Perawatan perlu dilakukan dengan tujuan untuk menjaga atau memelihara fasilitas
peralatan dan kondisi kerja mesin - mesin yang dilakukan secara berkelanjutan sesuai dengan
petunjuk - petunjuk yang ada. Hal ini dimaksudkan agar mesin - mesin dalam kondisi siap
pakai dan dapat digunakan sesuai umur pakainya dari mesin tersebut, sehingga proses
produksi dapat berjalan dengan lancar dan memuaskan serta sesuai dengan yang
direncanakan.
Dalam perawatan transmisi lift ini diperlukan penjadwalan perawatan yang terencana
dengan baik sehingga operator dapat bekerja dengan lebih baik dan diharapkan transmisi lift
dapat berdaya guna semaksimal mungkin.
1. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk menghindari terjadinya kerusakan dan menjaga kondisi mesin agar tetap dalam
kondisi baik. Perawatan ini dilakukan secara berekelanjutan, baik dalam mingguan,
bulanan ataupun dalam tahunan. Dengan demikian kerusakan yang akan terjadi dapat
diantisipasi sejak dini.
Salah satu dari kegiatan perawatan transmisi ini adalah dengan dibuatnya ruang mesin
yang baik dan disertai dengan adanya pendingin ruangan sehingga dapat mengurangi adanya
aliran debu pada ruang mesin dan menciptakan temperatur ruang kerja mesin yang nyaman.
1. Cleaning
Yaitu membersihkan bagian-bagian luar transmisi, dan mengeluarkan kotoran-kotoran
yang ada. Pekerjaan ini dilaksanakan bersama dengan oiling.
2. Oiling
Oiling merupakan jenis perawatan yang bersifat pelumasan, sedangkan bahan
pelumasnya dapat berupa gemuk (grease) maupun oli untuk pelumas bantalan, roda gigi
dan tali baja. Bahan pelumas yang memiliki bentuk setengah padat atau pelumas padat
yang terbuat dari oli pelumas cair yang mempunyai bahan tambah pengental (Thickening
agent) Pelumasan disini dapat berupa penambahan pelumas atau mengganti sesuai dengan
ketentuan pelumasnya. Penggunaan jenis pelumas harus sesuai dengan jenis pelumas yang
telah ditentukan karena hal ini sangat berpengaruh terhadap umur operasional dari
peralatan.
3. Scouring
Yaitu cleaning seperti pada point 1, tetapi lebih menyeluruh dan teliti. Dalam scouring
elemen-elemen mesin dapat dibuka dan dikeluarkan untuk dapat dibersihkan. Penelitian
ringan juga dilakukan dalam scouring ini seperti keadaan poros, bantalan dan komponen-
komponen yang lain. Dalam hal ini jika ada komponen yang rusak dan perlu diganti maka
harus diganti.
4. Overhaul
Merupakan pembongkaran secara menyeluruh dari suatu mesin yang dikarenakan
sudah mencapai batas maksimal operasi.
Dengan perawatan yang dilakukan secara teratur seperti tersebut diatas maka akan
tercapai suatu umur pemakaian sesuai dengan umur yang telah direncanakan, sehingga
secara teknis maupun ekonomis perawatan yang teratur akan sangat menguntungkan.
Pencegahan kebocoran pelumas serta masuknya benda asing kedalam bantalan dapat
dilakukan dengan menggunakan bermacam - macam alat penyekat. Dalam perencanaan
bantalan ini sekat pelumas yang digunakan adalah jenis seal minyak. Seal minyak merupakan
suatu kesatuan yang terdiri atas karet sintetis dengan bentuk penampang tertentu, cincin
logam dan cincin pegas (Sularso, 2004). Keuntungan penggunaan seal minyak ini adalah
dapat digunakan untuk bantalan dengan kecepatan keliling tinggi, tekanan dari dalam tinggi
serta tahan di lingkungan berdebu. Bentuk dari sekat pelumas jenis seal minyak dapat dilihat
dalam gambar 4.1.
Gambar 4.1. Seal /sekat minyak (Sularso 2004)
Sistem pelumasan pada transmisi roda gigi cacing yang digunakan adalah sistem
pelumasan celup yaitu dengan memasukkan 1/2 atau 1/3 bagian dari penampang gigi cacing
ke dalam pelumas. Pada saat gigi cacing berputar minyak tersebut dapat terangkat oleh gigi
cacing dan akan membasahi dan melumasi tiap bagian roda gigi cacing dan elemen
pendukungnya. Panas yang terjadi karena adanya gesekan, lambat laun akan bepengaruh
pada minyak pelumas. Jumlah minyak pelumas yang ada dalam penampung akan berkurang
atau kotor, oleh karena itu pada jangka waktu tertentu minyak pelumas harus ditambah atau
diganti.
Besarnya beban permukaan gigi, permukaan yang kasar dan kecepatan meluncur
menghasilkan gesekan yang besar dan bertambahnya panas yang ditimbulkan, untuk alasan
tersebut maka oli roda gigi harus memenuhi syarat - syarat berikut ini :
1. Kekentalannya sesuai
Dalam pemilihan oli roda gigi harus diperhatikan tingkat kekentalannya yaitu
dengan melihat kondisi kerja yang dialami roda gigi serta temperaturnya. Jenis
minyak pelumas yang digunakan pada transmisi roda gigi cacing ini menggunakan
SAE 90 (Anton L. Wartawan, 1983).
2. Meredam getaran
Saat gigi berhubungan antara satu dengan lainnya, tekanan dan beban yang terjadi
besar sehingga akan menimbulkan getaran. Untuk itu minyak pelumas roda gigi harus
mampu meredam getaran yang dialami roda gigi tersebut.
