Anda di halaman 1dari 26

JURNAL AKHIR

PRAKTIKUM PENGUKURAN GEOMETRI


MODUL 2
PENGGUNAAN DAN KALIBRASI MIKROMETER
KELOMPOK : 1 (SATU)

NAMA : TAUFIK IQWAN M. (12-2016-023)

RIFANSYAH (12-2019-105)

AZHENDRA P. ARDIANA (12-2019-069)

I KOMANG SUYANA (12-2019-079)

HAMZAH IBNUL KHAIR (12-2019-020)

FERY MARDIANSYAH (12-2019-003)

AL HAKIM (12-2019-055)

DWIKI SATRIA WIBAWA (12-2020-


091)

TGL. PRAKTIKUM : 23 OKTOBER 2021

ASISTEN :

LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Jurnal Akhir
Praktikum Pengukuran Geometri Modul 2 ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari jurnal ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengukuran Geometri pada Laboratorium Metrologi Industri. Selain itu,
jurnal ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
jurnal ini.

Kami menyadari, jurnal yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan
jurnal ini.

Bandung, 22 Oktober 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Judul Praktikum...........................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum.........................................................................................1

1.3 Pengertian Pengukuran.................................................................................1

BAB II TEORI DASAR..........................................................................................2

2.1 Pengertian Alat Ukur....................................................................................2

2.1.1 Istilah Umum Alat Ukur........................................................................2

2.1.2 Konstruksi Umum Alat Ukur................................................................3

2.1.3 Jenis-Jenis Pengukuran.........................................................................4

2.2 Definisi Mikrometer.....................................................................................6

2.2.1 Jenis Mikrometer Beserta Kecermatannya............................................6

2.2.2 Bagian-Bagian Mikrometer...................................................................8

2.2.3 Pemeliharaan Mikrometer.....................................................................9

2.3 Definisi Kalibrasi.......................................................................................10

2.3.1 Macam-Macam Kalibrasi Mikrometer Luar.......................................10

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengukuran...........................11

2.5 Kesalahan Pada Pengukuran......................................................................12

2.5.1 Kesalahan Paralaks..............................................................................12

2.5.2 Kesalahan Rambang............................................................................12

2.5.3 Kesalahan Sinus-Cosinus....................................................................13

ii
2.5.4 Kesalahan Histerisis............................................................................13

2.5.5 Kesalahan Sistematis...........................................................................13

BAB III PENGOLAHAN DATA..........................................................................14

BAB IV ANALISA................................................................................................15

BAB V KESIMPULAN.........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mikrometer...........................................................................................4

Gambar 2.2 Pengukuran kaliber batas.....................................................................6

Gambar 2.3 Mikrometer sekrup luar........................................................................7

Gambar 2.4 Mikrometer dalam................................................................................7

Gambar 2.5 Diameter Kedalaman............................................................................8

Gambar 2.6 Kalibrasi penyimpangan <0,02mm....................................................10

Gambar 2.7 Kalibrasi penyimpangan >0,02mm....................................................11

Gambar 2.8 Kesalahan Rambang (Kesalahan yang Tidak Dapat Dikendalikan). .13

iv
v
DAFTAR TABEL

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum


Penggunaan dan Kalibrasi Mikrometer.

1.2 Tujuan Praktikum


Dalam praktikum kali ini, praktikan diharapkan untuk mampu :
a. Mengetahui, memahami dan mengerti cara pemakaian atau penggunaan
mikrometer untuk suatu pengukuran.
b. Mengetahui dan mengerti cara kalibrasi sebuah mikrometer luar sebelum
melakukan suatu pengukuran.
c. Mengetahui seberapa besar toleransi yang didapat setelah melakukan
pengukuran.

1.3 Pengertian Pengukuran


Pengukuran adalah suatu usaha untuk mencari informasi mengenai besar
kecilnya ukuran diameter, ketinggian, skala, dan ukuran lainnya dari suatu
benda yang diukur dengan alat ukur. Sebelum alat ukur digunakan, maka perlu
dilakukan kalibrasi pada alat ukur tersebut untuk mengurangi kesalahan pada
saat pengukuran. Kalibrasi adalah suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kelayakan suatu alat ukur dengan cara membandingkan suatu
hasil dari alat ukur dengan bentuk standar.
Setiap alat ukur pada metrologi memiliki alat ukur standarnya untuk
mengkalibrasi. Pada mikormeter, alat ukur standar yang digunakan adalah
blok ukur dan optical plate.

