Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REVIEW

MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING

Dosen Pengampu :

Muhammad Taufiq Azhari, M.Pd

Oleh :

FADHILA ANDINI ( 0305201012 )

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MED AN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Critical Book Review, terima
kasih juga penulis ucapkan kepada dosen yang telah membimbing sehingga penulis bisa
menyelesaikan Critical Book Review ini. Sholawat serta salam senantiasa kita hadiahkan
kepada panutan kita yakni nabi Muhammad SAW yang mana syafaat dan pertolongan beliau
lah yang kita nantikan di yaumil akhir.

Penulis berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam
pembuatan Critical Book Review sehingga penulis dapat membuat Critical Book Review
dengan baik dan tepat waktunya.

Penulis menyadari bahwa Critical Book Review yang penulis buat ini masih banyak
kekurangan, baik dalam segi penulisan maupun dalam penempatan kata demi kata. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan penulisan Critical Book Review ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan laporan ini
sampai selesai.

27 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ................................................................................. 1
B. Tujuan penulisan CBR ............................................................................................. 1
C. Manfaat CBR............................................................................................................ 1
BAB II
RINGKASAN BUKU .......................................................................................................... 3
A. Identitas Buku .......................................................................................................... 3
B. Ringkasan Isi Buku .................................................................................................. 3
BAB III
PENUTUPAN .................................................................................................................... 12
A. Kelebihan dan kelemahan Buku ............................................................................ 12
B. Rekomendasi ........................................................................................................... 12
C. Simpulan ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Pentingnya Critical Book Review (CBR) bagi mahasiswa yang baru belajar tentang
mengkritik buku agar lebih mengerti atau memahami apa isi buku yang dibacanya, dan
tidak hanya dibaca saja dan lupa begitu saja. Tugas ini juga berfungsi untuk mengajarkan
mahasiswa bagaimana caranya berpikir kritis. Critical Book Review secara singkat dapat
diartikan sebagai evaluasi terhadap suatu buku. Critical Book Review sangatlah penting,
karena bukan hanya sekedar laporan atau tulisan tentang isi sebuah buku, tetapi lebih
menitik beratkan pada evaluasi (penjelasan, interprestasi dan analisis) mengenai
keunggulan dan kelemahan buku atau artikel tersebut dan apa yang menarik dari artikel
tersebut, bagaimana isi buku tersebut yang bisa mempengaruhi cara berpikir dan
menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tersebut dan lebih kritis
menanggapinya. Dengan kata lain dengan Critical Book Review akan menguji pikiran
pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang, berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki. Dan Critical Book Review bukan merupakan pembuktian benar
atau salah suatu buku, namun menganalisis tentang keunggulan dan kelemahan suatu buku
juga yang akan dijadikan pertimbangan bagi reviewer.
B. Tujuan penulisan CBR
1. Untuk penyelesaian tugas mata kuliah bimbingan konseling
2. Untuk menambah dan meningkatkan wawasan dan pengetahuan pembaca dan penulis.
3. Untuk mencari dan mengetahui informasi yang ada di dalam buku
4. Untuk melatih berfikir kritis dan mampu menganalisa dalam mencari informasi yang
disajikan dalam buku setiap babnya.
5. Untuk mencari kelebihan dan kekurangan isi dari kedua buku.

C. Manfaat CBR
1. Secara tidak langsung pengetahuan mahasiswa bertambah terhadap materi yang di bahas
karena kedua buku tersebut telah dibaca dan di analisis.
2. Pembaca dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari buku itu,sekaligus
memberikan masukan terhadap buku itu.

1
3. Mahasiswa calon guru lebih memahami profesi kependidikan, baik itu dari ranah profesi
pendidik maupun tenaga kependidikan karena telah membaca beberapa buku dengan
tema yang sama.
4. Menambah pengalaman teoritis mahasiswa/i calon guru, sehingga nantinya akan banyak
membantu dalam pengalaman praktik mengajar langsung

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

A. Identitas Buku
1. Buku pertama
Judul Buku : Bimbingan Konseling Islam
Penulis : Dr.Tarmzi, M.Pd
Penerbit : Perdana Publishing
Kota Terbit : Medan
Tahun Terbit : 2018
Cetakan : 1 (satu)
Jumlah : 292 Halaman
ISBN : 978-602-5674-30-3
2. Buku kedua
Judul Buku : Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah
Penulis : Drs.Masdudi,M.Pd
Penerbit : Nurjati Press
Kota Terbit : Cirebon
Tahun Terbit : 2015
Cetakan :1
Jumlah : 215 Halaman
ISBN : 979-602-9074-30-7

