Anda di halaman 1dari 93

Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Letnan Oey Thai Lo

Karya Oey Kwie Djien: Analisis Psikologi Sastra

《Oey Thai Loe》小说主角色的内心冲突:社会文学


“Oey Thai Loe” xiǎoshuō zhǔ juésè de nèixīn chōngtú: Shèhuì
wénxué

SKRIPSI

OLEH:

TAUFIQ RAMADHANI

120710012

PROGRAM STUDI SASTRA CINA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

This study aims to describe the personality and factors that encourage the
development of the personality of the main character Oey Thai Lo in the novel
Lieutenant Oey Thai Lo by Oey Kwie Djien. The method used in this study is a
qualitative descriptive method that produces descriptive data in the form of
written or oral words about the characteristics of the main characters in the novel.
The theory used to get the personality description of the main character in this
study is Heymans typology theory which divides psychological quality in three
parts, namely emotionality, accompaniment process, and activity. The approach in
this study is literary psychology analysis, namely text analysis with consideration
of the relevance and role of psychological studies. The technique in collecting
research data is to read and note. The results of the study show that: (1) Oey Thai
Lo has twelve personality traits, which are trustworthy in finance, careful in
determining opinions, honest in legal terms, not quick to despair, wise, good
memories, thorough, not calm, like to move , busy, never give up, easy to
understand and broad view. (2) Personality types found in Oey Thai Lo, namely
the type of
the releaseist gepasioner, choleric, phlegmatic, and sanguignis.

Keywords: personality, novel, literary psychology

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepribadian serta factor-faktor


yang mendorong perkembangan kepribadian tokoh utama Oey Thai Lo dalam
novel Letnan Oey Thai Lo karya Oey Kwie Djien. Metode digunakan dalam
penelitian ini merupakan metode deskriptif kualitatif yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang sifat-sifat tokoh utama dalam
novel. Teori yang digunakan untuk mendapatkan deskripsi kepribadian tokoh
utama dalam penelitian ini adalah teori tipologi Heymans yang membagi kualitas
kejiwaan dalam tiga bagian, yaitu emosionalitas, proses pengiring, dan aktivitas.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah analisis psikologi sastra yaitu analisis teks
dengan pertimbangan relevansi dan peranan studi psikologis. Teknik dalam
pengumpulan data penelitian ini dengan baca dan catat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Oey Thai Lo memiliki dua belas ciri kepribadian yaitu
dapat dipercaya dalam keuangan, berhati hati dalam menentukan pendapat, jujur
dalam batas hokum, tak lekas putus asa, bijaksana, ingatan baik, teliti, tidak
tenang, suka bergerak, sibuk, pantang menyerah, mudah mengerti dan pandangan
luas. (2) Tipe-tipe kepribadian yang terdapat dalam diri Oey Thai Lo, yaitu tipe
kepribadian gepasioner, choleris, phlegmatic, dan sanguignis.

Kata kunci: kepribadian, novel, psikologi sastra

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil’alamin, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan salam selalu disampaikan kepada Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wasallam yang merupakan seorang revolusioner Islam, yang menjadi

tauladan hidup penulis sampai saat ini dan sampai akhir zaman.

Penulis membuat skripsi ini sebagai tugas akhir di Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara dalam Bidang Ilmu Sastra Cina, sehubungan dengan

itu, penulis menyusun skripsi yang berjudul Kepribadian Tokoh Utama Dalam

Novel Letnan Oey Thai Lo Karya Oey Kwie Djien: Analisis Psikologi Sastra.

Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi pembelajaran yang berguna bagi

pembaca.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan, semangat, bimbingan, dan do’a kepada penulis. Oleh

karna itu, pada kesempatan ini penulis dengan tulus dan ikhlas ingin

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya.

2. Bapak Mhd. Pujiono, M.Hum., Ph.D., selaku Ketua Program Studi

Sastra Cina Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing I. yang

tidak henti-hentinya memberikan dukungan kepada penulis untuk

segera menyelesaikan skripsi.

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Ibu Niza Ayuningtias, S.S., MTCSOL., selaku Sekretaris Program Studi

Sastra Cina Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Tengku Kasa Rullah, S.S., MTCSOL, selaku Dosen Pembimbing

II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan

memberikan masukan serta motivasi sehingga skripsi berbahasa Cina

penulis dapat selesai dengan baik.

5. Seluruh Dosen dan Staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya khususnya

Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara yang telah

mendidik dan telah memberikan ilmu kepada penulis selama di

perkuliahan.

6. Ayahanda Hamdani S.S., S.Pd., S.E., M.M.,CIMBA.yang telah

memberikan semua dukungan kepada penulis sehingga akhirnya

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

7. Ibunda tersayang Rina Yugo Kasni S.Pd., S.E., M.M. yang tiada

hentinya memberikan semangat kepada penulis agar menyelesaikan

skripsi ini. Berkat Do’a, kasih sayang, dan segala perhatiannyalah

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakak Kiki Fazrina S.Pd., Gr., serta adik-adik Sri Ulandari dan

Wardani Febrina yang selalu mendukung penulis menyelesaikan skripsi.

9. Rekan-rekan seperjuangan Sastra Cina 2012 yang telah berjuang

bersama-sama dalam menyelesaikan perkuliahan. Terimakasih kepada

Erni, Afra, Doin, Darwis, Panji, Andreas, Fiqih, Rianly dan Sugar.

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10. Senior yang menjadi tauladan penulis dan kepada junior yang selalu

bertanya kapan wisuda, berkat sokongan kalianlah penulis semakin

terpacu menyelesaikan skripsi.

11. Sahabat penulis selama perkuliahan, kepada Tri Suratno S.S., Iqbal

Purnandang S.Psi., M. Iqbal, Bambang Satria Putra S.kom,

Muhammad Mustofa Fajri dan khususnya Yuyun Chairani Nst S.S.

yang selalu mewarnai hari dalam lika liku perjalanan, pasang surutnya

semangat perjuangan menyelesaikan Skripsi. Terima kasih untuk kalian

semua.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi yang

disajikan masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan.

Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang

turut membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis berdo’a dan berharap

semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua khususnya diri pribadi.

Medan, 12 Februari 2019

Penulis,

Taufiq Ramadhani

120710012

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

ABSTRACT ............................................................................................................ i

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Batasan Masalah ......................................................................................... 3

1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4

1.5.1 Manfaat Teoretis ................................................................................. 4

1.5.2 Manfaat Praktis .................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 5

2.2 Konsep ......................................................................................................... 6

2.2.1 Tokoh ................................................................................................... 6

2.2.2 Penokohan ........................................................................................... 8

2.3 Landasan Teori ......................................................................................... 10

2.3.1 Psikologi Sastra ................................................................................. 10

2.3.2 Psikologi Kepribadian ...................................................................... 12

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 19

3.1 Metode Penelitian ..................................................................................... 19

3.2 Sumber Data ............................................................................................. 19

3.3 Data Penelitian .......................................................................................... 20

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 20

3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................ 20

3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................ 20

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 23

4.1 Kepribadian Tokoh Utama pada Novel Letnan Oey Thai Lo Karya
Oey Kwie Djien: Analisis Psikologi Sastra .............................................. 23

4.1.1 Dapat Dipercaya dalam Keuangan ................................................. 24

4.1.2 Berhati-hati dalam Menentukan Pendapat .................................... 27

4.1.3 Jujur dalam Batas Hukum............................................................... 29

4.1.4 Tidak Lekas Putus Asa ..................................................................... 31

4.1.5 Bijaksana ........................................................................................... 32

4.1.6 Ingatan Baik ...................................................................................... 34

4.1.7 Teliti ................................................................................................... 36

4.1.8 Tidak Tenang .................................................................................... 37

4.1.9 Suka Bergerak ................................................................................... 39

4.1.10 Sibuk ................................................................................................ 40

4.1.11 Mudah Mengerti ............................................................................. 40

4.1.12 Berpandangan Luas ....................................................................... 41

4.2 Faktor yang dapat Mendorong Perkembangan Kepribadian Tokoh


Utama dalam Novel Letnan Oey Thai Lo karya Oey Kwie Djien ........ 46

4.2.1 Faktor Hereditas (Pembawaan) ...................................................... 46

4.2.2 Faktor Lingkungan (environtment) ................................................. 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 50

5.1 Simpulan .................................................................................................... 50

5.2 Saran .......................................................................................................... 51

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 52

LAMPIRAN ......................................................................................................... 54

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia bukan hanya memberikan

hiburan tetapi memberi nilai, baik nilai-nilai ajaran hidup maupun moral. Sastra juga

suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan

kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Melalui hasil karya

tersebut, seorang pengarang akan dapat mengungkapkan dan mengekspresikan

perasaan, pengalaman, dan semangat sebagai media dalam suatu bentuk yang lebih

menjadi nyata.

Secara umum sastra terdiri atas tiga jenis, yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi

ialah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu

mempertajam kesadaran orang akan suatu pemahaman khusus baik itu melalui bunyi,

irama, dan makna khusus. Puisi mencakupi seperti sajak, pantun, dan balada. Prosa

termasuk jenis sastra yang dibedakan dari puisi karena tidak terikat oleh irama, rima,

atau bunyi. Bahasa prosa dekat dengan bahasa sehari-hari yang dimiliki manusia.

Jenis-jenis prosa antara lain cerita pendek, novel, esai, dan roman. Novel merupakan

salah satu bentuk sastra prosa yang memiliki unsur-unsur di dalamnya. Unsur-unsur

ini terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur-unsur intrinsik membangun karya dari dalam seperti alur, tema dan lain-

lain. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun sastra dari luar seperti

pendidikan, agama, ekonomi, filsafat, psikologi, moral, sosial dan lain-lain. Kedua

unsur berpengaruh dalam sebuah karya sastra dan saling berhubungan dalam

membangun unsur novel. Unsur ekstrinsik seperti psikologi berpengaruh ketika

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


seorang pengarang menggambarkan kepribadian tokoh. Pengarang dapat menuangkan

pikiran bahkan imajinasi yang dekat dengan kehidupan manusia melalui

penggambaran tokoh. Tokoh tersebut cerminan dari kepribadian manusia, baik itu

melalui emosi, watak bahkan juga konflik, baik itu konflik dari dalam diri sendiri atau

konflik batin dan konflik antar tokoh.

Novel yang akan diteliti adalah Letnan Oey Thai Lo, yang merupakan sebuah

novel yang ditulis oleh Oey Kwie Djien. Peneliti memiliki beberapa alasan dalam

memilih novel ini. Pertama, novel ini merupakan novel historis tahun 1780-1838 dan

isi dari novel ini menunjukkan hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian orang

Cina yang sesuai dengan kajian peneliti yaitu mengenai kepribadian tokoh. Kedua,

dilihat dari para tokoh dan segi bahan cerita, novel ini memiliki isi cerita yang

mengajar dan menghibur. Jadi, novel tersebut dapat memiliki daya tarik ketika

seseorang ingin membaca dan meneliti lebih jauh. Oey Thai Lo adalah seorang

penulis. Ia lahir pada tahun 1937.

Dalam hal ini, peneliti akan meneliti dengan teknik deskriptif kualitatif dengan

pendekatan psikologi sastra. Peneliti juga menggunakan teori kepribadian tipologi

Heymans. Heymans membagi bentuk kerpribadian dalam tiga macam kualitas

kejiwaan, yaitu emosionalitas, proses pengiring, dan aktivitas. Dengan dasar tiga

kategori tersebut, maka tipologi Heymans dapat digolongkan menjadi delapan tipe

yaitu gepasioner, sentimentil, choleris, nerveus, phlegmatis, apathis, sanguinis, dan

amorph (Sobur, 2003:317).

Menurut Ratna (2011:343), pada dasarnya psikologi sastra memberikan

perhatian pada unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional tersebut yang ada dalam

karya sastra. Aspek kemanusiaan tersebut menjadi ruang lingkup dari objek utama

dalam psikologi sastra. Aspek kemanusiaan dalam karya ini dapat mengungkapkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kepribadian dari tingkah laku tokoh utamanya yang dapat menjadi gambaran dalam

diri manusia. Alasan peneliti memakai psikologi sastra, karena tokoh utama dalam

novel ini memiliki kepribadian yang unik. Ia adalah seorang pria dewasa yang

bernama Oey Thai Lo. Ia berniat untuk merubah nasib menjadi seseorang yang sukses.

Sampai-sampai ia rela bekerja tanpa bayaran, hanya diberi upah makan saja. Tetapi,

karena dia memiliki sifat yang sangat baik, banyak orang yang simpatik terhadapnya.

Sehingga ia mendapat banyak ilmu dalam menuju hidup yang lebih baik lagi. Puncak

dari kesuksesannya yaitu saat usaha tembakaunya semakin maju.

Hal yang menarik yang ingin diteliti yaitu tokoh Oey Thai Lo memiliki

kepribadian yang sangat baik dan perkembangan dalam pola pikirnya. Saat membaca

novel ini, pembaca akan merasakan perjuangan dan kepribadian dari tokoh utama Oey

Thai Lo dalam novel ini. Kepribadian Oey Thai Lo ini yang akhirnya membuat orang

yang mengenalnya sangat menyukainya, padahal Oey Thai Lo awalnya adalah anak

tukang cukur miskin dari Fukien yang akhirnya menjadi Laoban (Boss besar) di

Batavia.

Merujuk pada latar belakang di atas, maka penelitian ini diberi judul

Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Letnan Oey Thai Lo Karya Oey Kwie Djien:

Analisis Psikologi Sastra.

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan agar penelitian terfokus pada titik masalah

untuk menghindari ruang lingkup pembahasan yang terlalu luas. Pembatasan

masalah pada penelitian ini adalah: Kepribadian tokoh utama dalam novel

Letnan Oey Thai Lo Karya Oey Kwie Djien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang ada dalam latar belakang masalah, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini, yakni:

1. Apa sajakah kepribadian yang dimiliki oleh tokoh utama Oey Thai Lo dalam

novel Letnan Oey Thai Lo karya Oey Kwie Djien ?

2. Apa sajakah faktor yang dapat mendorong perkembangan kepribadian tokoh

utama dalam novel Letnan Oey Thai Lo karya Oey Kwie Djien ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan kepribadian tokoh utama Oey Thai Lo dalam novel

Letnan Oey Thai Lo karya Oey Kwie Djien.

2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong perkembangan

kepribadian tokoh utama dalam novel Letnan Oey Thai Lo karya Oey Kwie

Djien ?

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik dalam segi teoretis maupun

praktis, yaitu :

1.5.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan ilmu kajian studi

karya sastra dalam analisis psikologis untuk mengungkap sebuah kepribadian

dalam sebuah karya sastra.

1.5.2 Manfaat Praktis

Menjadi bahan referensi dengan kajian yang berbeda dan juga

memberikan dorongan untuk gemar dalam membaca karya sastra.


4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka diperlukan untuk memberikan pemaparan tentang

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Supit (2017), dalam skripsinya yang berjudul Analisis Konflik Batin Antar

Tokoh dalam Novel The Stolen Years Karya Ba Yue Chang An: Pendekatan

Psikologi Sastra. Sugar menjelaskan konflik batin tokoh ditinjau dari psikologi

sastra. Penelitian tersebut membantu penulis untuk memahami hubungan antara

psikologi dan sastra.

Larassati (2017), dalam skripsinya yang berjudul Analisis Kepribadian

Tokoh Utama pada Film The Stolen Years berdasarkan Tinjauan Psikologi Sastra

menganalisis kepribadian tokoh utama dalam film tersebut. Penelitian tersebut

membantu penulis untuk memahami kepribadian yang ditinjau dari aspek

psikologis.

Ayuningtyas (2015), dalam skripsinya yang berjudul Analisis tokoh Jia

Baoyu pada Novel Hongloumeng karya Cao Xueqin mengemukakan tentang

tokoh pada novel tersebut ditinjang dari aspek psikologi sastra.

Purba (2016), dalam skripsinya yang berjudul Analisis Tokoh Utama pada

Kisah Dong Zhou 2: Teori Psikoanalisa Sigmun Freud mengungkapkan faktor-

faktor yang melatarbelakangi psikologi tokoh utama.

Esterina (2017), dalam skripsinya berjudul Konflik Batin Tokoh Utama

Dalam Drama Mars Karya Cai Yuexun: Analisis Psikologi Sastra menjelaskan

tentang mengungkapkan konflik batin Id yaitu konflik dengan dirinya sendiri,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


konflik batin Ego yaitu konflik dirinya dengan orang lain, dan konflik batin Super

Ego yaitu konflik dirinya dengan kelompok lain yang dialami tokoh utama.

Penelitian ini membantu penulis untuk memahami bahwa konflik atau

kepribadian tokoh melibatkan banyak aspek, baik itu aspek dalam diri sendiri

maupun aspek dari luar diri yang ditinjau dari psikologi sastra.

