Anda di halaman 1dari 6

Elisa Fitri

20320009
Filsafat Sains: Makalah tengah semester

Alexander Friedmann
1. Penjelasan Singkat
Ilmuan sentral yang saya pilih adalah Alexander Friedmann. Beliau merupakan seorang kosmologis
dan matematikawan yang berasal dari Rusia. Kontribusi beliau dalam ilmu pengetahuan berupa
mengembangkan model yang dapat menjelaskan tentang pengembangan alam semesta. Pekerjaan ini
terinspirasi dari ilmuan lain, yaitu Albert Einstein. Alexander Friedmann berusaha menemukan solusi
untuk persamaan medan Einstein yang sebelumnya telah dirumuskan oleh Albert Einstein. Saat ini, model
yang dikembangkan oleh Friedmann ini dikenal dengan persamaan Friedmann. Secara independen pada
zaman yang sama dengan Friedmann, Goerge Lemaître juga merumuskan tentang kemungkinan
pengembangan alam semesta dengan memecahkan solusi persamaan medan Einstein dan mengamati
kecepatan resesi galaksi-galaksi dekat. Meskipun melakukan pekerjaan secara independen, beliau
memperoleh hasil yang sama dengan Friedmann. Dua tahun setelahnya, Edwin Hubble melakukan
pengamatan terhahap galaksi-galaksi dan membuktikan bahwa pengembangan alam semesta itu benar
adanya, serta juga menemukan nilai laju pengembangan alam semesta atau konstanta Hubble dengan lebih
baik.
2. Alexander Friedmann
Alexander Friedmann lahir pada 16 Juni 1888 di Sainst Petersburg, Russia. Beliau belajar di Second
Saint Petersburg Gymnasium (untuk sekolah menengah atas) dan Saint Petersburg State University (untuk
perguruan tinggi) dengan jurusan matematika. Penelitian Friedmann meliputi teori kuantum, relativitas,
mekanika statistik, aeronautika, medan magnet Bumi, mekanika fluida, dan teori meteorologi. Beliau juga
merupakan seorang dosen di Saint Petersburg Mining Institute.
Pada akhir tahun 1920, beliau mengenal teori Relativitas Umum milik Albert Einstein, yang baru akan
dipublikasikan beberapa tahun setelah perang Russia. Tahun 1922 beliau menemukan bahwa alam semesta
mengembang dari solusi persamaan medan Einstein tersebut dan menuliskannya dalam bentuk artikel.
Friedmann mengirimkan artikelnya yang berjudul On the curvature of Space pada penerbit Zeitschrift für
Physik. Pada artikel tersebut, Friedmann menunjukkan bahwa radius kurvatur alam semesta dapat
bertambah dengan bertambahnya waktu. Tidak lama kemudian, Friedmann menuliskan hasil penelitian
artikelnya menjadi sebuah buku. Berikut salah satu kalimat yang terdapat dalam buku tersebut:
‘’The stationary type of Universe comprises only two cases which were considered by Einstein and
de Sitter. The variable type of Universe represents a great variety of cases; there can be cases of this type
when the world's radius of curvature ... is constantly increasing in time; cases are also possible when the
radius of curvature changes periodically ...’’ [2]
Berikut merupakan persamaan Friedmann:
𝑎̇ 2 8𝜋𝐺 κ𝑐 2
𝐻(𝑡)2 = ( ) = 2 𝜀(𝑡) − 2 (1)
𝑎 3𝑐 𝑅𝑜 𝑎(𝑡)2
Persamaan Friedmann menghubungkan parameter 𝑎(𝑡), κ, 𝑅𝑜 dan 𝜀(𝑡). 𝐻(𝑡) menyatakan laju
pengembangan alam semesta, 𝑎(𝑡) menyatakan ukuran alam semesta dalam faktor skala, κ menyatakan
kurvatur alam semesta, 𝑅𝑜 menyatakan radius alam semeta pada kurvatur tertentu saat ini, dan 𝜀(𝑡) densitas
energi pada suatu waktu. Secara lebih rinci, persamaan ini menyatakan bagaimana laju pengembangan alam
semesta, ukuran alam semesta, dan umur alam semesta jika:
• Memiliki komponen tertentu, misal radiasi, materi, dan konstanta kosmologi atau kombinasi dari
komponen-komponen tersebut.
• Kurvaturnya datar, positif, atau negatif.
Seperti kalimat Friedmann dalam bukunya, solusi dari persamaan Friedmann mendukung model alam
semesta Big Bang dan Steady State. Tinjau alam semesta kosong, tidak ada radiasi, materi, dan konstanta
kosmologi, atau tidak ada kontribusi dari 𝜀. Untuk alam semesta dengan keadaan ini, persamaan
Friedmannnya adalah:
κ𝑐 2
𝑎̇ = − 2 (2)
𝑅0
Terdapat dua solusi untuk persamaan 2. Solusi pertama adalah 𝑎̇ = 0 dan κ = 0. Solusi ini menandakan
bahwa alam semesta diperbolehkan kosong, statis dan berkuvatur datar. Solusi kedua adalah alam semesta
kosong dengan kurvatur κ = −1. Alam semesta dengan kurvatur negatif dapat mengembang atau mengerut,
dengan
𝑐
𝑎̇ = − (3)
𝑅0
Karena Friedmann dan Einstein hidup pada rentang waktu mirip, yaitu sekitar tahun 1979-1955, maka
mereka bisa berinteraksi dan memberikan pendapat satu sama lain. Setelah artikel Friedmann
dipublikaskan, Einstein memberikan tanggapan terhadap artikel tersebut berupa surat yang dikirimkan
kepada penerbit jurnal, bukan dinyatakan secara langsung kepada Friedmann. Tanggapan Einstein adalah:
‘’The results concerning the non-stationary world, contained in [Friedmann's] work, appear to me
suspicious. In reality it turns out that the solution given in it does not satisfy the field equations.’’ [2]
Awalnya, Einstein tidak menyetujui solusi yang dikerjakan Friedmann dan menganggap bahwa solusi
tersebut salah. Einstein berpendapat, secara nyata solusi yang dikerjakan oleh Friedmann tidak memenuhi
persamaan medan miliknya. Beberapa bulan kemudian, Friedmann menanggapi surat Einstein seperti
berikut:
‘’Considering that the possible existence of a non-stationary world has a certain interest, I will allow myself
to present to you here the calculations I have made ... for verification and critical assessment. [The
calculations are given] ... Should you find the calculations presented in my letter correct, please be so kind
as to inform the editors of the Zeitschrift für Physik about it; perhaps in this case you will publish a
correction to your statement or provide an opportunity for a portion of this letter to be published’’ [2]
Pada tanggapan Friedmann tersebut, terlihat beliau tetap mempertahankan pendapatnya dengan menuliskan
perhitungan-perhitungan yang telah beliau kerjakan. Beliau juga menawarkan kepada Einstein untuk
menjelaskan perhitungan tersebut secara langsung.
Namun, beberapa waktu kemudian Einstein menyadari bahwa terdapat kesalahan pada perhitungan
yang beliau lakukan. Segera, beliau mengirimkan surat kepada penerbit jurnal dengan isi sebagai berikut:
‘’In my previous note I criticised [Friedmann's work On the curvature of Space]. However, my criticism,
as I became convinced by Friedmann's letter communicated to me by Mr Krutkov, was based on an error
in my calculations. I consider that Mr Friedmann's results are correct and shed new light.’’ [2]
Dalam surat tersebut, Einstein terlihat menyetujui hasil yang didapatkan oleh Friedmann.
Saat ini, persamaan Friedmann digunakan dalam banyak buku kosmologi untuk menjelaskan model
alam semesta, diantaranya buku Introduction to Cosmology oleh Barbara Ryden dan buku Extragalactic
Astronomy oleh Peter Schneider. Dari persamaan Friedmann, jika digabungkan dengan data hasil
pengamatan berupa densitas komponen-komponen alam semesta dan pergeseran merah, bisa didapatkan
parameter lain seperti faktor skala dan kurvatur alam semesta. Berikut merupakan beberapa contoh model
alam semesta yang didapatkan dari persamaan Friedmann.
a. Model alam semesta kosong
𝑡
𝑎̇ (𝑡) = (4)
𝑡0
Persamaan 4 menyatakan bahwa alam semesta kosong akan mengembang secara linear dengan
bertambahnya waktu.
b. Model alam semesta yang terdiri dari satu komponen
𝑡 2/(3+3𝑤)
𝑎̇ (𝑡) = ( ) (5)
𝑡0
Dengan nilai 𝑤 berbeda untuk setiap komponen alam semesta (materi 𝑤 = 0, radiasi 𝑤 = 1/3 dan
konstanta kosmologi 𝑤 = −1). Persamaan 5 menyatakan pengembangan alam semesta akan berbeda jika
memiliki komponen yang berbeda.
c. Model alam semesta multi-komponen
Pada alam semesta model ini, alam semesta dapat memiliki kurvatur dan memiliki beberapa komponen.
Solusinya rumit karena melibatkan berbagai macam komponen, jika dinyatakan dalam dalam waktu 𝑡
sebagai fungsi dari faktor skala 𝑎, persamaan Friedmann menjadi:
𝑎
𝑑𝑎
𝐻0 𝑡 = ∫ 1/2
0 Ω𝑟,0 Ω𝑚,0 2 + (1 − Ω )]
(6)
[
2 + 𝑎 + Ω𝜆,0 𝑎 0
𝑎
Dengan Ω merupakan parameter densitas.
Friedmann mampu menuangkan pemikirannya dalam bentuk persamaan matematika. Meskipun saat
itu belum ada data pengamatan yang membuktikan pengembangan alam semesta, namun beliau bisa
menarik kesimpulan melalui arti fisis persamaan matematika tersebut. Tentu saja tidak semua orang bisa
melakukan hal ini pada zaman Friedmann, bergantung kepada pengalaman orang tersebut berinteraksi
dengan perumusan matematika dan fisika. Jika dilihat dari sejarahnya, Friedmann memang merupakan
seorang matematikawan dan fisikawan.
Hasil yang didapat Friedmann pada saat itu masih menimbulkan pro dan kontra dikalangan para
ilmuan. Namun, hal tersebut wajar terjadi mengingat belum adanya pembuktian secara langsung melalui
pengamatan.
3. Albert Einstein
Pada bagian 1, telah disebutkan bahwa pekerjaan Friedmann terinspirasi dari pekerjaan Albert Einstein
tentang teori relativias umun. Albert Einstein merupakan ilmuan yang sangat berjasa dalam mengubah
pandangan terkait realitas fisika modern. Penemuan beliau terkait fisika modern yang paling terkenal adalah
teori relativitas umum dan teori relativitas khusus. Teori ini dianggap bisa menjelaskan dengan baik
struktrur skala besar alam semesta.
Albert Einstein lahir pada 14 Maret 1879 di German. Beliau belajar matematika, khusunya kalkulus
sekitar tahun 1891. Tiga jurnal pertama beliau terbit pada tahun yang sama, yaitu pada tahun 1905. Jurnal
pertama berkaitan dengan fenomena yang ditemukan oleh Max Planck, yaitu energi elektromagnetik
dipancarkan oleh benda radiasi dalam jumlah yang diskrit. Selanjutnya, beliau menulis jurnal kedua tentang
teori relativitas khusus. Sedangkan jurnal ketiga membahas tentang mekanika statistik. Pada tahun 1916,
beliau memperluas pekerjaannya dalam relativitas untuk cakupan situasi yang lebih umum yang saat ini
dikenal dengan teori relativitas umum atau persamaan medan Einstein.
Setelah merumuskan persamaan medan Einstein, Einstein ingin mengaplikasikan teori tersebut pada
alam semesta sesungguhnya. Dari keinginan Einstein ini, dapat dilihat terdapat perkembangan pemikiran,
yaitu keinginan untuk mengaplikasikan teori kepada alam. Sejauh dari pengamatan Einstein terhadap alam
semesta, beliau menyatakan bahwa komponen alam semesta terdiri dari materi dan radiasi. Saat itu Einstein
belum menyadari keberadaan CMB, maka beliau juga menyatakan densitas energi cahaya bintang lebih
sedikit dari densitas energi diam bintang, oleh karena itu disimpulkan komponen primer alam semesta
merupakan materi nonrelativistik. Karena materi merupakan objek yang memiliki tekanan sangat rendah,
maka beliau menganggap alam semesta tidak mengembang atau statik.
Einstein mengamati pergerakan bintang-bintang pada Galaksi Bimasakti. Beliau menemukan sebagian
bintang bergerak mendekat dan sebagian lainnya bergerak menjauh. Beliau bertanya “Apakah alam semesta
mengembang atau mengerut?”. Namun dari pergerakan bintang tersebut tidak memberikan bukti bahwa
galaksi mengembang atau mengerut. Karena bukti yang belum lengkap ini, Einstein berpikir bahwa alam
semesta berada dalam keadaan statis. Kemudian, Einstein bertanya lagi “Dapatkah alam semesta dipenuhi
oleh materi nonrelativistik saja dan menjadi statis?”. Namun, pada kenyataannya alam semesta dapat tidak
terdiri dari apapun kecuali materi, secara umum alam semesta dapat mengembang atau mengerut. Hal ini
dapat dibuktikan oleh potensial gravitasi Newton. Kesimpulan dari pembuktian menggunakan potensial
gravitasi Newton tersebut adalah tidak mungkin alam semesta yang berisi materi tidak mengalami
pengembangan atau pengerutan. Sampai pada penjabaran ini, terdapat kontra terhadap model alam semesta
statis.
Einstein tetap mempertahankan pendapatnya mengenai alam semesta statis. Beliau terus berpikir dan
menemukan sebuah ide untuk menambahkan sebuah konstanta pada persamaan medan miliknya. Konstanta
tersebut disimbolkan dengan Λ, saat ini dikenal sebagai konstanta kosmologi. Dengan menambahkan Λ
pada persamaan medan, Einstein memperoleh model alam semesta yang diinginkan, yaitu alam semesta
berisi materi nonrelativistik dan statis. Pertanyaannya “kenapa Einstein mempertahankan teorinya dengan
gigih?”. Salah satu penyebabnya adalah kemampuan penginderaan Einstein. Beliau merumuskan teorinya
tidak hanya berdasarkan perumusan matematika saja, namun juga berdasarkan penginderaan terhadap alam
yang beliau lakukan. Selain itu, belum ada teknologi yang mampu mengindera lebih baik pada zaman
tersebut.
Einstein mempublikasikan model alam semesta ini pada tahun 1917, namun beliau belum puas dengan
model tersebut. Einstein berpendapat bahwa Λ seolah-olah “gravely detrimental to the formal beauty of
theory”. Selain itu, secara praktik dideteksi bahwa model ini tidak stabil. Model tersebut mengindikasikan
bahwa alam semesta akan mengalami “runaway expansion” atau “runaway collapse”. Karena hal ini,
Einstein membuang keberadaan Λ pada persamaan medannya. Penambahan dan pembuangan Λ pada
persamaan medan Einstein ini terus terjadi sampai dengan zaman Hubble.
Kita dapat melihat, bahwa saat itu solusi untuk medan Einstein belum dapat dipecahkan dengan baik.
Beberapa waktu kemudian, Friedmann tertarik dengan persamaan medan ini dan mencoba untuk
menemukan solusinya. Dari hasil pekerjaan Friedmann tersebut, disimpulkan bahwa alam semesta dapat
mengembang, tidak hanya statis. Hasil dari Friedmann ini sangat berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan
saat itu, karena Friedmann dapat memberikan solusi tentang pro dan kontra mengenai alam semesta yang
statis, meskipun secara pengamatan belum dapat dibuktikan.

4. Goerge Lemaître
Secara independen, Goerge Lemaître menemukan solusi medan Einstein yang sama dengan yang
diperoleh oleh Friedmann. Lemaître lahir pada tahun 1894 di Belgia. Beliau merupakan seorang
matematikawan dan astronom yang bekerja dalam teori pengembangan alam semesta. Salah satu jurnal
beliau yang membahas tentang pengembangan alam semesta adalah A homogeneous Universe of constant
mass and growing radius accounting for the radial velocity of extragalactic nebulae. Jurnal tersebut
dipublikasikan pada tahun 1927.
Berbeda dengan Friedmann yang hanya berlandaskan pada teori, Lemaître juga berlandaskan pada
pengamatan. Artinya, saat itu Lemaître sudah sadar akan pentingnya pengamatan untuk mengonfirmasi
ketepatan sebuah teori. Beliau memilih 42 galaksi yang pergeseran panjang gelombang galaksi tersebut
telah diamati oleh Vesto Slipher. Dari 42 galaksi yang diteliti, terdapat 37 galaksi yang mengalami
pergeseran merah dan 5 galaksi mengalami pergeseran biru. Kecepatan radial rata-rata 42 galaksi adalah
𝑣 = +600 km/s. Lemaître berpendapat bahwa kecepatan radial tersebut relatif lebih besar dibandingkan
dengan kecepatan rata-rata bintang di Galaksi karena dampak pengembangan alam semesta. Selanjutnya,
beliau mengestimasi jarak rata-rata ke galaksi, 𝑟 = 0,95 Mpc. Dari hasil ini, beliau menyimpulkan bahwa
𝑣
pengembangan alam semesta dapat dijelaskan oleh faktor 𝐾 ≡ 𝑟 = 625 km/ s-1 Mpc-1. Namun,
kemungkinan terdapat faktor kesalahan dalam pekerjaan ini, yaitu penentuan jarak ke galaksi yang kurang
akurat. Penentuan jarak ini memang merupakan hal yang sulit untuk dilakukan.
Pada jurnal yang dipublikasikan tahun 1927, Lemaître menurunkan faktor yang saat ini disebut sebagai
Hukum Hubble. Hukum Hubble menghubungkan kecepatan galaksi bergerak menjauh dengan jaraknya.
Tahun 1927 diselenggarakan sebuah konferensi terkenal (Solvay Conference) yang dihadiri oleh ilmuan-
ilmuan fisika terkenal. Namun, pada tahun ini Friedmann telah meninggal, sehingga tidak ada interaksi
langsung antara Lemaître dan Friedmann meskipun mereka mendapatkan hasil perhitungan yang sama.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Lemaître dan Einstein. Einstein mengatakan kepada Lemaître:
“Your calculations are correct, but your grasp of physics is abominable.” [5]
Ide pada jurnal Lemaître telah dikerjakan oleh Friedmann pada tahun 1922. Menurut Einstein, solusi
Lemaître dari persamaan relativitas umum atau persamaan medan Einstein sudah benar secara matematis,
namun belum memberikan makna yang baik secara fisika. Lemaître terus memperbaiki pekerjaannya dan
menerbitkan sebuah jurnal baru di Nature pada tahun 1931. Salah satu formulasi teori pada jurnal tersebut
mendukung model alam semesta Big Bang. Selanjutnya, secara kebetulan pada waktu yang lain Einstein
dan Lemaître memberikan series kuliah pada tempat yang sama di California. Setelah mendengarkan
Lemaître menjelaskan teorinya, Einstein memuji Lemaître bahwa penjelasan Lemaître sangat memuaskan.
