Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REVIEW

KOMUNITAS DAN EKOSITEM


(MEROSOTNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI)

NAMA : DEA GRACELLA SIAGIAN


HASRI TRI MAYA SARAGIH
INDAH FITRI
NIA VERONIKA
REZWAN MULYA SIPAHUTAR
MATA KULIAH : BIOLOGI UMUM
PRODI : KIMIA NON KEPENDIDIKAN 19 A
KELOMPOK : IV (EMPAT)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat TuhanYang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai . Terimakasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Biologi Umum atas ilmu-ilmu yang diberikan,
tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian Critical Book Review
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik
lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, adapun banyak kekurangan dalam
makalah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.

Medan, 16 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
D. Manfaat Penulisan ................................................................................. 1
Identitas Buku Yang Di Riview................................................................. 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU ........................................................................... 3
2.1 Ringkasan Buku Utama ....................................................................... 3
2.2 Ringkasan Buku Pembanding ............................................................. 7
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 10
Analisis Umum........................................................................................... 10
Hipotesis .................................................................................................... 10
Analisis Data Pendukung dan Data Bukti................................................... 11
Kelebihan Dan Kekurangan Buku 1 .......................................................... 12
Kelebihan Dan Kekurangan Buku 2 .......................................................... 12
BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 13
Kesimpulan ............................................................................................... 13
Saran ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Mengkritik buku merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan ketertarikan minat baca
seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik buku (critical book report) ini adalah suatu tulisan atau
ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku, baik berupa buku fiksi ataupun nonfiksi, juga dapat diartikan
sebagai karya ilmiah yang melukiskan pemahaman terhadap isi sebuah buku.

Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu buku melainkan untuk
menjelaskan apa adanya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya yang akan menjadi bahan pertimbangan
atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun
kekurangan buku tersebut. Yang lebih jelasnya dalam mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok
pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku.

Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas pengarang, cara pengarang
menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep dan teori yang dikembangkan, serta kesimpulan. Dengan
demikian laporan buku atau  resensi sangat bermanfaat untuk membantu pembaca mengetahui isi buku maupun
kekurangan dan kelebihan dari isi buku yang telah dibaca. Untuk itu, kami harapkan kepada  pembaca 
agar mengetahui dan memahami mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi buku tersebut
dengan baik dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku tersebut melainkan dapat memahami apa yang ada
dalam buku tersebut secara mendalam.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu biodiversitas?
2. Apa kelebihan dan kekurangan buku?
C. Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR)
Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang bermanfaat untuk
menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku,
menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah Biologi Umum
dari Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Negeri Medan.

D. Manfaat Penulisan Critical Book Report (CBR)


 Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya
lainnya secara ringkas.

 Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.

1
 Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.

 Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis
lainnya.

 Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan
substansi buku.

Identitas Buku

BUKU I
 Judul Buku : CAMPBELL Intisari Biologi Edisi 6

 Penulis : Eric J. Simon

Jean L. Dickey

Kelly A.Hogan

Jane B. Reece

 Penerbit : ERLANGGA

 Kota Terbit : Jakarta

 Tahun Terbit : 2015

BUKU II
 Judul Buku : BIOLOGI UMUM

 Penulis : Dra.Masdiana Sinambela M.Si,dkk

 Penerbit : UNIMED Press

 Kota Terbit : Medan

 Tahun Terbit :2018

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 RINGKASAN BUKU I


KOMUNITAS DAN EKOSISTEM
A. Merosotnya Keanekaragaman Hayati : BIOLOGI DAN MASYARAKAT
Seiring membengkaknya populasi manusia ratusan spesies telah punah dan ribuan lagi terancam punah.Perubahan-
perubahan ini merepresentasikan hilangnya keanekaragaman hayati, atau biodiversitas.Hanya sekitar seperempat
permukaan tanah di bumi yang belum tersentuh perubahan oleh manusia.Apa nilai keanekaragaman hayati? Kebanyakan
orang mudah menghargai manfaat langsung yang disediakan oleh ekosistem tertentu.

HILANGNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI


Keanekaragaman hayati mencakup keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman
ekosistem. Dengan demikian, hilangnya keanekaragaman hayati mencakup lebih dari sekedar nasib spesies-spesies
individu.

KEANEKARAGAMAN GENETIK
Keanekaragaman genetik dalam populasi adalah bahan mentah yang membuat mikroevolusi dan adaptasi terhadap
lingkungan memungkinkan untuk terjadi. Keanekaragaman genetik yang luar biasa dari semua organisme di Bumi memiliki
potensi manfaat yang sangat besar bagi manusia. Banyak peneliti dan pemimpin bioteknologi merasa antusias mengenai
potensi yang dimiliki ' bioprospecting' genetik untuk pengembangan obat-obatan baru, zat-zat kimia industri,dan produk-
produk lain dimasa depan.

KEANEKARAGAMAN SPESIES
Melihat kerusakan yang kita akibatkan pada biosfer,para ekolog percaya bahwa kita mendorong berbagai spesies
menuju kepunahan dengan laju yang menakutkan.Beberapa peneliti mengestimasi bahwa pada laju penghancuran sekarang
ini, separuhnya lebih dari semua spesies tumbuhan dan hewan yang ada saat ini akan lenyap di penghujung abad ini. Contoh
kondisinya saat ini : lebih dari 20% ikan air tawar di dunia telah punah selama riwayat manusia atau sedang sangat
terancam.

