Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REPORT

FILSAFAT PENDIDIKAN
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu

Dr. Baharuddin, ST, M. Pd

OLEH:

TALENTA NAPITUPULU

(5181131009)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR
Pertama, puji syukur kita panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dimana atas
berkat dan anugrah penyertaannya sehingga Critical Book Report (CBR) ini dapat
terselesaikan. Judul dari makalah ini adalah ”CRITICAL BOOK REPORT FILSAFAT
PENDIDKAN”. Penulisan Critical Book Report ini dimaksudkan untuk menyelesaikan
tugas FILSAFAT PENDIDIKAN.

Penulis tidak lupa berterima kasih pada semua pihak yang telah mendukung
penulis dalam menyusun Critical Book Report ini, terutama kepada Dosen mata kuliah
Filsafat Pendidikan maupun bagi saudara/i sekalian yang ikut ambil bagian dalam
penyusunan Makalah ini.

Penulis menyadari sebagaimana sebagai manusia, penulis juga pasti mempunyai


kekurangan dan kelemahan dalam hal penyusunan CBR ini baik dalam isi yang terlampir
maupun dalam hal kesalahan dalam pengetikan sehingga kritik dan saran pembaca sangat
dibutuhkan dalam memerbaiki Makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan Terima
Kasih.

Medan, 17 September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB  I....................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................1

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR.....................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan CBR.................................................................................................1

1.3 Manfaat CBR................................................................................................................1

1.4 Identitas Buku...............................................................................................................2

BAB II....................................................................................................................................3

RINGKASAN ISI BUKU......................................................................................................3

2.1 BUKU UTAMA...........................................................................................................3

BAB 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan.........................................3

BAB 2. Seluk Beluk dan Latar Belakang Munculnya Filsafat Pendidikan....................5

BAB 3. Filsafat Pendidikan Positivisme dan Empirisme...............................................6

BAB 4. Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi pendidikan..........................................7

BAB 5. Filosofi tentang Hakikat Pendidikan.................................................................8

2.2 BUKU PEMBANDING.............................................................................................10

BAB I: Pengertian Filsafat Dan Filsafat Pendidikan....................................................10

BAB II : Filsafat Pendidikan........................................................................................12

BAB III : Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan................................................................13

BAB IV : Filsafat Pendidikan Pancasila.......................................................................14

BAB V : Hakekat Ilmu Pendidikan..............................................................................15

BAB III.................................................................................................................................17

ii
PEMBAHASAN/ANALISIS...............................................................................................17

3.1 Perbandingan Antara Kedua Buku.............................................................................17

3.2 Kelebihan....................................................................................................................17

3.3 Kelemahan..................................................................................................................18

BAB IV................................................................................................................................19

PENUTUP............................................................................................................................19

4.1 Kesimpulan.................................................................................................................19

4.2 Saran...........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................20

iii
BAB  I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR          


                Dalam Critical Book Review ini mahasiwa dituntut untuk mengkritisi sebuah
buku, dan meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat dipahami oleh
mahasiswa yang melakukan critical book report ini, termasuk didalamnya mengerti akan
kelemahan dan keunggulan dari buku yang akan dikritisi. Dalam hal ini saya mengkritik
buku utama “FILSAFAT PENDIDIKAN”  dan membandingkan dengan buku lainnya
yang relevan.

1.2 Tujuan Penulisan CBR


1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah filsafat pendidikan.

2. Menambah wawasan dan Pengetahuan penulis dan pembaca.

3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas,menganalisa dan


membandingkan serta memberikan kritik pada suatu buku berdasarkan fakta yang
ada.

4. Menguatkan pemahaman pembaca tentang filsafat pendidikan dalam hakekat ilmu


pendidikan

1.3 Manfaat CBR


Bagi penulis :

            Penulis menjadi lebih memahami secara keseluruhan mengenai cakupan materi


filsafat pendidikan dan hakekatnya didalam sistem pendidikan yang ada berkat
menuntaskan tugas Critical Book Riview ini.tugas ini juga bermanfaat langsung dalam
melatih penulis dalam hal  ini saya sendiri sebagai mahasiswa menjadi lebih terasah dalam
meringkas isi suatu buku,lalu membandingkannya dengan buku yang relevan setelah itu
menganalisa demi menemukan kelemahan dan kelebihan dari buku yang telah saya
kritikalisasi.

