Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MESIN KAPAL

PENGGUNAAN MESIN KAPAL SEBAGAI PENGGERAK

KAPAL PURSE SEINE DI PANTAI UTARA INDONESIA

Disusun Oleh:

MIFTACHUL HUDA

0910820026 / PSP

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2010

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Negara Indonesia memiliki lautan yang luas, dimana di dalamnya banyak mengandung
sumber-sumber alam yang sangat melimpah. Sangat disayangkan apabila sumber alam
tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu sumber alam tersebut adalah
perikanan. Dimana sumber alam ini merupakan kebutuhan pokok manusia. Hal ini
menyebabkan banyak permintaan dari masyarakat berupa produk-produk perikanan. Untuk
Mencapai semua itu maka diperlukan alat yang efisien untuk mendapatkan hasil laut dengan
jumlah yang maksimal dan aman.

Indonesia memiliki keunggulan sumber daya alam yang besar, sumber daya yang ditawarkan
untuk dipacu adalah sektor kelautan dan perikanan, dimana luas seluruh wilayah Indonesia
dengan jalur laut 12 mil adalah 5 juta Km² terdiri dari luas daratan 1,9 juta Km², laut
territorial 0,3 Km², sedangkan perairan pedalaman atau perairan kepulauan seluas 2,8 juta
Km², ini berarti seluruh laut Indonesia berjumlah 3,1 juta Km² atau sekitar 62% dari seluruh
wilayah Indonesia.

Perairan jawa yang dipengaruhi oleh sirkulasi angin muson Barat dan Timur merupakan salah
satu ekosistem produktif di Indonesia. Angin muson ini selain menentukan sifat-sifat perairan
laut Jawa dan aktifitas penangkapan juga berpengaruh terhadap keanekaragaman, penyebaran
dan kelimpahan ikan pelagis kecil ( Atmaja dan Nugroho 1999 ).

Sumberdaya perikanan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumber daya perikanan
yang paling melimpah di Indonesia (Widodo 2000). Sumberdaya ini adalah merupakan
sumberdaya neritik, terutama penyebarannnya adalah di perairan yang paling utama yaitu
perairan dekat pantai. Didaerah dimana terjadi proses penaikan massa air atau berubahnya air
dari satu tempat rendah ke tempat yang tinggi yang disebut ( Upwelling ) .

Pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis menjadi semakin intensif sejak mulanya beroperasinya
armada pukat cincin atau pukan kantong yang berasal dari Tegal dan Pekalongan pada tahun
1983/1984 di perairan teritorial dan ZEE wilayah Indonesia .

Komposisi dari alat tangkap purse seine adalah ikan-ikan pelagis seperti ikan-ikan Layang
(Decapterus spp), Bentong (Carrax crumenopthalmus), Kembung (Sardinella sp ), Banyar,
Tongkol dan lain-lainya.

Pengelolaan sumberdaya perikanan pelagis ini masih perlu diupayakan mengenai identifikasi
tentang beberapa aspek biologi dan aspek penangkapannya di daerah operasi penangkapan
pukat cincin terutama dikaitkan dengan komposisi hasil tangkapan.

Alat tangkap purse seine merupakan alat tangkap berupa jaring berukuran besar, dimana cara
pengoperasiaannya melingkari ikan yang sedang berkumpul atau yang membentuk
gerombolan. Alat ini sangat kuat dan mampu menangkap ikan dengan hasil yang maksimal,
sehingga dapat memenuhi segala permintaan dari masyarakat. Alat tangkap ini banyak
digunakan sekitar perairan Indonesia . Hal ini dikarenakan biaya pengoperasian dan
perawatan yang dinilai mudah dan terjangkau.

2. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah mata kuliah mesin kapal dengan topik “Penggunaan Mesin
Kapal Sebagai Penggerak Kapal Purse Seine Di Pantai Utara Jawa Indonesia” adalah untuk
mengetahui dan memahami tentang proses pengoperasian mesin kapal yang digunakan dalam
kapal purse seine.
BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1. Keadaan Umum Perairan Jawa

Garis pantai utara Jawa, Madura, diteruskan sampai Selatan Kalimantan dan pantai timur
Sumatera selatan didominasi oleh karakteristik pantai yang berlumpur.

Sejumlah besar sungai-sungai yang bermuara ke laut Jawa, baik yang dari Utara Jawa,
Selatan Kalimantan, dan Timur Sumatera/Lampung, menyebabkan suburnya perairan laut
Jawa.

Kondisi osenografi laut Jawa berkaitan erat dengan kondisi meteorologi yang selalu berubah
secara berkala, akibat mengikuti pola perubahan arah angin muson Barat Laut (northwest
monsoon) yang periodenya dikenal sebagai musim Barat. Dan angin Muson Tenggara
(southeast) periodenya dikenal sebagai musim timur. Kedua musim tersebut secara tidak
langsung sangatlah berpengaruh besar terhadap aktivitas kegiatan penangkapan ikan
khususnya kapal purse seine untuk diperairan laut Indonesia.

Gerakan arus permukaan laut Jawa yang selalu berubah, secara musiman, sehingga terjadilah
akibat angin musim dan sifat geografis wilayah. Antara bulan Mei sampai dengan September
(musim timur) untuk arus bergerak kearah Barat, sedangkan pada periode Nopember sampai
Maret, arus bergerak ke arah Timur.

Kecepatan rata-rata arus pada musim Timur sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan
kecepatan rata-rata pada musim Barat. Pada bulan Oktober dan April, merupakan bulan-bulan
yang dikenal dengan transisi, kecepatan arus biasanya sedikit lemah dan sering terjadi eddy
current, yaitu bertemunya dua atau lebih arus yang menyebabkan terjadinya percampuran dua
atau lebih massa air (daerahuf welling).
Massa air di laut Jawa merupakan bagian dari massa air paparan Sunda dengan salinitas yang
relative rendah dibandingkan dengan salinitas perairan Samudra.

Rendahnya salinitas tersebut dipengaruhi oleh banyaknya sungai-sungai yang cukup besar
dan bermuara ke perairan tersebut. Banyaknya sungai-sungai yang bermuara ke suatu
perairan bisa meningkatkan kesuburan perairan tersebut.

Purse seine adalah alat (gear) yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang
membentuk gerombolan . Purse seine pertama kali dipergunakan di perairan Rhode Island
untuk menangkap ikanmenhaden (brevoortiatyrannus). Selanjutnya , purse seine dipatenkan
atas nama berent velder dari Bergen di Norvegia pada tanggal 12 Maret 1859.

Pada tahun 1860 alat ini telah digunakan diseluruh pantai Atlantik dan Amerika Serikat.
Kemudian pada tahun 1870 panjang purse seine diubah dari 65 fathom menjadi 250 fathom
(1 = 1,825 m). Dari bentuk inilah purse seine diperkenalkan ke Negara-negara Scandinavia
pada pada tahun yang sama.

Berdasarkan data statistic tahun 1962, perikanan purse seine menghasilkan sebanyak 15,1 %
dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkapan di Jepang. Dengan demikian purse seine
merupakan alat penangkapan yang penting baik untuk perikanan pantai maupun perikanan
lepas pantai (off shore).

Menurut Ayodhyoa (1976– 1981) ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari purse seine
adalah ikan-ikan “pelagic shoaling species“ yang berarti ikan- ikan tersebut harus membentuk
gerombolan, berada di dekat permukaan air( se a surface) dan sangatlah diharapkan pula
densitas tersebut tinggi, yang berarti jarak ikan dengan ikan lainnya haruslah sedekat
mungkin. Dimana, prinsip menangkap ikan dengan alat tangkap purse seine ini ialah
melingkari gerombolan ikan dengan jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dinding
vertical, dengan demikian gerak ikan kearah horizontal dapat dihalangi. Setelah itu, bagian
bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah ikan lari di kearah bawah jaring.

Panjang purse seine tergantung pada dimensi kapal, waktu operasi dan jenis ikan yang akan
ditangkap. Purse seine yang ditujukan untuk operasi pada siang hari adalah lebih panjang dari
purse seine yang ditujukan untuk operasi penangkapan pada malam hari. Begitu pula dengan
jenis ikan, untuk menangkap ikan jenis tuna purse seine harus lebih panjang karena ikan ini
termasuk perenang cepat. Jaring yang terlalu pendek akan kurang berhasil dalam
mendapatkan hasil tangkapan dan sebaiknya penambahan jaring yang berlebih-lebihan tidak
akan menjamin bertambahnya hasil tangkapan. Jadi, perlu ditentukan panjang optimum dari
jaring yang dapat menghasilkan, hasil tangkapan yang lebih banyak dalam waktu yang sama.
Hal tersebut perlu ditinjau baik dari segi teknik maupun ekonomis.

Berdasarkan data statistik tahun 1962, perikanan purse seine menghasilkan sebanyak 15,1 %
dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkap di Jepang. Dengan demikian, purse seine
merupakan alat penangkapan yang penting baik untuk perikanan pantai maupun perikanan
lepas pantai (off shore).

Menurut Ayodhyoa (1976– 1981) ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari purse seine
adalah ikan–ikan “pelagis shoaling spesies” yang berarti ikan– ikan tersebut harus
membentuk (gerombolan), berada dekat permukaan air (sea surface) dan sangatlah
diharapkan pula densitas tersebut tinggi, yang berarti jarak ikan dengan ikan yang lainnya
haruslah sedekat mungkin. Dimana, prinsip penangkapan ikan dengan alat tangkap purse
seine ini ialah melingkari gerombolan ikan dengan jaring, sehingga jaring tersebut
membentuk dinding vertikal, dengan demikian gerakan ikan kearah horizontal dapat
dihalangi. Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah ikan lari lari ke
arah bawah jaring.

Panjang purse seine bergantung pada dimensi kapal, waktu operasi, dan jenis ikan yang akan
di tangkap. Purse seine yang ditujukan pada operasi penangkapan ikan pada siang hari adalah
lebih panjang dari purse seine ditujukan pada operasi penangkapan ikan pada malam hari.
Begitu pula dengan jenis ikan, untuk menangkap ikan tuna purse seine harus lebih panjang
karena jenis ikan ini termasuk perenang cepat. Jaring yang terlalu pendek akan kurang
berhasil dalam mendapatkan hasil tangkapan dan sebaliknya penambahan jaring yang
berlebih– lebihan tidak akan menjamin bertambahnya hasil tangkapan. Jadi, perlu ditentukan
panjang optimum dari jaring yang dapat menghasilkan hasil tangkapan paling banyak dalam
waktu yang sama. Hal tersebut perlu ditinjau baik dari segi teknis maupun ekonomis.

Pada kapal-kapal penangkap ikan yang ukuran tenaga mesin penggerak lebih kecil, hasil
tangkapan maksimal yang diperoleh adalah 34,819 ton/bulan, sedangkan pada kapal-kapal
ikan yang berukuran tenaga mesin penggerak lebih besar diperoleh hasil tangkapan maksimal
sebesar 39,734 ton/bulan. Perbedaan ini menunjukkan bahwa kapal purse seine dengan
ukuran kekuatan mesin yang lebih besar memiliki kemampuan mendapatkan hasil tangkapan
ikan yang lebih besar dibanding dengan kapal yang berukuran kekuatan mesin lebih kecil
(Ayodhyoa 1974).

2.2 Pengertian Mesin

Menurut E. Karyanto (1999), mesin (engine) adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak
(dinamis) dan alat yang tidak bergerak (statis) yang bila bekerja dapat menimbulkan tenaga
energi. Salah satu penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor dan biasa disebut
motor bakar. Motor bakar adalah mesin yang menggunakan energi panas untuk melakukan
kerja mekanik yang diperoleh dengan cara proses pembakaran bahan bakar.

Mesin land used adalah mesin kapal yang dimodifikasi sedemikian rupa dari mesin darat.
Umumnya mesin darat yang digunakan untuk menjadi sebuah mesin kapal aslinya digunakan
sebagai generator listrik ataupun dari mesin truk. Mesin land used ini umumnya
menggunakan sistem kerja 4 tak dimana membutuhkan 4 kali langkah untuk satu kali kerja.
Hal ini dirasa efisien karena mengingat mesin 4 tak dianggap lebih hemat dalam hal bahan
bakar. Mesin land used ini tentunya mempunyai keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang
dapat diperoleh dari penggunaan mesin land used ini adalah harganya lebih murah daripada
marine used. Tetapi dari segi ketahanan ataupun keawetan mesin marine used jauh lebih baik
daripada mesin land used karena mesin land used dibuat untuk lingkungan di darat sementara
di laut itu jauh lebih sulit mengingat adanya ombak dan arus laut sehingga membutuhkan
ketahanan yang jauh lebih baik. Oleh karena itu mesin marine used jauh lebih baik
ketahanannya daripada land used yang sudah dibuat sedemikian rupa untuk digunakan di laut.
Tetapi umumnya masyarakat Indonesia masih menggunakan marine land used karena faktor
ekonomi.
2.3. Macam-Macam Mesin

Menurut Sartimbul (2001) mesin diarmada penangkapan ada 2 macam yaitu :

1. Motor penggerak utama kapal atau sering disebut dengan motor induk (Prime
Mover Engine, main engine) adalah motor yang menghasilkan daya untuk tenaga
dorong penggerak kapal, yang menghasilkan daya untuk tenaga dorong penggerak
kapal.
2. Permesinan bantu (auxiliary machinery) adalah permesinan batu yang
digunakan selain untuk penggerak kapal.

Menurut Daryanto (1992) mesin dapat dikelompokkan seperti diagram berikut :

Pembagian motor bakar ditinjau dari proses pembakaran energi :

1. Mesin pembakaran luar (external combution engine)

Adalah suatu pesawat yang energinya untuk kerja mekanik yang diperoleh dengan proses
pembakaran bahan bakar terjadi diluar mesin dan biasanya digunakan untuk mesin uap serta
turbin uap.

2. Mesin pembakaran dalam (internal combution engine)

Adalah suatu pesawat yang energinya kerja mekanik yang energinya diperoleh dari proses
pembakarn bahan bakar didalam mesin itu sendiri, sehingga gas gas pembakaran yang terjadi
sekaligus berfungsi sebagai media kerja. Adapun mesin pembakaran dalam ini banyak
digunakan pada motor bensin, motor diesel, motor turbin gas. Konstruksi motor pembakaran
dalam terdiri kari konstruksi motor statis dan konstruksi motor dinamis.

Berdasarkan letak motor ada tiga jenis motor penggerak yaitu : motor tempel, motor
luar/warangan (outboard motor) dan motor dalam (inboard motor). Berdasarkan bahan
bakarnya motor penggerak kapal ada tiga jenis yaitu : motor solar, motor bensin, dan motor
minyak tanah. Pada umumnya motor tempel menggunakan bahan bakar bensin atau minyak
tanah yang ditempatkan diburitan kapal, sedangkan motor luar/warangan (poros baling-baling
panjang) menggunakan bahan bakar solar yang dipasang disampin kapal. Motor dalam (poros
baling-baling pendek) menggunakan bahan bakar solar yang ditempatkan secara permanen
yang dipasang didalam lambung kapal (Budihardjo, 2000).

