UNIVERSITAS AIRLANGGA
2022
Kata Pengantar
Jadwal mingguan perkuliahan diambil dari buku KPB pak Koko Martono:
2. Fungsi Skalar-Vektor, Limit dan Kekontinuan (Limit fungsi skalar-vektor, sifat sifat
limit dan kekontinuan fungsi skalar-vektor);
5. Turunan Parsial (Definisi, arti geometris dan fisis turunan parsial, menghitung tu-
runan parsial, vektor gradien, turunan parsial tingkat dua, turunan parsial campu-
ran tingkat dua), Fungsi Vektor-Skalar Terdifferensialkan (Tinjau ulang keterdiffer-
ensialan fungsi real, keterdifferensialan fungsi vektor-skalar, keterdifferensialan dan
i
KATA PENGANTAR ii
6. Turunan Berarah (Definisi dan pengertian, arti fisis dan geometris, menghitung tu-
runan berarah, nilai terbesar dan terkecil turunan berarah, vektor gradien di bidang
dan turunan berarah, turunan berarah fungsi vektor-skalar), Bidang Singgung pada
Permukaan (konsep bidang singgung, persamaan bidang singgung), Differensial To-
tal (konsep dan pengertian, perluasan untuk fungsi tiga peubah);
7. Ekstrim Fungsi Dua Peubah (Ekstrim di titik interior, uji turunan parsial, berbagai
kasus seputar teorema ekstrim, model matematika ekstrim fungsi dua peubah, ek-
strim di titik batas), Metode Pengali Lagrange (Berbagai masalah yang berkaitan
dengan ekstrim fungsi dengan metode pengali Lagrange);
Eridani
Daftar Isi
Kata Pengantar i
iii
Daftar Isi iv
N(t) := ⟨x(t), y(t)⟩, dan Q(t) := ⟨x(t), y(t), z(t)⟩, t ∈ [a, b],
dengan x, y, z ∈ (F SS).
Soal 1.1. Tentukan kurva di bidang datar yang daerah jelajahnya berupa lingkaran dengan
jejari a > 0, dan berpusat di (0, 0).
x(t)2 + y(t)2 = a2 .
1
BAB 1. KURVA DAN SIFAT ELEMENTERNYA 2
Bila dipilih x(t) := a cos t, dan y(t) := a sin t, maka N1 (t) := ⟨a cos t, a sin t⟩ meny-
atakan (persamaan) kurva yang dimaksud.
Tentu saja, kita juga mempunyai pilihan
N2 (t) := ⟨a cos t, −a sin t⟩, atau N3 (t) := ⟨−a sin t, −a cos t⟩,
yang bisa dianggap sebagai (persamaan) kurva dengan daerah jelajah yang sama, yaitu
lingkaran yang seperti di atas. Apa beda dari masing-masing persamaan di atas ? ▶
Soal 1.2. Suatu partikel (di bidang datar) mengelilingi lingkaran x2 + y 2 = a2 dengan
waktu tempuh 2π menit untuk satu kali putaran. Jika posisi awal partikel berada di titik
(a, 0), lalu bergerak berlawanan arah jarum jam, tentukan posisi partikel saat menit ke-t.
N1 (t) := ⟨4 cos t, 3 sin t⟩, dan N2 (t) := ⟨4 sin t, 3 sin t⟩, 0 ≤ t ≤ 2π,
beserta orientasinya.
Soal 1.4. Misalkan diberikan suatu kurva, dengan ketentuan bahwa partikel yang bergerak
di sepanjang kurva selalu berjarak konstan terhadap pusat koordinat. Tentukan daerah
jelajah kurva.
Jawab. Jika kurva berada di bidang datar, maka harus dicari N ∈ (F SV )(2) yang bersifat
p
∥N(t) − 0∥2 = ∥N(t)∥2 := x(t)2 + y(t)2 = a > 0, 0 := ⟨0, 0⟩.
Oleh karena daerah jelajah kurva bersifat x(t)2 +y(t)2 = a2 , maka N(t), daerah jelajahnya
berupa lingkaran.
Jika kurva berada di ruang, maka harus dicari Q ∈ (F SV )(3) yang bersifat
p
∥Q(t) − 0∥3 = ∥Q(t)∥3 := x(t)2 + y(t)2 + z(t)2 = a > 0, 0 := ⟨0, 0, 0⟩.
Oleh karena x(t)2 + y(t)2 + z(t)2 = a2 , maka daerah jelajah Q(t) merupakan sebuah kurva
yang berada pada permukaan bola. ▶
Soal 1.5. Suatu partikel bergerak di sepanjang segmen garis dari titik (0, 0) menuju titik
(2, 4) dengan waktu tempuh 3 menit. Tentukan posisi partikel saat menit ke-t, dengan
0 < t < 3.
BAB 1. KURVA DAN SIFAT ELEMENTERNYA 3
Jawab. Cukup jelas bahwa kurva yang dicari adalah Q1 (t) := ⟨t, 2t⟩, 0 ≤ t ≤ 2.
Tetapi kurva di atas menggambarkan jejak partikel yang bergerak dari pusat koordinat
menuju titik (2, 4) dengan waktu tempuh 2 menit.
Dengan menggunakan substitusi peubah, yaitu t := 2s, maka kita punyai
Jelas bahwa kurva di atas menggambarkan dinamika partikel yang bergerak dari titik (0, 0)
menuju titik (2, 4) dengan waktu tempuh 1 menit.
Dengan substitusi r := 3s, maka kita akan sampai kepada
2r 4r
Q3 (r) := , , 0 ≤ r ≤ 3,
3 3
yang menggambarkan dinamika gerak partikel dari titik (0, 0) di sepanjang garis y = 2x,
menuju titik (2, 4) dengan waktu tempuh 3 menit. Tentu saja, Q3 (t) menyatakan posisi
partikel saat menit ke-t, dengan 0 < t < 3. ▶
Soal 1.6. Suatu partikel bergerak di sepanjang segmen garis dari titik (x1 , y1 ) menuju
titik (x2 , y2 ) dengan waktu tempuh T menit. Tentukan posisi partikel saat menit ke-t,
dengan 0 < t < T.
Soal 1.7. Misalkan a > 0. Suatu partikel bergerak dari titik (a, 0) menyusuri parabola
y = ax − x2 dan berakhir di titik (0, 0). Jika waktu tempuh keseluruhan adalah 3a menit,
tentukan posisi partikel saat menit ke-t.
K(t) := ⟨t, at − t2 ⟩, 0 ≤ t ≤ a.
Setelah pembaca dapat menyelidiki sifat elementer kurva di atas, maka kurva yang dimak-
sud, bisa dicari. ▶
Kumpulan soal latihan di atas, mengarahkan kepada situasi yang menggambarkan
potongan (segmen) suatu kurva yang mempunyai titik awal dan titik akhir. Potongan
kurva tersebut merupakan daerah jelajah suatu partikel yang bergerak dari titik awal
kurva menuju ke titik akhir kurva dengan waktu tempuh tertentu.
Kadangkala waktu tempuh dua partikel berbeda, walau daerah jelajahnya sama, bisa
saja berbeda. Bisa juga terjadi yang dimaksud sebagai titik awal oleh suatu partikel
BAB 1. KURVA DAN SIFAT ELEMENTERNYA 4
(pada daerah jelajah yang sama) bisa dianggap sebagai titik akhir oleh partikel yang lain.
Bila titik awal dan titik akhir berimpit, bisa diperiksa pula berapa kali suatu partikel
mengelilingi kurva yang dimaksud.
Penjelasan di atas tidak bergantung kepada kurva di bidang maupun di ruang. Kita
tetap akan mendapatkan hasil yang sama, baik untuk kurva di bidang maupun di ruang.
Kita ingat kembali, garis di bidang yang melalui titik (x0 , y0 ) dan sejajar vektor ⟨a, b⟩
mempunyai persamaan K(t) := ⟨x0 + ta, y0 + tb⟩, untuk t ∈ R.
Dengan demikian, garis di ruang yang melalui titik (x0 , y0 , z0 ) dan sejajar vektor
⟨a, b, c⟩ mempunyai persamaan M(t) := ⟨x0 + ta, y0 + tb, z0 + tc⟩, t ∈ R.
Jika garis M1 sejajar vektor a1 := ⟨a1 , b1 , c1 ⟩ dan garis M2 sejajar vektor a2 :=
⟨a2 , b2 , c2 ⟩, maka sudut yang dibentuk oleh M1 dan M2 adalah ∠ [M1 , M2 ] dan
a1 · a2
cos ∠ [M1 , M2 ] = , 0◦ ∠ [M1 , M2 ] ≤ 180◦ .
∥a1 ∥3 ∥a2 ∥3
Soal 1.8. Tentukan persamaan garis yang melalui titik (x1 , y1 , z1 ) dan (x2 , y2 , z2 ).
Soal 1.9. Misalkan a, b > 0. Tentukan daerah jelajah kurva-kurva dengan persamaan
N(t) := ⟨cos at, sin at, b⟩, atau M(t) := ⟨cos at, sin at, bt⟩, t ∈ R.
Soal 1.10. Misalkan a, b dan c tiga buah vektor di ruang, dengan b, c saling tegak lurus,
juga keduanya mempunyai panjang r > 0. Selidiki lintasan kurva
Soal 1.11. Misalkan L menyatakan lingkaran dengan jejari 5 satuan panjang, berpusat
di (0, 0, 0), dan terletak pada bidang y = 2x. Tentukan kurva yang daerah jelajahnya L.
Jawab. Oleh karena bidang y = 2x tegak lurus bidang XY dan memuat sumbu-z, maka
bidang tersebut merupakan ruang vektor yang dibangun oleh vektor k := ⟨0, 0, 1⟩ dan b,
dengan b terletak pada bidang XY dan ∥b∥3 = 1.
Jelas bahwa kurva yang dimaksud adalah
Soal 1.12. Tentukan kurva yang daerah jelajahnya berupa ellips yang berpusat di (0, 0, 0),
panjang sumbu panjang dan pendeknya masing-masing adalah 6 dan 4, dan ellips tersebut
terletak pada bidang y = 2x.
Jika diberikan kurva-kurva Mp (t) := ⟨xp (t), yp (t), zp (t)⟩, dengan p = 1, 2, dan t ∈ [a, b],
maka dapat diperoleh kurva baru hasil operasi yang dilakukan terhadap M1 dan M2 .
Jika α, β ∈ R, maka kurva αM1 + βM2 mempunyai persamaan
(αM1 + βM2 )(t) := ⟨α x1 (t) + β x2 (t), α y1 (t) + β y2 (t), α z1 (t) + β z2 (t)⟩, t ∈ [a, b].
BAB 1. KURVA DAN SIFAT ELEMENTERNYA 6
(M1 · M2 )(t) := x1 (t)x2 (t) + y1 (t)y2 (t) + z1 (t)z2 (t), t ∈ [a, b].
Soal 1.15. Jika diketahui K1 (t) := ⟨t, sin t, cos t⟩, K2 (t) := ⟨1, t, t2 ⟩, tentukan K1 · K2
dan K1 × K2 .
Soal 1.16. Tentukan garis lurus yang melalui titik (1, −1, 2) dan tegak lurus bidang
−2x + 3y = 5.
Jawab. Sebuah soal yang sederhana dan menarik. Sederhana, karena soal ini sudah pernah
kita bahas di kuliah Geometri Analitik. Menarik, karena soal ini bisa kita kerjakan kembali
dengan menggunakan konsep dan sifat elementer vektor. ▶
Soal 1.17. Misalkan suatu partikel bermuatan mempunyai kecepatan M(t) := ⟨2t, 3t2 , 0⟩,
bergerak pada medan magnet homogen i. Tentukan
F(t) := qM(t) × i,
Soal 1.18. Misalkan N(t) := ⟨3t, t − 4, t2 ⟩, dan N ′ (t) := ⟨3, 1, 2t⟩, berturut-turut meny-
atakan posisi dan kecepatan gerak suatu partikel. Hitunglah
Sekarang kita siap untuk mendefinisikan pengertian limit untuk fungsi bernilai vektor.
Teorema 1.21. (Karakterisasi Limit). Misalkan diberikan x : [a, b] → R. Untuk a < c < b,
kita punyai lim x(t) = L1 , jika dan hanya jika lim |x(t) − L1 | = 0.
t→c t→c
Teorema 1.22. (Prinsip Apit). Misalkan diberikan fungsi fungsi f, g, h : [a, b] → R, yang
bersifat f (t) ≤ g(t) ≤ h(t) untuk semua a ≤ t ≤ b. Untuk a < c < b, berlaku
Teorema 1.23. (Karakterisasi Limit). Misalkan diberikan r : [a, b] → ⟨x(t), y(t)⟩, dan
a := ⟨L1 , L2 ⟩. Untuk a < c < b, kita punyai lim r(t) = a, jika dan hanya jika
t→c
Bukti. Misalkan diketahui lim ∥r(t) − a∥2 = 0, atau lim ∥r(t) − a∥22 = 0.
t→c t→c
Cukup jelas bahwa pernyataan di atas, setara dengan
lim r(t) = a.
t→c
Oleh karena proses di atas dapat dibalik, maka kita sampai kepada akhir bukti. ■
Oleh karena lim rk (t) = ak , maka lim ∥rk (t)−ak ∥3 = 0, k = 1, 2. Dengan menggunakan
t→c t→c
Prinsip Apit, maka lim |r1 · r2 (t) − a1 · a2 | = 0, atau
t→c
Secara sama, buktinya ditinggalkan sebagai latihan, dapat pula ditunjukkan bahwa
Jawab. Untuk alasan kesederhanaan, kita hanya akan membahas garis lurus di bidang
datar, dengan persamaan r(t) := ⟨m1 t + c1 , m2 t + c2 ⟩, dengan t ∈ R.