2.2 Konsep

2.2.1 Tokoh

Berbicara tentang karya fiksi khususnya prosa tidak lepas dari seorang

tokoh. Tokoh dalam hal ini merujuk pada pelaku yang merupakan bagian dari

karakter ataupun watak. Tokoh merupakan salah satu bagian penting dalam

sebuah karya fiksi. Walaupun tokoh cerita hanya merupakan tokoh imajinatif dari

ciptaan pengarang, (Nurgiyantoro, 1995:167) ia haruslah merupakan seorang

tokoh yang hidup secara wajar, sewajar sebagaimana kehidupan manusia yang

mempunyai pikiran, perasaan dan juga kepribadian. Kehidupan tokoh dalam

cerita adalah kehidupan dalam dunia fiksi, maka ia haruslah bersikap dan

bertindak sesuai dengan tuntutan cerita dengan perwatakan yang disandangnya.

Menurut Abrams (Nurgiyantoro, 1995:20), tokoh adalah orang-orang yang

ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan

memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan

dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan kutipan

tersebut dapat diketahui bahwa antara seorang tokoh dengan kualitas

kepribadiannya erat berkaitan dengan pembaca.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Menurut Nurgiyantoro (1995:176-177), tokoh-tokoh cerita dalam sebuah

fiksi dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut

mana penamaan itu dilakukan. Pembedaan tokoh adalah sebagai berikut.

a. Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan

Dalam segi peranannya, tokoh tersebut memiliki peranannya masing-

masing. Tokoh utama merupakan tokoh penting atau tokoh sentral yang

ditampilkan oleh pengarang secara terus menerus dalam sebuah karya sastra.

Sedangkan tokoh tambahan merupakan tokoh yang ditampilkan hanya

beberapa kali saja sebagai tokoh yang membantu dari tokoh utama.

b. Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis

Dalam segi fungsi, tokoh protagonis merupakan tokoh yang memiliki

sifat baik yang sesuai dengan adanya norma dalam masyarakat sebagai titik

utama dalam karya sastra yang dilihat dari pembaca sastra. Sebaliknya,

tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan konflik dan memiliki

pertentangan terhadap tokoh protagonis

c. Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat

Dari segi perwatakan, tokoh sederhana memiliki hanya watak tertentu

saja atau hanya satu watak saja, sebaliknya tokoh bulat merupakan tokoh

yang menggambarkan memiliki watak yang beraneka ragam.

d. Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang

Dalam perubahan, watak tokoh statis merupakan tokoh yang tidak

memiliki perubahan watak dari awal cerita dan akhir cerita tidak memiliki

watak yang berubah, sedangkan tokoh berkembang memiliki perubahan

watak yang sangat cepat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


e. Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral

Dari segi golongan pekerjaan, tokoh tipikal merupakan tokoh kaum

golongan atas. Dalam karya sastra sering disebut kalangan bangsawan atau

ksatria, sebaliknya tokoh netral merupakan tokoh yang menggambarkan

masyarakat jelata.

2.2.2 Penokohan

Penokohan pada dasarnya merujuk pada perwujudan perkembangan watak

yang terdapat didalam tokoh dalam sebuah cerita. Tokoh akan menjadi lebih

hidup ketika seorang pengarang mempunyai imajinatif tentang watak sang pelaku

tokoh baik itu dalam hal sikap, perilaku maupun kepribadian dari tokoh tersebut.

Dalam hal ini, pengarang memberikan perwatakan inilah disebut penokohan.

Penokohan juga lukisan penggambaran yang jelas tentang seseorang yang

ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan sekaligus menyarankan pada teknik

pewujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

Jones (dalam Nurgiyantoro 1995:165) berpendapat bahwa penokohan adalah

perwujudan gambaran yang jelas tentang seseorang tokoh yang ditampilkan dalam

sebuah cerita. Tokoh dalam sebuah cerita akan lebih hidup jika seorang pengarang

akan memberikan watak tokoh tersebut.

Kosasih (2009:34) berpendapat bahwa penokohan adalah cara pengarang dalam

menggambarkan karakter tokoh. Istilah penokohan lebih luas pengertiannya daripada

tokoh dan perwatakan, sebab istilah itu sekaligus mencakup siapa tokoh cerita,

bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah

cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Di dalam

istilah itu sekaligus terkandung dua aspek, yaitu aspek isi dan aspek bentuk. Watak

dan segala emosi yang dimiliki tokoh termasuk aspek isi, dan teknik perwujudannya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


adalah aspek bentuk. Dalam hal ini untuk menggambarkan penokohan tersebut perlu

metode-metode yang dapat mendeskripsikan dari watak tokoh tersebut. Dalam

mendeskripsikan watak tokoh tersebut dilihat dari melalui kegiatan verbalnya maupun

non verbalnya dari tingkah lakunya, kepribadiannya, dan peristiwa-peristiwa dari para

tokohnya.

Menurut Nurgiyantoro (1995:194) ada dua penggambaran perwatakan dalam

prosa fiksi, yakni:

Pertama, teknik ekspositori sering juga disebut sebagai teknik analitis, yaitu

pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberikan diskripsi, uraian, atau

penjelasan secara langsung. Tokoh cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang ke

hadapan pembaca secara tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung

disertai deskripsi kediriannya yang mungkin berupa sikap, sifat watak, tingkah laku

atau bahkan ciri fisiknya.

Kedua, teknik dramatik penampilan tokoh cerita dilakukan secara tidak

langsung. Artinya, pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap

serta tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk

menunjukkan kediriannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik

secara verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku dan juga

melalui peristiwa yang terjadi.

Wujud penggambaran teknik dramatik dapat dilakukan dengan sejumlah teknik,

yakni:

Pertama, teknik cakapan dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita biasanya juga

dimaksudkan untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan. Kedua,

teknik tingkah laku yang bersifat nonverbal, fisik. Apa yang dilakukan seorang tokoh

dalam wujud tindakan dan tingkah laku dapat dipandang sebagai menunjukkan reaksi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tanggapan, sifat, dan sikap yang mencerminkan sifat-sifat kemandiriannya. Ketiga,

teknik pikiran dan perasaan merupakan apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh tokoh

dalam banyak hal akan mencerminkan sifatsifatnya. Bahkan pada hakikatnya, pikiran

dan perasaan yang kemudian yang menjadi tingkah laku verbal dan nonverbal.

Teknik yang keempat yaitu arus kesadaran merupakan sebuah teknik narasi yang

berusaha menangkap pandangan dan aliran proses mental tokoh, dimana tanggapan

indera bercampur dengan kesadaran dan ketidaksadaran pikiran, perasaan, ingatan,

dan harapan. Kelima, teknik reaksi tokoh lain dimaksudkan sebagai reaksi tokoh

terhadap suatu kejadian, masalah, keadaan, kata, dan sikap tingkah laku orang lain,

dan sebagainya yang berupa rangsangan dari luar diri tokoh yang bersangkutan.

Keenam, teknik pelukisan latar merupakan suasana latar sekitar tokoh juga sering

dipakai untuk melukiskan sifat tokoh. Ketujuh, teknik pelukisan fisik dalam keadaan

fisik seseorang sering berkaitan dengan keadaan kejiwaannya, atau paling tidak

pengarang sengaja mencari dan memperhubungkan adanya keterkaitan.

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Psikologi Sastra

Ratna (2008:342) mengatakan bahwa psikologi sastra memahami aspek-aspek

kejiwaaan yang terkandung dalam sebuah karya sastra. Aspek-aspek kemanusiaan

inilah yang merupakan objek utama psikologi sastra, sebab semata-mata dalam diri

manusia itulah aspek kejiwaan dimasukan dan diinvestasikan.

Endraswara (dalam Minderop 2010:55) mengatakan bahwa psikologi sastra

dapat dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, karya tersebut merupakan hasil dari

bentuk kreasi dari suatu proses kejiwaan seseorang pengarang dan pemikiran

langsung dari seorang pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(subconcious) yang selanjutnya dituangkan kedalam bentuk (conscious) penciptaan

sebuah karya sastra. Kedua, dalam sebuah telaah psikologi sastra merupakan sebuah

kajian yang dapat mencerminkan psikologis dalam diri para tokoh yang disajikan

sedemikian rupa oleh seorang pengarang sehingga para pembaca dapat terbuai dari

problema-problema psikologis kisah atau cerita yang dapat membuat pembaca ikut

terlibat dalam cerita tersebut.

Semi (1993:80), mengatakan bahwa ada beberapa kelebihan dalam

penggunaan telaah psikologi sastra. Pertama, psikologi sastra sangat sesuai dalam

mengkaji lebih dalam aspek perwatakan dalam sebuah karya sastra. Kedua, dalam

psikologi sastra dapat memberi umpan balik kepada seseorang penulis tentang

masalah yang dapat di kembangkan. Ketiga, psikologi sastra sangat membantu dalam

menganalisis atau menelaah sastra surcalis, abstrak, atau absurd yang nantinya dapat

membantu para pembaca dalam memahami setiap karya sastra semacam itu.

Harjana (1981:60) mengatakan bahwa psikologi sastra dapat dilewati melalui

empat jalan. Pertama, pembahasan dan telaah dalam proses penciptaan sastra tersebut.

Kedua, pembahasan cakupan psikologi terhadap pengarangnya (baik sebagai tipe

maupun sebagai pribadi). Ketiga, pembicaraan tentang ajaran maupun kaidah

psikologi yang dapat ditimba dari setiap telaah karya sastra. Keempat, pengaruh

sebuah karya sastra terhadap para pembacanya. Penelitian psikologi sastra dilakukan

melalui dua cara. Pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian

diadakan analisis terhadap suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu

menentukan sebuah karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teori-

teori psikologi yang dianggap relevan untuk melakukan analisis.

Dalam hal ini, pendekatan psikologi dalam sastra adalah pemanfaatan teori-

teori psikologi baik dari psikoanalisis, psikologi kepribadian, maupun psikologi

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


perkembangan. Psikologi sastra memiliki daya tarik tersendiri salah satunya tingkah

laku, kepribadian, bahkan juga konflik-konflik para tokoh dalam sebuah sastra

sebagai cerminan mewakili manusia itu sendiri. Psikologi sastra berdampak besar

bagi segi pembaca baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena

tanpa kajian psikologi sastra maka pemahaman pembacaan akan terasa hampa.

Berdasarkan penjabaran teori di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi

sastra merupakan telaah karya sastra yang dapat mencerminkan proses dan aktivitas

kejiwaan menelaah sebuah karya sastra dalam aspek psikologis dengan cara harus

memahami sejauh mana keterlibatan seorang pengarang dan kemampuan seorang

pengarang dalam menampilkan para tokoh-tokoh rekaan yang ditelaah, terlibat dalam

masalah kejiwaan.

2.3.2 Psikologi Kepribadian

Kata “psikologi” berasal dari bahasa Yunani psyche yang berarti jiwa dan

logos yang berarti ilmu. Jadi Psikologi pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari

tingkah laku manusia. Dalam hal psikologi kepribadian akan dipelajari perkembangan

tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia tersebut yang akan membentuk proses

kepribadian manusia. Dari perkembangan individu dalam tingkah laku manusia

tersebut dapat mengarah kearah baik atau buruk sesuai dengan norma yang berlaku di

masyarakat.

Kata “kepribadian” berasal dari bahasa Yunani kuno personopon yang berarti

topeng untuk bermain sandiwara. Dalam hal ini topeng ini digunakan untuk

menghadapi suatu peristiwa dengan terpaksa dengan tidak wajar seperti menipu,

dimana topeng digunakan sebagai wujud kepribadian.

Menurut Hall & Lindzey (1978:9) Personality is defined by the particular

empirical concepts that are a part of theory of personality employed by the observer

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dapat diartikan bahwa kepribadian merupakan sebuah partikel konsep dari bagian

teori kepribadian yang telah dikembangkan dari peneliti. Wellek (1998:81)

mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang membantu sastra dan beberapa jalan

seperti terlihat dalam kutipan ini. Psikologi adalah ilmu yang memasuki bidang sastra

lewat beberapa jalan, yaitu pembahasaan tentang proses penciptaan sastra,

pembahasaan psikologi terhadap pengarangnya baik sebagai suatu tipe maupun

sebagai seorang pribadi, pembicaraan tentang ajaran dan kaidah psikologi yang

didapat dari karya satra dan pengaruh karya sastra terhadap pembacanya.

Minderop (2011:8) mengatakan bahwa psikologi kepribadian merupakan ilmu

psikologi yang mempelajari kepribadian manusia dengan objek penelitian yang

merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia dengan kaitannya

yaitu pengamatan dengan perkembangan individu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

psikologi kepribadian merupakan aspek-aspek dalam kajian ilmu sastra dengan

memahami tingkah laku manusia dari kepribadiannya melalui karya-karya dalam

sastra tersebut sebagai cerminan kehidupan dari manusia. Teori kepribadian pada

dasarnya cara memahami tingkah laku dari manusia.

Menurut Hall & Lindzey (1987:15) Theory of Personality is defined by the

particular concepts contained within a given theory that are considered adequate for

the complete description or understanding of human behavior. (Teori Kepribadian

didefinisikan konsep-konsep tertentu yang terkandung dalam teori tertentu yang

dianggap memadai untuk mendeskripsikan lengkap atau pemahaman tentang perilaku

manusia). Dengan kata lain, teori kepribadian didefinisikan bagian konsep yang

menjelaskan tentang mendeskripsikan atau memahami sifat atau tingkah laku manusia.

Dalam hal memahami tingkah laku manusia tersebut perlu adanya teori-teori khusus.

Roman yang diteliti oleh peneliti adalah bentuk kepribadian dari seorang tokoh anak.

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Maka, dalam hal ini peneliti akan menggunakan teori kepribadian dari tipologi

Heymans. Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan manusia

menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu, misalnya karakteristik fisik,

psikis, pengaruh dominan dalam nilai-nilai budaya. Heymans membagi ciri

kepribadian dalam tipe-tipe tertentu. Heymans (dalam Suryabrata (2007:70-74)

berpendapat bahwa manusia memiliki beraneka ragam kepribadian dan memiliki

dasar klasifikasinya dalam tiga bentuk kualitas kejiwaan, yakni :

a. Emosionalitas

Emosionalitas merupakan mudah atau tidaknya akibat dari kesan

yang ditimbulkan. Kesan tersebut merupakan perasaan dan penghayatan

yang dimiliki manusia dan memiliki golongan tertentu, yakni :

1) Golongan yang Emosional

Golongan yang emosional memiliki kualitas emosi yang tinggi

dan memiliki sifat atau ciri seperti : mudah marah, suka tertawa,

kurang perhatian, tidak tenggang rasa, tidak praktis, fokus dalam

pendapatnya, ingin berkuasa, dan dapat dipercaya dalam keuangan.

2) Golongan yang Tak Emosional

Golongan yang tidak emosional memiliki kualitas emosi yang

rendah dan memiliki sifat atau ciri seperti : berhati dingin, berhati-hati

dalam menentukan pendapat, praktis, tenggang rasa, jujur dalam batas

hukum, pandai menahan nafsu, memberi kebebasan pada orang lain.

b. Proses Pengiring

Proses pengiring merupakan sedikit atau banyaknya pengaruh dari

kesan tersebut tidak lagi dalam alam kesadaran manusia. Proses pengiring

ini juga memiliki golongan-golongan tertentu , yakni :

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1) Golongan yang Proses Pengiringnya Kuat

Golongan yang proses pengiringnya kuat memiliki fungsi

sekunder dan memiliki sifat seperti: tenang, tak lekas putus asa,

bijaksana, suka menolong, ingatan baik, bebas berpikir, teliti,

konsukuen, dalam politik moderet.

2) Golongan yang Proses Pengiringnya Lemah

Golongan yang proses pengiringnya lemah bersifat primer dan

memiliki sifat seperti: tidak tenang, lekas putus asa, ingatan kurang

baik, tidak hemat, tidak teliti, tidak konsukuen, suka berbicara hal yang

tidak penting, dalam politik radikal, dan egoistis.

c. Aktivitas

Aktivitas merupakan sedikit atau banyaknya dalam menyatakan

diri, perasaan, dan pemikiran-pemikiran yang spontan. Aktivitas ini

juga memiliki golongan – golongan tertentu yakni :

1) Golongan Aktif

Dalam golongan aktif ini biasanya memiliki alasan yang lemah

tetapi mau berbuat sesuatu dan memiliki sifat seperti: suka bergerak,

sibuk, riang gembira, pantang menyerah, mudah mengerti, loba akan

uang, pandangan luas, cepat mau berdamai, dan tenggang rasa.

2) Golongan yang Tidak Aktif

Golongan yang tidak aktif merupakan golongan yang memiliki

alasan kuat tetapi belum mau bertindak dan memiliki sifat seperti:

cepat mengalah, lekas putus asa, persoalan terasa berat, perhatian tidak

mendalam, tidak praktis, suka berbicara hal yang tidak penting,

bernafsu, boros, segan membuka hati.

15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dari golongan tersebut, Heymans (1948:185-186) membagi kedalam 8

tipe untuk golongan yang emosional proses pengiringnya kuat diberi tanda

(+) sebaliknya diberi tanda (-).

1) Orang hebat (Gepasioner) memiliki ciri emosionalitas yang kuat, fungsi

sekunder dan aktif: selalu bersikap keras, emosional, gila kuasa, dan suka

mengancam.

2) Sentimentil memiliki ciri emosionalitas yang kuat, fungsi sekunder dan

tidak aktif: mengikuti kata hati, pintar bicara sehingga mudah

mempengaruhi orang lain, senang terhadap kehidupan alam, dan

menjauhkan diri dari kebisingan dan keramaian.

