Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah Kimia, Makalah ini merupakan persyaratan untuk mencapai standard kelulusan Ulangan
Harian pelajaran kimia kelas XI IPA.
Makalah ini membahas segala hal yang berkaitan dengan sktuktur atom,sistem
periodik,ikatan kima dan terokimia. penulis sangat berharap karya tulis ini dapat membantu kita
untuk memahami pelajaran kimia
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala penulis dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para siswa. kami sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu, kepada guru pembimbing saya
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, manusia tidak terlepas
dari berbagai bentuk masalah dalam kehidupan ,olehnya para ilmuan selalu mengkaji persoalan
yang terjadi baik dalam lingkungan maupun alam secara keseluruhan. Dengan hal tersebut
sejarah perkembangan yang diangkat lewat latar belakang ini adalah sejarah perkembangan
system periodik unsur mulai dari pengelompokkan unsur – unsur yang sederhana hingga
pengelompokkan yang secara modern. Sistem priodik merupakan suatu cara untuk
mengelompokkan unsure-unsur berdasarkan sifatnya. Pengelompokkan unsur
mengalami sejarah perkembangan, sifat logam, non logam, hukum-hukum, golongan, peride,
dan sifat-sifat unsur dalam system periodik modern.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas maka penyususn dapat merumuskan beberapa hal
yang menjadi masalah sebagai berikut :
1. menjelaskan pengertian stuktur atom
2. Menjelaskan sistem periodik unsur
3. pengelompokan unsur-unsur berdasarkan hukum-hukum
4. menjelaskan pengertian terokimia
5. menjelaskan entalpi dan perubahan entalpi
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk memperoleh gambaran tentang pandangan konsep kimia yang khususnya menyangkut
sistem periodik Unsur.
2. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu kimia terutama yang
berkaitan dengan system periodik Unsur.
3. Agar mampu menjelaskan dan memahami tentang sistem periodik unsur
BAB II
PMBAHASAN
artinya suatu materi yang bermasa 1 gram mempunyai energi sebasar 8.9874 x 10 10 kj.
Menurut Einstein radiasi gelombang elktromagnetik mempunyai sifat partikel dan radiasi
ituDikenal dengan energi foton.
Menurut planck radiasi gelombang elektromagnetik bersifat diskrit artinya suatu benda
hanya dapat memancarkan atau menyerap radiasi elektromagnetik dalam ukuran paket-paket
kecil yang disebut dengan kuanta/kuantum.
Besarnya energi itu tergantung kepada frekuensi dan panjang gelombang radiasinya.
E = hv
E= hc/λ
E = Energi foton
energi foton berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya, semakin besar panjang
gelombang semakin kecil energi fotonnya.
λ = h/mv
Sehingga de Broglie menyimpulkan bahwa materei dapat btersifat sebagai partikel dan
dapat bersifat sebagai gelombang . electron sebagai partikel juga mempunyai sifat gelombang.
Hal inilah yang mendasari lahirnya teori atom mekanika kuantum atau teori mekanika
gelombang. Teori ini membantah teori Borh yang menyatakan bahwa gerakan partikel berbentuk
lintasan tetapi gerakan partikel berbentuk gelombang.
Menurut Werner Heisenberg posisi dan momentum suatu partikel tidak dapat ditentukan
secara bersamaan. Semakin dapat ditentukan posisi suatu partikel maka semakintidak dapat
ditentukan momentum suatu partikel dan sebaliknya, keadaan itu ditulisnya dalam suatu
persamaan sebagai berikut:
(Δx)(Δp) ≥ h/2π
Δp = kesalahan momentum
Δx = kesalahan posisi
Semakin kecil Δp maka semakin besar Δx, semakin besarΔp maka semakin kecil Δx
b. Bilangan Kuantum
Erwin schrodinger menggunakan empat jenis bilangan kuantum yang mempunyai fungsi
tertentu untuk menentukan bentuk dan ukuran orbital.
l = 0 orbital s (Sharp)
l = 1 orbital p (principal)
l = 2 orbital d (diffuse)
l = 3 orbital f (fundamental)
Nilai l dimulai dari 0 sampai (n-1). Hubungan antara kulit, tingkat energi dan bentuk
orbital dapat digambarkan sebagai berikut.