KEANEKARAGAMAN EKOSISTEM
Keanekaragaman ekosistem adalah komponen ketiga dari keanekaragaman hayati. Hilangnya ekosistem alami
menyebabkan lenyapnya jasa-jasa ekosistem (ecosystem service), fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh ekosistem yang

3
menguntungkan orang baik secara langsung atau tidak. Sebagai contoh, hutan menyerap dan menyimpan karbon dari
atmosfer,jasa yang terhenti ketika hutan dihancurkan atau rusak.

B. PENYEBAB KEMEROSOTAN KEANEKARAGAMAN HAYATI


Ekolog telah mengidentifikasi empat faktor utama penyebab hilangnya keanekaragaman hayati : penghancur dan
fragmentasi habitat, spesies, invasif, eksploitasi berlebihan dan polusi.

1. Penghancuran Habitat
Penghancuran dan fragmentasi habitat besar-besaran yang disebabkan oleh agrikultur, pembangunan perkotaan,
perhutanan,dan pertambangan merupakan ancaman terbesar bagi keanekaragaman hayati. Menurut IUCN, penghancuran
habitat memengaruhi lebih 85% dari semua burung, mamalia,dan amfibia yang terancam punah.
2. Spesies Invasif
Pertumbuhan tak terkontrol populasi spesies yang diintroduksi manusia telah menyebabkan kekacauan ketikan spesies
hasil introduksi itu bersaing,memangsa,atau memparasiti spesies-spesies asli setempat. Kurangnya interaksi dengan
spesies-spesies lain yang dapat menahan laju pertumbuhan pendatang baru itu kerap kali merupakan faktor kunci mengapa
spesies bukan asli bisa menjadi invasif.
3. Eksploitasi Berlebihan
Perikanan laut yang tidak berkelanjutan menunjukkan bagaimana manusia bisa mengeksploitasi secara berlebihan
kehidupan liar dengan memanen atau menangkap pada laju yang melebihi kemampuan populasi untuk memulihkan diri.
Pemanenan berlebihan juga mengancam beberapa tumbuhan, termasuk pepohonan langka seperti mahoni dan Rosewood
yang menghasilkan kayu berharga.
4. Polusi
Polusi udara dan air adalah faktor yang berkontribusi terhadap penurunan populasi ratusan spesies di seluruh dunia.
Polutan yang dikeluarkan ke atmosfer dapat terbawa sejumlah ribuan mil sebelum jatuh ke tanah dalam bentuk hujan asam.

KEANEKARAGAMAN SPESIES DALAM KOMUNITAS


Keanekaragaman spesies (species diversity) dalam suatu komunitas - macam-macam spesies yang menyusun suatu
komunitas - memiliki dua komponen. Komponen pertama adalah kekayaan spesies (species richness), atau jumlah spesies
berbeda dalam komunitas tersebut. Komponen yang satu lagi adalah kelimpahan relatif (relative abundant) dari spesies-
spesies yang berbeda, yaitu representasi proporsional masing-masing spesies dalam komunitas. Bagaimana bisa suatu
komunitas tampaknya memiliki keanekaragaman yang relatif sedikit walaupun kaya dalam hal spesies? Bila satu atau
beberapa dari spesies yang beragam itu mendominasi jumlah organisme dalam komunitas itu, sementara anggota spesies-
spesies lain langka.

A. Gangguan dalam Komunitas


Gangguan (disturbance) adalah episode yang merusak komunitas biologis, setidaknya untuk sementara,dengan
menghancurkan organisme dan mengubah ketersediaan sumberdaya seperti nutrien mineral dan air. Contoh-contoh
gangguan alami adalah badai, kebakaran, banjir dan kekeringan.

4
Manusia sejauh ini merupakan agen gangguan ekologi paling signifikan. Salah satu akibat dari gangguan yang
disebabkan oleh manusia adalah kemunculan penyakit menular yang tadinya tidak dikenal. Pada banyak kasus, manusia
melakukan kontak dengan potogen-patogen ini melalui aktivitas semacam penggundulan lahan untuk agrikultur,
pembangunan jalan,atau perburuan di ekosistem yang tadinya terisolasi.

B. Suksesi Ekologis
Komunitas berubah secara drastis setelah gangguan parah yang mencabut vegetasi dan bahkan tanah. Daerah yang
terganggu mungkin dikolonisasi oleh beranekaragam macam spesies, yang secara bertahap digantikan oleh suatu urutan
(suksesi) spesies-spesies)lain,suatu proses yang disebut suksesi Ekologis (ekological succesion).
Suksesi ekologis yang dimulai di daerah yang pada awalnya hampir tanpa kehidupan dan tanpa tanah disebut
suksesi primer. Suksesi sekunder terjadi ketika gangguan telah menghancurkan komunitas yang ada namun menyisakan
tanah yang tetap utuh.