B. Ringkasan Isi Buku


1. Ringkasan Buku BIMBINGAN KONSELING ISLAM Yang Ditulis Oleh Dr.
Tarmzi, M.Pd
BAB I KONSEP BIMBINGAN KONSELING ISLAMI yang menjelaskan:
a. Defenisi Bimbingan Konseling yang merupakan terjemahan dari “Guidance” dan
Konseling merupakan serapan kata dari “counseling”. Guidance berasal dari akar kata
“guide” yang secara luas bermakna: mengarahkan (to direct), memandu (to pilot),
mengelola (to manage), menyampaikan (to descript), mendorong (to motivate),
membantu mewujudkan (helping to create), memberi (to giving), bersungguh-sungguh
(to commit), pemberi pertimbangan dan bersikap demokratis (democratic performance).
Sehingga bila dirangkai dalam sebuah kalimat Konsep Bimbingan adalah Usaha secara

3
demokratis dan sungguh-sungguh untuk memberikan bantuan dengan menyampaikan
arahan, panduan, dorongan dan pertimbangan, agar yang diberi bantuan mampu
mengelola, mewujudkan apa yang menjadi harapannya. Pengertian bimbingan secara
umum dikemukakan oleh Prayitno bahwa: “bimbingan merupakan porses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang
individu, baik anakanak, remaja maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan
kekuatan individu dengan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan nilai-
nilai yang berlaku”.
b. Definisi Bimbingan Konseling Islami. Dalam praktik kehidupan sehari-hari, Satu
kalangan berpendapat bahwa bimbingan dan konseling adalah satu kesatuan yang
memiliki arti dan tujuan yang identik, sehingga menggunakan istilah satu dari keduanya
sudah cukup mewakili yang lain. Sementara, di pihak lain, mengatakan bahwa
bimbingan dan konseling adalah dua hal yang berbeda baik konsep dasarnya maupun
cara kerja dan teknis pelayanannya. Bimbingan lebih identik dengan pendidikan maupun
pembelajaran sedangakan konseling lebih menekankan sisi psyikoterapi kejiwaan, yaitu
kegiatan menolong individu yang mengalami gangguan psikis baik sadar maupun tidak
sadar dialami oleh individu. Materi ketiga Hubungan Bimbingan Konseling dengan
Bimbingan Konseling Islami. Pada dasarnya, keberadaan bimbingan konseling umum
bukanlah produk yang tidak sesuai dengan apalagi bertentangan dengan Islam, bahkan
secara sepintas terdapat kemiripan antara bimbingan konseling umum dengan Bimbingan
Konseling Islami yakni sama-sama memberikan bantuan psikologis kepada konseli.
Namun, perbedaan yang tampak dari konsep Saiful Akhyar di atas menunjukkan konsep
spritual dan dimensi material menjadi landasan utama dalam proses konseling Islami.
Titik tekan dari dimensi spritual membantu konseli untuk memenuhi kebutuhan ruhaniah
yang dapat menjadikan individu menuju pribadi yang sehat secara batin melalui
peningkatan kesadaran diri sebagai makhluk Tuhan yang senantiasa beriman dan
bertakwa kepadaNya. Sedangkan pemenuhan dimensi material dapat berupa bantuan
pemecahan masalah kasbiyah kehidupan untuk menuju individu yang sukses.
Bimbingan Konseling Islami merupakan pemberian bantuan yang dilakukan untuk
memecahkan masalah atau mencari solusi atas permasalahan yang dialami konseli
dengan bekal potensi dan fitrah agama yang dimilikinya secara optimal dengan
menggunakan nilai-nilai ajaran Islam yang mampu membangkitkan spiritual dalam
dirinya, sehingga manusia akan mendapatkan dorongan dan mampu dalam mengatasi

