Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TRANSFORMASI LINIER

DOSEN PENGAMPU

Erlinawaty Simanjuntak, S.Pd., M.Si

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 7

Mario Antonius Sitohang (4193111021)

Putri Khairiyah (4183311054)

Syaputri Awalia (4182111102)

Tania Dea Alvita Tambunan (4182111039)

Yosua Tumanggor (4183111114)

Kelas : Pendidikan Matematika E 2018

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami kesempatan dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terimakasih saya
ucapkan kepada Ibu Erlinawaty Simanjuntak, S.Pd., M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah Aljabar Linier yang telah membimbing kami
mahasiswa/i semester 4 tahun ajaran 2019/2020.

Dalam makalah ini kami membahas dan menjelaskan mengenai judul


materi transformasi linier dengan referensi sebanyak 3 buku yang bertujuan
untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca.

Selaku manusia biasa, kami menyadari bahwa dalam hasil makalah ini
masih terdapat kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena
itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada mata kuliah Aljabar
Linear jurusan Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Medan.

Medan, 18 Maret 2020

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 1

1.3 Tujuan.................................................................................................. 1

1.4 Identitas Buku...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3

2.1 Transformasi Linier............................................................................. 3

2.2 Kernel (Inti) dan Jangkauan................................................................. 6

2.3 Transformasi Non Singular.................................................................. 7

2.4 Matriks Transformasi........................................................................... 8

2.5 Matriks Baku/Standar.......................................................................... 9

2.6 Matriks Transformasi terhadap A dan B............................................. 9

2.7 Soal Latihan......................................................................................... 13

BAB III PENUTUP.........................................................................................

3.1 Kesimpulan..........................................................................................

3.2 Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu dasar yang menjadi tolak ukur bagi


perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. Matematika dapat memberikan
kemampuan berpikir logis dalam memecahkan masalah yang rumit. Komputer
merupakan serangkaian intruksi-intruksi yang berjalan dengan metode
matematika. Maka dari itu, harus mampu menguasai seluruh materi. Karena, hal
itu adalah modal utama dalam penguasan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
menghadapi persaingan global.

Salah satu materi yang harus benar-benar mahasiswa kuasai adalah


materi aljabar, materi ini banyak diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu transformasi linear?
2. Bagaimana konsep dari transformasi linear karnel dan jangkauan?
3. Apa itu transformasi non singular?
4. Apa itu matriks transformasi?
5. Apa itu matriks baku?
6. Bagaimana cara menentukan transformasi terhadap A dan B?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu transformasi linear.
2. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat dari transformasi linear karnel dan
jangkauan.
3. Untuk mengetahui apa itu transformasi non singular.
4. Untuk mengetahui apa itu matriks transformasi.
5. Untuk mengetahui apa itu matriks baku.
6. Untuk mengetahui cara menentukan transformasi terhadap A dan B.

1
1.4 Identitas Buku
Buku Pertama

Judul Buku Aljabar Linear


Penulis Setiadji
Tahun Terbit 2008
Penerbit Graha Ilmu
Kota Terbit Yogyakarta
ISBN 978-979-756-294-6

Buku Kedua

Judul Buku Buku Ajar Aljabar linear


Penulis Yuliant Sibarani
Tahun Terbit 2002
Penerbit Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
Kota Terbit Bandung
ISBN -

Buku Ketiga

Judul Buku Matriks dan Transformasi Linear


Penulis Wikaria Gazali
Tahun Terbit 2005
Penerbit Graha Ilmu
Kota Terbit Yogyakarta
ISBN 979 756 040 4

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1 Transformasi Linear

Defenisi

Suatu transformasi linear T dari ruang vektor V ke ruang vektor W, keduanya atas
lapangan F yang sama, adalah suatu pemetaan dari V ke W sedemikian sehingga,
untuk semua x, y ∈V dan a ∈ F berlaku :

i) T ( x + y )=T ( x ) +T ( y )

ii) T ( ∝ . x )=∝ .T ( x )

Defenisi 2

Suatu transformasi Linear T dari ruang vektor V ke ruang vektor W, keduanya


atas lapangan F yang sama, adalah suatu pemetaan dari V ke W sedemikian
sehinggam untuk semua x, y ∈V dan ∝ , β ∈ F berlaku

T ( ∝ x+ βy ) =∝. T ( x )+ βT ( y )

Akan ditunjukkan bahwa kedua definisi ini ekivalen. Defenisi 1=defenisi 2

Ambil sebarang vektor x, y ∈V dan skalar-skalar ∝ , β ∈ F .