BIOLOGI KONSERVASI DAN BIOLOGI RESTORASI


Biologi konservasi (conservation biology) adalah sains berorientasi-tujuan yang ingin memahami dan melawan
hilangnya keanekaragaman hayati. Jadi, tujuannya bukan hanya untuk melestarikan spesies individual namun juga untuk
melestarikan ekosistem, dimana seleksi alam bisa terus berfungsi,dan juga untuk mempertahankan variabilitas genetik yang
menjadi sasaran kerja seleksi alam. Bidang ekolog restorasi (restoration ecology) yang semakin meluas menggunakan
prinsip-prinsip ekologi untuk membangun metode-metode yang mengembalikan wilayah-wilayah yang telah terdegradasi
agar kembali ke keadaan alaminya.

"TITIK PANAS"
Keanekaragaman Hayati
Wilayah-wilayah yang relatif kecil memiliki spesies genting dan spesies terancam dalam jumlah besar serta
konsentrasi luar biasa spesies endemik,yaitu spesies yang tidak ditemukan ditempat lain mana pun.Titik-titik panas
keanekaragaman hayati "terpanas" ,secara bersama-sama totalnya mencapai kurang dari 1,5% permukaan daratan di Bumi
namun dihuni hingga sepertiga dari semua spesies tumbuhan dan vertebrata. Terdapat pula titik panas di ekosistem-
ekosistem akuatik, seperti sistem sungai tertentu dan terumbu karang. Karena titik panas kepunahan, wilayah tersebut
menempati peringkat tertinggi dalam daftar wilayah-wilayah yang memerlukan upaya-upaya konservasi global yang kuat.
Namun demikian, penyebutan "titik panas" cenderung lebih mementingkan organisme yang paling mudah dikenali,
khusus nya vertebrata dan tumbuhan. Invertebrata dan mikroorganisme seringkali terabaikan. Akhirnya, bahkan
perlindungan di cagar alam pun tidak bisa melindungi organisme dari efek perubahan iklim atau ancaman-ancaman lainnya,
seperti spesies invasif atau penyakit infeksi. Untuk membendung gelombang-pasang hilangnya keanekaragaman hayati,kita
perlu menilai permasalahan lingkungan dari cara pandang global maupun lokal.

Konservasi pada Tingkat Ekosistem

5
Di masa lalu, sebagian besar upaya konservasi berfokus pada penyelamatan spesies individual dan upaya ini masih
berlanjut. Akan tetapi, biologi konservasi semakin lama semakin ditujukan untuk mempertahankan keanekaragaman hayati
keseluruhan komunitas dan ekosistem. Pada skala yang lebih besar lagi, biologi konservasi mempertimbangkan
keanekaragaman hayati seluruh bentang alam.Ekologi bentang alam (landscape ecology) adalah aplikasi prinsip-prinsip
ekologi dalam pengkajian pola-pola penggunaan lahan. Tujuannya adalah membuat konservasi ekosistem menjadi bagian
fungsional dari perencanaan penggunaan lahan.
Tepi-tepi (edges) di antara ekosistem-ekosistem adalah fitur menonjol bentang alam,baik bentang alam alami atau
yang telah diubah oleh manusia. Tepi dapat mendatangkan efek positif maupun negatif bagi keanekaragaman. Sebuah
penelitian terbaru di hutan hujan tropis di Afrika bagian barat mengindikasikan bahwa komunitas tepi alami merupakan
situs penting bagi spesiasi. Disisi lain, bentang alam tempat terbentuknya tepi akibat aktivitas manusia kerap kali memiliki
lebih sedikit spesies.
Satu lagi fitur penting bentang alam, khusus nya dimana habitat-habitat telah terfragmentasi parah, adalah koridor
pergerakan (movement corridor), yaitu pita tipis atau serangkaian rumpun-rumpun kecil yang tersusun atas tompok-
tompok (atau petak-petak) yang terhubung dengan habitat yang sesuai dan bukannya terisolasi. Koridor dapat mendorong
penyebaran dan membantu mempertahankan populasi, dan sangat penting bagi spesies yang berimigrasi secara musiman
antara habitat-habitat yang berbeda. Namun koridor juga bisa merugikan seperti misalnya, dalam penyebaran penyakit,
terutama di antara subpopulasi-subpopulasi kecil di tompok-tompok habitat yang berdekatan.

MEROSOTNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI : Proses SAINS


Bagaimanakah Fragmentasi Hutan Tropis Memengaruhi Keanekaragaman
Hayati?
Ratusan peneliti telah menyelidiki efek fragmentasi hutan pada semua tingkat penelitian ekologi. Hasil pengamatan
awal untuk penyelidikan ini diperoleh dari hasil-hasil penelitian ekologi lain contohnya, efek fragmentasi di hutan beriklim
sedang atau perbedaan keanekaragaman di pulau kecil dibandingkan dengan ekosistem benua. Hasil pengamatan ini
menyebabkan banyak peneliti mengajukan pertanyaan, Bagaimanakah fragmentasi hutan tropis memengaruhi
keanekaragaman spesies di dalam fragmen? Berdasarkan penelitian sebelumnya terhadap banyak spesies, salah satu
hipotesis yang masuk akal adalah keanekaragaman spesies menurun seiring berkurang nya ukuran fragmen hutan.
Para saintis telah mempelajari banyak kelompok tumbuhan dan hewan yang berbeda. Secara umum, hasil-hasilnya
telah menunjukkan bahwa fragmentasi hutan menjadi kepingan-kepingan yang semakin kecil menyebabkan penurunan
keanekaragaman spesies. Para peneliti juga mendokumentasikan efek-efek tepi, seperti yang dideskripsikan dalam subbab
sebelumnya. Perubahan-perubahan faktor abiotik di sepanjang tepi-tepi fragmen, termasuk gangguan angin yang
meningkat,suhu yang lebih tinggi, dan kelembaban tanah yang menurun, berperan dalam perubahan komunitas. Mereka
juga mengamati perubahan-perubahan komposisi komunitas invertebrata yang menghuni tanah dan serasah daun.

6
MERESTORASI EKOSISTEM
Salah satu strategi utama dalam ekologi restorasi adalah bioremediasi (bioremidation), penggunaan organisme
hidup untuk mendetoksifikasi ekosistem yang tercemar. Beberapa proyek restorasi memiliki tujuan yang lebih luas berupa
memulihkan ekosistem ke kondisi semula. Proyek semacam itu mungkin melibatkan penanaman kembali
vegetasi,memagari hewan bukan asli agar tidak masuk,atau menyingkirkan bendungan yang membatasi aliran air.
Proyek restorasi ini melibatkan penyingkiran struktur-struktur pengontrolan air seperti bendungan,reservoar,dan
modifikasi-modifikasi saluran,serta melibatkan juga pengisian sekitar 35 km kanal. Salah satu ikhtiar yang paling ambisius
adalah Proyek Restorasi Sungai Kissimmee di Florida tengah-selatan.

MEROSOTNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI : Koneksi Evolusi


Bisakah Biofilia Menyelamatkan Keanekaragaman Hayati?
Biofilia ( biophilia) yang secara harfiah berarti 'mencintai kehidupan' adalah istilah yang digunakan Edward O.
Wilson, salah satu pakar paling terkemuka di dunia dalam bidang keanekaragaman hayati dan konservasi, untuk menyebut
hasrat manusia untuk berafiliasi dengan kehidupan-kehidupan lain dalam berbagai rupa. Perhatian kita terhadap bentang
alam yang permai dengan air jernih dan vegetasi rimbun juga merupakan bukti dari biofilia kita. Wilson mengajukan bukti
bahwa biofilia kita adalah karakteristik bawaan, produk evolusi dari seleksi alam yang bekerja pada spesies cerdas yang
kesintasannya bergantung pada hubungan erat dengan lingkungan dan apresiasi praktis atas tumbuhan dan hewan.
Biofilia adalah batu penutup yang sesuai bagi unit ini. Biofilia modern adalah perpanjangan saintifik dari
kecenderungan manusiawi kita untuk merasa terhubung dan penasaran mengenai semua bentuk kehidupan. Manusia
berkemungkinan lebih besar menyelamatkan hal yang mereka hargai,dan berkemungkinan lebih besar menghargai hal-hal
yang mereka ketahui.
.

2.2 RINGKASAN BUKU II


A. BIODIVERSITAS FLORA DAN FAUNA GLOBAL DAN INDONESIA
Biodiversitas ataupun keanekaragaman hayati digunakan untuk menunjukkan variasi semua hewan, tumbuhan,dan
mikroorganisme yang terdapat di bumi Indonesia yang dapat dibedakan pada tingkat gen ataupun DNA, jenis atau
spesies,dan habitat atau ekosistem (disebut juga keanekaragaman ekologi).Para ahli memperkirakan bahwa di bumi ini ada
sekitar 5 hingga 30 juta jenis makhluk hidup bahkan sebagian memperkirakan hingga 109 juta spesies. Sebagai sebuah
pusat keanekaragaman jenis utama di dunia, Indonesia yang walaupun luasnya hanya meliputi 1,3%dari permukaan bumi,
ternyata berbagai hasil penelitian menunjukkan kawasan ini mengandung 10% dari jenis-jenis reptilia dan amfibia seluruh
dunia,17% dari jenis-jenis unggas seluruh dunia dan paling sedikit 37% dari jenis-jenis ikan seluruh dunia.

B.PERANAN DAN MANFAAT BIODIVERSITAS

7
Memasuki era revolusi 4.0 pada masa kini merupakan suatu revolusi yang mampu mendisrupsi pasar yang kaya akan
inovasi.Dalam hal ini revolusi industri yang kita masuki ini dicirikan oleh inovasi berbasis bahan biologi/makhluk hidup
(biotermal). Olehkarena itu sering disebut inovasi berbasis bioekonomi(bio based economy), yakni suatu inovasi dimana
proses dan produk dilakukan melalui pemanfaatan bahan biologi (flora dan fauna yang kita miliki). Produk dan proses itu
berkaitan dengan produk pangan,papan,sandang,pakan,energi,farmasi (bidang kesehatan seperti obat dan kosmetik),
perlindungan lingkungan.Keanekaragaman yang berlimpah yang kita miliki akan menjadi kunci kelangsungan hidup
manusia Indonesia pada masa kini maupun dimasa yang akan datang.

