Anda di halaman 1dari 122

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL KETIKA CINTA

BERTASBIH KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-
syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh
RINI MARYANI
NIM 106013000315

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Rini Maryani
NIM : 106013000315
Jurusan/Semester : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/IX
Angkatan : 2006
Alamat : Jalan Perjuangan Rt 02/07 No. 8 Kelurahan Harapan Baru
Kec. Bekasi Utara 17123

Menyatakan dengan sesungguhnya


Bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Campur Kode dalam Novel Ketika Cinta
Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy” adalah benar hasil karya sendiri di
bawah bimbingan:
Nama : Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd.
NIP : 19640212 199703 2 001
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan siap menerima
segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 11 Februari 2011


Yang menyatakan,

Rini Maryani
ABSTRAK

Rini Maryani, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul
Skripsi, Analisis Campur Kode dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih Karya
Habiburrahman El Shirazy.
Bahasa berperan penting dalam kehidupan manusia dan satu-satunya milik
manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan gerak manusia sepanjang
keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat.
Saat berinteraksi antarmanusia akan didapati manusia yang mampu menguasai
lebih dari satu bahasa dikenal dengan sebutan bilingual dan multilingual yang
memungkinkan akan terjadinya campur kode, campur kode adalah masuknya
serpihan-serpihan bahasa ke bahasa lain. Campur kode bukan hanya terjadi pada
percakapan lisan tetapi juga dapat terjadi dalam percakapan tulisan, misalnya
novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui wujud campur kode dan fungsi
campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El
Shirazy. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan bentuk kualitatif, yaitu mendeskripsikan wujud dan fungsi terjadinya
campur kode yang terdapat dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya
Habiburrahman El Shirazy.
Berdasarkan analisis data dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya
Habiburrahman El Shirazy didapati campur kode bahasa daerah (Jawa), dan
bahasa Asing (Arab dan Inggris) berjumlah 219 data. Campur kode dominan
adalah campur kode bahasa Arab, yaitu terdapat 107 data hal ini karena pengarang
novel mampu berbahasa Arab dan novel ini adalah novel Islami yang sering
menggunakan serpihan-serpihan bahasa keislaman sedangkan campur kode
bahasa Inggris dan Jawa masing-masing 71 dan 41 data. Campur kode terbanyak
yaitu berwujud kata, terdapat 114 data. Campur kode berwujud frasa terdapat 52
data. Campur kode berwujud klausa terdapat 16 data. Campur kode berwujud kata
ulang terdapat 5 data. Campur kode berwujud baster 24 data. Campur kode
berwujud ungkapan atau idiom terdapat 8 data. Campur kode dalam penulisan
novel dapat dibagi menurut penggunaannya berupa campur kode deskripsi dan
campur kode pada dialog, dalam deskripsi cerita yang bertujuan menggambarkan
latar, peristiwa, dan tokoh sedangkan dialog yang bertujuan untuk menyajikan
percakapan tokoh/antartokoh. Fungsi yang melatarbelakangi terjadinya campur
kode dalam novel dwilogi Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El
Shirazy adalah (1) karena menghormati lawan tutur, (2) karena kebutuhan
kosakata, (3) karena ingin mencari jalan termudah menyampaikan maksud, (4)
karena membicarakan topik tertentu, (5) menunjukkan identitas, (6) menunjukkan
keterpelajaran, (7) mempertegas sesuatu, (8) memperhalus tuturan, (9)
menunjukkan keakraban, dan (10) sebagai pengisi dan penyambung kalimat.
Fungsi campur kode dominan adalah kebutuhan kosakata yaitu 36 data, terdapat
pada campur kode wujud kata.

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur atas limpahan rahmat, nikmat, dan
hidayah Allah SWT dengan kemudahan-Nya penulis berhasil menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa umatnya keluar dari zaman jahiliyah ke zaman cahaya
islami yang terang benderang.
Penyusunan skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik karena adanya
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak kepada penulis. Oleh karena itu,
sebagai ungkapan rasa hormat yang tulus, penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan
2. Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah, Z.A, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia sekaligus sebagai Pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. E. Kusnadi Dosen Penasehat Akademik yang selalu memberikan
nasehat-nasehat yang berguna untuk penulis.
4. Bapak Hilmi Akmal, M.Hum. yang telah bersedia meluangkan waktunya saat
penulis bertanya mengenai campur kode dalam sosiolinguistik.
5. Ibu Rosyida Erowati, M.Hum. dan para dosen lainnya yang telah banyak
memberikan ilmu pengetahuan yang berguna kepada penulis.
6. Pimpinan dan karyawan perpustakaan FITK, perpustakaan UIN Jakarta, yang
telah memberi kemudahan bagi penulis dalam memperoleh informasi.
7. Kedua orang tua (Ayahanda Edi Suparno dan Ibunda Rosih), atas segala
bentuk cintanya kepada ananda yang selalu memberikan doa, motivasi,
bantuan moril maupun materil, semoga Allah selalu melimpahkan rahmat-
Nya kepada keluarga kita.

ii
8. Kakak-kakakku, Agus Susanto, S.Pd.I dan Rina Maryana serta segenap
keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan bantuan moril maupun
materil yang tak terhingga kepada penulis.
9. Teman-teman seperjuangan, Rara, Vevi, Qori, Yanti, Ais, Yeti, Puji, Yudi,
Hastri, Iyom, dan Diah. Kenangan bersama kalian tidak akan aku lupa,
semoga kesuksesan dan kebahagiaan selalu menyertai kita, amiiin.
10. Teman-teman angkatan 2006 dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya untuk
penulis.
Penulis berdoa dan berharap semoga semua pihak yang telah membantu
dengan kebaikan dan ketulusan mendapat balasan dan menjadi ladang amal di sisi
Allah SWT. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga skripsi ini
berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi siapa saja
yang membacanya.

Jakarta, 10 Februari 2011

Penulis

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalalah ....................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
E. Metodologi penelitian ................................................................ 5
F. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 9

BAB II KAJIAN TEORITIS


A. Pengertian Bahasa ...................................................................... 11
B. Fungsi Bahasa ............................................................................ 12
C. Pengertian Sosiolinguistik ......................................................... 14
D. Masyarakat Bahasa .................................................................... 16
E. Campur Kode ............................................................................. 18
F. Pengertian Novel ........................................................................ 22
G. Deskripsi dan Dialog ................................................................. 25
H. Jenis-Jenis Novel ....................................................................... 29

iv
BAB III BIOGRAFI PENULIS DAN SINOPSIS NOVEL KETIKA CINTA
BERTASBIH
A. Biografi Habiburrahman El Shirazy .......................................... 32
B. Sinopsis Novel ........................................................................... 35

BAB IV ANALISIS DATA


A. Wujud Campur Kode Berbentuk Kata ....................................... 38
B. Wujud Campur Kode Berbentuk Frasa ...................................... 72
C. Wujud Campur Kode Berbentuk Klausa ................................... 89
D. Wujud Campur Kode Berbentuk Kata Ulang ............................ 95
E. Wujud Campur Kode Berbentuk Baster .................................... 97
F. Wujud Campur Kode Berbentuk Ungkapan .............................. 105

BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................... 109
B. Saran .......................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 112


DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. 114

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Wujud Campur Kode Berbentuk Kata ................................................ 38

2 Wujud Campur Kode Berbentuk Frasa ............................................... 72

3 Wujud Campur Kode Berbentuk Klausa ............................................. 89

4 Wujud Campur Kode Berbentuk Kata Ulang ..................................... 95

5 Wujud Campur Kode Berbentuk Baster .............................................. 97

6 Wujud Campur Kode Berbentuk Ungkapan ....................................... 105

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Sampul novel Ketika Cinta Bertasbih 1

2. Sampul novel Ketika Cinta Bertasbih 2

3. Lembar Uji Referensi

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah lepas dengan bahasa, ketika
kita mendengarkan lagu yang merdu, menonton film yang bagus, membaca cerita
yang menarik dan bercakap-cakap dengan keluarga dan teman, saat itulah kita
menikmati bahasa. Tidak terbayangkan bagaimana jadinya manusia dan
kehidupannya seandainya bahasa tidak dikaruniakan oleh Allah Swt kepada
manusia. Oleh sebab itu, bahasa memainkan peranan penting dalam kehidupan.
Namun, banyak orang tidak memperhatikan bahasa, barangkali karena akrabnya
manusia dengan bahasa. Bloomfield dalam bukunya language menyatakan bahwa
manusia jarang sekali memperhatikan bahasa dan lebih menganggapnya sebagai
hal yang biasa tidak ubahnya seperti kita bernafas atau berjalan. Padahal pengaruh
bahasa sangat luar biasa dan termasuk yang membedakan manusia dengan
binatang.1
Binatang berkomunikasi serta bertindak satu sama lain dengan beberapa
bunyi suara saja, sebagaimana anjing hanya membuat dua atau tiga macam suara,
misalnya menggonggong, menggeram, memeking sehingga dapat menyebabkan
anjing lain melakukan perbuatan hanya dengan beberapa tanda yang berbeda-beda
itu, burung-burung dapat mengucapkan kicauan peringatan bila menghadapi
bahaya dan beberapa hewan lain seperti kera dapat mengeluarkan teriakan yang
berbeda-beda bila ingin mengekspresikan tanda bahaya, kesenangan atau
ketakutan. Akan tetapi, alat komunikasi yang beraneka ragam itu tidak bersifat
artikulatoris dan simbolis sehingga berbeda dari bahasa manusia. Manusia telah
diberikan Allah Swt alat-alat ujar (organ of speech) sehingga manusia dapat
berkomunikasi dengan mengeluarkan bunyi-bunyi ujaran berbeda dan mempunyai

1
Leonardo Bloomfield, Language, (Jakarta: PT GramediaPustaka Utama, 1995), h. 1.

1
2

susunan dan arti yang sempurna. Singkatnya, bahasa manusia memiliki bunyi-
bunyi yang berbeda dan berbeda pula artinya.
Manusia dijuluki dengan bermacam-macam istilah seperti homo sapiens
yang berarti ‗makhluk berpikir‘. Menurut Ernest Cassier dalam Robert Sibarani
mengatakan manusia sebagai animal symbolicium yang secara umum mempunyai
cakupan yang lebih luas daripada homo sapiens yaitu makhluk berpikir, sebab
dalam kegiatan berpikirnya manusia harus menggunakan bahasa, tanpa
kemampuan berbahasa, kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak dapat
dilakukan.2 Manusia juga dijuluki homo sosio yang berarti makhluk
bermasyarakat, masyarakat itu sendiri terdiri dari individu-individu yang secara
keseluruhan saling berinteraksi, mempengaruhi dan saling bergantung. Dalam
bermasyarakat inilah manusia tidak terlepas dengan kegiatan komunikasi dengan
manusia lainnya, hal ini menunjukkan bahwa fungsi sosial bahasa adalah sebagai
alat komunikasi.
Saat berinteraksi antarmanusia dengan manusia lainnya, pada keadaan
tertentu akan didapati manusia yang mampu berbicara lebih dari satu bahasa,
disebut dengan istilah bilingual atau bahkan ada manusia yang multilingual. Di
Indonesia pada umumnya adalah masyarakat bilingual, yaitu menggunakan
bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pertama,
banyak juga yang multilingual atau masyarakat aneka bahasa (multilingual
society), yaitu masyarakat yang menggunakan beberapa bahasa, baik
menggunakan bahasa Indonesia, bahasa daerah dan juga bahasa asing lainnya,
masyarakat demikian terjadi karena beberapa etnik ikut membentuk masyarakat,
sehingga dari segi etnik bisa dikatakan sebagai masyarakat majemuk (plural
society), masyarakat demikian sekarang merajarela di dunia menjadi universal.
Faktor masyarakat bilingual atau bahkan multilingual bisa disebabkan oleh
beberapa sebab. Misalnya perkawinan, anak-anak yang berasal dari perkawinan
campur –beda bangsa dan bahasa— sangat mungkin mampu memahami dan
menggunakan beberapa bahasa yang berbeda. Faktor migrasi, yaitu perpindahan
penduduk yang menyebabkan keanekabahasaan, kelompok kecil yang bermigrasi

2
Robert Sibarani, Hakikat Bahasa, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1992), h. 87.
3

ke daerah atau negara lain tentu saja menyebabkan bahasa ibu mereka tidak
berfungsi di daerah baru. Selain itu, faktor pendidikan. Sekolah biasanya
mengajarkan bahasa asing kepada anak-anak yang menyebabkan si anak menjadi
bilingual atau bahkan multilingual, misalnya pada zaman Belanda di Indonesia
anak-anak tidak diizinkan memakai bahasa daerah bahkan pengantarnya harus
bahasa Belanda. Begitu pula dengan zaman sekarang, anak-anak yang belajar di
pesantren diwajibkan berbahasa pengantar bahasa Inggris bahkan bahasa Arab
sehingga sangat mungkin si anak menguasai beberapa bahasa asing. Bahkan orang
yang belajar di luar negeri harus mampu menyesuaikan diri dengan bahasa
tertentu tempat ia menuntut ilmu, orang demikian menjadi bilingual atau
multilingual.
Pada masyarakat terbuka, artinya para anggota masyarakat dapat
menerima kedatangan anggota dari masyarakat lain, baik dari satu atau lebih
masyarakat, hidup bersama-sama dan berpengaruh terhadap masyarakat bahasa
lain, maka akan terjadi apa yang disebut kontak bahasa. Hal yang paling menonjol
yang bisa terjadi dari adanya kontak bahasa adalah terdapatnya bilingualisme dan
multilingualsime dengan berbagai macam peristiwa bahasa misalnya alih kode
dan campur kode. Peristiwa campur kode atau bahkan alih kode yang biasa terjadi
dalam komunikasi percakapan lisan, juga dapat terjadi pada percakapan atau
dialog (bahasa lisan yang dituliskan) antartokoh dalam novel atau karya sastra
lainnya. Seorang penulis novel yang sering melakukan campur kode dalam
mengisi dialog-dialog tokohnya adalah Habiburrahman El Shirazy. Pada novelnya
yang berjudul Ketika Cinta Bertasbih selain sering terjadi peristiwa campur kode
dialog para tokohnya sering pula terjadi campur kode bentuk deskripsi, yaitu
penulis sendiri melakukan peristiwa campur kode dalam menggambarkan cerita
kepada pembaca, sehingga kemultilingualannya mempengaruhi karya sastranya.
Peristiwa campur kode bukan hanya pada karya Habiburrahman El
Shirazy, menurut sepengetahuan peneliti, para penulis novel yang juga pernah
melakukan peristiwa campur kode dalam karyanya, baik itu campur kode bahasa
daerah ataupun bahasa asing di antaranya, Umar Kayam dalam karyanya “Para
Priyayi‖, Mas Marco Kartodikromo dalam karyanya ―Student Hidjo‖, Helvy
4

Tiana Rosa ―Ketika Mas Gagah Berubah”, Andrea Hirata ―Edensor‖, dan Fira
Basuki dalam karyanya “Pintu”.
Pemilihan novel Ketika Cinta Bertasbih sebagai objek penelitian
berdasarkan beberapa alasan. Pertama, Novel Ketika Cinta Bertasbih dikarang
oleh salah satu sastrawan terkenal sekaligus sebagai dai yang telah menghasilkan
novel-novel yang digemari pembaca, novel Ketika Cinta Bertasbih juga sarat
dengan perjuangan hidup, cinta, dan nilai-nilai moral dan agama yang berguna
bagi pembaca terutama generasi muda. Kedua, penulis adalah seorang
multilingual menguasai bahasa Jawa sebagai bahasa pertama, bahasa Indonesia
sebagai bahasa kedua, bahkan menguasai bahasa Arab sebagai bahasa ketiga.
Kemampuan penulis menguasai bahasa Arab dilatarbelakangi oleh faktor
pendidikan penulis yang meraih gelar S1 di Kairo—Mesir, faktor pendidikan
penulislah yang mempengaruhi kemampuan berbahasa penulis terhadap hasil
karyanya, terutama dalam menuliskan dialog tokoh-tokohnya. Ketiga, Novel
Ketika Cinta Bertasbih berdasarkan temuan peneliti, penulis sering memunculkan
beberapa peristiwa kebahasaan, yaitu bahasa daerah (Jawa), bahasa asing (Arab
dan Inggris) yang berupa campur kode baik berbentuk dialog antartokoh maupun
bentuk deskripsi.
Novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy merupakan
novel dwilogi pembangun jiwa yang sangat menarik, peneliti tertarik untuk
menganalisis peristiwa campur kode pada novel tersebut, yaitu campur kode
dalam deskripsi cerita dan campur kode dialog tokoh yang meliputi penyisipan
unsur yang berwujud kata, frasa, klausa, baster, kata ulang, dan ungkapan atau
idiom, baik campur kode bahasa asing (Arab dan Inggris) maupun campur kode
bahasa daerah (Jawa).

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah


Peneliti membatasi penelitian ini pada masalah wujud campur kode dan
fungsi terjadinya campur kode dengan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana wujud campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya
Habiburrahman El Shirazy?
5

2. Bagaimanakah fungsi campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya
Habiburrahman El Shirazy?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui wujud campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih
karya Habiburrahman El Shirazy.
2. Untuk mengetahui fungsi terjadinya campur kode dalam novel Ketika Cinta
Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.

D. Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian ini dapat memberikan manfaat baik yang bersifat
teoretis maupun praktis.

Manfaat Teoretis
Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah keilmuan Bahasa Indonesia.

Manfaat Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Mata Kuliah kajian
sosiolinguistik.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi keilmuan Bahasa
Indonesia di Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian
selanjutnya.

E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang
dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan
simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan
6

keadaan.3 Penelitian ini berjudul ―Analisis Campur kode pada novel Ketika Cinta
Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy‖, metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dirancang untuk
mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara)
berlangsung.4 Tujuan metode deskriptif untuk menggambarkan suatu keadaan
sebagaimana adanya, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar
bukan angka-angka. Penggunaan metode deskriptif dimaksudkan penulis untuk
memberikan gambaran tentang campur kode dan fungsi campur kode dalam novel
Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Bentuk yang digunakan
pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif, menurut Bogdan dan Taylor
metode kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilakunya dapat diamati.5 Pada
penelitian ini digunakan bentuk kualitatif karena penelitian ini menganalisis dan
menggambarkan tentang campur kode dan fungsi campur kode dalam novel
Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.

2. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang digunakan peneliti adalah analisis dokumen, yaitu
novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy, dan studi
kepustakaan. Studi pustaka ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan
penelitian.6 Selain itu, peneliti mempelajari, mendalami, menganalisis dokumen,
mengklasifikasikan data dari dokumen, menulis data hasil temuan serta peneliti
juga membaca buku-buku kebahasaan yang berkaitan dengan sosiolinguistik
dengan bahasan campur kode, mencari sumber referensi di internet, dan membaca
sejumlah literatur lainnya yang relevan.

3
Syamsuddin AR., M.S Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 14.
4
Consuelo dkk, penerjemah: Alimuddin Tuwu, Pengantar metode Penelitian, (Jakarta:
Universitas Indonesia, 1993), h. 71.
5
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2004), h. 4.
6
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor, 2004), h. 3.
7

3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Ketika
Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El Shirazy yang banyak terdapat campur
kode bahasa asing (Arab dan Inggris) dan campur kode bahasa daerah (Jawa)
dalam teks dialognya.
Identitas novel tersebut adalah:
Judul Novel : Ketika Cinta Bertasbih
Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Penerbit Republika
Kota : Jakarta
Cetakan : Ketika Cinta Bertasbih 1, Cet. ke-2 (2007),
Ketika Cinta Bertasbih 2, Cet. Ke-6 (2008)
Tebal : Ketika Cinta Bertasbih 1, tebal 477 halaman
: Ketika Cinta Bertasbih 2, tebal 406 halaman

4. Prosedur Penelitian
a. Membaca novel
b. Mencermati novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy
yang di dalamnya terdapat campur kode
c. Menandai bahasa yang termasuk campur kode
d. Menganalisis fungsi campur kode dalam novel dalam novel Ketika Cinta
Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy
e. Mengklasifikasikan data campur kode baik berupa kata, frasa, klausa, kata
ulang, baster, dan ungkapan.
f. Menulis data hasil klasifikasi
g. Memberikan simpulan tentang campur kode dalam novel Ketika Cinta
Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy
8

5. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat/fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar memudahkan pengumpulan data dan hasilnya baik.
Instrumen yang digunakan peneliti adalah dengan kartu data.

Contoh kartu data:

Dialog para tokoh/deskripsi Analisis data


Nomor data

penulis novel

Sumber: Penulis novel, judul


novel, halaman novel

F. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang sosiolinguistik bahasan campur kode sebagai bahan
panduan, peneliti mengacu pada penelitian terdahulu di antaranya skripsi Etik
Yuliati mahasiswa Universitas Sebelas Maret Fakultas Sastra dan Seni Rupa,
C0106024, berjudul ―Alih Kode dan Campur Kode dalam Cerbung Dolanan Geni
Karya Suwandi Endraswara (Analisis Sosiolinguistik)‖, hal ini berbeda, jika yang
dilakukan saudari Etik Yuliati, tentang alih kode dan campur kode dalam cerbung
(cerita bersambung) dengan campur kode bahasa daerah (Jawa) saja yang diteliti,
sedangkan peneliti melakukan penelitian tentang campur kode dalam novel
dengan bahasan bukan hanya campur kode bahasa daerah (Jawa) tetapi juga
bahasan campur kode bahasa asing (Arab dan Inggris) dalam novel Ketika Cinta
Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.
Skripsi Ratna Maulidini mahasiswa Universitas Diponegoro Fakultas
Sastra, A2A002035, yang berjudul ―Campur Kode sebagai Strategi Komunikasi
9

Custemer Service (Studi Kasus Nokia Care Center Bimasakti Semarang)‖,


penelitian yang dilakukan saudari Maulidini berupa studi kasus, yaitu campur
kode bentuk dialog lisan berupa bahasan campur kode yang berkaitan dengan
istilah pada telepon seluler yang dilakukan oleh para customer service kepada
para calon pelanggan Nokia. Berbeda dengan peneliti lakukan, yaitu peneliti
melakukan penelitian analisis isi, yaitu campur kode bentuk bahasa dialog lisan
yang dituliskan pada novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El
Shirazy bahasan campur kode bahasa bahasa daerah (Jawa) dan bahasa asing
(Arab dan Inggris).
Berbeda lagi yang dilakukan oleh saudara Ari Listioningsih, A.310 040
012 mahasiswa Univeritas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, judul skripsi ―Interferensi dan Integerasi dalam Kolom-Kolom
Edan Prie G.S Hidup Bukan Urusan Perut (Sutau Tinjauan Sosiolinguistik)‖.
Penelitian yang dilakukan saudara Ari juga membahas kajian sosiolinguistik tetapi
dengan bahasan yang berbeda dengan penulis. Bahasan yang dilakukannya adalah
tentang interferensi dan integrasi yang berkaitan dengan masalah kekeliruan
dalam bahasa. sedangkan penulis melakukan penelitian sosiolinguistik juga tetapi
dengan bahasan campur kode dalam Novel ketika Cinta Bertasbih karya
Habiburrahman El Shirazy, yang pada dasarnya campur kode itu sendiri tidak
menyebabkan kekeliruan bahasa.

G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika
penulisan yang terdiri dari beberapa bab, yaitu:
Bab 1 pendahuluan, berisi: Latar belakang, pembatasan masalah dan
perumusan masalah, tujuan penelitian yang terdiri atas: manfaat teoretis dan
manfaat praktis. Metodologi penelitian, meliputi metode penelitian, teknik
penelitian, sumber data, prosedur penelitian, instrumen penelitian, selanjutnya
adalah sistematika penulisan.
10

Bab II kajian teoretis, berisi: Pengertian bahasa, fungsi bahasa, pengertian


sosiolinguistik, masyarakat bahasa, campur kode, pengertian novel, dan jenis-jenis
novel.
Bab III biografi penulis novel Ketika Cinta Bertasbih dan sinopsis novel
Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.
Bab IV analisis data, dan pembahasan mengenai campur kode dan fungsi
campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El
Shirazy.
Bab V penutup, berisi simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah
dilakukan.
BAB II
KAJIAN TEORETIS

A. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari
segala kegiatan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai
makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat tidak ada kegiatan manusia yang
tidak disertai oleh bahasa. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi
untuk berinteraksi dengan manusia lainnya, tanpa bahasa hidup kita akan terasa
sunyi sepi tanpa makna. Bagi linguistik–ilmu yang khusus mempelajari bahasa—
yang dimaksudkan dengan bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati
untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam
bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
Menurut Finocchiarno bahasa adalah satu simbol vokal yang arbitrer,
memungkinkan semua orang dalam satu kebudayaan tertentu atau orang lain yang
telah mempelajari sistem kebudayaan tersebut untuk berkomunikasi atau
berinteraksi. Pei dan Gaynor mendefinisikan bahasa sebagai suatu sistem
komunikasi dengan bunyi, yaitu lewat alat ujaran dan pendengaran, antara orang-
orang dari kelompok atau masyarakat tertentu dengan mempergunakan simbol-
simbol vokal yang arbitrer dan konvensional.1
Pakar linguistik struktural dengan tokoh Bloomfield berpendapat bahwa
bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi yang bersifat sewenang-wenang
(arbitrer) yang dipakai oleh anggota-anggota masyarakat untuk saling
berhubungan dan berinteraksi. 2 Abdul Chaer mengatakan tentang hakikat bahasa,
bahwa hakikat bahasa itu ada 12 butir, yaitu bahasa adalah sistem, bahasa adalah
lambang, bahasa adalah bunyi, bahasa bersifat arbitrer, bahasa itu bermakna,
bahasa bersifat konvensional, bahasa bersifat unik, bahasa bersifat universal,

1
Liliana Muliastuti dan Krisanjaya, Linguistik Umum, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2009), h. 1.5—1.6.
2
Sumarsono dan Paina Partana, Sosiolinguistik, (Yogyakarta: Sabda bekerjasama dengan
Pustaka Pelajar), Cet. Ke-2, h. 18.