Kulit K n = 1, l = 0 , orbital s
Kulit L n = 2, l = 0 , 1 , orbitas s ,p
Kulit M n = 3, l = 0, 1, 2 orbital s, p, d
Kulit N n = 4, l = 0, 1, 2, 3 orbital s, p, d, f
Dan seterusnya.
Bilangan kuantum magnetic menunjukan arah orbital dalam sumbu x, y, z atau orientasi
orbital dalam ruang.
Bentuk orbital s memiliki satu orbital dengan bentuk seperti bola, sehingga tidak
tergantung pada sudut manapun. Orbital s hanya terdapat 1 nilai m , sehingga hanya terdapat 1
orientasi, yaitu sama ke segala arah.
2.Orbital p
3.Orbital d
Orbital d memiliki 5 orbital dengan bentuk yang komplek sdan orientasi yang berbeda.
Empat orbital pertama memiliki bentuk yang sama, sedangkan satu orbital memiliki bentuk yang
berbeda.Kelima orbital itu adalah dxy ,dxz ,dyz,dx2y2,dan dz2.
4.Orbital f
1. Aturan Aufbau
Pengisian orbital dimulai dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang tinggi.
Elektron mempunyai kecenderungan akan menempati dulu subkulit yang energinya rendah.
Besarnya tingkat energi dari suatu subkulit dapat diketahui dari bilangan kuantum utama (n) dan
bilangan kuantum azimuth ( l ) dari orbital tersebut. Orbital dengan harga (n + l) lebih besar
mempunyai tingkat energi yang lebih besar. Jika harga (n + l) sama, maka orbital yang harga n-
nya lebih besar mempunyai tingkat energi yang lebih besar. Urutan energi dari yang paling
rendah ke yang paling tinggi sebagaimana digaram yang dibuat oleh Mnemonik Moeler adalah
sebagai berikut:
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f < 5d ….
Aturan ini dikemukakan oleh Wolfgang Pauli pada tahun 1926. Yang menyatakan “Tidak
boleh terdapat dua elektron dalam satu atom dengan empat bilangan kuantum yang sama”.
Orbital yang sama akan mempunyai bilangan kuantum n, l, m, yang sama tetapi yang
membedakan hanya bilangan kuantum spin (s). Dengan demikian, setiap orbital hanya dapat
berisi 2 elektron dengan spin (arah putar) yang berlawanan. Jadi, satu orbital dapat ditempati
maksimum oleh dua elektron, karena jika elektron ketiga dimasukkan maka akan memiliki spin
yang sama dengan salah satu elektron sebelumnya.
Contoh :
3. Aturan Hund
Aturan ini dikemukakan oleh Friedrick Hund Tahun 1930. yang menyatakan “elektron-
elektron dalam orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk tidak berpasangan”.
Elektron-elektron baru berpasangan apabila pada subkulit itu sudah tidak ada lagi orbital kosong.
Suatu orbital digambarkan dalam bentuk kotak, sedangkan elektron yang menghuni
orbital digambarkan dengan dua anak panah yang berlawanan arah. Jika orn=bital hanya
mengandung satu elektron, maka anak panah yang ditulis mengarah ke atas.
Dalam menerapkan aturan hund, maka kita harus menuliskan arah panah ke atas terlebih dahulu
pada semua kotak, baru kemudian diikuti dengan arah panah ke bawah jika masih terdapat
elektron sisanya
1. Golongan
SPU dibagi atas 8 golongan. Setiap golongan dibagi atas Golongan Utama (A) dan
Golongan Transisi (B). Penomoran golongan dilakukan berdasarkan elektron valensi yang
dimiliki oleh suatu unsur. Setiap Unsur yang memiliki elektron valensi sama akan menempati
golongan yang sama pula
Berdasarkan letak elektron terakhir pada orbitalnya, dalam konfigurasi elektron, unsur-
unsur dalam SPU dibagi menjadi 4 blok, yaitu blok s, blok p, blok d, dan blok f.
Jika konfigurasi elektron berakhir di blok s atau p maka pasti menempati golongan A.
Jika konfigurasi elektron berakhir di blok d maka pasti menempati golongan B.Jika konfigurasi
elektron berakhir di blok f maka pasti menempati golongan B (Lantanida, n=6 dan Aktinida, n=7
(gol.radioatif)
Selain itu untuk menentukan nomor golongan, ditentukan dengan mengetahui jumlah
elektron valensi pada konfigurasi terakhir.
2.periode
SPU terdiri atas 7 periode. Periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Unsur-unsur yang
mempunyai jumlah kulit sama akan menempati baris yang sama. Dengan demikian jumlah kulit
sama dengan periode, sehingga periode 1 memiliki n-1, periode 2 memiliki n=2, dst.
Sistem periodik unsur modern (lihat gambar) disusun berdasarkan kenaikan nomor atom
dan kemiripan sifat. Lajur horizontal, yang selanjutnya disebut periode, disusun menurut
kenaikan nomor atom, sedangkan lajur vertikal, yang selanjutnya disebut golongan, disusun
menurut kemiripan sifat.
a. Periode
b. Golongan
V.IKATAN KIMIA
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara
bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen terbentuk di antara dua
atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom bukan logam).
Cara atom-atom saling mengikat dalam suatu molekul dinyatakan oleh rumus
bangun atau rumus struktur. Rumus struktur diperoleh dari rumus Lewis dengan mengganti
setiap pasangan elektron ikatan dengan sepotong garis. Misalnya, rumus bangun H2 adalah H –
H.
Contoh:
a. Ikatan antara atom H dan atom O, dalam H2O konfigurasi elektro H dan O adalah H : 1 (
memerlukan 1 elektron ), O : 2 6 ( memerlukan 2 elektron ) . Atom O harus memasangkan 2
elektron, sedangkan atom H hanya memasangkan 1 elektron. Oleh karena itu, 1 atom O berikatan
dengan 2 atom H. Lambang Lewis ikatan antara H dengan O dalam H2O.
Dua atom dapat membentuk ikatan dengan sepasang, dua pasang, atau tiga
pasang elektron bergantung pada jenis unsur yang berikatan. Ikatan kovalen
yang hanya melibatkan sepasang elektron disebut ikatan tunggal (dilambangkan dengan satu
garis), sedangkan ikatan kovalen yang melibatkan lebih dari sepasang elektron disebut ikatan
rangkap. Ikatan yang melibatkan dua pasang elektron disebut ikatan rangkap dua (dilambangkan
dengan dua garis), sedangkan ikatan yang melibatkan tiga pasang elektron disebut ikatan
rangkap tiga (dilambangkan dengan tiga garis).
Oksigen (Z = mempunyai 6 elektron valensi, sehingga untuk mencapai konfigurasi oktet harus
memasangkan 2 elektron. Pembentukan ikatannya dapat Lambang Lewis ikatan O2
d. Ikatan rangkap tiga dalam molekul N2, Nitrogen mempunyai 5 elektron valensi, jadi harus
memasangkan 3 elektron. untuk mencapai konfigurasi oktet. Pembentukan ikatannya dapat
digambarkan sebagai berikut.
Lambang Lewis ikatan N2
Pasangan elektron yang dipakai bersama-sama disebut pasangan elektron ikatan (PEI),
sedangkan yang tidak dipakai bersama-sama dalam ikatan disebut pasangan elektron bebas (
PEB ). Misalnya :
Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain
(James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam)
dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan
elektron berubah menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron
berubah menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik
(gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen).
Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat
padat kristal dengan struktur tertentu. Dengan mengunakan lambang Lewis, pembentukan NaCl
digambarkan sebagai berikut.
NaCl mempunyai struktur yang berbentuk kubus, di mana tiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl–
dan tiap ion Cl– dikelilingi oleh 6 ion Na+.
Ikatan Kimia
Gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap senyawa
disebut ikatan kimia. Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1916 oleh Gilbert
Newton Lewis (1875-1946) dari Amerika dan Albrecht Kossel (1853-1927) dari Jerman (Martin
S. Silberberg, 2000).
Unsur-unsur lain dapat mencapai konfigurasi oktet dengan membentuk ikatan agar dapat
menyamakan konfigurasi elektronnya dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat.