Akan ditunjukkan lim r(t) = r(p), atau lim ∥r(t) − r(p)∥2 = 0, untuk setiap p ∈ R.
t→p t→p
Kita tinjau ketaksamaan berikut ini, yaitu:
q q
0 ≤ ∥r(t) − r(p)∥2 = m21 (t − p)2 + m22 (t − p)2 ≤ |t − p| m21 + m22 .
Soal 1.25. Buktikan, kurva r(t) := ⟨3t, 2t2 , t3 ⟩ kontinu di c ∈ (0, 1).
Soal 1.26. Diberikan x, y : [a, b] → R, r(t) := ⟨x(t), y(t)⟩, dan c ∈ (a, b).
Buktikan r kontinu di c, jika dan hanya jika x, y kontinu di c.
BAB 1. KURVA DAN SIFAT ELEMENTERNYA 9
Diberikan kurva r1 , r2 : [a, b] → R3 yaitu rk (t) := ⟨xk (t), yk (t), zk (t)⟩, dengan k = 1, 2.
Diketahui rk kontinu di c ∈ (a, b), dan α ∈ R. Kita definisikan
αr1 (t) := ⟨αx1 (t), αy1 (t), αz1 (t)⟩, (r1 +r2 )(t) := ⟨x1 (t)+x2 (t), y1 (t)+y2 (t), z1 (t)+z2 (t)⟩.
(u r1 )(t) := ⟨u(t)x1 (t), u(t)y1 (t), u(t)z1 (t)⟩, (r1 ◦ u)(t) := ⟨x1 (u(t)), y1 (u(t)), z1 (u(t))⟩.
Tentu saja definisi di atas hanya bermakna, jika daerah asal dan hasil u bersesuaian dengan
operasi yang disajikan.
Soal 1.27. Untuk u(t) := t2 , dan r(t) := ⟨sin t, cos t, et ⟩, tentukan u r dan r ◦ u.
Kita lanjutkan diskusi kita dengan menunjukkan bahwa αr1 dan r1 + r2 keduanya
kontinu. Cukup jelas bahwa kesamaan di bawah ini,
0 ≤ ∥(r1 (t) + r2 (t)) − (r1 (c) + r2 (c))∥3 ≤ ∥r1 (t) − r1 (c)∥3 + ∥r2 (t) − r2 (c)∥3 ,
juga jelas menyatakan bahwa r1 +r2 kontinu di c ∈ (a, b). Detil bukti keduanya diserahkan
kepada pembaca sebagai latihan.
1.4.1 Turunan
x(t) − x(c)
x ′ (c) := lim , asalkan limit di ruas kanan, ada.
t→c t−c
Selanjutnya, untuk r(t) := ⟨x(t), y(t), z(t)⟩, dengan a ≤ t ≤ b, dan c ∈ (a, b), kita
definisikan r ′ (c) := ⟨x ′ (c), y ′ (c), z ′ (c)⟩. Notasi r ′ (c) menyatakan turunan r di c.
BAB 1. KURVA DAN SIFAT ELEMENTERNYA 10
Soal 1.29. Tuliskan garis yang menyinggung kurva y := F (x) di titik (x0 , y0 ).
Jawab. Cukup jelas bahwa garis singgung yang dimaksud adalah y − y0 = F ′ (x0 )(x − x0 ).
Dengan menggunakan fakta bahwa
y − y0 x − x0
′
= (= t), maka
F (x0 ) 1
Soal 1.30. Tuliskan garis yang menyinggung kurva (dengan persamaan parametrik)
menyatakan garis yang menyinggung kurva r di titik (x(c), y(c), z(c)), asalkan r ′ (c) ̸= 0.
Soal 1.31. Tentukan garis yang menyinggung (kurva) helix r(t) := ⟨cos t, sin t, t⟩ di titik
(−1, 0, π).
Jawab. Kita tahu bahwa titik yang dimaksud merupakan titik ujung vektor r(π).
Selain itu, dari r ′ (t) = ⟨− sin t, cos t, 1⟩, maka r ′ (π) = ⟨0, −1, 1⟩, dan ini berarti
Soal 1.32. Tentukan garis yang menyinggung kurva r(t) := ⟨2t − 1, 1 − t2 , e−t ⟩, di titik
(−1, 1, 1).
Soal 1.34. Tentukan vektor singgung satuan di sebarang titik pada lingkaran yang ber-
pusat di (0, 0, 0), dengan jejari 4, dan terletak pada bidang y = 2x.
BAB 1. KURVA DAN SIFAT ELEMENTERNYA 11
Soal 1.35. Jika diberikan kurva r1 , r2 : [a, b] → R3 , tuliskan rumus untuk kurva-kurva
(r1 ± r2 ) ′ (t), (r1 · r2 ) ′ (t), dan (r1 × r2 ) ′ (t).
Dapatkan rumus di atas, dalam hal
Kita akan memperkenalkan beberapa notasi yang terkait dinamika partikel. Pertama-
tama kita akan mendefinisikan vektor posisi r(t) (yang menyatakan posisi partikel saat
waktu ke-t). Lalu kita notasikan pula r ′ (t) yang menyatakan (vektor) kecepatan, dan
vr (t) := ∥r ′ (t)∥ menyatakan laju partikel saat waktu ke-t.
Selanjutnya, r ′′ (t) menyatakan vektor percepatan dan ar (t) := ∥r ′′ (t)∥ menyatakan
percepatan partikel di waktu-t.
Sebagai tambahan, jika diberikan r : [a, b] → R3 menyatakan vektor posisi suatu
partikel, maka
Z t
S(t) := ∥r ′ (p)∥3 dp, a ≤ t ≤ b,
a
menyatakan panjang lintasan yang ditempuh partikel dari waktu ke-a, sampai waktu ke-t.
Saat di Sekolah Menengah, telah diketahui bahwa
menyatakan posisi benda waktu ke-t, setelah ditembakkan oleh meriam dengan sudut
elevasi α, dan kecepatan awal V0 . Cukup jelas bahwa kurva yang menyatakan posisi benda
bergerak akan berbentuk parabola.
Kecepatan benda saat waktu ke-t, adalah N ′ (t) = ⟨V0 cos α, V0 sin α − gt⟩, sedangkan
vektor percepatannya adalah N ′′ (t) = ⟨0, −g⟩, yaitu percepatan yang diakibatkan oleh
gravitasi bumi.
Soal 1.37. Buktikan, helix b(t) := ⟨cos t, sin t, t⟩ mempunyai laju dan percepatan kon-
stan.
Soal 1.38. Suatu partikel dengan massa m0 bergerak dengan laju konstan disepanjang
lingkaran dengan jejari r0 . Carilah posisi partikel setiap saat. Tentukan pula vektor per-
cepatan partikel.
BAB 1. KURVA DAN SIFAT ELEMENTERNYA 12
Soal 1.39. Diberikan fungsi f : R → R, dan posisi partikel N(t) := ⟨t, f (t)⟩. Tentukan
panjang lintasan yang ditempuh partikel mulai t = 0 sampai dengan t = a > 0.
F (t)F ′ (t) = x(t)x ′ (t) + y(t)y ′ (t) + z(t)z ′ (t) = M(t) · M ′ (t),
Soal 1.44. Untuk b(t) := ⟨t(log t − 1), t2 , t⟩, buktikan vb (1) = ab (1).
Soal 1.46. Untuk N(t) := ⟨[p/2]t2 − 6t + 7, t2 − 4, t2 − 10⟩, yang bersifat N ′ (1) ⊥ N ′′ (1),
tentukan konstanta p.
Soal 1.47. Jika diketahui dinamika partikel di sepanjang kurva b(t) := ⟨cos t, sin t, et ⟩,
hitunglah besar sudut yang terbentuk antara b ′ (0) dan b ′′ (0).
Soal 1.48. Diberikan suatu vektor b, dan suatu kurva r yang bersifat r(t) · b = cos t,
untuk semua t ∈ R.
Jika sudut yang dibentuk antara b dan r(t) adalah 60◦ , buktikan r ′ (t)·r ′′ (t) = 2 sin(2t).
BAB 1. KURVA DAN SIFAT ELEMENTERNYA 13
1.4.2 Integral
Misalkan diberikan r(t) := ⟨x(t), y(t), z(t)⟩, dengan t ∈ [a, b]. Kita definisikan
Z b Z b Z b Z b
r(t) dt := x(t) dt, y(t) dt, z(t) dt .
a a a a
Misalkan kita punyai rk (t) := ⟨xk (t), yk (t), zk (t)⟩, untuk t ∈ [a, b] dan k = 1, 2, maka
r1 (t) + r2 (t) := ⟨x1 (t) + x2 (t), y1 (t) + y2 (t), z1 (t) + z2 (t)⟩, dan
Z b
[r1 (t) + r2 (t)] dt
a
Z b Z b Z b
= [x1 (t) + x2 (t)] dt, [y1 (t) + y2 (t)] dt, [z1 (t) + z2 (t)] dt
a a a
Z b Z b Z b Z b Z b Z b
= x1 (t) dt, y1 (t) dt, z1 (t) dt + x2 (t) dt, y2 (t) dt, z2 (t) dt
a a a a a a
Z b Z b
= r1 (t) dt + r2 (t) dt.
a a
Selanjutnya, untuk sebarang α ∈ R, akan kita punyai pula
Z b Z b
α r1 (t) dt = αr1 (t) dt.
a a
= r(b) − r(a),
dan ini berarti r juga memenuhi Teorema Fundamental Kalkulus. Cukup jelas bahwa
untuk sebarang x ∈ [a, b], akan kita punyai juga
Z x Z x
d d
r ′ (t) dt = r(x) − r(a), yang berakibat r ′ (t) dt = [r(x) − r(a)] = r ′ (x).
a dx a dx
BAB 1. KURVA DAN SIFAT ELEMENTERNYA 14
Jawab. Misalkan c := ⟨c1 , c2 , c3 ⟩, dengan r(t) := ⟨x(t), y(t), z(t)⟩, t ∈ [a, b].
Hal ini berarti c · r(t) := c1 x(t) + c2 y(t) + c3 z(t), dan
Z b Z b
c · r(t) dt = [c1 x(t) + c2 y(t) + c3 z(t)] dt
a a
Z b Z b Z b Z b
= c1 x(t) dt + c2 y(t) dt + c3 z(t) dt = c · r(t) dt. ▶
a a a a
Jika pada kesimpulan soal di atas, kita misalkan
Z b
c= r(t) dt,
a
Soal 1.50. Misalkan tb ′ (t) = b(t) + tc, untuk suatu vektor konstan c.
Jika b(1) = 2c, hitunglah b(3).
Soal 1.52. Jika b ′′ (t) = tc1 + c2 , dengan b(0) = b ′ (0) = 0, tentukan b(t).
1 t
Z
t
b(t) = te c + b(p) dp,
t 1
Misalkan diberikan (potongan) kurva y := F (x), untuk x ∈ [a, b]. Telah diketahui bahwa
panjang segmen kurva yang menghubungkan titik (a, F (a)) ke titik (b, F (b)) adalah
Z bp
sF := 1 + [F ′ (t)]2 dt.
a
Persis seperti hasil dalam geometri elementer dengan bantuan teorema Pythagoras.
Soal 1.54. Jika diberikan kurva r(t) := ⟨x(t), y(t)⟩, t0 ≤ t ≤ t1 , buktikan, panjang kurva
yang menghubungkan titik (x(t0 ), y(t0 )) ke titik (x(t1 ), y(t1 )) adalah
Z t1
∥r ′ (t)∥2 dt.
t0
Jawab. Misalkan kurva yang dimaksud mempunyai persamaan y = F (x). Ini berarti
y(t) = F (x(t)). Dengan menggunakan Aturan Rantai, maka
y ′ (t) dy
y ′ (t) = F ′ (x(t))x ′ (t), atau F ′ (x) = F ′ (x(t)) = ′
= .
x (t) dx
Jika x(t) fungsi naik, maka |x ′ (t)| = x ′ (t) dan a = x(t0 ), b = x(t1 ) ekivalen dengan
Hasil yang sama tetap akan diperoleh, saat x(t) fungsi turun. ▶
Soal 1.55. Misalkan diketahui b(t) := ⟨x(t), y(t), z(t)⟩. Tentukan panjang lintasan yang
ditempuh disepanjang kurva, mulai dari t = t0 sampai t = t1 .
Tentukan panjang lintasan kurva b1 (t) := ⟨t − sin t, 1 − cos t⟩,
b2 (t) := ⟨cos t, sin t, t2 /2⟩, dan b3 (t) := ⟨a cos3 t, a sin3 t⟩, 0 ≤ t ≤ 2π.
Soal 1.56. Buktikan, kurva r(t) := ⟨1 + cos t, sin t, 2 sin[t/2]⟩, t ∈ [−2π, 2π] terletak pada
perpotongan permukaan permukaan bola x2 + y 2 + z 2 = 4 dan silinder (x − 1)2 + y 2 = 1.
Buktikan bahwa ∥r ′ (t)∥3 = 1 + cos2 [t/2].
p
Kita ulangi sekali lagi, jika r(t) := ⟨x(t), y(t)⟩, t0 ≤ t ≤ t1 , maka dapat didefinisikan
Z t
s(t) = sr (t) := ∥r ′ (u)∥2 du, t0 ≤ t ≤ t1 .
t0
b ′ (s) := ⟨x ′ (t)t ′ (s), y ′ (t)t ′ (s)⟩ = t ′ (s)⟨x ′ (t), y ′ (t)⟩ = t ′ (s)r ′ (t), dan
dt ds
∥b ′ (s)∥2 = ∥t ′ (s)r ′ (t)∥2 = |t ′ (s)|∥r ′ (t)∥2 = |t ′ (s)||s ′ (t)| = · = 1.
ds dt
Kita simpulkan bahwa sebarang kurva bisa diubah (melalui substitusi fungsi panjang
kurva/busur) menjadi kurva dengan laju satuan.
Kita mulai dengan kurva r(t) := ⟨R cos t, R sin t⟩, 0 ≤ t ≤ 2π, dan R > 0. Oleh karena
Z t
s = s(t) := ∥r ′ (u)∥2 du = Rt, ⇒ b(s) := ⟨R cos[s/R], R sin[s/R]⟩,
0
BAB 1. KURVA DAN SIFAT ELEMENTERNYA 17
Cukup jelas bahwa dengan semakin kecilnya jejari lingkaran, maka kelengkungan lingkaran
semakin besar (Tentu cukup jelas, lingkaran dengan jejari yang semakin kecil maka lingkaran-
nya akan semakin melengkung). Sebaliknya, lingkaran dengan jejari yang semakin mem-
besar, maka lingkaran tersebut akan semakin tidak melengkung (semakin lurus). Kita
simpulkan bahwa segmen garis dapat dianggap sebagai bagian dari lingkaran dengan je-
jari takhingga.
Selanjutnya, lingkaran pertama dikatakan bergerak dengan orientasi positif, karena
mempunyai kelengkungan positif. Kita ingat bahwa gerak yang berorientasi positif adalah
gerak yang berlawanan arah jarum jam. Sedangkan lingkaran kedua berorientasi negatif
(orientasi geraknya searah jarum jam) karena punya kelengkungan negatif.
BAB 1. KURVA DAN SIFAT ELEMENTERNYA 18
Soal 1.57. Tentukan titik pada parabola y 2 = 4px, dimana kelengkungan pada titik
tersebut paling besar. Buktikan jawaban anda.
Kita punyai kurva r(t) berikut penyajiannya dalam bentuk substitusi panjang busur,
yaitu r(s). Kelengkungan r(s) adalah
r ′′ (s) · Jr ′ (s)
κr (s) = = r ′′ (s) · Jr ′ (s),
∥r ′ (s)∥32
∥r ′′ (s)∥2 = ∥λJr ′ (s)∥2 = |λ|∥Jr ′ (s)∥2 = |κr (s)|∥r ′ (s)∥2 = |κr (s)|.
Teorema di atas berlaku hanya untuk kurva di bidang. Tapi kita akan mendefinisikan
kelengkungan kurva r di R3 , tentu dengan menggunakan rumus ∥r ′′ (s)∥3 = |κr (s)|.
Untuk kurva r(t) := ⟨a cos t, a sin t, bt⟩, dengan 0 ≤ t ≤ 2π, maka
s s bs
r(s) := a cos √ , a sin √ ,√ .
a2 + b2 a2 + b2 a2 + b2
Jika di R2 kita bisa mendapatkan κ, dan itu berarti bisa ditentukan orientasi gerak kur-
vanya, maka di R3 kita cukup sulit untuk menentukan orientasi geraknya, dan ini berakibat
nilai |κ| saja sudah sangat mencukupi.
Bab 2
2.1 Permukaan
Sebarang F ∈ (F V S)(2) biasa disebut permukaan. Salah satu contoh sederhana adalah
permukaan dengan persamaan
F (x, y) := ax + by + c, atau z := ax + by + c, a, b, c ∈ R.
Permukaan tersebut mempunyai nama khusus yang cukup terkenal, yaitu bidang datar.
Berikut adalah bidang datar P dengan persamaan z := 6 − 3x − 2y.
Gambar 2.1:
z = k.
19
BAB 2. TURUNAN PARSIAL DAN APLIKASINYA 20
Gambar 2.2:
Perlu kita lihat bahwa a = b = c berakibat diperolehnya kulit bola berpusat di (0, 0, 0)
dengan jejari a > 0, dengan persamaan x2 + y 2 + z 2 = a2 .
Cukup jelas bahwa perpotongan ellipsoid dengan bidang XY berupa ellips dengan
persamaan
x2 y 2
+ 2 = 1, z = 0.
a2 b
Dengan cara yang sama, dapat pula diperoleh perpotongan ellipsoid dengan bidang XZ
dan Y Z yang juga berbentuk ellips.
Selanjutnya, kita punya permukaan hiperboloid daun satu dengan bentuk di bawah ini,
yaitu
Gambar 2.3:
x2 y2 z2
+ = 1, p := ± 1.
pa2 pb2 c2
x2 y2
+ = 1, z = k.
pa2 pb2
x2 y 2
1= + 2,
a2 b
x2 y 2 z
2
+ 2 = , a, b, c > 0.
a b c
Gambar 2.4:
Soal 2.1. Misalkan C1 , C2 dan C3 , berturut-turut merupakan kurva yang terjadi dari
perpotongan hiperboloida berdaun satu
36x2 + 9y 2 − 4z 2 = 36,
Soal 2.2. Misalkan C1 , C2 dan C3 , berturut-turut merupakan kurva yang terjadi dari
perpotongan hiperboloida berdaun dua
36x2 − 9y 2 − 4z 2 = 36,
Sebagai latihan, ceritakan secara detil permukaan paraboloid eliptik dengan persamaan
x2 y 2
z := + ,
4 9
Gambar 2.5:
Contoh berikutnya, akan kita lakukan sketsa permukaan paraboloid hiperbolik dengan
persamaan z := y 2 − x2 .
Perlu diingat, untuk z = 0, maka permukaan di atas akan berpotongan dengan bidang
XY, dengan bentuk perpotongannya berupa garis y = ±x.
Jika ingin diketahui daerah asal permukaan yang membuat z ̸= 0, maka perlu kita
selidiki solusi untuk z = ±k 2 , untuk k > 0.
BAB 2. TURUNAN PARSIAL DAN APLIKASINYA 23
Perpotongan permukaan dengan bidang z = k 2 akan berada di atas bidang XY, dan
kurva ketinggiannya berbentuk suatu hiperbola, 1 = [y/k]2 − [x/k]2 .
Sedangkan perpotongan permukaan dengan bidang z = −k 2 yang jelas berada di bawah
bidang XY, tentu kurva ketinggiannya juga berbentuk suatu hiperbola.
Gambar 2.6:
p
Untuk permukaan bola z := 9 − x2 − y 2 , dengan sketsa
Gambar 2.7:
Cukup jelas bahwa daerah asalnya adalah {(x, y) : x2 + y 2 ≤ 9}. Lebih jauh, kurva
ketinggian permukaan tersebut dapat dicari untuk bahan latihan.
x+y y 2 + x2 log [x − y + 1]
z := , z := p , z := √ .
x−y y 2 − x2 y−x+1
lim G(x, y) = L,
(x,y)→(a,b)
BAB 2. TURUNAN PARSIAL DAN APLIKASINYA 24
|x − a| → 0, |y − b| → 0 ⇒ (x − a)2 + (y − b)2 → 0
maka L1 = L2 .
Soal 2.5. Diberikan K : R3 → R, dan L ∈ R. Jika x := ⟨x, y, z⟩, dan a := ⟨a, b, c⟩, berikan
penjelasan tentang notasi lim K(x) = L.
x→a
Soal 2.6. Jika H1 (x, y) := 3x − 7y + 4, buktikan bahwa lim H1 (x, y) = H1 (a, b).
(x,y)→(a,b)
Jawab. Misalkan x := ⟨x, y⟩, dan a := ⟨a, b⟩. Akan ditunjukkan bahwa x → a, atau
∥x − a∥2 → 0, mengakibatkan |H1 (x) − H1 (a)| → 0.
Perlu kita lihat bahwa
Memakai Prinsip Apit, situasi ∥x − a∥2 → 0, mengakibatkan |H1 (x, y) − H2 (a, b)| → 0.
Akhir pembuktian. ▶
Untuk sekedar mengingat kembali, kita punyai
Soal 2.9. Jika H2 (x, y) := 2x2 − 3y 2 , buktikan bahwa lim H2 (x, y) = H2 (a, b).
(x,y)→(a,b)
|H2 (x) − H2 (a)| ≤ 2|x2 − a2 | + 3|y 2 − b2 | ≤ 5∥x − a∥22 + (4|a| + 6|b|)∥x − a∥2 .
Akhir pembuktian. ▶
x2 − y 2
lim = L,
(x,y)→(0,0) x2 + y 2
untuk suatu L ∈ R. Ini berarti dengan cara apa pun (x, y) → (0, 0), nilai L akan tunggal.
Misalkan (x, y) → (0, 0) dengan cara titik (x, y) menyusuri sumbu-x. Ini berarti y = 0,
dan x → 0. Dengan demikian akan kita punyai
x2 − y 2 x2 − 02
L= lim = lim = 1.
(x,y)→(0,0) x2 + y 2 x→0 x2 + 02
Dilain fihak, jika (x, y) → (0, 0) melalui sumbu-y, maka akan kita peroleh y → 0, dan
x = 0. Dengan demikian
x2 − y 2 02 − y 2
L= lim = lim = −1,
(x,y)→(0,0) x2 + y 2 y→0 02 + y 2
3xy 2 3xy
lim dan lim tidak ada.
(x,y)→(0,0) x2 + y 4 (x,y)→(0,0) x2 + y2
3x2 y 2 x3 + y 3
lim dan lim tidak ada.
(x,y)→(0,0) x3 + y 3 (x,y)→(0,0) x2 + y
Soal 2.20. Misalkan a := ⟨x, y, z⟩, dan 0 := ⟨0, 0, 0⟩. Selidiki nilai
x3 + yz 2
lim .
a→0 x4 + y 2 + z 4
∂z ∂F F (a + s, b) − F (a, b)
(a, b) = (a, b) = zx (a, b) = Fx (a, b) := lim ,
∂x ∂x s→0 s
∂z ∂F F (a, b + t) − F (a, b)
(a, b) = (a, b) = zy (a, b) = Fy (a, b) := lim ,
∂y ∂y t→0 t
yang berarti zx (0, 0) tidak ada. Secara sama, zy (0, 0) juga tidak terdefinisi.
Untuk fungsi takkontinu berikut ini, yaitu
xy/[x2 + y 2 ], (x, y) ̸= (0, 0),
G(x, y) :=
0, (x, y) = (0, 0),
z(x, y) = x3 + xy 2 + f (y),
Soal 2.25. Carilah turunan parsial terhadap semua peubahnya untuk fungsi berikut
Z t Z β(x)
H(x, s, t) := f (x, y) dy, F (x, y) := x2 f (y, z) dz.
s α(x)
∂U ∂U ∂U
+ + = (x + y + z)2 .
∂x ∂y ∂z
x−y+z n
∂W ∂W ∂W
W := ⇒ x +y +z = 0.
x+y−z ∂x ∂y ∂z
Berikut akan kita ilustrasikan interpretasi geometris terkait turunan parsial pada per-
mukaan paraboloida z := 4 − x2 − 2y 2 .
BAB 2. TURUNAN PARSIAL DAN APLIKASINYA 30
Gambar 2.8:
Sebagai klarifikasi, perlu diperiksa bahwa bidang (dengan persamaan) di atas memang
menyinggung permukaan z = 4 − x2 − 2y 2 di titik (1, 1, 1).
Kita ulangi pengertian differensial melalui ilustrasi tentang fungsi y = f (x) yang mem-
BAB 2. TURUNAN PARSIAL DAN APLIKASINYA 31
Dari rumus yang berkaitan dengan keterdifferensialan fungsi dua peubah, kita punyai
Contoh berikut ini menyatakan bahwa konvers fakta di atas, tidak benar. Fungsi
berikut ini
p
xy/ x2 + y 2 ,
(x, y) ̸= (0, 0),
K(x, y) :=
0, (x, y) = (0, 0),
kontinu dan mempunyai turunan parsial di (0, 0), tetapi tidak differensiabel di (0, 0).
Teorema 2.30. Pada fungsi z = z(x, y), jika zx dan zy kontinu di (x0 , y0 ), maka z
differensiabel di (x0 , y0 ).
Turunan parsial tingkat dua untuk permukaan z := F (x, y) dapat didefinisikan secara
serupa, berturut-turut sebagai
zx (a + s, b) − zx (a, b)
zxx (a, b) := (zx )x (a, b) = lim , dan
s→0 s
zx (a, b + t) − zx (a, b)
zxy (a, b) := (zx )y (a, b) = lim .
t→0 t
Kembali kepada z = x2 y 3 + 4x − 5y, akan kita punyai zxx = 2y 3 , zyy = 6yx2 , dan
Secara khusus, kita punyai ketentuan terkait perubahan urutan penurunan terhadap
beberapa peubah yang berbeda.
∂2K ∂2K
(0, 0) = 1, dan (0, 0) = −1.
∂x∂y ∂y∂x
∂2z ∂2z
+ = 0.
∂x2 ∂y 2
Soal 2.35. Buktikan, z1 (x, t) := exp[−k 2 a2 t] sin (ax), dan z2 (x, t) := t−1/2 exp[−x2 /(4k 2 t)],
adalah salah satu solusi persamaan panas
∂z ∂2z
= k2 2 .
∂t ∂x
R g(x,t) √
Bagaimana dengan z(x, t) := 0 exp[−y 2 ] dy, g(x, t) := x/[2 kt] ?
BAB 2. TURUNAN PARSIAL DAN APLIKASINYA 33
Soal 2.36. Jika diberikan fungsi g : R → R, tunjukkan bahwa z(x, t) := g(x2 − t) meru-
pakan salah satu solusi
∂2z 2
2∂ z ∂z
2
− 4x 2
+2 = 0.
∂x ∂t ∂t
Soal 2.37. Misalkan p > 2 dan f : R2 → R bersifat f (tx, ty) = tp f (x, y), untuk sebarang
t > 0. Buktikan f adalah salah satu solusi
∂2f ∂2f 2
2∂ f
x2 + 2xy + y = p(p − 1)f (x, y).
∂x2 ∂y∂x ∂y 2
Selanjutnya, kita akan mendapatkan Aturan Rantai untuk fungsi dua peubah z := z(x, y),
dengan x := x(t), dan y := y(t), t ∈ (a, b).
Teorema 2.38. (Aturan Rantai). Misalkan x := x(t) dan y := y(t) mempunyai turunan
di (a, b).
Jika z := z(x, y) differensiabel di D ⊆ R2 , maka z(t) := z(x(t), y(t)) mempunyai
turunan di (a, b), dan
dz ∂z dx ∂z dy
= · + · .
dt ∂x dt ∂y dt
Bukti. Kita punyai fungsi ε := ε(∆x, ∆y) yang bersifat
F G Fx Fy
(0, 0) 3 6 4 8
(1, 2) 6 3 2 5
Jika diketahui G(u, v) = F (eu + sin v, eu + cos v), maka dengan menggunakan tabel di
atas, hitunglah Gu (0, 0) dan Gv (0, 0).
Dengan menggunakan tabel di atas sekali lagi, dalam hal
∂z ∂z
c + = 0.
∂x ∂t
∂z ∂z
2 =3 .
∂x ∂y
∂z ∂z
x =y .
∂x ∂y
∂z ∂z
x2 − y2 = zG(x, y).
∂x ∂y
Carilah fungsi G.
dz dx dy
= Fx · + Fy · .
dt dt dt
dx dy dy y ′ (t) Fx
Fx · + Fy · = 0, atau = ′ =− .
dt dt dx x (t) Fy
BAB 2. TURUNAN PARSIAL DAN APLIKASINYA 36
dy
y − y0 = m(x − x0 ), m= ,
dx
Fx (x0 , y0 ) x0
m=− =− .
Fy (x0 , y0 ) y0
Soal 2.51. Tentukan garis yang menyinggung kurva x2 y + y 3 = 10 di titik (1, 2).
Misalkan dari hubungan F (x, y, z) = 0, akan dicoba untuk menghitung zx . Hal ini
berarti F (x, y, z) = 0, akan berubah menjadi z := z(x, y), jika memungkinkan. Jika tidak,
maka kita tetap bisa menghitungnya dari F (x, y, z) = 0, tapi kali ini dengan menganggap
y sebagai konstanta.
Dengan menggunakan Aturan Rantai, maka F (x, y, z) = 0 akan berubah menjadi
∂F ∂F ∂z ∂z Fx (x, y, z)
+ · = 0, atau zx = =− .
∂x ∂z ∂x ∂x Fz (x, y, z)
∂y Fz (x, y, z) ∂x Fy (x, y, z)
yz = =− , atau xy = =− .
∂z Fy (x, y, z) ∂y Fx (x, y, z)
Soal 2.54. Tentukan garis yang menyinggung kurva x2 y + y 3 = 10 di titik (1, 2).
(a). x2 + 2y 2 + 3z 2 = 1, (c). x2 − y 2 + z 2 − 2z = 4,
(b). ez = xyz, (d). yz + x log y = z 2 .
BAB 2. TURUNAN PARSIAL DAN APLIKASINYA 37
Misalkan diberikan z := G(x, y). Dengan menggunakan notasi i := ⟨1, 0⟩, dan c := ⟨a, b⟩,
maka akan kita punyai
Notasi Gx (a, b) atau Di G(c) dapat dibaca sebagai turunan G pada arah i yang dievaluasi
pada c. Secara singkat, kita katakan sebagai turunan berarah i dari G pada c.
Secara umum, untuk b := ⟨p, q⟩, dengan ∥b∥2 = 1, dan c := ⟨a, b⟩, kita definisikan
sebagai turunan G pada arah b yang dievaluasi pada c, asalkan limit di atas bisa dihitung.
Selanjutnya, kita melangkah kepada operasionalisasi perhitungan turunan berarah un-
tuk G. Hal ini kita mulai dengan g(t) := G(c + tb) = G(a + pt, b + qt). Ini berarti
∂G ∂G
g ′ (t) = · x ′ (t) + · y ′ (t), atau
∂x ∂y
Dengan menggunakan notasi ∇G(c) := ⟨Gx (c), Gy (c)⟩, maka turunan berarah b pada G,
dievaluasi di c, adalah Db G(c) = ∇G(c) · b.
Dengan menggunakan ketaksamaan Cauchy-Schwartz, maka
Soal 2.56. Tentukan turunan berarah fungsi G(x, y) := arctan [y/x] di titik (1, −1) dalam
arah vektor satuan b yang menghubungkan (−1, 1) dan (2, −3).
−y x
Gx = , dan Gy = .
x2 + y2 x2 + y2
3 1 −4 1 1
Db G(c) := b · ∇G(c) = · + · =− . ▶
5 2 5 2 10
2.3.5 Estimasi
Telah diketahui, fungsi z := z(x, y), dikatakan differensiabel di (x0 , y0 ) jika terdapat
m1 , m2 dan fungsi ε(s, t) sedemikian hingga
p
z(x0 + s, y0 + t) = z(x0 , y0 ) + sm1 + tm2 + ε(s, t) s2 + t2 , dengan
Ini berarti untuk (s, t) → (0, 0), akan kita punyai taksiran untuk z(x0 + s, y0 + t), yaitu
Dengan menggunakan fungsi z = xy, kita akan menaksir nilai (9.1) · (7.8).
Kita lihat bahwa x0 := 9, s := 0.1, y0 := 8, t := −0.2, dan ini berarti
Misalkan diberikan x := x(t), y := y(t), t ∈ [a, b], dan fungsi dua peubah, bernilai real
z := G(x, y). Telah diketahui bahwa
dz dx dy
z ′ (t) = = Gx · + Gy · .
dt dt dt
BAB 2. TURUNAN PARSIAL DAN APLIKASINYA 39
dz := Gx dx + Gy dy.
Di sini kita katakan bahwa F mencapai (ekstrim) minimum di titik (x0 , y0 ), atau
mencapai (ekstrim) maksimum di titik (x1 , y1 ).
Untuk mencari titik ekstrim (a, b), dapat menggunakan rumus pencarian titik stasioner
maka dipastikan bahwa z(x, y) mencapai (ekstrim) minimum di titik (1, 3). Dalam hal ini
qy 2 pr − q 2 2
2 2
F (x, y) := px + 2qxy + ry = p x + + y , pqr ̸= 0.
p p
qx 2 pr − q 2 2
2 2
F (x, y) = px + 2qxy + ry = r y + + x
r r2
Pencarian titik kritis dari persamaan Fx = 2px + 2qy = 0 = 2ry + 2qx = Fy akan
menghasilkan (x, y) = (0, 0). Perlu kita catat bahwa
Dari bentuk pertama untuk F , maka F mencapai minimum di (0, 0) sebesar F (0, 0) = 0
jika
Jika pr − q 2 < 0, maka F bisa mempunyai tanda positif maupun negatif di sekitar F (0, 0).
Sedangkan saat pr = q 2 , akan diperoleh
q2 ry 2
F (x, y) := x+ ≥ F (0, 0), atau F (x, y) ≤ F (0, 0),
r q
Fx (a, b) = Fy (a, b) = 0.
Selanjutnya, jika didefinisikan ∆F (a, b) := Fxx (a, b)Fyy (a, b) − [Fxy (a, b)]2 , maka
(a, b) bukan merupakan titik ekstrim (disebut titik pelana), saat ∆F (a, b) < 0;
(a, b) adalah titik maksimum relatif, jika ∆F (a, b) > 0, dan Fxx (a, b) < 0 (atau
Fyy (a, b) < 0);
BAB 2. TURUNAN PARSIAL DAN APLIKASINYA 41
(a, b) adalah titik minimum relatif, jika ∆F (a, b) > 0, dan Fxx (a, b) > 0 (atau
Fyy (a, b) > 0).
zxx (1, 3) > 0, zxx (1, 3)zyy (1, 3) − [zxy (1, 3)]2 = 4 > 0,
maka kita simpulkan bahwa z(x, y) mencapai minimum di (1, 3) sebesar z(1, 3) = 4.
Misalkan kita tinjau F := x3 + y 3 − 3x − 12y + 20. Dari ketentuan Fx = Fy = 0, akan
kita punyai titik-titik (1, 2), (−1, 2), (1, −2), dan (−1, −2) sebagai titik stasioner atau titik
kritis.
Melalui perhitungan Fxx , Fyy dan Fxy , akan kita punyai ∆F (x, y) := 36xy.
Karena ∆F (1, 2) > 0 dan Fxx (1, 2) > 0 (atau Fyy (1, 2) > 0), maka F mencapai mini-
mum relatif di titik (1, 2).
Karena ∆F (−1, 2) < 0 dan ∆F (1, −2) < 0, maka titik (−1, 2) dan (1, −2) adalah titik
pelana.
Karena ∆F (−1, −2) > 0 dan Fxx (1, 2) < 0 (atau Fyy (1, 2) < 0), maka F mencapai
maksimum relatif di titik (1, 2).
Sekarang kita tinjau kotak (tanpa tutup) dengan kapasitas 32 liter. Kita akan men-
cari kotak yang paling ekonomis, dalam artian bahan pembuat kotak harus seminimum
mungkin.
Kita ulangi sekali lagi, kita mencari kotak (tanpa tutup) dengan kapasitas 32 liter,
dengan luas permukaan minimum.
Kita cari nilai minimum fungsi L := xy + 2(xz + yz), dengan syarat xyz = 32.
Berdasarkan syarat yang ada, akan dicari nilai minimum dari
1 1
L := xy + 64 + , x, y > 0.
x y
Soal 2.57. Tentukan titik-titik (di kuadran 1) pada bidang x + y + z = 6, yang membuat
fungsi G := xy 2 z 3 mencapai nilai maksimum dan minimumnya.
Soal 2.59. Tentukan titik stasioner dan jenisnya, dari fungsi K := x3 + y 3 − 9xy.
Ulangi soal di atas, untuk fungsi-fungsi berikut:
p
L1 := x2 y 2 , L2 := x2 y, L3 := x2 + y 2 , L4 := |x| + |y|, L5 := |x| − |y|.
mencapai minimum. Tentu saja kita tahu bahwa garis yang melalui kedua titik merupakan
garis yang tegak lurus garis Ax + By + C = 0.
Secara singkat, harus kita cari titik (x, y) pada garis Ax + By + C = 0 sedemikian
hingga
p
(x − x0 )2 + (y − y0 )2 , atau (x − x0 )2 + (y − y0 )2
mencapai minimum.
Kita cari nilai minimum K : Q → [0, ∞) dengan Q := {(x, y) : M (x, y) = 0}. Tentu
yang dimaksud di sini adalah
K(x, y) := (x − x0 )2 + (y − y0 )2 , dan M := Ax + By + C.
Kita perkenalkan fungsi L(x, y) := K(x, y) + λM (x, y). Untuk pencarian ekstrim
(dalam hal ini, minimum) K, kita persyaratkan
|Ax0 + By0 + C|
√ .
A2 + B 2
Selanjutnya, kita punyai sebuah permen berbentuk kotak dengan volume 4 liter. Akan
dicari bungkus permen (tanpa tutup) yang paling ekonomis.
Akan kita cari nilai minimum K := xy + 2(xz + yz), dengan syarat xyz = 4.
Kita definisikan L := K + λM, dengan M := xyz − 4.
Seperti sebelumnya, akan kita punyai
Soal 2.60. Tentukan titik pada kurva x2 + y 2 = 2x agar F (x, y) := xy mencapai ekstrim.
Soal 2.62. Tentukan ukuran segitiga dengan keliling 6 satuan panjang, yang mempunyai
luas paling besar.
Soal 2.64. Tiga bilangan positif, jumlahnya adalah 15. Tentukan ketiga bilangan terse-
but, jika hasilkalinya maksimum.
Soal 2.65. Misalkan a > 0. Tentukan kotak terbesar yang dapat dimuat dalam bola
x2 + y 2 + z 2 = a2 .
Soal 2.66. Misalkan a, b, c > 0. Tentukan balok terbesar dengan sisi-sisi sejajar sumbu
koordinat yang dapat dibuat di dalam elipsioda
x2 y 2 z 2
+ 2 + 2 = 1.
a2 b c
Soal 2.67. Tentukan titik pada permukaan y 2 − xz = 4 yang berposisi paling dekat ke
pusat koordinat.