Anda di halaman 1dari 7

SOLUSI NUMERIK UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN

SCHRODINGER MENGGUNAKAN METODE FINITE DIFERENCE TIME


DOMAIN (FDTD) PADA KERANGKA KOORDINAT POLAR

Muh. Fachrul Latief


Jurusan Fisika, Faklutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo
Email : muh.fachrul@ung.ac.id

ABSTRAK
Teori dan konsep mekanika kuantum, baik persamaan maupun interaksi dapat dinyatakan dalam
koordinat polar, yakni sebagai fungsi dari jari-jari (r) dan sudut (𝜃). Akan tetapi, koordinat polar ini
dapat dikembangkan dalam kerangka 3 dimensi dan lebih dipahami dengan koordinat silinder dan
koordinat bola. Dalam paper ini telah dibahas analisis numerik dengan metode FDTD untuk
menyelesaikan persamaan Schrodinger dalam koordinat polar 2 dimensi. Dalam metode ini berfokus
pada pendekatan subgridding, yakni penambahan simpul-simpul baru yang jauh dari titik asal untuk
mempertahankan ketepatan kisi grid. Selanjutnya dilakukan interpolasi trigonometri untuk
menghitung turunan ada titik-titik tersebut. Sebagai validasi dan verifikasi hasil, maka dilakukan
perbandingan dengan solusi analitik untk osilator harmonik 2 dimensi pada koordinat polar. Selain
itu, disajikan juga sebuah metode sederhana yang berbasis pada transormasi Fourier spasial.

Kata Kunci: Persamaan Schrodinger dalam koordinat polar, metode numerik FDTD, osilator
harmonik, kuantum dot, dan keadaan degenerasi.

PENDAHULUAN dan nilai eigen dalam suatu perangkat kuantum


Persamaan Schrodinger merupakan dengan menggunakan metode FDTD yang
persamaan diferensial yang sifatnya non-linier berbasis transformasi Fourier yang dipercepat
dan menjadi dasar dalam menjelaskan (Fast Fourier Transform / FFT) [9,10]. Selain
fenomena mekanika kuantum yang pertama itu, beberapa penelitian juga telah ditelaah
kali diperkenalkan oleh fisikawan Erwin untuk analisis, stabilitas dan konvergensi
Schrodinger pada tahun 1952. Berbagai solusi numerik metode FDTD untuk
pendekatan numerik telah ditelaah untuk menyelesaikan persamaan Schrodinger
mencari solusi dari persamaan Schrodinger, [11,12]. Aplikasi dari metode FDTD untuk
termasuk metode pencocokan eksponensial simulasi 3 dimensi dari kabel kuantum telah
daan metode transformasi Fourier untuk solusi ditelaah [13].
dalam koordinat bola [1], metode yang Dari semua studi yang ada, solusi
didasarkan pada kolokasi dan fungsi basis numerik metode FDTD masih dalam sistem
radial [2], metode tipe Numerov [3-6], dan koordinat kartesian. Dalam sistem koordinat
metode persamaan integral [7]. Namun di ini, konsep dan operator analitik mekanika
tahun 2001, Sullivan D., dkk. telah kuantum dapat diungkapkan dalam istilah jari-
memberikan terobosan baru dalam jari dan sudut azimuth, sehingga hasil
menyelesaikan persamaan Schrodinger dengan transformasi ke dalam titik diskritisasi untuk
memperkenalkan metode Finite-Difference koordinat Kartesian akan menjadu sulit dalam
Time-Domain (FDTD), di mana metode ini menjabarkan analisis numeriknya pada kasus-
menggunakan pendekatan diferensial dalam kasus tertentu. Sehingga perlu untuk dikaji
domain yang secara eksplisit dan secara kembali ungkapan metode numerik yang
implisit [8]. Metode ini memberikan dinyatakan dalam koordinat polar atau
keuntungan yang jelas karena dapat diterapkan koordinat bolat dalam kerangka koordinat 3
pada berbagai ungkapan perambatan dimensi serta menjelaskan operator-operator
gelombang yang seiring dengan yang berlaku dan hasil langsung pada interaksi
perkembangan alagoritma. Selanjutnya, mekanika kuantum.
Sulivan D. dkk. juga menghitung fungsi eigen

503
Jurnal normalita Vol.11, Nomor 2 Mei 2023, hlm. 503-509 ISSN: 2252-5920
Ungkapan persamaan Schrodinger koordinat bola dapat diungkapkan dalam
dalam koordinat polar memudahkan analisis bentuk
ketika meninjau simetri rotasi karena bentuk 1 𝜕𝜓 𝜕 2𝜓 1 𝜕 2𝜓
∇2 𝜓 = 𝑟 𝜕𝑟 + 𝜕𝑟2 + 𝑟2 𝜕𝜃2 (2)
potensialnya, sama seperti kasus pada osilasi
harmonik dua dimensi atau kuantum dot. Kehadiran medan magnet statis atau radiasi
Selain itu, komponen dari momentum bebas elektromganetik, maka potensial materi
sudutnya mudah diperoleh dengan kerangka pada persamaan (1) tergantung sumber materi
koordinat bola. Dengan kerangka tersebut, sehingga operator momentum pada setiap
maka dapat dibangun solusi numerik dengan titiknya dapat dihitung [14,15].
menggunakan metode FDTD yang diterapkan Untuk melakukan diskritisasi pada
ke dalam koordinat tersebut untuk fungsi gelombang kompleks 𝜓 , maka perlu
menyelesaikan persamaan Schrodinger yang ditinjau bahwasanya fungsi gelombang
sifatnya non-linier. Metode numerik FDTD ini tersebut terdiri dari bagian real (r) dan bagian
dibangun dengan melakukan pendekatan imajiner (i), sehingga dapat dituliskan menjadi
subgridding, yaitu menambahkan simpul baru 𝜓 = 𝜓𝑟 + 𝑖𝜓𝑖 (3.a)
di antara simpul-simpul yang lama dalam 𝜕𝜓𝑟 1 ℏ2
bidang sudutnya. Hal inilah yang akan 𝜕𝑡
= + ℏ [− 2𝑚 ∇2 + 𝑉] 𝜓𝑖 (3.b)
dianalisis dalam paper ini bagaimana pengaruh 𝜕𝜓𝑖 1 ℏ2
pendekatan subgridding ini terhadap = − ℏ [− 2𝑚 ∇2 + 𝑉] 𝜓𝑟 (3.c)
𝜕𝑡
perubahan kisi yang semakin besar dan di mana bagian real dan bagian imajiner saling
interpolasi trigonometri yang digunakan untuk berhubungan satu sama lain pada setiap
menghitung nilai derivatif dari fungsi simpulnya. Persamaan (3) di atas yang
gelombang pada simpul-simpul tersebut. merupakan gabungan bagian rela dan bagian
Solusi numerik dengan metode FDTD imajiner kemudian akan diselesaikan dengan
yang telah ditelaah menggunakan bantuan metode FDTD pada setiap simpulnya. Bentuk
perangkat lunak MatLab sebagai tools dalam diskritisasi dari persamaan (3) dituliskan
melakukan simulasi osilator harmonik dan menjadi
kuantum dot. Selain itu, diberikan tekni untuk 𝜕𝜓 𝜓(𝑟+∆𝑟,𝜃)−𝜓(𝑟,𝜃)
= (4.a)
menghilangkan degenerasi dari keadaan eigen 𝜕𝑟 ∆𝑟
dari kasus osilator harmonik dan kuantum dot 𝜕 2𝜓 𝜓(𝑟+∆𝑟,𝜃)+𝜓(𝑟−∆𝑟,𝜃)−2𝜓(𝑟,𝜃)
= (4.b)
setelah simulasi FDTD sebagai hasil langsung 𝜕𝑟 2 (∆𝑟)2
dari keranagka koordinat polar. Sebagai 𝜕𝜓 𝜓(𝑟,𝜃+∆𝜃)−𝜓(𝑟,𝜃)
=
validasi dari hasil solusi numerik yang 𝜕𝜃 ∆𝜃
diperoleh, kemudian akan dibandingkan (4.c)
dengan solusi anallitiknya. 𝜕 2𝜓 𝜓(𝑟,𝜃+∆𝜃)+𝜓(𝑟,𝜃−∆𝜃)−2𝜓(𝑟,𝜃)
= (4.d)
𝜕𝜃2 (∆𝜃)2

A. Penurunan Formula FDTD untuk 𝜕 2𝜓 𝜓(𝑟+∆𝑟,𝜃)+𝜓(𝑟−∆𝑟,𝜃)−2𝜓(𝑟,𝜃)


= (4.e)
Solusi Persamaan Schrodinger pada 𝜕𝑟 2 (∆𝑟)2

Koordinat Polar 𝜕𝜓𝑟,𝑖 𝜓𝑛+1 𝑛


𝑟,𝑖 (𝑟,𝜃)−𝜓𝑟,𝑖 (𝑟,𝜃)
= (4.f)
Persamaan Schrodinger merupakan 𝜕𝑡 ∆𝑡
salah satu landasan bagi postulat mekanika di mana indeks atas pada persamaan (4f)
kuantum. Ungkapan persamaan Schrdoinger menunjukkan langka waktu (time step) dan
bergantung waktu pada kerangka koordinat indeks bawah menunjukkan bagian real dan
polar dapat dituliskan sebagai berikut imajiner dari fungsi gelombang. Pada dasarnya,
𝜕 ℏ2
𝑖ℏ 𝜕𝑡 𝜓(𝑟, 𝜃, 𝑡) = [− 2𝑚 ∇2 + 𝑉(𝑟, 𝜃, 𝑡) ] analisis numerik metode FDTD pada kerangka
koordinat kartesian sama dengan kerangka
𝜓(𝑟, 𝜃, 𝑡) (1) koordinat polar, namun pada kasus koordinat
dengan 𝜓 merupakan fungsi gelombang polar dapat diperluas pada telaah terkait
kompleks, ∇2 adalah operator Laplace, 𝑚 turunan spasial dalam koordinat polar sebagai
adalah massa partikel, dan 𝑉 adalah potensial fungsi dari jari-jari (𝑟) dan sudut (𝜃), sehingga
partikel. Selanjutnya operator Laplace dalam perubahan kisi sel dapat dituliskan menjadi ∆𝑟
dan ∆𝜃.
504 Muh. Fachrul Latief
Jurnal normalita Vol.11, Nomor 3 September 2023, hlm. 503-509 ISSN: 2252-5920

B. Simulasi Osilator Harmonik Kuantum C. Simulasi Hasil dan Eigenstate Osilator


2 Dimensi Harmonik
Osilator harmonik adalah sistem Implementasi metode numerik FDTD
dinamis dasar yang dalam mekanika klasik dan pada kerangka koordinat polar disimulasikan
mekanika kuantum yang kebanyakan dengan bantuan software MATLAB melalui
solusinya dengan mudah diperoleh secara pendekatan osilator harmonik. Untuk sistem
analitik. Osilator harmonik kuantum diasumsikan bahwa keadaan energi dasar 𝐸0 =
merupakan bagian penting yang dianalisis dari 20 MeV pada bidang polarnya dan nilai 𝑟 =
berbagai banyak fenomena dan perangkat 50 𝑛𝑚, ∆𝑟 = 1,8 𝑛𝑚, ∆𝑡 = 0,12 𝑓𝑠. Dengan
fotnik kuantum serta fenomena pendekatan nilai-nilai tersebut, maka stabilitas
elektromagnetik [15,16]. Pada kasus-kasus dari metode FDTD pada kerangka koordinat
tertentu, pergerakan elektron dapat dibatasi polar dapat dipertahankan. Dalam sistem ini,
pada satu arah, akan tetapi bebas dalam dua keadaan diinisialisasi dengan fungsi
dimensi lainnya pada suatu material dengan gelombang Gaussian, dengan asumsi lebar 6
potensial dalam bentuk nm yang terdiri dari banyak keadaan eigen dari
1
𝑉 = 2 𝑚𝜔02 𝑟 2 (5) osilator harmonik sistem. Kebalikan dari total
waktu simulasi dalam domain waktu adalah
di mana 𝑚 adalah massa partikel, 𝜔0 adalah nilai terkecil dalam domain frekuensi atau
frekuensi sudut osilator, dan 𝑟 adalah jari-jari. resolusi kurva Fast Fourier Transform (FFT).
Simulasi osilator harmonik dengan potensial di Jika dianggap 1 meV sebagai resolusi FFT,
atas akan lebih mudah diselesaikan dalam maka total waktu simulasi dalam waktu setelah
koordinat Kartesian dikarenakan sumbu 𝑥 dan akhir simulasi (sekitar 4000 fs) transformasi
𝑦 tidak memiliki posisi yang istimewa dalam Fourier cepat (FFT) dari fungsi gelombang
analisis tersebut. Berbeda pada koordinat polar pada titik awal. Hal ini tentunya memberikan
karena adanya simetris rotasi. Nilai eigen dari nilai eigen yang sesuai dengan energi eigen
osilator harmonik memiliki jarak yang sama osilator harmonik yang diharapkan. Amplitudo
pada interval ℏω0 [30], sehingga dapa FFT dari setiap nilai eigen kemudian dihitung
dituliskan menjadi di semua node untuk mendapatkan keadaan
𝐸𝑛𝑑 ,𝑛𝑔 = (𝑛𝑑 + 𝑛𝑔 + 1)ℏω0 = (n + 1)ℏω0 (6) eigen, sebuah metode yang dijelaskan dengan
di mana 𝑛𝑑 adalah bilagan sirkular kanan dan baik dalam Ref. [9].
𝑛𝑔 adalah bilangan sirkular kiri, dan hubungan Spektrum FFT yang mengandung nilai
eigen seperti yang ditunjukkan pada gambar 1
keduanya adalah 𝑛𝑑 + 𝑛𝑔 = 𝑛 , dengan 𝑛
yang menunjukkan bahwa semua eigen adalah
disebut sebagai bilangan kuantum utama. kelipatan bilangan bulat dari seperti yang
Fungsi eigen yang sesuai dengan nilai diharapkan dari Persamaan 14. Gambar 2
eigennya dapat dihitung dengan menggunakan menunjukkan fungsi gelombang bagian real
operator 𝑎𝑑† dan 𝑎𝑔† dari kuanta sirkular kiri dari 6 keadaan eigen yang ada osilator
dan kanan serta operator ground state |Φ0,0 ⟩ harmonik yang diperoleh dengan
[16] : menggunakan metode FDTD polar. Nilai
1 𝑛𝑑 𝑛𝑔 tersebut sesuai dengan enam puncak pertama
| 𝜒𝑛𝑑 ,𝑛𝑔 ⟩ = (𝑎𝑑† ) (𝑎𝑔† ) |Φ0,0 ⟩ (7)
√(𝑛𝑑 )! (𝑛𝑔 )! menggunakan metode FDTD polar dalam
spektrum FFT yang ditunjukkan pada gambar
Operator 𝑎𝑑† dan 𝑎𝑔† dalam koordinat polar 1. Selanjutnya, hanya bagian real dari fungsi
gelombang yang ditunjukkan dalam gambar,
didefenisikan sebagai
karena bagian imajiner menunjukkan perilaku
𝑒 +𝑖𝜃 1 𝜕 𝑖 𝜕 yang sama.
𝑎𝑑† = [𝛽𝑟 − 𝛽 𝜕𝑟 − 𝛽𝑟 𝜕𝜃] (8.a)
2

𝑒 −𝑖𝜃 1 𝜕 𝑖 𝜕
𝑎𝑔† = [𝛽𝑟 − 𝛽 𝜕𝑟 + 𝛽𝑟 𝜕𝜃] (8.b)
2

𝑚𝜔0
dengan 𝛽 = √ .

Muh. Fachrul Latief 505


Jurnal normalita Vol.11, Nomor 2 Mei 2023, hlm. 503-509 ISSN: 2252-5920

Normalisasi Amplitudo
Amplitudo (a.u)

(e) Energi = 98 MeV


Energi (MeV)

Normalisasi Amplitudo
Gambar 1. FFT dari fungsi gelombang pada titik
eksitasi awal di osilator harmonik dengan 𝐸0 =
20 𝑚𝑒𝑉
Normalisasi Amplitudo

(f) Energi = 119 MeV


Gambar 2. Enam keadaan eigen yang eksis dari osilator
harmonik yang diturunkan menggunakan metode
FDTD kerangka koordinat polar
(a) Energi = 20 MeV
Untuk 𝑛 > 0 pada persamaan 6, maka
diperoleh mode merosot yang sesuai dengan
Normalisasi Amplitudo

satu nilai eigen yang identik n akan selalu eksis.


Masing-masing mode degenerasi ini memiliki
panjang gelombang spasial yang berbeda,
seperti yang telah dijelaskan secara analitis
oleh persamaan 7. Hal ini dikarenakan panjang
gelombang spasialnya ditentukan langsung
oleh perbedaan nilai 𝑚 , di mana nilai 𝑚 =
(b) Energi = 40 MeV 𝑛𝑔 − 𝑛𝑑 yang merupakan bilangan kuantum
polar (magnetik). Untuk setiap 𝑛, 𝑚 , maka
Normalisasi Amplitudo

dapat memberikan nilai 𝑚 = 𝑛, 𝑛 − 2, 𝑛 −


4, . . . , −𝑛 + 2, −𝑛. Jadi ketika menghitung
amplitudo FFT dari nilai eigen di semua
simpul, maka mode degenerasi dapat
dipisahkan tanpa mengulangi simulasi FDTD
dengan gelombang inisialisasi baru. Hal inilah
(c) Energi = 60 MeV yang akan dijelaskan lebih detail dalam
pembahasan selanjutnya.
Normalisasi Amplitudo

D. Verifikasi Solusi Numerik Terhadap


Solusi Analitik
Sekarang ditinjau titik yang tepat untuk
dapat melakukan verifikasi metode FDTD
dalam kerangka koordinat polar terhadap
solusi analitik. Hal ini bisa dilakukan melalui
(d) Energi = 80 MeV persamaan 7 dan 8. Keadaan eigen yang
bersesuaian dengan tingkat 𝑛 = 2,3,4 dan 5
dengan 𝑚 = 𝑛 digambarkan oleh persamaan
10, diperoleh dengan menggunakan metode
FDTD polar setelah memisahkan mode
506 Muh. Fachrul Latief
Jurnal normalita Vol.11, Nomor 3 September 2023, hlm. 503-509 ISSN: 2252-5920

degenerasi dan juga dari solusi analitiknya. terbesar dalam arah bidang radial dan sudut
Pemilihan 𝑛 dan 𝑚 sesuai dengan variasi angularnya.

Normalisasi Amplitudo
Normalisasi Amplitudo

Sudut 𝜃 (𝑟𝑎𝑑) Sudut 𝜃 (𝑟𝑎𝑑)

(a) (b)
Gambar 3. (a) Bagian real dan (b) Transformasi Fourier Diskrit spasial untuk 𝑛 = 3

Normalisasi Amplitudo
Normalisasi Amplitudo

Sudut 𝜃 (𝑟𝑎𝑑) Sudut 𝜃 (𝑟𝑎𝑑)

(a) (b)
Gambar 4. (a) Bagian real dan (b) Transformasi Fourier Diskrit spasial untuk 𝑛 = 4
Normalisasi Amplitudo
Normalisasi Amplitudo

𝑚=1 𝑚=3

(a) (b)
Gambar 5. Mode degenerasi yang terpisah dari osilator harmonik untuk 𝑛 = 3 dan (𝐚) 𝑚 = 1
dan (𝐛) 𝑚 = 3
Normalisasi Amplitudo
Normalisasi Amplitudo

𝑚=3 𝑚=3

(a) (b)
Gambar 6. Mode degenerasi yang terpisah dari osilator harmonik untuk 𝑛 = 3 dan (𝐚) 𝑚 = 2 dan
(𝐛) 𝑚 = 4

Muh. Fachrul Latief 507


Jurnal normalita Vol.11, Nomor 2 Mei 2023, hlm. 503-509 ISSN: 2252-5920
Hasilnya menunjukkan bahwasanya memasukkan simpul-simpul baru ke dalam
hasil script dan koding FDTD pada kerangka persamaan finite diference. Singularitas pada
koordinat polar serta proses untuk titik asal diselesaikan dengan menggunakan
menghilangkan degenerasi pada simpul dari integral dari gradien fungsi gelombang pada
isolator harmonik. Hal ini memungkinkan yang pertama cincin di sekitar titik asal.
adanya beberapa solusi FDTD polar ini Transformasi Fourier cepat (FFT) dari variasi
dibandingkan dengan solusi analiti, akan tetapi temporal dari fungsi gelombang digunakan
hal ini normal karena masalahnya memiliki untuk mendapatkan nilai eigen dan kemudian
simetri rotasi. Penyimpangan kecil pada garis keadaan eigen.
nol dapat dilihat ketika menggunakan metode Metode FDTD kutub ini dapat diterapkan
FDTD kutub. Namun, hal ini terutama terjadi untuk simulasi simulasi perangkat kuantum
pada daerah di mana amplitudo solusi hampir dengan fungsi potensial yang menunjukkan
nol. Garis nol pada solusi analitik adalah garis simetri rotasi atau masalah apa pun di mana
lurus radial. Namun, kesalahan yang sangat bekerja dengan jari-jari dan sudut nyaman
kecil dalam fase DFT spasial di sekitar nol sementara pembagian sepanjang x dan y tidak
dalam metode numerik dapat menggeser lokasi memberikan keuntungan. Jelas, banyak
di mana nol yang tepat terjadi dan oleh karena operator kuantum operator tum dapat
itu menggeser garis nol, sehingga tampak dinyatakan sebagai fungsi dari r, teta (dan teta)
bengkok, meskipun masih di daerah di mana dan dengan demikian dapat ditangani dalam
amplitudo solusi sangat kecil, yang membuat bidang kutub dengan lebih mudah. Eliminasi
penyimpangan ini tidak terlalu penting. Penghapusan degenerasi tanpa perlu
mengulangi proses Simulasi FDTD adalah
hasil lain yang berhasil dari metode ini di
E. Pertimbangan Terkait Metode FDTD
bidang kutub. Metode FDTD polar dengan
Metode FDTD kutub yang disajikan
subgrid ini ding ini dapat diperluas ke
dengan pendekatan subgridding dapat
koordinat silinder dan bola (dengan
diterapkan pada permasalahan dengan sistem
pendekatan pembangkitan simpul yang lebih
simetri rotasi, yang dapat diperluas ke masalah
dinamis), yang merupakan topik untuk
vertikal susunan QD dalam kawat kuantum
penelitian di masa depan.
dan juga masalah dalam kerangka koordinat
bola. Setiap operator kuantum yang
merupakan fungsi dari jari-jari dan sudut dapat Daftar Pustaka
diselesaikan dengan lebih mudah
Allison, A.R.A.: Exponential-ftting methods
menggunakan metode ini dibandingkan
for the numerical solution of the
dengan algoritma FDTD Cartesian. Salah satu
Schrodinger equation. Comput. Phys.
contoh satu keuntungan dari metode yang
Commun. 14, 1 (1978)
diusulkan adalah pembagian pemisahan mode-
mode yang merosot berdasarkan penerapan 𝐿𝑍 Metiu, C.E.D.V.E.R.A.H. : Numerical solution
yang disebut dengan metode isolasi keadaan of the time-dependent Schrodinger
eigen yang merosot ini. equation in spherical coordinat by
Fourier traansform methods. Comput.
Phys. Commun. 63, 435 (1991)
F. Kesimpulan Simos, T. : A Numerov-type method for the
Metode Finite Diference Time Domain numerical solution of the radial
(FDTD) polar untuk menyelesaikan persamaan Schrodinger equation. Appl. Numer.
Schrödinger dalam kerangka koordinat kutub Math. 7, 201 (1991)
telah ditelaah. Metode ini menggunakan
pendekatan subgridding untuk menambahkan Simos, G.A.A.K.T.: A generalization of
simpul baru pada cincin dan dengan demikian Numerov’s method for the numerical
meningkatkan jumlah pembagian di sekitar solution of the Schrödinger equation in
arah sudut, untuk mempertahankan resolusi two dimensions. Comput. Chem. 24, 577
spasial. Interpolasi trigonometri dari cincin (2000)
sebelumnya diimplementasikan untuk

508 Muh. Fachrul Latief


Jurnal normalita Vol.11, Nomor 3 September 2023, hlm. 503-509 ISSN: 2252-5920

Ramos, J.V.-A.H.: A variable-step Numerov Cohen-Tannoudji, C., Diu, B., Laloë, F.:
method for the numerical solution of the Quantum Mechanics. Wiley, New York
Schrödinger equation. J. Math. Chem. 37, (1977)
255 (2005)
Simos, T.E.: A new Numerov-type method for
the numerical solution of the
Schrödinger equation. J. Math. Chem. 46,
981 (2009)
Shokri, M.D.A.: A numerical method for two-
dimensional Schrödinger equation using
collocation and radial basis functions.
Comput. Math. Appl. 54, 136 (2007)
Mirzaei, M.D.D.: Numerical solution to the
unsteady two-dimensional Schrödinger
equation using meshless local boundary
integral equation method. Int. J. Numer.
Meth. Eng. 76, 501 (2008)
Sullivan, D.M., Citrin, D.: Determination of
the eigenfunctions of arbitrary
nanostructures using time domain
simulation. J. Appl. Phys. 91, 3219
(2002)
Sullivan, D.M.: Determining a complete three-
dimensional set of eigenfunctions for
nanoscale structure analysis. J. Appl.
Phys. 98(1), 084311 (2005)
Soriano, A., Navarro, E.A., Portı, J.A., Such,
V.: Analysis of the finite diference time
domain technique to solve the
Schrödinger equation for quantum
devices. J. Appl. Phys. 95, 8011 (2004)
Dai, W., Li, G., Nassar, R., Su, S.: On the
stability of the FDTD method for solving
a time-dependent Schrödinger equation.
Numer. Meth. Part. D. E. 21, 1140 (2005)
Sullivan, D.M., Mossman, S., Kuzyk, M.G.:
Time-domain simulation of three
dimensional quantum wires. PLoS ONE
11(1), e0153802 (2016)
Sullivan, D., Citrin, D.: Time-domain
simulation of two electrons in a quantum
dot. J. Appl. Phys. 89, 3841 (2001)
Grynberg, G., Aspect, A., Fabre, C.:
Introduction to Quantum Optics: From
the Semi-Classical Approach to
Quantized Light. Cambridge University
Press, Cambridge (2010)

Muh. Fachrul Latief 509

Anda mungkin juga menyukai