Anda di halaman 1dari 45

HANAMI DI JEPANG

NIHON NO HANAMI

KERTAS KARYA

Dikerjakan

ADE ANDRIANI

132203056

PROGRAM STUDI DIII BAHASA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2016

HANAMI DI JEPANG
NIHON NO HANAMI

KERTAS KARYA
Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian program pendidikan Non-Gelar
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi
salah satu syarat kelulusan Diploma III dalam bidang Bahasa Jepang.

Dikerjakan

OLEH:

ADE ANDRIANI
NIM:132203056

Pembimbing, Pembaca

Zulnaidi, S.S., M.Hum Drs. Nandi S


NIP. 196708072004011001
NIP.196008221988031002

PROGRAM STUDI DIII BAHASA JEPANG


FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Disetujui oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program Studi DIII Bahasa Jepang

Ketua Program
Studi

Zulnaidi S.S,
M.Hum
NIP. 196708072005011001

Medan, Juni
2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGESAHAN

Diterima Oleh

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas


Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah
satu syarat Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Budi Agustono, M.S.


Nip 196008051987031001

Panitia Ujian :

No. Nama

1. Zulnaidi, S.S, M.Hum. ( )

2. Zulnaidi, S.S, M.Hum. ( )

3. Drs. Nandi S ( )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini sebagai syarat

untuk memenuhi ujian akhir Diploma III Program Studi Bahasa Jepang Fakultas

Ilmu Budaya dengan gelar Ahli Madya pada Universitas Sumatera Utara. Adapun

kertas karya ini berjudul “HANAMI DI JEPANG”.

Dalam kertas karya ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai

pihak baik berupa bimbingan maupun pengarahan, oleh sebab itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Budi Agustono MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi S.S, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Universitas

Sumatera Utara.

3. Bapak Zulnaidi S.S, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan

kertas karya ini.

4. Bapak Drs.Nandi S, selaku Dosen Pembaca yang telah bersedia meluangkan

waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan kertas karya

ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Bapak dan Ibu Dosen Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa di

Jurusan Bahasa Jepang.

6. Kedua orang tua saya Bapak Darto dan Ibu Sri Hartati, kakak saya Evi, Eli,

Winda dan abang saya Andi yang senantiasa memberi semangat, doa, moril

maupun material untuk meraih cita-cita setinggi-tingginya.

7. Kepada teman-teman saya yang telah banyak membantu dalam penyelesaian

kertas karya ini. Friska RR, Intan AA, Yunita, Ila dan semua teman-teman

mahasiswa Bahasa Jepang 2013 yang tidak mungkin satu persatu disebutkan

namanya. Terima kasih banyak telah menemani dalam suka maupun duka,

semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

8. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat saya tuliskan namanya satu-persatu,

terima kasih telah membantu dan memberi semangat dalam menyelesaikan kertas

karya ini.

Harapan penulis semoga Tuhan selalu melindungi kita dan semoga kertas

karya ini bermanfaat bagi semua orang. Penulis juga mengharapkan kritik dan

saran pembaca demi kesempurnaan kertas karya ini.

Medan, 2016

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Penulis

Ade Andriani
NIM 132203056

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul .......................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah..................................................................................................... 3

1.4 Metode Penulisan ................................................................................................... 3

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG HANAMI .................................................... 4

2.1 Sejarah Hanami di Jepang ...................................................................................... 4

2.2 Waktu-Waktu Hanami ........................................................................................... 6

2.3 Makna Hanami Bagi Masyarakat Jepang ............................................................... 9

BAB III HANAMI DI JEPANG ........................................................................................ 12

3.1 Cara Masyarakat Jepang Merayakan Hanami ........................................................ 12

3.2 Tempat-Tempat Terkenal Hanami di Jepang ......................................................... 17

3.3 Perlengkapan yang Dibawa Ketika Hanami .......................................................... 22

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 24

4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 24

4.2 Saran ....................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Jepang (日本 / Nihon ) adalah negara kepulauan yang pulaunya berjumlah

kira-kira 4000 buah pulau besar dan kecil, luas wilayahnya sekitar 370.000 km.

Kepulauan Jepang terletak disebelah utara belahan bumi, yang membujur dari

selatan yaitu mulai dari daerah kepulauan Okinawa yang berbatasan dengan

kepulauan Rusia. Kemudian disebelah barat adalah laut Cina dan di sebelah timur

adalah lautan Pasifik.

Penulis akan membahas tentang kebudayaan yang ada di negara Jepang.

Sama halnya dengan Indonesia, Jepang pun memiliki banyak kesenian dan

kebudayaan yang menarik. Di dalam masyarakat Jepang ada banyak perayaan-

perayaan. Perayaan itu dibagi menjadi dua bagian yaitu perayaan tahunan dan

perayaan daur hidup. Perayaan tahunan adalah perayaan yang dilakukan dalam

musim tertentu. Misalnya, perayaan musim semi, perayaan musim panas,

perayaan musim gugur, dan perayaan musim dingin. Sedangkan perayaan daur

hidup adalah perayaan yang dilakukan untuk memasuki tahap baru dalam

kehidupan.

Jepang merupakan negara yang di juluki Negara Matahari dan Negara

Bunga Sakura. Ini dikarenakan di Jepang mayoritas beragama Shinto yang

menyembah matahari sehingga disebut Negara Matahari, sedangkan julukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Negara Bunga Sakura di berikan karena banyak bunga sakura yang tumbuh di

tanah Jepang. Walaupun sebenarnya bunga Sakura berasal dari Cina, akan tetapi

bunga Sakura lebih terkenal di Jepang. Ini dikarenakan bangsa Jepang telah

berhasil mengembangkan beberapa jenis bunga Sakura dengan menyilangkan nya

dengan bunga Sakura jenis lain sejak zaman Edo. Sehingga muncul lah bunga

Sakura jenis baru dengan bentuk yang sangat indah dan kaya akan warna-warna

yang lembut seperti warna putih, merah dan merah muda.

Jepang adalah negara yang mempunyai 4 musim selama 1 tahun, yaitu

musim semi (Haru) pada bulan Maret, April, Mei, musim panas (Natsu) dari

bulan Juni, Juli, Agustus, musim gugur (Aki) bulan September, Oktober,

November dan disusul oleh musim dingin (Fuyu) bulan Desember, Januari,

Februari yang juga memiliki kebiasaan merayakan musim-musim tersebut dengan

mengadakan acara-acara ataupun festival. Musim bunga sakura mekar atau cherry

blossom di Jepang adalah fenomena alam yang sangat indah. Masyarakat Jepang

menyambut dengan penuh keceriaan dan menafsirkan bahwa musim semi telah

tiba. Seiring mencairnya salju di Jepang, bunga sakura pun mulai bermunculan

menjadi pertanda datangnya musim semi. Taman dan kebun yang tadinya

dipenuhi salju kini tampak menghangat dengan munculnya kuncup-kuncup pink

dan putih bunga sakura. Disaat seperti inilah masyarakat Jepang

memanfaatkannya untuk melakukan hanami.