Kecenderungan ini disebut aturan oktet. Konfigurasi oktet (konfigurasi stabil gas mulia) dapat
dicapai dengan melepas, menangkap, atau memasangkan elektron. Dalam mempelajari materi
ikatan kimia ini, kita juga perlu memahami terlebih dahulu tentang lambang Lewis. Lambang
Lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya. Elektron dalam lambang Lewis dapat
dinyatakan dalam titik atau silang kecil (James E. Brady, 1990).
B. TERMOKIMIA
Pengertian Termokimia
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai
suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Termokimia merupakan
pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi
juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia.
Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh
sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi.
Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH dapat
ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es
menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, ΔH adalah positif, karena
entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es.
Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan entalpi yang
menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya
perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dam jumlah
entalpi pereaksi.
Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga ΔH positif.
Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil, sehingga ΔH
negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kalor reaksi untuk reaksi-
reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula, misalnya kalor pembentukan,kalor
penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan sebagainya.
Suatu reaksi kimia dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua bagian
yang berbeda, yaitu pereaksi dan hasil reaksi atau produk. Perhatikan suatu reaksi yang
berlangsung pada sistem tertutup dengan volume tetap (ΔV = 0), maka sistem tidak melakukan
kerja, w = 0. Jika kalor reaksi pada volume tetap dinyatakan dengan qv , maka persamaan hukum
I termodinamika dapat ditulis:
ΔU = qv + 0 = qv = q reaksi (8)
q reaksi disebut sebagai kalor reaksi. Hal ini berarti bahwa semua perubahan energi yang
menyertai reaksi akan muncul sebagai kalor. Misal: suatu reaksi eksoterm mempunyai perubahan
energi dalam sebesar 100 kJ. Jika reaksi itu berlangsung dengan volume tetap, maka jumlah
kalor yang dibebaskan adalah 100 kJ.
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung dalam sistem terbuka dengan tekanan tetap
(tekanan atmosfir). Maka sistem mungkin melakukan atau menerima kerja tekanan – volume, w
= 0). Oleh karena itu kalor reaksi pada tekanan tetap dinyatakan dengan qp , maka hukum I
termodinamika dapat ditulis sebagai berikut:
ΔU = qp + w atau qp = ΔU – w = q reaksi (9)
Untuk menyatakan kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap, para ahli mendefinisikan
suatu besaran termodinamika yaitu entalpi (heat content) dengan lambang “H”
Entalpi didefinisikan sebagai jumlah energi dalam dengan perkalian tekanan dan volume sistem,
yang dapat dinyatakan:
H = U + P V (10)
Reaksi kimia termasuk proses isotermal, dan bila dilakukan di udara terbuka maka kalor reaksi
dapat dinyatakan sebagai:
qp = Δ H (11)
Jadi, kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap sama dengan perubahan entalpi. Oleh
karena sebagian besar reaksi berlangsung pada tekanan tetap, yaitu tekanan atmosfir, maka kalor
reaksi selalu dinyatakan sebagai perubahan entalpi (ΔH).
Akibatnya, kalor dapat dihitung dari perubahan entalpi reaksi, dan perubahan entalpi reaksi yang
menyertai suatu reaksi hanya ditentukan oleh keadaan awal (reaktan) dan keadaan akhir
(produk).
q = ΔH reaksi = Hp-Hr (12)
Contoh:
Suatu reaksi berlangsung pada volume tetap disertai penyerapan kalor sebanyak 200 kJ.
Tentukan nilai Δ U , Δ H, q dan w reaksi itu
Jawab:
Sistem menyerap kalor sebanyak 200 kJ , berarti q = + 200 kJ
Reaksi berlangsung pada volume tetap , maka w = 0 kJ.
ΔU = q + w
= + 200 kJ + 0 kJ = 200 kJ Δ H = q = + 200 kJ
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton yang
bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak
memiliki neutron).
Model atom Dalton memiliki kelebihan yaitu mulai membangkitkan minat terhadap
penelitian mengenai model atom. Namun terdapat pula kelemahan yaitu teori atom Dalton tidak
dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin bola
pejal dapat menghantarkan arus listrik? padahal listrik adalah elektron yang bergerak.
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya
tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau
poliatomik menjadi stabil.
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang
menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Termokimia merupakan
pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia
B. Saran
Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-
ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih
memperdalam materi mengenai Kimia Unsur Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-
unsur kimia yang lain dalam tabel periodik dan terokimia.