Anda di halaman 1dari 110

RELIGIUSITAS DALAM NOVEL MERINDU

CAHAYA DE AMSTEL KARYA ARUMI EKOWATI


(KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA)

SKRIPSI

OLEH

MAS SAMSUDIN ARDIANSYAH


19020074038

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi oleh : Mas Samsudin Ardiansyah

NIM : 19020074038

Judul : Religiusitas dalam Novel


Merindu Cahaya de Amstel karya
Arumi Ekowati (Kajian Sosiologi
Sastra) ini telah diperiksa dan
diajukan ke panitia skripsi untuk
diuji.

Surabaya, 12 Juni 2023

Dosen Pembimbing Skripsi,

Prof. Dr. Haris Supratno


NIP 195508281982031004

2
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi oleh : Mas Samsudin Ardiansyah

NIM : 19020074038

Judul : Religiusitas dalam Novel Merindu Cahaya


de Amstel karya Arumi Ekowati (Kajian
Sosiologi Sastra) ini telah dipertahankan
di depan dewan penguji pada tanggal 21
Juni 2023

Dewan Penguji
1. Prof. Dr. Haris Supratno ……………………………….
NIP 195509281982031004

2. Prof . Dr. Anas Ahmadi, ……………………………….


M.Pd.
NIP 198005112008121001

3. Dr. Titik Indarti, S.Pd., M.Pd. ……………………………….


NIP 197608172003122001

Surabaya,

Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Fakultas Bahasa dan
Seni

Prof . Dr. Anas Ahmadi, M.Pd.


Syafi’ul Anam, Ph.D. NIP 198005112008121001
NIP 190809162006041001

ii
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA Indonesia
Alamat: Gedung T4 Kampus Lidah Wetan, Telepon (031) 7527527

SURAT PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Mas Samsudin Ardiansyah
Tempat, tanggal lahir : Sidoarjo, 20 Agustus 2001
NIM : 19020074038
Prodi/Angkatan : Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia 2019
Alamat : Bohar Selatan, Kec. Taman, Kab.
Sidoarjo, Jawa Timur.
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
(1) Skripsi yang diujikan ini adalah benar-benar pekerjaan
saya sendiri (bukan hasil jiplakan, baik sebagian atau
seluruhnya).
(2) Apabila pada kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini
hasil jiplakan sebagaimana yang termaktub pada nomor
(1), saya akan menanggung risiko diperkarakan oleh
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unesa.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan
kesadaran yang tinggi.

Surabaya,
Yang menyatakan,

Mas Samsudin Ardiansyah


NIM 19020074038

ii
HALAMAN MOTTO

“Bukan manusia yang terkuat maupun paling cerdas yang mampu


bertahan, tetapi yang bisa beradaptasi.”

Charles Darwin

iv
HALAMAN PESEMBAHAN

Alhamdulillah puji dan syukur kepada Allah Swt. Tuhan semesta


alam. Sholawat serta salam kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw., dengan penuh kerendahan hati skripsi ini saya
persembahkan untuk:

1. Orang tua penulis, Bapak Bambang Hariyanto dan Ibu


Anik Sri Wahyuni yang senantiasa memberikan dukungan
dan motivasi kepada saya serta selalu mendoakan saya.
2. Kawan-kawan dari Aliansi Sambat Nusanta (Anggoro,
Dony, Faudzan, Machrus, Hafidz, Nurzihan, Elok, Evita)
yang selalu bersama saya berbagi suka maupun duka.
3. Teman-teman seperjuangan penulis yakni Andik, Faris,
Nanda, Wardah, serta adik saya Silvia, yang selalu
bersama dan memberikan motivasi kepada saya.
4. Seluruh teman kelas PA 2019 yang hadir dan menemani
penulis dalam proses pengembangan di UNESA.
5. Serta semua pihak yang telah membantu dan terlibat
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

v
KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatan kepada Allah Swt. yang telah


memberikan nikmat segala nikmat dan juga rida-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Religiusitas
dalam Novel Merindu Cahaya de Amstel Karya Arumi Ekowati (Kajian
Sosiologi Sastra)”. Sholawat serta salam juga penulis panjatkan
kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah
menuntun hambanya dari jalan yang gelap menuju jalan yang
terang benderang, yakni agama Islam. Dan memberikan
syafaatnya kelak di hari akhir.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat dari
dukungan, bimbingan, serta doa dari banyak pihak. Oleh karena
itu, terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya penulis
sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Nurhasan, M. Kes., Rektor Universitas Negeri


Surabaya.
2. Syafi’ul Anam, Ph.D, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Surabaya.
3. Prof. Dr. Anas Ahmadi, M.Pd., Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Negeri Surabaya.
4. Prof. Dr. Haris Supratno yang dengan sabar dan rela
meluangkan waktu untuk membimbing peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Dr. Heny Subandiyah, M. Hum selaku Dosen Pembimbing
Akademik kelas PA 2019 Universitas Negeri Surabaya.
6. Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan ilmu dan wawasannya selama perkuliahan
sehingga menjadi bekal dalam penulisan skripsi ini.
7. Karyawan Tata Usaha Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, yang dengan sabar memberikan pelayanan dan
pengarahan kepada peneliti dalam mengurus administrasi
perkuliahan.
8. Karyawan perpustakaan Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, perpustakaan Fakultas Bahasa dan Seni, dan

vi
perpustakaan Universitas Negeri Surabaya atas
kebaikan dan bantuannya dalam merekomendasikan
literatur sebagai sumber bacaan.
9. Karyawan serta tendik dan tenaga kebersihan Fakultas
Bahasa dan Seni yang senantiasa memberikan pelayanan
terbaik untuk rasa nyaman dan aman bagi seluruh
mahasiswa.

Demikian ucapan terima kasih yang disampaikan


peneliti. Peneliti telah berusaha sebaik mungkin dalam
penyusunan skripsi ini, namun peneliti juga menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kata maaf juga disampaikan jika terdapat kekurangan.
Peneliti mengharapkan saran dan kritikan yang
membangun agar lebih baik lagi dalam menyusun
penelitian. Akhir kata, peneliti berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI.........iv
HALAMAN MOTTO.....................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................vi
KATA PENGANTAR.....................................................................vii
DAFTAR ISI.....................................................................................viii
ABSTRAK........................................................................................ix
BAB 1: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................3
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................4
1.4 Manfaat Penelitian........................................................4
1.5 Definisi Istilah...............................................................5
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian yang Relevan................................................7
2.2 Landasan Teori ..............................................................8
2.2.1 Nilai Religiusitas.........................................................10
2.2.1.1 Akhlak.......................................................................12
2.2.1.2 Iman...........................................................................15
2.2.1.3 Islam...........................................................................16
2.2.1.4 Ihsan...........................................................................17
2.2.1.5 Muamalah.................................................................19
BAB III: METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian..............................................................19
3.2 Pendekatan Penelitian..................................................19
3.3 Sumber Data dan Data Penelitian..............................20
3.4 Teknik Pengumpulan Data.........................................21
3.5 Teknik Analisis Data....................................................25
3.6 Teknik Pengujian Keabsahan Data ...........................26
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Nilai Religiusitas dalam Novel Merindu Cahaya de Amstel
...........................................................................................................27
4.1.1 Akhlak..........................................................................27
4.1.2 Iman..............................................................................30

viii
4.1.3 Islam..............................................................................33
4.1.4 Ihsan..............................................................................38
4.1.5 Muamalah....................................................................40
BAB V: PENUTUP
5.1 Simpulan.........................................................................44
5.2 Saran................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA......................................................................46

viii
ABSTRAK

NILAI-NILAI RELIGIUSITAS DALAM NOVEL


MERINDU CAHAYA DE AMSTEL KARYA ARUMI
EKOWATI

Nama Mahasiswa : Mas Samsudin Ardiansyah


NIM : 19020074038
Prodi/jurusan : S1-Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia/ Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Bahasa dan Seni
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Prof. Dr. Haris Supratno
Tahun : 2023

Kata kunci: Religiusitas, Novel, Sastra

Religiusitas merupakan tingkatan tertinggi seseorang dalam


mempelajari dan menghayati makna dari sifat dan sikap religius
dalam agama. Penelitian ini di latarbelakangi oleh fenomena
religius yang terjadi di masyarakat berkait dengan masalah religi
yang berkaitan dengan akhlak, iman, islam seperti kesopanan,
kepercayaan, serta rasa kasih sayang. Tujuan penelitian ini ialah
untuk menjelaskan tentang nilai religiusitas Akhlak, Iman, serta
Islam. Jenis penelitian ini yakni penelitian kualitatif dengan
metode deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah novel
Merindu Cahaya De Amstel karya Arumi Ekowati. Data penelitian
adalah ujaran berupa kata-kata dan kalimat utuh maupun dialog
antar tokoh yang diambil dari novel Merindu Cahaya De Amstel.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
pustaka/dokumen dan teknik catat. Hasil dari penelitian ini
mengungkapkan bahwa dalam Novel Merindu Cahaya De Amstel
terdapat nilai religiusitas akhlak yang ditemukan 7 data pada
dialog tokoh Khadija. Ditunjukkan dengan sikap yang baik pada
dirinya sendiri untuk dapat mengontrol hawa nafsunya. Dalam
nilai religiusitas iman terdapat 6 data yang ditunnjukan dalam
perilaku keimanan tokoh utama sebagai seorang mualaf. Dalam
ix
nilai religiusitas islam terdapat 8 data. Ditunjukkan dengan
perilaku keislaman yang dilakukan oleh Mala dan Khadija. Dalam
nilai religiusitas ihsan terdapat 5 data yang tergambar oleh
perilaku setiap tokoh. Dalam nilai religiusitas muamalah terdapat
6 data, dan dalam nilai tersebut ditunjukkan dalam perilaku saling
tolong-menolong, bermusyawarah, kegiatan hutang-piutang yang
dilakukan oleh tokoh Mala, Nico, Khadija, serta Pieter dalam
kehidupan mereka sehari-hari.

ix
ABSTRACT

NILAI-NILAI RELIGIUSITAS DALAM NOVEL


MERINDU CAHAYA DE AMSTEL KARYA ARUMI
EKOWATI

Name : Mas Samsudin Ardiansyah


Registration Number : 19020074038
Departmnet : Indonesian Language and Literature
Education
Faculty : Language and Art
Name of Institution : Surabaya State University
Advisor : Prof. Dr. Haris Supratno
Year : 2023

Keywords: Religiosity, Novel, Literature

Religiosity is the highest level of a person in studying and living the


meaning of religious traits and attitudes in religion. This research is
motivated by religious phenomena that occur in society related to
religious issues related to morals, faith, Islam such as politeness, trust,
and compassion. The purpose of this study is to explain the value of
religiosity of morals, faith, and Islam. This type of research is qualitative
research with descriptive methods. The data source used is the novel
Merindu Cahaya De Amstel by Arumi Ekowati. The research data are
utterances in the form of words and whole sentences and dialog between
characters taken from the novel Merindu Cahaya De Amstel. The data
collection technique uses library/document technique and note-taking
technique. The results of this study reveal that in the novel Merindu
Cahaya De Amstel there is a value of moral religiosity found in 7 data in
the dialog of Khadija's character. It is shown with a good attitude
towards himself to be able to control his lust. In the value of faith
religiosity, there are 6 data shown in the main character's faith behavior
as a convert. In the value of Islamic religiosity, there are 8 data. It is
shown by the Islamic behavior carried out by Mala and Khadija. In the
value of ihsan religiosity, there are 5 data illustrated by the behavior of

x
each character. In the value of muamalah religiosity, there are 6 data, and
the value is shown in the behavior of mutual help, deliberation, debt
activities carried out by the characters Mala, Nico, Khadija, and Pieter in
their daily lives.

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan bermasyarakat, sebuah karya sastra
merupakan suatu penghubung antara manusia dengan pemikiran
sendiri serta menjadi tempat untuk dapat menuangkan ide dan
catatan kehidupannya dalam bentuk yang lebih nyata seperti pada
puisi maupun novel. Karya sastra adalah suatu manifestasi dan
representasi dari kehidupan nyata (Suprapto, 2018:10). Salah satu
karya sastra yang menggambarkan kehidupan religius seperti
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia ialah novel
merindu cahaya de amstel karya Arumi Ekowati.
Novel Merindu Cahaya de Amstel menggambarkan fenomena
religius yang banyak terjadi di masyarakat terkait dengan masalah
religi yang berkaitan dengan akhlak, iman dan muamalah seperti
kesopanan, kepercayaan dan rasa kasih sayang. Novel tersebut
memberikan gambaran yang menarik tentang kehidupan yang
unik untuk bertahan dalam agama minoritas di tengah agama
yang berbeda, dalam novel ini banyak menceritakan tentang
seorang mualaf bernama Khadija yang tertarik untuk mendalami
agama Islam di Belanda. Khadija berusaha untuk bisa bertahan
dan menjaga keimanannya di tengah agama lain yang berkembang
pesat di sana.
Khadija bersama temannya yang bernama Mala berusaha
untuk bisa berbaur dengan mempertahankan nilai Islam, akan
tetapi Mala yang sudah lama tinggal di Belanda melupakan ajaran
agamanya yang dibawa sejak lahir, hal tersebut menjadikan Mala
ragu dan malu untuk kembali mendalami agama yang dibawanya
sejak lahir. Berbagai cobaan menerpa Khadija setelah ia menjadi
seorang mualaf di tengah masyarakat yang tidak memeluk Islam,
dan harus mempertahankan keimanannya tersebut.
Berdasarkan fenomena yang ada dalam novel Merindu Cahaya
de Amstel karya Arumi Ekowati, penelitian ini dilakukan
menggunakan kajian sosiologi sastra. Analisis sosiologi sastra
banyak memberikan perhatian yang besar terhadap fungsi sastra
dan tujuannya untuk meningkatkan pemahaman terhadap sastra
di masyarakat. Melalui kajian sosiologi sastra, peneliti dapat

1
memfokuskan penelitian pada aspek akhlak, iman, islam, ihsan
dan muamalah dalam kehidupan bermasyarakat dan tercermin
dari dialog tokoh dalam novel Merindu Cahaya de Amstel karya
Arumi Ekowati.
Sosiologi sastra merupakan sebuah teori dan pendekatan yang
memahami karya sastra dalam hubungannya dengan konteks
masyarakat (Wiyatmi, 2013:134). Kajian ini berfokus pada realitas
sosial dalam sastra yang tidak bisa dilepaskan dari latar belakang
pengarang. Sosiologi sastra juga merupakan salah satu disiplin
ilmu yang bersifat multidisipliner karena merupakan gabungan
dari dua disiplin ilmu, sosiologi dan sastra (Supratno, 2022:12).
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa sosiologi sastra
sebagai pendekatan terhadap karya sastra yang lebih berfokus
pada sesuatu yang bersifat sosial, sesuatu yang bersifat sosial
inilah yang dapat menggambarkan kehidupan masyarakat dalam
menjalankan kehidupannya serta dapat memaknai nilai yang ada.
Sastra sendiri merupakan hasil kehidupan jiwa yang menjelma
dalam tulisan atau bahasa tulis yang menggambarkan atau
mencerminkan peristiwa kehidupan masyarakat atau anggota
masyarakat itu (Suprapto, 2018:3), kemunculan suatu karya sastra
banyak berhubungan langsung dengan suatu fenomena atau
persoalan yang sedang terjadi yang diangkat oleh penulis utuk
menggambarkan ekspresi dan bentuk kehidupan yang terjadi pada
waktu yang bersamaan.
Masalah atau persoalan yang banyak terjadi di masyarakat
sangat berpengaruh terhadap bentuk serta wujud sastra yang
dibuat. (Fitria, 2019) juga menambahkan bahwa nilai dan unsur
dalam teks sastra yang berkaitan dapat menyampaikan pesan yang
lebih natural kepada pembaca. Karya sastra ditulis dan diciptakan
oleh pengarang selain untuk hiburan juga dapat digunakan
sebagai pesan yang dapat dipetik untuk diterapkan dalam
kehidupan. Penulis juga banyak menuangkan ide, pengalaman
dan emosi yang dibawa penulis kepada pembaca dengan harapan
apa yang dibawa dalam karya tersebut nantinya dapat dijadikan
sebagai pedoman dan gambaran untuk dapat menjalankan
kehidupan yang bermoral.
Nilai Religiusitas yang terdapat dalam novel Merindu Cahaya de
Amstel karya Arumi Ekowati belum pernah dianalisis maupun

2
diteliti. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang akan
peneliti lakukan tergolong dalam penelitian yang baru. Sejalan hal
tersebut, novel ini memiliki alur cerita yang menarik dan
mengandung nilai religiusitas yang dapat dipelajari dan dijadikan
sebagai cerminan dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya konflik
yang padat serta nilai religiusitas yang terkandung dalam novel
Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati ini membuat
peneliti tertarik untuk mengkaji aspek religi dalam novel dan
memfokuskan penelitian tentang religiusitas yang bertujuan untuk
memperoleh suatu pengetahuan baru dalam karya sastra,
memahami fungsi nilai religiusitas bagi kehidupan manusia, serta
mengantisipasi dampak dari religiusitas yang belum banyak
dikenal oleh orang lain.
Penelitian ini juga memiliki keunikan tersendiri karena selain
membahas religiusitas yang berfokus pada hubungan seseorang
dengan agama dan tuhannya (habluminallah), juga membahas
tentang perasaan dan perilaku seseorang saat berhubungan
dengan sesama manusia (habluminannas) yang ditunjukkan ketika
manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam lingkup
religiusitas.
Berdasarkan kajian dan arah penelitian tentang religiusitas
dalam novel ini, alasan peneliti tertarik menggunakan novel
merindu cahaya de amstel karya Arumi Ekowati ini sebagai objek
penelitian, yaitu pertama, novel tersebut banyak menampilkan
perjalanan hidup seseorang yang berjuang untuk
mempertahankan agamanya di negara asing di tengah
kepercayaan lain yang berbeda. Kedua, novel ini memiliki banyak
nilai religius, sosial, pendidikan dan moral yang sangat
bermanfaat bagi pembaca serta dapat menunjukkan nilai religius
yang utuh kepada masyarakat serta cerita yang banyak
menampilkan aspek kehidupan dan permasalahannya. Ketiga,
dalam novel ini banyak menawarkan cerita religius dengan kisah
cinta yang berbeda dengan meramu semuanya menjadi satu dan
menjadi cerita yang menarik dan mengalir.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimana nilai religiusitas akhlak dalam novel Merindu
Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati?
2. Bagaimana nilai religiusitas iman dalam novel Merindu
Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati?
3. Bagaimana nilai religiusitas islam dalam novel Merindu
Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati?
4. Bagaimana nilai religiusitas ihsan dalam novel Merindu
Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati?
5. Bagaimana nilai religiusitas muamalah dalam novel
Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan kajian masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan nilai religiusitas akhlak dalam novel
Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati
2. Mendeskripsikan nilai religiusitas iman dalam novel
Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati
3. Mendeskripsikan nilai religiusitas islam novel Merindu
Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati
4. Mendeskripsikan nilai religiusitas ihsan dalam novel
Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati
5. Mendeskripsikan nilai religiusitas muamalah dalam novel
Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian yang dikaji diharapkan dapat memberikan
banyak manfaat kepada banyak orang yang membaca.
Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat
teoritis dan manfaat praktis.

a. Manfaat Teoritis

4
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk menambah khazanah pengetahuan dalam
teori sastra serta dapat memberikan informasi mengenai nilai
religiusitas dalam novel khususnya dalam novel merindu
cahaya de amstel karya Arumi Ekowati.

b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu:
1. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai sumber literatur serta gambaran dalam
pengapresiasian karya sastra, khususnya dalam
karya sastra novel.
2. Bagi peneliti lain
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan acuan penelitian yang relevan
dengan pada penelitian selanjutnya.
3. Bagi pengajar
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan
oleh pengajar sebagai referensi bahan ajar
perspektif sastra sehingga dapat meningkatkan
kualitas analisis dalam pembelajaran apresiasi
sastra, khususnya dalam sastra novel.

1.5 Definisi Istilah


1. Religiusitas adalah tingkat konsepsi seseorang terhadap
agama dan atau tingkat komitmen seseorang kepada
agamanya.
2. Nilai Akhlak adalah suatu bentuk urusan yang berkaitan
dengan batin seseorang, hal tersebut dapat disamakan
dengan ciptaan diri atau fisik manusia yang terlahir
sebagai suatu bentuk yang lahiriah.
3. Nilai Iman adalah suatu pembenaran terhadap suatu hal
dimana pembenaran tersebut tidak dapat dipaksakan oleh
siapapun karena iman sejatinya terletak dalam hati yang
hanya bisa dikenali dan dipahami oleh individu itu
sendiri.

5
4. Nilai Islam adalah ajaran yang merupakan kumpulan dari
berbagai prinsip kehidupan, ajaran tentang bagaimana
seharusnya manusia dapat menjalankan kehidupannya
yang hanya merupakan dunia fana ini, antara satu prinsip
dengan prinsip lainnya dapat terkait sehingga dapat
membentuk satu kesatuan utuh
5. Nilai Ihsan adalah melakukan perbuatan baik dan benar
sesuai dengan syariat Islam yang dapat mendatangkan
manfaat kepada orang lain, perbuatan ini dapat dilihat
sebagai ibadah yang bisa mengangkat derajat manusia di
hadapan Allah Swt.
6. Nilai Muamalah merupakan suatu kegiatan yang
mengatur hal-hal yang berhubungan dengan tata cara
serta kegiatan manusia sehari-hari dengan manusia
lainnya dalam berbagai aspek (Shidiq, 2010).

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang Relevan


Penelitian terhadap nilai religiusitas dalam karya sastra
telah banyak dilakukan. objek yang diteliti juga beragam,
mulai dari novel, puisi, sampai cerita pendek. Metode
penelitian yang digunakan pada penelitian tersebut juga
beragam. Terdapat lima penelitian terdahulu yang dianggap
relevan dengan penelitian ini.
Arti, (2019). Hasil dari penelitian tersebut mengungkapkan
bahwa nilai religius yang terdapat dalam novel tersebut
berfokus pada kajian akhlak yang terbagi menjadi beberapa
bagian, fokus kajian yang diteliti yaitu: 1) akhlak yang
berhubungan dengan Tuhan, 2) akhlak yang berhubungan
dengan diri sendiri, 3) akhlak yang berhubungan dengan
keluarga, 4) akhlak yang berhubungan dengan masyarakat,
serta 5) akhlak yang berhubungan dengan alam.
Iza, (2020). Hasil dari penelitian tersebut dapat dilihat dari
penemuannya mengenai hubungan manusia dengan dirinya
sendiri yang dikaji lebih dalam dan terbagi dalam tiga
konsep, diantaranya 1) aspek hubungan manusia dengan
dirinya sendiri yang terbagi atas kebutuhan manusia pada
badannya, 2) kebutuhan manusia pada pikirannya, serta 3)
kebutuhan manusia pada jiwanya. Juga ditemukan aspek
hubungan manusia dengan manusia lain, serta yang terakhir
ditemukan aspek hubungan manusia dengan tuhannya.
Darojat, (2020). Hasil dari penelitian tersebut dapat dilihat
dari penemuannya tentang kemampuan manusia yang dapat
berpikir secara luas untuk menentukan langkah bijaksana
menjalani kehidupan, kemampuan manusia menemukan
masalah petunjuk berdasarkan pengalaman, kemampuan
manusia mengatasi segala permasalahan, serta kemampuan
manusia untuk meniadakan diri di hadapan tuhan.
kemampuan manusia yang dapat berpikir secara luas
merupakan kemampuan manusia yang didapatkan dari
karunia yang diberikan tuhan kepadanya.

7
Fauzi, (2022). Hasil dari penelitian tersebut dapat dilihat
dari penemuannya mengenai aspek iman, aspek islam, aspek
akhlak, dan aspek muamalah yang diambil dari nilai religius
yang terdapat dalam novel yang diteliti. Aspek iman
digambarkan dengan sikap penghambaan seseorang kepada
Tuhannya, aspek islam digambarkan dengan kepatuhan dan
ketundukan seseorang kepada tuhannya, aspek akhlak
berupa tingkah laku manusia terhadap tuhannya. aspek
muamalah digambarkan dengan tolong-menolong untuk
kehidupan masing-masing.
Akbar, (2020). Hasil dari penelitian tersebut dapat dilihat
dari penemuannya mengenai nilai religius yang terbagi
menjadi tiga bagian yakni 1) Aqidah, 2) Akhlak serta 3)
Ibadah. Aspek akidah digambarkan dengan ajaran tentang
keimanan manusia yang langsung berhubungan dengan
tuhannya, yakni terhadap keesaan Allah Swt. Aspek Akhlak
digambarkan sebagai adab atau perbuatan yang mencakup
baik buruknya seseorang dalam melakukan tugasnya, juga
merupakan hubungan secara tidak langsung antara manusia
dengan sesamanya. Aspek Ibadah digambarkan sebagai
amalan yang dilakukan oleh seseorang dalam mengharapkan
rida Allah Swt.
Dari lima penelitian tersebut terdapat persamaan dan
perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan dari penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah teori
yang digunakan, yakni teori Sosiologi sastra yang berfokus
pada kajian religiusitas. Perbedaannya terdapat pada sumber
data serta fokus kajian, pada penelitian sebelumnya hanya
menggunakan beberapa fokus kajian yang telah
disempurnakan dengan menggunakan lima kajian. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
novel Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Nilai Religiusitas
Religiusitas merupakan tingkatan tertinggi seseorang
dalam mempelajari dan menghayati makna dari sifat dan
sikap religius dalam agama. Religiusitas adalah tingkat

8
konsepsi seseorang terhadap agama dan atau tingkat
komitmen seseorang kepada agamanya (Jaenudin, 2021:21).
Apa yang digambarkan dalam tingkat konsepsi seseorang
merupakan pengetahuan pengalaman seseorang dalam
menjalankan agama sesuai dengan pemahaman yang
dimilikinya. Hal tersebut tidak jah dari pandangan mengenai
aturan dan pola dalam agamanya sendiri.
Peraturan dalam agama wajib dilaksanakan oleh setiap
individu yang mengikuti ajaran yang dipilihnya. Hal tersebut
berfungsi untuk mengikat dan mengutuhkan diri seseorang
atau sekelompok orang dalam hubungannya dengan Tuhan,
sesama manusia serta bagi alam sekitarnya. Menurut
(Supratno, 2022) terdapat beberapa perbedaan antara religi
atau agama dengan religiusitas. Religi merupakan aspek
kepercayaan yang bersifat formal berkaitan dengan aturan
serta larangan yang wajib ditaati oleh semua pengikutnya,
sedangkan religiusitas mengambil dari sifat serta tingkatan
kepercayaan yang lebih tinggi merujuk pada aspek religi yang
diyakini serta dihayati oleh setiap individu dalam hati.
Agama merupakan praktik perilaku tertentu yang
dihubungkan dengan kepercayaan yang dinyatakan oleh
institusi tertentu yang dianut oleh anggota-anggotanya.
Agama memiliki kesaksian iman, komunitas dan kode etik,
dengan kata lain spiritual memberikan jawaban siapa dan apa
seseorang itu (keberadaan dan kesadaran), sedangkan agama
memberikan jawaban apa yang harus dikerjakan seseorang
(perilaku atau tindakan). (Taufiq, 2020:60). Jadi seseorang
dapat dikatakan telah memiliki kesadaran dan karakter
religius dalam islam ketika ia dapat berperilaku dan berakhlak
sesuai dengan apa yang diajarkan dan diterapkan dalam islam.
berkaitan dengan perilaku dan kesadaran beragama, seseorang
yang memiliki jiwa religius dapat menampilkan serta
menerapkan aspek-aspek agama dalam kehidupannya baik
secara eksplisit maupun secara implisit.
Kesadaran beragama merupakan aspek yang terasa kuat
dalam pikiran karena dikontrol oleh kebiasaan dan kekuatan
mental seseorang dalam aktivitas beragama, hal tersebut
sejalan dengan pengalaman beragama dalam diri seseorang,

9
pengalaman beragama merupakan perasaan yang dapat
membawa seseorang untuk bisa meyakini tindakan yang
dilakukan serta dapat mempertanggungjawabkan
tindakannya sendiri.
Dalam religi terdapat beberapa unsur yang penting untuk
dapat membangun fondasi religiusitas, yaitu unsur keyakinan
terhadap ajaran agama serta unsur pelaksanaan dalam ajaran
agama itu. (Ismail, 2019:89). Pendapat tersebut senada dengan
(Supratno, 2022) yang berpendapat bahwa agama juga
memiliki beberapa aspek yang digunakan untuk dapat
membatasi seseorang agar tidak terjerumus dalam perilaku
yang buruk. Beberapa aspek tersebut diantaranya ialah akhlak,
iman, Islam, ihsan, serta muamalah.

2.2.1.1 Akhlak
Akhlak adalah suatu bentuk urusan yang berkaitan
dengan batin seseorang, hal tersebut dapat disamakan
dengan ciptaan diri atau fisik manusia yang terlahir sebagai
suatu bentuk yang lahiriah sebagai bentuk hakekat yang ada
dalam diri.. (Rizal, 2018:72). Akhlak merupakan kebiasaan
atau sikap yang mendalam di dalam jiwa, sesuatu yang dapat
diperoleh dan dipelajari, memiliki ciri-ciri istimewa yang
menyebabkan perilaku sesuai dengan fitrah Ilahiah dan akal
sehat. Dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan bentuk
batin yang dibawa oleh manusia sejak lahir dan berkembang
di masyarakat.
Akhlak manusia dapat disamakan dengan bentuk lahir
manusia yang tidak dapat diubah tanpa perubahan yang
dilakukan oleh dirinya sendiri, akhlak mulia dapat
mengarahkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya,
baik kebahagiaan di dunia dan kehidupannya di akhirat.
Akhlak merupakan bagian terpenting dalam diri
manusia dalam kehidupan beragama, dalam perspektif islam
akhlak memiliki derajat serta tingkatan yang tinggi sebagai
ukuran kepribadian seorang muslim yang tumbuh dan
menyatu di dalam orang tersebut. Meskipun sifatnya abstrak
dan tidak dapat dilihat oleh mata, akhlak dapat tercermin dari
perbuatan dan tingkah laku yang dilakukan seseorang dalam

10
sifat yang baik seperti; sabar, kasih sayang, serta memiliki
toleransi terhadap sesama.
Akhlak terbagi menjadi tiga bagian yang dipisahkan
berdasarkan sifat dan kepribadiannya ketika berinteraksi
dengan kehendak lainnya:
1. Akhlak manusia kepada Tuhannya
Akhlak kepada Allah SWT dapat dilihat dari diri
seseorang dengan melihat dari tingkah laku dan
keberibadatannya, dalam ajaran Islam yang bersifat
universal manusia dapat beradaptasi dan
mengaktualisasikan perbuatan dan perintah Allah dalam
kehidupan individu, masyarakat dan negara secara
maksimal. Aktualisasi dan penerapannya dapat dikaitkan
dengan pelaksanaan hak serta kewajiban manusia kepada
tuhannya.Penerapan akhlak seorang hamba kepada
tuhannya terlihat dari pengetahuan, sikap, perilaku, dan
gaya hidupnya yang dipenuhi dengan kesadaran dan
ketauhidan kepada Allah SWT secara ikhlas.
Menurut (Bakhtiar, 2016:19) terdapat dua alasan
mengapa manusia harus berakhlak kepada Allah Pertama,
karena Allah yang telah menciptakan manusia Kedua,
Karena Allah yang telah memberikan kelengkapan
pancaindra dan anggota badan yang kokoh serta
sempurna kepada manusia.
2. Akhlak manusia kepada dirinya sendiri
Akhlak terhadap dirinya sendiri adalah sikap
seseorang, perbuatan serta perilaku yang dilakukan atas
keinginan dan kemauan dari hati nuraninya sendiri.
(Mahmud, 2017) berpendapat bahwa akhlak terhadap
dirinya sendiri adalah bagaimana seseorang dapat
bersikap dan berbuat yang terbaik untuk dirinya, karena
dari keinginannya tersebut seseorang akan menentukan
sikap dan perbuatannya kepada orang lain, akhlak
tersebut dapat membawa seseorang ke dalam pemikiran
yang membuatnya dapat berubah sesuai dengan apa yang
dilakukan baik secara jasmani maupun secara rohani.
Agama juga menjelaskan secara lengkap tentang
perilaku dan perbuatan manusia yang sejatinya harus bisa

11
mengendalikan diri sendiri sehingga tidak melakukan
perbuatan apapun diluar kemampuannya. Hakikat
manusia sebagai makhluk mempunyai kewajiban
terhadap dirinya sendiri, juga sifatnya sebagai insan yang
derajatnya lebih rendah sehingga tidak dapat melepaskan
kewajibannya kepada Allah.
Manusia sejatinya memiliki kewajiban kepada diri
sendiri yang harus ditunaikan untuk dapat menyelesaikan
haknya. Kewajiban ini tidak secara khusus dilakukan
untuk dirinya sendiri, namun lebih dari itu manusia
berkewajiban untuk menyelaraskan unsur yang baik dan
buruk dalam dirinya sendiri sebelum menghadapi
kehidupan di masyarakat. Dalam diri manusia memiliki
unsur jasmani dan rohani serta akal pikiran yang dapat
membedakan antara dirinya sendiri dengan makhluk lain.
3. Akhlak manusia kepada orang lain
Akhlak terhadap orang lain merupakan sifat yang
penting yang wajib dimiliki oleh setiap orang karena
dengan memiliki sifat yang baik kepada orang lain maka
penilaian dan pandangan seseorang terhadap diri sendiri
akan berubah dan menjadi lebih baik. Menurut (Susanti,
2016) dalam agama terdapat banyak petunjuk untuk dapat
memperbaiki dan menjadikan akhlak manusia menjadi
lebih baik, seperti bersabar, bersyukur serta menolong
orang lain.
Menolong orang lain tidak dapat dilakukan jika
seseorang memiliki hati yang buruk dan tidak mengikuti
apa yang diajarkan oleh agama, tetapi seseorang yang
dapat menggunakan pengetahuan dan mengontrol emosi
dapat menciptakan satu tujuan yang dapat menjadikan
perasaan terhadap orang lain menjadi lebih baik.
Perbuatan tersebut tidak dapat dilakukan bila
seseorang tidak memiliki kesadaran yang lebih luas dan
terbuka, akhlak rendah hati, sopan, serta santun harus
dapat dimiliki dan diterapkan dalam setiap kehidupan
sehari-hari. Penerapan akhlak tersebut dapat dilakukan
dimanapun dan terlepas dari aturan yang mengikat
manusia dalam hidupnya serta dapat memberikan

12
ketenangan batin dan rohani bagi individu yang dapat
berbuat lebih baik.

2.2.1.2 Iman
Pengertian iman ialah percaya atau yakin terhadap
suatu kebenaran serta dapat mempertahankan kebenaran
tersebut dengan cara membenarkan dalam hati kemudian
diucapkan secara lisan dan dikerjakan melalui amal
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Iman secara
bahasa adalah percaya, setia dan melindungi sesuatu di
tempat yang aman, menurut (Dailami, 2012:79) iman
merupakan suatu pembenaran terhadap suatu hal dimana
pembenaran tersebut tidak dapat dipaksakan oleh siapapun
karena iman sejatinya terletak dalam hati yang hanya bisa
dikenali dan dipahami oleh individu itu sendiri. Oleh sebab
itulah seseorang tidak dapat melihat hakikat keimanan
seseorang, apalagi memaksakannya.
Pengertian iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah
adalah hakikat dari perbuatan dan ikrar dalam hati,
pengucapan secara lisan, serta pengamalan dengan anggota
badan dan perbuatan. Dengan demikian iman yang
dilandaskan oleh hati, perbuatan dan pengucapan dapat
secara mutlak diakui dan diterima oleh setiap kalangan
masyarakat. Iman atau keyakinan merupakan jiwa dalam
unsur religius, keyakinan yang dapat dipercaya dapat
menjadikan seseorang memiliki pandangan serta tujuan
untuk hidup yang jelas. Dalam pandangan ajaran Islam,
setiap individu tidak cukup kalau hanya menyatakan
bahwa mereka percaya kepada Allah Swt. tetapi tidak bisa
melaksanakan dan mempercayai kekuasaan serta
keagungan-nya.
Iman dalam diri seseorang dapat terlihat ketika
mereka meyakini dan menerapkan keyakinan mereka
dalam kehidupan sehari-hari. Iman yang baik dan yakin
dapat diwujudkan ketika manusia benar-benar menyadari
posisi dan ketaatannya dalam aturan agamanya, pendapat
lain mengatakan bahwa iman dalam keyakinan agama
Islam terbagi atas enam dasar yang digolongkan menjadi

13
rukun iman (Tarmizi, 2002:10), keenam rukun tersebut
memiliki tingkatan serta derajat masing-masing,
diantaranya:

1. Iman kepada Allah


Iman kepada Allah artinya memercayai Allah sepenuh
hati dan yakin bahwa Allah itu ada, memercayai adanya
Allah tidak hanya diungkapkan dengan kata-kata semata
tetapi juga berupa wujud dan bentuk, yaitu melalui
tindakan. Segala perintah-Nya harus dilaksanakan dan
larangan-Nya wajib ditinggalkan.
2. Iman kepada Malaikat
Iman kepada malaikat artinya mempercayai bahwa
malaikat adalah makhluk yang diciptakan dari nur atau
cahaya ilahi. Meski tidak terlihat oleh mata manusia, tetapi
umat muslim wajib untuk percaya bahwa malaikat ada.

3. Iman kepada Kitab


Iman kepada kitab Allah artinya mempercayai
pedoman hidup yang disampaikan Allah melalui
kitabnya, salah satunya ialah Al-quran. Semua kehidupan
manusia dari awal sampai kelak di hari akhir telah tertulis
dalam Al-quran yang diturunkan kepada para nabi dan
rasul melalui pernatara malaikat. Kitab ini menjadi
pedoman serta pegangan dalam hidup umat muslim agar
tidak sampai lalai dan lupa untuk selalu mengingat Allah.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
Iman kepada Nabi dan Rasul artinya mempercayai
bahwa Nabi dan rasul itu benar-benar ada dan
menyampaikan kebenaran dari Allah yang ditutup dengan
Nabi Muhammad saw. sebagai nabi terakhir untuk
menyempurnakan ajaran sebelumnya.
5. Iman kepada hari akhir
Iman kepada hari akhir atau ari kiamat adalah hak,
setiap muslim wajib mempercayai bahwa Allah akan
menurunkan hari kiamat dalam kehidupan manusia.
Namun, hari tersebut hanya Allah yang maha mengetahui
datangnya.

14
6. Iman kepada Qada’ dan Qadar
Iman kepada qada dan qadar yaitu percaya bahwa
ketetapan Allah itu mutlak, ketetapan ini berada jauh
sebelum alam semesta terbentuk dan takdir manusia
untuk dapat hidup di dunia ini adalah hak, Setiap muslim
wajib percaya dengan ketetapan dan takdir Allah.
Aturan dan posisi agama sangat penting dalam
hidup manusia agar tidak terjerumus dan menjauh dari apa
yang telah ditetapkan dalam aturan yang benar, bila
seseorang tidak dapat mempertahankan keimanannya,
maka hati dan pikiran individu dapat berubah dengan
cepat searah dengan pengaruh lingkungan di sekitarnya.
Oleh karena itu, iman dan aturan agama harus dapat
bergerak sejajar dan mempertimbangkan kejadian yang
dapat mempengaruhi pemikiran dalam hidup manusia.

2.2.1.3 Islam
Islam merupakan kata yang berasal dari bahasa
arab yaitu kata salama yang dapat diartikan damai,
selamat, dan sentosa (Shidiq, 2012:1). Secara istilah, Islam
merupakan nama bagi agama yang ajarannya merupakan
wahyu Tuhan kepada manusia melalui perantara Rasul
kepada manusia. Dalam ajaran agama Islam ajaran-
ajarannya diwahyukan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad saw. untuk disampaikan kepada seluruh
manusia agar dapat menuju jalan yang benar yang
berpegang pada dasar ajaran Islam yakni Al-Quran dan
Hadist.
Pada hakikatnya Islam mengajarkan manusia
kepada ajaran yang tidak hanya dari satu sisi, akan tetapi
ajaran Islam lebih luas serta mengajarkan tentang segala
sisi kehidupan dalam hidup manusia. (Alim, 2006). Jadi
dapat dikatakan bahwa dalam ajaran ini tidak
memandang manusia pada satu aspek tertentu, tetapi
Islam mengajak manusia untuk dapat merangkul semua
aspek yang ada dalam kehidupan masyarakat dan
menjadikannya sebagai gambaran utuh sebuah

15
keharmonisan. Islam merupakan agama yang menjunjung
tinggi derajat kebaikan dan kebenaran dalam ajarannya.
Ajaran Islam merupakan kumpulan dari berbagai
prinsip kehidupan, ajaran tentang bagaimana seharusnya
manusia dapat menjalankan kehidupannya yang hanya
merupakan dunia fana ini, antara satu prinsip dengan
prinsip lainnya dapat terkait sehingga dapat membentuk
satu kesatuan utuh dan dapat menyatukan semua orang
dalam kehidupan yang damai dan bahagia dengan
meyakini apa yang telah ditetapkan dalam agama Islam.
Dasar penegak agama Islam ada lima yang menjadi
landasan sekaligus menjadi kewajiban umat muslim untuk
melaksanakannya. Diantaranya yakni; mengakui bahwa
tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah
utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat,
menjalankan puasa, serta melaksanakan ibadah haji bila
mampu. Secara umum, kelima rukun dalam Islam tersebut
dapat digolongkan sebagai ibadah.
Ibadah merupakan amal saleh yang dianjurkan
bahkan merupakan tujuan utama adalah hidup dan
kehidupan manusia di alam dunia ini. (Abror, 2019:1). jadi
setiap manusia wajib untuk melaksanakan ibadah karena
ibadah merupakan tujuan dari semua manusia di muka
bumi ini. Ibadah hati dapat disangkutkan dengan
perasaan kepada Allah SWT, dengan jiwa yang tulus dan
perasaan yang sebenarnya serta pengharapan rida yang
dapat mendekatkan manusia kepada tuhannya.

2.2.1.4 Ihsan
Ihsan (kebajikan) artinya melakukan perbuatan
baik dan benar sesuai dengan syariat islam yang dapat
mendatangkan manfaat kepada orang lain, serta
pemahaman mendalam tentang agamanya. perbuatan ini
dapat dilihat sebagai ibadah yang bisa mengangkat derajat
manusia di hadapan Allah SWT sebab nilai dalam ihsan
lebih tinggi serta dapat diperoleh ketika manusia merasa
dekat dengan tuhannya. Manusia sebagai hamba yang
lemah wajib untuk selalu tunduk dan patuh terhadap

16
tuhannya, perilaku ini tidak semata-mata untuk
menunjukkan keimanan seseorang di depan orang lain,
namun lebih dari itu nilai ihsan dapat dinilai jauh
derajatnya karena mencakup hubungan manusia dengan
tuhan yang lebih mendalam dalam kondisi yang hanya
diketahui oleh individu tersebut dalam rasa khusyu’ dan
tawadlu’ atas jiwanya dengan sang pencipta.
Ihsan adalah unsur ketiga dari aspek penyangga
agama Islam, yakni keyakinan (Iman), amal
perbuatan/ibadah (Islam), dan kebajikan (ihsan). Ihsan
juga dapat diartikan untuk memperindah setiap perbuatan
yang kita kerjakan dengan beribadah dan berperilaku
dengan penuh kehadiran dan kesadaran, seperti seseorang
yang benar-benar melihat tuhannya setiap saat
(Pamungkas, 2019:20). Ihsan merupakan dimensi yang
tinggi dalam agama Islam, dimensi ini disebut juga
dimensi penghayatan atau pengamalan dalam melakukan
ajaran agama.
Dimensi ini dapat dicapai oleh seseorang yang
memiliki keyakinan tinggi dan mampu melaksanakan
perilaku yang telah diatur dalam agama, baik dalam hal
ibadah serta perbuatan yang dilakukan semata karena
Allah SWT. Dimensi ihsan berkaitan dengan jiwa
seseorang yang merasa dekat dengan tuhannya dalam
berkehidupan sehari-hari. Dimensi ini mencakup
pengamalan serta perasaan yang dekat dengan Allah,
perasaan lega dalam menjalankan ibadah dan perasaan
syukur atas segala kenikmatan yang dikaruniakan Allah
SWT kepadanya.
Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan itu
sangat erat, jadi ketiga unsur yang menopang dalam
religiositas tersebut tidak dapat dipisahkan dapat
dikatakan bila Islam seperti pohon, maka Iman itu akarnya
sebagai landasan dan penopang awal seseorang untuk
dapat memegang teguh kepercayaannya, Islam sebagai
batang tubuh pohon yang menjadi pilar utama, sedangkan
Ihsan adalah buahnya yang menjadi akhir untuk dapat
menentukan kematangan seseorang dalam agamanya.

17
Berdasarkan letaknya menurut (Jumantoro, 2012) Iman
letaknya dalam hati, Islam letaknya dalam amal perbuatan
dan tingkah laku, sedangkan Ihsan letaknya dalam hati
dan amal perbuatan seseorang berdasarkan tindakan
anggota tubuhnya.

2.2.1.5 Muamalah
Dalam kehidupan bersosial, Islam telah menata dan
menyesuaikan secara sempurna suatu aturan dan hukum
yang di dalamnya terdapat etika dalam hidup
bermasyarakat yang telah tersusun dalam aspek
muamalah. Muamalah merupakan suatu kegiatan yang
mengatur hal-hal yang berhubungan dengan tata cara
serta kegiatan manusia sehari-hari dengan manusia
lainnya (Shidiq, 2010:03). Dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat yang harmonis, manusia akan selalu
membutuhkan pertolongan serta bantuan dari manusia
lainnya, hal ini dikarenakan manusia merupakan makhluk
sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
Aspek yang berkaitan dalam hubungan antar
manusia dengan sesamanya dapat disebut sebagai
muamalah. Kegiatan muamalah dapat beragam dalam
berbagai aspek seperti membantu tetangga,
bersilaturahmi, menolong orang lain, bersedekah, bidang
kekeluargaan, perkawinan, perdagangan, sewa menyewa,
utang piutang, juga bidang yang mencakup hukum seperti
peradilan, pemerintahan dan lain sebagainya (Hidayat,
2020:2).
Muamalah menurut bahasa artinya saling
bertindak, saling berbuat serta saling mengamalkan.
Sementara muamalah menurut istilah dapat diartikan
sebagai hukum Allah untuk mengatur manusia dalam
menjalankan setiap perbuatan duniawi untuk dapat
memenuhi keperluan hidup sehari-hari.
Setiap individu tidak bisa mengatakan bahwa
sebuah transaksi dan interaksi manusia itu dilarang
selama belum/tidak ditemukan catatan yang secara sah
untuk melarangnya (Syaikhu, 2020:10). Jadi, dapat

18
dikatakan bahwa muamalah penting dalam menjaga
aturan Islam untuk dapat menciptakan hubungan yang
harmonis antara sesama manusia sehingga dapat tercipta
masyarakat yang rukun dan tenteram karena dalam aspek
muamalah tersirat sifat tolong menolong antara manusia.
Ruang lingkup muamalah banyak mencakup
kegiatan dan aspek manusia dalam kehidupan sosial dan
ekonomi. Aspek ekonomi dalam hukum islam tidak
terbatas kecuali apa yang menjadikan hal tersebut
berdampak pada keburukan. Aspek ini merupakan cara
terbaik manusia untuk dapat bersilaturahmi sekaligus
mempererat Habluminannas untuk dapat memenuhi
kebutuhan manusia dengan membuat pilihan di antara
berbagai pemakaian atas alat yang ada sehingga
kebutuhan manusia menjadi tidak teratas pada satu aspek
tertentu.

19
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan jenisnya, penelitian ini menggunakan metode


kualitatif. Penerapan metode kualitatif ini bersifat deskriptif
yang memfokuskan data pada kajian novel dengan
menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif merupakan salah satu jenis penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena
yang terjadi (Sugiyono, 2013:41).
Metode kualitatif merupakan suatu proses penelitian
untuk dapat memahami fenomena manusia beserta
lingkungannya dengan menggambarkan keadaan dan
lingkungan yang ada secara menyeluruh yang disajikan
dengan kata-kata sesuai dengan sumber data yang ada
(Abdussamad, 2021:79).
Alasan penelitian menggunakan metode kualitatif adalah
untuk mengungkap serta memaparkan bagian yang penting
tentang aspek religius dalam novel Merindu Cahaya de Amstel
dalam bentuk verbal dengan menyajikan seperangkat
kategori serta mengklasifikasikan subjek penelitian secara
padat melalui prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini
yaitu membaca, mengindentifikasi, mengklasifikasi,
menganalisis dan mendeskripsikan data.

3.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini


menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang berfokus
pada permasalahan dalam karya sastra yang diangkat, tujuan
karya sastra serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah
sosial dan religiusitas yang tersaji di dalam novel tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra
menurut Supratno. Pendekatan sosiologi sastra dalam
penelitian ini menggunakan bahan penelitian berupa novel
yang berfokus pada kajian yang berkaitan dengan nilai
religius yang terbagi menjadi lima nilai, akhlak, iman, Islam,

20
ihsan, serta muamalah. Pendekatan ini dipilih karena peneliti
berusaha untuk dapat mengangkat serta menemukan
fenomena sosial dan nilai religius yang berhubungan dengan
bahan kajian yang dipilih sebelum dilakukan pendalaman
terhadap karya sastra.

3.3 Sumber Data dan Data Penelitian

Sebuah penelitian memerlukan sumber data yang


dibutuhkan untuk mendapatkan data yang akan diteliti. Data
yang didapatkan akan dianalisis nantinya menggunakan teori
sosiologi sastra. Sumber dalam penelitian ini adalah bentuk-
bentuk hubungan manusia dengan lainnya yang ada dalam
novel Merindu Cahaya De Amstel karya Arumi Ekowati.
1. Sumber data
Novel Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati
diterbitkan pada tahun 2021 oleh Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta 2021. Novel tersebut tergolong dalam novel baru yang
terbit pada 2021 yang terdiri dari 272 halaman. Sampul novel
depan terdapat ilustrasi sungai amstel dengan suasana sore
dengan bermandikan sinar matahari. Bagian atas sampul
tertulis judul novel Merindu Cahaya de Amstel.
2. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini berbentuk ujaran berupa
kata-kata dan kalimat, paragraf yang utuh maupun dialog
antar tokoh yang berfokus pada kajian religiusitas dan
hubungan manusia dengan lainnya dalam novel Merindu
Cahaya de Amstel. Data tersebut diklasifikasikan dalam nila
religius yang terbagi atas akhlak, iman, islam, ihsan, serta
muamalah.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam


penelitian ini menggunakan teknik pustaka/dokumen dan
teknik catat. Teknik pustaka adalah penelusuran hasil-hasil
kajian terdahulu yang relevan atau memiliki kedekatan
objek penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan.
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan

21
oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dari
sumber data untuk menyusun instrumen penelitian dalam
kegiatan untuk mengkaji teori yang mendasari penelitian,
baik teori yang berkaitan dengan bidang yang diteliti
maupun semua data yang dikumpulkan diperoleh melalui
proses baca dan catat yang nantinya dikumpulkan dalam
satu tabel.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
pengumpulan data penelitian ini sebagai berikut:
1) Membaca dengan teliti dan menyeluruh secara
berulang novel Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi
Ekowati agar memahami serta mendapatkan informasi
yang mendetail tentang kalimat dan percakapan dari
novel.
2) Melakukan pemilihan dan pemilahan dari bagian
yang akan dianalisis serta menandai kata dan kalimat
yang menunjukkan nilai religiusitas yang berfokus
pada nilai akidah, nilai iman, serta nilai ibadah pada
novel Merindu Cahaya de Amstel, tahapan ini penting
untuk dapat mengambil data yang ada secara
langsung berdasarkan pengamatan peneliti.
3) Mencatat data yang telah diolah dengan tujuan agar
dapat mempermudah dalam penggolongannya sesuai
dengan teori yang telah disesuaikan dengan rumusan
masalah. Berikut contoh pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini.

Nm Rumusan Data Interpretasi Kode


r Masalah
1.Unsur Khadija Dalam data RI.
Religiusita tersenyum. Dia tersebut Mm.Pn.01
s Iman sendiri bahkan menunjukkan
masih merasa perasaan yang
takjub nyaman dalam
mengingat unsur
keputusannya keimanan
menjadi mualaf ditunjukkan
22
sejak dua tahun oleh tokoh
lalu setelah Khadija dalam
selama setengah pencarian jati
tahun penuh dirinya setelah
mempelajari ia bimbang
Islam. Dia dengan
mengorbankan keputusan
banyak hal hatinya yang
untuk banyak
mempertahanka ditentang oleh
n prinsip keluarganya.
hidupnya yang Namun, hal
sekarang. tersebut sirna
(Ekowati, 2021: setelah ia
13) mempelajari
Islam secara
mendalam dan
akhirnya
memutuskan
untuk masuk
agama Islam
tanpa paksaan
siapapun
dengan
keyakinan
yang kuat.

