Anda di halaman 1dari 61

KOHESI GRAMATIKAL DALAM NOVEL “MINE” KARYA

SITI NUR ATIKA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu


syarat mencapai gelar
Sarjana Sastra

Oleh

Nama : Osomina Simpu


Nim : 17091101022
Jurusan : Sastra Indonesia

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS ILMU BUDAYA
MANADO
2021

1
PRAKATA

Segala Puji Syukur kepada Tuhan Yesus, atas berkat dan anugerah –Nya
yang memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Kohesi Gramatikal dalam Novel
“Mine” Karya Siti Nur Atika” tepat waktu.
Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sastra di Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam
Ratulangi. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat selesai.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Dr. Dra. Djeinnine Imbang M. Hum., sebagai pembimbing materi
sekaligus Ketua Jurusan. Terima kasih telah meluangkan waktu dan telah
banyak memberikan bimbingan dan petunjuk serta membantu peneliti
dapat menyelesaikan skripsi
2. Stella Karouw, S.S., M.Hum., sebagai dosen Pembimbing teknis.
sekaligus wali. terima kasih telah memberikan bantuan demi kelancaran
proses penelitian ini.
3. Christo R. Pua, S.S. M . Hum. Selaku sekertaris jurusan sastra indonesia
yang telah banyak memberikan bantuan bagi penulis.
4. Drs. Ferry R. Mawikere, M. Hum., M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sam Ratulangi.
5. Maya pinkan Warouw, S.S., M.Ed., ph.D. selaku wakil Dekan I
6. Dr. Mariam Lydia Mitty Pandean, S.S., M.Hun. selaku wakil dekan II.
7. Dra. Donna Timboeleng, M. Hum. Selaku wakil dekan III
8. Dra. Olga H.S Karmoy, M.Hum. selaku dosen di Jurusan Sastra Indonesia
yang sudah berbagi Ilmu selama proses perkuliahan.
Seluruh Staf pengajar di Jurusan Sastra Indonesia, Sastra Inggris, Sastra Jerman,
Ilmu Sejarah, dan Program Studi Bahasa Jepang yang sudah

2
9. berbagi ilmu dalam bidangnya masing-masing selama proses perkuliahan
di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi Manado.
10. Terimaka kasih juga Seluruh Staf Tata Usaha, dan Staf Perpustakaan
Fakultas Iilmu Budaya Universitas Sam Ratunlangi Manado.
11. Terima kasih juga buat keluarga besar simpu-silak. Almarhum Bapa
tercinta dan terkasih (Deky simpu). Dan mama tercinta Siska silak yang
selalu memberikan doa yang terbaik untuk penulis, kasih sayang yang
tulus dan mendukung penulis motivasi untuk menempuh pendidikan
sampai ke penguruan tinggi, dan dalam menjalani studi di Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sam Ratulangi Manado, pada akhirnya berhasil
menyelesaikan Skripsi ini untuk mendapatkan Gelar Sarjana Sastra di
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi Manado.
12. Terima kasih kePada kakak-kakaku Dina simpu, Yali simpu, Dari
simpu, Wallela simpu, Hamdan tajudin, dan adik-adikku yang tercinta
Yerestina simpu, Yertinus simpu, kalian sudah membantu penulis dari
segi materi dan menyemangatiku memberikan motivasi yang tak berhenti-
hentinya mengingatkanku.
13. Terima kasih juga kepada keluarga besar Roeroe-Imbang Mama
Djeinnie, Bapak Nico, Oma Stan Wowiling, suster wowiling, Mama
Deby Imbang, Ade Wulan, kaka Uci Mugawe, yang telah menerima
penulis untuk tinggal bersama dan membantu selama penulis menempuh
studi kurang lebih dua tahun. Secara khusus, banyak terima kasih kepada
Mama Djein atas perhatian, didikan, dukungan, dorongan dan doa yang
selalu diberikan kepada penulis. Terima kasih telah menjadi saluran berkat
bagi penulis.
14. Terima kasih kepada Keluarga besar Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa
Yahukimo (PPMY) sulawesi utara di Manado. Selalu memberikan
nasihat motivasi, makan, minum satu piring lima sedok dan air satu gelas
yang kita makan dan rasakan rasa manis pahit selama di rantauan
senyum, tawa serta selalu mendukung penulis dalam pembuatan skripsi,
Yakubus bahapol, S.P., Korotia simbu, S.S., Niana simpu, Andeas dapla,

3
15. Nemi dapla, Alius wetipo, Ana wahla, serta seluruh teman-teman lainnya
yang tidak bisa sebutkan satu persatu, yang telah banyak mendukung
selama proses penyelesaian skripsi ini.
16. Terima kasih kepada Keluarga besar Asrama Cendrawasih empat belas
Manado (ACEN) yang selalu memberikan senyum dan tawa serta selalu
mendukung penulis dalam pembuatan skripsi, Lusi Anti tabuni, Abius
pagawak, Natalia Kossay, Erna Griabon, Yuli hilapok, Disa pesi warisa,
Beti bigome, Antina gwiyangge, seluruh teman-teman lainnya yang tidak
bisa sebutkan satu persatu, yang telah banyak mendukung penulis selama
proses penyelesaian skripsi ini.
17. Terima kasih Para sahabat-sahabatku selalu memberikan senyum dan
tawa serta selalu saling mendukung penulis dalam pembuatan skripsi,
Jokince simbu selina simpu, Jhon seginil, Nopias dapla, Maikel giban,
Findra angrayani, Eka rayani panifat, sartika bohang, serta seluruh
teman-teman lainnya yang tidak bisa sebutkan satu persatu, yang telah
banyak mendukung penulis selama penyelesaian skripsi ini.
18. Terima kasih Seluruh kawan-kawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sam Ratulangi Manado yang telah menumbuhkan rasa persaudaraan serta
kekerabatan yang tak akan pernah penulis lupakan sepanjang masa.
19. Terima kasih juga Serta pihak-pihak yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu persatu yang telah mendukung baik secara materi, moril,
dan doa, sehingga segala kelancaran selalu menyertai dalam mengerjakan
skripsi ini hingga terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dengan senang hati penulis harapkan. Semoga
rancangan penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak orang, khususnya bagi
penulis serta bagi pembaca.

Manado, Juli 2021

Penuli

4
DAFTARI ISI

Halaman judul ..........................................................................................................i


asbrak......................................................................................................................ii
Kata pengantar .......................................................................................................iii
Daftar isi .................................................................................................................iv

Bab I pendahuluan

1.1. Latar belakang ................................................................................6


1.2. Rumusan masalah ............................................................................9
1.3. Tujuan penelitian ............................................................................9
1.4. Manfaat penulisan ..........................................................................9
1.5. Tinjauan pustaka ...........................................................................10
1.6. Landasan teori ..............................................................................13
1.7. Metode penelitian .........................................................................16
1.8. Sisitematika penulisan ..................................................................17

Bab II pembahasan
2.1. pengertian wacana ..............................................................................18
2.2. identifikasi .......................................................................................18
Bab II penutup
3.1. kesimpulan .......................................................................................58
3.2. saran ...................................................................................................58
Daftar pustaka ......................................................................................................59
Lampiran ...............................................................................................................60

5
BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Hasil berpikir yang paling penting adalah bahasa karena apa yang
diujarkan hasil dari pikiran. Setiap warga suatu bangsa dapat menyampaikan
pemikirannya dengan menggunakan bahasa yang bisa dimengerti. Bahasa
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan
bahasa sebagai sarana komunkasi vital dalam hidupnya. Komunikasi dapat terjalin
dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bentuk lisan berarti ada pembicara, pendengar
dan penyimak. Demikian pula, bentuk tulisan, ada penulis ada pembaca, maka
bahasa yang digunakan, baik lisan maupun tulisan kesemuanya mempunyai
makna dan tujuan.
Dalam satuan kebahasaan atau hirarki kebahasaan, kedudukan wacana
berada pada posisi paling besar dan paling tinggi, Harimurti Kridalaksana
(1994:334). Hal ini disebabkan wacana sebagai satuan gramatikal dan sekaligus
objek kajian linguistik mengandung semua unsur kebahasaan yang diperlukan
dalam segala bentuk komunikasi. Wacana adalah organisasi bahasa di atas kalimat
atau di atas klausa, dengan kata lain, unit-unit linguistik yang lebih besar dari pada
kalimat atau klausa seperti pertukaran percakapan atau teks-teks tertulis. Secara
singkat apa yang disebut teks bagi wacana adalah kalimat bagi ujaran atau
utterance, Stubbs dalam Tarigan (2009: 20)
Wacana dapat diselesaikan dalam bentuk kata, kalimat, paragaraf, atau
karangan utuh (buku) yang membawa amanat lengkap (Harimurti Kridalaksana,
(1994: 2008). Satu kata dalam hal ini, sudah harus mengandung potensi sebagai
kalimat. Jadi, bukan semata-mata kata yang terpisah dari konteksnya.
Setiap wacana pasti mengandung informasi yang merupakan misi yang
hendak dicapai. Satuan-satuan bahasa secara linguistik memiliki urutan dari yang
terkecil sampai terbesar. Urutan tersebut dimulai dari fonem, morfem, kata, frasa,

6
klausa, kalimat dan wacana. Tarigan (2009) mengelompokkan fonem, morfem,
kata, klausa, dan kalimat sebagai bentuk, sedangkan wacana sebagai fungsi.
Dengan demikian, memberi batasan wacana adalah satuan bahasa yang
terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi
dan kohesi tinggi yang berkesinambungan mempunyai awal dan akhir yang nyata
disampaikan secara lisan atau tertulis
Demikian pula menyimak apa yang dikatakan oleh Deese dalam Tarigan
(2009:20) wacana adalah seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk
menghasilkan suatu rasa kepaduan atau rasa kohesi bagi penyimak atau pembaca.
Kohesi atau kepaduan itu sendiri harus muncul dari isi wacana, tetapi banyak
sekali rasa kepaduan yang dirasakan oleh penyimak atau pembaca harus muncul
dari cara pengutaraan wacana itu.
Kohesi adalah wadah kata-kata dalam kalimat yang disusun secara padu
dan padat untuk menghasilkan tuturan secara gramatikal maupun secara leksikal.
Kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Peneliti hanya membatasi kohesi
gramatikal saja, maka peneliti ingin meneliti Novel Mine menggunakan
pendekatan analisis wacana dari aspek kohesi yang hanya dibatasi pada kohesi
gramatikal. Kohesi Gramatikal adalah kepaduan yang dicapai dengan
menggunakan elemen dan aturan gramatikal yang dapat berwujud: referensi,
subtitusi, dan konjungsi. 3
Novel Mine dapat dikatakan sebagai wacana karena wacana merupakan
satuan bahasa yang terlengkap di atas kalimat atau kalusa. Novel ini berkisah
tentang kisah cinta dua sejoli yaitu Sean dan Tika. Cerita dari novel ini bernuansa
fantasy romance,, pemeran utama dari cerita ini adalah Sean yang merupakan
setenga vampire. Tika merupakan gadis cantik asal Indonesia. Pertemuan
keduanya terjadi karena Raka sahabat lama Tika menjadikan Tika sebagai
tumbalnya Sean.

7
Awalnya Sean ingin memangsa dan mengisap tubuh mungil gadis cantik itu
namun karena Sean merasa ada yang berbeda dan special dari Tika membuatnya
jatuh cinta dan berpikir bahwa Tika adalah jodoh pertamanya.
Siti Nur Atika adalah penulis novel mine ini, lahir di Palembang pada 7
Oktober 1994. Alumni politeknik Negri Sriwijaya diwisuda pada tahun 20015. Ia
mencoba menuangkan bakatnya menjadi penulis sejak kelas 8 dengan belasan
naskah yang tidak pernah selesai. Pada akhirnya, ia berhasil menerbitkan Novel
Mine ini yang pertama kalinya, pada tahun 2017. Siti Nur Atika sudah menulis 11
novel, di antaranya berjudul “Mine” yang terbit tahun 2017. Ketertarikan peneliti
pada novel ini sebagai objek penelitian antara lain: 1) sepengetahuan peneliti
novel ini belum diteliti oleh orang lain dari aspek kepaduan (kohesi). 2) Alur
cerita sangat menarik karena pembaca tidak dengan mudah menerkah yang terjadi
pada tokoh utama. 3) Sebagai sebuah wacana, ceritanya ringan dengan gaya
bahasa yang mudah dimengerti. Untuk membedakan dengan cerpen, karena alat
kohesi ini lengkapnya ada dalam novel jadi novel itu adalah satuan wacana yang
lengkap. Cerpennya pendek jadi mencari data yang paling banyak ada di novel.
Berdasarkan identifikasi di atas, maka peneliti ingin meneliti novel Mine
menggunakan pendekatan analisis wacana dari aspek kohesi yang hanya dibatasi
pada kohesi gramatikal mengacu pada pendapat Tarigan (2009). Kohesi
gramatikal yang dimaksud yaitu pronomina, subsitisi, ellipsis, dan konjungsi.

8
1.1. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah jenis kohesi
gramatikal apa saja yang digunakan pengarang dalam novel “Mine” karya Siti Nur
Atika?
1.2. Tujuan Penelitan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi dan mengklasifikasi, jenis kohesi gramatikal yang digunakan
pengarang dalam Novel “Mine” karya Siti Nur Atika.
1.3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
Secara teoritis penelitian ini dapat memperkaya penelitian di bidang
wacana, khususnya berkaitan dengan kohesi gramatikal yang digunakan oleh
pengarang novel. Dengan demikian dapat juga menambah wawasan berpikir para
pembaca tentang kohesi gramatikal sebagaimana dikemukan oleh Tarigan tentang
kohesi gramatikal.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, penulis ingin memberikan sumbangan pengetahuan kepada
rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, khususnya Jurusan Sastra
Indonesia yang ingin mempelajari wacana bahasa Indonesia.

