Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah Kimia, Makalah ini merupakan persyaratan untuk mencapai standard kelulusan Ulangan
Harian pelajaran kimia kelas XI IPA.

Makalah ini membahas segala hal yang berkaitan dengan sktuktur atom,sistem
periodik,ikatan kima dan terokimia. penulis sangat berharap karya tulis ini dapat membantu kita
untuk memahami pelajaran kimia
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala penulis dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para siswa. kami sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu, kepada guru pembimbing saya
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Pelabuhan ratu desember 2012

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, manusia tidak terlepas
dari berbagai bentuk masalah dalam kehidupan ,olehnya para ilmuan selalu mengkaji persoalan
yang terjadi baik dalam lingkungan maupun alam secara keseluruhan. Dengan hal tersebut
sejarah perkembangan yang diangkat lewat latar belakang ini adalah sejarah perkembangan
system periodik unsur mulai dari pengelompokkan unsur – unsur yang sederhana hingga
pengelompokkan yang secara modern. Sistem priodik merupakan suatu cara untuk
mengelompokkan unsure-unsur berdasarkan sifatnya. Pengelompokkan unsur
mengalami sejarah perkembangan, sifat logam, non logam, hukum-hukum, golongan, peride,
dan sifat-sifat unsur dalam system periodik modern.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas maka penyususn dapat merumuskan beberapa hal
yang menjadi masalah sebagai berikut :
1. menjelaskan pengertian stuktur atom
2. Menjelaskan sistem periodik unsur
3. pengelompokan unsur-unsur berdasarkan hukum-hukum
4. menjelaskan pengertian terokimia
5. menjelaskan entalpi dan perubahan entalpi

C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk memperoleh gambaran tentang pandangan konsep kimia yang khususnya menyangkut
sistem periodik Unsur.
2. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu kimia terutama yang
berkaitan dengan system periodik Unsur.
3. Agar mampu menjelaskan dan memahami tentang sistem periodik unsur

BAB II

PMBAHASAN

A. STRUKTUR ATOM, SISTEM PERIODIK, DAN IKATAN KIMIA


I. TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM

a. Teori yang mendasari


1. Teori / hukum Einstein dikenal dengan energi foton
E= mc2

artinya suatu materi yang bermasa 1 gram mempunyai energi sebasar 8.9874 x 10 10 kj.

Menurut Einstein radiasi gelombang elktromagnetik mempunyai sifat partikel dan radiasi
ituDikenal dengan energi foton.

2. Teori Max Planck

Menurut planck radiasi gelombang elektromagnetik bersifat diskrit artinya suatu benda
hanya dapat memancarkan atau menyerap radiasi elektromagnetik dalam ukuran paket-paket
kecil yang disebut dengan kuanta/kuantum.

Besarnya energi itu tergantung kepada frekuensi dan panjang gelombang radiasinya.

E = hv

E= hc/λ

E = Energi foton

h = tetapan planck (h= 6.63×10-34 js)

energi foton berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya, semakin besar panjang
gelombang semakin kecil energi fotonnya.

3. Hipotesis Louis de Broglie

Menurut de Broglie suatu benda bermasa m yang bergerak dengan kecepatan v


membentuk gelombang sebesar

λ = h/mv

Sehingga de Broglie menyimpulkan bahwa materei dapat btersifat sebagai partikel dan
dapat bersifat sebagai gelombang . electron sebagai partikel juga mempunyai sifat gelombang.
Hal inilah yang mendasari lahirnya teori atom mekanika kuantum atau teori mekanika
gelombang. Teori ini membantah teori Borh yang menyatakan bahwa gerakan partikel berbentuk
lintasan tetapi gerakan partikel berbentuk gelombang.