1
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Pengertian Alat Ukur


Alat ukur merupakan suatu alat yang digunakan untuk melakukan proses
inspeksi terhadap suatu benda. Juga mengatakan bahwa alat ukur adalah
perangkat yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi atau sudut.
Penggunaan alat ukur pada setiap pengukuran sangat ditentukan oleh macam
kegunaan, batas ukur dan ketelitian alat ukurnya.

2.1.1 Istilah Umum Alat Ukur


Secara umum alat ukur adalah sebuah alat yang tujuan
penggunaannya untuk membantu mengetahui nilai suatu besaran, baik
itu besaran nilau ataupun kondisi benda yang akan diukur tersebut. Alat
ukur sendiri juga telah banyak digunakan untuk menentukan nilai presisi
yang ada pada sebuah benda ataupun komponen yang diukur, dengan
tujuan mendapatkan nilai kuantitas dari sebuah benda. Dimana jika kita
menggunakan data pengukuran pada sebuah penelitian atau pekerjaan,
maka data yang kita dapat adalah merupakan data pasti.
Ada juga istilah-istilah umum yang digunakan saat pengukuran
yakni;
a. Kalibrasi
Serangkaian kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional
penunjukan alat ukur atau menujukkan nilai yang diabadikan bahan
ukur dengan cara membandingkannya dengan standar ukur yang
tertelusuri ke standar nasional dan atau international.
b. Akurasi / Ketelitian
Kemampuan dari alat ukur untuk memberikan indikasi kedekatan
terhadap harga sebenarnya dari objek yang diukur.
c. Presisi / Ketepatan
Tingkat kesamaan di dalam sekelompok pengukuran atau sejumlah
instrumen.

2
d. Jangkauan
Beda modulus antara dua batas rentang nominal dari alat ukur.
e. Readibility
Pengamat dapat membaca nilai dari alat ukur dengan lebih mudah
dan cepat.
f. Repeatibility

Kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil yang sama dari


proses pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dan identik.

2.1.2 Konstruksi Umum Alat Ukur


Kita telah mengenal apa yang disebut dengan mistar atau
penggaris, mistar ini ada yang terbuat dari kayu, ada yang dari pastik,
dan yang paling baik terbuat dari besi stainless. Pada salah satu
penampang lebar dari mistar tersebut biasanya dicantumkan angka -
angka yang menunjukkan skala dari mistar. Dengan mistar ini kita dapat
menentukan ukuran panjang sesuatu yang besarnya dapat dibaca
langsung dari penunjukan skala yang ada pada mistar. Dengan mistar ini
kita dapat menentukan ukuran panjang sesuatu yang besarnya dapat
dibaca langsung dari penunjukan skala yang ada pada mistar. Dengan
demikian mistar yang digunakan untuk mengukur panjang tersebut dapat
dinamakan sebagai alat ukur. Tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa
mistar merupakan alat ukur yang paling sederhana bila ditinjau adanya
satuan dasar.
Dalam metrologi industri, benda-benda yang diukur tidaklah
sesederhana kalau dibandingkan dengan pengukuran sebuah balok kayu
yang panjang, lebar dan tingginya sudah begitu terakhir. Geometri benda
ukur biasanya begitu komplek sehingga dalam pengukuran diperlukan
kombinasi cara dan bentuk pengukuran yang bermacam-macam. Dengan
demikian diperlukan juga bermacam-macam alat ukur yang memiliki
karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik dari alat-alat ukur inilah yang
menyebabkan adanya perbedaan antara alat ukur yang satu dengan alat
ukur lainnya.

3
Karakteristik ini biasanya menyangkut pada konstruksi dan cara
kerjanya. Secara garis besar, sebuah alat ukur mempunyai ;
a. Sensor
b. Pengubah
c. Penunjuk dan Pencatat
d. Pengolah Data dan Pengukuran
Dengan kata lain Konstruksi Secara Umum yakni ;
a. Konstruksi adalah objek keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian
dari alat ukur.

b. Yang membedakan fungsi dan kegunaan dari suatu alat ukur dengan
alat ukur lainnya.

2.1.3 Jenis-Jenis Pengukuran


Klasifikasi Metoda Pengukuran :
a. Pengukuran langsung
Pengukuran langsung merupakan pengukuran langsung dengan
alat uku dan hasil pengukuran dapat langsung dibaca/diketahui.
Contoh dari alat ukur langgsung : mistar ingsut, mikrometer, mistar,
meteran.