9
1.4. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang berkaitan dengan Kohesi Gramatikal sudah dilakukan oleh
peneliti lainnya. Berikut ini, penelusuran yang sudah dilakukan.
Rambing, Lincoln. (2014). “Analisis Wacana pada Teks Abrahan Lincoln”
Rambing menggunakan teori Alba-Juez yaitu Koherensi perpendapat terdiri dari:
hubungan makna (penambahan) ditandai dengan penggunaan kata-kata, seperti:
dan, lain sebagainya. Beliau mengidentifikasi dan menganalisis dua norma dalam
pidato ronomi, yaitu: kohesi, koherensi, Beliau menggunakan metode 5
Sumber: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jefs/article/view/15929
Saputro, Ardianna Artati. (2020). “ Analisis Kohesi Gramatikal Konjungsi
dalam Wacana Novel Ayah karya Andrea Hirata”. Beliau menggunakan teori
Alwi (1993: 236) tentang kohesi gramatikal konjungsi yang dinyatakan oleh Alwi
bahwa dilihat dari segi sintatiknya, konjungsi dibagi menjadi konjungsi
koordinatif, konjungsi subordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi antarkalimat,
dan konjungsi antarparagraf. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data
dokumen yang berupa novel yang berjudul Ayah karya Andrea Hirata, dengan
metode simak dilanjutkan dengan teknik catat. Analisis data dokumen tersebut
diperoleh dari teknik simak dan teknik catat. Data yang sudah disimak atau
dianalisis tersebut dicatat dan dituangkan ke dalam bentuk dokumen hasil analisis.
Teknik analisis menggunakan analisi model interaktif berupa reduksi data,
pengumpulan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil yang ditemukan oleh penulis
adalah kohesi gramatikal konjungsi dari segi sintaksisnya. Mencakup konjungsi
koordinatif, konjungsi subordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi antarkalimat,
konjungsi antarparagraf. Dari analisis kohesi gramatikal, konjungsi tersebut dapat
dilihat bahwa konjungsi yang paling banyak digunakan dalam novel Ayah karya
Andrea Hirata tersebut adalah konjungsi subordinatif.
Sumber: ejournal.unsrat.ac.id

10
Roeroe, Mentary. (2016). “Alat-alat Kohesi dalam Novel Insurgent Karya
Veronica Roth,” Beliau menggunkan teori dari Haliday dan Hasan, yang
menjelaskan tentang kohesi mengacu pada aspek formal bahasa dalam wacana. 6
Aspek formal yang dimaksud berupa susunan kalimat-kalimat yang
membentuk kesatuan atau kepaduan dalam wacana. Halliday dan Hasan membagi
kohesi atas referensi, substitusi, elipsi, kojungsi dan leksikal. Penulis menggunakan
metode deskriptif, yaitu, mendeskripsikan apa adanya tentang alat-alat kohesi yang
ada dalam novel tersebut. Beliau menggunakan pengumpulan data berbentuk
pengkartuan. Analisis data dengan metode agih. Hasil yang ditemukan oleh penulis
adalah pengarang menggunakan alat-alat kohesi yang diacu dalam bentuk kepaduan
dalam berkaitan dengan aturan gramatikal sebagaimana teori yang diacu, yaitu:
Kepaduan atau kohesi sebagaimana teori yang diacu berkaitan dengan referensi,
substitusi, elipsi, kojungsi dan leksikal. Kohesi atau elemen ni ada dalam novel
tersebut. Sumber ejournal.unsrat.ac.id
Budiman, Rosarita Dharma Nirmala. (2013). “Kohesi Gramatikal dalam Injil
Yohanes”. Fokus pada kohesi gramatikal dalam Injil Yohanes. Beliau menggunakan
teori Halliday dan Hasan, (1976:33) yang menjelaskan unsur – unsur gramatikal
terdiri dari kohesi referensi, kohesi ronomin, kohesi konjungsi, dan kohesi substitusi.
Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif adalah sebuah
metode yang harus mengelompokkan data-data sebagaimana mestinya. Penulis yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata –kata tertulis atau lisan dari orang – orang
dan perilaku – perilaku yang dapat diamati. Teknik yang digunakan, pertama – tama
melakukan studi kepustakaan lalu mencari referensi – referensi yang berhubungan
dengan studi wacana dan kohesi gramatikal. Dalam menganalisis data penulis
menggunakan teknik kajian isi, yang memanfaatkan seperangkat pr osedur untuk
menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen. Hasil yang
ditemukan oleh beliau adalah dalam Injil Yohanes terdapat, kohesi gramatikal
yaitu: referensi, ronomin, konjungsi, dan substitusi.

11
Sarira, Mariska Rossy. (2015). “Analisis Wacana pada Pidato King
George VI.” Beliau menggunakan teori Alba-Juez. Yang menjelaskan tentang
kohesi, memiliki keterkaitan secara bentuk serta memiliki keadaan yang dapat
diramalkan. Penulis menggunakan metode deskriptif melalui langkah-langkah
berikut, yaitu: membaca beberapa buku tentang bahasa, linguistik, dan analisis
wacana untuk menemukan karakteristik tentang data dan teori Alba-Juez
(2009:16) yang berhubungan dengan rono tersebut selanjutnya, mencari pidato
George VI dari internet dan membacanya beberapa kali untuk memiliki
pemahaman yang mendalam.
Penulis mengidentifikasi, mengklasifikasikan dan menganalisis tujuh
norma dalam analisis wacana dan 7 menganalisis pidato King George VI. Hasil
yang ditemukan penulis adalah terdapat tujuh norma dikelompokan menjadi lima
kategori, yaitu ronomi, subtitusi, ronomin, konjungsi, dan leksikal. Teks pidato ini
juga memiliki norma intensionalitas yang memiliki fokus pada pemakai atau
produsen dengan mengekspresikan kekecewaan dan kesedihan. Norma
akseptibilitas memiliki makna yang dapat diterima secara umum, yaitu pidato ini
diterima oleh rakyat dan anggota kerajaan. Norma informatifitas ialah dapat
memberikan informasi secara utuh, diketahui melalui film berjudul “The King’s
Speech”. Norma situasionalitas merujuk pada situasi perang, dan norma
Intertekstualitas merujuk pada perjanjian sebagai pelindung kemerdekaan
Polandia.
Sumber :https://ejournal.unsrat.ac.id.
Dari apa yang disampaikan di atas teori yang akan digunakan untuk
penelitian ini, yaitu menurut Henry Guntur Tarigan (2009). Beliau menyatakan
suatu teks atau wacana benar-benar sesuai apabila terdapat kohesi, yakni
kesesuaian bentuk bahasa Penelitian ini dibatasi pada kohesi gramatikal berupa
pronomina, elipsi, substitusi,dan konjungsi.

12
1.5. Landasan Teori
Kohesi merupakan aspek formal bahasa dalam wacana dengan demikian
jelaslah bahwa kohesi merupakan organisasi sintaksis, merupakan wadah kalimat-
kalimat yang disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan. Hal ini
ala m kohesi adalah hubungan antara kalimat dalam sebuah wacana, baik dalam
strata gramatikal maupun dalam strata leksikal tertentu. Kohesi terbagi menjadi
dua bagian yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal.
Kohesi gramatikal mengacu pada aspek formal bahasa dalam wacana.
Aspek formal yang dimaksud berupa susunan kalimat-kalimat yang membentuk
kesatuan atau kepaduan dalam wacana. Jadi kepaduan yang dicapai dengan
menggunakan elemen-elemen dan aturan gramatikal yang dapat berwujud. Kohesi
sebagai alat berpadu dalam wacana menjadi bagian yang terpenting, Halliday dan
Hasan 1976 dalam Tarigan (2009 : 93). Tarigan membagi kohesi atas ala mini,
substitusi, konjungsi, dan elipsi Kohesi leksikal diperoleh dengan cara memilih
kosa kata yang serasi. Ada beberapa cara untuk mencapai aspek leksikal kohesi
ini, antara lain: sinonim ala mi, hiponim kolokasi ekuivalensi. Untuk penelitian
ini, peneliti hanya membatasi pada kohesi gramatikal, menurut Tarigan (2009).
Berikut ini, kohesi gramatikal akan dideskripsikan masing-masing unsur.
a. Pronomina
Pronomina atau kata ganti terdiri dari, kata ganti diri kata ganti penunjuk,
dan lain-lain. Kata ganti diri dalam bahasa Indonesia adalah:
a. saya, aku, kita, kami;
b. engkau, kamu, kau, kalian, anda;
c. dia, mereka
Contoh:
1. malam ini ada pesta dari kaumku dan selama itu sebaiknya kau berada di
kamar, ucapnya sambil memberi arahan kepada pelayan-pelayan yang
mendekor aula. Pada kalimat diatas alat kohesi itu kau ditunjukan pada
Atika.

13
2. Dia memang berasal dari Indonesia, tapi pindah ke sini untuk menjadi
pegawai di kantor ayahku.
3. Ya aku memang mau menikah dengan Sean, demi keselamatan kalian,
pa,ma.
4. Kemarin, kan, kopermu ketinggalan, jadi Raka yang dating ke rumah
untuk mengambilnya karena kamu sudah di bandara..
b. Subtitusi
Subtitusi adalah proses atau hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur lain
dalam satuan strtuktur tertentu. Subtitusi merupakan hubungan gramatikal, lebih
bersifat hubungan kata dan makna. Subtitusi dalam bahasa Indonesia dapat
bersifat nominal, verbal klausa, atau campuran, misalnya satu, sama, seperti, itu,
sedemikian, demikian, begitu melakukan hal yang sama.
Contoh:
1. Sebelum pria asing itu menentuh seisin pun tubuh aku langsung mundur
beberapa langkah.
2. Seperti biasa dia mengambil alih bibirku dengan segala jurus lumatan
maut darinya.
3. Aku tidak bisa tidur karena rasa penasaranku yang begitu menggembu-
nggembu ingin menanyakan sejuta pertanyaan tentang hubungan kami saat
ini
c. Elipsi
Elipsi adalah peniadaan kata atau satuan lain yang wujud asalnya dapat
diramalkan dari konteks bahasa atau konteks luar bahasa. Elipsis dapat pula
dikatakan penggantian nol(zero); sesuatu yang ada tetapi tidak diucapkan atau
atau tidak dituliskan. Hal ini dilakukan demi kepraktisan. Elipsi pun dapt pula
dibedakan atas elipsi nominal, elipsi, verbal, elipsi klausa.

14
Konjungsi
Konjungsi adalah yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan
kata, frasa dengan frasa, klausa, dengan klausa, kalimat dengan kalimat atau
paragaraf dengan paragaraf konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat
dikelompokkan atas: konjungsi aversatif: tetapi, namun. Konjungsi klausa: sebab,
karena. Konjungsi koordinatif: dan, atau, tetapi. Konjungsi korelatif: entah/entah,
baik, maupun. Konjungsi subordinative: meskipun, kalau, bahwa. Konjungsi:
temporal sebelum, sesudah.
1. Meskipun dengan melihat ke dalam hutan mampu menghadirkan ketakutanku,
nyatanya itu, tak membuatku melupakan ke indahan taman ini.
2. Entah saat hantaman ke beberapa akhirnya pintu kayu bercat putih itu rusak
dan berhasil kujebol kuncinya.
3. Perutku sakit karena dengan seorang kurang ajarnya menaruh tubuhku di atas
pundak kekar, seperti sedang memikul karung besar.

15
1.6. Metode Penelitia
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dapat dideskripsikan, dibuktikan, dikembangkan, dan ditemukan
pengetahuan, teori, untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah
dalam kehidupan manusia (Sugiyono: 2012). Metode atau cara yang digunakan
untuk mendeskripsikan apa adanya tentang kohesi gramatikal. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Persiapan
Pada langkah ini, pertama peneliti menemukan Novel Mine di toko buku,
peneliti sangat tertarik dengan Novel ini, Novel ini merupakan novel terlaris
karya Siti Nur Atika yang diterbitkan tahun 2017 dan belum difilimkan. Peneliti
telah berulang-ulang membaca, menyimak. Peneliti membaca, pula beberapa buku
dan jurnal tentang analisis wacana untuk mengetahui teori yang relevan dengan
topik penelitian ini.
b. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan metode simak, yaitu menyimak
kalimat-kalimat yang memiliki kohesi gramatikal dengan cara menggaris bawahi dan
dilanjutkan dengan teknik catat. Kalimat-kalimat diambil dalam 11 bab (sebagai
sampel) dari 18 bab (populasi) pada novel itu. Bab-bab tersebut adalah
1,2,3,5,7,9,11,13,15,17,18. Kalimat-kalimat tersebut dijadikan data penelitian,
sehingga sampel penelitian digunakan sampel bertujuan (purposive sample). Sebelas
bab tersebut diambil secara berurutan agar tidak meninggkalkan isi cerita.

c. Analisis Data
Data yang sudah terkumpul dalam pengumpulan data selanjutnya
diidentifikasi dan diklasifikasi menggunakan metode agih serta analisis mengacu teori
Tarigan (2009) tentang jenis kohesi gramatikal. Metode agih adalah metode analisis
data yang alat penentunya bagian atau unsur dari bahasa itu sendiri, seperti kata (kata
ingkar, preposisi, adverbial), kalimat, klausa, silabe kata, titik, nada, dan sebagainya,
Sudaryanto (2015 : 18)

16
1.7. Sistematika Penulisan
Untuk mencapai hasil maksimal, peneliti telah merancang sisitematika
skripsi nanti, seperti berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan


penelitian, landasan teori, dan metode penelitian.

Bab 2 Identifikasi dan Klasifikasi Jenis-jenis Kohesi Grmatikal dalam Novel


“Mine” karya Siti Nur Atika.

Bab 3 Analisis Jenis-Jenis Kohesi Gramatikal dalam Novel “Mine” Karya Siti
Nur Atika.

Bab 4 Penutup , yang membuat simpulan terhadap analisis yang sudah di


lakukan dan saran.