Pada pemaparan Lemaître, dapat dilihat Lemaître memperkuat hasil perhitungan yang diperoleh oleh
Friedmann mengenai model alam semesta mengembang. Walaupun tidak berinteraksi secara langsung,
terdapat interaksi pikiran antara kedua ilmuan ini. Mereka melakukan perhitungan secara independen,
pertanyaannya “kenapa hasil akhir yang mereka dapatkan sama? Sementara saat itu ilmuan-ilmuan lain
masih memperdebatkan hal ini”. Artinya, kedua ilmuan ini kemungkinan mempunyai alur pemikiran yang
mirip dalam pemecahan solusi teori relativitas umum tersebut. Karena hidup pada era yang sama, yang
berarti kedua ilmuan ini mempunyai akses yang kurang lebih sama terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan saat itu, maka tidak menutup kemungkinan bahwa mereka mempunyai alur berpikir yang
mirip.
5. Edwin Hubble
Pekerjaan yang telah dilakukan oleh Friedmann dan Lemaître dikonfirmasi oleh Hubble melalui
pengamatan. Cara yang dilakukan Edwin Hubble mirip dengan yang dilakukan oleh Lemaître, yaitu
menghitung gradien dari grafik kecepatan radial vs jarak. Namun, Hubble berhasil menentukan jarak ke
galaksi lebih baik dibandingkan dengan Lemaître, meskipun belum mendapatkan hasil yang akurat.
Edwinn Hubble lahir pada tahun 1889 di USA. Beliau merupakan astronom Amerika pertama yang
mendeteksi bahwa alam semesta mengembang melalui pengamatan. Pada tahun 1919, beliau
berkesempatan untuk menggunakan Teleskop Hooker dengan diameter 2,5 m di Mount Wilson
Observatory, California. Dengan menggunakan Teleskop Hooker, Hubble mengidentifikasi bintang
variabel Cepheid untuk menentukan jarak ke galaksi-galaksi. Tahun 1924, hasil observasi tersebut
menunjukkan bahwa Andromeda berjarak lebih jauh beberapa ribu kali dibandingkan dengan bintang
terdekat. Artinya, Andromeda merupakan galaksi yang terpisah dari Bimasakti, ukuran mereka mirip
namun berjarak sangat jauh. Penemuan Hubble ini mengubah sudut pandang saintifik tentang alam semesta.
Pada tahun 1929, beliau mengamati galaksi dan menunjukkan bahwa galaksi-galaksi bergerak menjauh
dengan laju yang sebanding dengan jarak. Hasil ini yang menunjukkan pengembangan alam semesta.
Pengukuran jarak galaksi yang dilakukan Hubble jauh lebih baik dibandingkan dengan jarak yang diukur
oleh Lemaître. Beliau menggunakan pergeseran Doppler untuk mengukur kecepatan menjauh atau
mendekat galaksi. Penemuan Hubble ini kemudian dikenal dengan sebutan Hukum Hubble.
Namun, nilai konstanta Hubble yang didapat dari pengamatanya yaitu 500 km/ s-1 Mpc-1, masih jauh
lebih besar dibandingkan dengan nilai konstata Hubble saat ini (68 km/ s-1 Mpc-1). Perbedaan nilai tersebut
terjadi karena kesalahan dalam kalibrasi jarak. Dengan ditemukannya konstanta Hubble, konstanta
kosmologi yang keberadaannya masih diperdebatkan akhirnya diikutsertakan kembali pada persamaan
medan Einstein.
Selanjutnya, tahun 1930-an, Hubble melakukan pekerjaan untuk menentukan distribusi galaksi dan
kurvatur ruang. Dari data pengamatan, didapatkan bahwa alam semesta memiliki kurvatur datar dan
homogen, namun ada penyimpangan kurvatur datar pada pergeseran merah yang besar.
Penemuan Hubble mengonfirmasi teori yang diusulkan oleh Friedmann dan Lemaître, menunjukkan
bahwa alam semesta mengembang. Selain itu, disimpulkan juga bahwa galaksi-galaksi dan seluruh alam
semesta berasal dari Big Bang yang terjadi beberapa miliar tahun yang lalu. Penemuan inilah yang menjadi
mendorong lahirnya kosmologi modern.

6. Kendala
Terdapat beberapa hal yang mendorong kemajuan:
• Keterbukaan untuk berdiskusi antar ilmuan. Friedmann yang menggunakan persamaan medan
Einstein dalam penelitiannya, terbuka untuk berdiskusi dengan Einstein dan sebaliknya. Begitu juga
dengan Lemaître, beliau terbuka juga terbuka untuk berdiskusi dengan Einstein dan menerima saran-
saran yang ditujukan kepadanya.
• Berani untuk berpikir berbeda dari peneliti sebelumnya. Sebelumnya, Einstein masih
mempertahankan pemikiran dan pendapatnya mengenai alam semesta statis. Beliau bahkan
menambahkan konstanta kosmologi pada persamaannya agar teori alam semesta statis dapat diterima.
Namun, Friedmann berani untuk berpikir berbeda dengan pendapat bahwa alam semesta kemungkinan
tidak hanya statis, namun juga mungkin mengembang.
• Kemampuan menuangkan pikiran dalam perumusan matematika atau teori. Hal ini penting
dalam kemajuan ilmu pengetahuan, mengingat instrumentasi untuk melakukan pengamatan tidak bisa
untuk dikembangkan dalam waktu yang singkat.
Terdapat beberapa hal yang menghambat kemajuan:
• Teknologi, teknologi yang ada saat itu belum bisa untuk menentukan jarak ke galaksi dengan akurat,
sehingga didapatkan nilai konstanta Hubble yang jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai saat ini.
• Perang, perang yang ada di Rusia saat itu menghambat Friedmann untuk melanjutkan pendidikan dan
melakukan penelitiannya.
• Ketidakstabilan ekonomi, ekonomi yang tidak stabil membuat ilmuan kurang fokus dalam
melaksanakan penelitiannya, sehingga akan memperlambat perkembangan penelitian.
• Teknologi komunikasi, komunikasi melalui surat yang dilakukan ilmuan (misal Friedmann dengan
Einstein dan Lemaître dengan Einstein) membutuhkan waktu yang lama hingga berbulan-bulan. Hal
ini terjadi karena jarak antar ilmuan yang jauh sehingga pengantaran surat yang membutuhkan waktu
yang lama.
7. Referensi
[1] Ryden, Barbara. 2017. Introduction to Cosmology. (Edisi ke-2) United Kingdom: Cambridge University Press.

[2] https://www.physicsoftheuniverse.com/scientists_friedmann.html diakses pada 18 Oktober 2020.

[3] https://mathshistory.st-andrews.ac.uk/Biographies/Friedmann/ diakses pada 18 Oktober 2020.

[4] https://mathshistory.st-andrews.ac.uk/Biographies/Hubble/ diakses pada 19 Oktober 2020.

[5] https://mathshistory.st-andrews.ac.uk/Biographies/Lemaitre/ diakses pada 19 Oktober 2020.

[6] https://mathshistory.st-andrews.ac.uk/Biographies/Einstein/ diakses pada 19 Oktober 2020.

[7] https://www.atnf.csiro.au/outreach/education/senior/cosmicengine/einstein.html diakses pada 19 Oktober 2020.

Anda mungkin juga menyukai