Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REVIEW

FISIKA MODERN

DISUSUN OLEH:

Nama : Ayu Wulandari


Nim : 4213240030

Dosen Pengampu : Drs.Pintor Simamora,M.Si

PRODI FISIKA NONDIK


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunianya, makalah
critical book ini dapat selesai dengan tepat waktu. Critical book ini bertujuan untuk melengkapi tugas
mata kuliah Fisika Modern serta bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan umum kepada
mahasiswa.
Saya menyadari bahwa sebagai manusia, saya tidaklah sempurna, sehingga CBR ini juga tidak
mungkin diselesaikan dengan kesempurnaan mutlak. Meskipun demikian, saya telah berusaha
semaksimal mungkin untuk menyajikan hasil yang terbaik dengan kemampuan yang saya
miliki.Penulis berterima kasih kepada Drs.Pintor Simamora,M.Si selaku dosen pengampu mata
kuliah Fisika Modern yang telah membimbing penulis hingga makalah critical book review ini
selesai. Semoga critical book review ini berguna untuk pembaca dan penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bertujuan untuk membangun kemajuan kedepannya.

Medan, 4 Maret 2024

Ayu Wulandari

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................................ 1
1.3 Manfaat .............................................................................................................................................. 1
BAB II ............................................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 2
2.1.Identitas Buku .......................................................................................................................................... 2
2.1.1.Buku Utama .......................................................................................................................................... 2
2.2.Ringkasan ................................................................................................................................... 3
2.2.1.Buku Utama ............................................................................................................................ 3
2.2.2.Buku Pembanding ............................................................................................................................... 10
BAB III............................................................................................................................................ 16
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ......................................................................................... 16
3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Isi Buku .................................................................................................... 16
1.3.1 Kelebihan Isi Buku Utama .................................................................................................................. 16
1.3.2 Kelebihan Isi Buku Pembanding......................................................................................................... 16
1.3.3 Kekurangan Isi Buku Utama ............................................................................................................... 16
1.3.4 Kekurangan Isi Buku Pembanding ..................................................................................................... 17
BAB IV ............................................................................................................................................ 18
PENUTUP....................................................................................................................................... 18
4.1. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 18
4.2 Saran ................................................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Critical Book Review (CBR) merupakan mengkritik sebuah buku dengan buku yang lain
dengan segala aspek tentang buku seperti bahasa yang digunakan sebuah buku, isi buku dan tata
penulisan buku dengan maksud dan tujuan untuk membangun dari buku yang telah
diciptakan.Melalui kegiatan mengkritik buku ini juga dapat memberikan pemahaman mendalam
dalam sebuah buku yang kita kritisi, menguji keterampilan dalam meringkas dan mengkritik sebuah
buku serta membandingkan buku dengan buku yang lainnya. Memberi nilai dan mengkritik sebuah
karya yang dianalisis. Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami. Terkadang kita hanya memilih satu buku itu pun kita belum memuaskan. Contohnya, dari
segi bahasnya kita atau informasi yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu, penulis membuat
Critical Book Review ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi. Selain itu,
salah satu faktor yang melatarbelakangi penulis meriview buku ini adalah agar kita berpikir kritis
dan mengetahui kelebihan dan kekurangan dari bahasan materi yang terdapat di dalam buku
tersebut.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui informasi yang ada di dalam pokok pembahasan yang terdapat pada sebuah
buku.
2. Melatih berpikir kritis dalam mencari informasi yang disajikan oleh pokok pembahasan
3. yang terdapat pada sebuah buku.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sebuah buku.
1.3 Manfaat

1. Memberikan rekomendasi kepada pembaca apakah buku tersebut layak dibaca atau tidak.
2. Untuk mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah diringkas,
pembahasan isi buku,serta kekurangan dan kelebihan isi buku tersebut.
3. Memberikan perspektif kritis terhadap isi buku yang melibatkan analisis mendalam
tentang argumen, gagasan, dan tema yang dijelaskan dalam buku, serta mengeksplorasi
kelebihan dan kelemahan dari sudut pandang yang diusulkan.Identitas Buku

BAB II

1
PEMBAHASAN

2.1.Identitas Buku

2.1.1. Buku Utama


➢ Judul buku : Teori Realitivitas Dan
Kosmologi Nama penulis : Dr. Rianto
Anugraha NQZTahun terbit : 2011
➢ Penerbit : Jurusan Fisika
FMIPA UGMKota terbit :
Yogyakarta
➢ Jumlah halaman : 119 halaman

2.1.2. Buku Pembanding

➢ Judul buku : Lubang hitam pengantar fisika modern populer


➢ Nama penulis : Aqsa Brilianza,Misbahul Jannah,Abd
Mujahid HamdanTahun terbit : 2022
➢ Penerbit : CV. Pustaka
LearningCenter
➢ Kota terbit : Malang
➢ Jumlah halaman : 97 halaman