2.Unsur “Alhamdulilla Data tersebut RIS.Sy.Msy.0


Religiusit h.” Kata itu terlihat bahwa 1
as Islam sering setiap orang
meluncur muslim yang
begitu saja dari telah
mulutnya. menganggap
Sebagai rasa agama
syukur atas merupakan
hidupnya bagian dalam
sekarang. hidupnya,
(Ekowati, secara tidak

23
2022:15) sadar akan
menerapkan
ajaran Islam
dalam
kehidupan
sehari-hari dan
mensyukuri
apa yang
terjadi dalam
hidupnya.
3.Unsur “Mungkin tidak Data tersebut RH.Mg.Nm.
Religiusitas harus. Aku suka menunjukkan 01
Ihsan nama Khadija. bahwa tidak
Aku semua orang
mengagumi bisa berubah
Khadija istri dengan apa
Rasulullah. Tapi, yang ia lalui
aku tidak sebelumnya,
keberatan kalau seperti Khadija
ada teman atau yang telah
saudaraku uang melihat lebih
lebih suka dalam
memanggilku perubahan
Marien” dalam dirinya
(Ekowati, sejak masuk ke
2022:34) dalam ajaran
yang damai
dan tenteram,
ia menjadi
lebih nyaman
dengan
jalannya
sendiri.
4.Unsur Khadija Data tersebut RA.Bn.Ab.
Religiusit mengangkat menunjukkan 01
as Akhlak alis, lalu unsur akhak
menggeleng ketika khadija
kuat-kuat. menolak
24
“Tidak, aku untuk
tidak mau, aku melakukan hal
tidak boleh buruk sesuai
berkencan.” pandangan
(Ekowati, agamanya.
2022:18) Akhlak baik
yang ada
dalam dirinya
masih
bertahan dan
dapat
melindunginy
a dari godaan
apapun.
5.Unsur Khadija tidak Data tersebut RM.Mg.Bs.0
Religiusit mengajar secara menggambark 1
as cuma-cuma. an tentang
Muamala Awalnya perbuatan
h Khadija bersedekah
menolak saat secara tersirat
Meneer Sebastian yang
Konings dilakukan oleh
memberinya keluarga
sejumlah uang. Meneer,
Dia merasa Khadija yang
tidak enak saat itu hanya
menerima ingin
bayaran dari mengajari
mengajari orang anak-anak dari
lain membaca Meneer
ayat-ayat Allah. Konings tetapi
Tapi, meneer ia diberi uang
yang baik hati untuk hasil
itu tetap pengajarannya
memaksa. tersebut.
(Ekowati,
2022:32)

25
26
Keterangan :
1. RI : Religiusitas Iman
2. RIS : Religiusitas Islam
3. RH : Religiusitas Ihsan
4. RA : Religiusitas Akhlak
5. RM : Religiusitas Muamalah

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik Analisis yang digunakan dalam novel ini


menggunakan teknik deskriptif. Sesuai namanya, teknik
deskriptif digunakan untuk menganalisis serta menafsirkan
data. Data yang dianalisis nantinya berupa kata dan kalimat
yang berhubungan dengan aspek religiusitas dalam novel
merindu cahaya de amstel karya Asma Nadia.
Teknik deskriptif digunakan untuk menganalisis data
dan mendeskripsikan makna sehingga dapat mempermudah
pembaca. Menurut Muhajir (dalam Rijali, 2018)
Mengemukakan bahwa analisis data merupakan upaya untuk
mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi
untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang
diteliti serta dapat disajikan sebagai temuan bagi orang lain.
ini nantinya akan berupa kata-kata tertulis dari novel
Merindu Cahaya de Amstel karya Asma Nadia.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
penganalisisan data penelitian ini sebagai berikut:
1. Membaca secara menyeluruh dan dilakukan secara
berulang novel yang akan dikaji untuk dapat memahami
isi dan mencari data yang sesuai dengan apa yang akan
diteliti.
2. Mengidentifikasi data yang akan diteliti secara mendetail
yang diperoleh dari proses membaca secara berulang
untuk bisa mendapatkan data yang valid dari novel
Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati.
3. Mengklasifikasikan data sesuai dengan permasalahan dan
topik yang berkaitan dalam penelitian, pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan teknik pustaka dan
teknik catat.

27
4. Melakukan analisis data untuk mengetahui Unsur
religiusitas akhlak, iman, Islam, ihsan, serta muamalah
yang ada dalam novel Merindu Cahaya de Amstel karya
Arumi Ekowati.
5. Mengambil kesimpulan dari hasil penelitian untuk
memperoleh deskripsi jawaban dari masalah penelitian
yaitu tentang Kajian unsur religiusitas yang berfokus pada
akidah, akhlak, iman, Islam, ihsan, serta muamalah dalam
novel Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati.

3.6 Teknik Pengujian Keabsahan Data

Teknik pengujian keabsahan data yang digunakan dalam


penelitian ini adalah teknik diskusi teman sejawat, diskusi
teman sejawat dalam pengujian keabsahan data diartikan
sebagai diskusi yang membahas dengan topik yang sama dan
dilakukan oleh teman sejawat yang berpengalaman dalam
penelitian kualitatif, seperti halnya arahan dosen
pembimbing. diskusi dengan teman sejawat yang
berpengalaman dalam penelitian kualitatif, seperti halnya
arahan dosen pembimbing, dan saran masukan teman-teman
mahasiswa.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Nilai Religiusitas dalam Novel Merindu Cahaya De Amstel

Dalam bab ini akan disajikan pembahasan mengenai aspek


religiusitas menurut Supratno yang ada pada novel Merindu cahaya
de Amstel yang berfokus pada lima aspek, yakni akhlak, iman,
islam, ihsan, serta muamalah.

4.1.1 Akhlak

Akhlak merupakan nilai yang berkaitan dengan suatu


bentuk urusan yang berkaitan dengan batin seseorang, hal tersebut
dapat disamakan dengan ciptaan diri atau fisik manusia yang
terlahir sebagai suatu bentuk yang lahiriah. Berikut nilai akhlak
dalam novel Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati.

28
Data 01

Khadija mengangkat alis, lalu menggeleng kuat-kuat.


“Tidak, aku tidak mau, aku tidak boleh berkencan.”
(Ekowati, 2022:18)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa unsur


akhlak terjadi dan tercermin ketika Khadija menolak untuk
melakukan hal buruk sesuai pandangan agamanya. Akhlak baik
yang ada dalam dirinya masih bertahan dan dapat
melindunginya dari godaan apa pun. Bercermin dari hal tersebut,
dalam kehidupan nyata masih banyak wanita yang hidup di
masyarakat melakukan kencan tanpa mementingkan tingkah
lakunya di depan orang lain dan merasa bahwa apa yang
dilakukannya itu sudah benar sesuai dengan kehendaknya
sendiri.
Data 02
“Perempuan muslim sepertiku, diharuskan menjaga jarak
dengan lelaki sepertimu.”
“Memangnya aku lelaki seperti apa? aku lumayan baik.”

“Maksudku, pergi berdua dengan lelaki yang bukan


saudaraku bisa dianggap kencan. Intinya, seorang
perempuan muslim dilarang hanya berduaan dengan
lelaki yang bukan suaminya, ayahnya, atau saudara
kandungnya.” (Ekowati, 2021:19)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa Khadija


merupakan seorang warga Negara belanda yang menjadi mualaf
dan mempelajari Islam di tempat yang tidak banyak memeluk
agama sepertinya, meskipun begitu ia tetap berperilaku dan
mencoba untuk bertingkah seperti perempuan muslim. Bagi
dirinya, berinteraksi dan pergi berdua dengan lelaki lain
merupakan sifat yang tidak seharusnya dilakukan, meski ada
lelaki yang menyatakan dirinya sudah baik. hal tersebut juga telah
diatur dalam agamanya bahwa seorang wanita tidak boleh pergi
berdua dengan lelaki lain selain mahramnya. Berkaca dari hal
tersebut, dalam kehidupan nyata ini masih banyak perempuan
dan lelaki yang melupakan aturan agamanya dan pergi dengan
lelaki lain meskipun itu bukan mahramnya. Bahkan hal tersebut
29
banyak dijadikan hal wajar dalam kehidupan bermasyarakat
seolah bukan menjadi hal yang tabu.

Data 03
“Dan kamu harus menutup rambutmu seperti itu?” tanya
Nico lagi sambil menunjuk kerudung Khadija dengan
pandangan matanya.
“Aku memilih memakai ini. Untuk menjaga diri dan
kehormatanku,” jawab Khadija sambil menyapu
kerudungnya dengan tangan kanannya. (Ekowati, 2021:21)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa dari


tokoh Khadija sesungguhnya mencerminkan akhlak sebagai
seorang perempuan muslim yang taat kepada agamanya untuk
selalu mengenakan pakaian yang dapat menutupi seluruh
tubuhnya mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ketika Nico
meragukan keputusan Khadija tersebut, Khadija mengisyaratkan
bahwa hal tersebut bukan semata untuk dirinya sendiri, tetapi juga
untuk orang lain agar tidak terbawa nafsu saat bertemu
dengannya. Melihat kembali dari kejadian dalam data di atas,
yang tercermin dalam kehidupan saat ini banyak yang berbanding
terbalik dengan hal-hal yang baik sesuai dengan aturan agama.
Banyak perempuan saat ini yang membuka aibnya secara terbuka
ketika sedang beraktivitas di luar ruangan, walaupun hanya
bagian kepala yang tidak tertutupi, hal tersebut tidak secara
langsung telah membuka aibnya sendiri.

Data 04

"Silakan. Khadija menawarkan kurma dalam kotak makanan


yang sudah dibukanya. Dia menunjukkan jam di
pergelangan tangannya, "sekarang sudah magrib," lanjutnya.
(Ekowati, 2021:34)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa akhlak


yang baik salah satunya ialah bersifat peduli kepada sesama,
ketika ia sedang berpuasa dan menunggu bus untuk pulang,
secara tidak sengaja bertemu dengan orang lain yang juga

30
beragama muslim. Khadija kemudian menawarkannya kurma
sebagai tanda pedulinya kepada sesama, walaupun ia tidak tahu
orang tersebut sedang berpuasa juga atau tidak. Hal tersebut
sering kali berbanding terbalik dengan kehidupan kini, banyak
orang yang hanya memedulikan dirinya sendiri dan merasa tak
acuh dengan keadaan atau orang di sekitarnya.

Data 05

Dia punya alasan mengapa enggan berhubungan


dengan gadis seperti Khadija. Dia menduga gadis
muslim yang taat seperti Khadija cenderung merasa
punya kewajiban memengaruhi gadis muslim lainnya
agar menjadi setaat mereka.

Mala berprasangka, jika dia memberikan nomornya,


besok sebelum subuh Khadija akan mengingatkannya
untuk bangun sahur. (Ekowati, 2021:43)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa tokoh


Mala mengajak untuk berprasangka baik kepada siapa pun, Mala
yang merupakan seorang muslim sejak lahir telah hampir
melupakan kegiatan muslimnya selama ia berada di belanda. hal
tersebut karena kesibukannya di sana, tetapi gejolak hatinya
berubah semenjak ia bertemu dengan Khadija. Ketika ia tidak
ingin berhubungan dengan Khadija, dalam hatinya masih
berprasangka baik bahwa temannya itu melakukannya karena ia
peduli dan bukan untuk hal lain. Bercermin kembali dari kejadian
pada data di atas, banyak yang berpikir bahwa apa yang dikatakan
orang lain itu belum tentu benar, hal tersebut terjadi pada
kehidupan nyata saat ini khususnya pada kehidupan di
masyarakat yang banyak miskomunikasi dan menyebabkan
prasangka buruk kepada sesamanya.

Data 06

Dia merasa tak bisa berkutik dan menghindar karena tak


tega menolak ajakan gadis sesopan Khadija.

31
Mala: “kamu mau salat di mana?”

Kembali Khadija menjawab secepat kilat.

Khadija: “di Euromuslim. Kita bisa naik taksi ke sana. Aku


sudah pesan taksi langgananku. Mungkin kamu mau aku
jemput?” (Ekowati, 2021: 47)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa Mala


yang telah berputus asa untuk melawan dan mencoba
menghindari Khadija akhirnya dapat memahami sedikit esensi
dari ajakan Khadija yang ingin berteman baik dengannya dan
mencoba untuk tidak mengganggunya. Sementara Khadija yang
pertama kali bertemu mala tidak secara langsung mengajaknya
secara spontan tetapi mengajak dengan lebih sopan dan lebih
halus agar Mala mau untuk kembali beribadah seperti dulu.
Melihat kembali kejadian dari data tersebut, kini banyak yang
menggunakan kata yang tidak terlalu sopan dalam kehidupan
bermasyarakat. Tidak hanya kepada temannya, terkadang kepada
orang yang lebih tua darinya juga sering kali berbicara secara tidak
sopan, hal tersebut karena pengaruh dari pergaulan yang diikuti.

Data 07

Sesibuk apa pun kegiatannya di Amsterdam, Khadija


mengusahakan sebulan sekali datang ke Leiden. Selain
untuk menjaga hubungan baik dengan tantenya yang kini
tinggal sendiri, juga untuk refreshing dari rutinitas dan
kesibukannya sehari-hari. (Ekowati, 2021: 62)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa tokoh


Khadija yang memiliki banyak kesibukan sebagai mahasiswa di
kampusnya juga tidak melupakan salah satu keluarganya yang
sangat baik padanya. Ia selalu datang dan meluangkan waktunya
ke Leiden agar ia dapat selalu menjaga hubungannya dengan
keluarga jauhnya itu. Berbeda dengan keluarga aslinya yang
sangat menentang pilihannya untuk masuk Islam, keluarga
jauhnya itu sama sekali tidak mempermasalahkannya.

Menjaga hubungan baik (bersilaturahmi) dengan orang


lain sangat dianjurkan, terlebih lagi menjalin silaturahmi dengan
32
keluarga sendiri. Meskipun banyak orang yang tidak menyukai
cara kita bertindak. pasti ada seseorang yang dapat menerima
tindakan kita, khususnya dalam keluarga. Bercermin dari data
tersebut, kenyataannya banyak individu maupun keluarga di
kehidupan saat ini yang rela memutuskan tali silaturahmi hanya
karena hal yang sederhana, mulai dari warisan hingga
pertengkaran kecil yang tak dapat diselesaikan.4.1.2 Iman

Iman merupakan suatu pembenaran terhadap suatu hal


dimana pembenaran tersebut tidak dapat dipaksakan oleh siapa
pun karena iman sejatinya terletak dalam hati yang hanya bisa
dikenali dan dipahami oleh individu itu sendiri.

Data 01

Khadija tersenyum. Dia sendiri bahkan masih merasa


takjub mengingat keputusannya menjadi mualaf sejak dua
tahun lalu setelah selama setengah tahun penuh
mempelajari Islam. Dia mengorbankan banyak hal untuk
mempertahankan prinsip hidupnya yang sekarang.
(Ekowati, 2021: 13)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa dalam


data tersebut menunjukkan perasaan yang nyaman dalam unsur
keimanan ditunjukkan oleh tokoh Khadija dalam pencarian jati
dirinya setelah ia bimbang dengan keputusan hatinya yang
banyak ditentang oleh keluarganya. Namun, hal tersebut sirna
setelah ia mempelajari Islam secara mendalam dan akhirnya
memutuskan untuk masuk agama Islam tanpa paksaan siapapun
dengan keyakinan yang kuat. Belajar dari data tersebut, dalam
kehidupan nyata masih terdapat rasa bimbang pada diri individu
ketika dihadapkan pada masalah tertentu yang banyak ditentang
oleh orang lain.

Data 2

Dimulai dari sulitnya mencari pekerjaan dengan


penampilannya yang berkerudung. Namun, rasa yakin
Allah akan memberinya rezeki terbukti sejak delapan bulan

33
lalu. Khadija mendapat pekerjaan di sebuah kampus Islam
yang ada di Amsterdam. (Ekowati, 2021: 14)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data di


atas menggambarkan nilai iman yang menunjukkan keyakinan
seseorang tidak akan berubah dan selalu menggantungkan dirinya
kepada tuhannya. Hal tersebut dibuktikan ketika Tokoh Khadija
mencari pekerjaan dengan menggunakan kerudung dalam
mencari pekerjaannya tetapi banyak ditolak di berbagai tempat,
namun keyakinan dan ketetapan hatinya selalu bergantung
kepada Allah Swt. dan yakin bahwa Allah akan memudahkannya
dalam pekerjaannya. Dan keyakinan tersebut dijawab oleh Allah
dengan hasil dari pencarian Khadija yang kini bekerja di sebuah
kampus Islam yang ada di Amsterdam. Berkaca dari data tersebut,
dalam kehidupan nyata ini masih terdapat individu yang
menyerah dan putus asa terhadap segala cobaan yang diberikan
Allah Swt. kepadanya. Hal tersebut tidak dibenarkan dalam Islam
karena seseorang yang memiliki keimanan kepada tuhannya akan
selalu berikhtiar dan yakin bahwa Allah akan membantunya di
setiap keadaan.

Data 03

Khadija bersujud agak lama di rakaat salat tarawihnya,


dia menikmati pertemuannya dengan Tuhan sebelum
bersiap tidur. Tak lupa, dia memanjatkan doa bagi kedua
orang tua dan kakak-kakaknya (Ekowati, 2021: 15)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa Khadija


merupakan seorang muslimah yang taat, ia selalu salat tepat
waktu dan mengusahakan untuk menyempurnakan salatnya,
dalam ibadahnya ia memiliki keyakinan bahwa ia bisa
berkomunikasi dan bertemu dengan tuhannya melalui doa dan
harapannya yang besar agar keyakinan yang kini diikutinya dapat
diterima oleh orang tuanya yang sulit untuk menerima hal baru
dalam keluarga. Berkaca dari data tersebut, pada zaman modern
ini banyak manusia yang tergesa-gesa dan lebih mementingkan
urusan duniawinya daripada urusan akhiratnya.

Data 04

34
Khadija menggeleng. "Memang aku tidak pernah melihat
malaikat tapi aku percaya malaikat ada. Setidaknya, dalam
agamaku diwajibkan percaya kepada malaikat-malaikat
Tuhan." (Ekowati, 2021: 17)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data


tersebut menunjukkan iman seorang muslim yang mempercayai
makhluk ciptaan Allah yang lain, dalam hal ini Khadija
menjelaskan bahwa ia mempercayai Malaikat Allah yang telah
dituliskan dalam rukun iman yang ketiga bahwa setiap muslim
wajib mempercayai bahwa malaikat itu ada meskipun tidak dapat
dilihat oleh mata telanjang. Hal tersebut berbanding terbalik
dengan kepercayaan yang diyakini oleh orang pada kehidupan
saat ini, banyak individu yang hanya menyatakan bahwa dirinya
meyakini rukun iman namun hal tersebut bukan serta merta ia
meyakininya dalam hatinya.

Data 05

"Papa bilang, saat itu Mama baru sadar tidak boleh


menikah dengan Papa karena Papa bukan muslim."
(Ekowati, 2021: 23)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa Nico


yang menyadari bahwa kedua orang tuanya berpisah karena
mereka berbeda negara dan juga berbeda keyakinan memiliki
banyak pertanyaan dalam dirinya. Namun apa yang telah terjadi
tidak dapat diubah begitu saja, keyakinan dan keimanan dari
ibunya sangat kuat hingga dapat memutuskan untuk berpisah.
dalam Islam memang tidak diperbolehkan antara dua insan yang
berbeda keyakinan menjalin hubungan karena hal tersebut dapat
mengacaukan keimanan dan dapat menjerumuskan ke arah yang
buruk. Bercermin dari hal tersebut, banyak individu yang kini
merelakan untuk melakukan pernikahan di luar aturan agamanya,
di mana hal tersebut sangat tidak dibenarkan dalam agama Islam.

Data 06

35
Mala tersenyum. Sebelumnya dia merasa terganggu
mendapat pesan dari Khadija. Sekarang dia justru
bersyukur. Ajakan Khadija membuatnya kembali
menyentuh mukena dari ibunya.

"Di sana jangan lupa Shalat ya, Nak."