4
masalah yang dihadapinya serta akan mendapatkan kehidupan yang selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.
c. Tujuan Bimbingan Konseling Islami. Para ahli telah mengidentifikasi beberapa tujuan
bimbingan konseling Islami sebagai berikut: secara global tujuan konseling Islami
membentuk dan mengembangkan manusia menjadi pribadi yang utuh sebagai hamba
Allah yang memiliki tugas menjadi khalifah di Bumi, baik dalam bidang Akidah, Ibadah
dan Akhlak maupun dalam bidang pendidikan, pekerjaan, keluarga, dan masyarakat agar
tercapai kebahagiaan hidup di Dunia dan di Akhirat. Allah telah memberikan manusia
keistimewaan dibanding makhluk lain, dengan sebuah tujuan menjadikan agar menjadi
khalifah di Bumi. Sebagai khalifah, manusia diberikan pula fasilitas yang dapat
mendukung untuk mengemban tanggung jawab yang dipikulnya dengan penuh berhati-
hati dan teliti dari segala bentuk cobaan dan godaan yang dapat menjerumuskan manusia
ke jalan yang sesat. Dalam Al Quran, Q.S. Al Baqarah, 2: 233, 2: 286, Q.S. Al Nisa‟, 4:
84, Q.S. Al „An‟am, 6: 164, Q.S. Al A‟raf, 7: 42, Q.S. Al Isra‟, 17: 15, Q. S. Al
Mu‟minun, 23: 62, Q. S. Al Tholaq, 65: 7. Menunjukkan bahwa manusia memiliki
kekuatan untuk memikul tanngung jawab terhadap keputusannya. Q.S. Baqarah, 2: 233,
mengisyaratkan bahwa sesungguhnya Allah tidak memberikan sebuah cobaan kecuali
seorang hamba mampu mengatasinya. Dasar-dasar Qur‟ani di atas, telah menegaskan
pula, bahwa setiap kondisi yang dialami oleh manusia hanya merupakan sebuah ujian
untuk menguji kesabaran dan kemampuan manusia itu sendiri. Namun, tidak sedikit
manusia yang terlena terhadap gemerlapnya kesenangan Dunia yang telah mengaburkan
hati nuraninya untuk memahami fungsi dirinya sebagai khalifah. Ada juga yang sering
tertimpa masalah, sehingga menganggap Tuhan tidak adil dalam memberikan cobaan.
Oleh karena itu, tujuan dari konseling Islami adalah membantu individu agar dapat
memahami hakikat dirinya sebagai khalifah, agar mampu memposisikan dirinya sebagai
hamba, dan meyakini bahwa segala bentuk cobaan merupakan ujian yang harus
disyukuri.
d. Fungsi Bimbingan Konseling Islami. Eksistensi manusia di Bumi seperti yang tertulis
dalam Q.S. Al Baqarah 2 : 35 adalah sebagai khalifah Allah. Sebagai makhluk yang
diamanahkan untuk merawat Bumi tentunya, memiliki berbagai masalah yang sering
sekali menghambat bahkan tidak jarang, malah kemudian membuat seseorang melupakan
fungsinya sebagai khalifah Allah. Dengan bermodalkan fitrah (akal) yang berbeda
dengan makhluk lainnya, manusia memiliki kebebasan untuk bertindak-free will yang

5
dimaksud adalah kebebasan dalam pandangan As‟ariyyah dan Maturidiyah- sebagai
bentuk ikhtiar dalam berusaha. Manusia selalu dihadapkan kepada berbagai masalah,
bahkan sering dikatakan “tiada hidup tanpa masalah”.
Artinya : permasalahan tidak pernah luput dari manusia selagi manusia hidup di dunia
ini, baik masalah sederhana yang mampu diselesaikan secara mandiri, tanpa memerlukan
bantuan orang lain, maupun masalah yang sangat rumit dan sulit sehingga memerlukan
bantuan dan nasihat orang lain.
Dalam Al Qur‟an salah satu kebiasaan manusia yang sering kali ditonjolkan adalah sikap
mengeluh, Q. S. Al Ma‟arij: 19-27.
Artinya: 19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
21. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,
22. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,
23. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,
24. Dan orangorang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu,
25. Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang
tidak mau meminta),
26. Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan,
27. Dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.
Menurut Tohari Musnamar fungsi konseling Islami tidak berbeda dengan fungsi
pendidikan Islam, ia menyebutkan fungsi konseling Islami terdiri dari beberapa fungsi di
antaranya adalah :
1. Fungsi preventif atau pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah pada
seseorang,
2. Fungsi kuratif atau korektif, yakni memecahkan atau menanggulangi masalah yang
sedang dihadapi seseorang,
3. Fungsi preservative, yakni membantu individu agar situasi dan kondisi yang semula
baik (terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama, dan
4. Fungsi developmental atau pengembangan, yakni membantu individu memelihara
dan mengembangkan situasi dan kondisi yang lebih baik agar tetap baik atau menjadi
baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya.