Pada bagian akhir skripsi di sertai kepustakaan yang berisi buku-buku yang di
gunakan sebagai referensi atau acuan dalam melakukan analisis penulisan dan

17
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian wacana


Menurut Kridalaksan dalam Tarigan (2009: 24) Wacana adalah satuan bahasa
terlengkap; dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi
atau terbesar. Wacana ini dapat direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh
(novel, buku, seri, ensiklopedia, dan sebagainya), paragaraf, kalimat atau kata
yang membawah amanat yang lengkap.
Sebagaimana pada teori dijelaskan bahwa penelitian ini mengacu pada
pendapat Tarigan serta yang sudah di lengkapi dengan linguistik lainnya tentang
kohesi, maka berikut ini dapat dideskripsikan jenis kohesi gramatikal penulis
sudah ditemukan dalam novel mine kohesi gramatikal dengan penjelasannya.
2.2. Identifikasi jenis kohesi gramatikal dalam Novel “Mine”
1. Pronomina
Pronomina atau kata ganti terdiri dari, kata ganti diri kata ganti penunjuk, dan
lain-lain. Kata ganti diri dalam bahasa Indonesia adalah:
a. Pronomina Saya
1. saya tidak berani bicara seperti itu? Nyonya.
2. bisa kalu tuan mau nanti saya saja memasukan Tuan ke sana.
3. Apa saya ada salah nyonya.
4. Maaf nyonya apa saya boleh duduk di sini? Maafkan saya ucapnya
sambil menunduk takut.
5. Maaf kan saya kalu kurang sopan Nonya.
6. Nonya saya mohon jangan menagis mata jernih Kate berkaca-kaca.
7. Sebentar lagi saya akan boarding ucapku dengan menggunakan dalam
bahasa Korea.
8. Saya hanya tahu sedikit bahwa hubungan orang tua Tuan Sean dilarang
keras sedikit kaum sehingga mereka melarikan diri dari mulai hidup
manusia seperti manusia.

18
9. Apa saya ada salah nyonya. Maafkan saya ucapnya sambil menunduk
takut.
10. Maaf kan saya kalu kurang sopan Nonya. Sial kenapa kita yang harus ke
sana.
11. Nonya saya mohon jangan menagis mata jernih Kate berkaca-kaca.
12. Tuan… Raka membungkungkkan badanya, mataku melotot karena
terkejut setengah mati mendengar panggilannya pada pria menyeramkan
itu maaf saya terlambat.
13. Entah hanya perasaan Tika saya atau memang fakta bahwa fenoormena
Sean menurun akhir-akhir ini.
14. Saya tidak berani bicara seperti itu? Nyonya.
15. Ada apa Tuan memanggil saya? Apa jadi Tika masih hidup Tuan?
Katanya.
16. Parfum anda sangat mirip dengan parfum istri saya.
b. Pronomina aku
1. Aku duluan ya bay Roby menarik tanganku lembut dan kami berjalan
sambil berpegan tangan.
2. Belum selesai aku bicara dia sudah memotong ucapanku dengan kalimat
yang membuatku tak nyaman.
3. Saat ini waktu tepat menujukan pukul Sembilan dan aku berada didalam
kamar tempat Sean yang nyaris membunuhku.
4. Aku menirip dari jendela kamar dan mendapati ada banyak mobil-mobil
mewahyang masuk ke perkarangan rumah sean.
5. Aku sudah maandi dan merasa lebih segar. sudah bangun rupanya, kata
Sean seraya menghampiri dan duduk di sebelah aku yang berbaring.
6. Aku mencoba duduk tapi, tiba-tiba sesuatu yang embukdan lembab jatuh
dari dahiku
7. Sayang maafkan aku. Aku yakin belum pernah menyatap makanan seenak
ini sebelumnya.
8. Hingga Roby benar-benar tak terjangku lagi oleh penglihatanku, aku
baru memutuskan untuk berjalan keluar dari areah kampus.

19
9. Aku lebih memicihkan mata dan benar-benar yakin bawah sosok itu
adalah Raka, sahabatku dari Indonesia.
10. Saat itulah aku benar-benar sadar, perubahan Raka tidak hanya terjadi
pada dirinya, tetapi juga taraf hidupnya.
11. Aku menahan diri untuk tidak masuk ke dalam mobil.
12. Setidaknya aku tauh duluh Raka akan membahwaku kemana?
13. Aku hanya gangen padamu Tika kita kan sudah lama tidak bertemu
ucapnya polos sambil tersenyum.
14. Aku segera menipis tangannya dan merapikan rambutku berantakan,
15. Kau sudah bekerja sedangkan aku masih berkulat soal-soal.
16. Namun tidak dapat aku pikiri, pindah keluar negeri memberiku
pengalaman hidup yang baru.
17. Tangan kanan melambaikan ke arahkuseolah isyarat aku harus mendekati
padanya.
18. Aku menahan diri untuk tidak masuk ke dalam mobil.
19. Setidaknya aku tauh duluh Raka akan membahwaku kemana?
20. Setelah memastikan aku aman Raka berlari kecil menuju pintu sisi yang
lain dan duduk di balik kemudi.
21. Aku baru sadar Raka membawahku masauk ke jalan yang amat sepi.
Sunggu aku tidak tahu dimana sekarang aku berada.
22. Aku hanya hafal jalan menuju kampus dan pusan perbelanjaan.
23. Bahakan aku tidak tahu, Ancehorage memiliki hutan yang lebar ini.
24. Aku meringis merintih kesakitan karena pergelangan tangan ku perih.
25. Sekarng aku bisa menarik simpulan, pria-pria itu adalah bodyguard.
26. Aku yang tertarik oleh sahabatku terus berjalan.
27. Aku tidak mau ber pasrah diri, tapi tenagaku seakan terserap habis oleh
ketakutanku.
28. Aku menjerit dan berlari makin kencang.
29. Aku lebih takut pada makluk setengah vampire setengah serigala seperti
Sean.
30. Aku tidak tahan berlama-lama beradu pandangn.

20
31. Maaf ….Raka tidak ada artinya aku tidak terima jika harus
mengorbankan seuma organ tubuhku untuk di jual apalagi dijadikan
tumbal!
32. Tidak! Aku tidak mau aku segera berlari memburu pintu aula.
33. Aku harus membuka mata untuk menengkapai cahaya.
34. Aku sangat ingin menjau darinya, tapi tenagaku belum terkumpul
sempurna.
35. Aku meneipis tanganya yang menjalar di area pipiku.aku menahan
napasmerasakan sentuhanya di wajahku.
36. Aku tidak peduli. Ini bukan ini tempatku.
37. Aku harus pergi secepatnya dari neraka ini.
38. Aku mencoba berdiri lebih tegak, tapi tiba-tiba dia menarik kasar tanganku
dari belakang sehingga tubuhku kembali berada di atas ranjang aku yakin
dia benar-benar moster.
39. Aku akan mencari tumbal lain untukmu.
40. Aku janji kataku dengan pengharapan yang sangat besar.
41. Aku pergi pamitku tanpa sedikit pun ingin membuang waktu.
42. Aku memaksakan diri untuk beranjak dari kasur dan nyatannya berhasil
berdiri tegak.
43. Aku bangkit duduk, lalu mengucek-nugcek mataku agar pandanganku
tidak kabur lagi.
44. Aku menjawab cepat karena memang merasa belum lapar.
45. Aku memasuki dapur dan pelayan-pelayan lain terlihat kaget.
46. Sean aku mau ke sekolah yang kemarin boleh? Aku sibuk sekarang tidak
bisa mengantarmu
47. Aku bosan kau kurung terus di rumah, aku merengkut berharap Sean
luluh.
48. Aku menoleh sejenak, lalu kembali melihat pandangan hutan liar luar
sana.
49. Aku tidak tahu bagimana ekspresi Sean saat aku meninggalkannya begitu
saja. Aku tidak peduli.

21
50. Aku kenal jalan ini karena saat awal pindah ke Anchorage aku
melewatinya.
c. Pronomina kita
1. Jadi kita tidak akan pertemu lagi tanyaku kekirangn Sean menyeliti
dahiku.
2. Sean kamu belum beritahu mereka tentang rahasia kita kan tanyaku
bimbang. Sean mengelingkan matanya nakal rahasia kita.
3. Kau kita sudah aku tidak berani mengatakan kalimat selanjutnya.
4. Ayo, kita menikah untuk kedua kalinya selama itu membuatmu mengakui
aku sebagai suami.
5. Marih kita dengarkan alasan Tika duluh.
6. Kau bisa menik mati masa muda setela kita menika, Tika ujar Sean tegas.
7. Sean tenang duluh kita bicaeakan baik-baik ucapku menenangkanya.
8. Aku tidak mau kita melikah empat tahun lima tahun lagi.
9. Kalu kau masih bersikeras, aku akan bilang pada mereka semua kalu kita
sudah menikah waktu itu tegas Sean.
10. Lagi pula pernikahan kita duluh tidak sah, kata ku ketopolosan.
11. Lagi pula pernikahan kita duluh tidak sah jangan harap kau bisa bertemu
dengan dunia luar Tika ancam Sean sambil bangkit dan menghadap
wajahku.
12. Maaf Tuan, tapi ini perintah langsung dari Tuan Daniel, kita diminta
untuk menghadiri rapat dengan Klien di Miami.
13. Keluar kalian dan katakana pada pilot, kita berangkat sekarang! Tegas
Sean pada ketiga pramukari yang sedang berada di ruangan ini.
14. Sean kita mau ke mana? Tanyaku canggung saat merasahkan sedikit
getaran pesawat.
15. Kenapa kita ke Miami tiketkukan ke Indonesia protesku.
16. Iya sama aja ini anggap saja kita bulan madu, ujar Sean sambil
menyeringkai.
17. Kita kan cukup lama berada di sini, ucapku Sean sambil menatap khawatir
wajah pucat istrinya.

22
18. Kita ke kamarku saja, tapi sebelum tidur itu kau harus mendi Tika.
19. Kau iya, sebaiknya kau bergegas sebelum kita pulang masih ada waktu
20. sebelum kita pulang ke Anchorage, ajak Sean yang langsung diangguki
oleh Tika.
21. Sekarang kau bebas kita tidak ada ikatanya lagi. Enak saja bayimu, bayi
kita, sayang ucappnya dengan nada bercanda.semua orang melihatku
bahagia.
22. Yah sudah besok kita jenguk Bray di rumah sakit, kemudian meminta
maaf padanya, sahutku tenang.
23. Oh Tika ayo siap-siap kita akan ke bandara sekarang.
24. Sean kita benar-benar sudah menikah? Tanyaku dengan penuh keputusan.
25. Kita sekamar tapi kau akan tidur di ranjang, sedangkan aku di sofa.
26. Ayo bangun kita sarapan, mama menarik selimut, lalu menarik ke dua
tanganku untuk bangun.
27. Kita melanjutkan materi yang kemarin, sekarang buku Ibu profeso rmulai
menerangkan materi pelajarannya, tapi aku malah mendengarkan Daniel.
d. Pronomina kami
1. Ini kebiasan saat kami SMA duluh. Hamper tiba di parkiran kampus,
seseorang mendekati kami.

2. Mau tidak mau kami sekeluarga harus mengikuti ayah.

3. Bagiku kehidupan kami di indonesia sudah baik, apa lagi semua


saudarahku menetap di Indonesia.

4. Selama kami tidak saling menghubungi sehingga dia bisa menjadi seperti
ini.

5. Sekali kami tertawa bersama mengenang masa SMA.

6. Kami tibah di depan pagar besi besar itu tampak begitu menyeramkan di
mataku.

7. Tarikan Raka berhenti saat kami tiba di dalama rumah.

23
8. Begitu kami keluar kamar, barulah aku dapat melihat lebih detail
mengenai rumah yang misterius ini.

9. Kami terus berjalan hingga tibah di suatu aula besar.

10. Kami hampir selesai mengarungi mengarungi lantai satu sampai tiga.

11. Walau Tuan Sean itdak bisa berubah seprti ayahnya, kami mengira Tuan
Sean hanyala seorang serigala begitu kuat.

12. Kami semua takut karena sisa vampire Tuan Sean baru muncul terang
Kate denagan kepala tertunduk.

13. Saat kami mulai bingung, tidak boleh masuk ke dalam kamar Tuan Sean
sebelumnya.

14. Kami para pelayan dan penjaga, yakin nyawamu tidak akan selamat di
sana.

15. Yah Tuahan nasib kami sama bahkan kami juga sama-sama sangat takut
pada Sean.

16. Aku sedikit berteriak ketika beruang membawahku sangat cepat melewati
terowongan sehingga kami ke luar dari sana dalam waktu singkat.

17. Kebetulan kami sedang kedinginan malam ini, maukah kau menemani
kami sayang, kata pria yang berjenggot panjang dan memegan botol
minuman alcohol.

18. Bercintalah dengan kami malam ini.

19. Besok atau lusa aku akan kembalikan semua perlengkapan ini, ujarku
saat kami sudah berada dalam mobil Annie.

20. Aku seperti sedang melihat diriku sendiri saat empat tahun lalu kata
Annie sambil kami berjalan lambat.

24
21. Siapa yang bilang kami ke Florida mama? Tentu saja bibi kami ke
florida Lauderdale untuk snorkeling dan bermain lumba-lumbadi tampa.

22. Setelah itu kami berdua melangkah masuk bersama ke dalam rumah.
Wanita cantik yang telah melahirkan ku lalu berjalan kea rah dapur di
ruamah kami.

