SKRIPSI
Oleh
Rachmadita Nurazijah
043115007
DEWAN PENGUJI
Pembimbing 1 : Rina Fitriana, M.Hum.
NIK. 1 0800 035 368 ...........................................
Pembimbing 2 : Alo Karyati, M.Pd.
NIK. 1 01130 01609 ...........................................
Pembaca : Helen Susanti, M.Si.
NIK. 1 0107 023 4709 ...........................................
Ditetapkan di : Bogor
Tanggal : Januari 2019
Oleh
ABSTRAK
Nama : Rachmadita Nurazijah
NPM : 043115007
Judul : Analisis Penggunaan Bahasa Sopan dalam Serial
Animasi Hyouka
Dibawah bimbingan : Rina Fitriana, M.Hum., dan Alo Karyati, M.Pd.
Skripsi ini membahas tentang penggunaan ragam jenis bahasa sopan atau dalam
bahasa Jepang disebut keigo, yang dianalisis berdasarkan dengan kondisi, situasi,
usia, dan juga status sosial. Objek dalam penilitian ini adalah susunan pembentuk
kalimat dan hal yang melatarbelakangi penggunaan keigo yang dihubungkan
dengan keadaan sosial masyarakat oleh karakter Chitanda Eru. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif, sumber data pada pembahasan diambil dari
serial animasi Hyouka, buku-buku linguistik, dan kamus. Diantaranya: Minna no
Nihongo II, Linguistik Umum, Pengantar Linguistik Bahasa Jepang,
Sosiolinguistik, dan Kamus Linguistik. Simpulannya adalah penggunaan keigo
yang dituturkan oleh karakter Chitanda ini ada tiga jenis yaitu sonkeigo, kenjougo,
dan juga teineigo. Dan hal yang melatarbelakangi karakter Chitanda tersebut
selalu menggunakan keigo antara lain karena status kedudukan Chitanda yang
memiliki latar belakang keluarga ternama dan cukup berpengaruh di kotanya,
selain itu Chitanda juga merupakan seorang siswi berprestasi di sekolahnya, untuk
menjaga kehormatan dan martabat keluarga, lalu Chitanda ingin menunjukan jati
dirinya sebagai anak satu-satunya dari keluarga bangsawan, dan yang terakhir
adalah rasa tanggung jawab terhadap keluarganya sangat besar. Karena di Jepang,
dengan merendahkan diri dengan bahasa atau perilaku, tidak membuat pembicara
akan dipandang rendah oleh lawan bicaranya, melainkan akan dipandang sebagai
orang yang beretika dan sopan.
This Thesis discusses of the use of various types of polite language or in Japanese
called keigo, which is analyzed based on the condition, situation, age, and also
social status. The object of this research is the sentence-forming composition, and
the background of the used keigo and the background of the use of keigo which is
associated with the social conditions of the community by Chitanda Eru's
character. This research uses a descriptive method, the data source in the
discussion was taken from the animated series Hyouka, linguistic books and
dictionaries. Among them, Minna no Nihongo II, Linguistik Umum, Pengantar
Linguistik Bahasa Jepang, Sosiolinguistik, dan Kamus Linguistik. The use of
keigo, which is spoken by Chitanda characters, are of three types, namely
sonkeigo, kenjougo, and teineigo. And the background to the Chitanda’s
character is always used keigo is because of the social status of Chitanda’s family
is very famous and influential in her city, besides that Chitanda is also an
outstanding student in her school, to maintain the honor and dignity of the
family, and then Chitanda wanted to show her identity as an only child from a
noble family, and the last is the sense of Chitanda’s responsibility towards her
family is very large. Because in Japan, by lowering yourself with language or
behavior, it does not make the speaker be looked down on by the other person,
but will be seen as an ethical and polite person.
Keywords : Keigo, Sonkeigo, Kenjougo, Teineigo, polite language, Chitanda Eru
KATA PENGANTAR
Puji syukur hadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena berkat rahmat, ridha,
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam
semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, dan para sahabatnya, hingga kepada umatnya. Skripsi ini berjudul
Analisis Penggunaan Bahasa Sopan dalam Serial Animasi Hyouka. Skripsi ini
disusun untu memenuhi syarat kelulusan Program Sarjana (S1) Jurusan Sastra
Jepang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan Bogor.
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... i
DAFTAR ISTILAH.......................................................................................... ii
ABSTRAK......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................. vi
DAFTAR ISI...................................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
1.2 Batasan dan Rumusan Masalah.................................................................... 5
1.2.1 Batasan Masalah................................................................................. 5
1.2.2 Rumusan Masalah............................................................................... 5
1.3 Tujuan Masalah............................................................................................ 5
1.3.1 Tujuan Penelitian................................................................................ 5
1.3.2 Manfaat Penelitian.............................................................................. 6
1.3.2.1 Manfaat Teoritis................................................................... 6
1.3.2.2 Manfaat Praktis..................................................................... 6
1.4 Metode Penelitian......................................................................................... 6
1.4.1 Metode Penelitian............................................................................... 6
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data................................................................. 7
1.4.3 Instrumen Penelitian........................................................................... 7
1.4.4 Tahap Penelitian................................................................................. 8
1.5 Sistematika Penulisan................................................................................... 9
BAB 2 KAJIAN TEORI
2.1 Sosiolinguistik.............................................................................................. 10
2.2 Semantik....................................................................................................... 11
2.3 Keigo............................................................................................................ 12
2.3.1 Jenis-jeis Keigo................................................................................... 13
2.3.2 Peran Keigo Dalam Bahasa Jepang.................................................... 18
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Susunan Kalimat Ragam Bahasa Sopan dalam Serial Animasi Hyouka..... 20
3.1.1 Sonkeigo.............................................................................................. 24
3.1.2 Kenjougo............................................................................................. 47
3.1.3 Teineigo.............................................................................................. 62
3.2 Hal yang Melatarbelakangi Karakter Selalu Menggunakan Keigo.............. 67
BAB 4 SIMPULAN........................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 79
SINOPSIS
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Sosiolinguistik
Menurut objek kajiannnya, linguistik dapat di bagi menjadi dua
cabang besar, yaitu linguistik mikro dan linguistik makro. Objek kajian
linguistik mikro adalah struktur internal bahasa itu sendiri yang mencakup
struktur fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikan. Sedangkan objek kajian
lingustik makro adalah bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor di
luar bahasa seperti faktor sosiologis, psikologis, antropologi, dan neurologi.
Pada umumnya yang dibicarakan oleh buku-buku tata bahasa
tradisional dalam bab sintaksis hanyalan satuan yang kita sebut kalimat.
Menurut (Chaer, Abdul:2015) mengatakan bahwa kalimat adalah susunan
kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Kalimat juga
merupakan satuan yang langsung digunakan dalam berbahasa, maka para tata
bahasawan tradisional biasanya membuat definisi kalimat dengan mengaitkan
peranan kalimat itu sebagai alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang
akan disampaikan.
Sosiolinguistik adalah antardisipin yang menghubungkan antara
pengguna bahasa dengan budaya yang mempengaruhinya. Pada intinya,
sosiologi adalah kajian yang objektif mengenai manusia di dalam masyarakat,
mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat,
sedangkan pengertian linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa
atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu
antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan pengguna
bahasa itu di dalam masyarakat (Chaer, 2004:2).
Sosiolingusitik menurut Kridalaksana (1993:156), sosiolinguistik
adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan dan saling berpengaruh
antara perilaku bahasa dan perilaku sosial. Perbedaan budaya, umur, jenis
kelamin, latar belakang suku bangsa, pendidikan, kasta, dan sebagainya bisa
menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan pilihan-pilihan
berbahasa. Pandangan sosiolinguistik terhadap bahasa dapat dilihat dari
fungsi-fungsi bahasa melalui sudut pandang penutur, pendengar, topik, kode,
dan amanat pembicaraan.