1
Bagi pembaca :

Pembaca,dalam hal ini siapapun yang membaca hasil dari tugas Critical Book
Riview ini,mulai dari kalangan akademitas hingga masyarakat umum menjadi lebih paham
bagaimana filsafat pendidikan dan hakekatnya yang diterapkan didalam sistem pendidikan
serta cakupan materinya didalam setiap pembahasan yang terdapat dalam tugas ini.tugas
ini juga dapat menjadi rujukan bagaimana menyempurnakan suatu buku yang ada karena
didalam tugas ini merupakan suatu rangkuman pembahasan dari ringkasan hingga analisis
kelemahan dan kelebihan berdasarkan fakta yang ada dan perbandingan pada buku yang
relevan.

1.4 Identitas Buku


Buku Utama (Buku I)

1. Judul : Filsafat Pendidikan

2 .Edisi : Cetakan Pertama

3. Pengarang :Muhammad Anwar.

5. Tahun Terbit : 2015

6. ISBN : 978-602-1186-52-7

Buku Pembanding (Buku II)

1. Judul : Filsafat Pendidikan

2 .Edisi : Cetakan Pertama

3. Pengarang : Drs. Edward Purba, M.Si & Prof. Yusnadi, MS

4. Penerbit : Unimed Press

5. Kota Terbit : Medan

6. Tahun Terbit : 2013

7. ISBN : 978-602-7938-38-0

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 BUKU UTAMA

BAB 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan


A. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat dapat diartikan sebagai way of life manusia sepanjang kehidupannya
di dunia. Filsafat bermakna sikap yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala
sesuatu secara kontemplatif dan menyeluruh.
Kata filsafat berasal dari bahasa Inggris dan bahasa Yunani. Dalam bahasa
Inggris, yaitu Philosopy, sedangkan dalam bahasa Yunani Philein atau Philos dan
Sofein atau Sophi.
Beberapa definisi filsafat dapat dikemukaan sebagai berikut.
1. Filsafat adalah proses pencarian kebenaran dengan cara menelusuri hakikat
dan sumber kebenaran secara sistematis, logis, kritis, rasional, dan
spekulatif.
2. Filsafat adalah pengetahuan tentang cara berpikir terhadap segala sesuatu
atau sarwa sekalian alam. Artinya, materi pembicaraan filsafat adalah segala
hal yang menyangkut keseluruhan yang bersifat universal.
3. Filsafat adalah pencarian kebenaran dengan cara berpikir sistematis yang
dilakukan secara teratur mengikuti sistem yang berlaku sehingga tahapan-
tahapannya mudah diikuti.

Filsafat dipandang sebagai ilmu yang abstrak, tetapi sangat dekat dengan
kehidupan manusia. Meskipun merupakan disiplin ilmu yang kurang diminati
karena dianggap membingungkan, filsafat merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari cara berpikir manusia dalam membangun kehidupan dunia. Filsafat
dapat mengantarkan manusia ke jalan yang lurus apabila filsafat dijadikan sebagai
metode berpikir yang rasional, sehat, dan solutif bagi kehidupan manusia dalam
menghadapi berbagai problematika kehidupan.

B. PENGERTIAN PENDIDIKAN
W.J.S. Poerwadarminta, menjelaskan arti pendidikan sebagai berikut.

3
 Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
 Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
untuk memotivasi, membina, membantu, dan membimbing seseorang untuk
mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang
lebih baik
 Pendidikan artinya mendidik dengan tujuan memberikan ilmu pengetahuan
kepada anak didik agar terbebas dari kebodohan.
 Pendidikan adalah pengembangan kedewasaan berpikir melalui proses
transmisi ilmu pengetahuan.

Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan proses


mendidik, membina, mengendalikan, mengawasi, memengaruhi, dan
mentransmisikan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh para pendidik kepada
anak didik untuk membebaskan kebodohan, meningkatkan pengetahuan, dan
membentuk kepribadian yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-
hari.

C. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN


Ada beberapa pengertian filsafat pendidkikan, diantaranya sebagai berikut.
 Filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang menyelidiki substansi
pelaksanaan pendidikan yang berkaitan dengan tujuan, latar belakang, cara,
hasil, dan hakikat ilmu pendidikan yang berhubungan dengan analisis kritis
terhadap struktur dan kegunaannya.
 Filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang mengkaji proses pendidikan
dan teori-teori pendidikan.
 Filsafat pendidikan mengkaji hakikat guru dan anak didik dalam proses
pembelajaran di kelas dan di luar kelas
 Filsafat pendidikan mengkaji berbagai teori kependidikan, metode, dan
pendekatan dalam pendidikan.

4
D. RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN
Ruang lingkup filsafat pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Pendidik adalah guru, orang tua, tokoh masyarakat, dan siapa saja yang
memfungsikan dirinya untuk mendidik. Orang yang membina, mengarahkan,
menuntun, dan mengembangkan minat, serta bakat anak didik, agar tujuan
pendidikan tercapai dengan baik.
2. Murid atau anak didik merupakan subjek pendidikan, yaitu orang yang
menjalankan dan mengamalkan materi pendidikan yang diberikan oleh pendidik.
3. Materi pendidikan yaitu bahan-bahan atau pengalaman belajar yang disusun
sedemikian rupa untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik.
4. Perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan, tindakan, perbuatan, dan sikap yang
dilakukan oleh pendidik sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didiknya.
5. Metode pendidikan, yaitu strategi yang relevan yang dilakukan oleh dunia
pendidikan pada saat menyampaikan materi pendidikan kepada anak didik.
6. Evaluasi dan tujuan pendidikan. Evaluasi yaitu system penilaian yang diterapkan
kepada anak didik, untuk mengetahui keberhasilan pendidikan yang
dilaksanakan. Evaluasi sangat bergantung pada tujuan pendidikan.
7. Alat-alat pendidikan dan lingkungan pendidikan merupakan fasilitas yang
digunakan untuk mendukung terlaksananya pendidikan. Lingkungan pendidikan
adalah segala sesuatu yang terdapat disekitar lingkungan yang mendukung
terealisasinya pendidikan.

BAB 2. Seluk Beluk dan Latar Belakang Munculnya Filsafat Pendidikan


A. DORONGAN SEJARAH FILSAFAT YUNANI TERHADAP FILSAFAT
PENDIDIKAN

Sejarah perkembangan filsafat pada umumnya dimulai dari mitologi yang


berkembang di masyarakat Yunani Kuno. Sebelum filsafat berdiri dengan jati
dirinya yang asli sebagai filsafat, mitos merupakan filsafat itu sendiri yang menurut
penciptanya sama sekali bukan mitos, melainkan cara berpikir empiris, logis, dan
realistis.

Dunia mitos Yunani Kuno berhasil melahirkan sejumlah filsuf yang tingkat
pengaruhnya belum terkalahkan, termasuk filsuf yang lahir pada abad modern.

5
Filsuf Yunani setingkat Socrates, Plato, dan Aristoteles yang menjadi trio filsuf
besar Yunani pada abad ke- 6 sampai abad ke- 4 SM, telah menjadi kunci
pemikiran filsuf dan saintis modern. Hampir tidak ada satu kajian ilmiah pun yang
berhasil ditemukan manusia modern tanpa merujuk ketiga tokoh ini. Popularitas
filsuf Yunani setelah hampir 2.500 tahun setelah kematiannya tidak pernah pudar.

B. PERKEMBANGAN METODOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN


Pada dasarnya, metodologi filsafat ada tiga, yaitu :
1. Metode dedukasi, yaitu metode berpikir yang menarik kesimpulan dari prinsip-
prinsip umum kemudian menerapkannya pada sesuatu yang bersifat khusus
2. Metode induksi, yaitu metode berpikir dalam menarik kesimpulan dari prinsip
khusus, kemudian menerapkannya pada sesuatu yang bersifat khusus
3. Metode dialektika, yaitu metode berpikir yang menarik kesimpulan melalui tiga
tahap, yaitu tesis, anitesis, dan sintesis. Tiga metode filsafat tersebut dapat
dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan logika dan pendekatan
dialektika.

BAB 3. Filsafat Pendidikan Positivisme dan Empirisme


A. FILSAFAT PENDIDIKAN POSITIVISME
Pemikiran manusia terus berkembang, kepercayaan terhadap berbagai mitos
mulai berkurang. Manusia semakin bertambah ilmu pengetahuannya dan cara
berpikirnya pun lebih rasional. Perkembangan itu pun dilanjutkan dengan lahirnya
positivisme yang diperkenalkan oleh August Comte (1798-1857).
Positivisme yang diperkenalkan August Comte berpandangan bahwa
pengetahuan tidak boleh melebihi fakta-fakta. Kaum positivisme percaya bahwa
masyarakat merupakan bagian dari alam dan metode-metode penelitian yang dapat
dipergunakan untuk menemukan hokum-hukumnya.
B. FILSAFAT PENDIDIKAN EMPIRISISME
Penganut empirisisme berpandangan bahwa pengalaman merupakan sumber
pengetahuan bagi manusia. Tanpa pengalaman, rasio tidak memiliki kemamuan
untuk memberikan gambaran tertentu. Andaikan menggambarkan sedemikian rupa,
tanpa pengalaman, hanyalah khayalan belaka.
John Locke (1632-1704), salah seorang penganut empirisisme mengatakan
bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan akalnya masih bersih, pengetahuan baru

6
muncul ketika indriawi manusia menimba pengalaman dengan cara melihat dan
mengamati berbagai kejadian dalam kehidupan.
Sebagai penganut empirisisme, Hobbes berpendapat bahwa pengenalan atau
pengetahuan diperoleh karena pengalaman. Pengalaman adalah awal dari segala
pengetahuan, juga awal pengetahuan tentang asas-asas yang diperoleh dan
diteguhkan oleh pengalaman. Segala ilmu pengetahuan diturunkan dari
pengalaman. Dengan demikian hanya pengalamanlah yang memberi jaminan
kepastian.

BAB 4. Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi pendidikan


A. ONTOLOGI PENDIDIKAN
Pendekatan ontologi atau metafisik menekankan pada hakikat keberadaan,
dalam hal ini keberadaan pendidikan itu sendiri. Keberadaan pendidikan tidak
terlepas dari keberadaan manusia. Dalam pendekatan ini keberadaan peserta didik
dan pendidik tidak terlepas dari makna keberadaan manusia itu sendiri.
B. EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN
Epistemologi adalah analisis filosofis terhadap sumber-sumber
pengetahuan. Dari mana dan bagaimana pengetahuan itu diperoleh, menjadi kajian
epistemologis, epistemologi mempersoalkan kebenaran pengetahuan. Pengetahuan
yang benar adalah pengetahuan yang telah memenuhi unsur-unsur epistemologis
yang dinyatakan secara sistematis dan logis.
Epistemologi adalah filsafat yang mengkaji seluk-beluk dan tata cara
memperoleh suatu pengetahuan, sumber-sumber pengetahuan, metode dan
pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan logis dan rasional.
C. AKSIOLOGI PENDIDIKAN
Aksiologi pendidikan berkaitan dengan masalah ilmu dan pengetahuan,
maksudnya adalah memiliki segala hakikat pengetahuan atau hakikat keberadaan
segala sesuatu yang bersifat fisikal dan metafisikal, baik yang umum maupun yang
khusus. Oleh karena itu, kajiannya mengarahkan diri pada dasar-dasar pengetahuan
dalam bentuk penalaran, logika, sumber pengetahuan, dan kriteria kebenaran.

7
BAB 5. Filosofi tentang Hakikat Pendidikan
A. HAKIKAT PENDIDIKAN DI MASYARAKAT
Pendidikan merupakan upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik, baik potensi fisik, potensi cipta, rasa maupun karsanya, agar potensi
tersebut menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Pendidikan
bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan organis, harmonis,
dinamis guna mencapai tujuan hidup kemanusian. Filsafat pendidikan adalah
filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.

B. HAKIKAT PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN


Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yaitu curriculum, yang artinya a
running course. Dalam bahasa Prancis, yaitu courier, artinya berlari. Kemudian
istilah tersebut digunakan untuk sejumlah courses atau mata kuliah yang harus
ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah.
Secara tradisional, kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah. Pengertian kurikulum yang dianggap tradisional ini masih
banyak dianut sampai sekarang, termasuk di Indonesia.
Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan kurikulum sebagai berikut
 Sayor dan Alexander merumuskan kurikulum sebagai the total effort of the
school situations, artinya kurikulum merupakan keseluruhan usaha yang
dilakukan oleh lembaga pendidikan atau sekolah untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
 Kurikulum adalah rencana pembelajaran atau program kegiatan sekolah
yang telah direncanakan.
 Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan atau
pengajaran dan hasil pendidikan yang harus dicapai oleh anak didik,
kegiatan belajar mengajar, pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam
pengembangaan kurikulum itu sendiri.

Setiap kurikulum memiliki beberapa prinsip berikut.

 Kurikulum senantiasa berkaitan dengan nilai pendidikan yang dianut.