11
12

bahasa bersifat produktif, bahasa bersifat dinamis, bahasa bervariasi, dan bahasa
manusiawi.
Bahasa merupakan suatu sistem mempunyai aturan-aturan yang saling
bergantung dan mengandung struktur unsur-unsur yang bisa dianalisis secara
terpisah-pisah. Orang berbahasa mengeluarkan bunyi-bunyi yang berurutan
membentuk suatu struktur tertentu. Bunyi-bunyi itu merupakan lambang, yaitu
melambangkan makna yang bersembunyi di balik bunyi itu. Pengertian sederetan
bunyi itu melambangkan suatu makna bergantung pada kesepakatan atau konvensi
anggota masyarakat pemakainya. Hubungan antara bunyi dan makna itu tidak ada
aturannya, jadi sewenang-wenang. Tetapi, karena bahasa itu mempunyai sistem,
tiap anggota masyarakat terikat pada aturan sistem itu, yang sama-sama dipenuhi.
Kridalaksana dan Djoko Kencono dalam Chaer menyatakan bahwa bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. 3
Pendapat di atas hampir semua menyatakan bahwa bahasa adalah alat
komunikasi dan berinteraksi, yang bersifat arbitrer, konvensional, dan merupakan
lambang bunyi. hal inilah yang merupakan ciri-ciri dari bahasa. Mempelajari
bahasa dan mengkaji bahasa merupakan hal penting dilakukan oleh manusia
karena secara langsung akan melestarikan dan menginventarisasikan bahasa
tersebut. Dengan mempelajari dan melakukan pengkajian terhadap bahasa, akan
menghindari manusia dari kepunahan bahasa4.

B. Fungsi Bahasa
Bahasa mempunyai fungsi penting bagi manusia, terutama fungsi
komunikatif yaitu alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga
perasaan. Fungsi-fungsi bahasa itu, antara lain dapat dilihat dari sudut penutur,
pendengar, kode, topik, dan amanat pembicaraan.

3
Liliana Muliastuti dan Krisanjaya, Op. Cit., h. 1.6.
4
Aslinda dan Leni Syafyahya, Pengantar Sosiolinguistik, (Bandung: Refika Aditama,
2007), h. 2—3.
13

Dilihat dari segi penutur, maka bahasa itu berfungsi sebagai personal atau
pribadi, menurut Halliday dan Finnocchiaro, Jakobson menyebutkannya sebagai
fungsi emotif. Maksudnya penutur menyatakan sikap terhadap apa yang
dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa,
tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam
hal ini pihak si pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedih, marah,
atau gembira.
Dilihat dari segi pendengar atau lawan bicara, maka bahasa itu berfungsi
direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar, menurut Finnocchiaro,
sedangkan Halliday menyebutkan sebagai fungsi instrumental. Fungsi
instrumental melayani pengelolaan lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa
tertentu terjadi.5 Jakobson menyebutkan fungsi retorikal. Di sini bahasa tidak
hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang
sesuai dengan yang dimau pembicara. Hal ini dapat dilakukan si penutur dengan
menggunakan kalimat-kalimat yang menyatakan perintah, himbauan, permintaan,
maupun rayuan.
Dilihat dari segi kontak antara penutur dan pendengar maka bahasa disini
berfungsi fatik, Jakobson dan Finnocchiarno menyebutnya interpersonal; Halliday
menyebutnya interactional, yaitu fungsinya menjalin hubungan, memelihara,
memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial. Ungkapan-ungkapan
yang digunakannya biasanya sudah berpola tetap, seperti pada waktu berjumpa,
pamit, atau menanyakan keadaan keluarga. Ungkapan-ungkapan fatik ini biasanya
juga disertai dengan unsur paralinguistik, seperti senyum, gelengan kepala, gerak-
gerik tangan, air muka, dan kedipan mata. Ungkapan-ungkapan tersebut yang
disertai unsur paralinguistik tidak mempunyai arti, dalam arti memberikan
informasi, tetapi membangun kontak sosial antara para partisipan dalam
pertuturan itu.
Dilihat dari segi topik ujaran, maka bahasa itu berfungsi referensial
menurut Finnocchiaro, Halliday menyebutnya sebgai refresentational; jakobson
menyebutkan fungsi kognitif, ada juga yang menyebutkan fungsi denotatif atau

5
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Pragmatik, (Bandung: Angkasa, 2009), h. 5.
14

fungsi informatif. Di sini bahasa itu berfungsi sebagai alat untuk membicarakan
objek atau peristiwa yang ada di sekeliling penutur atau yang ada dalam budaya
pada umumnya. Fungsi referensial inilah yang melahirkan paham tradisional
bahwa bahasa itu adalah untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana
pendapat si penutur tentang dunia di sekelilingnya. Misalnya ungkapan ―Ibu
dosen itu cantik sekali‖ atau ―Gedung perpustakaan itu baru dibangun. Adalah
contoh penggunaan bahasa yang berfungsi referensial.
Dilihat dari segi kode yang digunakan, maka bahasa itu berfungsi
metalingual, metalinguistik, menurut Jakobson dan Finnocchiaro. Yakni bahasa
itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Fungsi di sini bahasa itu
digunakan untuk membicarakan atau menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat
dalam proses pembelajaran bahasa, dimana kaidah-kaidah atau aturan-aturan
bahasa dijelaskan dengan bahasa.
Dilihat dari segi amanat (message) yang akan disampaikan maka bahasa
itu berfungsi imajinatif, menurut Halliday dan Finnocchiaro. Jakobson
menyebutkan sebagai fungsi poetic speech. Sesungguhnya bahasa itu dapat
digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan baik yang
sebenarnya, maupun yang hanya imajinasi (khayalan, rekaan) saja. Fungsi
imajinatif ini biasanya berupa karya seni, (puisi, cerita, dongeng, lelucon) yang
digunakan untuk kesenangan penutur maupun para pendengarnya. 6

C. Pengertian Sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan
linguistik. Sosiologi adalah kajian objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam
masyarakat, mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam
masyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi,
berlangsung, dan tetap ada. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang
mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek

6
Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004), h. 14—17.
15

kajiannya. Dengan demikian, secara mudah dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik


adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa di dalam masyarakat.
Appel dalam Suwito menyatakan sosiolinguistik memandang bahasa
sebagai sistem sosial dan komunikasi serta merupakan bagian dari masyarakat dan
kebudayaan tertentu sedangkan yang dimaksud dengan pemakaian bahasa adalah
bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi kongkret. Dengan demikian,
dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat internal, tetapi dilihat sebagai sarana
interaksi/komunikasi di dalam masyarakat. 7
J.A Fishman menyatakan sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas
bahasa variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa dan pemakai bahasa karena
ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain
dalam satu masyarakat tutur.
Halliday menyebutkan sosiolinguistik sebagai linguistik institutional
berkaitan dengan pertautan bahasa dengan orang-orang yang memakai bahasa itu
(deals with relation between a language and the people who use it).
Pride dan Holmes merumuskan sosiolinguistik secara sederhana: ―…the
study of language as part of culture and society”, yaitu kajian bahasa sebagai
bahan dari kebudayaan dan masyarakat. Di sini ada penegasan, bahasa merupakan
bagian dari kebudayaan (language in culture), bahasa bukan merupakan suatu
yang berdiri sendiri (language and culture).8
Trudgill merumuskan mirip dengan Pride dan Holmes:
―sociolinguictic…is that part of linguistics which isconcerd with language as
asocial and cultural phenomenon (sosiolinguistik adalah bagian dari linguistik
yang berkaitan dengan bahasa sebagai gejala sosial dan kebudayaan). Bahasa
bukan hanya dianggap sebagai gejala sosial melainkan juga gejala kebudayaan.
Impilkasinya adalah bahasa yang dikaitkan dengan kebudayaan masih menjadi
cakupan sosiolinguistik; dan ini dapat dimengerti karena setiap masyarakat pasti
memiliki kebudayaan tertentu.

7
Aslinda dan Leni Syafyahya, Op. Cit., h. 6.
8
Sumarsono dan Paina Partana, Op. Cit., h. 2.
16

Di Indonesia Nababan menyatakan, sosiolinguistik adalah kajian atau


pembahasan bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota
masyarakat‖. Patut diingat seorang penutur bahasa adalah anggota masyarakat-
tutur. Sebagai anggota masyarakat dia terikat oleh nilai-nilai sosial dan budaya
masyarakat, termasuk nilai-nilai ketika dia menggunakan bahasa.
Kridalaksana juga berpendapat sama dengan Fishman bahwa
sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan berbagai variasi bahasa,
serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri variasi bahasa itu di dalam
suatu masyarakat bahasa.
R. Kunjana Rahardi dalam bukunya menyatakan bahwa sosiolinguistik
mengkaji bahasa dengan memperhitungkan hubungan antara bahasa dan
masyarakat, khusunya masyarakat penutur bahasa itu. Sosiolinguistik
mempertimbangkan keterkaitan ada dua hal, yaitu linguistik untuk segi
kebahasaan dan sosiologi untuk segi kemasyarakatan.9
Maka dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu
linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilmu sosiologi, dengan objek
penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial dalam suatu
masyarakat tutur.

D. Masyarakat Bahasa
Ciri bahasa yang telah disebutkan bahwa bahasa itu manusiawi, dengan
kata lain semua manusia di dunia sama-sama berbudaya dengan fasilitas bahasa.
Kajian bahasa yang menitikberatkan pada hubungan antara bahasa dan
masyarakat adalah pemakainya disebut sosiolinguistik.
Fishman dalam Alwasilah berpendapat bahwa masyarakat bahasa
(masyarakat ujar) adalah suatu masyarakat yang semua anggotanya memiliki
bersama paling tidak satu ragam ujaran dan norma-norma untuk pemakaiannya
yang cocok. Suatu masyarakat ujar bisa jadi sempit satu jaringan interaksi
tertutup, keseluruhan anggotanya menganggap satu sama lainnya berada dalam

9
R. Kunjana Rahardi, Kajian Sosiolinguistik Ihwal Kode dan Alih Kode, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), h. 16.
17

satu kapasitas.10 Bloomfield mengartikan masyarakat bahasa adalah sekelompok


orang yang menggunakan sistem isyarat yang sama.
Pengertian Bloomfield di atas dianggap terlalu sempit oleh para ahli
sosiolinguistik sebab terutama dalam masyarakat modern, banyak orang
menguasai lebih dari satu ragam bahasa; dan di dalam masyarakat itu sendiri
terdapat lebih dari satu bahasa.
Pada intinya masyarakat bahasa itu terbentuk karena adanya saling
pengertian (mutual intelligibility), terutama karena adanya kebersamaan dalam
kode-kode linguistik. Jadi, masyarakat bahasa bukanlah sekelompok orang yang
hanya menggunakan bahasa yang sama, melainkan sekelompok orang yang
mempunyai norma yang sama dalam menggunakan bentuk-bentuk bahasanya.
Masyarakat bahasa dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian.
Pengelompokkan ini berdasarkan verbal repertoire –semua bahasa beserta ragam-
ragamnya yang dikuasi penuturnya— yang dimiliki oleh masyarakat bahasa itu
sendiri. Semakin mampu penutur berkomunikasi dengan berbagai ragam bahasa
kepada pihak lain, semakin luaslah verbal repertoire yang dimiliki oleh penutur
tersebut. Dengan kata lain, semakin luas verbal repertoire penutur dan masyarakat
maka semakin komunikatiflah masyarakat bahasa itu.
Berdasarkan verbal repertoire yang dimiliki oleh masyarakat bahasa,
masyarakat bahasa itu dikelompokkan atas:
1. masyarakat monolingual;
2. masyarakat bilingual; dan
3. masyarakat multilingual.
Masyarakat monolingual artinya suatu masyarakat bahasa yang hanya
dapat berkomunikasi dengan satu bahasa. Masyarakat monolingual ini sudah
mulai jarang ditemukan pada zaman sekarang. Masyarakat monolingual biasanya
terdapat di daerah yang terisolasi. Masyarakat bilingual lebih maju jika
dibandingkan dengan masyarakat monolingual. Hal ini karena masyarakat
bilingual telah dapat berkomunikasi dengan dua bahasa. Artinya, masyarakat
bilingual lebih komunikatif dibandingkan dengan masyarakat monolingual,

10
A. Chaedar Alwasilah, Sosiologi Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1990), h. 42—43.
18

terlebih masyarakat multilingual, kelompok masyarakat bahasa multilingual


memiliki kemampuan menggunakan lebih dari dua bahasa.
Dilihat dari sempit luasnya verbal repertoirnya, dapat dibedakan adanya
dua macam masyarakat tutur, yaitu (1) masyarakat tutur yang repertoire
pemakainya lebih luas, dan menunjukkan verbal repertoire setiap penutur lebih
luas pula; dan (2) masyarakat tutur yang sebagian anggotanya mempunyai
pengalaman sehari-hari dan aspirasi hidup yang sama, dan menunjukkan
pemilihan wilayah linguistik yang lebih sempit, termasuk juga perbedaan
variasinya. Kedua jenis masyarakat bahasa (masyarakat tutur) ini terdapat baik
dalam masyarakat yang termasuk kecil dan tradisonal maupun masyarakat besar
dan modern. Hanya, seperti yang dikatakan Fishman dan juga Gumprez,
masyarakat modern mempunyai kecenderungan memiliki masyarakat tutur yang
terbuka dan cenderung menggunakan berbagai variasi dalam bahasa yang sama.
Sedangkan, masyarakat tradisional bersifat lebih tertutup dan cenderung
menggunakan variasi bahasa dan beberapa bahasa yang berlainan.

E. Campur Kode
Sebelum membahas campur kode, ada baiknya kita mengetahui pengertian
kode. Kode biasanya berbentuk variasi bahasa yang secara nyata dipakai
berkomunikasi anggota suatu masyarakat bahasa. Kode bahasa ialah sistem
bahasa dalam suatu masyarakat.
Campur kode merupakan terjemahan dan padanan istilah code mixing
dalam bahasa Inggris. Nababan menjelaskan campur kode adalah suatu keadaan
berbahasa lain yaitu bilamana orang mencampur dua (atau lebih bahasa) atau
ragam dalam suatu tindak berbahasa (speech act atau discourse) tanpa ada sesuatu
dalam situasi berbahasa itu menuntut percampuran bahasa itu.11 Campur kode
terjadi apabila seorang penutur bahasa, misalnya bahasa Indonesia memasukkan
unsur-unsur bahasa daerahnya ke dalam pembicaraan bahasa Indonesia. Dengan
kata lain, seseorang yang berbicara dengan kode utama bahasa Indonesia yang
memiliki fungsi keotonomiannya, sedangkan kode bahasa daerah yang terlibat

11
P.W.J Nababan, Sosiolinguistik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 32.
19

dalam kode utama merupakan serpihan-serpihan saja tanpa fungsi atau


keotonomian sebagai sebuah kode. Seseorang penutur misalnya, yang dalam
berbahasa Indonesia banyak menyelipkan serpihan-serpihan bahasa daerahnya,
bisa dikatakan telah melakukan campur kode. Akibatnya, akan muncul satu ragam
bahasa Indonesia yang kejawa-jawaan (kalau bahasa daerahnya adalah bahasa
Jawa).
Abdul Syukur Ibrahim dan H. Suparno menjelaskan perbedaan Alih kode
dan campur kode. Bahwa, pada alih kode penutur menggunakan dua varian baik
dalam bahasa yang sama maupun bahasa yang berbeda. Pada campur kode, yang
terjadi bukan peralihan kode, tetapi bercampurya unsur suatu kode ke kode yang
sedang digunakan oleh penutur. Hal itu juga berarti bahwa campur kode dapat
terjadi dalam dimensi intrabahasa dan dapat pula terjadi dalam dimensi
antarbahasa.12
Thalender mencoba menjelaskan perbedaan alih kode dan campur kode,
menurutnya, bila di dalam suatu peristiwa tutur terjadi peralihan dari satu klausa
suatu bahasa ke klausa bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode.
Tetapi apabila di dalam suatu peristiwa tutur, klausa-klausa maupun frasa-frasa
yang digunakan terdiri dari klausa dan frasa campuran (hybrid clauses, hybrid
phrases), dan masing-masing klausa atau frasa itu tidak lagi mendukung fungsi
sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi adalah campur kode, bukan alih kode.
Fasold menjelaskan perbedaan alih kode dan campur kode. Kalau
seseorang menggunakan satu kata atau frasa dari satu bahasa, dia telah melakukan
campur kode. Tetapi apabila satu klausa jelas-jelas memiliki struktur gramatikal
satu bahasa, dan klausa berikutnya disusun menurut stuktur gramatika bahasa lain,
maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode.13

12
Abdul Syukur Ibrahim dan Suparno, Sosiolinguistik, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), Cet. Ke-6, h. 4.16.
13
Abdul Chaer dan Leonie Aguistina, Op. Cit., h. 115.
20

Beberapa wujud campur kode adalah dapat berupa penyisipan kata, frasa,
klausa, penyisipan ungkapan atau idom, dan penyisipan baster (gabungan
pembentukan asli dan asing).14
1. Kata
Kata dalam tataran morfologi adalah satuan gramatikal yang bebas dan
terkecil. Dalam tataran sintaksis kata dibagi dua yaitu kata penuh dan kata tugas.
Kata penuh (fullword) adalah kata yang termasuk kategori nomina, verba,
ajektiva, adverbial, dan numeralia, sebagai kata penuh memiliki makna leksikal
masing-masing dan mengalami proses morfologi. Sebaliknya, kata tugas adalah
kata yang berkategori preposisi dan konjungsi, tidak mengalami proses morfologi
dan merupakan kelas tertutup, dalam pertuturan tidak dapat berdiri sendiri.15
2. Frasa
Frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih dan
tidak memiliki unsur predikat. Pembentukan frasa itu harus berupa morfem bebas,
bukan berupa morfem terikat. Contoh belum makan dan tanah tinggi adalah frasa,
sedangkan tata boga dan interlokal bukan frasa, karena boga dan inter adalah
morfem terikat.
3. Klausa
Klausa adalah satuan sintaksis berbentuk rangkaian kata-kata yang
berkontruksi predikatif, di dalam klausa ada kata atau frasa yang berfungsi
sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan
sebagai keterangan. Selain fungsi predikat yang harus ada dalam kontruksi klausa
ini, fungsi subjek boleh dikatakan bersifat wajib, sedangkan yang lainnya bersifat
tidak wajib.16
4. Idiom
Idiom adalah bahasa yang telah teradatkan, artinya, bahasa yang sudah
biasa dipakai seperti itu dalam suatu bahasa oleh para pemakainya. Idiom ini
sudah tidak dapat lagi menanyakan mengapa begitu kata itu dipakai, mengapa

14
http://anaksastra.blogspot.com/2009/02/alih-kode-dan-campur-kode.html, diakses
tanggal 13 Oktober 2010.
15
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-2, h. 219.
16
Abdul Chaer, ibid., h.231.
21

begitu susunannya atau mengapa begitu artinya. Hubungan makna idiom itu
bukanlah makna sebenarnya kata itu, idiom tidak dapat diartikan secara harfiah ke
dalam bahasa lain.17 Idiom dewasa ini dalam bahasa Indonesia disebut dengan
istilah ungkapan. Unsur suatu idiom membentuk kesatuan yang padu. Idiom harus
muncul seperti itu, tidak boleh dikurang-kurangi karena seperti dikatakan tadi
sudah merupakan bahasa teradatkan.
5. Baster (Pembentukan Asli dan Asing)
Baster merupakan hasil perpaduan dua unsur bahasa yang berbeda,
membentuk satu makna. Istilah bentuk baster mengacu pada bentuk campuran
antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang digunakan dalam kalimat bahasa
Indonesia yang merupakan bahasa inti.18 misalnya handphon-nya, dairy-nya, me-
murajaah, di-ghosob dan lain-lain.
6. Perulangan Kata
Proses pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan
mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi
fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak. Misalnya,
sepeda-sepeda diulang seluruhnya tanpa variasi fonem dan tanpa kombinasi afiks.
memukul-mukul diulang sebagaian; gerak-gerik diulang seluruhnya dengan variasi
fonem buah-buahan diulang seluruhnya dengan kombinasi afiks.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pada fenomena
campur kode adalah seorang penutur pada dasarnya menggunakan sebuah varian
suatu bahasa. Pada penggunaan itu, dia menggunakan serpihan-serpihan kode dari
bahasa yang lain. Serpihan-serpihan unsur bahasa tersebut dapat berupa kata
sampai klausa, dapat juga berupa kata ulang, idiom maupun baster.
Menurut Suwito dalam Dwi Sutana, ciri-ciri campur kode ditandai dengan
adanya hubungan timbal balik antara peran dan fungsi kebahasaan berarti apa
yang hendak dicapai penutur dengan tuturannya. Berdasarkan pendapat Suwito

17
J.S Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III, (Jakarta: PT Gramedia, 1993),
Cet. Ke-2, h. 47—48.
18
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13466/1/08E01506.pdf,
Mayerni Sitepu, Skripsi: Campur Kode dalam Majalah Aneka Yes, (Medan, Universitas Sumatra
Selatan, 2007), h. 34. Diakses tanggal 13 Februari 2010.
22

tersebut, Dwi Sutana membagi beberapa fungsi campur kode yaitu (1) untuk
penghormatan, (2) untuk menegaskan suatu maksud tertentu, (3) untuk
menunjukkan identitas diri, dan (4) karena pengaruh materi pembicaraan.19
Ciri-ciri yang menonjol dalam campur kode adalah kesantaian atau situasi
informal. Dalam situasi berbahasa formal jarang terjadi campur kode, kalau
terdapat campur kode dalam keadaan itu karena tidak ada kata atau ungkapan
yang tepat untuk menggantikan bahasa yang sedang dipakai sehingga perlu
memakai kata atau ungkapan dari bahasa daerah atau bahasa asing.20 Dalam
bahasa tulisan, hal ini kita nyatakan dengan mencetak miring atau
mengarisbawahi kata/ungkapan bahasa asing yang bersangkutan. Kadang-kadang
terdapat juga campur kode ini bila pembicara ingin memamerkan
―keterpelajarannya‖ atau kedudukannya.
Campur kode merupakan fenomena yang terjadi karena masuknya
serpihan unsur suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain. Hal ini tidak berarti
bahwa tidak ada sebab terjadinya campur kode. Ada kemungkinan campur kode
terjadi karena faktor individu, seperti ingin menunjukkan status, peran, dan
kepakaran. Ada juga kemungkinan sebab kurangnya unsur bahasa yang
digunakan.

F. Pengertian Novel
Fiksi merupakan sebuah cerita, terkandung di dalamnya tujuan
memberikan hiburan kepada pembaca, di samping adanya tujuan estetis, membaca
sebuah fiksi berarti menikmati cerita, menghibur diri untuk memperoleh kepuasan
batin. Novel dan cerita pendek dalam kesastraan Inggris dan Amerika disebut
karya fiksi.
Novel sebutan dalam bahasa Inggris –dan inilah yang kemudian masuk ke
Indonesia— berasal dari bahasa Italia novella (yang dalam bahasa Jerman
novelle), secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, dan
kemudian kemudian diartikan sebagai ‗cerita pendek dalam bentuk prosa‘.
19
Etik Yuliati, Skripsi: Alih Kode dan Campur Kode dalam Cerbung Dolanan Geni
Karya Suwardi Endraswara, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010), h. 31.
20
Aslinda dan Leni Syafyahya, Op. Cit., h. 87.
23

Dewasa ini istilah novella dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan
istilah Indonesia novelet (Inggris: novelette), yang berarti sebuah karya prosa fiksi
yang panjangnya cukup, tidak terlalu panjang, namun tidak juga terlalu pendek.21
Dalam arti luas novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas,
ukuran yang luas di sini dapat berarti cerita dengan plot (alur) yang kompleks,
suasana cerita yang beragam, dan setting cerita yang beragam pula.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel adalah karangan prosa
yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan
orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak sifat setiap pelaku.22
Istilah novel dikenal di Indonesia setelah kemerdekaan, yakni setelah
sastrawan Indonesia banyak beralih kepada bacaan-bacaan yang berbahasa
Inggris. Novel dan cerpen merupakan bentuk kesusastraan yang secara
perbandingan adalah baru. Ia baru dikenal masyarakat kita kira-kira sejak
setengah abad yang lalu. Di negera Barat juga masih baru jika dibandingkan
dengan bentuk-bentuk yang lain, seperti puisi yang sudah dikenal sejak dua ribu
tahun lalu, sedang fiksi ini di sana baru dikenal sejak dua ratus tahun yang lalu.
Namun, masa hidupnya yang muda itu, ia telah mengalami perkembangan pesat.23
Novel Indonesia secara resmi muncul setelah terbitnya buku Si Jamin dan
Si Johan, tahun 1919, oleh Marari Siregar, yang merupakan novel saduran dari
novel Belanda, kemudian pada tahun berikutnya terbit novel Azab dan Sengsara
oleh pengarang yang sama; sejak itu mulailah berkembang sastra fiksi yang
dinamai novel dalam khazanah sastra Indonesia.
Edgar Allan Poe sastrawan kenamaan dari Amerika membedakan antara
cerpen dan novel, ia mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai
dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam
suatu hal yang kiranya tak mungkin dilakukan untuk sebuah novel. Dari segi
panjang cerita, novel jauh lebih panjang dari pada cerpen. Oleh karena itu, novel

21
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2005), h. 9—10.
22
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), Edisi ke-3, h. 788.
23
M. Atar Semi, Anatomi Sastra, (Padang: Angkasa Raya, 1988), h. 33.
24

dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu yang lebih


banyak, lebih rinci dan lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai
permasalahan yang lebih kompleks. Dalam cerpen krisis jiwa tidak usah
mengakibatkan perubahan jalan nasib, panjang novel boleh dikatakan lebih
panjang dari cerita pendek, yang menegaskan ialah apa ada pergolakan jiwa
dalamnya yang mengalih nasib manusia.24 Di antara para ahli teori sastra kita
memang ada yang membedakan antara novel dan roman, dengan mengatakan
bahwa novel mengungkapkan suatu konsentrasi pada suatu saat yang tegang dan
pemusatan kehidupan yang tegas; sedangkan roman dikaitkan sebagai
menggambarkan kronik kehidupan yang lebih luas yang biasanya melukiskan
peristiwa dari masa kanak-kanak sampai dewasa, sampai meninggal dunia.
H.B Jassin membedakan pengertian roman dan novel, roman melingkupi
seluruh kehidupan pelaku-pelaku dilukiskan dari kecilnya hingga matinya, dari
ayunan hingga liang lahat. Novel menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari
tokoh cerita, dimana kejadian-kejadian itu menimbulkan pergolakan batin yang
mengubah perjalanan nasib tokohnya.25
Dengan demikian roman adalah cerita fiksi yang melukiskan kronik
kehidupan tokoh-tokoh yang rinci dan mendalam, sedangkan novel adalah cerita
yang melukiskan suatu peristiwa yang luar biasa dari kehidupan tokoh cerita dan
peristiwa tersebut menimbulkan krisis/pergolakan batin yang mengubah nasibnya.
Pada pengertian di atas dapat dibedakan bahwa novel adalah karya fiksi
yang lebih kompleks daripada cerpen yang hanya mempunyai karakter, plot, dan
setting yang terbatas dan dapat dibaca sekali duduk dalam waktu kurang dari satu
jam, dan novel menimbulkan perubahan nasib tokohnya. Sedangkan roman adalah
cerita fiksi yang menceritakan tokoh-tokohnya lebih lengkap, menggambarkan
kronik kehidupan luas, biasanya diceritakan tokoh-tokohnya dari kecil hingga
meninggal.

