KELAS : XII
1
Pendidikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah pola penyclenggaraan Diklat yang
dikelola bersama-sama antar SMK Neger 1 Cidaun dengan Dunia Industri (DU)
/ Asosiasi Profesi sebagai Institusi Pasangan (IP) yang penyelenggaraannya disusun
sedemnikian rupa di mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap Evaluasi dan
Sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program. Pola pendidikan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) diterapkan dalam proses penyelenggaran SMK Negeri 1 Cidaun dalam rangka lebih
menerapkan mutu lulusan dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh Dunia Usaha / Dunia
Industri (DU/DI).
2
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan /
Madrasah Aliyah Kejuruan.
9. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud No.
130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Kejuruan.
10. Rapat Dinas Kepala Sekolah Beserta Dewan Guru dan Staf Tata Usaha (TU)
SMK Negeri 1 Cidaun
3
BAB II
TIJAUAN
PUSTAKA
4
C. Keterampilan Sumber Daya Manusia mengoperasikan Teknologi sarana
penangkapan, penguasaan pengetahuan tingkah laku ikan dan musimnya.
D. Pemilihan jangkauan jalur lokasi daerah operasi penangkapan.
E. Pendekatan target Spesies ikan hasil tangkapan terhadap permintaan pasar.
- Penentuan jenis alat tangkap dan ukuran yang sesuai
- Penentuan besaran Gross Tonage kapal dan mesin penggerak kapal.
- Teknologi penanganan hasil tangkap.
- Transportasi Distribusi Pemasaran.
F. Ketersediaan bahan pembekalan kapal melalui dan BAP (Badan dan Alat
Perikanan).
G. Ketersediaan tempat pendaratan ikan (Belabu danPangkalan
PendaratanIkan):
- Dermaga bongkar / muat ikan
- Kolam Pelabuhan dan alur palayaran dengan luas dan dalam yang cukup untuk
olah gerak kapal perikanan yang akan bongkar muat
- Peralatan bongkar / muat ikan
H. Ketersediaan secara pemeliharaan kapal perikanan di lokasi usaha. Sarana
pemeliharaan kapal perikanan diperlukan untuk menjaga kondisi kapal tetap dalam
keadaan layak laut dan siap Operasional.
Sarana pemeliharaan ini diantaranya :
- Docking Kapal, untuk pemeliharaan Boddy Kapal.
- Bengkel, untuk pemeliharaan mesin dan peralatan kapal.
- Area / ruang perbaikan alat kapal.
1. Kelayakan kapal penangkap ikan:
- Layak laut
Kapal perikanan harus mampu olah gerak dan berlayar di perairan laut secara
aman dan dapat dikendalikan, baik di pelabuhan pangkalan atau di daerah operasi
penangkapan (Fishing Ground).
5
Layak laut kapal tersebut dilengkapi dengan :
- Surat Ukur Kapal
- Sertifikat Kesempurnaan dan Kelayakan
- Nahkoda dan KKM Memiliki Sertifikat Kecakapan Nautika dan Teknika
2. Layak Tangkap
Kapal penangkap ikan harus dilengkapi dengan Dokumen layak Tangkap,
diantaranya:
6
Rawai Tuna tergolong Rawai Hanyut (Drift Long Line), tetapi umumnva
hanya disebut Tuna Long Line. Dalam Industri Perikanan Pancing Rawai Tuna ini
mempunyai nilai produktivitas yang tinggi.
Satu perangkat Rawai Tuna terdiri dari ribuan mata pancing dengan panjang tali
mencapai pulahan kilo meter (15-75 km).
Dilihat dari segi kedalaman operasi (Fishing Depth) Rawai Tuna dibagi dua
bagian, yaitu bersifat dangkal dan bersifat dalam yang pancingnya berada pada
kedalaman 100-300 m. Perbedaan kedua jenis ini disebabkan pada tipe dangkal satu
Basket Rawai diberi lima pancing, sedangkan pada tipe dalam diberi 11-13 pacing
sehingga lengkungan tali utama menjadi lebih dalam
a. Pelampung(Float)
Pelampung yang digunakan pada Long Line terdiri dari beberapa jenis,
yaitu pelampung bola, pelampung bendera. pelampung radio dan pelampung
lampu.
b. Tali Pelampung
Tali pelampung berfungsi untuk mengatur kedalaman dari alat
penangkapan sesuai dengan yang dikehendaki, tali pelampung in biasanya
terbuat dari bahan Kuralon.
c. Tali Utama (Main Line)
Tali utama Main Line adalah bagian dari potongan-potongan tali yang
dibubungkan antara satu dengan yang lain sehingga membentuk rangkaian tali
yang sangat panjang.
d. Tali Cabang (Btanch Line)
Bahan dari tali cabang biasanya sama dengan tali utama, perbedaanya
hanya pada ukuran saja, dimana ukuran tali cabang lebih kecil dari tali utama.
7
e. Perlengkapan Lainnya
Perlengkapan lainnya yang dimaksud adalah alat-alat yang
dipergunakan untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan operasi
penangkapan di kapal antara lain adalah Radar, RDF, Line Hauler, Marline
Spike dan Catut Potong.
8
4. Radio Komunikasi
Peralatan Radio Komunikasi ini sangat penting agar antar kapal yang satu dan
kapl yang lainnya dapat bertuka informasi pada waktu berlayar.
5. Radio Direction Finder (RDF)
Radio Direction Finder (RDF) adalah alat banti Navigasi yang bekerja
berdasarkan penerimaan gelomban radio untuk mengetahui arah dan perkiraan
jarak pemancar.
A. 2 Alat Bantu Penangkapan
1. Line Hauler
Line Hauler merupakan alat bantu penarik tali utama pada saat Hauling
berlangsung. Keberadaan alat ini mutlak diperlukan, karena tali yang di tebar
di perairan tidak memungkinkan untuk di tarik menggunakan tangan biasa
(Manual), selain berat dari gaya beban dan gaya tarikan dari seluruh
rangkaian Long Line juga akan memerlukan waktu yang lama sehingga
dianggap tidak Efisien. (Suwardiono dan Nuryadi Sadono, 2004).
2. Side Roller / Line Guide Roller
Alat ini ditempatkan pada dinding atau tepi lambungkapal dan
berfungsi untuk menjadikan Main Line terarah alurnya sehingga dapat
mengarah ke Line Hauler. Bahan Side Roller terbuat dari baja Stainless dan
bekerja secara aktif. (Nur Bambang Etial. 1999).
2.3 Metode das Teknik Penangkapan (Long Line)
Metode penangkapan dengan alat tangkap Long Line adalah dengan
cara mula-mula pelampung dan tang bendera di lepas beserta tali
pelampungnya, kemudian disusal lepas tali utama, akhirnya tali cabang yang
diikuti mata pancing yang telah diberi umpan, begitu seterusnya Secara
bergantian antara tali utama dengan Branch Line disambungkan di lempar
kelaut (antara satu rawai yang lain disambungkan melalui satu tali
penyambung).
9
Penarikan Rawai dilakukan 5-6 jam kemudian setelah pelepasan
pancing. Biasanya di mulai pada pukul 12.00 dan sclesai menjelang matahari
terbenam. Penarikan pacing dilakukan dibagian depan kapal dengan bantuan
alat bantu penarik (Line Hauler). Penarikan pancing Mauling) secara berurut
di mulai dari tiang bendera pelampung, tali pelampung serta pemberat
diangkat ke atas Deck kapal, tali utama berikut tali beserta mata pancingnya
dan begitu terus sampai keseluruhan satuan mata pacing terangkat ke atas
geladak kapal.
2.4 Hasil Tangkapan
Hasil Tangkap Long Line antara lain jenis-jenis Teriska, tetapi banyak
jenis-jenis ikan lainnya tertangkap sebagai sampingan.
Jenis-jenis Teriska yang tertangkap seperti
a. Tuna Sirip Kuning
b. Tuna Sirip Biru
c. Tuna Mata Lebar
d. Marlin
e. Meka
f. Albakor.
g. Hiu
Sedangkan hasil tangkapan sampingannya adalah :
a. Tenggiri
b. Tongkol
c. Bawal
10
2.5 Penanganan Hasil Tangkap
Setelah ikan ditangkap, hal selanjutya yang tak kalah penting adalah
penanganan ikan selama berada di atas kapal. Dengan kandungan Protein dan
Kadar air yang cukup tinggi, ikan merupakan komoditi yang mudah
mengalami pembusukan (Higly Perishable). Oleh karena itu, untuk memenuhi
Kebutuhan konsumen yang sclalu mengharapkan ikan segar, penangnan ikan
perlu dilakukan agar bisa sampai ke tangan konsumen atau pabrik pengolahan
dalam keadaan segar atau mendekati segar (Affrianto E dan Liviawaty B.
1989).
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN PKL
2.8 Metode
Metode yang dilakukan selama penulis melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut :
A. Orientasi
Orientasi adalah pengenalan awal bagi peserta didik yang baru
mengenal situasi dan kondisi suatu daerah atau lokasi Praktek Kerja Lapangan
(PKL). Peserta didik dikumpulkan di rumah atau di Mess untuk mendapatkan
pengarahan mengenai.
- Peraturan-peraturan kehidupan masyarakat di Desa sekitar.
- Peraturan di Mess.
- Jadwal kegiatan sehari-hari selama berada di Mess.
- Pengenalan alat tangkap dan cara mengoperasikanova sera
memperbaikinya.
- Menjelaskan secara umum, bagaimana kapal berangkat ke laut sampai kapal
pulang / sandar di pelabuhan.
B. Observasi
Observasi adalah kegiatan dimana seorang siswa datang danmelihat
langsung segala kegiatan di lapangan atau di lokasi PraktekKerja Lapangan
(PKL). Mengadakan pengamatan langsung kekapal-kapal di Pelabuhan
Tanjung Benoa, untuk melihat langsung
12
kapal apa saja yang ada di Pelabuhan seperti Long Ling, Kolekting, Purse
sein dan lain-lain
C. Adaptasi
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan perbandingan antara teori
vang di dapat di sekolah dengan kenyataan yang Riil di lapangan. Pada sat
penulis naik ke atas kapal, kita diwajibkan mengenal Anak Buah Kapal (ABK)
yang lain dikarenakan kehidupan di atas kapal bagaikan keluarga besar yang
membutuhkan kekompakan dan kerjasama yang tinggi. Resiko yang dihadapi
sangatlah besar vaitu taruhannya nyawa. Apabila satu orang membuat
kesalahan, maka semuanya akan menanggung akibatnya Sehingga kehidupan
si atas kapal selama operasi penangkapan ikan selalu bergotong royong.
D. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Sebelum kapal berangkat menuju daerah penangkapan ikari, semua
kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan selama operasi penangkapan harus
dipersiapkan terlebih dahulu. Persiapan-persiapan itu meliputi persiapan di
darat dan di laut, Persiapare persiapan itu adalah sebagai berikut :
a. . Persiapan Di Darat
Setiap Anak Buah Kapal (ABK) ditanggung oleh mess dari mulai
kebutuhan pokok hingga kebutuhan pribadi,
b. Persiapan Di Laut
1. Menyiapkan kondisi badan supaya tetap shat
2. Membawa obat-obatan pribadi
3. Membawa baju hangat sementara untuk kebutuhan lain telah Jadi
tanggung jawab kapal.
13
BAB IV
HASIL PRAKERIN DAN PEMBAHASAN
14
A. 4 Alat Navigasi
1. GPS
2. Kompas Magnet
3. Peta Laut
4. RDF
A. 5 Alat Komunikasi
1. Radio Telekomunikasi
2. Telepon Seluler
A. 6 Alat Penolong
1. Baju Penolong (Life Jacket) : 35 Buah
2. Pelampung Penolong Biasa : 3 Buah
3. Life Bouy :5 Buah
4. Skoci : -
A. 7 Surat-surat Kapal
1. Surat Izin Penangkapan Ikan
2. Sertifikat Kelayakan dan Pengawakan Kapal Penangkapan Ikan
3. Pas Tahunan
4. Surat Izin Berlayar
5. Surat Ukur
6. Surat Izin Perhubungan
7. Surat Tanda Pelunasan Pungutan Perhubungan
8. Surat Keterangan Radio Telekomunikasi
9. Surat Permohonan Tanda Panggilan
10. Daftar Anak Buah Kapal
15
3.0 Alat Tangkap Long Line
KM. BANDAR NELA YAN 208 merupakan Long Liner, yaitu
kapal penangkap ikan yang menggunakan alat tangkap Long Line yang
memiliki data sebagai berikut :
No Uraian Keterangan
1 Main Line 2080 Meter
2 Branch Line 1872 Meter
3 Hook (Pancing) 104 Buah
4 Tali Pelampung 8 Buah
5 Bola Pelampung 8 Buah
6 Pelampung Lampu -
7 Pelampung Radio Bouy 2 Unit
No Uraian Keterangan
1 Line Hauler 1 Buah
2 Side Roller 3 Buah
3 Ganco 3 Buah
4 Sikat 3 Buah
5 Blong 6 Buah
6 Karung Blong 44 Buah
7 Basket Keranjang 33 Buah
16
4.1.4 Perbekalan
Perbekalan sebelum Keberangkatan di KM. BANDAR NELAY AN 208
meliputi :
a. Beras : 2000 kg
b. Solar :18 Ton
c. Aqua Botol : 20 Dua
d. Air tawar : 20.000 Liter
e. Minyak Goreng : 200 kg
f. Bahan, Bumbu dan Makanan :
1. Bawang Merah :70 Kg
2. Bawang Putih :70 Kg
3 Cabe Merah : 80 Kg
4. Ketumbar : 20 Kg
5. Kemiri : 50 Kg
6. Merica : 10 Kg
7. Kecap : 20 Botol besar
8. Saus : 30 Botol besar
9. Gula Pasir : 25 Kg
10. Roti : 20 Pak
11. Kopi Kapal Api : 20 Dus Besar
12. Teh : 40 pak
13. Susu Kaleng : 135 Kaleng
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk sekali kapal berangkat
berlayar adalah sekitar 725 Juta Rupiah untuk perbekalan kapal beroperasi di laut.
17
Dalam hal in untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu operasi penangkapan
ikan, salah satu hal yang menentukan adalah penentuan arah penangkapan.
6 Hasil Tangkapan
Adapun jenis-jenis ikan yang ditangkap kapal Long Line selama
pengoperasian di KM. BANDAR NELAY AN 208 antara lain sebagai berikut :
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kapal Penangkapan Ikan Long Line KM. BANDAR NELAYAN 208
Kapal penangkap ikan adalah setiap kapal yang digunakan atau
dimasudkan untuk pemanfaatan sumber daya hayati laut berupa ikan, termasuk kapal
induk dan kapal lain yang secara langsung ikut terlibat di dalam operasi penangkapan
ikan. Dalam suatu operasi penangkapan ikan, kapal penangkap ikan merupakan salah
satu faktor yang sangat berpengaruh besar dalam menentukan keberhasilan suatu
operasi penangkapan. Sebelum menuju Fishing Ground atau daerah penangkapan,
kapal harus dalam keadaan baik dan tidak mengalami gangguan atau kerusakan kapal
penangkapan dapat mengganggu jalannya operasi penangkapan ikan.
Kondisi kapal penangkapan ikan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan operasi penangkapan ikan, baik mengenai kontruksi yang sesuai dengan
jenis alat tangkap atau pun
18
letak dan penataan tata ruang yang sempurna shingga tidak mengganggu
stabilitas kapal dan kelancaran rang gerak Anak Buah Kapal (ABK) pada saat operasi
penangkapan ikan sedang berlangsung.
Kapal Long Line memiliki kecepatan dan stabilitas yang baik. pada saat
Setting dan Hauling. Pada saat kapal Long Line beroperasi, pada saat Setting Anak
Buah Kapal (ABK) berada di Buritan Kapal / di belakang kapal, sedangkan pada sat
Hauling Anak Buah Kapal (ABK) berada pada sisi lambung kapal sebelah kanan.
Pengoperasian kapal Long Line dilakukan di daerah perairan Bring Sea
karena kapal Long Line tujuan utamanya untuk menangkap ikan dari jenis Pelagis
besar dan lain sebagainya. Kapal Long Line ditinjau dari segi pengoperasiannya
merupakan kapal tunggal, karena hanya menggunakan satu kapal.
Kapal Long Line mempunyai ukuran kapal yang bervariasi mulai dari yang
kecil 5 GT damapi dengan yang besar 30 GT. Kapal Long Line yang berukuran
menengah dan besar dilengkapi dengan alat-alat komunikasi dan navigasi yang sudah
modern. Dalam setiap kapal penangkapan ikan sangat diperlukan adanya alat
Navigasi. Navigasi mempunyai arti cara membawa kapal dari suatu tempat ke tempat
lain dengan aman, tepat waktu dan efisien. Dengan kata lain navigasi adalah alat
untuk membantu kelancaran dalam berlayar. Alat navigasi yang digunakan di KM.
BANDAR NELAYAN 226 adalah Global Positioning System (GPS) dan Kompas
Basah.
Global Positioning System (GPS) berfungsi sebagai alat untuk
menentukan posisi kapal (Lintang, Bujur dan tinggi di atas permukaan laut). Selain
itu, Global Positioning System (GPS) dapat digunakan untuk mengetahui jarak
tempuh dan haluan yang digunakan apabila ingin menuju suatu tempat, sehingga
dapat diketahui waktu yang dibutuhkan dalam menempuh tempat atau posisi tersebut
dengan kecepatan yang telah ditentukan.
19
Kompas Basah berfungsi untuk membantu Juru Mudi pada saat
mengemudikan kapal untuk menentukan haluan kapal dan arah Utara, Barat, Selatan
dan Timur. Sebelum adanya Global Positioning System (GPS), para nelayan
dahulunya menggunakan Kompas Basah dengan fungsinya hamper sama dengan
Global Positioning System (GPS).
Selai alat navigasi, ada juga alat penolong untuk keselamatan Anak Buah
Kapal (ABK) dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Alat-alat
penolong yang ada di KM. BANDAR NELAYAN 226 diantaranya yaitu:
a. Baju Penolong (Life Jacket) : 35 Buah
b. Pelampung Penolong Biasa : 3 Buah
c. Ring Buoy : 5 Buah
d. Skoci : -
21
ikan berguna untuk mengurangi lendir pada kulit ikan dan bau amis pada
badan ikan.
c. Proses Masuk Di Palka
Untuk masuk ke Palka di kapal operasi Long Line melalui beberapa proses
terlebih dahulu vaitu :
1. Ketika dibagian Dek sedang melakukan Hauling maka ikan hasil
tarikan akan langsung di proses oleh orang Dek.
2. Di Dek pertama ikan digorok terlebih dahulu untuk memisahkan
kepala dan usus ikan.
Setelah melalui proses penggorokan, ikan di cuci dan dibersihkan setiap
bagiannya melalui proses penyikatan ikan.
4. Ikan akan melalui Proses penyortiran, yaitu untuk memisahkan jenis ikan
dan ukurannya, sedangkan untuk ikan yang rusak di buang.
S. Selesai diproses, ikan dimasukan ke dalam Preezer.
6. Setelah beku di Preezer, kemudian dibongkar dan dimasukan ke Palkah.
22
2. Bagian listrik yang bertugas untuk mengecek listrik dan penggunaan listrik
pada kapal seta bertugas memperbaiki alat Elektronik yang rusak seperti
komputer, mesin Prizer dan mesin pendingin untuk Palka.
3. Chip Engginer bertugas untuk mengontrol seluruh bagian mesin pada
kapal.
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengalam yang telah di alami penulis melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) yaitu berlayar serta ditambah dengan keterangan yang
diberikan oleh Nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK), dalam operasi penangkapan
ikan dengan menggunakan alat tangkap Long Line penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Kapal-kapal yang ada di Pelabuhan Benoa Bali menggunakan alat tangkap
Long Line yang Semi Modern. Hal in dikarenakan kapal Long Line sudah
menggunakan mesin bantu penangkapan dan juga masih menggunakan cara
manual yaitu pengandalan tenaga manusia lebil khususnya pada saat Setting
dan Gulung Pancing.
b. Tujuan penangkapan ikan dengan alat tangkap Long Line adalah ikan-ikan
dari jenis Teriska dan ikan lainnya.
c. Metode penangkapan ikan yang digunakan adalah dengan Drift Long Line
yaitu membiarkan pancing terbawa arus atau mengikuti arus, dikarenakan ikan
biasanya melawan arus untuk mencari makan.
d. Cara penanganan ikan di kapal sangat sederhana sekali, karena hanya
menggunakan es untuk menjaga kesegaran ikan. tapi ikan yang menggunakan
media pendingin es harganya lebih bagus atau lebih mahal harganya
dibandingkan dengan menggunakan media pendingin lainnya.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan yang berhubungan
dengan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL), antara lain :
a. Bagi Industri
Untuk mencapai keberhasilan suatu operasi penangkapan, maka para
Nakhoda Kapal Long Line haruslah betul-betul memahami
24
beberapa faktor yang menentukan keberhasilan suatu operasi penangkapan,
diantaranya adalah perahaman dan penguasaan Fishing Ground atau daerah
penangkapan yang baik untuk dijadikan target penangkapan.
Agar hasil tangkap ikan tidak mudah rusak atau bertahan lama dan
mutu ikan tetap terjaga sampai di perusahaan, maka ikan haruslah
diperhatikan terlebih dahulu schingga sebaiknya kapal Long Line
menggunakan mesin pendingin.
b. Bagi Perusahaan
Pada kapal-kapal Long Line yang ada di Benoa Bali mash banyak kapal
yang belum dilengkapi dengan alat-alat keselamatan yang memadai. Untuk
perusahaan perikanan, kapal harus dilengkapi dengan alat-alat keselamatan
yang memadai, guna untuk keselamatan kerja dan kenyamanan keria di laut.
c. Bagi Sekolah
Sebelum peserta didik melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
(PKL), harus diadakan pembekalan dan pemantapan tentang alat praktek,
teknik-teknik pembuatan alat tangkap dan alat Navigasi.
25
DAFTAR PUSAKA
26
Lampiran - lampiran