3) Choleris memiliki ciri emosionalitas yang kuat, fungsi primer dan aktif:

lincah, rajin bekerja, periang, pemberani, optimis, suka pada hal-hal yang

faktual, suka kemewahan, pemboros, dan sering bertindak ceroboh tanpa

berpikir panjang.

4) Nerveus memiliki ciri emosionalitas yang kuat, berfungsi primer dan tidak

aktif: mudah naik darah, tetapi cepat mendingin, suka memprotes, tidak

sabar, tidak mau berpikir panjang, agresif, tetapi tidak pendendam.

5) Phlegmatis memiliki ciri emosionalitas yang lemah, berfungsi sekunder dan

aktif: bersikap tenang, sabar, tekun bekerja secara teratur, tidak lekas putus

asa, berbicara singkat tetapi mantap, berpandangan luas, dan memiliki

ingatan baik, rajin, cekatan, mampu berdiri sendiri tanpa banyak bantuan

orang lain.

6) Aphatis memiliki ciri emosionalitas yang lemah, berfungsi sekunder dan

tidak aktif.

16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7) Sanguignis memiliki ciri emosionalitas yang lemah berfungsi primer dan

aktif: sukar mengambil keputusan, kurang berani atau ragu-ragu dalam

bertindak, pemurung, pendiam, suka menyendiri, berpegang teguh pada

pendiriannya, pendendam, tidak gila hormat dan kuasa, dan dalam bidang

politik selalu berpandangan konservatif.

8) Amorph memiliki ciri emosionalitas yang lemah, berfungsi primer dan

tidak aktif: tidak aktif, tidak emosional, dan fungsi sekundernya lemah,

intelektualnya kurang, picik, tidak praktis, selalu membeo, canggung, dan

ingatannya buruk, pemboros, cenderung membiarkan dirinya dibimbing

dan dikuasai oleh orang lain.

Alwisol (2005:8-9) menyatakan ada beberapa konsep yang

berhubungan erat dengan kepribadian dan bahkan kadang-kadang

disamakan dengan kepribadian. Konsep-konsep yang berhubungan dengan

kepribadian tersebut, yakni:

1). Character (karakter), yaitu penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan

nilai (banar salah, baik buruk) baik secara eksplisit maupun implisit.

2). Temperament (temperamen), yaitu kepribadian yang berkaitan erat dengan

determinan biologis atau fisiologis.

3). Traits (sifat-sifat), yaitu respon yang senada atau sama terhadap sekelompok

stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu relatif lama.

4). Type attribute (ciri), mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimuli

yang lebih terbatas.

5). Habit (kebiasaan), merupakan respon yang sama dan cenderung berulang

untuk stimulus yang sama pula.

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Konsep-konsep di atas sebenarnya merupakan aspek-aspek atau komponen-

komponen kepribadian karena pembicaraan mengenai kepribadian senantiasa

mencakup apa saja yang ada di dalamnya, seperti karakter, sifat-sifat.

Interaksi antara berbagai aspek tersebut kemudian terwujud sebagai kepribadian.

Menurut Yusuf dan Nurihsan (2007:21) bahwa secara garis besar ada dua faktor

utama yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, yaitu faktor

hereditas (pembawaan) dan faktor lingkungan (environtment).

Pertama, faktor pembawaan adalah masa kandungan yang dipandang sebagai

saat periode yang kritis dalam perkembangan kepribadian karena tidak hanya sebagai

saat itu pembentukan pola-pola kepribadian tetapi juga sebagai masa dalam

pembentukan kemampuan seseorang yang dapat menentukan jenis penyesuaian

individunya kelak dalam kehidupan setelah kelahiran.

Kedua, faktor lingkungan (environtment) pertama yaitu keluarga. Keluarga

dipandang sebagai penentu utama kepribadian seorang anak.

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Moleong (2002:6)

penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang sifat-sifat suatu individu, keadaan atau

gejala dari kelompok tertentu yang dapat diamati. Data deskriptif yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah menggunakan data yang berupa kata-kata, frase, klausa,

kalimat atau paragraf, bukan angka-angka.

Ratna (2011:346) mengatakan bahwa psikologi sastra adalah analisis teks

dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis. Dengan

memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, maka dapat dianalisis konflik batin yang

mungkin saja bertentangan dengan teori psikologis. Menurut Ratna (2011:344)

pendekatan psikologi sastra dalam dua cara, pertama, pemahaman teori psikologi

kemudian diadakan analisis terhadap suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih

dahulu menentukan karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teori

yang relevan untuk melakukan analisis. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah

pendekatan psikologi sastra dengan cara yang kedua.

3.2 Sumber Data

Sumber data penelitian adalah novel Letnan Oey Thai Lo karya Oey Kwie Djien.

Novel ini terbit pada tahun 2015 dengan ketebalan 594 halaman.

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.3 Data Penelitian

Data penelitian ini berupa frase atau kalimat berupa kata sifat yang berhubungan

atau menggambarkan kepribadian tokoh utama dalam novel Letnan Oey Thai Lo

karya Oey Kwie Djien.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data ini dengan baca dan catat. Menurut Aminuddin

(2004:161) dari kegiatan pembacaan secara berulang-ulang maka dapat menjalin

hubungan batin antara seorang peneliti dengan sebuah karya sastra yang dianalisis.

Dalam hal ini peneliti membaca novel ini secara cermat dan berulang-ulang. Dalam

pembacaan berulang-ulang tersebut peneliti mendapatkan pemahaman dari data yang

diperlukan. Data yang telah didapat dari hasil pembacaan secara cermat kemudian

akan dicatat kemudian dibuat dalam kumpulan data dengan bantuan komputer sebagai

bahan penulisan data.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam hal ini instrumen penelitian yang digunakan adalah Human instrument.

Menurut Sugiyono (2007:60) peneliti sebagai instrumen untuk pelaksanaan penelitian,

fokus penelitian, melakukan pengumpulan data, menilai validitas data dan

menafsirkan data dalam melakukan pembacaan secara cermat untuk mendapatkan

data yang akan didapatkan serta membuat kesimpulan dari hasil penelitiannya.

kemudian dikonsultasikan kepada ahli di bidangnya, yaitu dosen pembimbing.

3.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan tehnik deskriptif kualitatif (Cresswell, 1998:15).

Bogdan dan Taylor (Moleong, 2002:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Analisis data menurut Bogdan dalam Sugiyono (2008:334) yaitu proses mencari

dan menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat

di informasikan kepada orang lain. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu

analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan

tertentu atau menjadi hipotesis.

Menurut Miles dan Huberman (2007:16) analisis data terdiri dari tiga alur

kegiatan yang terjadi secara bersama-sama yaitu pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.

1. Reduksi Data

Pada langkah ini data yang diperolah dari yang dibaca dan dicatat

dalam uraian yang terperinci. Dari data-data yang sudah dicatat tersebut,

kemudian dilakukan klasifikasi data. Data-data yang dipilih hanya data

yang berkaitan dengan masalah yang akan dianalisis, dalam hal ini tentang

kepribadian tokoh utama dalam novel Letnan Oey Thai Lo karya Oey Kwie

Djien.

2. Penyajian Data

Pada penyajian data ini, data-data yang sudah diklasifikasikan

kemudian disusun secara teratur agar mudah dipahami. Data-data tersebut

kemudian dibuat tabel dan dianalisis atau ditafsirkan maknanya sesuai

dengan konteks teks sehingga diperoleh deskripsi yang berhubungan

dengan kepribadian tokoh utama.

21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Data

Pada tahap ini dibuat kesimpulan tentang hasil dari data yang

diperoleh sejak awal penelitian. Kesimpulan ini masih memerlukan adanya

verifikasi (penelitian kembali tentang kebenaran laporan) sehingga hasil

yang diperoleh benar-benar valid.

22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas kepribadian dan faktor-faktor yang mempengaruhi

kepribadian tokoh utama dalam novel Letnan Oey Thai Lo yang ditinjau dari segi

psikologi sastra. Teori kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

kepribadian Heymans yang membagi kualitas kejiwaan menjadi tiga macam, yaitu

emosional, proses pengiring, dan aktivitas, serta tipologinya digolongkan menjadi

delapan tipe: gepasioner, sentimentil, choleris, nerveus, phlegmatis, apathis,

sanguinis, dan amorph.

Analisis juga dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor yang

mempengaruhi kepribadian tokoh utama yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu

faktor hereditas (pembawaan) dan faktor environment (lingkungan).

4.1 Kepribadian Tokoh Utama pada Novel Letnan Oey Thai Lo Karya Oey

Kwie Djien: Analisis Psikologi Sastra

Tokoh utama pada novel Letnan Oey Thai Lo adalah Oey Thai Lo yang

memiliki nama asli Oey Yi Bu. Oey Yi Bu lahir dari keluarga sederhana di desa

kecil yang tidak jauh dari kota Jinjiang, Provinsi Fukien, bagian selatan Cina.

Ayahnya adalah Oey Si Yuan, yaitu seorang tukang cukur keliling miskin yang

hanya mampu menghidupi kebutuhan keluarga secara pas-pasan. Kehidupan yang

jauh dari kata mewah tersebut menuntut Yi Bu untuk bekerja membantu

kebutuhan keluarga. Ia bekerja kepada salah seorang Tauke bernama Souw Chun

San yang merupakan langganan ayahnya. Salah satu langganan di toko tempat iya

bekerja adalah seorang pedagang kelontong bernama Chong Oen Kho yang

banyak mengajari Yi Bu perihal berdagang.

23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Melalui pedagang kelontong tersebut, Yi Bu mempelajari seluk beluk

dagang secara sederhana dengan harapan suatu hari nanti Ia dapat memiliki usaha

kelontongnya sendiri. Semangat, kerja keras, serta kegigihan Yi Bu dalam

membuat Ia disayangi oleh tauke dan karyawan taukenya. Namun, semua itu

berubah ketika Ia harus tertimpa musibah yang akan menjadi awal musibah-

musibah yang dialami selanjutnya. Ayahnya meninggal dunia sehingga Ia harus

menggantikan posisi sebagai pencari nafkah untuk menghidupi Ibunya.

Kesedihan tersebut sirna tatkala Yi Bu dijodohkan dengan anak pedagang

kelontong yang sudah menjadi teman akrab sekaligus guru dagangnya. Ia

menikah dengan A Sioe dan dikaruniai dua anak laki-laki.

Musibah terbesar dalam hidup Oey Yi Bu pun datang ketika desa mereka

dilanda kekeringan sehingga petani tidak mampu mengairi sawah. Mereka pun

mengalami musibah gagal panen hingga kelaparan. Kelaparan terus terjadi

sampai-sampai penduduk desa mengalami kematian berturut-turut tanpa

terkecuali seluruh keluarga Yi Bu pun meninggal karena kelaparan. Hal tersebut

mengantarkan Yi Bu untuk bangkit kembali dan pindah ke Batavia.

Kehidupannya di Batavia merupakan lembaran baru untuk mengobati

penderitaannya serta memupuk kepribadiannya.

Berikut ini akan dipaparkan hasil analisis kepribadian tokoh utama yang

bernama Oey Yi Bu atau dikenal Oey Thai Lo yang terdapat pada novel Letnan

Oey Thai Lo karya Oey Kwie Djien. Di dalam novel ini, tokoh utama memiliki

kepribadian-kepribadian yang mempengaruhi pikiran dan tingkah lakunya.

4.1.1 Dapat Dipercaya dalam Keuangan

Dapat dipercaya suatu bentuk kepercayaan orang lain yang dapat dijaga

oleh seseorang dalam bentuk apapun, termasuk dalam hal menjaga keuangan atau

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


transaksi keuangan. Karakter ini merupakan salah satu bentuk kepribadian yang

dilihat dari kualitas kejiwaan emosionalitas.

Yi Bu merupakan sosok yang giat bekerja tanpa pilih-pilih pekerjaan.

Segala pekerjaan ia terima demi menghidupi keluarga dan dirinya sendiri.

Semenjak ditinggalkan oleh seluruh anggota keluarganya, Yi Bu bekerja hanya

untuk membangun kembali kehidupannya yang telah hancur akibat musibah

kekeringan dan kematian yang merenggut keluarganya.

Ketika Ia bekerja di Amoy, Ia juga disayangi oleh bosnya karena

pribadinya yang rajin tersebut. Salah satu karakternya yang juga disenangi oleh

orang-orang sekitar Ia bekerja adalah kejujuran.

Kutipan berikut ini menggambarkan bahwa Oey Yi Bu seorang pekerja

yang jujur dan dapat dipercaya dalam hal keuangan

Pada suatu malam, ketika sedang membersihkan meja, Yi Bu menemukan

sebuah kantong. Ketika dibuka, ternyata isisnya uang yang cukup banyak

jumlahnya. Yi Bu berpikir mungkin kantong ini milik tamu yang tertinggal.

“ah kasihan juga yang punya ini. Mungkin ia sedang bingun mencari-
cari uangnya. Besok akan saya berikan kepada Tauke saja biar
disimpan,” pikirnya. (Djien, Oey Kwie, 2015:25)

Keesokan harinya, ada seorang langganan restoran datang mencari kantong

uangnya yang ketinggalan. Tauke pun memberikan kantongan tersebut

kepadanya serta sang pelangganpun memeriksa jumlah uang di dalamnya yang

ternyata masih utuh. Yi Bu sebagai penemu kantong diberi angpau oleh

pelanggan tersebut tetapi ia menolak. Pelanggan dan taukenya pun merasa bahwa

Yi Bu adalah orang yang jujur dan tidak silau dengan uang.

25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kepribadian Yi Bu yang dapat dipercaya dalam hal keuangan tidak hanya

pada peristiwa penemuan kantong uang saja, tetapi dalam hal membangun

hubungan perdagangan dengan pedagang lainnya juga. Yi Bu berulang kali

menawarkan kerjasama dengan pedangang tembakau dengan perjanjian bagi hasil

yang sama adilnya. Bahkan, kerjasama dengan petani desa pun ia terapkan

dengan seadil-adilnya.

Berikut ini merupakan kutipan novel yang menggambarkan kepribadian Yi

Bu yang dapat dipercaya dalam keuangan oleh rekan bisnisnya.

“Yi Bu lalu menjelaskan, “Begini, Pak Weko. Pembayaran akan lebih


baik kalau lewat pos kereta. Sebab kalau uangnya hilang akan diganti,
sedangkan kalau saya yang bawa sendiri dan dirampok maka hilang
semua uang untuk berdagang tembakau. Sekarang kan, jumlahnya
lebih dari dua kali karena kita juga membeli totol 4, 5, 6,” kata Yi Bu
(Djien, Oey Kwie, 2015:254)”

Melalui kutipan tersebut, tampak bahwa kepribadian Oey Thai Lo

merupakan kepribadian yang ingin menjaga kepercayaan temannya. Ia sangat

tahu bahwa uang yang akan dibawanya sangat banyak, maka ia mengusulkan

pengiriman uang melalui kantor pos agar aman sampai tujuan. Dengan cara

seperti itu, maka akan mengurangi kemungkinan uang hilang dan menghindari

kerugian kedua belah pihak.

Analisis kutipan novel selanjutnya yang menggambarkan kepribadian yang

sama adalah sebagai berikut.

“Selanjutnya dia menjelaskan pikirannya untuk titip Tjoan Kiem di


tempat Pak Arifin. Tugas Tjoan Kiem di situ adalah menjual tembakau
kepada langganan yang ada, dan semua keuntungan dari penjualan itu
untuk Pak Arifin. Tetapi kalau Tjoan Kiem berhasil menarik kembali
langganan Pak Arifin yang tadinya sudah beralih ke Pak Nurdin,

26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sehingga terjadi penambahan penjualan di sana, maka keuntungan
darinya akan dibagi rata antara Pak Arifin dan Yi Bu. Sementara gaji
Tjoan Kiem sendiri akan dibayar oleh Yi Bu. Semua itu sejauh ada
kemauan Pak Arifin membeli kulakan tembakaunya dari Yi Bu.
Idealnya harga belinya mesti lebih murah dari yang sekarang dibelinya
dari Encek Hong Oen. Sebagai bandingan, Yi Bu tawarkan harga
jualnya pada Pak Arifin, sama seperti Pak Nurdin, pesaingnya,
membeli tembakaunya dari Encek Hong Oen.” (Djien, Oey Kwie, 2015:
296)

Yi Bu selalu membuat kesepakatan dagang dengan menawarkan hal-hal

yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Ia tidak pernah silau dengan

keuntungan berlipat melainkan rela memberi harga murah asalkan pelanggan

tidak lari ke orang lain. Ia juga selalu tepat janji dengan apa yang dikatakannya

perihal keuangan. Seperti halnya menggaji Tjoan Kiem yang bekerja di toko pak

Arifin.

Berdasarkan analisis kutipan-kutipan di atas, peneliti mengklasifikasi

kepribadian “dapat dipercaya dalam keuangan” yang dimiliki Oey Thai Lo

dalam kategori emosionalitas golongan emosional. Golongan emosional memiliki

kualitas emosi yang tinggi dan memiliki salah satu sifat “dapat dipercaya dalam

keuangan.”

4.1.2 Berhati-hati dalam Menentukan Pendapat

Oey Thai Lo mengalami beberapa kali perjodohan. Perjodohan yang

pertama adalah dengan anak taukenya semasa ia hidup di Cina. Sebelum

menerima perjodohan tersebut, Thai Lo tidak setuju begitu saja melainkan

melalui pemikiran yang matang.

27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


“Selama sebulan Yi Bu gelisah memikirkan perjodohan ini sampai
sering ia tidak bisa tidur. Ia sendiri merasa cocok dengan Encek Chong.
Anak perempuannya pun tidak masalah baginya. Namun, kalau harus
kawin sekarang, ia merasa belum siap sama sekali. Karuan Yi Bu terus
berpikir. Abunya sendiri selalu memberi nasihat yang baik kepadanya.
Apa yang terbaik bagi anaknya pasti sudah dia pikirkan. Yi Bu ingat,
waktu Yi Lan cicinya itu kawin, umurnya sama seperti dia sekarang.
Begitu pula nasihat Encek Chun Seng yang berulang kali terlintas
dalam ingatannya. Semua itu membuat keraguannya memudar.” (Djien,
Oey Kwie, 2015:15-16)

Ketika Thai Lo dijodohkan dengan A Sioe, ia tidak langsung menerima

atau menolaknya tanpa berpikir. Selama sebulan ia memikirkan perjodohan

tersebut dengan matang agar masa depan ia dan keluarganya nanti tidak

kesusahan. Akhirnya, dengan pemikiran yang hati-hati tersebut Thai Lo memberi

pendapat yang isinya menyetujui untuk menikah dengan A Sioe.

Cara berpikir Thai Lo yang demikian juga sama dengan menentukan

pendapat ketika dihadapkan dengan perjodohannya yang kedua untuk menikah

dengan Siok Hwee yang juga anak taukenya Tjing Khe Liem di Pekalongan.

Begitu pula dengan pernikahan dengan selirnya yang bernama Nyuk Lan.

Cara Thai Lo menentukan pendapat dengan hati-hati dan pemikiran panjang

yang paling penting adalah dalam menentukan keputusan perihal dagang seperti

kutipan berikut.

“Di luar kepala Yi Bu tahu bahwa ia masih punya lebih kurang 70


sampai 75 keranjang dan kebanyakan terdiri dari totol 5 dan 6, karena
yang dijual ke Betawi dan Semarang justru lebih banyak yang totol 1, 2,
dan 3. Walaupun ia tahu persediaan tembakau yang diminta Jaap de
Boer itu ada, Yi Bu tetap menjawab dengan basa-basi. Ini
kepandaiannya dalam berdagang.

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


“Engko Kwan Tie, mustinya barangnya ada, tapi karena permintaan
dari Betawi dan Semarang banyak, dan mereka langganan tetap saya,
yang nggak Cuma beli tahun ini saja, saya perlu hitung dulu, dan besok
saya kasih jawabannya.”“Kata Yi Bu (Djien, Oey Kwie, 2015:325)

Pada kutipan tersebut, terlihat bahwa Yi Bu sangat berhati-hati dalam

mengeluarkan pendapatnya mengenai tawaran pembelian tembakau oleh

perusahaan Belanda. Yi Bu tidak ingin menerima tawaran ini hanya demi meraup

keuntungan besar, tetapi ia memikirkan bagaimana cara agar ia tetap

mempertahankan kesetiaan terhadap pelanggan lokal yang sudah tetap melakukan

pembelian tembakau Yi Bu. Di sisi lain, Yi Bu juga memberikan tawaran kepada

perusahaan Belanda agar ia dapat bekerja sama dalam jangka panjang melalui

pemikiran-pemikiran Yi Bu.

Kepribadian Thai Lo yang berhati-hati dalam menentukan pendapat

tersebut termasuk ke dalam kategori emosionalitas golongan non-emosional.

Golongan non emosional memiliki ciri kualitas emosi yang rendah dan salah satu

jenis kepribadiannya adalah berhati-hati dalam menentukan pendapat.

4.1.3 Jujur dalam Batas Hukum

Oey Thai Lo dikenal sebagai sosok yang jujur tidak hanya dalam perkataan

namun perbuatan dalam batasan hukum. Modal kejujuran tersebut yang membuat

ia banyak disayang orang di sekitar termasuk rekan bisnis dalam berdagang

tembakau.

“Pada suatu malam, ketika sedang membersihkan meja, Yi Bu


menemukan sebuah kantong. Ketika dibuka, ternyata isinya uang yang
cukup banyak jumlahnya. Yi Bu berpikir mungkin kantong ini milik
tamu yang tertinggal.

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


“Ah, kasihan juga yang punya ini. Mungkin ia sedang bingung
mencari-cari uangnya. Besok akan saya berikan kepada Tauke saja biar
disimpan.”” (Djien, Oey Kwie, 2015:25)

Kutipan tersebut menggambarkan sosok Thai Lo yang jujur. Meskipun ia

sedang dalam keadaan susah dan memerlukan uang, ia tetap memegang kejujuran

bahwa uang yang didapatkannya adalah milik orang lain dan harus dikembalikan

kepada pemiliknya.

“....selain itu, karena waktu saya menawarkan imbalan atas


keberhasilan itu, Engko tidak mau menerima. Sampai sekarang saya
ingat jawaban Engko, “Pak Tumenggung, saya kerja ini bukan mau
terima apa-apa. Kan saya tidak berdagang. Saya hanya senang saja
mengerjakannya.” Bagaimana tidak, jujur saya menghormati Engko
yang berpegang pada dasar-dasar hidup yang kuat sekali. Kalau dagang
tujuannya mau untung, tapi kalau mau bantu ya bantu, tidak pantas
menerima imbalan.....” (Djien, Oey Kwie, 2015:405)

Berdasarkan kutipan percakapan tersebut, Tumenggung Ariya

mengungkapkan rasa bangganya mengenal sosok Thai Lo. Di dalam kalimatnya

mengatakan bahwa Thai Lo adalah sosok yang jujur dan suka menolong. Ia tidak

mengambil kesempatan dalam membantu Pak Ariya meningkatkan keuntungan

dari hasil panen petani. Melalui bantuannya, keuntungan hasil panen meningkat,

namun ia tidak mengambil keuntungan sedikitpun dikarenakan niatnya hanya

untuk membantu. Padahal, bisa saja diam-diam mengambil untung dari petani,

tetapi hal tersebut tidak pernah dilakukannya.

Berdasarkan analisis di atas, kepribadian Oey Thai Lo termasuk ke dalam

kategori emosionalitas golongan non-emosional. Golongan non emosional

memiliki ciri kualitas emosi yang rendah dan salah satu jenis kepribadiannya

adalah jujur dalam batas hukum.


30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.4 Tidak Lekas Putus Asa

Tidak lekas putus asa merupakan pengendalian diri yang terbaik ketika

menghadapi berbagai masalah. Melalui tindakan yang seperti itu, maka akan

mudah bagi diri untuk bangkit dari suatu hal yang tidak sesuai dengan harapan.

Thai Lo berkali-kali diguncang oleh masalah besar yang menimpa

kehidupannya. Pada saat ia masih di Cina, seluruh keluarganya meninggal akibat

wabah kekeringan dan kelaparan. Namun, Thai Lo tidak serta merta berputus asa.

Berikut ini merupakan kutipan yang menggambarkan bahwa Thai Lo

adalah pribadi yang tidak lekas putus asa dalam menghadapi masalah.

“Setelah mengubur Encim Oen Kho, Yi Bu dan beberapa orang di


desanya memutuskan untuk pergi ke Amoy mencari kehidupan yang
lebih baik. Walau tenaga sudah hampir tidak ada lagi, dengan wajah
pucat serta tubuh yang tinggal tulang berbalut kulit, Yi Bu berusaha
berjalan perlahan-lahan bersama kelompok orang dari desanya. Waktu
berangkat kelompok mereka ada 12 orang, tetapi satu demi satu
meninggal dalam perjalanan yang kemudian ditinggal begitu saja.”
(Djie, Oey Kwie, 2015:21)

Setelah seluruh keluarga dan teman terdekat Thai Lo meninggal, dirinya

tetap bertahan mempertahankan kehidupan walaupun kondisinya mengenaskan.

Meskipun rombongan mereka satu persatu meninggal di jalan, ia berusaha

bertahan agar sampai ke Amoy demi memperbaiki kehidupannya.

“Selama tiga tahun ini usaha Yi Bu juga berkembang, tetapi di mata Yi


Bu, perkembangannya berjalan sangat lambat. Surjo sering bertanya
apa dia bisa membeli tembakau lebih banyak lagi, dan setiap kali Yi Bu
harus menjawab dengan kalimat yang nyaris sama, yaitu,”Sabar Sur.
Yang jual nggak sanggup menaikkan jumlahnya.”
Yi Bu masih ingat bagaimana dia dengan susah payah dan merugi
ketika berusaha menjual lima keranjang yang dibelinya pada tahun

31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pertama untuk dijual di Jawa Tengah. Namun, ditopang oleh rasa
percaya diri dan kerja keras, akhirnya dia bisa juga menjual tiga
keranjang ke tengkulak di Jawa Timur, dan dua keranjang sisanya ke
Palembang.” (Djien, Oey Kwie, 2015:302)

Kutipan kedua memperlihatkan bahwa usaha tembakau Thai Lo tidak

langsung menuai hasil maksimal tanpa merugi. Di awal-awal masa dagangnya, ia

sering mengalami kegagalan dan merugi. Namun, ia tetap mencari ide dan terus

berusaha agar usahanya dapat maju dengan semangatnya.

Peneliti menyimpulkan, bahwa karakter kepribadian tokoh Thai Lo menurut

teori kepribadian Heymans yang mengkategorikan tiga kualitas kejiwaan, yaitu

emosionalitas, proses pengiring, dan aktivitas, kepribadian “Tak lekas putus asa”

Thai Lo termasuk dalam kualitas kejiwaan proses pengiring. Proses pengiring itu

sendiri merupakan banyak sedikitnya pengaruh kesan-kesan terhadap kesadaran

setelah kesan-kesan tersebut tidak lagi dalam kesadaran.

Berdasarkan analisis kedua kutipan di atas, peneliti mengklasifikasi

kepribadian “tak lekas putus asa” tokoh Thai Lo ke dalam kategori proses

pengiring golongan kuat atau sekunder.

4.1.5 Bijaksana

Bijaksana adalah selalu menggunakan akal budinya (pengetahuan dan

pengalamannya) arif, serta tajam dalam pemikiran. Seseorang yang bijaksana

adalah orang yang mampu berpikir dan bersikap bijak dalam menghadapi

tantangan atau keadaan.

Berkali-kali Thai Lo dihadapkan dengan situasi yang menuntut keputusan

bijak darinya. Setiap kali ia diguncang masalah, ia mencari jalan keluar yang

32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


benar-benar telah dipikirkan secara matang. Cara berpikirnya tersebut tidak hanya

digunakan untuk dirinya tetapi juga untuk membantu orang lain.

“Pak Surjo, saya pikir, bagaimana kalau petani tidak diberi upah
pekerjaannya, tapi dikasih sebagian hasil panennya. Mereka mau kerja
lebih baik, karena mereka merasa sebagai petani, bukan buruh, “Yi Bu
mencoba menjelaskan.
Pak Surjo terdiam sebentar sambil berpikir.
“Lalu bagaimana cara kerjanya, Engko Yi Bu?” Pak Surjo bertanya.
(Djien, Oey Kwie, 2015:173)

Sistem bagi hasil diutarakan Yi Bu kepada Pak Surjo yang tidak lain adalah

asisten Tumenggung. Ia melihat hasil panen dari petani di daerah Brebes tidak

baik. Oleh karena itu, ia memikirkan bagaimana jalan keluar agar hasil panen

memuaskan dan para petani juga tidak merasa dirugikan. Akhirnya, ia

memberanikan diri berbicara kepada Pak Surjo agar usulannya tersebut

dilaksanakan dan hasilnya adalah keputusan Thai Lo diterima oleh Tumenggung

dan dipakai terus menerus. Hasil dari kebijakan Thai Lo tersebut membawa

dampak baik terhadap kesejahteraan para petani dan keuntungan yang diperoleh

ketumenggungan.

“Engko, kalau ndak ada tembakau untuk dijual tahun ini, darimana
uang untuk makan dan membeli bibit untuk tahun depan,” Kata Pak
Kirno.
“Begini Pak Kirno, saya datang untuk bantu dan bisa kasih pinjaman
pada Pak Kirno.”
Mendengar ini, muka Pak Kirno tidak berubah, dalam hati dia berpikir,
“Engko ini mau pinjamkan uang, pasti bunganya tinggi.”
Yi Bu bisa menebak jalan pikiran Pak Kirno. Maka dengan cepat ia
menambah penjelasan.
“Pak Kirno, pinjamannya nggak ada bunga, tapi yang saya inginkan
supaya di tahun-tahun yang akan datang Pak Kirno bisa jual hasil
33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


panennya kepada saya dan tidak lagi ke tengkulak. Harganya boleh
sama, “kata Yi Bu sambil melihat muka Pak Kirno yang tiba-tiba
berubah, seakan tidak percaya akan apa yang dia dengar. (Djien, Oey
Kwie, 2015:316)

Sikap bijaksana dimunculkan oleh Thai Lo ketika para petani mengalami

musibah hama ulat yang menyerang tembakau mereka. Ia memberikan bantuan

pinjaman uang dengan syarat para petani harus tetap menjual tembakau

kepadanya di tahun-tahun berikutnya. Dengan kebijakan seperti itu Thai Lo akan

mendapat pelanggan tetap sedangkan para petani mendapatkan bantuan serta

tidak akan rugi karena mereka menjual tembakau tidak kepada tengkulak lagi

melainkan kepada Thai Lo yang tidak pernah egois memikirkan keuntungan

sendiri.

Peneliti menganalisis bahwa kepribadian “bijaksana” dari Thai Lo

merupakan kategori proses pengiring golongan kuat (sekunder).

4.1.6 Ingatan Baik

Memori atau mengingat merupakan proses menerima, menyimpan dan

mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui

pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak).

Thai Lo selalu mengingat ajaran-ajaran para taukenya dalam

mengajarkannya berdagang. Saat ia mulai berjualan kelontong, ia masih

mengingat dengan baik perkataan-perkataan dari Encek Oen Kho yang menjadi

gurunya dalam mengajari hal mengenai dagang kelontong.

“Mengetahui kemauan pembeli itu penting untuk memilih barang apa


yang akan dia jual pada saatnya nanti kalau dia keliling-keliling
kampung menawarkan dagangannya. Yi Bu ingat ajaran Encek Oen
Kho almarhum, mertuanya dulu, bahwa banyak orang tidak berhasil

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menjual karena barang dagangannya tidak cocok dengan apa yang
diinginkan pembeli.” (Djien, Oey Kwie, 2015:88)

Ingatan baik Thai Lo juga ditunjukkan dalam nasihatnya kepada

karyawannya, yaitu Tjoan Kiem. Thai Lo sangat mengingat betul seluruh nama

pelanggan, toko, ataupun warung yang dikunjungi untuk mempelajari dan

mendekatkan diri kepada mereka semua. Oleh karena itu, ia menasihati Tjoan

Kiem agar mampu melakukan hal yang seperti dilakukannya. Penjelasan ini juga

didukung oleh kutipan berikut.

“Apa penjual eceran di pasar kasih tahu nama orang yang menjual
tembakau kepada mereka?” tanya Yi Bu. Di wajahnya tampak
gambaran kecewa.
“Oh, ada. Mereka sebut namanya. Tetapi saya lupa.” Jawab Tjoan
Kiem.
“Namanya Pak Otong, bukan?” tanya Yi Bu lagi. Perasaannya seperti
pelari yang telah tiba di garis finish tapi dinyatakan tidak menang.
“iya betul. Sekarang saya ingat, namanya Pak Otong.” Kata Tjoan
Kiem.
..........................................
“Tjoan Kiem, kalau kamu mau jualan, yang paling penting kamu selalu
harus ingat semua nama orang dan toko atau warung yang kamu
kunjungi, juga apa saja yang mereka bilang.” (Djien, Oey Kwie,
2015:289-290)

Kutipan tersebut menggambarkan ingatan baik yang dimiliki oleh Yi Bu

dan ia mengajarkan teknik tersebut kepada Tjoan Kiem pula. Berdasarkan

analisis kedua kutipan di atas, peneliti mengklasifikasikan kepribadian “ingatan

baik” tokoh Thai Lo ke dalam kategori proses penggiring golongan kuat atau

sekunder.

35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.7 Teliti

Thai Lo merupakan tokoh yang memiliki kepribadian “teliti” tidak hanya

perihal dagang. Namun, ia juga teliti dalam hal memilih calon menantunya.

Ketika Swi Hwa beranjak dewasa, keluarga Tumenggung melamar Swi

Hwa untuk dinikahkan dengan putranya, Suryawan. Walaupun kekerabatan Thai

Lo dengan Tumenggung sangat akrab, ia tetap tidak mau salah pilih menantu.

Oleh karena itu, ia menyuruh Eng Liang untuk menyelidiki bagaimana perangai

Suryawan sebenarnya.