Menurut ii) maka T ( ∝ . x )=∝ .T ( x ) dan T ( βy )= βT ( y ). Dan menurut i)

T ( ∝ x+ βy ) =T ( ∝ x ) +T ( βy) sehingga T ( ∝ x+ βy ) =∝T ( x ) + βT ( y)

Defenisi 2.2 → 2.1

Ambil ∝=β=1 ∈ F. Maka, menurut defenisi 2

T ( x + y )=T (1. x +1. y ) =1.T ( x ) +1. T ( y )=T ( x ) +T ( y )

Dan ambil β=0 ∈ F maka, menurut defenisi 2

T ( ∝ . x )=T ( ∝ x+ 0. y )=∝T ( x ) +0=∝T ( x)

Selanjutnya, sebagaimana dikenal dalam teori pemetaan, maka dua pemetaan


linear T 1 dan T 2 dari V ke W dikatakan sama jika dan hanya jika:

3
T 1 ( x )=T 2 ( x), untuk semua x∈V

Definisi 3

Jumlahan T 1+T 2 dan pergandaan dengan skalar ∝T 1 pemetaan linear-pemetaan


linear dari V ke W didefenisikan masing-masing dengan :

a. (T ¿ ¿ 1+T 2 ) ( x )=T 1 ( x ) +T 2 ( x ) , ¿ untuk semua x∈V


b. ( ∝ T 1 ) ( x )=∝T 1 ( x ) , untuk semua x∈V, dan semua ∝∈ F

Jika T 1 transformasi linear dari V ke W dan T 2 transformasi linear dari W


ke U, maka transformasi linear T 1 . T 2 dari V ke U didefenisikan dengan

c. ( T 1 . T 2) ( x )=T 1 {T 2 ( x ) }, untuk semua x∈V. Oleh karena itu, untuk


himpunan transformasi-transformasi linear yang memetakan V ke dirinya
sendiri, ada tiga operasi yang well defined
Jumlahan T 1+T 2
Pergandan dengan scalar:
∝T 1
T 1. T 2

Dapat dibuktikan bahwa himpunan semua transformasi linear dari V ke V adalah


tertutup terhadap operasi-operasi ini, yaitu, transformasi hasil pada tiap keadaan
adalah linear. Beberapa transformasi linear khusus yang menarik perhatian.
Transformasi linear nol yaitu Z didefinisikan dengan Z(x)=0, untuk setiap x ∈ V

Transformasi Linear Identitas I didefinisikan dengan

I ( x )=x, untuk setiap x ∈ V

Berhubungan dengan transformasi linear T, ada transformasi linear negatip, yang


ditunjukkan –T dan didefinisikan dengan

−T ( x )=−T (x ), untuk setiap x ∈ V

Mudah ditunjukkan bahwa

4
T + Z=T , untuk setiap T

T . I =I . T =T , untuk setiap T

T +(−T )=Z, untuk setiap T

Contoh-Contoh Transformasi Linear :


x− y
x
1. Diketahui T : R → R dengan T
2
y
3
()
= x , apakah T merupakan transformasi
y
linear ?

