Anda di halaman 1dari 25

Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling

Pendidikan Formal, Nonformal, dan Informasi


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Pendidikan

Disusun Oleh
KELOMPOK 4

1. Fitri nurwanda (71200514001)


2. Agustin mandayani (71200514017)
3. Dafit (71200514018)
4. Adilla Jelita (71200514008)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2022
EXCECUTIVE SUMMARY

Tugas Critical Book Review adalah tugas kajian pustaka terkait memecahkan
masalah atau pengkajian yang mendalam tentang konsep dan prinsip ilmu yang
dipelajari yang berisi deskripsi, analisis, bandingan, sintesis tentang isi buku,
mengungkap kelebihan dan kekurangan, kesimpulan dan critical position mahasiswa
yang dapat terdiri dari satu buku teks secara keseluruhan atau berbagai referensi
buku yang digunakan sebagai sumber belajar pada pembelajaran tertentu.

Critical Book Review dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kurikulum baru
KKNI dalam mata kuliah Supervisi Pendidikan. Dalam penyusunan CBR ini penulis
menggunakan 2 buku yang terdiri atas 1 buku utama dan 1 buku pembanding.
Pemenuhan tugas CBR ini dimaksudkan sebagai acuan tugas yang harus dipenuhi.
Dengan begitu, mahasiswa-mahasiswi akan dengan sadar harus memenuhinya.
Critical Book Review berisi kajian menganalisis isi buku yang didalam tugas tersebut
memuat hal-hal yang harus diperhatikan. Dari pemberian tugas itu, maka diharapkan
tumbuh minat membaca bagi mahasiswa-mahasiswi agar berkenan membaca dan
memahami buku. Itu adalah yang menjadi harapan dari adanya pemberian tugas dan
benar-benar harus diusahakan dengan maksimal dan giat. Adapun criteria
pemenuhan tugas ini adalah:

1. Memperhatikan bagian tampilan (cover/sampul) pada satu kajian buku.


2. Memperhatikan identitas pada suatu kajian buku.
3. Memperhatikan setiap bab pembahasan pada suatu buku/ikhtisar buku.
4. Memberikan penilaian berupa kelebihan dan kekurangan buku.
5. Memberikan pendapat berupa saran dan kritik kepada penulis buku.

Dari pemenuhan tugas tersebut, maka harus diperhatikan dengan baik dan
seksama. Hal itu akan menentukan hasil dari kerja pustaka yang dilakukan. Sebagai
mahasiswa-mahasiswi yang baik, maka tugas tersebut harus diselesaikan dengan
baik dan tepat yang menurut anjuran penyelesaian tugas yang telah ditetapkan.
Pengumpulan tugas ini dalam bentuk soft copy dan hard copy.

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih


lagi Maha Penyayang, yang telah mencurahkan nikmat-Nya secara utuh, sempurna,
melimpah, dan tanpa jeda sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik tugas
Critical Book Review (CBR). Shalawat dan salam semoga tercurah dan terlimpahkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, manusia mulia yang pernah berjalan di
muka bumi ini, dan tidak ada akhlak yang lebih agung daripada beliau. Maka sungguh
setiap perkataan dan perbuatannya adalah sesuatu yang harus kita teladani. Semoga
dengan memperbanyak shalawat kepadanya, kita termasuk ke dalam golongan yang
akan mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak. Aamiin.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah profesi Kependidikan, Ibu Ratna Soraya, S.Pd M.Hum serta kepada segenap
pihak yang telah memberikan bantuan serta arahan selama penyusunan laporan CBR
ini.
Akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan waktu yang telah
ditentukan. Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkankan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca demi kebaikan laporan CBR ini.

Medan, 20 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

EXCECUTIVE SUMMARY....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 1

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR.............................................................................. 1


B. Tujuan Penulisan CBR............................................................................................. 1
C. Manfaat CBR................................................................................................................ 1
D. Identitas Buku............................................................................................................ 2

BAB II RINGKASAN BUKU.................................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................... 14

A. Pembahasan Isi Buku.............................................................................................. 14


B. Kelebihan dan Kekurangan Buku.......................................................................18

BAB IV PENUTUP..................................................................................................................... 19

A. Kesimpulan.................................................................................................................. 19
B. Rekomendasi.............................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 20

LAMPIRAN ................................................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya
dari segi analisis bahasa, pembahasan tentang kewirausahaan, oleh karena itu,
penulis membuat Critical Book Review ini untuk mempermudah pembaca dalam
memilih referensi, terkhusus pada pokok bahasan tentang Supervisi Pendidikan.

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Mengulas isi sebuah buku.
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku.
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab dari buku pertama dan buku kedua.
4. Membandingkan isi buku pertama dan buku kedua.
5. Mengkritisi satu topik materi kuliah kewirausahaan dalam dua buku yang
berbeda.

C. Manfaat CBR
1. Untuk menambah wawasan tentang kewirausahaan.
2. Untuk mengetahui cakupan beberapa metode dan pendekatan dalam
kewirausahaan.
3. Untuk mengetahui tata cara mendirikan sebuah usaha.
4. Untuk mengetahui perbedaan jenis usaha dan bidang usaha.

Untuk mengetahui proses berwirausaha yang dijelaskan dengan kenyataan


yang terjadi sebenarnya.

1
D. Identitas Buku
BUKU 1
1. Judul Buku : Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling
2. Judul Bab : Pengertian Bimbingan Dan Konseling
3. Edisi : Januari
4. Pengarang/Editor : Dr. Rifda El Fiah M.Pd
5. Penerbit : Idea Press
6. Kota Terbit : Yogyakarta
7. Tahun Terbit : 2015
7. ISBN : 978-602-8686-88-4

BUKU 2
1. Judul Buku : Bimbingan Dan Konseling
2. Judul Bab : Pendidikan Formal, Nonformal, dan Informasi
3. Edisi :
4. Pengarang : Dr. H. Sutirna, M.Pd
5. Penerbit : CV. Andi Offset
6. Kota terbit : Yogyakarta
7. Tahun terbit : 20
8. Jumlah Hal : 202

2
BAB II
RINGKASAN BUKU

Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling


Bab 1 : Konsep dasar bimbingan dan konseling
a. Pengertian bimbingan dan konseling

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari “guidance” dan “counseling” dalam
bahasa Inggris. “Guidance” atau akar katanya “guide” bermakna menunjukkan,
membimbing, membantu, menemukan, mengatur, mengemudikan, memimpin, memberi
saran, ataupun menuntun. Jadi bimbingan dapat diartikan membantu atau menuntun. Namun
tidak semua bantuan atau tuntunan merupakan bimbingan.
Furqon (2005:3) mengemukakan bahwa bimbingan sebagai bagian dari aspek pendidikan
yang berfokus pada upaya membantu individu memenuhi kebutuhan, memahami potensi, dan
mengembangkan tujuan kehidupan. Bimbingan adalah bantuan dari seorang profesional
untuk membantu perkembangan individu. Menurut pendapat strang (1970) mengatakan
bahwa bimbingan adalah proses belajar bagaimana menyelesaikan masalah yang berkembang
secara optimal.
Menurut Prayitno (2004: 100), istilah konseling secara etimologis berasal dari bahasa latin
“consilen” yang berarti dengan atau bersama yang dirangkai dengan menerima atau
memahami. Menurut Yusuf (2009) dalam ASCA (American School Counselor Association)
mengemukakan bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh
dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada konseli, konselor
mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu konseli mengatasi
masalah-masalahnya.
Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan oleh
konselor (orang yang membantu) dan konseli (orang yang dibantu) baik secara individu
maupun kelompok melalui serangkaian teknik agar konseli dapat mengatasi masalah-
masalahnya.
b. Visi dan misi bimbingan konseling

Visi bimbingan dan konseling adalah pengembangan seluruh aspek kepribadian individu,
pencegahan terhadap timbulnya masalah yang akan menghambat perkembangan dan
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi individu. Secara ringkas dapat dirumuskan
bahwa visi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang
3
membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan
perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri,
dan bahagia.
Sedangkan misi dimaknai sebagai sebuah pernyataan yang menggambarkan visi. Dengan
kata lain misi adalah cara-cara untuk mencapai visi. Misi bimbingan dan konseling adalah
sebagai berikut
 Misi pendidikan, yaitu mendidik mendidik individu dan/atau kelompok melalui
pengembangan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan terkait
dengan masa depan.
 Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi
individu ke arah perkembangan yang optimal.
 Misi pengentasan masalah, yaitu membantu dan memfasilitasi pengentasan masalah
yang dihadapi individu mengacu pada kehidupan sehari-hari yang efektif.

Dalam formulasi yang lebih ringkas dan sejalan visi di atas maka misi bimbingan dan
konseling adalah membantu memberikan kemudahan kepada individu untuk
mengembangkan seluruh dimensi kepribadiannya seoptimal mungkin, sehingga terwujud
individu yang tangguh menghadapi masa kini dan masa depannya.

Bab 2 : Tujuan, Prinsip, Asas dan Fungsi Bimbingan dan Konseling


a. Tujuan bimbingan dan konseling

Secara umum tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu menjadi insan yang
berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi,
pilihan, penyesuaian, dan keterampilan serta mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam rangka menemukan
pribadinya sehingga mampu memahami kelebihan dan kekurangan dirinya, dapat menerima
dan menyikapi dan mengaktualisasikan dirinya lebih lanjut dalam kehidupan sosialnya.
Menemukan pribadi bermakna juga individu tersebut di samping dapat mewujudkan hal-hal
positif dalam dirinya juga dapat menerima apa adanya hal-hal negatif yang mungkin terdapat
pada pribadinya. Bila individu merasa kurang memiliki motivasi dan prestasi dalam belajar,
diharapkan individu tersebut tidak memiliki rasa minder (rendah diri) ataupun putus asa dan
perasaan negatif lainnya, tetapi justru ia lebih semangat, lebih giat belajar untuk memperbaiki
kekurangan dan diharapkan dapat mengejar ketertinggalannya.
4
b. Prinsip-prinsip bimbingan konseling

Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi
dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
1. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu

Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada setiap individu atau peserta didik, baik
yang bermasalah atau yang tidak bermasalah. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan
dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan perkembangan dari pada penyembuhan
(kuratif). Dan lebih mengutamakan teknik kelompok daripada perorangan.
2. Bimbingan bersifat individualidasi

Setiap individu bersifat berbeda satu dengan yang lainnya dan melalui bimbingan individu
dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut.
3. Bimbingan menekankan hal yang positif

Dalam kenyataannya masih ada individu yang memiliki persepsi yang negatif terhadap
bimbingan, Karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat
berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang
menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan dan konseling merupakan cara
untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan
peluang untuk berkembang.
4. Bimbingan merupakan usaha bersama

Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tapi juga tugas guru-guru dan
kepala sekolah. Mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan dan konseling.
5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan

Bimbingan dan konseling mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat
kepada individu, yang dimana itu semua sangat penting baginya dalam mengambil
keputusan.
6. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan

Pemberian layanan bimbingan tidak hanya dilingkungan sekolah, tetapi juga di lingkungan
keluarga, perusahaan, atau industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat
pada umumnya. Bidang layanan bimbingan pun bersifat multiaspek yaitu meliputi aspek
5
pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.
c. Asas-asas bimbingan dan konseling

Asas atau dasar merupakan landasan untuk melakukan suatu kegiatan yang dijadikan sebagai
dasar pertimbangan kegiatan tersebut dilaksanakan. Adapun asas-asas tersebut adalah sebagai
berikut
 Asas kerahasiaan

Asas kerahasiaan merupakan asas kunci di mana konselor berkewajiban penuh memelihara
dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin
dan konseli merasa aman rahasianya tidak diketahui pihak lain.
 Asas kesukarelaan

Kegiatan bimbingan dan konseling bukanlah merupakan suatu paksaan. Dengan adanya
kesukaan dan kerelaan konseli dan konselor untuk menjalani proses konseling maka antara
konseli dan konselor akan terjalin kerjasama yang demokratis.
 Asas keterbukaan

Konselor terlebih dahulu bersifat terbuka dan tidak pura-pura, agar konseli juga berbuat
demikian, asa ini sangat berhubungan dengan terbinanya asas kerahasiaan dan Adanya
kesukarelaan pada diri konseli sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling.
 Asas kegiatan

Asas ini menghendaki agar konseli tidak pasif tapi berpartisipasi aktif dalam proses
konseling, dalam hal ini konselor hendaknya berupaya mendorong konseli untuk aktif dan
berpartisipasi dalam setiap sesi konseling yang dilaksanakan.
 Asas kemandirian

Kemandirian ini ditunjukkan dengan konseli mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan dan dapat mengaktualisasikan diri.
 Asas kekinian

Asas ini berangkat dari pernyataan bahwa konseling bertitik tolak dari masalah yang
dirasakan konseli saat sekarang atau saat ini, walau tak dapat dipungkiri bahwa proses
konseling itu menjangkau dimensi masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
 Asas kedinamisan

Asas ini menghendaki agar isi layanan bimbingan dan konseling tidak statis, tetapi selalu

6
bergerak terus, berkembang, dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dari waktu ke waktu
sampai terjadi perubahan sikap dan perilaku kondisi ke arah yang lebih baik.
 Asas keterpaduan

Asas ini menginginkan supaya layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan
Konselor atau pihak-pihak lain hendaknya ada kerjasama, saling menunjang, terpadukan, dan
harmonis.
 Asas kenormatifan

Asas ini bermakna bahwa konselor tidak boleh memaksa konseli agar menerima dan
memakai norma dan nilai yang dianutnya kepada konseli.
 Asas keahlian

Agar proses bimbingan dan konseling dapat mencapai hasil yang diharapkan maka konselor
harus memiliki pendidikan dan keterampilan yang memadai serta sikap dan kepribadian yang
sesuai dengan ketentuan profesinya.
 Asas ahli tangan

Tidak jarang Konselor belum dapat mengatasi masalah konseli setelah konseling berakhir.
Dalam hal ini konselor perlu mengahlitangankan konseli kepada konselor lain atau pihak lain
yang lebih ahli untuk menangani masalah yang sedang dihadapi oleh konseli.
 Asas Tut Wuri Handayani

Asas ini menghendaki agar layanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat
menciptakan suasana yang kondusif, yang penuh dengan keteladanan, rasa aman, dan nuansa
yang membangkitkan motivasi agar konseli berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d. Fungsi bimbingan dan konseling

Layanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi
melalui kegiatan bimbingan dan konseling. Adapun fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai
berikut.
 Fungsi pemahaman

Yaitu membantu peserta didik (konseli) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya. Berdasarkan pemahaman ini individu diharapkan mampu
mengembangkan potensi diri secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
secara dinamis dan konstruktif.
 Fungsi pencegahan
7
Yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami peserta didik. Melalui fungsi
ini, Konselor memberikan bimbingan kepada peserta didik tentang cara menghindari diri dari
perbuatan atau kegiatan membahayakan dirinya.
 Fungsi perbaikan

Yaitu fungsi bimbingan yang bersifat penyembuhan. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya
pemberian bantuan kepada peserta didik yang telah mengalami masalah, baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir.
 Fungsi penyaluran

Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan,
dan ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, Konselor perlu bekerja sama
dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga.
 Fungsi adaptasi

Yaitu membantu para pelaksana pendidikan khususnya Konselor untuk mengadaptasikan


program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan.
Bab 3 : faktor-faktor yang mempengaruhi perlunya bimbingan dan konseling
a. Faktor Historis

Indonesia sudah mulai tumbuh dan dikenal layanan bimbingan dan konseling di sekolah,
yang fokus layanannya lebih ditekankan untuk membantu peserta didik yang mengalami
masalah terutama peserta didik yang indisipliner di sekolah.
Seiring dengan berjalannya waktu berbagai upaya dilakukan untuk mempersiapkan dan
memenuhi tenaga profesional di bidang bimbingan dan konseling. Salah satu
mendeklarasikan bahwa konselor adalah pendidik dan layanan profesional yang dilakukan
konselor adalah bimbingan dan konseling.
b. Faktor Filosofis

1.Makna dan fungsi


Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi faktor filosofis. Faktor
ini dijadikan juga sebagai landasan dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Faktor
filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya
bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa
dipertanggungjawabkan secara logis, etis dan estetis.
2. Hakikat manusia
8
Bimbingan dan konseling dibangun dari sejumlah teori yang berlandaskan kepada pandangan
tentang hakikat manusia. Namun dalam memandang hakikat manusia ini para tokoh yang
bergerak dalam bimbingan dan konseling tidak memiliki mahzab yang sama.
Bab 4 : kedudukan dan ragam bimbingan dan konseling
a. Kedudukan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

Berbicara soal bimbingan dan konseling tidak bisa terlepas dari pendidikan, Karena
bimbingan dan konseling ada di dalam pendidikan. Pendidikan merupakan persoalan fokus
dan tujuan, ia merupakan proses yang esensial dalam mempengaruhi perkembangan manusia.
Menurut kartadinata (2010) terdapat tiga fungsi pendidikan yakni (1) Fungsi pengembangan
membantu individu mengembangkan diri sesuai dengan segenap potensi dan keunikannya ;
(2) fungsi peragaman (diferensiasi), membantu individu memilih arah perkembangan yang
tepat sesuai dengan potensinya; dan (3) fungsi integratif membawa keragaman
perkembangan ke arah tujuan yang sama sesuai dengan hakikat manusia untuk menjadi
pribadi utuh.

b. Ragam bimbingan dan konseling Menurut masalah

Ada 4 jenis bimbingan dan konseling yaitu sebagai berikut


 Bimbingan akademik

Yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah akademik. Yang tergolong masalah-masalah akademik yaitu
pengenalan kurikulum, cara belajar, penyelesaian tugas dan latihan, pencarian dan
penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan. Bimbingan akademik
dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar
terhindar dari kesulitan belajar
 Bimbingan sosial-pribadi

Yaitu bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah sosial-pribadi.
Yang tergolong dalam masalah sosial-pribadi yaitu masalah hubungan dengan teman, guru,
serta pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan.
 Bimbingan karir

Yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan


pemecahan masalah-masalah karir, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman
kondisi lingkungan. Bimbingan karir juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan
9
perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan agar dapat
memahami dirinya, mengenal dunia kerja , mengembangkan masa depan sesuai dengan
bentuk kehidupan yang diharapkan.
 Bimbingan keluarga

Yaitu pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar
mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, dapat menciptakan dan
menyesuaikan diri dengan norma keluarga.
c. Ragam bimbingan dan konseling Menurut teknik

Adapun teknik yang dimaksud sebagai berikut:


 Konseling

Konseling dapat dilakukan dengan cara wawancara langsung (face to face) dengan individu
maupun tidak langsung (melalui media sosial). Konseling ditunjukkan kepada individu yang
normal bukan yang mengalami kejiwaan tetapi hanya mengalami kesulitan dalam
penyesuaian diri dalam pendidikan.
 Nasihat

Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan oleh konselor ataupun
guru bimbingan dan konseling.
Bab 5 : kualitas pribadi Konselor dan miskonsepsi bimbingan
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif banyak ditentukan oleh
konselor. Dengan kata lain keberhasilan dan keefektifan sebuah proses bimbingan dan
konseling banyak dipengaruhi oleh kualitas kepribadian Konselor. Kepribadian seorang
konselor merupakan faktor yang sangat penting dalam konseling. Karena kepribadian
Konselor merupakan titik tumpu penyeimbang antara pengetahuan perilaku dan keterampilan
Konseling.
Dalam kenyataannya di lapangan, tidak sedikit para peserta didik yang tidak mau datang ke
ruang bimbingan konseling, bukan karena Konselor atau guru bimbingan dan konselingnya
yang kurang keilmuannya dalam bidang bimbingan konseling tapi karena mereka memiliki
kesan bahwa Konselor/pembimbing tersebut bersifat judes atau kurang ramah. Oleh karena
itu seorang konselor harus mempunyai kualitas karakteristik seperti pemahaman diri,
kompeten, memiliki kesehatan psikologis yang baik, dapat dipercaya, jujur, kuat, hangat,
responsif, sabar dan pendengar yang aktif.

10
Bab 6 : Dasar-dasar pemahaman peserta didik
Dalam bimbingan dan konseling, konselor atau guru bimbingan dan konseling sangat
diharapkan untuk mengetahui dan memahami konseli atau peserta didik yang akan
dibantunya. Dengan kata lain sebelum Konselor atau guru pembimbing memberikan layanan
bantuan kepada konseli atau peserta didik terlebih dahulu perlu melakukan pemahaman
individu.
Dari sejumlah hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan layanan
bimbingan dan konseling salah satunya adalah memahami konseli secara keseluruhan, baik
masalah yang dihadapi maupun latar belakang kehidupan pribadinya. Dengan data yang
lengkap, konselor akan dapat memberikan layanan bantuan kepada konseli secara tepat dan
terarah.

Bab 7 : Bimbingan dan konseling pendekatan perkembangan


Perkembangan kepribadian manusia yang optimal terjadi melalui interaksi yang sehat dengan
budaya atau lingkungannya. Untuk itu setiap personal yang terlibat dalam aktivitas
pendidikan atau bimbingan di TK hendaknya merujuk pada asumsi bahwa setiap anak pada
hakikatnya perlu mengembangkan pemahaman diri, serta pemahaman dan penghargaan
setiap individu di sekitarnya.
Dalam pendekatan perkembangan kebutuhan akan pelayanan bimbingan di TK muncul dari
karakteristik dan permasalahan perkembangan peserta didik, baik perkembangan yang
berkenaan dengan perkembangan fisik motorik, kognitif, sosial, emosi, bahasa, maupun
moral spiritual anak. Pendekatan perkembangan dalam bimbingan lebih berorientasi
pengembangan ekologi perkembangan peserta didik.

11
1.1 Rangkuman Buku
1. Bab I Pendahuluan

Semakin hari semakin berkembang seperti tanpa batas ruang serta waktu,
bahkan dapat diakses dengan cepat di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.
Apalagi dengan perkembangan dunia pendidikan, jarak, ruang dan waktu bukan lagi
merupakan penghalang bagi manusia untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di
berbagai penjuru dunia oleh karena itu, layanan bimbingan dan konseling sangat
diperlukan sebagai sarana dalam membantu (to help) peserta didik agar tidak salah
langkah dalam menyikapi perkembangan dunia yang semakin canggih. Peserta didik
yang dimaksud bukan saja peserta didik dalam pendidikan formal (sekolah), tetapi
juga dalam pendidikan non-formal ( luar sekolah) dan informal ( lingkungan keluarga )
bahkan bagi guru, tutor, calon guru, calon tutor, dan tidak menutup kemungkinan bagi
para orangtua serta masyarakat.

Bimbingan berarti bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh seseorang


kepada orang lain yang memerlukannya. Perkataan membantu berarti dalam
bimbingan tidak ada paksaan, tetapi lebih menekankan pada pemberian peranan
individu kearah tujuan yang sesuai dengan potensinya. Jadi dalam hal ini, pembimbing
sama sekali tidak ikut menentukan pilihan atau keputusan dari orang yang
dipimpinnya. Yang menentukan pilihan atau keputusan adalah individu itu sendiri.
Bantuan atau pertolongan merupakan hal pokok dalam bimbingan. Namun perlu
diperhatikan tidak semua pertolongan atau bantuan dapat disebut sebagai bimbingan,
seperti membantu anak yang jatuh agar bangkit kembali. Pertolongan atau bantuan
yang dikatakan sebagai bimbingan mempunyai sifat-sifat yang harus dipenuhi.

Sedangkan konseling adalah usaha membantu konseli atau klien secara tatap
muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap
berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang
dihadapi oleh konseli atau klien.

Sejarah khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli


agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-
sosial, belajar ( akademik ), dan karir.

Fungsi layanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:


1. Fungsi pemahaman
2. Fungsi fasilitasi
3. Fungsi penyesuaian

12
4. Fungsi penyaluran
5. Fungsi adaptasi
6. Fungsi pencegahan
7. Fungsi perbaikan
8. Fungsi penyembuhan
9. Fungsi pemeliharaan
10. Fungsi pengembangan

Asas layanan dan bimbingan konseling adalah sebagai berikut:


1. Asas kerahasiaan
2. Asas kesukarelaan
3. Asas keterbukaan
4. Asas kegiatan
5. Asas kemandirian
6. Asas kekinian
7. Asas kedinamisan
8. Asas keterpaduan
9. Asas kenormatifan
10. Asas keahlian
11. Asas alih tangan
12. Asas Tut Wuri Handayani
2. Bab II Landasan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling bagi Guru Mata Pelajaran
A. Landasan filosofi

Landasan filosofi merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan


pemahaman secara khusus dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan
konseling. Landasan filosofis dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
cenderung berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang hakikat
manusia
B. Landasan psikologis

Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman


bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan atau klient.
1) Motif dan motivasi

Motif dan motivasi berkaitan dengan dorongan yang menggerakkan


seseorang melakukan aktivitas tertentu yang mengarah pada suatu tujuan.
Oleh karena itu pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling diwajibkan
dapat memahami motif dan motivasi seseorang
13
2) Pembawaan dan lingkungan

Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang


membentuk dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan yaitu segala
sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil keturunan, sedangkan
lingkungan adalah sarana dan prasarana yang dapat mempengaruhi potensi
sesuai dengan kondusif atau tidaknya suatu lingkungan
3) Perkembangan individu

Perkembangan individu, berkaitan dengan proses tumbuh dan


berkembangnya individu yang berlangsung sejak masa konsepsi hingga
akhir hayatnya
4) Belajar

Belajar merupakan salah satu konsep psikologi yang amat mendasar


titik manusia belajar untuk hidup, tanpa belajar seseorang tidak akan dapat
mempertahankan dan mengembangkan dirinya
5) Kepribadian

Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai


sistem psikofisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan
diri terhadap lingkungan
C. Landasan sosial kultural atau budaya

Landasan ini merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada


konselor tentang dimensi sosial dan budaya sebagai faktor yang mempengaruhi
perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan
sosial budaya dimana ia hidup. Sejak lahir ia sudah dididik dan diajarkan untuk
mengembangkan pola pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial budaya yang ada
disekitarnya.
D. Landasan ilmu pengetahuan dan teknologi

Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan


sistematis dengan menggunakan berbagai metode, seperti pengamatan wawancara,
analisis dokumen prosedur tes inventori atau analisis laboratories yang dituangkan
dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.

Sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konser


dengan individu yang dilayaninya tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap
muka tetapi juga dapat dilakukan secara virtual melalui internet dalam bentuk
cyber counseling
14
E. Landasan pedagogis
F. Landasan religius

Landasan ini cenderung menata kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai


spiritual
G. Landasan yuridis formal

Landasan ini berkaitan dengan berbagai peraturan dan perundangan yang


berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling.

3. Bab III Pendidik Sebagai Seorang Pembimbing

Mendidik bukan hanya sekedar mentransfer pengetahuan kepada peserta


didik, namun lebih dari itu. Pada dasarnya mandiri adalah proses membantu
menumbuh kembangkan kepribadian peserta didik.

Untuk memahami proses pembimbingan diperlukan adanya refleksi pribadi


yang menyangkut pengalaman bimbingan yang pernah dialami pendidik.

Peranan (role) guru artinya keseluruhan perilaku yang harus dilakukan guru
dalam melaksanakan tugasnya. Guru mempunyai peranan yang luas, baik di sekolah, di
dalam keluarga, maupun di lingkungan masyarakat. Guru merupakan faktor utama
dalam keseluruhan proses pendidikan. Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru banyak
memegang berbagai jenis peranan yang mau tidak mau harus dilaksanakan sebagai
seorang guru. Dengan peran guru sebagai pembimbing maka ada tiga pokok tugas
guru, yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan.

4. Bab IV Bimbingan Komprehensif


Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan system kegiatan yang
dibuat guna membantu klien dalam mengembangkan potensi dirinya seoptimal
mungkin.
Titik berat bimbingan dan konseling komprehensif adalah mengarahkan peserta
didik agar mampu mencegah berbagai hal yang dapat menghambat perkembangannya.
Selain itu, melalui hal preventif peserta didik mampu memutuskan dan memilih
tindakan tindakan yang tepat yang dapat mendukung perkembangannya.
Hakikat program bimbingan dan konseling komprehensif dalam tatanan
reformasi terlihat sebagai target pengembangan guru, pimpinan sekolah orang tua dan
masyarakat sebagai mitra kerja.
Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif dikemas dalam 4 komponen
15
yaitu kurikulum bimbingan dan konseling, perencanaan individual, layanan responsif
dan dukungan system.

5. Bab V Bimbingan dan Konseling Bagi Guru Mata Pelaaran


Peranan (role) guru artinya keseluruhan perilaku yang harus dilakukan guru
dalam melaksanakan tugasnya. Guru mempunyai peranan yang luas, baik di sekolah, di
dalam keluarga, maupun di lingkungan masyarakat. Guru merupakan faktor utama
dalam keseluruhan proses pendidikan. Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru banyak
memegang berbagai jenis peranan yang mau tidak mau harus dilaksanakan sebagai
seorang guru.

6. Bab VI Bimbingan dan Konseling di Pendidikan Kesetaraan

Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling pendidikan


kesetaraan (paket b setara SMP), bukan semata-mata terletak pada ada atau tidaknya
landasan hukum atau perundang-undangan atau ketentuan dari atas, namun yang
lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang disebut
konseli, atau mencapai tugas-tugas perkembangan (menyangkut aspek fisik, emosi,
sosial, dan moral spiritual).

Apalagi untuk peserta didik di pendidikan kesetaraan (paket B dan C) yang keberadaannya
sangat jauh dibandingkan dengan peserta didik yang berada di pendidikan formal
(persekolahan), perbedaan tersebut antara lain : dari segi letak geografis, ekonomi
keluarga, keberadaan orang tua, dan lain-lain.

Atas dasar itu, maka implementasi bimbingan dan konseling di pendidikan


kesetaraan diorientasikan upaya memfasilitasi perkembangan konseli, yang meliputi
aspek pribadi sosial belajar dan karir.

7. Bab VII Bimbingan dan Konseling di Lingkungan Masyarakat

Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak


serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang bertakwa kepada Tuhan yang maha esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan demikian, layanan bimbingan dan konseling di masyarakat perlu


dilaksanakan dengan segera oleh insan pendidikan yang bekerjasama dengan seluruh

16
aparat pemerintah dalam rangka memberikan bantuan atau pertolongan sehingga
paradigma masyarakat terhadap segala bentuk yang akan merugikan dirinya sendiri
serta mempersiapkan masa depan yang akan tercapai. Dengan kata lain, bimbingan
dan konseling mempunyai peran dalam mencari jalan keluar atas setiap kesulitan yang
dihadapi masyarakat dalam usaha mengembangkan potensinya.

Bimbingan dan konseling berfungsi untuk membantu kelancaran dan


kesuksesan kehidupan seseorang. Artinya, dengan adanya bimbingan dan konseling di
masyarakat secara intensif akan memberi dampak, baik secara langsung maupun
secara tidak langsung yang akhirnya akan kembali pada keberhasilan orang tersebut.

telah dideklarasikan didaftar oleh seluruh bangsa-bangsa di dunia yang


bertujuan agar seluruh bangsa harus memperoleh pendidikan. Masyarakat Indonesia
tersebar luas, ada yang di pedesaan, di pelosok-pelosok gunung, dan ada juga di
perkotaan. Mereka semua adalah warga negara yang memiliki hak yang sama untuk
mendapatkan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama
antara pihak pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk membangun pendidikan di
Indonesia yang bermutu dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.

Namun pendidikan untuk semua memiliki faktor penghambat, yaitu


keterbatasan biaya, sebagian masyarakat belum memahami pentingnya pendidikan
bagi hidup dan kehidupan, kemauan melanjutkan pendidikan tergolong masih rendah,
dan keterbatasan fasilitas.

8. Bab VIII Prosedur Umum Pelaksaan Bimbingan dan Konseling

Identifikasi kasus

Identifikasi masalah

Melakukan Diagnosis

Remedial dan Alih tangan

17
Evaluasi dan follow up

A. Kelebihan Buku 1 & 2 :


1. Dilihat dari aspek tampilan buku (Iface value), buku yang di review cukup
menarik. Covernya berwarna sehingga menarik pembaca untuk membacanya.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font adalah sudah
sesuai dengan penulisan karya ilmiah. Tulisan times new roman, tata letaknya sudah
baik. Tetapi spasi masih ada yang kurang rapi.
3. Dari aspek isi buku sudah dipaparkan dengan jelas. Setiap materi yang ada di daftar isi
sudah dijelaskan sesuai dengan judul-judul materi. Dan isi nya sudah dimuat dengan
jelas dan lengkap sehingga pembaca paham dan mengerti isi buku. Serta menggunakan
banyak referensi dan pendapat para ahli dan
4. Dari aspek tata bahasa, buku tersebut sudah menggunakan bahasa yang baik. Bahasanya
juga mudah dipahami. Sehingga para pembaca tidak ada kendala dalam membaca buku
ini.

B. Kekurangan Buku 1 dan 2 :


Terdapat sedikit kekurangan dari keduan buku ini, buku pertama tidak
mencantumkan footnote seperti buku kedua, buku pertama juga dalam pencetakan
nya tidak kat sehingga buku mudah lepas dari lemnya. Pada buku pertama sub
judul lebih sedikit dan buku kedua lebih lengkap.

18
BAB IV
PENUTUP

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari “guidance” dan “counseling”


dalam bahasa Inggris. “Guidance” atau akar katanya “guide” bermakna menunjukkan,
membimbing, membantu, menemukan, mengatur, mengemudikan, memimpin, memberi
saran, ataupun menuntun. Jadi bimbingan dapat diartikan membantu atau menuntun. Namun
tidak semua bantuan atau tuntunan merupakan bimbingan.

Untuk memahami proses pembimbingan diperlukan adanya refleksi pribadi yang


menyangkut pengalaman bimbingan yang pernah dialami pendidik.

Peranan (role) guru artinya keseluruhan perilaku yang harus dilakukan guru dalam
melaksanakan tugasnya. Guru mempunyai peranan yang luas, baik di sekolah, di dalam
keluarga, maupun di lingkungan masyarakat. Guru merupakan faktor utama dalam keseluruhan
proses pendidikan. Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru banyak memegang berbagai jenis
peranan yang mau tidak mau harus dilaksanakan sebagai seorang guru. Dengan peran guru
sebagai pembimbing maka ada tiga pokok tugas guru, yaitu tugas profesional, tugas manusiawi,
dan tugas kemasyarakatan.

19
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN (2004) Kode Etik Konselor Indonesia

Ahman. (1998) Model Bimbingan dan Konseling Perkembangan di SD. Disertasi PPS
UPI Bandung, tidak diterbitkan Alisyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi dan
Perkembangan. Jakarta :Yayasan Idayu

Amin Budiamin & Setiawati (2009). Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Dirjen Diktis
Depag RI.

Amiruddin, (2009) Dampak Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap


Kehidupan Manusia dan Sistem Pendidikan (online)

Tersedia: http://www.e-dukasi.net. Anonim, (2002) "Laporan Peningkatan Kualitas


Pendidikan". World

Bank (online). Tersedia: http://siteresources.worldbank. org.

Armstrong, T. (2002). Menerapkan Multiple Intellegences di Dunia

Pendidikan, Sekolah Para Juara. (alih bahasa: Yudhi Murtanto).Bandung: Kaifa.(2002).

Seven Kind of Smart, Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan


Teori Multiple Intellegences. (alih bahasa: Yudi Murtanto) Jakarta: Gramedia.

Bastaman, H.J. (1995). Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islami,

20
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Blocher, D.H. (1974) Developmental Counseling. New
York: John Wiley & Sons.

Rakhmat. C. dan M. Solehudin. (1988) Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar,


Bandung: Publikasi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Semiawan,
Conny (2007). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat.Jakarta: Grasindo.

Shertzer, B. & Stone, S.C. (1971) Fundamental of Guidance. New York:

Houghton Mifflin Company. Sudjana. N. (1989), Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar
Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya.Sukiman, Penelitian Tindakan Kelas
untuk Guru Pembimbing.Yogyakarta: Paramitra Publishing.

Supriadi, D. (2004) Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Bandung:Remaja


Rosdakarya.

Supriatna, M dan Nurihsan A.J. (2005). Pendidikan dan Konseling di Era Global dalam
Perspektif Prof. Dr. M. Djawad Dahlan,Bandung: Rizqi Press.

Surya, M. (2010) Revitalisasi Keilmuan Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan,


Disampaikan dalam Seminar Nasional di UPI Bandung, 18-19 Mei 2010.

Sutoyo, Anwar (2012). Pemahaman Individu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tan, Esther, (2004)
Counselling in Schools: Theories, Processes dan

Techniques. Singapore: McGraw Hill. Tangkilisan, Wim. (2008) "Conscientizacao


Paulo Freire dan Mutu Pendidikan Kita". (online).Tersedia:
http://www.koranindonesia.com.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Yusuf LN, Syamsu, dan Juntika Nurihsan, A. (2008) Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PPS UPI dan PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf LN, Syamsu (2000) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.

21

Anda mungkin juga menyukai