24
H.B. Jassin, Tifa Penyair dan Daerahnya, (Jakarta: Gunung Agung, 1985), Cet ke-7, h.
78—79.
25
Widjojo dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, (Bandung: UPI
Press, 2006), h. 41.
25

G. Deskripsi dan Dialog


a. Deskripsi
Pada karya sastra bentuk fiksi umumnya dikembangkan dengan bentuk
deskripsi dan dialog, kedua bentuk tersebut saling melengkapi silih berganti
sehingga cerita yang ditampilkan bervariatif dan tidak menoton.
Ismail Marahimin dalam bukunya Menulis Secara Populer menjelaskan
bahwa deskripsi ialah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu
benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi mengharapkan
pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‗melihat‘ apa yang dilihatnya, dapat
‗mendengar‘ apa yang didengarnya, ‗mencium bau‘ yang diciumnya, ‗mencicipi‘
apa yang dimakannya, ‗merasakan‘ apa yang dirasakannya, serta sampai kepada
‗kesimpulan‘ yang sama dengannya. Dapat disimpulkan bahwa deskripsi
merupakan hasil observasi melalui pancaindera yang disampaikan dengan kata-
kata.26
Deskripsi dapat merupakan tulang punggung penulisan yang hidup dan
menawan jika penulisnya mempunyai pengamatan yang tajam dengan semua alat
inderanya kemudian penulis menuliskan dengan kata-kata yahng tepat atau
dengan perbandingan yang tepat. Oleh sebab itu dalam menuliskan deskripsi perlu
mengamati dengan tajam dengan cara memanfaatkan semua pancaindera yang
dimiliki.
Ada berbagai cara menuliskan deskripsi dan perbedaan-perbedaan ini
timbul karena pada dasarnya tidak ada dua orang manusia yang mempunyai
pengamatan sama, dan lagi pula tujuan pengamatan itu pun berbeda-beda pula.
Secara garis besar macam-macam bentuk deskripsi dibedakan dua macam saja,
yaitu deskripsi ekspositoris dan deskripsi impresionistis.
1. Deskripsi Ekspositoris
Deskripsi ekspositoris adalah yang sangat logis, yang isinya biasanya
merupakan daftar rincian, semuanya atau yang menurut penulisnya hal yang

26
Ismail Marahimin, Menulis Secara Populer, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2001), Cet. Ke-3,
h. 45.
26

penting-penting saja, yang disusun menurut sistem dan urutan-urutan logis objek
yang diamati itu.
Setiap benda, setiap tempat, setiap suasana tentu mempunyai urutan-urutan
sendiri. Misalnya jika kita mendeskripsikan rangakain kereta api, maka urutan
logisnya pastilah dari depan, lokomotifnya, ke belakang, gerbong-gerbong yang
mengekori lokomotif tadi. Jika kita mengembangkan pengamatan atau observasi
kita menurut ruang, artinya dari satu ruang atau ke ruang atau sisi lainnya, maka
deskripsi ini dikatan sebgai deskripsi dengan pengembangan ruang atau spasi. Jika
kita mendeskripsikan suatu proses, cara menanak nasi misalnya, maka dengan
sendirinya harus mengikuti tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan, kita
mengembangkan deskripsi bentuk lain yang kita namakan pengembangan waktu.
2. Deskripsi Impresionistis
Deskripsi impresonistis bisa juga disebut deskripsi stimulatif, adalah untuk
menggambarkan impresi penulisnya, atau untuk menstimulir pembacanya.
Berbeda dengan deskripsi ekspositori yang biasanya hanya terikat pada objek dan
proses yang dideskripsikannya. Deskripsi impresionistis ini lebih menekankan
impresi atau kesan penulisnya ketika melakukan observasi.
Deskripsi ekspositoris memakai urutan logika atau urutan-urutan peristiwa
objek yang dideskripsikan itu, maka dalam deskripsi impresionistis urutan-urutan
yang dipakai adalah menurut kuat lemahnya kesan penulis terhadap bagian-bagian
objek itu. Seseorang yang mendeskripsikan kamar asrama tempat temannya
tinggal dan bermaksud menonjolkan kejorokan yang dilihatnya di sana mulai
dengan bau yang diciumnya lalu ke penglihatan yaitu apa yang dilihatnya di sana
kemudian beralih ke pencahayaan di dalam kamar. Urutan-urutan deskripsi
impresionistis bisa saja mulai dari yang kurang jorok berangsur-angsur ke yang
paling jorok, dan diakhiri dengan bau.27
Jakob Sumardjo dalam bukunya Catatan Kecil Menulis Cerpen
menjelaskan dua teknik sebuah karya fiksi (jenis karya fiksi menurut bahasan
beliau adalah cerpen) diceritakan kepada pembaca, yaitu menggunakan teknik
naratif dan teknik dramatik. Teknik naratif berpusat pada si pencerita semua

27
Ismail Marahimin, Ibid., h. 46—47.
27

peristiwa dikisahkan melalui mata si pencerita dengan teknik ini penulis ibarat
bercerita kepada pendengar, mula-mula begini, lalu begini dan akhirnya begini.
Mungkin pendengar cerita terpesona karena cara bercerita penulis memang
menarik. Teknik kedua adalah teknik dramatik, penulis cerita ibaratnya ingin
menceritakan sebuah peristiwa kepada pendengar-pendengarnya, tetapi bukan
melalui mulut si pencerita, peristiwa itu penulis cerita lukiskan dengan peragaan
drama, yaitu menghadirkan peristiwa dalam teknik tersebut.28 Penulis cerita
menciptakan kembali peristiwa di depan pendengar, efek yang tajam yang dapat
diberikan oleh pengarang adalah apabila teknik dramatik lebih diutamakan
daripada teknik naratif, dalam teknik naratif penulis cerita bercerita berdasarkan
persepsinya sendiri, teknik ini tak jarang dijumpai komentar cerita: ―dengan
perasaan sedih ia duduk lemas di kursi‖, atau ia tertawa karena bahagia‖,
pernyatan-pernyataan ―ia bahagia‖, ―Didit amat sedih‖ jelas kurang memberikan
kesan kepada pembaca, pembaca lebih banyak diminta untuk ―mendengarkan‖
daripada menyaksikan‖. Sedangkan teknik dramatik tugas pengarang adalah
menyajikan gambaran-gambaran konkret tanpa komentar langsung dari
pengarang. Konkritisasi adegan dilakukan dengan melukiskan adegan-adegan
yang sebanyak mungkin terserap oleh indera pembaca. Teknik dramatik, pembaca
tidak hanya diajak melihat apa yang terjadi, tetapi dimana peristiwa itu terjadi
lengkap dengan letak, keadaan cahaya, bau-bauan yang ada di tempat kejadian.
Pada prinsipnya teknik dramatik adalah melukiskan peristiwa seperti apa
adanya, pembaca diminta menyaksikan sendiri, seperti kita menghadapi peristiwa
dalam panggung teater, seperti kita diajak menonton film, pembaca bisa melihat,
mendengar, membau, meraba apa yang terjadi, pembaca tidak dibiarkan hanya
mendengarkan apa yang kita ceritakan. Keunikan penggambaran watak, tempat
kejadian cerita, suasana yang dilakukan dengan teknik dramatik lebih mencekam
ingatan pembacanya. Tugas sastrawan bukan ―bercerita‖ belaka, melainkan

28
Jakob Sumardjo, Catatan Kecil tentang Menulis Cerpen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar
2007), Cet. ke-4, h.150.
28

mengidupkan ceritanya seperti aktor bermain di panggung, bagaimana membuat


pembaca melihat, mendengar, merasakan, membaui, itulah yang penting.
b. Dialog
Dialog adalah percakapan di antara tokoh-tokoh dalam narasi, ada narasi
atau cerita yang penuh dengan dialog, jalan cerita, karakteristik tokoh, konflik dan
sebagainya, kita ketahui melaui dialog-dialog. Dalam pengungkapan bahasa
percakapan, seolah-olah pengarang membiarkan pembaca untuk melihat dan
mendengar sendiri kata-kata seorang tokoh, percakapan antartokoh, bagaimana
wujud kata-katanya dan apa isi percakapan atau dialognya.29
Gaya dialog dapat memberikan kesan realistis, sungguh-sungguh dan
memberikan penekanan terhadap cerita atau kejadian yang dituturkan dengan
gaya narasi. Ada ungkapan-ungkapan perasaan yang tajam rasanya dan lebih
dalam maknanya jika diucapkan dengan dialog, dibandingkan jika hanya
diceritakan narator saja. Dialog juga dapat mengemban tugas memberikan warna
lokal, penulis yang baik dalam membuat dialog adalah hendaknya dijaga
konsistensi masing-masing tokoh. Seseorang biasanya menggunakan bahasa yang
sama untuk suasana yang sama, yang khas pada orang itu. Ini harus dipelihara,
harus memperhatikan laras bahasa yang dibergunakan di dalam dialog. Pakailah
bahasa lisan yang lazim untuk tempat dan waktu berlakunya cerita menurut laras
yang sesuai.
Penuturan bentuk dialog tidak mungkin hadir tanpa disertai dengan narasi
atau deskripsi. Sebaliknya, bentuk narasi atau deskripsi dapat hadir tanpa dialog,
walau mungkin terasa dipaksakan, misalnya sebuah cerita yang relatif pendek.
Percakapan yang terjadi baru akan efektif jika telah jelas konteks berlangsungnya
sebuah penuturan, misalnya yang menyangkut masalah: di mana, kapan,
antarsiapa, masalah apa, dalam situasi apa, situasi bagaimana dan sebagainya.
Sebuah percakapan yang hadir dalam kalimat pertama sebuah novel,
bahkan di awal bab-bab sebuah novel, tidak akan begitu saja dapat dipahami
pembaca sebelum mereka mengetahui konteks situasinya, dan hal itu baru
diceritakan pada kalimat-kalimat berikutnya yang biasanya berbentuk narasi.

29
Ismail Marahimin, Op.Cit., h. 104.
29

Dengan mengetahui konteks situasi pembicaraan, pembaca pun dapat


mempertimbangkan apakah sebuah percakapan itu efektif, hidup, segar, wajar,
atau bahkan sebaliknya. Dengan demikian bentuk deskripsi atau narasi dan dialog
saling mendukung dan menghidupkan karya fiksi bentuk novel maupun cerpen.

H. Jenis-Jenis Novel
Novel dilihat dari segi mutu dibedakan atas novel populer dan novel literer
atau novel serius. Murphy menggolongkan novel atas novel horor, novel absurd,
novel picisan. Berikut ini penjelasan novel-novel tersebut:
1. Novel populer
Novel populer merupakan jenis sastra populer yang menyuguhkan
problema kehidupan yang berkisah pada cinta asmara yang bertujuan menghibur.
Novel jenis ini populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya
pembaca dikalangan remaja. Ia menampilkan masalah-masalah yang aktual dan
selalu menzaman, namun hanya sampai pada tingkat permukaan. Novel populer
tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara lebih intens, tidak berusaha
meresapi hakikat kehidupan. Sebab, jika demikian halnya, novel populer akan
menjadi berat, dan berubah menjadi novel serius dan boleh jadi akan ditinggalkan
pembacanya. Biasanya novel populer bersifat sementara, cepat ketinggalan
zaman, dan tidak memaksa orang lain untuk membacanya lagi, biasanya cepat
dilupakan orang, apalagi muncul novel-novel baru yang lebih populer pada masa
sesudahnya.
Novel populer lebih mudah dibaca dan lebih mudah dinikmati karena ia
memang semata-mata menyampaikan cerita. Masalah yang diceritakan pun
ringan-ringan, tetapi aktual dan menarik. Kisah percintaan antara pria tampan
dengan wanita cantik secara umum cukup menarik, mampu membuai pembaca
remaja yang memang sedang mengalami masa peka. Novel populer lebih
mengejar selera pembaca, komersil, ia tidak akan menceritakan sesuatu yang
bersifat serius hal itu akan berkurang jumlah penggemarnya. Oleh karena itu, agar
cerita mudah dipahami, plot segaja dibuat lancar dan sederhana. Perwatakan tokoh
tidak berkembang. Sebagaimana dikatakan oleh sapardi Djoko Damono, tokoh-
30

tokoh adalah tokoh yang tidak berkembang kejiwaannya dari awal hingga akhir
cerita. Berbagai unsur cerita seperti plot, tema, karakter, latar, dan lain-lain
biasanya bersifat stereotip, tidak mengutamakan adanya unsur-unsur
pembaharuan. Hal demikian, memang mempermudah pembaca semata-mata
mencari hiburan belaka.30 Contoh novel jenis ini adalah Karmila, Badai Pasti
Berlalu (Marga T), Cintaku di Kampus Biru, Kugapai Cintamu (Ashadi Siregar),
dan novel-novel karya Mira W.
2. Novel Serius/Literer
Novel literer adalah novel bermutu sastra, novel literer menyajikan
persoalan-persoalan kehidupan manusia secara serius. Di samping memberikan
hiburan, novel serius juga terimplisit tujuan memberikan pengalaman berharga
kepada pembaca, atau paling tidak mengajak meresapi dan merenungkan secara
lebih sungguh-sungguh tentang permasalahan yang dikemukakan. Masalah
percintaan banyak juga diangkat ke dalam novel serius. Namun, ia bukan satu-
satunya masalah yang penting dan menarik untuk diungkap. Masalah kehidupan
amat kompleks, bukan sekedar cinta asmara, melainkan juga hubungan sosial,
ketuhanan, maut, takut, cemas, dan bahkan masalah cinta itu pun dapat ditujukan
terhadap berbagai hal, misalnya cinta kepada orang tua, saudara, tanah air dan
lain-lain. Masalah percintaan (asmara) dalam karya fiksi memang tampak penting,
terutama untuk memperlancar cerita. Namun, barangkali, masalah pokok yang
ingin diugkap pengarang justru di luar percintaan itu sendiri.
Novel serius biasanya berusaha mengungkapkan sesuatu yang baru dengan
cara pengucapan yang baru pula. Singkatnya: unsur kebaruan diutamakan. Dalam
novel serius tidak akan terjadi sesuatu yang bersifat stereotip, atau paling tidak
pengarang menghindarinya. Novel serius mengambil realitas kehidupan ini
sebagai model, kemudian menciptakan sebuah ―dunia-baru‖ lewat penampilan
cerita dan tokoh-tokoh dalam situasi yang khusus. Contoh novel serius adalah
Belenngu (Armijn Pane), Hariamau-Harimau (Muchtar Lubis), Pada Sebuah
Kapal (N.H Dini).

30
Burhan Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 18—20.
31

3. Novel Picisan
Novel picisan isinya cenderung mengeksploitasi selera dengan suguhan
cerita yang mengisahkan cinta asmara yang menjurus ke pornografi. Novel ini
mempunyai ciri-ciri bertemakan cinta asmara yang berselera rendah, ceritanya
cenderung cabul, alurnya datar (arogresif), jalan ceritanya ringan dan mudah
diikuti pembaca, menggunakan bahasa yang aktual, bertujuan komersil. Novel-
novel karya Abdullah Harahap dan Motinggo Busye digolongkan ke dalam novel
picisan.
4. Novel Absurd
Novel absurd merupakan sejenis fiksi yang ceritanya menyimpang dari
logika biasa, irrasional, realitas bercampur angan-angan dan mimpi, dan
surrealism. Tokoh-tokoh ceritanya ―anti tokoh‖ seperti orang mati bisa hidup
kembali, mayat dapat berbicara dan lain-lain. Contoh novel Sobar (karya Putu
Wijaya) yang mengisahkan dua orang sahabat yang berkelahi. Salah seorang
membunuh temannya, tetapi yang terkapar mayatnya sendiri.
5. Novel Horor
Novel horor (Gothic Fiction) merupakan cerita yang melukiskan kejadian-
kejadian yang bersifat horor, seperti drakula penghisap darah, hantu-hantu
gentayangan, kuburan keramat, dan berbagai keajaiban supranatural yang berbaur
dengan kekerasan, kekejaman, kekacauan, dan kematian.31

31
Widjojo dan Endang Hidayat, Op. Cit., h. 44.
BAB III

BIOGRAFI PENULIS
DAN SINOPSIS NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH

A. Biografi Habiburrahman El Shirazy


Habiburrahman El Shirazy adalah anak pasangan K.H. Soerozi Noor dan Hj.
Siti Khadijah, lahir di Semarang tanggal 30 September 1976, beliau memiliki
panggilan akrab kang Abik, Kang Abik adalah anak sulung dari enam bersaudara
yang juga tulang punggung keluarga yaitu sejak kecil beliau telah belajar hidup
sederhana.
Kang Abik memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah 1
Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen,
Demak di bawah asuhan K.H. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia
merantau ke kota Budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program
Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu melanjutkan
pengembaraan intelektualnya ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas
Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate
Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies di Kairo yang didirikan
oleh Imam Al-Baiquri.
Kang Abik tidak hanya piawai merangkai kata dalam bentuk tulisan, ia pun
jago berdakwah lewat lisannya. Maka undangan untuk mengisi pengajian pun
makin sering datang kepadanya. Ada yang mengundangnya semata-mata untuk
mengisi pengajian, ada juga panitia yang sengaja menyelipkan jadwal ceramah di
tengah-tengah acara bedah buku dan talkshow.
Prestasi yang pernah diaraih kang Abik di antaranya, semasa di SLTA
pernah menulis teatrikal puisi berjudul “Dzikir Dajjal” sekaligus menyutradarai
pementasannya bersama Teater Mbambung di Gedung Seni Wayang Orang
Sriwedari Surakarta (1994). Pernah meraih Juara II lomba menulis artikel se-
MAN I Surakarta (1994). Pernah menjadi pemenang I dalam lomba baca puisi
religius tingkat SLTA se-Jateng (diadakan oleh panitia Book Fair’94 dan ICMI

32
33

Orwil Jateng di Semarang, 1994). Pemenang I lomba pidato tingkat remaja se-eks
Keresidenan Surakarta (diadakan oleh Jamaah Masjid Nurul Huda, UNS
Surakarta, 1994). Ia juga pemenang pertama lomba pidato bahasa Arab se-Jateng
dan DIY yang diadakan oleh UMS Surakarta (1994). Meraih Juara I lomba baca
puisi Arab tingkat Nasional yang diadakan oleh IMABA UGM Jogjakarta (1994).
Pernah mengudara di radio JPI Surakarta selama satu tahun (1994-1995) mengisi
acara Syharil Quran setiap Jumat pagi. Pernah menjadi pemenang terbaik ke-5
dalam lomba KIR tingkat SLTA se-Jateng yang diadakan oleh Kanwil P dan K
Jateng (1995) dengan judul tulisan “Analisis Dampak Film Laga Terhadap
Kepribadian Remaja”. Beberapa penghargaan bergengsi lain berhasil diraihnya
antara lain, Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005 dan IBF
Award 2006.
Selama di Kairo, ia telah menghasilkan beberapa naskah drama dan
menyutradarainya, di antaranya: Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana
(gubahan atas karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul ‘Alim Wa Thaghiyyah,
2000), Darah Syuhada (2000). Tulisannya berjudul, Membaca Insanniyah al
Islam dimuat dalam buku Wacana Islam Universal (diterbitkan oleh Kelompok
Kajian MISYKATI Kairo, 1998). Berkesempatan menjadi Ketua TIM Kodifikasi
dan Editor Antologi Puisi Negeri Seribu Menara “Nafas Peradaban” (diterbitkan
oleh ICMI Orsat Kairo, 2000).
Beberapa karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (GIP,
2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005),
Rihlah ilallah (Era Intermedia, 2004), dan lain-lain. Cerpen-cerpennya dimuat
dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA,
2002), Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004), dan lain-lain. Beberapa
tulisannya pernah menghiasi Republika, Annida, Jurnal Sastra dan Budaya
Kinanah, Jurnal Justisia, dan lain-lain.1

1
Habiburrahman El Shirazy, Ketika Cinta Bertasih 1, (Jakarta: Republika, 2007),
Cet. Ke-8, h. 475—476.
34

beberapa karya populer yang telah terbit antara lain:


1. Ketika Cinta Berbuah Surga (MQS Publishing, 2005)
2. Pudarnya Pesona Cleopatra (Republika, 2005)
3. Ayat-Ayat Cinta (Republika-Basmala, 2004)
4. Di atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004)
5. Ketika Cinta Bertasbih 1 (Republika-Basmala, 2007)
6. Ketika Cinta Bertasbih 2 (Republika-Basmala, 2007)
7. Dalam Mihrab Cinta (Republika-Basmala, 2007)
8. Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari
Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem.
Menurut Prof. Laode M. Kamaluddin, Ph.D dalam prolognya pada novel
Ketika Cinta Bertasbih, pada karya-karya kang Abik yang telah diterbitkan
hampir menampilkan tokoh-tokoh yang berperilaku suci dalam keseharian bahkan
seperti malaikat, pada zaman sekarang ini hal tersebut dianggap aneh, langka, atau
bahkan disebut sok suci. Hal inilah yang menjadi kelebihan kang Abik yang
berbeda dengan karya-karya sastra sekuler yang dominan menyajikan nalar
liberal. Sehingga karya-karya kang Abik mengajarkan dan mengajak kebaikan
kepada pembaca khusunya bagi para pemuda sebagai penerus bangsa.
Perbedaan novel Ketika Cinta Bertasbih dengan novel-novel lain karya kang
Abik adalah novel ini menampilkan tokoh utama, yaitu Azzam sebagai penuntut
ilmu (santri salaf) di bumi para nabi (Kairo—Mesir) yang metropolis yang sadar
dan memiliki jiwa pembisnis (enterpreneurship) yang jarang ditemukan pada
novel-novel lain, bisa dikatakan novel ini berbasis enterpreneurship. Berbeda
dengan novel sebelumnya, yaitu Ayat-Ayat Cinta yang menggambarkan tokoh
Fahri seorang santri salaf yang haus ilmu. Tokoh Azzam adalah tokoh yang apa
adanya menjalani dan menerima takdir yang diberikan Allah untuknya, dalam
kondisi sesulit apapun dia tidak mau menyalahkan siapa-siapa, tetap semangat dan
tegar, sehingga mengajarkan dan menyadarkan pembaca bahwa segala sesuatu
dapat kita lalui, sulit sekalipun asal kita tetap berusaha dan tidak mudah
menyerah.
35

B. Sinopsis Novel Ketika Cinta Bertasbih


Abdullah Khairul Azzam – 28 tahun- pemuda tampan dan cerdas dari
sebuah desa di Jawa Tengah. Dari kecil, Azzam sudah terlihat sebagai anak yang
sangat baik budi pekertinya. Atas usahanya yang gigih dia berhasil memperoleh
beasiswa untuk belajar di Al Azhar Mesir selepas menamatkan Aliyah di desanya.
Baru setahun di Kairo dan menjadi mahasiswa berprestasi peraih predikat Jayyid
Jiddan (Lulus dengan Sempurna), ayahnya meninggal dunia. Sebagai anak tertua
Azzam mau tidak mau harus bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya,
dikarenakan adiknya masih kecil-kecil. Sementara itu, dia sendiri harus
menyelesaikan studinya di Negara orang. Akhirnya dia mulai membagi waktu
untuk belajar dan mencari nafkah. Ia mulai membuat tempe dan bakso yang ia
pasarkan di lingkungan KBRI di Kairo. Berkat keahlian dan keuletannya dalam
memasak, Azzam menjadi populer dan dekat dengan kalangan staf KBRI di
Kairo. Tetapi hal itu berimbas pada kuliah Azzam, sudah 9 tahun berlalu, ia belum
juga menyelesaikan kuliahnya. Seringnya Azzam mendapatkan tugas membuat
masakan di KBRI Kairo mempertemukan ia dengan Putri Duta Besar, Eliana
Pramesthi Alam. Eliana adalah lulusan EHESS Prancis yang melanjutkan S-2 nya
di American University in Cairo. Selain cerdas, Eliana juga terkenal di kalangan
mahasiswa karena kecantikannya. Segudang prestasi dan juga kecantikan Eliana
membuat Azzam menaruh hati pada Eliana. Tetapi Azzam urung menjalin
hubungan lebih dekat dengan Eliana, karena selain sifat dan kehidupannya yang
sedikit bertolak belakang dengan Azzam, juga karena nasihat dari Pak Ali, supir
KBRI yang sangat dekat dengan keluarga Eliana. Apa yang dikatakan Pak Ali
cukup terngiang-ngiang di benaknya, bahwa ada seorang gadis yang lebih cocok
untuk Azzam. Azzam disarankan untuk segera melamar seorang mahasiswa cantik
yang tak kalah cerdasnya dengan Eliana. Dia bernama Anna Althafunnisa, S-1
dari Kuliyyatul Banaat di Alexandria dan sedang mengambil S-2 di Kuliyyatul
Banaat Al Azhar–Kairo. Menurut Pak Ali, kelebihan Anna dari Eliana adalah
bahwa Anna memakai jilbab dan sholehah, bapaknya seorang kyai pesantren
bernama Kyai Luthfi Hakim.
36