Jawaban :

x1 x2
Misalkan ú= dan v́=
y1 y2

Syarat 1

x 1+ x 2
ú+ v́=
( y 1+ y 2)maka

x 1 + x 2− ( y 1 + y 2 ) x1− y 1 x2 − y 2
x +x
(
T ( ú+ v́ )=T 1 2 =
y1 + y2 ) ( x1 + x 2
y1 + y2 )( )( )
= x1 + x 2 =T ( ú ) +T ( v́ )
y1 y2

Syarat 2

k x1
Untuk sembarang skalar k, k . ú= ( )
k y1

k x 1−k y 1 x 1− y 1
k x1
( )
T ( k . ú ) =T
k y1
=
( k x1
k y1 )( )
=k x 1 =k .T (ú )
y1

x− y
Kedua syarat terpenuhi, maka T ()x =
y ( ) x merupakan transformasi linear.
y

5
2.2 Kernel (Inti) dan Jangkauan

a. Kernel (Inti)

Diketahui transformasi linear T :V →W , dengan fungsi T ( ú ) , ú ∈V

Kernel dari T (disingkat kerl (T)) adalah himpunan ( ú ) sedemikian hingga T ( ú )=0́
atau {ú∨T ( ú ) =0́ } . ker (T) juga disebut ruang nol dari T

Himpunan b́sedemikian T ( ú )=b́ disebut jangkauan dari T atau disingkat R(T).


R(T) disebut juga dengan bayangan u oleh T ( ú )

Transformasi Linear T :V →W dapat pula disebut suatu homorfisma dari ruang V


ke runag mungkin ruang yang sama, tetapi tidak perlu demikian.

Daerah awal (domain) dari T adalah runag V, dan daerah hasil dari T adalah
himpunan bagian Im(T) dari W,

ℑ ( T )={w ∈W ∨( ∃ v ∈ V ) . T ( v )=w }

Mudah dibuktikan bahwa Im(T) suatu ruang bagian dari W, karena jika
w 1 , w 2 ∈ ℑ(T ), maka terdapat v1 , v 2 ∈V sedemikian sehingga T( v1 ¿=w1 dan
T v 2=w 2.

Maka w 1+ w2=T ( v 1 ) +T (v 2)∈ ℑ¿

Juga untuk ∝∈ F , α w1=∝T ( v 1 ) =T ( ∝ v 1 )=∈ ℑ(T )

Dengan teorema yang telah dijelaskan sebelumnya, maka Im(T) adalah suatu
ruang bagina dari W.

Contoh :

Tentukan basis dan dimensi dari Ker(T) dan R(T) dari transformasi linear

1 −1 2
[
T : R3 → R 2 dengan T ( ú )=A ú, dengan ú ∈ R3 dan A= 2 −2 −4 ]
Jawaban :

6
Kernel

Ker(T) adalah ruang nol dari T ( ú )=A ú=0́ . Jadi ker(T) merupakan ruang solusi
dari SPL

A ú= 0́. Dengan menggunakan eliminasi gaus –jordan didapatkan solusi dari SPL

s−2t 1 −2

[ ][] [ ]
adalah ú= s = 1 s + 0 t
t 0 1

1 −2

[ ][ ]
Jadi baris kert(T) = 1 , 0 dan dim Kert(T) = 2
0 1

b. Jangkauan

R(T) merupakan himpunan dari b́ dengan A ú= b́. Kalau kita perhatikan maka
R(T) merupakan ruang kolom dari A. dari eliminasi Gaus Jordan pada A maka

didapatkan A~....~ [ 10 −1 2
0 0 ]
Jadi baris R(T) merupakan baris ruang kolom A yaitu [−21 ] dan dim(R) = 1
2.3 Transformasi Non-Singular

Defenisi : suatu taransformasi linear T disebut non-singular jika ada transformasi


linear T −1 sedemikian sehingga T −1 T =I . Jika tidak demikian T disebut singular.

Misal T transformasi linear dari Vn ke W, maka pernyataan-pernyataan berikut


adalah ekivalen.

a). T adalah non-singular

b). Jika V≠ W maka T(v) ≠ T (w)

c). Ker (T) =0

d). v(T)=0

7
e. ρ ( T ) =n

f). Jika {v 1 , v 2 , … , v n } basis untuk v n maka {T ¿ basis untuk Im(T)

2.4 Matriks Transformasi

Ketika membahas masalah transformasi matriks, maka hal utama yang ingin
diketahui tentunya adalah bayangan suatu vektor dari transformasi tersbut dan
matriks trasnformasinya. Penentuan matriks transformasi tergantung dari faktor-
faktor yang diketahui.

Contoh :

Misalnya {v́ 1 , v́ 2 , v́ 3 } merupakan baris R3 Transformasi linear T : R3 → P 2 memiliki


T ( v́ i )=wi dengan v́1 =( 1, 1 ,−1 ) , v́ 2=( 0 ,−1 , 1 ), v́ 2=( 0 , 0 ,−1 ),

p ( x ) =1−x + x 2 , q ( x )=1+2 x 2 , r ( x ) =2 x− x2

a. Tentukan matriks transformasi A sedemikian hingga A v́ i =wi !

b. Tentukan bayangan (1,2,1) dari transformasi tersebut!

−1

[]
c. Jika [ ź ] A= −1 , tentukan bayangan ź!
1

Jawaban:

A v́ i =wi , jika B=[ v́ 1 v́ 2 v́ 3 ] dan C=[ p( x) q(x ) r ( x ) ]maka AB = C. karena


v́1 , v́ 2 , v́ 3 baris R3 maka B bujursangkar B−1 ada sehingga didapatkan A =C B−1.
Pada soal diatas.

1 0 0 1 1 0
a. B= 1
[ 1 0 ,
−1 −1 −1
C= −x
x2 ] [ 0 2x
2 x 2 −x 2 ]
1 0 0
−1
kemudian B−1 dicari dan didapatkan B = −1 1 0
0 −1 −1 [ ]
8
0 1 0
−1

[
Jadi A =C B = −x −2 x −2 x
−x 2 −2 x 2 x2 ]
b. Bayangan (1,2,1) adalah

1 1 0 1 0 1 2

[] [] [ ][ ] [ ]
T 2 = A 2 = −x −2 x −2 x 2 = −5 x =2−5 x−4 x 2
1 1 −x 2 −2 x 2 x 2 1 −4 x 2

−1

[]
c. [ ź ] A= −1
1
berarti ź=−v́ 1−v́2 + v́ 3, bayangan z dapat ditentukan dengan

beberapa cara yaitu :

T [ ź ] = A ź dengan A adalah matriks transformasi pada jawaban (a)

−1

[]
Dapat dicari tanpa menggunakan A. karena [ ź ] A= −1 =ḱ , maka [ ź ] B= ḱ
1

sehingga T ( ź )=T ( B ḱ )= AB ḱ=C ḱjadi

1 1 0 −1 −2

[
T ( ź )=C ḱ= −x 0
x 2 2 x 2 −x2 1 ][ ] [ ]
2 x −1 = 3 x =−2+3 x−4 x 2
−4 x 2

2.5 Matriks Baku/Standar

Misal transformasi matriks T : R n → R m dengan T ( x́ )= A x́ memiliki baris standar


S={é 1 , é 2 ,… , é n }, maka matriks transformasi dari transformasi diatas (matriks

standar untuk T) adalah A=[ T ( é 1 ) T ( é 2 ) … ..T ( é n) ]

2.6 Matriks Transformasi terhadap A dan B

Diketahui ruang V, W dengan dimensi ruang vektor berturut-turut n dan m dan


transformasi linear T : v → w dengan fungsi T ( x́ ) , x́ ∈V jika A,B merupakan baris
V,W maka untuk setiap x́ ∈ V dapat ditentukan [ x́ ] A dengan [ x́ ] A ∈V . Karena
T ( x́ ) ∈V maka juga dapat ditentukan [ T ( x́) ] B dengan [ T ( x́) ] B ∈ B .

9
Sekarang misalkan dimiliki transformasi linear yang lain T : v → w dengan fungsi
( T [ x́ ] A ) =[ T x́ ] B=D [ x́ ] A maka matris transformasi linear diatas disebut matriks T
terhadap baris A dan B.

Menentukan matriks T terhadap baris A dan B

Contoh :

y
Diketahui transformasi linear T : R2 → R 3 dengan T
x =
([ ])
y [
−5 x+13 y
−7 x+16 y ]
Jika A={( 3,1 ) , (5,2 ) } dan B={ ( 1,0 ,−1 ) , (−1,2,2 ) , ( 0,1,2 ) } berturut-turut
merupakan baris R2 dan R 3

a. tentukan matriks T terhadap baris A dan B

b. untuk x́=(2,1) tentukan T ( [ x́ ] ¿¿ A)¿

jawaban :

a. misal D adalah matris T terhadap baris A dan B, maka D =

[ ([ ])]] [ T ([52])]]
T 3
1 B B

10
1 2
1
−5[ ] ([ ]) [ ]
T 3 = −2 , T 5 = −1
([ ]) 21
−3

1 1 2 3
[ [ ] ] [ ] [ ] [[ ]] [ ] [ ]
T 3
1 b
= −2
5 B
=…= 0 ,T 5 = 1 =…= 1
−2
2
−3 −1

1 3

[ ]
Jadi matriks T terhadap baris A dan B 0 1
−2 −1

k1 3 5 k1 2 k
b. [ x́ ] A = [ ] [ ][ ] [ ]
k2
→ = didapatkan 1 =
1 2 k2 1 k2 [][ ]
−1
1

1 3 2
T x́
jadi ( A )
[ ] = 0
[ ][ ] [ ]
1
−2 −1
−1 =
1
1
1

Contoh :

1. Misalkan T:RnRmadalah perkalian oleh sebuah matriks Ayang berukuran m x


n.
Dari contoh 13 maka kernel dari T terdiri dari semua pemecahan dari Ax = 0 ; jadi
kernel tersebut adalah ruang pemecahandari sistem ini. Juga dari contoh 13,
jangkuan dari T terdiri dari semua vektor b sehingga Ax = b konsisten. Jadi,
menurut Teorema 14 dari bagian 4.6, jangkuan dari T adalah ruang kolomdari
matrik A.

Misalkan {v1 , v2,....., vn } adalah sebuah basis untuk ruang


vektor V dan T:V > W

adalah transformasi linier. Jika kebetulan kita mengetahui bayangan vektor basis,
yakni
T(v1), T(v2), ..., T(vn)
maka kita dapat memperoleh bayangan T(v) dari seberang vektor v dengan
menyatakan dulu v dalam basis tersebut, katakanlah

11
v = k1v1 + k2v2 + ... + knvn
dan kemudian menggunakan hubungan (5.2) dari bagian 5.1 untuk menuliskan
T(v) = (1,0) T(v2) = (2, - 1) T(v3) = (4,3)
Carilah T(2, -3,5) !

Pemecahan. Mula-mula kita menyatakan v = (2, -3, 5) sebagai


kombinasi dari v1 = (1, 1, 1), v2 = (1, 1, 0), dan v3 = (1, 0, 0). jadi

(2, 3, 5) = k1 (1, 1, 1) + k2 (1, 1, 0) + k3 (1, 0, 0)


atau setelah menyamakan komponen-komponen yang bersangkutan
k1 + k2 + k3 = 2

k1 + k2 =-3

k1 = 5

yang menghasilkan k1 = 5, k2 = -8, k3 = 5 sehingga (2, -3, 5) = 5v1 -8v2 + 5v3


jadi T(2, -3, 5) = 5T(v1) - 8T(v2) + 5T3
= 5(1,0) - 8(2, -1) + 5(4,3)
= (9, 23)
Jika T:V > W adalah transformasi linier, maka dimensi dari jangkauan dari T
dinamakan rank dari T dan dimensi dari kernel dinamakan nulitas (nullity)dari
T.

2. Misalkan T:R2> R2 adalah rotasi dari R2 melalui sudut π/4. Jelaslah secara
geometrik bahwa jangkauan dari T adalah semuanya R2 dan kernel dari T
adalah (0). Maka T mempunyai rank 2 dan nulitas = 0.

3. Misalkan T:Rn> Rm adalah perkalian sebuah matriks A yang berukuran m x n.

12
Didalam contoh 14 kita mengamati bahwa jangkauan dari T adalah ruang kolom
dari A jadi rank dari T adalah dimensi ruang kolom dari A, yang persis sama
dengan rank dari A. Secara ringkas, maka

rank (T) = rank (A)


Juga didalam Contoh 14, kita melihat bahwa kernel dari T adalah ruang
pemecahan dari Ax = 0.
Jadi nulitas dari T adalah dimensi ruang pemecahan ini.

Teorema kita berikutnya menghasilkan sebuah hubungan di antara rank dan


nulitas dari transformasi linier yang didefinisikan pada sebuah ruang vektor
berdimensi berhingga. Kita akan menangguhkan buktinya sampai keakhir bagian
ini.

Teorema 3. (Teorema Dimensi). Jika T:V> W adalah transformasi linier dari


sebuah ruang vektor V yang berdimensi n kepada sebuah ruang vektor W, maka

(rank dariT) + (nolitas dari T) = n

Di dalam kasus khusus di mana V=Rn-, W=Rm-, dan T:Rn> Rm adalah perkalian
oleh sebuah matriks A yang berukuran m x n, maka teorema dimensi tersebut
menghasilkan hasil yang berikut :

nulitas dari T = n - (rank dari T)


= (banyaknya kolom dari A) - (rank dari T) (5,4)

Akan tetapi, kita memperhatikan di dalam Contoh 17 bahwa nutilas dari T adalah
dimensi dari ruang pemecahan dari Ax = 0, dan rank dari T adalah rank dari
matriks A. Jadi (5.4) menghasilkan teorema yang berikut.

Teorema 4. Jika A adalah matriks m x n maka dimensi ruang pemecahan dari Ax


= 0 adalah : n - rank (A).

13
2.7 Soal Latihan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :

1. Suatu transformasi linear T dari ruang vektor V ke ruang vektor W,


keduanya atas lapangan F yang sama, adalah suatu pemetaan dari V ke W
sedemikian sehingga, untuk semua x, y ∈V dan a ∈ F berlaku :
(i) T ( x + y )=T ( x ) +T ( y )
(ii) T ( ∝ . x )=∝ .T ( x )

2. Diketahui transformasi linear T :V →W , dengan fungsi T ( ú ) , ú ∈V


Kernel dari T (disingkat kerl (T)) adalah himpunan ( ú ) sedemikian hingga
T ( ú )=0́atau {ú∨T ( ú ) =0́ } . kerl (T) juga disebut ruang nol dari T.
Himpunan b́sedemikian T ( ú )=b́ disebut jangkauan dari T atau disingkat
R(T). R(T) disebut juga dengan bayangan u oleh T ( ú ).

3. Suatu taransformasi linear T disebut non-singular jika ada transformasi


linear T −1 sedemikian sehingga T −1 T =I . Jika tidak demikian T disebut
singular.

14
4. Ketika membahas masalah transformasi matriks, maka hal utama yang
ingin diketahui tentunya adalah bayangan suatu vektor dari transformasi
tersbut dan matriks trasnformasinya. Penentuan matriks transformasi
tergantung dari faktor-faktor yang diketahui.

5. Matriks baku/standar, Misalkan transformasi matriks T : R n → R m dengan


T ( x́ )= A x́ memiliki baris standar S={é 1 , é 2 ,… , é n }, maka matriks
transformasi dari transformasi diatas (matriks standar untuk T) adalah
A=[ T ( é 1 ) T ( é 2 ) … ..T ( é n) ]

6. Menentukan matriks T terhadap baris A dan B

3.2 Saran

Penulis sangat menyadari dan memahami bahwa pembuatan makalah ini


jauh dari kekurangan dan kelemahan dalam pembuatannya. Maka dari itu,
penulis tidak menolak adanya saran dan kritik yang sifatnya mendukung dan
membangun dari pembaca agar makalah selanjutnya nanti jauh lebih sempurna.

15
DAFTAR PUSTAKA

Gazali, Wikaria. 2005. Matriks dan Transformasi Linear. Yogyakarta : Graha


Ilmu

Setiadji. 2008. Aljabar Linear. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sibarani, Yulianti. 2002. Buku Ajar Aljabar Linear. Bandung : Sekolah Tinggi
Teknologi Telkom

16

Anda mungkin juga menyukai