8
 Bersifat holistic, integral, dan universal, artinya memiliki kesatupaduan
dengan berbagai tujuan, yang berhubungan dengan aspek ekonomi, social,
kebudayaan, politik, dan ideology suatu Negara.
 Keseimbangan, artinya mengarahkan pendidikan anak didik kearah
pendidikan jasmaniah dan rohaniah, duniawi dan ukhrawi, materiil dan
spiritual.
 Pengembangan bakat dan minat yang sepadan dengan kebutuhan anak
didik
 Mudah diterapkan dalam kehidupan.

Prinsip-prinsip kurikulum pendidikan diarahkan sepenuhnya pada tujuan


pendidikan. Oleh karena itu, semua komponen kurikulum harus berbasis visi dan
misi lembaga pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Hakikat kurikulum ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa lembaga


pendidik wajib menyajikan mata pelajaran dan menyajikannya kepada anak didik
dengan dasar-dasar moralitas dan falsafah yang baik dan benar.

C. HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN BERBASIS FITRAH MANUSIA


Secara filosofi, konsep fitrah manusia adalah sebagai berikut.
 Manusia telah ditetapkan oleh Allah SWT, lahir dalam keadaan fitrah,
terbebas dari segala bentuk dosa.
 Kebutuhan fitrah manusia tidak dapat diubah oleh siapa pun.
 Perubahan yang dipaksakan terhadap kebutuhan fitrah manusia tidak akan
langgeng
 Ilmu pengetahuan merupakan salah satu kebutuhan fitrah manusia karena
dengan ilmu pengetahuan, secara sadar atau tidak, manusia memiliki
kemampuan yang lebih baik dalam mempertahankan kehidupannya.

Komponen-komponen tersebut bersifat dinamis dan responsive terhadap


pengaruh lingkungan sekitar, termasuk pengaruh pendidikan

Pada kenyataannya, pengembangan pendidikan yang berbasis pada fitrah


manusia tidak terlepas dari tanggung jawab masyarakat dan pemerintah dalam
meneliti minat dan bakat anak didik. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan
berhubungan erat dengan anak didik.

9
D. HAKIKAT PENGEMBANGAN METODE PENDIDIKAN
Metode pendidikan merupakan bagian dari alat-alat pendidikan karena
merupakan upaya untuk mencapai tujuan. Dengan metode pendidikan terdapat
upaya menuntun dan membimbing anak didik kearah terwujudnya kepribadian
anak didik. Dalam pendidikan, semua metode dan alat-alat pendidikan harus
didasarkan pada visi dan misi lembaga pendidikan yang telah disepakati.
Perkembangan metode pendidikan berkaitan pula dengan pengembangan
strategi pembelajaran karena dalam strategi pembelajaran diterapkan berbagai
metode belajar mengajar. Metode pendidikan harus terus dikembangkan agar tujuan
pendidikan mudah dicapai.

2.2 BUKU PEMBANDING

BAB I: Pengertian Filsafat Dan Filsafat Pendidikan


A. PENGERTIAN FILSAFAT
- Secara etimologi : kata filsafat dalam bahasa inggris philosophy dan dalan bahasa
arab falsafash yang keduanya dari bahasa yunani yakni, philosophia yang terdiri
dari 2 kata yakni, philein(cinta) dan shopia (kebijaksanaan). Sehingga filsafat
berarti cinta kebijaksaan.
- Secara terminology : filsafat diawali dengan adanya keragu-raguan yang
menimbulkan banyak hal yang dipertanyakan.
- Menurut para ahli
Plato : filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran
yang asli.

Aristoteles : filasafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung di


dslsm ilmu-ilmu metsafisika, logika, retorika, etika, ekonomi politik, dan estetika.

Al Faribi : filsafat adalah pengetahuan tentang alam, wujud bagaimana hakikat yang
sebenarnya.

Ali mudhofir : memberikan berbagai arti filsafat yang beragam:

Filsafat sebagai sifat

Filsafat sebagai suatu metode

10
Filsafat sebagai kelompok persoalan

Filsafat sebagai sekelompok teori atau sistem


pemikiran Filsafat sebagai analisis logis

Dengan memperhatikan pengertian-pengertian yang dijelakan diatas, dapat


diambil sebagai kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meyelidiki
segala sesuatu yang ada secara mendalam sampai pada hakekatnya dengan
menggunakan akal atau pikiran.

 Tujuan dan ciri-ciri pikiran kefilsafatan


Tujuan : untuk mencari hakikat dari sesuatu gejala atau fenomena secara mendalam.