Hanami (花見) atau Ohanami adalah tradisi Jepang dalam menikmati

keindahan bunga, khususnya bunga sakura. Perayaan hanami merupakan satu dari

beberapa perayaan tahunan di negara Jepang yang diselenggarakan pada musim

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


semi. Mekarnya bunga sakura merupakan lambang kebahagiaan telah tibanya

musim semi. Selain itu, hanami juga berarti piknik dengan menggelar tikar untuk

pesta makan-makan dibawah pohon sakura. Keindahan bunga sakura telah

memikat hati masyarakat Jepang sejak dahulu kala melalui tradisi atau kebiasaan

menikmati mekarnya bunga sakura sambil berkumpul dengan kerabat serta

keluarga dengan membawa kotak makan siang ataupun minuman alkohol dan

dinikmati dibawah pohon sakura yang sedang bermekaran. Kegiatan ini disebut

hanami, kegiatan tahunan masyarakat Jepang yang selalu ditunggu-tunggu. Oleh

karena itu penulis tertarik untuk membahas lebih dalam dan menjadikan

“HANAMI DI JEPANG” sebagai judul dari Kertas Karya ini.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulis mengangkat judul Hanami di Jepang sebagai judul kertas

karya adalah:

1. Mengetahui salah satu kebudayaan dan tradisi di Jepang pada musim semi

yaitu hanami

2. Menambah pengetahuan tentang hanami di jepang

3. Untuk mengetahui cara masyarakat Jepang merayakan Hanami

1.3 Batasan Masalah

Pada kertas karya ini penulis bertujuan untuk memberikan informasi dan

menjelaskan tentang Hanami di Jepang. Mencakup di dalamnya adalah sejarah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


hanami, waktu-waktu hanami, cara masyarakat Jepang berhanami, tempat-tempat

terkenal melakukan hanami dan perlengkapan yang dibawa ketika hanami.

1.4 Metode Penulisan

Dalam menyusun kertas karya ini penulis menggunakan metode

kepustakaan (Library research) yakni mengumpulkan data atau informasi dengan

membaca buku sebagai referensi yang berkaitan dengan masalah. Selain itu

penulis juga menggunakan teknologi internet sebagai referensi tambahan. Data

yang diperoleh dari buku-buku dan referensi tersebut kemudian dianalisis untuk

mendapatkan kesimpulan dan saran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG HANAMI

2.1 Sejarah Hanami di Jepang

Secara harfiah hanami berarti “mengamati bunga”, khususnya bunga

sakura (cherry blossom) (Kodansha, 1994: 497). Di beberapa kota seperti Kyoto

dan Osaka, pohon-pohon sakura sengaja ditanam oleh pemerintah daerah di

sepanjang sungai dan taman-taman, sehingga pada musim berbunga kota-kota itu

menjadi sangat semarak, dan sudah tentu dapat menarik kedatangan para turis

baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Pada saat itu penduduk kedua

kota itu akan berdarmawisata ke daerah-daerah tersebut.

Mekarnya bunga sakura setiap tahun merupakan sebuah acara yang luar

bisa di negara Jepang, kelihatannya merupakan tradisi para warga. Tanggal untuk

dapat menikmati mekarnya bunga sakura bervariasi setiap tahunnya tergantung

cuaca, tetapi pertama kali dapat dilihat biasanya pada akhir Maret atau awal April.

Musim mekarnya bunga sakura akan menjadi berita di halaman-halaman utama

setiap tahun diseluruh pertunjukan televisi yang didedikasikan untuk segmen

“Menonton Sakura” pada awal musim semi. Lokasi titik mulai mekarnya bunga

sakura adalah dari bagian Selatan negara karena cuaca yang mulai memanas dan

pelan-pelan menjalar menuju ibu kota.

Tradisi hanami sebenarnya bukan asli dari Jepang, melainkan diadopsi

dari masyarakat Cina yang memiliki kebiasaan melihat mekarnya bunga plum di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


musim semi. Di Jepang, kebiasaan itu diadopsi sejak ratusan tahun lalu. Banyak

yang mengatakan tradisi hanami dimulai sejak periode Nara (710-784SM).

Menurut kisah sejarah, kebiasaan hanami dipengaruhi oleh raja-raja Cina yang

gemar menanam pohon plum di sekitar istana mereka. Di Jepang para bangsawan

pun kemudian mulai menikmati bunga Ume (plum). Bunga plum mekar lebih

awal dari bunga sakura. Perayaan menikmati bunga plum disebut umemi. Umemi

biasanya dihadiri oleh orang-orang berusia tua, karena itu perayaan ini tidak

begitu ramai. Namun pada periode Heian (794-1185), obyek bunga yang

dinikmati bergeser ke bunga sakura. Hanami pada awalnya terbatas hanya untuk

kalangan orang elit kerajaan tetapi kemudian menyebar ke kalangan samurai. Tapi

sejak zaman Edo, masyarakat Jepang biasa dapat mengikuti hanami. Tokugawa

Yoshimune kemudian menanam banyak pohon sakura untuk mendukung

kebiasaan hanami ini. Saat itu orang Jepang percaya bahwa di dalam setiap pohon

sakura bersemayam dewa-dewa. Saat musim dingin, para dewa pergi ke gunung.

Merekahnya bunga sakura diartikan bahwa dewa-dewa telah turun dari gunung

dan membawa angin musim semi. Saat itulah, para petani bersiap mulai menanam

padi di sawah.

Dikisahkan pula bahwa Raja Saga di era Jepang dahulu gemar

menyelenggarakan pesta hanami di taman Shinsenen di Kyoto. Penghuni istana

mengadakan hanami sambil minum sake dan mengadakan pesta di bawah pohon

sakura. Kemudian puisi akan ditulis untuk mengggambarkan keindahan bunga

sakura. Siklus bunga sakura dianggap sebagai cerminan hidup manusia, dimana

dilihat indah dan bercahaya namun hanya sekilas atau singkat. Para petani masa

itu melakukannya dengan mendaki gunung terdekat di awal musim semi untuk

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menikmati bunga sakura yang tumbuh disana sambil tidak lupa membawa bekal

untuk makan siang. Masyarakat Jepang kemudian berkumpul dibawah pohon

sakura, dan menawarkan berbagai jenis sajian bagi para dewa. Mereka juga makan

dan minum bersama sebagai bagian dari upacara tersebut.

Ada pepatah yang mengatakan bahwa “kue lebih menarik daripada bunga”

(hana yori dango). Pepatah ini menggambarkan bahwa orang Jepang lebih fokus

pada makanan dan pesta yang diadakan daripada menikmati bunga itu sendiri.

Perayaan hanami ini merupakan perayaan turun temurun di masyarakat Jepang.

Tercatat semenjak sekitar tahun 794, para petinggi atau aristokrat mengadakan

pesta menyambut mekarnya bunga sakura. Tradisi itu menjadi acara ritual

keagamaan di Jepang. Biasa diadakan upacara doa sebelum musim tanam,

dengan harapan para petani mendapat sukses besar pada musim panen raya nanti.