Ada keinginan Khairul Azzam untuk melamar Anna walaupun ia belum


pernah bertemu atau melihat Anna. Karena tidak punya biaya untuk pulang ke
Indonesia, Pak Ali menyarankan supaya melamar lewat pamannya yang ada di
Kairo, yaitu Ustadz Mujab, Azzam sudah sangat mengenal ustadz itu. Dengan
niat penuh dia pun datang ke Ustadz Mujab untuk mengkhitbah Anna
Althafunnisa. Tapi ternyata lamaran itu ditolak atas dasar status. Karena S-1
Azzam yang tidak juga selesai, dan lebih dikenal seorang penjual tempe dan
bakso. Selain itu, Anna telah dikhitbah lebih dulu oleh Furqon, sahabat Azzam
yang juga mahasiswa dari keluarga kaya yang juga cerdas dan dalam waktu dekat
akan menyelesaikan S-2 nya. Azzam bisa menerima alasan itu, meskipun hatinya
cukup perih, tetapi kemudian Furqon mendapat musibah yang sangat
menghancurkan harapan-harapan hidupnya. Hal tersebut membuatnya
menghadapi dilema antara ia harus tetap menikahi Anna yang telah dikhitbahnya,
tetapi itu juga sekaligus akan dapat menghancurkan hidup Anna.
Sementara itu Ayyatul Husna, adik Azzam yang sering mengirim berita
dari kampung, membawa kabar yang cukup meringankan hati Azzam. Agar
Azzam tidak perlu lagi mengirim uang ke kampung dan lebih berkonsentrasi
menyelesaikan kuliahnya. Karena selain Husna telah lulus kuliah di UNS, ia juga
sudah bekerja sebagai Psikolog. Keahlian Husna dalam menulis sudah
membuahkan hasil. Penghasilan Husna cukup dapat membiayai kebutuhan
adiknya yang mengambil program D-3, serta adik bungsunya yang bernama Sarah
yang masih mondok di Pesantren. Azzam yang sudah sangat rindu dengan
keluarganya memutuskan untuk serius dalam belajar, hingga akhirnya berhasil
lulus. Azzam pun menepati janjinya ke keluarganya untuk kembali ke kampung
dan segera mencari jodoh di sana, memenuhi amanat ibunya. Walaupun
sebenarnya masih terbersit sedikit harapan untuk tetap mendapatkan hati Anna.
Novel kedua diawali dengan lulusnya Azzam dari Universitas Al-Azhar dan
pulang ke Indonesia. Akan tetapi, nasib baik belum mendatanginya. Azzam belum
mendapatkan pekerjaan. Akhirnya Azzam memilih membangun usaha dengan
berwiraswasta dengan berjualan bakso yang diberi nama "Bakso Cinta". Karena
mempunyai pengalaman usaha di Mesir sewaktu kuliah, dia menekuni pekerjaan
37

itu. Seiring waktu berjalan, ada hal yang membuat Azzam sering bingung dengan
pertanyaan ibunya. Tentang kapan Azzam akan menikah. Saat ini hatinya sedang
berpihak wanita yang bernama Anna Althafunnisa. Akan tetapi wanita tersebut
telah dilamar oleh sahabatnya sendiri yakni Furqon. Azzam diperkenalkan oleh
sorang gadis yang bernama Vivi dan sempat melakukan pertunangan, sebelum
acara pernikahan mereka berlangsung, Azzam beserta ibunya mendapatkan
musibah kecelakaan yang mengakibatkan Azzam harus kehilangan Ibu tercintanya
selama-lamanya. Azzam sendiri luka parah sehingga acara pernikahannya dengan
Vivi ditunda sampai Azzam sembuh, tidak lama kemudian Azzam mendapatkan
surat dari Vivi bahwa Vivi telah menikah dengan pria pilihan orangtuanya.
Cerita berlanjut kepada Furqon, sampai akhirnya Furqon mengakui bahwa
dirinya terkena suatu penyakit, Furqon dan Anna sepakat untuk bercerai.
Beberapa hari kemudian Azzam menemui dan meminta kyai yang tidak lain
adalah ayah Anna sendiri untuk mencarikan jodoh untuknya. Kyai tersebut sempat
menolak karena beliau tidak sanggup sebab anak gadisnya sendiri sudah gagal
dalam berumah tangga, tetapi kyai tersebut akhirnya menceritakan tentang
seorang wanita yang tidak lain anaknya sendiri, yaitu Anna Althafunnisa.
Akhirnya Anna pun dilamar dan dinikahi Azzam pada hari itu juga. Kisah ini
berakhir menjadi cerita yang bahagia, mereka berdua pun menjadi pasangan yang
amat serasi.
BAB IV
ANALISIS DATA

Pada bab IV ini membahas mengenai wujud campur kode dan fungsi
campur kode novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.
Menurut penggunaannya campur kode pada novel ini dibedakan atas campur kode
deskripsi dan campur kode bentuk dialog. Campur kode deskripsi adalah campur
kode yang dilakukan penulis novel dalam menyampaikan cerita, bertujuan
menggambarkan latar, peristiwa maupun keadaan tokoh kepada pembaca,
sedangkan campur kode bentuk dialog, yaitu campur kode yang menyajikan
percakapan atau dialog tokoh/antartokoh, bertujuan untuk membuat cerita menjadi
lebih hidup dan mempertajam warna lokal tokoh-tokoh saat percakapan
antartokoh berlangsung. Campur kode deskripsi dan campur kode bentuk dialog
terjadi, baik pada novel pertama dari episode 1—30 maupun pada novel kedua
dari episode 1—29.
Unsur-unsur kebahasaan yang terdapat pada novel Ketika Cinta Bertasbih
karya Habiburrahman El Shirazy terdiri dari kata, frasa, klausa, baster, kata ulang,
dan idiom atau ungkapan. Berikut campur kode novel Ketika Cinta Bertasbih
karya Habiburrahman El Shirazy.
Tabel 1
A. Wujud Campur Kode berbentuk Kata
No. Teks Analisis
1 ―Aku salut lho ada mahasiswa Peristiwa di samping adalah
mandiri seperti Mas insinyur‖. peristiwa campur kode kata bentuk dialog
Puji Eliana. yang dilakukan oleh tokoh Eliana,
(HBE, KCB1: 38) masuknya unsur bahasa Jawa ‗mas‘ ke
dalam tuturan bahasa Indonesia, fungsi
campur kode tersebut adalah penutur
(Eliana) menghormati lawan tuturnya
(Azzam).

38
39

2 ―Mbak Eliana sudah Shalat?‖ Peristiwa di samping adalah


tanya Azzam pelan. peristiwa campur kode kata bentuk dialog
(HBE, KCB1: 46) yang dilakukan oleh tokoh Azzam,
masuknya unsur bahasa Jawa ‗mbak‘ ke
dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi
campur kode tersebut adalah penutur
(Azzam) menghormati lawan tuturnya
(Eliana).
3 ―Mas insinyur, tolong ya? Peristiwa di samping adalah
Please, ya?‖ Kata Eliana peristiwa campur kode kata bentuk dialog
dengan nada memelas. yang dilakukan oleh tokoh Eliana,
(HBE, KCB1: 49) masuknya unsur bahasa Inggris ‗please‘
ke dalam tuturan bahasa Indonesia yang
berarti ‗mohon‘. Fungsi campur kode
tersebut penutur (Eliana) mempertegas
sesuatu (permintaan) agar lawan tutur
(Azzam) mau menolongnya.
4 ―Sungguh, aku merasa sangat Peristiwa di samping adalah
terhormat menerima surprise peristiwa campur kode kata bentuk dialog
ini‖ sahut Pak Juneidi. yang dilakukan oleh tokoh Pak Juneidi,
(HBE, KCB1: 60) masuknya unsur bahasa Inggris ‗surprise‘
ke dalam tuturan bahasa Indonesia, yang
berarti ‗kejutan‘. Fungsi campur kode
tersebut penutur (Pak Juneidi) mencari
jalan termudah menyampaikan maksud.
5 ―Ayo kita pulu‟an pakai tangan Peristiwa di samping adalah
saja rasanya lebih nikmat‖ kata peristiwa campur kode kata bentuk dialog
Pak Alam. yang dilakukan oleh tokoh Pak Alam,
(HBE, KCB1: 60) masuknya unsur bahasa Jawa ‗Pulu‘an‘
ke dalam tuturan bahasa Indonesia, yang
40

bermakana ‗makan menggunakan tangan


tanpa sendok‘. Fungsi campur kode
tersebut penutur (Pak Alam) mencari
jalan termudah menyampaikan maksud
kepada mitra tuturnya (Pak Juneidi).
6 Azzam: ―apa? Ciuman spesial? Peristiwa di samping adalah
Eliana: ―yes”. peristiwa campur kode kata bentuk dialog
Azzam: Ciuman spesialnya yang dilakukan tokoh Eliana, masuknya
Mbak Eliana itu unsur bahasa Inggris ‗yes‘ yang berarti
ciuman yang ‗ya‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
bagaimna? Fungsi campur kode tersebut adalah
(HBE, KCB1: 67) penutur (Eliana) menunjukkan
keterpelajaran di depan lawan tuturnya
(Azzam).
7 Eliana: Peristiwa di samping adalah
―Benar, sungguh! Tapi Mas peristiwa campur kode kata bentuk dialog
Khaerul keburu pulang sih, jadi yang dilakukan oleh tokoh Eliana,
sorry dech, ya‖. masuknya unsur bahasa Inggris ‗sorry‘ ke
(HBE, KCB1: 67) dalam tuturan bahasa Indonesia yang
berarti ‗maaf‘. Fungsi campur kode
tersebut adalah penutur (Eliana)
menunjukkan keakraban dalam situasi
santai kepada lawan tutur (azzam).
8 Telpon berdering sampai Peristiwa di samping adalah
akhirnya mati sendiri. Ia tak peristiwa campur kode kata bentuk
perlu mengangkatnya, toh jika deskripsi, masuknya unsur bahasa Jawa
umur masih panjang besok bisa ‗toh‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
bertemu. Fungsi campur kode tersebut pengisi dan
(HBE, KCB1: 68) penyambung dalam kalimat.
41

9 Geram Eliana: ―Dasar pemuda Peristiwa di samping adalah


kampungan kolot! Konservatif! peristiwa campur kode kata bentuk dialog
Pemuda bahlul bin tolol! Awas yang dilakukan oleh tokoh Eliana,
nanti ya!‖ masuknya unsur bahasa Arab ‗bahlul‘ ke
(HBE, KCB1: 69) dalam tuturan bahasa Indonesia, yang
berarti ‗bodoh‘. Fungsi campur kode
tersebut mempertegas sesuatu (amarah)
penutur (Eliana) atas sikap Azzam
kepadanya.
10 Azzam shalat Tahiyatul Masjid. Peristiwa di samping adalah
Lalu shalat Qobliyah subuh. peristiwa campur kode kata bentuk
(HBE, KCB1: 75) deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
‗qobliyah ke dalam teks bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
kebutuhan kosakata yaitu pengarang
menyebutkan nama shalat sunah yang
biasa diketahui dan dilakukan umat Islam
sebelum melaksanakan shalat wajib.
11 hati dan pikirannya terbetot Peristiwa di samping termasuk
dalam tadabbur yang dalam. campur kode kata bentuk deskripsi,
(HBE, KCB1: 75) masuknya unsur bahasa Arab ke dalam
teks bahasa Indonesia, yang berarti
‗renungan‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah menunjukkan keterpelajaran
pengarang yang mampu berbahasa Arab,
sehingga menimbulkan efek yang
mendalam untuk pembaca
12 Azzam: ―Saya kan cuma bilang Peristiwa di samping termasuk
katanya tho Pak. Katanya kan campur kode kata bentuk dialog yang
bisa benar, bisa tidak‖ (HBE, dilakukan oleh tokoh Azzam, masuknya
42

KCB1: 78) unsur bahasa Jawa ke dalam tuturan


bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
tersebut adalah menunjukkan identitas
bahwa si penutur (Azzam) ber-BI1 yaitu
asli berasal dari Jawa.
13 Pak Ali: ―Bahkan ia sudah Peristiwa di samping termasuk
cerita di website pribadinya‖ campur kode kata bentuk dialog yang
(HBE, KCB1: 81) dilakukan oleh tokoh Pak Ali, masuknya
unsur bahasa Inggris ke dalam tuturan
bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
tersebut adalah kebutuhan kosakata
karena bahasa tersebut sudah biasa
digunakan dan tidak ada padanan kata
yang sesuai dalam bahasa Indonesia.
14 Pak Ahmad: ―Menggantikan Peristiwa di samping termasuk
pekerjaan Almarhum suami campur kode kata bentuk dialog yang
janda itu. Yaitu cleaning dilakukan oleh tokoh Pak Ahmad,
service merangkap sopir KBRI. masuknya unsur bahasa Arab ‗almarhum‘
Bagaimana Li, kamu mau?‖ ke dalam tuturan bahasa Indonesia, yang
(HBE, KCB1: 87) berarti ‗yang dirahmati Allah‘. Fungsi
campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata, ‗almarhum‘ biasanya untuk
menyebutkan orang Islam yang telah
meninggal.
15 Pak Ali: …dan Anna lebih Peristiwa di samping adalah campur
memilih menutup diri dari kode kata, bentuk dialog yang dilakukan
kegiatan-kegiatan bersifat oleh tokoh Pak Ali, masuknya unsur
glamour‖ bahasa Inggris ‗glamour‘ yang berarti
(HBE, KCB1: 91) ‗daya tarik‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
43

adalah memudahkan menyampaikan


maksud kepada lawan tutur
16 Pak Ali: ―kenapa kamu jadi Peristiwa di samping adalah campur
inferior begitu…‖ kode kata, bentuk dialog yang dilakukan
(HBE, KCB1: 91) oleh tokoh Pak Ali, masuknya unsur
bahasa Inggris ‗inferior‘ ke dalam tuturan
bahasa Indonesia, yang berarti
‗rendahan‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah penutur (Pak Ali) memudahkan
menyampaikan maksud kepada lawan
tutur (Azzam).
17 Furqan mengajak Azzam Peristiwa di samping adalah
menemaninya makan roti peristiwa campur kode bentuk kata
Kibdah. bentuk deskripsi, ditandai dengan
(HBE, KCB1: 106) masuknya unsur bahasa Arab ‗Kibdah‘ ke
dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi
campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata, pengarang menyebutkan nama
makanan khas Mesir (roti yang berbentuk
panjang diisi hati sapi) yang tidak ada
padanan katanya dalam bahasa Indonesia.
18 Furqan: ―Aku akan cerita, tapi Peristiwa di samping adalah
janji jangan kaubocorkan peristiwa campur kode kata bentuk dialog
siapa-siapa. Masyi?” yang dilakukan oleh tokoh Furqan,
(HBE, KCB1: 107) masuknya unsur bahasa Arab ‗masyi‘
yang maknanya ‗setuju‘ ke dalam tuturan
bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
tersebut adalah penutur (Furqan)
menunjukkan keterpelajaran bahwa ia
sudah lama belajar di mesir mampu
44

berbahasa arab.
19 Furqan: ―Eliana aku lihat Peristiwa di samping adalah
sudah berusaha fair dan jujur‖. peristiwa campur kode kata bentuk dialog
(HBE, KCB1: 107) yang dilakukan tokoh Furqan, masuknya
unsur bahasa Inggris ‗fair‘ ke dalam
tuturan bahasa Indonesia, yang berarti
‗terang-terangan. Fungsi campur kode
tersebut penutur (Furqan) mencari jalan
termudah menyampaikan maksud tanpa
mengurangi maksud isi pembicaraan
kepada lawan tutur (Azzam).
20 Azzam: ―Ya sudah. Kalau Peristiwa di samping adalah campur
begitu istikharah saja‖. (HBE, kode kata bentuk dialog yang dilakukan
KCB1: 109) tokoh Azzam, masuknya unsur bahasa
Arab ‗istikharah‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, kata tersebut
sudah umum digunakan umat islam
sehingga orang lebih mengerti maksud
dan maknanya dengan sendirinya.
21 Azzam: ―…dalam buku-buku Peristiwa di samping adalah campur
fikih pelajaran pertama pasti kode kata bentuk dialog yang dilakukan
tentang thaharah. Tentang tokoh Azzam, masuknya unsur bahasa
bersuci‖. Arab ‗thaharah‘ ke dalam tuturan bahasa
(HBE, KCB1: 113) Indonesia, yang berarti ‗bersuci‘. Fungsi
campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata, kata tersebut sudah umum
digunakan umat islam sehingga orang
lebih mengerti maksud dan maknanya
dengan sendirinya.
45

22 Ustad Mujab: Peristiwa di samping adalah


―…ia menyelesaikan S1-nya di peristiwa campur kode kata bentuk dialog
Alexandria dengan predikat yang dilakukan oleh tokoh Ustad Mujab,
mumtaz‖ ditandai dengan masuknya unsur bahasa
(HBE, KCB1: 120) Arab ‗mumtaz‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia yang bermakna ‗istimewa‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata, penutur (ustad
Mujab) mengucapkan istilah kata yang
biasa digunakan untuk menyebutkan
prestasi akademik yang sangat bagus.
23 …ia mengajarinya belajar Peristiwa di samping adalah
membaca Al-Quran dengan peristiwa campur kode kata bentuk
Qiraati. deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 122) ‗Qiraati‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata, pengarang
menyebutkan kata yang biasa digunakan
dalam metode membaca Al-Quran.
24 Belasan orang tejaga Peristiwa di samping adalah
menikmati musim semi dengan peristiwa campur kode kata bentuk
minum kopi, menghisap shisha, deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
main kartu dan berbincang ‗shisha‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
tentang apa saja. Fungsi campur kode tersebut adalah
(HBE, KCB1: 124) kebutuhan kosakata, pengarang
menyebutkan benda hisap yang biasa
diguanakan di Mesir yang tidak ada
padanan kata dalam bahasa Indonesia.
46

25 …ia niatkan itu semua sebgai Peristiwa di samping adalah


ibadah dan rahmah yang tiada peristiwa campur kode kata bentuk
duanya. deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 125) ‗rahmah‘ yang bermakna ‗kasih sayang‘
ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi
campur kode tersebut adalah
menunjukkan keterpelajaran pengarang
yang mampu berbahasa Arab sehingga
menimbulkan efek tertentu pada kalimat
tersebut.
26 Hafez: Peristiwa di samping adalah
―Kang Azzam…Kang Azzam!‖ peristiwa campur kode kata bentuk dialog
(HBE, KCB1: 127) yang dilakukan oleh tokoh Hafez,
masuknya unsur bahasa jawa ‗kang‘ ke
dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi
campur kode tersebut adalah penutur
(Hafez) menghormati orang yang lebih
tua darinya yaitu si lawan tutur (Azzam).
27 Azzam: ―Aku tahu pasti berat Peristiwa di samping adalah
menanggung perasaan itu Fez, peristiwa campur kode kata bentuk dialog
tapi afwan, aku belum tidur, yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
aku harus istirahat. unsur bahasa Arab ‗afwan‘ ke dalam
(HBE, KCB1: 127) tuturan bahasa Indonesia yang berarti
‗maaf‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah penutur (Azzam) memperhalus
pernyataan kepada lawan tutur (Hafez)
yang juga mengerti bahasa Arab tersebut.
28 …Flat itu tergolong mewah. Peristiwa di samping adalah
Semua lantainya full karpet... peristiwa campur kode kata bentuk
(HBE, KCB1: 131) deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
47

‗full‘ ke dalam teks bahasa Indonesia


yang berarti ‗penuh‘. Fungsi campur kode
tersebut adalah keefesienan
menyampaikan maksud tanpa
mengurangi maksud dari isi pengarangan.
29 Usai shalat mereka zikir, Peristiwa di samping adalah
mengingat Allah Swt lalu peristiwa campur kode kata bentuk
membaca Al-Ma‟tsurat. deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 134) ‗Al-Ma‘tsurat‘ ke dalam teks bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, Al-Ma‘tsurat
adalah sebuah buku zikir pagi dan petang
yang biasa dibaca oleh umat Islam.
30 …musim semi yang sejuk, Peristiwa di samping adalah
matahari yang ramah, serta peristiwa campur kode kata bentuk
senyum Profesor Amani saat deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
memberinya ucapan selamat ‗barakah‘ ke dalam teks bahasa
dan doa barakah. Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
(HBE, KCB1: 143) adalah pengarang memudahkan
menyampaikan maksud untuk pembaca,
jika menggunakan padanan bahasa
Indonesia maka hasilnya kurang pas.
31 …akibatnya, jari si kecil Peristiwa di samping adalah
kepiris, darah mengalir dari peristiwa campur kode kata bentuk
jarinya… deskripsi, masuknya unsur bahasa jawa
(HBE, KCB1: 146) ‗kepiris‘ ke dalam teks bahasa Indonesia
yang bermakna ‗teriris‘. Fungsi campur
kode tersebut menunjukkan identitas
pengarang bahwa pengarang memang
berasal dari daerah jawa berbahasa ibu
48

yaitu bahasa jawa.


32 begitu menyeberang Tayaran Peristiwa di samping adalah
Steet, handphone-nya berbunyi peristiwa campur kode kata bentuk
ada SMS masuk. Ia deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
menghentikan langkahnya dan ‗handphone‘ ke dalam teks bahasa
melihat layar handphone… Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
(HBE, KCB1: 150) adalah kebutuhan kosakata, pengarang
menyebutkan benda umum yang biasa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga orang-orang mengerti maksud
dan maknanya dengan sendirinya.
33 …ia langsung istighfar dan Peristiwa di samping adalah
ber-ta‘awudz… peristiwa campur kode kata bentuk
(HBE, KCB1: 152) deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
‗istighfar‘ ke dalam teks bahasa
Indonesia yang berarti ‗mohon ampun‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata, pengarang
menyebutkan istilah umum yang biasa
digunakan umat Islam.
34 Dina kembali melihat layar Peristiwa di samping adalah
komputer sementara jari- peristiwa campur kode kata bentuk
jarinya menari di samping deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
keyboard dengan indahnya. ke dalam teks bahasa Indonesia yang
(HBE, KCB1: 154) bermakna ‗papan ketik‘ Fungsi campur
kode tersebut adalah kebutuhan kosakata
karena kata tersebut sudah umum dan
biasa digunakan.
35 Sampai di pintu kamar 819, Peristiwa di samping adalah campur
dengan mengucap basmalah kode kata bentuk deskripsi, masuknya
49

furqan membuka pintu dengan unsur bahasa Arab ‗basmalah‘ ke dalam


keycard-nya. teks bahasa Indonesia. Fungsi campur
(HBE, KCB1: 155) kode tersebut adalah kebutuhan kosakata,
pengarang menggunakan istilah umum
yang biasa di gunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
36 …data-data penting yang ia Peristiwa di samping adalah
telah simpan rapi dalam peristiwa campur kode kata bentuk
laptop… deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
(HBE, KCB1: 157) ‗laptop‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata karena kata tersebut
sudah umum digunakan dan tidak ada
padanan kata yang tepat dalam bahasa
Indonesia.
37 …bahasa ‗Amiyah Mesir jika Peristiwa di samping adalah
diucapkan oleh gadis Mesir peristiwa campur kode kata bentuk
memiliki sihir tersendiri. deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 159) ‗Amiyah‘ yang artinya bahasa informal ke
dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi
campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata pengarang menyebut nama
bahasa Mesir yang biasa digunakan
orang-orang mesir dan tidak ada padanan
kata dalam bahasa Indonesia.
38 …pasar tradisional Al Azhar, Peristiwa di samping adalah
serta Mustasyfa Husein berada peristiwa campur kode kata bentuk
di sebelah selatan jalan. deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 161) ‗mustasyfa‘ ke dalam teks bahasa
Indonesia yang bermakna ‗rumah sakit‘.
50

Fungsi campur kode tersebut adalah


pengarang menunjukkan
keterpelajarannya yaitu mampu berbahasa
Arab.
39 seorang duf‟ah berseragam Peristiwa di samping adalah
putih tersenyum padanya. peristiwa campur kode kata bentuk
(HBE, KCB1: 164) deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
‗duf‘ah‘ ke dalam teks bahasa Indonesia
yang bermakna ‗tentara wajib militer‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
pengarang mempermudah menyampaikan
maksud, jika menggunakan bahasa
Indonesia hasilnya kurang pas.
40 ia berjalan menuju tempat Peristiwa di samping adalah
penjualan muqarrar, atau peristiwa campur kode kata bentuk
diktat kuliah. deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 164) ‗muqarrar‘ ke dalam teks bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhn kosakata karena
penyebutan tersebut sudah biasa
digunakan oleh mahasiswa di Mesir.
41 ia tahu Ammu Shabir, penjaga Peristiwa di samping adalah
buku muqarrar sedang serius… peristiwa campur kode kata bentuk
(HBE, KCB1: 166) deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
‗ammu‘ ke dalam teks bahasa Indonesia
yang bermakna ‗paman‘ Fungsi campur
kode tersebut adalah pengarang
menerangkan bahwa si penutur (Azzam)
menghormati lawan tuturnya (Shabir)
seorang penjaga buku muqarrar yang
51

lebih tua usianya dengan si penutur


(Azzam).
42 Azzam: ―Hei, kamu tho Mif, Peristiwa di samping adalah
piye kabarmu? peristiwa campur kode kata bentuk dialog
Mifta: ―Alhamdulillah, baik- yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
baik saja Kang. unsur bahasa Jawa ‗piye‘ ke dalam
(HBE, KCB1: 172) tuturan bahasa Indonesia yang bermakana
‗bagaimana‘. Fungsi campur kode
tersebut adalah menunjukkan identitas
bahwa penutur (Azzam) dan lawan tutur
(Mifta) adalah sama-sama orang yang
berasal dari suku Jawa.
43 Azzam:‖…mau minta tahdid. Peristiwa di samping adalah
Aku janjian dengannya di peristiwa campur kode kata bentuk dialog
mushala‖ yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
(HBE, KCB1: 172) unsur bahasa Arab ‗tahdid‘ ke dalam
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
kode tersebut adalah kebutuhan kosakata
yaitu istilah yang biasa digunakan oleh
mahasiswa Mesir tentang pelajaran dan
sulit mencari padanan kata dalam bahasa
Indonesia.
44 ia akrab dengannya sejak Peristiwa di samping adalah
berkenalan dengannya di acara peristiwa campur kode kata bentuk
itikaf sepuluh hari terakhir deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
bulan Ramadhan. ‗itikaf‘ ke dalam teks bahasa Indonesia
(HBE, KCB1: 176) yang bermakna ‗berdiam diri di masjid‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata karena kata tersebut
sudah umum dan biasa digunakan dan
52

diketahui oleh umat Islam.


45 Azzam: ―Ada sedikit waktu Peristiwa di samping adalah
untuk bincang-bincang, Akhi peristiwa campur kode kata bentuk dialog
khaled?‖ yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
Khaled: ―Tentu saja dengan unsur bahasa Arab ‗akhi‘ yang bermakna
senang hati. Seluruh waktuku ‗saudaraku (laki-laki)‘ ke dalam tuturan
untukmu, Akhi” bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
(HBE, KCB1: 178) tersebut adalah penutur, baik Azzam
maupun Khaled saling menghormati satu
sama lain.
46 …inilah uniquiness yang Peristiwa di samping adalah
dimliki hasil produksinya. masing-masing peristiwa campur kode
Keunikan inilah yang menjadi kata bentuk deskripsi, masuknya unsur
47 positioning bisnisnya. bahasa Inggris ‗uniquiness‘ dan
(HBE, KCB1: 185) ‗positioning‘ ke dalam teks bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah pengarang mencari jalan termudah
menyanpaikan maksud kepada pembaca.
48 Anna : ―Syukran ya‖ Peristiwa di samping adalah
Azzam: ―Afwan, oya sampaikan peristiwa campur kode kata bentuk dialog
salam buat Hosan Ahmad yang dilakukan oleh tokoh Anna,
penjaga Daarut Tauzi. masuknya unsur bahasa Arab ‗syukran‘
(HBE, KCB1: 188) ke dalam tuturan bahasa Indonesia yang
bermakna ‗terima kasih‘. Fungsi campur
kode tersebut adalah penutur (Anna)
menunjukkan identitas bahwa ia dan
lawan tutur (Azzam) adalah mahasiswa
mesir yang mampu berbahasa Arab.
49 Ibrahim masih muda...ayahnya Peristiwa di samping adalah
tidak bisa lagi bekerja karena peristiwa campur kode kata bentuk
53

terkena stroke. deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris


(HBE, KCB1: 190) ‗Stroke‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata karena kata tersebut
sudah umum digunakan orang untuk
menyebutkan nama penyakit.
50 Azzam: ―Mm, maaf ukhti. Ada Peristiwa di samping adalah
apa ya? Ada yang bisa saya peristiwa campur kode kata bentuk dialog
bantu?‖ yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
Anna : ―Kami kena musibah. unsur bahasa Arab ‗ukhti‘ ke dalam
Dompet ukhti Erna ini tuturan bahasa Indonesia yang bermakna
dicopet… ‗saudaraku (perempuan)‘. Fungsi campur
(HBE, KCB1: 196) kode tersebut adalah penutur (Azzam)
menghormati lawan tutur (Anna) dengan
menyebutkan sapaan yang sopan
menggunakan bahasa Arab yang berarti
‗saudaraku‘.
51 …hanya ada Nanang yang Peristiwa di samping adalah
sedang duduk di depan peristiwa campur kode kata bentuk
komputer milik Fadhil. Kedua deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
telingannya ditutup dengan ‗earphone‘ ke dalam teks bahasa
earphone. Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
(HBE, KCB1: 206) adalah pengarang mencari jalan termudah
menyampaikan istilah benda untuk
pembaca. Jika menggunakan bahasa
Indonesia hasilnya kurang pas.
52 Nanang : ―Okay bos! Peristiwa di samping adalah
(HBE, KCB1: 206) peristiwa campur kode kata bentuk dialog
yang dilakukan tokoh Nanang, masuknya
unsur bahasa Inggris ‗okay‘ yang berarti
54

‗baik‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia.


Fungsi campur kode tersebut adalah
penutur (Nanang) menunjukkan rasa
keakraban dengan lawan tutur (Azzam).
53 Zahraza: ―Sst..by the way dia Peristiwa di samping adalah
handsome tak?‖ Erna peristiwa campur kode kata bentuk dialog
melototkan matanya. Namun yang dilakukan tokoh Zahraza, masuknya
zahraza tak takut. unsur bahasa Inggris ‗handsome‘ ke
(HBE, KCB1: 207) dalam tuturan bahasa Indonesia yang
berarti ‗tampan‘. Fungsi campur kode
tersebut adalah penutur (zahraza)
menunjukkan keterpelajarannya di depan
lawan tutur (Erna).
54 Ketka ia berjalan berdua Peristiwa di samping adalah
dengan temannya melewati peristiwa campur kode kata bentuk
shahra yang sepi, tiba-tiba ada deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
orang-orang Mesir hendak ‗shahra‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
berbuat jahat padanya. Fungsi campur kode tersebut adalah
(HBE, KCB1: 208) kebutuhan kosakata, pengarang
menyebutkan sebuah padang pasir yang
biasa disebut orang-orang mesir
demikian.
55 Azzam: ―jangan iseng lah Peristiwa di samping adalah
Nang. Kalo bikin cerpen mbok peristiwa campur kode kata bentuk dialog
ya yang serius. yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
(HBE, KCB1: 209) unsur bahasa jawa ‗mbok‘ ke dalam
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
kode tersebut adalah menunjukkan
identitas bahwa Azzam dan lawan
tuturnya (Nanang) adalah orang Jawa.
55

56 …khutbah Jumat, ceramah Peristiwa di samping adalah


beberapa menit dari imam peristiwa campur kode kata bentuk
masjid setelah shalat, halaqah deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
membaca Al-Quran setelah ‗halaqah‘ ke dalam teks bahasa
shalat subuh adalah tempat Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
utamanya menimba ilmu adalah pengarang memudahkan
(HBE, KCB1: 211) menyampaikan maksud kepada pembaca.
57 Sudah seperempat jam ia Peristiwa di samping adalah
rebahan sambil memejamkan peristiwa campur kode kata bentuk
mata. Otot-otot tubuhnya lebih deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
terasa fresh dan segar… ‗fresh‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
(HBE, KCB1: 214) Fungsi campur kode tersebut adalah
pengarang mempertegas maksud bahwa
tokoh azzam benar-benar dalam keadaan
segar.
58 …ia mandi dengan shower. Peristiwa di samping adalah
Sentuhan air yang menerpa peristiwa campur kode kata bentuk
tubuhnya itu ia rasakan begitu deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
nikmat. ‗shower‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
(HBE, KCB1: 214) Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata, pengarang
menyebutkan sebuah alat untuk mandi
yang biasa dan umum digunakan
manusia. Orang-orang lebih mengerti
maksud dan maknanya dengan
sendirinya.
59 …Mahasiwa Jepang itu Peristiwa di samping adalah
mengaguk, ia pun mengangguk. peristiwa campur kode kata bentuk
Ia sampai di masjid tepat saat deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
sebelum iqamat ‗iqamat‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
56

dikumandangkan. Fungsi campur kode tersebut adalah


(HBE, KCB1: 215) kebutuhan kosakata, unsur kata tersebut
merupakan hal umum yang biasa dikenal
umat Islam, sehingga orang-orang lebih
mengerti maksud dan maknanya dengan
sendirinya.
60 …Azzam beranjak ke kulkas Peristiwa di samping adalah
untuk mengeluarkan daging peristiwa campur kode kata bentuk
sapi yang baru tadi sore ia deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
masukkan ke dalam freezer. ‗freezer‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
(HBE, KCB1: 223) Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata, pengarang
menyebutkan hal yang sudah umum dan
biasa dikenal oleh manusia.
61 ―sampeyan sih Kang diminta Peristiwa di samping adalah
menhentikan mandinya peristiwa campur kode kata bentuk dialog
sebentar tidak mau…‖ kata yang dilakukan tokoh Nanang, masuknya
Nanang. unsur bahasa Jawa ‗sampeyan‘ ke dalam
(HBE, KCB1: 227) tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
kode tersebut adalah penutur (Nanang)
memperhalus tuturan kepada lawan tutur
(Azzam).
62 Eliana: ―ya sudah kalau gitu Peristiwa di samping adalah
saya ikut Mas Insinyur, jadi peristiwa campur kode kata bentuk dialog
berapa?‖ yang dilakukan tokoh Eliana, masuknya
Azzam: ―Dua kali lipat bakso, unsur bahasa Inggris ‗deal‘ ke dalam
gmana? Deal” tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
(HBE, KCB1: 229) kode tersebut adalah penutur (Azzam)
mempertegas maksud tuturan kepada
lawan tutur (Eliana).
57

63 Anna: ―untuk apa itu La?‖ Peristiwa di samping adalah


Laila: ―Untuk meng-open tiket peristiwa campur kode kata bentuk dialog
Kuala Lumpur—Jakarta. yang dilakukan tokoh Laila, masuknya
Karena mau tinggal beberapa unsur bahasa Inggris ‗open‘ ke dalam
hari di KL, maka harus open. tuturan bahasa Indonesia yang berarti
Itu harganya lebih mahal lima ‗buka‘. Fungsi campur kode tersebut
puluh dollar. Gimana mbak?‖ adalah mencari jalan termudah
(HBE, KCB1: 232) menyampaikan maksud penutur (Laila).
64 Zahraza: ―Di sini disebutkan Peristiwa di samping adalah
ada mahasiswa Indonesia yang peristiwa campur kode kata bentuk dialog
tinggal di Ighatsah Islamiyyah yang dilakukan tokoh Zahraza, masuknya
Hay El Thamrin dirampok unsur bahasa Arab ‗mabahits‘ ke dalam
seseorang yang mengaku tuturan bahasa Indonesia yang berarti
sebagai anggota mabahits....‖ ‗badan intilijen‘. Fungsi campur kode
(HBE, KCB1: 234) tersebut adalah mencari jalan termudah
menyampaikan maksud.
65 Ibu Furqan: ―Sudahlah kami di Peristiwa di samping adalah
Indonesia mendoakanmu, peristiwa campur kode kata bentuk dialog
semoga kau lulus siding dengn yang dilakukan tokoh Ibu Furqan,
hasil terbaik. Direkam saja masuknya unsur bahasa Inggris
pakai handycam biar nanti ibu ‗handycam‘ ke dalam tuturan bahasa
dan ayah bisa lihat‖ Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
(HBE, KCB1: 236) adalah kebutuhan kosakata, penutur
menyebutkan nama alat perekam gambar
yang biasa dan umum digunakan oleh
orang.
66 Nasir mempersilakan masuk. Peristiwa di samping adalah
Pemuda itu membawa roti dan peristiwa campur kode kata bentuk
kabab deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 248) ‗kabab‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
58

Fungsi campur kode tersebut adalah


kebutuhan kosakata, pengarang
menyebutkan makanan yang biasa dan
umum di konsumsi orang-orang mesir.
67 Anna: ―Kita Tahajjud bareng Peristiwa di samping adalah
yuk. Kita gentian jadi imam peristiwa campur kode kata bentuk dialog
biar sekalian muraja‟ah yang dilakukan tokoh Anna, masuknya
Wan Aina: ―Boleh kak, tapi aku unsur bahasa Arab ‗muraja‘ah‘ ke dalam
selesaikan stu halaman ini dulu tuturan bahasa Indonesia yang berarti
ya...‖ ‗mengulang hafalan‘. Fungsi campur
(HBE, KCB1: 255) kode tersebut adalah memudahkan
menyampaikan maksud penutur (Anna)
kepada lawan tutur (wan Aina).
68 Azzam: ― …dia selalu naik Peristiwa di samping adalah
tingkat dengan predikat jayyid peristiwa campur kode kata bentuk dialog
tiap tahun… yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
Cut Mala: ―Amin‖ unsur bahasa Arab ‗jayyid‘ yang berarti
(HBE, KCB1: 305) ‗baik‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata, unsur tersebut
merupakan hal umum yang biasa
digunakan mahasiswa Mesir dalam
menyatakan prestasi akademik sehingga
orang-orang lebih mengerti maksud dan
maknanya dengan sendirinya.
69 Cut Mala: ―…namun kakak Peristiwa di samping adalah
bisa melihat sendiri, dalm hal peristiwa campur kode kata bentuk dialog
meresapi kehidupan real dia yang dilakukan tokoh Cut Mala,
sangat bisa dibanggakan.‖ masuknya unsur bahasa Inggris ‗real‘ ke
(HBE, KCB1: 314) dalam tuturan bahasa Indonesia yang
59

berarti ‗nyata‘. Fungsi campur kode


tersebut adalah menunjukkan
kterpelajaran penutur (Cut Mala ) yang
mengerti bahasa Inggris.
70 Ya, seorang Muslim sejati. Peristiwa di samping adalah
Yaitu Muslim yang gentle, yang peristiwa campur kode kata bentuk
berani melepaskan Muslimah deskripsi, masuknya unsur bahasa
yang dicintainya… Inggris ‗gentle‘ ke dalam teks bahasa
(HBE, KCB1: 317) Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah pengarang mencari jalan termudah
menyampaikan maksud untuk pembaca.
71 Husna dengan jilbab putihnya. Peristiwa di samping adalah
Lia tersenyum dengan tangan peristiwa campur kode kata bentuk
mengacungkan bravo ke udara. deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
(HBE, KCB1: 325) ‗bravo‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
Fungsi campur kode tersebut adalah
pengarang mencari jalan termudah
menyampaikan maksud memberi
gambaran kepada pembaca.
72 Anna: ―Kaidah itu artinya itsar, Peristiwa di samping adalah
mengutamakan orang lain, peristiwa campur kode kata bentuk dialog
dalam hal mendekatkan diri yang dilakukan tokoh Anna, masuknya
kepada Allah… unsur bahasa Arab ‗itsar‘ ke dalam
(HBE,KCB1: 341) tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
kode tersebut adalah membicarakan topik
tertentu mengenai kaidah agama.
73 ―uedan, moderatornya siapa iu Peristiwa di samping adalah
Cak? Cuantik, pinter dan peristiwa campur kode kata bentuk dialog
bahasa Inggirsnya fasih buetul! yang dilakukan mahasiswa Surabaya,
Anake sopo yo kae?‖ seorang masuknya unsur bahasa Jawa ‗uedan‘ ke
60

mahasiswa dari Surabaya dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi


berkomentar pada temannya. campur kode tersebut adalah
(HBE, KCB1: 345) mempertegas sesuatu bahwa mahasiswa
Surabaya itu benar-benar kagum.
74 Furqan kecewa ketika ia tahu Peristiwa di samping adalah
Anna tidak menghadiri sidang peristiwa campur kode kata bentuk
munaqasah tesisnya. deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 347) ‗munaqasah‘ ke dalam teks bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah pengarang mempermudah
menyampaikan maksud kepada pembaca.

75 …Sementara Furqan naik Peristiwa di samping adalah


tingkat denagn predikat hanya peristiwa campur kode kata bentuk
maqbul. deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 352) ‗maqbul‘ ke dalam teks bahasa Indonesia
yang berarti ‗cukup‘. Fungsi campur kode
tersebut adalah kebutuhan kosakata,
unsur tersebut adalah kata yang biasa dan
umum digunakan untuk menyebutkan
prestasi akademik.
76 Ia sudah terlanjur terkenal Peristiwa di samping adalah
sebagai businessman di Kairo, peristiwa campur kode kata bentuk
tidak dikenal sebagai aktivis deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
kelompok studi… ‗businessman‘ ke dalam teks bahasa
(HBE, KCB1: 353) Indonesia yang berarti ‗pembisnis‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
mempermudah menyampaikan maksud,
jika menggunakan bahasa Indonesia
hasilnya kurang pas.
77 Abduh: ―…aku ingat kalau aku Peristiwa di samping adalah
61

punya janji chatting dengan peristiwa campur kode kata bentuk dialog
adikku yang kuliah di UNDIP yang dilakukan tokoh Abduh, masuknya
Semarang. unsur bahasa Inggris ‗chatting‘ ke dalam
(HBE, KCB1: 387) tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
kode tersebut adalah kebutuhan kosakata,
unsur tersebut merupakan hal umum yang
biasa digunakan sehingga orang-orang
mengerti maksud dan maknanya dengan
sendirinya.
78 …ia telah membayar lunas. Itu Peristiwa di samping adalah
ia lakukan agar ia peristiwa campur kode kata bentuk
mendapatkan seat. Bulan deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
Agustus adalah bulan ‗seat‘ ke dalam teks bahasa Indonesia
mahasiswa banyak pulang. yang bermakna ‗tempat duduk‘. Fungsi
(HBE, KCB1: 406) campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata, unsur tersebut merupakan hal
umum yang biasa digunakan sehingga
orang-orang mengerti maksud dan
maknanya dengan sendirinya.
79 Adil Ramadhan menjelaskan Peristiwa di samping adalah
bahwa khasyyah adalah rasa peristiwa campur kode kata bentuk
takut kepda Allah yang disertai deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
mengagungkan Allah. ‗khasyyah‘ ke dalam teks bahasa
(HBE, KCB1: 415) Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah pengarang menggambarkan Adil
Ramadhan sedang membicarakan topik
tertentu berkaitan dengan khassyyah.
80 …Rio dan teman-temannya Peristiwa di samping adalah
sedang ikut mukhayyam yang peristiwa campur kode kata bentuk
diadakan oleh Universitas Al deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
62

Azhar di Alexandria. ‗mukhayyam‘ ke dalam teks bahasa


(HBE, KCB1: 415) Indonesia yang berarti ‗perkemahan‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
pengarang menunjukkan keterpelajaran
yaitu mampu berbahasa Arab.
81 …Sementara dirinya berusaha Peristiwa di samping adalah
menenteramkan jiwanya peristiwa campur kode kata bentuk
dengan membaca secara hidup deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
para tabi‟in yang mulia. ‗tabi‘in‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
(HBE, KCB1: 428) Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata, unsur tersebut
merupakan hal umum yang biasa
digunakan sehingga orang-orang untuk
menyebutkan orang-orang saleh yang
pernah bertemu para sahabat Rasulullah.
82 Aku lihat sih untuk sampeyan, Peristiwa di samping adalah
biar kehidupan rumah tangga peristiwa campur kode kata bentuk
balance ada sosok yang lebih deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
tepat‖ jawab Nasir membuat ‗balance‘ ke dalam teks bahasa Indonesia
yang mendengar penasaran. yang berarti ‗seimbang‘. Fungsi campur
(HBE, KCB1: 460) kode tersebut adalah penutur (Nasir)
mempermudah menyampaikan maksud
dalam komunikasi kepada lawan tutur
(teman-temannya yang berada di mobil).
83 ―Nduk aku ingin bicara Peristiwa di samping adalah
sebentar denganmu, bisa?‖ peristiwa campur kode kata bentuk dialog
kata Abahnya dengan nada yang dilakukan tokoh Abah, masuknya
serius. unsur bahasa Jawa ‗nduk‘ ke dalam
(HBE, KCB2: 14) tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
kode tersebut adalah penutur (Abah)
63

memperhalus tuturan kepada anaknya


(Anna).
84 Nafisah: ―Saya takut ghibah Peristiwa di samping adalah peristiwa
Neng”. campur kode kata bentuk masuknya
(HBE, KCB2: 18) unsur bahasa Arab‗ghibah‘ ke dalam
tuturan bahasa Indonesia yang bermakna
‗membicarakan keburukan orang lain‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
penutur (Nafisah) mempermudah
menyampaikan maksud kepada lawan
tutur.
85 Itu suara Sri, khadimah yang Peristiwa di samping adalah
sangat disayang Umminya. peristiwa campur kode kata, masuknya
(HBE, KCB2: 23) unsur bahasa Arab ‗khadimah‘ ke dalam
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
kode tersebut adalah pengarang
memperhalus tuturan dalam
menggambarkan tokoh Sri, yaitu seorang
santri yang mengabdikan dirinya sebagai
pembantu di keluarga Pak Kiai.
86 Anna: ―terus apa yang bisa aku Peristiwa di samping adalah peristiwa
bantu? Aku tak punya link campur kode kata, masuknya unsur
orang yang berkecimpung di bahasa Inggris ‗link‘ ke dalam tuturan
bidang sastra‖ bahasa Indonesia yang bermakna ‗relasi‘.
Nafisah: …dengan sangat Fungsi campur kode tersebut adalah
memohon Neng Anna bersedia penutur (Anna) mempermudah
menjadi pembicara menyampaikan maksud kepada lawan
pembanding. tutur (Nafisah).
(HBE, KCB2: 24)
87 Azzam: ―Anak perempuan kok Peristiwa di samping adalah
64

kebluk!” kau ini sudah akil peristiwa campur kode kata, masuknya
baligh Na!...‖ unsur bahasa Jawa ‗kebluk‘ ke dalam
(HBE, KCB2: 39) tuturan bahasa Indonesia yang bermakna
‗tidur dari waktu pagi hingga siang‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
penutur (Azzam) mempermudah
menyampaikan maksud kepada lawan
tutur.
88 Hampir bersamaan mereka Peristiwa di samping adalah
berdua membaca istirja. masing-masing peristiwa campur kode
89 “kita takziah ke sana sekarang kata bentuk deskripsi, dan yang kedua
mbak‖ bentuk dialog, masuknya unsur bahasa
(HBE, KCB2: 44) Arab istirja‘ dan ‗takziah‘ ke dalam teks
dan tuturan bahasa Indonesia. Fungsi
campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata, unsur tersebut merupakan hal
umum yang biasa digunakan orang-orang
ketika ada orang yang meninggal
sehingga orang-orang sudah mengerti
maknanya dengan sendirinya.
90 Husna diam mendengarkan. Peristiwa di samping adalah
Kematian selalu menjadi ibrah peristiwa campur kode kata bentuk
baginya. deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB2: 45) ‗ibrah‘ ke dalam teks bahasa Indonesia
yang berarti ‗contoh‘. Fungsi campur
kode tersebut adalah mempermudah
menyampaikan maksud kepada pembaca.
91 Husna: ―Baiklah, kalau ayah Peristiwa di samping adalah
tidak mau membelikan maka peristiwa campur kode kata bentuk dialog
Husna akan minggat. yang dilakukan tokoh Husna, masuknya
65

(HBE, KCB2: 46) unsur bahasa Jawa ‗minggat‘ ke dalam


tuturan bahasa Indonesia yang bermakna
‗pergi tanpa pamit‘. Fungsi campur kode
tersebut adalah penutur (Husna)
mempermudah menyampaikan maksud.
92 Husna: ―Ayah saya hanyalah Peristiwa di samping adalah
seorang guru MI swasta yang peristiwa campur kode kata bentuk dialog
nyambi jualan soto di pasar yang dilakukan tokoh Husna, masuknya
Kartasura‖ unsur bahasa Jawa ‗nyambi‘ ke dalam
(HBE, KCB2: 65) tuturan bahasa Indonesia yang berarti
‗sambil‘ Fungsi campur kode tersebut
adalah menunjukkan identitas bahwa
penutur (Husna) adalah penutur Jawa.
93 Anna: ―Saya awam sastra tapi Peristiwa di samping adalah
cerita Mbak Husna tadi tentang peristiwa campur kode kata bentuk dialog
bagaimana ia berjuang untuk yang dilakukan tokoh Anna, masuknya
survive dengan menulis unsur bahasa Inggris ‗survive‘ ke dalam
bagisaya adalah juga sebuah tuturan bahasa Indonesi yang berarti
karya sastra. ‗mempertahankan hidup‘. Fungsi campur
(HBE, KCB2: 67) kode tersebut adalah menunjukkan
keterpelajaran penutur (Anna) yang
mengerti bahasa Inggris. .
94 ―mumet aku kalau disuruh nulis Peristiwa di samping adalah
Na. mending nanam padi di peristiwa campur kode kata bentuk dialog
sawah!‖ Tukas Siti. yang dilakukan tokoh Siti, masuknya
(HBE, KCB2: 74) unsur bahasa Jawa ‗mumet‘ ke dalam
tuturan bahasa Indonesia yang berarti
‗pusing‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah penutur (Siti) menunjukkan
identitas bahwa dirinya adalah penutur
66

Jawa.
95 Zumrah: ―…da ekonomi Peristiwa di samping adalah
kelurga sedang susah- peristiwa campur kode kata bentuk dialog
susahnya. Aku manut sama yang dilakukan tokoh Zumrah,
orang tua. masuknya unsur bahasa Jawa‗manut‘ ke
(HBE, KCB2: 77) dalam tuturan bahasa Indonesia yang
berarti ‗nurut‘. Fungsi campur kode
tersebut adalah penutur (Zumrah)
menunjukkan identitas bahwa ia penutur
Jawa.
96 Tayangan kedua adalah acara Peristiwa di samping adalah
di Graha Bhakti Budaya TIM peristiwa campur kode kata bentuk
yang di siarkan secara live se- deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
Indonesia. ‗live‘ ke dalam teks bahasa Indonesia
(HBE, KCB2: 133) yang berarti ‗langsung‘. Fungsi campur
kode tersebut adalah mempermudah
menyampaikan maksud pengarang
kepada pembaca.
97 ―Berita wawancara itu lagi Peristiwa di samping adalah
ya?‖ tanya Bu Nafis pada peristiwa campur kode kata bentuk
putrinya sambil membawa deskripsi, masuknya unsur bahasa
sepiring mendoan. Jawa‗mendoan‘ ke dalam teks bahasa
(HBE, KCB2: 136) Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, kata tersebut
merupakan nama makanan bahan dasar
tempe goreng yang umum dan biasa
dikonsumsi masyarakat Jawa.
98 ―Mbak Eliana, ini cethol asli Peristiwa di samping adalah
waduk Cengklik. Sangat gurih peristiwa campur kode kata bentuk dialog
rasanya. Sangat pas untuk lauk yang dilakukan tokoh Lia, masuknya
67

pecel…‖ Ujar Lia sambil unsur bahasa Jawa ‗cethol‘ ke dalam


menuang teh ke cangkir tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
(HBE, KCB2: 154) kode tersebut adalah kebutuhan kosakata,
penutur (Lia) menyebutkan nama
makanan dari bahan ikan kecil-kecil yang
umum dan biasa dikonsumsi masyarakat
Jawa.
99 Azzam: ―orang seperti ini Peristiwa di samping adalah
menurut Ibnu Athaillah As peristiwa campur kode kata bentuk dialog
Sakandari bukanlah orang yang yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
tawadhu, bahkan sejatinya unsur bahasa Arab ‗tawadhu‘ ke dalam
orang yang sombong tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
(HBE, KCB2: 186) kode tersebut adalah penutur (Azzam)
mebicarakan topik tertentu tenatng
tawadhu.
100 Tepat jam delapan aqad nikah Peristiwa di samping adalah
dilangsungkan. Furqan peristiwa campur kode kata bentuk
menjawab qabiltu dengan deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
lancar tanpa keraguan. ‗qabiltu‘ ke dalam teks bahasa Indonesia
(HBE, KCB2: 200) yang bermakna ‗aku terima‘. Fungsi
campur kode tersebut adalah pengarang
menggambarkan bahwa tokoh Furqan
menunjukkan identitas yakni bisa
berbahasa Arab saat ijab kabul dalam
akad nikahnya.
101 ―itu tukang becak nyawanya Peristiwa di samping adalah
rangkap kali. Nylonong peristiwa campur kode kata bentuk dialog
sembarangan. Dasar!‖ umpat yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
Azzam spontan. unsur bahasa Jawa‗nylonong‘ ke dalam
(HBE, KCB2: 211) tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
68

kode tersebut adalah mempermudah


menyampaikan maksud penutur (Azzam)
102 Ibu Nafisah: ―…mereka baik. Peristiwa di samping adalah peristiwa
Tapi ibu ingin yang lebih baik campur kode kata bentuk dialog yang
lagi. Ibu sedikit punya ilmu dilakukan tokoh Ibu Nafisah, masuknya
titen. Menurut yang Ibu amati unsur bahasa Jawa ‗titen‘ ke dalam
kok kedua gadis itu kurang tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
cocok untukmu…‖ kode tersebut adalah penutur dan lawan
Azzam: ―Ibu itu pakai ilmu tutur sedang membicarakan topik tertentu
titen segala…‖ mengenai masalah ilmu titen.
(HBE, KCB2: 248)
103 Lia: ―pantangan anak pertama Peristiwa di samping adalah
104 menukah dengan anak ketiga di peristiwa campur kode kata bentuk dialog
Solo disebut lusan. Nomor telu yang dilakukan tokoh Lia, masuknya
artinya tiga menikah dengan unsur bahasa Jawa ‗Lusan‘, ‗telu‘, ‗pisan‘
105 pisan, artinya satu. ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
(HBE, KCB2: 253) Fungsi campur kode tersebut adalah
penutur (Lia) membicaarkan topik
tertentu
106 Azzam: ―pagi sekali antum Peristiwa di samping adalah
datang. Berangkat dari Pedan peristiwa campur kode kata bentuk dialog
jam berapa?‖ yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
ILyas: ―selepas shalat subuh unsur bahasa Arab ‗antum‘ ke dalam
langsung kemari‖ tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
(HBE, KCB2: 277) kode penutur (Azzam) menghormati
lawan tuturnya (Ilyas) yang sedang
berkunjung ke rumah Azzam.
107 Furqan: ―Tolong, Dik, Peristiwa di samping adalah
dengarkan ceritaku dulu, peristiwa campur kode kata bentuk dialog
arjuk!” yang dilakukan tokoh Furqan, masuknya
69

