Anda di halaman 1dari 17

DINAMIKA KAPAL

MN141351
Laporan Praktikum Sea Keeping

Ardan Nagra Coutsar

NRP. 4115100015

Dosen

Prof. I Ketut Aria Pria Utama, M. Sc., Ph.D

NIP. 196704061992031001

PROGRAM SARJANA
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Sea Keeping ini sebagai bagian dari mata kuliah
“Dinamika Kapal”.

Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua penulis yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis,
2. Bapak I Ketut Aria Pria Utama, M.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing penulis yang
telah membimbing penulis dalam Praktikum Dinamika Kapal,
3. Bapak Condro dan Bapak Rudi selaku teknisi Lab Hidrodinamika ITS, serta
4. Teman-teman dan pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Dalam penyusunan laporan ini kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu dan
prestasi akademik dalam mata kuliah Dinamika Kapal.

Semua kritik dan saran dari para pembaca maupun semua pihak, kami terima dengan
senang hati demi perbaikan kedepannya.

Surabaya, 28 Desember 2017

Penulis

2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.1 Latar belakang ............................................................................................................................. 4
1.2 Tujuan dan Manfaat .................................................................................................................... 5
BAB II..................................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................................... 6
BAB III ................................................................................................................................................. 10
METODE PRAKTIKUM ..................................................................................................................... 10
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................................................... 10
3.2 Peralatan ................................................................................................................................... 10
3.3 Metode Praktikum .................................................................................................................... 10
3.4 Prosedur Praktikum .................................................................................................................. 10
BAB IV ................................................................................................................................................. 13
DATA DAN PERHITUNGAN ............................................................................................................ 13
4.1 Data Uji Sea Keeping ............................................................................................................... 13
4.2 Perhitungan .............................................................................................................................. 14
BAB V .................................................................................................................................................. 16
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam kenyataan di lapangan, kapal dioperasikan pada berbagai macam
iklim dan kondisi laut. Oleh karena itu, perlu diperhatikan kualitas dari
seakeeping kapal dan manouvering kapal (ship manouvering). Ship manouvering
atau olah gerak kapal adalah segala gerakan kapal yang dilakukan oleh kapal,
misalnya maju, mundur, membelok, dan lain sebagainya. Setiap struktur terapung
yang bergerak di atas permukaan laut selalu mengalami gerakan osilasi. Hanya 3
macam gerakan merupakan gerakan osilasi murni yaitu heaving, rolling dan
pitching. Heaving atau gerak lonjak adalah gerakan kapal pada arah tegak.
Pitching atau gerak angguk adalah gerak kapal dengan sumbu putar yang
melintang kapal dan melalui titik berat kapal. Selain itu, rolling atau gerak oleng
merupakan gerak kapal dengan sumbu putar yang membujur kapal dan melalui
titik berat kapal. Semua gerakan ini bekerja di bawah gaya atau momen
pengembali ketika struktur itu terganggu dari posisi kesetimbangannya.
Dalam percobaan seakeeping didapatkan nilai heaving dan pitching model
kapal yang akan dikonversi ke heaving dan pitching kapal yang sebenarnya. Pada
proses percobaan dilakukan kalibrasi dengan voltase dan pembebanan yang sama.
Kalibrasi ini dilakukan untuk mengetahui besaran dari alat (load cell) yang
digunakan mengukur hambatan, karena output dari alat yang digunakan tidak
berupa angka melainkan berupa garis lurus yang dicetak diatas kertas (kotak-
kotak). Dari proses kalibrasi didapatkan harga satuan dari kotak dengan voltase
tertentu. Harga satuan inilah yang digunakan untuk perbandingan hasil olah gerak
kapal.
Hasil yang didapatkan saat uji tarik bukanlah nilai heaving dan pitching dari
kapal yang sebenarnya, melainkan hanya heaving dan pitching dari model kapal.
Untuk mendapatkan heaving dan pitching kapal yang sebenarnya harus
dikonversi dahulu.

4
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan melakukan praktikum seakeeping ini adalah mengetahui olah gerak
kapal di laut terutama heaving dan pitching dan dapat menghitung nilai heaving
dan pitching pada kapal yang sebenarnya dari hasil konversi model.
Manfaat praktikum adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan
para praktikan, untuk mendapatkan data dan informasi mengenai olah gerak kapal
dan faktor –faktor yang mempengaruhinya.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hal terpenting dalam menganalisa kondisi transportasi laut atau bangunan


apung adalah dengan mengetahui kondisi lingkungan dimana alat transportasi
akan beroperasi. Data – data yang menggambarkan kondisi lingkungan
diperlukan untuk diketahui apakah suatu alat transportasi layak beroperasi atau
tidak. Data terukur atau data penyusun model dianalisa secara statistik agar dapat
memberikan gambaran dari kondisi lingkungan normal yang ekstrim seperti di
bawah ini:
1. Kondisi lingkungan normal (kondisi yang diharapkan terjadi secara teratur
selama masa operasi struktur) penting bagi kekuatan konstruksi terlebih pada
saat operasi.
2. Kondisi ekstrim (kondisi yang munculnya sangat jarang terjadi selama operasi
struktur) penting untuk merumuskan desain bahan pada struktur.
Sea state dimana kapal beroperasi sudah ditetapkan. Kebutuhannya spesifik
mengingat kapal akan beroperasi pada rute tertentu dan pada musim tertentu
dalam satu tahunnya. Statistik gelombang di laut bisa dipergunakan untuk
menentukan batasan tinggi gelombang, periode, dan arah yang mungkin akan
dihadapi untuk beberapa waktu tertentu. Hal ini merupakan cara untuk
menentukan berapa hari dalam setahun kapal tersebut mengalami kondisi
gelombang tertentu dan itu dapat diwakili dengan spektrum gelombang yang
mendekati, misal dengan mengadopsi formulasi yang disarankan ITTC. Sudut
hadap merupakan besar sudut yang dibentuk oleh arah gerak kapal dengan arah
gerak gelombang. Pengertian ini ditunjukkan pada Gambar 2.1 Dari penjelasan
ini dapat diartikan bahwa akan banyak sekali macam sudut hadap yang bisa
dibentuk oleh tongkang terhadap arah gerak gelombang.

Gambar Heading Angle

6
Namun, cukup empat jenis sudut hadap saja yang diambil sebagai contoh dalam
analisa karena mampu menggambarkan gerakan tongkang yang ekstrim. Keempat
jenis sudut hadap itu antara lain:
1. Head Seas, arah gerak tongkang dan arah gerak gelombang membentuk
sudut 180°.
2. Beam Seas, arah gerak tongkang dan arah gerak gelombang membentuk
sudut 90°.
3. Quartering Seas, arah gerak tongkang dan arah gelombang membentuk sudut
45°.
4. Following Seas, arah gerak tongkang dan arah gerak gelombang membentuk
sudut 0°.
Solusi pada enam derajat kebebasan dalam kondisi gelombang yang tak tentu
(irregular) dibutuhkan dalam analisa. Dari kesemuanya, hanya tiga gerakan kapal
yang mengalami gaya pengembali, yaitu heave, pitch, dan roll. Ketiga jenis
gerakan ini sering dijadikan acuan dalam berbagai perhitungan kondisi keamanan
pada proses transportasi kapal.

Gambar Enam derajat kebebasan


Ada empat faktor yang mempengaruhi nilai dari respon kapal :
1. Tingkat keparahan dari kondisi laut yang digambarkan dengan tinggi
gelombang signifikan, frekuensi terjadinya dan durasi dari masing - masing
kondisi laut pada keparahan yang berbeda.
2. Bentuk spektrum gelombang untuk masing – masing kondisi laut.
3. Sudut masuk kapal terhadap gelombang pada kondisi laut tertentu.
4. Kecepatan kapal untuk sudut masuk kapal dan kondisi laut tertentu.
Gerakan rolling adalah gerakan kapal yang mengelilingi sumbu X, ketika
terjadi rolling bagian sisi kanan kapal bergerak ke sebelah bagian sisi kiri kapal
yang terulang secara bergantian. Gerakan rolling sebagian besar merupakan
fungsi dari tinggi metasenter. Kapal dengan nilai GM besar (misal 2 meter atau

7
lebih) akan mempunyai periode rolling yang pendek dengan percepatan yang
tinggi dan tidak nyaman, kapal nilai GM (misal dibawah 2 meter) akan lebih
nyaman dengan percepatan yang rendah namun dengan amplitudo rolling yang
lebih besar. Teori linier menunjukkan bahwa sudut roll yang besar dapat terjadi
ketika frekuensi encounter gelombang yang bekerja secara beamseas (μ = 90°)
mempunyai nilai yang berdekatan dengan frekuensi roll natural kapal. Perubahan
ini bergantung pada variasi pada tinggi metasenter efektif. Ketika kapal berada
pada kondisi following sea (μ = 0°), variasi metasenter merupakan periode yang
lama. Terutama pada kapal yang memiliki stern transom datar akan kehilangan
stabilitas dan amplitudo pengembali roll akan menjadi sangat besar. Persamaan
untuk rolling pada kondisi air laut tenang dimodifikasi dari persamaannya. Hal ini
bisa diperoleh dengan memperhitungkan gaya tekan hidrodinamis yang beraksi
pada masing – masing elemen pada badan kapal secara menyeluruh pada
permukaan badan kapal yang basah. Resultan gaya yang bekerja pada partikel
permukaan badan kapal harus tegak lurus dengan permukaan gelombang. Adanya
panjang gelombang adalah membandingkan dengan lebar kapal, hal ini sangat
beralasan jika kita asumsikan sebuah kapal diposisikan pada sebuah resultan gaya
normal terhadap “permukaan gelombang efektif” yang diambil sebagai
penjumlahan dari seluruh sub permukaan yang bekerja terhadap kapal. Berikut
persamaan umum dari rolling:

(𝐼4 + 𝐴44 )𝜂̈ 4 + 𝐵44 𝜂̇ 4 + 𝐶44 𝜂4 = 𝐹4 𝑒 𝑖𝜔𝑒𝑡 …………………… (1)

Heaving adalah gerakan kapal yang sejajar sumbu Z dan saat terjadi
heaving kapal mengalami naik turun secara vertikal. Pada heaving, gaya ke
bawah akibat dari berat kapal membuat kapal tercelup air lebih dalam dan
kembali ke awal hingga diperoleh kesetimbangan kapal. Karena gaya buoyancy
lebih besar akibat kapal tercelup, kapal akan bergerak secara vertikal ke atas,
ketika posisi kapal telah setimbang lantas berhenti akan tetapi tetap naik
dikarenakan ada pengaruh momentum. Selanjutnya kejadiannya akan berulang.
Pada kondisi heaving ini, kapal hanya bergerak secara vertikal dalam satu arah,
yaitu translasi saja. Berikut adalah persamaan umum dari heaving :

(𝑀 + 𝐴33 )𝜂̈ 3 + 𝐵33 𝜂̇ 3 + 𝐶33 𝜂3 + 𝐴35 𝜂̈ 5 + 𝐵35 𝜂̇ 5 + 𝐶35 𝜂5 = 𝐹3 𝑒 𝑖𝜔𝑒𝑡 ..(2)

8
Dalam berbagai analisa perhitungan gerakan benda apung mengalami gerakan
angular seperti benda apung yang mengalami gerakan rolling atau pitching, maka
perhitungan dan analisa terhadap besarnya gaya momen memegang peranan yang
lebih penting dibandingkan dengan perhitungan besarnya gaya itu sendiri.
Pitching adalah gerakan kapal yang memutari sumbu Y, ketika terjadi
pitching kapal mengalami perubahan trim bagian bow dan stern secara
bergantian.
Berikut persamaan umum dari pitching :

(𝐼5 + 𝐴55 )𝜂̈ 5 + 𝐵55 𝜂̇ 5 + 𝐶55 𝜂5 + 𝐴53 𝜂̈ 3 + 𝐵53 𝜂̇ 3 + 𝐶53 𝜂3 = 𝐹5 𝑒 𝑖𝜔𝑒𝑡 .. (3)

Dalam prakteknya, kapal tidak mempunyai waktu untuk merespon pada kondisi
ini, dan resultan amplitudo pitch akan menjadi sudut statis yang dikalikan dengan
faktor pengali terhadap rasio frekuensi dari gelombang, kapal, dan sejumlah
damping yang bekerja ini adalah kurva pengali standar yang dipergunakan dalam
studi getaran. Diasumsikan bahwa damping dan periode natural kapal diketahui,
amplitudo pitching dapat diperoleh dari studi gambar dimana kapal dapat
bertahan pada berbagai jenis titik di sepanjang profil gelombang.

𝑃 = 𝐶33 − (𝑚 + 𝐴33 )𝜔𝑒2 + 𝑖𝐵33 𝜔𝑒 ………………………. (4)


𝑄 = 𝐶35 − 𝐴35 𝜔𝑒2 + 𝑖𝐵35 𝜔𝑒 ]……………………………… (5)
𝑅 = 𝐶53 − 𝐴53 𝜔𝑒2 + 𝑖𝐵53 𝜔𝑒 ………………………………. (6)
𝑆 = 𝐶55 − (𝐼55 + 𝐴55 )𝜔𝑒2 + 𝑖𝐵55 𝜔𝑒 ……………………… (7)
𝐹5 𝑄−𝐹3 𝑆
heave response, 𝑍3 = = 𝑍30 𝑒 𝑖𝜀3 …………………. (8)
𝑄𝑅−𝑃𝑆

𝐹5 𝑄−𝐹5 𝑆
pitch response, 𝑍5 = = 𝑍50 𝑒 𝑖𝜀5 …………………… (9)
𝑄𝑅−𝑃𝑆

Persamaan dibawah menunjukkan korelasi serta pengaruh sudut hadap dan


kecepatan kapal terhadap besarnya simpangan getaran (heave, pitch, dan roll):

ω
1. Frekuensi Encounter, ωe = ω (1 − g 𝑉cosμ)...……... (10)

2πg
2. Frekuensi Gelombang,ω = √ …………………….. (11)
λ

9
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum uji model ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 21 Desember
2017 di Laboratorium Hidrodinamika ITS.
3.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum seakeeping adalah model kapal
berfungsi sebagai objek yang diuji, wave maker berfungsi sebagai pembuat
gelombang, alat pengukur gelombang untuk mengukur gelombang yang
ditimbulkan oleh wave maker setelah merambat sekian meter satuan jarak, load
cell berfungsi sebagai pengukur beban yang diterima model selama pengujian,
penjepit berfungsi untuk memasang load cell, alat-alat tulis untuk mencatat data
yang didapat dari lokasi praktikum.
3.3 Metode Praktikum
Metode praktikum yang digunakan adalah metode simulasi, menggunakan
model untuk mengetahui nilai heaving, pitching, dan rolling yang terjadi pada
kapal yang sebenarnya.

Gambar Peralatan Praktikum


3.4 Prosedur Praktikum
Percobaan heaving, pitching, dan rolling test kapal dilaksanakan pada
kondisi air tenang, namun karena pada saat percobaan yang tersedia di
labarotarium hanya untuk menghitung heaving dan pitching, maka rolling tidak
dapat kami hitung. Kemudian dilakukan pula pada air bergelombang dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pemasangan Model kapal

10
Gambar Diagram Pemasangan Model Kapal

 Tempatkan model pada posisi centre line tangki


 Tempatkan model pada posisi garis air
 Persiapkan wave maker untuk membuat gelombang yang kita
inginkan
 Pengukuran gelombang dengan alat Displacement Tandensor yang
telah disesuaikan

2. Pemasangan alat ukur disesuaikan dengan diagram

Gambar Diagram Pemasangan Alat Ukur

Karena kelompok kami hanya melakukan percobaan heaving dan pitching


saja maka load cell hanya dipasang di bagian depan dan belakang kapal saja.
3. Kalibrasi alat
Kalibrasi zero set untuk semua peralatan dengan cara menekan tombol
kalibrasi (pada alat) untuk melihat hasil konversi kalibrasi ( standard load
cell )
4. Pelaksanaan percobaan
Merekam data hasil percobaan model dengan menggunakan alat speed chart
5. Hasil percobaan
Selanjutnya dilakukan perhitungan poin-poin sebagai berikut :
a. Mencatat data hasil dari beberapa percobaan
b. Menghitung gaya gerak kapal tiap skala

11
Berikut adalah sebagian alat yang digunakan dalam percobaan :

Speed chart Kereta Tarik

Model Kapal Ditarik Dengan Penarik Tali Pengikat

Load Cell Amplifier

12
BAB IV
DATA DAN PERHITUNGAN

4.1 Data Uji Sea Keeping


Dimensi Kapal Model
LOA (m) 40 1
LPP (m) 39.9 0.9975
B (m) 8 0.2
H (m) 3.4 0.085
T (m) 1.7 0.0425
WSA (m2) 287.24 0.179525
Displacement (ton/kg) 242.716 3.7924375
Skala 1 : 40

Gerakan Chart Pada Haluan

13
Gerakan Chart Pada Buritan

4.2 Perhitungan
Pengukuran tinggi gelombang
Hasil Kalibrasi Haluan (A)
Tegangan (volt) Tinggi (cm) Jumlah Kotak
2.5 5 25

Hasil Kalibrasi Buritan (B)


Tegangan (volt) Tinggi (cm) Jumlah Kotak
2.5 5 25

 Hasil Percobaan 1
Haluan (A)

14
Amplitudo (cm) Periode (s) Rata2 Tinggi (cm) Tertinggi (cm)
1,4 1,4 3.4 3.8

Buritan (B)
Amplitudo (cm) Periode (s) Rata2 Tinggi (cm) Tertinggi (cm)
1,4 1,4 2.6 3

 Hasil Percobaan 2
Haluan (A)
Amplitudo (cm) Periode (s) Rata2 Tinggi (cm) Tertinggi (cm)
1,8 1,4 4.6 5

Buritan (B)
Amplitudo (cm) Periode (s) Rata2 Tinggi (cm) Tertinggi (cm)
1,8 1,4 4.5 4.8

Dengan hasil percobaan yang didapat maka dapat dihitung heaving dan
pitchingnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

 Heaving
Heaving = (a+b)/2
Percobaan 1 = (3.4+ 2.6)/2
= 3 cm

Percobaan 2 = (4,6+4,5)/2
= 4,55 cm

 Pitching
Pitching = arctan((a-b)/Lkapal)
Percobaan1 = arctan((3.4-2.6)/1)
= 38.6598°

Percobaan 2 = arctan((4,6-4,5)/1
= 5.71059°

15
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil eksperimen laboratorium dan kalkulasi hasil eksperimen
didapatkan bahwa:
1. Rata-rata elevasi dari haluan pada percobaan dengan amplitudo 1.4 dan periode 1.4
adalah 3.6 cm.
2. Rata-rata elevasi dari buritan pada percobaan dengan amplitudo 1.4 dan periode 1.4
adalah 2.4 cm
3. Rata-rata elevasi dari haluan pada percobaan dengan amplitudo 1.8 dan periode 1.4
adalah 4.6 cm
4. Rata-rata elevasi dari buritan pada percobaan dengan amplitudo 1.8 dan periode 1.4
adalah 4.5 cm
5. Heaving pada percobaan dengan amplitudo 1.4 dan periode 1.4 adalah 3 cm
6. Heaving pada percobaan dengan amplitudo 1.8 dan periode 1.4 adalah 4.55 cm
7. Pada percobaan dengan amplitudo 1.4 dan periode 1.4, didapatkan pitching sebesar
38.6598°
8. Pada percobaan dengan amplitudo 1.8 dan periode 1.4, didapatkan pitching sebesar
5.71059°
Hasil perhitungan hasil eksperimen laboratorium mempunyai ketelitian yang kurang
disebabkan error dalam pembacaan strip chart.

16
DAFTAR PUSTAKA

Harvald, SV. AA. 1992. Tahanan dan Propulsi Kapal. Terjemahan Jusuf Sutomo.
Airlangga University Press, Surabaya.

Battacharyya, R. 1978. Dynamic of Marine Vehicles. John Wiley & Sons, New York.

Arswendo, B .2015. Presentasi Dinamika Kapal. Dinamika Kapal. Universitas


Diponegoro

17

Anda mungkin juga menyukai