C.DEGARADASI KUALITAS LINGKUNGAN


Seiring dengan meningkatnya populasi manusia, peningkatan kebutuhan dasarnya pun akan terjadi, baik itu
kebutuhan primernya (makan, minum, obat-obatan,dll) maupun kebutuhan sekunder (sandang,papan) bahkan kebutuhan
tertiernya Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, lingkungan beserta sumberdaya alam ada di dalamnya akan menjadi
sasarannya/dimanfaatkan. Hutan acapkali digunakan sebagai sumber berbagai kebutuhan hidup manusia akan dieksploitasi
dan dirambah. Penggunaan hutan, terlebih untuk kepentingan industri dan pertambangan akan menimbulkan efek negatif
terhadap lingkungan karena industri dan pertambangan itu menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan
sekitar,baik pada bagian tanahnya,air(daerah aliran sungai-DAS) dan udara.Pada keadaan yang demikian menyebabkan
penurunan atau degradasi kualitas lingkungan.Oleh karena itu, setiap pemanfaatan sumberdaya alam dalam hal ini
biodiversitas (flora dan fauna)yang ada didalamnya, bilamana telah berada diluar kemampuan reproduksinya akan
menyebabkan degradasi ataupun penurunan kualitas lingkungan.
Berbagai kasus degradasi kualitas lingkungan (tanah,air,udara) sebagai akibat dari penggunaan sumber daya hutan
dan perairan untuk keperluan industri dan pertambangan telah dilaporkan di Indonesia.Misalnya, Pertambangan emas
raksasa PT FREEPORT INDONESIA (Freeport Mac Moran) yang melakukan eksplorasi tambang emas di hutan Papua,jika
tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan Papua.
Kasus terjadinya degradasi kualitas lingkungan oleh aktivitas industri pulp dan rayon di kawasan Tapanuli juga
telah pernah dilaporkan. PT INTI INDORAYON UTAMA (IIU) sempat mencemari sungai Asahan, apalagi saat dimana
"Aerated Lagoonnya" jebol yang menyebabkan sejumlah ikan di sungai Asahan mengalami kematian. Saat ini saat dimana
industri tersebut tidak lagi menghasilkan rayon melainkan hanya pulp dan berada dibawah naungan PT Toba Pulp Lestari
(PT TPL) sejumlah besar permasalahan lingkungan yang menyebabkan degradasi kualitas lingkungan di kawasan Tapanuli
menurun, khususnya Porsea telah dapat diminimalisasi.
Saat hutan-hutan dibalak, sesungguhnya ribuan jenis flora dan fauna juga sedang digiring menuju kepunahan.Lagi-
lagi menyebabkan degradasi kualitas lingkungan. Menurut Dr.Edward O Wilson, seorang biolog di Harvard University,
diperkirakan 27.000 spesies pertahun,atau tiga spesies perjam sedang menuju kepunahan. Perburuan dan koleksi yang
berkontribusi pada kepunahan berbagai jenis spesies hewan dan tumbuhan yang kita miliki. Tindakan-tindakan semacam itu
hingga saat ini masih saja berlangsung.
Berdasarkan interpretasi citra landsat,laju degradasi hutan Indonesia dilaporkan pernah mencapai besaran 1,6 juta
hektar pertahun,dan bahkan dapat mencapai 2,1 juta hektar pertahun. Hal ini terjadi karena adanya kegiatan penebangan liar
(ilegal logging) dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang diikuti oleh peredaran hasil hutan yang juga ilegal.

