BIMBINGAN KONSELING
Dosen Pengampu:
Mohamad Aji Prasetia, M.Pd
Disusun Oleh:
Natri Pramudita (0305193121)
Puji syukur saya panjatkan kepada hadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau menyelesaikan
penyusunan CBR Bimbingan Konseling ini yang berjudul Profesionalisasi Profesi
Konselor Berwawasan Islami.
Pembuatan CBR ini bertujuan sebagai tugas individu mata kuliah Bimbingan
Konseling dan sebagai bahan perkuliahan. Penulis mengucapkan terimakasih pihak-pihak
yang telah membantu dalam pembuatan CBR ini.
Penulis menulis CBR ini dengan pemikiran bahwa penulisan critical book review
ini tidak diharus melakukan ringkasan pada 1 buku yang akan di kritisi. Melainkan
melakukan analisis pada setiap unsur dari buku yang akan di kritisi.
CBR ini penulis yakini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya
seperti pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak“, baik isi maupun
penyusunnya. Atas semua itu dengan rendah hati penulis harapkan kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan CBR ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN...................................................................................1
BAB V: PENUTUP............................................................................................14
5.1. Kesimpulan..............................................................................................14
5.2. Saran.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
BAB II
IDENTITAS BUKU
2.1. Buku Utama (Buku Kesatu)
Judul Buku Profesionalisasi Profesi Konselor
Berwawasan Islami
Penulis Dr. Tarmizi, M.Pd
Penerbit Perdana Publishing
Tahun Terbit 2018
Kota Terbit Medan
Jumlah Halaman 260
BAB III
2
RINGKASAN ISI BUKU
3
Semangat yang luar biasa untuk melaksanakan ini karena disana dikatakan “Tugas
guru adalah mengajar dan/atau membimbing.”
B. Lahirnya Pola 17
SK Mendikbud No 025/1995 khususnya yang menyangkut bimbingan dan
konseling sekarang menjadi jelas: istilah yang digunakan bimbingan dan konseling,
pelaksananya guru pembimbing atau guru yang sudah mengikuti penatara
bimbingan dan konseling selama 180 jam, kegiatannya dengan BK pola-17,
pelaksanaan kegiatan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, penilaian, analisis
dan tindak lanjut.
4
sebagai ilmu humanistik selalu mengalami perkembangan dari masa ke masa dan
menuntut adanya perubahan yang sebaiknya menyesuaikan diri dengan kondisi
saat ini. Perkembangan ini tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses ilmiah
yang sengaja dilakukan untuk mendapatkan hasil yang benar-benar dibutuhkan
oleh masyarakat. Proses inilah yang sering dikatakan dengan penelitian.
Walaupun sudah ada pola yang jelas pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
sekolah belumlah semulus dan lancar seperti yang diharapkan. Hal ini banyak
penyebabnya dan akan dibahas lebih lanjut pada bab berikutnya. Satu hal
diantarnya yang menjadikan “kebingungan” di lapangan, pemikiran bahwa: BK
Pola 17 saja belum mapan dan mantap sudah dikembangkan BK Pola 17 Plus
bahkan BK Pola 17 Plus-plus (45) yaitu Spektrum Profesi Konseling.
5
desain, dan bersifat pengembangan dalam tujuan (comprehensive in scope,
preventive in design and developmental in nature).
6
2) Layanan Responsif
a. Pengertian
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta
didik yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan
pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat
menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangan.
b. Tujuan
Tujuan layanan ini adalah membantu konseli agar dapat memnuhi
kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu
konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya.
c. Fokus pengembangan
Fokus layanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan
konseli. Masalah dan kebutuhan konseli berkaitan dengan keinginan untuk
memahami sesuatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan
dirinya secara positif.
7
3) Dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan
rencana yang telah dirumuskan.
c. Fokus pengembangan
Fokus pelayanan individual berkaitan erat dengan pengembangan
aspek karir, akademik, dan pribadi-sosial.
4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan
manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara
berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli
atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli.
8
BAB IV
PEMBAHASAN/ANALISIS BUKU
4.1. Kekhasan dan Kemutakhiran Buku
Kekhasan pada buku terdapat pada sampul buku. Ini mengundang pembaca
dikarenakan banyak hal. Diantaranya adalah warnanya yang terang dan khas cukup
mengundang perhatian pembaca. Begitu juga di sisi isiannya, terdapat evaluasi berbentuk
pertanyaan pada setiap akhir pembahasan bab. Ini dirasa cukup efektif dalam memahami
isi buku tersebut.
