SKRIPSI
OLEH
NIM : 19020074038
2
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 19020074038
Dewan Penguji
1. Prof. Dr. Haris Supratno ……………………………….
NIP 195509281982031004
Surabaya,
Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Fakultas Bahasa dan
Seni
ii
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA Indonesia
Alamat: Gedung T4 Kampus Lidah Wetan, Telepon (031) 7527527
Surabaya,
Yang menyatakan,
ii
HALAMAN MOTTO
Charles Darwin
iv
HALAMAN PESEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
vi
perpustakaan Universitas Negeri Surabaya atas
kebaikan dan bantuannya dalam merekomendasikan
literatur sebagai sumber bacaan.
9. Karyawan serta tendik dan tenaga kebersihan Fakultas
Bahasa dan Seni yang senantiasa memberikan pelayanan
terbaik untuk rasa nyaman dan aman bagi seluruh
mahasiswa.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI.........iv
HALAMAN MOTTO.....................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................vi
KATA PENGANTAR.....................................................................vii
DAFTAR ISI.....................................................................................viii
ABSTRAK........................................................................................ix
BAB 1: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................3
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................4
1.4 Manfaat Penelitian........................................................4
1.5 Definisi Istilah...............................................................5
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian yang Relevan................................................7
2.2 Landasan Teori ..............................................................8
2.2.1 Nilai Religiusitas.........................................................10
2.2.1.1 Akhlak.......................................................................12
2.2.1.2 Iman...........................................................................15
2.2.1.3 Islam...........................................................................16
2.2.1.4 Ihsan...........................................................................17
2.2.1.5 Muamalah.................................................................19
BAB III: METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian..............................................................19
3.2 Pendekatan Penelitian..................................................19
3.3 Sumber Data dan Data Penelitian..............................20
3.4 Teknik Pengumpulan Data.........................................21
3.5 Teknik Analisis Data....................................................25
3.6 Teknik Pengujian Keabsahan Data ...........................26
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Nilai Religiusitas dalam Novel Merindu Cahaya de Amstel
...........................................................................................................27
4.1.1 Akhlak..........................................................................27
4.1.2 Iman..............................................................................30
viii
4.1.3 Islam..............................................................................33
4.1.4 Ihsan..............................................................................38
4.1.5 Muamalah....................................................................40
BAB V: PENUTUP
5.1 Simpulan.........................................................................44
5.2 Saran................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA......................................................................46
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
each character. In the value of muamalah religiosity, there are 6 data, and
the value is shown in the behavior of mutual help, deliberation, debt
activities carried out by the characters Mala, Nico, Khadija, and Pieter in
their daily lives.
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
memfokuskan penelitian pada aspek akhlak, iman, islam, ihsan
dan muamalah dalam kehidupan bermasyarakat dan tercermin
dari dialog tokoh dalam novel Merindu Cahaya de Amstel karya
Arumi Ekowati.
Sosiologi sastra merupakan sebuah teori dan pendekatan yang
memahami karya sastra dalam hubungannya dengan konteks
masyarakat (Wiyatmi, 2013:134). Kajian ini berfokus pada realitas
sosial dalam sastra yang tidak bisa dilepaskan dari latar belakang
pengarang. Sosiologi sastra juga merupakan salah satu disiplin
ilmu yang bersifat multidisipliner karena merupakan gabungan
dari dua disiplin ilmu, sosiologi dan sastra (Supratno, 2022:12).
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa sosiologi sastra
sebagai pendekatan terhadap karya sastra yang lebih berfokus
pada sesuatu yang bersifat sosial, sesuatu yang bersifat sosial
inilah yang dapat menggambarkan kehidupan masyarakat dalam
menjalankan kehidupannya serta dapat memaknai nilai yang ada.
Sastra sendiri merupakan hasil kehidupan jiwa yang menjelma
dalam tulisan atau bahasa tulis yang menggambarkan atau
mencerminkan peristiwa kehidupan masyarakat atau anggota
masyarakat itu (Suprapto, 2018:3), kemunculan suatu karya sastra
banyak berhubungan langsung dengan suatu fenomena atau
persoalan yang sedang terjadi yang diangkat oleh penulis utuk
menggambarkan ekspresi dan bentuk kehidupan yang terjadi pada
waktu yang bersamaan.
Masalah atau persoalan yang banyak terjadi di masyarakat
sangat berpengaruh terhadap bentuk serta wujud sastra yang
dibuat. (Fitria, 2019) juga menambahkan bahwa nilai dan unsur
dalam teks sastra yang berkaitan dapat menyampaikan pesan yang
lebih natural kepada pembaca. Karya sastra ditulis dan diciptakan
oleh pengarang selain untuk hiburan juga dapat digunakan
sebagai pesan yang dapat dipetik untuk diterapkan dalam
kehidupan. Penulis juga banyak menuangkan ide, pengalaman
dan emosi yang dibawa penulis kepada pembaca dengan harapan
apa yang dibawa dalam karya tersebut nantinya dapat dijadikan
sebagai pedoman dan gambaran untuk dapat menjalankan
kehidupan yang bermoral.
Nilai Religiusitas yang terdapat dalam novel Merindu Cahaya de
Amstel karya Arumi Ekowati belum pernah dianalisis maupun
2
diteliti. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang akan
peneliti lakukan tergolong dalam penelitian yang baru. Sejalan hal
tersebut, novel ini memiliki alur cerita yang menarik dan
mengandung nilai religiusitas yang dapat dipelajari dan dijadikan
sebagai cerminan dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya konflik
yang padat serta nilai religiusitas yang terkandung dalam novel
Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati ini membuat
peneliti tertarik untuk mengkaji aspek religi dalam novel dan
memfokuskan penelitian tentang religiusitas yang bertujuan untuk
memperoleh suatu pengetahuan baru dalam karya sastra,
memahami fungsi nilai religiusitas bagi kehidupan manusia, serta
mengantisipasi dampak dari religiusitas yang belum banyak
dikenal oleh orang lain.
Penelitian ini juga memiliki keunikan tersendiri karena selain
membahas religiusitas yang berfokus pada hubungan seseorang
dengan agama dan tuhannya (habluminallah), juga membahas
tentang perasaan dan perilaku seseorang saat berhubungan
dengan sesama manusia (habluminannas) yang ditunjukkan ketika
manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam lingkup
religiusitas.
Berdasarkan kajian dan arah penelitian tentang religiusitas
dalam novel ini, alasan peneliti tertarik menggunakan novel
merindu cahaya de amstel karya Arumi Ekowati ini sebagai objek
penelitian, yaitu pertama, novel tersebut banyak menampilkan
perjalanan hidup seseorang yang berjuang untuk
mempertahankan agamanya di negara asing di tengah
kepercayaan lain yang berbeda. Kedua, novel ini memiliki banyak
nilai religius, sosial, pendidikan dan moral yang sangat
bermanfaat bagi pembaca serta dapat menunjukkan nilai religius
yang utuh kepada masyarakat serta cerita yang banyak
menampilkan aspek kehidupan dan permasalahannya. Ketiga,
dalam novel ini banyak menawarkan cerita religius dengan kisah
cinta yang berbeda dengan meramu semuanya menjadi satu dan
menjadi cerita yang menarik dan mengalir.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimana nilai religiusitas akhlak dalam novel Merindu
Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati?
2. Bagaimana nilai religiusitas iman dalam novel Merindu
Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati?
3. Bagaimana nilai religiusitas islam dalam novel Merindu
Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati?
4. Bagaimana nilai religiusitas ihsan dalam novel Merindu
Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati?
5. Bagaimana nilai religiusitas muamalah dalam novel
Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati?
a. Manfaat Teoritis
4
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk menambah khazanah pengetahuan dalam
teori sastra serta dapat memberikan informasi mengenai nilai
religiusitas dalam novel khususnya dalam novel merindu
cahaya de amstel karya Arumi Ekowati.
b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu:
1. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai sumber literatur serta gambaran dalam
pengapresiasian karya sastra, khususnya dalam
karya sastra novel.
2. Bagi peneliti lain
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan acuan penelitian yang relevan
dengan pada penelitian selanjutnya.
3. Bagi pengajar
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan
oleh pengajar sebagai referensi bahan ajar
perspektif sastra sehingga dapat meningkatkan
kualitas analisis dalam pembelajaran apresiasi
sastra, khususnya dalam sastra novel.