8
Akhir-akhir ini melalui media cetak dan elektronik kita dapat memperoleh informasi tentang degradasi kualitas
sungai Citarum yang berada di Jawa Barat. Dilaporkan sungai tersebut telah mengalami pencemaran yang berat. Sejumlah
industri dan masyarakat sekitar untuk waktu yang lama telah menggunakan sungai tersebut sebagai tempat pembuangan
limbahnya, termasuk limbah plastik. Diperkirakan Untuk memilihkan sungai tersebut dalam arti airnya menjadi bersih
diperlukan waktu kurang lebih tujuh tahun dan dana yang diperlukan untuk memulihkan nya dapat mencapai triliunan
rupiah. Penggunaan air sungai citarum yang tercemar berat oleh penduduk sekitar diperkirakan akan dapat menyebabkan
"stunting" atau pertumbuhan yang cebol bagi bayi-bayi yang lahir sebagai akibat dari konsumsi air tersebut, termasuk dalam
bentuk mikroplastik melalui rantai makanan. Bagaimana dengan kualitas sungai Deli yang mengalir membelah kota Medan
yang selanjutnya mengalir dan bermuara di lautan daerah Belawan? Adakah kualitas nya juga sudah amat tercemar?
Limbah plastik yang banyak mengapung di dalamnya dan warna airnya yang berwarna hitam,tidakkah itu belum cukup juga
menjadi suatu tanda bahwa sungai Deli tersebut telah tercemar berat?
Dalam beberapa kasus, tumpahan minyak (oil spills) juga turut serta dalam mendegradasi kualitas lingkungan
perairan,baik itu laut (maritim) maupun danau. Adapun tumpahan minyak tersebut dapat berasal dari transportasi minyak
oleh kapal tanker (dalam hal ini kapalnya bocor, tabrakan,tenggelam,kandas dan terbakar), pengeboran minyak lepas
pantai,pengilangan minyak maupun dari pemakaian bahan bakar produk minyak bumi. Membuang sampah sembarang,
membendung selokan dan riol-riol,membeton pekarangan,menutup dan mengaspal jalur hijau, kesemuanya itu termasuk
juga tindakan mendegradasi kualitas lingkungan yang akhirnya juga bermuara kepada bencana banjir. Jika hal itu terjadi
maka degradasi kualitas lingkungan pun akan semakin nyata di depan mata. Sehubungan dengan masala-masalah ataupun
kasus-kasus lingkungan di atas, penurunan atau degradasi kualitas lingkungan perairan di Sumatera Utara menurut Dr.D.E
Parry (Team Leader Proyek PMCA-III) erat kaitannya dengan :
 Pembuangan sampah rumah tangga ke badan-badan sungai
 Pembuangan limba industri ke badan-badan sungai
 Pengaruh buangan air dari daerah pertanian (yang mengandung pestisida) ke dalam sungai serta peresapan air tanah
 Pembuangan bentuk limbah industri pengolahan hasil pertanian
 Hilangnya pelindung daerah penyangga sumber air
 Pemantauan dan peraturan debit air sungai
 Pendangkalan dan erosi tanah
 Pengembangan yang kurang cocok pada sepanjang tebing sungai
 Kepentingan penggunaan sungai yang saling bertentangan
 Tersedianya data yang tidak teratur dan sulit dipercaya

Plastik-plastik bilamana telah terurai (biasanya berlangsung dalam waktu yang relatif lama)akan menjadi mikroplastik
yang akan dikonsumsi ikan-ikan yang berujung sampainya kepada karnivor puncak yakni manusia,akan berdampak pada
pertumbuhan yang tidak normal bagi manusia sehingga menyebabkan manusia cebol ataupun stunting, seperti yang telah
dikemukakan pada kasus pencemaran yang amat berat yang dialami oleh sungai Citarum di Jawa Barat.Oleh karena itulah
marilah kita menjadi orang-orang yang berkarakter peduli akan lingkungan (be care on environment), sehingga lingkungan
tidak saja menjadi lingkungan yang mampu menopang kehidupan manusia generasi masa kini akan tetapi juga manusia
generasi mendatang.

9
BAB III

PEMBAHASAN

ANALISIS UMUM
Buku 1
Keanekaragaman genetik adalah bahan mentah yang membuat mikroevolusi dan adaptasi
terhadap lingkungan memungkinkan untuk terjadi. Bila populasi-populasi hilang, maka jumlah
individu dalam spesiesnya pun berkurang, demikian pula sumber daya genetik bagi spesies
tersebut.
Ekolog telah mengidentifikasi empat faktor utama penyebab hilangnya keanekaragaman
hayati: penghancuran dan fragmentasi habitat, spesies invasif, ekploitasi berlebihan, dan polusi.
Selain itu, para saintis menduga perubahan iklim global akan menjadi penyebab utama kepunahan
tak berapa lagi di masa depan.

Buku 2
Biodiversitas ataupun keanekaragaman hayati dalam hal ini adalah istilah yang digunakan
untuk menunjukkan variasi semua hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang terdapat di
Indonesia, yang dibedakan pada tiga tingkatan, yaitu pada tingkat gen ataupun DNA, jenis atau
spesies, habitat atau ekosistem (disebut juga keanekaragaman ekologi). Indonesia sendiri kaya
akan anekaragam ekosistem, baik itu ekosistem yang bersifat alami ataupun buatan.
Sebagai sebuah pusat keanekaragaman jenis utama di dunia, Indonesia yang walaupun
luasnya hanya meliputi 1,3% dari permukaan bumi, ternyata berbagai hasil penelitian
menunjukkan kawasan ini mengandung 10% dari jenis-jenis tanaman berbunga seluruh dunia,
12% dari jenis-jenis mamalia dari seluruh dunia, 17% dari jenis-jenis ungggas seluruh dunia dan
paling sedikit 37% dari jenis-jenis ikan di seluruh dunia.

HIPOTESIS ATAU DUGAAN


Buku 1
Ekolog telah mengidentifikasi empat faktor utama penyebab hilangnya keanekaragaman

10
hayati: penghancuran dan fragmentasi habitat, spesies invasif, ekploitasi berlebihan, dan polusi.
Selain itu, para saintis menduga perubahan iklim global akan menjadi penyebab utama kepunahan
tak berapa lagi di masa depan.