Hingga kini hanami menjadi kebiasaan yang mengakar di seluruh masyarakat

Jepang dan telah di terima sebagai salah satu kekhasan bangsanya.

2.2 Waktu-Waktu Untuk Menikmati Hanami

Negeri Jepang mempunyai empat musim yang jelas batasnya. Dua dari

pemandangan yang paling indah di Jepang adalah ketika bunga sakura

bermekaran di musim semi dan dedaunan berubah menjadi warna-warni merah,

jingga, dan kuning yang mempesonakan pada musim gugur. Masyarakat Jepang

menikmati pertanda-pertanda perubahan musim dan mengamati

perkembangannya dengan memperhatikan laporan cuaca, yang menampilkan peta

dimana sakura sedang bermekaran pada musim semi. Ketika musim semi tiba,

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


suhu dingin mulai beranjak menghangat, lalu bunga-bunga pun mulai bermekaran

indah, mulai dari ume, sakura, hingga tulip akan mewarnai penjuru-penjuru

Jepang dengan warna-warninya.

Ketika sudah memasuki bulan April berarti sudah saatnya untuk

melakukan hanami. Namun berbeda dengan kegiatan-kegiatan budaya lainnya,

hanami dilakukan tidak serentak di seluruh Jepang. Pada bulan ini warna putih

dan merah muda dari bunga sakura tampak mendominasi seluruh negeri Jepang.

Masyarakat Jepang memenuhi taman-taman di sekitar kota untuk menikmati

keindahan bunga sakura. Setiap tahun selalu diumumkan perkiraan mekarnya

sakura di seluruh wilayah Jepang. Pada masa kini, untuk keperluan itu radio dan

televisi Jepang setiap hari akan melaporkan ditempat mana bunga mulai

berkembang. Bagi masyarakat Jepang, peristiwa mekarnya bunga sakura di

Jepang adalah hal atau momen yang sangat ditunggu tunggu oleh mereka.

Peristiwa ini terjadi sekali dalam setahun. Tepatnya, dengan jangka waktu sekitar

2 mingguan bunga sakura mekar setiap tahunnya.

Setelah musim dingin berangsur-angsur berakhir, suhu mulai sedikit demi

sedikit menghangat. Sinar matahari terasa hangat di musim semi. Dalam cuaca

yang relatif hangat terhampar tikar-tikar berwarna biru di taman-taman.

Diatasnya orang duduk bercakap-cakap sambil makan kotak bekalnya yang

dibawa dan minum sake. Walaupun cuaca belum sepenuhnya hangat, acara ini

tetap mengasyikkan, lebih-lebih bagi orang asing yang pertama kali datang ke

Jepang.

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hanami bagaikan virus yang menyebar ke seluruh Jepang. Tradisi tersebut

sudah berlangsung berabad-abad lamanya, kurang lebih berasal dari abad ke XII.

Biasanya masyarakat Jepang akan melakukan perayaan hanami yang artinya

menikmati keindahan mekarnya bunga sakura. Mereka akan melakukan piknik

bersama keluarga atau dengan teman-teman. Bunga sakura ini hanya mekar

selama tujuh sampai sepuluh hari saja. Proses ini bisa lebih cepat bila turun hujan.

Secara umum bunga sakura akan mulai bermekaran secara bertahap. Mekarnya

bunga sakura dimulai dari daerah Selatan yang berudara lebih hangat, yaitu di

pulau Okinawa. Selanjutnya, mekarnya bunga sakura akan merambat ke bagian

Utara yang berakhir di Hokkaido. Dengan demikian memandang dan menikmati

bunga sakura juga berlainan waktunya dari satu daerah ke daerah lain. Tetapi

dengan tidak serentaknya bunga sakura mekar, memungkinkan seseorang yang

maniak terhadap bunga sakura akan mengelilingi Jepang dari Selatan hingga

Utara. Prakiraan pergerakan mekarnya bunga sakura disebut sakurazensen.

Prakiraan ini dikeluarkan oleh Direktorat Meteorologi dan berbagai badan yang

berurusan dengan cuaca. Oleh karena hanami hanya satu kali dalam setahun,

rasanya sangat sayang sekali bila dilewatkan.

Berikut adalah waktu dan beberapa tempat mekarnya bunga sakura :

Waktu Nama Tempat

Akhir bulan Maret – akhir bulan April - Shinjuku Gyoen

(Tokyo)

- Taman Ueno Onshi

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(Tokyo)

- Taman Okazawa

(Aichi)

Akhir bulan Maret sampai pertengahan April - Taman Oomura

(Nagasaki)

Awal April - Kumagaya

Sakurazutsumi

(Saitama)

- Taman Takaoka Kojo

(Tomiya)

- Taman Kenroku

(Ishikawa)

- Arashiyama (Kyoto)

Awal April sampai pertengahan April - Taman Shimizu (

Chiba)

- Taman Utsubuki

(Tottori)

Awal April sampai akhir April - Yoshino Yama (Nara)

Pertengahan April sampai akhir April - Miharataki Zakura

(Fukushima)

- Zoheikyokusakura

(Osaka)

- Taman Takatojoshi

(Nagano)

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Akhir April sampai awal Mei - Taman Hirosaki

(Aomori)

- Bukeyashiki (Akita)

Bulan Maret dan April merupakan waktu wisuda dan awal masuk ke

perguruan tinggi dan masuk ke perusahaan, sehingga musim semi disebut dengan

sebutan ‘wakare to de ai no kisetsu (musim perpisahan dan pertemuan)’.

2.3 Makna Hanami Bagi Masyarakat Jepang

Ada kenikmatan khusus dalam menyambut setiap musim dengan perayaan

tradisional dan perubahan gaya hidup. Sama halnya dengan bunga sakura yang

menandakan datangnya perayaan musim semi di Jepang. Bunga sakura awalnya

digunakan untuk menandakan hari panen tahunan dan menandakan musim tanam

padi. Pohon sakura banyak tumbuh di negara Jepang, dapat dikatakan hampir

seluruh pelosok Jepang pasti dapat di jumpai pohon sakura. Beberapa pohon

berumur lebih dari seribu tahun, dan beberapa diantaranya baru saja cukup umur

untuk berbunga pada pertama kalinya.

Bunga sakura sangat penting bagi orang jepang, selain bunganya yang

hanya mekar setahun sekali, bunga sakura juga banyak melahirkan cerita-cerita

serta legenda didalam kehidupan masyarakat Jepang itu sendiri. Mekarnya bunga

sakura juga dijadikan sebagai ritual keagamaan dan digunakan sebagai tanda akhir

tahun serta dimulainya musim bercocok tanam. Karena itu, banyak orang Jepang

yang berdoa di kuil atau berada di bawah pohon sakura.

15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Keindahan dan kecantikan dari bunga sakura sering diumpamakan bagi

wanita Jepang yang mempunyai wajah yang cantik, putih, mulus dan segar. Bunga

sakura hanya disebut hana, yang berarti bunga. Kelihatannya tidak perlu lagi

mengatakan bunga jenis apa, dan hal ini menunjukkan bagaimana senangnya

orang Jepang terhadap pohon sakura dan menganggap bunganya sebagai milik

mereka. Perpaduan warna dan keharuman nya memang layak untuk dinikmati.

Keindahan bunga sakura telah memikat hati masyarakat Jepang sejak dahulu kala

melalui tradisi atau kebiasaan menikmati mekarnya bunga sakura sambil

berkumpul dengan kerabat serta keluarga dengan membawa kotak makan siang

maupun minuman beralkohol sake.

Hanami merupakan perayaan yang diselenggarakan secara sederhana akan

tetapi dengan kesederhanaannya itu perayaan hanami justru menjadi kesenangan

terbesar bagi orang-orang Jepang dalam setahun kehidupan mereka. Pada zaman

sekarang perayaan hanami sedikit demi sedikit mulai berubah tujuannya. Dari

merayakannya untuk ritual agama, menjadi bagian dari gaya hidup para samurai

dan kemudian menjadi alat untuk memperkuat kekuasaan, sekarang hanami lebih

kepada acara pribadi dan merupakan kesempatan untuk berkumpul dan bersenang-

senang.

Mekarnya bunga sakura pada musim semi ditunggu-tunggu karena

kebiasaan di Jepang pada saat sakura mekar dibulan April adalah penerimaan

siswa baru disekolah dan penerimaan pegawai dikantor, dimana langkah awal

yang penuh harapan serta masa depan yang cerah dikaitkan erat dengan simbol

bunga sakura. Bagi masyarakat Jepang pelaksanaan hanami memiliki arti yang

sangat penting dan khusus yaitu, yang pertama adalah selesainya musim dingin

16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang benar-benar berat. Yang kedua, masyarakat Jepang merayakan datang nya

musim semi yang hangat. Yang ketiga, hanami bisa dikatakan adalah salah satu

saat untuk bersilaturrahmi yang tepat dengan keluarga atau rekan yang jarang

bertemu. Hanya di Jepang, alam dapat menjadi penyebab untuk sebuah perayaan.

Di Jepang bunga sakura dianggap sebagai perlambang spring, bunga ini

merepresentasikan musim semi yang kerap di asosiasikan dengan momentum

cinta, ungkapan kasih sayang dan nasib baik. Selain itu berdasarkan kemunculan

bunganya yang selalu mekar serentak dan bergerombol, sakura diumpakan

sebagai awan yang sarat dengan ideologi kita bahwa kehidupan (mekar) yang

hanya sekitar 2 minggu hanyalah berupa tanda bahwa hidup itu tidak kekal.

Melihat bunga sakura mekar memberikan alasan bagi Jepang untuk menghapus

semua kelas masyarakat dan membuatnya sama rata.

Bagi orang Jepang, keindahan sakura tidak cukup hanya dinikmati secara

nyata. Karena itu, banyak orang Jepang yang menuangkan keindahan bunga

sakura dalam berbagai bentuk yang bernuansa sakura misalnya bros tanda

pengenal yang biasanya digunakan untuk murid-murid TK di Jepang, Sakura-yu

(teh bunga sakura) yang biasanya disuguhkan ketika ada perayaan-perayaan besar,

Sakura Mochi yaitu makanan yang dibuat dari tepung yang diwarnai merah

jambu, yang didalam nya di isi dengan anko (bubur kacang merah) dan kemudian

dibungkus dengan daun sakura. Mochi ini hanya ada pada bulan Maret dan April

untuk merayakan musim semi.

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

HANAMI DI JEPANG

3.1 Cara Masyarakat Jepang Merayakan Hanami

Hanami (hana wo miru) adalah melihat bunga sakura pada musim semi

dan merupakan salah satu kebudayaan tradisional Jepang yang sudah dilakukan

dari zaman dulu (Periode Nara). Sakura yang mekar di Kepulauan Okinawa

sampai Hokkaido dianggap sebagai lambang pemersatu Jepang.

Musim Cherry Blossom atau bunga sakura di Jepang merupakan momen

istimewa dimana banyak orang dari segala usia dan dari seluruh negeri berkumpul

menyambut awal musim semi. Hanami, tradisi menyaksikan indahnya bunga

sakura yang sedang mekar, adalah tradisi yang sudah berumur ratusan tahun dan

masih populer hingga saat ini. Ketika bulan Maret akan berakhir, masyarakat

Jepang menyambut April dengan penuh sukacita. Musim dimana ketika bunga

mungil, bunga kehidupan itu bermekaran. Kebun dan taman yang sebelumnya

putih tertutup salju berganti pink dan putih serta menghangat seiring datangnya

musim semi. Keindahan yang berubah bagai gula yang akan didatangi semut.

Keindahan yang membuat hati bergetar dan ingin segera ke taman untuk

menikmatinya. Keindahan yang menyatukan banyak sahabat dan para kerabat

yang berjanji bersantai di bawah pohon yang daunnya telah berganti dengan

sekumpulan bunga-bunga kecil nan indah.

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Yang menarik dari tanaman sakura adalah hampir sepanjang tahun kecuali

musim semi, identitasnya tidak tampak. Sebab tanaman ini hanya berdaun setelah

berbunga, dan sejak musim gugur semua daunnya tanggal sehingga yang

tertinggal hanya cabang-cabang nya yang bagaikan rangka-rangka pohon mati.

Tetapi begitu mendekati bulan April tiba-tiba pohon sakura mengeluarkan

kuncup-kuncup bunga yang pada pertengahan bulan April akan meledak menjadi

warna putih, merah muda, dan merah tua bagaikan kembang api. Dan bagaikan

kembang api pula, waktu berbunga nya pun singkat, karena dalam beberapa hari

kelopak-kelopak bunga nya pun akan rontok. Ribuan helai bunga sakura yang

berguguran terlihat seperti salju yang menutupi permukaan tanah. Angin musim

semi yang sering menerbangkan helaian bunga sakura ini semakin menambah

indah pemandangan. Orang Jepang menyebutnya sebagai hanafubuki (badai salju

sakura). Bunga ini melambangkan kesederhanaan dan kesucian. Bunga ini

memperingatkan kepada kita bahwa kecantikan itu sementara saja sifatnya.

Hanami umumnya dilakukan berkelompok. Setiap kantor, perusahaan,

sekolah-sekolah sudah menjadwalkan kapan dan di mana akan melakukan hanami

pada tahun tersebut. Hanami akan dikoordinir oleh panitia yang telah dibentuk

sebelumnya. Panitia ini bertugas menyiapkan makanan dan minuman saat hanami,

serta menyiapkan tempat yang strategis. Hanami dilakukan dengan cara

membentangkan tikar atau tenda berwarna biru di bawah pohon sakura yang

sedang mekar. Mereka melakukan berbagai kegiatan seperti bermain musik,

karaoke, dan membuat permainan-permainan sederhana yang membuat suasana

hanami semakin meriah. Ada pula yang hanya sekedar bercengkerama dengan

teman-teman lainnya. Mereka menikmati hanami sambil minum dan makan.