“Sebelum mengambil keputusan untuk menerima lamaran Pak Ariya,


Thai Lo masih ingin mencari tahu, bagaimana si Suryawan sekarang.
Orang yang palig tahu adalah Surjo, tetapi tidak mungkin Thai Lo
sendiri yang bertanya kepadanya. Karena bagaimanapun Surjo adalah
wakil Pak Ariya.
Maka Thai Lo minta tolong kepada Eng Liang sebagai wakil Thai Lo
sendiri untuk menemui Surjo dan bertanya secara jujur bagaimana
pendapat Surjo tentang Suryawan. Begitulah, Thai Lo mengutus Eng
Liang pergi ke Brebes.” (Djien, Oey Kwie, 2015:519)

Pribadi Thai Lo yang teliti juga tampak pada saat ia memilih pemborong

untuk memperbaiki toko yang baru dibelinya. Ia sangat detail memperhatikan

setiap tingkah laku dan pemikiran dari dua pemborong yang akan dipilih salah

satunya.

“Thai Lo lalu kembali ke tempat kerja Encek Kam dan sambil makan
siang berdua, ia menceritakan hasil pembicaraannya dengan Kang Ho.
“Owe rasa si Kang Ho cukup bagus. Orangnya tidak mau Cuma terima
pekerjaan sebanyak mungkin, seperti bongkar semua bangunan
belakang.” kata Thai Lo kepada Encek Kam. (Djien, Oey Kwie,
2015:424)

36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan analsis peneliti dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa

kepribadian “teliti” yang dimiliki oleh Thai Lo merupakan bentuk kepribadian

dari proses pengiring golongan proses pengiring yang kuat (sekunder)

4.1.8 Tidak Tenang

Tidak tenang merupakan lemahnya pengendalian diri seseorang ketika

menghadapi masalah atau ketika mengambil suatu keputusan. Seseorang yang

tidak tenang akan mudah emosional, tergesa-gesa, gelisah dan tidak bisa

menerima informasi lebih banyak.

Beberapa kondisi datang dalam kehidupan Thai Lo, tanpa terkecuali jatuh

bangun dalam membangun usaha dagang tembakaunya. Thai Lo di mata sahabat-

sahabatnya merupakan pribadi yang tidak sabar dan tergesa-gesa dalam bertindak.

Kata “tidak sabar” dalam artian bahwa Thai Lo selalu ingin cepat menyelesaikan

urusan dagang tanpa mengenal waktu.

““Jangan bertindak buru-buru. Harus sabar. Belajar dari alam. Lihat,


bagaimana pohon yang tumbuhnya perlahan itu, akhirnya menjadi
pohon yang kokoh, akarnya kuat dan daunnya rimbun,” demikian
Empek mengakhiri nasihatnya.
.............................................................................................................
Karena nasihatnya yang diterima Yi Bu dari Empek sama seperti yang
dianjurkan oleh si Encek, agar jangan terlalu menggebu-gebu ingin
cepat-cepat menjadi pedagang besar, karuan membuat Yi Bu merasa
seperti tersentil. Selama ini dia yang selalu memberi nasihat kepada
Eng Liang, A Beng dan Boen Kong supaya sabar, ternyata dirinya
sendiri pun adalah orang yang tidak sabaran.......” (Djien, Oey Kwie,
2015:281)

37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Thai Lo selalu tidak tenang jika urusannya belum selesai. Ia selalu

mengejar waktu tanpa istirahat untuk segera menyelesaikan urusannya. Berikut

kutipan yang menunjukkan bahwa Thai Lo merupakan pribadi yang tidak tenang.

“Malam harinya di kamar, Yi Bu merasa gelisah, “Kok susah betul


berjualan. Kalau dengar cerita orang kelihatannya gampang.” Sebelum
tidur dia ingat kata-kata Encek Souw, bahwa kalau Cuma berjualan di
daerah Pecinan saja susah lakunya, harus keluar kota. Di sana banyak
orang Melayu. Memang hari ini dia Cuma jualan di kota Pekalongan
saja. Maka dia memutuskan untuk besok mencoba masuk ke desa-desa
sekitar Pekalongan selatan. (Djien, Oey Kwie, 2015:90)

Begitulah Thai Lo jika menghadapi satu masalah, ia tidak akan bisa tidur

tenang. Pikirannya akan selalu mencari jalan keluar dan mengusik istirahatnya.

“Hal yang paling ia risaukan adalah kedua anak lelakinya, yang ia rasa
tidak akan dapat menjadi penerusnya. Tambah sama sekali tidak
tertarik pada usaha dagang tembakau dan lebih banyak berpelesiran
saja, sedangkan Makau sakit-sakitan. Awalnya Thail Lo menaruh
harapan pada Tambah. Walaupun umurnya baru belasan tahun, tetapi
kalau melihat gelagat perkembangannya, menurut Thai Lo, Tambah
tidak dapat diharapkan. Thai Lo sadar ini semua karena kesalahan dia
sendiri dan Siok Hwe, terlalu memanjakan Tambah waktu masih kecil.”
(Djien, Oey Kwie, 2015:570)

Perasaan tidak tenang yang dirasakan Thai Lo sering kali mengganggunya

dan masalah tentang kedua anak laki-lakinya ini yang paling membuatnya tidak

tenang sampai-sampai ia jatuh sakit.

“Perasaan gagal dan kecewa yang sangat teruk ini membuat semangat
hidup Thai Lo menurun. Selanjutnya, perasaan ini masih diperberat
lagi oleh rasa sepi setelah ditinggal pergi oleh sahabat-sahabatnya,
seperti meninggalnya Encek Swie Hin dan Encek Kam. Dua teman
yang sering diajaknya mengobrol dan diminta nasihatnya itu sekarang
38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sudah tidak ada lagi. Meski sudah sembuh dari malaria, toh saat
termangu di malam-malam yang sunyi, manakala ia mengingat semua
itu, semangat Thai Lo untuk bekerja mulai kendur.....” (Djien, Oey
Kwie, 2015:91)

Berdasarkan analisis kutipan di atas, peneliti mengklasifikasikan

kepribadian “tidak tenang” tokoh Oey Thai Lo ke dalam kategori proses

penggiring golongan lemah atau primer.

4.1.9 Suka Bergerak

Oey Thai Lo tidak pernah terlihat diam. Ia selalu bergerak kesana kemari

tanpa mengenal kata lelah. Semua itu sudah biasa ia lakukan sejak ia masih

tinggal di Cina. Ia dikenal sebagai pribadi yang ringan tangan dalam hal

pekerjaan dan selalu rajin membantu tanpa diminta.

“Baru seminggu kerja di restoran, Yi Bu disenangi banyak orang,


mulai dari tukang masak, pelayan, kasir. Semua suka padanya karena
dia rajin dan selalu bekerja tanpa disuruh-suruh lagi. Berat badannya
pun berangsur-angsur kembali seperti dulu. Tak ayal, itu karena
makannya banyak.
Setiap malam ketika restoran sudah tutup, seperti biasa Yi Bu harus
membersihkan semuanya agar besok restoran sudah bersih dan siap
menerima tamu.” (Djien, Oey Kwie, 2015:24)

Kutipan tersebut menunjukkan salah satu aktivitas Thai Lo. Ia dikenal

sebagai sosok yang selalu bergerak. Thai Lo tidak pernah mau bermalas-malasan

dan selalu saja ada pekerjaan yang dikerjakannya.

Kepribadian “suka bergerak” yang dimiliki oleh Oey Thai Lo termasuk ke

dalam kategori aktivitas golongan aktif.

39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.10 Sibuk

Kesibukan Oey Thai Lo sudah tidak asing lagi bagi semua orang yang

berada di dekatnya. Ia selalu sibuk dengan segala urusan dagang. Pribadinya yang

tidak mau diam menjadikan dirinya terbiasa dengan kesibukan.

Berikut ini merupakan kutipan yang menggambarkan kepribadian Thai Lo

yang sibuk.

“Sampai di Brebes nanti, biasanya kereta sampai sekitar jam satu siang,
Yi Bu hanya akan mampir sebentar di rumah, lalu ia akan ke gudang
untuk mendengar kabar terakhir dari Eng Liang. Sesudah itu, pada hari
yang sama ia akan meneruskan perjalanan untuk mencari Surjo di
Wonosobo atau di Tumenggung. Sungguh semangatnya dalam
berbisnis membuatnya bekerja seperti mesin.” (Djien, Oey Kwie,
2015:309)

Berdasarkan kutipan tersebut, Thai Lo selalu mondar-mandir mengunjungi

kota-kota tempat dia akan transaksi dalam usaha tembakaunya. Ia tak pernah

berdiam diri di rumah walaupun pegawai yang membantunya sudah banyak. Ia

terbiasa menyibukkan diri menangani usaha tembakaunya.

Peneliti menganalisis kepribadian “Sibuk” dari Thai Lo merupakan kategori

aktivitas golongan aktif.

4.1.11 Mudah Mengerti

Mudah mengerti adalah sikap cepat memahami apa yang disampaikan

kepadanya. Thai Lo suka sekali belajar dari orang-orang yang berpengalaman.

Setiap ada seseorang yang berbicara tentang apapun pasti akan didengarkan

olehnya dan cepat dimengerti oleh pikirannya.

Suatu hari Thai Lo mendapat tugas dari Encek Liem untuk mendatangi

langsung petani tembakau. Di sana ia tidak melewatkan kesempatan untuk

40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bertanya dan melihat sendiri bagaimana proses menanam dan mengolah

tembakau. Dengan penjelasan rumit dari Pak Weko, Thai Lo mampu mengerti

dalam sekali penjelasan saja.

“sekarang Yi Bu mulai mengerti mengapa Pak Weko mengatakan


bahwa memanen tembakau itu tidak gampang.
“Kulo ndak mikir serumit itu, Pak. Ternyata mesti diolah berkali-kali,”
kata Yi Bu pada Pak Weko. (Djien, Oey Kwie, 2015:113)

Dari analisis kutipan di atas, peneliti menyimpulkan kepribadian “Mudah

mengerti” dari tokoh Thai Lo merupakan kategori aktivitas golongan aktif.

4.1.12 Berpandangan Luas

Seseorang yang memiliki pandangan luas akan selalu memikirkan tujuan

untuk masa depan. Thai Lo merupakan sosok yang memiliki pandangan luas

dalam memikirkan segala hal.

“Sebetulnya memang Yi Bu pernah berpikir untuk pindah ke Betawi,


tetapi ia merasa itu repot sekali. Sebab, pertanyaannya adalah apakah
Siok Hwe mau meninggalkan Brebes dan tokonya. Itu berarti Swi Hwa
mesti meninggalkan sekolah dan teman-temannya. Belum lagi Eng
Liang dan istrinya. Lalu bagaimana pula dengan Tjoan Kiem dan
gudangnya? Semua itu mesti dipikirkan matang-matang. Misalnya, apa
Brebes diurus si Surjo saja? Pendek kata, jika gagasan pindah ke
Betawi itu dilaksanakan, maka banyak yang perlu dibereskan.” (Djien,
Oey Kwie, 2015:356)

Pandangannya yang luas membuat Thai Lo selalu memikirkan konsekuensi

dari hasil perbuatan. Thai Lo memikirkan kelanjutan usaha dagang tembakaunya

yang diperkirakan akan maju jika ia tinggal di kota besar seperti Betawi. Namun,

ia juga memikirkan kehidupan keluarga dan pegawainya. Sebelum pindah, ia

41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


harus meminta pendapat dari istri dan sahabatnya karena hal itu menyangkut

kehidupan mereka semua.

“dengan cara pembagian seperti itu Thai Lo berkehendak agar hartanya


tidak dihamburkan begitu saja, khususnya oleh Tambah. Namun,
kepada anak itu diberikan jumlah uang yang cukup banyak untuk hidup
senang. “(Djien, Oey Kwie, 2015:572)

Kutipan di atas menjelaskan makna tersirat bahwa Thai Lo memiliki

pandangan luas akan kelanjutan usaha dan keluarganya. Ia melihat bahwa anak

laki-lakinya, yaitu Tambah tidak akan dapat meneruskan usahanya karena

sifatnya yang bandal dan malas sedangkan Makau sakit-sakitan. Selain itu, ia

juga memikirkan untuk memberikan warisan kepada kedua istri dan pegawai-

pegawai setianya. Begitulah Thai Lo yang selalu memikirkan hal-hal ke

depannya.

Berdasarkan analisis kedua kutipan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

kepribadian Oey Thai Lo termasuk ke dalam kategori aktivitas golongan aktif.

Berdasarkan hasil analisis di atas, diperoleh tujuh kepribadian tokoh Oey

Thai Lo yang muncul dalam novel Letnan Oey Thai Lo. Berikut daftar dua belas

kepribadian Oey Thai Lo tersebut beserta kualitas kejiwaan dan masing-masing

golongannya.

Tabel 1: Kepribadian Oey Thai Lo

No. Kepribadian Kualitas Golongan


Kejiwaan
1. Dapat dipercaya dalam Emosional Emosional
keuangan
2. Berhati-hati dalam Emosional Non-Emosional
menentukan pendapat
3. Jujur dalam batas hukum Emosional Non-Emosional

42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Tak lekas putus asa Proses Pengiring Proses pengiring
kuat
5. Bijaksana Proses Pengiring Proses pengiring
kuat
6. Ingatan baik Proses Pengiring Proses pengiring
kuat
7. Teliti Proses Pengiring Proses pengiring
kuat
8. Tidak Tenang Proses Pengiring Proses pengiring
lemah
9. Suka bergerak Aktivitas Aktif
10. Sibuk Aktivitas Aktif
11. Mudah mengerti Aktivitas Aktif
12. Pandangan Luas Aktivitas Aktif

Dari informasi tabel tersebut, peneliti menemukan dua belas kepribadian

yang dimiliki Oey Thai Lo. Peneliti menghubungkan dua belas kepribadian tokoh

Oey Thai Lo melalui golongan kualitas kejiwaan dengan menggunakan teori

tipologi kepribadian Heymans.

Setelah peneliti menemukan kualitas kejiwaan dengan teori Heymans,

peneliti mengetahui tipe-tipe kepribadian yang dimiliki oleh tokoh utama Letnan

Oey Thai Lo. Berikut daftar tipe kepribadian tokoh utama Thai Lo.

Tabel 2: Tipologi Kepribadian Oey Thai Lo

No. Emosional Proses Aktivitas Tipe


Pengiring
1. Emosional kuat Sekunder Aktif Gepasioner
(dapat dipercaya (tak lekas (suka bergerak,
dalam putus asa, sibuk, pantang
keuangan) bijaksana, menyerah, mudah
ingatan baik, mengerti,

43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


teliti) pandangan luas)
2. Emosional kuat Primer Aktif Choleris
(dapat dipercaya (tidak (suka bergerak,
dalam tenang) sibuk, pantang
keuangan) menyerah, mudah
mengerti,
pandangan luas)
3. Emosional Sekunder Aktif Phlegmatis
Lemah (tak lekas (suka bergerak,
(berhati-hati putus asa, sibuk, pantang
dalam bijaksana, menyerah, mudah
menentukan ingatan baik, mengerti,
pendapat, jujur teliti) pandangan luas)
dalam batas
hukum)
4. Emosional Primer Aktif Sanguignis
Lemah (tidak (suka bergerak,
(berhati-hati tenang) sibuk, pantang
dalam menyerah, mudah
menentukan mengerti,
pendapat, jujur pandangan luas)
dalam batas
hukum)

Berdasarkan hasil dari tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tokoh

utama Oey Thai Lo termasuk ke dalam tokoh yang mempunyai tipe kepribadian

gepasioner (orang hebat), choleris, phlegmatis, dan sagnuinis.

Tipe kepribadian gepasioner (orang hebat) memiliki ciri emosional kuat,

proses pengiring kuat (sekunder), dan aktivitas aktif. Hal ini ditunjukkan dengan

kepribadian Thai Lo, yaitu dapat dipercaya dalam keuangan, tak lekas putus asa,

44

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bijaksana, ingatan baik, teliti, suka bergerak, sibuk, pantang menyerah, mudah

mengerti, dan pandangan luas.

Tipe kepribadian selanjutnya adalah choleris yang memiliki ciri emosional

kuat, proses pengiring lemah (primer), dan aktivitas aktif. Hal ini ditunjukkan

dengan kepribadian Thai Lo yang dapat dipercaya dalam keuangan, tidak tenang,

suka bergerak, sibuk, pantang menyerah, mudah mengerti, dan pandangan luas.

Kepribadian phlegmatis memiliki ciri proses emosional lemah, proses

pengiring kuat (sekunder), dan aktivitas aktif. Kepribadian Thai Lo yang

mengarah kepada tipe kepribadian phlegmatis adalah berhati-hati dalam

menentukan pendapat, jujur dalam batas hukum, tak lekas putus asa, bijaksana,

ingatan baik, teliti, suka bergerak, pantang menyerah, mudah mengerti, dan

pandangan luas.

Terakhir, tipe kepribadian yang dimiliki oleh Thai Lo adalah sanguignis

yang memiliki ciri emosional lemah, proses pengiring lemah, dan aktivitas aktif.

Bentuk kepribadian Thai Lo yang mengarah kepada sanguignis adalah berhati-

hati dalam menentukan pendapat, jujur dalam batas hukum, tidak tenang, suka

bergerak, pantang menyerah, mudah mengerti, dan pandangan luas.