4. Azas ketidak pastian Heisenberg

Menurut Werner Heisenberg posisi dan momentum suatu partikel tidak dapat ditentukan
secara bersamaan. Semakin dapat ditentukan posisi suatu partikel maka semakintidak dapat
ditentukan momentum suatu partikel dan sebaliknya, keadaan itu ditulisnya dalam suatu
persamaan sebagai berikut:

(Δx)(Δp) ≥ h/2π

Δp = kesalahan momentum

Δx = kesalahan posisi

Semakin kecil Δp maka semakin besar Δx, semakin besarΔp maka semakin kecil Δx

b. Bilangan Kuantum
Erwin schrodinger menggunakan empat jenis bilangan kuantum yang mempunyai fungsi
tertentu untuk menentukan bentuk dan ukuran orbital.

 Bilangan kuantum utama (n).


Bilangan kuantum utama merupakan bilangan yang menunjukan tingkat energi orbital

n merupakan bilangan bulat positif dan tidak termasuk nol. n = 1,2,3,….

Semakin tinggi harga n, maka semakin semakin besar orbitalnya.

Bilangan kuantum azimuth (l)

Bilangan kuantum azimuth menyatakan bentuk orbital.

l = 0 orbital s (Sharp)

l = 1 orbital p (principal)

l = 2 orbital d (diffuse)

l = 3 orbital f (fundamental)

Nilai l dimulai dari 0 sampai (n-1). Hubungan antara kulit, tingkat energi dan bentuk
orbital dapat digambarkan sebagai berikut.

Kulit K n = 1, l = 0 , orbital s

Kulit L n = 2, l = 0 , 1 , orbitas s ,p

Kulit M n = 3, l = 0, 1, 2 orbital s, p, d
Kulit N n = 4, l = 0, 1, 2, 3 orbital s, p, d, f

Dan seterusnya.

Bilangan kuantum magnetic (m)

Bilangan kuantum magnetic menunjukan arah orbital dalam sumbu x, y, z atau orientasi
orbital dalam ruang.

m bernilai negative, nol, dan positif.

Missal : jika l = 0 maka m = 0 orbital s

l = 1 maka m = –1, 0, 1 orbital px, py, pz

l = 2 maka m = –2–1, 0, 1, 2 orbitalnya dx2 –y2, dz2, dxy, dxz, dyz

 Bilangan kuantum spin (s)


Bilangan kuantum spin menyatakan arah perputaran electron dalam orbital.Arah perputaran
yang searah dengan jarum jam nilainya +1/2 dan arah perputaran yang berlawanan arah jarum
jam nilainya -1/2. Tingkat energinya sama, tanda hanya untuk membedakan yang satu dengan
yang lain.

c. Bentuk dan Orientasi Orbital


1.Orbital s

Bentuk orbital s memiliki satu orbital dengan bentuk seperti bola, sehingga tidak
tergantung pada sudut manapun. Orbital s hanya terdapat 1 nilai m , sehingga hanya terdapat 1
orientasi, yaitu sama ke segala arah.

2.Orbital p

Orbital p berbentuk cuping-dumbbell (bagai balon terpilin).Sub kulit p memiliki tiga


orbital. Pada sub kulit ini terdapat 3 nilai m(–1, 0, +1) sehingga terdapat 3 orientasi yang satu
dan lainnya membentuk sudut 9o.

3.Orbital d
Orbital d memiliki 5 orbital dengan bentuk yang komplek sdan orientasi yang berbeda.
Empat orbital pertama memiliki bentuk yang sama, sedangkan satu orbital memiliki bentuk yang
berbeda.Kelima orbital itu adalah dxy ,dxz ,dyz,dx2y2,dan dz2.

4.Orbital f

Orbital f(mempunyai 7 orbital) dan dikelompokan menjadi tigakelompok, yaitu :

1) kelompok pertama: fxyz

2) kelompok kedua : fx(z2-y2),fy(z2-y2),fz(x2-y2)

3) kelompok ketiga : fx3,fy3,fz3

II.KONFIGURASI ELEKTRON BERDASARKAN KONSEP BILANGAN KUANTU

Konfigurasi elektron menggambarkan penataan/susunan elektron dalam atom. Dalam


menentukan konfigurasi elektron suatu atom, ada 3 aturan yang harus dipakai, yaitu : Aturan
Aufbau, Aturan Pauli, dan Aturan Hund.