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Minuman yang tidak pernah absen adalah Bir. Bahkan sponsor dari hanami

banyak didominasi oleh perusahaan Bir. Meskipun hanami memiliki makna

melihat bunga sakaura, tetapi dari beberapa pengamatan penyelenggaraan hanami

bertujuan untuk menjalin silaturrahmi, membangun komunikasi di antara rekan,

kolega dan sebagainya.

Musim semi merupakan sebuah musim yang menjadi simbol datangnya

masa depan cerah dan penuh harapan. Bunga Sakura memang cantik dimanapun

berada. Sejak mulai berbunga, rasanya tidak bosan untuk selalu menikmatinya.

Mekarnya bunga sakura begitu dinanti-nanti dan dinikmati karena keelokannya

tidak berumur panjang, yaitu hanya sekitar satu minggu, setelah itu bunga akan

layu, rontok, berguguran dan berganti dengan munculnya tunas daun hijau.

Mekarnya bunga sakura menandakan musim semi dan bertepatan dengan tahun

ajaran baru sekolah dan perguruan tinggi, serta masa penerimaan karyawan baru

atau perpindahan karyawan (mutasi).

Hanami menjadi momen yang tepat untuk menyambut datang nya orang-

orang baru di kantor, sekolah, klub, organisasi, dan segala jenis perkumpulan.

Tidak heran kalau banyak orang rela begadang semalaman demi mendapatkan

kavling yang pemandangan nya bagus. Kegiatan hanami juga akan menggiatkan

perekonomian masyarakat. Berbagai event akan dilaksanakan dengan tajuk

hanami. Taman-taman akan selalu ramai terutama pada saat akhir pekan. Di toko-

toko banyak dijual makanan-makanan yang bertemakan hanami atau sakura.

Pohon sakura berbunga setahun sekali, di pulau Honshu kuncup bunga

sakura jenis Someiyoshino mulai terlihat di akhir musim dingin dan bunga nya

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mekar di akhir bulan Maret sampai awal bulan April di saat cuaca mulai hangat.

Di Jepang mekarnya bunga sakura jenis Someiyoshino dimulai dari Okinawa di

bulan Februari, dilanjutkan di pulau Honshu bagian sebelah barat, sampai di

Tokyo, Osaka, Kyoto pada sekitar bulan Maret sampai awal April. Lalu bergerak

sedikit demi sedikit ke Utara, dan berakhir di Hokkaido di saat liburan Golden

Week. Setiap tahunnya pengamat sakura mengeluarkan peta pergerakan mekarnya

bunga sakura yang disebut dengan sakurazensen. Di Jepang terdapat standar

untuk menyampaikan informasi tingkat mekarnya bunga sakura, mulai dari

terbukanya kuncup bunga (kaika), mekarnya 10% dari kuncup bunga yang ada di

pohon (ichibuzaki), sampai bunga mekar dengan sempurna (mankai). Bunga yang

rontok segera berganti dengan keluarnya daun-daun muda.

Bunga sakura banyak ditanam dan dijumpai di sekeliling sekolah,

perkantoran, pinggir-pinggir jalan raya, dan yang terindah untuk dinikmati adalah

di taman-taman di tengah kota. Masyarakat Jepang biasanya berkumpul di taman

yang penuh dengan sakura yang bermekaran dan mengadakan pesta hingga larut

malam. Masyarakat Jepang merayakan hanami secara berkelompok dengan

makan dan minum, menari, mendengarkan lagu dan sambil bercanda. Orang-

orang berhias dengan memakai pakaian yang bagus-bagus dan duduk-duduk

sambil menikmati teh. Selain teh disajikan pula sajian-sajian khusus yang biasa

disiapkan untuk perayaan hanami seperti bentou, dango dan sake. Bahkan bentou

yang dibawa pada saat musim semi juga spesial yaitu biasa disebut dengan

Hanami bentou.

Hanami bentou dapat dipersiapkan sendiri dari rumah ataupun dapat juga

dibeli dari toko-toko yang khusus menjualnya. Hanami bentou ini memiliki

21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tampilan yang menarik dan berwarna-warni melambangkan bunga sakura dan

datangnya musim semi. Makanan yang terdapat dalam hanami bentou biasanya

dibuat tidak terlalu berbumbu atau rasanya tidak dibuat terlalu kuat namun akan

menjadi sangat lezat ketika dimakan sebagai makanan pengiring sambil minum

sake di bawah pohon sakura. Warna dari makanan yang terdapat dalam hanami

bentou sangat bervariasi dan membuatnya sangat menarik. Namun selain itu,

warna-warna tersebut juga memiliki makna nya sendiri. Warna merah yang

melambangkan kegembiraan, warna merah muda melambangkan warna bunga

sakura yang biasa dijumpai ketika musim semi di Jepang. Warna ungu muda juga

merupakan gradiasi dari warna bunga sakura dan warna hijau melambangkan

kesegaran dan kehidupan. Hal ini sesuai dengan perasaan orang-orang yang

melakukan hanami, dimana mereka bersantai dan berusaha mencari ketenangan

sambil menikmati bunga sakura yang sedang bermekaran. Sake yang dinikmati

ketika hanami juga spesial yaitu biasa disebut hanamizake. Selain sake, sajian

khusus yang tidak boleh ketinggalan pada saat hanami yaitu mochi atau sakura

mochi.

Masyarakat Jepang biasanya mengunjungi taman dimana banyak pohon

sakura dan mulai menunggui tempat dari pagi atau 12 jam sebelum melakukan

hanami, nongkrong dibawah pohon sakura dari pagi dan menggelar tikar

berwarna biru atau terpal yang berfungsi untuk menandai bahwasannya tempat

telah di pesan. Tidak hanya keluarga atau kelompok anak muda yang menikmati

hanami, grup sejawat kantoran pun banyak yang menikmati bunga sakura sebagai

bagian dari acara kebersamaan kantor untuk menghilangkan rasa jenuh. Biasanya

pegawai baru disuruh untuk menunggu tempat dari pagi. Masyarakat Jepang

22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


melepas alas kakinya sebelum menginjak tikar tersebut. Ketika hanami

berlangsung, tidak aneh jika menemukan banyak festival makanan yang diadakan

di pinggir jalan kota. Banyak juga menemukan jenis makanan atau jajanan

tradisional Jepang pada saat hanami.

Mendekati siang, taman-taman berpohon sakura mulai dipenuhi orang

yang mulai melakukan berbagai kegiatan. Ada yang berkaraoke, berdansa, makan

siang, minum sake atau berjalan keliling, suatu proses untuk membangkitkan

semangat. Makanan yang disantap biasanya dibawa dari rumah atau bisa juga

dibeli disekitaran taman-taman karena banyak warung yang menjual makanan.

Selain berpiknik dibawah bunga sakura, banyak juga masyarakat Jepang yang

berbarbeque di taman dengan membawa peralatan lengkap. Piknik ini bisa

berlangsung hingga larut malam dan biasa disebut dengan yozakura. Lampion-

lampion kertas dipasang sebagai penerangan di taman untuk siapa saja yang

melakukan yozakura (yo berarti malam dan zakura berarti sakura). Hanami

malam atau yozakura tidak kalah indah nya dengan hanami siang, lentera-lentera

yang menerangi taman menambah indah bunga sakura di malam hari. Ketika

berhanami pun, banyak para remaja putri menggunakan kesempatan ini untuk

mengenakan kimono baru disepanjang perayaan.

Perayaan hanami ini dilakukan dengan menyusuri taman sambil

melakukan renungan serta menikmati berbagai hidangan di bawah keindahan

pohon yang berbunga cantik ini. Bunga sakura memang terlampau istimewa

karena hanya mekar setahun sekali. Hal inilah yang tak ingin dilewatkan begitu

saja. Kehadirannya seolah bagai sapaan dengan senyuman manis yang

mensiratkan kebahagiaan dan keberuntungan bagi yang melihatnya. Kedatangan

23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


nya memberikan nilai kesakralan yang akan menghuni hati setiap orang yang

melihatnya. Itulah mengapa, tak ada setiap orang pun yang merelakan dirinya

tidak melihat kehadiran sekumpulan bunga berwarna merah muda dan putih ini.

Dengan sekuat tenaga mereka akan meluangkan waktu bersantai walau sejenak di

bawah pohon sakura. Seolah tak ada kebahagiaan lain selain berada di dekat sang

bunga kehidupan ketika musim semi.

3.2 Tempat-Tempat Terkenal Hanami di Jepang

Bunga sakura adalah khas ikon negeri Jepang. Mekarnya bunga sakura

menjadi tanda hadirnya musim semi. Hadirnya musim semi ini merupakan

kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat Jepang setelah menjalani kehidupan

yang berat dalam musim dingin. Musim semi adalah salah satu musim yang

paling indah di Jepang, karena seluruh Jepang dihiasi dengan mekarnya bunga

sakura. Tempat-tempat terindah di musim semi adalah taman-taman, daerah

sepanjang tepi sungai, dan objek-objek wisata. Berikut adalah 10 tempat-

tempat terkenal untuk berhanami di Jepang :

1. Ueno Park

Ueno Park adalah sebuah taman bersejarah yang berada di daerah Ueno,

distrik Taito-ku, Tokyo. Taman Ueno juga dikenal karena luasnya yang mencapai

530 ribu meter persegi. Taman Ueno memiliki sekitar 800 pohon sakura, yang

sebagian besar berjejer di sisi jalan utama melalui taman. Taman yang dikelola

oleh Dinas Pekerjaan Umum di Tokyo sangat ramai dipenuhi para wisatawan

yang ingin berhanami. Sejak zaman Edo hingga zaman modern, kawasan sakura

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ini dikenal sebagai “Gunung Ueno”. Bisa juga mendayung perahu di danau yang

terletak di tengah-tengah taman sambil mengagumi kecantikan sakura. Ruang

hijau ini sangat populer selama musim hanami dan selalu menarik ratusan ribu

pengunjung setiap hari. Ketika hari mulai gelap, pohon-pohon ini akan diterangi

cahaya lampu lentera sehingga menjadi pemandangan yang menakjubkan, yakni

dari jam setengah 6 petang hingga jam 8 malam.

2. Taman Maruyama, Kota Kyoto

Taman ini adalah taman tertua di Kota Kyoto yang dibangun pada tahun

1886. Di taman bergaya khas Jepang ini terdapat air mancur dan bunga wisteria.

Pada setiap musimnya taman ini akan memberikan pemandangan yang berbeda-

beda. Di taman ini ada restoran khas Jepang dan ada tempat pertunjukan musik

terbuka yang mampu menampung sekitar 3.000 orang. Yang paling terkenal disini

adalah bunga sakura “Shidare Zakura” yang disebut “Pemandangan Sakura

Malam Hari Gion”. Sosok indah yang diterangi cahaya lampu ini bisa dikatakan

sebagai salah satu pemandangan sakura yang khas di Jepang.

3. Shinjuku Gyoen

Taman ini luasnya sekitar 58,3 hektar. Mulanya Shinjuku Gyoen adalah

taman pribadi, namun akhirnya dibuat untuk publik sehingga semua orang dapat

menikmati 20.000 pohon termasuk 1.500 pohon sakura dengan 12 spesies yang

berbeda. Variasi berbagai jenis pohon sakura yang bunga nya mekar dari bulan

Maret sampai akhir April, membuat lokasi ini begitu populer. Awal April adalah

waktu yang pas untuk bersantai bersama keluarga maupun rekan kerja melihat

25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bunga sakura mekar. Ditaman ini bisa juga melihat sakura gantung, maksudnya

yaitu pohon sakura yang dahannya menjuntai ke bawah seperti tergantung.

4. Yoyogi Park

Taman ini merupakan kawasan terbesar di 23 bangsal khusus di Tokyo.

Taman ini memiliki sekitar 600 pohon sakura. Diawali dari dataran rumput yang

terletak di pusat bundaran, ada banyak rumput yang bisa dinikmati untuk bersantai

sambil memandang bunga sakura. Bisa juga menikmati suasana khas sakura yang

bermekaran di sekitar bundaran dan air mancur. Karena kawasan ini dekat dengan

Shibuya dan Harajuku, wajar jika ada banyak anak muda yang berkumpul di

taman ini.

5. Barisan Pohon Sakura di Sungai Okawa, Kota Osaka

Sungai Okawa mengalir di sepanjang daerah Kecamatan Miyakojima dan

Kecamatan Kita di Kota Osaka. Di daerah ini ada tempat yang terkenal akan

bunga sakura nya yaitu “Kema Sakuranomiya Koen” di Kecamatan Miyakojima

dan “Zoheikyoku” di Jembatan Tenma yang ada di Kecamatan Kita. Ada sekitar

4.800 batang pohon sakura yang bermekaran dari jembatan Tenma hingga

Jembatan Sakuranomiya. Tempat ini ramai oleh para pengunjung yang melakukan

hanami bahkan hingga larut malam. Tepat di tepi sungai Okawa banyak berjejer

pedagang jajanan makanan tradisional. Kema Sakuranomiya Koen adalah taman

dengan luas sekitar 4,2 kilometer dan terbentang di kedua sisi Sungai Okawa. Di

sepanjang sisi kanan sungai berjajar bangunan Zaman Meiji awal seperti

26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Zoheikyoku dan Senpukan. Selain bisa melihat pemandangan indah sungai dan

deretan pohon sakura berwarna merah muda, salah satu daya tarik lainnya adalah

bisa menikmati hanami sambil berlayar di sungai.

6. Yoshino-Yama (Gunung Yoshino), Nara

Ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, gunung Yoshino di

daerah administrasi Nara telah dianggap sebagai salah satu lokasi terbaik untuk

hanami selama beberapa abad. Di Yoshino-Yama terdapat sekitar 30.000 pohon

sakura. Dari beraneka varietas yang berbeda, tersebar di jalur 8 km sepanjang

gunung bersejarah ini. Semua nya ditanam pada ketinggian yang berbeda dan

mengarah ke arah kuil yang berada di puncak gunung. Beberapa tahun silam,

orang-orang Jepang memiliki tradisi untuk memberikan tunas pohon sakura ke

Balai Zao-do di Kuil Kinpusen-ji. Pohon tersebut kemudian ditanam kembali di

gunung yang terletak di dekat kuil. Pada awal April, bunga sakura (kebanyakan

jenis Shiroyama-zakura) mulai bermekaran dari bagian Shimo-senbon (kaki

gunung) hingga Naka-senbon (bagian setengah ke bawah gunung), Kami-senbon

(bagian setengah ke atas), dan akhirnya ke Oku-senbon (puncak gunung),

pemandangan indah ini dapat berlangsung hingga sebulan lama nya. Di Yoshino-

Yama ini juga terdapat Kuil Yoshimuzu yang berumur sekitar 1300 tahun dan

Kuil Yoshino Mikumari, tempat pemujaan Dewi Ameno Mikumari yang

memberkati para wanita dengan kesuburan dan keselamatan dalam melahirkan.

27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7. Goryokaku Fort, Hokkaido

Tempat ini adalah sebuah benteng berbentuk bintang yang telah ditetapkan

sebagai situs bersejarah. Benteng ini selesai dibangun 150 tahun yang lalu pada

masa Edo. Bekas benteng ini kemudian disulap menjadi taman sakura yang indah.

Dimana sebanyak 1.600 pohon sakura ditanam dipinggiran danau buatan yang

menjadikan Goryokaku menjadi tempat terbaik menyaksikan mekarnya bunga

sakura di Hokkaido saat musim semi.

8. Taman Kastil Hirosaki

Sakura di taman ini mulai bermekaran diperkirakan pada akhir April

hingga akhir Mei. Untuk pengalaman hanami terbaik, dapat berjalan di sekitar

parit pada bagian sebelah Barat kastil untuk menikmati pemandangan jembatan

merah Shunyo, sakura yang berwarna pink pucat, dan gunung Iwaki yang ditutupi

salju. Festival Sakura Hirosaki diselenggarakan mulai dari tanggal 23 April

hingga 5 Mei setiap tahunnya. Jadwal bisa berubah tergantung kapan sakura

bermekaran di Kastil Hirosaki ini. Taman Kastil Hirosaki yang seluas 49,2 hektar

ini memiliki sekitar 2,600 pohon dengan 50 jenis sakura, paling banyak pohon

sakura jenis Somei-yoshino. pada tahun 1715, 25 pohon ditanam di “Nishi-no-

Kurawa”, diantara pohon-pohon tersebut, kanzan dan Kazumi-zakura masih

mekar hingga sekarang. Sakura Somei-yoshino yang berumur 120 tahun ini sangat

populer dan katanya merupakan pohon sakura tertua di Jepang. Taman ini juga

terang benderang di malam hari dan pengunjung yang datang tidak dipungut

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


biaya. Taman Hirosaki telah ditetapkan oleh masyarakat Jepang sebagai salah satu

tempat terbaik untuk berhanami.

9. Sungai Meguro

Sungai Meguro membentang dari Ohashi hingga kawasan Daikobashi.

Panjangnya sekitar 3,8 km dan terdapat sekitar 800 pohon sakura yang berjajar

dipinggir sungai Meguro. Pohon-pohon ini terlihat begitu indah pada malam hari

karena dihiasi oleh penerangan yang romantis. Tetapi di daerah ini tidak banyak

terdapat tempat untuk mengadakan pesta. Tempat ini cocok untuk jalan-jalan.

Terdapat juga beberapa cafe, toko dan juga restoran di taman ini.

10. Taman Matsumae di Matsumae

Di taman ini terdapat 10.000 pohon yang terdiri dari 250 jenis pohon

sakura. Ditempat ini bisa menikmati bunga sakura mekar hingga 1 bulan lamanya

karena waktu yang diperlukan bunga sakura untuk mekar sempurna berbeda

tergantung jenisnya. Pada saat musim semi digelar “Festival Sakura Matsumae”.

Dalam festival tersebut menyuguhkan parade kesatria, tari-tarian dan berbagai

pertunjukan lainnya.

3.3 Perlengkapan yang Dibawa Ketika Hanami

Hanami adalah sebuah kegiatan atau tradisi melihat bunga sakura mekar

yang tidak boleh di lewatkan. Orang-orang berkelompok dan asyik berbincang,

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pasangan suami istri dan pasangan kekasih juga turut serta dalam acara tersebut.

Agar hanami lebih menyenangkan, masyarakat Jepang biasanya membawa

perlengkapan praktis dan nyaman yang dibutuhkan saat hanami yaitu :

1. Bir dan Makanan

Bir dan makanan merupakan makanan dan minuman yang wajib dibawa

pada saat berhanami. Biasanya orang Jepang menikmati bunga sakura dengan

duduk dibawah pohon sakura sambil minum bir atau sake, dan sambil makan

makanan yang telah disiapkan dari rumah seperti obento, kue mochi, atau bisa

juga membeli makanan ringan (snack) di supermarket untuk dibawa ketika

berhanami. Dapat juga membawa kotak pendingin untuk menyimpan bir dan

menjaga bir tetap dingin sebelum dinikmati.

2. Alas duduk

Masyarakat Jepang akan membawa atau mempersiapkan alas duduk ketika

hanami berupa tikar atau tenda berwarna biru. Oarang Jepang akan membawa

sebanyak mungkin alas duduk karena kondisi tanah yang keras, berlereng, dan

berlubang-lubang. Terpal yang dibawa biasanya tahan air sehingga bisa tenang

melakukan hanami.

3. Kursi lipat

Hanami tidak hanya dinikmati oleh kaum muda tetapi ada juga wanita

hamil dan orang tua yang turut serta dalam hanami. Kursi lipat ini akan sangat

berguna bagi orang tua yang lemah dan sakit-sakitan ketika duduk di tanah.

30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Papan penanda

Ada banyak perusahaan dan organisasi yang ingin melakukan Hanami.

Orang-orang yang datang terlambat dan orang yang kembali dari toilet mungkin

akan mudah menemukan kelompok mereka jika ada papan penanda.

5. Kantong sampah

Masyarakat Jepang ketika hanami banyak membawa makanan dan

minuman. Jadi agar tidak berserakan dimana mana, sebaiknya sampah makanan

dimasukkan dalam kantong sampah. Banyak juga disediakan tempat-tempat

sampah yang terdapat diberbagai tempat atau taman yang lagi ramai dikunjungi

untuk berhanami. Namun biar lebih praktis masing-masing membawa kantong

sampah sendiri lalu membuangnya di tempat sampah besar yang disediakan.