23. Kami berdua sedang menonton TV.

24. Seseorang berdeham Annie sontak kami melihat seseorang itu.

25. Kami pergi berdua memasuki gedung kampus dan berjalan beringan
menuju kelas.

e. Pronomina kamu

1. Yah ampun mama berat kamu enggak pernah telepon, enggak pernah
video caal, Cuma sms aja.
2. Jangan begini kamu tahu sayang Sean adalah anak dari bos papamu di
perusahan.
3. Untungnya kamu enggak lupa sms mama tiap waktu, jadi mama enggak
terlalu kahwatir, kata mama serya mengelus punggungku.
4. Kemarin, kan, kopermu ketinggalan, jadi Raka yang dating ke rumah
untuk mengambilnya karena kamu sudah di bandara.
5. Mana hp kamu ? biasanya malem-malem begini kamu main hay day
sampe lupa mau turun ke bawah kata mama sambil mengelus kepalaku.
6. Kamu sakit lanjutnya serya memegan dahiku.
7. Iya, jangan lama-lama nanti kamu telat datang ke kampus.
8. Iya kamu bolos kuliah ya? Tanya mama sambil memamerkan seringai
khususnya yang membalut ekspresiku menjadi masam.
9. Papa pulang, kamu sehat kan sayang tanya papa lembut. Aku mengigit
bibir bawah.
10. Kamu mau tahu sayang ibu Sean adlalah teman mama SMA duluh bisik
mama dengan antusiasi.

25
11. Sayang mama tidak melarangmu berlari cepat kilat, tapi mama harap
kamu lebih hati-hati dengan keadaan di sekitar.
12. Yah ampun mama berat kamu enggak pernah telepon, enggak pernah
video caal, Cuma sms aja.
13. Jangan begini kamu tahu sayang Sean adalah anak dari bos papamu di
perusahan.
14. Untungnya kamu enggak lupa sms mama tiap waktu, jadi mama enggak
terlalu kahwatir, kata mama serya mengelus punggungku.
15. Kemarin, kan, kopermu ketinggalan, jadi Raka yang dating ke rumah
untuk mengambilnya karena kamu sudah di bandara.
16. Mana hp kamu ? biasanya malem-malem begini kamu main hay day
sampe lupa mau turun ke bawah kata mama sambil mengelus kepalaku.
17. Kamu sakit lanjutnya serya memegan dahiku.
18. Iya, jangan lama-lama nanti kamu telat datang ke kampus.
19. Iya kamu bolos kuliah ya? Tanya mama sambil memamerkan seringai
khususnya yang membalut ekspresiku menjadi masam.
20. Papa pulang, kamu sehat kan sayang tanya papa lembut, Aku mengigit
bibir bawah.
21. Kamu mau tahu sayang ibu Sean adlalah teman mama SMA duluh bisik
mama dengan antusiasi.
22. Sayang mama tidak melarangmu berlari cepat kilat, tapi mama harap
kamu lebih hati-hati dengan keadaan di sekitar.
23. Sean kamu belum beritahu kereka tentang rahasia kita kan tanyaku
bimbang.
24. Apakah kau bisa menguraginya aku rasa kamu saja sudah cukup bagiku.
25. Sean kamu belum beritahu kereka tentang rahasia kita kan tanyaku
bimbang.
26. Iya, kamu bolos kuliah, ya tanya mama sambil balik memamerkan
seringkai khasnya yang membuat ekspresiku menjadi masam.

26
f. Pronomina kau
1. Kau membawahku keman? Tapi sorot matanya yang seolah memohon
telah meluluhkanku.
2. Apa kau tidak mengenaliku ? tanyanya tanpa menunturkan senyum di
bibir.
3. Kau kuliah semester berapa? Tanya antustasi tanpa mengalihkan
pandangan dari jalan.
4. Masuk semester enam, kau sudah bekerja yah? Tanyaku balik.
5. Sabar dong nanti juga kau kerja kok, respon Raka dengan bahasa
indonesia pula.
6. Ngomon-ngomong kau bekerja diaman? Benarkah kau bekerja di sana?
7. Kau sebenarnya siapa tanya ku bingung.
8. Kau mau kubuat lebih parah dari pada ini.aku menahan napas,
menatapnya dengan terluka.
9. Jadi kau yang membuatku lengangku seperti ini.
10. Kalu kau pergi, kau akan mati, ancaman pria itu saat aku tertatih
menuruni kakiku menempakkannya di lantai.
11. Kau mau apa tanyaku? Dengan ketakutan luar biasa.
12. Entalah kenapa kau kelelahan. Kau sangat inign pergi dari sini? Tanyanya
dengan suara mengalun namun, nyatanya menggetarkan hatiku.
13. Kau boleh pergi dari sini asalkan kau menggumpulkan seratus orang
dalam tiga hari.
14. Kalu kau tidak mau,tidak apa. Hey apa yang kau lakukan tanyaku kaget
saat dia tiba-tibah menggendongkualla brday style.
15. Kau mencarikanku tumbal, tapi berjalan saja susuah gerutunnya.
16. Selama kau tidak sadarkan, aku hanya memberimu vitamin dan protein
saja.
17. Malam ini ada pesta dari kaumku dan selama itu sebaiknya kau berada di
kamar, ucapnya sambil memberi arahan kepada pelayan-pelayan yang
mendekor aula.

27
18. semalam kau demam tinggi, jadi aku mengompresmu, ujarnya menjawab
kebingungan.Kate.
19. Kau tahu, aku sangat tersiksa dengan ini semua.
20. Kau bisa pegan kata-kataku. Kau bohong teriakku tepat di depan
wajahnya dan langsung membuang cincin itu sembarang.
21. Beraninya kau bentaknya sambil menggeram.
22. Kau jangan sentu aku! Aku menipis tangan kasar dan sikapku tadi
berhasil membuatnya terkeju.
23. Sudah ku bialangkan, kau milikku.
24. Makanlah kalu kau tidak makan, tidak usa pergi ancamanya sambil
memamerkan tatapan mengintiminasinya, membuatku kembali takut.
25. Memangnya kau bisa menggumpulkan orang sebanyak itu dalam waktu
tiga hari? Dia berbalik ke arahku.
26. Jika tidak keluar juga kau akan kuhukum lagi, lanjutnya sambil
memancing mata.
27. Atau begini saja jika kau sedang berduua saja denganku, panggil aku
Tika.
28. Kau mengerti perasanku kan lanjutku hampir menagis.
29. Aku tak menyangka hatinya selembut ini, kalu begitu kau ceritakan
padaku, Kate.
30. Sean menghembus napas kesal, tidak boleh kau mau mati.
31. Kau akan menjadi incaran nomor satu di sana, balas Sean dengan enteng.
32. Kau marah padaku tanya Sean saat berjalan mendekatiku dan memeluk
tubuhku dari belakang.
33. Kau kira aku tidak tahu kau di sini! Sean membentakku seperti biasa,
sedangkan aku hanya mengerucutkan bibir.
34. Kau sangat tampak pucat dan bertenaga.
35. Kau habis berantem dengan tunanganmu kan? Oh atsaga Tika kakimu
terluka! Aku tak menjawabnya karena masih sangat kelelahan.
36. kau harus banyak istirahat makan banyak, dan jangan terlalu lelah.

28
g. Pronomina kalian
1. Aku berjanji akan melindungi kalian semua sampai aku mati.
2. Kami sudah menunggu ke datangan kalian ucap Marguis.
3. Kalian pasti lelahkan? Lanjut mama sambil menatik tanganku masuk ke
dalam rumah.
4. Ya aku memang mau menikah dengan Sean, demi keselamatan kalian,
pa, ma.
5. Keluar kalian dan katakana pada pilot, kita berangkat sekarang! Tegas
Sean pada ketiga pramukari yang sedang berada di ruangan ini.
6. Kenapa kalian semua memanggilku Nyonya ? kan aku kan juman
tumbalnya? Tanyaku ketus, tapi Kate masih tidak berani menjawab.
7. Aku tidak mau tahu! Temukan dia atau kalian semua ku bunuh! Rajut
wajah mereka sangat ketakutan dan berlari menyebar saat aku berteriak
tadi.
h. Pronomina anda
1. Sekali lagi kami memohon pada Nyonya Franklin untuk keluar menemui
suami anda.
2. Teruslah mengejan, Nyonya, anda memiliki bayi kembar seru dokter
penuh bahagia, sementara Sean terkesiap dan memandanku dengan wajah
takjub. Katanya.
3. Parfum anda sangat mirip dengan parfum istri saya.
i. Pronomina dia
1. Tadi dia mengirim pesan yang berisiingin mengajakku nonton filim.
2. Dia berbicara dengan nada cepat pada pacarku dan aku hanya terus
memandangi tanganku dan Roby yang saling melingkupi.
3. Dia selalu terlihat berantakan.
4. Tunggu! Dia! Bukanlah! Dia Mulutku sedikit terbuka begitu mengamati
dari jauh perwakan orang itu.
5. Tapi sekarang dia tampak rapi berwiba. Raka kau membawahku keman?
Tanyaku panik Kukucak tangan Raka tapi dia tak acuh.
6. Dia justru terus mengamudikan mobilnya dengan kecepatan makin tinggi.

29
7. Rasanya seoalah dia tidak akan membiarkan siapa pun yang telah masuk,
keluar kembali.
8. Dia yang jadi persembahanku kali ini ucap Raka Refleks aku majuh ke
depan, tapi sedikit kemudian, sebelum pria asing itu menentuh seisin pun
tubuh aku langsung mundur beberapa langkah.
9. Dia terus menundukan kepalanya di hadapan pria angkuh bermata tajam
itu.
10. Tadi dia di sana kenapa sekarang berada di belakangku.
11. Kemudian dia berjalan lambat hingga berdiri tepat di depanku.
12. Pandanganku masih buram tapi aku bisa menangkap sosok seorang pria
berjarak begitu dekat denganku karena dia berada di atas tubuhku.
13. Siapa pria ini? Kenapa dia berada di posisi seperti ini dan dia mengulum
leherku.
14. Tapi sayangnya usahaku gagal dia bahakan lebih kuat mengisap leherku.
15. Dia terlihat sangat menyeramkan Dia berdiri angkuh menghadapku.
16. Dia tersenyum licik membuatku takluk akan aura mengeritkannya.
17. Dia membersikan bekas darah di leherku ke sakitan.
18. Dia bicara tanpa ekspresi apa pun, seakan-akan hali ini bukanlah hal yang
penting.
19. Tapi lagi-lagi percuma, tenagaku seperti menhilang di telan bumi.diam dia
membentakngku dengan mata melontot dan kening berkerut, membuatku
kian takut.
20. Melihatnya yang berkeming dan tidak menujukan sedikit pun rasa
bersalah, membuat aku stopan mendorong tubuhnya kasar agar dia
menjauh.
21. Aku mencoba berdiri lebih tegak, tapi tiba-tiba dia menarik kasar
tanganku dari belakang sehingga tubuhku kembali berada di atas ranjang.
22. aku yakin dia benar-benar moster.
23. Dia bahkan tak tergeser sedikit pun. Kurasakan dia mengeliat, tapi tak
kujung melepas gigitannya.

30
24. Aku merintih, mengerang dan akhirnya tangisku peca, tetapi ketika dia
membebaskan leherku dari taringnya, tapi sesaat kemudian kembali
mengigit di titik berbeda.
25. Aku merintih, mengerang dan akhirnya tangisku peca, tetapi ketika dia
membebaskan leherku dari taringnya, tapi sesaat kemudian kembali
mengigit di titik berbeda.
26. Dia mengendikan bahunya. Dia terus melihatku, sedangkan aku trus
menduduk aku.
27. Namun, dia hanya menetapku dengan mata daraknya.
28. Dia terdiamhanya untuk menatap mataku dengan intens. kau minta seratus
orang aku menatapnya nyalang, menuntut penyelasan dia menggeringkai,
lalu mengernyitkan dagi.
29. Dia mengangguk dan tersenyum padaku,membuat aku tercengang.
30. Dia bangkit dari kursi , terlihat begitu menjualang.
31. Tiba-tiba dia mencengkeram telapak tanganku kuat sampi aku mengiris
kesakitan.
32. Dia terlihat serius ingin meremukan tulangku.
33. Sekarang aku tauh syaratnya itu hanyalah olakanya saja dia memang
mengurungku terus menerus di sini.
j. Pronomina mereka
1. Mereka bertiga tidak meninggalkanku yang terus berbaring di ranjang
sejak penculikan minggu lalu.
2. Mereka tidak sepertimu yang sudah pernah merasakan daraku Sean.
3. Dari mana mereka tahu daraku manis? Tanyaku penasaran setengah
bergidik.
4. Wajah mereka penuh lembam, bahkan ada satu penjaga yang terlihat
begitu parah lukanya.
5. Mereka memegan leganku teramat kuat.
6. Mungkinkah mereka ingin memberi tahu padakubahwa mereka pun sama
sepertiku? Baru aku ingin berlari, lenganku sudah di tahan lebih duluh
oleh salah satu di antara mereka.

31
7. Aku mengerutkan dahilalu menoleh ke belakang untuk menemukan apa
yang mereka takutkan.
8. Aku mengerutkan dahilalu menoleh ke belakang untuk menemukan apa
yang mereka takutkan.
9. Kini mereka mendekam di penjara, belum lagi perusahan Gerald
bangkrut.
10. Mereka juga datang ke acara Masgulin ini.
11. Mereka seumuran, namun waja Marguis tampak lebih tua.
12. Mereka memang tumbuh tinggi dengan pesat tapi sifat masih seperti anak
sepeluh tahun pada umumnya.
13. Kelvin dan Melvin mereka menmanfaatkan mereka kelevihannya.
14. Yah mereka memiliki kelebihan seperti Sean yang dapat berpindah
dengan cepat.
15. Aku tak bisa membalas banyak akan kasih yang mereka tunjukan padaku,
karena sekarang perutku terasa sakit yang luar biasa.
16. Mereka sering cemas jika melihatku berjalan, apa lagi sekarang usia
kangunganku sudah masuk hitungan Sembilan bulan.
17. Mereka sangat terkejut karena ke datangan Sean yang tiba-tiba, dalam
keadaan murka pula.
18. Mereka semua terlihat senang. Mereka bertiga seperti keluaarga bahagia
saja. Aku menopang dahuku di pinggiran tangga ingin menguping apa
yang mereka sedang bicaraka.
19. Pasti mereka sudah di kamar kenapa kau belum pulang juga? Tanyaku
dengan harapan dia tersindir dan akan segera pulang. Sejak kapan
wajahnya jadi menyebalkan begini? Hanya mereka bertiga, Sean, Papa
Mama yang mengobrol seperti mereka sudah lama mengenal.
20. Mereka harus menanggung kemurkaan Sean karena aku berhasil lolos.
21. Tubh mereka panjang danbesar bahkan tidak abisa tertutupi oleh lebatnya
dedaunan.
22. Kenapa mereka harus mengikutiku sampai sejahu ini?
23. Apakah mereka mau memakanku?

32
24. Tapi jika mereka menempakkan diri dihadapan pria pria bresek tadi,pasti
sesuatu yang keji sudah terjadi padaku.
25. Saat membuka mata karena heran dengan apa yang terjadi, aku
menemukan mereka semua ketakutan dan mundur teratur hingga pada
akhirnya lari terbrit-brit sampai sepatu mereka terlepas.
26. Tuhan jangan biarkan mereka berbuat macam-macam padaku.
27. Baru aku ingin berlari, lenganku sudah di tahan lebih duluh oleh salah satu
di antara mereka.
28. Rasanya aku ingin bersujud syukur karena begitu lega semua hewan
seperti tidak memedulihkan setelah kubebaskan mereka semua satu per
satu.
29. Mereka semua pergi dengan cara masing-masing. Ekpresinya begitu seius,
sangat jauh berbeda dengan awal kami bertemu.

30. Mereka bertiga tidak meninggalkanku yang terus berbaring di ranjang


sejak penculikan minggu lalu.
31. Mereka tidak sepertimu yang sudah pernah merasakan daraku Sean. Dari
mana mereka tahu daraku manis? Tanyaku penasaran setengah bergidik.
32. Wajah mereka penuh lembam, bahkan ada satu penjaga yang terlihat
begitu parah lukanya.
33. Mereka memegan leganku teramat kuat. Mungkinkah mereka ingin
memberi tahu padakubahwa mereka pun sama sepertiku? Baru aku ingin
berlari, lenganku sudah di tahan lebih duluh oleh salah satu di antara
mereka.
34. Aku mengerutkan dahilalu menoleh ke belakang untuk menemukan apa
yang mereka takutkan.
35. Aku mengerutkan dahilalu menoleh ke belakang untuk menemukan apa
yang mereka takutkan.
36. Kini mereka mendekam di penjara, belum lagi perusahan Gerald
bangkrut. Mereka juga datang ke acara Masgulin ini.
37. Mereka seumuran, namun waja Marguis tampak lebih tua.

33
38. Mereka memang tumbuh tinggi dengan pesat tapi sifat masih seperti anak
sepeluh tahun pada umumnya.
39. Kelvin dan Melvin mereka menmanfaatkan mereka kelevihannya. Yah
mereka memiliki kelebihan seperti Sean yang dapat berpindah dengan
cepat.
40. Aku tak bisa membalas banyak akan kasih yang mereka tunjukan padaku,
karena sekarang perutku terasa sakit yang luar biasa.
41. Mereka sering cemas jika melihatku berjalan, apa lagi sekarang usia
kangunganku sudah masuk hitungan Sembilan bulan.
42. Mereka sangat terkejut karena ke datangan Sean yang tiba-tiba, dalam
keadaan murka pula.
2. Elipsi
Elipsi adalah peniadaan kata atau satuan lain yang wujud asalnya dapat
diramalkan dari konteks bahasa atau konteks luar bahasa. Elipsis dapat pula
dikatakan penggantian nol(zero); sesuatu yang ada tetapi tidak diucapkan atau
atau tidak dituliskan. Hal ini dilakukan demi kepraktisan. Elipsi pun dapt pula
dibedakan atas elipsi nominal, elipsi, verbal, elipsi klausa.
3. Subtitusi adalah proses atau hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur
lain dalam satuan strtuktur tertentu. Subtitusi merupakan hubungan gramatikal,
lebih bersifat hubungan kata dan makna. Subtitusi dalam bahasa Indonesia dapat
bersifat nominal, verbal klausa, atau campuran, misalnya satu, sama, seperti, itu,
sedemikian, demikian, begitu melakukan hal yang sama.
a. Subtitusi satu
1. Aku hendak mencari staf hotel yang bertugas, namun sialnya di dekat area
toilet itu tidak tampak satu pun stap maupun tamu lainnya.
2. Baru aku ingin berlari, lenganku sudah di tahan lebih duluh oleh salah
satu di antara mereka.
3. Meskipun aku sudah menika lebih dari satu decade, tetap saja aku masih
terkejut ketika tangan Sean tiba-tiba mengerayangi, tubuhku dari belakang
seperti ini.

34
4. Aku rasa masih ada satu bayi lagi ujar dokter. Awalnya buram, tapi lama-
kelaman aku mulai bisa menangkap baying-bayang orang yang
melilingiku.
5. Satu tetes air mataku kini membahsahi pipiku.
6. Awalnya dia ingin memberaontak dan mencoba kabur dari Sean, tetapi di
satu sisi lain dia juga tidak ingin kehilangan perhatian yang mengulap-
mengulap dari Sean untuknya, hanya untuknya.
7. Kami sedang berada di salah satu hotel berbintang lima di Jakarta.
8. Mungkin satu atau dua minggu lagi kami akan kembali ke Alaska. Kami
sedang berada di salah satu apartemen elit di Jakarta. hanya satu? Kau
tidak makan tanyaku heran aku sudah makan tadi.
9. Itu berati usaha keluarga mereka bukan hanya satu belum sempat aku
bicara, taksi yang kami naik tumpangi sampai di depan bandara.
10. Salah satu dari mereka menujukan ke kanan.
11. Mungkin sepuluh kali lipat gajiku sebagai pegawai, baru bisa beli satu
lukisan di rumah Sean.
12. Hei, kau, kemari sebentar panggilku kepada pelayan salah satu pelayan
rumah.
13. Satu lagi bagimana bisa ibu Sean sekolah di Indonesia.
14. Tidak sampai satu jam akhirnya perjalanaan kami selesai.
15. Pada intinya, penerbanganku take off satu jam lagi.
16. Satu atau dua minggu aku pikir tak masalah.
17. Kau bohong dia silingguhanmu atau tunanganmu? Yah Tuahan salah
satu ciptaanmu ini cerewet.
18. Kalu Ah satu lagi penampilannya sangat bergelas, lanjut Annie memuji
Sean secara berlebihan.
19. Tak di sanggka mata kami terkunci satu sama lain. Aku mengendus dia
ingin membodohiku seratus orang dalam waktu tiga hari bhakan aku
sebenarnya ragu membawah satu orang.
20. Salah satu pelayan wanita menarik kursi, lalu pria yang masih belum ku
ketahui namanya ini menurunkan di sana.

35
21. Mungkin sepuluh kali lipat gajiku sebagai pegawai, baru bisa beli satu
lukisan di rumah Sean.
22. Tidak ada satu orang pun yang berani mendongakkan kepalanya, mereka
ketakutan.
23. Aku sangat ke bingunan sekalikus ingin melambar Raka dengan salah satu
vas mahal di ruamh ini. Aku merasa perih, nyeri, dan panas yang
bercmapur jadi satu.
b. Subtitusi sama
1. Aku menoleh ke Raka yang sama sekali tidak berniat menjawabku.
2. Bentankku kesal.Jemarihnya begitu lembut tiap bagian wajahku, tapi aku
sama sekalli tidak merasakan kenyamanyan.
3. Wajah mereka menagkutkan, aku takut mereka juga memiliki taring sama
seperti Sean.
4. Kate pun sama kagetnya denganku. Aku sama sekali tidak percaya dengan
apa yang baru saja kualami.
5. Dia melumat bibirku tanpa niat berhenti sama sekali.
6. Kemeja kebesaran ini mengeluarkan wangi yang sama dengan wangi
tubuh Sean, maskulin.
7. Tak di sanggka mata kami terkunci satu sama lain.
8. Aku ingin mengulang pertanyaanku, tapi perhatianku teralihkan oleh
bayangnya pelayan wanita dengan seragam sama berlalu-lalu membawah
makanan yang tampak masih panas, terlihat dari asapnya yang menari-nari
samar.
9. Sama sekali tidak menyangka pria seperti Sean bisa menangis juga.
10. Beberapa meja budar ditatas demikan rupan dengan permukaan yang
diselubungi taplak putih berenda, sama seperti meja makan.
11. Pertanyaanku pada gadis itu lebih baik dari pada penjelasannya aku
menyanyakan semua hal mengenai gadis itu dan mendapatkan jawaban
bahwa dia bernama Kate Wrangler, berusia sama sepertiku 20 tahun, dan
dia sudah bekerja di rumah Sean sejak tiga Tahun lalu.
12. Dasar lelaki pemarah sama saja dia mengekangku selamnya.

36
13. Kau juga sama saja candu dengan darahku.
14. Mama kapan papa datang. Tangan papa yang besar sama milik Sean
melambai kea rah kami.
15. Papa tak berubah sama dengan mama mereka berdua sama saja. Jangan
macam-macam, Aku tidak peduli.
16. Rupanya di setiap kunci tertulis kode angka yang sama dengan yang
tertera di kandang.
17. Tetapi itu sama sekali tidak mengurangi sayang Sean padaku.. pria itu
malah menyukai perubahan tubuhku.
18. Sakit yang sama ketika aku berada di apartemen.
19. Sama seperti Sean menyukai lavender dan vanilla.
20. Dia sudah berpakaian sangat rapi, memakai jas hitam dan celana bahan
warna yang sama.
21. Selene juga sama suaminya ramah. Jangan sampai berpisah dariku,
sayang.
22. Aku sendiri juga terkejut kenapa jadi sepeti ini. Sama seperti Sean
menyukai lavender dan vanilla.
c. Subtitusi seperti
1. Aku lebih takut pada makluk setengah vampire setengah serigala seperti
Sean.
2. Aku tidak mau lagi diperlakukan seperti ini olehmu Sean makan saja aku
ini hanya tumbalmu aku berteriak penuh emosi dan mulai berani
membalas tatapan membunuhnya.
3. Saya hanya tahu sedikit bahwa hubungan orang tua Tuan Sean di larang
keras oleh kedua keturunan sehingga mereka melarikan diri mulai hidup
seperti manusia.
4. Seperti biasa dia mengambil alih bibirku dengan segala jurus lumatan
maut darinya.
5. Jangkutnya naik turun teratur, mengisap darahku seperti orang kehausan.
6. Bunyi suara seperti orang mengeguk air terdengar jelas di telingaku.

37
7. Tak jauh dariku, berdiri seorang pria bertubuh kekar seperti pria di depan
gerbang.
8. Sosok kaku itu terlihat seperti raja yang sering aku tonton di filim-filim.
9. Maksudku lihat saja tinggi badan mereka, terlihat seperti anak berumuran
sepuluh tahun pada umumnya.
10. Aku sendiri juga terkejut kenapa jadi sepeti ini.
11. Sama seperti Sean menyukai lavender dan vanilla.
12. Seperti yang seharusnya, kami meleset ke diaman Sean yang berada di
dalam hutan hebat.
d. Subtitusi seperti
13. Aku lebih takut pada makluk setengah vampire setengah serigala seperti
Sean.
14. Aku tidak mau lagi diperlakukan seperti ini olehmu Sean makan saja aku
ini hanya tumbalmu aku berteriak penuh emosi dan mulai berani
membalsa tatapan membunuhnya.
15. Saya hanya tahu sedikit bahwa hubungan orang tua Tuan Sean di larang
keras oleh kedua keturunan sehingga mereka melarikan diri mulai hidup
seperti manusia.
16. Seperti biasa dia mengambil alih bibirku dengan segala jurus lumatan
maut darinya.
17. Jangkutnya naik turun teratur, mengisap darahku seperti orang kehausan.
18. Bunyi suara seperti orang mengeguk air terdengar jelas di telingaku.
19. Tak jauh dariku, berdiri seorang pria bertubuh kekar seperti pria di depan
gerbang.
20. Sosok kaku itu terlihat seperti raja yang sering aku tonton di filim-filim.
21. Maksudku lihat saja tinggi badan mereka, terlihat seperti anak berumuran
sepuluh tahun pada umumnya.
22. Aku sendiri juga terkejut kenapa jadi sepeti ini.
23. Sama seperti Sean menyukai lavender dan vanilla.
24. Seperti yang seharusnya, kami meleset ke diaman Sean yang berada di
dalam hutan hebat.

38
25. Kau tidak bohong tanya Sean, seperti anak kecil yang menagih ke jujuran
orang tuanya.
26. Dia seperti hanya ingin bermin-main dengan darahku. Astaga kenapa bisa
terdengar suara Sean pada saat seperti ini.
27. Tadi pagi aku pergi kuliah seperti biasanya tanpa Sean mengantarkanku.
Seperti yang kau bilang, itu adalah masa lalu, jangan dipikirkan.
28. Dia seperti sedang melambungkan frasa ingat janjimu melaluwi
tatapannya.
29. Dia memang seperti ini kalu sudah pulas tidur.
30. Dia sedang memberikan kode agar aku mencium pipinya seperti tadi.
31. Pulang ke mana? Ini kan rumahmu jawab Sean dengan suara seperti
dibekap karena tangnku masih menutup mulutnya.
32. Aku berjalan seperti biasa saat aku kuliah duluh.
33. Di seperti orang Indonesia saja.
34. Sakit keluhku lagi, terdengar seperti bisikan karena sesak yang begitu
hebat.
35. Dia membunuh hewan besar seperti membunuh nyamuk.
36. Sean aku mau pulang, tidak kau mengerti perasanku Sean aku tidak ingin
mama melupakank, seperti yang terjadi dalam mimpiku tadi.
37. Yah Tuahan ada apa ini? Tubuhku sakit dan nyeri, seperti aku habis tidur
ditindih beruang grizzly.
38. Bersikap normal seperti manusia biasa yang dianugerahi rasa penyayang.
39. Sebelum pria asing itu menentuh seisin pun tubuh aku langsung mundur
beberapa langkah.
e. Subtitusi itu
1. Sebelum pria asing itu menentuh seisin pun tubuh aku langsung mundur
beberapa langkah.
2. Aku tidak tahu dengan apa tapi tapi yang jelas, pukulan ringan itu
cukupuntuk membuatku pusing dan tumbang.
3. Entah kekuatan itu dari mana.aku memegan pinggiran tempat tidur
sebagai tumpuan tubuhku.

39
4. tanyaku binggung aku tidak merasasudah tidur selama itu.
5. Maaf tapi itu bukan main-main. Aku melipat bibir sejenakuntuk melihat
perubahan ekpresinya.
6. Dan sepertinya itu berhasil kerena dia menetapku terkejut.
7. Mau apa di sini? Tanyaku saat dia duduk di depanku namun pria dengan
rahang kuku itu hanya diam dan terus memandangiku sungguh aku rishi.
8. Aku tidak tauh nama semua makanan itu, tapi semua terlihat begitu
berkelas.
9. Kenapa dia bersikap baik seperti itu? Entah milik siapa gaun itu, tapi
akau diperintahkan Sean untuk memakainya.
10. Dia mengambil handuk bahasa itu, lalu memasukannya ke dalam baskom
di atas nakas. Setelah itu,
11. dia bergerak memosikan bantal di punggungku, lalu membantuku
bersandar dengan nyaman. tapi nyatanya bekas gigitan Sean itu tidak rasa
sakit lagi.
12. Ruang tamu itu tak jauh beda dengan ruangan kemarin, sama-sama
memiliki interior berkelas.
13. Sean panggilku tanpa sadar saat melihat pria itu tengah berdiri
membelakangiku.
14. Aku bertanya-tanya sekaligus menebak sendiri akan fotoh itu.
15. Apa itu foto orang tua Sean walupun aku masih tidak tahu pasti makhluk
seperti apa Sean itu, sekalipun Sean bukan manusia, tidak mungkin juga
dia tidak memiliki orang tua.
16. Atau itu mungkin fotoh Sean sendiri tapi siapakah pemilik tangan foto
wanita itu.
17. Sejenak gadis itu menoleh kea rah pelayan-pelayan lainnya, tapi teman-
temannya tidak memberi respon berati mereka semua terlihat takut
padaku.
18. Namun pada akhirnya, aku tetap membiarkan gadis itu memanggilku
nyonya selagi dia menjelaskan padaku tentang ruangan-ruangan di ruamah
Sean ini.

40
19. Pertanyaanku pada gadis itu lebih baik dari pada penjelasannya aku
menyanyakan semua hal mengenai gadis itu dan mendapatkan jawaban
bahwa dia bernama Kate Wrangler, berusia sama sepertiku 20 tahun, dan
dia sudah bekerja di rumah Sean sejak tiga Tahun lalu.
20. Yah itu pun yang berukuran kecil.
21. Memang apa pekerjaan pria itu? Dan apa Raka membawahku disini untuk
di jadikan tumbal yang akan ditugar dengan harta Sean.
22. Akan sulit menyedari keberadaan tangga itu karena letaknya seolah
sengaja disamarkan. Tangga itu menuju tempat di bawah dapur.
23. Aku yakin ruangan itu merupakan ruangan bawah tanah.
24. Itu tidak mungkin ucapku masih enggan percaya.
25. Bagimana bisa aku tidak menyeadari itu? Saya kembali ke dalam Nyonya,
pamit Kate sopan dengan sebutan menyebalkan itu.
26. Hutan itu pasti menjadi akses untuk jalan keluar. Entah saat hantaman ke
beberapa akhirnya pintu kayu bercat putih itu rusak dan berhasil kujebol
kuncinya.
f. Subsitusi begitu
1. Meski begitu Sean memukulnya seolah tidak puas.
2. Dalam setengah sadar, aku mendengar satu tamparan begitu keras hingga
mengganggu indra pendengaranku.
3. Kenapa kau bilang begitu? Tanya Sean tegas.astaga Melvin kenapa kau
seperti iru? Tanyaku kesal.
4. Aku ingin menangis ini terasa aneh, tapi begitu mengharukan.
5. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja karena jika dia
sampai mengigitnya lagi.
6. Aku panic setenga mati karena Sean membuka jasnya cepat dan
membuang jas mahal itu ke lantai begitu saja.
7. Halo, Annie! Sapaku dengan penuh semangat begitu sambungan
terhubung bisa aku tolong aku? Tolong pesankan aku tiket pesawat ke
Indonesia untuk penerbangan besok.

41
8. Baguslah kalu begitu tidak sia-sia aku menghubungi ibumu tadi ucapnya.
Tapi entah kenapa aku suka saat dia begitu. karena emosi yang begitu
tertahankan. Ah kalu begitu handphoneku dia yang menimpannya? Tidak
mungkin kalian sepupu karena dia terus menggemggam tangan mu begitu
erat. Selamat Tika kau berhasil kabur! Yah walaupun aku merasa masalah
ini tidak bisa selesai begitu saja, Apa peduliku yang jelas aku berhasil
kabur dari rumah terkutuk yang sialnya mewah itu.
9. Ah kalu begitu handphoneku dia yang menimpannya? Tidak mungkin
kalian sepupu karena dia terus menggemggam tangan mu begitu erat.
10. Selamat Tika kau berhasil kabur! Yah walaupun aku merasa masalah ini
tidak bisa selesai begitu saja, Apa peduliku yang jelas aku berhasil kabur
dari rumah terkutuk yang sialnya mewah itu.
11. Tapi wajah sisinya membuat buluh kudukku merinding dia begitu
menyeramkan.
12. Dengan berat hati akhirnya aku menyendok sup panas yang aroma
kaldunya begitu mendominasi penciumanku.
13. Senyuman tampak begitu kasar pada malam sebelum aku tertidur dua
hari lamanya, aku merasa tidak bisa melihatnya sebagai pria tampan
dengan senyum manis Sean.
14. Entah bunga apa, tapi wangianya begitu membuat damai.
15. Atau begini saja jika kau sedang berduua saja denganku, panggil aku
Tika.
16. Ku rasa dia berbicara cepat di depan wajahku karena wangi napasnya
begitu jelas menerap mataku.
17. Maaf aku sudah merepotkanmu, ujarku tidak begitu yakin.
18. aku tidak bisa tidur karena rasa penasaranku yang begitu menggembu-
nggembu ingin menanyakan sejuta pertanyaan tentang hubungan kami saat
ini
19. Aku tahu dari filim yang kutonton, rasa haus vampire akan darah begitu
menyakitkan.mungkin panas yang itu yang sedang dirasakan oleh Sean.
20. Begitu pintu lift terbuka di lantai dasar, aku dibuat terkejut.

42
21. Para penjaga di depan gerbang sana tampak begitu gagah, tidak
mengantuk sama sekali meski hari tela gelap gulit seperti ini. Aku
memukul-mukul dadanya yang begitu bidang saat dia membahwaku keluar
dari kamarnya.
22. Cincinnya masih keggengam erat, tapi akan kuhembuskan begitu saja jika
Sean tidak mau mengatakan yang sesungguhnya. Aku bergi begitu saja.
Dia kembali mengingat-ingat pada masa remajanya yang begitu bebas tapi
aku beda dengan Annie .
23. Dia pasti sosok yang sama dengan si pengirim sms pada mama, kan? Ah
kalu begitu handphoneku dia yang menimpannya? Kalu dibandingkan
dengan dapur rumah Sean jelas jauh sekali berbeda .
24. Dan membiarkanmu begitu saja, tanyanya serajak menarik daguku.
25. Berharap begitu aku memiliki kekuatan lebih untuk menghadapinya.
26. Aku tida mau tahu , kau harus bawah dia ke sini! Bentakku karena emosi
yang begitu tertahankan.
4. Konjungsi
Konjungsi adalah yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan
kata, frasa dengan frasa, klausa, dengan klausa, kalimat dengan kalimat atau
paragaraf dengan paragaraf konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat
dikelompokkan enam bagian yaitu:
a. konjungsi adversatif: tetapi
1. Teapi aku tak mau terlihat lema aku bisa menjaga diriku.
2. Teapi tidak ku sangga, sedikitkemudian dia justru menarik tanganku
lebih kuat. Tetapi Sean sama sekali tidak mengisap darahku.
3. Dia melihatku tajam dengan rahang mengatup rapat, tetapi tanganya
malah menghapus sisa-sisa air mata di pipiku dengan sayang.
4. Tetapi Sean menipis tangan Nate yang tengah berada legannya.
5. Aku yakin dia memiliki kekuatan dan kuasa yang lebih besar daripada
Sean tetapi dia tetap biasa berlaku lembut.
6. Aku memukul-mukaul punggungnya dan menjerit minta lepaskan, tetapi
dia tetap berjalan cepat.

43
7. Deria adalah seorang half, tetapi dia berbeda dengan Melvin dria setenga
vampire dansetenga manusia.
8. Tetapi rupanya, aku tidak mengalami nasib seperti itu.
9. Aku bertanya pada Sean kenapa aku tidak mengalami nasib Bella, tetapi
Sean menjawab agar aku banyak-banyak bersyukur saja.
10. Aku baru hamil tiga bulan, tetapi perutku sudah sangat besar, seperti
hamil lima bulan ke atas.
11. Dia sebenarnya sudah banging, tetapi masih enggan untuk berbicara
dengan Sean.
12. Tetapi Tika tetap bergeming Dia tidak menyadari kalau ada yang
mendekati padanya selangkah demi selangkah.
13. Aku pulang ke Indonesia bukan melarikan diri darimu tetapi aku hanya
ingin menengkan pikiranku, kata-kata ku sungguh-sungguh memohon.
Otakku seperti memutar kaset tentang kejadian sebelumnya.
14. Tetapi saat dia marah, moster dalam tubuhnya akan bangun dan siap
menghancurkan apa pun yang di luar kehendaknya.
15. Tetapi yang dia lakukan adalah semakin mengunciku.
16. Sean begitu menikmati aksinya, aku mendorong tubuhnya sekuat tenaga,
tetapi tanganku langsung di tangkap oleh Sean.
Konjungsi avdersatif : namun

1. Namun tidak dapat ku pikiri, pindah keluar negeri memberiku pengalaman


hidup yang baru.
2. Pahatnya wajahnya yang manis, tubuh yang tidak terlalu tinggi namun,
terlihat kukuh, aku merasa amat mengenalnya.
3. Namun aku terbaku karena ruamh bergaya klasik itu.
4. Aku mendorong kepalanya pelan dengan tanganku yang bebas.
5. Namun itu tidak berpengaruh apa-apa.
6. Namun yang paling cocok adalah wangi bunga menyengkarakan dari tiap
sudut ruangan.
7. Namun, saat hendak berjalan, tubuhku mencari pegangan.

44
8. Namun ketguhan hatiku menguap entah ke mana saat wajahku sudah benar-
benar berhadapan dengan pintu.
9. Namun dalam hati aku tak mengira, dia tampan.
10. Namun sebenarnya aku sangat berharap papa menolak ke inginan Sean.
11. Namun dia teteap merasa senang karena bisa melihat kampung halaman gadis
pencuri hatinya.
12. Namun mengapa hal itu sangat sulit untuk aku lakukan? Namun setelah diam
sejenak mungkin untuk berpikir dia menggangguk juga.
13. Aku melipat kedua tanganku ke depan dada, namun dalam hati, aku tak
mungkin memungkiri, dia memang tampan.
14. Namun sebelum menutup pintu dia menoleh melihatku.
15. Namun sebelum dia benar-benar ditelan dinding besar rumah Sean, aku
memangilnya kembali Kateeee! Dia menoleh lagi ! ekspresinya sulit
kuartikan.
16. Namun bukan untuk dia bahwa pulang, melainkan disampirkannya jas itu ke
kursi meja makan. Namun hanya begitu nyatanya, Tika berhasil melupakan
segala kegundahannya tenag posisi Sean hatinya.
17. Namun, saat aku akui wajahnya tetap memesona.
18. Namun sebenarnya aku malah semakin ingin menjerit.
19. Namun Sean memberi respon berbeda.
20. Namun aku berharap ketidak tauhan mereka akan abadi.
21. Namun sakit ini bukan main. Aku tak bisa menangkapi mereka yang panik
bertanya aku kenapa Nyonya ayo kembali ke kamar.
22. Awalnya aku tidak percaya, namun saat dia berubah menjadi makhluk lain itu
jadi percaya.
23. Namun aku sedikit risi karena sejak tadi Sean selalu memperhatikanku dia
membuatku salah tingkah.
24. Namun anak perempuanku satu-satunya.
25. Namun sebelum menutup pintu dia menoleh melihatku.

45
b. Konjungsi klausal karena
1. Suaraku kini mulai goyah karena keinginan menagis yang besar.
2. Aku meringis merintih kesakitan karena pergelangan tangan ku perih.
3. Aku mendogakan kepala karena tubuhnya yang terlalu tinggi bagiku.
4. Aku sangat berterima kasih karena Annie mengusahakan untuk
membantuku semalam.
5. Apa lagi mencariku karena aku akan baik baik saja.
6. Aku yakin ini milik langkah Sean karena aku hafal dengan suara
langkahnya.
7. Perutku sakit karena dengan seorang kurang ajarnya menaruh tubuhku di
atas pundak kekar, seperti sedang memikul karung besar.
8. Aku juga menerima pesan dari Sean , yang mengatakan dia sangat sibuk
mengurus perusahan hari ini karena Tuan dan Nonya Daniel sedang
honemoon lagi.
9. Aku menghela napas gusar karena Sean tengah menetapku tajam dengan
bola mata yang berwarna merah tua.
10. Bukan karena kemauan hati ku. Yah aku mau menikah dengan Sean tapi
aku tidak mau kalu harus menikah bulan depan.
11. Sean tanyaku lagi karena dia diam saja.
12. Aku juga mengatakan sangat mencintai mereka.
13. Aku juga menerima pesan dari Sean yang mengatakan dia sangat sibuk
mengurus perusahan hari ini karena Tuan dan Nyonya
14. Sean tungguh dengarkan aku duluh! Ucapku kesal karean Sean tak
berhenti menarik tanganku.
15. Aku terkejut karena teriakkan Sean lebih keras daripada yang pernah
kudengar.
16. Mungkin karena memang saat ini dia sedang kalut.
17. Bukan karena aku kasihaninya tapi memang aku ingin melakukannya.
18. Karena aku selalu terikat denganmu, suamiku. Karena jika aku sudah
mengisap darahnya lagi, itu berate aku dan Tika akan terikat kembali.