1. Aturan Aufbau

Pengisian orbital dimulai dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang tinggi.
Elektron mempunyai kecenderungan akan menempati dulu subkulit yang energinya rendah.
Besarnya tingkat energi dari suatu subkulit dapat diketahui dari bilangan kuantum utama (n) dan
bilangan kuantum azimuth ( l ) dari orbital tersebut. Orbital dengan harga (n + l) lebih besar
mempunyai tingkat energi yang lebih besar. Jika harga (n + l) sama, maka orbital yang harga n-
nya lebih besar mempunyai tingkat energi yang lebih besar. Urutan energi dari yang paling
rendah ke yang paling tinggi sebagaimana digaram yang dibuat oleh Mnemonik Moeler adalah
sebagai berikut:

1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f < 5d ….

Aturan Pauli (Eksklusi Pauli)

Aturan ini dikemukakan oleh Wolfgang Pauli pada tahun 1926. Yang menyatakan “Tidak
boleh terdapat dua elektron dalam satu atom dengan empat bilangan kuantum yang sama”.
Orbital yang sama akan mempunyai bilangan kuantum n, l, m, yang sama tetapi yang
membedakan hanya bilangan kuantum spin (s). Dengan demikian, setiap orbital hanya dapat
berisi 2 elektron dengan spin (arah putar) yang berlawanan. Jadi, satu orbital dapat ditempati
maksimum oleh dua elektron, karena jika elektron ketiga dimasukkan maka akan memiliki spin
yang sama dengan salah satu elektron sebelumnya.

Contoh :

Pada orbital 1s, akan ditempati oleh 2 elektron, yaitu :

Elektron Pertama à n=1, l=0, m=0, s= +½

Elektron Kedua à n=1, l=0, m=0, s= – ½

3. Aturan Hund

Aturan ini dikemukakan oleh Friedrick Hund Tahun 1930. yang menyatakan “elektron-
elektron dalam orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk tidak berpasangan”.

Elektron-elektron baru berpasangan apabila pada subkulit itu sudah tidak ada lagi orbital kosong.

Untuk menyatakan distribusi elektron-elektron pada orbital-orbital dalam suatu subkulit,


konfigurasi elektron dituliskan dalam bentuk diagram orbital.

Suatu orbital digambarkan dalam bentuk kotak, sedangkan elektron yang menghuni
orbital digambarkan dengan dua anak panah yang berlawanan arah. Jika orn=bital hanya
mengandung satu elektron, maka anak panah yang ditulis mengarah ke atas.

Dalam menerapkan aturan hund, maka kita harus menuliskan arah panah ke atas terlebih dahulu
pada semua kotak, baru kemudian diikuti dengan arah panah ke bawah jika masih terdapat
elektron sisanya

III.HUBUNGAN KONFIGURASI ELEKTRON DENGAN SISTEM PERIODIK UNSUR

Konfigurasi elektron menyatakan sebaran elektron dalam atom. Nomor atom


menunjukkan jumlah elektron. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara sifat-sifat
unsur dengan konfigurasi elektron, katena tabel Sistem Periodik Unsur (SPU) disusun
berdasarkan kenaikan nomor atom unsur. Pada SPU dikenal istilah Golongan (kolom vertikal)
dan Periode (baris horizontal)

1. Golongan
SPU dibagi atas 8 golongan. Setiap golongan dibagi atas Golongan Utama (A) dan
Golongan Transisi (B). Penomoran golongan dilakukan berdasarkan elektron valensi yang
dimiliki oleh suatu unsur. Setiap Unsur yang memiliki elektron valensi sama akan menempati
golongan yang sama pula

Berdasarkan letak elektron terakhir pada orbitalnya, dalam konfigurasi elektron, unsur-
unsur dalam SPU dibagi menjadi 4 blok, yaitu blok s, blok p, blok d, dan blok f.

Jika konfigurasi elektron berakhir di blok s atau p maka pasti menempati golongan A.
Jika konfigurasi elektron berakhir di blok d maka pasti menempati golongan B.Jika konfigurasi
elektron berakhir di blok f maka pasti menempati golongan B (Lantanida, n=6 dan Aktinida, n=7
(gol.radioatif)

Selain itu untuk menentukan nomor golongan, ditentukan dengan mengetahui jumlah
elektron valensi pada konfigurasi terakhir.

2.periode
SPU terdiri atas 7 periode. Periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Unsur-unsur yang
mempunyai jumlah kulit sama akan menempati baris yang sama. Dengan demikian jumlah kulit
sama dengan periode, sehingga periode 1 memiliki n-1, periode 2 memiliki n=2, dst.

IV. SISTEM PERIODIK

Dasar dan Penyusunan Sistem Periodik Unsur Modern

Sistem periodik unsur modern (lihat gambar) disusun berdasarkan kenaikan nomor atom
dan kemiripan sifat. Lajur horizontal, yang selanjutnya disebut periode, disusun menurut
kenaikan nomor atom, sedangkan lajur vertikal, yang selanjutnya disebut golongan, disusun
menurut kemiripan sifat.

Unsur segolongan bukannya mempunyai sifat yang sama, melainkan mempunyai


kemiripan sifat. Setiap unsur memiliki sifat khas yang membedakannya dari unsur lainnya.
Unsur-unsur dalam sistem periodik dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu unsur-unsur yang
menempati golongan A yang disebut unsur golongan utama, dan unsur-unsur yang menempati
golongan B yang disebut unsur transisi (James E. Brady, 1990).
Sistem periodik unsur modern yang disebut juga sistem periodik bentuk panjang, terdiri
atas 7 periode dan 8 golongan. Periode 1, 2, dan 3 disebut periode pendek karena berisi sedikit
unsur, sedangkan periode lainnya disebut periode panjang. Golongan terbagi atas golongan A
dan golongan B. Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B
disebut golongan transisi. Golongan-golongan B terletak antara golongan IIA dan IIIA.
Golongan B mulai terdapat pada periode 4 .Dalam sistem periodik unsur yang terbaru, golongan
ditandai dengan golongan 1 sampai dengan golongan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan.
Dengan cara ini, maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai dengan golongan 12. Cara
seperti itu dapat dilihat pada sistem periodik unsur pada gambar 1.14

a. Periode

Sistem periodik unsur modern mempunyai 7 periode. Unsur-unsur yang mempunyai


jumlah kulit yang sama pada konfigurasi elektronnya, terletak pada periode yang sama.

b. Golongan

Sistem periodik unsur modern mempunyai 8 golongan utama (A).


Unsur-unsur pada sistem periodik modern yang mempunyai elektron
valensi (elektron kulit terluar) sama pada konfigurasi elektronnya, maka
unsur-unsur tersebut terletak pada golongan yang sama (golongan
utama/A).

V.IKATAN KIMIA

 Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara
bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen terbentuk di antara dua
atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom bukan logam).

Cara atom-atom saling mengikat dalam suatu molekul dinyatakan oleh rumus
bangun atau rumus struktur. Rumus struktur diperoleh dari rumus Lewis dengan mengganti
setiap pasangan elektron ikatan dengan sepotong garis. Misalnya, rumus bangun H2 adalah H –
H.
Contoh:
a. Ikatan antara atom H dan atom O, dalam H2O konfigurasi elektro H dan O adalah H : 1 (
memerlukan 1 elektron ), O : 2 6 ( memerlukan 2 elektron ) . Atom O harus memasangkan 2
elektron, sedangkan atom H hanya memasangkan 1 elektron. Oleh karena itu, 1 atom O berikatan
dengan 2 atom H. Lambang Lewis ikatan antara H dengan O dalam H2O.

Dua atom dapat membentuk ikatan dengan sepasang, dua pasang, atau tiga
pasang elektron bergantung pada jenis unsur yang berikatan. Ikatan kovalen
yang hanya melibatkan sepasang elektron disebut ikatan tunggal (dilambangkan dengan satu
garis), sedangkan ikatan kovalen yang melibatkan lebih dari sepasang elektron disebut ikatan
rangkap. Ikatan yang melibatkan dua pasang elektron disebut ikatan rangkap dua (dilambangkan
dengan dua garis), sedangkan ikatan yang melibatkan tiga pasang elektron disebut ikatan
rangkap tiga (dilambangkan dengan tiga garis).

b. Ikatan rangkap dua daklam molekul oksigen ( O2 )

Oksigen (Z = mempunyai 6 elektron valensi, sehingga untuk mencapai konfigurasi oktet harus
memasangkan 2 elektron. Pembentukan ikatannya dapat Lambang Lewis ikatan O2

d. Ikatan rangkap tiga dalam molekul N2, Nitrogen mempunyai 5 elektron valensi, jadi harus
memasangkan 3 elektron. untuk mencapai konfigurasi oktet. Pembentukan ikatannya dapat
digambarkan sebagai berikut.
Lambang Lewis ikatan N2
Pasangan elektron yang dipakai bersama-sama disebut pasangan elektron ikatan (PEI),
sedangkan yang tidak dipakai bersama-sama dalam ikatan disebut pasangan elektron bebas (
PEB ). Misalnya :

• Molekul H2O mengandung 2 PEI dan 2 PEB


• Molekul NH3 mengandung 3 PEI dan 1 PEB

 Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain
(James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam)
dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan
elektron berubah menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron
berubah menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik
(gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen).

Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat
padat kristal dengan struktur tertentu. Dengan mengunakan lambang Lewis, pembentukan NaCl
digambarkan sebagai berikut.

NaCl mempunyai struktur yang berbentuk kubus, di mana tiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl–
dan tiap ion Cl– dikelilingi oleh 6 ion Na+.

 Ikatan Kimia
Gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap senyawa
disebut ikatan kimia. Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1916 oleh Gilbert
Newton Lewis (1875-1946) dari Amerika dan Albrecht Kossel (1853-1927) dari Jerman (Martin
S. Silberberg, 2000).

 Konfigurasi Elektron Gas Mulia


Dibandingkan dengan unsur-unsur lain, unsur gas mulia merupakan unsur yang paling stabil.
Kestabilan ini disebabkan karena susunan elektronnya berjumlah 8 elektron di kulit terluar,
kecuali helium (mempunyai konfigurasi elektron penuh). Hal ini dikenal dengan konfigurasi
oktet, kecuali helium dengan konfigurasi duplet.

Unsur-unsur lain dapat mencapai konfigurasi oktet dengan membentuk ikatan agar dapat
menyamakan konfigurasi elektronnya dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat.
Kecenderungan ini disebut aturan oktet. Konfigurasi oktet (konfigurasi stabil gas mulia) dapat
dicapai dengan melepas, menangkap, atau memasangkan elektron. Dalam mempelajari materi
ikatan kimia ini, kita juga perlu memahami terlebih dahulu tentang lambang Lewis. Lambang
Lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya. Elektron dalam lambang Lewis dapat
dinyatakan dalam titik atau silang kecil (James E. Brady, 1990).

B. TERMOKIMIA

Pengertian Termokimia
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai
suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Termokimia merupakan
pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi
juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia.
Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh
sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi.

I. Pengertian Reaksi Eksoterm dan Endoterm


Perubahan entalpi (ΔH) positif menunjukkan bahwa dalam perubahan terdapat penyerapan
kalor atau pelepasan kalor.
Reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan
reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Aliran kalor pada kedua jenis reaksi
diatas dapat dilihat pada gambar berikut :
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr). Akibatnya,
perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi (Hp -Hr)
bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi endoterm dapat dinyatakan:
ΔH = Hp- Hr > 0 (13 )
Sebaliknya, pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan
berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu ,
perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔH = Hp- Hr < 0 ( 14 )
Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dan endoterm dapat dinyatakan dengan diagram tingkat
energi. Seperti pada gambar 2 :

II. Entalpi dan Perubahan Entalpi


Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi potensial
berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena atom –
atom dan molekulmolekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi
itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk atau
keluar dari zat. . Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk es ditulis H H20
(s).
Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang
dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama
proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan ” perubahan entalpi (ΔH) ” .
Misalnya pada perubahan es menjadi air, maka dapat ditulis sebagai berikut:
Δ H = H H20 (l) -H H20 (s) (7)

Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH dapat
ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es
menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, ΔH adalah positif, karena
entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es.
Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan entalpi yang
menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya
perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dam jumlah
entalpi pereaksi.
Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga ΔH positif.
Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil, sehingga ΔH
negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kalor reaksi untuk reaksi-
reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula, misalnya kalor pembentukan,kalor
penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan sebagainya.
Suatu reaksi kimia dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua bagian
yang berbeda, yaitu pereaksi dan hasil reaksi atau produk. Perhatikan suatu reaksi yang
berlangsung pada sistem tertutup dengan volume tetap (ΔV = 0), maka sistem tidak melakukan
kerja, w = 0. Jika kalor reaksi pada volume tetap dinyatakan dengan qv , maka persamaan hukum
I termodinamika dapat ditulis:
ΔU = qv + 0 = qv = q reaksi (8)
q reaksi disebut sebagai kalor reaksi. Hal ini berarti bahwa semua perubahan energi yang
menyertai reaksi akan muncul sebagai kalor. Misal: suatu reaksi eksoterm mempunyai perubahan
energi dalam sebesar 100 kJ. Jika reaksi itu berlangsung dengan volume tetap, maka jumlah
kalor yang dibebaskan adalah 100 kJ.
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung dalam sistem terbuka dengan tekanan tetap
(tekanan atmosfir). Maka sistem mungkin melakukan atau menerima kerja tekanan – volume, w
= 0). Oleh karena itu kalor reaksi pada tekanan tetap dinyatakan dengan qp , maka hukum I
termodinamika dapat ditulis sebagai berikut:
ΔU = qp + w atau qp = ΔU – w = q reaksi (9)
Untuk menyatakan kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap, para ahli mendefinisikan
suatu besaran termodinamika yaitu entalpi (heat content) dengan lambang “H”
Entalpi didefinisikan sebagai jumlah energi dalam dengan perkalian tekanan dan volume sistem,
yang dapat dinyatakan:
H = U + P V (10)
Reaksi kimia termasuk proses isotermal, dan bila dilakukan di udara terbuka maka kalor reaksi
dapat dinyatakan sebagai:
qp = Δ H (11)
Jadi, kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap sama dengan perubahan entalpi. Oleh
karena sebagian besar reaksi berlangsung pada tekanan tetap, yaitu tekanan atmosfir, maka kalor
reaksi selalu dinyatakan sebagai perubahan entalpi (ΔH).
Akibatnya, kalor dapat dihitung dari perubahan entalpi reaksi, dan perubahan entalpi reaksi yang
menyertai suatu reaksi hanya ditentukan oleh keadaan awal (reaktan) dan keadaan akhir
(produk).
q = ΔH reaksi = Hp-Hr (12)
Contoh:
Suatu reaksi berlangsung pada volume tetap disertai penyerapan kalor sebanyak 200 kJ.
Tentukan nilai Δ U , Δ H, q dan w reaksi itu
Jawab:
Sistem menyerap kalor sebanyak 200 kJ , berarti q = + 200 kJ
Reaksi berlangsung pada volume tetap , maka w = 0 kJ.
ΔU = q + w
= + 200 kJ + 0 kJ = 200 kJ Δ H = q = + 200 kJ
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton yang
bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak
memiliki neutron).
Model atom Dalton memiliki kelebihan yaitu mulai membangkitkan minat terhadap
penelitian mengenai model atom. Namun terdapat pula kelemahan yaitu teori atom Dalton tidak
dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin bola
pejal dapat menghantarkan arus listrik? padahal listrik adalah elektron yang bergerak.
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya
tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau
poliatomik menjadi stabil.
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang
menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Termokimia merupakan
pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia
B. Saran
Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-
ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih
memperdalam materi mengenai Kimia Unsur Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-
unsur kimia yang lain dalam tabel periodik dan terokimia.

Anda mungkin juga menyukai