31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Jepang yang mempunyai kebudayaan unik membuat Negara bunga sakura

ini banyak dikenal masyarakat dunia salah satunya adalah Indonesia. Kebudayaan

Jepang yang sampai saat ini masih dilakukan dalam berbagai kesempatan yaitu

hanami. Hanami adalah kegiatan yang dilakukan untuk melihat dan menikmati

bunga sakura pada saat musim semi yang dilakukan secara besar-besaran baik itu

oleh masyarakat lokal maupun oleh para turis asing. Secara umum bunga sakura

bermekaran dimulai dari daerah Selatan yang berudara lebih hangat, yaitu di pulau

Okinawa, kemudian merambat ke Utara dan berakhir di Hokkaido. Kegiatan yang

terjadi sekali dalam setahun ini membuat masyarakat Jepang sangat antusias.

Dalam merayakan hanami, tidak hanya semata melihat keindahan mekarnya

bunga sakura, melainkan terdapat suatu kegiatan lain yang selalu dipadukan yaitu

bertamasya sambil menikmati sajian makanan dan minuman bersama keluarga,

teman sekolah dan kolega kerja. Lazimnya, saat musim semi tiba menggantikan

musim dingin, masyarakat Jepang akan berbondong-bondong mengunjungi taman

atau tempat yang dipenuhi dengan bunga sakura yang sedang mekar.

Hanami merupakan kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan dari

masyarakat Jepang. Ini dikarenakan masyarakat Jepang yang begitu mencintai

bunga sakura. Hanami ini tidak bisa dianggap sebagai perayaan yang biasa,

karena meskipun sekedar menyaksikan mekarnya bunga sakura, hanami

32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


membawa banyak makna bagi masyarakat Jepang. Masyarakat Jepang bangga

dengan sesuatu yang khas dan akan terus mengembangkan serta melestarikannya

sehingga menjadi budaya yang sangat dikenal dan dihargai oleh bangsa-bangsa

lain di dunia, dan menginspirasi negara lain untuk menghargai budaya nya.

Hanami seperti sebuah rehat singkat dari sibuknya kehidupan orang-orang

Jepang. Hanami juga merupakan pembelajaran bagi anak tentang alam dan

tradisi. Perayaan semacam ini mungkin tidak bisa kita jumpai di negara-negara

lain, yang menakjubkan adalah masyarakat Jepang tetap melestarikan budaya

hanami, meskipun di era modern ini banyak pilihan tempat untuk bersantai

bersama keluarga, misalnya dengan pergi ke tempat karaoke. Masyarakat Jepang

tetap memilih berkumpul dan bersantai bersama keluarga, teman sekolah maupun

rekan kerja di bawah pohon sakura sambil menikmati keindahan bunga sakura.

4.2 Saran

Untuk tetap melestarikan salah satu kebudayaan yang ada di Jepang

hendaknya masyarakat Jepang merayakan hanami setiap tahun. Tetapi sebaiknya

apabila merayakan hanami masyarakat Jepang lebih peduli akan kebersihan

karena ketika merayakan hanami masyarakat Jepang membawa banyak makanan

dan minuman. Selain itu juga sebaiknya tidak minum bir atau sake berlebihan

agar menghindari hal-hal yang tidak di inginkan seperti mabuk dan perkelahian.

33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Situmorang, Hamzon and Uli Rospita. 2013. Minzoku Gaku (Ethnologi) Jepang.
Medan: USU Press.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hanami

http://S262-Budayakuliner.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream.pdf

http://nihongo-benkyoushimasu.blogspot.com/p/hanami.html

http://accan.wordpress.com/2009/04/22/perayaan-hanami/

http://jrs0048.com/2014/03/hanami-menikmati-indahnya-bunga-sakura.html

http://ali-mansyar.blogspot.com/2014/04/hanami.html

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Jepang mempunyai kebudayaan unik yang membuat Negara bunga

sakura ini banyak dikenal masyarakat dunia salah satunya adalah Indonesia.

Kebudayaan Jepang yang sampai saat ini masih dilakukan dalam berbagai

kesempatan yaitu hanami. Hanami (花見) atau Ohanami adalah tradisi Jepang

dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura. Perayaan hanami

merupakan satu dari beberapa perayaan tahunan di negara Jepang yang

diselenggarakan pada musim semi. Musim bunga sakura mekar atau cherry

blossom di Jepang adalah fenomena alam yang sangat indah. Masyarakat Jepang

menyambut dengan penuh keceriaan. Seiring mencairnya salju di Jepang, bunga

sakura pun mulai bermunculan menjadi pertanda datangnya musim semi. Taman

dan kebun yang tadinya dipenuhi salju kini tampak menghangat dengan

munculnya kuncup-kuncup pink dan putih bunga sakura.

Ketika sudah memasuki bulan April berarti sudah saatnya untuk

melakukan hanami. Setiap tahun selalu diumumkan perkiraan mekarnya sakura di

seluruh wilayah Jepang. Pada masa kini, untuk keperluan itu radio dan televisi

Jepang setiap hari akan melaporkan ditempat mana bunga mulai berkembang.

Bunga sakura ini hanya mekar selama tujuh sampai sepuluh hari saja. Proses ini

bisa lebih cepat bila turun hujan. Secara umum bunga sakura akan mulai

bermekaran dimulai dari daerah Selatan yang berudara lebih hangat, yaitu di pulau

Okinawa. Selanjutnya, mekarnya bunga sakura akan merambat ke bagian Utara

yang berakhir di Hokkaido. Dengan demikian memandang dan menikmati bunga

35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sakura juga berlainan waktunya dari satu daerah ke daerah lain. Prakiraan

pergerakan mekarnya bunga sakura disebut sakurazensen.

Bagi masyarakat Jepang pelaksanaan hanami memiliki arti yang sangat

penting yaitu, yang pertama adalah selesainya musim dingin yang benar-benar

berat. Yang kedua, masyarakat Jepang merayakan datang nya musim semi yang

hangat. Yang ketiga, hanami bisa dikatakan adalah salah satu saat untuk

bersilaturrahmi yang tepat dengan keluarga atau rekan yang jarang bertemu.

Hanami umumnya dilakukan berkelompok. Setiap kantor, perusahaan, sekolah-

sekolah sudah menjadwalkan kapan dan di mana akan melakukan hanami.

Masyarakat Jepang merayakan hanami dengan makan dan minum, menari,

mendengarkan lagu dan sambil bercanda. Sajian-sajian khusus yang biasa

disiapkan untuk hanami yaitu bentou, dango dan sake. Selain itu, banyak juga

masyarakat Jepang yang berbarbeque di taman dengan membawa peralatan

lengkap. Piknik ini bisa berlangsung hingga larut malam yang disebut dengan

yozakura. Lampion-lampion kertas dipasang sebagai penerangan di taman untuk

siapa saja yang melakukan yozakura. Hanami malam atau yozakura tidak kalah

indah nya dengan hanami siang, lentera-lentera yang menerangi taman menambah

indah bunga sakura di malam hari.

36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai