yang digunakan yaitu sebesar 4.2 (standar efisiensi Minimum ASHRAE std.
90.1).
3. Kinerja /COP dari kinerja HVAC sangat besar peluang untuk mengauditnya agar
kinerjanya kembali optimal, karena dilihat dari grafik baseline banyak data dibawah rata
rata, baseline dari:
COP INTERNAL : 3.24
COP EKSTERNAL :2.39
4. Peluang penghematan energy dengan cara:
Penambahan kapasitor
Penambahan/ pengoptimalan heat exchanger
Pembersihan saluran
Minimalisasi Infiltrasi udara
5. Daya yang peroleh saat praktikum bersifat fluktuatif
6. Semakin besar suhu yang diperoleh pada udara maupun refrigerant maka semakin besar
pula entalphi yang didapatkan terlihat pada grafik psikomeri udara dan grafik P-H
23
8. Daftar Pustaka
http://www.ebookdynamo.com/2014/10/fungsi-kapasitor-pada-dynamo-motor.html
(diakses tanggal 25/05/2016 pukul 10.50)
https://konversi.wordpress.com/2009/11/18/kapasitor-bermanfaat-sekaligus-
berbahaya/ (diakses tanggal 25/05/2016 pukul 11.30)
SISTEM TATA UDARA (HVAC) DIGEDUNG BERTINGKAT | Iwan Sukirman - Academia.edu (Diakses
tanggal 5/3/2016, pukul 11.45)
24
9. Lampiran
25
26
27
28