46
19. Aku tidak ingin pada akhirnya dia menyesal karena rasa ibah pada
kondisiku sekarang.
20. Memang saat ini aku terlihat sangat mengenaskan, karena pada dasarnya
hidupku sudah berada di ujung tanduk.
21. Aku tidak ingin dia menyelamatkanku karena rasa bersalahnya pada
diriku yang telah menyelamatkan dirinya dari baliho raksaksa itu.
22. Untukku karena aku tidak ingin menjdai alasan kesedihannya.
23. Teriak Sean dari kejauhan karena aku tak berhenti mengayunkan ayunan
di taman belakan rumah Sean.
24. Yang hebat itu aku, ma, karena aku yang menabur beninya.
25. Karena pada kenyataannya, ketiga anakku bukan manusia biasa sepertiku.
26. Tangisku meledak ketika pria tumbun itu menamparku lagi karena terlalu
sering memanggil nama suamiku. Aku nyaris kembali tidak bernapas
karena beruang hitam itu keluar.
c. Konjungsi koordinatif: dan
1. Seseorang jatuh terlungkup di ambang pintu dan orang itu adalah Sean?
2. Aku membuka sepatu dan kaous kakinya pelan-pelan, lalu berlanjut melepas
jam tangannya serta dasi yang membelit lehernya.
3. Tangannya begitu dingin dan pucat seolah tidak ada darah setetes pun yang
mengalir di dalam tubuhnya. Aku menuruti lalu duduk di antara papa dan
mama.api sebentar tadi pernikahan mataku bulat besar dan mulutku meganga.
4. Beraninya kau bentang Sean sambil mengeram sontak berdiri dan kembali
menarik perkelangan tanganku.
5. Aku terus menunduk dan memejamkan maraku berkaca-kaca. Taringnya
menebus leherku, dalam dan kuat.
6. Dan Mataku panas, sering darahku yanag merampasnya. Sakit keluku saat dia
lebih memperdalam gitanya.
7. Aku mengelit dan mencoba melepaskannya diri dari tangan yang menahan
lenganku sekarang.
8. Taringnya menebus leherku, dalam dan kuat.

47
9. Aku mengelit dan mencoba melepaskannya diri dari tangan yang menahan
lenganku sekarang.
10. Aku menahan napas dan jijik dengan sikapnya. Aku mecari celah
mengumpulkan tenagaku, dan yang terpenting menyingkirkan sementara
ketakutanku.
11. Aku membuka mataku perlahan dan kudapati wajah pria yang telah sadis
menyiksaku tadi malam.
12. Aku masih hidup rupanya. Sesaat aku mengumpulkan tenaga untuk bangun
dan menyadarkan kepala serta pungung dikepala temoat tidurku.
13. Aku melihat sesat dan mulai merencana kata-katanya tadi Aku tidur dua
hari?
14. Aku tahu dia marah dan nyawaku kembali merancam sekarang tapi, aku tak
peduli.
15. sampai akhir milikku dan tidak ada yang bisa memilikimu selain aku.
16. Dingin tubuhku mengigil dan kepalaku pusing sekali.
17. Dan nyatanya ucapku barusan memang memancing kemarahan Sean.
18. Aku menjerit dan berlari makin kencang.
19. Dia gila dan psikopat. Dan semakin kuat dia mengigitku bibirku semakin
membuat mati rasa.
20. Aku memandang keadaan sekitar dan langsung memikik girang karena sadar
jalan ini sudah dekat dengan perbatasan kota.
21. Piyama yang kukenakan sudah basah semua dan aku juga sudah merasa
sangat lelah. Dan sekarang, jujur saja, aku mulai lelah. Sangat lelah.
22. Tapi otak dan hatiku berjalan tidak selaras. Yang benar saja dia mengira kalu
aku yang akan pergi.
23. Kau, ini tidak ingat sedang mengandung ? kau harus banyak istirahat makan
banyak, dan jangan terlalu lelah.
24. Aku membuka mataku perlahan dan mengerjapkannya hingga fokusku
sempurna, oh, apa ada malaikat di depanku?
25. Aku sangat ikhlas dan bahagia menantikan hari terindah ini.
26. Dia menciumi rahangku dan terus turun menuju leherku.

48
Konjungsi koordinatif atau
1. Tapi aku tidak nyaman, Kate bibirku maju sesenti Atau begini saja jika kau
sedang berduua saja denganku, panggil aku Tika.
2. Apa aku akan di siksa? Atau di bunuh?
3. Atau Sean benar-benar akan membuat menjadi majat dengan menghabiskan
seluruh darahku?
4. Atau lebih tepatnya di rumah yang besar.
5. Aku sampi tidak merasakan sakit atau nyeri apa pun, tapi darahku, langsung
menetes.
6. Kau bohong dia silingguhanmu atau tunanganmu? Atau itu mungkin fotoh
Sean sendiri tapi siapakah pemilik tangan foto wanita itu.
7. Aku tidak mau mama atau papa keluar sebelum aktu turun padahal aku
sedang menjiapkan hatiku.
8. Kau ini dari mana saja kenapa kau tidak menjawab teleponku atau membalas
pesan dariku tanyanya marah-marah.
9. Tapi bukanya menutup hidung atau apa, Sean malah menghirup napasku
dalam-dalam.
10. Apakah aku mencintainya? Atau apakah aku mulai mencintainya?
11. Hati Tika berdeyut perih saat sadar pertanyaan itu tak bisa dia jawab sendiri.
Mungkin satu atau dua minggu lagi kami akan kembali ke Alaska. Aku
berjalan cepat menuju dapur untuk memastikan apa dugaan benar atau salah.
12. Aku rindu masa-masa mereka masih suka memeluk kakiku atau duduk di
panggunganku.
13. Perluh di ketahui, jika Kelvin tersenyum seperti itu, berate dia senang atau
puas. Jika kami berada di luar rumah, Sean selalu mencicipi atau membauhi
makanan dan minuman yang di hindangkan untuk kami.
14. Dei memang tidak sekuat kak Melvin atau Kelvin, tapi Dei juga mau
melindungi mama.

49
Konjungsi koordinatif tetapi.
1. Teapi aku tak mau terlihat lema aku bisa menjaga diriku.
2. Teapi tidak ku sangga, sedikitkemudian dia justru menarik tanganku
lebih kuat.
3. Tetapi Sean sama sekali tidak mengisap darahku.
4. Dia melihatku tajam dengan rahang mengatup rapat, tetapi tanganya
malah menghapus sisa-sisa air mata di pipiku dengan sayang.
5. Tetapi Sean menipis tangan Nate yang tengah berada legannya.
6. Aku yakin dia memiliki kekuatan dan kuasa yang lebih besar daripada
Sean tetapi dia tetap biasa berlaku lembut.
7. Aku memukul-mukaul punggungnya dan menjerit minta lepaskan, tetapi
dia tetap berjalan cepat.
8. Deria adalah seorang half, tetapi dia berbeda dengan Melvin dria setenga
vampire dansetenga manusia.
9. Tetapi rupanya, aku tidak mengalami nasib seperti itu.
10. Aku bertanya pada Sean kenapa aku tidak mengalami nasib Bella, tetapi
Sean menjawab agar aku banyak-banyak bersyukur saja.
11. Aku baru hamil tiga bulan, tetapi perutku sudah sangat besar, seperti
hamil lima bulan ke atas.
12. Dia sebenarnya sudah banging, tetapi masih enggan untuk berbicara
dengan Sean.
13. Tetapi Tika tetap bergeming Dia tidak menyadari kalau ada yang
mendekati padanya selangkah demi selangkah.
14. Aku pulang ke Indonesia bukan melarikan diri darimu tetapi aku hanya
ingin menengkan pikiranku, kata-kata ku sungguh-sungguh memohon.
Otakku seperti memutar kaset tentang kejadian sebelumnya.
15. Tetapi saat dia marah, moster dalam tubuhnya akan bangun dan siap
menghancurkan apa pun yang di luar kehendaknya.
16. Tetapi yang dia lakukan adalah semakin mengunciku.
17. Sean begitu menikmati aksinya, aku mendorong tubuhnya sekuat tenaga,
tetapi tanganku langsung di tangkap oleh Sean.

50
d. Konjungsi korelatif: entah/entah.
1. Dia mengatakan baik-baik di ruamah namun entahlah aku justru
mengeritkannya dengan jangan kabur lagi dariku.
2. Iin, dia krim pengobatan yang aku buat sendiri! Ujarnya bangga sambil
menujukan botol kaca kecil berisi krim putih yang entah terbuat dari
bahan apa.
3. Entah bagaimana caranya tapi aku bisa merasakan ada hawa misterius
yang di keluarkan oleh buku tersebut.
4. Entah bagai mana bisa aku masih berada di kamar Nate. Daerah di
sentuhannya barusan entah kenapa terasa gatal di dalam.
5. Entah kenapa aku sulit memahami kata-katanya.
6. Cincin polos namun terlihat jerni dan dan menawan yang entah sejak
kapan melingkar di tanganku.
7. Entah dorongan dari mana, tapi aku melihat Sean yang lemah seperti ini.
Rasa kantukku tadi telah menguap entah ke mana.
8. Entah saat hantaman ke beberapa akhirnya pintu kayu bercat putih itu
rusak dan berhasil kujebol kuncinya.
9. Sean mengucap leherku dengan ibu jarinya, membuat sesuatu yang entah
apa menggelitiki bawah kulitku. Awas saja kau kalu ketemu.
10. Entah kenapa jantungku meningkat pesat tak beraturan pagi ini.
11. Tapi entah kenapa aku suka saat dia begitu. Saat kami sampai tiba di parkiran
dan hendak membuka pintu mobil Roby.
12. Sean langsung melihatku enatah dengan cara apa.
13. Entah kenapa aku merasa memelah yang paling ingin aku menikah
secepatnya.
14. Entah kenpa, hatiku merasa tergelitik. Namun aku berharap ketidaktahuan
mereka akan abadi.
15. Mati aku habislah Nyawaku! Entah apa yang kuterima sebagai hukumanku
nanti.
16. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini.

51
17. Namun entah mengapa, dia merasa ada yang salah di sini.Sean kau di
dalam?
18. Wajah Sean sungguh pucat pasih, bibirnya biru dan banyak lembam di
tubuhnya entah karena apa.
19. Entah, kenapa saat tubuhku dan tubuh Sean menempel seperti ini, rasanya
sakit di perutku mereda.
Konjungsi korelatif baik.

1. Setelah di jalani rasanya, menyenangkan, apalagi aku mendapatkan teman


baik seperti Annie.

2. Hhaaha rupanya obatku bekerja dengan baik.

3. Aku rasa aku sudah membuktikannya sendiri bahwa Nate adalah laki-laki
baik Yah walaupun sikapnya menjadi agak aneh, Raka tetap baik dan
hangat seperti duluh.

4. .Aku tersenyum simpul padanya, dia memang selalu bersikap baik.

5. baik hati maupun pikirannya benar-benar bimbang.

Konjungsi korelatif maupun

1. Apa itu foto orang tua Sean maupun aku masih tidak tahu pasti makluhk
seperti apa Sean itu sekalipun Sean bukan manusia, tidak mungkin juga
tidak memiliki orang tua, kan?
2. Baik arsisektur furniture maupun pajangan di rumah ini begitu indah,
cantik dan berkelas.
3. Baik hati maupun pikirannya benar-benar bimbang.
4. Kulihat sebagian kursi sudah terisi tapi aku tidak menemukan pramukari
manapun pramugara
5. Ku lihat sebagian kursi sudah terisi, tapi aku tidak menemukan pramukara
maupun pramukari.
6. Malam ini, Kelvin, Melvin, maupun Deria kompak untuk tinggal di
ruamah saja selagi aku dan Sean menghadiri pesta ulang tahun bisnis.

52
7. Aku bersyukur karena Sean memiliki kekuatan itu, karena dalam dunia
politik maupun dunia bisnis, hal itu bisa terjadi dengan mudahnya.
8. Aku hendak mencari staf hotel yang bertugas, namun sialnya di dekat area
toilet itu tidak tampak satu pun stap maupun tamu lainnya.
e. Konjungsi subordinative: meskipun, kalau, bahwa.
e. Konjungsi subordinarif : meskipun,

1. Meskipun dia masih duduk di atas perut membuatku sesak dan hati ku.

2. Meskipun dengan melihaat ke dalam hutan mampu menghadirkan


langsung ketakutanku nyatanya itu tak membuatku melupakan ke indahan
taman ini.

3. Namun jelas Sean memberi respon berbeda.

4. Meskipun sorot matanya menuntunku untuk berjanji aku sama sekali tidak
menginginkan ataupun menolak.

5. Meskipun begitu aku tahu Roby belum sepenuhnya percaya.

6. Meskipun begitu aku merasakan bahwa bayi dalam perutku ini tidak
hanya satu.

7. Meskipun begitu aku merasakan bahwa bayi dalam perutku ini tidak hanya
satu.

8. Aku bersyukur karena Sean sudah menyelamatkanku mala mini meskipun


perlakuan yang kuterima tadi akan membekas hingga beberapa tahun ke
depan.

