002
LAPORAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
SKEMA KKN-PM
Selain melakukan observasi, tim ITS juga melaksanakan Forum Grup Discussion
(FGD) pada hari terakhir di setiap pulau. FGD ini dilaksanakan dengan memaparkan hasil
observasi yang melibatkan perangkat desa, akademis, tokoh masyarakat, serta masyarakat.
Tujuan dilaksanakan FGD ini adalah memperoleh data lebih detail, karena tiap stakeholder
yang terlibat menjelaskan kondisi eksisting pulau serta harapan dari berbagai sudut pandang.
FGD ini diawali dengan pemaparan hasil observasi oleh tim observer dilanjutkan dengan
pemaparan kondisi eksisting serta harapan oleh stakeholder, dan diakhiri dengan perumusan
2
rencana secara partsipatif. Mereka juga mengharapkan banyak kegiatan KKN dari berbagai
perguruan tinggi agar dapat membantu pembangunan serta mengatasi permasalahan pulau.
Maka dari itu, KKN ITS di Kepulauan Kangean diharapkan tidak berhenti sampai sini saja,
melainkan dapat dilaksanakan secara terus menerus agar dapat membantu warga pulau. Data
yang dikumpulkan selama 24 hari dapat menjadi acuan bagi ITS dalam mengirimkan tim KKN
selanjutnya, supaya KKN yang dilaksanakan dapat tepat sasaran.
3
DAFTAR ISI
RINGKASAN.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................3
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................4
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................6
1.1. Analisis Situasi ............................................................................................................6
1.2. Perumusan Program Kegiatan................................................................................24
BAB II PELAKSANAAN PROGRAM .................................................................................25
2.1 Pelaksanaan Program ..............................................................................................25
2.2 Pembahasan Program ..............................................................................................26
2.3 Luaran .......................................................................................................................27
BAB III KEGIATAN HARIAN .............................................................................................28
BAB IV ANGGARAN…………………………………………………………………….38
LAMPIRAN 1. PETA LOKASI .............................................................................................38
LAMPIRAN 2. BIODATA DPL…………………………………………………………….42
LAMPIRAN 3. DAFTAR MAHASISWA KKN…………………………………………...43
LAMPIRAN 4. FOTO KEGIATAN………………………………………………………..44
BUKTI SS SURVEI PELAKSANAAN KKN – DRPM ITS…………………....................50
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
5
6
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Tabel 1.1 Analisis Situasi
No Permasalahan Lokasi Sumber
(P/M/D)*
7
dan kondisi sinyal yang
buruk
8
- Banyak masyarakat yang Ketua KIM
merantau ke Pulau Jawa (Kelompok
- Banyak pantai yang belum Informasi
5. Pulau Gili Genting
tereksploitasi untuk Masyarakat) :
dikembangkan menjadi Pak Rahman
kawasan wisata
Pulau Sakala
Pulau Sakala terletak di pulau paling timur Provinsi Jawa Timur dan tidak ada pulau lain
disekitarnya. Waktu tempuh dari Pulau Sapeken (ibu kota kecamatan) menuju Pulau Sakala
kurang lebih 6 jam. Faktor jarak dan kondisi laut yang tidak menentu menjadikan Pulau
Sakala sebagai pulau yang sangat kurang mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten,
ditambah lagi kondisi sarana dan prasarana yang kurang memenuhi kebutuhan masyarakat
menjadikan pulau ini tertinggal dari pulau-pulau lain. Namun, berdasarkan wawancara
bersama Kepala Desa, pulau Sakala sering dilewati atau dijadikan tempat singgah oleh
kapal-kapal dari Sulawesi dan Kalimantan yang hendak menuju Bali, NTB, dan NTT. Hal
ini dimanfaatkan oleh Desa Sakala dengan menyediakan jasa transportasi yang disebut
Taksiyan yang berfungsi sebagai taksi laut. Kondisi geografis Pulau Sakala dapat dibila ng
cukup strategis karena dilewati oleh jalur perdagangan antar pulau, khususnya Sulawesi,
Kalimantan, Bali, NTB, dan NTT.
Gambar 1 Geografis Pulau Sakala
10
beserta pemasarannya. Produk unggulan desa ini adalah makanan pengganti nasi yang diberi
nama Sangkok, berbahan dasar singkong dan bisa tahan bertahun-tahun selama tidak terkena
air. Dikarenakan keawetannya, nelayan sering berbekal ini ketika sedang mencari ikan, bahkan
makanan ini pernah ditunjukan ke istana negara karena keunikan dan kekhasannya yang
berbahan dasar selain padi dan keawetannya, hal ini dapat meningkatkan ketahanan pangan di
tengah krisis pandemi Covid-19. Namun, sayangnya produk ini kurang dikenal oleh banyak
orang karena belum adanya kelompok usaha di Desa Sakala dan minim pengetahua mengenai
pemasaran. Selain itu, faktor lokasi yang jauh dari daratan menjadi kendala besar bagi
masyarakat karena membutuhkan biaya yang tinggi apabila hendak menjual atau membeli
produk dari luar pulau. Sebenarnya banyak sekali produk yang bisa dikembangkan menjadi
UMKM di Desa ini karena potensi perkebunannya yang melimpah.
11
mendorong KEI beroperasi di sana. Gas produksi KEI itu pula yang melistriki rumah-rumah
penduduk setempat. KEI memiliki pembangkit listrik dengan kapasitas 2 x 1 MW dan 3 x 500
Kw. Di pulau yang melintang dari timur ke barat sepanjang 3 kilometer itu, KEI memiliki unit
pemrosesan gas (gas plant). Total ada 18 sumur yang dikelola anak perusahaan PT Energi Mega
Persada Tbk (ENRG), unit bisnis dari Grup Bakrie itu. Setelah mengobrol singkat bersama Mas
Uri, mahasiswa semester 6 asal Pagerungan Besar, kami mendapatkan informasi bahwa
produksi gas berasal dari 9 sumur diolah di gas plant di Pulau Pagerungan Besar dan produksi
gas dari 9 sumur lainnya baik off-shore maupun on-shore, diproses di fasilitas pengolahan
terapung atau Float Processing Unit (FPU) Jokotole. Selanjutnya gas dari unit pengolahan baik
di Pulau Pagerungan dan FPU Jokotole, disalurkan ke Porong, Sidoarjo, melalui pipa bawah
laut East Java Pipe (EJP). Nanti gasnya akan digunakan oleh industri pupuk PT Petrokimia
Gresik (Persero), PT Pertagas Niaga, juga pembangkit listrik milik PLN. Kangean Energy
Indonesia inilah yang menjadi industri penghasil gas bumi terbesar se-jawa Timur.
Gambar 3 Wilayah Operasional KEI
12
Sumber: (Dokumentasi, 2022)
Selain dikenal menjadi penghasil gas bumi, Pagerungan Besar juga identik dengan
kerajinan tangan yang khas, bernama santeki. Pak Maswan adalah salah satu perajin yang telah
menekuni kerajinan santeki sejak tahun 1998. Kualitasnya kayu santigi atau santeki yang bagus
menjadi alasan kenapa menggunakan jenis kayu ini sebagai bahan utamanya. Kayu santigi laut
asli, kayu bertuah yang dipercaya untuk meningkatkan rasa percaya diri serta menolak bala ini
biasanya digunakan untuk membuat aksesoris seperti gelang, cincin, kalung, gantungan kunci,
tasbih dll. Salah satu kelompok usaha binaan KEI adalah pengrajin kayu santigi. Kelompok
usaha binaan ini dibentuk untuk meningkatkan perekonomian di Pagerungan Besar.
Kesuksesan program pembinaan terhadap masyarakat kepulauan oleh K3S Migas memang
bukan hanya klaim sepihak saja. Buktinya pelaku UMKM mulai bangkit dari keterpurukan
ekonomi.
Gambar 5 Hasil Kerajinan Kayu Santigi
13
Sumber: (Dokumentasi, 2022)
14
Dikarenakan tidak adanya lahan pertanian sawah, maka masyarakat Pagerungan Keci l
memanfaatkan hasil laut atau perikanan. Pulau Pagerungan Kecil dapat dikatakan memiliki
potensi perikanan yang sangat melimpah dan memiliki nelayan-nelayan yang sudah sangat
handal dalam memancing, walau hanya modal alat sederhana. Kapal yang digunakan nelaya n
adalah kapal jenis Fiber berjumlah 783 perahu dan Purse Seine yang diberikan oleh pemerintah
Kabupaten Sumenep. Untuk jadwal pelayarannya sendiri adalah dua hari sekali dengan dibagi
menjadi dua keberangkatan. Biasanya nelayan yang berangkat menjual ikan akan pulang
dengan membawa sembako dari luar pulau untuk memenuhi kebutuhan desa. Hasil laut paling
top di Pagerungan Kecil adalah ikan hiu. Hanya bermodalkan tombak, nelayan Pagerungan
Kecil dapat menangkap ikan hiu seorang diri. Berdasarkan penuturan Pak Hasan, pengrajin
pancing hiu, ikan hiu ditangkap karena memiliki nilai jual yang tinggi, terutama siripnya yang
ampuh digunakan sebagai obat impoten. Selain ikan hiu ada ikan tengiri, anggoli, dan ketambak
campur yang dikirim ke Bali. Lalu, ada ikan kakap sawu, nunuk, dan ikan kakap merah yang
dikirim ke Situbondo. Banyuwangi juga menjadi alamat penerima hasil laut Pagerungan Kecil
yaitu menerima gurita dan ketambak. Desa Pagerungan Kecil juga memiliki pabrik es sebanyak
dua buah untuk menyimpan ikan hasil tangkapan nelayan. Nelayan sekitar mengatakan bahwa
mereka sangat mengharapkan bantuan untuk pabrik es ikan karena penting untuk menyimpan
ikan agar tidak membusuk. Hambatan utamanya adalah listrik yang kurang memadai
menjadikan nelayan kesulitan mendinginkan ikan mereka dan hanya memanfaatkan balok es
yang didapat dari luar pulau.
Tabel 1.2 Surat Keterangan Peredaran Hasil Perikanan (SKPHP) Desa Pagerungan Kecil
15
8 IKAN KAKAP 700 50.000 35.000.000 SITUBONDO
MERAH
Sumber: (Kantor Desa Pagerungan Kecil, 2022)
Gambar 7 Sirip dan Daging Ikan Hiu
16
penuturan Pak Khalil Rahman yang menjadi Kepala Desa sangat perlu adanya dukungan dari
perguruan tinggi seperti diadakan KKN ke Pagerungan Kecil dan pemberian beasiswa kepada
siswa Pagerungan Kecil agar melanjutkan ke perguruan tinggi sehingga mengurangi jumlah
pengangguran dan meningkatkan taraf pendidikan di Pagerungan Kecil.
Gambar 9 Produk Abon Latansa
17
Sumber: (Dokumentasi, 2022)
Dari foto yang diambil dari drone tersebut dapat dilihat bahwa kepadatan bangunan di
pulau ini juga tinggi sehingga rawan terjadi kebakaran. Kepadatan bangunan juga
menimbulkan masalah sanitasi, berdasarkan wawancara bersama sekretaris desa, masyaraka t
Desa Sapeken kerap membangun septic tank berdekatan dengan sumur sehingga air bersih
berpotensi tercemar. Selain itu, sampah yang dihasilkan rumah tangga setiap harinya tidak
dikelola dengan baik sehingga menjadi permasalahan prioritas bagi pemerintah Desa Sapeken.
Pemerintah kabupaten bersama pemerintah desa telah mencoba berbagai upaya dalam
mengatasi masalah sampah, seperti penyediaan sarana persampahan seperti TPS 3R dan TPA,
namun hasil yang didapat kurang memenuhi harapan karena kurangnya kesadaran masyarakat
dan tidak ada manajemen yang baik. TPS 3R dan TPA yang disediakan dan disahkan oleh
Bupati Sumenep tidak berjalan baik karena dinilai kurang adanya manajemen yang baik di
sarana persampahan tersebut, hingga kini sampah di sana hanya di timbun saja dan
menimbulkan bau yang menyengat bagi masyarakat sekitar. Pengangkutan sampah juga sudah
tidak berjalan lagi karena tidak adanya upah jasa pengangkutan sampah. Bahkan sudah ada
Komunitas Peduli Lingkungan (KPL) yang mendorong masyarakat agar peduli terhadap
lingkungan dengan tidak membuang sampah ke laut yang dapat merusak ekosistem laut, tetapi
masih belum bisa menyadarkan masyarakat. Sampah-sampah di laut Sapeken tidak berasal dari
warga lokal saja, tetapi ada juga sampah kiriman yang memperparah kondisi. Selain sam pa h,
masyarakat Desa Samenep juga dihadapkan dengan masalah degradasi lingkungan, seperti
kerap terjadi banjir setinggi 50 cm di Dusun Karangkongo ketika air pasang. Kondisi ini
diperparah dengan timbunan sampah di pinggir pantai.
Gambar 11 TPS 3R dan Kendaraan Pengangkut Sampah
18
Sumber: (Dokumentasi, 2022)
20
Sumber: (Dokumentasi, 2022)
Pantai Kahuripan juga menyuguhkan beberapa sumber daya pariwisata menarik
lainnya, seperti (1) gua bawah laut yang konon katanya memiliki aura mistis; (2) Chora
Sumber, sumber air tawar yang keluar dari tepi laut; (3) Beto Lampean atau batu cinta; (4)
Cekeng, hamparan lahan hijau yang masih alami dan ditumbuhi banyak pohon; (5) Pohon
Seribu, Pohon yang tertata rapi di sepanjang jalan menuju Pantai Kahuripan; (6) Congkop,
makam lama yang berada di sekitar Pantai Kahuripan. Melihat banyaknya potensi pariwisata
tersebut, maka sangat disayangkan apabila sumber daya pariwisata Pantai Kahuripan tidak
dikembangkan menjadi Daya Tarik Wisata (DTW) yang siap menjamu wisatawan.
Berdasarkan gambar di atas, Pantai Kahuripan masih sangat terjaga kondisi alamnya dan belum
ada sarana dan prasarana pariwisatanya. Berdasarkan wawancara bersama camat, sebenarnya
pantai ini sudah direncanakan menjadi tempat wisata, namun keterbatasan dana desa menjadi
hambatan utama pengembangan Pantai Kahuripan menjadi ikon Pulau Gili Genting menjadi
terhambat. Kepala Desa Gedugan saat ini berfokus untuk memperbaiki kondisi jalan di Desa
Gedugan. Pak Rahman selaku ketua Kelompok Informasi Masyarakat mengatakan bahwa
beliau sebenarnya sudah ada inisiatif membentuk pokdarwis Pulau Gili Genting dan Pantai
Kahuripan digambarkan menjadi ikon Pulau Gili Genting. Namun, sampai saat ini masih belum
ada pokdarwis di Pulau Gili Genting.
Kondisi sarana dan prasarana di Pulau Gili Genting sudah lengkap, seperti dermaga,
listrik, air bersih, telekomunikasi, sarana pelayanan umum, dan lain-lain. Hal tersebut
mendukung kegiatan pariwisata di pulau ini. Terdapat tiga dermaga yang tersebar di pulau ini,
yaitu Dermaga Aenganyar sebagai dermaga utama, Dermaga Bringsang sebagai tempat
bersandar perahu nelayan dan kapal penumpang yang ingin mengunjungi Pantai Sembilan, dan
Dermaga Gedugan sebagai tempat bersandar perahu nelayan. Jika dari dermaga Tanjung
Saronggi, Sumenep menuju pulau ini hanya membutuhkan waktu 30-40 menit dengan harga
Rp 10.000. Kondisi dermaga yang kurang terawat, seperti kondisi jalan yang sudah terkikis,
21
diperlukan perbaikan untuk mempermudah perjalanan wisatawan dari dermaga menuju Pantai
Kahuripan.
Gambar 15 Dermaga Aenganyar, Dermaga Bringsang, dan Dermaga Gedugan
22
PRIORITAS PEMILIHAN PERMASALAHAN
Tabel 1.3 Pemilihan Permasalahan
No Permasalahan Alasan Pemilihan*
23
lahan mangrove di Pulau
Sapeken
24
1.2. Perumusan Program Kegiatan
PROGRAM KKN-PM ITS
Tabel 1.4 Program KKN-PM ITS
Jumlah Unsur yang
No Nama Program Tujuan Program Waktu
Dana terlibat
25
BAB II PELAKSANAAN PROGRAM
2.1 Pelaksanaan Program
Tabel 2.1 Pelaksanaan Program
Nama Program Survei Identifikasi Masalah dan Analisis Potensi dengan tema
“Mendengar Suara Orang Pulau”
Tujuan Program Pengumpulan data terkait potensi dan masalah di setiap pulau
Sasaran Program Masyarakat
Tempat Pulau Sakala, Pulau Pagerungan Besar, Pulau Pagerungan Kecil,
Pulau Sapeken, dan Pulau Gili Genting
Jumlah Jam 2244 Jam
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Observasi dan memaparkan hasil observasi kepada pemerintah
kecamatan, pemerintah desa, dan masyrakat pada hari terakhir di
tiap pulau
Peran Mahasiswa Tim observer
Jumlah Dana 3.000.000
Sumber Dana ITS
Hasil Potensi dan masalah tiap pulau
Hambatan • Kesulitan mengakses listrik selama 24 jam (laptop yang
digunakan membutuhkan listrik) dan kondisi sinyal yang
buruk
• Transportasi tidak diberikan pada hari pertama kedatangan
• Minimnya waktu observasi di semua pulau, kecuali Pulau
Sapeken
Solusi • Mempersiapkan pemaparan ketika listrik aktif
• Menginap di kapal RSTKA untuk mengakses internet
• Menyewa jasa transportasi dan inisiatif meminjam
kendaraan ke masyarakat
• Menggunakan jurnal sebagai referensi mengenai kondisi
pulau
Potensi Daerah • Harga telur ikan terbang yang bernilai tinggi di Pulau
Sakala
26
• Alternatif pangan selain nasi di Pulau Sakala
• Hasil perikanan sebagai penyuplai terbesar perekonomian
di pulau Pagerungan Kecil
• Ibukota Kecamatan di Pulau Sapeken dengan ketersediaan
fasilitas yang lengkap dan menjadi pusat aktivitas bagi
pulau-pulau lainnya
• Gas yang melimpah di Pulau Pagerungan Besar dan
mengundang banyak investasi di pulau ini
• Potensi pariwisata di Pulau Gili Genting
27
Hambatan utama dalam pelaksanaan observasi adalah keterbatasan listrik dan
sinyal di beberapa pulau, karena laptop yang digunakan hanya terdapat satu buah
dan membutuhkan aliran listrik. Kondisi sinyal juga menghambat tim observer
dalam mencari data sekunder, karena keterbatasan waktu dalam pengumpulan data
primer. Selain itu, dengan keterbatasan waktu observasi, tim observer juga
terhambat oleh minimnya transportasi. Namun, hal tersebut bisa diatasi oleh tim
dengan manajemen tim yang baik. Tim observer membagi-bagi tugas untuk yang
observasi dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam pembuatan presentasi
pemaparan.
Sedangkan, tantangan yang dihadapi oleh tim observer adalah kurang aktifnya
stakeholder ketika melaksanakan FGD di beberapa pulau, bahkan ada stakeholder
yang berhalangan hadir juga. Kondisi sinyal yang kurang baik juga menghambat
komunikasi tim observer dengan dosen untuk mengasistensikan hasil pemaparan
dan konsep FGD yang akan dilaksanakan, sehingga hasil FGD memiliki
kemungkinan tidak tepat sasaran karena tidak ada keterlibatan dosen pada kegiatan
berlangsung. Namun, sebagai gantinya, tim berkoordinasi dengan akademis lain
dari RSTKA yang merupakan dokter dan ahli ekonomi di UNAIR.
2.3 Luaran
➢ Berita Media Massa :
https://www.its.ac.id/news/2022/10/10/dongkrak-potensi-kangean-kkn-its-
lakukan-observasi-wilayah/
https://youtu.be/9XziRzrEX8o
28
BAB III KEGIATAN HARIAN
Tabel 3.1 Kegiatan Harian
Nama
Jam Jumlah Dana Sumber Kendala yang
No. Tanggal Agenda Kegiatan Kelompok
Pelaksanaan Yang dibutuhkan Dana dihadapi
Sasaran
Tidak ada
1 14 Juni 2022 Observasi terkait pendidikan dan 09.00-12.30
transportasi untuk
perekonomian Pulau Sakala
observasi
29
-Penyusunan dan rekap hasil
observasi powerpoint dalam bentuk 09.00-11.00
Jaringan internet
Ms Word dan Power Point 15.00-17.00
lambat dan terjadi
3 15 Juni 2022 -Presentasi dan FGD bersama tokoh 19.30-22.00
pemadaman listrik
masyarakat dan masyarakat Pulau
Sakala
Jaringan internet
-Membersihkan dan sterilisasi 08.00-10.00
lambat sehingga
puskesmas pembantu 12.00-13.30
harus mengganti
4 15 Juni 2022 -Diundang makan bersama di Balai 16.00-17.00
paket internet
desa
-Snorkeling bersama dokter-dokter
RSTKA
-Meminta Izin dan maksud
kedatangan ke perangkat desa di
Durasi observasi
Pendopo Balai Desa Pagerungan 09.00- 10.00
yang singkat dan
5 16 Juni 2022 Besar 10.30-11.30
terbagi di dua pulau
-Observasi lingkungan sekitar 15.30-17.00
Pagerungan Besar terkait
perekonomian,adat istiadat dan
kerajinan
30
-Tim ITS dan UNESA dibagi 2,
Silvi, Aldi dan Arma (IMAP dan
FGD di Pulau Pagerungan Kecil)
Firman dan Reza (IMAP dan FGD
di Pulau Pagerungan Besar)
09.00-11.30
7 19 Juni 2022
13.00-13.30 -Pemadaman listrik
14.00-15.30
31
-Rekap dan penyiapan presentasi -Kekurangan
hasil observasi di Pulau Pagerungan personel untuk
Besar presentasi
-Tim yang dipisah ke pagerungan
kecil ke pagerungan besar
-Presentasi Hasil observasi
sekaligus FGD bersama perangkat
desa dan tokoh masyarakat
32
(Asosiasi Pengusaha Sapeken) di
Pulau Sapeken. (Silvi,Arma dan
Reza)
33
di rumah Pak Salim
Sempat susah
-Ke rumah Pak Saiful (perawat menghubungi pak
16 28 Juni Pulau Sapeken) wawanacara Saiful karena
terkait permasalahan kesehatan dan 19.00-20.00 sedang ada pasien di
potensi SDM Pulau Sapeken rumahnya
34
Observasi visual lingkungan
sekitar Pulau Sapeken Mandiri tim
17 29 Juni ITS dan Pertemuan dr.Agus 14.00-16.00 Tidak ada kendala
(Direktur RSTKA) bersama tokoh
masyarakat di kapal
18
30 Juni Liburan Ke Pulau Saebus 07.00-15.30 Tidak ada kendala
bersamasama semua Tim RSTKA
35
Tim ITS masyarakat
21 3 Juli 2022 Perjalanan menuju Pulau Gili 12.00-07.00 Tidak ada kendala
Genting
22 4 Juli 2022 Observasi Mandiri TIM ITS 14.00-17.00 Tidak ada kendala
Pertemuannya
-Minta izin dan wawancara sempat tertunda 1
bersama perangkat desa dan tokoh jam karena
masyarakat di ruangan pak camat 08.00- 14.00 benturan dengan
23 5 Juli 2022 -Observasi bersama TIM dari FEB 14.30 acara sambutan
UNAIR di Pantai Sembilan & KKN Bersama dari
Pantai Karuripan UINSA, IAIN
-Perjalanan ke Pulau Gili Raja Madura dan
Pamekasan
36
keterbatasan waktu
25 7 Juli 2022 -Perjalanan kembali ke Surabaya 12.00- 21.00 Tidak ada kendala
37
BAB IV ANGGARAN
Berikut adalah Rincian Pengeluaran selama KKN Pelayaran bersama RSTKA
Makan Siang 32,000 Karcis Kapal 6,000 Tiket Tambahan Admin Kapal 6,000
Makan Malam 32,000 Makan + Minum 250,000 Air Minum + Camilan Bersama Firman dan Aldi 45,000
Paramex Obat Sakit Kepala 3,500 Kuota Internet 70,000 Makan Siang + Makan Supir di Madura 43,000
Produk Warga : Sangkok 10,000 Pulsa Telkomsel 30,000 Makan Malam 24,000
Produk Warga P. Sakala (Baso Ikan,Sate
Es Campur 10,000 Pakaian 300,000 Tahu,Es) 34,000
Sabun Cuci Baju 6,000 Souvenir : Kayu Sentigi 50,000 Transport 10,000
Oleh-Oleh : Kayu Santigi 40,000 Sabun Muka 40,000 Produk Warga P. Pagerungan Kecil (Abon Ikan) 50,000
Sabun Mandi 12,000 Pasta Gigi 10,000 Jasa Transportasi P. Sapeken 70,000
Transport 10,000 Gocar Kalimas - Kos Surabaya 35,000 Santunan Anak Yatim 335,000
Oleh-Oleh : Iftitah 33,000 Total Pengeluaran 1,014,000 Total Air Minum P.Sapeken 35,000
Transport 10,000
38
LAMPIRAN 1. PETA LOKASI
Bagian ini berisikan peta lokasi mitra yang dilengkapi dengan data jarak mitra dengan lokasi alamat
Dosen Pembimbing Lapangan. Gunakan google map untuk memudahkan (sebagaimana contoh di
bawah)
Pulau Sakala
39
Pulau Pagerungan Kecil
Pulau Sapeke
40
41
LAMPIRAN 2. BIODATA DPL
a. Nama Lengkap : Lalu Muhamad Jaelani
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. NIP : 198012212003121001
d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Lektor Kepala
e. Bidang Keahlian : Geospasial
f. Departemen/Fakultas : Teknik Geomatika
Institut Teknologi Sepuluh
g. Perguruan Tinggi : Nopember
h. Alamat Rumah dan No. Telp. :
Riwayat pengabdian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional, sebutkan sebagai Ketua atau
Anggota)
No Judul Pengabdian kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1
HKI (2 terakhir)
No Judul Hak Kekayaan Intelektual Jenis HKI No. HKI
1
Jenis HKI = HC, Paten, Paten Sederhana, Desain Industri, atau Merk Dagang
42
LAMPIRAN 3. DAFTAR MAHASISWA KKN
N No Kontak Departemen
o NAMA MAHASISWA NRP MHS MHS
43
LAMPIRAN 4. FOTO KEGIATAN
Pulau Sakala
44
Pulau Pagerungan Besar
45
Pulau Pagerungan Kecil
46
Pulau Sapeken
47
48
Pulau Gili Genting
49
Bukti SS Survei Pelaksanaan KKN – DRPM ITS
49