Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

SMK NEGERI 1 CIDAUN

NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

NAME : REZA PRAMANA

KELAS : XII

KOMPETENSI KEAHLIAN : NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS PENDIDIKAN CABANG PENDIDIKAN WILAYAH VI

SMK NEGERI 1 CIDAUN

JL. Pelabuhan Jayanti Desa Cidamar Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur

Kode pos 43275 telp. 0823-4006-5930

Website : www.smkn1cidaun.sch.id , Email : smknegeri1cidaun@gmail.com 2023


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkup kerja Nautika Kapal penangkap Ikan (NKPI) melibatkan banyak untuk
bekerja, baik di atas kapal (sebagai pelaut), agen muatan di Pelabuhan, tenaga administrasi di
kantor perusahaan, tenaga pengolahan hasil tangkap serta berbagai macam tenaga kerja lain
yang intinya berperan mendukung usaha penangkapan yang sedang dilakukan.
Perikanan sendiri dipahami sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan
dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari pra industri, kegiatan
produksi, kegiatan pengolahan samapi dengan kegiatan pemasaran yang dilaksanakan dalam
suatu sistem bisnis perikanan
Atas dasar masalah-masalah tersebut di atas, maka Pendidikan Menengah Kejuruan
(SMK) berperan untuk menyiapkan peserta didik agar siap bekerja, baik bekerja secara
mandiri (Wiraswasta) maupun mengist lowongan pekerjaan di perusahaan-perusahaan
Khususnya perusahaan perikanan. oleh karena itu, pengembangan Pendidikan Menengah
Kejuruan (SMK) diorientasikan pada pemenuhna perminatan pasar kerja. Secara Makro arah
pengembangan Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) mengacu pada prinsip.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cidaun sebagai salah satu sekolah yang
menyiapkan tenaga kerja untuk dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang
diharapkan oleh Dunia Keria. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia
yang memiliki kompetensi di bidangnya terutama di bidang Nautika Kapal Penangkap Ikan
(NKPI). memiliki daya saing dan adaptasi yang tinggi. Atas dasar tersebut, Pengembangan
Kurikulum dalam rangka penyempurnaan Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) harus
disestaikan dengan kondisi dan kebutuhan dunia kerja.

1
Pendidikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah pola penyclenggaraan Diklat yang
dikelola bersama-sama antar SMK Neger 1 Cidaun dengan Dunia Industri (DU)
/ Asosiasi Profesi sebagai Institusi Pasangan (IP) yang penyelenggaraannya disusun
sedemnikian rupa di mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap Evaluasi dan
Sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program. Pola pendidikan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) diterapkan dalam proses penyelenggaran SMK Negeri 1 Cidaun dalam rangka lebih
menerapkan mutu lulusan dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh Dunia Usaha / Dunia
Industri (DU/DI).

1.2 Landasan Mukum Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Adapun landasan hukum Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah : 1.Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintahan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
3. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud No.
130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur Kurikkulum Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2017
4. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
5. Intruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi
Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan
Dava Saing Sumber Dava Manusia Indonesia.
6. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-IND/PER/1/2017 tentang
pedoman pembinaan dan pengembangan Sekolah Menengal Kejuruan
Berbasis Kompetensi yang Link and Match deng
Industri
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 36 Tahun 201
Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri.

2
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan /
Madrasah Aliyah Kejuruan.
9. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud No.
130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Kejuruan.
10. Rapat Dinas Kepala Sekolah Beserta Dewan Guru dan Staf Tata Usaha (TU)
SMK Negeri 1 Cidaun

1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu bentuk penyelenggaran pendidikan
profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkron antara program sekolah dan
penguasaan keahlian yang diperoreh melalui kerja langsung di dunia kerja, untuk
mencapai keahlian Profesional.
Mengetahui peluang usaha penangkapan ikan dengan kapal Long Line di perairan Indonesia.
Pada dasarya, tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut: a
A. Dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjadi tenaga kerja yang
terampil, produktif dan Berstandar Mutu Internasional sesuai dengan tuntutan dunia
keria.
B. Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama
di Kelas XI.
C. Dapat mengetahui metode dan teknik pengoperasian Long Line.
D. Dapat mengetahui jenis-jenis ikan yang di tangkap pada alat Long Line dan juga cara-
cara penangkapan ikan di atas kapal dengan baik.
E. Memperoleh pengalaman yang ril di lapangan industri.

3
BAB II

TIJAUAN
PUSTAKA

2.1 Tiniauan Manajemen


Kegiatan usaha penangkapan ikan termasuk kategori kegiatan usaha yang memiliki unsur
resiko spekulasi (untung-untungaan), diantaranya:
A. Ikan yang akan di Eksploitasi bersifat bergerak (Migratory).
B. Kondisi alam (craca) laut, terdapat ombak, angin dan arus.
C. Komoditasi ikan merupakan kelompok pangan yang cepat busuk (Verisable Food),
schingga harus membutuhkan penanganan yang baik agar tetap terjaga sanitasi dan
higienitasnya.
D. Mash adanya sebagian masyarakat menangkap ikan dengan alat, bahan dan cara-cara
yang tidak ramah lingkungan.
E. Regulasi dan penengakan hukum perikanan yang masih belum optimal.
Untuk meminimalkan resiko dan spekulasi sehingga menjadi lapangan usaha yang layak
dan produktif, maka diperlukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang
tepat / sesuai dengan jenis kegiatan tangkap dan skala usahanya seta regulasi yang
mengaturya. Regulasi dalam usaha perikanan tangkap guna mengakomodasi produktivitas
usaha perikanan tangkap secara berkesinambungan, lestari berwawasan lingkungan dan
merupakan bagian Integral dari pembangunan ekonomi perikanan.
Dalam rangka mengelola usaha penangkapan ikan yang produkrif des berwawasan
lingkungan, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan
A. . Ketersediaan Potensi Sumber Dava Ikan vang akan di Eksplorass Wilayah
perairan yang dijadikan daerals penangkapan. (I% benar-benar terdapat potensi
ikan yang jumlabs layak untuk di Eksploitasi, Juga tomedia alokasi pengusalammy
hasil kajian Komisi Nasional Stock Asessing ikan pada tiap wilayah perairan
indonesia
B. Penggunaan sarana kapal, alat penangkapan dan alat bantu penangkapan yang
sesuai dengan target spesies ikan

4
C. Keterampilan Sumber Daya Manusia mengoperasikan Teknologi sarana
penangkapan, penguasaan pengetahuan tingkah laku ikan dan musimnya.
D. Pemilihan jangkauan jalur lokasi daerah operasi penangkapan.
E. Pendekatan target Spesies ikan hasil tangkapan terhadap permintaan pasar.
- Penentuan jenis alat tangkap dan ukuran yang sesuai
- Penentuan besaran Gross Tonage kapal dan mesin penggerak kapal.
- Teknologi penanganan hasil tangkap.
- Transportasi Distribusi Pemasaran.
F. Ketersediaan bahan pembekalan kapal melalui dan BAP (Badan dan Alat
Perikanan).
G. Ketersediaan tempat pendaratan ikan (Belabu danPangkalan
PendaratanIkan):
- Dermaga bongkar / muat ikan
- Kolam Pelabuhan dan alur palayaran dengan luas dan dalam yang cukup untuk
olah gerak kapal perikanan yang akan bongkar muat
- Peralatan bongkar / muat ikan
H. Ketersediaan secara pemeliharaan kapal perikanan di lokasi usaha. Sarana
pemeliharaan kapal perikanan diperlukan untuk menjaga kondisi kapal tetap dalam
keadaan layak laut dan siap Operasional.
Sarana pemeliharaan ini diantaranya :
- Docking Kapal, untuk pemeliharaan Boddy Kapal.
- Bengkel, untuk pemeliharaan mesin dan peralatan kapal.
- Area / ruang perbaikan alat kapal.
1. Kelayakan kapal penangkap ikan:
- Layak laut
Kapal perikanan harus mampu olah gerak dan berlayar di perairan laut secara
aman dan dapat dikendalikan, baik di pelabuhan pangkalan atau di daerah operasi
penangkapan (Fishing Ground).

5
Layak laut kapal tersebut dilengkapi dengan :
- Surat Ukur Kapal
- Sertifikat Kesempurnaan dan Kelayakan
- Nahkoda dan KKM Memiliki Sertifikat Kecakapan Nautika dan Teknika
2. Layak Tangkap
Kapal penangkap ikan harus dilengkapi dengan Dokumen layak Tangkap,
diantaranya:

- Ijin Usaha Perikanan (IUP).


- Surat Penangkapan Ikan (SPI)
- Log Book Perikanan (LBP) dan Lembar Layak TangkapOperasional (LLTO)
LBP dan LLTO digunakan sebagai data dan Jurnal Penangkapan Ikan Guna
pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumber daya ikan bagi kapal-
kapal perikanan.

2.2 Unit Penangkapan


1. Kapal Penangkap Ikan
Semua kegiatan yang berhubungan dengan perairan apa lagi jika berbicara
tentang penangkapan ikan pasilitas sangat membutuhkan alat transportasi dan alat
penampung hasil penangkapan. Oleh karena itu, semenjak zaman dahulu melalui
proses perkembangan yang sangat panjang, terciptalah alat transportasi yang kita
kenal sekarang adalah Kapal.
Pancing adalah salah satu tangkap yang umum dikenal oleh masyarakat
ramai terlebih dikalangan Nelayan. Pada prinsipnya, pancing in terdiri dari dua
komponen utama yaitu tali (Line) dan mata pancing (Hook).
2. Alat Tangkap Long Line
Pancing Rawai atau Long Line adalah suatu pancing yang terdiri dari tali
panjang (Tali Utama atau Main Line), kemudian pada tali tersebut secara berderet
pada jarak tertentu digantungkan tali pendek (Tali Cabang atau Branch Line) yang
ujungnya diberi mata pancing (Hook). Panjang tali Main Line dapat mencapai ratusan
meter puluhan sampai puluhan kilo meter.

6
Rawai Tuna tergolong Rawai Hanyut (Drift Long Line), tetapi umumnva
hanya disebut Tuna Long Line. Dalam Industri Perikanan Pancing Rawai Tuna ini
mempunyai nilai produktivitas yang tinggi.
Satu perangkat Rawai Tuna terdiri dari ribuan mata pancing dengan panjang tali
mencapai pulahan kilo meter (15-75 km).
Dilihat dari segi kedalaman operasi (Fishing Depth) Rawai Tuna dibagi dua
bagian, yaitu bersifat dangkal dan bersifat dalam yang pancingnya berada pada
kedalaman 100-300 m. Perbedaan kedua jenis ini disebabkan pada tipe dangkal satu
Basket Rawai diberi lima pancing, sedangkan pada tipe dalam diberi 11-13 pacing
sehingga lengkungan tali utama menjadi lebih dalam
a. Pelampung(Float)
Pelampung yang digunakan pada Long Line terdiri dari beberapa jenis,
yaitu pelampung bola, pelampung bendera. pelampung radio dan pelampung
lampu.
b. Tali Pelampung
Tali pelampung berfungsi untuk mengatur kedalaman dari alat
penangkapan sesuai dengan yang dikehendaki, tali pelampung in biasanya
terbuat dari bahan Kuralon.
c. Tali Utama (Main Line)
Tali utama Main Line adalah bagian dari potongan-potongan tali yang
dibubungkan antara satu dengan yang lain sehingga membentuk rangkaian tali
yang sangat panjang.
d. Tali Cabang (Btanch Line)
Bahan dari tali cabang biasanya sama dengan tali utama, perbedaanya
hanya pada ukuran saja, dimana ukuran tali cabang lebih kecil dari tali utama.

7
e. Perlengkapan Lainnya
Perlengkapan lainnya yang dimaksud adalah alat-alat yang
dipergunakan untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan operasi
penangkapan di kapal antara lain adalah Radar, RDF, Line Hauler, Marline
Spike dan Catut Potong.

2.2.3 Alat Penangkapan Ikan Kapal Long Line


A. 1 Alat Bantu Navigasi
Sejak manusia mengenal sarana apung sebagai alat transportasi sarana
penangkapan, maka sejak itu pula tindakan navigasi telah dilakukan, yaitu
suatu cara yang dilakukan secara terus menerus untuk mengarahkan sarana
apungnya menuju suatu titik sasaran dengan tepat, hemat dan Efisien.
(Wahyano dan Syarif. 2004).
Beberapa jenis alat bantu Navugasi antara lain:
1. Kompas Magnet
Kompas Magnet berfungsi untuk menentukan arah pelayaran kapal dan
untu menentukan arah baringan suatu benda terhadap kapal. Pedoman Magnet
di kapal biasanya terdiri dari Pedoman Standar, Pedoman Kemudi dan
Pedoman Kemudi Darurat
2. Peta Pelaut
Peta Pelaut merupakan semua jenis peta yang digunakan untuk
keperluan navigasi di lautan. Ia menggambarkan keadaan rinci tentang
wilayah laut yang aman dilayari kapal-kapal, dengan tanda-tanda kedalaman
air.
3. Global Position System (GPS)
Global Position System (GPS) yaitu alat bantu Navigasi yang bekerja
berdasarkan gelombang radio dan beberapa satelit yang mengorbitkan untuk
mengetahui posisi kapal.

8
4. Radio Komunikasi
Peralatan Radio Komunikasi ini sangat penting agar antar kapal yang satu dan
kapl yang lainnya dapat bertuka informasi pada waktu berlayar.
5. Radio Direction Finder (RDF)
Radio Direction Finder (RDF) adalah alat banti Navigasi yang bekerja
berdasarkan penerimaan gelomban radio untuk mengetahui arah dan perkiraan
jarak pemancar.
A. 2 Alat Bantu Penangkapan
1. Line Hauler
Line Hauler merupakan alat bantu penarik tali utama pada saat Hauling
berlangsung. Keberadaan alat ini mutlak diperlukan, karena tali yang di tebar
di perairan tidak memungkinkan untuk di tarik menggunakan tangan biasa
(Manual), selain berat dari gaya beban dan gaya tarikan dari seluruh
rangkaian Long Line juga akan memerlukan waktu yang lama sehingga
dianggap tidak Efisien. (Suwardiono dan Nuryadi Sadono, 2004).
2. Side Roller / Line Guide Roller
Alat ini ditempatkan pada dinding atau tepi lambungkapal dan
berfungsi untuk menjadikan Main Line terarah alurnya sehingga dapat
mengarah ke Line Hauler. Bahan Side Roller terbuat dari baja Stainless dan
bekerja secara aktif. (Nur Bambang Etial. 1999).
2.3 Metode das Teknik Penangkapan (Long Line)
Metode penangkapan dengan alat tangkap Long Line adalah dengan
cara mula-mula pelampung dan tang bendera di lepas beserta tali
pelampungnya, kemudian disusal lepas tali utama, akhirnya tali cabang yang
diikuti mata pancing yang telah diberi umpan, begitu seterusnya Secara
bergantian antara tali utama dengan Branch Line disambungkan di lempar
kelaut (antara satu rawai yang lain disambungkan melalui satu tali
penyambung).

9
Penarikan Rawai dilakukan 5-6 jam kemudian setelah pelepasan
pancing. Biasanya di mulai pada pukul 12.00 dan sclesai menjelang matahari
terbenam. Penarikan pacing dilakukan dibagian depan kapal dengan bantuan
alat bantu penarik (Line Hauler). Penarikan pancing Mauling) secara berurut
di mulai dari tiang bendera pelampung, tali pelampung serta pemberat
diangkat ke atas Deck kapal, tali utama berikut tali beserta mata pancingnya
dan begitu terus sampai keseluruhan satuan mata pacing terangkat ke atas
geladak kapal.
2.4 Hasil Tangkapan
Hasil Tangkap Long Line antara lain jenis-jenis Teriska, tetapi banyak
jenis-jenis ikan lainnya tertangkap sebagai sampingan.
Jenis-jenis Teriska yang tertangkap seperti
a. Tuna Sirip Kuning
b. Tuna Sirip Biru
c. Tuna Mata Lebar
d. Marlin
e. Meka
f. Albakor.
g. Hiu
Sedangkan hasil tangkapan sampingannya adalah :
a. Tenggiri
b. Tongkol
c. Bawal

10
2.5 Penanganan Hasil Tangkap
Setelah ikan ditangkap, hal selanjutya yang tak kalah penting adalah
penanganan ikan selama berada di atas kapal. Dengan kandungan Protein dan
Kadar air yang cukup tinggi, ikan merupakan komoditi yang mudah
mengalami pembusukan (Higly Perishable). Oleh karena itu, untuk memenuhi
Kebutuhan konsumen yang sclalu mengharapkan ikan segar, penangnan ikan
perlu dilakukan agar bisa sampai ke tangan konsumen atau pabrik pengolahan
dalam keadaan segar atau mendekati segar (Affrianto E dan Liviawaty B.
1989).

2.6 Tinjauan Kajian Finansial


Menurut Effendi dan Okariza (2006) usaha perikanan yang akan
dilakukan oleh seorang pengusaha harus menghasilkan keuntungan yang
berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis usaha. Analisis usaha
merupakan suatu cara untuk mengetahui tingkat kelayakan dari suatu jenis
usaha. Tujuan analisis usaha adalah untuk mengetahui tingkat keuntungan,
pengembalian investasi maupun titik impas suatu usaha.
Analisis usaha pada usaha perikanan sangat diperlukan mengingat
ketidakpastian usaha yang cukup besar, apalagi usaha perikanan tangkap yang
sangat dipengaruhi oleh musim penangkapan.

11
BAB III
METODE PELAKSANAAN PKL

2.7 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Praktek Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Benoa Bali Di PT.
BANDAR NELAYAN Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di KM
BANDAR NELAYAN 226 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
berlangsung selama 10 Bulan, Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini di
mulai sejak tanggal 2 Sempember 2022 sampai dengan 17 agustus 2023.