Anna: ―Baik Mas, akan aku unsur bahasa Arab ‗arjuk‘ ke dalam
dengar. Tapi mendengar tuturan bahasa Indonesia yang bermakna
pengakuanmu itu hatiku sudah ‗aku berharap padamu‘. Fungsi campur
sakit‖ kode tersebut adalah penutur (Furqan)
(HBE, KCB2: 310) memperhalus tuturan kepada lawan tutur
(Anna) agar Anna mau mendengarkan
penjelasannya.
108 Furqan: ―kami sama sekali Peristiwa di samping adalah
tidak perlu ishlah. Malah akan peristiwa campur kode kata bentuk dialog
semakin menyiksa dua keluarga yang dilakukan tokoh Furqan, masuknya
saja…‖ unsur bahasa Arab ‗ishlah‘ ke dalam
(HBE, KCB2: 328) tuturan bahasa Indonesia yang berarti
‗perdamaian‘. Fungsi campur kode
tersebut adalah Penutur (Furqan)
mempermudah menyampaikan maksud.
109 …Mimpi yang shadiq, yang Peristiwa di samping adalah
benar, yang merupakan bagian peristiwa campur kode kata bentuk
dari kenabian. Itu terjadi deskripsi, masuknya unsur bahasa
karena mereka benar-benar Arab‗shadiq‘ ke dalam teks bahasa
adalah pewaris nabi… Indonesia ‗benar‘. Fungsi campur kode
(HBE, KCB2: 330) tersebut adalah pengarang mempertegas
maksud.
110 ―…apa ada dalam kitab kuning Peristiwa di samping adalah
yang memastikan bahwa kalau peristiwa campur kode kata bentuk dialog
ada orang mandi sebelum yang dilakukan tokoh Anna, masuknya
subuh pasti Jinabat, pasti baru unsur bahasa Arab ‗jinabat‘ ke dalam
saja melakukan hal itu?‖ tuturan bahasa Indonesia yang bermakna
Jawab Anna. ‗mandi hadas besar‘. Fungsi campur kode
(HBE, KCB2: 337) tersebut adalah penutur (Anna)
mempermudah menyampaikan maksud.
70

111 Pak Kiai: ―Apa pantas Bu, Peristiwa di samping adalah


orang yang pernikahan peristiwa campur kode kata bentuk dialog
putrinya saja gagal kok yang dilakukan tokoh Pak Kiai,
memberi mauidhah pernikahan masuknya unsur bahasa Arab ‗mauidhah‘
orang orang lain. Itu namanya ke dalam tuturan bahasa Indonesia yang
kabura maqtan ‗indallah!‖ berarti ‗teladan‘. Fungsi campur kode
(HBE, KCB2: 345) tersebut adalah mempermudah
menyampaikan maksud Pak Kyai kepada
lawan tutur (Bu Nafis)
112 Kiai Lutfi: ―Nanti Abah bisa Peristiwa di samping adalah
kirim surat taukil ke KBRI peristiwa campur kode kata bentuk dialog
untuk menikahkan kamu‖ yang dilalukan tokoh Kiai Lutfi,
(HBE, KCB2: 380) masuknya unsur bahasa Arab ‗taukil‘ ke
dalam tuturan bahasa Indonesia yang
bermakna ‗surat kuasa‘. Fungsi campur
kode tersebut adalah penutur (Kiai Lutfi)
mempermudah menyampaikan maksud.
113 Filosofi menjalani hidup Peristiwa di samping adalah peristiwa
mengalir bahgaikan air yang campur kode kata bentuk deskripsi,
dimaknai dengan hidup santai masuknya unsur bahasa Inggris
saja, atau hidup apa adanya ‗prototipe‘ ke dalam tuturan bahasa
bisa dibilang prototipe, gaya Indonesia yang bermakna ‗apa adanya‘.
hidup sebagaian besar Fungsi campur kode tersebut adalah
pendudujk negeri ini..‖ pengarang menunjukkan keterpelajaran
(HBE, KCB2: 396 kepada pembaca bahwa pengarang
mampu berbahsa Inggris.
114 Anna melihat inbox emailnya. Peristiwa di samping adalah
Email terbaru dari Furqan. peristiwa campur kode kata bentuk
(HBE, KCB2: 403) deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
‗inbox‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
71

Fungsi campur kode tersebut adalah


kebutuhan kosakata, unsur tersebut
merupakan hal yang umum dan biasa
dikenal orang sehingga orang-orang
sudah mengerti maknanya dengan
sendirinya.

Berdasarkan tabel di atas campur kode bentuk dialog para tokoh terdapat
50 data, sedangkan bentuk deskripsi terdapat 64 data, campur kode deskripsi lebih
dominan dibandingkan dengan campur kode dialog hal ini terjadi karena penulis
novel terbawa arus kemultilingualannya sehingga mempengaruhi karya sastra
yang dibuatnya. Jumlah keseluruhan wujud campur kode kata adalah 114 data,
terdiri dari 24 campur kode berbahasa Jawa, yaitu ditunjukkan pada nomor 1, 2, 5,
8, 12, 26, 31, 42, 55, 61, 73, 83, 87, 91, 92, 94, 95, 97, 98, 101, 102, 103, 104,
105. Campur kode bahasa Arab terdapat 54 data, ditunjunkkan pada nomor 9, 10,
11, 14, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 29, 30, 33, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 44,
45, 48, 50, 54, 56, 59, 64, 67, 68, 72, 74, 75, 79, 80, 81, 84, 85, 88, 89, 90, 99,
100, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112. Sedangkan campur kode bahasa Inggris
36 data, yaitu pada nomor 3, 4, 6, 7, 13, 15, 16, 19, 28, 32, 34, 36, 46, 47, 49, 51,
52, 53, 57, 58, 60, 62, 63, 65, 69, 70, 71, 76, 77, 78, 82, 86, 93, 96, 113, 114.
Fungsi campur kode wujud kata terdiri dari, (1) menghormati lawan tutur
terdapat 7 data, terdapat pada nomor 1, 2, 26, 41, 45, 50, 106. (2) kebutuhan
kosakata terdapat 36 data, ditunjukkan pada nomor 10, 13, 14, 17, 20, 21, 22, 23,
24, 29, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 40, 43, 44, 49, 54, 58, 59, 60, 65, 66, 68, 75, 77, 78,
81, 88, 89, 97, 98, 114. (3) yang berfungsi sebagai mempermudah menyampaikan
maksud ada 35 data ditunjukkan pada nomor 4, 5, 15, 16, 19, 28, 30, 39, 46, 47,
51, 56, 63, 64, 67, 70, 71, 74, 76, 82, 84, 86, 87, 90, 91, 96, 101, 108, 110, 111,
112. (4) membicarakan topik tertentu terdapat 7 data, ditunjukkan pada nomor 72,
79, 99, 102, 103, 104, 105. (5) menunjukkan identitas terdiri dari 8 data, pada
nomor 12, 31, 42, 55, 92, 94, 95, 100. (6) menunujukkan keterpelajaran terdapat
11 data ditunjukkan pada nomor 6, 11, 18, 25, 38, 48, 53, 69, 80, 93, 113. (7)
72

mempertegas sesuatu terdiri dari 6 data, pada nomor 3, 9, 57, 62, 73, 109. (8)
fungsi memperhalus tuturan terdapat 5 data, 27, 61, 83, 85, 107. (9) berfungsi
menunjukkan keakraban terdapat 2 data yaitu pada nomor 7 dan 52. (10) pengisi
dan penyambung kalimat terdapat 1 data yaitu nomor 9.

Tabel 2
B. Wujud Campur Kode Berbentuk Frasa
No. Teks Analisis
1 Astagfirullah! Ia beristigfar Peristiwa di samping adalah
(HBE, KCB1: 38) peristiwa campur kode frasa bentuk
deskripsi,, masuknya unsur bahasa Arab
‗Astagfirullah‘ ke dalam teks bahasa
Indonesia bermakna ‗mohom ampun‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata yaitu frasa yang biasa
diucapkan umat islam untuk menyesali
perbuatan.
2 Azzam bertasbih, Peristiwa di samping adalah
―Subhanallah, Maha Suci peristiwa campur kode frasa bentuk
Allah yang telah menciptakan dialog yang dilakukan oleh tokoh Azzam,
alam seindah ini‖ masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 40) ‗Subhanallah‘ berarti ‗maha suci Allah‘
dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi
campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata yaitu frasa ‗Subhanallah‘ biasa
digunakan umat islam ketika melihat
kebesaran ciptaan Allah.
3 ―Baik Pak, mari Pak, Peristiwa di samping adalah
assalamu‟alaikum‖ kata peristiwa campur kode frasa bentuk
Azzam. dialog yang dilakukan tokoh Azzam,
73

(HBE, KCB1: 66) masuknya unsur bahasa Arab


‗assalamu‘alaikum‘ ke dalam tuturan
bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
tersebut adalah kebutuhan kosakata, yaitu
ucapan salam yang biasa digunakan umat
islam.
4 ―Waalaikumussalam, sampai Peristiwa di samping adalah
ketemu besok‖. Jawab Pak Ali. peristiwa campur kode frasa bentuk
(HBE, KCB1: 66) dialog yang dilakukan tokoh Pak Ali,
masuknya unsur bahasa Arab
‗Walaikumussalam‘ ke dalam tuturan
bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
tersebut adalah kebutuhan kosakata, yaitu
ucapan menjawab salam yang biasa
digunakan umat Islam.
5 Eliana: Peristiwa di samping adalah
―French kiss, ciuman khas peristiwa campur kode frasa bentuk
perancis. dialog yang dilakukan tokoh Eliana,
(HBE, KCB1: 67) masuknya unsur bahasa Inggris ‗French
kiss‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia
bermakna ‗ciuman khas Prancis‘ Fungsi
campur kode tersebut penutur (Eliana)
sedang membicarakan topik tertentu
bersama lawan tuturnya (Azzam) tentang
‗French kiss‘.
6 Azzam shalat Tahiyatul Peristiwa di samping adalah campur
Masjid. Lalu shalat Qobliyah kode frasa bentuk deskripsi, masuknya
subuh. unsur bahasa Arab ‗Tahiyatul Masjid‘ ke
(HBE, KCB1: 75) dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi
campur kode tersebut kebutuhan kosakata
74

yaitu pengarang menyebutkan nama


shalat sunah yang biasa dilakukan umat
Islam ketika memasuki masjid.
7 Pak Ali: ―Aku hanya bisa kerja Peristiwa di samping termasuk
part time di toko swalayan di campur kode frasa bentuk dialog yang
London‖. dilakukan tokoh Pak Ali, masuknya unsur
(HBE, KCB1: 84) bahasa Inggris ‗part time‘ ke dalam
tuturan bahasa Indonesia, bermakna
‗separuh waktu‘. Fungsi campur kode
tersebut adalah mempermudah
menyampaikan maksud penutur (pak Ali)
kepada lawan tutur (Azzam).
8 Pak Ahmad: ―Dia salehah insya Peristiwa di samping termasuk
Allah. Begini Li. Kalau kau campur kode frasa bentuk dialog yang
mau ku harus ke Mesir. (HBE, dilakukan tokoh Pak Ahmad, masuknya
KCB1: 86) unsur bahasa Arab ‗insya Allah‘ ke dalam
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
kode tersebut adalah kebutuhan kosakata
yaitu ucapan yang biasa digunakan umat
Islam untuk menyebutkan sesuatu yang
belum pasti.
9 Pak Ahmad: ―Menggantikan Peristiwa di samping termasuk
pekerjaan Almarhum suami campur frasa bentuk dialog yang
janda itu. Yaitu cleaning dilakukan tokoh Pak Ahmad, masuknya
service merangkap sopir KBRI. unsur bahasa Inggris ‗cleaning service‘
Bagaimana Li, kamu mau?‖ ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
(HBE, KCB1: 87) Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata, ‗cleaning service‘
biasa digunakan dalam kehidupan sehari-
hari, jika menggunakan bahasa Indonesia
75

hasilnya tidak pas.


10 Pak Ali: ―Aku lalu menjawab, Peristiwa di samping adalah campur
baiklah bismillah saya mau‖ kode frasa bentuk dialog yang dilakukan
(HBE, KCB1: 87) tokoh Pak Ali, masuknya unsur bahasa
Arab ‗bismillah‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, ucapan yang
biasa digunakan umat Islam untuk
memulai sesuatu.
11 Pak Ali: ― …Alhamdulillah Peristiwa di samping adalah campur
kami sudah punya rumah di kode frasa bentuk dialog yang dilakukan
Solo Baru‖. tokoh Pak Ali, masuknya unsur bahasa
(HBE, KCB1: 87) Arab ‗Alhamdulillah‘ ke dalam tuturan
bahasa Indonesia yang bermakna ‗puji
sukur kepada Allah‘. Fungsi campur kode
tersebut adalah kebutuhan kosakata,
ucapan yang biasa digunakan umat Islam
jika mendapat karunia dari Allah.
12 Azzam: ―saya juga Pak Ali. Peristiwa di samping adalah
Kalau begitu kita cari peristiwa campur kode frasa bentuk
tha‟miyah bil baidh di luar dialog yang dilakukan Azzam, ditandai
hotel yuk?‖ dengan masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 97) ‗tha‘miyah bil baidh‘ fungsi campur kode
tersebut adalah kebutuhan kosakata,
penutur (Azzam) menyebutkan makanan
khas mesir yang biasa dikonsumsi oleh
orang-orang mesir dan tidak ada
padanannya dalam bahasa Indonesia.
13 Azzam: ―Apa makanan Peristiwa di samping adalah
kesukannya Pak?‖ peristiwa campur kode frasa bentuk
76

PaK Ali: ―Habasy takanat‖ dialog yang dilakukan tokoh Pak Ali,
Azzam: ―yang benar Pak? ditandai dengan masuknya unsur bahasa
Masak gadis selangsing dia Arab ‗habasy takanat.‘ fungsi campur
suka habasyi takanat?” kode tersebut adalah kebutuhan kosakata,
(HBE, KCB1: 100) penutur (Pak Ali) menyebutkan makanan
khas mesir yang juga biasa dikonsumsi
oleh orang-orang mesir dan tidak ada
padanannya dalam bahasa Indonesia.
14 Tiara: ―Yuk kita keluar. Kita ke Peristiwa di samping adalah
Hadiqah Dauliyah…‖ peristiwa campur kode frasa bentuk
(HBE, KCB1: 135) dialog yang dilakukan tokoh Tiara,
masuknya unsur bahasa Arab ‗Hadiqah
Dauliyah‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, penutur
(Tiara) menyebutkan sebuah taman kota
Mesir yang bernama ‗Hadiqah Dauliyah‘.
15 Azzam: ―…percayalah, siapa Peristiwa di samping adalah
jodohmu sudah ditulis di peristiwa campur kode frasa bentuk
Lauhul Mahfudz…‖ dialog yang dilakukan tokoh Azzam.
(HBE, KCB1: 138) masuknya unsur bahasa Arab ‗Lauhul
Mahfudz‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, penutur
(Azzam) mngucapkan hal umum yang
biasa digunakan umat Islam mengenai
sesuatu yang berhubungan dengan takdir.
16 ..mereka sebut Hadiqah Peristiwa di samping adalah
Dauliyah, artinya Internasional peristiwa campur kode frasa bentuk
Garden, Taman Internasionl. deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
77

(HBE, KCB1: 139) ‗Internasional Garden‘ ke dalam teks


bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
tersebut adalah pengarang menjelaskan
topik tertentu tentang Taman
Internasional kepada pembaca.
17 ..lulus S1 dua tahun yang lalu Peristiwa di samping adalah
dengan predikat mumtaz, atau peristiwa campur kode frasa bentuk
summa cumlaude. deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
(HBE, KCB1: 144) ‗summa cumlaude‘ ke dalam teks bahasa
Indonesia ‗istimewa sekali‘. Fungsi
campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata, pengarang menyebutkan istilah
umum yang biasa digunakan dalam
bidang akademik.
18 …hanya satu bulan saja sejak Peristiwa di samping adalah
proposal tesisnya itu ia ajukan peristiwa campur kode frasa bentuk
ke Qism Diraasat „Ulya. deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 144) ‗Qism Diraasat ‗Ulya‘ ke dalam teks
bahasa Indonesia bermakna ‗program
pascasarjana‘. Fungsi campur kode
tersebut adalah kebutuhan kosakata,
pengarang menyebutkan istilah umum
yang biasa digunakan mahasiswa mesir
menyebutkan tempat program
pascasarjana.
19 …saat itu ia hanya menjawab, Peristiwa di samping adalah
―Inggih, sekedap” dan ia masih peristiwa campur kode frasa bentuk
konsentrasi membaca buku yang dialog tokoh Anna, masuknya unsur
baru ia beli… bahasa Jawa ‗inggih, sekedap‘ ke dalam
(HBE, KCB1: 146) teks bahasa Indonesia bermakna ‗tunggu
78

sebentar‘. Fungsi campur kode tersebut


adalah pengarang menggambarkan
penutur (Anna) memperhalus tuturannya
kepada lawan tuturnya yaitu ibunya.
20 Miftah: ―kang, ada berita Peristiwa di samping adalah
menarik?‖ peristiwa campur kode frasa bentuk
Azzam : ―Apa itu?‖ dialog yang dilakukan tokoh miftah,
Miftah: ―Nanti malam ada masuknya unsur bahasa Arab ‗Darul
Syaikh Yusuf Al Qardhawi di Munasabat‘ ke dalam teks bahasa
Darul Munasabat kalau mau Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
datang, Shalat Magrib di sana.. adalah penutur kebutuhan kosakata,
(HBE, KCB1: 173) karena Darul Munasabat sudah biasa dan
umum di ketahui oleh mahasiswa Mesir,
yang berarti gedung serba guna.

21 Anna: ―…kalau boleh tanya Peristiwa di samping adalah


toko buku Daarut Tauzi itu di peristiwa campur kode frasa bentuk
mana ya? dialog yang dilakukan tokoh Anna,
Azzam: ―sebentar…Halte masuknya unsur bahasa Arab ‗Daarut
depan. Sebelah kiri jalan ada Tauzi‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
tulisaanya kok. Fungsi campur kode tersebut adalah
(HBE, KCB1: 186) kebutuhan kosakata karena frasa tersebut
sudah umum digunakan oleh mahasiswa
mesir untuk menyebutkan nama sebuah
toko buku.
22 Zahraza: ―Erna, kenape muka Peristiwa di samping adalah
awak pucat macam tu? Fi eh? peristiwa campur kode frasa bentuk
(HBE, KCB1: 186) dialog yang dilakukan tokoh Zahraza,
masuknya unsur bahasa Arab ‗fi eh‘
bermakna ‗ada apa‘ ke dalam tuturan
79

bahasa Malaysia. Fungsi campur kode


tersebut adalah menunjukkan identitas
yaitu zahraza dan Erna mahasiswa Kairo
yang mengerti bahasa Arab.
23 Zahraza: ―Sst..by the way dia Peristiwa di samping adalah
handsome tak?‖ Erna peristiwa campur kode frasa bentuk
melototkan matanya. Namun dialog yang dilakukan tokoh Zahraza,
zahraza tak takut. masuknya unsur bahasa Inggris ‗by the
(HBE, KCB1: 207) way‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
Fungsi campur kode tersebut adalah
penutur (zahraza) menunjukkan
keterpelajarannya di depan lawan tutur
(Erna).
24 ―Beres. Setelah shalat Isya Peristiwa di samping adalah
nanti aku beli firakh masywi. peristiwa campur kode frasa bentuk
Yang dirumah tinggal menanak dialog yang dilakukan tokoh Ali,
nasi saja!‖ jawab Ali. masuknya unsur bahasa Arab ‗firakh
(HBE, KCB1: 225) masywi‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, pengarang
menyebutkan makanan khas mesir yang
biasa dikenal dan dikonsumsi masyarakat
Mesir.
25 Eliana: ―ini Mas, to the point Peristiwa di samping adalah
saja ya?‖ peristiwa campur kode frasa bentuk
(HBE, KCB1: 228) dialog yang dilakukan tokoh Eliana,
masuknya unsur bahasa Inggris ‗to the
point‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia
bermakna ‗langsung saja‘. Fungsi campur
kode tersebut adalah menunjukkan
80

keterpelajaran bahwa penutur (Eliana)


mampu berbahasa Inggris.
26 …minuman yang ia pilih syail Peristiwa di samping adalah
bil halib hangat. peristiwa campur kode frasa bentuk
(HBE, KCB1: 240) deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
‗syail bil halib‘ ke dalam teks bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, pengarang
menyebutkan minuman yang biasa dan
umum di konsumsi masyarakat Mesir.
27 Azzam tersentak. Seluruh Peristiwa di samping adalah
pengghuni rumah itu juga peristiwa campur kode frasa bentuk
terbangun kaget! Dan… dialog tokoh Badan Intelijen Mesir,
iftahil baab! masuknya unsur bahasa Arab ‗iftahil
Ada suara mengetuk pintu baab‘ ke dalam teks bahasa Indonesia,
dengan keras. ‗buka pintu‘ berarti Fungsi campur kode
(HBE, KCB1: 256) tersebut adalah pengarang menunjukkan
identitas bahwa Badan Intelijen Mesir
yang digambarkan, adalah kepolisian asli
Mesir yang mampu berbahasa Arab.
28 Badan intelijen: ―…jika ada di Peristiwa di samping adalah
rumah ini, kalian smua akan peristiwa campur kode frasa bentuk
kami bawa! Kami mabahits dari dialog yang dilakukan tokoh Badan
amn daulah‖ Intelijen, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 257) ‗amn daulah‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia bermakna ‗keamanan negara‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
badan intelijen menunjukkan identitas
bahwa ia berasal dari keamanan Negara
Mesir.
81