9. Meskipun faktanya kau memang sering mengikutiku ke kamar mandi, di


sini kau tak bisa melakukan itu, sayang.

10. Baiklah anakku perempuan satu-satunya ini akhirnya menurut meskipun


dengan wajah lesu.

53
11. Meskipun aku sudah menika lebih dari satu decade, tetap saja aku masih
terkejut ketika tangan Sean tiba-tiba mengerayangi, tubuhku dari belakang
seperti ini.

12. Yah meskipun aku sudah menelepon papa, masih tidak puas saja, apa lagi
waktu kepulangan papa masih beberapa kari ke depan.

13. Meskipun aku berjalan cepat, tapi kupastikan langkahku tak


mengeluarkan suara gaduh.

14. Meskipun dengan melihat ke dalam hutan mampu menghadirkan


ketakutanku, nyatanya itu, tak membuatku melupakan ke indahan taman
ini.

15. Tunggu Raka aku tidak mau masuk ke dalam, aku berhenti berjalan
meskipun Raka masih memegan tanganku.

16. Meskipun aku dua tahun menetap di sini, tapi aku benar-benar tidak tahu
buta wilayah tempat tinggalku.

Konjungsi korelatif kalu

1.Kalu seperti ini bisa dipastikan Mama tidak akan mendengar


pembicaraanku dengan Sean.
2. Bagaimana kalau wajah hantu itu menyeramkan, wajahanya datar tanpa
mata hidung atau mulut.
3. Kau tahu aku tidak bisa tidur tenang kalu tidak ada kamu di sampingku
ucapnya lagi.
4. Aku juga mengerti perasan gadis ini kalu aku menyukainya dengan
paksa.
5. Kalu Sean bagun bilang padanya jangan mencariku. Kalu kau mau
pergi dariku, akankupastikan hidupmu tidak akan tenang.
6. Kalu kau menciumku, akn aku antar kau pulang katanya yang paling
bisa membuatku goyah.
7.Kalu benar begitu pantas saja di sangat kaya raya.

54
8. Kalu begitu, berjanjilah ucap Sean seraya berbalik membuatku refelks
melepaskan pelukanku.
9.Kau benar-benar gila untuk apa aku kuliah kalu aku tidak bekerja.
10. Kalu kau tidak menceritakan tidak apa-apa aku mengerti.
11. Kalu berbunyi benar-benar tamat riwajatku.
12. Aku bertnaya-tanya, apa ini pesawat pribadi Sean kalau memang
benar, aku tidak tahu lagi harus mendeskripsikan kakayaannya
pentohusen.
13. Sangat mencintaimu tidak apa-apa kalu kau belum bisa membalas, tapi
bisakah mulai sekarang kau belajar untuk mencintaiku, sayang.
14. Kalu begitu gigitlah aku dan ikatlah aku lagi agar aku tidak bisa pergi
darimu, seumur hidupku.
1. Sudah bangun rupanya mama bergumam di ambing pintu cepat turun ke
bawah! Bantu mama masak bikin sarapan oke.
2. Aku berontak di bawah kuasanya dan dia bersikap tak acuh dengna terus
memaksaku meneguk darahnya.
3. Tangannya tahu-tahu menyusup di bawah lipatan luturku dan
punggungku.
4. Hanya saja dia sedang di bawah pengarauh alcohol .
5. Dia menolehkan kepala ke belakang dan melihat seorang pria terletak tak
berdaya di bawah baliho.
6. Sial kenapa malah tubuhku yang berada di bawah.
7. Mandilah lalu turun ke bawah Sean keluar dari kamarku setelah mencuri
kesempatan mengecup bibirku.
8. Kenapa penasaran aku menghedap-heda- keluar kamar lalu melihat ke
bawah.
9. Aku mendengar suara tawa di bawah.
10. Kami naik taksi saja, tanyaku kesal sambil menahan koper yang ingin di
bawah oleh Sean.
11. Aku tida mau tahu , kau harus bawah dia ke sini! Bentakku karena emosi
yang begitu tertahankan.

55
12. Dari atas sampai bawah aku meminjam pakaian Annie, jenas sweeter, kaus
kaki, serta sepatu kest mengingat aku hanya membawah badan saja
semalam.
13. Bukan hanya itu, berani-beraninya dia mengeluarkan seluruh hewan-
heawan liar yang berada diruangan bawah tanah.
14. Merasa posisiku sudah aman dari Sean aku merasa duduk sebentar di
bawah pohon rindang tidak masalah.
15. Aku hamper terlonjak karena geraman beruang yang tiba-tiba.saat
memeluk tubhnya, dia membawahku bergerak cepat keluar dari ruangan
bawah tanah itu?
16. Aku tidak berpikir, untuk apa Sean membuat terowongan dan ruang
bawah tanah itu.
17. Seperti sebelumnya, aku bermodal cahaya lentera untuk mengedap-endap
menyusuri ruangan bawah tanah yang pengkap dan gelap.
18. Pintu bawah tanah aku ingat di dalam ruangan penuh dengan hewan buas
itu terdapat pintu yang berada di ujung.
19. Pasti ruangan di bawah sana tak kalah besar dari ruangan-ruangan yang
ada lantai atas.
20. Rasa penasaranku tentang ruang bawah tanah itu terbajar dengan ke
indahan tanah belakang.
f. Konjungsi temporal : sebelum
1. Entah kenapa aku terdorong untuk mematuhi peringaatan Sean sebelum
pergi tadi.
2. Tidurlah yang nyenyak sebelum aku meninggalkanmu ke Indonesia
Refleks aku maju ke depan, tapi sedetik kemudian, sebelum pria asing.
3. Tapi sejak aku melihat dia begitu kasar pada malam sebelum aku tertidur
dua hari lamanya.
4. Baru aku menghempuskan napas lega dengan begitu pelan, tiba-tiba, dia
berhenti tepat sebelum melewati pintu.
5. Namun sebelum memejamkan mata, aku teringat akan Sean yang bisa saja
tidur di sebelahku.

56
6. Dia yang jadi persembahanku kali ini ucap Raka Refleks aku majuh ke
depan, tapi sedikit kemudian, sebelum pria asing itu menentuh seisin pun
tubuh aku langsung mundur beberapa langkah.
7. Senyuman tampak begitu kasar pada malam sebelum aku tertidur dua
hari lamanya, aku merasa tidak bisa melihatnya sebagai pria tampan
dengan senyum manis Sean.
8. Mata kami pun beradu sesaat sebelum aku mendudukan kepala lagi.
9. Namun sebelum menutup pintu dia menoleh melihatku.
10. Sebelum kate menujukan keberatannya, aku lebih cepat memotong
kalimatnya.
11. Namun sebelum dia benar-benar ditelan dinding besar rumah Sean, aku
memangilnya kembali Kateeee! Dia menoleh lagi! ekspresinya sulit
kuartikan.
12. Aku berlari lebih kencang memburu belakang, tapi tentu saja kudapati
adalah pintu sebelum Sean berhasil menangkapku kembali.
13. Selama itu mulutku tak berhenti berdoa agar pintu segera knop terbuka
sebelum Sean datang.
14. Aku merebahkan diri di sofa empuknya tanpa meminta izin lebih dahulu
Sebelum kau pergi kuliah besok, bisa antarkan aku ke rumah?
15. Sebelum aku pergi ke kelas, aku aku mengitip dari balik pintu kelas di
sebelahku.
16. Sebelum itu, dia sempat mengucap dahi gadis yang sangat dicintainya itu
sekilas.
17. Sebelum dia beranjak dari ruangan rawat Sean.
18. dia berbalik layak dia lakukan sebelum akhirnya dia pergi menjauh
selama-lamanya dari Sean.
19. Maka dari itu dia ingin melepaskanku dari ikatan ini dan membiarkan aku
hidup seperti saat sebelum aku bertemu dengannya.

57
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Jenis kohesi gramatikal yang ditemukan dalam novel mine karya

Siti Nur Atika dikaitkan dengan teori yang diacu yakni menurut Tarigan, maka

kepaduan yang dicapai dengan menggunakan elemen dan aturan gramatikal

semuanya dipakai oleh penulis. Kepaduan atau kohesi sebagaimana teori yang

diacu berkaitan dengan pronominal, subtitusi, elipsi, dan konjungsi.

Maka hasil penelitian ini menujukan bahwa aspek kohesi gramatikal pada

novel mine memiliki 650 jenis kohesi gramatikal dalam novel. Pronominal yang

terdiri dari sebanyak 262, subtitusi yang terdiri dari 110, konjungsi memiliki 278

jenis kohesi gramatikal dalam novel yang sudah ditemukan.

3.2. Saran

Sebagaimana penelitian ini yang telah dilakukan maka saran yang dapat

disampaikan bahwa peneliti lainnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan

bertitik tolak pada analisis alat kohesi leksikal dan koherensi maka dalam

penelitian ini. Dengan demikian, kepaduan yang akan dihasilkan dari wacana

novel mine ini akan sangat lengkap.

58
Daftar pustaka

Alwi, Hasan, dkk. Soejono Dradjowidjojo, Hasan Lapoliwa Anton. Moeliono


edisi ke tiga 2010. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Atika, Siti Nur. 2017. “Mine”. Bandung: Fantasious.

Haliday, M.A.K., dan Hasan, 1976 Kajian Wacana Teori Metode dan APlikasi
Prinsip-prinsip. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Kridalaksan, Harimurti. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:


Gramedia.

Lincoln, Rambing (2014). Analisis wacana pada teks Abrahan Lincoln.Skripsi


Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jefs/article/view/15929 Diunduh 8
Februari 2021.

Sarira, Mariska Rossy 2015). Analisis Wacana Pada Pidato King George VI
Skripsi Fakultas Ilmu Budaya.https://ejournal.unsrat.ac.id.
.https://ejournal.unsrat.ac.id. Diunduh 8 Februari 2021.

Mulyana, 2005. Kajian Wacana Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsp


Analisis Wacana.Yokyakarta: Andi Ofset

Ramlan, M. 1993. Paragaraf Alur Pikir dan Kepaduan dalam Bahasa Indonesia.
Yokyakarta Andi Ofset.

Roeroe (2016) Alat-alat Kohesi dalam Novel Insurgent karya Veronica Roth.
https://ejournal.unsrat.ac.id. Diunduh 8 Februari 2021.
Rosarita Dharma Nirmala Budiman (2013) Kohesi Gramatikal dalam Injil
Yohanes Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi.
.https://ejournal.unsrat.ac.id. Diunduh 8 Februari 2021.

Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana: Prinsip-Prinsip Semantik dan


Pragmatik. Bandung: CV Yrama Widya.

Sudaryanto, 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Jakarta:


Universitas Sanata Dharma.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: CV Yrama Widya

Saputro, Adriana Artati(2020). Analisis Kohesi Gramatikal Konjungsi dalam


Wacana Novel Ayah Andrea Hirata. ejournal.unsrat.ac.id
.https://ejournal.unsrat.ac.id. Diunduh 8 Februari 2021.

59
Lampiran
3.3. Sinopsis
Novel dengan judul “Mine” ini ditulis oleh Atika. Novel ini berkisah tentang
kisa cinta dua senjoli yaitu Sean dan Tika. Cerita dari novel ini bernuasa fantasy
romance, pemeran utama dari cerita ini adalah Sean yang merupakan setenga
vampire dan serigala dengan Tika merupakan gadis cantik asal Indonesia.
Pertemuan keduanya terjadi karena Raka sahabat lama Tika menjadikan Tika
sebagai tumbalnya Sean.
Awalnya Sean ingin memangsa dan mengisap tubuh mungil gadis cantik itu
namun karena Sean merasa ada yang berbeda dan special dari Tika membuatnya
jatu cinta dan berpikir bahwa Tika adalah jodoh pertamanya. Bukan malah
mengisapnya namun Sean malah menikahi Tika tidak sadarkan diri. Sean selalu
mengatakan kepada Tika bahwa Ia dan Tika telah terikat dan mengalim bahwa
Tika hanya miliki Sean seorang.
Sikap Sean sangat posesif, kasar dan arogan sampai-sampi Tika sangat
membenci Sean dan selalu berpikir untuk kabur dari rumah mewah yang
memiliki Sean, namun usaha untuk kabur yang dilakukan Tika berulang kali
selalu gagal dan berakhir dengan hukuman kajam yang di berikan Sean
kepadanya. Setelah beberapa kali mencoba untuk kabur dari Sean akhirnya usaha
Tika berhasil. Ia berhasil kabur dari Sean dan pulang kembali ke rumahnya.
Namun meskipun Tika selalu berusahanya untuk menjauh dari kehidupan
Sean, pria tampan ini selaluu berhasil menemukan Tika kembali. Singkat cerita,
kisa keduanya berjalan dengan sangat drmatis hingga pada saat Sean membahwa
keluarganya ke Rumah Tika untuk melamarnya. Meskipun sikap Sean kepada
Tika serius tidak manusiawi namun cinta Sean kepada Tika juga sangat besar dan
ia serius untuk menjadikan Tika mliknya (menikahi Tika).

60
Tika menyadari akan ke seriusan Sean kepadanya namun ada hal yang belum
bisa di terima Tika yaitu mengenai perasannya kepada Sean, ia merasa bahwa
Sean bukanlah pria yang dia cintai.
Tika hanya tahu bahwa ia sangat membenci pria yang sangat kejam dan arogan
itu palagi ketika ia mengiangat sikap Sean yang sering berubah-ubah dan lebih
dominan bersikap posesif dan kejam terhadap Tika namun sering berjalannya
waktu Tika mulai merasakan perasaan yang berbeda kepada Sean terutama saat
Sean mengatakan untuk memutuskan ikatan yang di berikannya kepada Tika.
Gadis cantik ini mulai bingung dan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri
tentang apa yang ia rasakan setelah melewati kisah yang panjang bersama Sean.
Pada akhirnya, kisah kedua sejoli ini berahir dengan penuh kebahagiaan dan
bahkan memiliki tiga anak kembar.

61

Anda mungkin juga menyukai