Gambar 2.1 Mikrometer


(websiteteknologi.com)

4
b. Pengukuran tidak langsung
Pengukuran tidak langsung merupakan pengukuran dimana
hasil dari pengukuran tersebut perlu perhitungan ulang untuk
mendapatkan hasil pengukuran. Pengukuran terhadap objek yang
dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis alat ukur atau
pembanding. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil
pengukuran alat ukur standar. Digunakan dua alat ukur karena alat
ukur pembanding biasanya memiliki kecermatan yang lebih tinggi
sedangkan alat ukur standar memiliki kualitas yang dapat
diandalkan. Contoh pengukuran tidak lansung: menghitung volume
sebuah benda.
c. Pengukuran kaliber batas
Pengukuran dengan kaliber batas merupakan proses
pemeriksaan tanpa menghasilkan data numerik/angka. Sama halnya
dengan proses pengukuran umumnya. Pemeriksaan tersebut biasanya
dilakukan agar memastikan bahwa objek yang diukur tersebut
memiliki nilai yang ada di dalam maupun di luar area toleransi
ukuran, posisi dan atau bentuk. Dimana proses pengukuran ini
berlangsung cepat dan cocok untuk selanjutnya menangani
pengukuran kualitas geometrik hasil proses produksi secara massal.
Pengukuran kaliber merupakan pengukuran tanpa skala dan
kaku. Kaliber batas biasanya digunakan pada komponen produksi.
Kaliber batas tidak menunjukkan hasil nilai sebenarnya pada dimensi
yang diperiksa tetapi hanya menentukan batasan batasan dimensi
benda yang diukur. Contoh pengukuran kaliber batas: pengecekan
dimensi dengan alat Go No Go Gauge sebagai alat pembanding.

5
Gambar 2.2
Pengukuran kaliber batas
(library.binus.ac.id)

2.2 Definisi Mikrometer


Mikrometer adalah alat ukur linear yang mempunyai kecermatan yang
lebih tinggi dari pada mistar ingsut, umumnya mempunyai kecermatan sebesar
0.01 mm. Ada juga yang dibuat khusus dengan kecermatan 0.005 mm, 0.02
mm, 0.001 dan bahkan sampai 0.0005 mm.
Secara umum mikrometer terdiri atas silinder tetap yang berperan
sebagai skala utama dan silinder putar yang berperan sebagai skala nonius,
mampu mengukur ketebalan, diamater, dan kedalaman suatu benda.

2.2.1 Jenis Mikrometer Beserta Kecermatannya


a. Mikrometer luar
Mikrometer luar merupakan jenis mikrometer yang digunakan
untuk mengukur bagian luar suatu benda. Ketelitian alat ini
mencapai 0,01 mm = 0,001 cm. Mikrometer luar bisa digunakan
untuk mengukur benda yang berbentuk bulat, persegi maupun rata.
Alat ini biasanya dipakai untuk mengukur suatu benda seperti kawat,
blok-blok, lapisan-lapisan, dan batang-batang. Selain itu, mikrometer
luar juga tersedia beberapa ukuran rangka, sehingga dapat digunakan
untuk berbagai pengukuran secara luas. Kenaikan tiap ukuran

6
mencapai 25 mm. Beberapa mikrometer luar yang tersedia dipasaran
yaitu: 0 hingga 25 mm, 25 hingga 50 mm, 50 hingga 75 mm, 75
hingga100 mm dan seterusnya.
Mikrometer luar merupakan mikrometer yang biasa digunakan
pada kegiatan sehari hari. Mikrometer ini memiliki tingkat
kecermatan hingga 0,01mm. Mikromter luar memiliki beberapa jenis
dengan tingkat kecermatan yang berbeda beda. Mikrometer sekrup
digital memiliki tingkat kecermatan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan mikrometer yang masih analog.

Gambar 2.3 Mikrometer sekrup luar


(teknikece.com)

b. Mikrometer dalam
Mikdrometer dalam merupakan mikrometer yang digunakan
untuk mengukur ukuran diameter dalam sebuah benda. Mikrometer
dalam memiliki kecermatan hingga 0,001mm.

7
Gambar 2.4 Mikrometer dalam
(teknikece.com)

c. Mikrometer Kedalaman
Mikroneter kedalam merupakan mikrometer yang digunakan
untuk mengukur kedalaman suatu benda. Mikrometer ini memiliki
tingkat kecermatan hingga 0,01mm. Benda dengan kedalam
bertingkat juga bisa diukur menggunakan mikrometer ini.

Gambar 2.5 Diameter Kedalaman


(teknikece.com)

2.2.2 Bagian-Bagian Mikrometer

1. Anvil (Poros Tetap)


Adalah salah satu bagian dari mikrometer sekrup yang fungsinya
untuk menahan benda yang sedang diukur.
2. Spindel (Poros Gerak)
Adalah sebuah selinder yang bisa digerakan menuju anvil, yang
fungsinya untuk menekan suatu benda pada saat pengukuran sebuah
alat.
3. Pengunci (Lock)
Fungsi alat ini untuk mengunci benda saat sedang diukur agar
supaya tidak bergerak.

8
4. Sleeve
Sebagai tempat letaknya dari skala utama, satuan yang digunakan
yaitu milimeter.

5. Thimbel
Merupakan tempat skala nonius pada sebuah alat ukut mikrometer,
yang fungsinya untuk mengetahui seberapa besasr alat ukut itu pada
saat diukur.
6. Rachet Knob
Alat ini digunakan pada saat poros gerak atau spindel telah
mendekati dengan benda ukur yang akan diukur, dan
mengencangkan sebuah poros gerak hingga terdengar bunyi,
memastikan ujung spindel telah menempel dengan sempurna pada
saat pengukuran.
7. Frame

Frame bagian dari mikrometer yang berbentuk huruf C, biasanya


frame terbuat dari logam yang tahan terhadap panas dan desainnya
khusus dengan tujuan mengurarngi terjadinya pergerakan pada alat
ketika proses pengukuran.

2.2.3 Pemeliharaan Mikrometer

1. Membersihkan landasan ukur, spindle, dan angka skala nonius selalu


bersih. Untuk membersihkan permukaan landasan kedua muka
sisipkan selembar kertas dan tarik untuk mengeluarkan kotoran.
2. Sebelum pengukuran benda kerja harus dibersihkan terlebih dahulu.
3. Kondisi ruangan penyimpanan alat tidak terlalu lembab supaya tidak
berkorosi (kelembaban udara 50 : 60 %).
4. Dijauhkan dari getaran, goncangan atau benturan.
5. Dipakai menurut petunjuk operasional dan keselamatan kerja yang
telah ditentukan masing-masing.

9
6. Setelah dipakai dimasukkan kembali ke kotak penyimpananya, dan
untuk alat yang besar misalnya profil proyektor harus selalu ditutup
dengan kain/plastik sewaktu tidak dipakai.

2.3 Definisi Kalibrasi

Kalibrasi adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kelayakan


suatu alat ukur dengan cara membandingkan suatu hasil dari alat ukur dengan
bentuk standar.

2.3.1 Macam-Macam Kalibrasi Mikrometer Luar

Kalibrasi sebuah micrometer yaitu adjustment kembali ketitik nol


untuk mendapatkan hasil ukur yang lebih presisi. Ada beberapa metode
kalibrasi micrometer, tergantung dari tingkat simpangan skala
micrometer.
a. Penyimpangan kurang dari 0,02mm

Gambar 2.6 Kalibrasi penyimpangan <0,02mm


(acepsuherman.info)

 Posisikan mikrometer pada posisi nol


 Geser lock nut ke posisi mengunci
 Ambil mikrometer adjusting wrench, pilih kunci yang paling
besar

10
 Pasang mikrometer adjusting wrench pada bagian sleeve
mikrometer (masukkan kunci pada lubang yang ada di badan
sleeve mikrometer)
 Geser ke atas atau kebawah mikrometer adjusting wrench untuk
mengatur garis nol pada skala utama agar bisa bertemu segaris
dengan garis nol pada skala nonius.
 Posisikan kedua garis pada skala nonius dan skala utama agar
bertemu dalam satu garis lurus.
b. Penyimpangan lebih dari 0,02mm

Gambar 2.7 Kalibrasi penyimpangan >0,02mm


(acepsuherman.info)

 Posisikan mikrometer pada posisi nol


 Geser lock nut ke posisi mengunci
 Ambil mikrometer adjusting wrench, pilih kunci yang kecil
 Pasang mikrometer adjusting wrench pada bagian ratchet
mikrometer (masukkan kunci pada lubang yang ada di badan
ratchet)
 Tahan thimble agar tidak bergerak lalu kendorkan ratchet dengan
mikrometer adjusting wrench hingga thimble bebas berputar
 Posisikan angka nol pada thimbel (skala nonius) dengan garis nol
pada skala utama (sleeve).
 Kencangkan kembali ratchet dan periksa kembali posisi nol.
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengukuran

11
Dalam proses pengukuran pasti ada faktor-faktor yang harus
diperhatikan. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
 Akurasi yaitu kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya
dari variabel yang diukur;
 Presisi yaitu hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran,
atau derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan lainnya;
 Kepekaan yaitu ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan
input atau variabel yang diukur;
 Resolusi yaitu perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu
ditanggapi oleh alat ukur;
 Kesalahan yaitu angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang
diukur;

Dalam proses pengukuran dapat terjadi kekeliruan-kekeliruan. Ada tiga


kelompok kekeliruan, yaitu:
 Kekeliruan Umum yaitu kekeliruan berkaitan dengan faktor manusia;
 Kekeliruan Sistematik yaitu kekeliruan berkaitan dengan alat ukur itu
sendiri seperti kerusakan alat dan pengaruh lingkungan;

 Kekeliruan Acak yaitu kekeliruan berkaitan dengan faktor non


teknis/sistematik.

2.5 Kesalahan Pada Pengukuran


Kesalahan dalam pengukuran adalah perbedaan antara nilai sebenarnya
dari suatu pekerjaan pengukuran yang dilakukan oleh pengamat. Berikut
adalah kesalahan-kesalahan pada pengukuran:

2.5.1 Kesalahan Paralaks

Kesalahan Paralaks/Paralax (Sudut Pandang). Ketika membaca


nilai skala, pembaca berpindah tempat / tidak tepat melihatnya / obyek
yang dilihat berbeda dengan obyek pertama yang diamati.

2.5.2 Kesalahan Rambang

12
Kesalahan Rambang (Kesalahan yang Tidak Dapat Dikendalikan)
Disebabkan karena adanya sedikit fluktuasi pada kondisi-kondisi
pengukuran.
Contoh: fluktuasi tegangan listrik, gerak brown molekul udara,
landasan obyek bergetar.

Gambar 2.8 Kesalahan Rambang (Kesalahan yang Tidak Dapat Dikendalikan)


(fisikazone.com)

2.5.3 Kesalahan Sinus-Cosinus


Kesalahan Kosinus adalah hasil pengukuran yang
menunjukkan nilai yang lebih besar dari dimensi yang sebenarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mereduksi kesalahan kosinus pada
kalibrasi UMM dengan menggunakan DLI. Reduksi kesalahan kosinus
dilakukan dengan penyempurnaan alignment optik pada DLI.

2.5.4 Kesalahan Histerisis


Keasalahn Histerisis adalah perbedaan atau penyimpangan yang
timbul ketika dilakukan pengukuran secara berkesinambungan dari dua
arah yang berlawanan (mulai dari skala nol hingga skala maksimum
kemudian diulangi dari skala maksimum sampai skala nol).

2.5.5 Kesalahan Sistematis

13
Kesalahan Sistematis (Systematic Error) merupakan kesalahan
yang berasal dari pengaruh-pengaruh yang dapat diketahui dengan pasti
atau ditimbulkan oleh adanya faktor yang tetap yang mengakibatkan
hasil pengujian cenderung lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai
sebenarnya (true value). Beberapa sebab dapat mengakibatkan
timbulnya kesalahan sistematis, seperti kelemahan metode pengujian
kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian, kurang kopetennya
personil laboratorium, ketidakstabilan peralatan atau instrumentasi, atau
bahan standar yang tidak mampu telusur ke standar pengukuran nasional
atau internasioanl.

14
BAB III
PENGOLAHAN DATA
BAB IV
ANALISA
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

(Amik Rusdianto, http://eprints.umg.ac.id/, Judul : Alat Ukur, Diakses : 22-10-


2021)

(SY Syaiful, (18) (DOC) CARA KALIBRASI MICROMETER | SY SYAIFUL -


Academia.edu, Judul : Cara Kalibrasi Micrometer, Diakses : 22-10-2021)

(Melisa Julia, (DOC) METROLOGI INDUSTRI | melisa julia - Academia.edu,


Judul : METROLOGI INDUSTRI, Diakses : 22-10-2021)

(Rusti, https://www.ilmupelajaran.com, Judul : Pengertian, Fungsi dan Macam-


macam Alat Ukur, Diakses : 22-10-2021)

(Bondan, https://indo-digital.com/, Judul : Semua Istilah Penting Dalam


Pengukuran, Diakses : 22-10-2021)

(Jampuk, https://id.scribd.com/doc/211979216/, Judul : Konstruksi Umum dan


Alat Ukur, Diakses : 22-10-2021)

Anda mungkin juga menyukai