2
2.2.Ringkasan
2.2.1. Buku Utama
• Teori Relativitas Khusus

Fisika pada akhir abad ke-16 melihat kembali ke masa kemajuan besar. Teori-teori yang
dikembangkan selama tiga abad sebelumnya telah sangat berhasil menjelaskan berbagai fenomena
saturasi. Mekanika Newton dengan indah menjelaskan gerakan benda-benda di Bumi dan di langit.
Lebih jauh, itu membentuk dasar untuk perawatan yang berhasil dari cairan, gerakan gelombang,
dan suara. Teori kinetik menjelaskan perilaku gas dan bahan lain Teori elektromagnetisme
Maxwell tidak hanya menyatukan dan menjelaskan fenomena listrik dan magnet, tetapi
meramalkan adanya gelombang elektromagnetik yang akan berperilaku dalam segala hal seperti
cahaya cahaya dianggap sebagai gelombang elektromagnetik. Teori-teori baru yang mengubah
seluruh konsepsi kita tentang alam, teori relativitas dan teori kuanton.” Fisika seperti yang dikenal
pada akhir abad kesembilan belas (apa yang telah kita bahas sampai sekarang di hook ini) disebut
sebagai fisika klasik. Fisika baru yang tumbuh dari revolusi besar pada pergantian abad kedua
puluh sekarang disebut fisika modern.

• Relativitas Galilea-Newtonian
Teori ekslativitas khusus Einstein berkaitan dengan bagaimana peristiwa-peristiwa yang
terjadi, khususnya bagaimana objek dan peristiwa diamati dari kerangka acuan yang berbeda
Subjek ini, tentu saja, telah dieksplorasi oleh Galileo und Newton. Tema khusus relativitas
berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang diamati dan digunakan di mana hukum pertama
Newton berlaku jika suatu benda tidak mengalami gaya total, benda tersebut tetap diam atau
terus bergerak dengan kecepatan konstan dalam garis lurus. Sebuah kerangka acuan yang bergerak
dengan kecepatan konstan terhadap kerangka inersia itu sendiri juga merupakan kerangka inersia
karena hukum Newton berlaku juga. Ketika kita mengatakan bahwa kita mengamati atau
melakukan pengukuran dari kerangka acuan tertentu, itu berarti bahwa kita berada di sarang dalam
kerangka acuan itu.

Baik Galileo maupun Newton menyadari apa yang sekarang kita sebut prinsip relativitas
yang berlaku untuk mekanika bahwa hukum fisika adalah sama di semua kerangka acuan inersia.
Anda mungkin telah mengenali validitasnya dalam kehidupan sehari-hari Misalnya, benda-benda
bergerak dengan cara yang sama dalam kereta atau pesawat yang bergerak mulus (kecepatan

3
konstan) seperti yang mereka lakukan di Bumi. (Ini mengasumsikan tidak ada getaran atau

goyangan yang akan membuat kerangka acuan menjadi nominal) Saat Anda berjalan, minum
secangkir sup, bermain biliar, atau menjatuhkan pensil di atas tepung saat bepergian dengan kereta
api, pesawat terbang, atau kapal yang bergerak dengan kecepatan konstan, tubuh bergerak seperti
yang mereka lakukan saat Anda beristirahat di Bumi. Misalkan Anda berada di dalam mobil yang
melaju dengan kecepatan konstan. Relativitas Galilea-Newtonian melibatkan asumsi- asumsi
tertentu yang tidak dapat dibuktikan. Yang masuk akal dari pengalaman sehari-hari. Disebut bahwa
panjang benda-benda dalam satu kerangka acuan sama dengan yang lain, dan waktu berlalu dengan
kecepatan yang sama dalam kerangka acuan yang berbeda. Dalam mekanika klasik, interval ruang
dan waktu dianggap mutlak, pengukurannya tidak berubah dari satu kerangka acuan ke kerangka
acuan lainnya.

Massa suatu benda, serta semua gaya disebut tidak berubah oleh perubahan kerangka acuan
inersia.Sebuah komplikasi muncul, namun, pada paruh terakhir abad kesembilan belas teori
elektromagnetim yang komprehensif dan sukses Maxwell (Bab 22) meramalkan bahwa cahaya
adalah gelombang elektromagnetik. Persamaan Maxwell memberikan kecepatan cahaya e sebagai
3,00x108m/s dan inilah yang diukur, dalam kesalahan eksperimental. Pertanyaan kemudian
muncul dalam kerangka acuan apakah cahaya memiliki nilai yang persis seperti yang diprediksi
oleh teori Maxwell? Karena diasumsikan bahwa cahaya akan memiliki kecepatan yang berbeda
dalam kerangka acuan yang berbeda. Misalnya, jika pengamat bepergian dengan kapal roket
dengan kecepatan 1x 10 m/s dari sumber cahaya, kita mungkin mengharapkan mereka untuk
mengukur kecepatan cahaya yang mencapai mereka menjadi

(3,0 x 10 m/s)-(10x10 m/s) = 20 x 10 m/s

Pada awalnya tampak bahwa persamaan Maxwell tidak memenuhi prinsip relativitas.
Mereka paling sederhana dalam bingkai di mana e-300x 10‟ yaitu, dalam bingkai referensi diam
di eter. Dalam kerangka acuan lain, tambahan harus ditambahkan untuk memperhitungkan
kecepatan relatif. Jadi, meskipun sebagian besar hukum fisika mematuhi prinsip relativitas,hukum
listrik dan magnet tampaknya tidak. (postulat kedua Einstein se next Bagian menyelesaikan
masalah ini: Persamaan Maxwell memenuhi relativitas. Para ilmuwan segera berangkat untuk
menentukan kecepatan Bumi relatif terhadap kerangka absolut ini, apa pun yang mungkin dia
lakukan. Sejumlah eksperimen pintar dirancang. Yang paling langsung dibawakan oleh A. A.

