Anda di halaman 1dari 113

ANALISIS PERBANDINGAN CERITA RAKYAT TANABATA DAN

JAKA TARUB DILIHAT BERDASARKAN PENDEKATAN


STRUKTURAL

KOUZOUTEKI NA APUROOCHI KARA MIRU “TANABATA” TO “JAKA


TARUB” TO NO MINWA NO HIKAKUTEKI NA BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya


Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah satu Syarat
Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

oleh :

NINDI HERNANDA RINALDI

120708033

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Universitas Sumatera Utara


ANALISIS PERBANDINGAN CERITA RAKYAT TANABATA DAN
JAKA TARUB DILIHAT BERDASARKAN PENDEKATAN
STRUKTURAL

KOUZOUTEKI NA APUROOCHI KARA MIRU “TANABATA” TO “JAKA


TARUB” TO NO MINWA NO HIKAKUTEKI NA BUNSEKI

SKRIPSI
Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat
Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang
Oleh :
NINDI HERNANDA RINALDI

120708033

Pembimbing I, Pembimbing II,

Mhd. Pujiono, M. Hum.,Ph.D Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum


NIP. 19691011 2002 12 1 001 NIP. 19600822 1988 03 1 002

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

ii

Universitas Sumatera Utara


Disetujui oleh :

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Medan,

Departemen Sastra Jepanng

Ketua,

Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum

NIP. 19600919 1988 03 1 001

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin, puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat

Allah SWT yang telah memberikan rahmat beserta karunia-Nya kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini yang berjudul "Analisis Perbandingan Cerita

Rakyat Tanabata dan Jaka Tarub Dilihat Berdasarkan Pendekatan

Struktural" ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar

kesarjanaan Fakultas Ilmu Budaya Departemen Sastra Jepang Universitas

Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penyelesaian studi dan

juga penyelesaian skripsi ini, mulai dari pengejuan proposal penelitian,

pelaksanaan, sampai penyusunan skripsi ini, antara lain kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum, selaku Ketua Departemen Sastra

Jepang Universitas Sumatera Utara sekaligus menjadi Dosen Pembimbing

II, yang telah banyak menyisihkan waktu, pikiran, dan masukan-masukan

selama dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Muhammad Pujiono, M.Hum, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I dan

juga Dosen Pembimbing Akademik, yang telah banyak memberikan

bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai dengan

selesainya penulisan skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara


4. Seluruh staff pengajar Departemen Sastra Jepang, yang telah memberikan

penulis banyak masukan dan ilmu. Mulai dari tahun pertama hingga

akhirnya dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik. Semoga semua

ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi banyak orang.

5. Dosen Penguji Ujian Proposal dan Penguji Ujian Skripsi, yang telah

menyediakan waktu untuk membaca dan menguji skripsi ini.

6. Terimakasih yang sebesar-besarnya, penulis sampaikan kepada kedua orang

tua tercinta dan tersayang Ayahanda Hendri Rinaldi, dan Ibunda Asnani,

yang sangat penulis sayangi, untuk semua kasih sayang, doa, kesabaran,

moril, dukungan semangat, keringat, air mata, serta dukungan materil yang

tidak terhingga, demi kebahagiaan, pendidikan, serta keberhasilan anak-

anaknya. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan, rezeki, dan

umur panjang sehingga senantiasa penulis akan dapat membahagiakan dan

membalas semua kebaikan ayah dan ibu.

7. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada adik-adik penulis, Salsa Dilla

Shelina Rinaldi dan Rio Delfi Andika Rinaldi, yang telah memberikan

dukungan semangat.

8. Terimakasih penulis sampaikan kepada teman terdekat, Rio Nugraha

Santoso, yang senantiasa memberi dukungan semangat baik moril maupun

materil, serta selalu setia menemani dan memberi masukan kepada penulis

dalam penulisan skripsi ini.

9. Terimakasih kepada sahabat yang sangat penulis sayangi, Lestari Ayu

Ningsih dan Siti Nurbalkis Sinaga, yang selalu memberikan dukungan

ii

Universitas Sumatera Utara


semangat, masukan, serta kasih sayang kepada penulis. Semoga

persahabatan kita tidak akan pernah putus.

10. Terimakasih kepada teman-teman sastra Jepang USU stambuk 2012:

Frilya, Surya, Maysi, Dewi, Yulia, Bella, Icha, dan Yuni, yang telah

menemani penulis dalam suka dan duka selama perkuliahan.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulis

ucapkan terimakasih banyak.

Penulis berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini.

Namun, masih banyak kesalahan, baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan

dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan,

Penulis,

Nindi Hernanda Rinaldi

iii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2.Perumusan Masalah ........................................................................................ 4
1.3.Ruang Lingkup Pembahasan ........................................................................... 6
1.4.Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ............................................................ 7
1.4.1. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 7
1.4.2. Kerangka Teori...................................................................................... 9
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 15
1.5.1. Tujuan Penelitian ............................................................................... 15
1.5.2 Manfaat Penelitian .............................................................................. 15
1.6 MetodePenelitian.......................................................................................... 16

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP CERITA RAKYAT


TANABATA DAN JAKA TARUB
2.1 Defenisi Cerita Rakyat .................................................................................. 18
2.2 Unsur-unsur Pembangun Cerita Rakyat ........................................................ 19
2.2.1 Unsur Intrinsik................................................................................ 19
2.2.2 Unsur Ekstrinsik ............................................................................. 29
2.3 Kajian Struktural dalam Karya Sastra ........................................................... 29
2.4 Sastra bandingan ........................................................................................... 30

BAB III ANALISIS PERBANDINGAN STRUKTURAL CERITA


RAKYAT TANABATA DAN JAKA TARUB
3.1 Sinopsis Cerita Rakyat Tanabata dan Jaka Tarub ....................................... 32
3.2 Analisis Struktural Cerita Rakyat Tanabata dan Jaka Tarub ...................... 36
3.2.1 Analisis Tema dalam Cerita Rakyat Tanabata ............................. 36
3.2.2 Analisis Tema dalam Cerita Rakyat Jaka Tarub .......................... 37

iv

Universitas Sumatera Utara


3.2.3 Analisis Penokohan dalam Cerita Rakyat Tanabata..................... 38
3.2.4 Analisis Penokohan dalam Cerita Rakyat Jaka Tarub.................. 47
3.2.5 Analisis Alur dalam Cerita Rakyat Tanabata ............................... 51
3.2.6 Analisis Alur Utama dalam Cerita Rakyat Jaka Tarub ................ 55
3.2.7 Analisis Amanat dalam Cerita Rakyat Tanabata .......................... 60
3.2.8 Analisis Amanat dalam Cerita Rakyat Jaka Tarub....................... 61
3.3 Analisis Perbandingan Struktural antara Cerita Rakyat Tanabata
dan Jaka Tarub ........................................................................................... 62
3.3.1 Analisis Perbandingan Tema antara Cerita Rakyat
Tanabata dan Jaka Tarub ............................................................. 62
3.3.2 Analisis Perbandingan Penokohan antara Cerita Rakyat
Tanabata dan Jaka Tarub ........................................................... 62
3.3.3 Analisis Perbandingan Alur antara Cerita Rakyat Tanabata
dan Jaka Tarub ............................................................................ 64
3.3.4 Analisis Perbandingan Amanat antara Cerita Rakyat
Tanabata dan Jaka Tarub ............................................................ 65

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 68
4.2 Saran ..................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap Negara di dunia pasti memiliki sastrawan yang menciptakan karya

sastranya masing-masing dengan berbagai genre. Begitu pula dengan negara

Jepang dan Indonesia. Jepang dan Indonesia adalah negara yang sama-sama masih

memegang teguh tradisi dan masih mempertahankan kearifan lokalnya. Oleh

karena itu, dari kedua negara ini banyak terdapat cerita-cerita rakyat yang

merupakan salah satu budaya dalam bentuk sastra dari kedua negara ini.

Menurut Wellek dan Warren (1995: 109) sastra adalah lembaga sosial

yang memakai medium bahasa dalam menampilkan gambaran dan kehidupan itu

sendiri.

Karya sastra merupakan suatu karya manusia baik lisan maupun non lisan

(tulisan) yang menggunakan bahasa sebagai media penghantar dan memiliki nilai

estetik (keindahan bahasa yang dominan). Menurut Pradopo (2002: 47) karya

sastra adalah karya yang mediumnya sudah bersifat tanda dan mempunyai arti

yaitu bahasa. Bahasa merupakan sebagai sistem tanda menyediakan perlengkapan

konseptual bagi dasar pemahaman dunia nyata dan sekaligus merupakan dasar

komunikasi antar anggota masyarakat.

Pada umumnya karya sastra bersifat fiksi dan nonfiksi. Karya sastra fiksi

berupa novel, cerpen, essei, dan cerita rakyat. Sedangkan nonfiksi meliputi puisi,

drama, dan lagu. Fiksi menurut Aminuddin (2000:66) adalah kisahan atau cerita

Universitas Sumatera Utara


yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan

dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya

sehingga menjalin suatu cerita.

Salah satu karya sastra fiksi adalah cerita rakyat. Menurut Djamaris dalam

http://olmanperidianxxx.blogspot.co.id/2011/12/pengertian_cerita_rakyat.html

cerita rakyat adalah golongan cerita yang hidup dan berkembang secara turun-

temurun dari generasi ke generasi berikutnya.

Menurut Sugono (2003: 57) cerita rakyat, selain merupakan hiburan, juga

merupakan sarana untuk mengetahui asal-usul nenek moyang, jasa atau teladan

kehidupan para pendahulu kita, hubungan kekerabatan (silsilah), asal mula

tempat, adat-istiadat, dan sejarah benda pusaka. Cerita rakyat juga bisa berperan

sebagai penghubung kebudayaan masa silam dengan kebudayaan yang akan

datang. Dalam arti luas, sastra lisan dapat pula berperan sebagai sarana untuk

menanamkan benih-benih kesadaran tentang keagungan budaya yang menjadi

penunjang kehidupan suatu bangsa.

Dalam sebuah tugas mengapresiasikan, baik dalam karya sastra maupun

tulisan ilmiah biasanya dijumpai masalah-masalah yang mendasari dalam

pembuatan tugas tersebut. Pada karya sastra cerita rakyat, masalah-masalah yang

muncul biasanya berdasarkan unsur-unsur yang ada didalamnya, yaitu unsur-

unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur

yang membangun karya sastra itu sendiri. Yang termasuk bagian dari unsur

instrinsik yaitu : tema, alur, latar, penokohan, gaya bahasa, dan sudut pandang.

Sedangkan yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang

Universitas Sumatera Utara


terdapat diluar karya sastra tetapi sangat berpengaruh terhadap isi karya sastra

tersebut. Unsur-unsur ekstrinsik meliputi pendekatan biografi, psikologi, dan

sosial (masyarakat). Dalam penulisan ini, penulis ingin membandingkan antara

cerita rakyat Jepang dan cerita rakyat Indonesia yang berjudul Tanabata dan Jaka

Tarub.

Tanabata merupakan cerita rakyat dari Jepang yang bercerita tentang

seorang pemuda yang bernama Keisuke yang mencuri pakaian bidadari yang

bernama Tanabata ketika Tanabata sedang mandi di danau. Keisuke pun

berbohong dan mengaku tidak mencuri pakaian sang bidadari. Keisuke

menyembunyikan pakaian Tanabata di atap rumahnya. Tanabata pun tidak bisa

pulang ke kahyangan tanpa pakaiannya. Akhirnya, Tanabata menikah dengan

Keisuke dan mereka hidup bersama-sama dan memiliki anak. Namun, akhirnya

mereka harus berpisah karena kebohongan Keisuke sudah diketahui oleh

Tanabata.

Jaka Tarub merupakan cerita rakyat dari Indonesia yang bercerita tentang

seorang pemuda benama Jaka Tarub yang mencuri selendang bidadari yang

bernama Nawang Wulan ketika Nawang Wulan sedang mandi di danau. Jaka

Tarub menyembunyikan selendang Nawang Wulan di lumbung padi. Tanpa

selendang itu, Nawang Wulan tidak akan bisa pulang ke kahyangan. Ketita Jaka

Tarub melihat Nawang Wulan sedang kesusahan mencari selendangnya, Jaka

Tarub pun datang dan menawarkan Nawang Wulan untuk ikut tinggal

bersamanya. Akhirnya Nawang Wulan menikah dengan Jaka Tarub dan mereka

hidup bersama-sama dan memiliki anak. Namun, akhirnya mereka berpisah

karena kebohongan Jaka Tarub sudah diketahui oleh Nawang Wulan.

Universitas Sumatera Utara


Adapun latar belakang penulis ingin membahas kedua Cerita Rakyat ini

sebagai skripsi adalah dikarenakan Tanabata dan Jaka Tarub adalah dua cerita

rakyat yang berasal dari negara yang berbeda namun memiliki struktur cerita yang

hampir sama. Kedua cerita rakyat ini menceritakan tokoh utama yang merupakan

pemuda biasa, namun mendapatkan seorang istri yang merupakan seorang

bidadari dari kahyangan. Tetapi pada akhirnya sang pemuda harus kehilangan

sang istri karena kebohongannya sudah diketahui oleh sang istri.Walaupun banyak

kesamaan dari kedua cerita rakyat tersebut, tetapi pasti ada perbedaan-perbedaan

yang mendasar dalam kedua cerita rakyat tersebut yang menarik untuk

dibandingkan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tema, alur, dan

penokohan dalam cerita rakyat dari dua negara yang berbeda yang berjudul

Tanabata dan Jaka Tarub. Untuk itu penulis akan membahasnya dalam skripsi

dengan judul “Analisis Perbandingan Cerita Rakyat Tanabata dan Jaka

Tarub dilihat Berdasarkan Pendekatan Struktural”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan isi cerita pada kedua cerita rakyat yang berjudul Tanabata dan

Jaka Tarub tersebut, pada kedua cerita rakyat ini memiliki tema yang

menceritakan tentang seorang pemuda biasa yang mendapatkan istri seorang

bidadari. Penokohan yang terdapat dalam kedua cerita rakyat ini adalah

penggambaran tentang tokoh utama yang memiliki karakter pembohong dan

Universitas Sumatera Utara


gegabah dalam kepribadiannya. Alur dalam novel ini adalah memiliki susunan

alur maju.

Walaupun banyak terdapat persamaan dalam kedua cerita rakyat yang

berjudul Tanabata dan Jaka Tarub, tetapi pasti juga terdapat perbedaan-perbedaan

di dalam unsur-unsur yang membangun kedua cerita rakyat tersebut. Misalnya,

adanya perbedaan alur cerita yang terjadi antara cerita rakyat Tanabata dan Jaka

Tarub yang terlihat pada akhir cerita. Ada juga perbedaan tokoh-tokoh yang

terdapat dalam kedua cerita rakyat tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis ingin

mengetahui sebagai berikut:

1. Bagaimana tema, penokohan, alur cerita, dan amanat dalam kedua cerita

rakyat yang berasal dari Jepang dan Indonesia yang berjudul Tanabata dan

Jaka Tarub ?

2. Bagaimana persamaan dan perbedaan unsur intrinsik dalam kedua cerita

rakyat Tanabata dan Jaka Tarub ?

Universitas Sumatera Utara


1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Agar masalah yang akan dibahas lebih terarah, maka penulis membatasi

ruang lingkup pembahasan, sehingga dapat memudahkan dalam menganalisa

topik permasalahan.

Penulis hanya memfokuskan pembahasan mengenai tema, penokohan,

alur, dan amanat yang terjadi di dalam cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub.

Kemudian membandingkan unsur instrinsik dari kedua cerita rakyat yang berjudul

Tanabata dan Jaka Tarub. Cerita rakyat Tanabata ditulis dalam bahasa Indonesia

oleh Ari Wulandari. Diterbitkan oleh Nyo-nyo dalam seri Cerita Rakyat Dunia:

Cerita Rakyat Jepang pada tahun 2013. Kemudian cerita rakyat Jaka Tarub ditulis

dalam bahasa Indonesia oleh Lintang Pandu. Diterbitkan oleh Gramedia dalam

Kumpulan Cerita Klasik Indonesia pada tahun 2015.

Di dalam penelitian ini, sesuai dengan judul skripsi yaitu “Analisis

Perbandingan Cerita Rakyat Tanabata dan Jaka Tarub dilihat Berdasarkan

Pendekatan Struktural” maka pada penelitian ini penulis menganalisis unsur-unsur

di dalamnya seperti tema, penokohan, dan alur saja. Setelah meneliti unsur-unsur

tersebut, kemudian menerangkan bagaimana perbandingan antara cerita rakyat

asal Jepang yang berjudul Tanabata dengan cerita rakyat asal Indonesia yang

berjudul Jaka Tarub. Untuk mendukung pembahasan, maka penulis dalam Bab II

akan menjelaskan Pengertian cerita rakyat, Unsur Pembangun cerita rakyat yang

meliputi unsur intrinsik dan ekstrinsik, Kajian Struktural dalam kajian sastra, dan

Teori Sastra Bandingan.

Universitas Sumatera Utara


1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1. Tinjauan Pustaka

Sastra atau kesusasteraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan

imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia, (dan masyarakat) melalui

bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan

manusia, seperti yang diungkapkan oleh Esten (1978:9).Sastra juga memberikan

wawasan yang umum tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual,

dengan cara yang khas.

Sastra adalah sebuah refleksi lingkungan sosial budaya yang merupakan

suatu tes dialektika (dialog komunikasi sehari-hari) antara pengarang dengan

situasi sosial yang membentuknya atau merupakan penjelasan sejarah dialektika

yang dikembangkan dalam karya sastra (Endraswara, 2008: 78)

Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis

atau sastra lisan. Disini sastra tidak banyak berhubungan dengan yang dijadikan

wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu. Biasanya

kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang termasuk

dalam kategori sastra adalah:

a. Novel

b.Cerita rakyat/cerpen (tertulis/lisan)

c.Syair

d. Pantun

e. Sandiwara/drama

f. Lukisan/kaligrafi

Universitas Sumatera Utara


Semi (1988: 8) mengatakan sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan

seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan

bahasa sebagai medianya.

Dengan menganalisis, maka makna karya sastra dapat ditafsirkan dengan

lebih jelas. Ada bermacam-macam analisis dalam mengkritik karya sastra.

Didalam analisi berikut dipergunakan tafsiran dari salah satu sudut pandang, yaitu

sudut pandang objektif yang sifatnya struktural.

Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi perhatian penuh

pada karya sastra sebagai struktur yang otonom. pendekatan struktural dinamakan

juga pendekatan objektif. strukturalisme berpandangan bahwa untuk menanggapi

karya sastra secara objektif haruslah berdasarkan pemahaman terhadap teks karya

sastra itu sendiri (Semi, 1993: 67)

Teeuw (1984: 135) menyatakan, pendekatan struktural mencoba

menguraikan keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai

kesatuan struktural yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.

Pendekatan struktural merupakan pendekatan intrisik, yakni membicarakan karya

tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Pendekatan

tersebut meneliti karya sastra sebagai karya yang otonom yang terlepas dari latar

belakang sosial, sejarah, biografi pengarang dan segala hal yang ada di luar karya

sastra, Satoto (1993: 32)

Struktur karya sastra (fiksi) terdiri atas unsur-unsur alur, penokohan, tema,

latar, dan amanat sebagai unsur yang paling menunjang dan paling dominan

dalam membangun karya sastra (fiksi), Sumardjo (1997: 54)

Universitas Sumatera Utara


Unsur-unsur karya sastra yang akan ditelaah di dalam cerita rakyat ini

adalah tema, penokohan, alur, dan amanat. Sudjiman (1992: 52) mengatakan

bahwa tema merupakan gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu

karya sastra.

Jones dalam Nurgiyantoro (1995:165), penokohan adalah pelukisan

gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.

Tokoh cerita (character) adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif,

atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kausalitas moral dan

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang

dilakukan dalam tindakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 1995: 165)

Selain penokohan dan perwatakan, yang termasuk di dalam unsur intrinsik

dalam sebuah karya sastra yang lainnya adalah alur atau plot. Menurut Kenny

dalam Nurgiyantoro (1995: 165) plot / alur sebagai peristiwa-peristiwa yang

ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang

menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat.

Kemudian, Amanat juga merupakan unsur intrinsik yang akan dianalisis

dalam penelitian ini. Nurgiyantoro ( 1995: 322) mengatakan, Amanat dalam karya

sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang, dan hal itulah yang

ingin disampaikan kepada pembaca.

1.4.2. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kajian sastra bandingan

bersifat komparatif. Kajian ini terutama dititikberatkan pada penelaahan teks

karya-karya sastra yang dibandingkan .

Universitas Sumatera Utara


Menurut Nada dalam http://www.academia.edu/4608714/sastra_bandingan

_dengan_sebuah_pengantar_ringkas sastra bandingan adalah suatu studi atau

kajian sastra suatu bangsa yang mempunyai kaitan kesejarahan dengan sastra

bangsa lain, bagaimana terjalin proses saling mempengaruhi antara satu dengan

lainnya.

Kasim (1996: 28-29) menjelaskan berdasarkan sifat kajiannya, kajian

sastra bandingan dibagi atas empat kelompok. Keempat sifat tersebut adalah

kajian bersifat komparatif, kajian bersifat historis, kajian bersifat teoritis, dan

kajian bersifat antar-disiplin. Kajian bersifat komparatif menitikberatkan pada

penelaahan teks karya sastra yang dibandingkan. Kajian bersifat komparatif

merupakan titik awal munculnya sastra bandingan. Kajian ini dipandang sebagai

kajian terpenting dalam karya sastra bandingan. Kajian bersifat komparatif dapat

berbentuk kajian pengauh maupun kajian kesamaan. Kajian yang bersifat

komparatif juga dapat mencakup kajian mengenai tema maupun kajian genre.

Sifat yang mendasari kajian ini adalah melihat persamaan dan perbedaan karya

sastra yang dibandingkan.

Menurut teori sastra bandingan yang bersifat komparatif yang sudah

dikemukakan sebelumnya, penulis berpendapat bahwa dengan pendekatan

perbandingan sastra, penulis dapat lebih mudah membandingkan dua cerita rakyat

yang memiliki jalan cerita yang hampir sama namun berasal dari negara yang

berbeda, sehingga dapat diketahui apa persamaan dan perbedaan-perbedaan dari

kedua cerita rakyat tersebut.

Penulis juga menggunakan pendekatan struktural. Pendekatan struktural

merupakan pendekatan intrinsik, yakni membicarakan karya tersebut pada unsur-

10

Universitas Sumatera Utara


unsur yang membangun karya sastra sebagai karya yang otonom dan terlepas dari

latar belakang sosial, sejarah, biografi pengarang, dan segala hal yang ada diluar

karya sastra (Satoto, 1993: 32).

Menurut Teeuw (1984: 135) pendekatan struktural mencoba menguraikan

keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan

struktural yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri (Nurgiyantoro, 1995:23). Unsur instrinsik yang dimaksud dalam unsur-

unsur intrinsik dalam karya sastra itu sendiri adalah sebagai berikut:

a. Tema

b. Plot atau Alur

c. Perwatakan atau Penokohan

d. Latar atau Setting

e. Sudut Pandang Pengarang

f. Gaya

g. Amanat

Menurut Staton dalam Nurgiyantoro (1995:67) Tema adalah makna yang

dikandung oleh sebuah cerita. Kemudian, Scharbach dalam Aminuddin (2000:

91), mengatakan bahwa seorang pengarang harus memahami tema cerita yang

akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara

pembaca baru dapat memahami tema bila mereka telah selesai memahami unur-

unsur signifikan yang menjadi media pemapar tema tersebut.

Alur atau plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-

tahapan peristiwa sehingga terjalin sebuah cerita yang dibentuk oleh tahapan-

11

Universitas Sumatera Utara


tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan para pelaku

dalam sebuah cerita. Adapun struktur dramatik yang merupakan bagian dari plot

menurut Aristoteles dalam http://senjapradestiaputri.blogspot.co.id/2012/05/

struktur-dramatik-menurut-aristoteles.html adalah sebagai berikut:

a. Eksposisi, yaitu bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra. Bagian

ini memberikan penjelasan atau keterangan mengenai berbagai hal yang

diperlukan untuk dapat memahami peristiwa berikutnya dalam cerita, seperti

tokoh cerita, masalah, tempat dan waktu, dan sebagainya.

b. Komplikasi, yaitu lanjutan dari eksposisi dan merupakan peningkatan dari

eksposisi. Dalam bagian ini salah seorang tokoh cerita mulai mengambil

prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi hasil dari prakarsa itu

tidak pasti sehingga timbullah kegawatan.

c. Klimaks, Dalam bagian ini pihak-pihak yang berlawanan, berhadapan untuk

melakukan perhitungan terakhit yang menentukan nasib tokoh dalam cerita

d. Resolusi, Dalam resolusi semua masalah yang ditimbulkan oleh prakarsa

tokoh terpecahkan.

e. Konklusi, Dalam bagian ini nasib tokoh cerita sudah pasti. Konklusi

merupakan bagian akhir cerita

Tokoh berkaitan dengan orang atau seseorang sehingga perlu

menggambarkan yang jelas tentang tokoh tersebut. Nurgiyantoro (1995: 173-174),

jenis-jenis tokoh dapat dibagi sebagai berikut:

1. Berdasarkan Segi Peranan atau Tingkat Pentingnya

a. Tokoh Utama, yaitu tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam

prosa dan sangat menentukan perkembangan alur secara keseluruhan.

12

Universitas Sumatera Utara


b. Tokoh Tambahan, yaitu tokoh yang permunculannya lebih sedikit dan

kehadirannya jika hanya ada keterkaitannya dengan tokoh utama

secara langsung ataupun tidak langsung.

2. Berdasarkan Segi Fungsi Penampilan Tokoh

a. Tokoh Protagonis, yaitu tokoh utama yang merupakan pembawa nilai-

nilai yang ideal bagi pembaca.

b. Tokoh Antagonis, yaitu tokoh penyebab terjadinya konflik

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1995 : 216) setting atau latar

disebut juga sebagai landas tumpu, mengarah pada pengertian tempat, waktu, dan

lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Unsur

latar setting atau dapat dibedakan dalam tiga unsur pokok, yaitu: (1) Latar tempat

adalah menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah

karya fiksi. (2) Latar waktu adalah latar yang berhubungan dengan masalah

“kapan” terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. (3) Latar

sosial adalah latar yang menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam

karya fiksi (Nurgiyantoro, 1995 : 227-233).

Kemudian, menurut Aminuddin (2000: 76) menerangkan bahwa gaya

bahasa adalah cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya lewat media

bahasa yang indah dan harmonis meliputi aspek-aspek : (1) pengarang, (2)

ekspresi, (3) gaya bahasa. Sebab itulah ada pendapat yang menjelaskan bahwa

gaya adalah orangnya atau pengarangnya karena lewat gaya kita dapat mengenal

bagaimana sikap dan endapan pengetahuan, pengalaman dan gagasan

pengarannya. Gaya erat kaitannya dengan ekspresi karena jika gaya adalah cara

13

Universitas Sumatera Utara


dan alat seorang pengarang untuk mewujudkan gagasannya, maka ekspresi adalah

proses atau kegiatan perwujuadan itu sendiri. Sebab itulah gaya dapat juga disebut

sebagai cara, teknik maupun bentuk pengekspresian suatu gagasan.

Menurut Booth dalam Nurgiyantoro (1995: 249) sudut pandang

merupakan teknik yang dipergunakan pengarang untuk menemukan dan

menyampaikan makna karya artistiknya, untuk dapat sampai dan berhubungan

dengan pembaca. Sedangkan menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:248)

Point of view adalah cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang

sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa

yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Sedangkan amanat menurut Kenny dalam Nurgiyantoro (1995: 322) adalah

dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu

yang bersifat praktis, yang dapat diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita yang

bersangkutan oleh pembaca.

Unsur-unsur karya sastra yang akan ditelaah di dalam kedua cerita ini adalah

tema, penokohan, alur, dan amanat. Sedangkan latar, sudut pandang pengarang,

dan gaya bahasa tidak penulis paparkan dalam penelitian ini karena unsur-unsur

tersebut tidak ditampilkan secara jelas pada kedua cerita yang akan dianalisis dan

bukan merupakan fokus pembahasan.

Dengan menggunakan teori pendekatan struktural atau objektif tersebut,

penulis menganalisis karakteristik penokohan dari kedua cerita rakyat Tanabata

dan Jaka Tarub, tema yang mendasari pemaparan cerita, tahapan-tahapan alur

yang membentuk cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub dan memaparkan amanat

yang terdapat didalam kedua cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub. Sehingga

14

Universitas Sumatera Utara


dapat dijelaskan hubungan unsur-unsur yang ada didalam cerita rakyat Tanabata

dan Jaka Tarub, keutuhan serta kepaduan ceritanya yang dibangun melalui unsur

intrinsik.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memiliki tujuan seperti berikut :

1. Untuk mendeskripsikan tema, penokohan, dan alur cerita dalam cerita

rakyat dari Jepang dan Indonesia yang berjudul Tanabata dan Jaka Tarub.

2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan pada unsur intrinsik dalam

dua cerita rakyat yang berjudul Tanabata dan Jaka Tarub.

1.5.2. Manfaat Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memiliki manfaat seperti berikut :

1. Untuk memperkaya pengkajian dan mengapresiasikan karya sastra,

khususnya terhadap cerita rakyat Jepang dan Indonesia.

2. Untuk dapat menambah wawasan dan gambaran bagi pembaca mengenai

unsur-unsur pembentuk di dalam cerita rakyat asal Jepang yang berjudul

Tanabata dan cerita rakyat asal Indonesia yang berjudul Jaka Tarub.

3. Untuk mengetahui tentang tema, penokohan dan latar dalam sebuah karya

sastra berdasarkan pendekatan struktural dalam cerita rakyat asal Jepang

yang berjudul Tanabata dan cerita rakyat asal Indonesia yang berjudul

Jaka Tarub.

15

Universitas Sumatera Utara


4. Untuk mengetahui perbandingan tema, penokohan, dan alur dalam cerita

rakyat asal Jepang yang berjudul Tanabata dan cerita rakyat asal Indonesia

yang berjudul Jaka Tarub.

1.6. Metode Penelitian

Sebuah penelitian membutuhkan suatu metode untuk mendukung proses

didalam penelitian tersebut. Metode penelitian adalah cara untuk menemukan,

mengembangkan dan menguji masalah yang dihadapi.

Menurut Subagyo dalam Fauzan (2014: 15) metode meupakan jalan yang

berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi

penggunanya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam

upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan permasalahan.

Metode yang penulis gunakan adalah metode Kualitatif. Menurut Ratna

(2004: 46) metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data ilmiah, data

dengan hubungannya dengan konteks kebenarannya. Cara-cara inilah yang

mendorong kualitatif dianggap sebagai multi metode sebab pada gilirannya

melibatkan sejumlah besar gejala sosial yang relevan.

Penulis juga menggunakan metode studi kepustakaan. Menurut Nazir

(1988: 111) Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-

catatan, dan laporan-laporan yang ada hubunannya dengan masalah yang

dipecahkan.

Disamping iu, penulis juga memperoleh data-data dari media online yang

berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

16

Universitas Sumatera Utara


Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membaca cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub.

2. Mencari data yang berhubungan dengan objek penelitian, yaitu mencari data

tentang kajian pendekatan struktural, teori sastra bandingan, dan teori-teori lain

yang diperlukan untuk melengkapi penelitian ini.

3. Mengumpulkan data-data tersebut kemudian menganalisis data berdasarkan

pendekatan struktural dan mengungkapkan persamaan dan perbedaan unsur

intrinsik seperti tema, penokohan, dan alur yang terdapat dalam cerita rakyat

Tanabata dan Jaka Tarub.

4. Menyusun seluruh data tersebut menjadi sebuah laporan berbentuk proposal

skripsi.

17

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP CERITA RAKYAT TANABATA DAN JAKA


TARUB

2.1 Definisi Cerita Rakyat

Sastra tradisional, dalam hal ini cerita rakyat, terdapat di semua suku di

Indonesia. Isinya berupa gambaran cerita pemiliknya, yang tidak hanya

mengungkapkan hal-hal yang bersifat permukaan, tetapi juga sendi-sendi

kehidupan secara lebih mendalam. Kehadirannya sering merupakan jawaban dari

teka-teki alam yang terdapat di seputar kita.

Menurut Sugono (2003: 57) cerita rakyat, selain merupakan hiburan, juga

merupakan sarana untuk mengetahui asal-usul nenek moyang, jasa atau teladan

kehidupan para pendahulu kita, hubungan kekerabatan (silsilah), asal mula

tempat, adat-istiadat, dan sejarah benda pusaka. Cerita rakyat juga bisa berperan

sebagai penghubung kebudayaan masa silam dengan kebudayaan yang akan

datang. Dalam arti luas, sastra lisan dapat pula berperan sebagai sarana untuk

menanamkan benih-benih kesadaran tentang keagungan budaya yang menjadi

penunjang kehidupan suatu bangsa.

Sementara itu, menurut Sisyono dalam http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id

/2016/01/pengertian-cerita-rakyat-menurut-para.html, cerita rakyat merupakan

salah satu karya sastra yaitu berupa cerita yang lahir, hidup, dan berkembang pada

beberapa generasi dalam masyarakat tradisional, baik masyarakat itu telah

mengenal huruf atau belum, disebarkan secara lisan, mengandung survival,

18

Universitas Sumatera Utara


bersifat anonim, serta disebarkan diantara kolektif tertentu dalam kurun waktu

yang cukup lama.

Cerita rakyat merupakan salah satu (genre) folklore. Folklore itu sendiri

adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan turun-

temurun diantara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang

berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai gerak isyarat atau

alat pembantu pengingat (Danandjaja, 1997: 2)

Setiap karya sastra fiksi (cerita rakyat) mempunyai unsur-unsur yang

medukung, baik unsur dari dalam karya sastra itu sendiri (unsur intrinsik) ataupun

unsur dari luar (unsur ekstrinsik) yang secara tidak langsung mempengaruhi

bangun cerita sebuah karya sastra.

2.2 Unsur-Unsur Pembangun Cerita Rakyat

Cerita rakyat merupakan karya sastra hiburan bagi masyarakat yang

totalitas, suatu panduan bersifat artistik. Sebagai sebuah karya sastra yang

totalitas, cerita rakyat mempunyai bagian-bagian atau unsur yang berkaitan satu

dengan yang lain secara erat dan saling menguntungkan. Sehingga dengan unsur-

unsur tersebut keterpaduan sebuah cerita rakyat akan terwujud. Unsur-unsur yang

terkandung dalam cerita rakyat adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

2.2.1 Unsur Intrinsik

Nurgiyantoro (1995: 23) mengemukakan bahwa unsur intrinsik adalah

unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang

menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara

19

Universitas Sumatera Utara


faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah

cerita rakyat adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun

cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuahcerita

rakyat berwujud. Unsur intrinsik yang dimaksud tersebut ialah tema, penokohan,

plot/alur, sudut pandang, gaya bahasa, latar, dan amanat.

a. Tema

Stanton dalam Nurgiyantoro (1995: 67) mengatakan bahwa tema

merupakan makna yang dikandung oleh sebuah cerita.

Istilah tema menurut Scharbach dalam Aminuddin (2000: 91) berasal dari

bahasa latin yang berarti tempat meletakkan suatu perangkat. Disebut demikian

karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga

sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang

diciptakannya. Sebab itu penyikapan terhadap tema yang diberikan pengarangnya

dengan pembaca umumnya terbalik. Seorang pengarang harus memahami tema

cerita yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan,

sementara pembaca baru dapat memahami tema bila mereka telah selesai

memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi media pemapar tema tersebut.

Tema disaring dari motif-motif yang terdapat dalam karya yang

bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik, dan situasi

tertentu. Tema dalam banyak hal bersifat mengikat, kehadiran atau ketidakhadiran

peristiwa, konflik, situasi tertentu termasuk berbagai unsur intrinsik yang lain,

karena hal-hal tersebut haruslah bersifat mendukung kejelasan tema yang ingin

20

Universitas Sumatera Utara


disampaikan. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka ia pun

bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu.

Dengan demikian, untuk menemukan tema sebuah karya fiksi, ia haruslah

disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian

tertentu cerita. Tema, walaupun sulit ditentukan secara pasti, ia bukanlah makna

yang disembunyikan, walau belum tentu juga dilukiskan secara eksplisit. Tema

sebagai makna pokok sebuah karya fiksi tidak secara sengaja disembunyikan

karena justru hal inilah yang ditawarkan kepada pembaca. Namun, tema

merupakan makna keseluruhan yang didukung cerita, dengan sendirinya ia akan

tersembunyi di balik cerita yang mendukungnya.

Pertimbangan penentuan tema utama juga didasarkan pada pengertian

tema menurut Stanton dalam Nurgiyantoro(1995: 70) yaitu yang mengartikan

tema sebagai makna sebuah cerita yang secara khusus menerangkan sebagian

besar unsurnya dengan cara yang sederhana. Tema kurang lebih dapat bersinonim

dengan ide utama dan tujuan utama.

Dalam upaya memahami tema, pembaca perlu memperhatikan langkah-

langkah berikut secara cermat :

a. Memahami setting dalam prosa fiksi yang dibaca.

b. Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi

yang dibaca.

c. Memahami satuan peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa

dalam prosa fiksi yang dibaca.

21

Universitas Sumatera Utara


d. Memahami plot atau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca.

e. Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan lainnya yang

disimpulkan dari satuan-satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu

cerita.

f. Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang

ditampilkannya.

g. Mengidentifikasi tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan

bertolak dari satuan pokok pikiran serta sikap penyair terhadap pokok

pikiran yang ditampilkannya.

h. Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkannya

dalam satu dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar dalam

sebuah cerita.

Dalam cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub ini mengangkat tema tentang

kisah cinta dua insan yang berbeda dunia yang harus berakhir karena diawali oleh

sebuah kebohongan.

b. Plot / Alur Cerita

Salah satu elemen terpenting dalam membentuk karya fiksi adalah plot.

Dalam analisis cerita plot sering juga disebut dengan alur. Abrams dalam

Nurgiyantoro (1995: 113-114) mengemukakan bahwa plot sebuah karya fiksi

merupakan struktur dari peristiwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang terlihat

dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek

emosional dan efek artistik tertentu.

22

Universitas Sumatera Utara


Stanton dalam Nurgiyantoro (1995: 113) mengemukakan bahwa plot

adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya

dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau

menyebabkan peristiwa yang lain.

Aristoteles dalam http://senjapradestiaputri.blogspot.co.id/2012/05/

struktur-dramatik-menurut-aristoteles.html membedakan tahapan plot menjadi

lima tahapan, tahapan itu adalah sebagai berikut:

f. Eksposisi, yaitu bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra. Bagian

ini memberikan penjelasan atau keterangan mengenai berbagai hal yang

diperlukan untuk dapat memahami peristiwa berikutnya dalam cerita, seperti

tokoh cerita, masalah, tempat dan waktu, dan sebagainya.

g. Komplikasi, yaitu lanjutan dari eksposisi dan merupakan peningkatan dari

eksposisi. Dalam bagian ini salah seorang tokoh cerita mulai mengambil

prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi hasil dari prakarsa itu

tidak pasti sehingga timbullah kegawatan.

h. Klimaks, Dalam bagian ini pihak-pihak yang berlawanan, berhadapan untuk

melakukan perhitungan terakhit yang menentukan nasib tokoh dalam cerita

i. Resolusi, Dalam resolusi semua masalah yang ditimbulkan oleh prakarsa

tokoh terpecahkan.

j. Konklusi, Dalam bagian ini nasib tokoh cerita sudah pasti. Konklusi

merupakan bagian akhir cerita.

Menurut susunannya, plot/ alur terdiri atas tiga jenis yaitu

a. Alur maju, yaitu alur yang susunannya mulai dari peristiwa pertama, peristiwa

kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya sampai cerita itu berakhir

23

Universitas Sumatera Utara


b. Alur mundur, yaitu alur yang dimulai dari peristiwa terakhir kemudian

kembali kepada peristiwa pertama.

c. Alur campuran, yaitu alur yang dimulai dari peristiwa terakhir kemudian

kembali ke peristiwa pertama, kedua dan seterusnya sampai akhirnya kembali

ke peristiwa terakhir.

Dilihat dari susunannya, jenis alur yang digunakan dalam kedua cerita

rakyat Tanabata dan Jaka Tarub adalah alur maju.

c. Tokoh

Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan

sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita, sedangkan cara sastrawan

menampilkan tokoh disebut penokohan (Aminuddin dalam Siswanto, 2008: 142)

Tokoh cerita (character), menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:

165), adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama,

yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan

tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam

tindakan. Dari kutipan tersebut juga dapat diketahui bahwa antara seorang tokoh

dengan kualitas pribadinya erat berkaitan dalam penerimaan pembaca. Dalam hal

ini, khususnya dari pandangan teori resepsi, pembacalah sebenarnya yang

memberi arti semuanya. Untuk kasus kepribadian seorang tokoh, pemaknaan itu

dilakukan berdasarkan kata-kata (verbal) dan tingkah laku lain (nonverbal).

Pembedaan antara tokoh yang satu dengan yang lain lebih ditentukan oleh kualitas

pribadi daripada dilihat secara fisik.

24

Universitas Sumatera Utara


Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai

pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada

pembaca. Walaupun tokoh cerita hanya merupakan tokoh ciptaan pengarang, ia

haruslah seorang tokoh yang hidup secara wajar, sewajar sebagaimana kehidupan

manusia yang terdiri dari darah dan daging., yang mempunyai pikiran dan

perasaan. Masalah kewajaran tokoh cerita sering dikaitkan dengan kenyataan

kehidupan manusia sehari-hari. Seorang tokoh cerita dikatakan wajar, relevan jika

mencerminkan dan mempunyai kemiripan dengan kehidupan manusia

sesungguhnya.

Menurut Aminuddin dalam Siswanto (2008: 145), ada beberapa cara

memahami watak tokoh. cara itu adalah:

a. Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya.

b. Gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan

kehidupannya maupun caranya berpakaian.

c. Menunjukkan bagaimana perilakunya.

d. Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri.

e. Memahami bagaimana jalan fikirannya.

f. Melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya.

g. Melihat tokoh lain berbincang dengannya.

h. Melihat bagaimana tokoh-tokoh yang lain itu memberi reaksi

terhadapnya.

i. Melihat tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lain.

Dalam cerita rakyat Tanabata, tokoh utama ialah Keisuke yang diceritakan

sebagai seorang pemuda biasa yang mendapatkan istri seorang bidadari. Awalnya

25

Universitas Sumatera Utara


Keisuke menemukan pakaian Orihime yang merupakan bidadari dari kahyangan.

Tanpa pakaian itu Orihime tidak akan bisa kembali ke kahyangan. Namun,

Keisuke yang menemukan pakaian Orihime malah membohongi Orihime dan

berkata kalau pakaian yang dibawanya bukanlah pakaian Orihime. Dapat pula

diketahui bahwa Keisuke memiliki sifat yang pembohong, penyayang, tulus,

berfikiran pendek, tidak menjaga amanah, dan bertanggung jawab. Adapula tokoh

tambahan dalam cerita rakyat Tanabata yaitu Orihime dan Nobita. Orihime adalah

bidadari dari kahyangan yang sekaligus menjadi istri Keisuke dan Nobita adalah

ayah dari Orihime.

Dalam cerita rakyat Jaka Tarub, tokoh utama ialah Jaka Tarub yang

diceritakan sebagai pemuda biasa yang memiliki istri seorang bidadari karena ia

mencuri selendang bidadari tersebut sehingga bidadari itu tidak dapat pulang ke

kahyangan. Dapat pula dilihat bahwa Jaka Tarub berwatah pembohong, tidak

menjaga amanah, dan setia. Adapula tokoh tambahan dalam cerita rakyat Jaka

Tarub ini adalah Nawang Wulan, yaitu seorang bidadari dari kahyangan yang

menjadi istri Jaka Tarub.

d. Latar/ Setting

Abrams dalam Nurgiyantoro (1995: 216), latar atau setting yang disebut

juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu

dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

Setting sebagai latar peristiwa dalam karya fiksi baik berupa tempat, waktu

maupun peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis, Aminuddin

dalam Siswanto (2008: 149). Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan

26

Universitas Sumatera Utara


jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca,

menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi.

d. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah tempat sastrawan memandang ceritanya. Dari

tempat itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu, dengan

gayanya sendiri.

Sudut pandang, point of view, menyaran pada cara sebuah cerita

dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang

sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa

yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca, Abrams dalam

Nurgiyantoro (1995: 248).

Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi,

teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan

gagasan ceritanya. Ada empat macam sudut pandang, yaitu :

1. Omniscient point of view (susut pandang yang berkuasa)

Disini pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya, pengarang juga

berkuasa untuk menghapus dan menciptakan tokohnya, mengatur jalan

pikiran tokoh, hingga mengomentari kelakuan para pelaku.

2. Objective Point of view

Hampir sama dengan omniscient hanya saja pengarang tidak

memberikan komentar apapun mengenai kelakuan tokohnya.

3. Sudut pandang orang pertama

27

Universitas Sumatera Utara


Teknik ini ditandai dengan menggunakan kata "aku" dalam

penceritaannya, persis seperti mencritakan pengalaman sendiri.

4. Sudut pandang peninjau

Dalam teknik ini pengarang memilih salah satu tokohnya untuk

bercerita. Sudut pandang peninjau ini lebih dikenal dengan sudut

pandang orang ketiga.

Dengan demikian, sudut pandang pengarang dalam cerita rakyat

Tanabata dan Jaka Tarub ialah Objective point of view dimana pengarang

bertindak sebagai yang berkuasa dalam terciptanya jalan cerita tanpa memberi

komentar didalamnya.

e. Gaya Bahasa

Aminuddin dalam siswanto (2008: 158-159) gaya bahasa adalah cara

seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media

bahasa yang indah dan harmonis serta mampu manuansakan makna dan suasana

yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca.

f. Amanat

Amanat menurut Kenny (dalam Nurgiyantoro 1995: 322) adalah

dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu

yang bersifat praktis, yang dapat diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita yang

bersangkutan oleh pembaca.

Di dalam kedua cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub memiliki amanat

yang sama yaitu dalam memulai sebuah hubungan, janganlah diawali dengan

28

Universitas Sumatera Utara


sebuah kebohongan. Karena sebuah kebohongan hanya dapat menyelamatkan

dirimu sesaat dan akhirnya akan menghancurkanmu selamanya.

2.2.2 Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar karya sastra itu sendiri,

tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme

karya sastra. Atau, secara lebih khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur

yang mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun tidak ikut menjadi

bagian didalamnya. Unsur tersebut meliputi latar belakangpengarang, keyakinan

dan pandangan hidup pengarang, adat istiadat yang berlaku, situasi politik,

persoalan sejarah, ekonomi, dan pengetahuan agama. Unsur ekstrinsik untuk tiap

karya sastra sama, unsur ini mencakup berbagai aspek kehidupan sosial yang

tampaknya menjadi latar belakang penyampaian amanat cerita dan tema. Selain

unsur-unsur yang datangnya dari luar pengarang, hal yang sudah ada dan melekat

pada kehidupan pengarang pun cukup besar pengaruhnya terhadap terciptanya

suatu karya sastra.

2.3 Kajian Struktural dalam Kajian Sastra

Dalam menganalisis sebuah karya sastra tentunya diperlukan suatu teori

agar menjadi acuan dalam proses penganalisisan terhadap sebuah karya sastra. Di

dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan struktural atau yang biasa

disebut pendekatan objektif.

Pendekatan struktural pada dasarnya juga dapat dipandang sebagai cara

berfikir tentang dunia kesastraan yang lebih merupakan susunan hubungan

daripada susunan benda. Dengan demikian , kodrat setiap unsur dalam bagian

29

Universitas Sumatera Utara


sistem struktur itu baru mempunyai makna setelah berada dalam hubungannya

dengan unsur-unsur yang lain yang terkandung didalamnya, Hawkes dalam

Nurgiyantoro (1995: 37)

Analisis struktural dapat berupa kajian yang menyangkut relasi unsur-

unsur dalam mikroteks, satu keseluruhan wacana, dan relasi intertekstual, Hartoko

dan Rahmanto dalam Nurgiyantoro (1995: 38). Analisis struktural dalam hal ini

fiksi, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan

fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan. Pada dasarnya

analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan

keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan

sebuah kemenyeluruhan.

Dengan menggunakan teori pendekatan struktural, penulis dapat

melakukan penganalisisan terhadap tema, tokoh, alur, dan unsur-unsur yang

lainnya. Agar unsur-unsur di dalam cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub dapat

memiliki hubungan keselarasan yang baik.

2.4 Sastra Bandingan

Sastra bandingan bertujuan untuk menghapus pandangan sempit sastra

nasional dan untuk menghilangkan anggapan bahwa suatu karya sastra lebih baik

dari satu karya sastra lainnya. Selain itu, sastra bandingan juga bertujuan untuk

meluaskan wawasan seseorang mengenai hasil budaya berbagai bangsa dan

menambah pemahaman tentang nilai-nilai budaya yang terkandung dalam karya-

karya tersebut.

30

Universitas Sumatera Utara


Kasim (1996: 28-29) menjelaskan berdasarkan sifat kajiannya, kajian

sastra bandingan dibagi atas empat kelompok. Keempat sifat tersebut adalah

kajian bersifat komparatif, kajian bersifat historis, kajian bersifat teoritis, dan

kajian bersifat antar-disiplin. Kajian bersifat komparatif menitikberatkan pada

penelaahan teks karya sastra yang dibandingkan. Kajian bersifat komparatif

merupakan titik awal munculnya sastra bandingan. Kajian ini dipandang sebagai

kajian terpenting dalam karya sastra bandingan. Kajian bersifat komparatif dapat

berbentuk kajian pengaruh maupun kajian kesamaan. Kajian yang bersifat

komparatif juga dapat mencakup kajian mengenai tema maupun kajian genre.

Sifat yang mendasari kajian ini adalah melihat persamaan dan perbedaan karya

sastra yang dibandingkan.

Menurut teori sastra bandingan yang bersifat komparatif yang sudah

dikemukakan sebelumnya, penulis berpendapat bahwa dengan pendekatan

perbandingan sastra, penulis dapat lebih mudah membandingkan dua cerita rakyat

yang memiliki jalan cerita yang hampir sama namun berasal dari negara yang

berbeda, sehingga dapat diketahui apa persamaan dan perbedaan-perbedaan dari

kedua cerita rakyat tersebut.

31

Universitas Sumatera Utara


BAB III

ANALISIS PERBANDINGAN STRUKTURAL CERITA RAKYAT

TANABATA DAN JAKA TARUB

3.1 Sinopsis Cerita Rakyat Tanabata dan Jaka Tarub

a. Sinopsis Cerita Rakyat Tanabata

Seorang pemuda bernama Keisuke sehari-harinya kerja sebagai peladang.

Suatu hari ketika sedang beristirahat di tepi danau, ia melihat sesuatu yang sangat

indah. Ia pun mendekat dan menemukan seperangkat pakaian perempuan. Ia

sangat suka melihat pakaian itu. Kemudian ia pun memasukkan pakaian tersebut

ke dalam keranjangnya. Ia pun bersiap untuk pulang.

Ketika ia berjalan, lalu muncullah kepala seorang bidadari yang bernama

Orihime dari dasar danau. Wajahnya sangat cantik dan rambutnya panjang hitam

dan lebat. Saat keisuke berbalik badan dan hendak pulang, pakaian bidadari yang

dibawanya terlihat oleh Orihime.

Orihime pun berteriak meminta agar pakaiannya dikembalikan. Karena

tanpa pakaian tersebut Orihime tidak akan bisa kembali ke kahyangan. Ketika

diminta, Keisuke mengelak dan mengatakan bahwa pakaian yang berada

dikeranjangnya itu adalah pakaian yang ia bawa dari rumah. Putri Orihime pun

percaya dengan Keisuke.

Kemudian Keisuke menawarkan Orihime untuk ikut tinggal dirumahnya.

Karena tidak ada pilihan lain, Orihime pun menyetujui ajakan Keisuke. Setelah itu

mereka menikah dan mempunyai anak.

Ketika Orihime sedang menyusui anaknya, dilihatnya seekor merpati

sedang mematuki retakan balok langit-langit rumah. Kemudian merpati itu

32

Universitas Sumatera Utara


menarik keluar suatu benda. Ternyata benda itu adalah pakaian Orihime yang

selama ini dicarinya.

Orihime pun sudah mengetahui bahwa selama ini suaminyalah yang

menyembunyikan pakaiannya. Orihime pun memutuskan untuk kembali ke

kahyangan. Keisuke menahan Orihime pergi. Namun jika Keisuke ingin bertemu

Orihime, Orihime memberikan syarat yaitu anyamlah seribu pasang sandal jerami

dan kuburkan di sekitar pohon bambu.

Setelah itu, sepanjang hari keisuke pun menganyam sandal jerami dan

menguburnya di pohon bambu. setelah genap seribu sandal, ia pun memanjat

bambu yang menjulang tinggi dengan menggendong anaknya. Ternyata

anyamanya masih 999 pasang saja. Keisuke pun berteriak memanggil Orihime.

Orihime pun mendengar dan menjulurkan tangannya untuk menjangkau keisuke.

Mereka pun saling melepas rindu. Namun, tiba-tiba datanglah ayah

Orihime. Ayah Orihime tidak menyetujui anaknya menikah dengan laki-laki dari

dunia bawah. Ia bermaksud memisahkan keduanya. Nobita pun menyuruh keisuke

menaburkan biji-biji di ladang dalam tiga hari. kalau Keisuke bisa memenuhinya,

maka Nobita akan merestui hubungan Orihime dan Keisuke.

Keisuke pun langsung berusaha. Namun, Orihime mengetahui kesulitan

suaminya dan ingin membantu. Orihime meminta bantuan sekumpulan merpati

untuk menaburkan biji-biji itu dari atas.

Nobita pun kesal dengan keberhasilan keisuke. Ia pun meminta pekerjaan

yang lebih sulit. Nobita meminta keisuke menjaga ladang melon selama tiga hari

tiga malam tanpa boleh memakan apapun termasuk melon yang dijaganya.

33

Universitas Sumatera Utara


Pada hai ketiga, Keisuke tidak tahan menahan haus, akhirnya keisuke pun

memakan satu buah melon. Tiba-tiba air tumpah dari melon yang dibuka seperti

air bah. Air itu segera membentuk danau luas dan dalam. Danau itulah yang

memisahkan Orihime dan Keisuke.

Orihime dan Keisuke saling memanggil dari tempat yang berjauhan.

Keduanya kemudian mati dan menjelma menjadi bintang Altair dan Vega.

Keduanya mendapat izin dari Nobita bertemu sekali dalam setahun, yaitu pada

malam hari tanggal 7 juli.

b. Sinopsis Cerita Rakyat Jaka Tarub

Seorang pemuda bernama Jaka Tarub sedang berburu di hutan dekat

danau. Kemudian ia mendengar suara berisik dari arah danau. Ia pun mengintip ke

arah danau. Ia melihat ada & gadis cantik yang sedang mandi. Tak sengaja Jaka

Tarub melihat selendang para bidadari itu. Ia pun mengambil salah satu selendang

dan menyembunyikannya di lumbung padinya.

Kemudian, Jak Tarub kembali lagi ke danau. Dilihatnya seorang bidadari

yang sedang kebingungan mencari selendangnya. Karena tanpa selendang itu ia

tidak akan bisa kembali ke kahyangan. Bidadari itu adalah bidadari termolek

diantara yang lainya. Bibirnya semerah darah dan kulitnya putih bersinar.

Bidadari itu ditinggalkan oleh bidadari yang lainnya pulag ke kahyangan.

Melihat Bidadari itu kebingungan, Jaka Tarub pun menghampirinya.

Nama Bidadari itu adalah Nawang Wulan. Jaka Tarub pun menawarinya untuk

pulang ke rumahnya. Karena tidak ada pilihan lain, Nawang Wulan pun menerima

ajakan Jaka Tarub. Mereka pun menika dan mempunyai anak.

34

Universitas Sumatera Utara


Semenjak kehadiran Nawang Wulan, Jak Tarub merasa hidupnya semakin

mudah dan tidak perlu lagi bekerja keras disawah. Nawang Wulan selalu

mengingatkan Jaka Tarub supaya tidak membuka penutup kukusan nasi ketika ia

memasak.

Suatu hari ketika Nawang wulan mandi disungai, ia menitipkan nasi yang

dimasaknya kepada suaminya. Namun, karena Jaka Tarub penasaran, ia pun

membuka kukusan nasi yang dimasak oleh Nawang Wulan. Ternyata Nawang

Wulan selama ini hanya memasak sebulir padi.

Karena Jaka Tarub Sudah mengintip isi kukusan nasi yang dimasak

Nawang Wulan, maka kesaktiannya pun hilang. Sekarang mereka harus bekerja

keras diladang untuk menanam dan menumbuk padi setiap hari.

Semakin lama persediaan beras mereka semakin sedikit. Dan ketika

Nawang Wulan mengambil persediaan beras yang terakhir, dilihatnya ada sesuatu

di lumbung. Ternyata itu adalah selendangnya yang selama ini ia cari. Ia pun

mengetahui bahwa suaminya telah berbohong kepadanya selama ini. Ia pun

memutuskan untuk kembali ke kahyangan.

Ketika pulang dari sawah, Jaka Tarub melihat Istrinya sudah memakai

selendangnya. Jaka Tarub mencoba untuk menahan Nawang Wulan dan meminta

maaf berulang kali. Namun semuanya sudah percuma. Jaka Tarub pun harus

merelakan kepergian Nawang Wulan. Ini akibat kesalahannya sendiri. Sudah

takdir Nawang Wulan untuk kembali ke kahyangan. "Kenanglah aku ketita

melihat bulan. Aku akan menghiburmu dari atas sana," kata Nawang Wulan. Ia

pun kemudian terbang ke langit menuju khayangan, meninggalkan Jaka Tarub

yang nangis dalam penyesalan.

35

Universitas Sumatera Utara


3.2 Analisis Struktural Cerita Rakyat Tanabata dan Jaka Tarub

3.2.1 Analisis Tema dalam Cerita Rakyat Tanabata

Tema adalah gagasan utama atau pikiran pokok di dalam sebuah karya

sastra yang berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan

karya fiksi yang diciptakannya.

Di dalam cerita rakyat Tanabata, tema yang mendasari cerita yang

menceritakan tentang kisah cinta seorang tokoh utama yang harus berakhir.

Diawali dengan seorang pemuda yang bernama keisuke yang bekerja sebagai

peladang. Suatu hari, ketika ia sedang beristirahat di tepi danau, ia melihat sesuatu

yang sangat indah. Ia pun mendekat dan menemukan seperangkat pakaian

perempuan. Ketika ia hendak pulang membawa pakaiannya, lalu muncullah

seorang bidadari Orihime dari dasar danau. Kemudian Orihime melihat

pakaiannya berada di keranjang keisuke. Ketika Orihime meminta pakaiannya

kembali, namun Keisuke mengelak dan mengatakakan itu pakaian yang

dibawanya dari rumah. Kemudian Keisuke menawarkan putri Orihime untuk

tinggal dirumahnya. Karena tidak ada pilihan lain, putri Orihime pun

menerimanya. Mereka pun menikah dan mempunyai anak. Kemudian, suatu

ketika ada seekor merpati mematuki retakan balok dilangit-langit rumah. Merpati

itu menarik keluar suatu benda. Ternyata benda itu adalah pakaian Orihime.

Orihime pun mengetahui bahwa selama ini suaminya telah membohongi dirinya.

Kemudian Orihime pun kembali ke kahyangan. Maka penulis dapat

menyimpulkan tema pada cerita rakyat ini adalah cerita tentang kisah cinta dua

insan yang berbeda dunia yang harus berakhir dengan perpisahan satu sama lain

karena diawali oleh sebuah kebohongan.

36

Universitas Sumatera Utara


3.2.2 Analisis Tema dalam Cerita Rakyat Jaka Tarub

Di dalam cerita rakyat Jaka Tarub, tema yang mendasari cerita yang

menceritakan tentang kisah cinta seorang tokoh utama yang harus berakhir.

diawali oleh seorang pemuda yang bernama Jaka Tarub. Suatu hari, ketika ia

sedang berburu di hutan di dekat danau, ia mendengar suara berisik diarah danau.

Karena penasaran, Jaka Tarub pun mengintip kearah danau. Dilihatnya ada tujuh

gadis cantik. Kemudian Jaka Tarub melihat ada selendang. Terlintas difikirannya

untuk mengambil salah satu selendang itu. Ketika tujuh bidadari tersebut selesai

mandi, mereka pun bersiap untuk pergi ke kahyangan. Namun, salah satu bidadari

tidak bisa pulang ke kahyangan karena selendangnya tidak ditemukan. Bidadari

tersebut berama Nawang Wulan. Jaka Tarub menghampiri Nawang Wulan yang

sedang bersedih. Jaka Tarub menawari Nawang Wulan untuk ikut dengannya dan

tinggal bersamanya. Karena tidak ada pilihan lain, Nawang Wulan pun ikut

dengan Jaka Tarub. Mereka pun menikah dan mempunyai anak. Suatu ketika,

ketika Nawang Wulan hendak memasak nasi dan mengambil beras di lumbung,

dilihatnya ada sehelai kain. Dan ternyata itu adalah selendangnya yang hilang.

Nawang Wulan pun megetahui bahwa selama ini suaminya telah membohongi

dirinya. Nawang Wulan pun kembali ke kahyangan. Maka penulis dapat

menyimpulkan tema pada cerita rakyat ini adalah cerita tentang kisah cinta dua

insan yang berbeda dunia yang harus berakhir dengan perpisahan satu sama lain

karena diawali oleh sebuah kebohongan.

37

Universitas Sumatera Utara


3.2.3 Analisis Penokohan dalam Cerita Rakyat Tanabata

a. Analisis Tokoh Utama : Keisuke

1. Cuplikan (halaman 37)

"Alangkah indahnya pakaian ini!" seru Keisuke. Ia belum pernah melihat

pakaian seperti itu. Ia belum pernah melihat pakaian seperti itu. Kemudian ia pun

memasukkan pakaian tersebut ke dalam keranjangnya. Ia pun bersiap pulang

kerumah.

Lalu muncullah kepala seorang bidadari Orihime dari dasar danau.

Wajahnya sangat cantik dan rambutnya panjang hitam dan lebat. Saat itu

Keisukesudah berbalik arah hendak pulang. Pakaian bidadari yang dibawanya

dikeranjangnya terlihat oleh Orihime.

"Heii, kamu! kembalikan bajuku!" Teriak Orihime memanggil-manggil.

Mendengar itu, Keisuke berbalik arah. "Kamu memanggilku ?" tanyanya

sesaat sambil menatap kagum pada bidadari yang cantik jelita tersebut.

"Betul. Kembalikan baju bidadari saya!"

"Baju bidadari ?" tanya Keisuke heran.

"Iya, baju yang kamu bawa di keranjang itu! tanpa baju itu saya tidak

bisa kembali ke kahyangan!"

"Oooh bukan," kata Keisuke mulai mengerti. "Ini bukan baju kamu. Itu

baju yang saya bawa dari rumah!"

38

Universitas Sumatera Utara


Analisis

Dari cuplikan diatas terdapat kalimat "Alangkah indahnya pakaian ini!"

seru Keisuke. Ia belum pernah melihat pakaian seperti itu. Ia belum pernah

melihat pakaian seperti itu. Kemudian ia pun memasukkan pakaian tersebut ke

dalam keranjangnya. Ia pun bersiap pulang kerumah." "Oooh bukan," kata

Keisuke mulai mengerti. "Ini bukan baju kamu. Itu baju yang saya bawa dari

rumah!". Dari kalimat tersebut, dapat diketahui bahwa Keisuke mempunyai sifat

yang pembohong. Hal ini dapat terlihat ketika Orihime meminta seperangkat baju

yang ia bawa di dalam keranjangnya. Yang sebenarnya itu adalah baju Orihime,

Tetapi ia berbohong dan mengatakan bahwa pakaian itu adalah pakaian yang ia

bawa dari rumah. Ia terkesima dengan kecantikan Orihime dan terpaksa

berbohong agar Orihime bisa bersamanya.

2. Cuplikan (halaman 38)

Saat Keisuke pulang, ia heran melihat Orihime telah memakai baju

bidadari.

"Suamiku, aku harus kembali ke kahyangan! Jagalah anak kita baik-baik!"

Seru Orihime. Setelah itu, ia melesat terbang ke langit.

Keisuke berusaha menahannya, "Kembalilah, Orihime! Bagaimana nasib

anak kita? Aku sangat mencintaimu. Aku menyembunyikan bajumu karena aku tak

mau kehilangan kamu!"

39

Universitas Sumatera Utara


Analisis

Dari cuplikan diatas terdapat kalimat "Keisuke berusaha menahannya,

"Kembalilah, Orihime! Bagaimana nasib anak kita? Aku sangat mencintaimu.

Aku menyembunyikan bajumu karena aku tak mau kehilangan kamu!".

Dari kalimat di atas, dapat kita ketahui bahwa sosok Keisuke mempunyai

sifat yang penyayang dan tulus. Selama ini ia berbohong karena ia tidak ingin

kehilangan istri yang ia cintai. Ia sangat mencintai Orihime sangat tulus.

Kebohongan yang ia buat selama ini semata-mata agar Orihime tetap berada di

bumi bersamanya dan tidak kembali lagi ke kahyangan selamanya. Dari segi

penokohan, Walaupun Keisuke tergambar menjadi seseorang yang pembohong,

tetapi ia merupakan tokoh protagonis yang memiliki sifat penyayang dan tulus.

3. Cuplikan (halaman 39)

"Suamiku, kalau kamu cinta padaku, anyamlah seribu pasang sandal

jerami dan kuburkan di sekitar pohon bambu. Dengan demikian, kita pasti akan

bisa bertemu lagi. Tolong....., lakukanlah.....aku akan menunggu."

Setelah berkata begitu, Orihime pun melayang semakin tinggi, lalu

kembali ke langit. Keisuke sangat sedih. Sambil mengasuh anaknya, ia pun mulai

membuat sandal jerami. Ia terus-menerus menganyamnya sepanjang hari. Setiap

kali menghitung sandal jerami yang dianyam, ia selalu berkata "belum cukup".

Sandal yang dibuatnya belum mencapai seribu.

40

Universitas Sumatera Utara


Begitulah yang dilakukan oleh Keisuke setiap hari sejak ditinggalkan

Orihime. Akhirnya genap juga seribu sandal jerami yang dibuatnya. Ia pun

segera mengubur sandal-sandal jerami itu disekitar bambu.

Analisis

Pada cuplikan di atas terdapat kalimat "....Sambil mengasuh anaknya, ia

pun mulai membuat sandal jerami. Ia terus-menerus menganyamnya sepanjang

hari. Setiap kali menghitung sandal jerami yang dianyam, ia selalu berkata

"belum cukup". Sandal yang dibuatnya belum mencapai seribu". "Begitulah yang

dilakukan oleh Keisuke setiap hari sejak ditinggalkan Orihime. Akhirnya genap

juga seribu sandal jerami yang dibuatnya. Ia pun segera mengubur sandal-sandal

jerami itu disekitar bambu".

Dari kalimat diatas diketahui bahwa sosok Keisuke adalah seseorang yang

mempunyai sifat bertanggung jawab dan pekerja keras. Ia terus bekerja keras

sepanjang hari untuk membuat seribu pasang sandal jerami untuk memenuhi

persyaratan agar ia bisa menemui istrinya kembali. Ia pantang menyerah, ia tidak

berhenti bekerja sepanjang hari sebelum sandal jerami genap menjadi seribu

pasang. Selain itu, ia juga memiliki sifat bertanggung jawab. Ia tetap mengasuh

anaknya sambil bekerja menganyam seribu pasang sandal jerami yang

diperintahkan oleh Orihime istrinya. Ini menunjukkan sosok Keisuke sebagai

tokoh utama bisa dibilang memiliki karakter protagonis.

4. Cuplikan (halaman 41)

Nobita sangat kesal. Ia tidak senang dengan keberhasilan Keisuke. Ia pun

meminta pekerjaan yang lebih sulit. Ia meminta Keisuke menjaga ladang melon

41

Universitas Sumatera Utara


selama tiga hari tiga malam. Keisuke tidak boleh memakan apa-apa dan tidak

boleh memakan melon yang dijaganya.

Pada hari ketiga, matahari sedang panas-panasnya. Keisuke tidak tahan

haus. Ia pun lupa akan pesan orihime agar tidak memakan buah melon apapun

yang terjadi.

Terdorong haus dan lapar, Keisuke pun segera memetik satu buat melon

dan memakannya. Setelah itu, terjadilah hal yang mengerikan. Air tumpah dari

melon yang dibuka seperti air bah. Air itu segera membentuk danau luas dan

dalam. Danau itulah yang memisahkan Orihime dan Keisuke.

Analisis

Pada cuplikan di atas terdapat kalimat "Pada hari ketiga, matahari sedang

panas-panasnya. Keisuke tidak tahan haus. Ia pun lupa akan pesan orihime agar

tidak memakan buah melon apapun yang terjadi." "Terdorong haus dan lapar,

Keisuke pun segera memetik satu buat melon dan memakannya......"

Dari kalimat diatas terlihat bahwa sosok Keisuke mempunyai sifat yang

berfikiran pendek dan tidak memegang amanah. Di saat ia diperintahkan untuk

menjaga ladang melon selama tiga hari tiga malam tanpa memakan apapun

termasuk melon yang ia jaga, namun ketika ia merasa haus ia langsung lupa

dengan pesan yang sudah disampaikan Orihime agar tidak memakan melon

tersebut apapun yang terjadi. Ia tidak memegang amanah yang sudah disampaikan

Orihime kepadanya. Ia ceroboh, ia mengambil buah melon tersebut tanpa fikir

panjang. Dan akhirnya musibah pun terjadi.

42

Universitas Sumatera Utara


b. Analisis Tokoh Tambahan : Orihime dan Nobita

Tokoh Orihime

1. Cuplikan (halaman 38)

Orihime tidak bisa kembali ke kahyangan. Tidak ada pilihan lain baginya,

kecuali menjadi istri Keisuke. Mereka menjadi suami istri dan hidup dengan

harmonis. Bahkan sekarang mereka telah memiliki seorang anak yang lucu dan

menggemaskan.

Orihime sudah melupakan keinginannya untuk kembali ke kahyangan. Ia

merasa di bumilah tempat tinggalnya bersama suami dan anaknya. Beberapa

tahun telah berlalu. Saat itu Keisuke sedang bekerja diladang. Orihime sedang

menyusui anaknya ketika melihat seekor merpati mematuki retakan balok langit-

langit rumah. Merpati itu menarik keluar suatu benda.

Analisis

Pada cuplikan di atas terdapat kalimat "Orihime sudah melupakan

keinginannya untuk kembali ke kahyangan. Ia merasa di bumilah tempat

tinggalnya bersama suami dan anaknya". Dari kalimat tersebut terlihat bahwa

sosok Orihime mempunyai sifat yang setia. Ia setia kepada suami dan anaknya.

Sehingga ia sudah mengurungkan keinginannya untuk terus mencari pakaiannya

dan kembali ke kahyangan agar ia tetap bisa bersama suami dan anaknya.

43

Universitas Sumatera Utara


2. Cuplikan (halaman 38-39)

Saat Keisuke pulang, ia heran melihat Orihime telah memakai baju

bidadarinya.

"Suamiku, aku harus kembali ke kahyangan! Jagalah anak kita baik-baik!"

Seru Orihime. Setelah itu melesat terbang ke langit.

Keisuke segera menahannya. "Kembalilah, Orihime! Bagaimana nasib

anak kita ? Aku sangat mencintaimu. Aku menyembunyikan bajumu karena aku

tidak mau kehilangan kamu!"

"Suamiku, kalau kamu cinta padaku, anyamlah seribu pasang sandal

jerami dan kuburkan di sekitar pohon bambu. Dengan demikian, kita pasti akan

bertemu lagi. Tolong...., lakukanlah.... Aku akan menunggu."

Analisis

Pada cuplikan diatas terdapat kalimat "Suamiku, kalau kamu cinta padaku,

anyamlah seribu pasang sandal jerami dan kuburkan di sekitar pohon bambu.

Dengan demikian, kita pasti akan bertemu lagi. Tolong...., lakukanlah.... Aku

akan menunggu.". Dari kalimat tersebut dapat diketahui bahwa Orihime adalah

sosok yang pemaaf. Ketita kebohongan suaminya telah ia ketahui, ia tidak marah

kepada suaminya melainkan ia memaafkan suaminya dengan cara memberikan

syarat kepada suaminya agar menganyam seribu pasang sandal jerami dan

menguburkannya di sekitaran pohon bambu jika suaminya ingin bertemu

dengannya lagi. Orihime pun setia menunggu suaminya datang di kahyangan. Ini

44

Universitas Sumatera Utara


menunjukkan bahwa sosok Orihime sebagai tokoh tambahan adalah tokoh yang

memiliki karakter protagonis.

3. Cuplikan (halaman 41)

Keisuke merasa kecil hati. Sawah yang ditunjuk oleh Nobita itu sangat

luas. Tidak mungkin menyelesaikannya dalam tiga hari. Orihime mengerti

kesulitan suaminya dan ingin membantu. Ia meminta bantuan seekor merpati.

Analisis

Pada cuplikan diatas terdapat kalimat "....Orihime mengerti kesulitan

suaminya dan ingin membantu. Ia meminta bantuan seekor merpati." Dari kalimat

tersebut dapat diketahui bahwa Orihime adalah sosok wanita yang penyayang. Ia

sedih melihat kesulitan yang dihadapi oleh suaminya. Ia berniat membantu

suaminya walaupun suaminya telah membohonginya selama bertahun-tahun.

Disini dapat dilihat bahwa Orihime sosok yang penyayang karena ia sangat

menyayangi suaminya.

Tokoh Nobita

1. Cuplikan (halaman 40)

Ayah Orihime tidak suka putrinya menikah dengan laki-laki dari dunia

bawah. Oleh karena itu iya bermaksud memisahkan keduanya. Nobita pun

menyuruh Keisuke menaburkan biji-biji di ladang dalam tiga hari. Kalau ia bisa

memenuhinya, baru Nobita akan merestui pernikahannya dengan Orihime.

45

Universitas Sumatera Utara


Analisis

Dari cuplikan diatas dapat diketahui bahwa Nobita mempunyai sifat yang

sombong. Itu dapat dilihat dalam kalimat "Ayah Orihime tidak suka putrinya

menikah dengan laki-laki dari dunia bawah. Oleh karena itu iya bermaksud

memisahkan keduanya". Nobita tidak suka jika anaknya harus menikah dengan

pemuda biasa dan dari dunia bawah pula, sedangkan putrinya dalah seorang

bidadari dari kahyangan. Untuk itu ia pun mencari cara bagaimana memisahkan

keduanya.

2. Cuplikan (halaman 41)

Nobita sangat kesal. Ia tidak senang dengan keberhasilan Keisuke. Ia pun

meminta pekerjaan yang lebih sulit. Ia meminta Keisuke menjaga ladang melon

selama tiga hari tiga malam. Keisuke tidak boleh makan apa-apa dan tidak boleh

memakan melon yang dijaganya.

Analisis

Pada cuplikan diatas dapat pula diketahui bahwa Nobita adalah sosok yang

mempunyai sifat iri. Itu dapat dilihat pada kalimat "Nobita sangat kesal. Ia tidak

senang dengan keberhasilan Keisuke". Nobita iri dengan keberhasilan yang telah

dilakukan oleh Keisuke. Ia tetap berusaha mencari pekerjaan lain yang lebih sulit

sampai pada akhirnya Keisuke gagal. Ini juga menunjukkan bahwa Nobita sebagai

tokoh tambahan memiliki karakter yang antagonis.

46

Universitas Sumatera Utara


3.2.4 Analisis Penokohan dalam Cerita Rakyat Jaka Tarub

a. Analisis tokoh Utama : Jaka Tarub

1. Cuplikan (halaman 106-109)

Tak sengaja Jaka Tarub melihat selendang para bidadari itu. Selendang

itu tergeletak diantara semak-semak. Seketika terlintas ide bagus di benaknya.

Diambilnya sebuah selendang, lalu disembunyikan didalam lumbung padinya.

Jaka Tarub kembali ke danau. Saat tiba di sana, para bidadari sudah

selesai mandi. Mereka mengambil selendangnya masing-masing dan bersiap

pergi ke kahyangan. Tapi seorang bidadari tampak kebingungan. "Selendangku

hilang, Kak," katanya. Wajahnya pucat pasi. Jaka Tarub tersenyum puas

melihatnya. Bidadari itu adalah bidadari termolek diantara yang lain. Bibirnya

semerah darah dan kulitnya putih bersinar. Betapa senang hati Jaka Tarub.

Analisis

Pada cuplikan di atas terdapat kalimat "....Diambilnya sebuah selendang,

lalu disembunyikan didalam lumbung padinya." " Jaka Tarub kembali ke danau.

Saat tiba di sana, para bidadari sudah selesai mandi. Mereka mengambil

selendangnya masing-masing dan bersiap pergi ke kahyangan. Tapi seorang

bidadari tampak kebingungan. "Selendangku hilang, Kak," katanya. Wajahnya

pucat pasi. Jaka Tarub tersenyum puas melihatnya."

Dari kalimat diatas dapat diketahui bahwa Jaka Tarub adalah sosok yang

pembohong. Ia telah mengambil selendang salah seorang dari bidadari. Namun,

ketika ia melihat salah satu bidadari bingung mencari selendangnya, Jaka Tarub

47

Universitas Sumatera Utara


hanya tersenyum puas dan tidak memberi tahu kepada bidadari itu bahwa

selendangnya ada bersamanya. Kebohongan Jaka Tarub didasari karena

kecantikan bidadari tersebut. Melihat kecantikan bidadari itu, Jaka Tarub enggan

mengembalikan selendangnya dan berharap bidadari itu bisa ikut dengannya.

2. Cuplikan (halaman 111)

Suatu hari Nawang Wulan ingin mandi di sungai. Ia menitipkan nasi yang

sedang dimasaknya kepada suaminya. Sekali lagi ia benar-benar berpesan

supaya Jaka Tarub tidak membuka tutup kukusan nasinya.

Tapi, Jaka Tarub yang sudah lama penasaran malah mengangkat tutup

kukusan nasinya ketika Nawang Wulan telah pergi. Apa yang dilihatnya ? Betapa

terkejutnya Jaka Tarub melihat yang ada didalamnya adalah sebulir padi.

Mengertilah ia sekarang mengapa padi di lumbung tidak pernah habis. Ternyata

Nawang Wulan selama ini hanya memasak sebulir padi.

Analisis

Pada cuplikan diatas terdapat kalimat "Tapi, Jaka Tarub yang sudah lama

penasaran malah mengangkat tutup kukusan nasinya ketika Nawang Wulan telah

pergi." Dari kalimat tersebut dapat diketahui bahwa Jaka Tarub adalah seseorang

yang memiliki sifat tidak memegang amanah dan berfikiran pendek. Ia tidak

menuruti apa yang sudah dipesankan oleh istrinya. Ia tidak memikirkan apa yang

terjadi selanjutnya apabila ia melanggar semua yang diperintahkan oleh istrinya.

48

Universitas Sumatera Utara


3. Cuplikan (halaman 115)

Jaka Tarub berusaha menahan kepergian istrinya. Tapi tekad Nawang

Wulan sudah bulat. Jaka Tarub terus meratap dan memohon. Berkali-kali ia

meminta maaf. Nawang Wulan memahami perasaan Jaka Tarub. Ia pun

sebenarnya sedih. Air mata keduanya mengucur deras.

Analisis

Pada cuplikan diatas dapat diketahui bahwa jaka tarub memiliki sifat yang

tulus dan penyayang. Ia sangat menyayangi Nawang Wulan dengan tulus sampai-

sampai ia memohon dengan sangat agar Nawang Wulan tidak pergi meninggalkan

dirinya. Namun, sudah kodrat Nawang Wulan harus kembali ke khayangan. Ia

meratapi nasibnya karena ia harus kehilangan Nawang Wulan untuk selamanya.

Penokohan ini juga menunjukkan bahwa sosok Jaka Tarub adalah tokoh utama

yang memiliki karakter protagonis.

b. Analisis Tokoh Tambahan : Nawang Wulan

1. Cuplikan (halaman 109)

Bidadari itu senang mendapatkan teman. Ia segera menceritakan

kesulitannya. Jaka Tarub pun memberinya pakaian dan menawari bidadari itu

untuk pulang ke rumahnya. Sang bidadari setuju.

Nama bidadari cantik itu Nawang Wulan. Ia sangat berterima kasih

kepada Jaka Tarub. Oleh sebab itu ia bersedia menjadi istri Jaka Tarub ketika

49

Universitas Sumatera Utara


pemuda tampan itu meminangnya. Begitulah, rencana Jaka Tarub berjalan

dengan mulus.

Analisis

Pada cuplikan diatas terdapat kalimat "Ia sangat berterima kasih kepada

Jaka Tarub. Oleh sebab itu ia bersedia menjadi istri Jaka Tarub ketika pemuda

tampan itu meminangnya." Pada kalimat tersebut dapat diketahui bahwa Nawang

Wulan adalah sosok yang memiliki sifat berbalas budi. Ia mengingat akan jasa

yang telah diberikan Jaka Tarub kepadanya. Ia mengira Jaka Tarub telah

memberikan bantuan terhadapnya. Oleh karena itu ia berusaha membalas segala

jasa yang telah Jaka Tarub berikan kepadanya dengan cara menerima pinangan

Jaka Tarub.

2. Cuplikan (halaman 112-115)

"Itu selendangku yang hilang!" seru Nawang Wulan gembira. Saat itu

juga ia tahu bahwa Jaka Tarublah yang menyembunyikan selendangnya selama

ini. Suaminya telah membohonginya. Air mata mengalir deras di pipi Nawang

Wulan. Ia mengingat keluarga dan tempat tinggalnya di kahyangan. Ia ingin

kembali ke tempat asalnya.

Sepulang dari sawah, Jaka Tarub melihat istrinya telah berpakaian

seperti bidadari, lengkap dengan selendang yang dulu diambilnya. Jaka Tarub

pucat pasi mengetahui Nawang Wulan sudah menemukan selendang bidadarinya.

"Kanda, maafkan aku. Aku sudah menemukan selendangku. Aku harus

segera kembali ke kahyangan.Aku adalah bidadari sehingga tidak bisa menjalani

50

Universitas Sumatera Utara


kodrat sebagai manusia biasa selamanya. Sekarang saatnya aku kembali ke

tempat asalku," kata Nawang Wulan lirih.

Analisis

Pada cuplikan diatas terdapat kalimat "Itu selendangku yang hilang!" seru

Nawang Wulan gembira. Saat itu juga ia tahu bahwa Jaka Tarublah yang

menyembunyikan selendangnya selama ini." "Kanda, maafkan aku. Aku sudah

menemukan selendangku. Aku harus segera kembali ke kahyangan. Pada kalimat

tersebut dapat diketahui bahwa Nawang Wulan adalah sosok yang memiliki sifat

yang pemaaf. Walaupun ia sudah mengetahui bahwa Jaka Tarublah yang selama

ini menyembunyikan selendangnya, tetapi ia tidak marah kepada Jaka Tarub. Ia

malah meminta maaf kepada Jaka Tarub karena ia terpaksa harus meninggalkan

suaminya itu untuk kembali ke kahyangan. Dapat diketahui pula, sebagai tokoh

tambahan Nawang Wulan memiliki karakter protagonis.

3.2.5 Analisis Alur dalam Cerita Rakyat Tanabata

Penulis mencoba memaparkan tahapan-tahapan alur pada cerita yang

terdapat dalam cerita rakyat Tanabata, seperti yang dinyatakan oleh Aristoteles

dalam http://senjapradestiaputri.blogspot.co.id/2012/05/struktur-dramatik-

menurut-aristoteles.html, yaitu sebagai berikut :

a. Eksposisi : yaitu bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra. Bagian

ini memberikan penjelasan atau keterangan mengenai berbagai hal yang

diperlukan untuk dapat memahami peristiwa berikutnya dalam cerita, seperti

tokoh cerita, masalah, tempat, dan waktu dan sebagainya. Tahap ini dalam

cerita rakyat Tanabata adalah diawali dari seorang pemuda bernama Keisuke

51

Universitas Sumatera Utara


yang sehari-harinya bekerja sebagai peladang. Suatu hari ketika sedang

beristirahat di tepi danau, ia menemukan pakaian yang indah. Ia pun membawa

pulang pakaian itu. Hal itu yang membuat perkenalannya dengan seorang

bidadari yang bernama Orihime.

Berdasarkan cerita diatas, dapat diambil kesimpulan adanya tahap

Eksposisi yakni bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra. Bagian ini

memberikan penjelasan atau keterangan mengenai berbagai hal yang diperlukan

untuk dapat memahami peristiwa berikutnya dalam cerita, seperti tokoh cerita,

masalah, tempat, dan waktu dan sebagainya. Tahap awal yang berisi penjelasan

tentang perkenalan tokoh cerita yaitu Keisuke dan Orihime. Kemudian penjelasan

mengenai tempat dan waktu terjadinya peristiwa dalam cerita yaitu di sekitar

danau ketika Keisuke sedang beristirahat.

b. Komplikasi : Dalam bagian ini salah seorang tokoh cerita mulai mengambil

prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi hasil dari prakarsa itu

tidak pasti sehingga timbullah kegawatan. Tahap ini dapat terlihat saat Keisuke

yang sudah mulai tertarik dengan kecantikan Orihime menolak untuk

mengembalikan pakaian milik Orihime. Karena jika pakaian itu dikembalikan

maka Orihime akan kembali ke kahyangan dan ia tidak akan bisa bertemu

dengan Orihime lagi. Akhirnya, ia mengajak Orihime untuk tinggal

bersamanya. Karena tidak ada pilihan lain, Orihime pun setuju. Mereka pun

menikah dan mempunyai anak. Namun, suatu ketika, ada seekor merpati yang

mematuki retakan balok-balok di atap rumah. Orihime melihat merpati itu

menarik suatu benda. Ternyata benda itu adalah pakaiannya yang selama ini di

52

Universitas Sumatera Utara


cari. Orihime pun mengetahui bahwa selama ini Keisuke yang

menyembunyikan pakaiannya.

Pada tahapan peristiwa ini muncul Komplikasi yakni salah seorang tokoh

cerita mulai mengambil prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi

hasil dari prakarsa itu tidak pasti sehingga timbullah kegawatan. Muncul

keinginan Keisuke untuk bisa memiliki bidadari cantik itu. Sehingga ia

memutuskan untuk tidak mengembalikan pakaian Orihime agar Orihime tidak

bisa kembali ke kahyangan dan tetap tinggal di bumi bersamanya. Ia pun

menikahi Orihime yang dicintainya. Namun, pada akhirnya Orihime mengetahui

bahwa Keisuke yang menyembunyikan pakaiannya selama ini. Kebohongan

Keisuke pun terungakap. Orihime merasa sangat kecewa dengan suaminya.

Orihime pun menangis meluapkan kekecewaannya.

c. Klimaks : Dalam bagian ini pihak-pihak yang berlawanan, berhadapan untuk

melakukan perhitungan terakhir yang menentukan nasib tokoh dalam cerita.

Tahapan ini terjadi saat Keisuke pulang kerumah dan melihat Orihime sudah

memakai pakaian bidadarinya. Orihime memutuskan untuk kembali ke

kahyangan. Keisuke berusaha menahan kepergian Orihime. Namun Orihime

tetap harus kembali ke kahyangan. Jika Keisuke ingin bertemu dengan Orihime

lagi, Orihime memberikan syarat yaitu membuat seribu pasang sandal jerami

dan menguburkannya di sekitar pohon bambu.

Berdasarkan cerita diatas, pada tahap ini situasi mulai memanas karena

pelaku-pelaku dalam cerita mulai berkonflik. Konflik yang terjadi antara pelaku

adalah ketika Orihime menemukan pakaian bidadarinya yang selama ini

53

Universitas Sumatera Utara


disembunyikan oleh suaminya. Orihime pun memutuskan untuk kembali ke

kahyangan dan meninggalkan suami dan anaknya yang ada di bumi.

d. Resolusi : Dalam bagian ini semua masalah yang ditimbulkan oleh prakarsa

tokoh mulai terpecahkan. Tahapan ini terjadi saat Keisuke berusaha

menganyam seribu pasang sandal jerami agar ia bisa bertemu lagi dengan

Orihime. Ketika ia menguburkan anyaman sandal jerami itu di sekitar pohon

bambu, ternyata pohon bambu itu menjulang semakin tinggi. Keisuke pun

memanjat pohon bambu itu sambil menggendong anaknya. Ternyata anyaman

sandal jerami itu belum genap seribu pasang tetapi masih 999 pasang. Keisuke

berteriak memanggil-manggil nama istrinya. Orihime mendengar teriakan

suaminya dan menjulurkan tangan agar bisa menjangkau tangan suaminya.

Mereka pun dipertemukan lagi dan saling melepas rindu.

Pada tahap ini masalah yang ditimbulkan tokoh mulai terpecahkan.

Konflik sudah mulai menurun. Tahap ini bisa terlihat ketika Keisuke mulai

berusaha untuk memenuhi syarat yang diberikan Orihime agar mereka bisa

bertemu lagi yaitu menganyam seribu pasang sandal jerami. Kerja keras Keisuke

pun berbuah manis. Akhirnya mereka dipertemukan lagi dan mereka pun saling

melepas rindu.

e. Konklusi : Dalam bagian ini nasib tokoh cerita sudah pasti. Konklusi

merupakan bagian akhir cerita. Tahapan ini terjadi saat Ayah Orihime yaitu

Nobita datang menghampiri Orihime dan Keisuke. Ternyata Nobita tidak

menyukai Orihime mempunyai hubungan dengan pemuda dari dunia bawah.

Nobita pun memberikan persyaratan agar hubungan mereka dapat direstui.

54

Universitas Sumatera Utara


Persyaratan itu adalah Keisuke harus menaburkan biji-biji diladang selama tiga

hari. Berkat bantuan dari Orihime, Keisuke pun berhasil menjalankan

persyaratan yang diberikan oleh Nobita. Tidak sampai disitu, Nobita

memberikan persyaratan lain yaitu menjaga ladang melon selama tiga hari tiga

malam tanpa boleh memakan apapun termasuk melon yang dijaganya. Namun,

pada hari ketiga, matahari sedang panas-panasnya. Keisuke sudah tidak tahan

menahan haus. Keisuke pun memetik satu buah melon dan memakannya.

Setelah itu terjadilah yhal yang mengerikan. Air tumpah dari melon seperti air

bah. Air itu lalu membentuk sebuah danau yang memisahkan jarak antara

Keisuke dan Orihime. Dari tempat yang bejauhan, keduanya berhadap-hadapan

kemudian mati dan menjelma menjadi bintang Altair dan Vega. Keduanya

diizinkan Nobita bertemu sekali dalam setahun yaitu pada tanggal 7 juli.

Tahap ini merupakan penentuan nasib dari tokoh dan juga merupakan

bagian akhir dalam sebuah cerita. Bagian akhir ini dapat dilihat ketika Keisuke

dan Orihime harus terpisahkan untuk selamanya dikarenakan ayah Orihime tidak

menyetujui hubungan mereka. Mereka pun harus mati dan menjelma menjadi

bintang Altair dan Vega. Mereka hanya diberi izin berjumpa setahun sekali yaitu

pada tanggal 7 juli. Di tanggal itulah orang di bumi dapat melihat bintang Altai

dan Vega secara jelas. Orang Jepang pun mengadakan festival Tanabata pada

tanggal 7 juli.

3.2.6 Analisis Alur Cerita Rakyat Jaka Tarub

Penulis mencoba memaparkan tahapan-tahapan alur pada cerita yang

terdapat dalam cerita rakyat Jaka Tarub, seperti yang dinyatakan oleh Aristoteles

55

Universitas Sumatera Utara


dalam http://senjapradestiaputri.blogspot.co.id/2012/05/struktur-dramatik-

menurut-aristoteles.html, yaitu sebagai berikut :

a. Eksposisi : yaitu bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra. Bagian

ini memberikan penjelasan atau keterangan mengenai berbagai hal yang

diperlukan untuk dapat memahami peristiwa berikutnya dalam cerita, seperti

tokoh cerita, masalah, tempat, dan waktu dan sebagainya. Tahap ini dalam

cerita rakyat Jaka Tarub adalah diawali dengan seorang pemuda bernama Jaka

Tarub yang sedang berburu di hutan dekat danau. Tiba-tiba Jaka Tarub

mendengar suara gaduh di dekat danau. Jaka Tarub penasaran, kemudian ia

mengintip ke arah danau dari balik pepohonan. Dilihatnya ada tujuh gadis

cantik. Tak sengaja Jaka Tarub melihat selenddang para bidadari itu. Seketika

terlintas ide bagus di benaknya. Diambilnya sebuah selendang, lalu

disembunyikan di dalam lumbung padinya.

Berdasarkan cerita diatas, dapat diambil kesimpulan adanya tahap

Eksposisi yakni bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra. Bagian ini

memberikan penjelasan atau keterangan mengenai berbagai hal yang diperlukan

untuk dapat memahami peristiwa berikutnya dalam cerita, seperti tokoh cerita,

masalah, tempat, dan waktu dan sebagainya. Tahap awal yang berisi penjelasan

tentang tokoh utama yaitu Jaka Tarub yang tidak sengaja melihat tujuh bidadari

yang sedang mandi di danau. Kemudian penjelasan mengenai tempat dan waktu

terjadinya peristiwa dalam cerita yaitu di sekitar danau ketika Jaka Tarub sedang

berburu di hutan dekat danau.

56

Universitas Sumatera Utara


b. Komplikasi : Dalam bagian ini salah seorang tokoh cerita mulai mengambil

prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi hasil dari prakarsa itu

tidak pasti sehingga timbullah kegawatan. Pada tahap ini terlihat pada saat

Jaka Tarub pergi ke danau. Saat tiba di sana, para bidadari sudah selesai

mandi. Para bidadari itu pun bergegas untuk kembali lagi ke kahyangan.

Namun, salah seorang bidadari ditinggalkan oleh saudara-saudaranya.

Bidadari itu tampak kebingungan. Melihat hal itu, Jaka Tarub pun

menghampiri bidadari itu. Jaka Tarub menanyakan apa yang terjadi dengan

bidadari itu. Bidadari itu menceritakan kesusahannya. Bidadari itu bernama

Nawang Wulan. Ia adalah bidadari termolek diantara yang lainnya. Melihat

kecantikan bidadari itu, Jaka tarub pun berniat tidak mengembalikan

selendangnya. Karena merasa mempunyai hutang budi, Nawang Wulan pun

bersedia dinikahi oleh Jaka Tarub. Mereka menikah dan mempunyai anak.

Semenjak ada Nawang Wulan, hidup Jaka Tarub semakin mudah.

Pada tahapan peristiwa ini muncul Komplikasi yakni salah seorang tokoh

cerita mulai mengambil prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi

hasil dari prakarsa itu tidak pasti sehingga timbullah kegawatan. Muncul

keinginan Jaka Tarub untuk bisa memiliki bidadari cantik itu. Sehingga ia

memutuskan untuk tidak mengembalikan selendang Nawang Wulan agar Nawang

Wulan tidak bisa kembali ke kahyangan dan tetap tinggal di bumi bersamanya. Ia

pun meminang Nawang Wulan yang dicintainya. Kebohongan Jaka Tarub ini

adalah awal dari kehancuran mereka.

c. Klimaks : Dalam bagian ini pihak-pihak yang berlawanan, berhadapan untuk

melakukan perhitungan terakhir yang menentukan nasib tokoh dalam cerita.

57

Universitas Sumatera Utara


Tahapan ini terjadi saat Jaka Tarub penasaran mengapa Nawang Wulan tidak

pernah mengizinkannya untuk membuka tutup kukusan nasi ketika Nawang

Wulan sedang memasak nasi. Suatu ketika Nawang Wulan ingin mandi di

sungai. Nawang Wulan menitipkan nasi yang sedang dimasaknya kepada

suaminya. Nawang Wulan berpesan agar tidak membuka tutup nasinya. Tapi

Jaka Tarub yang sudah lama penasaran malah mengangkat tutup kukusan

nasinya. Jaka Tarub pun akhirnya mengetahui bahwa selama ini istrinya hanya

memasak sebulir padi. Ketika Nawang Wulan kembali, dilihatnya nasi yang

dimasaknya belum matang. Nawang Wulan pun segera tahu bahwa suaminya

telah melanggar pesannya. Karena Jaka Tarub sudah mengintip isi kukusan

nasi, maka hilanglah kesaktian Nawang Wulan. Semenjak itu mereka pun harus

bekerja keras untuk menanam dan menumbuk padi setiap hari. Makin lama

persediaan beras mereka semakin menipis. Dan ketika Nawang Wulan

mengambil persediaan beras yang terakhir, dilihatnya sesuatu di dasar

lumbung. Ternyata itu adalah selendangnya yang selama ini hilang. Ia pun

mengetahui bahwa suaminya telah membohonginya selama ini. Ia memutuskan

untuk kembali ketempat asalnya. Sepulang dari sawah, Jaka Tarub melihat

istrinya telah berpakaian seperti bidadari. Jaka Tarub pucat pasi. Jaka Tarub

berusaha menahan kepergian Nawang Wulan. Namun, Nawang Wulan sudah

memutuskan untuk kembali ke kahyangan.

Berdasarkan cerita diatas, pada tahap ini situasi mulai memanas karena

pelaku-pelaku dalam cerita mulai berkonflik. Konflik yang terjadi antara pelaku

adalah dimulai ketika Jaka Tarub melanggar pesan yang sudah disampaikan

istrinya yaitu agar tidak membuka tutup kukusan nasi ketika Nawang Wulan

58

Universitas Sumatera Utara


sedang memasak nasi. Kemudian kesaktian Nawang Wulan menghilang dan

semenjak itu mereka harus bekerja keras. Kemudian ketika Nawang Wulan

mengambil persediaan beras terakhir di lumbung, ia menemukan selendangnya

yang selama ini disembunyikan oleh suaminya. Nawang Wulan pun memutuskan

untuk kembali ke kahyangan dan meninggalkan suami dan anaknya yang ada di

bumi.

d. Resolusi : Dalam bagian ini semua masalah yang ditimbulkan oleh prakarsa

tokoh mulai terpecahkan. Dalam cerita rakyat Jaka Tarub ini penulis tidak

menemukan adanya tahapan resolusi.

e. Konklusi : Dalam bagian ini nasib tokoh cerita sudah pasti. Konklusi

merupakan bagian akhir cerita. Tahapan ini terjadi saat Nawang Wulan harus

pergi kembali ke kahyangan. Hati Jaka Tarub sangan hancur. Tapi ia harus

merelakan kepergian istrinya. Ini semua akibat kesalahannya sendiri. Ia sangat

menyesal dengan perbuatannya. Nawang Wulan pun berkata kenanglah aku

ketika melihat bulan, aku akan menghiburmu dari atas sana. Ia pun kemudian

terbang ke langit menuju khayangan, meninggalkan Jaka Tarub yang menangis

dalam penyesalan.

Tahap ini merupakan penentuan nasib dari tokoh dan juga merupakan

bagian akhir dalam sebuah cerita. Bagian akhir ini dapat dilihat ketika Jaka Tarub

dan Nawang Wulan harus terpisahkan untuk selamanya dikarenakan Nawang

Wulan sudah menemukan selendangnya dan mengetahui bahwa suaminya telah

membohonginya selama ini. Nawang Wulan pun pergi kembali ke kahyangan dan

meninggalkan Jaka Tarub dan anaknya. Jaka Tarub hanya bisa mengenang

istrinya ketika ia memandang bulan.

59

Universitas Sumatera Utara


Karena tidak ada tahapan resolusi dalam cerita rakyat Jaka Tarub ini,

sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa cerita pada Jaka Tarub ini bukanlah

termasuik kedalam kriteria alur yang baik.

3.2.7 Analisis Amanat dalam Cerita Rakyat Tanabata

Di dalam setiap karya sastra pasti memiliki nilai-nilai yang berusaha

disampaikan oleh sang pengarang. Nilai-nilai tersebut dapat disebut juga sebagai

amanat. Ada nilai-nilai yang baik yang terdapat di dalam cerita rakyat yang dapat

diteladani di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam cerita rakyat Tanabata yang

bertema tentang kisah cinta dua insan yang berbeda dunia yang harus berakhir

karena diawali oleh sebuah kebohongan.

Cuplikan (halaman 38)

"Oh..., ternyata suamiku yang menyembunyikan bajuku!" seru Tanabata.

Ia segera meletakkan bayinya dan memakai baju bidadari. Ia akan kembali

menjadi bidadari dan pulang ke kahyangan.

Saat Keisuke pulang, ia heran melihat Tanabata telah memakai baju

bidadarinya.

"Suamiku, aku harus kembali ke kahyangan! Jagalah anak kita baik-baik!"

seru Tanabata. Setelah itu, ia melesat terbang ke langit.

Keisuke berusaha menahannya, "Kembalilah, Tanabata! Bagaimana nasib

anak kita ? Aku sangat mencintaimu. Aku menyembunyikan bajumu karena aku

tak mau kehilangan kamu!"

60

Universitas Sumatera Utara


Analisis

Dari cuplikan di atas, terdapat kalimat "Oh..., ternyata suamiku yang

menyembunyikan bajuku!" seru Tanabata. Ia segera meletakkan bayinya dan

memakai baju bidadari. Ia akan kembali menjadi bidadari dan pulang ke

kahyangan." "Keisuke berusaha menahannya, "Kembalilah, Tanabata!

Bagaimana nasib anak kita ? Aku sangat mencintaimu. Aku menyembunyikan

bajumu karena aku tak mau kehilangan kamu!". Pada kalimat tersebut terlihat

bahwa kebohongan Keisuke sudah diketahui oleh Orihime istrinya. Orihime sudah

menemukan pakaian bidadarinya yang disembunyikan oleh suaminya. Orihime

pun memutuskan kembali ke kahyangan dan meninggalkan Keisuke.

Di dalam cerita rakyat Tanabata ini, dapat diketahui sebuah amanat yang

dapat diteladani dalam kehidupan. Sesuai dengan pengertian amanat menurut

Kenny dalam Nurgiyantoro, adalah dimaksudkan sebagai suatu saran yang

berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat

diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Sehingga

penulis dapat menyimpulkan amanat yang terdapat dalam cerita rakyat Tanabata

yaitu dalam memulai sebuah hubungan, janganlah diawali dengan sebuah

kebohongan. Karena sebuah kebohongan hanya dapat menyelamatkan dirimu

sesaat dan akhirnya akan menghancurkanmu selamanya.

3.2.8 Analisis Amanat dalam Cerita Rakyat Jaka Tarub

Sama halnya dengan cerita rakyat Tanabata, cerita rakyat Jaka Tarub pun

memiliki nilai moral yang dapat diteladani. Cerita rakyat Jaka Tarub yang

61

Universitas Sumatera Utara


memiliki tema kisah cinta dua insan yang berbeda dunia yang harus berakhir

karena diawali oleh sebuah kebohongan.

Cuplikan (halaman 112-115)

"Itu selendangku yang hilang!" seru Nawang Wulan gembira. Saat itu

juga ia tahu bahwa Jaka tarublah yang menyembunyikan selendangnya selama

ini. Suaminya telah membohonginya. Air mata mengalir deras di pipi Nawang

Wulan. Ia teringat keluarga dan tempat tinggalnya di kahyangan. Ia ingin

kembali ke tempat asalnya.

Sepulang dari sawah, Jaka Tarub melihat istrinya telah berpakaian

seperti bidadari, lengkap dengan selendang yang dulu diambilnya. Jaka Tarub

pucat pasi mengetahui Nawang Wulan sudah menemukan selendang bidadarinya.

"Kanda maafkan aku. Aku sudah menemukan selendangku. Aku harus

segera kembali ke kahyangan. Aku adalah bidadari sehingga tidak bisa menjalani

kodrat sebagai manusia biasa selamanya. Sekarang saatnya aku kembali ke

tempat asalku," kata Nawang Wulan lirih.

Jaka Tarub berusaha menahan kepergian istrinya tapi tekad Nawang

Wulan sudah bulat. Jaka Tarub terus meratap dan memohon. Berkali-kali ia

meminta maaf. Nawang Wulan memahami perasaan Jaka Tarub. Ia pun

sebenarnya sedih. Air mata keduanya mengucur deras.

Analisis

Pada cuplikan di atas, terdapat kalimat "Itu selendangku yang hilang!"

seru Nawang Wulan gembira. Saat itu juga ia tahu bahwa Jaka tarublah yang

62

Universitas Sumatera Utara


menyembunyikan selendangnya selama ini. Suaminya telah membohonginya...."

"Jaka Tarub berusaha menahan kepergian istrinya tapi tekad Nawang Wulan

sudah bulat. Jaka Tarub terus meratap dan memohon. Berkali-kali ia meminta

maaf. Nawang Wulan memahami perasaan Jaka Tarub. Ia pun sebenarnya sedih.

Air mata keduanya mengucur deras." Pada kalimat tersebut dapat diketahui

bahwa kebohongan Jaka Tarub sudah diketahui oleh istrinya yaitu Nawang

Wulan. Walaupun Jaka Tarub terus memohon kepada Nawang Wulan untuk tetap

tinggal di bumi bersamanya, akan tetapi Nawang Wulan tetap memutuskan

kembali ke kahyangan.

Dalam cerita rakyat Jaka Tarub ini terdapat ajaran moral yang dapat

diteladani. Jaka Tarub adalah sosok pembohong yang kemudian kebohongannya

itu menjadi malapetaka bagi dirinya. Dari hal inilah dapat ditarik amanat yang

ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Sesuai dengan pendapat

pengertian amanat menurut Kenny dalam Nurgiyantoro adalah dimaksudkan

sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat

praktis, yang dapat diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan oleh

pembaca. Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa amanat yang terdapat

dalam cerita rakyat Jaka Tarub ini adalah dalam memulai sebuah hubungan,

janganlah diawali dengan sebuah kebohongan. Karena sebuah kebohongan hanya

dapat menyelamatkan dirimu sesaat dan akhirnya akan menghancurkanmu

selamanya.

63

Universitas Sumatera Utara


3.3 Analisis Perbandingan Struktural antara Cerita Rakyat Tanabata

dan Jaka Tarub

3.3.1 Analisis Perbandingan Tema antara Cerita Rakyat Tanabata dan

Jaka Tarub

Cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub adalah cerita rakyat yang berasal

dari negara yang berbeda namun memiliki struktur cerita yang hampir sama.

Didalam cerita rakyat Tanabata, tema yang mendasari cerita yang menceritakan

tentang kisah cinta seorang tokoh utama yang harus berakhir. Diawali dengan

seorang pemuda yang bernama keisuke yang bekerja sebagai peladang. Suatu hari,

ketika ia sedang beristirahat di tepi danau, ia melihat sesuatu yang sangat indah. Ia

pun mendekat dan menemukan seperangkat pakaian perempuan. Ketika ia hendak

pulang membawa pakaiannya, lalu muncullah seorang bidadari Orihime dari dasar

danau. Kemudian Orihime melihat pakaiannya berada di keranjang keisuke.

Ketika Orihime meminta pakaiannya kembali, namun Keisuke mengelak dan

mengatakakan itu pakaian yang dibawanya dari rumah. Kemudian Keisuke

menawarkan putri Orihime untuk tinggal dirumahnya. Karena tidak ada pilihan

lain, putri Orihime pun menerimanya. Mereka pun menikah dan mempunyai anak.

Kemudian, suatu ketika ada seekor merpati mematuki retakan balok dilangit-

langit rumah. Merpati itu menarik keluar suatu benda. Ternyata benda itu adalah

pakaian Orihime. Orihime pun mengetahui bahwa selama ini suaminya telah

membohongi dirinya. Kemudian Orihime pun kembali ke kahyangan. Maka

penulis dapat menyimpulkan tema pada cerita rakyat ini adalah cerita tentang

kisah cinta dua insan yang berbeda dunia yang harus berakhir dengan perpisahan

satu sama lain karena diawali oleh sebuah kebohongan.

64

Universitas Sumatera Utara


Di dalam cerita rakyat Jaka Tarub, tema yang mendasari cerita yang

menceritakan tentang kisah cinta seorang tokoh utama yang harus berakhir.

diawali oleh seorang pemuda yang bernama Jaka Tarub. Suatu hari, ketika ia

sedang berburu di hutan di dekat danau, ia mendengar suara berisik diarah danau.

Karena penasaran, Jaka Tarub pun mengintip kearah danau. Dilihatnya ada tujuh

gadis cantik. Kemudian Jaka Tarub melihat ada selendang. Terlintas difikirannya

untuk mengambil salah satu selendang itu. Ketika tujuh bidadari tersebut selesai

mandi, mereka pun bersiap untuk pergi ke kahyangan. Namun, salah satu bidadari

tidak bisa pulang ke kahyangan karena selendangnya tidak ditemukan. Bidadari

tersebut berama Nawang Wulan. Jaka Tarub menghampiri Nawang Wulan yang

sedang bersedih. Jaka Tarub menawari Nawang Wulan untuk ikut dengannya dan

tinggal bersamanya. Karena tidak ada pilihan lain, Nawang Wulan pun ikut

dengan Jaka Tarub. Mereka pun menikah dan mempunyai anak. Suatu ketika,

ketika Nawang Wulan hendak memasak nasi dan mengambil beras di lumbung,

dilihatnya ada sehelai kain. Dan ternyata itu adalah selendangnya yang hilang.

Nawang Wulan pun megetahui bahwa selama ini suaminya telah membohongi

dirinya. Nawang Wulan pun kembali ke kahyangan. Maka penulis dapat

menyimpulkan tema pada cerita rakyat ini adalah cerita tentang kisah cinta dua

insan yang berbeda dunia yang harus berakhir dengan perpisahan satu sama lain

karena diawali oleh sebuah kebohongan.

Berdasarkan analisis tema di atas, cerita rakyat Tanabata memiliki tema

tentang tentang kisah cinta dua insan yang berbeda dunia yang harus berakhir

karena diawali oleh sebuah kebohongan. Kemudian, sama halnya dengan cerita

rakyat Tanabata, cerita rakyat Jaka Tarub pun memiliki tema tentang kisah cinta

65

Universitas Sumatera Utara


dua insan yang berbeda dunia yang harus berakhir karena diawali oleh sebuah

kebohongan. Berdasarkan analisis tema tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

tema yang mendasari kedua cerita rakyat adalah sama. Walaupun kedua cerita

rakyat ini berasal dari dua negara yang berbeda, tetapi keduanya memiliki tema

yang sama.

3.3.2 Analisis Perbandingan Penokohan antara Cerita Rakyat Tanabata


dan Jaka Tarub

Penokohan merupakan bagian dari struktur yang terdapat dalam sebuah

karya sastra. Tokoh merupakan orang yang menjalankan peran dalam sebuah

cerita. Dalam kedua cerita rakyat ini terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan.

Berikut cuplikan dan perbandingan penokohan antara cerita rakyat Tanabata dan

Jaka Tarub :

a. Analisis Tokoh Utama : Keisuke dan Jaka Tarub

Memiliki sifat pembohong

Tokoh Keisuke

(halaman 37)

Analisis dari cuplikan kalimat "Alangkah indahnya pakaian ini!" seru

Keisuke. Ia belum pernah melihat pakaian seperti itu. Ia belum pernah melihat

pakaian seperti itu. Kemudian ia pun memasukkan pakaian tersebut ke dalam

keranjangnya. Ia pun bersiap pulang kerumah." "Oooh bukan," kata Keisuke

mulai mengerti. "Ini bukan baju kamu. Itu baju yang saya bawa dari rumah!".

Dari kalimat tersebut, dapat diketahui bahwa Keisuke mempunyai sifat yang

pembohong. Hal ini dapat terlihat ketika Orihime meminta seperangkat baju

66

Universitas Sumatera Utara


yang ia bawa di dalam keranjangnya. Yang sebenarnya itu adalah baju

Orihime, Tetapi ia berbohong dan mengatakan bahwa pakaian itu adalah

pakaian yang ia bawa dari rumah. Ia terkesima dengan kecantikan Orihime dan

terpaksa berbohong agar Orihime bisa bersamanya.

Tokoh Jaka Tarub

(halaman 106-109)

Pada cuplikan kalimat "....Diambilnya sebuah selendang, lalu

disembunyikan didalam lumbung padinya." " Jaka Tarub kembali ke danau.

Saat tiba di sana, para bidadari sudah selesai mandi. Mereka mengambil

selendangnya masing-masing dan bersiap pergi ke kahyangan. Tapi seorang

bidadari tampak kebingungan. "Selendangku hilang, Kak," katanya. Wajahnya

pucat pasi. Jaka Tarub tersenyum puas melihatnya." dapat diketahui bahwa

Jaka Tarub adalah sosok yang pembohong. Ia telah mengambil selendang salah

seorang dari bidadari. Namun, ketika ia melihat salah satu bidadari bingung

mencari selendangnya, Jaka Tarub hanya tersenyum puas dan tidak memberi

tahu kepada bidadari itu bahwa selendangnya ada bersamanya. Kebohongan

Jaka Tarub didasari karena kecantikan bidadari tersebut. Melihat kecantikan

bidadari itu, Jaka Tarub enggan mengembalikan selendangnya dan berharap

bidadari itu bisa ikut dengannya.

67

Universitas Sumatera Utara


Memiliki sifat penyayang dan Tulus

Tokoh Keisuke

(halaman 38)

Dari cuplikan kalimat "Keisuke berusaha menahannya, "Kembalilah,

Orihime! Bagaimana nasib anak kita? Aku sangat mencintaimu. Aku

menyembunyikan bajumu karena aku tak mau kehilangan kamu!". Dapat kita

ketahui bahwa sosok Keisuke mempunyai sifat yang penyayang dan tulus. Selama

ini ia berbohong karena ia tidak ingin kehilangan istri yang ia cintai. Ia sangat

mencintai Orihime sangat tulus. Kebohongan yang ia buat selama ini semata-mata

agar Orihime tetap berada di bumi bersamanya dan tidak kembali lagi ke

kahyangan selamanya. Hal ini sangat cocok dengan tema yang mendasari dari

cerita rakyat Tanabata tersebut yang menceritakan tentang kisah cinta dua insan

yang berbeda dunia yang harus berakhir karena diawali oleh sebuah kebohongan.

Hal ini sesuai dengan teori pendekatan struktural yang mencoba menguraikan

keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan

struktural yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Dari segi

penokohan, Walaupun Keisuke tergambar menjadi seseorang yang pembohong,

tetapi ia merupakan tokoh protagonis yang memiliki sifat penyayang dan tulus.

Tokoh Jaka Tarub

(halaman 115)

Pada cuplikan kalimat "Jaka Tarub berusaha menahan kepergian istrinya.

Tapi tekad Nawang Wulan sudah bulat. Jaka Tarub terus meratap dan

68

Universitas Sumatera Utara


memohon. Berkali-kali ia meminta maaf. Nawang Wulan memahami perasaan

Jaka Tarub. Ia pun sebenarnya sedih. Air mata keduanya mengucur deras".

dapat diketahui bahwa jaka tarub memiliki sifat yang tulus dan penyayang. Ia

sangat menyayangi Nawang Wulan dengan tulus sampai-sampai ia memohon

dengan sangat agar Nawang Wulan tidak pergi meninggalkan dirinya. Namun,

sudah kodrat Nawang Wulan harus kembali ke khayangan. Ia meratapi

nasibnya karena ia harus kehilangan Nawang Wulan untuk selamanya. Hal ini

sangat cocok dengan tema yang mendasari cerita rakyat Jaka Tarub yaitu yang

menceritakan tentang kisah cinta dua insan yang berbeda dunia yang harus

berakhir karena diawali oleh sebuah kebohongan. Kesesuaian antara

penokohan dan tema dari cerita rakyat Jaka Tarub ini sesuai dengan pendapat

Teeuw (1984: 135) yaitu pendekatan struktural mencoba menguraikan

keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan

struktural yang sama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Penokohan ini

juga menunjukkan bahwa sosok Jaka Tarub adalah tokoh utama yang memiliki

karakter protagonis.

Memiliki sifat Pekerja Keras

Tokoh Keisuke

(halaman 39)

Pada cuplikan kalimat "....Sambil mengasuh anaknya, ia pun mulai

membuat sandal jerami. Ia terus-menerus menganyamnya sepanjang hari. Setiap

kali menghitung sandal jerami yang dianyam, ia selalu berkata "belum cukup".

Sandal yang dibuatnya belum mencapai seribu". "Begitulah yang dilakukan oleh

69

Universitas Sumatera Utara


Keisuke setiap hari sejak ditinggalkan Orihime. Akhirnya genap juga seribu

sandal jerami yang dibuatnya. Ia pun segera mengubur sandal-sandal jerami itu

disekitar bambu". Dapat diketahui bahwa sosok Keisuke adalah seseorang yang

mempunyai sifat bertanggung jawab dan pekerja keras. Ia terus bekerja keras

sepanjang hari untuk membuat seribu pasang sandal jerami untuk memenuhi

persyaratan agar ia bisa menemui istrinya kembali. Ia pantang menyerah, ia tidak

berhenti bekerja sepanjang hari sebelum sandal jerami genap menjadi seribu

pasang. Selain itu, ia juga memiliki sifat bertanggung jawab. Ia tetap mengasuh

anaknya sambil bekerja menganyam seribu pasang sandal jerami yang

diperintahkan oleh Orihime istrinya. Ini menunjukkan bahwa dilihat dari segi

fungsinya, sosok Keisuke sebagai tokoh utama memiliki karakter protagonis.

Memiliki sifat berfikiran pendek dan tidak memegang amanah

Tokoh Keisuke

(halaman 41)

Pada cuplikan kalimat "Pada hari ketiga, matahari sedang panas-

panasnya. Keisuke tidak tahan haus. Ia pun lupa akan pesan orihime agar tidak

memakan buah melon apapun yang terjadi." "Terdorong haus dan lapar, Keisuke

pun segera memetik satu buat melon dan memakannya......" terlihat bahwa sosok

Keisuke mempunyai sifat yang berfikiran pendek dan tidak memegang amanah.

Di saat ia diperintahkan untuk menjaga ladang melon selama tiga hari tiga malam

tanpa memakan apapun termasuk melon yang ia jaga, namun ketika ia merasa

haus ia langsung lupa dengan pesan yang sudah disampaikan Orihime agar tidak

memakan melon tersebut apapun yang terjadi. Ia tidak memegang amanah yang

70

Universitas Sumatera Utara


sudah disampaikan Orihime kepadanya. Ia ceroboh, ia mengambil buah melon

tersebut tanpa fikir panjang. Dan akhirnya musibah pun terjadi.

Tokoh Jaka Tarub

(halaman 111)

Pada kalimat "Tapi, Jaka Tarub yang sudah lama penasaran malah

mengangkat tutup kukusan nasinya ketika Nawang Wulan telah pergi." Dari

kalimat tersebut dapat diketahui bahwa Jaka Tarub adalah seseorang yang

memiliki sifat tidak memegang amanah dan berfikiran pendek. Ia tidak

menuruti apa yang sudah dipesankan oleh istrinya. Ia tidak memikirkan apa

yang terjadi selanjutnya apabila ia melanggar semua yang diperintahkan oleh

istrinya.

Dari analisis diatas, dapat diketahui bahwa tokoh Keisuke dalam cerita

rakyat Tanabata memiliki sifat pembohong, penyayang dan tulus, pekerja

keras, berfikiran pendek dan tidak memegang amanah. Kemudian, tokoh Jaka

Tarub dalam cerita rakyat Jaka Tarub memiliki sifat pembohong, penyayang

dan tulus, berfikiran pendek dan tidak memegang amanah. Kedua tokoh utama

tersebut memiliki sifat yang nyaris sama. Dapat diketahui pula kedua tokoh

utama tersebut memiliki karakter protagonis.

71

Universitas Sumatera Utara


b. Analisis Tokoh Tambahan yang berwatak Protagonis

Memiliki sifat Setia

Tokoh Orihime

(halaman 38)

Pada cuplikan kalimat "Orihime sudah melupakan keinginannya untuk

kembali ke kahyangan. Ia merasa di bumilah tempat tinggalnya bersama suami

dan anaknya". Dari kalimat tersebut terlihat bahwa sosok Orihime mempunyai

sifat yang setia. Ia setia kepada suami dan anaknya. Sehingga ia sudah

mengurungkan keinginannya untuk terus mencari pakaiannya dan kembali ke

kahyangan agar ia tetap bisa bersama suami dan anaknya.

Memiliki sifat Pemaaf

Tokoh Orihime

(halaman 38-39)

Pada kalimat "Suamiku, kalau kamu cinta padaku, anyamlah seribu

pasang sandal jerami dan kuburkan di sekitar pohon bambu. Dengan

demikian, kita pasti akan bertemu lagi. Tolong...., lakukanlah.... Aku akan

menunggu.". Dari kalimat tersebut dapat diketahui bahwa Orihime adalah

sosok yang pemaaf. Ketita kebohongan suaminya telah ia ketahui, ia tidak

marah kepada suaminya melainkan ia memaafkan suaminya dengan cara

memberikan syarat kepada suaminya agar menganyam seribu pasang sandal

jerami dan menguburkannya di sekitaran pohon bambu jika suaminya ingin

72

Universitas Sumatera Utara


bertemu dengannya lagi. Orihime pun setia menunggu suaminya datang di

kahyangan. Ini menunjukkan bahwa sosok Orihime sebagai tokoh tambahan

adalah tokoh yang memiliki karakter protagonis.

Tokoh Nawang Wulan

(halaman 112-115)

Pada cuplikan kalimat "Itu selendangku yang hilang!" seru Nawang Wulan

gembira. Saat itu juga ia tahu bahwa Jaka Tarublah yang menyembunyikan

selendangnya selama ini." "Kanda, maafkan aku. Aku sudah menemukan

selendangku. Aku harus segera kembali ke kahyangan. Pada kalimat tersebut

dapat diketahui bahwa Nawang Wulan adalah sosok yang memiliki sifat yang

pemaaf. Walaupun ia sudah mengetahui bahwa Jaka Tarublah yang selama ini

menyembunyikan selendangnya, tetapi ia tidak marah kepada Jaka Tarub. Ia

malah meminta maaf kepada Jaka Tarub karena ia terpaksa harus

meninggalkan suaminya itu untuk kembali ke kahyangan. Dapat diketahui

pula, sebagai tokoh tambahan Nawang Wulan memiliki karakter protagonis.

Memiliki sifat Penyayang

Tokoh Orihime

Cuplikan (halaman 41)

Pada cuplikan kalimat "....Orihime mengerti kesulitan suaminya dan ingin

membantu. Ia meminta bantuan seekor merpati." Dari kalimat tersebut dapat

diketahui bahwa Orihime adalah sosok wanita yang penyayang. Ia sedih

melihat kesulitan yang dihadapi oleh suaminya. Ia berniat membantu suaminya

73

Universitas Sumatera Utara


walaupun suaminya telah membohonginya selama bertahun-tahun. Disini dapat

dilihat bahwa Orihime sosok yang penyayang karena ia sangat menyayangi

suaminya.

Memiliki sifat Berbalas Budi

Tokoh Nawang Wulan

(halaman 109)

Pada cuplikan kalimat "Ia sangat berterima kasih kepada Jaka Tarub.

Oleh sebab itu ia bersedia menjadi istri Jaka Tarub ketika pemuda tampan itu

meminangnya." Pada kalimat tersebut dapat diketahui bahwa Nawang Wulan

adalah sosok yang memiliki sifat berbalas budi. Ia mengingat akan jasa yang

telah diberikan Jaka Tarub kepadanya. Ia mengira Jaka Tarub telah

memberikan bantuan terhadapnya. Oleh karena itu ia berusaha membalas

segala jasa yang telah Jaka Tarub berikan kepadanya dengan cara menerima

pinangan Jaka Tarub.

Tokoh Nawang Wulan dalam cerita rakyat Tanabata memiliki sifat setia,

penyayang dan pemaaf. Kemudian, tokoh Nawang Wulan dalam cerita rakyat

Jaka Tarub memiliki sifat pemaaf dan berbalas budi. Tokoh tambahan dalam

kedua cerita rakyat ini yang merupakan seorang bidadari dari kahyangan sama-

sama memiliki karakter protagonis.

74

Universitas Sumatera Utara


c. Analisis Tokoh Tambahan yang berwatak Antagonis

Tokoh Nobita (dalam cerita rakyat Tanabata)

Memiliki sifat Sombong

(halaman 40)

Dari cuplikan kalimat "Ayah Orihime tidak suka putrinya menikah dengan

laki-laki dari dunia bawah. Oleh karena itu ia bermaksud memisahkan

keduanya". Dari kalimat tersebut dapat diketahui bahwa Nobita mempunyai

sifat yang sombong. Nobita tidak suka jika anaknya harus menikah dengan

pemuda biasa dan dari dunia bawah pula, sedangkan putrinya dalah seorang

bidadari dari kahyangan. Untuk itu ia pun mencari cara bagaimana

memisahkan keduanya.

Memiliki sifat Iri

(halaman 41)

Pada cuplikan kalimat "Nobita sangat kesal. Ia tidak senang dengan

keberhasilan Keisuke". Pada cuplikan tersebut dapat pula diketahui bahwa

Nobita adalah sosok yang mempunyai sifat iri. Nobita iri dengan keberhasilan

yang telah dilakukan oleh Keisuke. Ia tetap berusaha mencari pekerjaan lain

yang lebih sulit sampai pada akhirnya Keisuke gagal. Ini juga menunjukkan

bahwa Nobita sebagai tokoh tambahan memiliki karakter yang antagonis.

Berdasarkan hasil analisis di atas, cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub

memiliki tokoh tambahan yang berbeda. Dalam cerita rakyat Tanabata terdapat

tokoh yang memiliki karakter antagonis. Sedangkan dalam cerita rakyat Jaka

75

Universitas Sumatera Utara


Tarub, tidak ditampilkan tokoh yang berkarakter antagonis. Dapat disimpulkan

pula bahwa dalam cerita Rakyat Tanabata dan Jaka Tarub memiliki unsur

penokohan yang berbeda. Itu dapat terlihat pada tokoh-tokoh yang ditampilkan.

3.3.3 Analisis Perbandingan Alur antara Cerita Rakyat Tanabata dan Jaka

Tarub

Alur merupakan unsur yang penting dalam sebuah karya sastra. Alur yang

mengatur jalannya cerita hingga terbentuklah suatu karya yang menarik untuk

dibaca. Menurut Aristoteles, ada beberapa tahapan alur yang menjadi fondasi

terbentuknya sebuah cerita. Tahapan-tahapan alur tersebut ialah Eksposisi,

Komplikasi, Klimaks, Resolusi, dan Konklusi.

a. Eksposisi : yaitu bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra. Bagian

ini memberikan penjelasan atau keterangan mengenai berbagai hal yang

diperlukan untuk dapat memahami peristiwa berikutnya dalam cerita, seperti

tokoh cerita, masalah, tempat, dan waktu dan sebagainya. Tahap awal yang

berisi penjelasan tentang perkenalan tokoh cerita yaitu Keisuke dan Orihime.

Kemudian penjelasan mengenai tempat dan waktu terjadinya peristiwa dalam

cerita yaitu di sekitar danau ketika Keisuke sedang beristirahat.

Pada cerita rakyat Jaka Tarub, tahap awal yang berisi penjelasan tentang

tokoh utama yaitu Jaka Tarub yang tidak sengaja melihat tujuh bidadari yang

sedang mandi di danau. Kemudian penjelasan mengenai tempat dan waktu

terjadinya peristiwa dalam cerita yaitu di sekitar danau ketika Jaka Tarub

sedang berburu di hutan dekat danau.

76

Universitas Sumatera Utara


Dari tahapan alur di atas, kedua cerita rakyat memiliki tahapan eksposisi,

yakni bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra. Bagian ini

memberikan penjelasan atau keterangan mengenai berbagai hal yang

diperlukan untuk dapat memahami peristiwa berikutnya dalam cerita, seperti

tokoh cerita, masalah, tempat, dan waktu dan sebagainya. Dapat dilihat bahwa

pada cerita rakyat Tanabata, berisi penjelasan tentang tempat terjadinya

peristiwa serta perkenalan dari setiap pelaku yang mendukung cerita. Tahap

awal yang menceritakan tempat terjadinya peristiwa yaitu disekitaran danau

dan perkenalan tokoh utama dengan tokoh tambahan yaitu Keisuke dan

Orihime. Pada cerita rakyat Jaka Tarub juga dijelaskan tahapan alur yang berisi

penjelasan mengenai tempat peristiwa dan juga pertemuan antar tokoh.

Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa cerita rakyat Tanabata dan Jaka

Tarub mempunyai tahapan alur eksposisi, karena pada kedua cerita diawali

dengan pengenalan tempat dan tokoh pembantu cerita.

b. Komplikasi : Dalam bagian ini salah seorang tokoh cerita mulai mengambil

prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi hasil dari prakarsa itu

tidak pasti sehingga timbullah kegawatan. Di dalam cerita rakyat Tanabata,

tahapan alur ini terlihat ketika muncul keinginan Keisuke untuk bisa memiliki

bidadari cantik itu. Sehingga ia memutuskan untuk tidak mengembalikan

pakaian Orihime agar Orihime tidak bisa kembali ke kahyangan dan tetap

tinggal di bumi bersamanya. Ia pun menikahi Orihime yang dicintainya.

Namun, pada akhirnya Orihime mengetahui bahwa Keisuke yang

menyembunyikan pakaiannya selama ini. Kebohongan Keisuke pun terungkap.

77

Universitas Sumatera Utara


Orihime merasa sangat kecewa dengan suaminya. Orihime pun menangis

meluapkan kekecewaannya.

Pada cerita rakyat Jaka Tarub terdapat juga tahapan komplikasi, yaitu

Muncul keinginan Jaka Tarub untuk bisa memiliki bidadari cantik itu.

Sehingga ia memutuskan untuk tidak mengembalikan selendang Nawang

Wulan agar Nawang Wulan tidak bisa kembali ke kahyangan dan tetap tinggal

di bumi bersamanya. Ia pun meminang Nawang Wulan yang dicintainya.

Kebohongan Jaka Tarub ini adalah awal dari kehancuran mereka.

Dari tahapan alur diatas, Kedua cerita rakyat memiliki tahapan komplikasi,

yakni salah seorang tokoh cerita mulai mengambil prakarsa untuk mencapai

tujuan tertentu namun hasil prakarsa itu tidak pasti sehingga timbullah

kegawatan. Dalam cerita rakyat Tanabata, tokoh utama yaitu Keisuke mulai

mengambil prakarsa untuk meyembunyikan pakaian Orihime agar Orihime

bisa terus bersamanya, namun pada akhirnya kebohongan Keisuke harus

diketahui oleh Orihime. Dalam cerita Jaka Tarub juga memiliki tahapan

komplikasi yaitu pada saat Jaka Tarub mulai mengambil prakarsa untuk

menyembunyikan selendang Nawang Wulan, dan pada akhirnya

kebohongannya juga diketahui oleh Nawang Wulan. Sehingga dapat penulis

simpulkan bahwa cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub mempunyai tahapan

alur komplikasi karena di dalam kedua cerita rakyat tersebut tokoh utama

mulai mengambil prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu.

c. Klimaks : Dalam bagian ini pihak-pihak yang berlawanan, berhadapan untuk

melakukan perhitungan terakhir yang menentukan nasib tokoh dalam cerita.

78

Universitas Sumatera Utara


Dalam cerita rakyat Tanabata, konflik yang terjadi antara pelaku adalah ketika

Orihime menemukan pakaian bidadarinya yang selama ini disembunyikan oleh

suaminya. Orihime pun memutuskan untuk kembali ke kahyangan dan

meninggalkan suami dan anaknya yang ada di bumi.

Pada cerita rakyat Jaka Tarub, konflik yang terjadi antara pelaku adalah

dimulai ketika Jaka Tarub melanggar pesan yang sudah disampaikan istrinya

yaitu agar tidak membuka tutup kukusan nasi ketika Nawang Wulan sedang

memasak nasi. Kemudian kesaktian Nawang Wulan menghilang dan semenjak

itu mereka harus bekerja keras. Kemudian ketika Nawang Wulan mengambil

persediaan beras terakhir di lumbung, ia menemukan selendangnya yang

selama ini disembunyikan oleh suaminya. Nawang Wulan pun memutuskan

untuk kembali ke kahyangan dan meninggalkan suami dan anaknya yang ada

di bumi.

Dari tahapan alur di atas, dapat dilihat bahwa pada cerita rakyat Tanabata

dan Jaka Tarub memiliki tahapan klimaks. Dalam bagian ini pihak-pihak yang

berlawanan, berhadapan untuk melakukan perhitungan terakhir yang

menentukan nasib tokoh dalam cerita. Dalam cerita rakyat Tanabata, tahapan

ini ditunjukkan pada saat situasi memanas antara Keisuke dan Orihime, yaitu

ketika Orihime mengetahui bahwa selama ini suaminya menyembunyikan

pakaiannya. Kemudian Orihime memutuskan untuk kembali ke kahyangan.

Dalam cerita rakyat Jaka Tarub, tahapan ini juga ditunjukkan pada saat situasi

memanas antara Jaka Tarub dan Nawang Wulan, yaitu ketika Nawang Wulan

mengetahui bahwa selama ini suaminya yang menyembunyikan selendangnya.

Kemudia Nawang Wulan memutuskan untuk kembali ke kahyangan. Sehingga

79

Universitas Sumatera Utara


penulis dapat menyimpulkan bahwa cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub

memiliki tahapan alur klimaks karena di dalam kedua cerita rakyat tersebut

menunjukkan pihak-pihak yang ada mulai berlawanan, kemudian nasib tokoh

mulai ditentukan.

d. Resolusi : Dalam bagian ini semua masalah yang ditimbulkan oleh prakarsa

tokoh mulai terpecahkan. Di dalam cerita rakyat Tanabata, konflik sudah mulai

menurun. Tahap ini bisa terlihat ketika Keisuke mulai berusaha untuk

memenuhi syarat yang diberikan Orihime agar mereka bisa bertemu lagi yaitu

menganyam seribu pasang sandal jerami. Kerja keras Keisuke pun berbuah

manis. Akhirnya mereka dipertemukan lagi dan mereka pun saling melepas

rindu.

Dalam cerita rakyat Jaka Tarub, penulis tidak menemukan adanya tahapan

resolusi.

Dari tahapan alur diatas, dapat diketahui bahwa cerita rakyat Tanabata dan

Jaka Tarub memiliki perbedaan tahapan alur sesuai dengan yang dijelaskan

oleh Aristoteles dalam http://senjapradestiaputri.blogspot.co.id/2012/05/struk

tur-dramatik-menurut-aristoteles.html. Dalam cerita rakyat Tanabata memiliki

tahapan alur resolusi, yakni semua masalah yang ditimbulkan oleh prakarsa

tokoh mulai terpecahkan. Tahapan ini terlihat pada saat Keisuke mulai

berusaha untuk memenuhi syarat yang diberikan Orihime agar mereka bisa

bertemu lagi. Namun, pada cerita rakyat Jaka Tarub, penulis tidak menemukan

tahapan resolusi. Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa cerita rakyat

Tanabata dan Jaka Tarub memiliki tahapan alur yang berbeda. Hal ini dapat

80

Universitas Sumatera Utara


diketahui bahwa dalam cerita rakyat Tanabata memiliki tahapan resolusi,

namun dalam cerita rakyat Jaka Tarub tidak memiliki tahapan resolusi.

e. Konklusi : Dalam bagian ini nasib tokoh cerita sudah pasti. Konklusi

merupakan bagian akhir cerita. Dalam cerita rakyat Tanabata, Bagian akhir ini

dapat dilihat ketika Keisuke dan Orihime harus terpisahkan untuk selamanya

dikarenakan ayah Orihime tidak menyetujui hubungan mereka. Mereka pun

harus mati dan menjelma menjadi bintang Altair dan Vega. Mereka hanya

diberi izin berjumpa setahun sekali yaitu pada tanggal 7 juli. Di tanggal itulah

orang di bumi dapat melihat bintang Altai dan Vega secara jelas. Orang Jepang

pun mengadakan festival Tanabata pada tanggal 7 juli.

Pada cerita rakyat Jaka Tarub, Bagian akhir ini dapat dilihat ketika Jaka

Tarub dan Nawang Wulan harus terpisahkan untuk selamanya dikarenakan

Nawang Wulan sudah menemukan selendangnya dan mengetahui bahwa

suaminya telah membohonginya selama ini. Nawang Wulan pun pergi kembali

ke kahyangan dan meninggalkan Jaka Tarub dan anaknya. Jaka Tarub hanya

bisa mengenang istrinya ketika ia memandang bulan.

Dari tahapan alur diatas, dapat dilihat bahwa pada cerita rakyat Tanabata

dan Jaka Tarub memiliki tahapan alur konklusi, yakni nasib tokoh cerita sudah

pasti. Konklusi merupakan bagian akhir cerita. Di dalam cerita rakyat

Tanabata, tahapan akhir ini ditunjukkan oleh terpisahnya Keisuke dan Orihime

untuk selamanya, kemudian mereka menjelma sebagai bintang Altair dan Vega

dan hanya bertemu sekali dalam setahun yaitu pada tanggal 7 Juli. Kemudian

pada cerita rakyat Jaka Tarub, bagian akhir ini ditunjukkan pada saat

81

Universitas Sumatera Utara


terpisahnya Jaka Tarub dan Nawang Wulan, Jaka Tarub hanya bisa mengenang

istrinya ketika melihat bulan purnama. Sehingga penulis dapat menyimpulkan

bahwa kedua cerita rakyat ini memiliki tahapan konklusi yaitu bagian akhir

dalam sebuah cerita.

Berdasarkan analisis alur, Cerita rakyat Tanabata merupakan karya sastra

yang baik karena memiliki semua tahapan alur seperti yang dijelaskan oleh

Aristoteles. Namun, berbeda dengan susunan alur yang dimiliki oleh cerita rakyat

Jaka Tarub. Cerita rakyat Jaka Tarub tidak memiliki tahap Resolusi yang terdapat

dalam susunan alur seperti yang dijelaskan oleh Aristoteles. Dapat diketahui pula

bahwa cerita rakyat Jaka Tarub ini memiliki tahapan alur yang kurang sempurna.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub

memiliki susunan tahapan alur yang berbeda.

3.3.4 Analisis Perbandingan Amanat antara Cerita Rakyat Tanabata dan

Jaka Tarub

Amanat merupakan nilai-nilai yang sesuai yang dapat pembaca dapatkan

dari membaca suatu cerita. Amanat biasanya dapat pembaca dapatkan setelah

membaca keseluruhan isi cerita dan menyimpulkan. Dalam cerita rakyat Tanabata

yang berasal dari Jepang dan Jaka Tarub yang berasal dari Indonesia, terdapat

pula nilai-nilai yang ideal.

Di dalam cerita rakyat Tanabata, terdapat kalimat "Oh..., ternyata

suamiku yang menyembunyikan bajuku!" seru Tanabata. Ia segera meletakkan

bayinya dan memakai baju bidadari. Ia akan kembali menjadi bidadari dan

pulang ke kahyangan." "Keisuke berusaha menahannya, "Kembalilah, Tanabata!

82

Universitas Sumatera Utara


Bagaimana nasib anak kita ? Aku sangat mencintaimu. Aku menyembunyikan

bajumu karena aku tak mau kehilangan kamu!". Pada kalimat tersebut terlihat

bahwa kebohongan Keisuke sudah diketahui oleh Orihime istrinya. Orihime sudah

menemukan pakaian bidadarinya yang disembunyikan oleh suaminya. Orihime

pun memutuskan kembali ke kahyangan dan meninggalkan Keisuke. Sehingga

penulis dapat menyimpulkan amanat yang terdapat dalam cerita rakyat Tanabata

yaitu dalam memulai sebuah hubungan, janganlah diawali dengan sebuah

kebohongan. Karena sebuah kebohongan hanya dapat menyelamatkan dirimu

sesaat dan akhirnya akan menghancurkanmu selamanya.

Di dalam cerita rakyat Jaka Tarub, terdapat kalimat "Itu selendangku yang

hilang!" seru Nawang Wulan gembira. Saat itu juga ia tahu bahwa Jaka tarublah

yang menyembunyikan selendangnya selama ini. Suaminya telah

membohonginya...." "Jaka Tarub berusaha menahan kepergian istrinya tapi tekad

Nawang Wulan sudah bulat. Jaka Tarub terus meratap dan memohon. Berkali-

kali ia meminta maaf. Nawang Wulan memahami perasaan Jaka Tarub. Ia pun

sebenarnya sedih. Air mata keduanya mengucur deras." Pada kalimat tersebut

dapat diketahui bahwa kebohongan Jaka Tarub sudah diketahui oleh istrinya yaitu

Nawang Wulan. Walaupun Jaka Tarub terus memohon kepada Nawang Wulan

untuk tetap tinggal di bumi bersamanya, akan tetapi Nawang Wulan tetap

memutuskan kembali ke kahyangan. Sehingga penulis dapat menyimpulkan

bahwa amanat yang terdapat dalam cerita rakyat Jaka Tarub ini adalah dalam

memulai sebuah hubungan, janganlah diawali dengan sebuah kebohongan. Karena

sebuah kebohongan hanya dapat menyelamatkan dirimu sesaat dan akhirnya akan

menghancurkanmu selamanya.

83

Universitas Sumatera Utara


Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita rakyat

Tanabata dan Jaka Tarub memiliki amanat yang sama. Kedua cerita rakyat

tersebut sama-sama memiliki amanat dalam memulai sebuah hubungan, janganlah

diawali dengan sebuah kebohongan. Karena sebuah kebohongan hanya dapat

menyelamatkan dirimu sesaat dan akhirnya akan menghancurkanmu selamanya.

84

Universitas Sumatera Utara


Tabel Lampiran Perbandingan Cerita Rakyat Tanabata dan Jaka Tarub

No
Unsur Intrinsik Tanabata Jaka Tarub Kesimpulan
.

1. Tema tentang kisah cinta dua tentang kisah cinta dua

insan yang berbeda dunia insan yang berbeda dunia

yang harus berakhir karena yang harus berakhir Sama

diawali oleh sebuah karena diawali oleh

kebohongan sebuah kebohongan

2. Penokohan Memiliki tokoh yang Hanya memiliki tokoh

berkarakter protagonis dan yang berkarakter Berbeda

antagonis protagonis saja

3. Alur Memiliki tahapan alur Tidak memiliki tahapan

yang sesuai dengan yang alur yang sesuai dengan


Berbeda
dijelaskan Aristoteles yang dijelaskan oleh

Aristoteles

4. Amanat Dalam memulai sebuah Dalam memulai sebuah


hubungan, janganlah hubungan, janganlah
diawali dengan sebuah diawali dengan sebuah
kebohongan. Karena kebohongan. Karena
sebuah kebohongan hanya sebuah kebohongan
Sama
dapat menyelamatkan hanya dapat
dirimu sesaat dan akhirnya menyelamatkan dirimu
akan menghancurkanmu sesaat dan akhirnya akan
selamanya. menghancurkanmu
selamanya.

85

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari analisis cerita pada cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub tersebut,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tema yang melatar belakangi cerita pada cerita rakyat Tanabata dan

Jaka Tarub yaitu kisah cinta tokoh utama yang harus berakhir karena

diawali dari sebuah kebohongan. Dengan demikian, cerita rakyat

Tanabata dan Jaka Tarub memiliki kesamaan tema.

2. Tokoh utama dalam cerita rakyat Tanabata adalah Keisuke. Keisuke

memiliki karakter yang pembohong, penyayang, tulus, bertanggung

jawab, pekerja keras, berfikiran pendek, dan tidak memegang amanah.

Keisuke juga berkarakter protagonis. Kemudian terdapat pula tokoh

tambahan dalam cerita rakyat Tanabata ini, yaitu Orihime dan Nobita.

Orihime memiliki sifat setia, penyayang dan pemaaf, orihime juga

berkarakter protagonis. Kemudian Nobita memiliki sifat sombong dan

iri, Nobita berkarakter antagonis. Selanjutnya, tokoh utama dalam cerita

rakyat Jaka Tarub adalah Jaka Tarub itu sendiri. Jaka Tarub memiliki

sifat pembohong, berfikiran pendek, tidak memegang amanah, dan

penyayang. Jaka Tarub berkarakter protagonis. Terdapat juga tokoh

tambahan dalam ceriita rakyat Jaka Tarub yaitu Nawang Wulan.

Nawang Wulan memiliki sifat berbalas budi dan pemaaf. Nawang

86

Universitas Sumatera Utara


Wulan berkarakter protagonis. Kedua cerita rakyat Tanabata dan Jaka

Tarub ini, walaupun memiliki tokoh utama yang berkarakter sama,

namun tokoh lain yang ditampilkan berbeda. Dalam cerita rakyat

Tanabata ditampilkan tokoh yang berkarakter antagonis, sedangkan

dalam cerita rakyat Jaka Tarub tidak ada ditampilkan tokoh yang

berkarakter antagonis. Dapat disimpulkan bahwa kedua cerita rakyat ini

menampilkan tokoh yang berbeda.

3. Dalam cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub memiliki urutan alur yang

berbeda. Alur pada cerita rakyat Tanabata memiliki alur cerita yang

baik, karena memiliki semua unsur alur sesuai dengan kriteria alur yang

baik menurut Aristoteles. Sedangkan, alur dalam cerita rakyat Jaka

Tarub memiliki alur cerita yang kurang baik, karena tidak memiliki

tahapan resolusi dalam tahapan-tahapan peristiwa yang dipaparkan dan

tidak memenuhi kriteria alur yang baik memurut Aristoteles.

4. Dalam cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub terdapat amanat yang

sama yaitu yaitu dalam memulai sebuah hubungan, janganlah diawali

dengan sebuah kebohongan. Karena sebuah kebohongan hanya dapat

menyelamatkan dirimu sesaat dan akhirnya akan menghancurkanmu

selamanya.

5. Di dalam cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub, penulis melakukan

perbandingan antara tema, tokoh, alur, dan amanat dari kedua cerita

tersebut. Secara keseluruhan, cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub

87

Universitas Sumatera Utara


setelah dibandingkan ternyata memiliki kesamaan tema dan amanat,

dan perbedaan tokoh dan alur.

4.2 Saran

Melalui skripsi ini penulis berharap agar sekiranya cerita rakyat tidak

hanya sekedar dijadikan hiburan dan hanya dipandang sebagai tradisi lisan

penghantar tidur anak-anak saja. Akan tetapi dapat berusaha memahami nilai-nilai

positif yang didapat sebagai pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun

berasal dari dua negara yang berbeda dan walaupun terdapat persamaan antar

keduanya, bukan berarti unsur-unsur yang terdapat dalam cerita tidak harus

dicermati.

Penulis juga berharap skripsi ini dapat dijadikan referensi bagi para

pembaca dan pencinta karya fiksi dapat menjadikannya bahan yang berguna bagi

penelitian selanjutnya. Penulis juga menyarankan kepada para pembaca dan

peminat sastra agar dapat memberikan interperensi sendiri terhadap perbandingan

antara cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub ini, karena dalam memberi

tanggapan sebuah karya sastra setiap individu memiliki wawasan dan penafsiran

yang berbeda.

88

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Aglesindo.

Danandjaja, James. 1997. Folklor Indonesia: Ilmu gosip, Dongeng, dan lain-

lain. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media

Pressindo.

Esten, Mursal. 1978. Kesusastraan: Pengantar Teori dan sejarah. Bandung:

Angkasa.

Fauzan, Muhammad. 2014. Analisis Cerita Novel "Strategi Hideyoshi: Another

Story Of The Swordless Samurai" Karya Tim Clark dan Mark

Cunningham Dilihat Dari Pendekatan Objektif. (Skripsi Sarjana). Medan.

FIB USU

Kasim, Rajali. 1996. Sastra Bandingan Ruang Lingkup dan Metode. Medan:

USU Press.

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Pandu, Lintang. 2015. Kumpulan Cerita Klasik Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta:

Gama Media.

89

Universitas Sumatera Utara


Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Satoto, Soediro. 1993. Metode Penelitian Sastra. Surakarta: UNS Press.

Semi, Atar. 1988. Anatomi Sastra. Bandung: Angkasa.

Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Grasindo

Sudjiman, Panuti. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sugono, Dendy. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2. Jakarta: Pusat

Bahasa.

Sumardjo, Djacob dan Sami K.M. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta:

Gramedia.

Teeuw, A. 1984. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia.

Wellek & Warren. 1995. Teori Kesusastraan. Terjemahan Budianto. Jakarta:

Gramedia.

Wulandari, Ari. 2013. Cerita Rakyat Jepang. Yogyakarta: Nyo-nyo.

http://olmanperidianxxx.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-cerita-rakyat.html

http://www.academia.edu/4608714/SASTRA_BANDINGAN_SEBUAH_PENGA

NTAR_RINGKAS.

http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-cerita-rakyat-menurut-

para.html

90

Universitas Sumatera Utara


http://senjapradestiaputri.blogspot.co.id/2012/05/struktur-dramatik-menurut-

aristoteles.html

91

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN CERITA RAKYAT TANABATA DAN JAKA

TARUB DILIHAT BERDASARKAN PENDEKATAN STRUKTURAL

こうぞうてき みんわ
構造的なアプローチから見る「七夕」と「ジャカタルブ」との民話の

ひかくてき ぶんせき
比較的な分析

Judul dari skripsi ini adalah Analisis Perbandingan Cerita Rakyat Tanabata dan

Jaka Tarub dilihat Berdasarkan Pendekatan Struktural.

ろんぶん だいめい こうぞうてき


論文の題名は構造的なアプローチから見る「七夕」と「ジャカタルブ」と

ひかくてき ぶんせき
の民話の比較的な分析である。

Penulis memilih judul ini karena penulis tertarik terhadap cerita rakyat tanabata

dan jaka tarub yang merupakan dua cerita rakyat yang berasal dari negara yang

berbeda, namun memiliki struktur cerita yang hampir sama.

ひっしゃ きょうみ
筆者がこの題名を選んだには興味があって、七夕 とジャカタルブとは違

お こうせい
い国から二つの民話を起こったが、ほとんど同じ話の構成がある。

Kedua cerita rakyat ini menceritakan tokoh utama yang merupakan seorang

pemuda biasa, namun mendapatkan istri seorang bidadari dari kahyangan.

しゅじんこう ふつうせいねん てんごく てんにん つま え


この二つの民話は主人公が普通青年が、天国から天人の妻を得る。

92

Universitas Sumatera Utara


tetapi, pada akhirnya sang pemuda harus kehilangan sang istri karena

kebohongannya sudah diketahui oleh sang istri.

せいねん うしな し
でも、やっと、青年は妻を 失 わければならないので妻にうそがも知 られ

た。

Walaupun banyak kesamaan dari kedua cerita rakyat tersebut, tetapi pasti ada

perbedaan-perbedaan yang mendasar dalam kedua cerita rakyat tersebut yang

menarik untuk dibandingkan.

どうとう ひ か く そ う い
その二つの民話にはたくさん同等があっても、比較するための面白い相違

み つ
も見付けられた。

Masalah yang dianalisis dalam penelitian adalah bagaimana tema, penokohan,

alur cerita, dan amanat dalam kedua cerita rakyat tanabata berasal dari Jepang,

dan Jaka Tarub berasal dari indonesia.

ぶんせき すじ ちゅうこく
論文に分析された問題はテーマ、主人公、筋 、忠 告 の七夕の民話は日本

からの話であり、ジャカタルブの民話はインドネシアからの話である。

Kemudian, bagaimana persamaan dan perbedaan unsur intrinsik dalam kedua

cerita rakyat tersebut.

ようそ どうとう そうい


そして、この二つの民話のイントリンシックの要素の同等と相違である。

93

Universitas Sumatera Utara


Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan tema, penokohan, dan alur

cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub.

ほんけんきゅう もくてき たなばた


この 本 研 究 の目的は七夕とジャカタルブの民話のテーマ、主人公、筋,

忠告を知るためである。

Serta bertujuan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan pada unsur intrinsik

dalam cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub.

どうとう そうい ようそう


その上、七夕とジャカタルブの民話の同等と相違イントリンシックの様相

の知るためである。

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni manusia, menggunakan

bahasa sebagai medianya.

にんげん びじゅつさくひん かたち げんご しよう


文学は人間の美術作品の 形 であって、メディアとしては言語を使用 して

いる。

Contohnya adalah novel, cerita rakyat, pantun, drama dan kaligrafi.

しょうせつ みんわ し しょどう


例えば、 小 説 、民話、誌、ドラマ、書道である。

Cerita rakyat adalah salah satu karya sastra.

ぶんがくさくひん
民話は文学作品の一つである。

94

Universitas Sumatera Utara


Yaitu cerita yang lahir dan berkembang pada beberapa generasi dalam masyarakat

tradisional yang disebarkan secara lisan.

こうじょうてき でんとうてき しゃかい ふ


それは 口 上 的 なまかれた話で、伝統的な社会におけるいくつ世代に増 え

ていると生まれた話である。

Dalam skripsi ini, teori yang digunakan adalah kajian sastra bandingan.

しよう ひかくぶんがくけんきゅう
この論文に使用された理論は比較文学研究である。

Kajian ini terutama difokuskan pada penelaahan teks karya-karya sastra yang

dibandingkan.

けんきゅう ぶんがくさくひん ちょうさ しゅうちゅう


この 研 究 は比べた文学作品のテキストの調査に 集 中 された。

Sifat yang mendasari kajian ini adalah melihat persamaan dan perbedaan karya

sastra yang dibandingkan.

とく ぶんがくさくひん どうとう そうい


特に比べた文学作品の同等と相違を見た。

Selain itu, digunakan juga teori pendekatan struktural.

こうぞうてき りろん しよう


そのほか、構造的な理論を使用した。

95

Universitas Sumatera Utara


Pendekatan struktural merupakan pendekatan intrinsik, yakni unsur-unsur yang

terdapat dalam karya sastra.

こうぞうてき ようそう かた
構造的 な ア プ ロ ー チ と は イ ン ト リ ン シ ッ ク 様相 で 、 そ れ は 語 り を

けんせつてきようそう
建設的様相である。

Contohnya, tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan amanata.

ばしょ ひっしゃ みかた ちゅうこく


例えば、テーマ、筋、主人公、場所、筆者の見方、 忠 告 などである。

Dalam skripsi ini, penulis hanya meneliti unsur tema, penokohan, alur, dan

amanat saja.

ひっしゃ ちょうさ
この論文には筆者がテーマ、主人公、筋、忠告だけを調査した。

Tema adalah ide yang mendasari suatu karya sastra, pendapat, dan sudut pandang

penulis.

ぶんがくさくぶんさくひん どだい いけん ひっしゃ


テーマは文学作文作品の土台、アイデア、意見、筆者の見方である。

Tema pada kedua cerita rakyat adalah tentang kisah cinta dua insan berbeda dunia

yang harus berakhir karena diawali oleh sebuah kebohongan.

96

Universitas Sumatera Utara


ちが せかい あいじょうはなし お
その二つの民話のテーマは二人の違い世界が 愛 情 話 を終わらなければな

らないについてうそを初めてからである。

Ini ditunjukkan pada tokoh utama Keisuke dan Jaka Tarub seorang pemuda biasa

dan Orihime dan Nawang Wulan adalah bidadari dari kahyangan yang menjalin

hubungan cinta.

ふ つ う せ い ね ん けいすけ しめ おりひめ
これは主人公に普通青年圭介とジャカタルブを示されて、織姫とナワンウ

てんごく てんにん あいじょうかんけい たば


ランは天国から天人で、愛 情 関 係 を束ねる。

Tokoh utama sama-sama menyembunyikan pakaian dan selendang bidadari.

かたか ふく かく
主人公は二つとも天人の肩掛けと服を隠す。

Kemudian mereka menikah.

かれ けっこん
そして、彼らが結婚する。

Namun, karena pernikahan mereka diawali oleh sebuah kebohongan, maka

mereka pun berpisah.

りこん
でも、彼らの結婚はうそを初めてから彼らも離婚する。

Alur atau plot adalah urutan kejadian di dalam cerita setiap kejadian itu

dihubungkan secara sebab akibat.

97

Universitas Sumatera Utara


すじ じけん じゅんばん か く じ けん げんいんてき かんけい
筋というのは話の事件の 順 番 で、その各事件は原因的に関係される。

Tahapan alur yang yang dimiliki oleh cerita rakyat Tanabata adalah tahapan alur

yang baik.

すじだんかい
七夕の民話の筋段階は良い筋を持っている。

Tahapan alur itu adalah eksposisi yaitu perkenalan antara tokoh Keisuke dan

Orihime.

すじだんかい はくらんかい おりひめ あいだ しょうかい


その筋段階は博覧会すなわち主人公圭介と織姫の 間 に 紹 介 する。

Tahap komplikasi yaitu saat Keisuke menyembunyikan pakaian Orihime, namun

pada akhirnya Orihime mengetahui Kebohongan Keisuke.

がっぺいしょう おりひめ ふく かく おりひめ けいすけ


合 併 症 すなわち圭介は織姫の服を隠したとき、やっと織姫は圭介 のうそ

を知った。

Tahap klimaks yaitu saat Orihime memutuskan untuk kembali ke kahyangan.

てんごく
クライマックスすなわち織姫は天国へ帰ることにするとき。

Tahap resolusi yaitu saat Orihime memberikan syarat kepada Keisuke untuk

menganyam seribu pasang sandal jerami agar mereka bisa bertemu lagi.

かいぞうど せんそく
解像度すなわち彼らは会うことができるように圭介に千足わらのサンダル

あ あた
を編むのは条件を与える。

98

Universitas Sumatera Utara


Tahap konklusi adalah saat Keisuke dan Orihime harus terpisah untuk selamanya.

けつろん りこん
結論すなわち圭介と織姫は長くとも離婚しなければならない。

Tahapan alur dalam cerita rakyat Jaka Tarub yaitu tahap eksposisi yaitu berisi

perkenalan antara tokoh Jaka Tarub dan Nawang Wulan.

すじだんかい はくらんかい
ジャカタルブの民話の筋段階は博覧会すなわち主人公ジャカタルブとナワ

しょうかい
ンウランの間に 紹 介 する。

Tahap komplikasi yaitu saat Jaka Tarub menyembunyikan selendang Nawang

Wulan.

がっぺいしょう かたか かく
合 併 症 すなわちジャカタルブはナワンウランの肩掛けを隠す。

Tahap klimaks yaitu saat Nawang Wulan memutuskan untuk kembali ke

kahyangan.

クライマックスすなわちナワンウランは天国へ帰ることにする。

Tahap konklusi yaitu saat Jaka Tarub dan Nawang Wulan harus terpisah untuk

selamanya.

けつろん りこん
結論すなわちジャカタルブとナワンウランは長くとも離婚しなければなら

ない。

Tahapan alur dalam cerita rakyat Jaka tarub adalah tahapan alur yang kurang

sempurna.

99

Universitas Sumatera Utara


すじだんかい すじ
ジャカタルブの民話の筋段階は悪い筋を持っている。

Karena tidak memiliki tahapan resolusi.

かいぞうど
解像度が持っていないからである。

Tokoh adalah pelaku yang berperan dalam cerita.

やくわり やくしゃ
主人公というのは話における役割を持っている役者である。

Cerita rakyat Tanabata tokoh utamanya adalah Keisuke.

けいすけ
七夕の民話の主人公は圭介である。

Keisike memiliki sifat pembohong, penyayang dan tulus, pekerja keras, berfikiran

pendek, dan tidak memegang amanah.

なさ ぶか せいじつ はたら もの いにん


圭介はうそつき、情け深い、誠実、 働 き者、短い考え方、委任を持たな

せいかく
い性格を持っている。

Keisuke berkarakter protagonis.

せいかく
圭介は主人公を性格する。

Tokoh tambahan yaitu Orihime dan Nobita.

やくしゃ おりひめ
役者は織姫とのびたである。

100

Universitas Sumatera Utara


Orihime memiliki sifat setia, penyayang, dan pemaaf.

おりひめ ちゅうせい ぶか かんだい せいかく


織姫は 忠 誠 、情け深い、寛大な人の性格を持っている。

Orihime berkarakter protagonis.

せいかく
織姫は主人公を性格する。

Tokoh Nobita memiliki sifat sombong dan iri.

こうまん せいかく
のびたは高慢、ねたむの性格を持っている。

Nobita berkarakter antagonis.

のびたはきつこうやくをもっている。

Dalam cerita rakyat Jaka Tarub tokoh utamanya yaitu Jaka Tarub.

ジャカタルブの民話には主人公はジャカタルブである。

Jaka Tarub memiliki sifat pembohong, penyayang, tulus, berfikiran pendek dan

tidak memegang amanah.

なさ ぶか せいじつ いにん
ジャカタルブはうそつき、情け深い誠実、短い考え方、委任を持たないの

せいかく
性格を持っている。

Jaka Tarub berkarakter protagonis.

せいかく
ジャカタルブは主人公を性格する。

101

Universitas Sumatera Utara


Terdapat tokoh tambahan yaitu Nawang Wulan.

やくしゃ
役者はナワンウランである。

Nawang Wulan memiliki sifat berbalas budi dan pemaaf.

おんがえ かんだい せいかく


ナワンウランは恩返し、寛大な人の性格を持っている。

Nawang Wulan berkarakter Protagonis.

せいかく
ナワンウランは主人公を性格する。

Terdapat perbedaan tokoh yang ditampilkan.

しめ ちが
示した主人公は違いがある。

Walaupun kedua tokoh utama memiliki karakter protagonis, tetapi di dalam cerita

rakyat Tanabata terdapat tokoh yang berkarakter antagonis, Namun dalam cerita

rakyat Jaka tarub hanya menampilkan tokoh protagonis saja.

しゅじんこう せいかく
二つの主人公は主人公の性格を持っているが、七夕の民話にきつこうやく

せいかく しめ
の性格があって、ジャカタルブの民話に主人公だけを示す。

Amanat adalah pesan yang disampaikan dari cerita kepada pembaca.

ちゅうこく つた
忠 告 というのは読者に話から伝えられた伝言である。

102

Universitas Sumatera Utara


Amanat dalam cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub adalam sama.

七夕とジャカタルブの民話の忠告は同じである。

Amanat itu adalah dalam memulai sebuah hubungan janganlah diawali oleh

kebohongan.

かんけ
その忠告は菅家を始めるとき、うそを始めるはいけない。

Karena kebohongan hanya menyelamatkanmu sementara, namun

menghancurkanmu selamanya.

あんぜん
うそはしばらく安全にするが、長くともふんさいするからである。

Ini dapat diketahui saat kedua tokoh utama berbohong untuk mendapakan seorang

bidadari, namun setelah kebohongan keduanya terungkap keduanya sama-sama

harus kehilangan istrinya.

え し
これは天人を得るために、二つの主人公がうそつくのを知られたが、二つ

あと つま
のうそが知られた後で二つは妻が失わければならない.

Dalam analisis perbandingan cerita rakyat Tanabata dan Jaka Tarub diperoleh

persamaan tema.

ひかくけんきゅう
七夕とジャカタルブの民話の比較研究はテーマが同じである。

103

Universitas Sumatera Utara


Yaitu sama-sama memiliki tema kisah cinta dua insan yang harus berakhir karena

diawali oleh sebuah kebohongan.

せかい あいじょうはなし
それは二人の違い世界が 愛 情 話 を終わらなければならないについてうそ

を初めてからを持っている。

Terdapat perbedaan penokohan yaitu terdapat tokoh protagonis dan antagonis

dalam cerita rakyat Tanabata, namun dalam cerita rakyat Jaka tarub hanya

menampilkan tokoh protagonis saja.

違い主人公は七夕の民話に主人公ときつこうやくがあるが、ジャカタルブ

しめ
の民話に主人公だけを示す。

Terdapat perbedaan pada unsur alur yaitu dalam cerita rakyat Tanabata memiliki

tahapan alur eksposisi, komplikasi, klimaks, resolusi, dan konklusi.

はくらんかい がっぺいしょ かいぞうど


筋の違うは七夕民話に筋が博覧会 、合併所 、クライマックス、解像度 、

けつろん
結論を持っているが。

Sedangkan dalam cerita rakyat jaka Tarub tidak memiliki tahapan alur resolusi.

かいぞうど
ジャカタルブの民話に筋が解像度を持っていない。

Amanat dalam kedua cerita rakyat tersebut adalah sama.

その二つの民話の忠告は同じである。

104

Universitas Sumatera Utara


Yaitu Dalam memulai sebuah hubungan janganlah diawali oleh sebuah

kebohongan, karena kebohongan hanya menyelamatkanmu sementara dan

menghancurkanmu selamanya.

かんけ あんぜん
それは菅家を始めるとき、うそを始めるはいけない、うそはしばらく安全

にするが、長くともふんさいするからである。

Berdasarkan analisis, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kedua cerita rakyat

yang berbeda negara yang berjudul Tanabata dan Jaka Tarub memiliki unsur-

unsur intrinsik yang sebagian besar sama, dam adapula perbedaan pada

penokohan dan alur.

ぶんせき けつろん ようそ


分析 によって、結論 は七夕とジャカタルブのイントリンシック要素 が

だいぶぶん そうい
大部分同じであるが、主人公と筋のことでは相違を持っていた。

105

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai