Anda di halaman 1dari 50

TM/DRPM-ITS/PM.03.

002

LAPORAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
SKEMA KKN-PM

(Survei Identifikasi Masalah dan Analisis Potensi)

Lokasi : (Kecamatan Sapeken dan Gili Genting, Kabupaten Sumenep,


Provinsi Jawa Timur)

Dosen Pembimbing Lapangan:

Lalu Muhamad Jaelani (Teknik Geomatika)

DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2022
RINGKASAN

Kangean secara administratif masih merupakan bagian dari Kabupaten Sumenep,


Provinsi Jawa Timur. Kangean terdiri dari total 91 pulau dengan 27 pulau berpenghuni.
Wilayah kepulauan sangat kental dengan sulitnyanya fasilitas dasar, aksesibilitas, s e r t a SDM
yang kurang. Maka dari itu, tim ITS bekerja sama dengan UNAIR dan UNESA melaksanakan
pelayanan kesehatan serta kegiatan community development untuk membantu masyarakat
pulau. Tim ITS sendiri bertugas melakukan survei analisis potensi dan identifikasi masalah di
tiap pulau. Ada pun lokasi KKN ITS, yaitu Pulau Sakala, Pulau Pagerungan Besar, Pulau
Pagerungan Kecil, Pulau Sapeken, dan Pulau Gili Genting.

ITS mengirimkan tiga mahasiswa untuk melaksanakan community development selama


24 hari di kepulauan Kangean. Kegiatan utama KKN ini adalah observasi kondisi eksisting
secara komprehensif, yang mana akan menjadi data sebagai input perencanaan jangka pende k
hingga menengah tiap pulau. Tim ITS juga dibantu oleh dua orang dari tim UNESA jurusan
psikologi dalam mengumpulkan data eksisting, sehingga data yang didapat lebih mendalam dan
komprehensif karena melakukan pendekatan berbasis masyarakat.

Hasil observasi menunjukan bahwa ketersediaan dan keterjangkauan terhadap sarana


dan prasarana di kepulauan masih sangat kurang, sehingga menghambat aktivitas warga pulau.
Tiga dari lima pulau (Sakala, Pagerungan Besar, dan Pagerungan Kecil) tidak dapat mengakses
listrik selama 24 jam dan kondisi telekomunikasi yang buruk, sehingga warga pulau kurang
update terhadap informasi luar. Kondisi tersebut sudah terjadi sejak berpuluh tahun dan belum
ada upaya signifikan dari pemerintah. Selain itu, masalah lingkungan yang disebabkan oleh
sampah di kepulauan perlu mendapat perhatian khusus. Warga pulau menyebutkan bahwa
mereka kekurangan SDM dan sarana pengelolaan sampah, sehingga sampah yang dihasilkan
tiap harinya hanya ditumpuk, bahkan lebih buruknya dibuang ke laut. Padahal, potensi yang
dimiliki oleh pulau-pulau tersebut sangat melimpah, seperti potensi sumber daya alam, potensi
geografis, serta potensi pariwisata. Potensi-potensi tersebut dapat mendorong pembangunan
serta perekonomian warga pulau. Namun, kurangnya pengetahuan akan pemasaran,
manajemen, dll menjadi hambatan terbesar bagi warga pulau untuk meningkatkan kualitas
hidup di pulau. Oleh karena itu, KKN ini berguna sebagai dasar bagi KKN selanjutnya,
khususnya di lima pulau yang telah diobservasi. Data-data yang dikumpulkan dapat diolah
menjadi sebuah informasi agar KKN yang akan dilaksanakan kedepannya dapat sesuai dengan
sasaran dan harapan orang-orang pulau.

Selain melakukan observasi, tim ITS juga melaksanakan Forum Grup Discussion
(FGD) pada hari terakhir di setiap pulau. FGD ini dilaksanakan dengan memaparkan hasil
observasi yang melibatkan perangkat desa, akademis, tokoh masyarakat, serta masyarakat.
Tujuan dilaksanakan FGD ini adalah memperoleh data lebih detail, karena tiap stakeholder
yang terlibat menjelaskan kondisi eksisting pulau serta harapan dari berbagai sudut pandang.
FGD ini diawali dengan pemaparan hasil observasi oleh tim observer dilanjutkan dengan
pemaparan kondisi eksisting serta harapan oleh stakeholder, dan diakhiri dengan perumusan
2
rencana secara partsipatif. Mereka juga mengharapkan banyak kegiatan KKN dari berbagai
perguruan tinggi agar dapat membantu pembangunan serta mengatasi permasalahan pulau.
Maka dari itu, KKN ITS di Kepulauan Kangean diharapkan tidak berhenti sampai sini saja,
melainkan dapat dilaksanakan secara terus menerus agar dapat membantu warga pulau. Data
yang dikumpulkan selama 24 hari dapat menjadi acuan bagi ITS dalam mengirimkan tim KKN
selanjutnya, supaya KKN yang dilaksanakan dapat tepat sasaran.

3
DAFTAR ISI

RINGKASAN.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................3
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................4
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................6
1.1. Analisis Situasi ............................................................................................................6
1.2. Perumusan Program Kegiatan................................................................................24
BAB II PELAKSANAAN PROGRAM .................................................................................25
2.1 Pelaksanaan Program ..............................................................................................25
2.2 Pembahasan Program ..............................................................................................26
2.3 Luaran .......................................................................................................................27
BAB III KEGIATAN HARIAN .............................................................................................28
BAB IV ANGGARAN…………………………………………………………………….38
LAMPIRAN 1. PETA LOKASI .............................................................................................38
LAMPIRAN 2. BIODATA DPL…………………………………………………………….42
LAMPIRAN 3. DAFTAR MAHASISWA KKN…………………………………………...43
LAMPIRAN 4. FOTO KEGIATAN………………………………………………………..44
BUKTI SS SURVEI PELAKSANAAN KKN – DRPM ITS…………………....................50

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Geografis Pulau Sakala ..........................................................................................8


Gambar 2 Hama Kera di Perkebunan Masyarakat...............................................................9
Gambar 3 Wilayah Operasional KEI....................................................................................11
Gambar 4 Bandara Pagerungan Besar .................................................................................11
Gambar 5 Hasil Kerajinan Kayu Santigi ..............................................................................12
Gambar 6 Tempat Pengrajin Kayu Santigi Mitra Binaan SKK Migas-KEI ....................12
Gambar 7 Sirip dan Daging Ikan Hiu ...................................................................................15
4
Gambar 8 Pembuatan Perahu Fiber .....................................................................................15
Gambar 9 Produk Abon Latansa...........................................................................................16
Gambar 10 Pulau Sapeken .....................................................................................................16
Gambar 11 TPS 3R dan Kendaraan Pengangkut Sampah .................................................17
Gambar 12 Kondisi Pantai di Dusun Karang Kongo ..........................................................18
Gambar 13 Aktivitas Perekonomian di Dermaga Lama.....................................................19
Gambar 14 Pantai Kahuripan ...............................................................................................19
Gambar 15 Dermaga Aenganyar, Dermaga Bringsang, dan Dermaga Gedugan .............21
Gambar 16 Rute Menuju Pantai Kahuripan ........................................................................21

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Analisis Situasi ..........................................................................................................6


Tabel 1.2 Surat Keterangan Peredaran Hasil Perikanan (SKPHP) Desa Pagerungan
Kecil ..........................................................................................................................................14
Tabel 1.3 Pemilihan Permasalahan .......................................................................................22
Tabel 1.4 Pelaksanaan Program ............................................................................................25
Tabel 2.1 Pelaksanaan Program ........................................................................................... 25
Tabel 3.1 Kegiatan Harian .....................................................................................................28
Tabel 4.1 Tabel Pengeluaran ..................................................................................................37

5
6
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Tabel 1.1 Analisis Situasi
No Permasalahan Lokasi Sumber
(P/M/D)*

- Sulitnya akses ke luar pulau


karena faktor jarak (pulau
paling timur Provinsi Jawa
Timur)
- Kurangnya tenaga kerja
seperti tenaga pendidik,
tenaga kesehatan, dan lain-
lain
- Sarana dan prasarana yang
tidak memadai, seperti listrik Kepala Desa (Imam
menyala kurang dari 24 jam Buckori) dan
1. Pulau Sakala
per hari, kondisi sinyal yang masyarakat
buruk, serta tidak ada sarana
persampahan
- Minim pengetahuan
pengolahan dan pemasaran
produk
- Minim pengetahuan tentang
pertanian
- Terdapat hama kera yang
membuat hasil pertanian dan
perkebunan menurun
- Sarana dan prasarana yang
Pulau Pagerungan Staff Sekdes :
tidak memadai, seperti listrik
2. Besar Pak Jassari
menyala kurang dari 24 jam

7
dan kondisi sinyal yang
buruk

- Sarana air bersih yang


kurang memenuhi kebutuhan
masyarakat dan ketersediaan
air bersih menipis
- Listrik menyala kurang dari
12 jam per hari. Listrik
masih bersumber dari PLTD
dan PLTD dan sebagian
masyarakat memiliki diesel
sebagai cadangan listrik Pulau Pagerungan Kepala Desa :
3.
- Tidak ada sarana Kecil Pak Khalil
persampahan sehingga
masyarakat membuang
sampah ke laut
- Minim pengetahuan
pengolahan dan pemasaran
produk
- Tingginya angka
pengangguran di usia
produktif
- Masalah Sampah
- Sumur yang berdekatan
dengan septic tank
Sekdes ;
- Penurunan muka tanah Pulau Sapeken
4. Pak Idrus
akibat rumah padat
- Banyak pengecer BBM yang
minim perhatian terhadap
potensi kebakaran

8
- Banyak masyarakat yang Ketua KIM
merantau ke Pulau Jawa (Kelompok
- Banyak pantai yang belum Informasi
5. Pulau Gili Genting
tereksploitasi untuk Masyarakat) :
dikembangkan menjadi Pak Rahman
kawasan wisata

Pulau Sakala
Pulau Sakala terletak di pulau paling timur Provinsi Jawa Timur dan tidak ada pulau lain
disekitarnya. Waktu tempuh dari Pulau Sapeken (ibu kota kecamatan) menuju Pulau Sakala
kurang lebih 6 jam. Faktor jarak dan kondisi laut yang tidak menentu menjadikan Pulau
Sakala sebagai pulau yang sangat kurang mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten,
ditambah lagi kondisi sarana dan prasarana yang kurang memenuhi kebutuhan masyarakat
menjadikan pulau ini tertinggal dari pulau-pulau lain. Namun, berdasarkan wawancara
bersama Kepala Desa, pulau Sakala sering dilewati atau dijadikan tempat singgah oleh
kapal-kapal dari Sulawesi dan Kalimantan yang hendak menuju Bali, NTB, dan NTT. Hal
ini dimanfaatkan oleh Desa Sakala dengan menyediakan jasa transportasi yang disebut
Taksiyan yang berfungsi sebagai taksi laut. Kondisi geografis Pulau Sakala dapat dibila ng
cukup strategis karena dilewati oleh jalur perdagangan antar pulau, khususnya Sulawesi,
Kalimantan, Bali, NTB, dan NTT.
Gambar 1 Geografis Pulau Sakala

Sumber: (Google Maps)


Di pulau ini hanya memiliki satu desa, yaitu Desa Sakala dengan luas sebesar 9,58 km 2
dan memiliki empat dusun, yaitu Dusun Bugis, Mandar, Tunggara, Manorang Timur dan
Manorang Barat. Berdasarkan hasil observasi selama tiga hari Desa Sakala tidak memiliki
lahan pertanian sawah, melainkan hanya ada lahan kering seluas 564,4 Ha, hal tersebut
9
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menanam berbagai tanaman kebun, seperti singkong,
cabai, kelapa, pisang, jagung, dan lain-lain, tetapi komoditas utamanya adalah singkong. Sejak
dulu, Desa Sakala menghasilkan hasil perkebunan yang tinggi, utamanya singkong, tetapi sejak
tahun 2000-an hasil perkebunan menurun karena dirusak oleh kera. Masyarakat sudah banyak
mencoba berbagai upaya mengatasi hama kera tetapi tidak pernah berhasil sehingga banyak
masyarakat yang berhenti berkebun karena kuwalahan menghadapi kera. Padahal tingkat
kesuburan tanah di desa ini sangat baik dan banyak lahan kosong yang dapat dimanfaatkan
untuk perkebunan.
Gambar 2 Hama Kera di Perkebunan Masyarakat

Sumber: (Dokumentasi, 2022)


Selain pertanian, Desa Sakala juga memiliki potensi perikanan. Ikan unggulan yang
ditangkap oleh nelayan desa ini adalah ikan terbang yang diambil telurnya. Telur ikan terbang
dijual dengan harga Rp 650.000 per kilogramnya ke Pulau Sulawesi, Bali, Banyuwangi, dan
lain-lain. Memancing telur ikan terbang perlu kesabaran yang tinggi, karena perlu menunggu
berbulan-bulan menunggu ikan terbang bertelur di sarang yang terbuat dari daun kelapa yang
telah disiapkan oleh nelayan. Selama beberapa bulan di laut untuk mencari telur ikan terbang,
nelayan Desa Sakala biasanya berbekal Sangkok sebagai pengganti nasi yang awet sampai
bertahun-tahun apabila tidak terkena air. Meski tingginya harga tersebut, masyarakat Desa
Sakala mengaku bahwa mereka kesulitan dalam pemasaran telur tersebut dan ingin mengolah
telur tersebut menjadi produk jadi, tetapi belum mengetahui caranya. Oleh karena itu,
masyarakat Desa Sakala sangat membutuhkan adanya pembinaan mengenai pengolahan bahan
mentah menjadi produk jadi beserta pemasarannya.
Berdasarkan FGD yang dilaksanakan pada 15 Juni 2022, masyarakat Desa Sakala
mengaku kurang memiliki pengetahuan untuk pengelolaan produk mengingat hasil bumi desa
ini sangatlah tinggi, sehingga mereka mengharapkan pembinaan dalam mengelola produk

10
beserta pemasarannya. Produk unggulan desa ini adalah makanan pengganti nasi yang diberi
nama Sangkok, berbahan dasar singkong dan bisa tahan bertahun-tahun selama tidak terkena
air. Dikarenakan keawetannya, nelayan sering berbekal ini ketika sedang mencari ikan, bahkan
makanan ini pernah ditunjukan ke istana negara karena keunikan dan kekhasannya yang
berbahan dasar selain padi dan keawetannya, hal ini dapat meningkatkan ketahanan pangan di
tengah krisis pandemi Covid-19. Namun, sayangnya produk ini kurang dikenal oleh banyak
orang karena belum adanya kelompok usaha di Desa Sakala dan minim pengetahua mengenai
pemasaran. Selain itu, faktor lokasi yang jauh dari daratan menjadi kendala besar bagi
masyarakat karena membutuhkan biaya yang tinggi apabila hendak menjual atau membeli
produk dari luar pulau. Sebenarnya banyak sekali produk yang bisa dikembangkan menjadi
UMKM di Desa ini karena potensi perkebunannya yang melimpah.

Pulau Pagerungan Besar


Pulau Pagerungan Besar adalah pulau yang terletak di sebelah timur Pulau Pagerungan
Kecil. Penduduk asli pulau Pagerungan Besar ini berasal dari Sulawesi Selatan dan di pulau ini
memiliki tiga bahasa yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari yaitu Bahasa Bajo, Bahasa
Bugis dan Bahasa Mandar. Meskipun Pulau Pagerungan Besar bergabung dengan Kabupaten
Sumenep, sangat jarang orang asli Madura yang berada di Pulau Pagerungan Besar ini. Jumlah
penduduknya sekitar 6230 jiwa. Mereka tersebar di lima dusun. Anak- anak setempat
bersekolah tersebar di empat SD/MI dua SMP/MTs dan dua SMA/MA di pulau itu. Sementara
untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi, umumnya mereka harus merantau ke Banyuwangi,
Pasuruan atau Sumenep, Jawa Timur. Mata pencaharian utama penduduk adalah bekerja
sebagai nelayan. Bertani adalah kegiatan sampingan, karena tanah di pulau itu kering, bahkan
tandus. Dengan topografi yang datar bahkan tak ada sungai yang mengalir untuk irigasi laha n
pertanian di Pulau Pagerungan Besar. Ada juga yang bekerja di proyek pengeboran minyak.
Sejak dimulainya eksplorasi pengeboran minyak bumi dan gas alam pada tahun 1990 a n
menjadi titik balik kehidupan perekonomian masyarakat di pulau ini. Kebutuhan air bersih bagi
penduduk sebanyak itu, dipasok oleh KEI (Kangean Energy Indonesia Ltd) yang merupakan
kontraktor kontrak kerja sama (K3S) migas. Setengah perusahaan itu, saham-nya (working
interest) dimiliki Grup Bakrie melalui PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Mereka
berkongsi dengan Japan Petroleum Exploration (Japex), yang menguasai setengah porsi saham
lainnya. Perusahaan ini memiliki fasilitas pengolahan air laut menjadi air tawar, dengan
teknologi reverse osmosis. Kapasitasnya mencapai 150 ton air tawar per hari. Meski kering dan
tak punya sumber air tawar, tapi pulau terpencil itu sangat kaya dengan gas. Itulah yang

11
mendorong KEI beroperasi di sana. Gas produksi KEI itu pula yang melistriki rumah-rumah
penduduk setempat. KEI memiliki pembangkit listrik dengan kapasitas 2 x 1 MW dan 3 x 500
Kw. Di pulau yang melintang dari timur ke barat sepanjang 3 kilometer itu, KEI memiliki unit
pemrosesan gas (gas plant). Total ada 18 sumur yang dikelola anak perusahaan PT Energi Mega
Persada Tbk (ENRG), unit bisnis dari Grup Bakrie itu. Setelah mengobrol singkat bersama Mas
Uri, mahasiswa semester 6 asal Pagerungan Besar, kami mendapatkan informasi bahwa
produksi gas berasal dari 9 sumur diolah di gas plant di Pulau Pagerungan Besar dan produksi
gas dari 9 sumur lainnya baik off-shore maupun on-shore, diproses di fasilitas pengolahan
terapung atau Float Processing Unit (FPU) Jokotole. Selanjutnya gas dari unit pengolahan baik
di Pulau Pagerungan dan FPU Jokotole, disalurkan ke Porong, Sidoarjo, melalui pipa bawah
laut East Java Pipe (EJP). Nanti gasnya akan digunakan oleh industri pupuk PT Petrokimia
Gresik (Persero), PT Pertagas Niaga, juga pembangkit listrik milik PLN. Kangean Energy
Indonesia inilah yang menjadi industri penghasil gas bumi terbesar se-jawa Timur.
Gambar 3 Wilayah Operasional KEI

Sumber: (Dokumentasi, 2022)


Selain memiliki wilayah operasional minyak dan gas, KEI juga memiliki fasilitas
berupa Bandara Pagerungan di Pulau Pagerungan, Kecamatan Sapeken, Sumenep. Bandara
tersebut awalnya hanya dipergunakan untuk kepentingan dan kelancaran operasional
perusahaan tersebut. Namun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep kemudian
melayangkan surat permohonan ke Kemenkeu, SKK Migas, dan Kangean Energy Indonesia
(KEI) untuk memanfaatkan Bandara Pagerungan sebagai bandara penerbangan perintis. SKK
migas dan KEI sudah menyetujui permohonan tersebut. Hingga akhirnya di awal September
2019 turun SK Menteri Perhubungan tentang perubahan status Bandara Pagerungan, dari
bandara khusus menjadi bandara umum.
Gambar 4 Bandara Pagerungan Besar

12
Sumber: (Dokumentasi, 2022)
Selain dikenal menjadi penghasil gas bumi, Pagerungan Besar juga identik dengan
kerajinan tangan yang khas, bernama santeki. Pak Maswan adalah salah satu perajin yang telah
menekuni kerajinan santeki sejak tahun 1998. Kualitasnya kayu santigi atau santeki yang bagus
menjadi alasan kenapa menggunakan jenis kayu ini sebagai bahan utamanya. Kayu santigi laut
asli, kayu bertuah yang dipercaya untuk meningkatkan rasa percaya diri serta menolak bala ini
biasanya digunakan untuk membuat aksesoris seperti gelang, cincin, kalung, gantungan kunci,
tasbih dll. Salah satu kelompok usaha binaan KEI adalah pengrajin kayu santigi. Kelompok
usaha binaan ini dibentuk untuk meningkatkan perekonomian di Pagerungan Besar.
Kesuksesan program pembinaan terhadap masyarakat kepulauan oleh K3S Migas memang
bukan hanya klaim sepihak saja. Buktinya pelaku UMKM mulai bangkit dari keterpurukan
ekonomi.
Gambar 5 Hasil Kerajinan Kayu Santigi

Sumber: (Dokumentasi, 2022)


Gambar 6 Tempat Pengrajin Kayu Santigi Mitra Binaan SKK Migas-KEI

13
Sumber: (Dokumentasi, 2022)

Pulau Pagerungan Kecil


Pulau Pagerungan Kecil merupakan pulau yang terletak di sebelah barat Pulau
Pagerungan Besar. Nama pagerungan sendiri berasal dari dua kata penyusun yaitu pagar dan
kurungan yang disikat menjadi pagerungan, kata kecil merujuk kepada luas pulaunya yang
lebih kecil dibandingkan dengan Pulau Pagerungan Besar. Pulau ini hanya memiliki satu desa,
yaitu Desa Pagerungan Kecil dengan empat dusun, yaitu Dusun Korma, Tanjung Pagar, Bonda
dan Ujung. Menurut masyarakat Pagerungan Kecil, setiap orang yang pernah berkunjung di
Pagerungan Kecil, maka akan sulit melupakan kenangan yang terbentuk dan akan sering
merindukan orang-orang yang ditemui selama di Pulau Pagerungan Kecil. Seperti Pulau
Sakala, Pulau Pagerungan Kecil juga merupakan pulau yang sangat sedikit mendapat perhatian
dari pemerintah kabupaten. Dengan adanya kedatangan mahasiswa, maka diharapkan
mahasiswa dapat menjadi penyambung lidah kepada pemerintah.
Berdasarkan hasil observasi selama tiga hari. Pulau Pagerungan Kecil hanya memiliki
50 kW dari PLTS dan sumber lain dari PLTD yang hanya bisa melayani kurang dari 12 jam
per hari dengan cara bergantian tiap dusunnya, sehingga tidak memenuhi kebutuhan listrik
seluruh pulau, maka dari itu masyarakat sebagian memiliki diesel dirumahnya sebagai
cadangan listrik, tetapi mengingat mahalnya bahan bakar tersebut maka diesel tidak dapat
digunakan setiap hari oleh masyarakat. Selanjutnya, berdasarkan wawancara bersama Pak
Ibnu, sarana air bersih di desa Pagerungan Kecil hanya bersumber dari sumur, dengan jumlah
57 buah, dengan dusun Tanjung Pagar yang menjadi satu-satunya dusun di Pagerungan Kecil
yang sumber airnya masih tergolong asin, sehingga saat ini mulai diawali pembuatan tower air
yang bersumber dari dana desa sebesar Rp 140.000.000. Di desa ini tidak ditemukan sarana
persampahan sehingga membuat banyak sampah terbuang sembarangan termasuk tindakan
pembuangan sampah ke laut.

14
Dikarenakan tidak adanya lahan pertanian sawah, maka masyarakat Pagerungan Keci l
memanfaatkan hasil laut atau perikanan. Pulau Pagerungan Kecil dapat dikatakan memiliki
potensi perikanan yang sangat melimpah dan memiliki nelayan-nelayan yang sudah sangat
handal dalam memancing, walau hanya modal alat sederhana. Kapal yang digunakan nelaya n
adalah kapal jenis Fiber berjumlah 783 perahu dan Purse Seine yang diberikan oleh pemerintah
Kabupaten Sumenep. Untuk jadwal pelayarannya sendiri adalah dua hari sekali dengan dibagi
menjadi dua keberangkatan. Biasanya nelayan yang berangkat menjual ikan akan pulang
dengan membawa sembako dari luar pulau untuk memenuhi kebutuhan desa. Hasil laut paling
top di Pagerungan Kecil adalah ikan hiu. Hanya bermodalkan tombak, nelayan Pagerungan
Kecil dapat menangkap ikan hiu seorang diri. Berdasarkan penuturan Pak Hasan, pengrajin
pancing hiu, ikan hiu ditangkap karena memiliki nilai jual yang tinggi, terutama siripnya yang
ampuh digunakan sebagai obat impoten. Selain ikan hiu ada ikan tengiri, anggoli, dan ketambak
campur yang dikirim ke Bali. Lalu, ada ikan kakap sawu, nunuk, dan ikan kakap merah yang
dikirim ke Situbondo. Banyuwangi juga menjadi alamat penerima hasil laut Pagerungan Kecil
yaitu menerima gurita dan ketambak. Desa Pagerungan Kecil juga memiliki pabrik es sebanyak
dua buah untuk menyimpan ikan hasil tangkapan nelayan. Nelayan sekitar mengatakan bahwa
mereka sangat mengharapkan bantuan untuk pabrik es ikan karena penting untuk menyimpan
ikan agar tidak membusuk. Hambatan utamanya adalah listrik yang kurang memadai
menjadikan nelayan kesulitan mendinginkan ikan mereka dan hanya memanfaatkan balok es
yang didapat dari luar pulau.
Tabel 1.2 Surat Keterangan Peredaran Hasil Perikanan (SKPHP) Desa Pagerungan Kecil

NO JENIS HASIL JUMLAH HARGA TOTAL ALAMAT PENERIMA


PERIKANAN EKOR/KG

1 IKAN TENGIRI 150 60.000 9.000.000 KEDONGANAN, BADUNG,


DENPASAR SELATAN

2 KAKAP SAWU 700 3.500 2.450.000 SITUBONDO

3 KETAMBAK 100 17.000 1.700.000 KAMP.MANDAR.BANYUWANGI

4 GURITA 1.570 60.000 94.200.000 BANYUWANGI

5 NUNUK 200 35.000 7.000.000 SITUBONDO

6 ANGGOLI 700 35.000 24.500.000 DONGANAN DENPASAR BALI

7 KETAMBAK 700 35.000 24.500.000 DONGANAN DENPASAR BALI


CAMPUR

15
8 IKAN KAKAP 700 50.000 35.000.000 SITUBONDO
MERAH
Sumber: (Kantor Desa Pagerungan Kecil, 2022)
Gambar 7 Sirip dan Daging Ikan Hiu

Sumber: (Dokumentasi, 2022)


Gambar 8 Pembuatan Perahu Fiber

Sumber: (Dokumentasi, 2022)


Di desa ini tidak semuanya menjual hasil lautnya secara mentah. Namun, ada juga
sebuah industri rumahan yang memproduksi abon ikan pari dan ikan kakap milik seorang i bu
bernama Bu Nur Jannah dengan brand “Abon Latansa”, dari segi rasa sangat enak kemasannya
pun sudah cukup menarik, namun produk ini belum bisa dipasarkan ke seluruh negeri karena
terkendala di proses distribusinya, dan masih banyak lagi ibu-ibu yang memiliki produk
olahannya sendiri. Selanjutnya setelah diadakan FGD pada tanggal 19 Juni 2022, Ibu PKK
berharap KKN berikutnya bisa menghadirkan program pengembangan UMKM berkaitan
dengan palatihan pengolahan hingga membuat ikan dapat bernilai jual tinggi. Menurut

16
penuturan Pak Khalil Rahman yang menjadi Kepala Desa sangat perlu adanya dukungan dari
perguruan tinggi seperti diadakan KKN ke Pagerungan Kecil dan pemberian beasiswa kepada
siswa Pagerungan Kecil agar melanjutkan ke perguruan tinggi sehingga mengurangi jumlah
pengangguran dan meningkatkan taraf pendidikan di Pagerungan Kecil.
Gambar 9 Produk Abon Latansa

Sumber: (Dokumentasi, 2022)


Pulau Sapeken
Pulau Sapeken merupakan ibu kota Kecamatan Sapeken yang memiliki kepadatan
penduduk sangat tinggi, sebesar 3912 jiwa/km 2 dengan luas desa 2,12 km. Hal ini wajar karena
Pulau Sapeken merupakan pusat aktivitas, pelayanan, dan perdagangan bagi pulau-pulau
sekitar, seperti Sakala, Pagerungan Besar, Pagerungan Kecil, Saibus, dll. Jumlah penduduk di
Desa Sapeken mengalami tren meningkat, sehingga sumber daya tanah merupakan hal yang
sangat penting untuk membangun hunian. Konflik yang kerap terjadi antar warga masyarakat
adalah masalah tanah, di mana kebanyakan masyarakat menumpang di tanah orang lain (tanah
di Sapeken dimiliki oleh empat orang), sehingga pernah terjadi penggusuran rumah oleh t ua n
tanah karena hendak dibangun sesuatu di tanah tersebut, maka dari itu hunian di Desa Sapeken
banyak yang bersifat nonpermanen.
Gambar 10 Pulau Sapeken

17
Sumber: (Dokumentasi, 2022)
Dari foto yang diambil dari drone tersebut dapat dilihat bahwa kepadatan bangunan di
pulau ini juga tinggi sehingga rawan terjadi kebakaran. Kepadatan bangunan juga
menimbulkan masalah sanitasi, berdasarkan wawancara bersama sekretaris desa, masyaraka t
Desa Sapeken kerap membangun septic tank berdekatan dengan sumur sehingga air bersih
berpotensi tercemar. Selain itu, sampah yang dihasilkan rumah tangga setiap harinya tidak
dikelola dengan baik sehingga menjadi permasalahan prioritas bagi pemerintah Desa Sapeken.
Pemerintah kabupaten bersama pemerintah desa telah mencoba berbagai upaya dalam
mengatasi masalah sampah, seperti penyediaan sarana persampahan seperti TPS 3R dan TPA,
namun hasil yang didapat kurang memenuhi harapan karena kurangnya kesadaran masyarakat
dan tidak ada manajemen yang baik. TPS 3R dan TPA yang disediakan dan disahkan oleh
Bupati Sumenep tidak berjalan baik karena dinilai kurang adanya manajemen yang baik di
sarana persampahan tersebut, hingga kini sampah di sana hanya di timbun saja dan
menimbulkan bau yang menyengat bagi masyarakat sekitar. Pengangkutan sampah juga sudah
tidak berjalan lagi karena tidak adanya upah jasa pengangkutan sampah. Bahkan sudah ada
Komunitas Peduli Lingkungan (KPL) yang mendorong masyarakat agar peduli terhadap
lingkungan dengan tidak membuang sampah ke laut yang dapat merusak ekosistem laut, tetapi
masih belum bisa menyadarkan masyarakat. Sampah-sampah di laut Sapeken tidak berasal dari
warga lokal saja, tetapi ada juga sampah kiriman yang memperparah kondisi. Selain sam pa h,
masyarakat Desa Samenep juga dihadapkan dengan masalah degradasi lingkungan, seperti
kerap terjadi banjir setinggi 50 cm di Dusun Karangkongo ketika air pasang. Kondisi ini
diperparah dengan timbunan sampah di pinggir pantai.
Gambar 11 TPS 3R dan Kendaraan Pengangkut Sampah

18
Sumber: (Dokumentasi, 2022)

Gambar 12 Kondisi Pantai di Dusun Karang Kongo

Sumber: (Dokumentasi, 2022)


Pulau Sapeken menjadi pusat perekonomian bagi pulau-pulau sekitar karena di pulau
ini fasilitasnya lebih lengkap, seperti prasarana telekomunikasi yang baik dan listrik sudah
mengalir 24 jam di pulau ini, sehingga masyarakat pulau lebih mudah menjalankan aktivitas
ekonomi dibanding pulau-pulau sebelumnya. Dari 8.294 penduduk, 61% berprofesi sebagai
nelayan dan 4,9% sebagai pengusaha. Keunggulan lain dari pulau ini adalah memiliki dua
dermaga, di mana dermaga beton digunakan untuk berlabuhnya kapal lokal dan dermaga lama
digunakan untuk berlabuhnya kapal dari luar pulau. Kapal lokal yang digunakan untuk
mengangkut ikan ke luar pulau, digunkan juga sebagai pengangkut barang dari luar pulau. Jadi,
masing-masing pengusaha Desa Sapeken memesan kepada nelayan untuk sekalian
mengangkut barang dari luar pulau untuk dijual di Desa Sapeken. Ketika musim hujan
mengakibatkan nelayan tidak dapat berlayar, maka hal ini juga berdampak pada kenaikan harga
dagangan di Desa Sapeken karena keterbatasan stok. Sedangkan di dermaga lama, kapal dari
29 pulau setiap harinya berlabuh di sini untuk membeli barang dari Desa Sapeken dan menjual
barang dari desa asal, seperti sembako dan hasil pertanian. Tingginya aktivitas di dermaga juga
19
membuka lapangan pekerjaan baru, seperti penyediaan jasa transportasi dan buruh. Namun,
sayangnya dermaga lama masih terbuat dari kayu, padahal dermaga tersebut digunakan kapal
luar pulau untuk berlabuh, sehingga diperlukan pembangunan dermaga yang lebih memadai.
Gambar 13 Aktivitas Perekonomian di Dermaga Lama

Sumber: (Dokumentasi, 2022)


Pulau Gili Genting
Pulau Gili Genting merupakan salah satu pulau yang termasuk ke dalam Kecamatan
Gili Genting. Di pulau ini terdapat empat desa, yaitu Desa Gedungan, Desa Bringsang, Desa
Aenganyar, dan Desa Galis. Kebanyakan masyarakat Pulau Gili Genting memilih merantau ke
luar pulau, sehingga ditemukan banyak rumah kosong yang ditinggal oleh pemiliknya, banyak
lahan kosong, dan kepadatan penduduknya rendah. Hal ini dikarenakan keinginan mencari
kehidupan yang lebih baik di kota. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Camat
dan Sekretaris Camat, didapatkan informasi bahwa Pulau Gili Genting memiliki potensi besar
dikembangkan untuk pariwisata, dan hal ini sudah dilaksanakan pengembangannya. Masing-
masing desa memiliki daya tarik wisatanya tersendiri, seperti Pantai Sembilan di Desa
Bringsang, Somor Tompang di Desa Galis, dan Pantai Kahuripan di Desa Gedugan.
Dikarenakan keterbatasan waktu, maka tim observer memilih untuk mengobservasi Pantai
Kahuripan di Desa Gedugan, hal ini dipilih berdasarkan wawancara bersama camat bahwa
Pantai Kahuripan merupakan pantai terindah di Pulau Gili Genting. Namun, masih belum
dikembangkan, sehingga tidak ada wisatawan melainkan hanya warga lokal yang berkunjung.
Gambar 14 Pantai Kahuripan

20
Sumber: (Dokumentasi, 2022)
Pantai Kahuripan juga menyuguhkan beberapa sumber daya pariwisata menarik
lainnya, seperti (1) gua bawah laut yang konon katanya memiliki aura mistis; (2) Chora
Sumber, sumber air tawar yang keluar dari tepi laut; (3) Beto Lampean atau batu cinta; (4)
Cekeng, hamparan lahan hijau yang masih alami dan ditumbuhi banyak pohon; (5) Pohon
Seribu, Pohon yang tertata rapi di sepanjang jalan menuju Pantai Kahuripan; (6) Congkop,
makam lama yang berada di sekitar Pantai Kahuripan. Melihat banyaknya potensi pariwisata
tersebut, maka sangat disayangkan apabila sumber daya pariwisata Pantai Kahuripan tidak
dikembangkan menjadi Daya Tarik Wisata (DTW) yang siap menjamu wisatawan.
Berdasarkan gambar di atas, Pantai Kahuripan masih sangat terjaga kondisi alamnya dan belum
ada sarana dan prasarana pariwisatanya. Berdasarkan wawancara bersama camat, sebenarnya
pantai ini sudah direncanakan menjadi tempat wisata, namun keterbatasan dana desa menjadi
hambatan utama pengembangan Pantai Kahuripan menjadi ikon Pulau Gili Genting menjadi
terhambat. Kepala Desa Gedugan saat ini berfokus untuk memperbaiki kondisi jalan di Desa
Gedugan. Pak Rahman selaku ketua Kelompok Informasi Masyarakat mengatakan bahwa
beliau sebenarnya sudah ada inisiatif membentuk pokdarwis Pulau Gili Genting dan Pantai
Kahuripan digambarkan menjadi ikon Pulau Gili Genting. Namun, sampai saat ini masih belum
ada pokdarwis di Pulau Gili Genting.
Kondisi sarana dan prasarana di Pulau Gili Genting sudah lengkap, seperti dermaga,
listrik, air bersih, telekomunikasi, sarana pelayanan umum, dan lain-lain. Hal tersebut
mendukung kegiatan pariwisata di pulau ini. Terdapat tiga dermaga yang tersebar di pulau ini,
yaitu Dermaga Aenganyar sebagai dermaga utama, Dermaga Bringsang sebagai tempat
bersandar perahu nelayan dan kapal penumpang yang ingin mengunjungi Pantai Sembilan, dan
Dermaga Gedugan sebagai tempat bersandar perahu nelayan. Jika dari dermaga Tanjung
Saronggi, Sumenep menuju pulau ini hanya membutuhkan waktu 30-40 menit dengan harga
Rp 10.000. Kondisi dermaga yang kurang terawat, seperti kondisi jalan yang sudah terkikis,
21
diperlukan perbaikan untuk mempermudah perjalanan wisatawan dari dermaga menuju Pantai
Kahuripan.
Gambar 15 Dermaga Aenganyar, Dermaga Bringsang, dan Dermaga Gedugan

Sumber: (Aji, 2017)


Gambar 16 Rute Menuju Pantai Kahuripan

Sumber: (Google Maps, 2022)


Kondisi jalan dari Dermaga Bringsang dan Dermaga Aenganyar menuju Pantai
Kahuripan cukup baik, karena jalan yang dilalui adalah jalan lokal penghubung antardesa, yaitu
Desa Gedugan dengan Desa Aenganyar dan Desa Bringsang. Namun, adalah kondisi Jalan
Kenanga di Desa Gedugan (Kampung Lombi ke arah selatan) tepat sebelum memasuki
kawasan Pantai Kahuripan terbilang buruk, karena banyak aspal yang sudah rusak dan
berlubang. Hal inilah yang sedang diprioritaskan oleh Kepala Desa Gedugan, yaitu perbaikan
jalan untuk memperlancar aktivitas masyarakat.

22
PRIORITAS PEMILIHAN PERMASALAHAN
Tabel 1.3 Pemilihan Permasalahan
No Permasalahan Alasan Pemilihan*

1. Kurangnya infrastruktur, seperti kelistrikan, • Masyarakat pulau mengaku


air bersih, telekomunikasi, dan persampahan bahwa mereka sangat
di Pulau Sakala, Pagerungan Besar, dan membutuhkan listrik untuk
Pagerungan Kecil. Masyarakat pulau mempermudah aktivitas
mengharapkan bantuan dari perguruan tinggi mereka, termasuk aktivitas
untuk dicarikan alternatif perekonomian dan
pendidikan
• Ketersediaan air bersih yang
semakin menipis
• Tidak adanya sarana
persampahan membuat
masyarakat pulau membuang
sampah ke laut
• Kondisi sinyal yang buruk
juga menghambat pemasaran
produk lokal

2. Degradasi lingkungan yang diperparah • Kepadatan penduduk tinggi


sampah di Pulau Sapeken dengan minim kesadaran
akan sampah mengancam
ekosistem darat dan laut
• Sistem manajemen
pengolahan sampah yang
buruk, meski sudah ada TPA
dan TPS 3R
• Terdapat dusun yang
terendam air saat air pasang
• Penurunan muka tanah tiap
tahunnya dan minimnya

23
lahan mangrove di Pulau
Sapeken

3. Ketidaktahuan masyarakat pulau dalam • Ibu-ibu PKK, home industry,


melakukan pemasaran produknya dan atau perorangan yang
pengolahan bahan mentah menjadi produk memiliki produk sendiri
jadi minim pengetahuan mengenai
pemasaran dan pengemasan
sehingga produknya hanya
bisa dijual di dalam pulau
saja
• Hasil-hasil perkebunan yang
melimpah kesulitan
menemukan pasarnya
• Hasil perkebunan dan
perikanan biasanya langsung
dijual tanpa diolah terlebih
dahulu

4. Minim pengetahuan pengembangan • Banyak potensi wisata di


pariwisata di Pulau Gili Genting, khususnya Pulau Gili Genting yang tidak
di Pantai Kahuripan dimanfaatkan secara
maksimal
• Pariwisata sebagai pendorong
perekonomian pulau dapat
membuka lapangan pekerjaan
baru dan mencegah
masyarakat pulau untuk
urbanisasi

*Uraikan secara rinci mengapa permasalahan diprioritaskan penanganannya. Penentuan


prioritas permasalahan akan lebih baik jika sudah disepakati bersama mitra.

24
1.2. Perumusan Program Kegiatan
PROGRAM KKN-PM ITS
Tabel 1.4 Program KKN-PM ITS
Jumlah Unsur yang
No Nama Program Tujuan Program Waktu
Dana terlibat

Pengumpulan Tim ITS


data yang berjumlah tiga
diharapkan Orang, Tim
1 Survei dilanjutkan 24 hari 3.000.000 UNESA
Identifikasi dengan berjumlah dua
Masalah dan pengiriman orang, dan
Potensi program kkn di Tim RSTKA
tahun berikutnya
tepat sasaran

25
BAB II PELAKSANAAN PROGRAM
2.1 Pelaksanaan Program
Tabel 2.1 Pelaksanaan Program
Nama Program Survei Identifikasi Masalah dan Analisis Potensi dengan tema
“Mendengar Suara Orang Pulau”
Tujuan Program Pengumpulan data terkait potensi dan masalah di setiap pulau
Sasaran Program Masyarakat
Tempat Pulau Sakala, Pulau Pagerungan Besar, Pulau Pagerungan Kecil,
Pulau Sapeken, dan Pulau Gili Genting
Jumlah Jam 2244 Jam
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Observasi dan memaparkan hasil observasi kepada pemerintah
kecamatan, pemerintah desa, dan masyrakat pada hari terakhir di
tiap pulau
Peran Mahasiswa Tim observer
Jumlah Dana 3.000.000
Sumber Dana ITS
Hasil Potensi dan masalah tiap pulau
Hambatan • Kesulitan mengakses listrik selama 24 jam (laptop yang
digunakan membutuhkan listrik) dan kondisi sinyal yang
buruk
• Transportasi tidak diberikan pada hari pertama kedatangan
• Minimnya waktu observasi di semua pulau, kecuali Pulau
Sapeken
Solusi • Mempersiapkan pemaparan ketika listrik aktif
• Menginap di kapal RSTKA untuk mengakses internet
• Menyewa jasa transportasi dan inisiatif meminjam
kendaraan ke masyarakat
• Menggunakan jurnal sebagai referensi mengenai kondisi
pulau

Potensi Daerah • Harga telur ikan terbang yang bernilai tinggi di Pulau
Sakala

26
• Alternatif pangan selain nasi di Pulau Sakala
• Hasil perikanan sebagai penyuplai terbesar perekonomian
di pulau Pagerungan Kecil
• Ibukota Kecamatan di Pulau Sapeken dengan ketersediaan
fasilitas yang lengkap dan menjadi pusat aktivitas bagi
pulau-pulau lainnya
• Gas yang melimpah di Pulau Pagerungan Besar dan
mengundang banyak investasi di pulau ini
• Potensi pariwisata di Pulau Gili Genting

2.2 Pembahasan Program


a) Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan observasi yang dilaksanakan selama 24 hari terbagi menjadi empat,
yaitu tiga hari (13-15 Juni) di Pulau Sakala, dua hari (18-19 Juni) di Pulau
Pagerungan Besar dan Pagerungan Kecil yang terbagi menjadi dua tim, empat belas
hari (20 Juni-3 Juli) di Pulau Sapeken, dan dua hari di Pulau Gili Genting (4-5 Juli).
Pada hari terakhir di masing-masing pulau diadakan sesi pemaparan dan FGD yang
melibatkan stakeholder untuk memvalidasi data dan melakukan perencanaan secara
partisipatif. Di beberapa pulau, seperti Pulau Sakala, Pulau Pagerungan Kecil, dan
Pulau Pagerungan Besar menyerahkan hasil FGD, di mana dapat menjadi acuan
bagi pemerintah desa dalam perencanaan desa maupun pihak perguruan tinggi
apabila hendak melaksanakan KKN di pulau tersebut. Perbedaan waktu observasi
dikarenakan perjalanan dari satu pulau ke pulau lain harus mempertimbangkan
kondisi laut terlebih dahulu, berbeda dengan perjalanan di darat. Waktu observasi
paling lama dilaksanakan di Pulau Sapeken, hal ini dikarenakan jumlah penduduk
yang tinggi mengakibatkan RSTKA harus berdiam di pulau tersebut untuk
melakukan pelayanan kesehatan, ada juga penduduk dari luar pulau yang datang k e
Pulau Sapeken untuk berobat di RSTKA. Selain melakukan observasi, ada juga
liburan yang disediakan sebagai refreshing bagi dokter dan tim lainnya, seperti
bermain ke Pantai Sembilan, berenang di Pulau Sakala, ke Pulau Saebus dan Gili
Pandan.
b) Hambatan, tantangan yang dihadapi dan cara penyelesaian

27
Hambatan utama dalam pelaksanaan observasi adalah keterbatasan listrik dan
sinyal di beberapa pulau, karena laptop yang digunakan hanya terdapat satu buah
dan membutuhkan aliran listrik. Kondisi sinyal juga menghambat tim observer
dalam mencari data sekunder, karena keterbatasan waktu dalam pengumpulan data
primer. Selain itu, dengan keterbatasan waktu observasi, tim observer juga
terhambat oleh minimnya transportasi. Namun, hal tersebut bisa diatasi oleh tim
dengan manajemen tim yang baik. Tim observer membagi-bagi tugas untuk yang
observasi dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam pembuatan presentasi
pemaparan.
Sedangkan, tantangan yang dihadapi oleh tim observer adalah kurang aktifnya
stakeholder ketika melaksanakan FGD di beberapa pulau, bahkan ada stakeholder
yang berhalangan hadir juga. Kondisi sinyal yang kurang baik juga menghambat
komunikasi tim observer dengan dosen untuk mengasistensikan hasil pemaparan
dan konsep FGD yang akan dilaksanakan, sehingga hasil FGD memiliki
kemungkinan tidak tepat sasaran karena tidak ada keterlibatan dosen pada kegiatan
berlangsung. Namun, sebagai gantinya, tim berkoordinasi dengan akademis lain
dari RSTKA yang merupakan dokter dan ahli ekonomi di UNAIR.
2.3 Luaran
➢ Berita Media Massa :

https://www.its.ac.id/news/2022/10/10/dongkrak-potensi-kangean-kkn-its-

lakukan-observasi-wilayah/

➢ Video yang di upload di youtube DRPM TV

https://youtu.be/9XziRzrEX8o

28
BAB III KEGIATAN HARIAN
Tabel 3.1 Kegiatan Harian
Nama
Jam Jumlah Dana Sumber Kendala yang
No. Tanggal Agenda Kegiatan Kelompok
Pelaksanaan Yang dibutuhkan Dana dihadapi
Sasaran

Tidak ada
1 14 Juni 2022 Observasi terkait pendidikan dan 09.00-12.30
transportasi untuk
perekonomian Pulau Sakala
observasi

-Wawancara singkat dengan


masyarakat di perjalanan ke rumah
kepala desa Sakala
2 14 Juni 2022 15.00-17.20 Jalan kaki selama
-Silaturahmi ke rumah Kepala Desa
observasi
Sakala untuk meminta izin IMAP
-Ke PLTS wawancara Bersama Pak
Nasir (Silvi dan Reza)

29
-Penyusunan dan rekap hasil
observasi powerpoint dalam bentuk 09.00-11.00
Jaringan internet
Ms Word dan Power Point 15.00-17.00
lambat dan terjadi
3 15 Juni 2022 -Presentasi dan FGD bersama tokoh 19.30-22.00
pemadaman listrik
masyarakat dan masyarakat Pulau
Sakala

Jaringan internet
-Membersihkan dan sterilisasi 08.00-10.00
lambat sehingga
puskesmas pembantu 12.00-13.30
harus mengganti
4 15 Juni 2022 -Diundang makan bersama di Balai 16.00-17.00
paket internet
desa
-Snorkeling bersama dokter-dokter
RSTKA
-Meminta Izin dan maksud
kedatangan ke perangkat desa di
Durasi observasi
Pendopo Balai Desa Pagerungan 09.00- 10.00
yang singkat dan
5 16 Juni 2022 Besar 10.30-11.30
terbagi di dua pulau
-Observasi lingkungan sekitar 15.30-17.00
Pagerungan Besar terkait
perekonomian,adat istiadat dan
kerajinan

30
-Tim ITS dan UNESA dibagi 2,
Silvi, Aldi dan Arma (IMAP dan
FGD di Pulau Pagerungan Kecil)
Firman dan Reza (IMAP dan FGD
di Pulau Pagerungan Besar)

-Tidak boleh masuk


-Morning Report bersama Tim ke wilayah
dokter perusahaan, harus
-Observasi ke daerah Perusahaan 08.00-09.00 izin dulu
Migas dan Bandara (Firman dan 10.00- 11.30 (Pagerungan Besar)
6 17 Juni 2022
Reza) 15.00-17.00 -Listrik yang
-Observasi ke daerah menyala hanya
perkampungan nelayan dan pemilik sekitar 4 jam per
UMKM (Aldi, Silvi dan Arma) hari (Pagerungan
Kecil)

09.00-11.30
7 19 Juni 2022
13.00-13.30 -Pemadaman listrik
14.00-15.30

31
-Rekap dan penyiapan presentasi -Kekurangan
hasil observasi di Pulau Pagerungan personel untuk
Besar presentasi
-Tim yang dipisah ke pagerungan
kecil ke pagerungan besar
-Presentasi Hasil observasi
sekaligus FGD bersama perangkat
desa dan tokoh masyarakat

Liburan ke Pulau Saebus tidak ada


8 20 Juni 2022 - Tidak ada kendala
pelayanan kesehatan dan observasi

-Sambutan dan mendengar suara


9 21 Juni 2022 orang pulau
-Penyerahan alat pencacah sampah 08.00-10.30 Tidak ada kendala
oleh FST UNAIR ke pihak desa
Sapeken

-Observasi ke pengrajin rajut, Biaya transportasi


10 22 Juni 2022
pembuat oleh-oleh, santunan anak becak montor yang
yatim dan diskusi dengan APS mahal

32
(Asosiasi Pengusaha Sapeken) di
Pulau Sapeken. (Silvi,Arma dan
Reza)

-Tim Pelayanan kesehatan 1 dan


observer UNESA kembali ke Kurangnya
Surabaya komunikasi dan
11 23 Juni 2022 -Memberikan hadiah susu botol 13.00 informasi terkait
kepada anak-anak Pulau Sapeken tiket kapal sabuk
yang berhasil menghafal surah Nusantara
pendek (Silvi dan anak-anak Pulau
Sapeken)

-Observasi ke Pantai Karang Kongo


dan melakukan dokumentasi
12 24 Juni 2022
fasilitas umum di Pulau Sapeken Tidak ada kendala
(Silvi dan anak-anak Pulau
Sapeken)

13 25 Juni -Mengunjungi dan makan malam 16.00-19.00 Tidak ada kendala

33
di rumah Pak Salim

-Ke rumah Pak Idrus (sekretaris


desa) silaturahmi dan wawancara
14 26 Juni terkait profil Pulau Sapeken dan 15.00-17.30
Tidak ada kendala
kondisi abrasi Pantai Karang
Kongo

-Ke Balai Desa wawancara


bersama perangkat desa dan staff
15 27 Juni pemerintahan terkait permasalahan 10.00- 11.30 Tidak ada kendala
Pulau Sapeken termasuk masalah
tanah,adat istiadat, pariwisata,dll

Sempat susah
-Ke rumah Pak Saiful (perawat menghubungi pak
16 28 Juni Pulau Sapeken) wawanacara Saiful karena
terkait permasalahan kesehatan dan 19.00-20.00 sedang ada pasien di
potensi SDM Pulau Sapeken rumahnya

34
Observasi visual lingkungan
sekitar Pulau Sapeken Mandiri tim
17 29 Juni ITS dan Pertemuan dr.Agus 14.00-16.00 Tidak ada kendala
(Direktur RSTKA) bersama tokoh
masyarakat di kapal

18
30 Juni Liburan Ke Pulau Saebus 07.00-15.30 Tidak ada kendala
bersamasama semua Tim RSTKA

Rekap dan pengumpulan semua


19 1 Juli 2022 informasi kedalam Ms Word dan 20.00-22.30 Tidak ada kendala
Powerpoint

FGD bersama tokoh masyarakat Acara sempat molor


20 2 Juli 2022 19.00-22.30
dan masyarakat Sapeken dengan karena benturan
tema lepas pisah dan presentasi dengan tahlilan

35
Tim ITS masyarakat

21 3 Juli 2022 Perjalanan menuju Pulau Gili 12.00-07.00 Tidak ada kendala
Genting

22 4 Juli 2022 Observasi Mandiri TIM ITS 14.00-17.00 Tidak ada kendala
Pertemuannya
-Minta izin dan wawancara sempat tertunda 1
bersama perangkat desa dan tokoh jam karena
masyarakat di ruangan pak camat 08.00- 14.00 benturan dengan
23 5 Juli 2022 -Observasi bersama TIM dari FEB 14.30 acara sambutan
UNAIR di Pantai Sembilan & KKN Bersama dari
Pantai Karuripan UINSA, IAIN
-Perjalanan ke Pulau Gili Raja Madura dan
Pamekasan

-Pelayanan kesehatan minor tim -Tidak ada IMAP,


24 6 Juli 2002 dokter Pagi - Sore karena keterbatasan
-Tidak ada IMAP, karena waktu

36
keterbatasan waktu

25 7 Juli 2022 -Perjalanan kembali ke Surabaya 12.00- 21.00 Tidak ada kendala

37
BAB IV ANGGARAN
Berikut adalah Rincian Pengeluaran selama KKN Pelayaran bersama RSTKA

Tabel 4.1 Tabel Pengeluaran


Firman Wijaya - Teknik Kelautan Reynaldi Zuan Felik - PWK Silvi Kusnatul Lia Sahara - Teknik Kelautan
Iuran Bayar Sopir dari Hotel -
Iuran Bayar Sopir dari Hotel - Kalianget 50,000 Kalianget 50,000 Iuran Bayar Sopir dari Hotel - Kalianget 50,000

Makan Siang 32,000 Karcis Kapal 6,000 Tiket Tambahan Admin Kapal 6,000

Makan Malam 32,000 Makan + Minum 250,000 Air Minum + Camilan Bersama Firman dan Aldi 45,000

Paramex Obat Sakit Kepala 3,500 Kuota Internet 70,000 Makan Siang + Makan Supir di Madura 43,000

Produk Warga : Sangkok 10,000 Pulsa Telkomsel 30,000 Makan Malam 24,000
Produk Warga P. Sakala (Baso Ikan,Sate
Es Campur 10,000 Pakaian 300,000 Tahu,Es) 34,000

Sabun Cuci Baju 6,000 Souvenir : Kayu Sentigi 50,000 Transport 10,000

Paket Data : XL 70,000 Sun Screen 40,000 Paket Data : XL 75,000

Produk Warga P. Pagerungan Besar (Kayu


Es Campur 10,000 Sun Block 55,000 Santigi) 50,000

Oleh-Oleh : Kayu Santigi 40,000 Sabun Muka 40,000 Produk Warga P. Pagerungan Kecil (Abon Ikan) 50,000

Korek 5,000 Sabun Mandi 10,000 Sumbangan Masjid 250,000

Produk Warga P. Sapeken untuk di Kapal


Sabun Cuci Muka 33,000 Sampo 18,000 85,000
(Kassue Kasah, Siomay Ikan)

Sabun Mandi 12,000 Pasta Gigi 10,000 Jasa Transportasi P. Sapeken 70,000

Sampo 36,000 Jasa Transportasi P. Sapeken 50,000 Menambal Ban 15,000

Transport 10,000 Gocar Kalimas - Kos Surabaya 35,000 Santunan Anak Yatim 335,000
Oleh-Oleh : Iftitah 33,000 Total Pengeluaran 1,014,000 Total Air Minum P.Sapeken 35,000

Makan Siang 17,000 Paket Data : Telkomsel 55,000

Makan Malam 24,000 Tiket Pulau Saebus 5,000

Makan Pagi 21,000 Susu untuk Anak-Anak Kepulauan 57,000


Makan bersama Anak-Anak di
Kepulauan 17,000 Sabun Cuci Muka + Sabun Cuci Baju 46,500
Bahan Makanan (Telur, Sosis, Minyak Goreng,
Makan Siang 24,500 36,500
Mie Instan)
Produk Warga P. Gili Genting untuk di Kapal
Transport 5,000 25,000
(Gula Aren, Kue Bapel)

Sandal 50,000 Kaos Kaki + Dekker 45,000

Sumbangan Masjid 300,000 Antimo + Obat Radang Amandel 28,000


Transport 10,000 Makan 145,000

Baju 50,000 Gocar Kalimas + Kos Surabaya 35,000

Makan Malam 30,000 Total Pengeluaran 1,655,000

Jahit Celana 10,000 Total Keseluruhan 3,949,000

Makan Pagi 10,000

Transport 10,000

Sabun cuci 6,000


Makan Siang 11,000

Ojek + Karcis Kapal 210,000

Makan Malam 33,000

Makan Siang 15,000

Makan Malam 34,000

Total Pengeluaran 1,280,000

38
LAMPIRAN 1. PETA LOKASI
Bagian ini berisikan peta lokasi mitra yang dilengkapi dengan data jarak mitra dengan lokasi alamat
Dosen Pembimbing Lapangan. Gunakan google map untuk memudahkan (sebagaimana contoh di
bawah)

Pulau Sakala

Pulau Pagerungan Besar

39
Pulau Pagerungan Kecil

Pulau Sapeke

Pulau Gili Genting

40
41
LAMPIRAN 2. BIODATA DPL
a. Nama Lengkap : Lalu Muhamad Jaelani
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. NIP : 198012212003121001
d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Lektor Kepala
e. Bidang Keahlian : Geospasial
f. Departemen/Fakultas : Teknik Geomatika
Institut Teknologi Sepuluh
g. Perguruan Tinggi : Nopember
h. Alamat Rumah dan No. Telp. :

Riwayat pengabdian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional, sebutkan sebagai Ketua atau
Anggota)
No Judul Pengabdian kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1

Publikasi ilmiah (2 terakhir dalam bentuk makalah atau buku)


No Judul Artikel Pengabdian kepada URL Artikel
Masyarakat
1

HKI (2 terakhir)
No Judul Hak Kekayaan Intelektual Jenis HKI No. HKI
1

Jenis HKI = HC, Paten, Paten Sederhana, Desain Industri, atau Merk Dagang

42
LAMPIRAN 3. DAFTAR MAHASISWA KKN
N No Kontak Departemen
o NAMA MAHASISWA NRP MHS MHS

1 Firman Wijaya 5020201087 081232842613 Teknik Kelautan


Perencanaan
2 Reynaldi Zuan Felik Sihotang 5015201076 085231674382 Wilayah dan Kota
3 Silvi Kusnatul Lia Sahara 5020201007 085735920814 Teknik Kelautan
4 ……………………………... ……………… ……………… ………………
5 ……………………………... ……………… ……………… ………………
6 ……………………………... ……………… ……………… ………………
7 ……………………………... ……………… ……………… ………………
8 ……………………………... ……………… ……………… ………………
9 ……………………………... ……………… ……………… ………………

43
LAMPIRAN 4. FOTO KEGIATAN
Pulau Sakala

Pulau Pagerungan Besar

44
Pulau Pagerungan Besar

45
Pulau Pagerungan Kecil

46
Pulau Sapeken

47
48
Pulau Gili Genting

49
Bukti SS Survei Pelaksanaan KKN – DRPM ITS

49

Anda mungkin juga menyukai