4
Michelsen dan EW. Morley pada tahun 1880-an. Mereka mengukur perbedaan kecepatan cahaya
dalam arah yang berbeda menggunakan interferometer Michelson.Merekadiharapkan menemukan
perbedaan tergantung pada orientasi peralatan ini terhadap eter. Karena sama seperti perahu
memiliki kecepatan yang berbeda relatif terhadap tanah ketika bergerak ke hulu hilir, atau
melintasi sungai, demikian juga cahaya diharapkan memiliki kecepatan yang berbeda tergantung
pada kecepatan eter melewati Bumi. Aneh seperti yang terlihat, mereka terdeteksi tidak ada
perbedaan sama sekali. Ini sangat bagus kebingungan. Sejumlah penjelasan diajukan selama
bertahun-tahun.Apakah mereka menyebabkan kontradiksi atau sebaliknya tidak diterima secara
umum ini semua hasil adalah salah satu pesta daging di akhir kesembilan belas. Abad Kemudian
pada tahun 1905, Albert Einstein mengajukan teori baru yang radikal yang mendamaikan banyak
masalah ini dengan cara yang sederhana. Tetapi pada saat yang sama, seperti yang akan kita lihat.
Itu benar-benar mengubah gagasan kita tentang ruang dan waktu
• Postulat Teori Relativitas Khusus

Masalah yang ada pada awal abad kedua puluh berkaitan dengan teori elektromagnetik dan
mekanika Newton diselesaikan dengan indah oleh pengenalan teori relativitas Einstein pada tahun
1905. Tidak menyadari hasil pemikiran Michelson-Morley. Einstein dimotivasi oleh pertanyaan-
pertanyaan tertentu mengenai teori elektromagnetik dan gelombang cahaya. Misalnya, dia
bertanya pada dirinya sendiri, “Apa yang akan saya lihat jika saya mengendarai seberkas cahaya?
Jawabannya adalah bahwa alih-alih gelombang elektromagnetik yangmerambat, dia akan melihat
medan listrik dan magnet bolak-balik diam yang besarnya berubahdi ruang angkasa, tetapi tidak
berubah di tiene Felds seperti itu, ia menyadari, tidak pernah terdeteksi dan memang tidak
konsisten dengan teori elektromagnetik Maswell. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa tidak
masuk akal untuk berpikir bahwa kecepatan cahaya relatif terhadappengamat mana pun dapat
dikurangi menjadi sebelum, atau sebenarnya berkurang sama sekali.Gagasan ini menjadi postulat
kedua dari teori relativitasnya.Dalam makalahnya yangterkenal tahun 1985.

Einstein mengusulkan untuk menghilangkan sepenuhnya ide-ide eter dan asumsi yang
menyertainya tentang kerangka acuan mutlak saat diam. Usulan ini diwujudkan dalam duapostulat
Postulat pertama adalah perluasan dari prinsip relativitas Galilea-Nesdonium untukmemasukkan
tidak hanya hukum mekanika tetapi juga hukum fisika lainnya, termasuk listrik dan magnet.
Postulat pertama prinsip relativitas: Hukum fisika memiliki bentuk yang sama di semua

5
kerangka acuan inersia. Postulat kedua konsisten dengan yang pertama. Postulat kedua Konsonan
kecepatan cahaya Cahaya merambat melalui Ruang kosong dengan kecepatan tertentu yang tidak
bergantung pada kecepatan sumber atau Kedua postulat ini membentuk dasar teori relativitas
khusus Einstein.Ini dipisahkan “khusus” untuk membedakannya dari “teori relativitas umum”
kemudian, yang berhubungan dengan kerangka neferensi noninernal (mempercepat). Postulat
mungkin tampak sulit diterima, karena tampaknya melanggar akal sehat. Pertama-tama, kita harus
memikirkan perjalanan cahaya melalui ruang kosong. Menyerahkan eter tidak terlalu sulit, karena
tidak pernah terdeteksi. Tetapi postulat kedua juga memberi tahu kita bahwa kecepatan cahaya di
vacinam selalu sama 2,00 10 m/s tidak peduli berapa kecepatan pengamat atau sumbernya. Jadi,
seseorang yang melakukan perjalanan menuju atau menjauh dari sumber cahaya akan mengukur
kecepatan yang sama untuk cahaya itu dengan orang yang diam sehubungan dengan sumbernya.
Ini bertentangan dengan pengalaman kita sehari-hari: kita berharap harus menambahkan kecepatan
pengamat.

Di sisi lain, mungkin kita tidak bisa mengharapkan pengalaman sehari-hari kita membantu
ketika berhadapan dengan kecepatan cahaya yang tinggi. Selanjutnya, hasil nol dari eksperimen
Michelson Morley sepenuhnya sesuai dengan postalate kedua.Usulan Einstein memiliki keindahan
tertentu. Dengan menghilangkan gagasan kerangka acuan abolit, adalah mungkin untuk
menyelaraskan mekanika klasik dengan teori elektromagnetik Maswell.Kecepatan cahaya yang
diprediksi oleh teori Maxwell. Persamaan itu kecepatan cahaya dalam ruang hampa dalam
kerangka acuan apapun Teori Einstein mengharuskan kita untuk melepaskangagasan akal sehat
tentang ruang dan waktu, dan dalam Bagian berikut kita akan memeriksa konsekuensi aneh tapi
menarik dari relativitas khusus.

Argumen saat ini sebagian besar akan sederhana. Kami akan menggunakan teknik yang
Einstein sendiri lakukan, kami akan membayangkan situasi eksperimental yang sangat sederhana
di mana sedikit matematika diperlukan. Dengan cara ini, kita dapat melihat banyak konsekuensi
teori relativitas tanpa terlibat dalam perhitungan terperinci yang disebut Einstein sebagai
eksperimen “pemikiran”.
• Simultanitas

Konsekuensi penting dari teori relativitas adalah bahwa kita tidak dapat lagi menganggap
waktu sebagai kuantitas mutlak. Tidak ada yang meragukan bahwa waktu terus berjalan dan tidak

6
pernah kembali. Tetapi selang waktu antara dua peristiwa, dan bahkan apakah dua peristiwa itu
simultan atau tidak, tergantung pada kerangka acuan pengamat. Dengan “ventilasi”, yang sering
kami gunakan di sini, yang kami maksud adalah sesuatu yang terjadi di tempat tertentu dan pada
waktu tertentu.Dua peristiwa dikatakan terjadi secara bersamaan jika terjadi pada waktu yang sama
persis. Tetapi bagaimana kita tahu jika dua avem muncul secara bersamaan? Jika mereka terjadi
pada titik yang sama di ruang angkasa—seperti kami dua apel jatuh di kepala Anda pada saat yang
bersamaan-itu nyaman.

Namun jika kedua peristiwa tersebut terjadi di tempat yang terpisah jauh, akan lebih sulit
untuk mengetahui apakah peristiwa tersebut terjadi secara bersamaan karena kita harus
memperhitungkan waktu yang dibutuhkan cahaya dari keduanya untuk mencapainya. Karena
cahaya bergerak dengan kecepatan terbatas, seseorang yang melihat dua peristiwa harus
menghitung ulang untuk mengetahui kapan peristiwa itu benar-benar terjadi. Sebagai contoh,
jika peristiwa kita diharapkan terjadi pada saat yang sama, tetapi yang satu benar-benar terjadi
lebih jauh dari pengamat daripada yang lain, maka sinus yang lebih jauh pasti terjadi lebih awal,
dan kedua peristiwa itu tidak bersamaan Dilatasi Waktu dan Paradoks KembarFakta bahwa dua
peristiwa yang simultan untuk satu pengamat mungkin tidak simultan untuk pengamat kedua
menunjukkan bahwa waktu itu sendiri tidak mutlak Mungkinkah waktu berlalu secara berbeda
dalam satu kerangka acuan daripada kerangka acuan lainnya? Ini, memang, persis seperti yang
diprediksi oleh teori relativitas Einstein, seperti yang dialami oleh pemikiran berikut:

7
Gambar 26-6

Dilatasi waktu dapat ditunjukkan oleh eksperimen pikiran: waktu yang dibutuhkan
cahaya untuk melintasi pesawat ruang angkasa dan meretas lebih lama bagi pengamat di Bumi (b)
daripada pengamat di pesawat ruang angkasa (a) Gambar 26-6 menunjukkan sebuah pesawat
ruang angkasa yang berjalan melewati Bumi dengan kecepatan tinggi. Sudut pandang pengamat
di pesawat ruang angkasa ditunjukkan di bagian (a), dan sudut pandang pengamat di Bumi di
bagian (b), Kedua pengamat memiliki jam yang akurat. Orang di pesawat ruang angkasa (a)
memancarkan cahaya dan mengukur waktu yang dibutuhkan cahaya untuk melintasi pesawat
ruang angkasa dan kembali setelah dipantulkan dari cermin. Dalam kerangka acuan pesawat
ruang angkasa, cahaya menempuh jarak 2D dengan kecepatan sehingga waktu yang diperlukan
untuk melintasi dan kembali, yang kita sebut 𝛥𝑡𝑜.

8
Untuk rumus dilatasi waktu dirumuskan sebagai berikut :

Kontraksi Panjang Tidak hanya interval waktu yang berbeda dalam kerangka acuan yang
berbeda. Interval ruang-panjang dan jarak juga berbeda, menurut teori relativitas khusus, dan kami
mengilustrasikannya dengan eksperimen pikiran. Pengamat di Bumi mengamati pesawat ruang
angkasa yang bergerak dengan kecepatan dari Bumi untuk mengatakan, Neptunus, Gambar 26-
7a. Jarak antara planet-planet, yang diukur oleh pengamat Bumi, adalah L. Waktu yang diperlukan
untuk perjalanan yang diukur dari Bumi, adalah

A. Ruang-Waktu Empat Dimensi


Mari kita bayangkan seseorang berada di dalam kereta api yang bergerak dengan kecepatan
yang sangat tinggi, katakanlah 0,65e. Gambar 26-9. Orang ini mulai makan pada pukul
7:00 dan selesai pada pukul 7:13, menurutjam di kereta api. Dua acara, awal dan akhir
makan, berlangsung pada titik yang sama di kereta. Jadi waktu yang tepat antara dua
peristiwa ini adalah 15 menit. Untuk pengamat di Bumi, makan akan memakan waktu 20
menit menurut ke Persamaan. 26-1. Mari kita asumsikan bahwa makanan disajikan dengan
diameter 20 cm piring. Bagi pengamat di Bumi, lebar pelat hanya 15 cm (Panjang
kontraksi). Jadi, bagi pengamat di Bumi, makanannya terlihat lebih kecil tapi
berlangsung lebih lama.

9
B. Momentum dan Massa Relativistik

Sejauh ini dalam Bab ini, kita telah melihat bahwa dua besaran mekanis hasic, panjang dan
interval waktu, perlu dimodifikasi karena keduanya relatif nilainya bergantung pada
kerangka acuan dari mana mereka diukur. Kita mungkin berharap bahwa besaran fisika
lain mungkin memerlukan beberapa modifikasi menurut teori relativitas, seperti
momentum, energi, dan massa. Analisis tumbukan antara dua partikel menunjukkanbahwa
jika kita ingin melestarikan

2.2.2. BUKU PEMBANDING

Newton mengenai gravitasi pertama kali muncul di buku Philosophia Naturalis Principia
Mathematica, pada tahun 1687. Gagasan ini mahsyur melalui penjelasan mengapa apel yang ada
di kebun jatuh ke tanah. Terlepas dari apakah cerita tentang apel jatuh itu benar-benar ada,
persamaan gravitasi Newton mampu menjelaskan mengapa kita tetap berdiri di atas permukaan
bumi. Persamaan gravitasi Newton juga mampu memberi alasan mengapa dan bagaimana Bumi
tetap mengorbit di sekitar Matahari. Karena kemampuannya dalam menjelaskan dan meramalkan
mekanika benda langit, persamaan Newton telah membantu manusia untuk mendarat di atas
permukaan bulan.

Newton mengemukakan suatu hukum gravitasi yang menyebutkan bahwa gaya tarik
menarik antara dua benda besarnya sebanding dengan massa masing-masing benda dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda (Newton, 1999 [1726]). Hukum
tersebut kemudian dikenal dengan Hukum Gravitasi Universal Newton. Peristiwa tentang
kecenderungan benda jatuh menuju pusat bumi dan keteraturan peredaran planet dan benda- benda
langit lainnya dalam tata surya dahulu dianggap dua fenomena yang berbeda. Namun demikian,
setelah Newton (1726) mengemukakan gagasannya mengenai gravitasi, maka mekanika benda
langit dan fenomena kebumian yang behubungan dengan sistem mekanik dianggap sebagai satu

10
fenomena yang saling terintegrasi (Smith, 1998; Ducheyne, 2009 dan Ducheyne, 2011).

Gravitasi Newton dengan spektakuler memprediksi lintasan benda-benda langit dalam


sistem tata surya dengan sangat akurat. Gagasan Newton mengenai gravitasi menyempurnakan
teori mekanika benda langit yang diusulkan sebelumnya. Persamaan Newton datang berabad- abad
setelah astronom dan matematikawan Jerman Johannes Kepler menyusun model geometri
mekanika benda langit. Sebelumnya, prediksi Kepler terhadap orbit planet berhasil dengansangat
baik meramal periode suatu planet mengorbit matahari. Namun, dengan sintesa antara Hukum
Gravitasi Newton dengan Hukum Kepler, maka posisi dan massa benda-benda langit juga dapat
ditentukan dengan baik (Gingerich, 1975 dan Pourciau, 2007). Selain sebagai prediktor, teori
Newton mampu memberi landasan teoritis hasil-hasil pengamatan empiris yang dilakukan oleh
Kepler.

Namun, Hukum Gravitasi Newton dan Hukum Kepler tidak dapat memprediksi lintasan
orbital Planet Merkurius dengan baik (Harper, 2007). Pada tahun 1841, Urbain Jean Joseph Le
Verriere melakukan pengamatan terhadap Planet Merkurius.Terdapat perbedaan antara gerak
presisi yang diprediksi oleh teori gravitasi Newton dengan pengamatan. Tidak konsistennya antara
prediski dengan hasil pengamatan sangat mengganggu komunitas astronomi di kala itu dan
menjadi ujian paling kritis terhadap teori gravitasi Newton. Selama dua abad teori ini telah menjadi
teori yang sangat kokoh melalui persamaan yang sederhana dan elegan. Setelah temuan perbedaan
antara teori dan pengamatan tersebut, teori ini mulai diragukan. Belakangan, teori Newton tidak
sepenuhnya mampu menjelaskan presesi perihelion orbit planet-planet, Newton sendiri tidak
menjelaskan bagaimana gaya gravitasi itu bekerja. Newton tidak menjelaskandengan memuaskan
bagaimana mekanisme gaya gravitasi menjadi interaksi antara objek langit. Ada mata rantai yang
hilang antara persamaannya yang elegan dengan penjelasan konsep pada tingkat filosofi yang lebih
dalam (Schliesser, 2011). Akibatnya, teori ini terlalu sulit menghadapi beberapa pertanyaan-
pertanyaan kritis. Misal, bagaimana interaksi gravitasi antara dua benda terjadi dalam waktu sesaat
di dalam ruang hampaterutama planet Merkurius .

• Teori Relativitas Khusus

Pada abad ke-19, teori cahaya mendapat perhatian yang sangat besar. Terdapat dua teori
yang menjadi acuan para ilmuan pada masa itu, yaitu konsep cahaya menurut Newton dan Fresnel.
Newton menganggap cahaya sebagai “bulir-bulir” yang bergerak di dalam ruang. Sedangkan teori
11
lainnya adalah teori yang diusulkan Fresnel yang menganggap cahaya sebagai gelombang. Di
masa itu, anggapan Fresnel terhadap cahaya dianggap lebih kuat daripada pandangan Newton. Hal
tersebut disebabkan oleh adanya dukungan hasil eksperimen yang dilakukan Thomas Young
terhadap fenomena interferensi cahaya. Fenomena cahaya sebagai gelombang dapat diterima
dengan baik, karena fenomena interferensinya dapat dijelaskan dengan analogi sederhana melalui
fenomena interferensi pada gelombang air (Elton 2009).

Konsekuensi atas anggapan bahwa cahaya adalah gelombang, maka gelombang


diasumsikan harus merambat di dalam medium, serupa dengan gelombang bunyi pada udara dan
gelombang air pada air laut. Pada saat itu, cahaya dihipotesakan merambat pada suatu medium
yang disebut sebagai eter. Melalui gagasan ini, benda-benda langit dianalogikan sebagai perahu
yang berada di atas lautan, dengan lautan adalah analogi untuk eter.Ditengah gagasan etersebegai
medium rambat cahaya, pada akhir abad ke-19 James Clarck Maxwell menunjukkan bahwa cahaya
merupakan gelombang yang merupakan perpaduan antara gelombang listrik dan gelombang.
Gelombang ini disebut sebagai gelombang elektromagnetik (Chalmers, 1986).

Teori medan elektromagnetik pada saat itu dianggap satu lompatan besar dalam fisika.
Namun, teori mengenai eter sama sekali belum benar-benar dapat terpecahkan.Perhatian fisikawan
di masa itu ditujukan untuk mengamati eter. Untuk mengukur kecepatan gelombang air laut, maka
dapat dilakukan dengan mengamati kecepatan perahu yang dibawa oleh gelombang tersebut,
sehingga untuk mengamati eter sebagai medium rambat cahaya dapat dilakukan dengan
pengukuran terhadap cahaya (Michelson, 1881). Eksperimen yang paling terkenal dalam
mendekteksi keberadaan eter di dalam ruang dilakukan oleh Albert A. Michelson dan Edward W.
Morley pada tahun 1887. Namun, eksperimen tersebut gagal menunjukkan bahwa terdapat eter
sebagai medium rambat cahaya seperti yang telah dihipotesakan selama ini.

Pada kinematika klasik, gerak diketahui bersifat relatif. Dalam menjelaskan gerak suatu
partikel di dalam sistem, dibutuhkan suatu kerangka acuan. Kerangka acuan dasar Newtondisebut
sebagai 'ruang absolut'. Sifat geometris acuan tersebut berdasarkan pada sifat-sifat geometri
Euclidean. Ruang ini dengan mudah dideskripsikan melaui sistem koordinat Cartesius. Dengan
prinsip tersebut, suatu benda atau partikel yang mengalami gerak terhadap suatu kerangka acuan
dapat diamati dalam keadaan diam oleh kerangka yang lainnya. Sementara itu, kerangka acuan
yang tidak bergerak atau bergerak secara seragam dalam ruang absolut disebut kerangka acuan

12
Galilea. Prinsip relativitas Galileo, menyatakan bahwa hukum-hukum mekanika harus dalam
bentuk yang sama untuk semua kerangka acuan inersial. Newton juga memperkenalkan waktu
universal yang yang sama untuk semua posisi di alam semesta.

Pada usia 16 tahun Einstein mulai memikirkan tentang fenomena cahaya. Ia


membayangkan, jika ia dapat mengendarai sebuah cahaya, kemudian terdapat cahaya lain yang
bergerak bersama dengan cahaya yang dikendarainya, maka ia akan mengukur bahwa cahaya yang
disampingnya tidak bergerak. Namun, hal ini tidaksesuai dengan hasil perhitungan yang dilakukan
oleh James Clarck Maxwell bahwa cahaya selalu bergerak dengan kecepatan yang sama. Einstein
mengusulkan konsep baru dalam menjelaskan mekanika sebuah benda di dalam ruang. Einstein
masih mempertahankan gagasan Newton tentang pengamat istimewa yang dalam kerangka Galilea
yang bergerak dengan kecepatan konstan relatif satu sama lain. Namun, Einstein memperluas
konsep ekuivalensi kerangka Galilea. Menurut Eisntein, eter sebagai kerangka absolut tidak
dibutuhkan untuk menjelaskan mekanika benda yang bergerak. Artinya, tidak diperlukan konsep
eter untuk menjelaskan dua objek yang bergerak di dalam ruang. Kecepatan masing-masing objek
tersebut hanya diukur berdasarkan kecepatannya terhadap benda yang lain. Prinsip tersebut
selanjutnya disebut sebagai Teori Relativitas Khusus yang mengacu pada dua prinsip, yaitu: (i)
Prinsip relativitas: hukum-hukum Fisika haruslah berbentuk sama di semua kerangka acuan
inersial, dan (ii) Laju cahaya konstan yang dalam ruang vakum merambat dengan laju 2,99 × 108
m/s, terhadap semua kerangka inersial dan kecepatan tersebut sama sekali tidak bergantung pada
kecepatan pengamat atau kecepatan sumber (Grøn dan Hervik, 2007).Teori Relativitas Khusus
menciptakan lompatan fundamental di dalam fisika. Sebelumnya, tidak ada intuisi yang cukup
meyakinkan bahwa ruang dan waktu adalah dua parameter yang saling berhubungan. Dengan Teori
Relativitas Einstein, waktu menjadi elemen penting untuk menjelaskan konsep ruang dan waktu
atau ruang-waktu di dalam alam semesta.

Fisika adalah ilmu yang berupaya secara ilmiah menelaah gejala alam mulai dari skala
mikro (partikel elementer) hingga skala makro (jagad raya), serta mulai dari kelajuan rendah
hingga kelajuan maksimum. Teori relativitas merupakan salah satu tulang punggung fisika
modern. Sumbangan teori relativitas, dalam hal ini adalah teori relativitas khusus adalah mampu
menampilkan persamaan Maxwell, yang merupakan persamaan dasar dalam elektrodinamika,
dalam bentuk yang kovarian. Konsekuensi teori relativitas khusus adalah kelajuan gelombang
elektromagnet dalan ruang vakum sama dengan c (laju cahaya di ruang hampa).

13
Ada tiga asas yang melandasi teori relativitas khusus, yaitu:

1. Asas ke nol (Asas perpadanan / korespondensi)

2. Asas pertama: Semua hukum alam bersifat tetap bentuknya (kovarian) terhadap
perpindahan
peninjauan dari kerangka inersial satu menuju kerangka inersial yang lain.

3. Asas kedua: Laju maksimal yang dapat dimiliki oleh isyarat tidak bergantung (invarian)
dari
kerangka acuan inersial yang digunakan.

Pendekatan Energetika dan Penjabaran Kaedah Transformasi Lorentz Menurut asas


korespondensi, perumusan hukum Newton kedua yang berbentuk

Perubahan tenaga tersebut dapat dituliskan sebagai

Selanjutnya jika zarah bergerak

energi zarah tersebut akan bertambah dengan energi kinetik sebesar Ek menjadi energi total E
yang dirumuskan sebagai

14
Jika zarah tersebut bergerak lurus maka

Untuk foton dengan v = c konstan dan invarian (asas kedua teori relativitas), maka diperoleh

energi foton sebesar

Mengingat tidak ada foton dengan kecepatan nol, maka disimpulkan bahwa tetapan konstan

tersebut sama dengan nol. Jadi diperoleh

Selanjutnya untuk zarah bermassa dengan v atau p atau Ek sembarang,

Jadi untuk sembarang daerah kelajuan / energi kinetik, berlaku kaitan dispersi untuk zarah

bebas yang berbentuk

15
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Isi Buku

1.3.1 Kelebihan Isi Buku Utama

➢ Pendekatan yang Komprehensif: Buku ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang
teori relativitas dan kosmologi, memungkinkan pembaca dari berbagai latar belakang untuk
memahami konsep-konsep tersebut secara mendalam.
➢ Penggunaan Contoh dan Ilustrasi: Buku ini menggunakan contoh dan ilustrasi yang efektif
untuk menjelaskan konsep-konsep yang rumit, membantu pembaca untuk menginternalisasi
dan memahami materi dengan lebih baik.
➢ Pembaruan dan Inovasi: Penulis menyajikan pembaruan terkini dalam teori relativitas dan
kosmologi, termasuk penelitian dan perkembangan terbaru dalam bidang tersebut,
menjadikan buku ini relevan dan informatif.
➢ Struktur yang Teratur: Buku ini memiliki struktur yang teratur dan rapi, dengan bab-bab yang
disusun secara logis, memudahkan pembaca untuk mengikuti perkembangan argumen dari
awal hingga akhir.
1.3.2 Kelebihan Isi Buku Pembanding

➢ Aksesibilitas: Buku ini ditulis dengan gaya yang mudah dipahami dan tanpa terlalu
banyak istilah teknis, menjadikannya cocok sebagai pengantar bagi pembaca yang tidak
memiliki latar belakang dalam fisika modern.
➢ Penggunaan Contoh dan Ilustrasi: Penulis menggunakan contoh dan ilustrasi yang
konkret untuk menjelaskan konsep-konsep fisika modern, memudahkan pembaca untuk
memahami topik yang kompleks.
➢ Interdisipliner: Buku ini mencakup berbagai aspek fisika modern, termasuk teori lubang
hitam, relativitas, mekanika kuantum, dan kosmologi, memberikan pembaca gambaran
yang luas tentang subjek tersebut.
➢ Relevansi: Penulis menyajikan materi-materi yang relevan dengan perkembangan ilmiah
terbaru dalam fisika modern, sehingga pembaca dapat memperoleh pemahaman yang
mutakhir tentang topik tersebut.
➢ Kolaborasi Penulis: Kolaborasi antara penulis dapat membawa berbagai perspektif dan
pemahaman tentang topik tersebut, memperkaya isi buku dan memberikan sudut
pandang yang berbeda kepada pembaca.

1.3.3 Kekurangan Isi Buku Utama

➢ Kesulitan Matematis:Beberapa pembaca mungkin mengalami kesulitan dengan aspek


matematis dari buku ini, terutama jika mereka tidak memiliki latar belakang matematika
yang kuat.
➢ Keterbatasan Ruang:Dalam upaya untuk menjaga buku agar tetap berfokus dan
terstruktur, beberapa topik atau penjelasan mungkin terpotong atau tidak mendapatkan
ruang yang memadai, meninggalkan beberapa pembaca ingin informasi tambahan atau
penjelasan lebih lanjut.

16
➢ Keterbatasan Dalam Pendekatan: Pendekatan yang digunakan dalam buku ini mungkin
tidak cocok untuk semua pembaca, terutama mereka yang lebih suka pendekatan yang
lebih filosofis atau historis terhadap subjek tersebut.
1.3.4 Kekurangan Isi Buku Pembanding
➢ Keterbatasan Ruang: Dalam upaya untuk menjaga buku agar tetap singkat dan mudah
dipahami, beberapa topik atau konsep mungkin tidak mendapatkan penjelasan yang
cukup mendalam, meninggalkan pembaca ingin informasi lebih lanjut.
➢ Kekurangan Dalam Rujukan: Buku ini mungkin kurang dalam memberikan rujukan atau
sumber referensi yang memadai bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian lebih
lanjut tentang topik tersebut.
➢ Keterbatasan Dalam Penyajian: Beberapa pembaca mungkin menginginkan pendekatan
yang lebih ilmiah atau teknis dalam penyajian materi, sementara buku ini lebih
cenderung populer dan bersifat deskriptif.
➢ Kelengkapan Isi: Meskipun mencakup berbagai aspek fisika modern, buku ini mungkin
belum sepenuhnya mencakup semua topik atau perkembangan terbaru dalam bidang
tersebut.
➢ Keseragaman Gaya Penulisan: Karena ditulis oleh beberapa penulis, mungkin ada
variasi dalam gaya penulisan antara bagian-bagian buku, yang dapat membingungkan
pembaca.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Critical Book Review pada makalah ini bisa disimpulkan bahwa setiap isi buku memiliki
kelebihan dan kekurangnya masing masing,evaluasi ini adalah contoh bagaimana kita dapat
melihat kelebihan dan kekurangan dari sebuah buku secara kritis dan menyeluruh. Penting untuk
diingat bahwa evaluasi tersebut subjektif dan dapat bervariasi tergantung pada pengalaman dan
perspektif pembaca.
4.2 Saran

Dalam menyusun Critical Book Review (CBR) mengenai Relativitas Khusus dari 2 buku yang
berbeda, disarankan untuk memberikan analisis yang komprehensif terhadap kelebihan dan
kelemahan setiap buku, menjaga keobjektifan, memberikan konteks yang memadai, menjelaskan
konsep-konsep kunci secara jelas, dan memberikan rekomendasi yang relevan untuk pembaca.
Dengan demikian, CBR akan menjadi informatif dan bermanfaat bagi pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aqsa Brilianza, D. (2022). Lubang Hitam Pengantar Fisika Modern. malang : C.V Pustaka learning.
Nugraha, R. (2011). Teori Relativitas dan Kosmologi. Yogyakarta: Jurusan Fisika FMIPA UGM.

19

Anda mungkin juga menyukai