Ciri-ciri pikiran kefilsafatan : dengan pikiran berfilsafat seseorang tidak akan


menganggap sesuatu masalah yang manapun sebagai hal sepele, tidak akan mudah
dipengaruhi eleh sesuatu, bersikap bebas, dapat mengatasi suatu prasangka tertentu,
bersikap jujur, menanyakan kebenaran perbuatan tertentu dan pada akhinya akan
menemukan kebenaran.

 Alasan Berfilsafat
Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yakni; keheranan,
kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan.

 Peranan Filsafat
Ada tiga peranan filsafat yakni; pendobrak, pembebas, dan
pembimbing.

B. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan


usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing,
memimpin, dan mengarahkan peserta didik dengan berbagai persoalan dan pertanyaan
yang mungkin timbul dalam pelaksannanya.

Filsafat dalam arti luas menurut Mudyahardjo (2004, 5) dapat dibagi 2 macam yakni;

- Filsafat praktek pendidikan yaitu analisis kritis dan komprehensif tentang


bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dan dilaksanakan dalam
kehidupan manusia.

11
- Filsafat ilmu pendidikan yaitu analisis kritis dan komprehensif tentang pendidikan
dan konsep-konep psikologi pendidikan yang berkaitan dengan teori-teori belajar,
pengukuran pendidikan, prosedur-prosedur sistematis tentang penyusunan
kurikulum, dan sebagaimana akhinya menjadi teori pendidikan.

BAB II : Filsafat Pendidikan


A. FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

Filsafat ditandai dengan pemunculan atau lahirnya teori-teori atau sistem pemikiran
yang dihasilkan oleh para pemikir atau filsuf.

Filsafat pendidikan terwujud dengan menarik garis linear anatara filsafat dan
pendidikan. Selain pendekatan linier, pendidikan dapat disusun dengan berpangkal
kepada pendekatan tertentu dari pada pendidikan itu sendiri.

B. SUBSTANSI FILSAFAT PENDIDIKAN

Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai


bagian dari fundasi-fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu
mengetengahkan tentang konsep-konsep dasar pendidikan.

C. HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Filsafat sebagai pandangan hidup berisi nilai-nilai dan kebenaran yang dinjunjung
tinggi oleh penganutnya sekaligus merupakan asas dan pedoman yang melandasi
semua aspek hidup dan kehidupan manusia, masyarakat, dan bangsa. Pendidikan
sebagai suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sisten norma-
norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan pada dasar-dasar filsafat yang
dijunjung oleh lembaga pendidikan dan tenaga pendidikan dalam suatu masyarakat.
Untuk menjamin agar perlaksanaan pendidkan efektif, maka dibutuhkan landasan-
landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai normatif dan pedoman pelaksaan.

Dari uraian diatas dapat disimpulakan bahwa hubungan fungsional anatara


filsafat dan teori pendidikan adalah:

- Filsafat dalam arti filosofis merupakan cara pendekatan yang dipakai dalam
memecahlan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh
para ahli.

12
-Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran
filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kebutuhan nyata.
-Filsafat dalam hal filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk
dan arah dalam mengembangkan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.

BAB III : Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan


A. ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

 Filsafat pendidikan idealisme: menyatakan bahwa kenyataan tersusun atas


gagasan-gagasan. Prinsipnya aliran idealisme mendasari semua yang ada
dan yang nyata di alam ini hanya idea, dunia idea merupakan lapangan
rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang nampak
dan tergambar. Yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap
roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibanding dengan materi
kehidupan manusia.
 Filsafat pendidkan realisme : sistem kesilsafatan realisme percaya bahwa
dengan sesuatu atau lain cara, ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam
dan tentang dirinya sendiri, dan yang
hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.

Salah seorang tokoh atau penganut realisme mengemukakan bahwa manusia


selalu berusaha untuk mencapai tujuan hidup. Tujuan pertama, menyatu dalam
hidup yang meruoakan kualitas hidup yang menuju kesempurnaan, sedangkan
tujuan kedua, kehidupan sejahtera, damai dan kebahagiaan yang abadi.

 Filsafat pendidikan Materialisme


Aliran ini menyatakan bahwa benda merupakan sumber segalanya.

 Filsafat pendidikan Pregmatisme


Menyatakan bahwa pengetahuan adalah apa yang dialami oleh manusia. Menurut
john dewey, pendidikan perlu didasrakan pada tiga pokok:

- Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup


- Pendidikan sebagai pertumbuhan
- Pendidikan sebagai fungsi sosial
 Filsafat pendidikan Eksistensialisme

13
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu.

 Filsafat pendidikan Progresivisme


Menurut aliran ini kehidupan manusia berkembang secara terus-menerus dalam
suatu arah yang positif.

 Filsafat pendidikan Perenialisme


Perenislisme mengemukakan bahwa situasi dunia saat ini penuh dengan kekacauan
dan ketidakpastian, dan ketidak teraturan terutama dalam kehidupan moral,
intelektual, dan sosio-kultural. Untuk memperbaiki keadaan tersebut, maka kembali
pada ajarab dan pandangan hidup yang kuat pada jaman dulu.

 Filsafat pendidikan Esensialisme


Menyatakan bahwa peserta didik memiliki nilai esensial dan perlu dipertahankan.

 Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme


Merupakan kelanjutan dari cara berfikir progresifisme dalam pendidikan. Indinidu
tidak cukup belajar di sekolah tetapi sekolah harus mempelopori masyarakat.

BAB IV : Filsafat Pendidikan Pancasila


A. PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA,
MASYARAKAT, PENDIDIKAN DAN NILAI.

- Filsafat Pancasila tentang Manusia: pacasila sebagai dasar dan nilai yang dijunjung
tinggi oleh manusia

- Filsafat pancasila tentang masyarakat : Hakekat masyarakat telah dijelaskan bahwa


masyarakat-bangsa dan negara indonesia menuju masyarakat yang aman, damai,
sejahtera, terbuka,adil, dan makmur.
- Pandangan filsafat pancasila tentang pendidikan : Pendidikan berlansung di
keluarga, rumah, sekolah, dan masyarakat.
- Pandangan filsafat pendidikan tentang nilai : Pembangunan nasional adalah upaya
bangsa untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana yang sudah dinyatakan dalam
pembukaan UUD 1945. Pancasila sebagai dasar Indone, pandangan hidup bangsa dan
sumber nilai bagi bangsa Indonesia.

14
B. PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA TERHADAP SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL

Sebagai acuan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, UUD 1945 Pasal 31


yang baru sebagai hasil amandemen Agustus 2002 menjadi:

- Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
- Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional
- Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah.

BAB V : Hakekat Ilmu Pendidikan


A. HAKEKAT PENDIDIKAN

 Pengertian Hakekat pendidikan


Pada hakekatnya pendidikan bukan membentuk, bukan menciptakan seperti yang
diinginkan, tetapi menolong, membantu dalam arti luas. Membentu menyadarkan
anak tentang potensi seoptimal mungkin, mmberikan pengetahuan dan
keterampilan, memberikan latihan-latihan, memotivai untuk terlibat dalam
pengalaman-pengalaman yang berguna, mengolah materi pelajaran sehingga
peserta didik bernafsu untuk menguasainya dan meningkatkan intensitas proses
pembelajaran.

Untuk memberi pemahaman akan hakekat dan pengertian pendidikan, berikut ini
sejumlah pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:

- pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku dalam usaha
mendewasakan seseorang melalui peelatihan dan pengajaran.

- dalam arti sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk
memperoleh pengetahuan sebagai sebuah proses dan metode-metode tertentu

-pendidikan berarti kegiatan yang bersifat kelembagaan.


- pendidkan adalah usaha yang dilakukan orang dewasa untuk mengalihkan
segala pengetahuan dan pengalaman kepada generasi muda.

15
- hakekat pendidikan adalah proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah
kedewasaan.

 Tujuan Pendidikan
Dengan adanya tujuan pendidikan, peserta didik harius mampu tujuan yang sudah
ditetapkan sesuai dengan kurikulum. Pesesrta didik setelah selesai pembelajaran,
maka perumusan tujuan, spesifik, terukur, dan berubah hasil belajar, perilaku atau
reformemce peserta didik yang mencakup aspek sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan.
 Pilar Pendidikan
Pendidikan harus didasarkan pada cinta kasih sesama, cinta masyarakat, cinta
bangsa dan negara, sebagai modal dasra timbulnya dan berkembangnya
pengabdian warga ne gara.

 Aliran-aliran Pendidikan
- Nativisme: pribadi seseorang ditentukan oleh bawaan lahir
- Naturalisme: pribadian seseorang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa
- Empirisme: pekembangan seorang anak ditentukan oleh lingkungan
- Konvergensi: pendidikan dapat diberikan, dapat dari pembawaan dan lingkungan.
- Lingkungan pendidikan: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,dan lingkungan
masyarakat.
B. PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter adalah bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-hal


yang baik dalam kehidupan , sehingga seseorang memiliki kesadaran dan
pemahaman yang tinggi.

C. HAKEKAT MANUSIA

Pandangan tentang manusia adalah manusia sebagai mahluk berfikir (homo


sapiens), manusia sebagai mahluk suka berbuat sesuatu (homo faber), manusia juga
bisa dididik, manusia juga suka berkawan dan berhati nurani serta memiliki rasa
ingin tahu.

Manusia memiliki eksistensi manusia yakni: manusia sebagai makhluk individu,


makhluk sosial, makhluk susila, sebagai makhluk religious.

16
BAB III

PEMBAHASAN/ANALISIS

3.1 Perbandingan Antara Kedua Buku


Kedua buku ini membahas tentang filsafat pendidikan. Kedua judul buku sama
namun memiliki pengarang yang berbeda. Pada buku ‘filsafat pendidikan’ karangan
Dr. Edward Purba, MA menjelaskan tentang filsafat pendidikan mulai dengan
pengertian filsfat pendidikan dan membahas aliran-aliran yang mendukung filsafat
pendidikan, membahas tentang filsafat pendidikan pancasila yang berupa dasar dari
negara indonesia.

Selain itu buku ini juga membahas tentang hakekat pendidikan diberbagai
kalangan. Sedangkan buku ‘Filsafat Pendidikan’ karangan Drs. Anas Salahudin,
M.Pd menerangkan lebih luas tentang filsafat pendidikan dan disertai dengan asal
beluk filsafat pendidikan atau latar belakang filsafat pendidikan. Dalam buku ini
menerangkan tentang pengertian, latar belakang munculnya filsafat pendidikan, alira-
aliran, hubungan filsafat dengan aspek lain. Buku utama jika dibandingkan dengan
buku pembanding lebih tampak kelengkapan keseluruhan isi buku karena
mencantumkan lebih akan pembahasan tentang filsafat pendidikan. Dari segi
penulisan buku sudah benar dan baik dan mudah dipahami pembaca.

3.2 Kelebihan
Adapun kelebihan dari kedua buku adalah sebagai berikut :

1. Pada buku utama, isi buku menjelaskan secara luas mulai dari pengertian filsafat
pendidikan sampai filsfat pendidikan dalam aspek-aspek lain.
2. Format penulisan kedua buku sudah jelas dan mudah dipahami pembaca
3. Kedua buku menjelaskan dengan jelas setiap sub sub bahasan pada setiap bab
4. Bahasa penulisan buku mudah untuk dimengerti pembaca
5. Kedua buku menjelaskan keseluruhan isi buku sesuai dengan Judul buku
6. Kedua buku mencantumkan tes soal sebagai pelatihan untuk peserta didik
7. Kedua buku memiliki indikator yang harus dicapai pembaca pada setiap awal bab
8. Memiliki banyak referensi yang mendukung

17
9. Buku utama lebih luas dalam menjelaskan materi yang berhubungan dengan filsafat
pendidikan.
10. Buku utama menampilkan ringkasan buku yang terdapat pada belakang buku

3.3 Kelemahan
1. Kedua buku tidak melampirkan biografi penulis
2. Buku pembanding hanya sedikit menjelaskan materi yang berhubungan dengan
filsafat pendidikan.
3. Dalam buku utama terdapat materi yang berulang pada bab yang berbeda
4. Kedua buku tidak banyak melampirkan gambar yang menjadi salah satu penarik
perhatian pembaca.

18
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari kedua buku yang sudah dikritik dapat disimpulkan:

1. Walaupun memiliki judul buku yang sama kedua buku memiliki perbedaan
dalam pembahasan materinya
2. Buku utama lebih lengkap pembahasannya dibandingkan dengan buku pembanding
3. Kelemahan dari kedua buku adalah tidak menampilkan biografi pengarang

4.2 Saran
Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview
menyarankan supaya filsafat pendidikan dipelajari dan dipahami semua lapisan baik
guru, orang tua maupun masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak dalam
berbagai hal kehidupan. Selain itu, pe review juga menyarankan kepada penulis
supaya membuat tampilan isi buku yang lebih menarik misalnya dengan
mencantumkan gambar gambar contoh.

19
DAFTAR PUSTAKA

Salahudin, Anas. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung. CV Pustaka Setia

Purba, Edward & Yusnadi. 2017. Filsafat Pendidikan. Medan. Unimed Press

20

Anda mungkin juga menyukai