29 Badan intelijen:‖ jadi, penjahat Peristiwa di samping adalah


itu menamakan dirinya miss peristiwa campur kode frasa bentuk
italiana?‖ dialog yang dilakukan tokoh Badan
Furqan:‖ya‖ Intelijen, masuknya unsur bahasa Inggris
(HBE, KCB1: 299) ‗miss italiana‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia ‗nona Italia‘. Fungsi campur
kode tersebut adalah Furqan dan badan
itelijen membicarakan topik tertentu
tentang miss italiana.
30 …tahun pertama di Al Azhar Peristiwa di samping adalah
gadis itu langsung lulus naik peristiwa campur kode frasa bentuk
tingkat dua dengan predikat deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
jayyid jiddan. ‗jayyid jiddan‘ ke dalam teks bahasa
(HBE, KCB1: 305) Indonesia bermakna ‗baik sekali‘. Fungsi
campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata, unsur tersebut merupakan hal
umum yang biasa digunakan mahasiswa
Mesir dalam menyatakan prestasi
akademik sehingga orang-orang lebih
mengerti maksud dan maknanya dengan
sendirinya.
31 Wan Aina: ―Jangan Khawatir Peristiwa di samping adalah
Kak, dalam satu jam ke depan, peristiwa campur kode frasa bentuk
saya akan kasih print out dialog yang dilakukan tokoh Wan Aina,
makalah…‖ masuknya unsur bahasa Inggris ‗print
(HBE, KCB1: 340) out‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata, unsur tersebut
merupakan hal umum yang biasa
digunakan, sehingga orang-orang lebih
82

mengerti maksud dan maknanya dengan


sendirinya.
32 ―Yah sekali lagi ahlan wa Peristiwa di samping adalah
sahlan di Indonesia. Jika ada peristiwa campur kode frasa bentuk
yang bisa saya bantu akan saya dialog yang dilakukan tokoh Furqan,
bantu…‖ Jawab Furqan dengan masuknya unsur bahasa Arab ‗ahlan wa
hati gembira. sahlan‘ ke dalam tuturan bahasa
(HBE, KCB1: 349) Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah penutur (Furqan) menghormati
lawan tutur (Sara, Putri Prof. Sa‘duddin).
33 Ia meyakini kekuatan optimisme Peristiwa di samping adalah
dan mind magic yang acapkali peristiwa campur kode frasa bentuk
dilontarkan oleh motivator- deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
motivator kaliber dunia ‗mind magic‘ ke dalam teks bahasa
(HBE, KCB1: 369) Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah pengarang memudahkan
menyampaikan maksud kepada pembaca.
Jika tidak menggunakan bahasa Inggris
maka hasilnya kurang pas.
34 Eliana: ―…‗Dewi-dewi Cinta‘, Peristiwa di samping adalah
Tayang seminggu sekali tiap peristiwa campur kode frasa bentuk
malam Minggu jam delapan dialog yang dilakukan tokoh Eliana,
malam. Prime time lho, Mas..‖ masuknya unsur bahasa Inggris ‗prime
(HBE, KCB1: 405) time‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
Fungsi campur kode tersebut adalah
mencari jalan termudah menyampaikan
maksud penutur (Eliana) kepada lawan
tutur (Azzam).
35 Dalam hati Azzam berkata: ― Peristiwa di samping adalah
Setelah itu Kakak akan peristiwa campur kode frasa bentuk
83

menikahkan kalian dengan dialog yang dilakukan tokoh Azzam,


pemuda yang saleh, bi masuknya unsur bahasa Arab ‗bi
idznillah. idznillah‘ ke dalam tuturan bahasa
(HBE, KCB1: 410) Indonesia bermakna ‗dengan izin Allah‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata, unsur tersebut
merupakan hal umum yang biasa
digunakan orang-orang muslim jika ingin
melakukan sesuatu atau janji pada dirinya
sendiri sehingga pembaca mengerti
maksud dan maknanya dengan
sendirinya.
36 Ujian bagi Fadhil belum Peristiwa di samping adalah
selesai. Ia masih harus peristiwa campur kode frasa bentuk
menghadapi satu ujian lagi. deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
Mendendangkan nasyid dalam ‗walimatul ursy‘ ke dalam teks bahasa
pesta walimatul ursy. Indonesia bermakna ‗perayaan
(HBE, KCB1: 444) pernikahan‘. Fungsi campur kode
tersebut adalah mempermudah
menyampaikan maksud pengarang
kepada pembaca.
37 ―Mas Irul langsung saja masuk. Peristiwa di samping adalah
Eliana sudah di dalam. Sepuluh peristiwa campur kode frasa bentuk
menit lagi chek in tutup!‖ kata dialog yang dilakukan tokoh Pak Ali,
Pak Ali seketika itu juga masuknya unsur bahasa Inggris ‗chek in‘
mengingatkan Azzam. ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
(HBE, KCB1: 464) Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata, unsur tersebut
merupakan hal umum yang biasa
digunakan orang-orang ketika di bandara
84

penerbangan sehingga orang-orang


mengerti maksud dan maknanya dengan
sendirinya.
38 Setelah mengambil boarding Peristiwa di samping adalah
pass, Azzam berjalan menuju masing-masing peristiwa campur kode
ruang tunggu pemberangkatan. frasa bentuk deskripsi, Masuknya unsur
Tas ransel dan tas jinjingnya bahasa Inggris ‗boarding pass‘ dan free
harus melewati detector duty ke dalam teks bahasa Indonesia.
terakhir untuk dilihat isinya. Fungsi kedua campur kode tersebut
Tak ada masalah, ia lalu adalah kebutuhan kosakata, unsur
39
berjalan melewati free duty. tersebut merupakan istilah umum yang
(HBE, KCB1: 465) biasa digunakan ketika di bandara
sehingga orang-orang mengerti maksud
dan maknanya dengan sendirinya.
40 Anna: ―wah baru empat bulan Peristiwa di samping adalah
sudah cetakan ke-5, berarti ini peristiwa campur kode frasa bentuk
buku best seller ya Fis‖ dialog yang dilakukan tokoh Anna.
(HBE, KCB2: 25) masuknya unsur bahasa Inggris
‗bestseller‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, unsur
tersebut merupakan hal umum yang biasa
digunakan orang-orang untuk
menyebutkan sesuatu yang laris dibidang
penerbitan buku sehingga orang-orang
sudah mengerti maknanya dengan
sendirinya.
41 Azzam: Tapi bahasamu adalah Peristiwa di samping adalah
bahasa jiwa para satrawan dan peristiwa campur kode frasa bentuk
pujangga orisinil dari dialog yang dilakukan tokoh Azzam,
85

malakatun nafsi, bakat jiwa. masuknya unsur bahasa Arab ‗malakatun


(HBE, KCB2: 65) nafsi‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
Fungsi campur kode tersebut adalah
penutur (Azzam) di dalam suratnya
mempertegas maksud bahwa adiknya
(Husna) memiliki bakat jiwa yang bagus
jika dikembangkan.
42 ―sugeng rawuh Mbak‖. Sapa Peristiwa di samping adalah
ibu Rina dengan bahasa jawa peristiwa campur kode frasa bentuk
halus dialog yang dilakukan tokoh Ibu Rina,
(HBE, KCB2: 106) masuknya unsur bahasa Jawa‗sugeng
rawuh‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia berarti ‗selamat datang‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
penutur (Ibu Rina) menunjukkan identitas
bahwa ia juga berasal dari Jawa dan bisa
berbahasa Jawa.
43 Husna: ―Allahu a‟lam Dik. Peristiwa di samping adalah
Jika jodoh tak ada yang bisa peristiwa campur kode frasa bentuk
menolak. Jika tidak jodoh tak dialog yang dilakukan tokoh Husna,
ada yang bisa masuknya unsur bahasa Arab ‗Allahu
mempertemukan.‖ a‘lam‘ ke dalam tuturan bahasa
(HBE, KCB2: 111) Indonesia, bermakna ‗Allah Maha Tahu‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata, unsur tersebut
merupakan hal umum yang biasa
digunakan orang-orang ketika sesuatu
yang tidak bisa diketahu pasti, sehingga
orang-orang sudah mengerti maknanya
dengan sendirinya.
86

44 ―Tapi aku yakin besok pagi Peristiwa di samping adalah


wawancara tadi bakal jadi peristiwa campur kode frasa bentuk
head line surat kabar dan akan dialog yang dilakukan tokoh Luna,
jadi berita dan gosip…‖ ujar masuknya unsur bahasa Inggris ‗head
Luna line‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia,
(HBE, KCB2: 124) bermakna ‗berita utama‘. Fungsi campur
kode tersebut adalah menunjukkaan
keterpelajaran penutur (Luna) yaitu
seorang jurnalis.
45 Eliana: ―selanjutnya untuk Peristiwa di samping adalah
membacakan lagi, sebuah puisi peristiwa campur kode frasa bentuk
saya panggilkan seorang artis dialog yang dilakukan tokoh Eliana,
paapan atas Indonesia. Seorang masuknya unsur bahasa Inggris ‗go
artis berbakat yang sudah go internasional‘ ke dalam tuturan bahasa
international. Kita panggil Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
Emra Giza Humaira. adalah penutur (Eliana) mempermudah
(HBE, KCB2: 129) menyampaikan maksud.
46 Tadi sore ia melihat di nasi rice Peristiwa di samping adalah
cooker masih penuh… peristiwa campur kode frasa bentuk
(HBE, KCB2: 174) deskkripsi, masuknya unsur bahasa
Inggris ‗rice cooker‘ ke dalam teks
bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
tersebut adalah kebutuhan kosakata,
pengarang menyebutkan alat memasak
yang biasa diketahui oleh orang banyak.
47 Azzam: ―…di India ada nggak Peristiwa di samping adalah
ya kuliah S2 yang langsung peristiwa campur kode frasa bentuk
menulis tesis begitu? dialog yang dilakukan tokoh Ilyas,
Ilyas: …Setahu saya pasti ada. masuknya unsur bahasa Inggris ‗by
Tapi kalau S2 langsung by research‘ ke dalam tuturan bahasa
87

research artinya langsung nulis Indonesia. Fungsi campur kode tersebut


tesis, di Malaysia ada‖ adalah penutur (Ilyas) mempermudah
(HBE, KCB2: 199) menyampaikan maksud kepada lawan
tutur (Azzam).
48 Ibu Nafisah: ―dipaskan seratus Peristiwa di samping adalah
lima puluh saya ya mbak peristiwa campur kode frasa bentuk
semuanya‖ dialog yang dilakukan tokoh penjual,
Penjual: ―aduh nyuwun sewu masuknya unsur bahasa Jawa ‗nyuwun
sanget Bu, tidak bisa‖ sewu sanget‘ ke dalam tuturan bahasa
(HBE, KCB2: 210) Indonesia, bermakna ‗mohon maaf
sekali‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah penutur (Penjual) memperhalus
tuturan kepada pembeli (Ibu Nafisah).
49 Husna: ―...Dan kau seperti Peristiwa di samping adalah
perampok yang masuk rumah peristiwa campur kode frasa bentuk
tanpa kulo nuwun dulu!‖ dialog yang dilakukan tokoh Husna,
Paman Zumrah: ―Baik, masuknya unsur bahasa Jawa ‗kulo
maafkan kelancanganku…‖ nuwun‘ ke dalam tuturan bahasa
(HBE, KCB2: 229) Indonesia, bermakna ‗mohon izin‘ Fungsi
campur kode tersebut adalah penutur
(Husna) mempertegas maksud tuturan
kepada lawan tutur (Paman Zumrah).
50 Azzam terus memutar otaknya Peristiwa di samping adalah
untuk mendapatkan cash flow peristiwa campur kode frasa bentuk
dengan cepat. deskripsi, masuknya unsur bahasa
(HBE, KCB2: 240) Inggris‗cash flow‘ ke dalam teks bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah pengarang mempermudah
menyampaikan maksud menggambarkan
tokoh azzam kepada pembaca.
88

51 …Furqan menghadap kiblat Peristiwa di samping adalah


lalu mengucapkan Takbiratul peristiwa campur kode frasa bentuk
Ihram. Setelah Fatihah ia deskripsi, masuknya unsur bahasa
membaca surat Al Kafirun dan Arab‗Takbiratul Ihram‘ ke dalam teks
Al Ikhlas… bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
(HBE, KCB2: 308) tersebut adalah kebutuhan kosakata,
pengarang menyebutkan hal yang umum
dan biasa dikenal umat Islam sehingga
orang-orang sudah mengerti maknanya
dengan sendirinya.
52 Begitu sertifikat jadi Azzam Peristiwa di samping adalah
langsung membuat semacam peristiwa campur kode frasa bentuk
grand opening untuk warung deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
baksonya dengan mengundang ‗grand opening‘ ke dalam tuturan bahasa
para aktifis kampus dan aktifis Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
dakwah adalah pengarang mempermudah
(HBE, KCB2: 373) menyampaikan maksud kepada pembaca.

Pada tabel di atas campur kode bentuk dialog terdapat 37 data, campur
kode deskripsi 15 data. Campur kode dominan adalah campur kode bentuk dialog
sehingga terlihat cerita menjadi lebih hidup yang ditimbulkan dari ketajaman
warna lokal/dialek pada percakapan tokoh-tokohnya. Jumlah keseluruhan unsur
campur kode berwujud frasa terdapat 52 data, terdiri dari campur kode bahasa
Jawa berjumlah 4 data, ditunjukkan pada nomor 19, 42, 48, dan 49. Campur kode
bahasa Arab terdapat 27 data, yaitu pada nomor 1, 2, 3, 4, 6, 8, 10. 11, 12, 13, 14,
15, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 30, 32, 35, 36, 41, 43, 51. Campur kode bahasa
Inggris terdapat 21 data, ditunjukkan pada nomor 5, 7, 9, 16, 17, 23, 25, 29, 31,
33, 34, 37, 38, 40, 43, 44, 45, 46, 47, 50, 52.
Fungsi campur kode wujud frasa terdiri dari, (1) menghormati lawan tutur
terdapat 1 data yaitu pada nomor 32. (2) kebutuhan kosakata terdapat 29 data,
89

ditunjukkan pada nomor 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21,
24, 26, 30, 31, 35, 37, 38, 39, 40, 43, 46, 51. (3) mempermudah menyampaikan
maksud terdapat 8 data, ditunjukkan pada nomor 8, 33, 34, 36, 45, 47, 50, dan 52.
(4) membicarakan suatu topik terdapat 3 data, ditunjukkan pada nomor, 5, 16, 29.
(5) menunjukkan identitas terdapat 4, data yaitu pada nomor 22, 27, 28, dan 42.
(6) menunjukkan keterpelajaran terdapat 3 data, yaitu pada nomor 23, 25, 44. (7)
mempertegas sesuatu terdapat 2 data, yaitu pada nomor 41 dan 49. (8)
memeperhalus tuturan terdapat 2 data pula, yaitu ditunjukkan pada nomor 19, dan
48. Sedangkan wujud campur kode frasa dengan fungsi menunjukkan keakraban
dan sebagai pengisi dan penyambung kalimat tidak peneliti temukan.

Tabel 3

C. Wujud Campur Kode Berbentuk Klausa

No. Teks Analisis


1 Keteraturan ini menunjukkan, Peristiwa di samping adalah
Tuhan yang menciptakan alam peristiwa campur kode klausa bentuk
semesta ini adalah satu, yaitu deskripsi, masuknya unsur bahasa arab
Allah Azza wa Jalla. Tuhan ‗Allah Azza wa Jalla‘ ke dalam teks
yang Maha Kuasa. bahasa Indonesia, bermakna ‗Allah yang
(HBE, KCB1: 42) tak terkalahkan dan yang mempunyai
kebesaran‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, klausa yang
biasa digunakan untuk menyebutkan
nama Allah.
2 Eliana: ―wow..gila! it‟s great Peristiwa di samping adalah
dream, man! Tak kuduga mas peristiwa campur kode klausa bentuk
Khaerul punya impian segede dialog yang dilakukan tokoh Eliana,
itu. masuknya unsur bahasa Inggris ‗it‘s great
(HBE, KCB1: 54) dream, man!‘ ke dalam tuturan bahasa
90

Indonesia bermakna ‗mimpi yang hebat,


kawan‘. Fungsi campur kode tersebut
penutur (Eliana) menunjukkan
keterpelajarannya dengan menggunakan
bahasa Inggris di depan lawan tuturnya
(Azzam).
3 Pak Ali: ―Di akhir zaman itu Peristiwa di samping termasuk
tidak sedikit perempuan cantik campur kode klausa bentuk dialog yang
mempesona, namun sebenarnya dilakukan tokoh Pak Ali, masuknya unsur
adalah seorang pelacur. bahasa Arab ‗Na‘udzubillah‘ ke dalam
Na‟udzubillah‖ tuturan bahasa Indonesia yang bermakna
(HBE, KCB1: 82) ‗kami meminta perlindungan Allah‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata yaitu ucapan yang
biasa disebutkan umat islam agar hal
tidak diinginkan tidak terjadi pada diri
penutur.
4 Pak Ali: ―…sampai ia dijuluki Peristiwa di samping termasuk
Sri Devi from Bandung. Ia campur kode klausa bentuk dialog yang
anak seorang diplomat. Ibunya dilakukan tokoh Pak Ali, masuknya unsur
asli India. Pokoknya cantiknya bahasa Inggris ‗Sri Devi from Bandung‘
luar biasa‖. (HBE, KCB1: 84) bermakna ‗Sri Devi dari Bandung‘ ke
dalam tuturan bahasa Indonesia, fungsi
campur kode tersebut adalah
membicarakan suatu topik.
5 Gumam Azzam dalam hati: ―Ah Peristiwa di samping adalah
semua sudah ada yang peristiwa campur kode klausa bentuk
mengatur. Yaitu Allah dialog yang dilakukan tokoh Azzam,
Subhanahu wa Ta‟ala.‖ (HBE, masuknya unsur bahasa Arab ‗Allah
KCB1: 122) Subhanahu wa Ta‘ala‘ ke dalam tuturan
91

bahasa Indonesia, yang bermakna Allah


Maha Suci dan Maha Tinggi‘. Fungsi
campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata, penutur (Azzam) mngucapkan
dalam hati hal umum yang biasa
digunakan umat islam menyebutkan nama
Allah.
6 Penumpang laki-laki setengah Peristiwa di samping adalah
baya berteriak keras, marah peristiwa campur kode klausa bentuk
―hasib ya hayawan” dialog tokoh penumpang bus, masuknya
(HBE, KCB1: 182) unsur bahasa Arab ‗hasib ya hayawan‘ ke
dalam teks bahasa Indonesia, bermakna
‗jangan sembrono hei hewan‘. Fungsi
campur kode tersebut adalah pengarang
menerangkan bahwa si penutur (laki-laki
setengah baya) mempertegas ucapan
kepada sang sopir agar berhati-hati.
7 …ajaran itu senada dengan kata Peristiwa di samping adalah
mutiara bahasa Arab yang peristiwa campur kode klausa bentuk
sangat dahsyat: Man jadda deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
wajada … ‗Man jadda wajada‘ ke dalam teks
(HBE, KCB1: 185) bahasa Indonesia, bermakna ‗siapa yang
brsungguh-sungguh maka akan berhasil‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
pengarang mempertegas maksud untuk
pembaca.
8 Anna : ―Dari siapa? Peristiwa di samping adalah
Azzam : ‖katakan saja dari peristiwa campur kode klausa bentuk
thalib dzu himmah, dia pasti dialog yang dilakukan tokoh Azzam,
tahu‖ masuknya unsur bahasa Arab ‗thalib dzu
92

(HBE, KCB1: 188) himmah‘ ke dalam tuturan bahasa


Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah penutur (Azzam) menunjukkan
identistas kepada lawan tutur (Anna)
bahwa dirinya adalah seorang mahasiswa
yang memiliki cita-cita.
9 Spontan ia berteriak: ―na‟am Peristiwa di samping adalah
ya alilal adab!” peristiwa campur kode klausa bentuk
(HBE, KCB1: 256) deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
‗na‘am ya alilal adab‖ ke dalam teks
bahasa Indonesia, bermakna ‗ya hai orang
kurang ajar‘. Fungsi campur kode
tersebut adalah pengarang
menggambarkantokoh Azzam
mempertegas suatu tuturan untuk kepada
badan intilijen.
10 ―uedan, moderatornya siapa iu Peristiwa campur kode kedua
Cak? Cuantik, pinter dan adalah peristiwa campur kode klausa
bahasa Inggirsnya fasih buetul! bentuk dialog yang dilakukan tokoh
Anake sopo yo kae?” seorang Mahasiswa Surabaya,, masuknya unsur
mahasiswa dari Surabaya bahasa Jawa ‗anake sopo yo kae?‘ ke
berkomentar pada temannya. dalam tuturan bahasa Indonesi, bermakna
(HBE, KCB1: 345) ‗anaknya siapa ya dia itu‘. Fungsinya,
menunjukkan identitas bahwa ia asli
orang Jawa Surabaya.
11 ―ya waffaqakumllah,” tukas Peristiwa di samping adalah
Furqan. peristiwa campur kode klausa bentuk
(HBE, KCB1: 364) dialog yang dilakukan tokoh Furqan,
masuknya unsur bahasa Arab
‗waffaqakumullah‘ bermakna ‗semoga
93

Allah memberimu taufik‘. ke dalam


tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
kode tersebut adalah kebutuhan kosakata,
unsur tersebut merupakan hal umum yang
biasa digunakan utuk mendoakan sesama
muslim.
12 Fadhil: ―jazakallah Kang. Aku Peristiwa di samping adalah
sudah tahu apa yang harus peristiwa campur kode klausa bentuk
kuputuskan!‖ dialog yang dilakukan tokoh Fadhil,
(HBE, KCB1: 438) masuknya unsur bahasa Arab ‗jazakallah‘
ke dalam tuturan bahasa Indonesia
bermakna ‗semoga Allah membalas‘
Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata, unsur tersebut
merupakan hal umum yang biasa
digunakanorang muslim, setelah
seseorang diberi bantuan oleh orang lain.
13 Husna dan Lia: “Inna lillahi Peristiwa di samping adalah
wa inna ilaihi raaji‟un”. campur kode klausa bentuk dialog yang
Hampir bersamaan mereka dilakukan tokoh Husna dan Lia,
berdua membaca istirja. masuknya unsur bahasa Arab‗Inna lillahi
(HBE, KCB2: 44) wa inna ilaihi raaji‘un‘ ke dalam tuturan
bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
tersebut adalah kebutuhan kosakata,
unsur tersebut merupakan hal umum yang
biasa digunakan orang-orang ketika ada
orang yang meninggal sehingga orang-
orang sudah mengerti maknanya dengan
sendirinya.
14 Dengan nada bercanda Eliana Peristiwa di samping adalah
94

menjawab ―iya!‖ peristiwa campur kode klausa bentuk


Husna menimbal ―Hayoh dialog yang dilakukan tokoh Husna,
kapokmu kapan” masuknya unsur bahasa Jawa ‗hayoh
(HBE, KCB2: 159) kapokmu kapan‘ ke dalam teks bahasa
Indonesia, bermakna ‗ayo jeramu kapan‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah
penutur (Husna) menunjukkan keakraban
kepada lawan tutur kakaknya (azzam)
serta kepada Eliana.
15 Husna: ―Iya benar Mbak Vivi, Peristiwa di samping adalah
saya Ayatul Husna‖ peristiwa campur kode klausa bentuk
Vivi: ―laa ilaaha illallah, dialog yang dilakukan tokoh Vivi,
subhanallah! Mimpi apa saya masuknya unsur bahasa Arab‗laa ilaaha
sampai ketemu orang yang saya illallah‘ ke dalam tuturan bahasa
kagumi?‖ Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
(HBE, KCB2: 290) adalah kebutuhan kosakata, unsur
tersebut merupakan hal yang biasa dan
umum digunakan sehingga orang-orang
sudah mengerti maknanya dengan
sendirinya.
16 Azzam: ―Begitu Pak Kiai Peristiwa di samping adalah
merasa ada yang pantas peristiwa campur kode klausa bentuk
memakainya silakan Pak Kiai dialog yang dilakukan tokoh Azzam,
pakaikan di jarinya. Azzam masuknya unsur bahasa Arab sami‘na wa
akan sami‟na wa atha‟na…‖ atha‘na‘ ke dalam tuturan bahasa
(HBE, KCB2: 384) Indonesia, bermakna ‗kami dengar dan
kami taati‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah penutur (Azzam) mempermudah
menyampaikan maksud.
95

Berdasarkan tabel di atas terdapat 14 data campur kode bentuk dialog yang
dilakakukan para tokoh dan 2 data campur kode deskripsi yang dilakukan
pengarang. Campur kode dominan adalah campur kode bentuk dialog sehingga
terlihat cerita menjadi lebih hidup yang ditimbulkan dari ketajaman warna
lokal/dialek pada percakapan tokoh-tokohnya. Jumlah keseluruhan wujud campur
kode klausa terdapat 16 data. 2 data campur kode bahasa Jawa terdapat pada
nomor 8 dan 10. Campur kode bahasa Arab terdapat 12 data, pada nomor 1, 3, 5,
6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16 dan campur kode bahasa Inggris terdapat 2 data yaitu
pada nomor 2 dan 4.
Fungsi campur kode wujud klausa terdiri, (1) kebutuhan kosakata terdapat
7 data yaitu pada nomor 1, 2, 5, 11, 12, 13, 15. (2) mencari jalan termudah
menyampaikan maksud dan Fungsi (4) membicarakan topik tertentu masing-
masing terdapat 1 data, yaitu masing-masing pada nomor 16 dan 4. (5)
menunjukkan identitas terdapat 2 data, yaitu pada nomor 8 dan 10. Fungsi
menunjukkan keterpelajaran 1 data yaitu pada nomor 2, fungsi mempertegas
sesuatu 3 data, yaitu pada nomor 6, 7, 9. Fungsi menunjukkan keakraban terdapat
1 data yaitu pada nomor 14. Fungsi menghormati lawan tutur, pengisi dan
penyambung kalimat tidak peneliti temukan pada wujud campur kode klausa.

Tabel 4
D. Wujud Campur Kode Berbentuk Kata Ulang

No. Teks Analisis


1 Pak Ali: Peristiwa di samping termasuk
―coba kaurenungkan, apakah campur kode kata ulang bentuk dialog
ketika aku mewanti-wanti anak yang dilakukan tokoh Pak Ali, masuknya
perempuan ku agar tidak unsur bahasa Jawa ‗wanti-wanti‘ ke
mencontoh Nicole kidman….‖ dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi
(HBE, KCB1: 81) campur kode tersebut adalah
memudahkan menyampaikan maksud
dalam komunikasi kepada lawan tutur
96

(Azzam).
2 Furqan: ―…kalau aku batalkan Peristiwa di samping adalah
lamaranku dan aku memilih peristiwa campur kode kata ulang bentuk
Eliana yang sudah jelas dialog yang dilakukan tokoh Furqan,
mengejarku aku takut dianggap masuknya unsur bahasa jawa ‗plin-plan‘
lelaki plin-plan‖. ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
(HBE, KCB1: 108) Fungsi campur tersebut penutur (Furqan)
mencari jalan termudah menyampaikan
maksud tanpa mengurangi maksud
sesungguhnya.
3 Di milist-milist kalangan Peristiwa di samping adalah
mahasiswa Indonesia di Cairo peristiwa campur kode kata ulang bentuk
terkirim puluhan tahniah dan deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
ucapan selamat. ‗milist-milist‘ ke dalam teks bahasa
(HBE, KCB1: 349) Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, unsur
tersebut adalah hal yang sudah umum dan
biasa dikenal oleh masyarakat.
4 Ibu Siti: Oh Nak Husna. Peristiwa di samping adalah
Monggo-monggo masuk Na. peristiwa campur kode kata ulang bentuk
Ada acara di pesanteren ya? dialog yang dilakukan tokoh Ibu Siti,
Husna: iya Bu. Kok Ibu tahu?‖ masuknya unsur bahasa Jawa ‗monggo-
(HBE, KCB2: 58) monggo‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah menunjukkan identitas bahwa Si
Ibu Siti adalah seorang penutur Jawa.
5 Azzam: ―jujur Pak Kiai, saya Peristiwa di samping adalah
tidak siap‖ peristiwa campur kode kata ulang bentuk
Pak Kiai: ―Sudah, kamu jangan dialog yang dilakukan tokoh pak Kiai,
mbulet-mbulet. Ayo ikut aku masuknya unsur bahasa Jawa ‗mbulet-
97

mengambil kitab. Aku jelaskan mbulet‘ ke dalam tuturan bahasa


sampai di mana. Ayo Nak!‖ Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
(HBE, KCB2: 182) adalah penutur (Pak Kiai) mempermudah
menyampaikan maksud kepada lawan
tutur (Azzam).

Berdasarkan tabel di atas campur kode bentuk dialog terdapat 4 data,


campur kode bentuk deskripsi 1 data. Campur kode dominan adalah campur kode
bentuk dialog sehingga terlihat cerita menjadi lebih hidup yang ditimbulkan dari
ketajaman warna lokal/dialek pada percakapan tokoh-tokohnya. Jumlah
keseluruhan wujud campur kode kata ulang ada 5 data. 4 data campur kode wujud
bahasa Jawa dan 1 data wujud campur kode bahasa Inggris, tidak ada wujud
campur kode bentuk kata ulang bahasa Arab.
Fungsi campur kode kata ulang, yaitu (1) kebutuhan kosakata 1 data, pada
nomor 3. (2) memudahkan menyampaikan maksud 3 data, yaitu pada nomor 1, 2,
5. (3) menunjukkan identitas 1 data pada nomor 4. Fungsi mengormati lawan
tutur, membicarakan topik tertentu, fungsi keterpelajaran, mempertegas sesuatu,
memperhalus tuturan, menunjukkan keakraban dan pengisi dan penyambung
kalimat tidak peneliti temukan pada wujud campur kode kata ulang.

Tabel 5

E. Wujud Campur Kode Berbentuk Baster

No. Teks Analisis


1 Pak Ali: ―Mas Habasy takanat- Peristiwa di samping adalah
nya biar saya saja yang peristiwa campur kode bentuk baster
memberikannya...‖ (HBE, bentuk dialog yang dilakukan tokoh Pak
KCB1: 101) Ali, ditandai dengan masuknya unsur
bahasa Arab ‗habasy takanat.‘ Ditambah
adanya unsur –nya fungsi campur kode
98

tersebut adalah kebutuhan kosakata,


penutur (Pak Ali) menawarkan diri untuk
membawa makanan khas mesir yang
biasa dikonsumsi oleh orang-orang mesir
dan tidak ada padanannya dalam bahasa
Indonesia untuk Eliana.
2 Jawaban Furqan membuat Peristiwa di samping adalah
Azzam langsung mengalihkan peristiwa campur kode baster bentuk
pandangannya dari kakek deskripsi, ditandai dengan masuknya
berjubah abu-abu ke wajah unsur bahasa Arab ‗kibdah‘ ditambah
Furqan yang masih asyik adanya unsur‗–nya‘ dalam teks bahasa
dengan roti Kibdah-nya. Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
(HBE, KCB1: 106) adalah kebutuhan kosakata, pengarang
menyebutkan nama makanan khas Mesir
(roti yang berbentuk panjang diisi hati
sapi) yang tidak ada padanan katanya
dalam bahasa Indonesia.
3 begitu menyeberang Tayaran Peristiwa di samping adalah
Steet, handphone-nya berbunyi peristiwa campur kode baster bentuk
ada SMS masuk. Ia deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
menghentikan langkahnya dan ‗hand phone‘ di tambah dengan kata ganti
melihat layar handphone… milik (-nya) ke dalam teks bahasa
(HBE, KCB1: 150) Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, karena
pengarang menyebutkan benda umum
yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga orang-orang
mengerti maksud dan maknanya dengan
sendirinya.
4 …ia langsung istighfar dan ber- Peristiwa di samping adalah
99

ta‟awudz… peristiwa campur kode baster bentuk


(HBE, KCB1: 152) deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
‗ta‘awudz‘ diikuti dengan awalan ber-
menjadi ‗ber-ta‘awudz ke dalam teks
bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
tersebut adalah kebutuhan kosakata,
pengarang menyebutkan istilah umum
yang biasa digunakan umat Islam.
5 Furqan:―Breakfast-nya sekali Peristiwa di samping adalah
saja ya‖ peristiwa campur kode baster bentuk
Dina: ―Baik tuan‖ dialog yang dilakukan tokoh Furqan,
(HBE, KCB1: 154) masuknya unsur bahasa Inggris
‗breakfast-nya‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah penutur (Furqan) menunjukkan
keterpelajarannya di depan resepsionis
hotel (Dina).
6 Sampai di pintu kamar 819, Peristiwa di samping adalah campur
dengan mengucap basmalah kode baster bentuk deskripsi, masuknya
furqan membuka pintu dengan unsur bahasa Inggris ‗keycard-nya‘ ke
keycard-nya. dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi
(HBE, KCB1: 155) campur kode tersebut adalah pengarang
memudahkan menyampaikan maksud
untuk pembaca, jika menggunakan
padanan bahasa Indonesia maka hasilnya
kurang pas.
7 …membaca dan menulis hal- Peristiwa di samping adalah
hal penting dengan laptop-nya peristiwa campur kode baster bentuk
di samping gadis itu… deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
(HBE, KCB1: 158) ditambah kata ganti milik (-nya) ‗laptop-
100

nya‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.


Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata karena sudah umum
digunakan dan tidak ada padanan kata
yang tepat dalam bahasa Indonesia.
8 …biasanya mahasiswa Peristiwa di samping adalah
berwajah putih bersih dari Desa peristiwa campur kode baster bentuk
Sanhur yang terletak antara deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
Kota El Faiyum dan Danau ‗murajaah‘ dengan awalan me— ke
Qarun itu me-murajaa‟ah dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi
hafalan Qurannya di mushala. campur kode tersebut adalah mencari
(HBE, KCB1: 176) jalan termudah menyampaikan maksud
pengarang untuk pembaca.
9 Anna: ―maaf Daarut Tauzi-nya Peristiwa di samping adalah
ke sana ya?‖ peristiwa campur kode baster bentuk
(HBE, KCB1: 187) dialog yang dilakukan tokoh Anna,
masuknya unsur bahasa Arab ‗Daarut
Tauzi-nya‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, menyebutkan
hal yang sudah umum digunakan oleh
mahasiswa mesir yaitu menyebutkan
nama sebuah toko buku.
10 …Nanang kaget, lalu Peristiwa di samping adalah
tersenyum. Ia melepas peristiwa campur kode baster bentuk
earphone-nya.. deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
(HBE, KCB1: 206) ‗earphone‘ dengan diikuti kata ganti
milik (-nya) ke dalam teks bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, pengarang
101

menyebutkan suatu benda untuk


mendengarkan lagu, yang biasa
digunakan dan diketahui oleh umum.
11 Anna: ―untuk apa itu La?‖ Peristiwa di samping adalah
Laila: ―Untuk meng-open tiket peristiwa pertama, campur kode baster
Kuala Lumpur—Jakarta. bentuk dialog yang dilakukan tokoh laila,
Karena mau tinggal beberapa masuknya unsur bahasa Inggris ‗meng-
hari di KL, maka harus open. open‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
Itu harganya lebih mahal lima Fungsi campur kode tersebut adalah
puluh dollar. Gimana mbak?‖ mencari jalan termudah menyampaikan
(HBE, KCB1: 232) maksud penutur (Laila).
12 …seharusnya ia bangun jam Peristiwa di samping adalah
empat. Bagaimana bisa ia peristiwa campur kode baster bentuk
kebablasan sampai pukul deskripsi, masuknya unsur bahasa Jawa
delapan... ‗bablas‘ dengan imbuhan ‗ke-an‘ ke
(HBE, KCB1: 270) dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi
campur kode tersebut adalah
memudahkan menyampaikan maksud
pengarang kepada pembaca.
13 Ia harus meng-qadha shalat Peristiwa di samping adalah
subuh. Pikiranya benar-benar peristiwa campur kode baster bentuk
kacau. deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 271) ‗meng-qadha‘ ke dalam teks bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, unsur
tersebut merupakan hal yang umum yang
biasa digunakan umat Islam.
14 Ustadz Mujab: ―yang paling Peristiwa di samping adalah
penting kau harus peristiwa campur kode baster bentuk
mengintrospeksi dan me- dialog yang dilakukan tokoh Ustad
102

muhasabah-i dirimu sendiri… Mujab, masuknya unsur bahasa Arab


Furqan: ―iya ustadz, saya telah ‗me-muhasabah-i‘ ke dalam tuturan
menyadarinya‖ bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
(HBE, KCB1: 289) tersebut adalah memudahkan atau
memperlancar maksud penutur (ustadz
Mujab) kepada lawan tutur (Furqan).
15 Abduh:‖…temanku itu member Peristiwa di samping adalah
alamat website-nya. Aku buka, peristiwa campur kode baster bentuk
dan ternyata itu foto-fotomu dialog yang dilakukan tokoh Abduh,
dengan seorang perempuan masuknya unsur bahasa Inggris ‗website‘
bule…‖ dan kata ganti milik ‗nya‘ ke dalam
(HBE, KCB1: 387) tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
kode tersebut adalah kebutuhan kosakata,
unsur tersebut merupakan hal umum yang
biasa digunakan sehingga orang-orang
mengerti maksud dan maknanya dengan
sendirinya.
16 Ayah Zulkifli: ―…saat saya ke Peristiwa di samping adalah
pesantren dulu sandal saya peristiwa campur kode baster bentuk
hilang dighosob oleh para dialog yang dilakukan tokoh Ayah
santri, saat itu Fadhil-lah yang Zulkifli, masuknya unsur bahasa Arab
bingung ke sana kemari menari ‗ghosob‘ dengan awalan di- ke dalam
sandal saya…‖ tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
(HBE, KCB1: 442) kode tersebut adalah penutur (Ayah
Zulkifli) mencari jalan termudah
menyampaikan maksud, jika
menggunakan bahasa Indonesia hasilnya
akan kurang pas.
17 …ia harus menghubungi Nasir Peristiwa di samping adalah
meminta tiketnya di-conform peristiwa campur kode baster bentuk
103

untuk penerbangan dua hari deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris


yang akan datang. ‗conform‘ dengan awalan di- ke dalam
(HBE, KCB1: 452) teks bahasa Indonesia. Fungsi campur
kode tersebut adalah pengarang
mempermudah menyampaikan maksud
kepada pembaca.
18 ―ada‖ jawab Anna sambil Peristiwa di samping adalah
membuka diarynya. peristiwa campur kode baster bentuk
(HBE, KCB2: 17) deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
‗diary‘ dan kata ganti kepunyaan milik –
nya ke dalam teks bahasa Indonesia.
Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan kosakata, unsur tersebut
merupakan hal umum yang biasa
digunakan orang-orang sehingga orang-
orang sudah mengerti maknanya dengan
sendirinya.
19 Ibu Rina: ―Tapi Ibu jamin dia Peristiwa di samping adalah
bisa menjadi isteri yang baik. masing-masing termasuk peristiwa
Kelebihan Rina adalah sifat campur kode baster bentuk dialog yang
20 qana‟ahnya. Sifat dilakukan tokoh Ibu Rina, pertama,
nrimonya…‖ masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB2: 114) ‗qana‘ah‘diikuti –nya dan unsur bahasa
Jawa ‗nrimo‘ diikuti –nya ke dalam
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
kode tersebut adalah penutur (Ibu Rina)
mempermudah menyampaikan maksud
kepada lawan tutur (Husna).
21 Bu Nyai Nur: ―…contoh- Peristiwa di samping adalah
contohnya mulaidari yang peristiwa campur kode baster bentuk
104

kecil-kecil, contoh tawadhu- dialog yang dilakukan tokoh Bu Nyai


nya Rasulullah, ada juga Nur, masuknya unsur bahasa Arab
contoh sahabat. ‗tawadhu-nya‘ ke dalam tuturan bahasa
(HBE, KCB2: 191) Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah penutur (Bu Nyai Nur )
membicarakan topik tertentu
22 ―Kami mohon Pak Kiai yang Peristiwa di samping adalah
member mauidhah peristiwa campur kode baster bentuk
hasanahnya‖ Terang Bu Nafis. dialog yang dilakukan tokoh Bu Nafis,
(HBE, KCB2: 345) masuknya unsur bahasa Jawa‗mauidhah
hasanahnya‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah penutur (Bu Nafis) mempermudah
menyampaikan maksud kepada Pak Kiai.
23 Malam itu Azzam harus masuk Peristiwa di samping adalah
ruang operasi setelah peristiwa campur kode baster bentuk
dirontgent ia mengalamai deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
patah betis kirinya, lengan ‗rontgent‘ dengan imbuhan –di ke dalam
bahwah tangan kiri… teks bahasa Indonesia. Fungsi campur
(HBE, KCB2: 363) kode tersebut adalah kebutuhan kosakata,
pengarang menyebutkan istilah yang
umum dan biasa dikenal orang sehingga
orang-orang sudah mengerti maknanya
dengan sendirinya.
24 Anna melihat inbox emailnya. Peristiwa di samping adalah
Email terbaru dari Furqan. peristiwa campur kode baster bentuk
(HBE, KCB2: 403) deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
‗emailnya‘ ke dalam teks bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah kebutuhan kosakata, unsur
105

tersebut merupakan hal yang umum dan


biasa dikenal orang sehingga orang-orang
sudah mengerti maknanya dengan
sendirinya.

Berdasarkan tabel di atas campur kode bentuk dialog para tokoh terdapat
11 data, campur kode bentuk deskripsi 13 data. Campur kode deskripsi lebih
dominan dibandingkan dengan campur kode dialog hal ini terjadi karena penulis
novel terbawa arus kemultilingualannya sehingga mempengaruhi karya sastra
yang dibuatnya. Jumlah keseluruhan wujud campur kode baster terdapat 24 data,
2 data campur kode baster bahasa Jawa, pada nomor 12 dan 20. Campur kode
wujud baster dengan bahasa Arab terdapat 11 data, yaitu pada nomor 1, 2, 4, 8, 9,
13, 14, 16, 19, 21, 22. Campur kode wujud baster dengan bahasa Inggris 11 data
pada nomor 3, 5, 6, 7, 10, 11, 15, 17, 18, 23, 24.
Fungsi campur kode pada wujud baster ialah (1) kebutuhan kosakata
sebanyak 12 data, pada nomor 1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 13,15, 18, 23, 24. (2) fungsi
yang menunjukkan keterpelajaran terdapat 1 data pada nomor 5. (3) fungsi
memudahkan menyampaikan maksud terdapat 10 data, yaitu pada nomor 6, 8, 11,
12, 14, 16, 17, 19, 20, 22. (4) membicarakan topik tertentu terdapat 1 data pada
nomor 21. Peneliti tidak menemukan fungsi menghormati lawan tutur,
menunjukkan identitas, mempertegas sesuatu, memperhalus tuturan, menunjukkan
keakraban dan pengisi dan penyambung kalimat pada wujud campur kode baster.

Tabel 6
F. Wujud Campur Kode Berbentuk Idiom atau Ungkapan

No. Teks Analisis


1 Ibu Nyai Nur : ‖ …apa gunanya Peristiwa di samping adalah
jadi sarjana, lulusan Al Azhar peristiwa campur kode ungkapan bentuk
kalau tidak tanggap sasmita, dialog yang dilakukan oleh tokoh Ibu
kalau disuruh ibunya tidak Nyai Nur, masuknya unsur bahasa Jawa
106

segera beranjak!‖ ‗tanggap sasmita‘ ke dalam tuturan


(HBE, KCB1: 146) bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
tersebut adalah penutur (Ibu Nyai Nur)
mempermudah menyampaikan maksud,
yang berarti paham dengan keadaan.
2 ―Alfu mabruk, Akhi semoga Peristiwa di samping adalah
ilmu yang kau dapat peristiwa campur kode ungkapan bentuk
bermanfaat…‖ Ucap Azzam. dialog yang dilakukan tokoh Azzam,
(HBE, KCB1: 350) masuknya unsur bahasa Arab ‗Alfu
mabruk, Akhi‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah menunjukkan keterpelajaran
bahwa penutur (Azzam) mampu ber
bahasa Arab.
3 …tapi ia harus berbalut Peristiwa di samping adalah
perangai mulia. Yaitu perangai peristiwa campur kode ungkapan bentuk
yang ditunjukkan oleh Ummul deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
Mukminiin, Sayyida Khadijah. ‗Ummul Mukminiiin‘ ke dalam teks
(HBE, KCB1: 404) bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
tersebut adalah kebutuhan kosakata,
pengarang menyebutkan nama julukan
untuk istri Nabi Muhammad.yang berarti
‗ibunya para orang-orang mukmin‘ yang
sudah dikenal umum oleh umat Islam
4 Nafisah: Neng Anna tidak usah Peristiwa di samping adalah
bicara tentang sastra dan tetek peristiwa campur kode ungkapan/idiom
bengeknya...‖ bentuk dialog yang dilakukan tokoh
Anna: terus aku bicara tentang Nafisah, masuknya unsur bahasa Jawa
apa? ‗tetek bengek‘ diikuti kata -nya ke dalam
(HBE, KCB2: 24) tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
107

kode tersebut adalah penutur (Nafisah)


mempermudah menyampaikan maksud
kepada lawan tutur (Anna).
5 Lia: ―…Ada ilmu titen yang Peristiwa di samping adalah
oleh orang Jawa disebut peristiwa campur kode ungkapan bentuk
pranata mongso. Pembagian dialog yang dilakukan tokoh Lia,
masa dalam satu tahun untuk masuknya unsur bahasa Jawa‗pranata
bertani‖ mongso‘ ke dalam tuturan bahasa
(HBE, KCB2: 254) Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah penutur (Lia) sedang
membicarakan topik tertentu.
6 Lia: ―Dulu ada ungkapan Peristiwa di samping adalah
Desember itu maknanya deres- peristiwa campur kode ungkapan bentuk
deres sumber, atau besar- dialog yang dilakukan tokoh Lia,
besarnya sumber. Karena air masuknya unsur bahasa Jawa‗deres-deres
ada dimana-mana‖ sumber‘ ke dalam tuturan bahasa
(HBE, KCB2: 254) Indonesia. Fungsi campur kode penutur
sedang membicarakan topik tertentu.
7 Ilyas: ―Insya Allah berangkat Peristiwa di samping adalah
ke India nanti saja jika tesis peristiwa campur kode ungkapan bentuk
sudah selesai‖ dialog yang dilakukan tokoh Azzam,
Azzam: ―O begitu. Terus ini masuknya unsur bahasa Jawa‗njanur
kok njanur gunung ada apa gunung‘ ke dalam tuturan bahasa
ya?‖ Indonesia. Fungsi campur kode penutur
(HBE, KCB2: 278) (Azzam) mempermudah maksud dan
jalannya komunikasi terhadap lawan tutur
(Ilyas), dalam bahasa jawa arti njanur
gunung adalah ‗tidak seperti biasa‘.
8 Pak Kiai: ―…Itu namanya Peristiwa di samping adalah
kabura maqtan „indallah!” peristiwa campur kode ungkapan bentuk
108

(HBE, KCB2: 345) dialog yang dilakukan tokoh Pak Kiai,


masuknya unsur bahasa Arab ‗ kabura
maqtan ‗indallah‖ ke dalam tuturan
bahasa Indonesia. Fungsi dari kedua
campur kode tersebut adalah
mempermudah menyampaikan maksud
Pak Kiai ke kepada lawan tutur (Bu
Nafis)

Dari tabel di atas terdapat 7 data campur kode bentuk dialog dan 1 data
campur kode bentuk deskripsi. Campur kode dominan adalah campur kode bentuk
dialog sehingga terlihat cerita menjadi lebih hidup yang ditimbulkan dari
ketajaman warna lokal/dialek pada percakapan tokoh-tokohnya. Jumlah
keseluruhan wujud campur kode ungkapan atau idiom adalah 8 data, 5 data
campur kode bahasa Jawa yaitu pada nomor 4, 5, 6, 7 dan 3 data campur kode
bahasa Arab ditunjukkan pada nomor 2, 3, 9. Wujud campur kode ungkapan
bahasa Inggris tidak ditemukan.
Fungsi campur kode ungkapan, yaitu (1) mempermudah menyampaikan
maksud terdapat 4 data yaitu pada nomor 1, 4, 7, 8. (2) menunjukkan
keterpelajaran 1 data, pada nomor 2. (3) kebutuhan kosakata 1 data, pada nomor
3.dan (4) membicarakan topik tertentu 2 data, yaitu pada nomor 5 dan 6. Tidak
ditemukan oleh peneliti fungsi campur kode mengormati lawan tutur,
menunjukkan identitas, mempertegas sesuatu, memperhalus tuturan, menunjukkan
keakraban, dan pengisi dan penyambung kalimat.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan data tentang campur kode dalam novel dwilogi Ketika Cinta
Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El
Shirazy berjumlah 219 data. Campur kode dominan adalah campur kode
bahasa Arab, terdapat 107 data, hal ini karena pengarang novel mampu
berbahasa arab dan novel ini adalah novel islami yang sering menggunakan
serpihan-serpihan keislaman. Sedangkan campur kode bahasa Inggris dan
Jawa masing-masing 71 dan 41 data. Campur kode terbanyak yaitu berwujud
kata, terdapat 114 data, yaitu 24 data campur kode bahasa Jawa, 54 data
campur kode bahasa Arab, 36 data bahasa Inggris. Campur kode berwujud
frasa terdapat 52 data, terdapat 4 campur kode bahasa Jawa, 27 campur kode
bahasa Arab, dan 21 campur kode bahasa Inggris. Campur kode berwujud
klausa terdapat 16 data, 2 campur kode bahasa Jawa, 12 campur kode bahasa
Arab, dan 2 campur kode bahasa Inggris. Berwujud kata ulang terdapat 5
data, 4 campur kode bahasa Arab, dan 1 campur kode bahasa Inggris. Campur
kode berwujud baster 24 data, 2 campur kode bahasa Jawa, 11 campur kode
bahasa Arab, dan 11 pula campur kode bahasa Inggris. Campur kode
berwujud ungkapan atau idiom terdapat 8 data, 5 data campur kode bahasa
Jawa, 3 data campur kode bahasa Arab. Campur kode dalam penulisan novel
dapat dibagi menurut penggunaannya, yaitu bentuk deskripsi dan bentuk
dialog. Dalam bentuk deskripsi cerita bertujuan menggambarkan latar,
peristiwa, dan tokoh. Sedangkan, campur kode bentuk dialog bertujuan
menyajikan percakapan tokoh/antartokoh. Pada wujud kata, campur kode
deskripsi terdapat 64 data dan bentuk dialog sebanyak 50 data, wujud campur
kode frasa campur kode deskripsi sebanyak 15 data dan campur kode dialog
37 data. Pada wujud klausa campur kode deskripsi terdapat 2 data sedangkan
bentuk dialog terdapat 14 data, pada wujud campur kode kata ulang campur

109
110

kode deskripsi terdapat 1 data saja sedangkan bentuk dialog terdapat 4 data,
campur kode wujud baster terdapat 13 data campur kode deskripsi dan 11
data campur kode bentuk dialog, wujud campur kode ungkapan bentuk
deskripsi terdapat 1 data sedangkan bentuk dialog terdapat 7 data.
2. Fungsi yang melatarbelakangi terjadinya campur kode dalam novel dwilogi
Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy adalah (1) karena
menghormati lawan tutur, (2) karena kebutuhan kosakata, (3) karena ingin
mencari jalan termudah menyampaikan maksud, (4) karena membicarakan
topik tertentu, (5) menunjukkan identitas, (6) menunjukkan keterpelajaran,
(7) mempertegas sesuatu, (8) memperhalus tuturan, (9) menunjukkan
keakraban, dan (10) sebagai pengisi dan penyambung kalimat. Fungsi campur
kode dominan adalah kebutuhan kosakata yang terdapat pada campur kode
wujud kata sebanyak 36 data karena campur kode (serpihan bahasa) tersebut
biasa dikenal masyarakat umum khususnya untuk umat Islam.

B. Saran

1. Penelitian ini membahas bahasa campur kode dalam novel Ketika Cinta
Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy, memang menarik campur kode
yang terjadi dalam novel ini yaitu berupa penyisipan serpihan-serpihan, baik
itu kata, frasa, klausa, kata ulang, baster, maupun idiom atau ungkapan yang
berasal dari bahasa asing (bahasa Arab dan Inggris) maupun bahasa daerah
(Jawa). Namun, campur kode bukanlah kebiasaan yang turut melestarikan
bahasa Indonesia, dikhawatirkan akan menggeser fungsi bahasa Indonesia.
Dalam kasus-kasus tertentu campur kode tidak dapat dihindari yaitu jika
serpihan unsur asing atau daerah tidak dimiliki padanan kata dalam bahasa
Indonesia.
2. Penggunaan campur kode dalam penulisan novel dapat diterima dalam bentuk
dialog, yang memang membutuhkan bahasa tulis-lisan yang hidup. Namun,
dalam bentuk deskripsi seorang penulis perlu berhati-hati agar tidak sekedar
mencampurkan begitu saja ragam lisan (campur kode) ke dalam ragam tulis
111

(sastra) dan lebih bersifat eksploratif dalam penggunaaan bahsa tulis lisan
(dialog). Hendaknya kita semua juga perlu berhati-hati dalam menggunakan
bahasa Indonesia, terutama saat situasi formal yang mengharuskan untuk
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama bagi semua pihak yang
bergelut di dunia pendidikan bahasa Indonesia. Diharapkan pada penelitian
berikutnya agar melakukan penelitian yang lebih luas lagi tentang kajian
campur kode.
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. Sosiologi Bahasa, Bandung: Angkasa, 1990.

Aslinda dan Leni Syafyahya. Pengantar Sosiolinguistik, Bandung: Reflika


Aditama, 2007.

Badudu, J.S Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III, Jakarta: PT. Gramedia, Cet.
Ke-2, 1993.
Badudu, J.S. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, Cet. Ke-4, 1994.

Bloomfield, Leonard. Language Bahasa, Jakarta: PT Gramedia, 1995.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik Perkenalan Awal, Jakarta:


Rineka Cipta, 2004.
Chaer, Abdul. Linguistik Umum, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003.

Consuelo dkk, penerjemah: Alimuddin Tuwu, Pengantar metode Penelitian,


Jakarta: Universitas Indonesia, 1993.
Depdiknas, Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
Edisi ke-3, 2002.

El Shirazy, Habiburrahman. Ketika Cinta Bertasbih 1, Jakarta: Republika, 2007.


El Shirazy, Habiburrahman. Ketika Cinta Bertasbih 2, Jakarta: Republika, Cet.
Ke-6, 2008.
http://anaksastra.blogspot.com/2009/02/alih-kode-dan-campur-kode.html. Diakses
tanggal 13 Oktober 2010.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13466/1/08E01506.pdf, Mayerni
Sitepu, Skripsi: Campur Kode dalam Majalah Aneka Yes, Medan
Universitas Sumatra Selatan, 2007. Diakses tanggal 13 Februari 2010.

Ibrahim, Abdul Syukur dan H. Suparno. Sosiolinguistik, Jakarta: Universitas


Terbuka, Cet. Ke-6, 2007.
J. Meleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 2004.
Jassin, H.B. Tifa Penyair dan Daerahnya, Jakarta: Gunung Agung, Cet. Ke-7,
1985.
M. Echols, John dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT
Gramedia, Cet-24, 2000.

112
113

Marahimin, Ismail. Menulis Secara Populer, Jakarta: Pustaka Jaya, Cet. Ke-3,
2001.
Muliastuti, Liliana dan Krisanjaya, Linguistik Umum, Jakarta: Universitas
Terbuka, Cet. Ke-3, 2007.
Muslich, Masnur Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian ke Arah Tatabahasa
Deskriptif, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Nurgiantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, Cet. Ke-5, 2005.
Putrayasa, Ida Bagus. Analisis Kalimat (Fungsi, Kategori, dan Peran), Bandung:
Refika Aditama, 2007.
Rahardi, R. Kunjana. Kajian Sosiolinguistik Ihwal Kode dan Alih Kode, Bogor:
Ghalia Indonesia, 2010.

Semi, M. Atar. Anatomi Sastra, Padang: Angkasa Raya, 1988.


Sibarani, Robert. Hakikat Bahasa, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1992.
Sumardjo, Jakob. Catatan Kecil tentang Menulis Cerpen, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, Cet. Ke-4, 2007.
Sumarno dan Paina Partana. Sosiolinguistik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet.
Ke-2, 2004.
Syamsudin dan Vismaia S. Damayanti. Metode Penelitian Bahasa, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007.
Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Pragmatik, Bandung: Angkasa, 2009.
Widjojo dan Endang Hidayat. Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, Bandung: UPI
Press, 2006.
Yuliati, Etik. Skripsi: Alih Kode dan Campur Kode dalam Cerbung Dolanan Geni
Karya Suwardi Endraswara, Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010.

Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor, 2004.

Anda mungkin juga menyukai