2.8 Metode
Metode yang dilakukan selama penulis melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut :
A. Orientasi
Orientasi adalah pengenalan awal bagi peserta didik yang baru
mengenal situasi dan kondisi suatu daerah atau lokasi Praktek Kerja Lapangan
(PKL). Peserta didik dikumpulkan di rumah atau di Mess untuk mendapatkan
pengarahan mengenai.
- Peraturan-peraturan kehidupan masyarakat di Desa sekitar.
- Peraturan di Mess.
- Jadwal kegiatan sehari-hari selama berada di Mess.
- Pengenalan alat tangkap dan cara mengoperasikanova sera
memperbaikinya.
- Menjelaskan secara umum, bagaimana kapal berangkat ke laut sampai kapal
pulang / sandar di pelabuhan.
B. Observasi
Observasi adalah kegiatan dimana seorang siswa datang danmelihat
langsung segala kegiatan di lapangan atau di lokasi PraktekKerja Lapangan
(PKL). Mengadakan pengamatan langsung kekapal-kapal di Pelabuhan
Tanjung Benoa, untuk melihat langsung

12
kapal apa saja yang ada di Pelabuhan seperti Long Ling, Kolekting, Purse
sein dan lain-lain

C. Adaptasi
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan perbandingan antara teori
vang di dapat di sekolah dengan kenyataan yang Riil di lapangan. Pada sat
penulis naik ke atas kapal, kita diwajibkan mengenal Anak Buah Kapal (ABK)
yang lain dikarenakan kehidupan di atas kapal bagaikan keluarga besar yang
membutuhkan kekompakan dan kerjasama yang tinggi. Resiko yang dihadapi
sangatlah besar vaitu taruhannya nyawa. Apabila satu orang membuat
kesalahan, maka semuanya akan menanggung akibatnya Sehingga kehidupan
si atas kapal selama operasi penangkapan ikan selalu bergotong royong.
D. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Sebelum kapal berangkat menuju daerah penangkapan ikari, semua
kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan selama operasi penangkapan harus
dipersiapkan terlebih dahulu. Persiapan-persiapan itu meliputi persiapan di
darat dan di laut, Persiapare persiapan itu adalah sebagai berikut :
a. . Persiapan Di Darat
Setiap Anak Buah Kapal (ABK) ditanggung oleh mess dari mulai
kebutuhan pokok hingga kebutuhan pribadi,
b. Persiapan Di Laut
1. Menyiapkan kondisi badan supaya tetap shat
2. Membawa obat-obatan pribadi
3. Membawa baju hangat sementara untuk kebutuhan lain telah Jadi
tanggung jawab kapal.

13
BAB IV
HASIL PRAKERIN DAN PEMBAHASAN

2.9 Hasil Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


A. Kapal Penangkapan
Kapal dimanja penulis melaksanakan prakterk kerja lapangan (PKL)
adalah KM. BANDAR NELAYAN 208 dengan data kapal sebagai
berikut :
A. 1 Data Kapal
1. Nama Kapal : KM. Bandar Nelayan 226
2. Tempat Pendaftara : Benoa Bali
3. Tempat Pembuatan : Bali
4. Tahun Pembuatan : 2012
5. Tanda Selar : -
6. Alat Tangkap : Rawai
7. Material Kapal : Fiber dan Kayu
8. Pelabuhan Pangkalan : Benoa Bali
A. 2 Ukuran Pokok Kapal
1. Panjang (LOA) : 24 m
2. Dalam : 2,5 m
3. Lebar : 6 m
4. Isi Bersih (Net Tonage) : 67 NT
5. Isi Kotor (Gross Tonage) : 85 GT
A. 3 Spesifikasi Mesin Kapal
1. Jumlah Mesin Induk : 1
2. Jenis Mesin : Diesel
3. Merk Mesin : Nissan
4. Kekuatan Mesin : 370 PK
5. Kecepatan Maksimal : 8,5 Not

14
A. 4 Alat Navigasi
1. GPS
2. Kompas Magnet
3. Peta Laut
4. RDF
A. 5 Alat Komunikasi
1. Radio Telekomunikasi
2. Telepon Seluler
A. 6 Alat Penolong
1. Baju Penolong (Life Jacket) : 35 Buah
2. Pelampung Penolong Biasa : 3 Buah
3. Life Bouy :5 Buah
4. Skoci : -
A. 7 Surat-surat Kapal
1. Surat Izin Penangkapan Ikan
2. Sertifikat Kelayakan dan Pengawakan Kapal Penangkapan Ikan
3. Pas Tahunan
4. Surat Izin Berlayar
5. Surat Ukur
6. Surat Izin Perhubungan
7. Surat Tanda Pelunasan Pungutan Perhubungan
8. Surat Keterangan Radio Telekomunikasi
9. Surat Permohonan Tanda Panggilan
10. Daftar Anak Buah Kapal

15
3.0 Alat Tangkap Long Line
KM. BANDAR NELA YAN 208 merupakan Long Liner, yaitu
kapal penangkap ikan yang menggunakan alat tangkap Long Line yang
memiliki data sebagai berikut :

No Uraian Keterangan
1 Main Line 2080 Meter
2 Branch Line 1872 Meter
3 Hook (Pancing) 104 Buah
4 Tali Pelampung 8 Buah
5 Bola Pelampung 8 Buah
6 Pelampung Lampu -
7 Pelampung Radio Bouy 2 Unit

3.1 Alat Bantu Penangkap Ikan


Alat bantu penangkap ikan yang digunakan oleh KM. Bandar Nelayan 208 a
dalah sebagai berikut :

No Uraian Keterangan
1 Line Hauler 1 Buah
2 Side Roller 3 Buah
3 Ganco 3 Buah
4 Sikat 3 Buah
5 Blong 6 Buah
6 Karung Blong 44 Buah
7 Basket Keranjang 33 Buah

16
4.1.4 Perbekalan
Perbekalan sebelum Keberangkatan di KM. BANDAR NELAY AN 208
meliputi :
a. Beras : 2000 kg
b. Solar :18 Ton
c. Aqua Botol : 20 Dua
d. Air tawar : 20.000 Liter
e. Minyak Goreng : 200 kg
f. Bahan, Bumbu dan Makanan :
1. Bawang Merah :70 Kg
2. Bawang Putih :70 Kg
3 Cabe Merah : 80 Kg
4. Ketumbar : 20 Kg
5. Kemiri : 50 Kg
6. Merica : 10 Kg
7. Kecap : 20 Botol besar
8. Saus : 30 Botol besar
9. Gula Pasir : 25 Kg
10. Roti : 20 Pak
11. Kopi Kapal Api : 20 Dus Besar
12. Teh : 40 pak
13. Susu Kaleng : 135 Kaleng
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk sekali kapal berangkat
berlayar adalah sekitar 725 Juta Rupiah untuk perbekalan kapal beroperasi di laut.

.1.5 Daerah penangkapan


KM. BANDAR NELAYAN 208 merupakan salah satu kapal Long Line.
Pelabuhan kapal in adalah Pelabuhan Benoa Bali daerah penangkapan (Fishing
Ground) yang sering dituju KM. BANDAR NELAYAN 208 adalah sekitar
perbatasan antara perairan Bali, Indonesia.

17
Dalam hal in untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu operasi penangkapan
ikan, salah satu hal yang menentukan adalah penentuan arah penangkapan.

6 Hasil Tangkapan
Adapun jenis-jenis ikan yang ditangkap kapal Long Line selama
pengoperasian di KM. BANDAR NELAY AN 208 antara lain sebagai berikut :

No Nama Ikan Nama Latin


1 Tuna Sirip Biru Thunnus thynnus
2 Tuna Sirip Kuning Thunnus albacares
3 Tuna Mata Lebar Thunnus obesus
4 Cakalang Katsuwonus pelamis
5 Albakora Thunnus alalunga
6 Todak Xiphias gladius

4.2 Pembahasan
4.2.1 Kapal Penangkapan Ikan Long Line KM. BANDAR NELAYAN 208
Kapal penangkap ikan adalah setiap kapal yang digunakan atau
dimasudkan untuk pemanfaatan sumber daya hayati laut berupa ikan, termasuk kapal
induk dan kapal lain yang secara langsung ikut terlibat di dalam operasi penangkapan
ikan. Dalam suatu operasi penangkapan ikan, kapal penangkap ikan merupakan salah
satu faktor yang sangat berpengaruh besar dalam menentukan keberhasilan suatu
operasi penangkapan. Sebelum menuju Fishing Ground atau daerah penangkapan,
kapal harus dalam keadaan baik dan tidak mengalami gangguan atau kerusakan kapal
penangkapan dapat mengganggu jalannya operasi penangkapan ikan.
Kondisi kapal penangkapan ikan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan operasi penangkapan ikan, baik mengenai kontruksi yang sesuai dengan
jenis alat tangkap atau pun
18
letak dan penataan tata ruang yang sempurna shingga tidak mengganggu
stabilitas kapal dan kelancaran rang gerak Anak Buah Kapal (ABK) pada saat operasi
penangkapan ikan sedang berlangsung.
Kapal Long Line memiliki kecepatan dan stabilitas yang baik. pada saat
Setting dan Hauling. Pada saat kapal Long Line beroperasi, pada saat Setting Anak
Buah Kapal (ABK) berada di Buritan Kapal / di belakang kapal, sedangkan pada sat
Hauling Anak Buah Kapal (ABK) berada pada sisi lambung kapal sebelah kanan.
Pengoperasian kapal Long Line dilakukan di daerah perairan Bring Sea
karena kapal Long Line tujuan utamanya untuk menangkap ikan dari jenis Pelagis
besar dan lain sebagainya. Kapal Long Line ditinjau dari segi pengoperasiannya
merupakan kapal tunggal, karena hanya menggunakan satu kapal.
Kapal Long Line mempunyai ukuran kapal yang bervariasi mulai dari yang
kecil 5 GT damapi dengan yang besar 30 GT. Kapal Long Line yang berukuran
menengah dan besar dilengkapi dengan alat-alat komunikasi dan navigasi yang sudah
modern. Dalam setiap kapal penangkapan ikan sangat diperlukan adanya alat
Navigasi. Navigasi mempunyai arti cara membawa kapal dari suatu tempat ke tempat
lain dengan aman, tepat waktu dan efisien. Dengan kata lain navigasi adalah alat
untuk membantu kelancaran dalam berlayar. Alat navigasi yang digunakan di KM.
BANDAR NELAYAN 226 adalah Global Positioning System (GPS) dan Kompas
Basah.
Global Positioning System (GPS) berfungsi sebagai alat untuk
menentukan posisi kapal (Lintang, Bujur dan tinggi di atas permukaan laut). Selain
itu, Global Positioning System (GPS) dapat digunakan untuk mengetahui jarak
tempuh dan haluan yang digunakan apabila ingin menuju suatu tempat, sehingga
dapat diketahui waktu yang dibutuhkan dalam menempuh tempat atau posisi tersebut
dengan kecepatan yang telah ditentukan.
19
Kompas Basah berfungsi untuk membantu Juru Mudi pada saat
mengemudikan kapal untuk menentukan haluan kapal dan arah Utara, Barat, Selatan
dan Timur. Sebelum adanya Global Positioning System (GPS), para nelayan
dahulunya menggunakan Kompas Basah dengan fungsinya hamper sama dengan
Global Positioning System (GPS).
Selai alat navigasi, ada juga alat penolong untuk keselamatan Anak Buah
Kapal (ABK) dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Alat-alat
penolong yang ada di KM. BANDAR NELAYAN 226 diantaranya yaitu:
a. Baju Penolong (Life Jacket) : 35 Buah
b. Pelampung Penolong Biasa : 3 Buah
c. Ring Buoy : 5 Buah
d. Skoci : -

4.2.2 Alat Tangkap


Alat tangkap yang digunakan di KM. BANDAR NELAYAN 208 adalah Long
Line atau Pancing Rawai.
Pancing Rawai atau Long Line adalah suatu pancing yang terdiri dari tali
panjang (Tali Utama atau Main Line), kemudian pada tali tersebut secara berderet
pada jarak tertentu digantungkan tali pendek (Tali Cabang atau Branch Line) yang
ujungnya diberi mata pancing (Hook). Panjang rentang tali Main Line dapat mencapai
ratusan meter bahkan puluhan kolo meter.
Berdasarkan sasaran yang hendak dicapai dan cara pengoperasiannya Pacing
Rawai dibedakan menjadi Rawai Cucut (Shark Long Line),
20
4.2.3 Cara Mengeperasikan Kapal Long Line KM. BANDAR NELAYAN 208
Adapun cara pengoperasian kapal Long Line selama Praktek Kerja
Lapangan (PKL), yaitu :
a. Setting
Setting adalah proses pemeriksaan alat tangkap dari Main Line pacing
umpan dan sejenisnya sebelum melakukan pembuangan alat tangkap.
Kemudian umpan dipasang di pancing dan di lempar ke laut.
b. Hauling
Hauling adalah proses penarikan alat tangkap. Ada beberapa bagian
saat melakukan Hauling yaitu :
1. Fishing Master berfungsi mengatur kecepatan mesin Hauler dan
mengawasi tali Main Line agar tidak ada yang kusut, saat Main Line kusut
maka master akan menghentikan tarikan untuk sementara dan memperbaiki
tali yang kusut terlebih dahulu.
2. Bagian Ganco bertugas untuk mengangkat ikan dari air ke atas Dek kapal
sesuai instruksi dari Fishing Master.

4.2.4 Cara penanganan Ikan Hasil Tangkap


Adapun cara untuk penanganan ikan hail tangkap, antara lain :
a. Penvortiran
Penyortiran adalah pemisahan jenis ikan menurut nama ikan, ukuran ikan
dan ikan rusak. Sedangkan untuk ikan rijek sebelumnya masuk ke pabrik di
pisahkan lalu di buang ke air sehingga tidak ada ikan rijek di tempat proses
pengolahan ikan.
b. Pencucian
Pencucian ikan dalam proses pengolahan ikan di anggap sangat
penting, karena proses pencucian ikan berguna untuk menghilangkan kotoran-
kotoran yang mash menempel pada ikan, sementara pencucian yang
menggunakan sikat pencuci

21
ikan berguna untuk mengurangi lendir pada kulit ikan dan bau amis pada
badan ikan.
c. Proses Masuk Di Palka
Untuk masuk ke Palka di kapal operasi Long Line melalui beberapa proses
terlebih dahulu vaitu :
1. Ketika dibagian Dek sedang melakukan Hauling maka ikan hasil
tarikan akan langsung di proses oleh orang Dek.
2. Di Dek pertama ikan digorok terlebih dahulu untuk memisahkan
kepala dan usus ikan.
Setelah melalui proses penggorokan, ikan di cuci dan dibersihkan setiap
bagiannya melalui proses penyikatan ikan.
4. Ikan akan melalui Proses penyortiran, yaitu untuk memisahkan jenis ikan
dan ukurannya, sedangkan untuk ikan yang rusak di buang.
S. Selesai diproses, ikan dimasukan ke dalam Preezer.
6. Setelah beku di Preezer, kemudian dibongkar dan dimasukan ke Palkah.

4.2.5 Kegiatan Perawatan Kapal


Adapun kegiatan yang dilakukan di kapal selama kegiatan operasi,
diantaranya :
a. Piket Anak Buah Kapal (ABK) setiap ABK di kapal akan kebagian piket 5
hari selama satu bulan yang bertujuan untuk merawat bagian dalam kapal,
seperti membersihkan seluruh ruangan dalam kapal misalnya lantai, dinding
kapal, kamar dan toilet.
b. Pengecekan mesin yang dilakukan oleh Engginer, setiap Engginer mempunyai
tugas masing-masing, yaitu :
1. Oiler yang bertugas untuk mengontrol Oli Mesin dan bahan bakar pada
mesin.

22
2. Bagian listrik yang bertugas untuk mengecek listrik dan penggunaan listrik
pada kapal seta bertugas memperbaiki alat Elektronik yang rusak seperti
komputer, mesin Prizer dan mesin pendingin untuk Palka.
3. Chip Engginer bertugas untuk mengontrol seluruh bagian mesin pada
kapal.

23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengalam yang telah di alami penulis melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) yaitu berlayar serta ditambah dengan keterangan yang
diberikan oleh Nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK), dalam operasi penangkapan
ikan dengan menggunakan alat tangkap Long Line penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Kapal-kapal yang ada di Pelabuhan Benoa Bali menggunakan alat tangkap
Long Line yang Semi Modern. Hal in dikarenakan kapal Long Line sudah
menggunakan mesin bantu penangkapan dan juga masih menggunakan cara
manual yaitu pengandalan tenaga manusia lebil khususnya pada saat Setting
dan Gulung Pancing.
b. Tujuan penangkapan ikan dengan alat tangkap Long Line adalah ikan-ikan
dari jenis Teriska dan ikan lainnya.
c. Metode penangkapan ikan yang digunakan adalah dengan Drift Long Line
yaitu membiarkan pancing terbawa arus atau mengikuti arus, dikarenakan ikan
biasanya melawan arus untuk mencari makan.
d. Cara penanganan ikan di kapal sangat sederhana sekali, karena hanya
menggunakan es untuk menjaga kesegaran ikan. tapi ikan yang menggunakan
media pendingin es harganya lebih bagus atau lebih mahal harganya
dibandingkan dengan menggunakan media pendingin lainnya.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan yang berhubungan
dengan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL), antara lain :
a. Bagi Industri
Untuk mencapai keberhasilan suatu operasi penangkapan, maka para
Nakhoda Kapal Long Line haruslah betul-betul memahami

24
beberapa faktor yang menentukan keberhasilan suatu operasi penangkapan,
diantaranya adalah perahaman dan penguasaan Fishing Ground atau daerah
penangkapan yang baik untuk dijadikan target penangkapan.
Agar hasil tangkap ikan tidak mudah rusak atau bertahan lama dan
mutu ikan tetap terjaga sampai di perusahaan, maka ikan haruslah
diperhatikan terlebih dahulu schingga sebaiknya kapal Long Line
menggunakan mesin pendingin.
b. Bagi Perusahaan
Pada kapal-kapal Long Line yang ada di Benoa Bali mash banyak kapal
yang belum dilengkapi dengan alat-alat keselamatan yang memadai. Untuk
perusahaan perikanan, kapal harus dilengkapi dengan alat-alat keselamatan
yang memadai, guna untuk keselamatan kerja dan kenyamanan keria di laut.
c. Bagi Sekolah
Sebelum peserta didik melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
(PKL), harus diadakan pembekalan dan pemantapan tentang alat praktek,
teknik-teknik pembuatan alat tangkap dan alat Navigasi.

25
DAFTAR PUSAKA

Afrianto, E dan Liviawaty E (1989), Penanganan Hasil Tangkapan. KANISIUS. Nur


Bambang Etial, (1999), Alat Bantu Penangkapan Ikan.
Suwardiono dan Nuryadi Sadono, (2004). Alar bantu Penangkapan Ikan. Wahyono
dan Nuryadi Syarif, (2004). Alat Bantu Navigasi Kapal
Penangkapan
Ikan.

26
Lampiran - lampiran

Anda mungkin juga menyukai