2.2 Sintaksis
Di dalam tata bahasa lingusitik morfologi dan sintaksis saling
berhubungan. Kata merupakan satuan terbesar dalam tataran morfologi,
sedangkan satuan terkecilnya adalah morfem. Berbeda dengan tataran
sintaksis yang dimana, kata merupakan satuan terkecil. Kata sebagai satuan
sintaksis, dan unsur-unsur pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar adalah
frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Morfologi dan sintaksis bersama-sama
dengan sintaksis, merupakan tataran ilmu bahasa yang disebut ilmu bahasa
atau gramatika.
Sintaksis merupakan bidang tataran linguistik yang secara tradisional
disebut dengan tata bahasa atau gramatika. Sintaksis membicarakan kata
dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsur-unsur lain sebagai suatu
ujaran. Hal ini sesuai dengan asal-usul kata sintaksis itu sendiri, yang berasal
dari bahasa Yunani, yaitsu sun yang berarti ‘dengan’ dan kata tattein yang
berarti ‘menempatkan’. Jadi secara etimologi, istilah itu berarti, menempatkan
bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat (Chaer,
2015:206). Secara umum, struktur sintaksis itu terdiri dari susunan subjek (S),
predikat (P), objek (Objek), dan keterangan (K). Menurut Vehaar (1978)
fungsi-fungsi sintaksis itu yang terdiri dari unsur-unsur S, P, O, dan K itu
merupaka ‘kotak-kotak kosong’ atau ‘tempat-tempat kosong’ yang tidak
mempunyai arti apa-apa karena kekosongannya. Tempat-tempat kosong itu
akan diisi oleh sesuatu yang berupa kategori dan memiliki peranan tertentu.
Menurut Kridalaksana (2008:223) sintaksis adalah pengaturan dan
hubungan antarkata, atau dengan satuan-satuan yang lebih besar, atau antara
satuan-satuan yang lebih besar dalam baasa. Satuan terkecil dalam bidang ini
adalah kata, sedangkan menurut Sutedi (2003:61), sintaksis merupakan
cabang linguistik yang mengkaji tentang struktur dan unsur-unsur pembentuk
kalimat. Dalam bahasa Jepang, sintaksis disebut tougoron ‘ 統 語論 ’ atau
sintakusu ‘シンタクス’.
2.3 Keigo
Pada umumnya setiap bahasa pasti memiliki berbagai macam ragam
bahasa. Bahasa Jepang memiliki banyak ragam bahasa yang dilatarbelakangi
oleh faktor usia yaitu ragam bahasa sopan yang dalam bahasa Jepang disebut
dengan keigo ( 敬 語 / け い ご ) atau ragam bahasa hormat. Dalam bahasa
Jepang terdapat ragam bahasa hormat yang terkadang harus digunakan ketika
sedang berbicara dengan lawan bicara yang usianya lebih tua atau derajatnya
lebih tinggi. Di Jepang, dengan merendahkan diri dengan bahasa atau
perilaku, tidak membuat pembicara akan dipandang rendah oleh lawan
bicaranya, melainkan akan dipandang sebagai orang yang beretika atau sopan.
Apabila dilihat dari cara penulisannya dengan huruf kanji, kata keigo
terdiri dari dua kanji, yaitu 「 敬 ‘ kei’ 」 (Nelson, 1994:495) dan 「 語
‘ go’ 」 (Nelson, 1994:832). Kedua kanji tersebut dibaca dengan cara on
yomi (cara baca Cina). 「敬 ‘ kei’」apabila dibaca dengan cara baca kun
yomi (cara baca Jepang) adalah uyamau yang memiliki arti ‘menghormati,
memuja-muja, memuliakan’. Sementara kanji 「語 ‘ go’」apabila dibaca
dengan cara kun yomi adalah kataru yang berarti ‘bicara, bercerita’.
Pemakaian keigo (ragam bahasa hormat) menjadi salah satu karakteristik
bahasa Jepang. Ungkapan kebahasaan serupa keigo tidak tampak di dalam
bahasa Indonesia. Oleh karena itu, tidak sedikit pembelajar bahasa Jepang
yang berbahasa ibu bahasa Indonesia merasa sulit manakala mempelajari atau
memakai keigo (Sudjianto, 1999:146). Secara singkat, Terada Takano
menyebut keigo sebagai bahasa yang mengungkapkan rasa horma terhadap
lawan bicara atau orang ketiga (Terada, 1984:238). Sedangkan (Nomura,
1992 : 54) mengatakan bahwa keigo adalah istilah yang merupakan ungkapan
kebahasaan yang menaikkan derajat pendengar atau orang yang menjadi
pokok pembicaraan. Dan menurut (Ogawa, 1989:227), keigo adalah
ungkapan sopan yang dipakai pembicara atau penulis dengan
mempertimbangkan pihak pendengar, pembaca, atau orang yang menjadi
pokok pembicaraan (Sudjanto & Dahidi, Ahmad, 2009:189). Dan Naoko
Tashio (dalam Sudjianto, 1999:149) menjelaskan bahwa keigo ditentukan
dengan parameter sebagai berikut :
1. Usia tua atau muda, senior atau junior
2. Status atasan atau bawahan, guru atau murid
3. Jenis Kelamin pria atau wanita (wanita lebih banyak
menggunakan keigo)
4. Keakraban orang dalam atau orang luar (terhadap
orang luar memakai keigo)
5. Gaya Bahasa bahasa sehari-hari, ceramah, perkuliahan
6. Pribadi atau Umum rapat, upacara, atau kegiatan apa
7. Pendidikan berpendidikan atau tidak (yang berpendidik-
an lebih banyak menggunakan keigo)
b. Memakai verba bantu reru setelah verba golongan satu dan memakai
verba bantu rareru setelah verba golongan dua, seperti :
Kakareru : kaku ‘menulis’
Ukerareru : ukeru ‘menerima’
Taberareru : taberu ‘makan’
3. Teineigo (丁寧語/ていねいご)
Teineigo ( 丁 寧 語 / て い ね い ご ) adalah cara bertutur kata
dengan sopan santun yang digunakan oleh pembicara dengan slaing
menghormati atau menghargai perasaan masing-masing (Hirai, 1985:131).
Oishi Shotaroo (dalam Bunkachoo, 1985:28) menyebut teineigo dengan
istilah teichoogo yaitu keigo yang secara langsung menyatakan rasa hormat
terhadap lawan bicara (dengan pertimbangan yang khusus terhadap lawan
bicara). Pemakaian teineigo sama sekali tidak ada hubungannya dengan
menaikkan atau menurunkan derajat seseorang yang dibicarakan (Sudjanto &
Dahidi, Ahmad, 2009:194).
Berbeda dengan sonkeigo dan kenjougo, teineigo dinyatakan
dengan cara sebagai berikut :
a. Memakai verba bantu desu dan masu, seperti pada kata :
Ikimasu : iku ‘pergi’
Tabemasu : taberu ‘makan’
Hon desu : hon da ‘buku’
Kirei desu : kirei da ‘cantik, indah, bersih’
1. Menyatakan Penghormatan
Mengenai hal ini tidak perlu dijelaskan lagi, karena peran keigo ini
dapat dikatakan merupakan dasar keefektifan keigo. Lawan bicara yang
dihormati adalah atasan atau orang yang posisinya tinggi secara sosial,
tetapi sudah tentu di dalamnya termasuk orang-orangn yang berdasarkan
pada hubungan manusia yang berada dalam bidang perdagangan dan
bisnis.
4. Menjaga Martabat
Keigo pada dasarnya mennyatakan penghormatan terhadap lawan bicara
atau orang yang dibicarakan. Tetapi dengan dapat menggunakan keigo
secara tepat dapat juga menyatakan pendidikan atau martabat
pembicaranya.
Episod
Data Jenis Sonkeigo
e
- Tokoro de sochira wa o-tomodachi desu ka?
1
- Oreki-san, kochira wa?
2 - Dou iu go-kankei nan desu ka?
- Donata ka irasshaimasen ka?
- Kyounen, Manninbashi-san no otaku de o-sugata wo
3
mikaketeita mono desu kara.
- Dewa, dewa sono bunshuu wa gozonji desu ka?
- O-suki na tokoro ni suwatte kudasai.
- Dewa, watashi no setsumei wo ichi ji tori sageni shimasu node,
4
Mayaka-san no setsumei wo kikasete kudasai.
- Douzo meshi agatte kudasai.
- Sensei, oji ga naze koten bu no bunshuu wo “Hyouka” to
5
nadzuketa no ka, sensei wa gozonji desu ka?
6 _
- Totsuzen nan desu ga, Oreki-san no one-san wa donna kata
desu ka?
7
- Dou sareta ndesu ka?
- Kayo-san chotto ii desu ka?
- Iie, tada ano kyakuhon wo kakareta kata ga dono youna kata
8
datta no ka, kininaru dake desu.
9 _
10 _
11 _
12 _
13 - Kaho-san! Juumonji no oji-sama wa sono ba ogenki desu ka?
14 _
15 _
16 _
17 _
18 _
19 _
20 _
21 _
22 - Totsuzen desu ga, asatte nani ka go-yotei ga arimasu ka?
Episod
Data Jenis Kenjougo
e
1 - Watashi koten bu ni haitta node, go-aisatsu ni ukagatta ndesu.
2 - Douzo, ie no itadakimono desu. Suki ni tsumande kudasai.
- Anou, Ibara-san o-kikishitai koto ga aru ndesu ga.
- O-yobitateshite, sumimasen.
3 _
4 _
5 - Jja, Itoigawa-sensei ni o-hanashi wo ukagaeba...
6 _
- Rei no kubitsuri no kage wo shirabete iru ndesu. Nana go
7
shitsu wo misete itadakitai ndesu ga...
8 _
9 _
10 _
11 _
12 _
- Sore de, Irisu-san no tokoro ni go-soudan ni ikou to shitai
13 ndesu kedo, tadoritsukenakute...
- O-tema wo torasete sumimasen deshita.
14 _
15 _
16 _
17 _
18 _
- Oreki-san moshi yokattara oji no o-senkou wo agete
19
itadakemasenka?
- Kotoshi mo, douzo yoroshiku onegai itashimasu.
20 - Chichi kara osake wo azukatte orimasu. Douzo o-same
kudasai.
21 _
- Anou, Oreki-san, ikinari go-meiwaku na no wa
22 juujuushouchi nan desu ga, douka kasa wo motte kuremasen
ka?
Episod
Data Jenis Teineigo
e
1 _
2 _
3 _
4 _
5 _
- Yamete kudasai tteba!
6
- Mou shirimasen!
- Sugoku kimochi yokatta desu.
7
- Hai, yoku nemuremashita.
8 _
9 _
10 _
11 _
- Ikemasen!! Ikemasen!! Ikemasen!! Kyoumi wo hikareru tabi
ni tachidomatte itta no dewa, chittomo yakubari ga hatasenai
12 janai desu ka?
- Mae shika mienaku naru megane ga doko ka ni ochitai mono
deshou ka?
13 _
14 _
15 _
16 _
17 _
18 _
19 _
20 - O-sake desu.
21 _
22 _
Episode 1
Data (1)
Percakapan berikut ini terjadi di dalam ruang kelas tak terpakai yang nantinya
akan digunakan sebagai ruangan klub sastra klasik. Saat itu Chitanda Eru
bertanya kepada Oreki Houtarou mengapa dia bisa terkunci di dalam ketika
Oreki ingin masuk ke dalam ruangan tersebut. Karena seingat Chitanda, saat
dia masuk ke dalam, ruangan tersebut tidak terkunci. Dan tak lama setelah itu,
Chitanda menyadari dibalik pintu ruangan tersebut ada seseorang yang
sedang menguping, yang tak lain adalah Fukube Satoshi, sahabat Oreki.
千反田 : 閉まってたって そのドアがですか。
折木 : そうだが。
千反田 : ということは 私は閉じ込められていたってことですね。
折木 : お前が鍵をかけたんだろう? 内側から。
千反田 : そんなことはしていません!
折木 : だが鍵は俺が持ってる お前以外に誰がロックでき
るんだ。
千反田 : ところで そちらはお友達ですか。
折木 : 里志!
Data (2)
Situasi ini terjadi setelah Chitanda Eru menyadari keberadaan Fukube Satoshi
yang sedang menguping pembicaraannya dengan Oreki Houtarou di belakang
pintu ruangan klub sastra klasik. Saat itu juga Oreki memanggil Fukube, dan
memperkenalkan sahabatnya tersebut kepada Chitanda.
折木 : すまんな こいつはこういうやつなんだ。
福部 : 「ジョークは即興に限る 禍根を残せば嘘
になる」ってね。これ僕のモットー。
千反田 : 折木さん こちらは?
折木 : こいつは福部里志 似非粋人だ。
千反田 : 似非?
福部 : うまい ナイスな紹介だよ 奉太郎。
Episode 2
Data (1)
Percakapan berikut ini terjadi antara Chitanda Eru dengan Oreki Houtarou
ketika mereka berdua melihat teman lama Oreki yaitu Ibara Mayaka dan
Fukube Satoshi, sedang berdebat mengenai Fukube yang mengangap sepele
masalah perasaan cinta Ibara terhadapnya, saat mereka semua bertemu di
perpustakaan sekolah.
伊原 : 大体福ちゃん。私の気持ちを知っててよくそんな冗談が
言えるわね。
福部 : ああ ごめんね摩耶花 傷ついちゃった。
伊原 : またそうやって冗談めかしてごまかすんだから。ほんと
いい加減にしてよね!
千反田 : どういうご関係なんですか。
折木 : 中学の頃から里志に惚れてるんだ。
Episode 3
Data (1)
Percakapan berikut ini terjadi ketika Chitanda Eru, Ibara Mayaka, dan Oreki
Houtarou sedang ingin mencari buku antologi klub sastra klasik di ruangan
yang dulu digunakan oleh anggota klub tersebut, yang saat ini ruangan itu
telah digunakan oleh klub mading. Saat itu pintu ruangan terkunci dan tidak
dapat dibuka.
千反田 : あれ 開きませんよ。どなたかいらっしゃいませんか。
遠垣内 : いやーすまない 鍵を掛けてた。わが壁新聞部に入部希
望かな。
千反田 : いいえ 違います。
Data (2)
Situasi ini terjadi ketika Tougaito bertanya kepada Chitanda mengapa dia bisa
mengetahui namanya yang bahkan menurutnya, mereka sama sekali belum
pernah saling bertemu. Lalu, Chitanda menjelaskan alasannya, karena dia
pernah melihat sosok Tougaito ketika berada di kediaman Manninbashi saat
tahun lalu.
千反田 : 去年 万人橋さんのお宅でお姿を見掛けていたものです
から。
遠垣内 : 万人橋の家で。待てよ もしかして神田の千反田さん。
千反田 : はい。父がお世話になっています。
遠垣内 : いや こちらこそ。そうか 千半田の。。。
Data (3)
Situasi percakapan dibawah ini terjadi ketika Chitanda sedang menanyakan
kepada Tougaito mengenai buku antologi terdahulu milik klub sastra klasik
yang sedang mereka cari, dan menurut informasi yang Chitanda peroleh,
buku antologi tersebut berada di ruangan yang saat ini digunakan oleh klub
mading di sekolahnya.
千反田 : 実はこの生物準備室に、古典部の文集のバックナンバー
が保管されていると聞いて来たんです。ここは以前古典
部の部室だったそうですね。
遠垣内 : 俺が一年の頃はそうだったかな。
千反田 : では ではその文集はご存知ですか。
遠垣内 : いや、ないね。
Chitanda : Aku dengar di ruang peralatan biologi ini ada buku antologi
klub sastra klasik. Ruang ini dulunya adalah ruang klub sastra
klasik, bukan?
Tougaito : A-ah, saat aku masih kelas satu, sepertinya memang begitu.
Chitanda : Apakah kau tahu buku antologi itu?
Tougaito : Tidak, nggak tahu.
(Hyouka, 00:13:24)
Pemakaian kata sonkei ‘otaku’ yang digunakan oleh Chitanda pada data
(2) ini menunjuk kepada ‘rumah’ kediaman keluarga Manninbashi, namun
pada kata tersebut lebih terfokuskan kepada ‘keluarga Manninbashi’.
Pemilihan kata ‘otaku’ yang digunakan Chitanda ini pun diikuti dengan
penambahan afiks –san ketika dia menyebutkan nama ‘keluarga
Manninbashi’, hal tersebut dilakukannya agar memiliki kesan yang lebih
sopan terhadap pelaku yang saat itu sedang ia bicarakan dengan lawan
bicaranya, Tougaito. Chitanda juga menambahkan awalan ‘o’ didepan kata
‘sugata’ ketika menunjuk kepada sosok Tougaito, yang status merupakan
kakak tingkatnya di sekolah. Dan pada data (3), Chitanda juga memilih kata
‘gozonji’ yang merupakan bentuk khusus tuturan sonkei yang artinya ‘tahu’
ketika bertanya kepada Tougaito.
Dari percakapan tersebut, dapat dilihat bahwa keluarga Chitanda,
termasuk Chitanda Eru sendiri, memiliki hubungan uchi dengan keluarga
Manninbashi maupun dengan keluarga Tougaito. Meskipun begitu, Chitanda
tetap menggunakan tuturan sonkei pada kalimatnya, karena pada umumnya
sonkeigo digunakan untuk meninggikan lawan bicara, atau orang ketiga,
pelaku yang sedang dibicarakan dengan lawan bicaranya.
Episode 4
Data (1)
Situasi ini terjadi ketika Oreki, Fukube, dan Ibara pergi berkunjung ke rumah
kediaman keluarga Chitanda untuk menyelidiki kasus yang terjadi pada
paman Chitanda yang dulunya juga seorang siswa di sekolah yang sama
dengan mereka berempat pada empat puluh lima tahun lalu. Yang dimana
kasus tersebut juga menyangkut tentang klub sastra klasik pada waktu itu.
Ketika itu, Oreki dan Fukube baru saja tiba di rumah Chitanda, dan Chitanda
pun langsung mengantar mereka berdua ke tempat dimana nantinya mereka
akan berdiskusi.
千反田 : いらっしゃい。お待ちしていました。
福部 : お邪魔します。
千反田 : どうぞ こちらです。お好きな所に座ってください。
伊原 : 遅かったわね!
Data (2)
Situasi ini terjadi ketika Chitanda, Ibara, Oreki, dan Fukube sedang
berdiskusi tentang kasus yang terjadi pada paman Chitanda empat puluh lima
tahun yang lalu. Saat itu Ibara tiba-tiba berbicara, meminta maaf kepada
Chitanda yang saat itu telah selesai menjelaskan hipotesisnya mengenai kasus
tersebut kepada ke tiga temannya, karena laporan yang dikumpulkan Ibara
tidak sesuai dengan hipotesis yang Chitanda jelaskan.
伊原 : チ―ちゃん ごめん。
千反田 : どうしたんですか 突然。
伊原 : 私の資料だと ちーちゃんの説が成り立たないの。次が
私の番だから どこまで話したらいいか分かんなくて。
千反田 : では 私の説を一時取り下げにしますので、摩耶花 さん
の説を聞かせてください。
Data (3)
Situasi ini terjadi ketika Chitanda menyajikan sebuah buatannya sendiri untuk
ke tiga temannya yang berkunjung ke rumahnya, untuk berdiskusi tentang
kejadian yang menimpa pamannya saat empat puluh lima tahun yang lalu.
千反田 : お待たせしました。
伊原 : ありがとう ちーちゃん。
千反田 : いえ。梅と昆布と高菜があります。どうぞ召し上がって
ください。
福部 : いただきまーす。
Chitanda : Omataseshimashita.
Ibara : Arigatou Chii-chan.
Chitanda : Ie. Ume to konbu to takana ga arimasu. Douzo meshi agatte
kudasai.
Fukube : Itadakumaasu.
Episode 5
Data (1)
Percakapan ini terjadi ketika Chitanda, Oreki, Ibara, dan Fukube sedang
memastikan teori yang diperoleh Oreki dari hasil diskusi mereka saat di
rumah kediaman Chitanda sebelumnya mengenai hal apa yang terjadi kepada
paman Chitanda empat puluh lima tahun yang lalu kepada salah satu guru,
pustakawati, dan yang dahulunya juga merupakan seorang siswi sekaligus
teman dari paman Chitanda tersebut di sekolahnya.
千反田 : 先生、伯父がなぜ古典部の文集を「氷菓」と名づけたの
か、先生はご存知ですか。
糸魚川 : いいえ、その名前は退学を予感した関谷さんが、珍しく
無理を通して決めた名前なのよ。自分にはこれくらいし
かできないって言ってね。でも、ごめんなさいね、意味
はよくわからないの。。。
Episode 7
Data (1)
Situasi percakapan dibawah ini, terjadi ketika Chitanda dan Oreki sedang
dalam perjalan menuju ke pemandian air panas terdekat dari penginapan.
Saat itu Chitanda tiba-tiba bertanya kepada Oreki mengenai kakak
perempuannya.
千反田 : 突然なんですが、折木さんのお姉さんはどんな方です
か。
折木さ : 本当に突然だな。そう言えば千反田は一人っ子だったか。
姉貴か。いろんな意味で変わり者だし、いろんな意味で
優秀だな。どうもあいつにはどの分野でも勝てる気がせ
ん。
千反田 : ああ。。。
折木さ : もっとも 勝ちたいと思ったこともないけどな。
Data (2)
Percakapan ini terjadi ketika Chitanda, Ibara, Fukube, dan salah satu adik
sepupu Ibara yaitu Zenna Rie, sedang bercerita tentang rumor yang
mengatakan bahwa ada hal mistis yang terjadi di gedung sebelah penginapan
mereka.
梨絵 : そんなことがあってから、七号室に泊まったお客さんが
ね、この部屋には何かいる、夜中に影が浮かんでくるっ
て。そして九人目に泊まったお客さんがね。。。
千反田 : どうされたんですか。
梨絵 : 夜のうちに急な病気で死んじゃったの!
千反田 : そんな。。。
福部 : そう来なくちゃ!!
伊原 : やめなさいって!
Rie : Sonna koto ga atte kara, nana go shitsu ni tomatta okyaku-san
ga ne, kono heya ni nani ka iru, yo naka ni kage ga ukande
kuru tte. Soshite kyuu nin me ni tomatta okyaku-san ga ne...
Chitanda : Dou sareta ndesu ka?
Rie : Yoru no uchi ni kyuu na byouki de shinjatta no!
Chitanda : Sonna...
Fukube : Sou konakucha!!
Ibara : Yamenasai tte!
Rie : Sejak saat itu, banyak tamu yang menginap di kamar tujuh
melaporkan bahwa mereka sering merasa aneh tiba-tiba, seolah
ada bayangan disana. Lalu pengunjung ke sembilan yang
menginap disana, dia tiba-tiba...
Chitanda : Apa yang terjadi padanya?
Rie : Pada malam hari tiba-tiba dia terserang penyakit dan
meninggal!
Chitanda : Tidak mungkin...
Fukube : Akhirnya dia datang juga!!
Ibara : Sudah kubilang, berhenti menakut-nakuti!
(Hyouka, 00:10:43)
Situasi percakapan yang terjadi pada data (2) ini menunjukkan mereka
yang sedang dalam keadaan serius, karena Chitanda, Ibara, Fukube, dan Rie
sedang bercerita tentang rumor yang menyeramkan yang terjadi pada gedung
sebelah penginapan mereka. Namun situasi tersebut bukanlah merupakan
sebuah situasi yang formal. Dalam kalimatnya, Chitanda menuturkan verba
sonkei ‘rareru’ golongan tiga pada kata ‘sareru’ yang berasal dari ‘shimasu’
yang berarti ‘terjadi’. Verba ‘sareta’ tersebut ditujukan Chitanda kepada
orang ketiga yang sedang mereka bicarakan sata itu yaitu si ‘pengunjung ke
sembilan’. Chitanda menggunakan verba sonkei tersebut untuk menghormati
orang tersebut karena dalam cerita yang disampaikan oleh Rie, orang tersebut
sudah meninggal. Selain itu, alasan yang lainnya adalah Chitanda tidak
memiliki hubungan dan tidak mengenali orang tersebut.
Data (3)
Situasi ini terjadi ketika Chitanda dan Oreki tengah menyelidiki kasus yang
terjadi saat malam kemarin, mengenai rumor hantu bayangan tergantung di
penginapan tempat mereka menginap. Di tengah penyelidikan, Chitanda dan
Oreki bertemu dengan salah satu adik sepupu Ibara yang satunya yaitu Zenna
Kayo di kamar nomor tujuh tersebut.
折木 : なあ!
嘉代 : はい。なんですか。
折木 : 頼む。子供は苦手だ。
千反田 : はい。嘉代さん、ちょっといいですか。私たち本館に入
りたいんですけど。。。
Oreki : Naa!
Kayo : Hai. Nan desu ka?
Oreki : Tanomu. Kodomo wa nigatte da.
Chitanda : Hai. Kayo-san chotto ii desu ka? Watashitachi honkan ni
hairitai ndesu kedo...
Oreki : Hei!
Kayo : Iya, ada apa?
Oreki : Tolong, ya. Aku tidak mahir berurusan dengan anak kecil.
Chitanda : Baiklah. Kayo-san, boleh kesini sebentar? Kami berdua ingin
masuk ke dalam penginapan lama di sebrang.
(Hyouka, 00:15:40)
Sama seperti dengan data (2) yang terdapat pada episode 4 yang sudah
dibahas sebelumnya, pada data (3) ini pun menjelaskan tentang cara
memanggil Chitanda kepada Kayo. Zenna Rie dan Zenna Kayo merupakan
saudara kembar yang saat ini sedang duduk di bangku kelas enam sekolah
dasar. Dalam konteks ini, Chitanda tetap berusaha terasa lebih akrab dengan
Kayo yang baru saja dikenalnya dengan memanggil nama depan Kayo.
Namun Chitanda tetap menggunakan akhiran ‘–san’ saat memanggil nama
Kayo, sama persis seperti cara Chitanda memanggil nama Ibara, meskipun
usia Kayo berbeda jauh dibawah Chitanda.
Episode 8
Data (1)
Situasi percakapan ini terjadi ketika klub sastra klasik yang beranggotakan
Chitanda, Oreki, Ibara, dan Fukube ini dimintai tolong oleh klub perfilm-an
untuk memecahkan masalah dalam pembuatan film mereka yang bergenre
misteri yang belum rampung. Saat itu Chitanda bertanya kepada Eba Kurako,
mengenai si pembuat naskah film ini yaitu Hongou.
千反田 : 江波さんは本郷さんと親しかったんですか。
江波 : どうしてですか。
千反田 : いいえ、ただあの脚本を書かれた方がどのような方だっ
たのか、 気になるだけです。
江波 : 本郷は生真面目で注意深く、責任感が強くて、馬鹿みた
いやさしく、脆い。私の親友です。
Episode 13
Data (1)
Situasi percakapan ini terjadi ketika Chitanda sedang merasa kebingunan
untuk mencari solusi mengenai tempat untuk menjual buku antologi klub
sastra klasik yang sedikit mengalami kesalahan jumlah yang harusnya dijual.
Saat itu secara kebetulan Chitanda bertemu dengan temannya yakni Juumonji
Kaho.
かほ : エル!
千反田 : は、かほさん!
かほ : 久しぶり。
千反田 : 十文字のおじ様はそのばお元気です。
かほ : もうすっかりね。
Kaho : Eru!
Chitanda : Ah, Kaho-san!
Kaho : Hisashiburi.
Chitanda : Juumonji no oji-sama wa sono ba ogenki desu ka?
Kaho : Mou sukkari ne.
Kaho : Eru!
Chitanda : Ah, Kaho-san!
Kaho : Lama tidak jumpa, ya.
Chitanda : Apakah ayahmu sehat ?
Kaho : Terlalu sehat.
(Hyouka, 00:08:36)
Sama seperti pada data sebelumnya yang sudah dibahas mengenai cara
memanggil dan penggunaan akhiran pada saat menyebutkan nama seseorang,
konteks yang terdapat pada data (1) ini terjadi ketika festival kebudayaan
tengah berlangsung di sekolah Chitanda. Chitanda kembali menggunakan
akhiran ‘-san’ ketika memanggil nama Kaho, sama seperti cara dia
memanggil nama Ibara dan juga Kayo pada data sebelumnya yang sudah
dibahas. Tidak seperti Kaho yang memanggil Chitanda hanya dengan
memanggil nama depannya saja yaitu ‘Eru’.
Selain itu, Chitanda juga menambahkan akhiran ‘-sama’ yang tingkat
kesopanannya lebih tinggi dibandingkan dengan ‘-san’ ketika menyebutkan
ayah Kaho yaitu ‘oji-sama’. Apabila Chitanda tidak menggunakan akhiran ‘-
san’ pada saat menyebutkan nama Kaho, hal itu memungkinkan Chitanda
untuk menambahkan akhiran ‘-san’ pada saat menyebut ayahnya Kaho.
Karena apabila Chitanda menggunakan akhiran’-san’ ketika menyebutkan ke
dua nama orang tersebut, membuat kedudukan antara Kaho dan ayahnya
terlihat sama, padahal sangat berbeda.
Keluarga Chitanda dengan keluarga Juumonji merupakan sama-sama
keluarga yang ternama di kotanya dan keluarga mereka sangat dekat satu
sama lain, yang berarti bahwa Chitanda dan Kaho memiliki hubungan uchi.
Akan tetapi meskipun begitu, tuturan Chitanda kepada Kaho sangat berbeda
dengan Kaho kepada Chitanda. Chitanda bertutur sopan seakan situasinya
sedang formal, sedangkan Kaho terlihat begitu santai saat berbicara dengan
Chitanda karena mereka memang memiliki hubungan uchi.
Episode 22
Data (1)
Situasi yang terjadi pada percakapan di bawah ini adalah ketika Chitanda
bertanya kepada Oreki melalui via telepon, apakah besok lusa Oreki memiliki
rencana untuk pergi atau tidak, karena Chitanda ingin meminta tolong kepada
Oreki untuk membantu ikut serta dalam acara festival hinamatsuri yang akan
diadakan di kuil dekat rumah kediaman Chitanda.
折木 : 折木です。
千反田 : もしもし 千反田です。お休みのところすみません。
折木 : おお。。。
千反田 : 突然ですが 明後日何かご予定はありますか。
折木 : いや。
千反田 : よかった。。。
Episode 1
Data (1)
Percakapan di bawah ini terjadi saat Chitanda tak sengaja bertemu dengan
Oreki untuk pertama kalinya di ruang kelas kosong yang nantinya akan
digunakan sebagai ruang klub oleh klub sasta klasik di sekolahnya. Oreki
bertanya kepada Chitanda mengapa dia berada di dalam ruang kelas itu.
折木 : あ それで千反田さん なぜこの部屋に。
千反田 : はい. 私古典部に入ったので ご挨拶に伺ったんです。
折木 : 古典部に。なんでまた。
千反田 : 一身上の都合がありまして 折木さんは。
折木 : いや 部員がいるなら大いに結構。
Episode 2
Data (1)
Percakapan ini terjadi ketika Chitanda dan Oreki untuk pertama kalinya
berkumpul di ruang klub sastra klasik setelah sebelumnya mereka telah
bertemu di ruangan yang sama dengan Fukube. Saat itu Chitanda
menyuguhkan cemilan untuk dinikmati anggota klubnya.
千反田 : こんにちは。
折木 : よう!
千反田 : どうぞ。家の頂き物です。 好きに摘まんでください。
折木 : サンキュー。
Chitanda : Konnichiwa.
Oreki : You!
Chitanda : Douzo. Ie no itadakimono desu. Suki ni tsumande kudasai.
Oreki : Sankyuu.
Data (3)
Percakapan ini terjadi ketika Chitanda masuk ke dalam cafe dengan tergesa-
gesa setelah tadi pagi dia menelepon Oreki, dan memintanya untuk bertemu
karena ada hal penting yang ingin dia bicarakan.
千反田 : お呼びたてして すみません。
折木 : それで 何か用だったか。
千反田 : はい?
折木 : 何のためにこの店まで呼び出したのかって聞いてる
んだ。
Episode 5
Data (1)
Situasi percakapan dibawah ini terjadi ketika Oreki meminta kepada seluruh
anggota klub sastra klasik yakni Chitanda, Ibara, dan Fukube, untuk ikut
bersamanya bertemu dengan seseorang yang menurutnya adalah kunci dari
teka teki yang selama ini mereka selidiki mengenai hal yang terjadi pada
paman Chitanda saat empat puluh lima tahun yang lalu.
折木 : 前にも言ったが、きらめきばかりは運が絡むからな。そ
れで千反田に解剖されてはたまらん。
千反田 : じ じゃ 糸魚川先生にお話を伺えば、
折木 : 45 年前のことは分かる。何であれが英雄譚じゃなかった
のか。何であんな表紙なのか。何で氷菓なんて奇妙なタ
イトルなのか。そして、お前の伯父のことも。
Episode 7
Data (1)
Percakapan dibawah ini terjadi ketika Chitanda sedang meminta tolong
kepada saudara kembar Zenna Rie, yaitu Zenna Kayo, yang juga merupakan
sepupu dari Ibara, untuk membukakan pintu kamar nomor tujuh di
penginapan sebelah tempat dimana Chitanda dan Oreki akan menyelidiki
kasus misteri yang terjadi disana.
千反田 : 嘉代さんちょっといいですか。私たち本館に入りたいん
ですけど、
嘉代 : 本館に、どうしてですか。
千反田 : 例の首吊りの影のことを調べているんです。七号室を見
せていただきたいんですが。。。
嘉代 : ごめんなさい、今はだめなんです。お姉ちゃんに怒られ
ちゃう。
Episode 13
Data (1)
Situasi percakapan ini terjadi ketika festival budaya di sekolah tengah
berlangsung, dan Chitanda yang saat itu sedang mencari solusi untuk menjual
buku antologi klub sastra klasik, karena ruangan klub mereka terpencil jadi
akan sangat jarang dijangkau oleh pengunjung membuat Chitanda menjadi
bingung dan kelelahan.
千反田 : 折木さん。。。
折木 : どうだった。
千反田 : 田辺さん曰く、ほかの部の売り場においてもらうのはい
いそうです。入須さんのところにご相談に行こうとした
んですけど辿りつけなくて。。。
折木 : まあ さしはつくが。
千反田 : 困りました。。。
Chitanda : Oreki-san...
Oreki : Dou datta?
Chitanda : Tanabe-san iwaku, hokano bu no uriba ni oite morau no wa ii
sou desu. Irisu-san no tokoro ni go-soudan ni ikou to shita
ndesu kedo, tadoritsukenakute...
Oreki : Maa sashi wa tsuku ga.
Chitanda : Komarimashita...
Chitanda : Oreki-san...
Oreki : Bagaimana?
Chitanda : Tanabe-san bilang, kalau meminta klub lain untuk menjual di
kiosnya pun boleh. Tadinya aku ingin pergi bertemu dengan
Irisu-san untuk berdiskusi, tapi tidak bisa...
Oreki : Sepertinya aku tahu kenapa...
Chitanda : Bagaimana ini...
(Hyouka, 00:06:08)
Konteks percakapan pada data (1) ini terjadi ketika Chitanda sedang
berkeluh kesah kepada Oreki mengenai usahanya untuk mendapatkan solusi
agar buku antologi klub sastra klasik dapat terjual. Verba ‘soudan’ dengan
penambahan prefiks ‘go’ di depan yang digunakan Chitanda saat itu bertujuan
sebagai rasa merendahkan dirinya sebagai rasa hormat terhadap orang ke tiga
yang saat itu sedang dibicarakan oleh Chitanda dan Oreki yaitu Irisu, yang
juga merupakan kakak tingkat mereka berdua di sekolah. Karena, kegunaan
kenjougo selain untuk menghormati mitra tutur, tetapi juga untuk orang ke
tiga yang sedang dibicarakan dengan cara merendahkan dirinya.
Data (2)
Situasi percakapan di bawah ini terjadi kektika Chitanda sedang berdiskusi
dengan kakak tingkatnya, Tougaito, yang juga merupakan salah satu dari
anggota klub mading. Saat itu Chitanda yang sudah selesai berdiskusi dengan
Tougaito meminta maaf karena sudah menganggu waktunya.
遠垣内 : 内容はどこの部活も真剣だよ。みんなの注目を集めるネ
タがあれば、こっちから頼んで取り上げさせてもらうけ
どね。
千反田 : ネタですか。分かりました、お手間を取らせてすみませ
んでした。
遠垣内 : なにか面白い話が持ち上がったらもう一回来てよ。力に
なれるかもしれないし。
Episode 19
Data (1)
Percakapan ini terjadi ketika Chitanda mengajak Oreki ikut dengannya
untuk berziarah ke makam pamannya dan meminta Oreki untuk membakar
dupa untuk paman Chitanda di pemakamannya nanti.
千反田 : 折木さんもしよかったら叔父にお線香をあげていただ
けませんか。
折木 : 俺がか。
千反田 : はい。近々叔父のお墓参りに行こうと思っているんで
す。その。。。よかったらご一緒に。。。
折木 : わかった、行こう。
Episode 20
Data (1 & 2)
Situasi percakapan dibawah terjadi ketika Chitanda dan Oreki sedang
berkunjung ke kuil yang berada di kotanya untuk merayakan tahun baru
bersama. Lalu Chitanda memberikan amanah dari ayahnya untuk
memberikan sake kepada keluarga Juumonji yang juga merupakan
pengurus kuil di kotanya tersebut sebagai ucapan tahun baru, karena
keluarga Chitanda memiliki hubungan dekat dengan mereka.
千反田 : 明けましておめでとうございます。今年もどうぞよろ
しくお願いいたします。
佳穂 : 明けましておめでとうございます。
千反田 : 父からお酒を預かってきております。どうぞお納めく
ださい。
佳穂 : ありがとうございます。頂戴します。
Episode 22
Data (1)
Situasi percakapan di bawah ini terjadi ketika Chitanda meminta tolong
kepada Oreki melalui telepon, untuk ikut serta membantu sebagai
‘pemegang payung’ untuk anak-anak perempuan yang menjadi hina saat
hinamatsuri yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat di kuil dekat
rumah Chitanda.
千反田 : あの。。。折木さんいきなりでご迷惑なのは重々承知
なんですが、どうか傘を持ってくれませんか。
折木 : 傘を持つ。
千反田 : そうです。
折木 : よくわからんのだが。。。
千反田 : すみません、説明が下手で。ええと。。要するにです
ね、私の家の近くの神社で雛祭りをやるんです。
Data (1 & 2)
Situasi dalam percakapan ini terjadi ketika Fukube dan Ibara menjahili
Chitanda karena tidak pernah terlihat marah dalam keadaan apapun.
Meskipun pada awalnya mereka berdua memuji Chitanda yang menurutnya
hampir sempurna karena tidak pernah marah, pintar, tidak banyak makan, dan
juga baik hati. Namun semakin me muji, Fukube dan Ibara menyamai
Chitanda seperti salah satu nama dewa dan membuat Chitanda menjadi
jengkel.
福部 : 千反田エルって何か天使に異相じゃない。
伊原 : ウリエル ガブリエル チタンダエルって。ははは。
千反田 : 止めてくださいってぱ!
伊原 : 怒った。
福部 : ていうか叱られたね。
伊原 : ごめんごめん、チ―ちゃん。
千反田 : もう知りません!!
Fukube : Nama Chitanda Eru itu memang mirip seperti nama dewa
‘kan?
Ibara : Uriel, Gabriel, Chitanda Eriel. Hahaha.
Chitanda : Aku bilang tolong hentikan!
Ibara : Dia marah.
Fukube : Dan juga, dia membentak kita.
Ibara : Maaf, maaf Chii-chan.
Chitanda : Ah, aku tidak peduli!!
(Hyouka, 00:07:30)
Konteks percakapan pada data (1 & 2) ini menjelaskan situasi bahwa
Chitanda saat itu dalam kondisi yang jengkel terhadap Fukkube dan Ibara
karena menjahilinya seperti itu. Namun dapat dilihat dari bagaimana Chitanda
bertutur kepada ke dua temannya itu, dengan menggunakan kata ‘kudasai’
sebagai kalimat permohonan, dan ‘masu-kei’ pada ‘shirimasen’, membuat
tuturannya tersebut tetap terlihat sopan meskipun dalam kondisi sedang
jengkel.
Karena pada umumnya, ketika seseorang sedang merasa jengkel
terhadap sesuatu dan ingin mengutarakannya lewat kata-kata, maka mereka
akan sangat sulit mengontrol ucapannya. Apalagi jika faktor kejengkelan
tersebut dilakukan oleh seseorang yang seusia dan sederajat dengannya.
Begitu pun dengan Chitanda, dia bisa saja memilih untuk menggunakan kata
‘kure’ atau ‘yo’ ketika ingin mengatakan ‘tolong hentikan’ dengan menjadi
‘yamete kure / yamete yo’ kepada temannya. Dan juga menggunakan ‘nai-kei’
pada kata ‘tidak peduli’ dengan menjadi ‘shiranai’ karena situasi saat itu
sedang tidak formal dan juga dalam keadaan marah.
Episode 7
Data (1 & 2)
Situasi percakapan di bawah ini terjadi ketika Chitanda, Oreki, dan Ibara
sedang sarapan bersama dengan ke dua sepupu kembar Ibara, Zenna Rie dan
Kayo di penginapan milik keluarga Zenna. Saat itu Rie bertanya kepada
Chitanda tentang bagaimana menurutnya menginap di penginapan milik
keluarganya tersebut.
梨絵 : 露天風呂どうだった。
千反田 : すごく気持ちよかったです。
梨絵 : よかった。。あと、お布団もふかふかだったでしょう。
千反田 : はい。よく眠れました。
Data (1 & 2)
Kalimat di bawah ini merupakan kalimat yang diucapkan oleh Chitanda
kepada dirinya sendiri ketika sedang merasa kebingungan karena harus fokus
mencari solusi untuk klub sastra klasik yang sedikit mengalami kendala,
sedangkan dirinya sendiri ingin sekali menikmati festival kebudayaan di
sekolahnya
千反田 : いけません!!いけません!!いけません!!興味を惹
かれるたびに立ち止まっていたのでは、ちっとも役割が
果たせないじゃないですか。前しか見えなくなるメガネ
がどこかに落ちてないものでしょうか。
Episode 20
Data (1)
Seperti dengan janji yang Chitanda dan Oreki buat, situasi percakapan ini
terjadi keika mereka berdua sudah bertemu di kuil di kotanya untuk
merayakan tahun baru bersama. Ketika itu, meilhat Chitanda membawa
sesuatu yang ternyata adalah sake dengan ukuran botol yang cukup besar
untuk diberikannya kepada keluarga Juumonji sebagai ucapan selamat tahun
baru, Oreki pun menawarkan diri untuk membawakannya untuk Chitanda.
折木 : 持とうか。
千反田 : ありがとうございます。お願いします。
折木 : これは。
千反田 : お酒です。こちらの神主さんとは少しお付き合いがあっ
て、お年始のご挨拶みたいなものです。
福部 : 神山市に旧家名家は少なくないけど、桁上がりの四名家
といえば、その筋じゃ有名だよ。荒楠神社の十文字家、
書肆百日紅家、豪農千反田家、山持ちの万人橋家さ。数
字が一桁ずつ上がっていくから 人呼んで桁上がりの四
名家。
Fukube : Ada banyak keluarga tua di kota Kamiyama ini, tapi keluarga
Chitanda adalah salah satu dari empat keluarga yang
mempunyai pengaruh besar disini. Keluarga Juumonji dari kuil
Areakusu, pemilik toko buku dari keluarga Sarusuberi, pemilik
lahan perkebunan dari keluarga Chitanda, dan yang ada di
lereng gunung adalah keluarga Manninbashi. Ke empat
keluarga ini punya nama yag sangat besar, jadi orang-orang
menyebutnya ‘empat kekuatan besar’.
(Hyouka - eps 1, 00:09:20)
Penjelasan di atas terjadi ketika Fukube dikenalkan oleh Oreki kepada
Chitanda yang sebenarnya saat itu, maupun Oreki dan Fukube, mereka sama-
sama baru mengenal Chitanda. Lalu kemudian, Fukube menjelaskan kepada
Oreki mengenai informasi yang dia peroleh tentang keluarga Chitanda. Dan
dapat dilihat dari penjelasan Fukube bahwasanya ternyata Chitanda Eru
memang berasal dari keluarga ternama dan cukup terkenal di kotanya
tersebut.
2. Berpendidikan
Selain faktor dari latar belakang keluarga, semakin halus, dan
sopan pemilihan kata yang digunakan oleh seseorang, maka mencerminkan
orang tersebut adalah orang yang berpendidikan. Karena berpendidikan juga
merupakan salah satu parameter atau alasan mengapa seseorang
menggunakan keigo. Dan di bawah ini juga menjabarkan tentang penjelasan
Fukube mengenai Chitanda Eru.
福部 : しかもその千反田家の長女は、成績優秀 眉目秀麗、 深
窓の佳人として知られているんだ 。 中学時代県内模試
の成績優秀者で、よく名前を見かけたよ。
Fukube : Dan juga, anak sulung perempuan dari keluarga Chitanda itu
juga merupakan siswi terbaik, itu karena kecantikannya, dan
juga karena darah kebangsawanannya. Dia selalu mendapatkan
nilai terbaik di tingkat daerah sejak SMP, aku juga sering
melihat namanya.
(Hyouka – eps 1, 00:09:50)
Sama seperti pada penjelasan sebelumnya, Fukube kembali
menjelaskan tentang Chitanda yang dia tahu dari informasi yang dia peroleh.
Dari penjelasan Fukube tersebut, kita mengerti bahwa, selain Chitanda
merupakan anak sulung dari keluarga ternama, dia pun memiliki prestasi
akademik yang baik sejak duduk dibangku SMP, sangat mencerminkan
bahwa Chitanda Eru ini merupakan orang yang berpendidikan.
Chitanda : Para pengurus kuil itu, mereka mengenaliku. Jika kita meminta
tolong kepada pengurus kuil itu, pasti mereka akan salah
sangka. Hari ini, aku datang untuk mewakili ayahku, ini akan
beda cerita kalau kita ada di waktu dan tempat yang lain,
sekarang kalau orang-orang menemukan aku disini berdua
dengan Oreki-san, maka...
(Hyouka – eps 20, 00:13:10)
Dapat kita lihat dari penjelasan Chitanda pada situasi pertama ini
bahwa, dia khawatir dan cemas apabila mengikuti saran Oreki untuk keluar
dari gudang tak terpakai itu dengan berteriak minta tolong keluar karena akan
menimbulkan masalah, dan kesalahpahaman. Ditambah lagi, keluarga
Juumonji, sekaligus pengurus kuil tersebut sangat mengenal baik keluarga
Chitanda. Dan Chitanda yang saat itu datang kesana untuk mewakili ayahnya,
dia tidak mau sampai kesalahpahaman itu terjadi dan merusak nama baik
keluarganya.
千反田 : 私はここに戻ることを嫌だとも悲しいとも思っていませ
ん。千反田の娘として、相応の役割を果たしたいと思っ
ています。そのための方法をずっと考えていました。ふ
たつあると思います。ひとつは商品価値の高い作物を作
ることで皆で豊かになる方法。もうひとつは経営的戦略
眼で生産を効率化し、皆で貧しくならない方法。私は結
局前者を選ぶことにしました。
Chitanda : Watashi wa koko ni modoru koto wo iya da to kanashii to mo
omotteimasen. Chitanda no musume toshite, souou no
yakuwari wo hatashitai to omotteimasu. Sono tame no houhou
wo zutto kangaete imashita. Futatsu aru to omoimasu. Hitotsu
wa shouhinkachi no takai sakumotsu wo tsukuru koto de,
minna yutaka ni naru houhou. Mou hitotsu wa keieiteki
senryakugan de seisan wo kouritsukashi, minna de
mazushikunaranai houhou. Watashi wa kekyoku zensha wo
erabu koto ni shimashita.
Chitanda : Aku tidak merasa kesal atau pun sedih bila memang harus
kembali ke sini. Aku ingin melaksanakan kewajibanku sebagai
satu-satunya anak perempuan keluarga Chitanda. Untuk itu,
aku selalu memikirkan dengan cara apa aku harus
melakukannya. Ada dua cara yang kupikirkan. Yang pertama
adalah dengan mengoptimalkan hasil produksi sehingga warga
memiliki cukup hasil bumi yang dikonsumsi. Yang ke dua
adalah dengan bekerja di bisnis pertanian dan mengupayakan
agar ekonomi warga bisa lebih baik dari sekarang. Dan pada
akhirnya, aku memutuskan untuk memilih pilihan yang
pertama.
(Hyouka – eps 22. 00:21:10)
Ucapan di atas ini terjadi ketika Chitanda dan Oreki sedang berada di
jalan pulang bersama setelah selesai melaksanakan tugas mereka dalam
festoval budaya di kuil dekat rumah kediaman rumah Chitanda. Saat itu
Chitanda sedikit bercerita kepada Oreki mengenai dirinya yang terkadang
mengalami kesulitan karena menjadi anak dari keluarga bangsawan di
kotanya.
Dapat dilihat dari penjelasannya tersebut, Chitanda berusaha untuk
melakukan yang terbaik demi menjalankan kewajibannya untuk para warga,
sebagai penerus dari keluarga Chitanda nantinya. Meskipun dia harus pergi ke
luar kota, atau pergi ke tempat lain, dia pasti akan kembali ke kotanya di
Kamiyama. Karena tugas dan kewajiban Chitanda berada disitu.
BAB 4
SIMPULAN
Pendidikan
2004 – 2009 : SDN Bantarjati 5 Bogor
2009 – 2012 : SMPN 3 Bogor
2012 – 2015 : SMAN 7 Bogor
2015 – 2019 : Universitas Pakuan Bogor, Jurusan Sastra Jepang
「氷菓」のアニメの敬語の使い方の分析
要旨
まとめ
序論
感覚と知性経験が長ければ長いほど上がって行くが人間の社会的存在
である。社会生活に必要な物がたくさんある。そのうちの一つはコミュニ
ケーションである。言語は他の人と会話をする時のコミュニケーション
ツールである。言語を使うと、人間は制限なく頭の中にある様々な事を簡
単に表現できる。言語も言語学的研究の対象である。言語学は言語科学で、
科学的に言語を調査することである。社会言語学は、言語に対する文化的要因、
言語社会学を分析する分野である。敬語と言う期間は話してと聞き手との関係の
状況や使い方によっていくつかのタイプの尊敬のレベルがある。だからこそ、著
者はアニメシリーズの一つでいつも敬語を使うキャラクターの氷菓のアニメの敬
語の使い方の分析を研究としてする。
本論
社会言語学は、言語行動と社会的行動の互いの関係に影響を与えることを分
析する言語ブランチである。
(クリダラクサナ、1993:156)
構文は、言語におけるより大きな単位間や、より大きな単位や、単語間の関
係の設定である。
(クリダラクサナ、2008:223)
構文は、文系性要素と構造について調べる言語ブランチである。
(ステディ、2003:61)
日本語で構文は統語論やシンタクスと呼ばれている。この分野の最
小単位は単語である。日本語には、時々目上の人年上の人と会話する時敬
語を使わなければならない状況がある。敬語の使用は日本語にとって一番
特徴的な物である。インドネシア語では、日本語の敬語に似た表現がない。
もし日本語を勉強しているインドネシア人は敬語を勉強する時や話す時よ
く困った。
敬語は他人や第三者に対して尊敬を表す言語である。
(テラダ、1984:238)
敬語は会話の対象になっている人や聞き手の地位を上げる言語表現で
ある。
(ノムラ、1992:54)
敬語は会話の対象になっている人や読者や聞き手を考慮に入れて話し
手や作家によって使用される丁寧な表現である。
(オガワ、1989:227)
(スジアント & ダヒディ、2009:189)
取得したデータによると、それから著者は二十二話の氷菓のアニメで
社会的地位、年齢、発生時刻状況話し手と聞き手の関係に基づく敬語を
使った千反田エルを分析する。
この状況は、四十五年前の千反田の叔父に起こった事件についてを相談し
ながら、家に訪問する三人の友達に千反田が手作りのおにぎりを作ってあ
る。
千反田 : お待たせしました。
伊原 : ありがとう ちーちゃん。
千反田 : いえ。梅と昆布と高菜があります。どうぞ召し上がって
ください。
福部 : いただきまーす。
(氷菓, 00:15:34)
この会話をする場所は千反田の家である。 非公式の状況で、聞き手も千
反田の学校の三人の友達、折木と福部と伊原である。その時千反田は、四
十五前に起こった事件のことを相談しに来た、三人の友達におにぎりを
作ってあげる。友達に作ってあげたおにぎりを食べるようにと言った時、
千反田は「召し上がる」と言う尊敬語の表現を使う。その表現は「食べ
る」と普通形と同じ意味である。それは、友達を尊敬する目的である。例
え友達でも、「食べて下さい」より「召し上がって下さい」と言う尊敬語
のほうが、千反田が選んで使う。どちらでも意味が全く同じだが、二つの
表現の礼儀のレベルは非常に違う。「食べて下さい」より「召し上がる」
のほうがもっと尊敬あらわす。普通はこの「召し上がる」はレストランや
食堂や喫茶店でよく使われる。
結論
氷菓のアニメで誰かと話す時いつも敬語を使っている千反田エルと言
うキャラクターを分析した後、著者は社会生活に関連する様々な敬語の使
用を結論づける。
1. 二十二話の氷菓のアニメの千反田エルの使った敬語は三種類ある。
それは尊敬語と謙譲語と丁寧語である。尊敬語の中には「そちら、
お友達、ご関係、どなた、いらっしゃる、ご存知、召し上がる、お
宅、おすがた、~方、された、書かれた、‐様、‐さん、お好きな 、
ご予定」がある。謙譲語の中には「ご挨拶、伺う、いただき物、お
聞きする、お会いする、お話しする、お呼びする、いただく、ご相
談、お手間、ご迷惑、いたす、おる」で丁寧語には「~です」と
「~ます」を使っている。
2. 個人間でも敬語を使う時とても大事な事である。この状況には、年
齢や、社会的地位に関係なく、「です」と「ます」の 接尾辞を使っ
ている最初から最後のエピソードまで 千反田エルが丁寧語をいつも使
う。それは聞き手に千反田の話し方はもっと丁寧に見せるためであ
る。千反田と内関係や外関係になく、誰かに話すとが全く変わらな
い。誰とでも話す時尊敬語や謙譲語や丁寧語を使う。しかし、もし
千反田と内関係がある聞き手なら、他人に向かって謙虚になるため
や地位を上げるために千反田が尊敬語や謙譲語の特別な動詞を使う 。
しかし千反田の話し方はいつも言葉の前に「お」や「ご」を使う。
普通は男性より女性の方がその表現をよく使う。
3. 日常生活でいつも敬語を使っている千反田の目的やその背後にある
ものもこの問題に最も重要である。敬語を使っている千反田の背後
にあるものは色々な原因が分かる。
a. 千反田の社会的地位は彼女の町でとても有名な家族。
b. 千反田は学校で優秀な学生で教育を受けた人と分かる。
c. 千反田の家族に名誉と尊厳を維持するためにも対話者に話方
が丁寧に聞こえるようにいつも敬語を使う。
d. 彼女の町の社会に丁寧に親しみやすい人格を持つ千反田家の
唯一の娘の真の素性を見せるため。
e. 貴族の娘として千反田は家族に大きな責任がある。
日本では言葉や行動で自分の地位を下げることは、他の人に見下ろさ
れる事はないが、倫理的で礼儀正しい人と見なされる。