Dosen Pengampu:
Reflina, M.Pd
Disusun Oleh :
Dwita Azra Rahayu (0305192068)
Mhd Yusril Mahendra (0305192032)
Natri Pramudita (0305193121)
Salsabila Rona Amin (0305182126)
Zayla Agatri Andini (0305193192)
Pada makalah ini, kami kelompok 1 telah menyusun sedemikian rupa materi
Geometri Transformasi tentang Transformasi, mencakup bahasan definisi, komposisi,
dan contoh transformasi. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Geometri Transformasi yang diampu oleh ibu Reflina, M.Pd.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN...................................................................................1
3.1. Kesimpulan................................................................................................7
3.2. Saran...........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap
jenjang pendidikan formal yang memegang peran penting. Matematika merupakan alat
yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui
abstrak, idealisasi, atau generalisasi untuk menjadi suatu studi ataupun pemecahan
masalah.
Didalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menjumpai peristiwa atau kegiatan
yang berhubungan dengan Ilmu Matematika. Salah satunya “Transformasi Geometri”.
Transformasi Geometri telah dikenal sejak lama, dari zaman babilonia, yunani, para ahli
aljabar muslim abad ke-9 sampai ke-15 dan dilanjutkan matematikawan eropa abad ke-18
dua dekade pertama abadke-19. Transformasi Geometri digunakan sebagai contoh
seseorang yang berada di escalator. Ketika seseorang berada di escalator, yang berubah
adalah tempat atau posisi orang tersebut tidak berputar, tidak bertambah tinggi, tidak
memendek atau tidak berubah bentuk, namun escalator yang membawa orang tersebut
berpindah dari atas kebawah atau dari bawah ke atas. Aplikasi yang lainnya bisa kita
lihat, seperti ukir-ukiran bali, gapura dan arsitektur pura diBali.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Transfotmasi
Definisi
Misalkan V bidang Euclides. Fungsi T dari V ke V disebut suatu transformasi jika
dan hanya jika T sebuah fungsi bijektif.
Transformasi merupakan bagian dari fungsi, oleh sebab itu pemahaman mengenai
fungsi menjadi hal yang penting. Pemetaan pada bangun geometri disebut sebagai
transformasi geometri. Jadi, transformasi adalah suatu fungsi pada bidang V adalah suatu
padanan yang mengaitkan setiap anggota V dengan satu anggota V.
Jika f adalah fungsi dari V ke V yang mengaitkan setiap x ϵ V dengan y ϵ V maka
ditulis:
y=f ( x )
Dimana:
x : prapeta dari y oleh f
y : peta dari x oleh f
Daerah asal (domain) fungsi tersebut adalah V dan daerah nilainya (range) juga V.
Fungsi yang demikian dinamakan fungsi pada f.
Suatu transformasi bidang V (bidang Euclid) adalah fungsi bijektif dengan daerah
asal (domain) di V dan daerah hasil (kodomain) di V juga. Suatu fungsi yang bijektif
adalah sebuah fungsi yang bersifat:
1. Surjektif (onto)
2. Injektif (satu-satu)
Surjektif artinya bahwa pada tiap titik B∈ V ada praperta. Jadi kalau T suatu
transformasi maka ada A ∈V sehingga B=T ( A). B dinamakan peta dari A oleh T, dan A
dinamakan prapeta dari B.
Injektif artinya jika A1 ≠ A 2 dan ( A¿¿ 1)=B1 ¿, T ( A ¿¿ 2)=B2 ¿ . Maka B1 ≠ B2.
2
Andaikan diberikan dua transformasi T1 dan T2 komposisi dari T1 dan T2 yang
ditulis dengan notasi T 1 O T 2 ditetapkan sebagai:
T 1 O T 2 P=T 1 [T 2 P ] ∀ P∈ V .
Berdasarkan definisi di atas, terlihat dari komposisi dari dua transformasi T 1 dan T2
yang ditulis dengan T 1 O T 2 mempunyai arti bahwa transformasi T2 dioperasikan terlebih
dahulu. Kemudian, diikuti oleh transformasi T1. Dengan demikian, jika menemukan
bentuk transformasi T 2 O T 1, berarti haus melakukan transformasi T 1 terlebih dahulu yang
diikuti oleh transformasi T 2.
Teorema
Apabila diberikan dua transformasi T 1 dan T 2, komposisi dari T 1 dan T 2 merupakan
suatu fungsi transformasi. (Teorema ini disebut pula teorema ketertutupan transformasi).
Bukti:
Komposisi dari T 1 dan T 2 ada dua macam, yaitu T 1 O T 2 dan T 2 O T 1. Namun, pada
prinsipnya, pembuktiannya sama saja. Dengan demikian, akan ditunjukkan satu saja,
yaitu T 1 O T 2.
Untuk membuktikan transformasi ini, yang harus ditunjukkan adalah
1. T 1 O T 2 fungsi dari V ke V
Karena T 2 suatu transformasi maka T 2 merupakan fungsi dari V ke V sehingga
daerah asal dari T 1 O T 2 sama dengan daerah asal T 2. Sekarang, ambil unsur X ∈V .
Karena T 2 transformasi, berarti ada Y ∈V sehingga T 2 ( X )=Y . Seperti diketahui bahwa
T 1 merupakan transformasi, berarti ada Z ∈V sehingga T 1 ( Y )=Z . Berdasarkan informasi
3
Ambil Z ∈V . Karena T 1 transformasi maka T 1 fungsi kepada. Akibatnya, ada
Y ∈V sehingga T 1 ( Y )=Z . Kemudian karena T 2 juga transformasi maka T 2 juga
fungsi kepada. Akibatnya, untuk Y ∈V , ada X ∈V sehingga
Z=T 1 ( Y )=T 1 [ T 2 ( X ) ]=( T 1 O T 2 ) ( X ) . Maka dari itu, setiap unsur dari V mempunyai
T 1 O T 2 fungsi satu-satu
Ambil X , Y sebarang unsur pada V sehingga ( T 1 O T 2 ) ( X )=( T 1 O T 2 ) ( Y ) maka
T 1 [ T 2 ( X ) ]=T 1 [ T 2 ( Y ) ] . Kita telah ketahui bahwa T 1 transformasi maka T 1 fungsi
4
Jadi, dari uraian tersebut dapat diambil ketentuan bahwa, yang harus dilakukan adalah
apakah relasi T yang memenuhi :
1. T fungsi dari V ke V
2. T fungsi bijektif, yakni
a. T fungsi kepada
b. T fungsi satu –satu
jawab :
1. T fungsi V ke V
Titik P ∈V, titik A ∈ V ada dua kemungkinan : 1. P = A 2. P ≠ A
Untuk P = A T(P) = A atau A = T(P)
Untuk P ≠ A 1. AP ∈ V
2. Q titik tengah AP atau AQ = PQ
3. Q ∈ AP dan AP ∈ Vmaka Q ∈ V
2. T fungsi Bijektif
a. T fungsi surjektif (kepada)
Misal R ∈ V dan A ∈ V ada dua kemungkinan, yaitu :
I.R = A
R = A T (R) = A atau T (A) = R
II. R ≠ A
R ≠ A ada M titik tengah AR , maka T(M) = RT(M) = A
5
Untuk Q = A, T(Q) = Q = A telah diketahui bahwa T(P) = T(Q), makaT (P)= A. Jadi P =
A dan P = Q.
Untuk P ≠A, dan Q ≠A. misalkan T (P) = P’ dan T(Q) = Q’ maka P’ ∈ PAdan Q’ =
Q karena P’∈ PA maka PA = AP ’ dan karena Q’ ∈ Q maka Q= AQ’. Karena T (P) =
T(Q) berarti P’=Q’ dan AP’=AQ’ dengan demikian PA=QA jadi A,P dan Q kolinear.
Karena A, P dan Q kolinier dan P’ = Q’ dengan P’ titik tengah AP dan titik tengah
AQ maka P = Q
Jadi untuk setiap P,Q∈ V, T (P) = T (Q) mendapatkan P = Q maka T dikatakan sebagai
fungsi satu–satu, karena T fungsi kepada (surjektif) dan fungsi satu –satu (injektif), maka
T merupakan fungsi bijektif dengan demikian dapatlah kita katakanan bahwa T
merupakan suatu transformasi.
6
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Suatu fungsi dikatakan transformasi apabila memenuhi syarat yaitu
harus bersifat bijektif yaitu surjektif dan injektif.
2. Untuk menyelesaikan soal sehingga kita bisa tahu bahwa soal tersebut
suatu transformasi maka kita harus membuktikan bahwasannya soal
tersebut sudah memnuhi syarat yaitu ia harus bijektif.
3. Axioma euclides yaitu: apabila ada dua garis a dan b dipotong garis ketiga c di
titik A∈ a dan titik B∈ b sehingga jumlah besarnya dua sudut dalam sepihak
di A dan di B kurang dari 180° maka a dan b akan berpotongan pada bidang
yang terbagi oleh garis c yang memuat kedua sudut dalam sepihak itu.
3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan
tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebih
dipertanggungjawabkan.
7
DAFTAR PUSTAKA