Minyak pelumas pada tali baja harus dapat melindungi serat - serat tali baja yang
bergesekan antara satu dengan yang lainnya, selain itu juga melindungi dari terjadinya karat
atau korosi. Tali baja pada umumnya bekerja pada dua kondisi utama yaitu kondisi suhu
ekstrim dan kondisi tekanan ekstrim, sehingga untuk menghadapi kondisi tersebut minyak
pelumas harus benar - benar dipersiapkan. Secara garis besar, fungsi minyak pelumas pada
tali baja antara lain sebagai berikut :
2. Korosi
Terjadinya korosi adalah sebagai akibat adanya reaksi kimia yang terjadi antara bahan
- bahan dari tali baja itu dengan bahan dari luar yang bersifat korosif ataupun dengan
bahan dari pelumas itu sendiri yang sudah menjadi korosif akibat bereaksi dengan
bahan-bahan dari luar. Bahan - bahan yang dipakai sebagai pelumas tali baja
kebanyakan adalah fraksi aspal atau bahan bitumen (Anton L. Wartawan, 1983). Pada
bahan ini perlu ditambahkan zat aditif anti karat dan penolak air, sehingga minyak
pelumas mendapat kemampuan tambahan di dalam melindungi kabel pengangkat dari
kondisi kerja mekanis maupun kondisi lingkungan yang ekstrim.
Based on the measurements conducted in WP3, the average value for the
electricity consumed during running and standby modes (slow‐speed and
stopped), is considered.
Escalator 1 2 3 4 5 6 7 Average
Active Energy‐Running, 162,1 186,37 127,34 172,58 131,18 166,31 164,55 158,6
5 minutes test (Ecr)
[Wh]
Active Energy‐Standby n.a. 82,42 n.a. 80,87 44,54 n.a. n.a. 69,3
in a LOW SPEED mode,
5 minutes test (Ecsl)
[Wh]
Active Power ‐ Standby 53,3 43,53 30,73 50 16,87 38,84 40,93 39,2
in a STOP mode (Pss)
[W]
The energy consumed annually is calculated using the Methodology defined in WP3 (Chapter
5) and shown in Table 6‐7.
Pada umumnya variabel speed drive atau bisa disebut dengan inverter
adalah peralatan yang digunakan untuk mengatur kecepatan putaran motor.
Penggunaan VSD bisa untuk mengaplikasikan motor AC maupun DC. Akan
tetapi istilah inverter sering digunakan untuk aplikasi motor AC. Inverter
menggunakan frekuensi tegangan masuk untuk mengatur kecepatan putaran
motor. Jadi dengan memainkan perubahan frekuensi tegangan yang masuk pada
motor, maka kecepatan putaran motor akan berubah. Karena itu inverter disebut
juga variable speed drive.
ns = 120 . f / p
Dimana :
ns = Kecepatan putaran medan stator
120 = Konstanta
f = Ferekuensi ( Hz )
P = Jumlah Kutup Motor ( Pole )
1. Tegangan yang masuk dari jala- jala 220/380 volt dan frekuensi 50 Hz
merupakan tegangan arus bolak-balik (AC) dengan nilai tegangan dan
frekuensi yang konstan. Kemudian tegangan dan frekuensi yang
masuk dialirkan ke board Rectifier/ penyearah DC, dan ditampung ke
kapasitor bank.
2.1.3 Rectifier
Rectifier (Penyearah Gelombang) adalah suatu bagian dari rangkaian
catu daya atau power supply yang berfungsi sebagai pengubah sinyal AC
(Alternating Current) menjadi sinyal DC (Direct Current). Rangkaian
rectifier atau penyearah gelombang ini pada umumnya menggunakan dioda
sebagai komponen utamanya. Hal ini dikarenakan dioda memiliki
karakteristik yang hanya melewatkan arus listrik ke satu arah dan
menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Jika sebuah dioda dialiri arus
bolak-balik (AC), maka dioda tersebut hanya akan melewatkan setengah
gelombang, sedangkan setengah gelombangnya lagi diblokir. Untuk lebih
jelas lihat gambar dibawah ini :
Gambar 2.2 Rectifier
(Sumber : http://teknikelektronika.com/pengertian-rectifier-penyearah-
gelombang-jenis-rectifier/)
2.1.4 Inverter[10]
Rangkaian diatas adalah prinsip kerja dari inverter. Bila posisi sakelar yang
On :
1. S1 dan S2 + VDC
2. S3 dan S4 - VDC
3. S1 dan S3 0
4. S2 dan S4 0
Jika posisi saklar ada pada posisi 1, maka R akan dialiri listrik dari
arah kiri ke kanan. Jika saklar pada posisi ke dua, maka R akan mendapatkan
aliran listrik dari arah kanan ke kiri, inilah prinsip arus bolak balik (AC) pada
satu perioda yang merupakan gelombang sinus setengah gelombang pertama
pada posisi positif dan setengah gelombang kedua pada posisi negatif. Prinsip
kerja dari inverter dapat dijelaskan dengan menggunakan 4 saklar seperti
ditunjukkan pada gambar 2.3 . Bila sakelar S1 dan S2 dalam kondisi on maka
akan mengalir aliran arus DC ke beban R dari arah kiri ke kanan, jika yang
hidup saklar S3 dan S4 maka akan mengalir aliran arus DC ke beban R dari
arah kanan ke kiri. Inverter dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu
inverter 1 fasa dan inverter 3 fasa.