Begitu pesan ibunya sambil memberikan mukena itu


padanya. Mala hanya mengangguk. (Ekowati, 2021: 49)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa Tokoh


Mala yang jarang beribadah semenjak ia menjadi mahasiswa,
kembali tersadar dengan jati dirinya sebagai seorang muslim
ketika bertemu dengan muslim lainnya sepertinya. Ia merasa
bimbang dan bingung dengan gejolak hatinya semenjak bertemu
dengan Khadija. tetapi apa yang dia rasakan merupakan cerminan
keimanan yang masih melekat dalam dirinya ketika ia mengingat
kembali pesan dari ibunya untuk selalu menjalankan
kewajibannya meskipun telah jauh dari tempat tinggalnya
terdahulu. Bercermin dari data tersebut, nyatanya dalam
kehidupan saat ini masih ada orang-orang yang sengaja untuk
melalaikan kewajibannya untuk melaksanakan ibadah salat
sebelum diingatkan oleh orang lain, hal tersebut tidak jauh dari
urusan duniawi yang terus melekat dalam diri manusia.

4.1.3 Islam

Islam adalah ajaran yang merupakan kumpulan dari


berbagai prinsip kehidupan, ajaran tentang bagaimana seharusnya
manusia dapat menjalankan kehidupannya yang hanya
merupakan dunia fana ini, antara satu prinsip dengan prinsip
lainnya dapat terkait sehingga dapat membentuk satu kesatuan
utuh.

Data 01

"Assalamualaikum," bisik Khadija sembari membuka pintu


apartemennya. Ini adalah kebiasaannya. Mengucapkan
salam tiap kali masuk ke apartemennya sendiri, walau
tahu, tak ada seorang pun dalam apartemennya yang
disewanya sendirian ini. (Ekowati, 2021: 11)
36
Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data
tersebut menggambarkan bahwa perilaku yang dilakukan oleh
tokoh Khadija merupakan representasi dari nilai Islam yang selalu
mengucapkan salam ketika ingin masuk ke suatu tempat, baik
yang telah dihuni maupun tempat yang asing. Khadija
mengucapkan salam menunjukkan adab dan nilai keislamannya
yang telah mengalir dalam dirinya dan selalu membiasakan diri
untuk mengucapkan salam di berbagai tempat. Melihat dari data
di atas, banyak yang tidak menjalankan aturan seperti yang
ditunjukkan pada data tersebut. Dalam kehidupan saat ini, tidak
banyak orang mengucapkan salam atau meminta izin terlebih
dahulu untuk masuk ke dalam suatu ruangan yang bahkan tidak
dikenalinya.

Data 02

"Alhamdulillah." Kata itu sering meluncur begitu saja dari


mulutnya. Sebagai rasa syukur atas hidupnya sekarang.
(Ekowati, 2021: 15)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa dalam


data tersebut menggambarkan perilaku yang dilakukan oleh tokoh
Khadija merupakan representasi dari nilai Islam yakni
mengucapkan kalimat yang baik berupa hamdalah meskipun
tanpa disadarinya terlebih dahulu. Sebagai seorang yang tidak
benar-benar mengenal Islam sebelumnya, Khadija sangat
bersyukur dapat menikmati kehidupan barunya yang bebas dari
segala penderitaan dari kebiasaan sebelumnya. Ia menganggap
bahwa agama ini adalah agama yang damai dan menerapkan
aturan yang bisa menentramkan jiwa dan hatinya sehingga
memiliki kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik lagi.
Menilik dari data tersebut, kebanyakan orang pada masa kini lebih
mementingkan ego dan kenikmatannya sendiri tanpa menyadari
bahwa apa yang didapatkannya itu merupakan karunia dan
berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Data 03

Usai makan, Khadija bersiap shalat Isya, lalu akan dia


lanjutkan dengan shalat tarawih sendirian. Selama bulan

37
Ramadhan dia hanya shalat tarawih di hari Sabtu dan
Minggu di Masjid Euromuslim. (Ekowati, 2021: 15)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data


tersebut menceritakan tentang tokoh khadija yang pulang pada
waktu malam di bulan puasa, dengan waktu siang yang sedikit
lama karena telah memasuki musim panas, Khadija tidak
melupakan kewajibannya untuk salat isya ketika waktu sudah
memasuki malam. perilaku tersebut menunjukkan nilai Islam yang
dipegang teuh oleh Khadija dengan mendirikan salat lima waktu
dengan ditambah ibadah sunat juga yakni tarawih meskipun
dengan pelaksanaan yang lebih sedikit.

Data 04

"Assalamualaikum," sapa Khadija. Menurutnya itu sapaan


yang tepat. Selain mendoakan sesama manusia, jika gadis
itu menjawabnya, kemungkinan gadis itu juga seorang
muslim.

"Wa.. alaikumus.. salam," jawab gadis di sampingnya agak


tersendat. (Ekowati, 2021: 33)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data di


atas menggambarkan perilaku yang harusnya dilakukan oleh
setiap muslim untuk dapat mempertahankan nilai dan
keyakinannya terhadap muslim lain, yaitu mengucapkan salam
kepada orang lain. Perilaku terpuji yang ditunjukkan oleh Khadija
tersebut dapat dijadikan sebagai contoh perilaku sederhana yang
dapat dilakukan di segala tempat kecuali tempat yang memang
dilarang. Begitu pula untuk menjawab salam, setiap muslim wajib
menjawab salam ketika ada seseorang yang mengucapkan salam
padanya tanpa terkecuali.

Data 05

"Aku sudah tahu seperti rambutmu dan apa warnanya.


Jadi kenapa masih harus ditutupi di hadapanku?"

"itu kan dulu sebelum aku menjadi muslim. sekarang


tentunya aku harus mematuhi perintah agamaku"

38
Pieter masih memandang heran pada Khadija. “Baiklah,
aku tidak akan protes lagi. Kalau kamu yakin itu memang
aturan agamamu, silakan laksanakan.” (Ekowati, 2021: 70)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa


meskipun seorang muslim tidak wajib menutupi auratnya ketika
di dalam rumah maupun di dalam suatu ruangan, tetapi hal
tersebut tidak boleh dilakukan secara sembarangan dan
sekehendak hati karena telah ditetapkan dalam agama bahwa
setiap muslim wajib menutupi anggota tubuhnya ketika bertemu
dengan orang lain kecuali keluarganya. Seperti yang dijelaskan
dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 59.

‫َياَأُّيَها الَّنِبُّي ُقْل َأِلْز َو اِج َك َو َبَناِتَك َو ِنَس اِء اْلُم ْؤ ِمِنيَن ُي ْد ِنيَن َع َلْيِه َّن ِم ْن َج اَل ِبيِبِهَّن َذ ِل َك َأْد َنى َأْن ُيْع َر ْفَن‬
‫َفاَل ُيْؤ َذ ْيَن َو َك اَن ُهَّللا َغ ُفوًر ا َر ِح يًم ا‬
“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang-orang mu’min: Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke tubuhnya. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah
Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab (33): 59)”

Seperti yang dicontohkan oleh Khadija ketika bertemu


saudara jauhnya, Pieter. Ia merasa bahwa meskipun Pieter telah
mengenalnya sejak kecil bahkan sebelum ia menjadi mualaf, tetapi
ia tetap menutupi auratnya karena Pieter tidak termasuk dalam
keluarganya yang asli. Meskipun mereka dianggap sebagai
saudara.

Data 06

Setelah berada di dalam kamar Anne, barulah Khadija


melepas kerudungnya. Dia bersiap tidur. Tadi dia sudah
shalat maghrib dan isya' tepat waktu. Dia memang
berusaha shalat tepat waktu. Biasanya jika dia tidur di
waktu sekarang, dia akan terbangun di sepertiga malam.
Dia manfaatkan untuk shalat tahajud. (Ekowati, 2021: 72)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data


tersebut menggambarkan sosok Khadija yang sedang menetap di
kediaman saudaranya, dengan perjalanan yang cukup jauh dari
39
tempat asalnya ia tidak lupa untuk melaksanakan salat yang
menjadi aturan wajib dalam hidupnya sesuai dengan syariat Islam.
Tidak jarang pula ia terbangun dari tidurnya pada waktu sepertiga
malam untuk melakukan sesuatu, bercermin dari data tersebut,
dalam kehidupan nyata ini banyak orang yang sering kali lalai dan
lupa untuk melakukan salat tahajud pada waktu yang telah
ditentukan karena hal tersebut merupakan hal yang sulit untuk
dilakukan.

Data 07

"Pieter? kamu bangun malam-malam begini?"

"aku terbangun mendengar suara dari kamarmu."

"Oh, maaf, suaraku mengganggu tidurmu. Aku kebiasaan


terbangun sekitar pukul tiga pagi. Daripada mataku terbuka
tanpa melakukan apa-apa, lebih baik aku shalat dan
membaca Al-Qur'an sedikit. Ah suaraku terlalu keras ya?"

"Kur...an?" ulang Pieter, matanya menyipit.

"Al-Qur'an. Itu kitab suci agamaku." (Ekowati, 2021: 74)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data


tersebut menceritakan tentang tokoh Pieter yang merupakan
saudara jauh dari Khadija yang memiliki rasa penasaran dengan
suara lantunan mendayu dari kamar saudaranya pada pukul tiga
pagi. Dalam kehidupannya sebagai seorang dokter gigi, ia belum
pernah mendengarkan lantunan yang seindah itu. Pieter yang ragu
dengan suara tersebut menanyakan apa yang terjadi di sana.
Khadija pun menjelaskan bahwa lantunan tersebut merupakan
bacaan dari ayat suci Al-Quran yang dibacanya ketika ia tidak
berada di keramaian.

Dari gambaran data tersebut dapat menjelaskan bahwa


Khadija senantiasa membaca Quran sesuai dengan syariat Islam
yang menganjurkan umat muslim untuk selalu membacanya dan
mengagungkan ayat-ayat suci tersebut. Melihat kembali dari data
tersebut, banyak yang berbanding terbalik dengan kehidupan saat

40
ini, banyak orang yang telah melupakan bacaan Quran karena
mereka tidak banyak membaca ayat suci tersebut secara rutin.

Data 08

Nico mengernyit, dia sudah terbiasa dengan kata shalat


yang diucapkan Mala. "sedang dalam perjalanan seperti ini
kamu tetap harus shalat?"

"Cuma sebentar." Mala memandangi Nico sambil tersenyum.


"Dulu aku juga tidak peduli soal shalat saat dalam
perjalanan, apalagi di negara orang. Tapi sejak ikut mengaji
dengan Khadija, aku tahu itu ibadah yang sebaiknya tidak
aku tinggalkan." (Ekowati, 2021: 123).

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data


tersebut menggambarkan bahwa ibadah salat merupakan ibadah
wajib yang tidak dapat ditinggalkan walau sesibuk apa pun
urusannya, hal tersebut telah termaktub dalam rukun iman yang
kedua yang menjadikan ibadah tersebut menjadi sangat penting.
Salat yang dilakukan lima kali dalam sehari mencerminkan nilai
keislaman dalam diri orang tersebut yang membedakan dengan
orang-orang musyrik. Seperti yang digambarkan oleh Mala,
meskipun ia sedang dalam perjalanan, ketika masuk waktu salat ia
harus segera menunaikannya karena itu merupakan kewajibannya
sebagai seorang muslim.

4.1.4 Ihsan

Ihsan adalah memahami nilai Islam secara mendalam dan


melakukan perbuatan baik dan benar yang dapat mendatangkan
manfaat kepada orang lain, perbuatan ini dapat dilihat sebagai
ibadah yang bisa mengangkat derajat manusia di hadapan Allah
Swt.

Data 01

Menu berbukanya kali ini berupa skotel kentang berlapis


sayuran dan daging sapi cincang yang dibelinya dari toko
makanan halal. (Ekowati, 2021: 12)

41
Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data
tersebut menjelaskan tentang cara makan yang kini banyak
berubah dalam dirinya menegaskan pemahaman mendalam dan
banyak hal yang dipelajari olehnya setelah masuk Islam. Dengan
memakan makanan halal yang khusus untuk orang muslim
sepertinya, Tokoh Khadija berusaha untuk menjadi lebih baik lagi
dalam membenahi hidupnya. Berkaca dari data tersebut, dalam
kehidupan manusia saat ini masih banyak orang yang mencari
makanan dengan cara yang tidak benar, mereka tidak
memperhatikan kehalalan dari suatu makanan yang didapatnya.

Data 02

Tak pernah terbetik dalam benaknya akan berubah


seperti ini. menjalani gaya hidup berbeda, mengubah cara
berpakaiannya menjadi serba tertutup. (Ekowati, 2021:
13)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data


tersebut menceritakan tentang tokoh Khadija yang perlahan
berubah semenjak ia mendengar suara azan yang menenangkan
dirinya ketika berkunjung ke timur tengah. Perubahannya
membawa hasil positif di mana ia kini merasa lebih nyaman
dengan mengubah perspektif dan gaya hidupnya. dalam data
tersebut mengandung nilai ihsan yang tergambar pada diri
Khadija dengan memahami nilai Islam secara mendalam yang
dibuktikannya dengan mengubah seluruh gaya hidupnya. Dalam
kehidupan saat ini, nilai Ihsan tidak banyak dipandang oleh orang
karena kehidupan ini telah berubah ke arah yang lebih modern
sehingga banyak orang yang mengikuti perkembangan zaman, hal
memengaruhi perubahan yang terjadi pada pakaian dan gaya
hidup saat ini, di mana semuanya menjadi lebih terbuka dan
banyak yang lebih memperlihatkan aibnya sendiri.

Data 03

Terlalu melelahkan jika dia harus shalat tarawih di masjid


setiap hari. Dia yakin, Allah memahami keadaanya, dan
nilai ibadahnya tidak berkurang. (Ekowati, 2021: 15)

42
Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data
tersebut mengandung nilai ihsan yang ditunjukkan pada perilaku
tokoh Khadija yang yakin pada dirinya dan rida Allah ketika ia
tidak melaksanakan salat tarawih setiap hari tetapi hakikat dan
nilai dari ibadahnya tidak berkurang di hadapan Allah. Hal
tersebut bukan tanpa alasan karena salat tarawih sejatinya bukan
ibadah wajib yang harus dilakukan setiap hari, ibadah ini hanya
ada pada bulan puasa dan Khadija telah memahami tingkatan
tersebut menunjukkan nilai ihsan pada dirinya. Bercermin kembali
pada data tersebut, kehidupan manusia saat ini telah berubah dari
segi keyakinannya yang berujung pada kelalaian yang
ditimbulkan manusia itu sendiri. Ia yakin bahwa apa yang
dilakukannya telah benar tanpa menyadari apa pun yang
diperbuatnya, sehingga ia menganggap perbuatan tersebut sebagai
nilai ibadah.

Data 04

"Oh, karena kamu mualaf namamu harus diganti menjadi


nama Islam ya?" "Mungkin tidak harus. Aku mengagumi
nama Khadija istri Rasulullah." (Ekowati, 2021: 34)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data


tersebut menunjukkan bahwa tidak semua orang bisa berubah
dengan apa yang ia lalui sebelumnya, seperti Khadija yang telah
melihat lebih dalam perubahan dalam dirinya sejak masuk ke
dalam ajaran yang damai dan tenteram, ia menjadi lebih nyaman
dengan jalannya sendiri. Bercermin dari data tersebut, manusia
seharusnya dapat mempercayai apa yang dilakukan oleh orang
lain, sehingga orang tersebut tidak terluka dan dapat
menimbulkan rasa simpati.

Data 05

Terkadang saat ada yang membutuhkannya sebagai


pengasuh anak, dia lakukan juga. Apapun pekerjaan halal
yang ditawarkan teman atau kenalan temannya, dia
kerjakan. (Ekowati, 2021: 48)

43
Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data
tersebut mengandung nilai ihsan yang tergambar dalam perbuatan
dari tokoh utama yang selalu mengerjakan sesuatu dengan ikhlas
dan niat semata karena Allah karena sebagian besar pekerjaan
yang dilakukannya termasuk dalam pekerjaan halal yang
menunjukkan kehati-hatiannya dalam memilih pekerjaan di
tengah negara yang tidak banyak memiliki umat muslim di sana.
Bercermin dari data tersebut, manusia seharusnya percaya bahwa
apa yang dilakukan dan hasilnya merupakan pertolongan dari
Allah Swt. kepada hambanya.

4.1.5 Muamalah

Muamalah merupakan suatu kegiatan yang mengatur hal-


hal yang berhubungan dengan tata cara serta kegiatan manusia
sehari-hari dengan manusia lainnya dalam berbagai aspek.

Data 01

Hari Minggu dia habiskan di Gedung Euromuslim


Amsterdam. Menambah pengetahuannya tentang Islam,
juga membantu membagi pengetahuannya kepada anak-
anak muslim yang mengaji di sana. (Ekowati, 2021: 15)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data


tersebut mengandung nilai muamalah yang tergambar pada tokoh
Khadija yang banyak membantu sesama muslim dengan
mengajarkan bacaan ayat suci Al-Quran khususnya pada anak-
anak yang ada di sana. perbuatan mengajar ini merupakan
hubungan antara manusia dengan manusia yang saling
menguntungkan dan dapat membantu untuk dapat berkembang.
Bercermin dari data tersebut, manusia seharusnya dapat
membantu sesama manusia meskipun tidak membutuhkan
bantuan, namun pada era saat ini manusia lebih sering tak acuh
dan lebih mementingkan dirinya sendiri.

Data 02

Khadija tidak mengajar secara cuma-cuma. awalnya Khadija


menolak saat Meneer Sebastian konings memberikannya
44
sejumlah uang. Dia merasa tidak enak menerima bayaran
dari mengajari orang lain membaca ayat-ayat Allah. Tetapi,
pria yang baik hati itu tetap memaksa. (Ekowati, 2021: 32)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa dalam


data tersebut menggambarkan tentang perbuatan bersedekah
secara tersirat yang dilakukan oleh keluarga Meneer, Khadija yang
saat itu hanya ingin mengajari anak-anak dari Meneer Konings
tetapi ia diberi uang untuk hasil pengajarannya tersebut. Berkaca
dari hal tersebut, kejadian yang dialami oleh khadija tidak banyak
dilakukan oleh orang-orang. Pada era saat ini banyak orang yang
meminta bantuan untuk bekerja di tempat mereka tetapi sifatnya
tidak mencerminkan sebagai interaksi kepada orang lain.

Data 03

Sudah sebulan ini dia mengikuti pengajian di sini. Dia


tertarik ikut sejak Khadija menceritakan komunitas ini. Dia
kagum pada ide muslim asal Indonesia yang tinggal di
kota ini, memberikan fasilitas tempat beribadah. (Ekowati,
2021: 52)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa Seorang


muslim sangat dianjurkan untuk dapat memberi bantuan sekecil
apapun kepada saudara muslim lainnya yang membutuhkan, hal
tersebut tergambar dalam perilaku saling menolong yang
dilakukan oleh komunitas muslim yang ada di Belanda untuk
dapat memberikan fasilitas yang memberikan rasa nyaman agar
penduduk muslim di sana betah, dan selalu beribadah disana.
Bercermin dari data tersebut, setiap umat muslim seharusnya bisa
mengikuti pengajian yang diadakan di tempatnya masing-masing
sehingga dapat menambah ilmu dan memperdalam keislamannya.

Data 04

Tapi, Mala berbeda. Gadis itu terlihat tulus ingin


membantunya. Selain itu, tawaran mala menyampaikan
kabar ke ibunya, memunculkan perasaan lain. Rasa rindu
yang sekian lama dia pendam. (Ekowati, 2021: 110)

45
Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa nilai
muamalah yang ditunjukkan dalam data tersebut adalah perilaku
Mala yang ingin membantu Nico untuk pergi ke Indonesia dan
kembali bertemu dengan ibunya yang telah lama berpisah. Rasa
ingin menolong yang dirasakan oleh Mala menimbulkan perasaan
rindu kepada ibunya juga, hal tersebut karena perasaan anak
kepada ibunya lebih kuat daripada apa pun. Bercermin dari hal
tersebut, setiap insan manusia seharusnya saling menolong satu
sama lain tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan penghargaan
sehingga seseorang yang ditolong dapat menyelesaikan
masalahnya dengan perasaan yang lega.

Data 05

Mala tersenyum. "kalau kamu percaya padaku, biar aku


yang mengurus pembelian tiketmu. Aku cukup
berpengalaman."

"Baiklah akan kutransfer semua biayanya padamu. Aku


akan mengurus semua yang berkaitan dengan perjalanan
ini secepatnya."

"Aku akan minta bantuan temanku panitia festival supaya


memesankan tiket untukmu ke Indonesia. Semoga kita
masih bisa satu pesawat." (Ekowati, 2021: 112)

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa nilai


muamalah yang ditunjukkan dalam data tersebut menggambarkan
hubungan manusia dengan manusia lainnya yang ditunjukkan
oleh perilaku Nico yang merasa bingung dan bimbang untuk pergi
ke Indonesia, namun keberuntungan berpihak pada Nico yang
berteman dengan Mala. Mala menawarkannya untuk pergi
bersamanya dengan membantunya mengurus menua biaya
penerbangannya dan bekerja sama dengan temannya yang juga
pengurus festival yang akan diadakan di Indonesia. Perbuatan
antara Nico dan Mala ini merupakan nilai muamalah yang
berfokus pada hubungan hutang piutang meskipun tidak
dijelaskan secara merinci, hal tersebut terjadi karena Nico
berhutang pada Mala tentang kepengurusan dalam biaya
penerbangannya. Bercermin dari data tersebut, setiap manusia

46
wajib melunasi setiap pembayaran yang dilakukan olehnya, hal
tersebut tergolong berat karena hutang piutang merupakan
tanggungan yang terus dibawa oleh manusia sampai meninggal.

Data 06

Meneer Thomas van Dijk, ayah Nico, sangat mendukung


niat anaknya. Walau sudah tak pernah berhubungan
dengan mantan istrinya itu, dia berharap Nico dapat
kembali akrab dengan ibu kandungnya. Dia yakin suatu
hari nanti saat nico sudah dewasa akan mencari sendiri
ibunya. Jadi, dia senang sekali saat Nico datang,
Menyampaikan keinginan mengunjungi ibunya. Ayahnya
malah menitipkan sedikit hadiah untuk mantan istrinya itu
sebagai bentuk keinginan menjalin hubungan baik.
(Ekowati, 2021: 121).

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa,


membantu sesama yang sedang kesusahan merupakan naluriah
manusia yang tumbuh sejak lahir, naluri tersebut tidak
memandang baik buruknya seseorang, hal tersebut digambarkan
oleh ayah dari tokoh Nico, di mana ia rela membantu anaknya
yang ingin pergi ke tempat ibunya yang berada di Indonesia. Nilai
muamalah yang tercermin dari perilaku ayah dari Nico ini
merupakan gambaran transaksi yang dilakukan oleh keduanya,
selain itu ayahnya juga merasa senang meskipun ia telah berpisah
selama hampir lima belas tahun dengan istrinya dengan
menitipkan sedikit hadiah kepada Nico untuk diberikan kepada
ibunya. Bercermin dari data tersebut, manusia pada zaman ini
banyak melupakan kewajibannya untuk membantu kepada
sesamanya serta banyak yang memandang perilaku seseorang dari
luarnya saja, bukan dari perilaku yang diperbuatnya.

47
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan terhadap nilai


religiusitas yang ada pada novel Merindu Cahaya de Amstel karya
Arumi Ekowati pada bab IV dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut.
Nilai religiusitas terbagi menjadi lima nilai yang terdiri atas;
akhlak, iman, islam, ihsan, serta muamalah. Akhlak merupakan
perbuatan yang berkaitan dengan suatu bentuk urusan yang
berkaitan dengan batin seseorang, hal tersebut dapat disamakan
dengan ciptaan diri atau fisik manusia yang terlahir sebagai suatu
bentuk yang lahiriah. Data yang memiliki hubungan dengan nilai
akhlak yaitu ada pada tokoh Khadija yang menolak untuk
melakukan hal buruk, menjaga pandangan dan menutup aurat
sesuai dengan syariat agama, peduli terhadap sesama,
berprasangka baik serta tetap menjaga hubungan baik dengan
keluarga yang jauh.
Iman merupakan suatu pembenaran terhadap suatu hal di
mana pembenaran tersebut tidak dapat dipaksakan oleh siapa pun
karena iman sejatinya terletak dalam hati yang hanya bisa dikenali
dan dipahami oleh individu itu sendiri. Data yang memiliki
hubungan dengan nilai Iman yaitu pada tokoh utama yang
memutuskan untuk mualaf dan meyakini Islam sebagai agamanya.
Keyakinan kepada Allah Swt., atas segala nikmat dan rida yang
diberikan. Percaya dan meyakini rukun Iman yang enam.
Islam adalah ajaran yang merupakan kumpulan dari berbagai
prinsip kehidupan, ajaran tentang bagaimana seharusnya manusia
dapat menjalankan kehidupannya yang hanya merupakan dunia
fana ini, antara satu prinsip dengan prinsip lainnya dapat terkait
sehingga dapat membentuk satu kesatuan utuh. Dalam aspek
Islam ini terdapat 8 data yang terdapat pada novel ini yaitu pada
tokoh utama yang senantiasa mengucapkan salam setiap kali
masuk ke dalam tempat tertentu, mengucap kalimat hamdalah
dan kalimat-kalimat yang baik, menunaikan salat lima waktu,
menutup aurat di depan orang lain, selalu membaca Quran, serta
melaksanakan salat di setiap tempat.

48
Ihsan adalah memahami nilai Islam secara mendalam dan
melakukan perbuatan baik dan benar yang dapat mendatangkan
manfaat kepada orang lain, perbuatan ini dapat dilihat sebagai
ibadah yang bisa mengangkat derajat manusia di hadapan Allah
Swt. Data yang terdapat pada novel ini yang banyak menceritakan
pemahaman dari tokoh utama.
Muamalah merupakan suatu kegiatan yang mengatur hal-hal
yang berhubungan dengan tata cara serta kegiatan manusia sehari-
hari dengan manusia lainnya dalam berbagai aspek.
Nilai religiusitas yang ada pada Novel Merindu Cahaya de
Amstel terbagi menjadi lima Nilai, Dari lima nilai tersebut
ditemukan 32 data yang terbagi atas nilai akhlak yang memiliki 7
data, nilai iman memiliki 6 data, nilai Islam memiliki 8 data, nilai
ihsan memiliki 5 data, serta nilai muamalah memiliki 6 data.

5.2 Saran

Setelah menganalisis nilai religiusitas dalam novel


Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati, terdapat beberapa
saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan
masukan yang bermanfaat bagi peneliti yang ingin menggunakan
tema penelitian yang sama.
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan teori
religiusitas, disarankan untuk mencari karakteristik dari tokoh dan
memperjelas sifat dari tokoh yang terlibat di dalamnya agar
mempermudah mencari nilai religusitas dalam data penelitian.
Novel Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati ini sarat
akan nilai religiusitas yang kental, namun tidak hanya itu, dalam
novel ini juga terdapat nilai moral dan nilai gotong royong yang
dapat digunakan sebagai kajian untuk penelitian selanjutnya.

49
DAFTAR PUSTAKA

Abdussamad, Z. (2021). Buku Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:


Syakir Media Press.

Abror, K. (2019). Fiqih Ibadah. Yogyakarta: Arjasa Pratama Bandar


Lampung.

Ahyar, J. (2019). Jenis-Jenis Karya Sastra dan Bagaimanakah Cara


Menulis dan Mengapresiasi Sastra.

Bakhtiar, N. (2016). Metodologi Studi Islam. Pekanbaru: Cahaya


Firdaus.

Dailami, A. (2012). Iman dalam Perspektif Tafsir Imam Al Ghazali.


Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
2012.

Darojat, W. I. (2020). Religiusitas dalam Novel Kembara Rindu karya


Habiburrahman El Shirazy.

Ekowati, A (2021). Merindu Cahaya de Amstel. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Fauzi, A. R. (2022). Religiositas dalam Novel Layla Seribu Religiositas


dalam Novel Layla Seribu Malam Tanpamu karya Candra Malik
(Kajian Sosiologi Sastra) Haris Supratno.

Fitriani, A. (2016). Peran Religiusitas Dalam Meningkatkan


Psychological Well Being. In Al-Adyan: 11(1). 26-31.

Ismail, W. (2019). Analisis Komparatif Perbedaan Tingkat Religiusitas


Siswa di Lembaga Pendidikan Pesantren, Man, Dan Smun.

Iza, I. (2020). Religiositas dalam Novel Cinta dalam 99 Nama-Mu Karya


Asma Nadia.

Jaenudin, U. (2020). Psikologi Agama dan Spiritualitas. Mataram:


Sanabil.

Mahmud, A. (2017). Akhlak Terhadap Allah dan Rasulullah Saw. 11(2).


58-66.

50
Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif 17(33). 83-86.

Rizal, S. (2018). Akhlak Islami Perspektif Ulama Salaf. Edukasi Islami :


Jurnal Pendidikan Islam, 7(01), 67-71
https://doi.org/10.30868/ei: 23-2-2023.

Shidiq, S. (2010). Fiqih Muamalat. Jakarta: Kencana.

Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suprapto, E. (2018). Kajian Kesusastraan Sebuah Pengantar.


www.aemediagrafika.co.id

Supratno, Haris. (2022). Perbandingan Novel Sastra Indonesia dan


Malaysia (Sosiologi Religi). Jakarta: Gramedia Pustaka.

Susanti, A. (2016). Penanaman Nilai-nilai Tasawuf Dalam


Pembinaan Akhlak. Jurnal Pendidikan Islam, 7(1), 50-53.

Tarmizi, E. (2002). Rukun Iman. Jakarta: Islamhouse.

Taufik. (2020). Psikologi Agama. Mataram: Sanabil.

Wiyatmi. (2013). Bahan ajar Sosiologi Sastra. Jakarta: Kanwa


Publisher.

51
LAMPIRAN

Nmr. Rumusan Data Interpretasi Kode


Masalah
1. Unsur Khadija mengangkat alis, lalu Berdasarkan data di atas RA. Tb.
Religiusitas menggeleng kuat-kuat. “Tidak, dapat simpulkan bahwa Mb.01
Akhlak aku tidak mau, aku tidak boleh data tersebut menunjukkan
berkencan.” (Ekowati, 2022:18) unsur akhlak ketika Khadija
menolak untuk melakukan
hal buruk sesuai pandangan
agamanya. Akhlak baik
yang ada dalam dirinya
masih bertahan dan dapat
melindunginya dari godaan
apa pun. Bercermin dari hal
tersebut, dalam kehidupan
nyata masih banyak wanita
yang hidup di masyarakat
melakukan kencan tanpa
mementingkan tingkah
lakunya di depan orang lain
dan merasa bahwa apa yang

52
dilakukannya itu sudah
benar sesuai dengan
kehendaknya sendiri.
2. "Perempuan muslim sepertiku, Berdasarkan data di atas RA. Mj.
diharuskan menjaga jarak dapat simpulkan bahwa Mh.02
dengan lelaki sepertimu." Khadija merupakan seorang
"Memangnya aku lelaki seperti warga Negara belanda yang
apa? aku lumayan baik." menjadi mualaf dan
"Maksudku, pergi berdua mempelajari Islam di tempat
dengan lelaki yang bukan yang tidak banyak memeluk
saudaraku bisa dianggap agama sepertinya, meskipun
kencan. Intinya, seorang begitu ia tetap berperilaku
perempuan muslim dilarang dan mencoba untuk
hanya berduaan dengan lelaki bertingkah seperti
yang bukan suaminya, perempuan muslim. Bagi
ayahnya, atau saudara dirinya, berinteraksi dan
kandungnya." (Ekowati, pergi berdua dengan lelaki
2021:19) lain merupakan sifat yang
tidak seharusnya dilakukan,
meski ada lelaki yang
menyatakan dirinya sudah
baik. hal tersebut juga telah
diatur dalam agamanya

53
bahwa seorang wanita tidak
boleh pergi berdua dengan
lelaki lain selain mahramnya.
Berkaca dari hal tersebut,
dalam kehidupan nyata ini
masih banyak perempuan
dan lelaki yang melupakan
aturan agamanya dan pergi
dengan lelaki lain meskipun
itu bukan mahramnya.
Bahkan hal tersebut banyak
dijadikan hal wajar dalam
kehidupan bermasyarakat
seolah bukan menjadi hal
yang tabu.

3. "Dan kamu harus menutup Berdasarkan data di atas RA. Md.


rambutmu seperti itu?" tanya dapat simpulkan bahwa Ta.03
Nico lagi sambil menunjuk Tokoh Khadija
kerudung Khadija dengan mencerminkan akhlak
pandangan matanya. sebagai seorang perempuan
"Aku memilih memakai ini. muslim yang taat kepada
Untuk menjaga diri dan agamanya untuk selalu
kehormatanku," jawab Khadija mengenakan pakaian yang

54
sambil menyapu kerudungnya dapat menutupi seluruh
dengan tangan kanannya. tubuhnya mulai dari ujung
(Ekowati, 2021:21) rambut hingga ujung kaki.
Ketika Nico meragukan
keputusan Khadija tersebut,
Khadija mengisyaratkan
bahwa hal tersebut bukan
semata untuk dirinya sendiri,
tetapi juga untuk orang lain
agar tidak terbawa nafsu saat
bertemu dengannya. Melihat
kembali dari kejadian dalam
data di atas, yang tercermin
dalam kehidupan saat ini
banyak yang berbanding
terbalik dengan hal-hal yang
baik sesuai dengan aturan
agama. Banyak perempuan
saat ini yang membuka
aibnya secara terbuka ketika
sedang beraktivitas di luar
ruangan, walaupun hanya
bagian kepala yang tidak
tertutupi, hal tersebut tidak
55
secara langsung telah
membuka aibnya sendiri.
4. "Silakan. Khadija menawarkan Berdasarkan data di atas RA. Mm.
kurma dalam kotak makanan dapat simpulkan bahwa data Ps.04
yang sudah dibukanya. Dia keempat ini menjelaskan
menunjukkan jam di akhlak yang bersifat peduli
pergelangan tangannya, kepada sesama, ketika ia
"sekarang sudah magrib," sedang berpuasa dan
lanjutnya. (Ekowati, 2021:34) menunggu bus untuk pulang,
secara tidak sengaja bertemu
dengan orang lain yang juga
beragama muslim. Khadija
kemudian menawarkannya
kurma sebagai tanda
pedulinya kepada sesama,
walaupun ia tidak tahu orang
tersebut sedang berpuasa
juga atau tidak. Hal tersebut
sering kali berbanding
terbalik dengan kehidupan
kini, banyak orang yang
hanya memedulikan dirinya
sendiri dan merasa tak acuh
dengan keadaan atau orang
56
di sekitarnya.

5. Dia punya alasan mengapa Berdasarkan data di atas RA. Pb.


enggan berhubungan dengan dapat simpulkan bahwa data Bp.05
gadis seperti Khadija. Dia ini menjelaskan akhlak yang
menduga gadis muslim yang mengajak untuk
taat seperti Khadija cenderung berprasangka baik kepada
merasa punya kewajiban siapa pun, Tokoh Mala yang
memengaruhi gadis muslim merupakan seorang muslim
lainnya agar menjadi setaat sejak lahir telah hampir
mereka. melupakan kegiatan
Mala berprasangka, jika dia muslimnya selama ia berada
memberikan nomornya, besok di belanda. hal tersebut
sebelum subuh Khadija akan karena kesibukannya di sana,
mengingatkannya untuk tetapi gejolak hatinya
bangun sahur. (Ekowati, berubah semenjak ia bertemu
2021:43) dengan Khadija. Ketika ia
tidak ingin berhubungan
dengan Khadija, dalam
hatinya masih berprasangka
baik bahwa temannya itu
melakukannya karena ia
peduli dan bukan untuk hal
lain. Bercermin kembali dari

57
kejadian pada data di atas,
banyak yang berpikir bahwa
apa yang dikatakan orang
lain itu belum tentu benar,
hal tersebut terjadi pada
kehidupan nyata saat ini
khususnya pada kehidupan
di masyarakat yang banyak
miskomunikasi dan
menyebabkan prasangka
buruk kepada sesamanya.
6. Dia merasa tak bisa berkutik Berdasarkan data di atas RA. Mi.
dan menghindar karena tak dapat simpulkan bahwa Mala Bb.06
tega menolak ajakan gadis yang telah berputus asa
sesopan Khadija. untuk melawan dan mencoba
Mala: kamu mau salat di menghindari Khadija
mana? akhirnya dapat memahami
Kembali Khadija menjawab sedikit esensi dari ajakan
secepat kilat. Khadija yang ingin berteman
Khadija: di Euromuslim. Kita baik dengannya dan mencoba
bisa naik taksi ke sana. Aku untuk tidak mengganggunya.
sudah pesan taksi Sementara Khadija yang
langgananku. Mungkin kamu pertama kali bertemu mala
mau aku jemput? (Ekowati, tidak secara langsung
58
2021: 47) mengajaknya secara spontan
tetapi mengajak dengan lebih
sopan dan lebih halus agar
Mala mau untuk kembali
beribadah seperti dulu.
Melihat kembali kejadian dari
data tersebut, kini banyak
yang menggunakan kata
yang tidak terlalu sopan
dalam kehidupan
bermasyarakat. Tidak hanya
kepada temannya, terkadang
kepada orang yang lebih tua
darinya juga sering kali
berbicara secara tidak sopan,
hal tersebut karena pengaruh
dari pergaulan yang diikuti.

7. Sesibuk apa pun kegiatannya Berdasarkan data di atas RA. Hb.


di Amsterdam, Khadija dapat simpulkan bahwa St.07
mengusahakan sebulan sekali Tokoh Khadija yang memiliki
datang ke Leiden. Selain untuk banyak kesibukan sebagai
menjaga hubungan baik mahasiswa di kampusnya
dengan tantenya yang kini juga tidak melupakan salah

59
tinggal sendiri, juga untuk satu keluarganya yang sangat
refreshing dari rutinitas dan baik padanya. Ia selalu
kesibukannya sehari-hari. datang dan meluangkan
(Ekowati, 2021: 62) waktunya ke Leiden agar ia
dapat selalu menjaga
hubungannya dengan
keluarga jauhnya itu.
Berbeda dengan keluarga
aslinya yang sangat
menentang pilihannya untuk
masuk Islam, keluarga
jauhnya itu sama sekali tidak
mempermasalahkannya.
Menjaga hubungan baik
(bersilaturahmi) dengan
orang lain sangat dianjurkan,
terlebih lagi menjalin
silaturahmi dengan keluarga
sendiri. Meskipun banyak
orang yang tidak menyukai
cara kita bertindak. pasti ada
seseorang yang dapat
menerima tindakan kita,
khususnya dalam keluarga.
60
Bercermin dari data tersebut,
kenyataannya banyak
individu maupun keluarga di
kehidupan saat ini yang rela
memutuskan tali silaturahmi
hanya karena hal yang
sederhana, mulai dari
warisan hingga pertengkaran
kecil yang tak dapat
diselesaikan.

1. Unsur Khadija tersenyum. Dia sendiri Berdasarkan data di atas RI. Mm.
Religiusitas bahkan masih merasa takjub dapat simpulkan bahwa Mi.01
Iman mengingat keputusannya dalam data tersebut
menjadi mualaf sejak dua menunjukkan perasaan yang
tahun lalu setelah selama nyaman dalam unsur
setengah tahun penuh keimanan ditunjukkan oleh
mempelajari Islam. Dia tokoh Khadija dalam
mengorbankan banyak hal pencarian jati dirinya setelah
untuk mempertahankan ia bimbang dengan
prinsip hidupnya yang keputusan hatinya yang
sekarang. (Ekowati, 2021: 13) banyak ditentang oleh
keluarganya. Namun, hal
tersebut sirna setelah ia

61
mempelajari Islam secara
mendalam dan akhirnya
memutuskan untuk masuk
agama Islam tanpa paksaan
siapa pun dengan keyakinan
yang kuat. Belajar dari data
tersebut, dalam kehidupan
nyata masih terdapat rasa
bimbang pada diri individu
ketika dihadapkan pada
masalah tertentu yang
banyak ditentang oleh orang
lain.

2. Dimulai dari sulitnya mencari Berdasarkan data di atas RI. Ry.


pekerjaan dengan dapat simpulkan bahwa data Bt.02
penampilannya yang di atas menggambarkan nilai
berkerudung. Namun, rasa iman yang menunjukkan
yakin Allah akan memberinya keyakinan seseorang tidak
rezeki terbukti sejak delapan akan berubah dan selalu
bulan lalu. Khadija mendapat menggantungkan dirinya
pekerjaan di sebuah kampus kepada tuhannya. Hal
Islam yang ada di Amsterdam. tersebut dibuktikan ketika
(Ekowati, 2021: 14) Tokoh Khadija mencari

62
pekerjaan dengan
menggunakan kerudung
dalam mencari pekerjaannya
tetapi banyak ditolak di
berbagai tempat, namun
keyakinan dan ketetapan
hatinya selalu bergantung
kepada Allah Swt. dan yakin
bahwa Allah akan
memudahkannya dalam
pekerjaannya. Dan keyakinan
tersebut dijawab oleh Allah
dengan hasil dari pencarian
Khadija yang kini bekerja di
sebuah kampus Islam yang
ada di Amsterdam. Berkaca
dari data tersebut, dalam
kehidupan nyata ini masih
terdapat individu yang
menyerah dan putus asa
terhadap segala cobaan yang
diberikan Allah Swt.
kepadanya. Hal tersebut
tidak dibenarkan dalam
63
Islam karena seseorang yang
memiliki keimanan kepada
tuhannya akan selalu
berikhtiar dan yakin bahwa
Allah akan membantunya di
setiap keadaan.

3. Khadija bersujud agak lama di Berdasarkan data di atas RI. Bl.


rakaat salat tarawihnya Dia dapat simpulkan bahwa Ms.03
menikmati pertemuannya Khadija merupakan seorang
dengan Tuhan sebelum bersiap muslimah yang taat, ia selalu
tidur. salat tepat waktu dan
Tak lupa, dia memanjatkan mengusahakan untuk
doa bagi kedua orang tua dan menyempurnakan salatnya,
kakak-kakaknya (Ekowati, dalam ibadahnya ia memiliki
2021: 15) keyakinan bahwa ia bisa
berkomunikasi dan bertemu
dengan tuhannya melalui
doa dan harapannya yang
besar agar keyakinan yang
kini diikutinya dapat
diterima oleh orang tuanya
yang sulit untuk menerima
hal baru dalam keluarga.

64
Berkaca dari data tersebut,
pada zaman modern ini
banyak manusia yang
tergesa-gesa dan lebih
mementingkan urusan
duniawinya daripada urusan
akhiratnya.

4. Khadija menggeleng. Berdasarkan data di atas RI. Pm.


"Memang aku tidak pernah dapat simpulkan bahwa data Ri.04
melihat malaikat tapi aku tersebut menunjukkan iman
percaya malaikat ada. seorang muslim yang
Setidaknya, dalam agamaku mempercayai makhluk
diwajibkan percaya kepada ciptaan Allah yang lain,
malaikat-malaikat Tuhan." dalam hal ini Khadija
(Ekowati, 2021: 17) menjelaskan bahwa ia
mempercayai Malaikat Allah
yang telah dituliskan dalam
rukun iman yang ketiga
bahwa setiap muslim wajib
mempercayai bahwa
malaikat itu ada meskipun
tidak dapat dilihat oleh mata
telanjang. Hal tersebut

65
berbanding terbalik dengan
kepercayaan yang diyakini
oleh orang pada kehidupan
saat ini, banyak individu
yang hanya menyatakan
bahwa dirinya meyakini
rukun iman namun hal
tersebut bukan serta merta ia
meyakininya dalam hatinya.

5. "Papa bilang, saat itu Mama Berdasarkan data di atas RI. Ba.
baru sadar tidak boleh dapat simpulkan bahwa Nico Bk.05
menikah dengan Papa karena yang menyadari bahwa
Papa bukan muslim." kedua orang tuanya berpisah
(Ekowati, 2021: 23) karena mereka berbeda
negara dan juga berbeda
keyakinan memiliki banyak
pertanyaan dalam dirinya.
Namun apa yang telah terjadi
tidak dapat diubah begitu
saja, keyakinan dan
keimanan dari ibunya sangat
kuat hingga dapat
memutuskan untuk berpisah.

66
dalam Islam memang tidak
diperbolehkan antara dua
insan yang berbeda
keyakinan menjalin
hubungan karena hal
tersebut dapat mengacaukan
keimanan dan dapat
menjerumuskan ke arah yang
buruk. Bercermin dari hal
tersebut, banyak individu
yang kini merelakan untuk
melakukan pernikahan di
luar aturan agamanya, di
mana hal tersebut sangat
tidak dibenarkan dalam
agama Islam.

6. Mala tersenyum. Sebelumnya Berdasarkan data di atas RI. Mm.


dia merasa terganggu dapat simpulkan bahwa Ki.06
mendapat pesan dari Khadija. Tokoh Mala yang jarang
Sekarang dia justru bersyukur. beribadah semenjak ia
Ajakan Khadija membuatnya menjadi mahasiswa, kembali
kembali menyentuh mukena tersadar dengan jati dirinya
dari ibunya. sebagai seorang muslim

67
"Di sana jangan lupa Shalat ya, ketika bertemu dengan
Nak." muslim lainnya sepertinya. Ia
Begitu pesan ibunya sambil merasa bimbang dan bingung
memberikan mukena itu dengan gejolak hatinya
padanya. Mala hanya semenjak bertemu dengan
mengangguk. (Ekowati, 2021: Khadija. tetapi apa yang dia
49) rasakan merupakan cerminan
keimanan yang masih
melekat dalam dirinya ketika
ia mengingat kembali pesan
dari ibunya untuk selalu
menjalankan kewajibannya
meskipun telah jauh dari
tempat tinggalnya terdahulu.
Bercermin dari data tersebut,
nyatanya dalam kehidupan
saat ini masih ada orang-
orang yang sengaja untuk
melalaikan kewajibanya
untuk melaksanakan ibadah
sholat sebelum diingatkan
oleh orang lain, hal tersebut
tidak jauh dari urusan
duniawi yang terus melekat
68
dalam diri manusia.
1. Unsur "Assalamualaikum," bisik Berdasarkan data di atas RIS. Ms.
Religiusitas Khadija sembari membuka dapat simpulkan bahwa data Kis.01
Islam pintu apartemennya. ini adalah tersebut menggambarkan
kebiasaannya. Mengucapkan bahwa perilaku yang
salam tiap kali masuk ke dilakukan oleh tokoh Khadija
apartemennya sendiri, walau merupakan representasi dari
tahu, tak ada seorang pun nilai Islam yang selalu
dalam apartemennya yang mengucapkan salam ketika
disewanya sendirian ini. ingin masuk ke suatu tempat,
(Ekowati, 2021: 11) baik yang telah dihuni
maupun tempat yang asing.
Khadija mengucapkan salam
menunjukkan nilai
keislamannya yang telah
mengalir dalam dirinya dan
selalu membiasakan diri
untuk mengucapkan salam di
berbagai tempat. Melihat
dari data di atas, banyak
yang tidak menjalankan
aturan seperti yang
ditunjukkan pada data
tersebut. Dalam kehidupan
69
saat ini, tidak banyak orang
mengucapkan salam atau
meminta izin terlebih dahulu
untuk masuk ke dalam suatu
ruangan yang bahkan tidak
dikenalinya.
2. "Alhamdulillah." Kata itu sering Berdasarkan data di atas RIS.
meluncur begitu saja dari dapat simpulkan bahwa Sy.Msy.01
mulutnya. Sebagai rasa syukur dalam data tersebut
atas hidupnya sekarang. menggambarkan perilaku
(Ekowati, 2021: 15) yang dilakukan oleh tokoh
Khadija merupakan
representasi dari nilai Islam
yakni mengucapkan kalimat
yang baik berupa hamdalah
meskipun tanpa disadarinya
terlebih dahulu. Sebagai
seorang yang tidak benar-
benar mengenal Islam
sebelumnya, Khadija sangat
bersyukur dapat menikmati
kehidupan barunya yang
bebas dari segala penderitaan
dari kebiasaan sebelumnya.
70
Ia menganggap bahwa
agama ini adalah agama yang
damai dan menerapkan
aturan yang bisa
menentramkan jiwa dan
hatinya sehingga memiliki
kesempatan untuk berubah
menjadi lebih baik lagi.
Menilik dari data tersebut,
kebanyakan orang pada masa
kini lebih mementingkan ego
dan kenikmatannya sendiri
tanpa menyadari bahwa apa
yang didapatkannya itu
merupakan karunia dan
berkah dari Tuhan Yang
Maha Esa.

3. Usai makan, Khadija bersiap Berdasarkan data di atas RIS. St.


shalat Isya, lalu akan dia dapat simpulkan bahwa data Kwb.03
lanjutkan dengan shalat tersebut menceritakan
tarawih sendirian. Selama tentang tokoh Khadija yang
bulan Ramadhan dia hanya pulang pada waktu malam di
shalat tarawih di hari Sabtu bulan puasa, dengan waktu

71
dan Minggu di Masjid siang yang sedikit lama
Euromuslim. (Ekowati, 2021: karena telah memasuki
15) musim panas, Khadija tidak
melupakan kewajibannya
untuk salat isya ketika waktu
sudah memasuki malam.
perilaku tersebut
menunjukkan nilai Islam
yang dipegang teugh oleh
Khadija dengan mendirikan
salat lima waktu dengan
ditambah ibadah sunat juga
yakni tarawih meskipun
dengan pelaksanaan yang
lebih sedikit.

4. "Assalamualaikum," sapa Berdasarkan data di atas RIS. Msm.


Khadija. Menurutnya itu dapat simpulkan bahwa data Pt.04
sapaan yang tepat. Selain tersebut menggambarkan
mendoakan sesama manusia, perilaku yang harusnya
jika gadis itu menjawabnya, dilakukan oleh setiap muslim
kemungkinan gadis itu juga untuk dapat memertahankan
seorang muslim. nilai dan keyakinannya
terhadap muslim lain, yaitu

72
"Wa.. alaikumus.. salam," mengucapkan salam kepada
jawab gadis di sampingnya orang lain. Perilaku terpuji
agak tersendat. (Ekowati, 2021: yang ditunjukkan oleh
33) Khadija tersebut dapat
dijadikan sebagai contoh
perilaku sederhana yang
dapat dilakukan di segala
tempat kecuali tempat yang
memang dilarang. Begitu
pula untuk menjawab salam,
setiap muslim wajib
menjawab salam ketika ada
seseorang yang
mengucapkan salam padanya
tanpa terkecuali.

5. "Aku sudah tahu seperti Berdasarkan data di atas RIS. Ma.


rambutmu dan apa warnanya. dapat simpulkan bahwa, Mat.05
Jadi kenapa masih harus meskipun seorang muslim
ditutupi di hadapanku?" tidak wajib menutupi
"itu kan dulu sebelum aku auratnya ketika di dalam
menjadi muslim. sekarang rumah maupun di dalam
tentunya aku harus mematuhi suatu ruangan, tetapi hal
perintah agamaku" tersebut tidak boleh
73
Pieter masih memandang dilakukan secara
heran pada Khadija. “Baiklah, sembarangan dan
aku tidak akan protes lagi. sekehendak hati karena telah
Kalau kamu yakin itu memang ditetapkan dalam agama
aturan agamamu, silakan bahwa setiap muslim wajib
laksanakan.” (Ekowati, 2021: menutupi anggota tubuhnya
70) ketika bertemu dengan orang
lain kecuali keluarganya.
Seperti yang dijelaskan
dalam Al-Quran surat Al-
Ahzab ayat 59.
‫َياَأُّيَه ا الَّنِبُّي ُق ْل َأِلْز َو اِج َك َو َبَناِت َك َو ِنَس اِء‬
‫اْلُم ْؤ ِمِنيَن ُي ْد ِنيَن َع َلْيِه َّن ِم ْن َج اَل ِبيِبِهَّن َذ ِل َك‬
‫َأْد َنى َأْن ُيْع َر ْفَن َفاَل ُيْؤ َذ ْيَن َو َك اَن ُهَّللا َغ ُف وًر ا‬
‫َر ِح يًم ا‬
“Wahai Nabi, katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri
orang-orang mu’min:
Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke tubuhnya. Yang
demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak
74
diganggu. Dan Allah Maha
Pengampun, lagi Maha
Penyayang. (Al-Ahzab (33):
59)”
Seperti yang dicontohkan
oleh Khadija ketika bertemu
saudara jauhnya, Pieter. Ia
merasa bahwa meskipun
Pieter telah mengenalnya
sejak kecil bahkan sebelum ia
menjadi mualaf, tetapi ia
tetap menutupi auratnya
karena Pieter tidak termasuk
dalam keluarganya yang asli.
Meskipun mereka dianggap
sebagai saudara.

6. Setelah berada di dalam kamar Berdasarkan data di atas RIS. St.


Anne, barulah Khadija dapat simpulkan bahwa data Mk.06
melepas kerudungnya. Dia tersebut menggambarkan
bersiap tidur. Tadi dia sudah sosok Khadija yang sedang
shalat maghrib dan isya' tepat menetap di kediaman
waktu. Dia memang berusaha saudaranya, dengan
shalat tepat waktu. Biasanya perjalanan yang cukup jauh
75
jika dia tidur di waktu dari tempat asalnya ia tidak
sekarang, dia akan terbangun lupa untuk melaksanakan
di sepertiga malam. Dia salat yang menjadi aturan
manfaatkan untuk shalat wajib dalam hidupnya sesuai
tahajud. (Ekowati, 2021: 72) dengan syari’at Islam. Tidak
jarang pula ia terbangun dari
tidurnya pada waktu
sepertiga malam untuk
melakukan sesuatu, namun
lebih daripada itu
keinginannya untuk
melakukan salat tahajud
pada waktu yang tidak
banyak orang bisa
melakukannya merupakan
sesuatu yang berbeda dengan
kesulitannya untuk dapat
memertahankan
keislamannya, bercermin dari
data tersebut, dalam
kehidupan nyata ini banyak
orang yang sering kali lalai
dan lupa untuk melakukan
salat tahajud pada waktu
76
yang telah ditentukan karena
hal tersebut merupakan hal
yang sulit untuk dilakukan.

7. "Pieter? kamu bangun malam- Berdasarkan data di atas RIS. Mq.


malam begini?" dapat simpulkan bahwa data Ms.07
"aku terbangun mendengar tersebut menceritakan
suara dari kamarmu." tentang tokoh Pieter yang
"Oh, maaf, suaraku merupakan saudara jauh dari
mengganggu tidurmu. Aku Khadija yang memiliki rasa
kebiasaan terbangun sekitar penasaran dengan suara
pukul tiga pagi. Daripada lantunan mendayu dari
mataku terbuka tanpa kamar saudaranya pada
melakukan apa-apa, lebih baik pukul tiga pagi. Dalam
aku shalat dan membaca Al- kehidupannya sebagai
Qur'an sedikit. Ah suaraku seorang dokter gigi, ia belum
terlalu keras ya?" pernah mendengarkan
"Kur...an?" ulang pieter, lantunan yang seindah itu.
matanya menyipit. Pieter yang ragu dengan
"Al-Qur'an. Itu kitab suci suara tersebut menanyakan
agamaku." (Ekowati, 2021: 74) apa yang terjadi di sana.
Khadija pun menjelaskan
bahwa lantunan tersebut
merupakan bacaan dari ayat

77
suci Al-Quran yang
dibacanya ketika ia tidak
berada di keramaian.
Dari gambaran data tersebut
dapat menjelaskan bahwa
Khadija senantiasa membaca
Quran sesuai dengan syariat
Islam yang menganjurkan
umat muslim untuk selalu
membacanya dan
mengagungkan ayat-ayat
suci tersebut. Melihat
kembali dari data tersebut,
banyak yang berbanding
terbalik dengan kehidupan
saat ini, banyak orang yang
telah melupakan bacaan
Quran karena mereka tidak
banyak membaca ayat suci
tersebut secara rutin.

8. Nico mengernyit, dia sudah Berdasarkan data di atas RIS. Ib.


terbiasa dengan kata shalat dapat simpulkan bahwa data Ki.08
yang diucapkan Mala. "sedang tersebut menggambarkan

78
dalam perjalanan seperti ini bahwa ibadah salat
kamu tetap harus shalat?" merupakan ibadah wajib
"Cuma sebentar." Mala yang tidak dapat
memandangi Nico sambil ditinggalkan walau sesibuk
tersenyum. "Dulu aku juga apa pun urusannya, hal
tidak peduli soal shalat saat tersebut telah termaktub
dalam perjalanan, apalagi di dalam rukun iman yang
negara orang. Tapi sejak ikut kedua yang menjadikan
mengaji dengan Khadija, aku ibadah tersebut menjadi
tahu itu ibadah yang sebaiknya sangat penting. Salat yang
tidak aku tinggalkan." dilakukan lima kali dalam
(Ekowati, 2021: 123) sehari mencerminkan nilai
keislaman dalam diri orang
tersebut yang membedakan
dengan orang-orang musyrik.
Seperti yang digambarkan
oleh Mala, meskipun ia
sedang dalam perjalanan,
ketika masuk waktu salat ia
harus segera menunaikannya
karena itu merupakan
kewajibannya sebagai
seorang muslim.

79
1. Unsur Menu berbukanya kali ini Berdasarkan data di atas RH. Mh.
Religiusitas berupa skotel kentang berlapis dapat simpulkan bahwa data Pmh.01
Ihsan sayuran dan daging sapi tersebut menjelaskan tentang
cincang yang dbelinya dari cara makan yang kini banyak
toko makanan halal. (Ekowati, berubah dalam dirinya
2021: 12) menegaskan pemahaman
mendalam dan banyak hal
yang dipelajari olehnya
setelah masuk Islam. Dengan
memakan makanan halal
yang khusus untuk orang
muslim sepertinya, Tokoh
Khadija berusaha untuk
menjadi lebih baik lagi dalam
membenahi hidupnya.
Berkaca dari data tersebut,
dalam kehidupan manusia
saat ini masih banyak orang
yang mencari makanan
dengan cara yang tidak
benar, mereka tidak
memperhatikan kehalalan
dari suatu makanan yang

80
didapatnya.

2. Tak pernah terbetik dalam Berdasarkan data di atas RH. Gh.


benaknya akan berubah seperti dapat simpulkan bahwa data Ny.02
ini. menjalani gaya hidup tersebut menceritakan
berbeda, mengubah cara tentang tokoh Khadija yang
berpakaiannya menjadi serba perlahan berubah semenjak ia
tertutup. (Ekowati, 2021: 13) mendengar suara azan yang
menenangkan dirinya ketika
berkunjung ke timur tengah.
Perubahannya membawa
hasil positif di mana ia kini
merasa lebih nyaman dengan
mengubah perspektif dan
gaya hidupnya. dalam data
tersebut mengandung nilai
ihsan yang tergambar pada
diri Khadija dengan
memahami nilai Islam secara
mendalam yang
dibuktikannya dengan
mengubah seluruh gaya
hidupnya. Dalam kehidupan
saat ini, nilai Ihsan tidak

81
banyak dipandang oleh
orang karena kehidupan ini
telah berubah ke arah yang
lebih modern sehingga
banyak orang yang
mengikuti perkembangan
zaman, hal memengaruhi
perubahan yang terjadi pada
pakaian dan gaya hidup saat
ini, di mana semuanya
menjadi lebih terbuka dan
banyak yang lebih
memperlihatkan aibnya
sendiri.

3. Terlalu melelahkan jika dia Berdasarkan data di atas RH. Mh.


harus shalat tarawih di masjid dapat simpulkan bahwa data Yd.03
setiap hari. Dia yakin, Allah tersebut mengandung nilai
memahami keadaanya, dan ihsan yang ditunjukkan pada
nilai ibadahnya tidak perilaku tokoh Khadija yang
berkurang. (Ekowati, 2021: 15) yakin pada dirinya dan rida
Allah ketika ia tidak
melaksanakan salat tarawih
setiap hari tetapi hakikat dan

82
nilai dari ibadahnya tidak
berkurang di hadapan Allah.
Hal tersebut bukan tanpa
alasan karena salat tarawih
sejatinya bukan ibadah wajib
yang harus dilakukan setiap
hari, ibadah ini hanya ada
pada bulan puasa dan
Khadija telah memahami
tingkatan tersebut
menunjukkan nilai ihsan
pada dirinya. Bercermin
kembali pada data tersebut,
kehidupan manusia saat ini
telah berubah dari segi
keyakinannya yang berujung
pada kelalaian yang
ditimbulkan manusia itu
sendiri. Ia yakin bahwa apa
yang dilakukannya telah
benar tanpa menyadari apa
pun yang diperbuatnya,
sehingga ia menganggap
perbuatan tersebut sebagai
83
nilai ibadah.

4. "Oh, karena kamu mualaf Berdasarkan data di atas RH.


namamu harus diganti dapat simpulkan bahwa data Mg.Nm.04
menjadi nama Islam ya?" tersebut mengandung nilai
"Mungkin tidak harus. Aku ihsan yang ditunjukkan pada
mengagumi nama Khadija istri kebanggaan tokoh utama
Rasulullah." (Ekowati, 2021: pada sosok Khadija istri
34) Rasulullah Saw. kebanggaan
tersebut tidak semata karena
tokoh utama menilai dari
sudut pandang dari literatur
yang ada, lebih dari itu
kekagumannya pada Islam
dan sosok yang
dibanggakannya tersebut
sampai pada tingkat ia
memiliki niat untuk
mengganti namanya yang
semula Marie van Hooven
menjadi Khadija dan
membuatnya nyaman.
Bercermin dari data tersebut,
manusia seharusnya dapat

84
mempercayai apa yang
dilakukan oleh orang lain,
sehingga orang tersebut tidak
terluka dan dapat
menimbulkan rasa simpati.

5. Terkadang saat ada yang Berdasarkan data di atas RH. Hl.


membutuhkannya sebagai dapat simpulkan bahwa data Ik.05
pengasuh anak, dia lakukan tersebut mengandung nilai
juga. Apapun pekerjaan halal ihsan yang tergambar dalam
yang ditawarkan teman atau perbuatan dari tokoh utama
kenalan temannya, dia yang selalu mengerjakan
kerjakan. (Ekowati, 2021: 48) sesuatu dengan ikhlas dan
niat semata karena Allah
karena sebagian besar
pekerjaan yang dilakukannya
termasuk dalam pekerjaan
halal yang menunjukkan
kehati-hatiannya dalam
memilih pekerjaan di tengah
negara yang notabene
muslim menjadi minoritas
disana. Bercermin dari data
tersebut, manusia seharusnya

85
percaya bahwa apa yang
dilakukan dan hasilnya
merupakan pertolongan dari
Allah Swt. kepada hambanya.

1. Unsur Hari Minggu dia habiskan di Berdasarkan data di atas RM. Pt.
Religiusitas Gedung Euromuslim dapat simpulkan bahwa data Mg.01
Muamalah Amsterdam. Menambah tersebut mengandung nilai
pengetahuannya tentang muamalah yang tergambar
Islam, juga membantu pada tokoh Khadija yang
membagi pengetahuannya banyak membantu sesama
kepada anak-anak muslim muslim dengan mengajarkan
yang mengaji disana. (Ekowati, bacaan ayat suci Al-Qur'an
2021: 15) khususnya pada anak-anak
yang ada disana. perbuatan
mengajar ini merupakan
hubungan antara manusia
dengan manusia yang saling
menguntungkan dan dapat
membantu untuk dapat
berkembang. Bercermin dari
data tersebut, manusia
seharusnya dapat membantu
sesama manusia meskipun

86
tidak membutuhkan bantuan,
namun pada era saat ini
manusia lebih sering tak acuh
dan lebih mementingkan
dirinya sendiri.

2. Khadija tidak mengajar secara Berdasarkan data di atas RM. Mg.


cuma-cuma. awalnya Khadija dapat simpulkan bahwa data Bs.02
menolak saat Meneer Sebastian tersebut menggambarkan
Konings memberikannya tentang perbuatan
sejumlah uang. Dia merasa bersedekah secara tersirat
tidak enak menerima bayaran yang dilakukan oleh keluarga
dari mengajari orang lain Meneer, Khadija yang saat itu
membaca ayat-ayat Allah. hanya ingin mengajari anak-
Tapi, meneer yang baik hati itu anak dari Meneer Konings
tetap memaksa. (Ekowati, tetapi ia diberi uang untuk
2021: 32) hasil pengajarannya tersebut.
Berkaca dari hal tersebut,
kejadian yang dialami oleh
khadija tidak banyak
dilakukan oleh orang-orang.
Pada era saat ini banyak
orang yang meminta bantuan
untuk bekerja di tempat

87
mereka tetapi sifatnya tidak
mencerminkan sebagai
interaksi kepada orang lain.

3. Sudah sebulan ini dia Berdasarkan data di atas RM. Fs.


mengikuti pengajian di sini. dapat simpulkan bahwa Bn.03
Dia tertarik ikut sejak Khadija seorang muslim sangat
menceritakan komunitas ini. dianjurkan untuk dapat
Dia kagum pada ide muslim memberi bantuan sekecil apa
asal Indonesia yang tinggal di pun kepada saudara muslim
kota ini, memberikan fasilitas lainnya yang membutuhkan,
tempat beribadah. (Ekowati, hal tersebut tergambar dalam
2021: 52) perilaku saling menolong
yang dilakukan oleh
komunitas muslim yang ada
di Belanda untuk dapat
memberikan fasilitas yang
memberikan rasa nyaman
agar penduduk muslim di
sana betah, dan selalu
beribadah di sana. Bercermin
dari data tersebut, setiap
umat muslim seharusnya bisa
mengikuti pengajian yang

88
diadakan di tempatnya
masing-masing sehingga
dapat menambah ilmu dan
memperdalam keislamannya.

4. Tapi, Mala berbeda. Gadis itu Berdasarkan data di atas RM. Mb.
terlihat tulus ingin dapat simpulkan bahwa nilai Mn.04
membantunya. Selain itu, muamalah yang ditunjukkan
tawaran mala menyampaikan dalam data tersebut adalah
kabar ke ibunya, perilaku Mala yang ingin
memunculkan perasaan lain. membantu Nico untuk pergi
Rasa rindu yang sekian lama ke Indonesia dan kembali
dia pendam. (Ekowati, 2021: bertemu dengan ibunya yang
110) telah lama berpisah. Rasa
menolong yang dirasakan
oleh Mala menimbulkan
perasaan rindu kepada
ibunya juga, hal tersebut
karena perasaan anak kepada
ibunya lebih kuat daripada
kepada ayahnya. Bercermin
dari hal tersebut, setiap insan
manusia seharusnya saling
menolong satu sama lain

89
tanpa pamrih dan tanpa
mengharapkan penghargaan
sehingga seseorang yang
ditolong dapat
menyelesaikan masalahnya
dengan perasaan yang lega.

5. Mala tersenyum." kalau kamu Berdasarkan data di atas RM. Mr.


percaya padaku, biar aku yang dapat simpulkan bahwa nilai Bisa.05
mengurus pembelian tiketmu. muamalah yang ditunjukkan
Aku cukup berpengalaman." dalam data tersebut
"Baiklah akan kutransfer menggambarkan nilai
semua biayanya padamu. Aku muamalah karena terdapat
akan mengurus semua yang hubungan manusia dengan
berkaitan dengan perjalanan manusia lainnya yang
ini secepatnya." tergambar dalam perilaku
"Aku akan minta bantuan Nico yang merasa bingung
temanku panitia festival dan bimbang untuk pergi ke
supaya memesankan tiket Indonesia, namun
untukmu ke Indonesia. keberuntungan berpihak
Semoga kita masih bisa satu pada Nico yang berteman
pesawat." (Ekowati, 2021: 112) dengan Mala. Mala
menawarkannya untuk pergi
bersamanya dengan

90
membantunya mengurus
semua biaya penerbangannya
dan bekerja sama dengan
temannya yang juga
pengurus festival yang akan
diadakan di Indonesia.
Perbuatan antara Nico dan
Mala ini merupakan nilai
muamalah yang berfokus
pada hubungan hutang
piutang meskipun tidak
dijelaskan secara merinci, hal
tersebut terjadi karena Nico
berhutang pada Mala tentang
kepengurusan dalam biaya
penerbangannya. Bercermin
dari data tersebut, setiap
manusia wajib melunasi
setiap pembayaran yang
dilakukan olehnya, hal
tersebut tergolong berat
karena hutang piutang
merupakan tanggungan yang
terus dibawa oleh manusia
91
sampai meninggal.

6. Meneer Thomas van Dijk, ayah Berdasarkan data di atas RM. Hb.
Nico, sangat mendukung niat dapat simpulkan bahwa Mb.06
anaknya. Walau sudah tak membantu sesama yang
pernah berhubungan dengan sedang kesusahan
mantan istrinya itu, dia merupakan naluriah manusia
berharap Nico dapat kembali yang tumbuh sejak lahir,
akrab dengan ibu kandungnya. naluri tersebut tidak
Dia yakin suatu hari nanti saat memandang baik buruknya
Nico sudah dewasa akan seseorang, hal tersebut
mencari sendiri ibunya. Jadi, digambarkan oleh ayah dari
dia senang sekali saat Nico tokoh Nico, di mana ia rela
datang, Menyampaikan membantu anaknya yang
keinginan mengunjungi ingin pergi ke tempat ibunya
ibunya. Ayahnya malah yang berada di Indonesia.
menitipkan sedikit hadiah Nilai muamalah yang
untuk mantan istrinya itu tercermin dari perilaku ayah
sebagai bentuk keinginan dari Nico ini merupakan
menjalin hubungan baik. gambaran transaksi yang
(Ekowati, 2021: 121). dilakukan oleh keduanya,
selain itu ayahnya juga
merasa senang meskipun ia
telah berpisah selama hampir

92
lima belas tahun dengan
istrinya dengan menitipkan
sedikit hadiah kepada Nico
untuk diberikan kepada
ibunya. Bercermin dari data
tersebut, manusia pada
zaman ini banyak melupakan
kewajibannya untuk
membantu kepada
sesamanya serta banyak yang
memandang perilaku
seseorang dari luarnya saja,
bukan dari perilaku yang
diperbuatnya.

93
Lampiran 2
Sinopsis Novel

Cahaya mentari sore menciptakan warna keemasan di


permukaan Sungai Amstel. Mengingatkan Nicolaas van Dijk,
mahasiswa arsitektur yang juga foto-grafer, pada sosok gadis
Belanda dengan nama tak biasa, Khadija Veenhoven. Gadis yang
terekam kameranya dan menghasilkan sebuah foto "aneh".

Rasa penasaran pada Khadija mengusik kenangan Nico


akan ibu yang mening-galkannya saat kecil. Tak pernah terpikir
olehnya untuk mencari sang ibu, sam-pai Khadija
memperkenalkannya pada Mala, penari asal Yogya yang
mendapat beasiswa di salah satu kampus seni di Amsterdam.

Ditemani Mala, Nico memulai pencariannya di tanah


kelahiran sang ibu. Na-mun Pieter, dokter gigi yang terpikat pada
Mala, tak membiarkan Nico dan Mala pergi tanpa dirinya. Dia
menyusul dan menyelinap di antara keduanya. Tatkala Nico
memutuskan berdamai dengan masa lalu, seolah Tuhan belum
mengizinkannya memeluk kebahagiaan. Dia didera kehilangan
dan rasa kece-wa itu dia lampiaskan pada Khadija yang telah
mengajarinya menabur benih harapan.

Kembali nico mencari jawaban. Hingga sinar yang


memantul di permukaan sungai Amstel menyadarkannya. Apa
yang dicarinya ada di kota Amsterdam ini dan sejak awal sudah
mengiriminya pertanda. Akankah kali ini Nico berhasil memeluk
kebahagiannya dengan gadisnya sendiri.

94
Lampiran 3
Biodata Penulis Novel

Arumi Ekowati merupakan penulis kelahiran 6 Mei 1974 fi


Jakarta, ia merupakan penulis ulung yang banyak merintis buku
dengan tema religius dan romance. Ia merupakan alumnus dari
Universitas Trisakti Jakarta yang telah mencetak hampir 50 karya
cerpen.

Tahun 2011 mulai menulis novel. Novel pertamanya yang


terbit berjudul “Saranghaeyo”, merupakan novel cerita Korea,
yang disusul judul lainnya yaitu : Symphony of Love, Four
Seasons of Love, dan Sweet Sonata. Novel-novel tersebut terbit
dengan nama pena Karumi Iyagi. Lalu menulis novel cerita Jepang
berjudul “Sakura Wish” dengan nama pena Harumi Kawaii.

Selain menulis cerpen, ia juga gemar melukis sepatu dan


menulis cerita fiksi untuk orang-orang yang lebih dewasa.
Karyanya mulai meluncur pada tahun 2005 dengan judul “Kucig
Misterius” dan banyak disuka oleh orang-orang pada masanya.
Setelahnya ia banyak melahirkan cerpen yang lain dan dimuat
oleh majalah remaja seperti Hai, Wonder Teen, serta Majalah
Kawanku.

Pada tahun 2021 kemarin ia kembali melahirkan karya


besar dengan jangkauan yang lebih luas dan menjadikannya
sebagai novelis atas yang mampu bersaing dengan novelis besar
lainnya melalui Novel “Merindu Cahaya De Amstel” yang mampu
diadaptasi kedalam Film layar lebar di Indonesia.

95
Berita Acara
Kartu bimbingan

96

Anda mungkin juga menyukai