Kemutakhiran isi buku memiliki materi dan informasi yang lengkap mengenai
konsep dasar-dasar bimbingan konseling. Materi pada buku ini dipaparkan secara jelas dan
berkesinambungan sehingga memudahkan kita dalam membaca dari materi penjelasan
secara umum sampai penjelasan secara khusus. Oleh sebab itu, buku banyak digunakan
sebagai referensi dalam hal-hal yang berkaitan dengan evaluasi.
9
197 juga tergambar struktur layanan Konseling Pola Komprehensif dan Diagram
Perbandingan Pelaksaaan BK Komprehensif dengan BK Pola 17 Plus.
d) Kelebihan lainnya dapat dilihat dari segi penulisan istilah asing yang ditulis dengan
huruf miring, tanda baca sangat diperhatikan dengan baik dalam buku ini. Karena,
tanda baca, lambang ilmiah, singkatan, rujukan, jenis huruf (besar, kecil, tegak,
miring, tebal, tipis) dalam karya tulis ilmiah perlu diperhatikan.
e) Kelebihan selanjutnya yang ada dalam buku ini dapat dilihat pada halaman 170 di
paragraph kedua bahwa 5 premis dasar menurut Gysbers & Henderson (dalam
Tarmizi, 2018:170) dipaparkan lebih jelas dan pendapat para ahli yang diambil
lebih terbaru, yaitu:
1) Bimbingan dan konseling adalah sebuah program. Karakteristiknya yang mirip
dengan program lain dibidang pendidikan dan mencakup:
Standar siswa. Standar yang di maksud siswa yang berlaku di Indonesia adalah
standar kemandirian siswa sesuai yang tertuang dalam penataan pendidikan
professional konselor dan layanan bimbingan dan konseling dalam jalur
pendidikan formal.
Kegiatan dan proses layanan untuk membantu siswa dalam mencapai standar.
Sertifikat professional dalam rangka implementasi bimbingan dan konseling
komprehensif di perlukan tenaga jurna tenaga professional. Konselor sekolah
yang menjadi penanggung jawab keterlaksanaan, hendaknya telah memiliki
sertifikat sebagai konselor professional.
Bahan dan sumber daya keberhasilan layanan bimbingan dan bimbingan dan
konseling di pengaruhi dengan ketersediaan sarana dan pra sarana serta
dukungan dana.
Program, personil, dan evalusai hasil program bimbingan dan konseling
memiliki kerangka yang jelas meliputi adanya program kerja yang jelas,
ketersediaan personil yang mendukung, serta dimungkinkannya kegiatan
evaluasi hasil layanan bimbingan dan konseling.
2) Program bimbingan dan konseling adalah perkembangan dan komprehensif.
Perkembangan dalam kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan pada
regular, direncanakan, dan secara sistematis untuk membantu siswa dalam
10
perkembangan akademik, karir, dan pribadi sosial. Meskipun kebutuhan mendesak
dan krisis siswa yang harus dipenuhi, focus utama program perkembangan adalah
untuk memberikan siswa dengan pengalaman semua untuk membantu mereka
tumbuh dan berkembang. Program bimbingan dan konseling yang komprehensif
dalam berbagai macam kegiatan dan layanan yang disediakan.
3) Program bimbingan dan konseling melibatkan kolaborasi antar staf (team-building
approach). Program bimbingan dan konseling yang bersifat komprehensif
bersandar pada asumsi bahwa tanggung jawab kegiatan bimbingan dan konseling
melibatkan seluruh personalia yang ada disekolah dengan sentral koordinasi dan
tanggung jawab ada di tangan konselor yang bersertifikat (certified counselor).
Konselor tidak hanya menyediakan layanan langsung untuk peserta didik, tetapi
juga bekerja konsultatif dan kolaboratif dengan tim bimbingan yang lain. Staf
personil sekolah (guru dan tenaga administrasi), orangtua dan masyarakat.
4) Program bimbingan dan konseling dikembangkan melalui serangkaian proses
sistematis sejak dari perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan
keberlanjutan. Melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen tersebut diharapkan
kegiatan layanan bimbingan konseling dapat diselenggrakan secara tepat sasaran
dan terukur.
