Oleh :
Kelompok : IV
JURUSAN FISIKA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan saya kesempatan untuk menyelesaikan tugas
makalah Critical Book Report (CBR) ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini
berisikan identitas dan rangkuman buku.
Harapan kami semoga makalah “Critical Book Report“ ini bisa bermanfaat
serta mempermudah dalam memahami materi tentang Kisi Resiprokal. Saran dan
kritik yang konstruktif akan banyak membantu makalah lebih sempurna dan
komplit. Mohon maaf bila dalam penyusunan makalah masih banyak terdapat
kekurangan. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Kelompok IV
BAB I
IDENTITAS BUKU
A. Identitas Buku
Buku I
Buku II
Difraksi sinar oleh kristal secara sederhana diperlihatkan oleh W.L Bragg.
Difraksi terjadi ketika pantulan dari bidang paralel dari atom mengalami
interferensi konstruktif. Dalam hal ini kita diperlakukan sebagai hamburan elastik,
dimana energi dari sinar x tidak berubah pada pemantulan. Jika jarak antara
bidang paralel yang berdekatan adalah d. Perbedaan lintasan antara sinar yang
dipantulkan dari bidang yang berdekatan ini adalah 2d sin 𝜃, dimana 𝜃 diukur dari
bidang kristal. Hukum Bragg adalah konsekuensi dari keperiodikan kisi.
n(r + T) = n(r)
Keperiodikan seperti ini menciptakan situasi ideal untuk analisa fourier. Sifat
kristal yang paling menarik berhubungan langsung dengan komponen fourier dari
densitas elektron.
Pertama kita pertimbangkan suatu fungsi n(x) dengan perioda a dalam arah x
dalam satu dimensi. Kita kembangkan n(x) dalam fungsi seri sinus dan cosinus
2𝑛𝑝𝑥 2𝜋𝑝𝑥
n(x) = 𝑛0 + Σ [𝐶𝑝 cos ( ) + 𝑁𝑝 sin ( )]
𝑎 𝑎
dimana p adalah interger positif dan 𝐶𝑝 , 𝑆𝑝 adalah konstanta riel, yang disebut
koefisien ekspansi fourier. Faktor 2𝜋/𝑎 untuk memastikan bahwa n(x)
mempunyai perioda a:
2𝜋𝑝𝑥 2𝜋𝑝𝑥
n(x + a) = 𝑛0 + Σ [𝐶𝑝 cos ( + 2𝜋𝑝 ) + 𝑆𝑝 sin ( + 2𝜋𝑝) ]
𝑎 𝑎
2𝜋𝑝/𝑎 adalah sebuah titik dalam kisi reciprocal atau ruang fourier dalam
kristal. Persamaan (2.4) dapat ditulis dalam bentuk yang lebih kompak
n(x) = Σ 𝑛2 exp(i2𝜋𝑝𝑥/𝑎)
dimana jumlah tersebut adalah terhadap semua interger p : positif, negatif, dan nol
koefisien 𝑛𝑝 sekarang adalah bilangan komplek. Untuk memastikan n(x) fungsi
riel, kita butuhkan
𝑛−𝑝 = 𝑛𝑝
Dimana k + ∆𝑘 = k
B. Buku II
KEPERIODIKAN KRISTAL
1. Titik kisi
Gambar 2.1 mengilustrasikan ide dari keperiodikan kristal. Atom berada pada
posisi seimbang dalam suatu bidang. Dua jenis atom dilambangkan oleh • ●,
membentuk suatu grup atom yang disebut basis, yang berulang secara periodik
dalam kristal. Sepanjang garis atas atom terduplikasi dengan jarak yang sama
dengan replikanya. Setiap replika memiliki orientasi yang sama. Untuk
menggambarkan struktur kristal, posisi atom seimbang ditentukan terlebih dahulu.
Selanjutnya ditentukan jarak antara atom dan jarak antara atom dan antara basis.
Jarak antara atom ●dengan atom ● dan atom • dengan atom • disebut panjang kisi.
Gambar 2.1. Struktur kristal 2.
Kisi dan Basis Gambar 2.2
menunjukkan dua vektor
pergeseran, a dan b dari titik kisi
A ketika kisi atom tetangganya. Vektor ini disebut vektor dasar translasi kisi. Vektor
dasar ini menjadi penentu dasar bagi penentuan posisi titik kisi lain dalam kristal. Untuk
kristal dalam bidang penentuan posisi kisi lain ditentukan dengan persamaan n1a + n2b,
dimana n1 dan n2 adalah bilangan asli (positif, negatif dan nol). Sebagai contoh, posisi
titik kisi B diberikan oleh 3a.
3. Unit Sel
Gambar 2.3 menunjukkan ilustrasi kristal dalam 3 dimensi vektor translasi dasar
pembentuknya adalah a,b dan c . Ruangan yang dibentuk oleh vektor dasar
translasi yang paling kecil disebut unit sel. Sebuah kristal merupakan koleksi dari
unit sel. Unit sel merupakan basis dari suatu kristal. Unit sel yang paling kecil
disebut unit sel primitif, yang dibentuk oleh kisi primitif.
Variabel pada unit sel ada enam buah yaitu panjang dari unit sel yang
direpresentasikan oleh tiga vektor (a, b, dan c) dan tiga independen sudut antara
dua vektor (α, β, and γ), seperti pada gambar 2.4 dimana:
α adalah sudut antara b dan c
β adalah sudut antara c dan a
γ adalah sudut antara a dan b
Jika atom-atom terletak pada tiap sudut persegi panjang, terpisah sejauh vektor
kisi primitif maka yang termasuk dalam basis hanyalah satu. Atom yang lain
termasuk ke dalam basis unit sel lain. Saat kita menentukan jumlah atom per unit
sel kita harus mengikutkan seluruh atom yang ada dalam unit sel tetapi dengan
perhitungan satu per delapan, satu per empat atau setengah dari masing-masing.
Volume dari unit sel dapat ditentukan berdasarkan vektor dasar translasi
pembentuknya. Untuk bentuk unit sel seperti pada gambar 2.4, volumenya
deberikan oleh persamaan : τ =|c. (axb) |
Karena masing-masing unit sel mengandung distribusi atom yang sama, maka
kerapatan massa dari kristal diberikan oleh persamaan : ρ = M / τ
Dimana, M adalah massa total dari unit sel.
τ = volume unit sel
ρ= rapat massa
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan Buku II :
Kekurangan Buku I
Kekurangan Buku II
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran yang dapat diberikan penulis adalah sebaiknya buku tersebut dalam
hal penulisannya lebih baik lagi. Seperti warna tinta(font) yang kurang bagus
sehingga membuat pembaca lebih tertarik dalam membaca buku tersebut.