Buku 2
Adapun hipotesis yang dihasilkan adalah bahwa dimasa masa mendatang kondisi
lingkungan akan semakin memburuk seiring dengan bertambahnya penyimpangan yang dilakukan
masyarakat . Penurunan atau degradasi kualitas lingkungan perairan di Sumatera Utara menurut
Dr. D.E Parry (Team Leader Proyek PMCA-III) erat kaitannya dengan:
 Pembuangan sampah rumah tangga ke badan-badan sungai
 Pembuangan limbah industri ke badan-badan sungai
 Pengaruh buangan air dari daerah pertanian (yang mengandung pestisida) ke dalam sungai serta
peresapan air tanah
 Pembuangan bentuk limbah industri pengolahan hasil pertanian
 Hilangnya pelindung daerah penyangga sumber air
 Pemantauan dan peraturan debit air sungai
 Pendangkalan dan erosi air tanah
 Pengembangan yang kurang cocok pada sepanjang tebing sungai
 Kepentingan penggunaan sungai yang saling bertentangan
 Tersedianya data yang tidak teratur dan sulit dipercaya

ANALISIS DATA PENDUKUNG DATA DAN BUKTI


Buku 1
 Penghancuran habitat: disebabkan oleh agrikultur, pembangunan perkotaan, perhutanan, dan
pertambangan. Penghancuran habitat mempengaruhi lebih dari 85% dari semua burung, mamalia,
dan amfibia yang terancam punah.
 Spesies invasif: pertumbuhan tak terkontrol populasi spesies yang diintroduksi manusia telah
menyebabkan kekacauan ketika spesies hasil introduksi itu bersaing, memangsa, atau memparatisi
spesies-spesies asli setempat. Kurangnya interaksi dengan spesies-spesies lain yang dapat
menahan laju pertumbuhan pendatang baru itu kerap kali merupakan faktor kunci mengapa spesies
bukan-asli bisa menjadi invasif.
 Ekploitasi berlebihan: Bison Amerika, kura-kura Galapagos, dan harimau adalah sebagian dari
banyak spesies darat yang jumlahnya telah berkurang drastic akibat pemanenan komersial,

11
penangkapan, dan olahraga berburu yang berlebihan. Pemanenan berlebihan juga mengancam
beberapa tumbuhan, termasuk pepohonan langka seperti mahoni dan rosewood yang menghasilkan
kayu berharga.
 Polusi: polusi udara dan air adalah faktor yang berkontribusi terhadap penurunan populasi ratusan
spesies di seluruh dunia.

Buku 2
Berdasarkan interpretasi citra landsat, laju degradasi hutan Indonesia dilaporkan pernah
mencapai besaran 1,6 juta hektar per tahun, dan bahkan dapat mencapai 2,1 juta hektar pertahun.
Hal ini terjadi karena adanya kegiatan penebangan liar (illegal logging) dari orang-orang yang
tidak bertanggungjawab yang diikuti oleh peredaran hasil hutan yang juga illegal.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU I

KELEBIHAN :

o Isi buku lengkap dengan materi Komunitas dan Ekosistem sesuai dengan judulnya.
o Buku ini memuat banyak referensi seperti pengertian, yang banyak memuat pendapat-pendapat
para ahli, sehingga pembaca semakin memperluas wawasan mereka.
o Pembahasan di dalam buku tersebut  dilengkapi dengan berbagai gambar sehingga mempermudah
pembaca untuk memahami isi buku.
o Penjelasan materi-materi dalam buku dilengkapi dengan contoh-contoh sehingga pembaca
langsung dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
o Materi yang dibahas cukup mendalam serta menyeluruh sehingga sangat tepat untuk dibaca oleh
orang-orang yang ingin memperdalam ilmunya terlebih biologi
o Buku ini menulis rangkuman di setiap akhiran chapternya, yang mempermudah peserta didik
memahami isi buku.

KELEMAHAN :
o Kata-kata di dalam buku ini banyak menggunakan bahasa Inggris,
o Buku ini sangat berat,besar dan tebal sehinggal tidak efisien untuk dibawa kemana-mana

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU II

KELEBIHAN :
o Buku ini memuat banyak referensi yang banyak memuat pendapat-pendapat para ahli, sehingga
pembaca semakin memperluas wawasan mereka.
o Pembahasan di dalam buku tersebut  sangat  terstruktur sehingga pola pikir pembaca menjadi
terarah.

12
o Tata bahasa yang digunakan dalam buku ini sangat baik dan sederhana sehingga memudahkan
pembaca untuk mengerti.
o Buku ini menulis rangkuman di setiap akhiran chapternya, yang mempermudah peserta didik
memahami isi buku tanpa harus membaca keseluruhan isi buku

KELEMAHAN :
o Tidak dilengkapi dengan gambar/ diagram yang mempermudah pembaca untuk mengerti.
o Topik dalam buku tidak terlalu lengkap
o Dalam setiap bab dibuku ini sangat sedikit materi yang dibahas.

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian kedua buku diatas dapat disimpulkan yaitu :
 Biodiversitas ataupun keanekaragaman hayati digunakan untuk menunjukkan variasi semua hewan,
tumbuhan,dan mikroorganisme yang terdapat di bumi Indonesia yang dapat dibedakan pada tingkat gen
ataupun DNA, jenis atau spesies,dan habitat atau ekosistem (disebut juga keanekaragaman ekologi).
 Seiring dengan meningkatnya populasi manusia, peningkatan kebutuhan dasarnya pun akan terjadi, baik
itu kebutuhan primernya (makan, minum, obat-obatan,dll) maupun kebutuhan sekunder (sandang,papan)
bahkan kebutuhan tertiernya Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, lingkungan beserta sumberdaya alam
ada di dalamnya akan menjadi sasarannya/dimanfaatkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan yaitu :
 Ekolog telah mengidentifikasi empat faktor utama penyebab hilangnya keanekaragaman hayati :
penghancur dan fragmentasi habitat, spesies, invasif, eksploitasi berlebihan dan polusi.
 Penghancuran Habitat
 Spesies Invasif
 Eksploitasi Berlebihan
 Polusi
 Ratusan peneliti telah menyelidiki efek fragmentasi hutan pada semua tingkat penelitian ekologi. Secara
umum, hasil-hasilnya telah menunjukkan bahwa fragmentasi hutan menjadi kepingan-kepingan yang
semakin kecil menyebabkan penurunan keanekaragaman spesies. Para peneliti juga mendokumentasikan
efek-efek tepi, seperti yang dideskripsikan dalam subbab sebelumnya. Perubahan-perubahan faktor
abiotik di sepanjang tepi-tepi fragmen, termasuk gangguan angin yang meningkat,suhu yang lebih tinggi,
dan kelembaban tanah yang menurun, berperan dalam perubahan komunitas. Mereka juga mengamati
perubahan-perubahan komposisi komunitas invertebrata yang menghuni tanah dan serasah daun.
 Edward O. Wilson, mengajukan bukti bahwa biofilia kita adalah karakteristik bawaan, produk evolusi dari
seleksi alam yang bekerja pada spesies cerdas yang kesintasannya bergantung pada hubungan erat dengan
lingkungan dan apresiasi praktis atas tumbuhan dan hewan.
 Manusia berkemungkinan lebih besar menyelamatkan hal yang mereka hargai,dan berkemungkinan lebih
besar menghargai hal-hal yang mereka ketahui.
Indonesia merupakan salah satu pusat biodiversitas di dunia. Biodiversitas yang sedemikian kaya
akan menjadi bahan baku dasar untuk kelangsungan hidup manusia, tidak hanya bagi bangsa Indonesia

13
akan tetapi bangsa-bangsa lain yang ada dimuka bumi ini. Biodiversitas itu sebaiknya tidak digunakan
diluar kemampuan reproduksinya. Penurunan ataupun degradasi biodiversitas pada berbagai habitat dapat
disebabkan oleh berbagai aktifitas manusia. Oleh karena itu marilah menjadi orang yang peduli
lingkungan (biodiversitas) sehingga degradasi kualitas lingkungan dapat dikurangi/diminimalisasi.
Semua buku diciptakan pasti memiliki tujuan yang positif namun jika sudah memiliki pembanding
buku jadi memiliki kekurangan dan kelebihan untuk dibandingkan. Jadi tidak ada buku yang tidak bagus
selagi berguna bagi perkembangan manusia kearah yang lebih baik.

SARAN
Saran untuk buku I:.
1. Sebaiknya ada penjelasan mengenai kata atau istilah dalam bahasa inggris agar pembaca dapat
memahami istilah atau kata dalam bahasa inggris tersebut.
Saran untuk buku II:
1. Isi buku ini sebaiknya dilengkapi dengan banyak contoh soal dan pembahasan karena buku adalah
salah satu sarana belajar setiap orang dan tidak sedikit juga orang bisa mengerti hanya melalui
penjelasan materi tetapi melalui contoh-contoh soal dan pembahasannya juga.
2. Sebaiknya topik dalam buku dijadikan lengkap.
3. Buku sebaiknya memuat gambar pendukung materi agar memudahkan pembaca untuk memahami
metri yang dipaparkan.
4. Sebaiknya cover dibuat sebaik dan semenarik mungkin.

Intinya menurut saya daya tarik buku adalah hal yang penting bagi pembaca, pembaca yang kurang
berminat dalam hal membuka buku pasti sangat tertarik pada buku yang memiliki daya tarik tertentu
seperti cover, isi buku, warna buku dan lain sebagainya.
Terutama bagi pembaca yang malas pasti dia akan sangat tertarik pada buku yang disusun secara
menarik terutama pada bagian luar atau cover-nya.
Namun, bukan berarti kita hanya fokus pada cover-nya saja, cover hanya sebagai daya tarik dari buku,
jika covernya bagus, mungkin pembaca akan lebih tertarik membacanya.Tetapi, jangan hanya memandang
cover saja karena ada pepatah mengatakan “Don’t judge a book by its cover” kita jangan menilai dari luar
saja, karena yang kita perlukan adalah isi bukan sampul.
Menurut saya buku yang memiliki isi lebih lengkap adalah buku pertama (INTISARI BIOLOGI) jadi
saran saya buku ini adalah pilihan yang bagus bagi kita yang ingin mencari sebuah buku dengan isi yang
lengkap.

14
DAFTAR PUSTAKA

Simon E.J.dkk.2015.CAMPBELL Intisari Biologi.Jakarta:ERLANGGA

Sinambela.M.dkk.2018.BIOLOGI UMUM.Medan:UNIMED Press

15

Anda mungkin juga menyukai