6
e. Asas-asas Bimbingan Konseling Islami.
Asas dapat diartikan sebagai dasr pijak, pondasai, atau dasar pembentukan. Pemenuhan
asas-asas Bimbingan Konseling akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin
keberhasilan layanan/kegiatan.
Menurut Prayitno ada beberapa asas yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Asas kerahasiaan Segala sesuatu yang dibicarakan konseli kepada konselor tidak
boleh disampaikan kepada orang lain.
2. Asas kesukarelaan Konseli diharapkan secara sukarela tanpa merasa terpaksa
menyampaikan masalah yang dihadapinya, dan konselor juga memberikan bantuan
dengan ikhlas.
3. Asas keterbukaan Konseli diharapkan membuka diri untuk kepentingan pemecahan
masalah dan mau menerima saran-saran dan masukan dari pihak luar.
4. Asas kekinian Masalah individu yang ditanggulangi ialah masalah-masalah yang
sedang dirasakan pada saat sekarang.
5. Asas kemandirian Pelayanan Bimbingan Konseling bertujuan menjadikan konseli
mandiri, mampu mengenal diri sendiri, dan mampu mengambil keputusan oleh dan
untuk diri sendiri.
6. Asas kedinamisan Usaha pelayanan Bimbingan Konseling menghendaki terjadinya
perubahan pada diri konseli, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
7. Asas kenormatifan Usaha Bimbingan Konseling tidak boleh bertentangan dengan
normanorma yang berlaku, baik norma agama, norma adat, norma hukum, maupun
kebiasaan sehari-hari.
8. Asas keahlian Usaha Bimbingan Konseling perlu dilakukan secara teratur dan
sistematik dengan menggunakan prosedur, teknik dan alat yang memadai.
9. Asas alih tangan Asas alih tangan yaitu jika konselor sudah mengerahkan segenap
kemampuannya untuk membantu individu, namun individu yang bersangkutan belum
dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka konselor dapat mengirim
individu kepada badan yang lebih ahli.

7
2. Ringkasan Buku Bimbingan Dan Konseling Perspektif Sekolah Yang Ditulis Oleh
Drs.Masdudi,M.Pd
BAB IX BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI yang berisi:
a. Konsep Dasar Bimbingan Dan Konseling Islami
 Pengertian Bimingan Islami Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap
individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat (Aunur Rahim Faqih, 2004:4).
Bimbingan Islami merupakan proses bimbingan sebagaimana kegiatan bimbingan
lainnya, tetapi dalam seluruh seginya berlandaskan ajaran Islam artinya berlandaskan Al-
Quran dan Sunnah Rasul. Bimbingan Islami merupakan proses pemberian bantuan,
artinya bimbingan tidak menentukan atau mengharuskan, melainkan sekedar membantu
individu. Individu dibantu, dibimbing agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Allah. Artinya individu menyadari eksistensi diri sebagai makhluk Allah yang
diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya; mengabdi dalam arti seluasluasnya.
Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan yang terarah, kontinu dan sistematis
kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang
dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai–nilai yang terkandung
didalam Alqur’an dan Hadits Rasulullah ke dalam diri sehingga ia dapathidup selaras dan
sesuai dengan tuntunan Al-qur’an dan Hadis (Hallen,2005:16).
 Pengertian Konseling Islami Konseling Islami adalah proses pemberian bantuan kepada
individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya
dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat (Aunur Rahim
Faqih,2004:63). Konseling pun akhirnya menjadi satu kewajiban bagi setiap individu
muslim, kususnya paraalimulama (Musfirbin Said Az - Zahrani,2005:16).

b. Tujuan dan Dasar Bimbingan Konseling Islami


Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling Islami adalah:
 membantu individu agar tidak memiliki masalah
 membantu individu menghadapi masalah yang sedang dihadapinya
 membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau
yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi
sumber masalah bagi dirinya dan bahkan orang lain.

