1
Mahasiswa Program S1 Fisika
2
Dosen Bidang Instrumentasi dan Kemagnetan Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia
mhdyasir46@gmail.com
Abstrack
Abstrak
1
PENDAHULUAN setiap posisi di alam semesta,
Persamaan gravitasi Einstein misalnya (pada skala yang cukup
berguna untuk menentukan besar) secara lokal pada keadaan
persamaan ruang-waktu alam diam.
semesta. Solusi persamaan Einstein Einstein mempostulatkan
menggambarkan seluruh alam bahwa alam semesta merupakan
semesta karena menggambarkan homogen dan isotropik pada setiap
seluruh ruang-waktu (Cheng Ta-Pei, saat evolusinya (Kachelrieb, 2015).
2005). Metrik dapat digunakan Sifat homogen dan isotropik alam
dalam menafsirkan geometri alam semesta dapat didekati menggunakan
semesta secara benar dan metrik. Akhirnya diperkenalkan
sepenuhnya dalam memahami metrik Friedmann-Robertson-Walker
gagasan luminositas dan jarak dalam untuk alam semesta homogen dan
kosmologi (Liddle, 2003, Ryden, isotropik (Kachelrieb, 2015).
2006). Menurut prinsip kosmologi Metrik FRW (Friedmann-
alam semesta bersifat homogen dan Robertson-Walker) dalam penelitian
isotropik (Hamilton, 2014, ini digunakan untuk mengkontruksi
Lambourne, 2010). persamaan evolusi dalam
Pernyataan bahwa alam memodelkan kosmologi. Kemudian,
semesta merupaka homogen dan menggunakan persamaan Euler-
isotropik bukan berarti metrik juga Lagrangian untuk menghasilkan
homogen dan isotropik, namun persamaan masing-masing koordinat
maksudnya bahwa memungkinkan bola (r , , ) ditambah koordinat
untuk menentukan kerangka acuan waktu (t ) pada elemen garis metrik
seperti metrik, yang merupakan FRW.
fungsi koordinat, tidak bergantung Alam semesta dimodelkan
pada lokasi asal dan orientasi sumbu
sebagai model Friedman dalam
(Blote, 2016). Jadi tugasnya memilih menganalisis metrik FRW, di dalam
kondisi koordinat yang sesuai. Wajar
metrik FRW terdapat konstanta k
bahwa memilih koordinat
yang dikenal sebagai parameter
sedemikian rupa sehingga pada
kelengkungan ruang-waktu. Nilai k
2
terbagi menjadi tiga kategori, yaitu dalam penelitian ini adalah
nilai k 0 , k 0 , dan k 0 . Agar parameter kelengkungan (k).
perhitungan lebih sederhana, maka Model-model kosmologi
nilai k 0 diplih k 1 , sedangkan diperleh dari pembuatan program
k 0 dipilih k 1 . Ketiga nilai k grafik dengan menggunakan
yang ditetapkan ini nantinya akan software matlab R2014a. Progam
dihasilkan fungsi persamaan dan yang ditulis yaitu program umata dan
bentuk grafik yang berbeda-beda, program menu, program utama
dari fungsi persamaan dan bentuk digunakan untuk mengimput data
grafik inilah akan diperoleh yang dihasilkan dari perhitungan dan
gambaran model-model alam program menu berguna untuk
semesta. menampilkan grafik model-model
kosmologi.
METODE PENELITIAN
METRIK FRIEDMANN-
Metode yang digunakan
ROBERTSON-WALKER
dalam penelitian ini adalah metode
teoritis untuk menentukan model- Metrik Friedmann-Robertson-
model kosmologi melalui metrik Walker merupakan kuantitas
Friedmann-Robertson-Walker. fundamental di dalam model
Bahan dalam penlitian diperoleh dari kosmologi standar. Metrik
buku-buku-buku dan jurnal-jurnal Friedmann-Robertson-Walker
yang berkaitan dengan Teori dibangun menggunakan pendekatan
Relativitas Umum (TRU). pemikiran. Tinjau metrik pada
selembar kertas datar yang
Penelitian ini menggunakan
persamaan Einstein untuk dispesifikasi oleh dua koordinat x1
3
Ganti lembaran kertas dengan disini a(t ) merupakan ukuran laju
lembaran karet yang dapat perluasan atau ekspansi.
berkembang. Lembaran karet dengan s hanya merujuk pada jarak
koordinat x1 x2 meluas maka jarak spasial antar titik. Didalam relativitas
antara titik juga berubah membesar umum hal menarik terletak pada
dengan waktu, dan apabila perluasan jarak titik-titik dalam ruang waktu
serba sama (tidak bergantung pada empat dimensi. Selain itu, juga harus
posisi) jarak s dua titik dapat mengantisipasi kemungkinan ruang
diungkapkan. waktu yang melengkung. Elemen
s 2 a 2 (t ) x12 x2 2 (2) garis relativistik empat dimensional
mempunyai bentuk umum:
s 2 c 2 t 2 a 2 ( x) x12 x2 2 x32 (3)
dr 2
d 2 dt 2 R 2 (t ) r 2 (d 2 sin 2 d 2 ) (6)
1 kr
2
4
Persamaan Einstein yang digunakan dalam menentukan solusi akhir dari
1
G00 R00 g 00 R 8 GT00 (7)
2
3 d 2R 1 1 dR 2 1 d 2 R k
(6) 2 8 GT00
R dt R dt 2 R 2
atau, (8)
R dt 2 2
8 G
2
1 dR k
atau, 2 2 T00 (9)
R dt R 3
8 G
2
pada skala besar kecepatan gas ini 1 dR k
2 2 (11)
R dt R 3
sama dengan kecepatan berkembang.
disini dipelajari tiga kasus secara
Pendekatan dilakukan dengan
terpisah yaitu: k 1 , k 0 , dan
mengabaikan konstribusi tekanan k 1
5
dimana M adalah massa total alam Persamaan evolusi dalam
berikut: 1 dR 1
2
4GM
2 2 (18)
2
R dt R 3 R 3
1 dR 1 4GM
2 2 (13) diperoleh hasil untuk konstanta
R dt R 3 R 3
kelengkungan k 1 , solusi akhir
maka didefinisikan,
persamaan model kosmologinya
d 1 sebagai berikut:
dt Rd , (14)
dt R
R cosh(6t )1 3 1 (19)
diperoleh hasil untuk konstanta
kelengkungan k 1 , solusi akhir HASIL DAN PEMBAHASAN
persamaan model kosmologinya Berikut ini akan dibahas
sebagai berikut: model-model kosmologi dengan tiga
R (1 cos(6t )1 3 ) (15) kasus parameter kelengkungan, yaitu
kasus k 1 , kasus k 0 , dan kasus
Kasus Kelengkungan Nol ( k 0 ) k 1 . Perameter kelengkungan
Persaman evolusi dalam merupakan parameter ruang-waktu,
kasus ini dapat ditulis menjadi: yang mana dalam metrik Friedmann-
Robertson-Walker menyatakan
2
1 dR 4GM
2 (16) konstanta. Tiga kasus parameter
R dt 3 R 3
kelengkungan tersebut dinyatakan
diperoleh hasil untuk konstanta
sebagai berikut:
kelengkungan k 0 , solusi akhir
persamaan model kosmologinya Grafik Kelengkungan Positif
sebagai berikut: (k 1)
R 3t 2 3 (17) Grafik yang dihasilakn dari
solusi akhir model kosmologi R
Kasus Kelengkungan Negatif
fungsi waktu t cosinus, dengan
( k 1 )
6
persamaan R (1 cos(6t )1 3 ) ,
diperoleh sebagai berikut :
(d)
(a) Gambar 4.1 Keluaran Simulasi
Komputer Untuk Kelengkungan
Positif ( k 1 ) dari Alam Semesta
Tertutup dan Berevolusi Secara
Periodik. (a) Nilai t = 0 hingga t =
0.2 dengan range 0.1. (b) Nilai t = 0
hingga t = 10 dengan range 0.1. (c)
Nilai t = 0 hingga t = 360 dengan
(b) range 0.1. (d) Nilai t = 0 hingga t =
18000 dengan range 0.1
7
tersebut menunjukkan alam semesta
tertutup dan berevolusi secara
periodik. Terlihat dari grafik bahwa
usia alam semesta yang dihasilkan
tidak tetap setiap evolusinya, pada
grafik dimulai dari t 0 hingga
t 18000 lama evolusinya selalu
bertambah besar hingga nilai t
(b)
semakin meningkat (dalam skala
waktu kosmik).
(a) (d)
Gambar 4.2 Keluaran Simulasi
Komputer untuk Kelengkungan Nol (
k 0 ) dari Alam Semesta Datar dan
Terbuka. (a) Nilai t = 0 hingga t =
0.2 dengan range 0.1. (b) Nilai t = 0
hingga t = 10 dengan range 0.1. (c)
8
Nilai t = 0 hingga t = 360 dengan
range 0.1. (d) Nilai t = 0 hingga t =
18000 dengan range 0.1
9
mengembang disebabkan oleh
pangkat 1/3 pada fungsinya. Jadi,
bentuk grafik ini menggambarkan
alam semesta terbuka.
berikut :
Bentuk grafik yang
Nilai k = 1 menyatakan alam
dihasilkan yaitu mengembang pada 1.
semesta yang memiliki
waktu awal terbentuknya alam
semesta, terlihat pada gambar 4.3 kelengkungan positif. Bentuk
bagian (a), hingga mencapai waktu alam semesta yang dihasilkan
tertentu grafiknya langsung terbuka
tertutup dan berevolusi secara
untuk waktu yang semakin besar,
periodik.
terlihat pada bagian 4.3 bagian (b),
(c), dan (d). Bentuk grafik terbuka Nilai k = 0 menyatakan alam
2.
disebabkan oleh fungsi cosinus semesta yang memiliki
hiperbolik, sedangkan bentuk kelengkungan nol. Bentuk alam
10
semesta yang dihasilkan datar Liddle, A. 2003. An Introduction To
Modern Cosmology 2th Edition.
dan terbuka.
University of Sussex: United
Nilai k = -1 menyatakan alam Kingdom.
3.
semesta yang memiliki Kachelrieb. 2015. Lecture Notes for
11