Dari beberapa penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tokoh

utama Oey Thai Lo memiliki dua belas jenis kepribadian yaitu dapat dipercaya

dalam keuangan, berhati-hati dalam menentukan pendapat, jujur dalam batas

hukum, tidak lekas putus asa, bijaksana, ingatan baik, teliti, tidak tenang, suka

bergerak, sibuk, pantang menyerah, mudah mengerti, dan pandangan luas.

Peneliti menghubungkan dua belas jenis kepribadian tokoh utama Oey Thai Lo

dengan teori kepribadian dari Heymans. Peneliti menemukan empat jenis tipologi

45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


atau tipe kepribadian yang dimiliki tokoh utama Oey Thai Lo yaitu gepasioner,

choleris, phlegmatis, dan sanguignis.

4.2 Faktor yang dapat Mendorong Perkembangan Kepribadian Tokoh

Utama dalam Novel Letnan Oey Thai Lo karya Oey Kwie Djien

Di dalam kepribadian seseorang, terdapat beberapa faktor yang

melatarbelakangi perkembangannya. Faktor-faktor tersebut datang dari dalam

maupun luar diri seseorang tersebut. Ada dua jenis faktor yang dipakai dalam

penelitian ini, yaitu faktor hereditas (pembawaan) dan faktor environtment

(lingkungan).

4.2.1 Faktor Hereditas (Pembawaan)

Faktor pembawaan disebut juga faktor genetika atau keturunan yang

berpengaruh pada kepribadian seorang individu. Faktor pembawaan erat

kaitannya dengan sifat dasar. Sifat dasar merupakan keseluruhan potensi yang

dimiliki seseorang yang diwarisi dari ayah dan ibunya.

Oey Thai Lo memiliki kepribadian yang dipengaruhi oleh faktor

pembawaan, seperti suka bergerak, sibuk, mudah mengerti, dan ingatan yang baik.

Berikut merupakan analisis kutipan yang menunjukkan kepribadian Thai

Lo yang suka bergerak.

“Karena terbiasa tinggal di rumah kecil, yang hanya terdiri dari satu
ruangan, semuanya harus bersih, tidak boleh ada kotoran sedikitpun di
lantai, maka gudang tempat Yi Bu bekerja juga terjaga kebersihannya.
Setiap ada barang yang masuk atau keluar, baik barang kelontong dari
Amoy maupun palawija dari petani sekitar, semua sibuk menurunkan
dan memasukkan barang ke gudang atau mengeluarkannua. Yi Bu
sendiri, walaupun pekerjaannya mencatat barang-barang yang masuk
dan keluar, dengan gesit turut membantu menurunkan atau menaikkan

46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


barang-barang bersama yang lain. Tak terhindar bahwa dalam
pekerjaan bongkar muat barang itu selalu ada banyak bekas-bekas
kotor di lantai. Namun dengan trengginas Yi Bu langsung memungut-
munguti itu semua lantas dia buang ke kotak sampah......” (Djien, Oey
Kwie, 2015:5-6)

Berdasarkan analisis kutipan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

kepribadian Oey Thai Lo dipengaruhi oleh faktor pembawaan. Kepribadian

seperti itu merupakan dorongan hati setiap orang dan pembawaan masing-masing

individu.

Perkembangan kepribadian intelektual Thai Lo, yaitu ingatan baik dan

mudah mengerti juga merupakan kepribadian yang dipengaruhi oleh faktor

pembawaan.

4.2.2 Faktor Lingkungan (environtment)

Faktor lingkungan merupakan segala sesuatu yang mempengaruhi

kepribadian di luar diri manusia itu sendiri. Kepribadian erat kaitannya dengan

lingkungan sekitar baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat

sekitar ia tinggal.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang berpengaruh besar

terhadap tumbuh kembang kepribadian seseorang. Dengan begitu, kepribadian

seseorang mengikuti karakteristik tempat ia tinggal.

Kepribadian Oey Thai Lo yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, antara

lain berhati-hati dalam menentukan pendapat, tak lekas putus asa, bijaksana, teliti,

pantang menyerah, dan pandangan luas.

47

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berikut contoh kutipan yang dapat dianalisis sebagai bentuk kepribadian

yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

“...., Thai Lo teringat akan masa kecilnya sendiri. Hidupnya sangat


sulit, tidak punya mainan, tidak pernah makan enak. Bertolak dari
pengalamannya itu ia berusaha supaya Tambah tidak merasakan
kekurangan apapun seperti dirinya dulu. Oleh karena itu, semua
perhatian dan kasih sayang Thai Lo dicurahkan kepada Tambah, anak
lelaki yang diharapkan menjadi penerusnya.” (Djien, Oey Kwie,
2015:570-571)

Hampir keseluruhan kepribadian Oey Thai Lo dipengaruhi oleh faktor

lingkungan. Kutipan tersebut merupakan salah satu contoh bahwa Oey Thai Lo

sangat mengingat kejadian pahit yang pernah dialaminya sewaktu ia masih di

Cina. Kejadian tersebut berpengaruh besar terhadap hidup Oey Thai Lo dalam

urusan keluarga, persahabatan, dan bisnis. Sikap Oey Thai Lo yang terlalu

merisaukan masa depan anak-anaknya sehingga ia terlalu menyayangi mereka

merupakan kepribadian yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan masa kecilnya.

Kondisi lingkungan keluarga yang ditimpa musibah memicu semangatnya untuk

tetap bekerja sampai sukses dan membahagiakan keluarganya.

Lingkungan sosial juga sangat berpengaruh dengan perkembangan

kepribadian Oey Thai Lo, salah satunya adalah cara ia berpikir dan

memperlakukan orang-orang sederhana. Ia selalu memiliki pandangan yang luas

tentang cara yang baik untuk memperlakukan orang yang sederhana

dibandingkan kehidupannya.

“Tanpa berpikir lagi Thai Lo langsung menuju beranda belakang.


Melihat kawan-kawannya sedang makan di situ, Thai Lo ikut duduk
menggelepok tanpa mengingat pakaian resminya. Dia mencopot keris
yang dipakainya dan meletakkan senjata pusaka itu di sebelahnya. Ikat

48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pinggang yang terlalu ketat dia longgarkan supaya bisa duduk leluasa
dan makan dengan enak bersama kawan-kawannya itu. Para petani
menggeleng-gelengkan kepala memuji sikap santai Thai Lo. Ada yang
nyeletuk, “Si Engko masih sama saja seperti dulu waktu masih miskin.”
(Djien, Oey Kwie, 2015:542)

Kutipan di atas menunjukkan kepribadian Oey Thai Lo yaitu pandangan

luas. Faktor yang mempengaruhi tindakannya tersebut adalah faktor lingkungan

sosial, yaitu lingkungan petani yang sering didatanginya. Para petani itu sudah

diangkat sebagai sahabatnya bukan hanya rekan dagang tembakau. Begitulah cara

Thai Lo menghargai para petani hinggan hal-hal tersebut mempengaruhi

kepribadiannya. Oey Thai Lo merupakan sosok yang terkenal kaya. Namun, ia

tetap hidup dengan cara sederhana dan tidak pernah melupakan jasa orang-orang

sederhana yang telah membesarkannya.

49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian dari novel Letnan Oey Thai

Lo karya Oey Kwie Djien, dapat ditarik simpulan bahwa peneliti menemukan dua

belas ciri kepribadian yang dialami oleh tokoh utama Oey Thai Lo dalam novel

Letnan Oey Thai Lo. Tipe kepribadian Thai Lo yaitu dapat dipercaya dalam

keuangan, berhati-hati dalam menentukan pendapat, jujur dalam batas hukum, tak

lekas putus asa, bijaksana, ingatan baik, teliti, tidak tenang, suka bergerak, sibuk,

pantang menyerah, mudah mengerti dan pandangan luas.

Setelah peneliti menemukan jenis-jenis kepribadian yang dimiliki oleh

tokoh Oey Thai Lo, peneliti menghubungkan jenis-jenis kepribadian yang telah

diperoleh dengan teori psikologi kepribadian Heymans yang membagi tiga jenis

kualitas kejiwaan. Tiga jenis kualitas kejiwaan adalah emosionalitas, proses

pengiring, dan aktivitas. Dari ketiga kualitas kejiwaan tersebut peneliti

memperoleh tipe-tipe kepribadian yang terdapat dalam diri Thai Lo, yaitu tipe

kepribadian gepasioner, choleris, phlegmatis, dan sanguignis.

Faktor pendorong kepribadian Oey Thai Lo adalah faktor pembawaan dan

faktor lingkungan. Faktor pembawaan Oey Thai Lo adalah intelektual yang

dimilikinya cukup bagus sehingga membuat ia cepat mengerti apapun yang

didengar atau diterimanya. Sifat dasar Oey Thai Lo yang suka bergerak dan sibuk

juga dipengaruhi oleh pembawaannya yang sejak kecil memang sudah terbiasa

tak kenal diam.

50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Faktor berikutnya adalah faktor lingkungan. Faktor inilah yang sangat

berpengaruh besar terhadap perkembangan kepribadian Thai Lo. Lingkungan

keluarga sederhana menjadikan Thai Lo sosok yang sederhana namun memiliki

pandangan luas ke depan. Selain itu, nasib pahit yang dialami oleh keluarganya

juga mempengaruhi kepribadiannya untuk tetap bekerja membangun masa depan

dan selalu membahagiakan keluarganya.

Lingkungan sosial Thai Lo merupakan lingkungan pedangang dan petani

tembakau. Hal tersebut yang menjadikan dia ikut andil ke dalam dunia tembakau

dan hidup sederhana seperti petani tembakau.

5.2 Saran

1. Pembaca diharapkan dapat meningkatkan apresiasi terhadap karya sastra

terutama novel.

2. Melalui hasil penelitian ini, pembaca diharapkan dapat memperoleh

informasi penting mengenai sisi kepribadian tokoh, baik yang positif

maupun yang negatif. Selain itu, pembaca juga dharapakan bisa mencontoh

kepribadian yang positif untuk diterapakan dalam kehidupan sehari-hari.

Kepribadian yang negatif sebagai peringatan atau cerminan agar pembaca

tidak mencontohnya.

3. Pembaca yang akan menganalisis kepribadian tokoh menggunakan kajian

psikologi sastra, sebaiknya memilih dengan tepat teori kepribadian dan

lebih memahami teori tersebut, serta mengetahui dengan benar, bagaimana

penerapan dalam karya sastra.

51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Alex, Sobur. 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia.

Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Ayuningtyas, Niza. 2015. Analisis tokoh Jia Baoyu pada Novel Hongloumeng karya

Cao Xueqin. Medan : USU.

Barzun, Jacques. 2000. From Dawn to Decadence. Perennial : Harper Collins

Publishers.

Chaplin, J. P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan Kartini Kartono).

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Creswell, J. W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design : Choosing Among

Five Tradition. London : Sage Publication.

Dilthey, W. 1989. Vol. 1, Introduction to the Human Sciences. Princeton: Princeton

University Press.

Endraswara, Sawardi. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra. Yogyakarta: Media

Pressindo.

Esterina, Yuli. 2017. Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Drama Mars Karya Cai

Yuexun : Analisis Psikologi Sastra. Medan:USU.

Fudyartanta, Ki. 2012. Psikologi Kepribadian Paradigma Filosofis, Tipologis,

Psikodinamik dan Organismik- Holistik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Groschnek, Margareta .1979. Kinder und Jugendliteratur. München : Fink

Hall S. Calvin & Garnder Lindzey.1978. Theory of Personality.Third Edition. Canada.

John Wiley & Sons, Inc.

Heymans, Gerald. 1948. Inleiding Tot de Speciale Psychologue. Belanda: De Erven F.

Bohn.

52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kwie Djien, Oey. 2015. Letnan Oey Thai Lo. Bekasi : PT. Tira Pustaka.

Larassati. 2017. Analisis Kepribadian Tokoh Utama pada Film The Stolen Years

berdasarkan Tinjauan Psikologi Sastra. Medan : USU.

Milles, Mattew B dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif, Buku

Sumber tentang Metode-Metode Baru. Jakarta; University Indonesia Press.

Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra (Karya Sastra, Metode, Teori, dan

Contoh Kasus). Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Purba, Ria Agnesia. 2016. Analisis Tokoh Utama pada Kisah Dong Zhou 2: Teori

Psikoanalisa Sigmun Freud. Medan : USU.

Ratna, Nyoman Khuta. 2011. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Semi. M. Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung : Angkasa Raya.

Sugiyono. 2007. Metode Peneltian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung : Alfabeta.

Supit, Sugar Defri. C. 2017. Analisis Konflik Batin Antar Tokoh Dalam Novel The

Stolen Years Karya Ba Yue Chang An: Pendekatan Psikologi Sastra. Medan :

USU.

Yusuf Syamsu dan Nurihsan A. Juntika. 2007. Teori Kepribadian. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Sinopsis

Novel ini bercerita tentang tokoh utama yang bernama Oey Thai Lo. Oey Thai

Lo merupakan anak tukang cukur miskin dari Fukien yang menjadi Taipan di Betawi.

Awalnya Oey Thai Lo belajar berdagang dengan teman ayahnya yang bernama Souw

Chun San. Souw Chun San mengajarinya cara berdagang dengan menjadikanya kuli

gudang.

Oey Thai Lo memang mempunyai sifat yang suka menolong dan ringan

tangan dalam bekerja sehingga membuat Souw Chun San amat menyukai Oey Thai

Lo. Oey Thai Lo tidak suka hanya duduk bengong. Bawaanya selalu mau membantu

orang lain yang kebetulan kerjaanya banyak.

Sifat Oey Thai Lo yang ramah dan ringan tangan itu membuat banyak orang

suka padanya. Oey Thai Lo sebagai tokoh utama dalam novel ini juga sangat sayang

pada orang tuanya, terbukti dengan setiap ia mendapat upah dari hasil kerjanya

sebagai kuli gudang, ia selalu memberikan kepingan tong bao yang diterimanya

kepada orang tuanya dengan maksud untuk membantu keperluan rumah tangga seperti

memberi beras dan sayur.

Dengan niat dan motivasi yang kuat Oey Thai Lo bercita-cita menjadi

pedagang besar. Cita-cita itu ia usahakan terus dengan sangat ulet. Hal ini membuat ia

berhasil menjadi pedagang tembakau terbesar di Batavia, dan menjadi taipan yang

sangat kaya, tidak mengubah sifatnya yang sederhana dan murah hati.

Dalam berdagang ia berpegang pada prinsip win-win, semua pihak harus

untung, kalau satu pihak dirugikan, usaha apapun yang dijalankan pasti tidak akan

langgeng. Oey Thai Lo selalu memikirkan nasib orang lain, terlebih pegawainya.

54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kewajiban Oey Thai Lo terhadap orang yang kurang beruntung, baik karena

keuangan maupun kesehatan ditangani dengan rasa tanggung jawab, artinya ia selalu

bersedia memberi tetapi tidak menghamburkan uang.

55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN 2

Riwayat Hidup Oey Kwie Djien

OEY KWIE DJIEN adalah nama yang diberikan pada pengarang dalam akte

kelahiran tahun 1937. Ayah pengarang, Oey Kim Tjian (lahir tahun 1898), adalah

cicit dari Oey Thai Lo dan masih tinggal di Toko Tiga (di kawasan Glodok, Batavia)

sampai permulaan dekade 1920-an. Pada dekade 1960-an, mengikuti gelombang WNI

keturunan Tionghoa berganti nama dengan nama Indonesia (waktu itu saya tinggal di

Jerman), pengarang juga mengganti nama menjadi Robert Budiarto Widjaja,

mengikuti nama Ayah, yang memilih nama Widjaja karena tinggal di Jalan Widjaja

IX Nomor 33.

Ibu pengarang, berasal dari Tegal, menikah pada usia 16 tahun, dan beberapa

tahun tinggal di Toko Tiga juga. Dia banyak mendengar cerita mengenai Oey Thai

dan family lain. Ibu pengarang dan juga nenek dari ayah pengarang meneruskan

cerita itu pada pengarang.

56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


苏 北 大 学

中文系本科生论文

论文题目 :《Oey Thai Loe》小说主角色的内心冲突:社会文学

学生姓名 : 陶文生

学号 : 120710012

导师姓名 : 郭余慧

学院 : 人文学院

学系 : 中文系

苏北大学中文系

2019 年 3 月

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


摘要

本研究旨在描述小说《罗伊泰洛中尉》中主人公罗伊泰洛的人格及
其人格发展的动因。本研究采用定性描述的方法。海曼类型学理论是本研究
用来得到主人公性格描述的理论,该理论将心理素质分为情绪性、伴随过程
和活动三个部分。本研究的方法是文学心理学分析,即结合心理学研究的相
关性和作用进行文本分析。收集研究数据的技术是阅读和记录。研究结果表
明: (1) Oey Thai Lo 有 12 种性格特征,在财务上值得信赖,在决定意见时
谨慎,在法律界限上诚实,不容易绝望,明智,记忆力好,细致,不冷静,
喜欢搬家,忙碌,永不放弃,容易理解,视野开阔。(2) 在 Oey Thai Lo 中
发现的人格类型,即释放型人格、易怒型人格、粘液型人格和多血型人格。

关键词:人格小说文学心理学

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


目录表
摘要 .......................................................... i

目录表 ....................................................... ii

第一章绪论..................................................... 1

1.1 选题背景 .............................................. 1

1.2 研究目的 .............................................. 1

1.3 研究现状 .............................................. 2

1.4 研究方法 .............................................. 2

第二章概念..................................................... 3

2.1 角色 .................................................. 3

2.2 文学心理学 ............................................ 3

2.3 人格心理学 ............................................ 3

第三《Oey Thai Loe》小说分析 ................................... 4

3.1 《Oey Thai Loe》小说中主人性格特点 ..................... 4

3.1.1 值得信赖的金融 .................................. 4

3.1.2 在决定意见时要小心 .............................. 5

3.1.3 在法律范围内诚实 ................................ 6

3.1.4 在不绝望 ........................................ 7

3.1.5 智者 ............................................ 7

3.1.6 总体存储器 ...................................... 8

3.1.7 粗心 ............................................ 9

3.1.8 不能心地坦然 .................................... 9

3.1.9 喜欢移动 ....................................... 10

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.1.10 使忙于 ........................................ 10

3.1.11 容易理解 ...................................... 11

3.1.12 阔的视野 ...................................... 11

3.2.2 《Oey Thai Loe》小说因素促进主人公性格的发展 .... 15

第四章结论与建议 .............................................. 17

4.1 结论 .................................................. 17

4.2 建议 .................................................. 18

参考文献 ..................................................... 19

致谢 ......................................................... 22

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


第一章绪论

1.1 选题背景

随着所有国家发展过去,世界各国家朝向中国,包括经济、技术、
医科、教育、文学等。要理解中国该理解一些部分,尤其是文学。文学一种
语言艺术,有不同的体裁如散文、诗歌、小说、剧本等,是话语蕴藉中的审
美意识形态。现在中国是在世界上的地位不断上升,新中国成立后,为扩大
"人民文艺“的传播效率与传播能量,小说、戏剧、影视之间的相互改编屡
掀热潮。文学作品的形式是小说,在这本小说有内在要素 , 这本小说的内
在要素是直接要构建一个故事的项目。小说是以刻画人物为中心,通过完整
的故事情节和具体的环境描写来反映社会生活的一种文学体裁。小说有三个
要素:人物、故事情节、环境(自然环境和社会环境)。

小说讲述的是关于人类生活中的一个或多个故事,经过作者的艺术
处理,寄托自己的思想,是他的情节迂回曲折,引人入胜。人类生活的各个
方面,反映在文学作品中的戏剧、 诗歌和小说作品。这部小说是一部文学
作品,已作为一个主题情节,所有的文学作品有异同。存在相似之处和到书
房去比较,发现发病的异同的原因引起的差异。交叉参考文献考察各种文化
多样性反映在作品中的文学,目的也是为了扩大了解各个国家的结果和文化
将添加到作品中包含的文化价值的理解。

本文已针对 《Oey Thai Loe》 小说,阐述 178—1838 背景。这


部小说展示了一些与中国人的性格有关的东西,这些东西都符合研究者的研
究,即人物的性格。其次,从人物和故事的物质方面来看,这部小说具有寓
教于乐的故事内容。所以,当有人想要进一步阅读和研究时,这本小说就会
有吸引力。Oey Thai Loe 是一位作家。他生于 1937 年。在这种情况下,研
究者将用心理学文学的方法来研究定性描述技术。研究者还运用了海曼的类
型人格理论。海曼将人格形式分为三种类型的心理素质,即情绪性、同伴过
程和活动。

1.2 研究目的
本文以针对《Oey Thai Loe》小说阐述

1、《Oey Thai Loe》小说中主人性格特点

2、《Oey Thai Lo》小说因素促进小说主人公性格的发展

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.3 研究现状
Supit (2017)《The Stolen Years》本人阐述从文学心理学的角度
对人物的内在冲突进行了阐释。这项研究帮助本文理解心理学和文学
之间的关系。

Larassati (2017) 《The Stolen Years》本人讲述电影主角的性格。


这项研究帮助本文从心理学的角度来理解性格。

Ayuningtiyas (2015) 《红罗蒙》本人从文学的心理层面对小说


中的人物进行了论述。

Esterina (2017)《Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Drama


Mars》本人解释了如何表达内心冲突,即与自己的冲突,自我的内部
冲突,即与他人的冲突,以及超自我的内部冲突,即主人公所经历的
与其他群体的冲突。这一研究有助于作者理解人物的冲突或性格涉及
到许多方面,包括从文学心理学的角度来看的自身和外部的方面。

1.4 研究方法
本文就要采用文献研究综述法进行了研究。首先在网络和图书
馆找关《Oey Thai Loe》小说资料,然后然后写出小说包括主人性格特
点与因素促进小说主人公性格的发展

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


第二章概念

2.1 角色
角色是故事的主角。每个角色都有一个或多个角色。性格或每个性
格都是不同的。人物塑造是作者在小说中表现人物的方式。故事中人物的性
格是由作者直接和间接解释的。作者直接解释了人物的名字、物理形象、思
维方式、个性、生活环境和语言过程。角色的性格也可以被间接地解释,例
如通过对话,由其他角色描述,来自其他角色的反应,当面对问题时,性格
习惯,想法或行为的表露。

2.2 文学心理学
文学心理学理解文学作品中包含的心理学的各个方面。这些人性方
面是文学心理学的主要对象,因为只有在人的内心才包含了这些心理方面。
文学心理学可以受到几个因素的影响。首先,作品是一个人在潜意识状态下
的心理过程和作者的直接思想被注入到文学作品的自觉创作中的产物。第二,
在文学心理学的研究中,是指作者以一种能够使读者被心理故事的问题所迷
惑,或者使读者参与到故事中去的方式来反映人物心理的研究。

2.3 人格心理学
人格心理是由特定的经验概念定义的,这些概念是观察者所使用的
人格理论的一部分,也就是说被认为足以完整地描述或理解人类行为

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


第三《Oey Thai Loe》小说分析

3.1 《Oey Thai Loe》小说中主人性格特点


欧伊布出生在中国南方福建省晋江市附近的一个小村庄里。他的父
亲 Oey Si Yuan 是个贫穷的旅行理发师,只能勉强维持家里的生活。在他
工作的商店里,有一位顾客是杂货店的店主,名叫 Chong Oen Kho,他教给
易卜很多关于贸易的知识。通过杂货店,易布以一种简单的方式了解了这个
行业的来去,希望有一天她能拥有自己的杂货店生意。易布的热情、勤奋和
毅力让她深受陶克和店员的喜爱。
然而,一切都改变了,当他不得不遭受一场灾难,这将是灾难的开
始,后来经历了。他父亲去世了,所以他不得不代替母亲养家糊口。当易布
与杂货店老板的孩子订婚时,这种悲伤消失了。他娶了一个苏埃,有两个儿
子。彝布一生中最大的灾难发生在他们的村庄遭遇干旱,农民无法灌溉农田。
他们还经历了作物歉收,直到饿死。饥饿持续发生,村民们接连死亡,除了
易卜的整个家庭死于饥饿之外。这导致易布再次崛起,搬到了巴达维亚。他
在巴达维亚的生活是治疗他的痛苦和培养他的个性的新床单。

3.1.1 值得信赖的金融
诚信是一种信任他人的形式,可以由任何人以任何形式加以保护,
包括在维护金融或金融交易方面。在厦门工作期间,他的勤奋性格也得到了
老板的喜爱。他身边的人也很喜欢他的一个特点就是诚实。一天晚上,伊不
打扫桌子时,发现了一个包。打开一看,里面的东西是相当多的钱。易布认
为这个包可能是一个客人遗留下来的。
“我很抱歉。“也许他在找钱的时候很困惑。我明天就把它交给陶
克一家去保存,”他想。” (Djien, Oey Kwie, 2015:25)

第二天,一个餐馆的顾客来找他遗留下来的一袋钱。陶克也把礼物
给了他,顾客检查了里面的钱,发现钱是完好无损的。易布作为袋子的发明

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


者,被顾客送给他,但他拒绝了。顾客和他们的顾客都觉得易卜是一个诚实
的人,不炫富。
易卜生的人格不仅在钱袋的发现上可以信赖,在与其他商人建立贸
易关系上也可以信赖。易布多次提出与烟草勇士合作,并达成了同样公平的
协议。
事实上,他甚至尽可能公平地与村里的农民合作。
以下是一段小说节选,描述了易布值得信赖的财务个性,由她的商业伙伴。
“易卜接着解释说:看,井先生。如果用火车邮寄付款会更好。因为
如果钱丢失了,它会被找回来,而如果我自己带着它被抢了,那么
我就会失去所有的钱来交易烟草。现在,这个数字是原来的两倍多,
因为我们也买 4、5、6 个景点” (Djien, Oey Kwie, 2015:254)

以下是对后来描述相同性格的小说引用的分析。
“接着,他解释了他把琼 Arifin 基姆托付给阿里芬先生的想法。琼
Arifin 基姆 Tjoan Kiem 在那里的工作是把烟草卖给现有的顾客, 阿
里芬则获得了销售烟草的全部利润。易布把价格卖给了白瑞芬,就
像他的竞争对手白鲁丁从 Encek Hong Oen 购买烟草一样。” (Djien,
Oey Kwie, 2015: 296)

易卜总是通过提供对双方都有利的东西来达成贸易协议。他从未被
多重利润冲昏头脑,但只要客户不跑向别人,他就愿意给出低价。基于以上
引文的分析,研究者将 Oey Thai Lo 所具有的“金融守信”人格归为情绪性
的情感范畴。

3.1.2 在决定意见时要小心
Oey Thai Lo 经历了几场比赛。 在接受包办婚姻之前, 罗泰康经过
深思熟虑,并不同意。
“一想到这场比赛,易布紧张了一个月,常常睡不着觉。他觉得自
己还没有准备好。易布记得,易兰结婚的时候,她和现在一样大。
同样,曾德成的忠告也一再浮现在他的脑海中。所有这一切使他的
疑虑消失了。” (Djien, Oey Kwie, 2015:15-16)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


当泰罗与一个Sioe配对时,他不会不假思索地立即接受或拒绝。经
过慎重的考虑,泰洛提出了一个意见,同意嫁给一个西奥。泰罗的思维方式
也和他在面对第二次婚姻时的决定观点是一样的。他的第二次婚姻是与他在
庇加隆的 Tjing Khe Liem 的儿子 Siok Hwee
结婚。他与妾兰玉兰的婚姻也是如此。

泰国人谨慎决定意见的方式和最重要的长远考虑是在贸易问题上作
出决定,如以下引述。
“在头的外面易布知道他仍然有大约 70 到 75 个球,其中大部分是
第 5 和第 6 个球,因为卖给 Betawi 和 Semarang 的实际上是更多的
第 1、2 和 3 个球。虽然他知道所要求的烟草供应 Jaap de Boer 在
那里,Yi Bu 还是回答了。这就是他的交易技巧。” (Djien, Oey
Kwie, 2015:325)

宜步并不想为了牟取暴利而接受这个提议,但她想过如何保持对已
经购买了烟草的当地消费者的忠诚。但他想过如何保持对当地仍在购买烟叶
的顾客的忠诚。
泰罗人格在确定这些意见时非常谨慎,属于非情感范畴,即情绪性范畴。

3.1.3 在法律范围内诚实
罗以太不仅在语言上而且在法律上都是一个诚实的人。
“一天晚上,伊不打扫桌子时,发现了一个包。打开一看,里面的
东西是相当多的钱。易布认为这个包可能是一个客人遗留下来的。”
(Djien, Oey Kwie, 2015:25)

这句话描述了一个诚实的泰国人。即使他身处困境,需要钱,他仍
然诚实地认为他得到的钱是别人的,必须归还给所有者。
“…除此之外,因为当我为他的成功提供奖励时,他拒绝接受。直
到现在我还记得的答案。我很高兴做这件事。如果交易是目标,它
将是有利可图的,但如果你想帮助,请帮助,它不值得奖励……”
(Djien, Oey Kwie, 2015:405)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


在句子中,它说泰洛是一个诚实和乐于助人的人。他没有利用这个
机会帮忙。
基于以上分析,Oey Thai Lo 的人格属于情绪性的非情感范畴。

3.1.4 在不绝望
面对各种问题时,不迅速绝望是最好的自我控制。
罗泰康的生活不断受到一个大问题的影响。当他还在中国的时候,他全家都
死于旱灾和饥饿。然而,泰罗并不一定绝望。
下面这段话说明泰洛是一个面对问题不会很快绝望的人。
“埋葬恩浩后,易布和村里的几个人决定前往淘大,寻找更好的生
活。虽然这种活力已经不复存在,面容苍白,浑身是皮,但易布还
是试图和村里的一群人一起慢慢地走。” (Djie, Oey Kwie, 2015:21)

罗泰罗的家人和最亲密的朋友去世后,罗泰罗尽管境况悲惨,但仍然过着自
己的生活。
“在过去的三年里,易布的努力也得到了发展,但在易布看来,进
展非常缓慢。Surjo 经常问他是否可以买更多的烟草,而每次 Yi Bu
的 回 答 几 乎 都 是 同 样 的 句 子 。 不 要 放 弃 ” (Djien, Oey Kwie,
2015:302)

第二段引文显示,泰国 Lo 烟草公司并不是在没有损失的情况下直接
获得最高产量。
基于以上两段引文的分析,研究者将“不绝望”泰洛人物的人格划
分为伴随强势或次要群体的过程。

3.1.5 智者
很多时候泰罗面临的情况需要他做出明智的决定。每当他被一个问题
困扰时,他就会寻找一条真正经过深思熟虑的出路。
“Surjo 先生,我想,如果农民的工作没有报酬, 但是他得到了一
部分收成,那该怎么办呢?” 他们想工作得更好,因为他们觉得自
己是农民,而不是劳动者。苏尔霍先生想了一会儿。“那它是怎么

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


工作的呢,英格,英格?”Surjo 先生问道。” (Djien, Oey Kwie,
2015:173)

易布把利润分成制度告诉了苏尔若先生,他正是图孟公的助手。他
看到布雷比斯地区农民的收成不好。
“他说:“恩科,如果今年没有烟草出售,那么明年用来吃和买种子
的钱都到哪里去了?”“听着,基尔诺爵士,我是来帮忙的,可以把
钱借给基尔诺先生。听到这些,Kirno 先生的脸没有变,他想:“这
个英国人想借钱给你,利息肯定很高。”易卜能猜出柯诺先生的思
维方式。所以他很快补充了一个解释。“基诺先生,这笔贷款没有
利息,但我想要的是,在未来几年里,基诺可以把他的庄稼卖给我,
而不是卖给中间商。”易卜看着基尔诺先生突然变了脸色,似乎不
相信自己听到的,说道。” (Djien, Oey Kwie, 2015:316)

当农民们遇到毛毛虫袭击他们的烟草时,泰罗提出了深思熟虑的态
度。他提供贷款援助,条件是农民必须在今后几年内继续向他出售烟草。

3.1.6 总体存储器

泰罗总是记得他的陶卡教他交易的教导.当他开始卖杂货时,他仍然
能很好地记住单词来自 Encek Oen Kho,他后来成为了他的老师,教授食品
杂货交易的知识。

“易卜还记得他岳父恩实恭 Encek Oen Kho 已故的教诲, 很多人不


卖是因为商品和买家想要的不匹配。” (Djien, Oey Kwie, 2015:88)

对罗泰康的美好回忆也体现在他对员工的建议中,即 Tjoan Kiem。下面的引


用也支持这种解释。

“Tjoan Kiem 如果你想卖东西,最重要的是你必须记住所有你去过


的人、商店或摊位的名字,以及他们说的话。” (Djien, Oey Kwie,
2015:289-290)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.1.7 粗心

罗泰康是一个不仅在贸易问题上

“一丝不苟”的人。然而,他在选择女婿时也很谨慎。当 Swi Hwa


长大, 图孟公的家人申请瑞士国籍嫁给他的儿子,Suryawan。 虽然
泰罗与图文宫的关系非常熟悉,他还是不想选女婿。于是,他让英格
良去调查一下苏拉万的性情究竟如何。 (Djien, Oey Kwie, 2015:519)

在选择承包商维修他刚买的店铺时,也可以看到泰罗的细心。他非
常仔细地关注其中一个承包商会选择的两个承包商的每一个行为和想法。

“ 这个人不想接 受尽可能 多的工 作, 就像装载所有 的后屋 。 ”


(Djien, Oey Kwie, 2015:424)

根据研究人员对上面这句话的分析,可以得出结论,性格是“一丝不苟”的”
属于泰洛的是一种人格形式,从伴随过程到强(次)伴过程。

3.1.8 不能心地坦然

不安是一个人在面对问题或做决定时自控力的弱点。

罗泰康一生中经历过几次坎坷,他的烟草贸易事业也不例外。

“不耐烦”这个词的意思是,罗泰洛总是想在不知道时间的情况下
迅速解决商业事务。”“别着急。要有耐心。这棵树长得很慢,最
后变成了一棵坚固的树,它的根很强壮,叶子也很茂盛,” (Djien,
Oey Kwie, 2015:281)

如果生意没有做成,泰罗总是不冷静。他做事一向拖延时间,从不间断。

“晚上在房间里,易卜着急了,“为什么卖不出去呢?”如果你听故
事,人们似乎很容易。” (Djien, Oey Kwie, 2015:90)

如果他面临一个问题,他将不能安静地睡觉。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


“他最担心的是他的两个儿子,他觉得他们不会成为他的继承人。
过分放纵会增加孩子的时间。” (Djien, Oey Kwie, 2015:570)

泰洛的不安情绪经常困扰着他,他两个儿子的问题让他非常不舒服,以至于
他生病了。

“就像恩斯克,瑞欣和恩斯克,金的死。当他回忆起这一切时,泰
洛对工作的热情开始减退……” (Djien, Oey Kwie, 2015:91)

基于对上述引文的分析,研究人员对“不稳定”人格进行了分类 Oey Thai


Lo 属于弱组流程或主要组流程。

3.1.9 喜欢移动

欧泰罗从不沉默。自从他还住在中国以来,他所做的一切。

“在一家餐厅工作才一个星期,易卜就受到了很多人的喜爱,从厨
师、服务员到收银员,不一而足。” (Djien, Oey Kwie, 2015:24)

被称为总是在移动的人物。泰罗从来不想偷懒,总是有工作要做。

3.1.10 使忙于

所有在附近的人都熟悉欧泰楼 Oey Thai Lo 的忙碌。他总是忙于所


有的贸易事务。

“这句话的意思是:火车晚点到达布雷比斯,通常在下午一点左右到
达, 易布只会在家里停留一会儿,然后她会去仓库听来自Eng Liang
的最新消息。他做生意的热情使它像机器一样运转。” (Djien, Oey
Kwie, 2015:309)

即使有许多雇员帮助他,他也从不呆在家里。研究人员分析了泰国 Lo 作为
一种活跃的活动类型的“忙碌”性格。

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.1.11 容易理解

容易理解的态度是迅速理解传达给他的信息。泰罗喜欢向有经验的人
学习。他没有错过提问的机会亲眼看看种植,加工烟草的过程。

“现在易布开始明白为什么威科先生说收获烟草是不容易的。”
(Djien, Oey Kwie, 2015:113)

研究人员得出结论,这种性格“容易理解”.

3.1.12 阔的视野

胸襟开阔的人总是为未来着想。

“事实上,易卜曾想过搬到贝他维,但他觉得很难。因为,问题是
Siok Hwe 是否想离开 Brebes 和他的商店。这意味着 Swi Hwa 必须
离开学校和他的朋友 。更不用说英格良和他的妻子了。 那Tjoan
Kiem和它的仓库呢?所有这些都必须仔细考虑。简而言之,如果要
实现迁移到巴达维亚的想法,有许多问题需要解决。” (Djien, Oey
Kwie, 2015:356)

他开阔的视野使泰罗总在思考自己行动的后果。然而,他也考虑到了他的家
庭和员工的生活。

“通过这种分配,泰罗的意图是财产不会像那样消散, 然而,为了
让孩子过上幸福的生活,他们得到了一大笔钱 。” (Djien, Oey
Kwie, 2015:572)

他看到了他的儿子, 也就是说,加将无法继续其业务,因为它的秃顶和懒惰
的性质,而澳门是病态的。

他的妻子和忠诚的员工。这就是欧泰罗一直在思考未来的事情。通过对以上
两段引言的分析,研究者得出 Oey Thai Lo 的性格属于积极的群体活动的范
畴。

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


基于以上分析结果,小说《欧泰罗中尉》中出现了欧泰罗七人。以下是十二
种不同性格的 Oey Thai Lo,以及他们的心理素质和每一组。

Oey Thai Lo 的性格


No. 个性 心理素质 团体

1. 值得信赖的金融 情绪的 情绪的


2. 在决定意见时要小心 情绪的 不会感用事
3. 合法范围内诚实 情绪的 不会感用事

4. 在没有绝望 伴奏的过程 强大的伴奏过程


5. 怀斯 伴奏的过程 强大的伴奏过程

6. 好记性 伴奏的过程 强大的伴奏过程


7. 研究 伴奏的过程 强大的伴奏过程
8. 不平静 伴奏的过程 伴奏过程较弱
9. 向前发展 活动 活跃的

10. 忙碌 活动 活跃的
11. 容易理解 活动 活跃的
12. 广阔的视野 活动 活跃的

从表格信息中,研究人员发现 Oey Thai Lo 拥有 12


种性格。研究人员将两者联系起来本文运用海曼人格类型学理论,通过对
Oey Thai Lo 人格品质群体的研究。

在研究人员用海曼的理论发现心理素质后,研究人员知道了主要角
色罗泰康中尉所具有的人格类型。以下是泰罗的主要性格类型。

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Oey Thai Lo 的人格类型学

No. 情绪的 伴奏的过程 活性 类型


1. 情感强烈(在财务上值得信赖) 第二的 活动的 伟大的人民

2. 情感强烈(在财务上值得信赖) ;初级的 活动的 易怒的


3. 情绪脆弱(在决定意见时要小 第二的 活动的 迟钝的
心,在法律上要诚实)
4情绪脆弱(在决定意见时 ;初级的 活动的) 满怀希望
. 心,在法律上要诚实) 的

根据上表的结果,我们可以得出这样的结论:主角 Oey Thai Lo 属于


一种释放型人格伟人、胆汁主义者、粘液主义者和睿智者。释放型人格(伟
人)具有强烈的情感特征、强烈的(二次)伴随过程和积极的活动。这体现在
泰罗的性格上,即在财务上值得信赖,不会很快绝望,聪明,记忆力好,周
密,喜欢搬家,忙碌,永不放弃,容易理解,视野开阔。
其次是胆汁性人格,具有强烈的情感特征,伴随过程(初级)弱,活
动活跃。这体现在泰洛的性格上,他可以信任在财务上,不冷静,喜欢搬家
,很忙,从不放弃,很容易理解,有广阔的视野。

冷漠人格具有弱情感过程、强(次)伴过程和积极活动的特征。泰罗
人格是导致泰罗人格类型的冷静型人格。泰罗人格在决定意见时谨慎,在法
律范围内诚实,不轻易气馁,明智,记性好,深入,感人,不屈,容易理解,
视野开阔。
最后,泰洛所具有的人格类型是多血型,它具有较弱的情感特征、
较弱的伴随过程和较活跃的活动。导致“血腥”的泰罗人格的表现形式是谨
慎地决定意见,在法律术语上诚实,不冷静,感人,永不放弃,容易理解,
视野开阔。

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


从上面的解释中,研究人员得出的结论是,主角 Oey Thai Lo 泰国瞧
了十二个人格类型,即在金融、值得信赖的小心在确定意见,诚实的法律范围
内,不是很快就气馁,聪明,好记忆,彻底,不冷静,移动,忙,从不放弃,容易理
解,和广泛的观点。研究者将主要角色 Oey Thai Lo 的 12 种人格类型与
Heymans 的人格理论联系起来。研究者发现主要角色 Oey Thai Lo 所具有的
四种类型或性格类型分别是:暴躁型、粘液型和多血型。

3.2小说《罗以泰中尉》主要人格发展的激励因素
一个人的性格,有几个因素在他的发展。这些因素来自一个人的内
在和外在。本研究中使用的因素有两类,即遗传(环境)因素和环境(环境)因
素。我从内而外都是一个人。本研究中使用的因素有两类,即遗传(环境)因
素和环境(环境)因素。

3.2.1 遗传因素(特征)
先天因素也被称为影响个人性格的遗传或遗传因素。承载因素与自
然密切相关。大自然是一个人从父母那里继承来的全部潜能。
Oey Thai Lo 的性格受到先天因素的影响,比如流动性强、忙碌、
容易理解和记忆力好。以下是一篇分析引文,展示了罗泰罗动人的个性。的
一个独立的个体。承载因素与自然密切相关。大自然是一个人从父母那里继
承来的全部潜能。
“因为我曾经住在一个只有一个房间的小房子里,一切都必须是干
净的,地板上不应该有任何灰尘,那么易卜工作的仓库也是保持干
净的。”所有进出的物品,包括淘大的杂货和附近农民的次生作物,
都在忙着往仓库里放货或发证。易卜生本人虽然在自己的作品中记
录了进出物品,但却能灵活地帮助他人减少或增加物品。不可避免
的是,在装卸过程中,地板上总会有很多污迹。但有了真心话,一
布立刻把它捡起来,然后扔进了垃圾箱。” (Djien, Oey Kwie, 2015:
5-6)

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


通过对上述引文的分析,研究者得出Oey Thai Lo的性格受到先天因
素的影响。这种个性是每个人的冲动,也是每个人的本性。泰罗智力人格的
发展是一种受先天因素影响的人格,具有良好的记忆力和易于理解的特点。

3.2.2 《Oey Thai Loe》小说因素促进主人公性格的发展


环境因素是所有影响人类自身之外人格的因素。人格与周围环境密
切相关,包括家庭环境和周围的社区环境。家庭环境是对一个人的个性成长
和发展有很大影响的环境。这样,一个人的性格就会遵循他所居住的地方的
特点。受环境等因素影响的Oey Thai Lo的性格在决定意见时非常谨慎,不
轻易气馁、明智、谨慎、永不放弃、视野开阔。
下面是一个引用的例子,它可以被分析为一种受环境因素影响的人格形式。

“…泰洛还记得自己的童年。他的生活非常困难,他没有玩具,他
从来没有吃好。从他的经验出发,他试着先让Add不觉得自己有什么
缺点。因此,罗太全的注意力和感情都倾注在了这个男孩Tambah身
上。” (Djien, Oey Kwie, 2015: 570-571)

几乎整个 Oey Thai Lo 的性格都受到环境因素的影响。这句话是 Oey Thai


Lo 记得他在中国经历的痛苦事件的一个例子。这一事件对罗以太的家庭、
友谊和商业生活产生了巨大的影响。Oey Thai Lo 的态度过于担心孩子的未
来, 以至于过于喜欢他们,这是一种受童年环境因素影响的性格。被灾难
淹没的家庭环境状况激发了他继续工作的热情社会环境对 Oey Thai Lo 性格
的发展也有很大的影响, 其中之一就是他思考和对待简单人的方式。他总
是对如何对待那些比生活简单的人有广泛的看法。
“泰罗不慌不忙地径直走到后门廊。看到他的朋友们在那里吃饭,
泰罗Thai Lo也加入进来,坐在那里挣扎着,不记得自己的官方着装。
他取下正在使用的克里丝,把传家宝放在它旁边。她的腰带松了,
可以自由地坐着,和朋友们吃得很好。农民们摇头称赞泰罗的轻松
态度。有人说:英格还是和以前一样穷。” (Djien, Oey Kwie, 2015:
542)

上面这句话体现了 Oey Thai Lo 的性格,这是一个很宽泛的观点。 影响农


民行为的因素是社会环境因素,即农民经常光顾的环境。农民被指定为朋友,

15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


不仅是烟草贸易伙伴。这就是泰罗如何尊重那些影响他人格的农民。Oey
Thai Lo 是一位知名人士。然而,他仍然过着简朴的生活,从不忘记那些养
育过他的简朴的人们的服务。

16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


第四章结论与建议

4.1 结论

在讨论和研究结果,研究人员发现小说《欧泰罗中尉》中主人公欧
泰罗所经历的12种人格特征。泰洛的性格类型是在财务上值得信赖,在决定
意见时谨慎,在法律界限上诚实,不急于绝望,明智,记性好,谨慎,不冷
静,喜欢搬家,忙碌,永不放弃,容易理解,视野开阔。

在研究者发现 Oey Thai Lo 这个人物所具有的人格类型后,研究者


将所获得的人格类型与 Heymans 的人格心理学理论联系起来,Heymans 的
人格心理学理论将这三种心理品质进行了划分。三种类型的心理素质是情绪、
同伴过程和活动。从三种精神品质中,研究者获得了在泰罗身上发现的人格
类型,即释放型人格、胆汁型人格、粘液型人格和多血型人格。

Oey Thai Lo 人格形成的驱动因素是先天因素和环境因素。Oey Thai


Lo 的携带因素是,他的知识产权足以让他迅速理解他听到或收到的任何东
西。喜欢移动、忙碌的 Oey Thai Lo 的性格也受到了他的性格的影响,他从
小就习惯了不沉默。

下一个因素是环境因素。这一因素在很大程度上影响了泰罗人格的
发展。简单的家庭环境使泰罗成为一个简单的人物,但有一个广阔的前景。
此外,他的家庭所经历的痛苦命运也影响了他的性格,使他继续努力建设未
来,让他的家庭永远幸福。泰罗的社会环境是一个战士和烟农的环境。这使
他参与到烟草的世界中来,过着简单的烟草农民的生活。

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2 建议
1. 希望读者能够增加对文学作品,尤其是小说的欣赏。
2. 通过本研究的结果,希望读者能够获得关于人物性格的重要信息,无
论是正面的还是负面的。此外,读者还应该能够模仿积极的性格,在
日常生活中应用。消极人格作为一种警告或反映,使读者不去模仿它。
3. 读者要运用文学心理学的研究方法来分析人物的人格,就要选择正确
的人格理论,更好地理解人格理论,正确地认识人格理论在文学中的
应用。

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


参考文献

Alex, Sobur. 2003. Psikologi Umum. 【M】Bandung : Pustaka Setia.

Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. 【M】

Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu

Pendekatan Praktik. 【M】 Jakarta : Rineka Cipta.

Ayuningtyas, Niza. 2015. Analisis tokoh Jia Baoyu pada Novel

Hongloumeng karya Cao Xueqin. 【D】Medan : USU.

Azwar, Saifuddin. 2008. Reliabilitas dan Validitas. 【 M 】

Jogjakarta : Pustaka Pelajar Jogja Offset.

Barzun, Jacques. 2000. From Dawn to Decadence. 【 M 】

Perennial : Harper Collins Publishers.

Chaplin, J. P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan

Kartini Kartono). 【M】Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Creswell, J. W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design :

Choosing Among Five Tradition. 【M】London : Sage Publication.

Dilthey, W. 1989. Vol. 1, Introduction to the Human Sciences.

【M】Princeton: Princeton University Press.

Endraswara, Sawardi. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra.

【M】Yogyakarta: Media Pressindo.

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Esterina, Yuli. 2017. Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Drama

Mars Karya Cai Yuexun : Analisis Psikologi Sastra. 【D】Medan:USU.

Fudyartanta, Ki. 2012. Psikologi Kepribadian Paradigma

Filosofis, Tipologis, Psikodinamik dan Organismik- Holistik. 【 M 】

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Groschnek, Margareta .1979. Kinder und Jugendliteratur. 【M】

München : Fink

Hall S. Calvin & Garnder Lindzey.1978. Theory of Personality.

Third Edition. 【M】Canada : John Wiley & Sons, Inc.

Heymans, Gerald. 1948. Inleiding Tot de Speciale Psychologue.

【M】Belanda : De Erven F. Bohn.

Kwie Djien, Oey. 2015. Letnan Oey Thai Lo. 【M】Bekasi : PT.

Tira Pustaka.

Larassati. 2017. Analisis Kepribadian Tokoh Utama pada Film

The Stolen Years berdasarkan Tinjauan Psikologi Sastra. 【D】Medan :

USU.

Milles, Mattew B dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis

Data Kualitatif, Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. 【 M 】

Jakarta : University Indonesia Press.

Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra (Karya Sastra,

Metode, Teori, dan Contoh Kasus). 【M】Jakarta : Yayasan Pustaka

Obor Indonesia.

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. 【M】

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. 【M】

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Purba, Ria Agnesia. 2016. Analisis Tokoh Utama pada Kisah

Dong Zhou 2: Teori Psikoanalisa Sigmun Freud. 【D】Medan : USU.

Ratna, Nyoman Khuta. 2011. Teori, Metode, dan Teknik

Penelitian Sastra. 【M】Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Semi. M. Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. 【 M 】

Bandung : Angkasa Raya.

Sugiyono. 2007. Metode Peneltian Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. 【M】Bandung : Alfabeta.

Supit, Sugar Defri. C. 2017. Analisis Konflik Batin Antar Tokoh


Dalam Novel The Stolen Years Karya Ba Yue Chang An: Pendekatan

Psikologi Sastra. 【D】Medan : USU.

Yusuf Syamsu dan Nurihsan A. Juntika. 2007. Teori

Kepribadian. 【M】Bandung : Remaja Rosdakarya.

21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


致谢
首先我要对安拉感谢给了我身体健康以便我会做好我的论文,我的
大学生活也将结束了。在此,我非常感谢苏北大学中文系系主任和我第一个
导师 Mhd Pujiono 副教授经常抽出宝贵的时间来询问论文的情况。我的第二
个导师,郭余慧老师感谢在中文论文的写作过程中给予我悉心的指导。我还
要感谢苏北大学中文系的老师们,他们在大学生活的几年中给我的无私帮助,
我将终生难忘。

同时,我还要感谢我亲爱的父母和姐姐一直鼓励并支持我。我最亲
爱的同学,多谢你们的帮助而支持。最后,还要感谢所有帮助过我和关心过
我的人。忠心的说一声“谢谢”。

22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai