TRANSFORMASI LINIER
DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7
JURUSAN MATEMATIKA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami kesempatan dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terimakasih saya
ucapkan kepada Ibu Erlinawaty Simanjuntak, S.Pd., M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah Aljabar Linier yang telah membimbing kami
mahasiswa/i semester 4 tahun ajaran 2019/2020.
Selaku manusia biasa, kami menyadari bahwa dalam hasil makalah ini
masih terdapat kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena
itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada mata kuliah Aljabar
Linear jurusan Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Medan.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.3 Tujuan.................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
3.1 Kesimpulan..........................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu transformasi linear.
2. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat dari transformasi linear karnel dan
jangkauan.
3. Untuk mengetahui apa itu transformasi non singular.
4. Untuk mengetahui apa itu matriks transformasi.
5. Untuk mengetahui apa itu matriks baku.
6. Untuk mengetahui cara menentukan transformasi terhadap A dan B.
1
1.4 Identitas Buku
Buku Pertama
Buku Kedua
Buku Ketiga
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Transformasi Linear
Defenisi
Suatu transformasi linear T dari ruang vektor V ke ruang vektor W, keduanya atas
lapangan F yang sama, adalah suatu pemetaan dari V ke W sedemikian sehingga,
untuk semua x, y ∈V dan a ∈ F berlaku :
i) T ( x + y )=T ( x ) +T ( y )
ii) T ( ∝ . x )=∝ .T ( x )
Defenisi 2
T ( ∝ x+ βy ) =∝. T ( x )+ βT ( y )
3
T 1 ( x )=T 2 ( x), untuk semua x∈V
Definisi 3
4
T + Z=T , untuk setiap T
T . I =I . T =T , untuk setiap T
Jawaban :
x1 x2
Misalkan ú= dan v́=
y1 y2
Syarat 1
x 1+ x 2
ú+ v́=
( y 1+ y 2)maka
x 1 + x 2− ( y 1 + y 2 ) x1− y 1 x2 − y 2
x +x
(
T ( ú+ v́ )=T 1 2 =
y1 + y2 ) ( x1 + x 2
y1 + y2 )( )( )
= x1 + x 2 =T ( ú ) +T ( v́ )
y1 y2
Syarat 2
k x1
Untuk sembarang skalar k, k . ú= ( )
k y1
k x 1−k y 1 x 1− y 1
k x1
( )
T ( k . ú ) =T
k y1
=
( k x1
k y1 )( )
=k x 1 =k .T (ú )
y1
x− y
Kedua syarat terpenuhi, maka T ()x =
y ( ) x merupakan transformasi linear.
y
5
2.2 Kernel (Inti) dan Jangkauan
a. Kernel (Inti)
Kernel dari T (disingkat kerl (T)) adalah himpunan ( ú ) sedemikian hingga T ( ú )=0́
atau {ú∨T ( ú ) =0́ } . ker (T) juga disebut ruang nol dari T
Daerah awal (domain) dari T adalah runag V, dan daerah hasil dari T adalah
himpunan bagian Im(T) dari W,
ℑ ( T )={w ∈W ∨( ∃ v ∈ V ) . T ( v )=w }
Mudah dibuktikan bahwa Im(T) suatu ruang bagian dari W, karena jika
w 1 , w 2 ∈ ℑ(T ), maka terdapat v1 , v 2 ∈V sedemikian sehingga T( v1 ¿=w1 dan
T v 2=w 2.
Dengan teorema yang telah dijelaskan sebelumnya, maka Im(T) adalah suatu
ruang bagina dari W.
Contoh :
Tentukan basis dan dimensi dari Ker(T) dan R(T) dari transformasi linear
1 −1 2
[
T : R3 → R 2 dengan T ( ú )=A ú, dengan ú ∈ R3 dan A= 2 −2 −4 ]
Jawaban :
6
Kernel
Ker(T) adalah ruang nol dari T ( ú )=A ú=0́ . Jadi ker(T) merupakan ruang solusi
dari SPL
A ú= 0́. Dengan menggunakan eliminasi gaus –jordan didapatkan solusi dari SPL
s−2t 1 −2
[ ][] [ ]
adalah ú= s = 1 s + 0 t
t 0 1
1 −2
[ ][ ]
Jadi baris kert(T) = 1 , 0 dan dim Kert(T) = 2
0 1
b. Jangkauan
R(T) merupakan himpunan dari b́ dengan A ú= b́. Kalau kita perhatikan maka
R(T) merupakan ruang kolom dari A. dari eliminasi Gaus Jordan pada A maka
didapatkan A~....~ [ 10 −1 2
0 0 ]
Jadi baris R(T) merupakan baris ruang kolom A yaitu [−21 ] dan dim(R) = 1
2.3 Transformasi Non-Singular
d). v(T)=0
7
e. ρ ( T ) =n
Ketika membahas masalah transformasi matriks, maka hal utama yang ingin
diketahui tentunya adalah bayangan suatu vektor dari transformasi tersbut dan
matriks trasnformasinya. Penentuan matriks transformasi tergantung dari faktor-
faktor yang diketahui.
Contoh :
p ( x ) =1−x + x 2 , q ( x )=1+2 x 2 , r ( x ) =2 x− x2
−1
[]
c. Jika [ ź ] A= −1 , tentukan bayangan ź!
1
Jawaban:
1 0 0 1 1 0
a. B= 1
[ 1 0 ,
−1 −1 −1
C= −x
x2 ] [ 0 2x
2 x 2 −x 2 ]
1 0 0
−1
kemudian B−1 dicari dan didapatkan B = −1 1 0
0 −1 −1 [ ]
8
0 1 0
−1
[
Jadi A =C B = −x −2 x −2 x
−x 2 −2 x 2 x2 ]
b. Bayangan (1,2,1) adalah
1 1 0 1 0 1 2
[] [] [ ][ ] [ ]
T 2 = A 2 = −x −2 x −2 x 2 = −5 x =2−5 x−4 x 2
1 1 −x 2 −2 x 2 x 2 1 −4 x 2
−1
[]
c. [ ź ] A= −1
1
berarti ź=−v́ 1−v́2 + v́ 3, bayangan z dapat ditentukan dengan
−1
[]
Dapat dicari tanpa menggunakan A. karena [ ź ] A= −1 =ḱ , maka [ ź ] B= ḱ
1
1 1 0 −1 −2
[
T ( ź )=C ḱ= −x 0
x 2 2 x 2 −x2 1 ][ ] [ ]
2 x −1 = 3 x =−2+3 x−4 x 2
−4 x 2
9
Sekarang misalkan dimiliki transformasi linear yang lain T : v → w dengan fungsi
( T [ x́ ] A ) =[ T x́ ] B=D [ x́ ] A maka matris transformasi linear diatas disebut matriks T
terhadap baris A dan B.
Contoh :
y
Diketahui transformasi linear T : R2 → R 3 dengan T
x =
([ ])
y [
−5 x+13 y
−7 x+16 y ]
Jika A={( 3,1 ) , (5,2 ) } dan B={ ( 1,0 ,−1 ) , (−1,2,2 ) , ( 0,1,2 ) } berturut-turut
merupakan baris R2 dan R 3
jawaban :
[ ([ ])]] [ T ([52])]]
T 3
1 B B
10
1 2
1
−5[ ] ([ ]) [ ]
T 3 = −2 , T 5 = −1
([ ]) 21
−3
1 1 2 3
[ [ ] ] [ ] [ ] [[ ]] [ ] [ ]
T 3
1 b
= −2
5 B
=…= 0 ,T 5 = 1 =…= 1
−2
2
−3 −1
1 3
[ ]
Jadi matriks T terhadap baris A dan B 0 1
−2 −1
k1 3 5 k1 2 k
b. [ x́ ] A = [ ] [ ][ ] [ ]
k2
→ = didapatkan 1 =
1 2 k2 1 k2 [][ ]
−1
1
1 3 2
T x́
jadi ( A )
[ ] = 0
[ ][ ] [ ]
1
−2 −1
−1 =
1
1
1
Contoh :
adalah transformasi linier. Jika kebetulan kita mengetahui bayangan vektor basis,
yakni
T(v1), T(v2), ..., T(vn)
maka kita dapat memperoleh bayangan T(v) dari seberang vektor v dengan
menyatakan dulu v dalam basis tersebut, katakanlah
11
v = k1v1 + k2v2 + ... + knvn
dan kemudian menggunakan hubungan (5.2) dari bagian 5.1 untuk menuliskan
T(v) = (1,0) T(v2) = (2, - 1) T(v3) = (4,3)
Carilah T(2, -3,5) !
k1 + k2 =-3
k1 = 5
2. Misalkan T:R2> R2 adalah rotasi dari R2 melalui sudut π/4. Jelaslah secara
geometrik bahwa jangkauan dari T adalah semuanya R2 dan kernel dari T
adalah (0). Maka T mempunyai rank 2 dan nulitas = 0.
12
Didalam contoh 14 kita mengamati bahwa jangkauan dari T adalah ruang kolom
dari A jadi rank dari T adalah dimensi ruang kolom dari A, yang persis sama
dengan rank dari A. Secara ringkas, maka
Di dalam kasus khusus di mana V=Rn-, W=Rm-, dan T:Rn> Rm adalah perkalian
oleh sebuah matriks A yang berukuran m x n, maka teorema dimensi tersebut
menghasilkan hasil yang berikut :
Akan tetapi, kita memperhatikan di dalam Contoh 17 bahwa nutilas dari T adalah
dimensi dari ruang pemecahan dari Ax = 0, dan rank dari T adalah rank dari
matriks A. Jadi (5.4) menghasilkan teorema yang berikut.
13
2.7 Soal Latihan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
14
4. Ketika membahas masalah transformasi matriks, maka hal utama yang
ingin diketahui tentunya adalah bayangan suatu vektor dari transformasi
tersbut dan matriks trasnformasinya. Penentuan matriks transformasi
tergantung dari faktor-faktor yang diketahui.
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Sibarani, Yulianti. 2002. Buku Ajar Aljabar Linear. Bandung : Sekolah Tinggi
Teknologi Telkom
16