Anda di halaman 1dari 6

REDEFINISI TITIK MENURUT PRINSIP RELATIVITAS

DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP GEOMETRI


(GEOMETRI STATISTIK)

Jaki Umam1
1
Program Studi Fisika Universitas Ahmad Dahlan, jakiumam@gmail.com

Abstrak. Meskipun tanpa disadari, pada 1905, Albert Einstein melengkapi pengetahuan geometri
dengan mengungkap rahasia Prinsip Relativitas. Prinsip itu mengharuskan kerangka acuan untuk
mendefinisikan semua hukum fisika. Jika ia berlaku umum, seharusnya ia berlaku untuk hukum
titik dalam geometri. Suatu hukum yang menyatakan titik tidak akan berarti apabila ia
mengabaikan kerangka acuan. Konsekuensinya, setiap titik terdefinisi selalu memiliki komponen
garis antara titik itu dan kerangka acuan. Jika merujuk postulat Euclid, semua garis dapat dianggap
sebagai komponen jari-jari suatu bangun sempurna (lingkaran). Oleh karena itu, pengukuran
semua bentuk geometri dapat dilakukan dengan menghitung kisaran jumlah titik terdefinisi (titik
Einsteinian) terhadap bentuk sempurnanya (titik Euclidean). Percobaan menunjukkan bahwa
persebaran titik Einsteinian di sekitar titik Euclidean tergantung pada faktor kontur permukaan
yang nilainya diantara 1 - 2. Fakta-fakta tersebut menghasilkan formulasi untuk semua bentuk
dalam dimensi i sembarang.

Keywords: Prinsip Relativitas, Titik Einsteinian, Titik Euclidean, Faktor Kontur Permukaan.

1. Pendahuluan mendefinisikan semua hukum fisika[1].


Permasalahan matematika masih Jika generalisasi tersebut valid, maka
berkaitan dengan konsep paling berlaku pula untuk hukum-hukum dalam
fundamental dalam geometri. Selama ini geometri. Sebagai contoh, suatu hukum
belum ada cara paling memuaskan untuk yang menyatakan titik tidak akan berarti
mengukur panjang garis, luas bidang dan apabila mengabaikan kerangka acuan.
volume benda sembarang. Archimedes Dengan kata lain, apa yang kita ketahui
mengusulkan teknik gelas ukur untuk mengenai titik tidak pernah terwujud
mengukur volume benda[7]. Secara teknis dengan sendirinya.
metode itu sangat mudah dikerjakan,
namun secara matematika tidak mudah 2. Redefinisi Titik
dijabarkan. Geometri yang dipahami selama ini
Prinsip Relativitas diusulkan Albert adalah konsep mengenai titik, garis, luas
Einstein pada 1905. Seiring dan volume menurut pendekatan langsung
perkembangan, generalisasinya merambah oleh Euclid atau teknik-teknik analitis
ke berbagai bidang keilmuan. Selama lebih yang dikembangkan lebih baru oleh Rene
dari satu abad, para ilmuwan telah Descartes (sekira 1600), Isaac Newton
menerapkannya dalam berbagai cabang (sekira 1700), Carl Friedrich Gauss (1813),
ilmu, kecuali geometri. Cara ekstrem Nikolai Ivanovich Lobachevsky (1830)
Einstein menjungkirbalikkan anggapan dan Georg Friedrich Bernhard Riemann
umum menjadikan relativitas tidak begitu (1854).[7]
populer[2], sehingga dalam beberapa hal Teknik analitis bermula ketika Rene
mendasar (misalnya geometri itu sendiri), Descartes menggambar besaran-besaran
ilmuwan terlambat mengetahui bahwa yang dimaksud dalam geometri dengan
relativitas dapat membantu mengetahui menggunakan sistem koordinat (kemudian
banyak hal. disebut sistem koordinat Cartesian). Semua
Prinsip Relativitas menggeneralisasi posisi dalam sistem koordinat Cartesian
kebutuhan akan sistem koordinat lain adalah apa yang dinamakan titik.[7]
sebagai acuan (kerangka acuan) untuk
54
Jaki Umam (Redefinisi Titik Menurut Prinsip Relativitas dan Konsekuensinya terhadap Geometri)

Jika terdapat paling tidak dua titik di


dalam sistem koordinat, maka jarak
terpendek yang dapat dihubungkan adalah
definisi garis yang mungkin. Jika terdapat
1 garis dan paling tidak 1 titik di dalam
sistem koordinat, maka secara geometris
dapat digambarkan suatu bidang. Konsep
bidang dapat dengan mudah dipahami
dengan definisi sederhana yang disebut
luas. Kemudian jika terdapat 1 bidang dan
paling tidak 1 titik, maka sebuah bangun
dapat terbentuk. Konsep bangun ini dapat
dijelaskan dengan definisi sederhana yang
Gambar 1. Komponen r dalam Definisi Titik
disebut volume.[4]
Pada dasarnya, konsep garis, luas
dan volume yang dimaksud adalah Titik menurut Titik menurut
himpunan titik-titik yang sangat banyak. Euclid Einstein
Namun sejak era Euclid, geometri tidak 1. Sesuatu yang 1. Sesuatu yang
pernah benar-benar mendefinisikan tidak memiliki harus ditinjau
titik[7]. Oleh karena itu, redefinisi titik bagian. dari kerangka
diperlukan sebagai akibat dari generalisasi 2. Tidak acuan tertentu.
Prinsip Relativitas. perhitungkan 2. Memperhitungkan
komponen r. komponen r.
Postulat. Semua hukum fisika harus
bersifat sama jika ditinjau dari semua 3. Kontur Permukaan Benda ( ) dan
kerangka acuan inersial (Prinsip Kemungkinan ( )
Relativitas Einstein).[1] Salah satu postulat dalam geometri
adalah lingkaran Euclid. Setiap garis yang
Fenomena titik dalam geometri ditarik dari sembarang posisi dapat
adalah contoh hukum fisika yang paling dianggap sebagai jari-jari lingkaran.[4]
sederhana. Katakanlah pengamat akan
mendefinisikan titik sebagai hukum Postulat. Setiap garis dapat dianggap
fisika yang valid, maka pengamat dapat sebagai jari-jari lingkaran dengan
mengambil kerangka acuan sembarang di salah satu ujungnya sebagai titik pusat
luar sistem titik itu. (The Elements Euclid).[4]
Dengan demikian, titik sejati ( )
didefinisikan sebagai posisi titik semu Postulat ini mengakibatkan semua
terhadap kerangka acuan . Oleh karena titik sejati (komponen ) dapat dianggap
itu, akan timbul komponen dalam setiap sebagai komponen jari-jari lingkaran.
definisi titik sejati , dari mana pun Gagasan yang muncul kemudian adalah
pengamat berada (gambar 1). pengukuran semua bentuk geometri dapat
dilakukan dengan pendekatan nilai
( ) ( ) ( ) lingkaran ini. Dengan kata lain, bentuk
( ) (1) sembarang terjadi karena bergesernya
posisi titik-titik pada batas-batas
= titik sejati lingkarannya. Dalam kehidupan sehari-
= titik semu hari, fenomena semacam ini dapat diamati
= kerangka acuan sebagai kontur permukaan benda (gambar
= komponen garis 2).
31
Jaki Umam (Redefinisi Titik Menurut Prinsip Relativitas dan Konsekuensinya terhadap Geometri)

Apabila pergeseran posisi titik-titik Selanjutnya, perbandingan antara


yang membatasi sembarang bentuk nilai yang benar dan nilai yang diperoleh
geometri terhadap posisi titik-titik pada adalah besaran kemungkinan (J):
lingkarannya dapat ditentukan, maka
ukuran garis, luas dan volumenya dapat
pula ditentukan. Secara meyakinkan dapat
dikatakan bahwa persebaran atau distribusi (3)

posisi titik-titik itu di sekitar posisi titik-
titik lingkarannya memenuhi pola-pola Pers. 3 menunjukkan bahwa semakin
distribusi statistik yang karakternya sangat kecil kesalahan ukur yang terjadi, semakin
khas (lihat bagian eksperimen). kecil pula perbedaan antara nilai yang
Sebagai contoh adalah gedanken benar dan nilai yang diperoleh, dengan
pengukuran luas bidang sembarang kata lain kemungkinannya semakin tinggi.
(geometri 2 dimensi). Gagasannya adalah Apabila dalam pengukuran tidak terdapat
ukuran luas bidang tersebut dapat didekati sedikit pun kesalahan, maka nilai yang
secara statistik dengan luas lingkarannya diperoleh sama dengan nilai yang benar,
dengan cara memproyeksikan beberapa dan kemungkinannya adalah 1.
sampel titik dari populasi titik yang sangat Dalam gedanken ditunjukkan bahwa
banyak di dalam bidang itu terhadap besaran kemungkinan adalah perbandingan
kerangka acuan. Itulah apa yang disebut antara luas lingkaran ( ) dan luas bidang
kontur permukaan benda (gambar 2). yang akan dihitung ( ). Benda dengan
bentuk geometri sembarang dapat
dianggap memiliki jari-jari r sehingga
variansi data percobaan akan berpengaruh
dalam formulasi selanjutnya.
Bentuk geometri sempurna disebut
sebagai instrumen standar teoretis.
Pengukuran langsung terhadap objek
disebut hasil terukur. Apabila hasil yang
benar belum diketahui, maka kesalahan
hitung dapat didekati dengan konsep
statistik sederhana bernama rata-rata.[5,6]
Dalam geometri Euclidean, semua
Gambar 2. Kontur Permukaan Benda garis dapat dianggap sebagai komponen
jari-jari bentuk sempurnanya (lingkaran).
Dalam suatu pengukuran, instrumen Katakanlah jari-jari ini sebagai titik
standar secara teoretis dianggap ada. Nilai Euclidean ( ) Gedanken menunjukkan
yang diperoleh dengan menggunakan bahwa ukuran luas bidang sembarang
instrumen standar disebut nilai yang benar dapat didekati secara statistik dengan luas
( ), sedangkan pengukuran dengan lingkarannya dengan memproyeksikan
menggunakan instrumen yang ada (alat beberapa titik dari populasi titik yang
ukur) disebut nilai yang diperoleh ( ). sangat banyak di dalam bidang itu terhadap
Selisih antara nilai yang diperoleh dan nilai kerangka acuan. Artinya, jika adalah
yang benar disebut kesalahan ukur ( ).[8] lingkaran yang berpusat pada kerangka
Secara matematis, hubungannya acuan dan adalah bentuk sembarang,
dapat disederhanakan dalam bentuk: maka:

(2) (4)
32
Jaki Umam (Redefinisi Titik Menurut Prinsip Relativitas dan Konsekuensinya terhadap Geometri)

Katakanlah r sebagai titik


Einsteinian, maka dapat mendekati
dengan memperhitungkan distribusi titik-
titik Einsteinian dan kemungkinannya:

(5)

dengan rata-rata titik Einsteinian.

4. Eksperimen Geometri Statistik


Untuk mengetahui kaitan besaran-
besaran yang muncul setelah redefinisi
Grafik 2. Hasil Eksperimen pada Benda 216 cc
titik, yakni kemungkinan ( ) dan kontur
permukaan benda ( ), dilakukan simulasi
percobaan terhadap benda yang dianggap
pejal dengan volume 27 cc, 216 cc, 729 cc,
1.728 cc, 3.375 cc dan 1.000.000 cc.
Simulasi percobaan dilakukan dengan
menggunakan angket, dengan sasaran
responden yang beragam. Latarbelakang,
usia, tingkat pendidikan dan variabel lain
yang mempengaruhi responden diabaikan.
Dengan uji konsistensi data
menggunakan Koefisien -Cronbach[3],
secara meyakinkan pengukuran yang Grafik 3. Hasil Eksperimen pada Benda 729 cc
dilakukan sembarang orang bersifat handal
( > 0,5). Grafik hubungan dan dari
hasil simulasi percobaan sebagai berikut:

Grafik 4. Hasil Eksperimen pada Benda 1.728 cc

Grafik 1. Hasil Eksperimen pada Benda 27 cc

Grafik 5. Hasil Eksperimen pada Benda 3.375 cc


33
Jaki Umam (Redefinisi Titik Menurut Prinsip Relativitas dan Konsekuensinya terhadap Geometri)

( ) (8)
( ) (9)
( ( )) (10)
Gi = sembarang bentuk geometri dimensi i
ki = konstanta dimensi i

5. Diskusi
Beberapa hal yang mulai bisa
didiskusikan:
1. Pada dasarnya, semua bentuk alami
adalah sempurna.
Grafik 6. Hasil Eksperimen pada Benda 1.000.000 cc
2. Definisi titik terlepas dari Geometri
Euclid (memiliki bagian minimal k0).
Simulasi percobaan mengasumsikan 3. Titik, garis, luas dan volume dapat
posisi proyeksi kerangka acuan di titik ditinjau dengan faktor permukaan yang
pusat benda, sehingga tergantung pada identik.
dan (grafik 7): 4. Deret geometri adalah bentuk fisis alam
semesta, dan hanya 4 suku pertama
(6) yang kita ketahui dalam kenyataan,
yakni suku ke-0, ke-1, ke-2, ke-3.

Jika pers. 5 disubstitusikan ke pers. 6. Daftar Pustaka


6, maka didapatkan: [1] Albert Einstein, On the
Electrodinamics of Moving Bodies,
( ) Annalen der Physik, 1905.
[2] Albert Einstein, Relativitas: Teori
( ) (7) Khusus dan Umum, Kepustakaan
Populer Gramedia, 2005.
dengan Q adalah faktor kontur permukaan
[3] Lee J. Cronbach, Coefficient Alpha
yang nilainya harus diantara 1 2.
and the Internal Structure of Tests,
Psychometrika Vol. 16 No. 3, 1951.
[4] Richard Fitzpatrick, Euclids Elements
of Geometry, The Greek Text of J.L.
Heiberg (18831885).
[5] Richard Lungan, Aplikasi Statistika
dan Hitung Peluang, Penerbit Graha
Ilmu, 2006.
[6] Ronald E. Walpole, et. al, Probability
and Statistics for Engineers and
Scientists, Pearson Education, 2011.
[7] Salah H. Khaduri, et. al, Sejarah
Matematika Klasik dan Modern, UAD
Grafik 7. Hubungan gradien / terhadap ro
Press, 2004.
[8] William D. Cooper, Instrumentasi
Bentuk umum rumus geometri
Elektronik dan Teknik Pengukuran,
statistik untuk menghitung sembarang
Penerbit Erlangga, 1994.
bentuk geometri didapatkan:
34
Jaki Umam (Redefinisi Titik Menurut Prinsip Relativitas dan Konsekuensinya terhadap Geometri)

56

Anda mungkin juga menyukai