Berdasarkan penggunaannya, motor penggerak kapal ikan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
mesin darat (stationary engine / land used) dan mesin laut (marine engine). Marine engine
merupakan mesin yang yang paling baik untuk digunakan sebagai penggerak kapal ikan,
karena kapal tersebut memang dirancang untuk digunakan sebagai penggerak kapal ikan,
serta dirancang khusus untuk keperluan lingkungan laut dan lebih tahan korosif. Namun
demikian banyak nelayan yang menggunakan land used bahkan mesin mobil sebagai
penggerak, terutama dengan memodifikasi sistem pendinginnya. Alasan mereka adalah harga
jauh lebih murah dibandingkan dengan marine engine. Mesin-mesin yang biasa digunakan
sebagai penggerak kapal adalah mesin diesel yang bahan bakarnya berupa solar. Menurut E.
Karyanto (1999), mesin diesel merupakan mesin yang sistem pembakarannya menggunakan
tekanan dan suhu tinggi.

Menurut E. Karyanto (1999) perbedaan yang paling utama antara mesin diesel dengan mesin
bensin adalah pada proses pembakaran dimana mesin bensin adalah proses pembakaran
dimana mesin bensin menggunakan letupan api listrik untuk pembakaran sedangkan mesin
diesel menggunakan tekanan dan suhu tinggi.

Mesin pembakaran dalam sendiri secara umum terbagi menjadi dua yaitu mesin empat
langkah dan mesin dua langkah sedangkan dari bahan bakarnya terbagi atas mesin diesel dan
mesin otto.

Prinsip pembakaran didalam mesin pada motor bakar jenis diesel bahan bakar solar
disemprotkan kedalam silinder berisi udara yang bertemperatur dan bertekanan tinggi,
sehingga bahan bakar terbakar denga sendirinya atau dengan kata lain terjadi penyalaan
sendiri. Gas-gas ini akan mengembang yang akan menekan dan mendorong piston bergerak
kebwah. Gerak dari piston yang lurus itu diteruskan melalui batang torak keporos engkol
yang merubah menjadi gerak putar motor bakar. Gerak mutar motor bakar ini disebut motor
bakar model piston (E. Karyanto, 1999).

2.4 Proses Kerja Mesin 4 Takt

Pada motor diesel 4 tak terdapat langkah – langkah kerja yang dilakukan, antara lain sebagai
berikut:

a. Langkah Hisap
1. Piston bergerak dari titik mati atas (TMA) menuju ke titik mati bawah
(TMB).
2. Katup masuk terbuka, katup buang tertutup karena isapan piston udara
murni masuk ke dalam silinder mesin melalui inake manifold katup masuk

b. Langkah Kompresi

1. Piston bergerak dari TMB ke TMA kedua katup tertutup


2. Udara tadi dikompresi oleh piston dalam silinder antara 1/12 – 1/16 / bagian
dari seluruh isi silinder
3. Kekompresian udara (kepadatan) sampai tekanan tinggi antara 35-40 kg/cm2

c. Langkah kerja
Sedikit sebelum piston mencapai TMA panas udara yang dikompresi tadi mencapai suhu 500
– 700 oC, kemudian pada saat yang bersamaan injektor menyemprotkan bahan bakar solar
yang berbentuk kabut dimana sifatnya mudah terbakar. Maka karena panas yang tersedia di
dalam silinder cukup tinggi segera mengadakan pembakaran terhadap bahan bakar yang
dikabutkan oleh injector.

Setelah terjadi pembakaran bahan bakar tersebut maka tekanan gas dalam silinder naik
tersebut naik dengan pesat mencapai tekanan 50 kg / cm2 dan mendorong piston dari TMA
menuju ke TMB, menghasilkan langkah kerja dari motor tersebut.

d. Langkah Pembuangan

Katup masuk tertutup, katup buang terbuka. Piston bergerak dari TMB ke TMA, maka sisa-
sisa gas pembakaran tadi dibuang melalui katup buang dan diteruskan ke manifold buang dan
terus ke knalpot.

2.5 Sistem Pendinginan Udara

Suatu sistem pendingin mesin dengan media pendingin atau bahan untuk mendinginkannya
menggunakan aliran udara yang dihasilkan dari hembusan kipas. Cara kerjanya yaitu udara
dialirkan ke depan silinder dan silinder blok. Pada silinder blok dipasang sirip-sirip pendingin
yang berfungsi untuk memperbesar luas permukaanya sehingga lebih mudah menyerap gas
panas diambil langsung oleh udara melalui tiap-tiap sirip yang dipasangkan sekeliling silinder
dan kepala silinder (Arends, 1994).

Sistem ini ditandai oleh adanya sirip yang dapat memperluas permukaan untuk tujuan
pendinginan. Atmosfer yang menyusup diantara sirip mampu mendinginkan dinding silinder
yang panas. Pada umumnya digunakan untuk mesin-mesin yang berukuran kecil dan
bergerak, karena memanfaatkan angin yang menimpa motor saat motor itu bergerak (Heldt,
P.M, 1956).

Menurut Daryanto (1986) keuntungaan dan kerugian sistem pendinginan udara:

Keuntungan:

 Bobotnya ringan
 Konstruksinya lebih sederhana
 Pemeliharaan lebih mudah
 Tidak ada bahaya pembekuan pada cuaca dingin
 Lebih efektif

Kerugian:
 Mesin dengan pendinginan ini bekerja pada katup, lubang saluran
pembuangan dan busi yang panas
 Memiliki proses pendinginan yang rumit
 Sulit untuk mempertahankan pendinginan yang tepat pada kondisi yang
berubah-ubah dan hampir tidak mungkin untuk mengendalikan suhu silinder
sepenuhnya

2.6 Sistem Pendinginan Air

Kerja sistem pendinginan dengan air ini adalah air dialirkan melalui dan menyelubungi
dinding silinder, kepala silinder serta bagian mesin yang berada di blok mesin. Dimana
dalam blok mesin tersebut terdapat saluran-saluran kecil yang berfungsi untuk aliran air
yang digunakan untuk pendinginan mesin tersebut. Air pendingin akan menyerap kalor
dari semua bagian mesin tersebut kemudian mengalir meninggalkan blok mesin menuju
alat pendingin (radiator) yang akan menurunkan kembali temperaturnya. Dalam sistem
pendingin ini terdapat saluran untuk menghubung-singkatkan thermostat dengan pompa
hisap air pendingin. Apabila temperatur air pendingin di dalam blok silinder sudah
mencapai suhu tertentu, termostat akan membuka saluran air ke radiator dan menutup
saluran dari termostat ke lubang hisap pompa. Untuk unit stasioner, terutama untuk
mesin yang berdaya tinggi, sebagai pengganti radiator digunakan menara pendingin atau
kolam pendingin. Di menara pendinginan atau kolam pendingin air didinginkan secara
langsung dengan udara bebas. Sistem ini disebut juga sistem pendingin air terbuka.

Gambar sistem pendinginan (Matodang, 1985)

2.7 Macam-macam Mesin


Menurut Sartimbul (2001) mesin diarmada penangkapan ada 2 macam yaitu :

1. Motor penggerak utama kapal atau sering disebut dengan motor


induk (Prime Mover Engine, main engine) adalah motor yang
menghasilkan daya untuk tenaga dorong penggerak kapal, yang
menghasilkan daya untuk tenaga dorong penggerak kapal.
2. Permesinan bantu (auxiliary machinery) adalah permesinan
batu yang digunakan selain untuk penggerak kapal.

Menurut Daryanto (1992) mesin dapat dikelompokkan seperti diagram berikut :

Pembagian motor bakar ditinjau dari proses pembakaran energi :

1. Mesin pembakaran luar (external combution engine)

Adalah suatu pesawat yang energinya untuk kerja mekanik yang diperoleh dengan proses
pembakaran bahan bakar terjadi diluar mesin dan biasanya digunakan untuk mesin uap serta
turbin uap.

2. Mesin pembakaran dalam (internal combution engine)

Adalah suatu pesawat yang energinya kerja mekanik yang energinya diperoleh dari proses
pembakarn bahan bakar didalam mesin itu sendiri, sehingga gas gas pembakaran yang terjadi
sekaligus berfungsi sebagai media kerja. Adapun mesin pembakaran dalam ini banyak
digunakan pada motor bensin, motor diesel, motor turbin gas. Konstruksi motor pembakaran
dalam terdiri kari konstruksi motor statis dan konstruksi motor dinamis.
Berdasarkan letak motor ada tiga jenis motor penggerak yaitu : motor tempel, motor
luar/warangan (outboard motor) dan motor dalam (inboard motor). Berdasarkan bahan
bakarnya motor penggerak kapal ada tiga jenis yaitu : motor solar, motor bensin, dan motor
minyak tanah. Pada umumnya motor tempel menggunakan bahan bakar bensin atau minyak
tanah yang ditempatkan diburitan kapal, sedangkan motor luar/warangan (poros baling-baling
panjang) menggunakan bahan bakar solar yang dipasang disampin kapal. Motor dalam (poros
baling-baling pendek) menggunakan bahan bakar solar yang ditempatkan secara permanen
yang dipasang didalam lambung kapal (Budihardjo, 2000).

Berdasarkan penggunaannya, motor penggerak kapal ikan dapat dibedakan menjadi 2


yaitu mesin darat (stationary engine / land used) dan mesin laut (marine engine). Marine
engine merupakan mesin yang yang paling baik untuk digunakan sebagai penggerak kapal
ikan, karena kapal tersebut memang dirancang untuk digunakan sebagai penggerak kapal
ikan, serta dirancang khusus untuk keperluan lingkungan laut dan lebih tahan korosif. Namun
demikian banyak nelayan yang menggunakan land used bahkan mesin mobil sebagai
penggerak, terutama dengan memodifikasi sistem pendinginnya. Alasan mereka adalah harga
jauh lebih murah dibandingkan dengan marine engine. Mesin-mesin yang biasa digunakan
sebagai penggerak kapal adalah mesin diesel yang bahan bakarnya berupa solar. Menurut E.
Karyanto (1999), mesin diesel merupakan mesin yang sistem pembakarannya menggunakan
tekanan dan suhu tinggi.

Menurut E. Karyanto (1999) perbedaan yang paling utam antara mesin diesel dengan
msin bensin adalah pada proses pembakaran dimana mesin bensin adalah proses pembakaran
dimana mesin bensin menggunakan letupan api listrik untuk pembakaran sedangkan mesin
diesel menggunakan tekanan dan suhu tinggi.

Mesin pembakaran dalam sendiri secara umum terbagi menjadi dua yaitu mesin empat
langkah dan mesin dua langkah sedangkan dari bahan bakarnya terbagi atas mesin diesel dan
mesin otto.

Prinsip pembakaran didalam mesin pada motor bakar jenis diesel bahan bakar solar
disemprotkan kedalam silinder berisi udara yang bertemperatur dan bertekanan tinggi,
sehingga bahan bakar terbakar denga sendirinya atau dengan kata lain terjadi penyalaan
sendiri. Gas-gas ini akan mengembang yang akan menekan dan mendorong piston bergerak
kebwah. Gerak dari piston yang lurus itu diteruskan melalui batang torak keporos engkol
yang merubah menjadi gerak putar motor bakar. Gerak mutar motor bakar ini disebut motor
bakar model piston (E. Karyanto, 1999).

2.8 Kapal Perikanan

Kapal perikanan menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan,


adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan
ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan,
pelatihan perikanan dan penelitian/eksploirasi perikanan.

Kapal purse seine (pukat cincin) menurut Mulyanto (1986) adalah kapal yang
menggunakan alat tangkap purse seine yang dilengkapi tiang dan winch untuk menarik tali
kolor yang dekat dengan jaring setelah penebaran. Dari sudut pandang pengaturan dek tipe
kapal purse seine dibedakan tipe Amerika Utara dan tipe Eropa.

Menurut Departemen Kelautan Dan Perikanan (2004), kapal purse seine adalah kapal
penangkap ikan yang menggunakan alat tangkap pukat cincin (purse seine). Untuk mencegah
ikan melarikan diri pada waktu operasi, bagian kapal ditarik oleh perahu kecil sehingga
proses pelingkaran jaring lebih cepat dan pukat cincin membentuk kantong yang sempurna.
Kapal tersebut dilengkapi dengan tiang tali dan mesin derek (power block) penarik tali kolor.

Menurut Widodo et al., 1998, kapal/perahu tangkap adalah perahu atau kapal yang
digunakan dalam operasi penangkapan binatang atau tanaman air. Kapal ikan merupakan
bagian integral dengan operasi penangkapan. Berbagai hal seperti ukuran, tata letak dek,
peralatan, kapasitas palka, peralatan untuk melaut, yang khusus sifatnya dan akan
menentukan keefektifan bagi penangkapan maupun usaha lain yang dilakukan.

Alat tangkapan purse seine yang menangkap ikan layang di Indonesia (Laut Jawa)
menggunakan kapal kayu berukuran sekitar 40-148 GT dengan ukuran jaring antara 200– 400
meter dan 400– 800 meter, kecuali tali kolor yang di tarik dengan gardan yang tersambung
dengan mesin pembantu utama yang terbuat dari kayu khusus yang berbentuk bulat
memanjang dan sebagian lain fungsinya untuk menarik hal-hal yang penting misalnya
jangkar, menarik badan jaring yang di tarik manusia tidak kuat oleh karena ikannya terlalu
banyak, maka menggunakan alat tersebut, dan selebihnya menggunakan tenaga manusia
(Ardidja, 2000).

Kapal purse seine sebagai faktor yang menentukan keberhasilan dalam operasi
penangkapan hendaknya memiliki ukuran kapal dan daya penggerak yang sesuai dengan jenis
alat tangkap yang di gunakan. Kapal juga harus memiliki palka dan terjamin untuk
menyimpan ikan, serta cukup untuk menyimpan hasil tangkapan selama operasi penangkapan
berlangsung, kapal pukat cincin/purse seine atau yang disebut kapal pukat kantong juga harus
bergerak cepat terutama saat melingkari ketika dalam operasi penangkapan ikan. Selain itu
stabilitas kapal pukat cincin harus mantap karena pada saat beroperasi kapal akan miring dan
saat keadaan laut berombak besar.

Purse seine biasanya disebut pukat kantong karena bentuk jaring tersebut sewaktu
dioperasikan menyerupai kantong. Purse seine kadang- kadang juga disebut jaring kolor
karena pada bagaian bawah jaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali kolor yang gunanya
untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali kolor
tersebut (sadhori, 1985).

Ukuran dan bentuk purse seine sangat beragam, tergantung pada jaring, dalam dan
hanging rasio, ukuran mata jaring, ikan yang menjadi tujuan penangkapan, dan pengalaman
para pada nahkodanya. Purse seine yang terpanjang adalah yang digunakan untuk menangkap
ikan tuna dan cangkalang, panjangnya hampir 2 kilo meter dan biasanya disebutpurse seine
samudera (Ardidja, 2000).

Alat tangkap purse seine biasanya di operasikan di laut dalam dan tidak berkarang. Purse
seine ada yang di operasikan dengan sebuah kapal dan ada pula yang dioperasikan dua buah
kapal. Dalam pengoperasiannya kadang-kadang dilengkapi dengan alat bantu berupa lampu
yang disertai dengan sekoci kecil yang biasanya disebut bangkrak rumpon yang berfungsi
sebagai pengumpul ikan.
Pada saat ini alat penggerak mesin diesel merupan alat penggerak yang paling banyak
digunakan untuk menggerakkan kapal, baik kapal-kapal baja maupun kapal penangkap ikan,
karena penggunaan mesin diesel dipandang paling efektif dan sederhana, sederhana dalam
pengoperasiannya dan dengan unit yang kecil dapat menghasilkan tenaga yang memadai,
sehingga sangat efektif. Namun demikian dalam menentukan besarnya daya mesin yang akan
digunakan untuk menggerakkan kapal ada beberapa hal yang harus diperhitungkan, antara
lain : ukuran utama kapal, kecepatan kapal yang dibutuhkan, tahanan kapal yang terjadi dan
efisiensi pemakaian bahan bakar.

Kebanyakan para pemilik/juragan kapal penangkap ikan tidak memperhitungkan hal-hal


tersebut diatas. Hal ini diperoleh dari hasil pengamatan awal, bahwa terdapat kapal-kapal
purse seine yang mempunyai ukuran utama dan GT yang hampir sama, tetapi menggunakan
daya mesin yang berbeda. Dan terdapat juga kapal purse seine yang mempunyai ukuran
utama dan GT lebih kecil menggunakan daya mesin yang cukup besar. Hasil pengamatan
tersebut terdapat pada kapal purse seine Mekar Abadi I yang mempunyai ukuran utama
panjang (LOA) 23,60 m, lebar (B) 7,50 m, tinggi (H) 3,20 m dan 99 GT menggunakan daya
mesin 350 PK. Dan pada kapal purse seine Surya Kartika Candra yang mempunyai ukuran
utama hampir sama , yaitu panjang (LOA) 23,68 m, lebar (B) 7,70 m, tinggi (H) 2,87 m dan
100 GT daya mesin 300 PK. Sedangkan pada kapal Victori Makmur yang mempunyai ukuran
utama lebih kecil dengan panjang (LOA) 14,40 m, lebar (B) 6,00 m, tinggi (H) 2,50 m dan 71
GT menggunakan daya mesin 300 PK. Dari diskripsi diatas menunjukkan bahwa perlu
adanya penelitian tentang penggunaan daya mesin yang sesuai dengan dimensi kapal dan
kecepatan maksimum yang dibutuhkan, sehingga biaya investasi mesin penggerak kapal dan
penggunaan bahan bakar dapat ditekan yang pada akhirnya dapat menekan biaya operasional
penangkapan ikan.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Klasifikasi Mesin

Mesin land used yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Kim Dong Diesel dimana
klasifikasinya adalah :

Merk : Kim Dong CKD 1600 C


Maximum output : 16 HP / 2200 rpm

Net Weight : 167 kg

3.2 Identifikasi Bagian Bagian Mesin Beserta Fungsinya

Gambar mesin tampak dari beberapa sudut pandang

No Keterangan Fungsi

1 Radiator Mendinginkan panas yang ada dalam mesin


terhadap proses kerja
2 Tangki Bahan Bakar Untuk menampung bahan bakar

3 Kisi-kisi Radiator Mendinginkan air panas setelah melewati ruang


pembakaran

4 Starter Untuk menghidupkan mesin

5 Kran Bahan Bakar Untuk mengatur bahan bakar yang masuk ke


dalam filter

6 Filter Bahan Bakar Menyaring kotoran yang ikut masuk bersama


bahan bakar

7 Gas Pump / injector Memberi tekanan kepada bahan bakar untuk


masuk ke ruang pembakaran

8 Gas Mengatur tenaga yang dihasilkan mesin

9 Pipa Bahan Bakar 1 Mengaliri bahan bakar dari nozlle ke gas pump

10 Pipa Bahan Bakar 2 Mengaliri bahan bakar dari gas pump ke nozlle

11 Carter Penampung pelumas

12 Kipas Membantu mendinginkan air sirkulasi

13 Rol Untuk memutar kipas

14 The Flow Pengeluaran air dari radiator

15 Roda Gila Meneruskan putaran dan mengatur keseimbangan

16 Kaki Penyanggah Untuk menyanggah mesin

17 Filter Udara Menyaring O2 yang dimasukkan keruang bakar


dlm silinder

18 Knalpot Pengeluaran gas buang pembakaran

19 Pipa Bahan Bakar 1 Mengaliri bahan bakar dari nozlle ke gas pump

20 Nozzle Tempat masuk bahan bakar sebelum ke silinder


dari injektor

21 Flans Tempat / dudukan nozzle

22 Kaca Penduga Untuk mengetahui sirkulasi pelumas

23 Chock Untuk menutup salah satu klep

24 Tutup Klep Untuk menutup klep minyak

25 Pipa Bahan Bakar 2 Mengaliri bahan bakar dari gas pump ke nozlle

26 Corong Pelumas Tempat mengisi minyak pelumas


27 Pompa Pelumas Untuk memompa pelumas ke ruang bakar

28 Tutup tangki minyak Menutup tangki minyak agar tidak tumpah

29 Tutup Radiator Menutup tangki radiator

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Fungsi Radiator


Radiator dalam system pendinginan mesian berfungsi untuk melepasakan molekul panas air
yang telah panas dari ruang baker. Suhu panas yang berada dalam blok mesin di serap oleh
air yang berada dalam water jaket, kemudian air yang telah panas selanjutnya bersirkulasi
kedalam radiator, air yang telah panas di dinginkan oleh fan (kipas).Kejadian in berlangsung
pada saat kendaraan berjalan, air dalam water jaket telah panas, kemudian turun melalui celah
celah pendingin radiator, air yang turun di dinginkan oleh angin, setelah dingin air tersebut di
masukan kemabali dalam water jaket oleh pump.

4.2 Bagian – Bangiam Radiator dan Fungsinya

Secara umum kompone radiator terdiri dari bagian – bangian sebagai berikut :

a. Upper Tank dan Lower Tank

Fungsinya untuk menampung air sebelum dan sesudah proses pendinginan.

Tank juga berfungsi sebagai tempat dudukan pipa inlet, outlet, neck filler, seat cock,
bracket, dll.

b. O – Ring

Sebagai penyekat bocor agar air merembes melaui sambungan plate core dengan core.

c. Plate Core

Untuk mengikat tube water dan fin cooling serta sebagai dudukan tank upper dan tank
lower

d. Core Sub Assy

Merupakan hasil assembling dari tube water , fin cooling, insert dan palte core.

Berfungsi sebagai pelepas panas air agar dingin.

e. Plug Drain Cock


Sebagai penyumbat dan untuk pembuangan air

f. Cap Assy

Selain sebagai tutup radiator cap assy juga berfungsi sebagai pengantur tekanan
didalam radiator ( tekanan yang terjadi ketika terjadi kevakuman dalam radiator)

Yang di lengkapi denngan pressurevalvedan vacuum valve ( tutup fleksible yang


terdapat dalam tutup radiator ).

4.3 Cara Kerja Tutup Radiator

 Saat tekanan didalam radiator lebih besar 0,9 kg/cm2 dengan tekan udara luar ,
valve pressure akan terbuka , sehingga air radiator akan mengalir ke reserve tank.
 Saat terjadi kevacuman di dalam radiator , makn vacuum valve pada tutup
radiator akan terbuka, disebabkan tekan dalam reserve tank , sehingga air dari reserve
tank akan mengalir ke dalam radiator.

4.4 Fungsi Water Pump

Water pump berfungsi untuk mengsirkulasikan air pendingin mesin ( mempompa air
sehingga bisa bersirkulasi dalam water jaket ). Water pump digerakan secara mekanis
oleh ware pump pulley yang diputar oleh crankfat dengan perantara sebuah belt.

4.5 Thermostat

Fungsi thermostat adalah untuk mengatur aliran sirkulasi air pendingin mesian untuk
mempertahankna temperature mesin agar sesuai dengan temperature kerjanya.
Cara Kerja Thermostat

 Saat suhu air pendingin kurang dari 82 °C.Thermostat aqkan tertutup sehingga
air pendingin mesin dialirkan tanpa melalui radiator dengan cara membypass nya , hal
ini di lakukan agar suhu mesin cepat mencapai temperature kerjanya.

Pada saat terbuka Gambar 1 Pada saat tertutup Gambar 2

 Saat suhu air pendingin mesin lebih dari 95°C , Thermostat akan terbuka
sehingga ir pendingin mesin dialirkan melaui radiator hal ini bertujuan agar air
pendingin mesin yang bersuhu tinggi tersebut dapat didinginkan.

4.6 Fungsi Reserve Tank

Fungsi reserve tank adalah untuk menampung air pendingin mesin yang keluar dari
radiator saat pressure valve terbuka akibat tekanan dan suhu air pendingin mesin didalam
radiator tinggi.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

 Menurut E. Karyanto (1999), mesin (engine) adalah gabungan dari alat-alat


yang bergerak (dinamis) dan alat yang tidak bergerak (statis) yang bila bekerja dapat
menimbulkan tenaga energi
 Mesin land used adalah mesin kapal yang dimodifikasi sedemikian rupa dari
mesin darat
 Berdasarkan letak motor ada tiga jenis motor penggerak yaitu : motor tempel,
motor luar/warangan (outboard motor) dan motor dalam (inboard motor)
 Berdasarkan bahan bakarnya motor penggerak kapal ada tiga jenis yaitu :
motor solar, motor bensin, dan motor minyak tanah
 Berdasarkan penggunaannya, motor penggerak kapal ikan dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu mesin darat (stationary engine / land used) dan mesin laut (marine
engine)
 Radiator dalam system pendinginan mesian berfungsi untuk melepasakan
molekul panas air yang telah panas dari ruang baker
 Menurut E. Karyanto (1999) perbedaan yang paling utama antara mesin diesel
dengan mesin bensin adalah pada proses pembakaran dimana mesin bensin adalah
proses pembakaran dimana mesin bensin menggunakan letupan api listrik untuk
pembakaran sedangkan mesin diesel menggunakan tekanan dan suhu tinggi

5.2 Saran
Dalam melakukan sebuah penelitian hendaknya dilakukan dengan teliti dan
memperhatikan teori yang telah ada di buku, karena buku merupakan salah satu
pedoman. Sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan harapan

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2010. http://www.duniaesai.com/index.php/direktori/esai/42-lingkungan/220-


qturning-the-tideq-kebijakan-ekonomi-perikanan.html

Anonymous. 2010. http://www.bbrp2b.dkp.go.id/publikasi/prosiding/2009/stp/2.


%20Utama%20Penangkapan.pdf

Anonymous. 2010.http://camartolol.wordpress.com/2008/07/10/purse-seine-laut-jawa-part-1/

Anonymous. 2010.http://frezeries.blogspot.com/2009/11/karakteristik-teknis-alat-tangkap-
purse.htm

Pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan pertanianMata


diklat identifikasi kapal dan alat penangkap ikan. 2010

Supangat. Imam, Pramudji, Ruyitno. 2003. Pesisir Dan Pantai Indonesia VIII. Jakarta
Page 29

Anda mungkin juga menyukai