Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“EFEK FOTOLISTRIK”

DISUSUN OLEH:

Nama : Putri Amalia


NIM : 4201121021
Dosen Pengampu : Yeni Megalina,S.Pd,M.Si
Mata Kuliah : Fisika Modern

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA D 20


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penulis dapat menyelesaikan Critical
Journal Review untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Fisika Modern ini dengan baik.
Critical Journal Review ini telah penulis susun dengan maksimal dengan materi “Efek
Fotolistrik”. Harapan penulis semoga Critical Journal Review ini dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
yang penulis miliki baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun agar penulis
dapat memperbaiki Critical Journal Review ini .Akhir kata penulis berharap Critical Journal
Review dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, September 2022

Putri Amalia

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Tujuan Penulisan CJR ................................................................................................ 1

1.3 Manfaat CJR................................................................................................................ 2

BAB II........................................................................................................................................ 3

ISI............................................................................................................................................... 3

2.1 Identitas Jurnal ............................................................................................................ 3

2.2 Ringkasan Isi Jurnal .................................................................................................... 3

2.3 Kelebihan Dan Kekurangan ........................................................................................ 7

BAB III ...................................................................................................................................... 9

PENUTUP.................................................................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 9

3.2 Saran ............................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat baca
masyarakat pada saat ini. Mengkritik jurnal salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan
ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik jurnal (critical
journal review) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya seseorang,
juga dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang melukiskan pemahaman terhadap isi sebuah
jurnal.
Mengkritik jurnal dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu jurnal
melainkan untuk menjelaskan apa adanya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya yang
akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah jurnal kepada pembaca perihal
jurnal yang baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan jurnal tersebut. Yang lebih jelasnya
dalam mengkritik jurnal, kita dapat menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari jurnal
yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi jurnal.
Uraian pokok isi jurnal memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas pengarang, cara
pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep dan teori yang
dikembangkan, serta kesimpulan. Dengan demikian laporan jurnal ini sangat bermanfaat untuk
mengetahui isi dari jurnal tersebut. Selain itu, akan tahu mengenai kekurangan dan kelebihan
dari isi jurnal yang telah dibaca. Untuk itu, kami harapkan kepada pembaca agar mengetahui
dan memahami mengenai laporan kritikal jurnal ini sehingga dapat menilai isi jurnal tersebut
dengan baik dan bukan hanya sekedar membaca sekilas jurnal tersebut melainkan dapat
memahami apa yang ada dalam jurnal tersebut secara mendalam.
1.2 Tujuan Penulisan CJR
Tujuan pembuatan critical journal review (CJR) ini ialah untuk pemenuhan tugas mata
kuliah Fisika Modern, dan dengan ini dapat menambah pengetahuan untuk melihat atau
membandingkan dua atau beberapa jurnal dengan baik dan yang benar. Setelah itu juga dapat
meningkatkan pemahaman mengenai jurnal yang dikritik melalui kelebihan dan kekurangan
yang didapat. Kemudian dengan menyelesaikan tugas ini juga dapat menguatkan kemampuan
dalam membuat suatu kritik dalam sebuah jurnal dengan baik dan terperinci.

1
1.3 Manfaat CJR
1. Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik.
2. Mengetahui bagaimana bentuk jurnal yang lengkap dan terperinci.
3. Menguji kualitas jurnal dengan cara membandingkannya terhadap karya dari penulis
yang berbeda.
4. Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap isi sebuah
jurnal dan penulisan dalam jurnal.
5. Menyelesaikan salah satu tugas KKNI CJR mata kuliah Fisika Modern

2
BAB II

ISI
2.1 Identitas Jurnal
1. Jurnal Utama
Judul Jurnal Radiasi Benda Hitam Dan Efek Fotolistrik Sebagai
Konsep Kunci Revolusi Saintifik Dalam
Perkembangan Teori Kuantum Cahaya
Nama Jurnal Jurnal Ilmiah Multi Sciences
Penulis Sutarno, Erwin, dan Muhammad Syaipul Hayat
ISSN 2581-1452
Volume, Nomor, Halaman Volume IX, Nomor 2, Halaman: 51 – 58
Tahun 2017
Kota Sukaraja, Sumatera Selatan
2. Jurnal Pembanding
Judul Jurnal Eksperimen Efek Fotolistrik Berbasis Simulasi Phet
Nama Jurnal Jurnal Kajian Penelitian Dan Pengembangan
Kependidikan
Penulis Khairil Anwar, M. Isnaini, dan Linda Sekar Utami
ISSN 2614-3674
Volume, Nomor, Halaman Volume 4, Nomor 2, Halaman 9-15
Tahun 2013
Kota Mataram
2.2 Ringkasan Isi Jurnal
1. Jurnal Utama
Periode fisika klasik terjadi dalam rentang tahun 1600 hingga 1890an. Pada periode ini,
konsep- konsep fisika yang mendasar berhasil diformulasikan. Pemahaman keilmuan
masih cenderung sempit dan perkembangannya tidak seluas perkembangan konsep-
konsep fisika modern. Contoh-contoh pemikiran pada periode ini adalah mekanika
Newtonian, elektrodinamika klasik (melahirkan Hukum Ohm, Hukum Faraday,
Teori Maxwell, dan lain-lain), dan termodinamika klasik (melahirkan hukum
kekekalan energi, teori relativitas umum).

3
Periode fisika modern dimulai dari tahun 1900 hingga saat ini. Lahirnya fisika modern
terutama ditandai dengan ditemukan beberapa fenomena yang tidak dapat dijelaskan
menggunakan teori fisika klasik. Dua fenomena terkenal yang gagal dijelaskan
menggunakan landasan fisika klasik adalah fenomena radiasi benda hitam dan
efek fotolistrik.
Radiasi Benda Hitam dan Bencana Ultraviolet
Benda hitam (black body) didefinisikan sebagai benda yang menyerap semua
radiasi yang datang padanya. Benda hitam ideal dimodelkan dengan sebuah rongga
hitam dengan lubang kecil. Bila berkas cahaya memasuki rongga melalui lubang
tersebut, berkas cahaya akan dipantulkan berkali-kali pada dinding rongga tanpa
sempat keluar lagi melalui lubang. Energi cahaya akan diserap oleh dinding rongga
setiap kali terjadi pemantulan. Radiasi benda hitam merupakan radiasi elektromagnetik
yang dipancarkan oleh benda hitam. Pada tahun 1879 Stefan-Boltzmann melakukan
eksperimen untuk mengetahui karakter universal dari radiasi benda hitam. Mereka
menemukan bahwa daya total per satuan luas (intensitas) yang dipancarkan pada
semua frekuensi oleh benda hitam panas adalah sebanding dengan pangkat empat dari
suhu mutlaknya, 𝐼 = 𝑒𝜎𝑇4 . Total energi radiasi yang dipancarkan sebanding dengan
luas daerah di bawah grafik pada suhu tetap, yaitu sebesar 𝐸 = 𝑒𝜎𝑇4.
Spektrum radiasi benda hitam selanjutnya diselidiki oleh Wien. Menurut Wien, jika
dipanaskan terus menerus, benda hitam akan memancarkan radiasi kalor yang puncak
spektrumnya memberikan warna-warna tertentu. Wien memformulasikan bahwa
panjang gelombang pada puncak spektrum berbanding terbalik dengan suhu mutlak
benda, λm=C/T, dengan C merupakan konstanta pergeseran Wien. Ketidak akuratan
formula Wien mendorong Reyleigh-Jeans untuk mengembangkan gagasan- gagasan
lain. Dengan berpijak pada teori gelombang elektromagnetik, Reyleigh-Jeans
mendapatkan bahwa jika osilator-osilator pada dinding rongga benda hitam berada pada
kesetimbangan, maka rapat energi radiasi persatuan volume diperoleh sebesar
𝐸λ=8πKt/λ4.
Formulasi Reyleigh-Jeans hanya cocok untuk daerah dengan panjang gelombang
besar dan tidak cocok untuk daerah dengan panjang gelombang pendek, yaitu
pada daerah sinar ultraviolet (UV). Fenomena ini dikenal dengan istilah ”bencana
ultraviolet” (Gie et al, 1999). Pada tahun 1900, Planck membuat suatu gagasan baru
tentang sifat dasar dari getaran molekul- molekul pada dinding rongga benda hitam

4
(pada saat itu elektron belum ditemukan). Planck dapat memformulasikan spektrum
radiasi benda hitam yang cocok untuk semua panjang gelombang.
Efek Fotolistrik
Gejala fotolistrik merupakan munculnya arus listrik akibat permukaan suatu bahan
logam disinari. Arus listrik yang muncul merupakan arus elektron bermuatan negatif.
Sinar yang datang dipermukaan bahan menyebabkan elektron tereksitasi. Gejala efek
fotolistrik telah dikenal sejak lama. Pada tahun 1887 Hallwach mengamati bahwa
pelat yang dilapisi seng yang bermuatan negatif kehilangan muatannya jika disinari
ultraviolet (Gie et al, 1999). Gejala fotolistrik selanjutnya diamati oleh Lenard pada
tahun 1902. Berdasarkan hasil eksperimen juga diketahui bahwa elektron tidak dapat
dipancarkan pada sembarang nilai panjang gelombang (frekuensi), meskipun
intensitasnya dibuat besar (Krane, 1992). Fenomena yang teramati oleh Lenard sangat
bertentangan dengan teori fisika klasik.
Teori kuantisasi energi yang dikemukakan oleh Planck, kemudian diartikan lebih
fisis oleh Einstein dan digunakan untuk menjelaskan hasil eksperimen dari gejala
fotolistrik. Pada tahun 1905 Einstein mulai memperkenalkan teori kuantum cahaya.
Menurut Einstein, pancaran cahaya berfrekuensi 𝑣 berisi paket-paket gelombang atau
paket-paket energi. Energi yang dibawa setiap paket gelombang adalah sebesar ℎ𝑣.
Cahaya terdiri atas paket-paket energi yang disebut foton. Jumlah foton per satuan luas
penampang per satuan waktu sebanding dengan intensitas cahaya, tetapi energi foton
tidak bergantung pada intensitas cahaya. Energi foton hanya bergantung pada frekuensi
gelombang cahaya (Beiser, 1981).
Menurut postulat Planck, foton-foton yang sampai pada katoda akan diserap sebagai
kuantum energi. Ketika elektron menyerap foton, maka elektron memperoleh sejumlah
energi yang dibawa foton yaitu sebesar ℎ𝑣. Energi yang diterima ini sebagian
digunakan elektron untuk melepaskan diri dari bahan dan sisanya digunakan untuk
bergerak, menjadi energi kinetik elektron. Besarnya energi yang diperlukan oleh
elektron untuk melepaskan diri dari bahan (melawan energi ikatan elektron dalam
bahan) disebut fungsi kerja (Wo) (Beiser, 1981). Besar energi kinetik elektron foto
diungkapan dalam persamaan EK = hf-Wo, disebut persamaan fotolistrik Einstein.
Pada tahun 1921 Albert Einstein memperoleh hadian Nobel atas keberhasilannya
menerangkan gejala efek fotolistrik.
2. Jurnal Pembanding

5
Efek fotolistrik adalah suatu proses dimana suatu cahaya dengan frekuensi cukup
tinggi mengenai permukaan sebuah logam, sehingga dari permukaan logam itu
terpancar elektron.
Sebuah logam ketika diberi cahaya akan melepaskan elektron, yang akan
menghasilkan arus listrik jika disambung ke rangkaian tertutup. Jika cahaya adalah
gelombang seperti yang telah diprediksikan oleh fisika klasik, maka seharusnya
semakin tinggi intensitas cahaya yang diberikan maka semakin besar arus yang
terdeteksi. Namun hasil eksperimen menunjukkan bahwa walaupun intensitas
cahaya yang diberikan maksimum, elektron tidak muncul juga dari plat logam.
Tetapi ketika diberikan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih pendek
(frekuensi lebih tinggi, ke arah warna ungu dari spektrum cahaya) dari sebelumnya,
tiba-tiba elektron lepas dari plat logam sehingga terdeteksi arus listrik, padahal
intensitas yang diberikan lebih kecil dari intensitas sebelumnya. Ini berarti energi
yang dibutuhkan oleh plat logam untuk melepaskan elektronnya tergantung pada
panjang gelombang. Fenomena ini tidak dapat dijelaskan oleh para fisikawan pada
waktu itu.
Teka-teki ini akhirnya dijawab oleh Albert Einstein, yang mengemukakan bahwa
cahaya terkuantisasi dalam gumpalan- gumpalan partikel cahaya yang disebut foton.
Energi yang dibawa oleh foton sebanding dengan frekuensi cahaya dan tetapan
yang disebut konstanta Planck (E = h f).
Dalam Okimustava, (2008:38), Physics Education Technology (PhET) adalah
software (perangkat lunak) atau program simulasi fisika yang mudah untuk
dipelajari. Kita dapat mengamati, menghitung, mengukur, menghubungkan ruang dan
waktu, membuat hipotesis, merancang eksperimen, mengendalikan variabel,
membuat kesimpulan sementara, menerapkan, mengkomunikasikan data dan
mengajukan pertanyaan. Simulasi yang digunakan dalam makalah ini adalah efek
foto listrik dengan bentuk programnya seperti yang ditunjukkan pada Gambar.

6
Dengan demikian, percobaan dengan menggunakan program PhET dapat
membuktikan nilai tetapan Planck dengan baik, dan dapat menunjukkan bahwa
energi kinetik foto-elektron tidak bergantung pada intensitas cahaya.
2.3 Kelebihan Dan Kekurangan
1. Jurnal Utama
No. Kelebihan Kekurangan
1. Dari segi penulisan, jurnal ini Pembahasan pada jurnal ini terlalu
merupakan jurnal yang baik karena bertele tele dan ini baik untuk di
dalam segi penulisannya tidak persingkat saja agar tidak menjadi
menggunakan kata-kata yang sulit membinggungkan pembaca.
untuk dimengerti, serta penggunaan
jenis dan ukuran font sudah tepat.
2. Dari segi isi, jurnal ini merupakan Penyajian gambar pada jurnal tidak
jurnal yang baik karena isi dari dijelskan dengan rinci, sehingga
jurnal ini sangat jelas di paparkan pembaca kesulitan memahami gambar
sehingga kita dapat melihat dengan yang disajikan.
jelas apa maksud dan tujuan dari
penelitian.
3. Jurnal ini menurut saya cukup
akurat karena apa yang dibahas
didalamnya berlandaskan teori para
ahli dan dari berbagai sumber.
2. Jurnal Pembanding
No. Kelebihan Kekurangan
1. Dari segi penulisan, jurnal ini Pembahasan pada jurnal ini terlalu
merupakan jurnal yang baik karena bertele tele dan ini baik untuk di
dalam segi penulisannya tidak persingkat saja agar tidak menjadi
menggunakan kata-kata yang sulit membinggungkan pembaca.
untuk dimengerti, serta penggunaan
jenis dan ukuran font sudah tepat.
2. Dari segi isi, jurnal ini merupakan Dari segi isi, penjelasan mengenai
jurnal yang baik karena isi dari simulasi PheT tidak dijelaskan dengan
jurnal ini sangat jelas di paparkan rinci bagaimana penggunaannya.

7
mengenai efek fotolistrik sehingga
kita dapat melihat dengan jelas apa
maksud dan tujuan dari penelitian.
3. Jurnal ini menurut saya cukup
akurat karena apa yang dibahas
didalamnya berlandaskan teori para
ahli dan dari berbagai sumber.

8
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari jurnal ini dapat disimpulkan bahwa sejumlah analisis yang telah dilakukan
membuktikan teori radiasi benda hitam dan efek fotolistrik dengan adanya fisika modern.
Di era modern ini kita dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai berbagai hal
khususnya di bidang pendidikan.
Berdasarkan review jurnal yang penulis lakukan dapat disimpulkan kedua jurnal dapat
digunakan sebagai salah satu sumber pembelajaran radiasi benda hitam dan efek fotolistrik
dalam fisika modern, karna keduanya memuat materi yang jelas dan mudah dipahami.
Dengan tugas dalam membuat kritikal jurnal ini maka terciptalah dalam diri kita rasa ingin
tahu dan ilmu pengetahuan yang baru untuk mengetahui isi dari jurnal tersebut, bagaimana
kita menemukan kelemahan dan kelebihan masing-masing jurnal. Dan tanpa kita sadari
rasa mau tau dalam diri kita membuat kita belajar keras demi mendapatkan hasil yang
memuaskan. Dengan demikian kedepannya kita dapat lebih bijak lagi dalam memilihi
sumber belajar.
3.2 Saran
Semoga critical journal review ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dengan membaca
critical journal review ini kita akan termotivasi dan mengerti dalam pembuatan sebuah
kritikal. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penulis sangat menyadari critical journal review ini masih banyak kesalahan dalam
pembuatan. Mohon maaf jika dalam pembuatan critical journal review ini terdapat
kesalahan yang ditemukan oleh pembaca baik dilihat itu dari segi penulisan, penggunaan
bahasa, dan lain sebagainya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Khairil, dkk. (2013). Eksperimen Efek Fotolistrik Berbasis Simulasi PheT. Jurnal Kajian
Penelitian Dan Pengembangan Kependidikan, 9-15.
Sutarno, dkk. (2017). Konsep Kunci Revolusi Saintifik Dalam Perkembangan Teori Kuantum
Cahaya. Jurnal Ilmiah Multi Sciences, 51-58.

10

Anda mungkin juga menyukai