8
c. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling Islami
Aunur Rahim Faqih (2004) menjabarkan asas-asas atau prinsip bimbingan dan konseling
Islami sebagai berikut:
 Asas kebahagiaan dunia dan akherat; sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat Al
yaitu: “Dan diantara mereka ada orang yang berdo’a: Ya Tuhan kami berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. (Al-
Baqarah ayat 201)“Aku tinggalkan sesuatu bagi kalian semua yang jika kalian selalu
berpegang teguh kepadanya niscaya selama-lamanya tidak akan alah langkah tersesat
jalan; sesuatu itu yaitu Kitabullah dan siksa neraka’’
 Asas Fitrah; bimbingan dan konseling Islami merupakan bantuan kepada klien untuk
mengenal, memahami dan menghayati fitrahnya, sehingga segala gerak tingkah
lakunyasejalandenganfitrahnyatersebut.
 Asas “Lillahi ta’ala”; pembimbing dan klien dalam proses konselingnya harus dilakukan
secara ikhlas dan rela tanpa ada paksaan dari orang lain.
 Asas bimbingan seumur hidup; sesuai hadits Rasulullah saw. Yang di riwayatkan Ibnu
Abdulbar dari Anas, yaitu “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam”.
 Asas kesatuan jasmani ah-rohaniah
 Asas keseimbangan rohaniah
 Asas kekhalifahan manusia
 Asas keselarasan dan keadilan
 Asas pembinaan akhlakul karimah dan kasih sayang
 Asas saling menghargai dan menghormati
 Asas musyawarah dan asas keahlian.

d. Fungsi dan Metode Bimbingan Konseling Islami


Dengan memperhatikan tujuan umum dan khusus bimbingan dan konseling Islami, maka
dapat dirumuskan fungsi dari bimbingan dan konseling Islami sebagai berikut:
 Fungsi preventif; yaitu membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah
bagi dirinya.
 Fungsi kuratif atau korektif; yaitu membantu individu memecahkan masalah yang sedang
dihadapi atau dialaminya.

9
 Fungsi preservatif; yaitu membantu individu memnjaga agar situasi dan kondisi yang
semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan itu
bertahanlama.
 Fungsi terapi; yaitu membantu individu membebaskan dan melepaskan dirinya dari segala
kekhawatiran dan kegelisahannya dalam menghadapi masalah yang dihadapinya.
 Fungsi developmental atau pengembangan; yaitu membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih
baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah bagi diri
klien.
Dilihat dari implementasinya, maka fungsi bimbingan dan konseling Islami sebagai berikut:
 Bertindak secara hati-hati dan penuh pertimbangan di dalam memilih alternatif tindakan.
Mengetahui, mengenal dan memahami akan eksistensi dan fitrahnya.
 Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, atau membantu
individu tawakal atau berserahdirikepadaAllah.
 Membantu individu merumuskan masalah yang dihadapinya dan membantunya
mendiagnosis masalah yang sedang dihadapinya.
 Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan kadar
intelektual masing-masing individu, seperti yang dianjurkan Al-Qur’an yaitu; berlaku
sabar,membaca dan memahamiAl-Qur’an,berdzikir.
 Membantu individu dalam mengembangkan kemampuan mengantisipasi masa depan,
sehingga akan

e. Syarat - Syarat Menjadi Pembimbing dan Konselor Islami


Sejalan denganAl-Qur’an dan Hadits,syarat harus dipenuhi oleh pembimbing atau
konselor Islami adalah:
 Mempunyai kemampuan profesional Keahlian di bidang bimbingan dan konseling Islami
merupakan syarat mutlak, sebab apabila yang bersangkutan tidak menguasai bidangnya,
maka bimbingan dan konseling tidak akan mencapai sasarannya, sebagaimana hadits
Nabi yang artinya: “Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan
ahlinya,tunggu sajalah saat (kehancurannya).”(H.R.Bukhari)
 Mempunyaisifatkepribadianyangbaik(akhlaqul-karimah) Sifat kepribadian yang baik dari
seorang pembimbing diperlukan untuk menunjang keberhasilan melakukan bimbingan

10
konseling Islami. Sifat-sifat yang baik diantaranya: siddiq, amanah, tabligh, fatonah,
mukhlis, sabar, tawadhu, dan lain-lain.
 Mempunyai kemampuan kemasyarakatan ( hubungan sosial) Pembimbing harus
mempunyai kemampuan melakukan hubungan ukhuwah Islamiyah yang tinggi dengan
klien, teman dan orang lain.
 Ketakwaan kepada Allah Ketakwaan merupakan syarat dari segala syarat yang harus
dimiliki seorang pembimbing dan konselor Islami.

11
BAB III

PENUTUPAN
A. Kelebihan dan kelemahan Buku
1. Kelebihan Buku
 Buku 1 Bimbingan Konseling Islam Yang Di Tulis Oleh Dr. Tarmzi, M.Pd, Materi Yang
Dijelaskan Dengan Sangat Mendetail Hingga Sampai Ke Penerapannya Dalam
Kehidupan Sehari-Hari Sehingga Isi Buku Dapat Dipahami Dengan Mudah. Setiap
Penyajian Materi, Dimuat Indicator Pencapaian Yang Dapat Memicu Semangat Pembaca
Untuk Ingin Membaca Lebih Banyak Lagi Tentang Isi Buku. Memuat Rangkuman Atau
Ringkasan Isi Disetiap Akhir Bab Sehingga Mempermudah Pembaca Untuk Memahami
Inti Dari Setiap Bab.
 Buku 2 Bimbingan Dan Konseling Perspektif Sekolah Yang Ditulis Oleh
Drs.Masdudi,M.Pd, Materi Yang Ada Pada Buku Ini Cara Penjelasannya Jelas Dan Tidak
Merambat Kemana-Kemana. Penggunaan Kata-Kata Yang Sederhana Untuk Dimengerti
Di Kalangan Pelajar Maupun Dikalangan Mahasiswa. Pembahasan Dalam Buku Ini
Sangat Baik Dan Terstruktur. Sehingga, Pembaca Dapat Mengikuti Langkah-Langkah
Yang Disajikan Dalam Buku Ini. Setiap Halaman Buku Begitu Tertata Rapi Mulai Dari
Halaman Judul, Hak Cipta, Kata Pengantar, Daftar Isi, Pembahasan, Hingga Daftar
Pustaka.
2. Kelemahan Buku
 Buku 1 Bimbingan Konseling Islam Yang Di Tulis Oleh Dr. Tarmzi, M.Pd, Memiliki
Kelemahan Yakni Materi Yang Disajikan Masih Kurang Luas Yang Dibuktikan Dengan
Isi Buku Yang Hanya Memuat 6 Bab Saja.
 Buku 2 Bimbingan Dan Konseling Perspektif Sekolah Yang Ditulis Oleh
Drs.Masdudi,M.Pd Disamping Kelebihan-Kelebihan Buku Yang Sudah Terpapar Diatas,
Buku Ini Juga Memiliki Kelemahan Terutama Tidak Memilikinya Footnote Sehingga
Pembaca Tidak Mengetahui Dari Mana Penulis Mendapatkan Sumber Dan Tidak
Mempunyai Rangkumann Yang Mencakup Seluruh Materi Pada Perbabnya.
B. Rekomendasi
Buku-buku ini sangat bagus sebagai bahan ajar ataupun untuk melakukan CBR atau
djadikan sebagai referensi belajar dan buku-buku ini juga sangatlah cocok digunakan bagi
mahasiswa, terkhusus bagi guru untuk membantu dalam menjalankan tugasnya yang bekaitan
dengan kegiatan Bimbingan dan konseling bagi siswanya. Dengan mengerjakan CBR ini

12
selain sebagai memenuhi tugas, tetapi dapat menambah wawasan atau membuat hal yang
tadinya kita tidak mengetahuinya sekarang menjadi tahu.
C. Simpulan
Kemunculan Konseling Islami tidak dapat dipisahkan dari sekian problematika yang
dihadapi oleh manusia, seperti kritik terhadap pemikiran barat dan kegilasahan dalam batin.
Ummat Islam harus bangkit dan tampil untuk menguatkan gagasan tentang perlunya
menjadikan Islam sebagai sistem kehidupan pribadi dan sosial kemasyarakatan, yang sudah
terbukti dalam sejarah manusia, sebagai landasan pijak bagi lahirnya peradaban emas yang
menghargai dan menempatkan manusia secara hakiki dan menghindarkan manusia dari
kehancuran eksistensinya seperti pada jaman Jahiliyyah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Tarmizi, M. (2016). Bimbingan Konseling Islam. Medan: Perdana Publishing.


Drs.Masdudi, M. (2015). Bimbingan Dan konseling Perspektif Sekolah. Cirebon: Nurjati
Press.

14

Anda mungkin juga menyukai