5) Program bimbingan dan konseling ditopang oleh kepemimpinan yang kokoh.
Factor kepemimpinan ini diharapkan dapat menjamin akuntabilitass dan
pencapaian kinerja program bimbingan dan konseling.
11
peserta didik melalui upaya memfasilitasi peserta didik agar dapat tumbuh dan
berkembang agar menjadi pribadi yang mandiri dan berkembang secara optimal.
3) Program bimbingan dan konseling merupakan team building approach artinya
merupakan tim ang bersifat kolaboratif antar staff. Untuk itu program
bimbingan dan konseling komprehensif menuntut semua komponen sekolah dan
anggota masyarakat stake holders bersinergi dalam membantu pelaksanaan
bimbingan dan konseling.
4) Program bimbingan dan konseling merupakan proses yang sistematis dan
dikemas melalui tahap-tahaperenaan, desain, implementasi, evaluasi dan tindak
lanjut. Oleh karena itu perlu dipahami bagaimana mengelola atau memanage
proses tersebut secara tepat dan mencapai hasil yang optimal serta dapat
dilakukan penilaian dan tindak lanjut.
5) Program bimbingan dan konseling harus dikendalikan oleh kepemimpinan yang
mempunyai visi dan misi yang kuat tentang bimbingan dan konseling. Peranan
kepala sekolah sebagai pemimpin sangat berkontribusi yang positif dalam
menjamin akuntabilitas dan pencapaian kinerja konselor sekolah dalam
melaksanakan bimbingan dan konseling.
Dalam hal ini dapat dilihat pada buku pertama bahwa peulis memaparkan lebih
jelas dan kata-kata yang digunakan lebih mudah dipahami. Terlihat pada poin pertama di
buku Dr. Tarmizi, M.Pd memaparkan poin-poin karakteristik yang mirip dengan program
lain di bidang pendidikan, sedangkan di buku Manajemen Bimbingan dan Konseling di
Sekolah hanya menjelaskan poin-poin besarnya saja.
12
e. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga
f. Bidang pengembangan kehidupan beragama6
Dan jika dibandingkan dengan buku konseling profesional yang berhasil oleh Prof.
Dr. Prayitno, di halaman 12 bidang pelayanan BK pola 17- Plus meliputi :
a. Bidang pengembangan pribadi
b. Bidang pengembangan sosial
c. Bidang pengembangan kegiatan belajar
d. Bidang pengembangan pilihan karir dan kehidupan berpekerjaan
e. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga
f. Bidang pengembangan kehidupan berpekerjaan
g. Bidang pengembangan kehidupan bermasyarkat dan berkewarganegaraan.
Dalam hal ini bisa dilihat pada buku pertama, hanya menuliskan 6 poin bidang
pelayanan, sedangkan dalam buku konseling profesional yang berhasil menuliskan 7 poin
bidang pelayanan BK. Dan perbedaan lain yang bisa dilihat pada buku pertama
menuliskan bidang pengembangan kehidupan beragama sedangkan pada buku konseling
profesional yang berhasil tidak ada bidang pengembangan beragama, tetapi bidang
pengembangan kehidupan berpekerjaan dan bidang pengembangan kehidupan
bermasyarakat dan berkewarnegaraan.
13
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari beberapa kelebihan dan kekurangan buku yang sudah dipaparkan, penulis
mengambil kesimpulan bahwa buku ini sangat cocok digunakan oleh kalangan mahasiswa,
terkhusus mahasiswa bimbingan dan konseling islam, dan buku ini juga bisa membantu
guru BK dan mahaiswa BK untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru
BK yang profesional.
5.2 Saran
Dalam hal ini ada beberapa kekurangan yang dijabarkan oleh pengkritik, maka
diharapkan buku ini terus adanya perbaikan untuk terus menyempurnakan buku ini dan
bisa menjawab tantangan zaman dan sesuai dengan perkembangan zaman dan IPTEK.
14
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno, 2017, Konseling Profesional Yang Berhasil, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sugio, 2016. Manajemen Bimbingan Dan Konseling di Sekolah (Pedoman teoritis dan
praktis bagi konselor sekolah), Semarang : Widya Karya.
Tarmizi, 2018, Profesionalitas Profesi Konselor Berwawasan Islami, Medan : Perdana
Publishing.
15