5
4. Nilai Islam adalah ajaran yang merupakan kumpulan dari
berbagai prinsip kehidupan, ajaran tentang bagaimana
seharusnya manusia dapat menjalankan kehidupannya
yang hanya merupakan dunia fana ini, antara satu prinsip
dengan prinsip lainnya dapat terkait sehingga dapat
membentuk satu kesatuan utuh
5. Nilai Ihsan adalah melakukan perbuatan baik dan benar
sesuai dengan syariat Islam yang dapat mendatangkan
manfaat kepada orang lain, perbuatan ini dapat dilihat
sebagai ibadah yang bisa mengangkat derajat manusia di
hadapan Allah Swt.
6. Nilai Muamalah merupakan suatu kegiatan yang
mengatur hal-hal yang berhubungan dengan tata cara
serta kegiatan manusia sehari-hari dengan manusia
lainnya dalam berbagai aspek (Shidiq, 2010).
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
7
Fauzi, (2022). Hasil dari penelitian tersebut dapat dilihat
dari penemuannya mengenai aspek iman, aspek islam, aspek
akhlak, dan aspek muamalah yang diambil dari nilai religius
yang terdapat dalam novel yang diteliti. Aspek iman
digambarkan dengan sikap penghambaan seseorang kepada
Tuhannya, aspek islam digambarkan dengan kepatuhan dan
ketundukan seseorang kepada tuhannya, aspek akhlak
berupa tingkah laku manusia terhadap tuhannya. aspek
muamalah digambarkan dengan tolong-menolong untuk
kehidupan masing-masing.
Akbar, (2020). Hasil dari penelitian tersebut dapat dilihat
dari penemuannya mengenai nilai religius yang terbagi
menjadi tiga bagian yakni 1) Aqidah, 2) Akhlak serta 3)
Ibadah. Aspek akidah digambarkan dengan ajaran tentang
keimanan manusia yang langsung berhubungan dengan
tuhannya, yakni terhadap keesaan Allah Swt. Aspek Akhlak
digambarkan sebagai adab atau perbuatan yang mencakup
baik buruknya seseorang dalam melakukan tugasnya, juga
merupakan hubungan secara tidak langsung antara manusia
dengan sesamanya. Aspek Ibadah digambarkan sebagai
amalan yang dilakukan oleh seseorang dalam mengharapkan
rida Allah Swt.
Dari lima penelitian tersebut terdapat persamaan dan
perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan dari penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah teori
yang digunakan, yakni teori Sosiologi sastra yang berfokus
pada kajian religiusitas. Perbedaannya terdapat pada sumber
data serta fokus kajian, pada penelitian sebelumnya hanya
menggunakan beberapa fokus kajian yang telah
disempurnakan dengan menggunakan lima kajian. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
novel Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati.
8
konsepsi seseorang terhadap agama dan atau tingkat
komitmen seseorang kepada agamanya (Jaenudin, 2021:21).
Apa yang digambarkan dalam tingkat konsepsi seseorang
merupakan pengetahuan pengalaman seseorang dalam
menjalankan agama sesuai dengan pemahaman yang
dimilikinya. Hal tersebut tidak jah dari pandangan mengenai
aturan dan pola dalam agamanya sendiri.
Peraturan dalam agama wajib dilaksanakan oleh setiap
individu yang mengikuti ajaran yang dipilihnya. Hal tersebut
berfungsi untuk mengikat dan mengutuhkan diri seseorang
atau sekelompok orang dalam hubungannya dengan Tuhan,
sesama manusia serta bagi alam sekitarnya. Menurut
(Supratno, 2022) terdapat beberapa perbedaan antara religi
atau agama dengan religiusitas. Religi merupakan aspek
kepercayaan yang bersifat formal berkaitan dengan aturan
serta larangan yang wajib ditaati oleh semua pengikutnya,
sedangkan religiusitas mengambil dari sifat serta tingkatan
kepercayaan yang lebih tinggi merujuk pada aspek religi yang
diyakini serta dihayati oleh setiap individu dalam hati.
Agama merupakan praktik perilaku tertentu yang
dihubungkan dengan kepercayaan yang dinyatakan oleh
institusi tertentu yang dianut oleh anggota-anggotanya.
Agama memiliki kesaksian iman, komunitas dan kode etik,
dengan kata lain spiritual memberikan jawaban siapa dan apa
seseorang itu (keberadaan dan kesadaran), sedangkan agama
memberikan jawaban apa yang harus dikerjakan seseorang
(perilaku atau tindakan). (Taufiq, 2020:60). Jadi seseorang
dapat dikatakan telah memiliki kesadaran dan karakter
religius dalam islam ketika ia dapat berperilaku dan berakhlak
sesuai dengan apa yang diajarkan dan diterapkan dalam islam.
berkaitan dengan perilaku dan kesadaran beragama, seseorang
yang memiliki jiwa religius dapat menampilkan serta
menerapkan aspek-aspek agama dalam kehidupannya baik
secara eksplisit maupun secara implisit.
Kesadaran beragama merupakan aspek yang terasa kuat
dalam pikiran karena dikontrol oleh kebiasaan dan kekuatan
mental seseorang dalam aktivitas beragama, hal tersebut
sejalan dengan pengalaman beragama dalam diri seseorang,
9
pengalaman beragama merupakan perasaan yang dapat
membawa seseorang untuk bisa meyakini tindakan yang
dilakukan serta dapat mempertanggungjawabkan
tindakannya sendiri.
Dalam religi terdapat beberapa unsur yang penting untuk
dapat membangun fondasi religiusitas, yaitu unsur keyakinan
terhadap ajaran agama serta unsur pelaksanaan dalam ajaran
agama itu. (Ismail, 2019:89). Pendapat tersebut senada dengan
(Supratno, 2022) yang berpendapat bahwa agama juga
memiliki beberapa aspek yang digunakan untuk dapat
membatasi seseorang agar tidak terjerumus dalam perilaku
yang buruk. Beberapa aspek tersebut diantaranya ialah akhlak,
iman, Islam, ihsan, serta muamalah.
2.2.1.1 Akhlak
Akhlak adalah suatu bentuk urusan yang berkaitan
dengan batin seseorang, hal tersebut dapat disamakan
dengan ciptaan diri atau fisik manusia yang terlahir sebagai
suatu bentuk yang lahiriah sebagai bentuk hakekat yang ada
dalam diri.. (Rizal, 2018:72). Akhlak merupakan kebiasaan
atau sikap yang mendalam di dalam jiwa, sesuatu yang dapat
diperoleh dan dipelajari, memiliki ciri-ciri istimewa yang
menyebabkan perilaku sesuai dengan fitrah Ilahiah dan akal
sehat. Dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan bentuk
batin yang dibawa oleh manusia sejak lahir dan berkembang
di masyarakat.
Akhlak manusia dapat disamakan dengan bentuk lahir
manusia yang tidak dapat diubah tanpa perubahan yang
dilakukan oleh dirinya sendiri, akhlak mulia dapat
mengarahkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya,
baik kebahagiaan di dunia dan kehidupannya di akhirat.
Akhlak merupakan bagian terpenting dalam diri
manusia dalam kehidupan beragama, dalam perspektif islam
akhlak memiliki derajat serta tingkatan yang tinggi sebagai
ukuran kepribadian seorang muslim yang tumbuh dan
menyatu di dalam orang tersebut. Meskipun sifatnya abstrak
dan tidak dapat dilihat oleh mata, akhlak dapat tercermin dari
perbuatan dan tingkah laku yang dilakukan seseorang dalam
10
sifat yang baik seperti; sabar, kasih sayang, serta memiliki
toleransi terhadap sesama.
Akhlak terbagi menjadi tiga bagian yang dipisahkan
berdasarkan sifat dan kepribadiannya ketika berinteraksi
dengan kehendak lainnya:
1. Akhlak manusia kepada Tuhannya
Akhlak kepada Allah SWT dapat dilihat dari diri
seseorang dengan melihat dari tingkah laku dan
keberibadatannya, dalam ajaran Islam yang bersifat
universal manusia dapat beradaptasi dan
mengaktualisasikan perbuatan dan perintah Allah dalam
kehidupan individu, masyarakat dan negara secara
maksimal. Aktualisasi dan penerapannya dapat dikaitkan
dengan pelaksanaan hak serta kewajiban manusia kepada
tuhannya.Penerapan akhlak seorang hamba kepada
tuhannya terlihat dari pengetahuan, sikap, perilaku, dan
gaya hidupnya yang dipenuhi dengan kesadaran dan
ketauhidan kepada Allah SWT secara ikhlas.
Menurut (Bakhtiar, 2016:19) terdapat dua alasan
mengapa manusia harus berakhlak kepada Allah Pertama,
karena Allah yang telah menciptakan manusia Kedua,
Karena Allah yang telah memberikan kelengkapan
pancaindra dan anggota badan yang kokoh serta
sempurna kepada manusia.
2. Akhlak manusia kepada dirinya sendiri
Akhlak terhadap dirinya sendiri adalah sikap
seseorang, perbuatan serta perilaku yang dilakukan atas
keinginan dan kemauan dari hati nuraninya sendiri.
(Mahmud, 2017) berpendapat bahwa akhlak terhadap
dirinya sendiri adalah bagaimana seseorang dapat
bersikap dan berbuat yang terbaik untuk dirinya, karena
dari keinginannya tersebut seseorang akan menentukan
sikap dan perbuatannya kepada orang lain, akhlak
tersebut dapat membawa seseorang ke dalam pemikiran
yang membuatnya dapat berubah sesuai dengan apa yang
dilakukan baik secara jasmani maupun secara rohani.
Agama juga menjelaskan secara lengkap tentang
perilaku dan perbuatan manusia yang sejatinya harus bisa
11
mengendalikan diri sendiri sehingga tidak melakukan
perbuatan apapun diluar kemampuannya. Hakikat
manusia sebagai makhluk mempunyai kewajiban
terhadap dirinya sendiri, juga sifatnya sebagai insan yang
derajatnya lebih rendah sehingga tidak dapat melepaskan
kewajibannya kepada Allah.
Manusia sejatinya memiliki kewajiban kepada diri
sendiri yang harus ditunaikan untuk dapat menyelesaikan
haknya. Kewajiban ini tidak secara khusus dilakukan
untuk dirinya sendiri, namun lebih dari itu manusia
berkewajiban untuk menyelaraskan unsur yang baik dan
buruk dalam dirinya sendiri sebelum menghadapi
kehidupan di masyarakat. Dalam diri manusia memiliki
unsur jasmani dan rohani serta akal pikiran yang dapat
membedakan antara dirinya sendiri dengan makhluk lain.
3. Akhlak manusia kepada orang lain
Akhlak terhadap orang lain merupakan sifat yang
penting yang wajib dimiliki oleh setiap orang karena
dengan memiliki sifat yang baik kepada orang lain maka
penilaian dan pandangan seseorang terhadap diri sendiri
akan berubah dan menjadi lebih baik. Menurut (Susanti,
2016) dalam agama terdapat banyak petunjuk untuk dapat
memperbaiki dan menjadikan akhlak manusia menjadi
lebih baik, seperti bersabar, bersyukur serta menolong
orang lain.
Menolong orang lain tidak dapat dilakukan jika
seseorang memiliki hati yang buruk dan tidak mengikuti
apa yang diajarkan oleh agama, tetapi seseorang yang
dapat menggunakan pengetahuan dan mengontrol emosi
dapat menciptakan satu tujuan yang dapat menjadikan
perasaan terhadap orang lain menjadi lebih baik.
Perbuatan tersebut tidak dapat dilakukan bila
seseorang tidak memiliki kesadaran yang lebih luas dan
terbuka, akhlak rendah hati, sopan, serta santun harus
dapat dimiliki dan diterapkan dalam setiap kehidupan
sehari-hari. Penerapan akhlak tersebut dapat dilakukan
dimanapun dan terlepas dari aturan yang mengikat
manusia dalam hidupnya serta dapat memberikan
12
ketenangan batin dan rohani bagi individu yang dapat
berbuat lebih baik.
2.2.1.2 Iman
Pengertian iman ialah percaya atau yakin terhadap
suatu kebenaran serta dapat mempertahankan kebenaran
tersebut dengan cara membenarkan dalam hati kemudian
diucapkan secara lisan dan dikerjakan melalui amal
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Iman secara
bahasa adalah percaya, setia dan melindungi sesuatu di
tempat yang aman, menurut (Dailami, 2012:79) iman
merupakan suatu pembenaran terhadap suatu hal dimana
pembenaran tersebut tidak dapat dipaksakan oleh siapapun
karena iman sejatinya terletak dalam hati yang hanya bisa
dikenali dan dipahami oleh individu itu sendiri. Oleh sebab
itulah seseorang tidak dapat melihat hakikat keimanan
seseorang, apalagi memaksakannya.
Pengertian iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah
adalah hakikat dari perbuatan dan ikrar dalam hati,
pengucapan secara lisan, serta pengamalan dengan anggota
badan dan perbuatan. Dengan demikian iman yang
dilandaskan oleh hati, perbuatan dan pengucapan dapat
secara mutlak diakui dan diterima oleh setiap kalangan
masyarakat. Iman atau keyakinan merupakan jiwa dalam
unsur religius, keyakinan yang dapat dipercaya dapat
menjadikan seseorang memiliki pandangan serta tujuan
untuk hidup yang jelas. Dalam pandangan ajaran Islam,
setiap individu tidak cukup kalau hanya menyatakan
bahwa mereka percaya kepada Allah Swt. tetapi tidak bisa
melaksanakan dan mempercayai kekuasaan serta
keagungan-nya.
Iman dalam diri seseorang dapat terlihat ketika
mereka meyakini dan menerapkan keyakinan mereka
dalam kehidupan sehari-hari. Iman yang baik dan yakin
dapat diwujudkan ketika manusia benar-benar menyadari
posisi dan ketaatannya dalam aturan agamanya, pendapat
lain mengatakan bahwa iman dalam keyakinan agama
Islam terbagi atas enam dasar yang digolongkan menjadi
13
rukun iman (Tarmizi, 2002:10), keenam rukun tersebut
memiliki tingkatan serta derajat masing-masing,
diantaranya:
14
6. Iman kepada Qada’ dan Qadar
Iman kepada qada dan qadar yaitu percaya bahwa
ketetapan Allah itu mutlak, ketetapan ini berada jauh
sebelum alam semesta terbentuk dan takdir manusia
untuk dapat hidup di dunia ini adalah hak, Setiap muslim
wajib percaya dengan ketetapan dan takdir Allah.
Aturan dan posisi agama sangat penting dalam
hidup manusia agar tidak terjerumus dan menjauh dari apa
yang telah ditetapkan dalam aturan yang benar, bila
seseorang tidak dapat mempertahankan keimanannya,
maka hati dan pikiran individu dapat berubah dengan
cepat searah dengan pengaruh lingkungan di sekitarnya.
Oleh karena itu, iman dan aturan agama harus dapat
bergerak sejajar dan mempertimbangkan kejadian yang
dapat mempengaruhi pemikiran dalam hidup manusia.
2.2.1.3 Islam
Islam merupakan kata yang berasal dari bahasa
arab yaitu kata salama yang dapat diartikan damai,
selamat, dan sentosa (Shidiq, 2012:1). Secara istilah, Islam
merupakan nama bagi agama yang ajarannya merupakan
wahyu Tuhan kepada manusia melalui perantara Rasul
kepada manusia. Dalam ajaran agama Islam ajaran-
ajarannya diwahyukan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad saw. untuk disampaikan kepada seluruh
manusia agar dapat menuju jalan yang benar yang
berpegang pada dasar ajaran Islam yakni Al-Quran dan
Hadist.
Pada hakikatnya Islam mengajarkan manusia
kepada ajaran yang tidak hanya dari satu sisi, akan tetapi
ajaran Islam lebih luas serta mengajarkan tentang segala
sisi kehidupan dalam hidup manusia. (Alim, 2006). Jadi
dapat dikatakan bahwa dalam ajaran ini tidak
memandang manusia pada satu aspek tertentu, tetapi
Islam mengajak manusia untuk dapat merangkul semua
aspek yang ada dalam kehidupan masyarakat dan
menjadikannya sebagai gambaran utuh sebuah
15
keharmonisan. Islam merupakan agama yang menjunjung
tinggi derajat kebaikan dan kebenaran dalam ajarannya.
Ajaran Islam merupakan kumpulan dari berbagai
prinsip kehidupan, ajaran tentang bagaimana seharusnya
manusia dapat menjalankan kehidupannya yang hanya
merupakan dunia fana ini, antara satu prinsip dengan
prinsip lainnya dapat terkait sehingga dapat membentuk
satu kesatuan utuh dan dapat menyatukan semua orang
dalam kehidupan yang damai dan bahagia dengan
meyakini apa yang telah ditetapkan dalam agama Islam.
Dasar penegak agama Islam ada lima yang menjadi
landasan sekaligus menjadi kewajiban umat muslim untuk
melaksanakannya. Diantaranya yakni; mengakui bahwa
tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah
utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat,
menjalankan puasa, serta melaksanakan ibadah haji bila
mampu. Secara umum, kelima rukun dalam Islam tersebut
dapat digolongkan sebagai ibadah.
Ibadah merupakan amal saleh yang dianjurkan
bahkan merupakan tujuan utama adalah hidup dan
kehidupan manusia di alam dunia ini. (Abror, 2019:1). jadi
setiap manusia wajib untuk melaksanakan ibadah karena
ibadah merupakan tujuan dari semua manusia di muka
bumi ini. Ibadah hati dapat disangkutkan dengan
perasaan kepada Allah SWT, dengan jiwa yang tulus dan
perasaan yang sebenarnya serta pengharapan rida yang
dapat mendekatkan manusia kepada tuhannya.
2.2.1.4 Ihsan
Ihsan (kebajikan) artinya melakukan perbuatan
baik dan benar sesuai dengan syariat islam yang dapat
mendatangkan manfaat kepada orang lain, serta
pemahaman mendalam tentang agamanya. perbuatan ini
dapat dilihat sebagai ibadah yang bisa mengangkat derajat
manusia di hadapan Allah SWT sebab nilai dalam ihsan
lebih tinggi serta dapat diperoleh ketika manusia merasa
dekat dengan tuhannya. Manusia sebagai hamba yang
lemah wajib untuk selalu tunduk dan patuh terhadap
16
tuhannya, perilaku ini tidak semata-mata untuk
menunjukkan keimanan seseorang di depan orang lain,
namun lebih dari itu nilai ihsan dapat dinilai jauh
derajatnya karena mencakup hubungan manusia dengan
tuhan yang lebih mendalam dalam kondisi yang hanya
diketahui oleh individu tersebut dalam rasa khusyu’ dan
tawadlu’ atas jiwanya dengan sang pencipta.
Ihsan adalah unsur ketiga dari aspek penyangga
agama Islam, yakni keyakinan (Iman), amal
perbuatan/ibadah (Islam), dan kebajikan (ihsan). Ihsan
juga dapat diartikan untuk memperindah setiap perbuatan
yang kita kerjakan dengan beribadah dan berperilaku
dengan penuh kehadiran dan kesadaran, seperti seseorang
yang benar-benar melihat tuhannya setiap saat
(Pamungkas, 2019:20). Ihsan merupakan dimensi yang
tinggi dalam agama Islam, dimensi ini disebut juga
dimensi penghayatan atau pengamalan dalam melakukan
ajaran agama.
Dimensi ini dapat dicapai oleh seseorang yang
memiliki keyakinan tinggi dan mampu melaksanakan
perilaku yang telah diatur dalam agama, baik dalam hal
ibadah serta perbuatan yang dilakukan semata karena
Allah SWT. Dimensi ihsan berkaitan dengan jiwa
seseorang yang merasa dekat dengan tuhannya dalam
berkehidupan sehari-hari. Dimensi ini mencakup
pengamalan serta perasaan yang dekat dengan Allah,
perasaan lega dalam menjalankan ibadah dan perasaan
syukur atas segala kenikmatan yang dikaruniakan Allah
SWT kepadanya.
Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan itu
sangat erat, jadi ketiga unsur yang menopang dalam
religiositas tersebut tidak dapat dipisahkan dapat
dikatakan bila Islam seperti pohon, maka Iman itu akarnya
sebagai landasan dan penopang awal seseorang untuk
dapat memegang teguh kepercayaannya, Islam sebagai
batang tubuh pohon yang menjadi pilar utama, sedangkan
Ihsan adalah buahnya yang menjadi akhir untuk dapat
menentukan kematangan seseorang dalam agamanya.
17
Berdasarkan letaknya menurut (Jumantoro, 2012) Iman
letaknya dalam hati, Islam letaknya dalam amal perbuatan
dan tingkah laku, sedangkan Ihsan letaknya dalam hati
dan amal perbuatan seseorang berdasarkan tindakan
anggota tubuhnya.
2.2.1.5 Muamalah
Dalam kehidupan bersosial, Islam telah menata dan
menyesuaikan secara sempurna suatu aturan dan hukum
yang di dalamnya terdapat etika dalam hidup
bermasyarakat yang telah tersusun dalam aspek
muamalah. Muamalah merupakan suatu kegiatan yang
mengatur hal-hal yang berhubungan dengan tata cara
serta kegiatan manusia sehari-hari dengan manusia
lainnya (Shidiq, 2010:03). Dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat yang harmonis, manusia akan selalu
membutuhkan pertolongan serta bantuan dari manusia
lainnya, hal ini dikarenakan manusia merupakan makhluk
sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
Aspek yang berkaitan dalam hubungan antar
manusia dengan sesamanya dapat disebut sebagai
muamalah. Kegiatan muamalah dapat beragam dalam
berbagai aspek seperti membantu tetangga,
bersilaturahmi, menolong orang lain, bersedekah, bidang
kekeluargaan, perkawinan, perdagangan, sewa menyewa,
utang piutang, juga bidang yang mencakup hukum seperti
peradilan, pemerintahan dan lain sebagainya (Hidayat,
2020:2).
Muamalah menurut bahasa artinya saling
bertindak, saling berbuat serta saling mengamalkan.
Sementara muamalah menurut istilah dapat diartikan
sebagai hukum Allah untuk mengatur manusia dalam
menjalankan setiap perbuatan duniawi untuk dapat
memenuhi keperluan hidup sehari-hari.
Setiap individu tidak bisa mengatakan bahwa
sebuah transaksi dan interaksi manusia itu dilarang
selama belum/tidak ditemukan catatan yang secara sah
untuk melarangnya (Syaikhu, 2020:10). Jadi, dapat
18
dikatakan bahwa muamalah penting dalam menjaga
aturan Islam untuk dapat menciptakan hubungan yang
harmonis antara sesama manusia sehingga dapat tercipta
masyarakat yang rukun dan tenteram karena dalam aspek
muamalah tersirat sifat tolong menolong antara manusia.
Ruang lingkup muamalah banyak mencakup
kegiatan dan aspek manusia dalam kehidupan sosial dan
ekonomi. Aspek ekonomi dalam hukum islam tidak
terbatas kecuali apa yang menjadikan hal tersebut
berdampak pada keburukan. Aspek ini merupakan cara
terbaik manusia untuk dapat bersilaturahmi sekaligus
mempererat Habluminannas untuk dapat memenuhi
kebutuhan manusia dengan membuat pilihan di antara
berbagai pemakaian atas alat yang ada sehingga
kebutuhan manusia menjadi tidak teratas pada satu aspek
tertentu.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
20
ihsan, serta muamalah. Pendekatan ini dipilih karena peneliti
berusaha untuk dapat mengangkat serta menemukan
fenomena sosial dan nilai religius yang berhubungan dengan
bahan kajian yang dipilih sebelum dilakukan pendalaman
terhadap karya sastra.
21
oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dari
sumber data untuk menyusun instrumen penelitian dalam
kegiatan untuk mengkaji teori yang mendasari penelitian,
baik teori yang berkaitan dengan bidang yang diteliti
maupun semua data yang dikumpulkan diperoleh melalui
proses baca dan catat yang nantinya dikumpulkan dalam
satu tabel.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
pengumpulan data penelitian ini sebagai berikut:
1) Membaca dengan teliti dan menyeluruh secara
berulang novel Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi
Ekowati agar memahami serta mendapatkan informasi
yang mendetail tentang kalimat dan percakapan dari
novel.
2) Melakukan pemilihan dan pemilahan dari bagian
yang akan dianalisis serta menandai kata dan kalimat
yang menunjukkan nilai religiusitas yang berfokus
pada nilai akidah, nilai iman, serta nilai ibadah pada
novel Merindu Cahaya de Amstel, tahapan ini penting
untuk dapat mengambil data yang ada secara
langsung berdasarkan pengamatan peneliti.
3) Mencatat data yang telah diolah dengan tujuan agar
dapat mempermudah dalam penggolongannya sesuai
dengan teori yang telah disesuaikan dengan rumusan
masalah. Berikut contoh pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini.
23
2022:15) sadar akan
menerapkan
ajaran Islam
dalam
kehidupan
sehari-hari dan
mensyukuri
apa yang
terjadi dalam
hidupnya.
3.Unsur “Mungkin tidak Data tersebut RH.Mg.Nm.
Religiusitas harus. Aku suka menunjukkan 01
Ihsan nama Khadija. bahwa tidak
Aku semua orang
mengagumi bisa berubah
Khadija istri dengan apa
Rasulullah. Tapi, yang ia lalui
aku tidak sebelumnya,
keberatan kalau seperti Khadija
ada teman atau yang telah
saudaraku uang melihat lebih
lebih suka dalam
memanggilku perubahan
Marien” dalam dirinya
(Ekowati, sejak masuk ke
2022:34) dalam ajaran
yang damai
dan tenteram,
ia menjadi
lebih nyaman
dengan
jalannya
sendiri.
4.Unsur Khadija Data tersebut RA.Bn.Ab.
Religiusit mengangkat menunjukkan 01
as Akhlak alis, lalu unsur akhak
menggeleng ketika khadija
kuat-kuat. menolak
24
“Tidak, aku untuk
tidak mau, aku melakukan hal
tidak boleh buruk sesuai
berkencan.” pandangan
(Ekowati, agamanya.
2022:18) Akhlak baik
yang ada
dalam dirinya
masih
bertahan dan
dapat
melindunginy
a dari godaan
apapun.
5.Unsur Khadija tidak Data tersebut RM.Mg.Bs.0
Religiusit mengajar secara menggambark 1
as cuma-cuma. an tentang
Muamala Awalnya perbuatan
h Khadija bersedekah
menolak saat secara tersirat
Meneer Sebastian yang
Konings dilakukan oleh
memberinya keluarga
sejumlah uang. Meneer,
Dia merasa Khadija yang
tidak enak saat itu hanya
menerima ingin
bayaran dari mengajari
mengajari orang anak-anak dari
lain membaca Meneer
ayat-ayat Allah. Konings tetapi
Tapi, meneer ia diberi uang
yang baik hati untuk hasil
itu tetap pengajarannya
memaksa. tersebut.
(Ekowati,
2022:32)
25
26
Keterangan :
1. RI : Religiusitas Iman
2. RIS : Religiusitas Islam
3. RH : Religiusitas Ihsan
4. RA : Religiusitas Akhlak
5. RM : Religiusitas Muamalah
27
4. Melakukan analisis data untuk mengetahui Unsur
religiusitas akhlak, iman, Islam, ihsan, serta muamalah
yang ada dalam novel Merindu Cahaya de Amstel karya
Arumi Ekowati.
5. Mengambil kesimpulan dari hasil penelitian untuk
memperoleh deskripsi jawaban dari masalah penelitian
yaitu tentang Kajian unsur religiusitas yang berfokus pada
akidah, akhlak, iman, Islam, ihsan, serta muamalah dalam
novel Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi Ekowati.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Akhlak
28
Data 01
Data 03
“Dan kamu harus menutup rambutmu seperti itu?” tanya
Nico lagi sambil menunjuk kerudung Khadija dengan
pandangan matanya.
“Aku memilih memakai ini. Untuk menjaga diri dan
kehormatanku,” jawab Khadija sambil menyapu
kerudungnya dengan tangan kanannya. (Ekowati, 2021:21)
Data 04
30
beragama muslim. Khadija kemudian menawarkannya kurma
sebagai tanda pedulinya kepada sesama, walaupun ia tidak tahu
orang tersebut sedang berpuasa juga atau tidak. Hal tersebut
sering kali berbanding terbalik dengan kehidupan kini, banyak
orang yang hanya memedulikan dirinya sendiri dan merasa tak
acuh dengan keadaan atau orang di sekitarnya.
Data 05
Data 06
31
Mala: “kamu mau salat di mana?”
Data 07
Data 01
Data 2
33
lalu. Khadija mendapat pekerjaan di sebuah kampus Islam
yang ada di Amsterdam. (Ekowati, 2021: 14)
Data 03
Data 04
34
Khadija menggeleng. "Memang aku tidak pernah melihat
malaikat tapi aku percaya malaikat ada. Setidaknya, dalam
agamaku diwajibkan percaya kepada malaikat-malaikat
Tuhan." (Ekowati, 2021: 17)
Data 05
Data 06
35
Mala tersenyum. Sebelumnya dia merasa terganggu
mendapat pesan dari Khadija. Sekarang dia justru
bersyukur. Ajakan Khadija membuatnya kembali
menyentuh mukena dari ibunya.
4.1.3 Islam
Data 01
Data 02
Data 03
37
Ramadhan dia hanya shalat tarawih di hari Sabtu dan
Minggu di Masjid Euromuslim. (Ekowati, 2021: 15)
Data 04
Data 05
38
Pieter masih memandang heran pada Khadija. “Baiklah,
aku tidak akan protes lagi. Kalau kamu yakin itu memang
aturan agamamu, silakan laksanakan.” (Ekowati, 2021: 70)
َياَأُّيَها الَّنِبُّي ُقْل َأِلْز َو اِج َك َو َبَناِتَك َو ِنَس اِء اْلُم ْؤ ِمِنيَن ُي ْد ِنيَن َع َلْيِه َّن ِم ْن َج اَل ِبيِبِهَّن َذ ِل َك َأْد َنى َأْن ُيْع َر ْفَن
َفاَل ُيْؤ َذ ْيَن َو َك اَن ُهَّللا َغ ُفوًر ا َر ِح يًم ا
“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang-orang mu’min: Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke tubuhnya. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah
Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab (33): 59)”
Data 06
Data 07
40
ini, banyak orang yang telah melupakan bacaan Quran karena
mereka tidak banyak membaca ayat suci tersebut secara rutin.
Data 08
4.1.4 Ihsan
Data 01
41
Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data
tersebut menjelaskan tentang cara makan yang kini banyak
berubah dalam dirinya menegaskan pemahaman mendalam dan
banyak hal yang dipelajari olehnya setelah masuk Islam. Dengan
memakan makanan halal yang khusus untuk orang muslim
sepertinya, Tokoh Khadija berusaha untuk menjadi lebih baik lagi
dalam membenahi hidupnya. Berkaca dari data tersebut, dalam
kehidupan manusia saat ini masih banyak orang yang mencari
makanan dengan cara yang tidak benar, mereka tidak
memperhatikan kehalalan dari suatu makanan yang didapatnya.
Data 02
Data 03
42
Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data
tersebut mengandung nilai ihsan yang ditunjukkan pada perilaku
tokoh Khadija yang yakin pada dirinya dan rida Allah ketika ia
tidak melaksanakan salat tarawih setiap hari tetapi hakikat dan
nilai dari ibadahnya tidak berkurang di hadapan Allah. Hal
tersebut bukan tanpa alasan karena salat tarawih sejatinya bukan
ibadah wajib yang harus dilakukan setiap hari, ibadah ini hanya
ada pada bulan puasa dan Khadija telah memahami tingkatan
tersebut menunjukkan nilai ihsan pada dirinya. Bercermin kembali
pada data tersebut, kehidupan manusia saat ini telah berubah dari
segi keyakinannya yang berujung pada kelalaian yang
ditimbulkan manusia itu sendiri. Ia yakin bahwa apa yang
dilakukannya telah benar tanpa menyadari apa pun yang
diperbuatnya, sehingga ia menganggap perbuatan tersebut sebagai
nilai ibadah.
Data 04
Data 05
43
Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa data
tersebut mengandung nilai ihsan yang tergambar dalam perbuatan
dari tokoh utama yang selalu mengerjakan sesuatu dengan ikhlas
dan niat semata karena Allah karena sebagian besar pekerjaan
yang dilakukannya termasuk dalam pekerjaan halal yang
menunjukkan kehati-hatiannya dalam memilih pekerjaan di
tengah negara yang tidak banyak memiliki umat muslim di sana.
Bercermin dari data tersebut, manusia seharusnya percaya bahwa
apa yang dilakukan dan hasilnya merupakan pertolongan dari
Allah Swt. kepada hambanya.
4.1.5 Muamalah
Data 01
Data 02
Data 03
Data 04
45
Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa nilai
muamalah yang ditunjukkan dalam data tersebut adalah perilaku
Mala yang ingin membantu Nico untuk pergi ke Indonesia dan
kembali bertemu dengan ibunya yang telah lama berpisah. Rasa
ingin menolong yang dirasakan oleh Mala menimbulkan perasaan
rindu kepada ibunya juga, hal tersebut karena perasaan anak
kepada ibunya lebih kuat daripada apa pun. Bercermin dari hal
tersebut, setiap insan manusia seharusnya saling menolong satu
sama lain tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan penghargaan
sehingga seseorang yang ditolong dapat menyelesaikan
masalahnya dengan perasaan yang lega.
Data 05
46
wajib melunasi setiap pembayaran yang dilakukan olehnya, hal
tersebut tergolong berat karena hutang piutang merupakan
tanggungan yang terus dibawa oleh manusia sampai meninggal.
Data 06
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
48
Ihsan adalah memahami nilai Islam secara mendalam dan
melakukan perbuatan baik dan benar yang dapat mendatangkan
manfaat kepada orang lain, perbuatan ini dapat dilihat sebagai
ibadah yang bisa mengangkat derajat manusia di hadapan Allah
Swt. Data yang terdapat pada novel ini yang banyak menceritakan
pemahaman dari tokoh utama.
Muamalah merupakan suatu kegiatan yang mengatur hal-hal
yang berhubungan dengan tata cara serta kegiatan manusia sehari-
hari dengan manusia lainnya dalam berbagai aspek.
Nilai religiusitas yang ada pada Novel Merindu Cahaya de
Amstel terbagi menjadi lima Nilai, Dari lima nilai tersebut
ditemukan 32 data yang terbagi atas nilai akhlak yang memiliki 7
data, nilai iman memiliki 6 data, nilai Islam memiliki 8 data, nilai
ihsan memiliki 5 data, serta nilai muamalah memiliki 6 data.
5.2 Saran
49
DAFTAR PUSTAKA
50
Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif 17(33). 83-86.
51
LAMPIRAN
52
dilakukannya itu sudah
benar sesuai dengan
kehendaknya sendiri.
2. "Perempuan muslim sepertiku, Berdasarkan data di atas RA. Mj.
diharuskan menjaga jarak dapat simpulkan bahwa Mh.02
dengan lelaki sepertimu." Khadija merupakan seorang
"Memangnya aku lelaki seperti warga Negara belanda yang
apa? aku lumayan baik." menjadi mualaf dan
"Maksudku, pergi berdua mempelajari Islam di tempat
dengan lelaki yang bukan yang tidak banyak memeluk
saudaraku bisa dianggap agama sepertinya, meskipun
kencan. Intinya, seorang begitu ia tetap berperilaku
perempuan muslim dilarang dan mencoba untuk
hanya berduaan dengan lelaki bertingkah seperti
yang bukan suaminya, perempuan muslim. Bagi
ayahnya, atau saudara dirinya, berinteraksi dan
kandungnya." (Ekowati, pergi berdua dengan lelaki
2021:19) lain merupakan sifat yang
tidak seharusnya dilakukan,
meski ada lelaki yang
menyatakan dirinya sudah
baik. hal tersebut juga telah
diatur dalam agamanya
53
bahwa seorang wanita tidak
boleh pergi berdua dengan
lelaki lain selain mahramnya.
Berkaca dari hal tersebut,
dalam kehidupan nyata ini
masih banyak perempuan
dan lelaki yang melupakan
aturan agamanya dan pergi
dengan lelaki lain meskipun
itu bukan mahramnya.
Bahkan hal tersebut banyak
dijadikan hal wajar dalam
kehidupan bermasyarakat
seolah bukan menjadi hal
yang tabu.
54
sambil menyapu kerudungnya dapat menutupi seluruh
dengan tangan kanannya. tubuhnya mulai dari ujung
(Ekowati, 2021:21) rambut hingga ujung kaki.
Ketika Nico meragukan
keputusan Khadija tersebut,
Khadija mengisyaratkan
bahwa hal tersebut bukan
semata untuk dirinya sendiri,
tetapi juga untuk orang lain
agar tidak terbawa nafsu saat
bertemu dengannya. Melihat
kembali dari kejadian dalam
data di atas, yang tercermin
dalam kehidupan saat ini
banyak yang berbanding
terbalik dengan hal-hal yang
baik sesuai dengan aturan
agama. Banyak perempuan
saat ini yang membuka
aibnya secara terbuka ketika
sedang beraktivitas di luar
ruangan, walaupun hanya
bagian kepala yang tidak
tertutupi, hal tersebut tidak
55
secara langsung telah
membuka aibnya sendiri.
4. "Silakan. Khadija menawarkan Berdasarkan data di atas RA. Mm.
kurma dalam kotak makanan dapat simpulkan bahwa data Ps.04
yang sudah dibukanya. Dia keempat ini menjelaskan
menunjukkan jam di akhlak yang bersifat peduli
pergelangan tangannya, kepada sesama, ketika ia
"sekarang sudah magrib," sedang berpuasa dan
lanjutnya. (Ekowati, 2021:34) menunggu bus untuk pulang,
secara tidak sengaja bertemu
dengan orang lain yang juga
beragama muslim. Khadija
kemudian menawarkannya
kurma sebagai tanda
pedulinya kepada sesama,
walaupun ia tidak tahu orang
tersebut sedang berpuasa
juga atau tidak. Hal tersebut
sering kali berbanding
terbalik dengan kehidupan
kini, banyak orang yang
hanya memedulikan dirinya
sendiri dan merasa tak acuh
dengan keadaan atau orang
56
di sekitarnya.
57
kejadian pada data di atas,
banyak yang berpikir bahwa
apa yang dikatakan orang
lain itu belum tentu benar,
hal tersebut terjadi pada
kehidupan nyata saat ini
khususnya pada kehidupan
di masyarakat yang banyak
miskomunikasi dan
menyebabkan prasangka
buruk kepada sesamanya.
6. Dia merasa tak bisa berkutik Berdasarkan data di atas RA. Mi.
dan menghindar karena tak dapat simpulkan bahwa Mala Bb.06
tega menolak ajakan gadis yang telah berputus asa
sesopan Khadija. untuk melawan dan mencoba
Mala: kamu mau salat di menghindari Khadija
mana? akhirnya dapat memahami
Kembali Khadija menjawab sedikit esensi dari ajakan
secepat kilat. Khadija yang ingin berteman
Khadija: di Euromuslim. Kita baik dengannya dan mencoba
bisa naik taksi ke sana. Aku untuk tidak mengganggunya.
sudah pesan taksi Sementara Khadija yang
langgananku. Mungkin kamu pertama kali bertemu mala
mau aku jemput? (Ekowati, tidak secara langsung
58
2021: 47) mengajaknya secara spontan
tetapi mengajak dengan lebih
sopan dan lebih halus agar
Mala mau untuk kembali
beribadah seperti dulu.
Melihat kembali kejadian dari
data tersebut, kini banyak
yang menggunakan kata
yang tidak terlalu sopan
dalam kehidupan
bermasyarakat. Tidak hanya
kepada temannya, terkadang
kepada orang yang lebih tua
darinya juga sering kali
berbicara secara tidak sopan,
hal tersebut karena pengaruh
dari pergaulan yang diikuti.
59
tinggal sendiri, juga untuk satu keluarganya yang sangat
refreshing dari rutinitas dan baik padanya. Ia selalu
kesibukannya sehari-hari. datang dan meluangkan
(Ekowati, 2021: 62) waktunya ke Leiden agar ia
dapat selalu menjaga
hubungannya dengan
keluarga jauhnya itu.
Berbeda dengan keluarga
aslinya yang sangat
menentang pilihannya untuk
masuk Islam, keluarga
jauhnya itu sama sekali tidak
mempermasalahkannya.
Menjaga hubungan baik
(bersilaturahmi) dengan
orang lain sangat dianjurkan,
terlebih lagi menjalin
silaturahmi dengan keluarga
sendiri. Meskipun banyak
orang yang tidak menyukai
cara kita bertindak. pasti ada
seseorang yang dapat
menerima tindakan kita,
khususnya dalam keluarga.
60
Bercermin dari data tersebut,
kenyataannya banyak
individu maupun keluarga di
kehidupan saat ini yang rela
memutuskan tali silaturahmi
hanya karena hal yang
sederhana, mulai dari
warisan hingga pertengkaran
kecil yang tak dapat
diselesaikan.
1. Unsur Khadija tersenyum. Dia sendiri Berdasarkan data di atas RI. Mm.
Religiusitas bahkan masih merasa takjub dapat simpulkan bahwa Mi.01
Iman mengingat keputusannya dalam data tersebut
menjadi mualaf sejak dua menunjukkan perasaan yang
tahun lalu setelah selama nyaman dalam unsur
setengah tahun penuh keimanan ditunjukkan oleh
mempelajari Islam. Dia tokoh Khadija dalam
mengorbankan banyak hal pencarian jati dirinya setelah
untuk mempertahankan ia bimbang dengan
prinsip hidupnya yang keputusan hatinya yang
sekarang. (Ekowati, 2021: 13) banyak ditentang oleh
keluarganya. Namun, hal
tersebut sirna setelah ia
61
mempelajari Islam secara
mendalam dan akhirnya
memutuskan untuk masuk
agama Islam tanpa paksaan
siapa pun dengan keyakinan
yang kuat. Belajar dari data
tersebut, dalam kehidupan
nyata masih terdapat rasa
bimbang pada diri individu
ketika dihadapkan pada
masalah tertentu yang
banyak ditentang oleh orang
lain.
62
pekerjaan dengan
menggunakan kerudung
dalam mencari pekerjaannya
tetapi banyak ditolak di
berbagai tempat, namun
keyakinan dan ketetapan
hatinya selalu bergantung
kepada Allah Swt. dan yakin
bahwa Allah akan
memudahkannya dalam
pekerjaannya. Dan keyakinan
tersebut dijawab oleh Allah
dengan hasil dari pencarian
Khadija yang kini bekerja di
sebuah kampus Islam yang
ada di Amsterdam. Berkaca
dari data tersebut, dalam
kehidupan nyata ini masih
terdapat individu yang
menyerah dan putus asa
terhadap segala cobaan yang
diberikan Allah Swt.
kepadanya. Hal tersebut
tidak dibenarkan dalam
63
Islam karena seseorang yang
memiliki keimanan kepada
tuhannya akan selalu
berikhtiar dan yakin bahwa
Allah akan membantunya di
setiap keadaan.
64
Berkaca dari data tersebut,
pada zaman modern ini
banyak manusia yang
tergesa-gesa dan lebih
mementingkan urusan
duniawinya daripada urusan
akhiratnya.
65
berbanding terbalik dengan
kepercayaan yang diyakini
oleh orang pada kehidupan
saat ini, banyak individu
yang hanya menyatakan
bahwa dirinya meyakini
rukun iman namun hal
tersebut bukan serta merta ia
meyakininya dalam hatinya.
5. "Papa bilang, saat itu Mama Berdasarkan data di atas RI. Ba.
baru sadar tidak boleh dapat simpulkan bahwa Nico Bk.05
menikah dengan Papa karena yang menyadari bahwa
Papa bukan muslim." kedua orang tuanya berpisah
(Ekowati, 2021: 23) karena mereka berbeda
negara dan juga berbeda
keyakinan memiliki banyak
pertanyaan dalam dirinya.
Namun apa yang telah terjadi
tidak dapat diubah begitu
saja, keyakinan dan
keimanan dari ibunya sangat
kuat hingga dapat
memutuskan untuk berpisah.
66
dalam Islam memang tidak
diperbolehkan antara dua
insan yang berbeda
keyakinan menjalin
hubungan karena hal
tersebut dapat mengacaukan
keimanan dan dapat
menjerumuskan ke arah yang
buruk. Bercermin dari hal
tersebut, banyak individu
yang kini merelakan untuk
melakukan pernikahan di
luar aturan agamanya, di
mana hal tersebut sangat
tidak dibenarkan dalam
agama Islam.
67
"Di sana jangan lupa Shalat ya, ketika bertemu dengan
Nak." muslim lainnya sepertinya. Ia
Begitu pesan ibunya sambil merasa bimbang dan bingung
memberikan mukena itu dengan gejolak hatinya
padanya. Mala hanya semenjak bertemu dengan
mengangguk. (Ekowati, 2021: Khadija. tetapi apa yang dia
49) rasakan merupakan cerminan
keimanan yang masih
melekat dalam dirinya ketika
ia mengingat kembali pesan
dari ibunya untuk selalu
menjalankan kewajibannya
meskipun telah jauh dari
tempat tinggalnya terdahulu.
Bercermin dari data tersebut,
nyatanya dalam kehidupan
saat ini masih ada orang-
orang yang sengaja untuk
melalaikan kewajibanya
untuk melaksanakan ibadah
sholat sebelum diingatkan
oleh orang lain, hal tersebut
tidak jauh dari urusan
duniawi yang terus melekat
68
dalam diri manusia.
1. Unsur "Assalamualaikum," bisik Berdasarkan data di atas RIS. Ms.
Religiusitas Khadija sembari membuka dapat simpulkan bahwa data Kis.01
Islam pintu apartemennya. ini adalah tersebut menggambarkan
kebiasaannya. Mengucapkan bahwa perilaku yang
salam tiap kali masuk ke dilakukan oleh tokoh Khadija
apartemennya sendiri, walau merupakan representasi dari
tahu, tak ada seorang pun nilai Islam yang selalu
dalam apartemennya yang mengucapkan salam ketika
disewanya sendirian ini. ingin masuk ke suatu tempat,
(Ekowati, 2021: 11) baik yang telah dihuni
maupun tempat yang asing.
Khadija mengucapkan salam
menunjukkan nilai
keislamannya yang telah
mengalir dalam dirinya dan
selalu membiasakan diri
untuk mengucapkan salam di
berbagai tempat. Melihat
dari data di atas, banyak
yang tidak menjalankan
aturan seperti yang
ditunjukkan pada data
tersebut. Dalam kehidupan
69
saat ini, tidak banyak orang
mengucapkan salam atau
meminta izin terlebih dahulu
untuk masuk ke dalam suatu
ruangan yang bahkan tidak
dikenalinya.
2. "Alhamdulillah." Kata itu sering Berdasarkan data di atas RIS.
meluncur begitu saja dari dapat simpulkan bahwa Sy.Msy.01
mulutnya. Sebagai rasa syukur dalam data tersebut
atas hidupnya sekarang. menggambarkan perilaku
(Ekowati, 2021: 15) yang dilakukan oleh tokoh
Khadija merupakan
representasi dari nilai Islam
yakni mengucapkan kalimat
yang baik berupa hamdalah
meskipun tanpa disadarinya
terlebih dahulu. Sebagai
seorang yang tidak benar-
benar mengenal Islam
sebelumnya, Khadija sangat
bersyukur dapat menikmati
kehidupan barunya yang
bebas dari segala penderitaan
dari kebiasaan sebelumnya.
70
Ia menganggap bahwa
agama ini adalah agama yang
damai dan menerapkan
aturan yang bisa
menentramkan jiwa dan
hatinya sehingga memiliki
kesempatan untuk berubah
menjadi lebih baik lagi.
Menilik dari data tersebut,
kebanyakan orang pada masa
kini lebih mementingkan ego
dan kenikmatannya sendiri
tanpa menyadari bahwa apa
yang didapatkannya itu
merupakan karunia dan
berkah dari Tuhan Yang
Maha Esa.
71
dan Minggu di Masjid siang yang sedikit lama
Euromuslim. (Ekowati, 2021: karena telah memasuki
15) musim panas, Khadija tidak
melupakan kewajibannya
untuk salat isya ketika waktu
sudah memasuki malam.
perilaku tersebut
menunjukkan nilai Islam
yang dipegang teugh oleh
Khadija dengan mendirikan
salat lima waktu dengan
ditambah ibadah sunat juga
yakni tarawih meskipun
dengan pelaksanaan yang
lebih sedikit.
72
"Wa.. alaikumus.. salam," mengucapkan salam kepada
jawab gadis di sampingnya orang lain. Perilaku terpuji
agak tersendat. (Ekowati, 2021: yang ditunjukkan oleh
33) Khadija tersebut dapat
dijadikan sebagai contoh
perilaku sederhana yang
dapat dilakukan di segala
tempat kecuali tempat yang
memang dilarang. Begitu
pula untuk menjawab salam,
setiap muslim wajib
menjawab salam ketika ada
seseorang yang
mengucapkan salam padanya
tanpa terkecuali.
77
suci Al-Quran yang
dibacanya ketika ia tidak
berada di keramaian.
Dari gambaran data tersebut
dapat menjelaskan bahwa
Khadija senantiasa membaca
Quran sesuai dengan syariat
Islam yang menganjurkan
umat muslim untuk selalu
membacanya dan
mengagungkan ayat-ayat
suci tersebut. Melihat
kembali dari data tersebut,
banyak yang berbanding
terbalik dengan kehidupan
saat ini, banyak orang yang
telah melupakan bacaan
Quran karena mereka tidak
banyak membaca ayat suci
tersebut secara rutin.
78
dalam perjalanan seperti ini bahwa ibadah salat
kamu tetap harus shalat?" merupakan ibadah wajib
"Cuma sebentar." Mala yang tidak dapat
memandangi Nico sambil ditinggalkan walau sesibuk
tersenyum. "Dulu aku juga apa pun urusannya, hal
tidak peduli soal shalat saat tersebut telah termaktub
dalam perjalanan, apalagi di dalam rukun iman yang
negara orang. Tapi sejak ikut kedua yang menjadikan
mengaji dengan Khadija, aku ibadah tersebut menjadi
tahu itu ibadah yang sebaiknya sangat penting. Salat yang
tidak aku tinggalkan." dilakukan lima kali dalam
(Ekowati, 2021: 123) sehari mencerminkan nilai
keislaman dalam diri orang
tersebut yang membedakan
dengan orang-orang musyrik.
Seperti yang digambarkan
oleh Mala, meskipun ia
sedang dalam perjalanan,
ketika masuk waktu salat ia
harus segera menunaikannya
karena itu merupakan
kewajibannya sebagai
seorang muslim.
79
1. Unsur Menu berbukanya kali ini Berdasarkan data di atas RH. Mh.
Religiusitas berupa skotel kentang berlapis dapat simpulkan bahwa data Pmh.01
Ihsan sayuran dan daging sapi tersebut menjelaskan tentang
cincang yang dbelinya dari cara makan yang kini banyak
toko makanan halal. (Ekowati, berubah dalam dirinya
2021: 12) menegaskan pemahaman
mendalam dan banyak hal
yang dipelajari olehnya
setelah masuk Islam. Dengan
memakan makanan halal
yang khusus untuk orang
muslim sepertinya, Tokoh
Khadija berusaha untuk
menjadi lebih baik lagi dalam
membenahi hidupnya.
Berkaca dari data tersebut,
dalam kehidupan manusia
saat ini masih banyak orang
yang mencari makanan
dengan cara yang tidak
benar, mereka tidak
memperhatikan kehalalan
dari suatu makanan yang
80
didapatnya.
81
banyak dipandang oleh
orang karena kehidupan ini
telah berubah ke arah yang
lebih modern sehingga
banyak orang yang
mengikuti perkembangan
zaman, hal memengaruhi
perubahan yang terjadi pada
pakaian dan gaya hidup saat
ini, di mana semuanya
menjadi lebih terbuka dan
banyak yang lebih
memperlihatkan aibnya
sendiri.
82
nilai dari ibadahnya tidak
berkurang di hadapan Allah.
Hal tersebut bukan tanpa
alasan karena salat tarawih
sejatinya bukan ibadah wajib
yang harus dilakukan setiap
hari, ibadah ini hanya ada
pada bulan puasa dan
Khadija telah memahami
tingkatan tersebut
menunjukkan nilai ihsan
pada dirinya. Bercermin
kembali pada data tersebut,
kehidupan manusia saat ini
telah berubah dari segi
keyakinannya yang berujung
pada kelalaian yang
ditimbulkan manusia itu
sendiri. Ia yakin bahwa apa
yang dilakukannya telah
benar tanpa menyadari apa
pun yang diperbuatnya,
sehingga ia menganggap
perbuatan tersebut sebagai
83
nilai ibadah.
84
mempercayai apa yang
dilakukan oleh orang lain,
sehingga orang tersebut tidak
terluka dan dapat
menimbulkan rasa simpati.
85
percaya bahwa apa yang
dilakukan dan hasilnya
merupakan pertolongan dari
Allah Swt. kepada hambanya.
1. Unsur Hari Minggu dia habiskan di Berdasarkan data di atas RM. Pt.
Religiusitas Gedung Euromuslim dapat simpulkan bahwa data Mg.01
Muamalah Amsterdam. Menambah tersebut mengandung nilai
pengetahuannya tentang muamalah yang tergambar
Islam, juga membantu pada tokoh Khadija yang
membagi pengetahuannya banyak membantu sesama
kepada anak-anak muslim muslim dengan mengajarkan
yang mengaji disana. (Ekowati, bacaan ayat suci Al-Qur'an
2021: 15) khususnya pada anak-anak
yang ada disana. perbuatan
mengajar ini merupakan
hubungan antara manusia
dengan manusia yang saling
menguntungkan dan dapat
membantu untuk dapat
berkembang. Bercermin dari
data tersebut, manusia
seharusnya dapat membantu
sesama manusia meskipun
86
tidak membutuhkan bantuan,
namun pada era saat ini
manusia lebih sering tak acuh
dan lebih mementingkan
dirinya sendiri.
87
mereka tetapi sifatnya tidak
mencerminkan sebagai
interaksi kepada orang lain.
88
diadakan di tempatnya
masing-masing sehingga
dapat menambah ilmu dan
memperdalam keislamannya.
4. Tapi, Mala berbeda. Gadis itu Berdasarkan data di atas RM. Mb.
terlihat tulus ingin dapat simpulkan bahwa nilai Mn.04
membantunya. Selain itu, muamalah yang ditunjukkan
tawaran mala menyampaikan dalam data tersebut adalah
kabar ke ibunya, perilaku Mala yang ingin
memunculkan perasaan lain. membantu Nico untuk pergi
Rasa rindu yang sekian lama ke Indonesia dan kembali
dia pendam. (Ekowati, 2021: bertemu dengan ibunya yang
110) telah lama berpisah. Rasa
menolong yang dirasakan
oleh Mala menimbulkan
perasaan rindu kepada
ibunya juga, hal tersebut
karena perasaan anak kepada
ibunya lebih kuat daripada
kepada ayahnya. Bercermin
dari hal tersebut, setiap insan
manusia seharusnya saling
menolong satu sama lain
89
tanpa pamrih dan tanpa
mengharapkan penghargaan
sehingga seseorang yang
ditolong dapat
menyelesaikan masalahnya
dengan perasaan yang lega.
90
membantunya mengurus
semua biaya penerbangannya
dan bekerja sama dengan
temannya yang juga
pengurus festival yang akan
diadakan di Indonesia.
Perbuatan antara Nico dan
Mala ini merupakan nilai
muamalah yang berfokus
pada hubungan hutang
piutang meskipun tidak
dijelaskan secara merinci, hal
tersebut terjadi karena Nico
berhutang pada Mala tentang
kepengurusan dalam biaya
penerbangannya. Bercermin
dari data tersebut, setiap
manusia wajib melunasi
setiap pembayaran yang
dilakukan olehnya, hal
tersebut tergolong berat
karena hutang piutang
merupakan tanggungan yang
terus dibawa oleh manusia
91
sampai meninggal.
6. Meneer Thomas van Dijk, ayah Berdasarkan data di atas RM. Hb.
Nico, sangat mendukung niat dapat simpulkan bahwa Mb.06
anaknya. Walau sudah tak membantu sesama yang
pernah berhubungan dengan sedang kesusahan
mantan istrinya itu, dia merupakan naluriah manusia
berharap Nico dapat kembali yang tumbuh sejak lahir,
akrab dengan ibu kandungnya. naluri tersebut tidak
Dia yakin suatu hari nanti saat memandang baik buruknya
Nico sudah dewasa akan seseorang, hal tersebut
mencari sendiri ibunya. Jadi, digambarkan oleh ayah dari
dia senang sekali saat Nico tokoh Nico, di mana ia rela
datang, Menyampaikan membantu anaknya yang
keinginan mengunjungi ingin pergi ke tempat ibunya
ibunya. Ayahnya malah yang berada di Indonesia.
menitipkan sedikit hadiah Nilai muamalah yang
untuk mantan istrinya itu tercermin dari perilaku ayah
sebagai bentuk keinginan dari Nico ini merupakan
menjalin hubungan baik. gambaran transaksi yang
(Ekowati, 2021: 121). dilakukan oleh keduanya,
selain itu ayahnya juga
merasa senang meskipun ia
telah berpisah selama hampir
92
lima belas tahun dengan
istrinya dengan menitipkan
sedikit hadiah kepada Nico
untuk diberikan kepada
ibunya. Bercermin dari data
tersebut, manusia pada
zaman ini banyak melupakan
kewajibannya untuk
membantu kepada
sesamanya serta banyak yang
memandang perilaku
seseorang dari luarnya saja,
bukan dari perilaku yang
diperbuatnya.
93
Lampiran 2
Sinopsis Novel
94
Lampiran 3
Biodata Penulis Novel
95
Berita Acara
Kartu bimbingan
96