Anda di halaman 1dari 93

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “GIRL’S IN THE DARK”

KARYA AKIYOSHI RIKAKO

AKIYOSHI RIKAKO NO SAKUHIN NO “ANKOKU JOUSHI” TOIU

SHOUSETSU NO KOUZOU NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi imi diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana
dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh :

Uli Artalina Damanik

150708033

Program Studi Sastra Jepang

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera utara

Medan

2019

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat, rahmat dan kesehatan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan proses perkuliahan sehingga penulis juga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi dengan judul “ Analisis Struktural novel Girl’s In The

Dark Karya Akiyoshi Rikako” ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk

meraih gelar sarjana di Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak bimbingan,

dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Hamzon Situmorang, M.S, Ph.D., selaku ketua Program

Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Siti Muharami Malayu, M.Hum., selaku dosen pembimbing

saya yang telah memberikan banyak saran, masukan, meluangkan

waktu dan secara ikhlas membimbing penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik.

Universitas Sumatera Utara


4. Seluruh dosen yang mengajar penulis dari awal semester hingga

penulis dapat menyelesaikan masa-masa perkuliahan di Program Studi

Sastra Jepang, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

5. Dosen penguji ujian skripsi yang telah meluangkan waktu untuk

membaca, menguji dan memberikan penilaian terhadap skripsi yang

penulis susun.

6. Orantua penulis yang sangat penulis sayang, orang tua yang berjuang

untuk memenuhi kebutuhan pendidkan penulis. Terimakasih telah

memberikan dorongan dan dukungan kepada penulis selama penulis

menyusun skripsi ini, terimakasih buat doa, didikan dan semangat

yang orangtua berikan kepada penulis.

7. Kakak dan adik-adik penulis Nova Ulidia, Roulita Rama Sari, Flora

Srimaya dan Aegaly Oimenoxi yang sudah memberikan banyak

dukungan, doa, dan dorongan kepada penulis. Saudari-saudari yang

selalu memberikan semangat buat penulis.

8. Untuk teman-teman penulis Made, Evita, Astari, Nur, Rahel, Ve, Mei,

Pinan, Achy, Ayu, Intan, Wendy, Frans, Ronaldo, Erwin dan seluruh

teman satmbuk 2015 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,

terimakasih untuk bantuan dan dukungan yang teman-teman berikan

kepada penulis. Penulis juga tidak akan lupa untuk kebersamaan dan

perjuangan yang penulis telah lalui bersama dengan teman-teman.

9. Senior-senior penulis di sastra jepang, terimakasih telah mebantu dan

mengajarkan penulis dalam pembuatan skripsi, dan menjadi tempat

penulis bertanya jika ada sesuatu penulis tidak ketahui. Dan terima

ii
Universitas Sumatera Utara
kasih kepada semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu

persatu yang telah membantu dan membrikan dukungan kepada

penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sadar bahwa skirpsi ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari

kata semorna, untuk itu penulis sangat berharap kepada pembaca memberikan

kritik dan saran yang membangun sehingga dapat memperbaiki kesalahn pada

masa yang akan datang..

Akhir kata penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penyampaian

penulis, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi

mahasiswa lainnya, khusus nya mahasiswa Sastra Jepang.

Medan, 19 Juli 2019

Penulis,

Uli Artalina Damanik

150708033

iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan .................................................................... 4

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ..................................................... 6

1.4.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................... 6

1.4.2 Kerangka Teori.................................................................................. 8

1.5 Tujuan dan Manfaat penelitian ............................................................... 10

1.5.1 Tujuan Penelitian ............................................................................ 10

1.5.2 Manfaat Penelitian .......................................................................... 11

1.6 Metode Penelitian ................................................................................... 11

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL "GIRL'S IN THE DARK"

KAJIAN STRUKTURAL

2.1 Definisi Novel ........................................................................................ 13

iv
Universitas Sumatera Utara
2.2 Struktur Cerita Novel Secara Umum ...................................................... 14

2.2.1 Tema................................................................................................ 14

2.2.2 Setting (Latar) ................................................................................. 15

2.2.3 Alur (Plot) ....................................................................................... 16

2.2.4 Penokohan ....................................................................................... 18

2.2.5 Sudut Pandang................................................................................. 21

2.2.6 Amanat ............................................................................................ 22

2.3 Kajian Struktural dalam Karya Sastra .................................................... 22

2.4 Biografi Pengarang ................................................................................. 23

BAB III

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL "GIRL'S IN THE DARK" KARYA

AKIYOSHI RIKAKO

1.1 Sinopsis Novel Girl‟s In The Dark ......................................................... 24

1.2 Analisis Struktural Novel Girl‟S In The Dark ........................................ 27

1.2.1 Tema................................................................................................ 27

1.2.2 Latar ................................................................................................ 30

1.2.3 Alur ................................................................................................. 34

3.2.4 Penokohan ....................................................................................... 57

3.2.5 Sudut Pandang ..................................................................................... 66

3.2.6 Amanat ............................................................................................... 67

v
Universitas Sumatera Utara
1.3 Keterrkaitan Antara Tema, Alur, Penokohan, Latar, Sudut Pandang,

Dan Amanat Yang Mendasari Struktur Cerita Dalam Novel Girl‟S In

The Dark

1.3.1 Hubungan Tema dengan Latar ........................................................ 69

1.3.2 Hubungan Tema dengan Alur ......................................................... 69

1.3.3 Hubungan Tema dengan Penokohan ............................................... 70

1.3.4 Hubungan Tema dengan Amanat .................................................... 70

1.3.5 Hubungan Latar dengan Alur .......................................................... 70

1.3.6 Hubungan Latar dengan Penokohan ............................................... 71

1.3.7 Hubungan Alur dengan Penokohan ................................................ 71

1.3.8 Hubungan Alur dengan Amanat...................................................... 71

1.3.9 Hubungan Penokohan dengan Amanat ........................................... 72

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 73

4.2 Saran ....................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75

vi
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Rokmansyah (2014 : 1), Kata sastra berasal dari bahasa

sansekerta yang berasal dari kata sas yang memiliki arti “mengarahkan, mengajar,

memberi petunjuk, atau intruksi”, sedangkan akhiran tra berarti “alat, sarana”.

Maka kata sastra dapat diartikan sebagai sarana untuk mengajar, alat untuk

petunjuk, dan sebagai buku intruksi atau pengajaran. Menurut Sumardjo dkk

(1986 : 2), sastra merupakan ekspresi dari pikiran. Dan yang dimaksud dengan

“pikiran” dalam hal ini adalah anggapan, akal, budi, daya pikir, penalaran,

perasaan, gagasan, de-ide, dan semua kegiatan mental manusia. Sastra juga adalah

semua buku yang didalamnya mengandung perasaan kemanusiaan yang sangat

mendalam dan kebenaran moral dengan sentuhan kemurnian, keluasan wawasan ,

dan bentuk yang indah.

Melalui karya sastra seseorang dapat menyampaikan isi pikirannya

kedalam sebuah buku. Karena sebuah karya sastra akan dibaca oleh orang lain

juga maka sesuai dengan teori Sumardjo, sastra mengandung perasaan

kemanusiaan dan kebenaran moral, maka karya sastra yang diciptakan oleh

pengarang juga memiliki perasaan kemanusiaan, kebenaran moral, keluasan

pandangan dan bentuk yang mempesona. Agar orang yang membaca juga

Universitas Sumatera Utara


mendapatkan pelajaran dari sebuah karya sastra. Maka teori Rokmansyah dan

teori Sumardjo dkk, memiliki kesamaan dan berhubungan.

Menurut Sumardjo, dkk (1986 : 17), Sastra dapat dikelompokkan menjadi

dua jenis, yakni sastra imajinatif dan sastra non-imajinatif.

Novel adalah karya sastra imajinatif yang banyak digemari mastyarakat

dari berbagai kalangan. Novel merupakan suatu karya fiksi, yaitu karya

sastra yang didalamnya menagndung kisah atau cerita yang menggambarkan

tokoh-tokoh dan peristiwa rekaan. Menurut pengertian yang diberikan oleh

Yelland dalam Aziz (2010 : 2), bahwa fiksi merupakan sebuah novel yang

didalmnya bisa saja memuat tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa nyata.

Prosa memiliki dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Nurgiyantoro dalam Rokhmansyah (2014 : 32), menyebutkan bahwa unsur

intrinsik adalah unsur-unsur yang membentuk karya sastra itu sendiri. Unsur

intrinsik prosa terdiri atas tema, latar, alur, penokohan, sudut pandang dan amanat.

Unsur -nsur intrinsik tersebut disebut juga sebagai struktural.

Salah satu hasil karya sastra fiksi Jepang yang berupa novel yaitu novel

yang berjudul “GIRLS IN THE DARK” karya Akiyoshi Rikako, yang kemudian

novel ini dterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Andry Setiawan. Novel

ini menceritakan tentang putri pengelola sekolah SMA Putri Santa Maria yang

bernama Shiraishi Itsumi. Sebelum kematiannya Itsumi adalah ketua klub sastra,

sejak masuk ke SMA Santa Maria, Itsumi membentuk kembali klub sastra yang

telah lama hilang, kemudian Itsumi mencari orang-orang pilihannya untuk

menjadi anggota di klub sastra. Yang membantu Itsumi adalah sahabatnya

Universitas Sumatera Utara


Sumikawa Sayuri, Sayuri selalu mendukung Itsumi dalam semua hal yang

dilakukan Itsumi. Itsumi bahkan mempercayakan semua rahasianya kepada Sayuri,

dari segi masalah keluarga, masalah anggota klub sastra, dan masalah

percintaannya. Dalam novel ini kisah tentang Shiraishi Itsumi hanya diceritakan

oleh anggota klub sastra. Semua kisah Shiraishi Itsumi diceritakan melalui cerita

pendek masing-masing anggota klub sastra, mulai dari bagaimana mereka saling

bertemu, menjadi anggota klub sastra dan hingga akhirnya harus melepas

kepergian Shiraishi Itsumi.

Setelah penulis membaca novel tersebut beberapa kali, penulis

menemukan bahwa novel tersebut baik jika dinilai dari segi struktural.

Berdasarkan uraian diatas, novel “Girls In The Dark” sangat menarik jika dibahas

dari segi struktural. Oleh karena itu penulis mencoba membahas novel tersebut

dengan judul “ANALISIS STRUKTURAL NOVEL GIRLS IN THE DARK

KARYA AKIYOSHI RIKAKO”

1.2 Rumusan Masalah

Novel “Girls In The Dark” merupakan salah satu novel yang sangat

digemari masyarakat khususnya anak remaja, novel yang ditulis oleh Akiyoshi

Rikako ini berkisah tentang kehidupan siswi Klub Sastra SMA Putri Santa Maria.

Ketua klub sastra yang merupakan putri dari pengelola sekolah SMA Putri Santa

Maria yaitu Shiraishi Itsumi telah tiada, Itsumi yang dikenal baik, cantik dan

berkarisma oleh semua siswi jatuh dari gedung maka sebagai anggota yang

sekaligus menjadi teman bagi anggota klub sastra, mereka ingin mengetahui

Universitas Sumatera Utara


bagaimana sebenarnya sosok Itsumi yang diagungkan semua siswi disekolah itu

mati dengan mengenaskan. Itsumi meninggal meloncat dari gedung sekolah dan

menggenggam setangkai bunga lily ditangannya. Banyak yang kehilangan sosok

seorang Itsumi yang baik dan cantik, mengapa dia harus meninggal dengan cara

yang sepert itu? Apakah ada pembunuhan dibalik itu? Ada rumor yang beredar di

sekolah yang mengatakan bahwa satu dari anggota klub sastra menjadi pembunuh

gadis cantik berkarisma itu.

Novel “Girls In The Dark” dibangun oleh struktur atas tema, latar, alur,

penokohan, sudut pandang dan amanat. Maka penulis menuliskan masalah dalam

bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana atas tema, latar, alur, penokohan, sudut pandang dan amanat

yang terdapat dalam novel “Girls In The Dark”?

2. Bagaimana keterkaitan antar atas tema, latar, alur, penokohan, sudut

pandang dan amanat dalam novel “Girls In The Dark”?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dari rumusan masalah yang telah ditentukan perlu ada ruang lingkup

pembahasan. Hal ini dilakukan agar pembahasan pada penelitian tidak terlalu

leluasa dan berkembang terlalu jauh, maka penulis dapat fokus, sehinnga

pembahasan pada penelitian dapat terarah.

Menurut Abrams dalam Fananie (2000 : 112), pendekatan Objektif adalah

suatu pendekatan yang berdasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan.

Universitas Sumatera Utara


Pendekatan ini dilihat dari apa yang dimiliki oleh sastra itu sendiri berdasarkan

aturan sastra yang berlaku. Aturan yang dimaksud seperti, bagian-bagian intrinsik

sastra yang mencakup, diksi, rima struktur kalimat, tema, plot, setting, karakter

dan amanat. Kekuatan karya sastra dapat dinilai berdasarkan keterkaitan semua

unsur-unsurnya. Karena dasar pendekatan objektif sudah tampak jelas, maka

seringkali pendekatan ini disebut juga pendekatan struktural.

Strukturalisme merupakan sebuah pandangan atau kepercayaan bahwa

segala sesuatu di dalam dunia ini memiliki struktur. Sesuatu dapat dikatakan

mempunyai struktur apabila ia menciptakan suatu kepaduan yang utuh, dan bukan

merupakan jumlah dari satu elemen dengan elemen yang lain. Hubungan antar

elemen dalam struktur tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. artinya,

apabila satu elemen dihilangkan, kepaduan sesuatu itu tidak sekedar berkurang,

tapi sebaliknya menjadi rusak sama sekali, Faruk (2017 : 156). Begitu juga pada

novel, jika salah satu dari strukturnya dihilangkan maka, novel akan menjadi

rusak, contohnya seperti pada novel jika tokoh dan penokohan tidak ada, maka

novel tidak akan dapat terbentuk. Begitu juga dengan unsur intrinsik lainnya.

Dalam penelitian dibahas unsur-unsur intrinsiknya saja atau disebut juga

dengan struktural (objektif) seperti yang ada pada rumusan masalah. Unsur

intrinsik yang dibahas pada novel “Girls In The Dark yaitu atas tema, latar, alur,

penokohan, sudut pandang dan amanat. Pada penelitian ini penulis hanya

memusatkan unsur intrinsik, dan keterkaitan antara masing-masing unsur, agar

menjadi suatu struktur novel yang utuh. Sedangkan dari segi unsur ekstrinsik

yang ada pada novel “Girls In The Dark” tersebut, penulis tidak akan bahas.

Universitas Sumatera Utara


Dalam analisis dari segi pendekatan struktural ini, pada BAB II dibahas

definisi novel, struktur cerita novel secara umum, setting cerita novel, kajian

struktural dalam karya sastra, dan latar belakang penulis novel. Pada BAB III

dibahas mengenai sinopsis novel “Girls In The Dark”, analisis struktural pada

novel “Girls In The Dark” , saling keterkaitan antara unsur-unsur yang

membangun novel “Girls In The Dark”, dan pada BAB III penulis mengambil

cuplikan dari cerita pendek yang dituliskan oleh masing-masing anggota klub

sastra yaitu, “Tempat Berada” yang dibacakan oleh Nitani Mirei, “Macaronage”

yang dibacakan oleh Kominami Akane, “Blkan di Musim Semi” yang dibacakan

oleh Diana Detcheva (Murid Internasional), “Perjamuan Lamia” yang dibacakan

oleh Koga Sonoko, “Pengibirian dari Raja Langit” dibacakan oleh .Takaoka Shiyo,

dan “Bisika

n dari Kubur” yang dibacakan oleh Sumikawa Sayuri (ketua klub sastra).

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Salah satu karya sastra imajinatif yang berbentuk kompleks dan memiliki

makna bagi pembaca adalah novel. Novel dapat mengisahkan hal mengagumkan

dan mencengangkan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, oleh sebab itu

kisah kehidupan tokoh dalam suatu cerita dapat berubah.

Menurut Endaswara (2008 : 49) bahwa dalam meneliti sebuah karya sastra

kehadiran strukturalisme sering dipandang sebagai teori dan pendekatan.

Universitas Sumatera Utara


strukturalisme akan menjadi sisi pandang yang akan diungkap dari sebuah karya

sastra, sedangkan teori adalah pisau yang dapat membedah karya sastra.

Pendekatan struktural banyak digunakan dalam menelaah suatu karya sastra,

beberapa penelitian yang menggunakan pendekatan struktural dan relevan dengan

penelitian ini adalah pada penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro. Prihantoro

(2008) dengan judul skripsi “Analisis Struktural Novel Towards Zero karya

Agatha Christie serta implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMK”

membahas unsur-unsur intrinsik pada novel towards zero, dan bagaimana

implementasi struktur novel Towards zero pada pembelajaran SMA.

Penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Simamora Ineke (2018) dengan judul skripsi

“Analisis Psikologis Tokoh Shirashi Itsumi dalam Novel “Girls In The Dark”

Karya Akiyoshi Rikako” yang membahas novel “Girls In The Dark” dari segi

psikologis, karya sastra tersebut membahas tentang bagaimana psikologis dan

interaksi kepribadian tokoh Shiraishi Itsumi. Simamora Ineke mengatakan bahwa

dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu dipergunakan

oleh Id, Ego, dan Super Ego. Penelitian tersebut membatasi ruang lingkup

pembahasan yang dipusatkan pada analisis cerita yang menggambarkan psikologis

tokoh utama. Dalam penelitian tersebut Ineke Simamora menggunakan teori

psikoanalisa oleh Freud, yaitu tentang struktur jiwa manusia berupa Id, Ego, dan

Super Ego yang saling berhubungan erat satu dengan yang lainnya.

Berbeda dengan penelitian diatas, penulis hanya fokus pada unsur-unsur

intrinsik yang membangun novel Girls In The Dark atas tema, latar, alur,

Universitas Sumatera Utara


penokohan, sudut pandang dan amanat. Lalu penulis akan menjelaskan

bagaimana keterkaitan antar unsur-unsur tersebut.

1.4.2 Kerangka Teori


Dalam menganalisis sebuah karya sastra diperlukan adanya sebuah teori

yang dapat mendukung pendekatan yang sesuai dengan pendekatan yang

digunakan oleh penulis. Teori ini digunakan sebagai tujuan dasar pemikiran

penulis untuk mengerti, menjelaskan, dan memberikan penilaian terhadap suatu

objek data yang dikumpulkan.

Junus dalam Siswanto (2008 : 183) mengatakan bahwa pendekatan

objektif adalah pendekatan analisis sastra yang menitik beratkan pengamatannya

pada karya sastra. Sebagai bentuk perkembangan formalisme dalam menganalisis

sastra, muncul kajian strukturalisme. Selden dalam Siswanto (2008 : 185)

mengatakan bahwa menurut Strukturalisme, dalam menelaah sebuah karya sastra

harus fokus pada karya sastra itu sendiri, tanpa memperhatikan sastrawan sebagai

pencipta atau pembaca sebagai penikmat. Hal ini di dukung oleh Pendekatan

objektif menurut teori Abrams dalam Rokhmansyah (2014 : 10) memfokuskan

perhatian hanya pada unsur-unsur intrinsik, keterkaitan antar unsur tersebut dan

kebulatan. dampak yang masuk akal yang dihasilkan dalam pendekatan ini adalah

membelakangi dan menyangkal semua unsur ekstrinsik, seperti faktor sejarah,

ilmu masyarakat, politis, dan unsur-unsur yang berkenaan dengan sosial, dan

budaya pada masyakrakat, termasuk profil. Oleh sebab itu, pendekatan objektif

disebut juga sebagai analisis otonomi. Pengertian ini difokuskan pada telaah

terhadap unsur-unsur dengan memperhitungkan keterkaitan unsur yang satu

Universitas Sumatera Utara


dengan unsur yang lain. Oleh karena itu, penulis menggunakan konsep tema

menurut teori Brooks, konsep latar menurut teori Stanton dan Nurgiyantoro,

konsep alur menurut Montage dan Hansew serta menurut teori Baharuddin ,

konsep penokohan menurut teori Aminuddin dan teori Nurgiyantoro, konsep

sudut pandang menurut Nurgiyantoro dan konsep amanat menurut Sudjiman.

Dalam Rokmansyah (2014 : 33), Sumardjo mengartikan tema sebagai

buah pikiran atau gagasan sebuah cerita dan pokok utama yang mengandung

tujuan pengarang dalam menulis ceritanya. Pengarang tidak hanya bercerita

kepada pembaca, tetapi mengemukakan sesuatu . Sesuatu yang dikemukakan

pengarang itu bisa berupa suatu perkara dalam kehidupan, pandangannnya tentang

kehidupan atau anggapan pengarang mengenai kehidupan. Peristiwa dan karakter

pemeran bersumber dari pengarang tersebut. Stanton dalam Rokmansyah (2014 :

38), membagi latar menjadi tiga bagian yaitu, latar tempat, latar waktu dan latar

suasana atau kemasyarakatam. Menurut Aminuddin (2000 : 83), dalam suatu

cerita, urutan peristiwa dalam plot/alur suatu cerita dapat terbentuk berdasarkan

urutan susunan sebagai exposition, inciting force, rising action, crisis, climax dan

falling action. Meurut Baharuddin alur tebbagi atas 3 bagian yaitu; alur maju, alur

mundur dan alur campuran.

Aminuddin dalam Siswanto (2008 : 142-144), mengatakan bahwa tokoh

adalah orang-orang yang akan memikul atau merasakan kejadian dalam cerita

rekaan sehingga kejadian itu membentuk suatu cerita, cara sastrawan

menampilkan tokoh disebut penokohan. Dalam penokohan ditunjukkan adanya

tingkah laku, sifat, karakter dan sikpa dari tokoh, hal tersebut disebut sebagai

perwatakan.

Universitas Sumatera Utara


Dilihat dari segi kedudukan dan keterlibatan dalam cerita, tokoh dapat

dibagi menjadi; (a) tokoh primer (tokoh utama), (b) tokoh sekunder (tokoh

bawahan), (c) tokoh komplementer. Dilihat dari segi perkembangan kepribadian

tokoh, tokoh dapat dibagi menjadi tokoh dinamis dan tokoh statis. Dilihat dari

perilaku yang dimiliki oleh tokoh, dapat dibagi menjadi tokoh protagonis dan

tokoh antagonis.

Sudut pandang juga merupakan hal lain yang harus dilakukan dalam

menganalisis sastra menggunakan pendekatan struktural. Sudut pandang

merupakan penempatan penulis dalam cerita. Menurut Nurgiyantoro ( 1995 : 256-

266 ) sudut pandang dibedakan atas tiga bagian yaitu, sudut pandang persona

ketiga, sudut pandang persona pertama dan sudut pandang campuran.

Dan yang terakhir adalah amanat, menurut Siswanto (2008 : 162), amanat

adalah tanggapan yang maenjadi landasan sebuah karya sastra, pesan yang ingin

disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.

1.5 Tujuan dan Manfaat penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, penulis

memberikan tujuan penelitian sebagai berikut:

1) Untuk mendeksripsikan tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang

dan amanat novel girls in the dark karya Akiyoshi Rikako,

10

Universitas Sumatera Utara


2) Untuk mendekskripsikan keterkaitan antar unsur tema, latar, alur,

penokohan, sudut pandang dan amanat novel girls in the dark karya

Akiyoshi Rikako.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menambah pengetahuan dan gambaran kepada pembaca mengenai

unsur intrinsik didalam novel Girls In The Dark

2) Untuk memperkaya pengkajian dan pengapresiasikan terhadap karya

sastra

1.6 Metode Penelitian

Hill dalam Pradopo (2003 : 108), mengatakan bahwa “karya sastra adalah

sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena karya sastra haruslah”, sedangkan

dalam menganalisis sebuah karya sastra perlu menggunakan metode penelitian

agar hasil penelitian lebih objektif dan dapat dibuktikan. Untuk dapat

memecahkan masalah yang diteliti pada novel “Girls In The Dark” digunakan

metode penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Ismawati (2016 : 7)

memberikan pengertian penelitian kualitatif sebagai metode penelitian yang

melahirkan data dekskriptif berupa kata-kata lisan atau tulisan, berdasarkan hasil

pengamatan terhadap orang-orang dan perilakunya.

11

Universitas Sumatera Utara


Menurut Siswantoro (2016 : 56), meneliti sebuah karya sastra bersandar

pada metode yang sistematis sebagaimana halnya dengan penelitian lain. Karena

penelitian sastra bersifat deskriptif, maka metode yang digunakan adalah metode

deskriptif. Nawawi dalam Siswantoro (2016: 56) menjelaskan “Metode deskriptif

bermanfaat sebagai langkah dalam menyelesaikan masalah yang diteliti dengan

cara memberi gambaran tentang keadaan suatu objek seperti novel, drama, cerpen

dan puisi atau berdasarkan fakta-fakta yang ada.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan

data studi kepustakaan yaitu, dengan cara mengumpulkan data-data berupa buku

dari kepustakaan yang berhubungan dengan objek penelitian. Selain

memanfaatkan buku dari kepustakaan, penulis juga mencari data dari internet

untuk mendalami teori-teori yang digunakan.

12

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “GIRL’S IN THE DARK”


KAJIAN STRUKTURAL

2.1 Definisi Novel


Abrams dalam Nurgiyantoro (2009 : 9) mengatakan bahwa novel berasal

dari bahasa italia yaitu novlla (yang dalam bahasa Jerman disebut novelle). Secara

harfiah novella berarti „sebuah barang baru yang kecil‟. Menurut Aminuddin

(2000 : 66) novel adalah sebuah narasi atau karangan yang yang bersifat imajinasi

dari pengarangnya yang didalmnya mengandung tahapan rangkaian cerita, dan

tokoh tokoh pelaku yang mengemban cerita dalam suatu latar tertentu.

Menurut Stanton (2009 : 90) Novel tidak dapat menjadikan topiknya

menonjol, tapi sebaliknya novel berupaya menampilkan perkembangan suatu

temperamen tokoh, suasana yang berliku-liku, menyangkutkan banyak atau

sedikit tokoh dan berbagai peristiwa sulit yang terjadi dalam suatu waktu secara

lebih mendetail. Novel memiliki ciri khas yaitu mampu melahirkan suatu dunia

yang lengkap sekaligus rumit.

Nurgiyantoro ( 1995 : 18-20) membagi novel dalam dua kategoris yaitu,

novel serius dan populer. Novel populer adalah novel yang terkenal pada

masanya dan banyak peminatnya, khususnya pembaca dikalangan remaja. Ia

hanya menampilkan peristiwa-peristiwa yang ada sesuai zamannya, dan tidak

menceritakan kehidupan secara lebih kuat atau tajam. Novel serius menceritakan

kehidupan yang universal, novel serius juga dapat memberikan pengalaman yang

berharga kepada pembaca.

13

Universitas Sumatera Utara


Novel “Girls In The Dark” ini termasuk kedalam novel populer karena,

novel ini tekenal dikalangan remaja dan novel ini menceritakan masala-masalah

yang menzaman.

2.2 Struktur Cerita Novel Secara Umum

2.2.1 Tema
Menurut Stanton dan Kenny dalam Ismawati (2013 : 70) tema merupakan

manfaat yang terkandung dalam sebuah cerita. Tema memiliki sifat yang umum

dan abstrak oleh sebab itu dalam mencari tema sebuah cerita harus menarik

kesimpulan dari isi keseluruhan cerita, bukan dari beberapa bagian saja.

Brooks dalam Aminuddin (2000 : 92) mengatakan bahwa dalam

memberikan nilai terhadap tema suatu cerita, penilai harus benar-benar mengerti

ilmu-ilmu perikemanusiaan karena tema sebenarnya merupakan pendalaman dan

hasil pemikiran pengarang yang memiliki hubungan dengan masalah kemanusiaan

serta masalah lain yang bersifat universal. Dalam hal ini tema tidaklah berada di

luar cerita, tetapi penuh berada di dalamnya. Akan tetapi, keberadaan tema

meskipun penuh berada didalam cerita tidaklah termasuk dalam satu atau dua

kalimat secara tertulis, tetapi terpencar dibalik keseluruhan unsur-unsur yang

relevan atau media pemapar prosa fiksi

Menafsirkan tema dalam suatu cerita yang dibaca serta merumuskan dalam

satu dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan

pengarangnya.

14

Universitas Sumatera Utara


Tema dalam “Girls In The Dark” karya Akiyoshi Rikako ini adalah nafsu

wanita yang tidak terbendung. Memenuhi rasa kepuasan dengan menjadi satu-

satunya orang yang di perhatikan , semua kemauannya dituruti, dan memperbudak

orang lain dengan memanfaatkan kesulitan orang lain.

2.2.2 Setting (Latar)


Menurut Stanton (2007 : 35), latar adalah suasana yang melatarbelakangi

sebuah peristiwa. Latar dapat berbentuk dekor, waktu-waktu tertentu, cuaca atau

suatu periode sejarah. Kenny dalam Siswanto (2008 : 149) mejelaskan lingkup

latar dalam cerita mencakup penggambaran lokasi geografis, pemandangan, tahun,

lingkungan agama, moral intelektual, sosial dan emosional para tokoh.

Selanjutnya dalam Nurgiyantoro (1995 : 227) terdapat tiga unsur pokok

dalam latar, yaitu tempat, waktu, dan sosial.

1. Latar Tempat

Latar tempat mengarah pada tempat terjadinya suatu peristiwa

dalam sebuah rekaan. Unsur yang digunakan berupa tempat- tempat

dengan nama tertentu, dan haruslah mencerminkan dan tidak berlawanan

dengan sifat dan keadaan geografis tempat yang berkaitan. Latar tempat

dalam novel karya Akiyoshi Rikako yang berjudul “Girls In The Dark”

adalah di SMA KATOLIK PUTRI SANTA MARIA di Jepang.

2. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah Waktu kejadian dalam

rekaan. Masalah kapan terjadinya sebuah peristiwa biasanya dikaitkan

dengan Waktu nyata, Waktu yang ada kaitannya atau dapat bersinggungan

dengan kejadian sejarah. Latar waktu juga harus dihubungkan dengan latar

15

Universitas Sumatera Utara


tempat dan latar sosial karena latar tempat, latar waktu dan latar sosial

pada kenytaannya memang saling memiliki hubungan dan keterkaitan..

Latar waktu dalam novel karya Akiyoshi Rikako yang berjudul

“Girls In The Dark” adalah Malam hari saat mengadakan acara yaminabe

oleh klub sastra

3. Latar Sosial

Latar sosial mengarah pada hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan dalam kemasyarakatan, meliputi berbagai masalah

dalam lingkup yang cukup kompleks, misalnya kebiasaan kehidupan

sehari-hari, adat-istiadat, tradisi, kepercayaan, pandangan hidup, cara

berpikir, cara bersikap, dan lain-lain. Selain itu Latar sosial juga menuju

kepada status sosial pada masyarakat, misalnya rendah, menengah, atau

atas.

Latar sosial yang terdapat pada novel karya Akiyoshi Rikako yang

berjudul “Girls In The Dark” adalah gadis-gadis SMA katolik yang bisa

merasakan gaya barat dan kelas atas di sekolah melalui sebuah klub sastra,

dan di SMA Santa Maria ini memiliki tradisi bahwa semua siswi tidak

dapat bekerja paruh waktu agar dapat lebih fokus dalam pelajaran di

sekolah.

2.2.3 Alur (Plot)


Menurut Aminuddin (2000 : 83) pengertian alur atau plot karya sastra pada

umumnya adalah susunan cerita yang dibangun oleh langkah-langkah peristiwa

16

Universitas Sumatera Utara


sehingga membentuk sebuah cerita yang ditampilkan oleh penokohan dalam

rekaan. tahapan peristiwa yang menyusun suatu cerita bisa berbentuk rangkaian

suatu peristiwa yang berbagai macam, Tahapan tersebut dapat dibagi sebagai

berikut:

a. Exposition, yaitu tahap awal yang memperkenalkan tokoh,

memperkenalkan tempat terjadi peristiwa dan menjelaskan situasi

awal yang mendukung jalan cerita hingga akhir cerita.

b. Inciting Force, yaitu tahapan dimana muncul keinginan, kekuatan dan

perilaku yang bertentangan dengan tokoh dalam peristiwa.

c. Rising Action, yaitu dimana situasi dalam cerita mulai panas karena

pelaku-pelaku dalam cerita mulai memiliki konflik.

d. Crisis, yaitu dimana situasi semakin panas dan pengarang

menggambarkan keadaan atau nasib yang akan diemban dari para

pelaku.

e. Clmax, yaitu merupakan puncak dari permasalahan para pelaku. Pada

tahapan ini. tokoh sudah mendapatkan keadaan nasibnya.

f. Faling Action, yaitu dimana konflik para tokoh sudah menurun dn

menuju pada penyelesaian masalah.

Sedangkan alur menurut Baharuddin, dkk (2006: 14) yaitu

1. Alur maju atau progresif yaitu pengungkapan cerita berdasarkan waktu

mulai cerita yaitu di waktu yang sekarang berjalan hingga ke waktu

yang akan datang.

17

Universitas Sumatera Utara


2. Alur mundur atau regresif yaitu pengungkapan cerita dari sudut waktu

yang lampau atau peristiwa sebelumnya terjadi hingga ke waktu yang

sekarang, atau masa lampau ke masa kini.

3. Alur campuran yaitu pengungkapan cerita berdasarkan waktu yang

saat ini kemudian mengingat kembali cerita yang sudah pernah terjadi

kemudian kembali lagi ke waktu masa kini.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa alur dapat dibagi kedalam dua jenis

yaiu:

1. Berdasarkan tahapan yaitu alur menurut teori Montage dan Hensaw

2. Berdasarkan waktu yaitu alur menurut Baharuddin

Alur berdasarkan tahapan pada novel “Girls In The Dark” karya Akiyoshi

Rikako adalah exposition, inciting force, rissing action, crisis, climax, dan falling

action. Dan alur berdasarkan waktu adalah alur campuran.

2.2.4 Penokohan
Tokoh berhubungan dengan seseorang dan memiliki gambaran yang jelas

tentang tokoh tersebut. Menurut Nurgiyantoro (1995 : 173-174), tokoh dapat

dibagi sebagai berikut:

1. Berdasarkan Segi Peranan atau Tingkat Pentingnya.

a. Tokoh Utama, yaitu tokoh yang kisahnya dominan dan penceritaannya

lebih diutamakan dibandingkan dengan tokoh yang lain. Dalam sebuah

cerita tokoh utama dapat menentukan perkembangan jalan cerita secara

keseluruhan.

18

Universitas Sumatera Utara


b. Tokoh Tambahan, yaitu tokoh yang pemunculannya lebih minor dan

tokoh tambahan hadir hanya jika ada hubungannya dengan tokoh utama

secara langsung ataupun tidak langsung.

2. Berdasarkan Segi Fungsi Penampilan Tokoh

a. Tokoh Protagonis,yaitu tokoh utama yang memiliki dan menunjukan

moral yang baik dalam cerita, sehingga menjadi karakter yang disukai

oleh pembaca.

b. Tokoh Antagonis, yaitu tokoh yang biasanya kurang disukai oleh

pembaca karena, memiliki tempramental yang buruk dan kurang

diterima dalam masyarakat sehingga dapat menyebabkan terjadinya

konflik dalam peristiwa.

Sedangkan menurut Aminuddin, Ditinjau dari peranan dan keterlibatan

dalam cerita, tokoh dapat dibagi atas (a) tokoh primer (tokoh utama) adalah tokoh

yang selalu hadir dalam setiap peristiwa, (b) tokoh sekunder (tokoh bawahan)

adalah tokoh yang mendukung tokoh utama, (c) tokoh komplementer (tokoh

tambahan) adalah tokoh figuran yang membantu tokoh utama, dan tidak begitu

aktif. Ditinjau dari perkembangan kepribadian tokoh, tokoh dapat dibagi menjadi

tokoh dinamis dan tokoh statis. jika diperhatikan dari segi masalah yang dihadapi

oleh tokoh, tokoh dapat dibagi menjadi tokoh yang mempunyai karakter

sederhana dan kompleks. Tokoh dinamis adalah tokoh yang kepribadiannya selalu

berkembang. Tokoh statis adalah tokoh yang mempunyai kepribadian tetap.

Aminuddin dalam Siswanto (2008 : 142-144) dilihat dari watak yang

dimiliki oleh tokoh, dapat dibedakan atas tokoh protagonis dan tokoh antagonis.

Tokoh protagonis adalah tokoh yang karakternya disukai pembaca. Biasanya,

19

Universitas Sumatera Utara


karakter seperti ini adalah karakter yang baik, dan positif. Tokoh antagonis adalah

tokoh yang karakter dan perilakunya dibenci oleh pembacanya. Tokoh ini

biasanya digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter buruk dan negatif.

Maka saya memaparkan tokoh dan penokohan dalam novel Akiyoshi

Rikako yang berjudul Girls I The Dark” berdasarkan tiga jenis yaitu:

A. Berdasarkan segi peranan atau tingkat pentingnya

a. Tokoh primer (utama) : Shiraishi Itsumi

b. Tokoh sekunder (bawahan) : Sumikawa Sayuri, Nitani Mirei,

Kominami Akane, Diana Detcheva, Koga Sonoko, dan Takaoka

Shiyo

c. Tokoh komplementer (tambahan) : ayah Shiraishi Itsumi, ibu

Nitani Mirei dan Hojo sensei

B. Berdasarkan segi fungsi penampilan tokoh

a. Tokoh protsgonis dalam novel ini tidak ada

b. Tokoh antagonis : Shiraishi Itsumi, Sumikawa Sayuri, Nitani Mirei,

Kominami Akane, Diana Detcheva, Koga Sonoko, dan Takaoka

Shiyo

C. Berdasarkan segi perkembangan watak tokoh

a. Statis : Sumikawa Sayuri

b. Dinamis : Shiraishi Itsumi, Nitani Mirei, Kominami Akane, Diana

Detcheva, Koga Sonoko, dan Takaoka Shiyo

20

Universitas Sumatera Utara


2.2.5 Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan kedudukan pengarang atau situasi pengarang

dalam cerita rekaan tersebut, dengan kata lain pengarang memposisikan dirinya

dalam posisi tokoh dalam cerita tersebut. Apakah pengarang terlibat langsung atau

hanyalah sebagai pengamat yang berada diluar cerita.

Dalam Nurgiyantoro (1995 : 256-266) sudut pandang dapat menjadi tiga

yaitu:

a. Sudut pandang persona ketiga: “dia”, yaitu menceritakan peristiwa

dengan menggunakan sudut pandang persona ketiga, gaya ”dia”.

Posisi pengarang, dalam situasi ini adalah ada diluar cerita. Untuk

menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita, dapat menyebutnya dengan

nama atau gantinya.

b. Sudut pandang persona pertama: ”aku”, yaitu menceritakan peristiwa

dengan menggunakan sudut pandang persona pertama, gaya ”aku”.

Kedudukan pengarang dalam situasi ini ikut terlibat dalam cerita,

cerita tersebut mengisahkan pemikirannya sendiri, kesadarannya

sendiri atau berdasarkan pengalaman.

c. Sudut pandang campuran, yaitu penggunaan sudut pandang lebih dari

satu teknik. Pengarang dapat bergnti-ganti menggunakan sudut

pandangnya. Penulis dapt menggunakan sudut pandang persona ketiga

kemudian dalam cerita berikutnya pengarang menggunakan persona

pertama.

21

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan penjelasan tersebut sudut pandang dalam novel “Girls In The Dark”

karya Akiyoshi Rikako adalah sudut pandang persona pertama.

2.2.6 Amanat
Amanat adalah pemikiran yang menjadi patokan dalam sebuah karya

sastra yang berisikan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca

atau pendengar.

Amanat yang disampaikan oleh pengarang melalui novel “Girls In The

Dark” karya Akiyoshi Rikako kepada pembaca adalah bahwa untuk menjadi baik

dimata orang lain, maka berbuat baiklah dari hati, Tidak menjadi orang yang

munafik dengan menggunakan kelemahan orang lain agar menjadi baik, seperti

kata pepatah “sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga”, dan juga

tidak menutupi kebohongan dengan kebohongan, karena pada akhirnya akan

ketahuan juga seperti pepatah mengatakan “sepintar-pintarnya bangkai ditutupi,

baunya akan tercium juga”.

2.3 Kajian Struktural dalam Karya Sastra

Junus dalam Siswanto (2008: 183) mengatakan bahwa pendekatan objektif

adalah pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan analisisnya pada karya

sastra. Sebagai bentuk perkembangan formalisme dalam analisis sastra, lahir

22

Universitas Sumatera Utara


kajian strukturalisme. Menurut Selden dalam Siswanto (2008: 185) Strukturalisme,

menganalisis sastra harus berpatokan pada karya sastra itu sendiri, tanpa

memperhatikan sastrawan sebagai pencipta atau pembaca sebagai penikmat.

2.4 Biografi Pengarang


Akiyoshi Rikako merupakan seorang penulis yang lulus dari Fakultas

Sastra Universitas Waseda. Akiyoshi mendapatkan gelar master dari universitas

Loloya Marymount dalam bidang layar lebar dan televisi, di Los Angeles.

Akiyoshi Rikako mendapatkan penghargaan melalui naskahnya yang berjudul

Yuki No Hana pada tahun 2008. Pada tahun 2009, dia memulai debutnya dengan

kumpulan cerpennya yang berjudul Yuki No Hana.

Akiyoshi Rikako memiliki beberapa novel yang telah diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia yaitu, Girl‟s In tHe Dark, The Dark Returns, dan Holy

Mother.

Saat berada di Amerika Serikat, Akiyoshi pernah bekerja dalam film

animasi anak anak. Dari kecil Akiyoshi sudah diajarkan oleh orangtuanya untuk

sering membaca novel dan cerpen. Oleh karena itu Akiyoshi sangat menyukai

novel. Akiyoshi memang tidak memiliki uang saku yang cukup, namun ia bekerja

dan berusaha sangat keras bahwa bukan hal yang tidak mungkin baginya untuk

mendapatkan peluang dari mengarang novel.

23

Universitas Sumatera Utara


BAB III

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “GIRL’S IN THE DARK” KATYA


AKIYOSHI RIKAKO

1.1 Sinopsis Novel Girl’s In The Dark

Di salon sebuah ruangan yang gelap semua anggota sastra berkumpul untuk

mengenang dan mencari tahu kejadian yang sebenarnya tentang kematian

Shiraishi Itsumi ketua klub sastra yang dikenal baik, cantik dan ceria. Apakah

Itsumi bunuh diri ataukah dibunuh, kenapa dia menggenggam setangkai bunga

lily ditangannya. Di sekolah tersebar gosip bahwa salah satu dari anggota klub

sastra telah membunuh Itsumi. Di klub sastra setiap sekali setahun mengadakan

acara Yami-nabe. Ruangan ditutup dan senua lampu dipadamkan sehingga tidak

ada yang terlihat satupun. Pada acara ini, semua anggota membawa bahan-bahan

yang aneh dan memasukkannya ke kulkas tanpa memberitahukan kepada siapapun

apa bahan yang dibawa. Mereka percaya bahwa panca indra akan lebih berfungsi

pada kegelapan. Dalam acara Yami-nabe semua anggota klub sastra membacakan

naskah dalam kegelapan, biasanya tema nya tidak ditentukan. Tapi kali ini

berhubung ada kejadian yang membuat kaget seluruh sekolah dan terutama bagi

anggota klub sastra, maka temanya ditentukan yaitu, tentang siapa yang

menyebabkan kematian Itsumi. Semua anggota diminta untuk membacakan

pandangannya masin-masing tentang kejadian ini.

Yang pertama dimulai dari Nitani mirei, dia mengatakan bahwa Itsumi

adalah tempat berada bagi Mirei karena, Mirei merupakan seorang yang merasa

tidak pantas berada di SMA yang mewah ini, dia hanya seorang yang

24

Universitas Sumatera Utara


mendapatkan beasiswa. Tetapi Itsumi menagajaknya untuk bergabung di klub

sastra, merupakan sebuah penghargaan baginya. Dia mengenal Itsumi adalah

seorang yang ceria, tetapi suatu hari ada yang aneh terjadi pada Itsumi dan

kelihatan dia juga kurang sehat. Mirei menanyakan apa yang terjadi pada Itsumi,

lalu Itsumi mengatakan sesuatu yang tidak diduga yaitu, ada seorang anggota klub

sastra yang sering datang menunjungi ayahnya. Dia pernah meninggalkan sapu

tangan yang memiliki aroma bunga lily, dan aroma itu hanya dimiliki oleh Koga

Sonoko. Saat Sonoko datang lagi kekantor ayah Itsumi mereka dipergok oleh

Itsumi, sehingga membuat ayahnya marah. Menurut Mirei, Koga Sonoko lah yang

menyebabkan kematian Itsumi.

Selanjutnya naskah yang dibacakan oleh Akane. Awalnya Akane tidak

begitu menyukai Itsumi. Hingga suatu hari restoran ayah Akane mengalami

kebakaran. Akane yang sangat menyukai memasak itu, Kini tidak dapat lagi

melakukan hobby nya itu. Suatu hari Itsumi mengundang Akane untuk bergabung

dengan klub sastra. Awalnya dia tidak ada niat untuk bergabung, tapi, dia

mendengar bahwa klub sastra memiliki dapur yang mewah bergaya Prancis. Lalu

dia bergabung dan mulai menyukai Itsumi. Dia menyadari ada yang aneh dari

perilaku Itsumi dan menanyakan keadaannya. Lalu Itsumi bercerita bahwa ada

seseorang yang menguntitnya, sampai-sampai penguntit itu masuk kerumahnya,

dan mencuri barang-barang dirumahnya. Dia juga mencuri barang yang paling

berharga milik Itsumi yaitu jepitan rambut pemberian neneknya. Akane pernah

melihat jepitan rambut itu dipakai oleh Nitani Mirei. Sehingga membuatnya

percaya bahwa Nitani Mirei lah yang menyebabkan kematian Itsumi.

25

Universitas Sumatera Utara


Demikian lah para anggota klub sastra saling menuduh. Diana Detcheva

seorang murid Internasional menuduh Takaoka Shiyo, Koga Sonoko menuduh

Diana, dan Takaoka Shiyo menuduh Akane.

Lalu kebenarannya dibacakan oleh Sumikawa Sayuri sebagai pengganti

ketua klub sastra, dan juga merupakan sahabat Shiraishi Itsumi. Naskah yang

dibacakan oleh Sayuri merupakan naskah yang dituliskan oleh Itsumi sebagai

wasiatnya. Itsumi menuliskan kebohongan yang telah dibuat oleh anggota klub

sastra. Semua anggota klub sastra dikumpulkan bukan karena kebaikan Itsumi,

tetapi mereka dikumpulkan untuk menjadi budak Itsumi yang selalu

mengagungkan Itsumi. Dan mereka yang terpilih adalah orang-orang yang

memiliki rahasia busuk yang diketahui oleh Itsumi. Dengan Itsumi menggenggam

rahasia mereka mereka akan menuruti apapun yang dikatakan oleh Itsumi. Suatu

hari rahasia Itsumi juga diketahui oleh ayahnya dan membuat ayahnya marah

besar. Ayahnya memiliki beberapa foto Itsumi sedang bersama Hojo-sensei, guru

sastra di SMA Santa Maria, dan ayahnya juga tahu bahwa Itsumi hamil. Itsumi

tahu bahwa yang membocorkan rahasia nya adalah anggota klub sastra yang

bersekongkol.

Untuk membalas dendam, Itsumi dan Sayuri merencanakan sebuah bunuh

diri di depan semua anggota klub sastra dengan bunga lily di genggamannya. Pada

saat kematiannya ketua klub sastra digantikan oleh Sayuri. Naskah yang akan

dibacakan oleh anggota klub sastra juga sesuai dengan rencana Itsumi dan Sayuri,

yaitu saling menuduh agar tidak ada satupun dari mereka yang tertuduh sebagai

pelakunya.

26

Universitas Sumatera Utara


1.2 Analisis Struktural Novel Girl’S In The Dark

1.2.1 Tema

- Cuplikan 1 halaman 226 - 227

Apakah kehidupan akan bermakna tanpa kita sendiri yang menjadi

tokoh utamanya?, pasti akan sangat membossankan kalau kisah itu

dibuat untuk kita, meskipun jalan ceritanya bagus dan konflik yang

mendalam. Yang bisa menjadikan seorang tokoh utama menjadi seorang

tokoh utama adalah seorang peran pembantu. Bukan peran pembantu

yang sembarangan, tapi peran pembantu yang tau posisinya dimana.

Baik buruknya suatu kisah dilihat dari peran pembantunya. Tapi

masalahnya peran pembantu juga menginginkan posisi tokoh utama.

Tokoh utama harus bisa berdiri lebih tinggi dari peran pembantu.

Bagaimana caranya?

Caranya kita harus menggenggam rahasia mereka. Kalau kesialan

seseorang itu adalah madu yang manis, maka rahasia seseorang itu

ialah rempah-rempah berkualitas tinggi.

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan nafsu wanita yang tidak terbendung, bahwa di

dalam kehidupan seseorang kalau, ia hanya menjadi pemeran pembantu dan bukan

fokus seseorang maka hidup tidak bermakna. Jadi untuk mendapatkan posisi

tokoh utama seseorang akan melakukan segala cara, salah satunya yaitu

menggenggam rahasia mereka. Sama halnya dengan Itsumi, walaupun dia sudah

27

Universitas Sumatera Utara


terlihat cantik, pintar dan merupakan seorang anak pengelola sekolah, yang akan

sangat dikagumi oleh semua siswi disekolah, tapi dia tidak merasa puas jika tidak

ada yang akan membantunya lebih bersinar lagi. Dia juga tidak menginginkan ada

orang yang akan merebut posisinya sebagai orang yang didambakan, maka dia

mencoba mencari pemeran pembantu untuknya yaitu orang-orang yang cukup

terkenal juga disekolah.

- Cuplikan 2 halaman 237

Kalau kau ingin menggerakan orang sesuai dengan kehendakmu,

genggamlah rahasianya....

Inilah yang aku pelajari dari taktik ayah sejak aku kecil. Ayah

menggunakan taktik ini baik dalam hubungannya dengan orang, dan

juga bisnis. Pegang rahasia lawan dan jangan biarkan dia punya jalan

keluar. Dengan taktik inilah ayah terus memperbesar perusahaannya.

Analisis

Dalam cuplikan tersebut menjelaskan bahwa Itsumi sudah diajarkan sejak

kecil untuk menjadi pusat pusat perhatian orang. Dengan menggerakkan

seseorang sesuai keinginan membuat hidupnya seperti tokoh utama yang

mengatur peran pembantu. Memegang rahasia seseorang dapat membuat

seseorang tersebut mengikuti perintah Itsumi, dengan cara itulah Itsumi terus

bersinar. Wanita dapat melakukan apa saja demi memenuhi nafsu nya.

- Cuplikan halaman 275-276

Benar. Mulai detik itu, salon ini berubah menjadi panggung pembalasan

dendam dan panggung pergantian tokoh utama.

28

Universitas Sumatera Utara


Pergantian tokoh utama adalah saat yang penting. Hal yang patut untuk

ditonton. Agar tokoh utama yang baru bisa bersinar, tokoh utama yang

lama harus gugur dengan menawan. Lalu, penonton juga dibutuhkan

dalam sebuah panggung cerita. Saat itu saya mulai berpikir, dan

memutuskan untuk menggunakan semua alat yang digunakan Itsumi

untuk balas dendam.

Kemudian ingatlah bahwa mulai hari ini, kisah Sumikawa Sayuri sudah

dimulai. Saya ingin kalian memberikan warna pada kisah saya ini.

hanya saja, mohon jaga perbuatan kata-kata kalian. Karena yang

menggenggam rahasia kalian sekarang adalah saya. Kemudian yang

kalian baru saja santap adalah hadiah yang saya bagikan, sebuah bukti

dosa kalian yang baru dan tidak akan bisa kalian bantah.

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan bahwa tokoh utama yang hilang harus

digantikan agar cerita tetap berlanjut. Sayuri yang merasa dirinya lah yang pantas

menjadi tokoh utama dalam kisah tersebut. Dan untuk menjadi tokoh utama,

Sayuri juga memegang rahasia para pemeran tokoh pembantu.

Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa tema dalam novel ini

adalah keserakahan sseorang wanita dalam memenuhi nfasu atau keinginannya,

bahkan dapat mengorbankan temannya yang berharga, karena dalam novel Itsumi

menggunakan segala cara untuk menjadi tokoh utama, dan sayuri merasa bahwa

dialah yang pantas untuk menjadi tokoh utama. Untuk mendapatkan perhatian dari

siswi lainnya dan keinginannya untuk menjadi pemeran utama sangatlah tidak

29

Universitas Sumatera Utara


biasa. Menggunakan segala cara agar keinginannya tercapai. Demi melanjutkan

kisah itu, Sayuri menggantikan sahabatnya untuk menjadi pemeran utama.

1.2.2 Latar

a. Latar Tempat

- Cuplikan 1 halaman 7

Salon sastra yang berada dibangunan terpisah dari kompleks sekolah

ini adalah milik kita. Hanya milik kita.

*salon= sebuah ruangan tempat orang berkumpul, biasanya untuk

membicarakan hal-hal seperti sastra atau kegiatan akademik lainnya

(bahasa prancis)

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan bahwa latar tempat dimana peristiwa tersebut

terjadi adalah di salon yaitu ruangan untuk melakukan kegiatan klub sastra.

Walaupun bangunan tersebut terpisah dari bangunan sekolah tetapi karena klub

sastra itu adalah siswi-siswi SMA Santa Maria, tempat tersebut juga termasuk

bagian dari sekolah.

- Cuplikan 2 halaman 270

Jangan berteriak-teriak seperti itu. Lagipula tidak akan ada yang bisa

mendengar. Memalukan bukan seorang putri berteriak? Kita tidak boleh

lupa bahwa kita adalah siswi SMA Putri Santa Maria yang terhormat.

Bukankah demikian?

30

Universitas Sumatera Utara


Sudahlah. Minumlah coktail kalian dan tenanglah sebentar. Kemudian,

dengarkan cerita saya baik-baik.

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan bahwa mereka adalah siswi SMA Putri Santa

Maria, dan salon tempat klub sastra merupakan bagian dari bangunan sekolah.

Maka tempat kejadian pada novel Girls In Dark adalah tepatnya di SMA Putri

Santa Maria.

b. Latar Waktu

- Cuplikan halaman 6

Saudari sekalian, terimakasih sudah bersedia datang malam ini

meskipun badai sedang menerjang. Pertemuan ini adalah pertemuan

rutin klub sastra semester pertama yang terakhir.

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan bahwa waktu terjadinya peristiwa adalah di akhir

semester pertama, yaitu tepat pada malam hari.

c. Latar Sosial

- Cuplikan 1 halaman 7

Sekarang kita mengelilingi meja marmer oval. Diatas, biasanya ada

chandelier yang terbuat dari kristal hitam baccarat yang selalu

berkilauan dengan cantiknya.

Salon sastra yang berada di bangunan terpisah dari kompleks sekolah

ini adalah milik kita. Hanya milik kita. Ada karpet dan wallpaper yang

31

Universitas Sumatera Utara


berwarna lavender, dan ada tirai gantung dari beledu hitam yang

menghiasi jendela ala prancis. Ada juga kabinet antik dengan kaki

lengkung, dan sofa yang kainnya dipintal menjadi sebuah biara dengan

gaya ghotic yang kemudian dipadukan dengan kompleks sekolah kita

dan dirombak agar tidak terlihat aneh.

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan latar sosial pada novel Girls In The Dark, dari

segi dekorasi ruangan yang digunakan adalah bergaya Prancis, seperti baccarat.

Baccarat adalah merek produsen kristal mewah di Prancis, dan hal-hal lain seperti

yang dijelaskan pada cuplikan.

- Cuplikan 2 halaman 9

Biasanya diatas meja ynag digososk sampai mengkilap ini diletakkan

seperangkat alat teh dari wedgwood, scone yang baru matang, dan selai

yang mengeluarkan aroma manis. Tapi malam ini, barang-barang

tersebut semuanya disimpan. Apa kalian bisa melihat, diatas meja

marmer ini ada barang yang tidak sesuai dengan salon kita ini?

Benar, panci.

Panci berwarna kuning kemerahan yang digosok sampa mengkilap

produksi Mauviel, Prancis.

Izinkan saya menjelaskan tentang pertemuan rutin kali ini sekali lagi

karena ada murid-murid kelas satu dan juga murid internasional.

Pertemuan kali ini bertema yami-nabe. Iya. Semua peserta akan

32

Universitas Sumatera Utara


memasukkan bahan-bahan aneh yang mereka bawa kedalam panci dan

semua orang harus memakannya dalam kegelapan.

Analisis

Pada cuplikan diatas juga menjelaskan bahwa latar sosial pada novel tersebut

dilihat dari gaya hidup para tokoh adalah bergaya Prancis.

- Cuplikan 3 halaman 7

Akan tetapi, tempat ini tidak hanya cantik dan berkelas. Ada buku-buku

yang terpilih di rak buku yang memenuhi dinding. Karena sekolah ini

sekolah Katolik, di perpustakaan terdapat banyak buku agamawi dan

buku-buku yang terlalu serius. Karena itu, disini sengaja dikumpulkan

berbagai jenis buku dan dokumen yang jarang ditemui diperpustakaan.

Seperti perpustakaan pribadi yang keil, ya? Buku-buku ini adalah harta

berharga milik klub sastra kita.

Analisis

Pada cuplikan diatas menjelaskan bahwa latar sosial yang terdapat pada

novel adalah berupa keyakinan atau keagamaan. Pada cuplikan tersebut

menjelaskan bahwa para tokoh bersekolah di sebuah sekolah katolik, dan buku-

buku yang dimiliki oleh klub sastra adalah buku-buku agamawi.

33

Universitas Sumatera Utara


1.2.3 Alur

Alur berdasarkan tahapan yaitu alur menurut teori Montage dan Hensaw:

a. Exposition

- Cuplikan halaman 6

Saudari sekalian, terimakasih sudah bersedia datang malam ini

meskipoun badai sedang menerjang.

Pertemuan ini adalah pertemuan rutin klub sastra semester pertama

yang terakhir. Izinkan saya, Sumikawa Sayuri selaku ketua klub sastra

memberikan salam pembuka. Silakan mendengarkan dengan santai

sambil menikmati welcome drink yang sudah diberikan tadi. Klub ini

kecil dengan anggota tidak lebih dari sepuluh orang. Kelihatannya

semua orang sudah berkumpul ya. Saya tidak bisa melihat wajah kalian

dengan penerangan yang kurang, tapi saya tahu kursi yang disediakan

sudah terisi penuh.

Analisis

Cuplikan diatas adalah tahapan peristiwa exposition yakni tahap awal, yang berisi

penjelasan tentang perkenalan tokoh pada cerita, dan situasi pada cerita. Tokoh

pemeran yang diperkenalkan pada tahapan ini adalah Sayuri sebagai ketua klub

sastra yang baru dan anggota klub sastra yang kurang dari sepuluh orang. Situasi

saat terjadinya peristiwa tersebut yaitu dengan ruangan yang kurang

penerangannya, sehingga tidak terlihat jelas, wajah-wajah yang hadir dalam

peristiwa tersebut.

34

Universitas Sumatera Utara


b. Inciting Force

- Cuplikan 1 halaman 15

Biasanya temanya bebas. Tapi kali ini, temanya sudah ditentukan

dengan seizin kalian karena ada kejadian itu. Ayah sadar, pasti sulit

untuk menulis dengan tema yang ditentukan. Apalagi kali ini batas

waktunya juga sangat mepet. Tapi saya ingin klian bisa berpikir secara

positif. Anggaplah ini sebuah latihan yang penting.

Iya tema kali ini adalah kematian ketua klub sebelumnya Shiraishi

Itsumi.

- Cuplikan 2 halaman 18

Kenapa Itsumi tiada?

Sampai sekarang pun saya tidak tahu.

Baru semiggu sejak kematiannya. Saya masih belum mempercayainya.

Kalian pun merasakannya kan tidak bisa disalahkan. Itsumi yang ceria

itu akhirnya menjadi seperti itu...

...maafkan saya karena menangis.

Apa?

Tentu saja saya tahu. saya tahu ada gosip yang tersebar yang

mengatakan bahwa salah seorang dari kita membunuh Itsumi. Kau

bertanya apa saya mempercayainya...? hmmm... bagaimana ya...

Saya tidak bisa mengatakannya karena masih ada yang tahu apakah

kematian Itsumi adalah bunuh diri, atau dibunuh orang lain.

- Cuplikan 3 halaman 20

35

Universitas Sumatera Utara


Tapi... bagaimanapun juga, apapun caranya saya ingin tah. Saya ingin

tahu kejadian yang sebenarnya.

Karena itu saya meminta kalian menceritakan kejadian ini dari sudut

pandang kalian masing-masing. Sebuah naskah dengan tema kematian

Itsumi. Naskah yang kita persembahakan untuk Itsumi.

Kenapa Itsumi harus mati? Kemudian...apakah benar ada diantara kita

yang membunuhnya?

Analisis

Cuplikan diatas adalah tahapan peristiwa inciting force, yang menjelaskan dimana

tahapan ketika timbul kekuatan, kehendak, maupun prilaku yang bertentangan dari

pelaku. Pada cuplikan halamam 18, menjelaskan bahwa ada gosip yang

mengatakan bahwa salah satu dari klub sastralah yang membunuh Itsumi,

sedangkan klub sastra sendiri tidak diizinkan untuk melihat pemakaman Itsumi.

Dilanjutkan penjelaan pada cuplikan halaman 20, bahwa anggota klub sastra ingin

tahu kejadian yang sebenarnya. Sayuri sebagai klub sastra menyuruh anggota klub

sastra untuk menceritakan pandangan masing-masing siapa yang membunuh

Shiraishi Itsumi.

Dalam penjelasan dari cuplikan ini, yang merupakan hal bertentangan dengan

perilaku antar tokoh adalah, apakah mereka akan menuduh teman sesama anggota

klub sastra untuk mencari kebenarannya dan mungkin dia juga tertuduh sebagai

pembunuh ketua klub sastra yang sangat mereka hormati.

36

Universitas Sumatera Utara


c. Rissing Action

- Cuplikan 1 halaman 55

“akhir-akhir ini kondisi ayah aneh. Kemudian saat aku menyelidiki

ruangan kerja, ada sapu tangan khusus sekolah ini. tentu saja bukan

milikku.”

“wah...”

“di sapu tangan itu tercium bau bunga lily. Le muguet, guerlain... di

dunia ini hanya ada satu orang yang mengnakan parfum ini kan?,”

“oh tidak. Jadi...”

“kejam, ya. Teman sekelas jurusan IPA. Aku pikir dia saingan yang baik.

Tapi... sejak kapan dia dan ayah...”

- Cuplikan halaman 58

Suatu hari setelah salon usai, Itsumi memanggilku ke salon. Di salon

hanya ada Itsumi yang berselonjor di dekat perapian. Saat melihatku,

wajahnya berubah menjadi tenang, seperti anak tersesat yang akhirnya

menemukian ibunya.

“terimakasih sudah datang. Silakan duduk. Akan aku siapkan teh.

Commpmile tidakapa-apa kan? Bisa membuat tenang.”

“iya”

Beberapa saat Itsumi menghilang ke dapur dan saat muncul lagi dia

membawa satu set peralatan teh ginori di atas nampan. Di atas piring

kecil ada pie apel dan eskrim vanila.

“kemarin ya... Sonoko datang lagi ke rumah.”

37

Universitas Sumatera Utara


Benar rupanya Itsumi ingin membicarakan masalah ini. kemarin Koga

tidak mengikuti pertemuan membaca. Aku sudah curiga.

“ibu kemarin pergi sukarelawan, adikku ikut klub, jadi tidak ada orang

dirumah. Buru-buru aku pulang kerumah setelah pertemuan membaca

dan aku bertemu Sonoko di pintu depan,” ujar Itsumi dengan rasa sakit.

“kau bertanya pada ayahandamu?”

“aku sudah ingin mendesaknya tapi, tapi tidak jadi. Akan aku tanya

setelah mengumpulkan bukti. Aku pernah terpergok di ruang kerja dan

dia marah, mengatakan aku tidak tahu malu.”

- Cuplikan 2 halaman 61

Seminggu berlalu sejak kematian Itsumi. Siapa yang membunuh

Itsumi...? siapapun ingin menggali kebenarannya.

Tapi aku tahu. yang mendorong Itsumi dari teras sampai jatuh tak lain

dan tak bukan adalah Koga Sonoko

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan bahwa pelaku pelaku dalam cerita mulai memiliki

konflik. Cuplikan tersebut merupakan naskah yang dibacakan oleh Mirei, yang

berisikan pendapatnya tentang siapa yang membunuh Itsumi. Seperti dalam

cuplikan halaman 55, dijelaskan bahwa sebelum Itsumi meninggal, dia pernah

bercerita tentang masalah keluarganya kepada Mirei.Itsumi mengatakan bahwa

temannya yaitu Koga Sonoko, memiliki hubungan dengan ayah Itsumi. Pada

cuplikan halaman 58, Itsumi juga bercerita kalau Sonoko datang lagi kerumahnya

saat tidak ada ibu dan adiknya. Saat Itsumi menanyakan hal itu kepada ayahnya,

justru ayahnya marah kepada Itsumi. Hal itulah yang membuat ada konflik antara

38

Universitas Sumatera Utara


Itsumi dengan Sonoko dan Mirei. Pada cuplikan halaman 61, Mirei menyatakan

bahwa Koga Sonoko lah yang menyebabkan kematian Itsumi.

- Cuplikan 3 halaman 87

suatu hari Itsumi muncul didapur dengan raut wajah gelap. Saat itu aku

sedang mencampurkan gula bubuk dengan almond yang sudah di

haluskan.

“senpai, ada apa?”

“hmmm... sebenarnya.” Itsumi menghela nafas panjang “aku diuntit.‟

“eh?” aku membayangkan wajah adik-adik yang sering menunggu

Itsumi dilorong maupun di jalanan saat pulang sekolah. Diantaranya

memang ada orang yang dengan gencarnya memberikan surat atau

hadiah, bahkan ada yang meminta alamat e-mail. Meskipun Itsumi

mengatasinya dengan senyum manis, mungkin sebenarnya dalam hati

dia merasa capek.

“senpai kan memang mencolok, jadi tidak heran. Apalgi sudah menjadi

idola.‟

“bukan begitu dia sampai masuk kedalam rumah!”

“eh,? Sampai kerumah?‟

“iya. Dia bilang dia ingin jadi guru privat adikku dan memakasa...”

“tidak bisa ditolak?”

“aku sudah menolaknya berkali-kali. Tapi dia bilang tidak dibayar pun

tidak apa-apa. Tidak mungkin kan aku melakukan hal seperti itu/ jadi

aku membayarnya bulanan... tapi meskipun begitu.... ya,kan?”

“itu tidak bisa dibenarkan. Sudah coba bicara dengan kepala sekolah?”

39

Universitas Sumatera Utara


“ah... dia bisa dibilang pintar, juga bisa dibilang licik... disekolah ini

tidak bisa kerja paruh waktu kan? Tapi dia konsultasi dengan kepala

sekolah, katanya dia tidak bisa melanjutkan hidup kalau tidak kerja

sambilan. Kepala sekolah malah mengajukan usul agar dia menjadi

guru privat adikku. Dengan demikian dia akan mengizinkan kerja paruh

waktunya. Karena itu, dia sudah menelan kepala sekolah bulat-bulat”

- Cuplikan 4 halaman 90

“tapi bukan hanya itu saja.”

“tidak hanya menguntit? Dengan masuk kerumah saja itu menurut saya

sudah keterlaluan.”

“sebenarnya... banyak barang dirumah yang hilang.”

“eeeh?”

“awalnya barang-barang kecil seperti sapu tangan, dan tas kecil untuk

peralatan makeup. Taoi lama kelamaan semakin meningkat seperti jam

duduk limoges, dan gelas. Selain itu uang di dompet pun dicuri.”

- Cuplikan 5 halaman 94

“sebenarnya... kemarin barangku yang berharga lagi-lagi dicuri.”

Aduh. Apa?”

“ Jepit rambut. Jept rambut yang ada hiasan bunga lily nya.”

“apa bukan ibunda atau pembantu yang membereskannya”

“tentu saja aku sudah bertanya pada mereka, tapi katanya tidak ada

yang menyentuhnya. Padahal aku sudah menyimpannya baik-baik di

meja rias.”

“kejamnya...”

40

Universitas Sumatera Utara


“aku masih bisa memaafkannya kalau barang lain yang dia curi. Tapi

jepit rambut lily itu tidak bisa. Itu pesanan khusus, hadiah dari nenekku

yang sudah meninggal.”

Analisis

Cuplikan diatas adalh naskah yang dibacakan oleh Kominami Akane. Cuplikan

diatas menjelaskan bahwa Itsumi memberitahukan kepada Akane, bahwa ada

yang menuntitnya, dan dia merupakan salah satu anggota klub sastra. Dalam

naskah yang dibacakan oleh Akane tidak diberitahukan saiapa sebenarnya yang

menyebabkan kematian Itsumi tapi secara tidak langsung Akane memberitahukan

bahwa orang yang sedang memakai jepit rambut lily itulah orang yang

menyebabkan kematian Itsumi. Pada acara Yami-nabe, seseorang yang memakai

jepit rambut lily itu adalah Nitani Mirei. Dalam pembacaan naskah Kominami

Akane, Akane dan Mirei mulai memiliki konflik.

- Cuplikan 1 halaman 132

Suatu hari, saat ada pertemuan klub, Itsumi berkata, “oh iya,

bagaimana kalau kita terjemahkan kimi-kage sou karya Takaoka-san

kedalam bahasa Bulgaria? Bukan, jangan hanya Bulgaria. Bahasa

Inggris, dan bahasa Prancis juga. Kemudian kita kirim ke penerbit luar

negeri, mengekspornya. Tidakkah kalian pikir betapa cantiknya ada

seorang anggota klub ini yang terbang sampai keluar negeri?”

Anggota-anggota yang lain menyetujui ini,,, kecuali satu. Satu orang itu

diluar dugaan, adalah sang penulis, Takaoka Shiyo.

“ wah, Takaoka-san, kenapa memasang wajah seperti itu?”

41

Universitas Sumatera Utara


“senpai, saya berteriakasih kalau senpai menyukai karya saya, tetapi

usul tadi adalah penghinaan terhadap sebuah karya. Saya bangga

bahwa saya adalah orang Jepang. Kalau diterjemahkan, saat itu juga

karya saya bisa dianggp mati.”

“tidak sampai begitu, kan? Kalau aku dan Sayuri selesai membuat

terjemahan bahasa Inggris, kau bisa mengeceknya. Lagipula kau pintar

berbahasa Prancis, kan? Kau bisa menjaga arti setiap kata dan kau

bisa menerjemahkannya sendiri, kan?”

“sudah aku bilang, tidak mungkin bisa menjaga arti setiap kata! Itsumi

senpai tidak mengerti perasaan seorang profesional1” protes protes

Takaoka-san dengan setengah berteriak.

- Cuplikan 2 halaman 140

Aku tidak akan memaafkanmu. Kubunuh kau.

Kata-kata yang saya dengar di perayaan paskah itu seperti menusuk-

nusuk telinga.

Kebencian Takaoka-san pada Itsumi sangat hebat.

Itsumi sudah memberitahukan kepada kita siapa penjahat yang

sebenarnya. Itsumi mengatakan kepada saya bahwa kimi-kage sou

adalah nama lain dari bunga lily.

Analisis

cuplikan diatas adalah nsakah yang dibacakan oleh Diana Detcheva, murid

internasional. Sejak awal Diana bertemu dengan Shiyo di bulgaria, Diana melihat

bahwa Takaoka tidak menyukai Itsumi, Takaoka melihat Itsumi seperti dia ingin

membunuhnya. Setelah masuk kesekolah yang sama dengan Itsumi dan Takaoka,

42

Universitas Sumatera Utara


Diana pertama kali melihat bahwa Takaoka membentak Itsumi. Saat kematian

Itsumi, Itsumi menggenggam setangkai bunga lily di tangannya. Oleh sebab itu,

Diana berpikir bahwa bunga lily itu merupakan pesan yang disampaikan oleh

Itsumi. Bunga lily tersebut merupakan nama lain dari kimi-kage sou, yang tidak

lain adalah judul novel karya Takaoka Shiyo.

- Cuplikan 3 halaman 174-175

Siapa? Dijam seperti ini?

Ditengah keingintahuanku, aku mendekati bayangan itu. Bayangan itu

dengan perlahan dan dengan tak nyaman... ini benar... menyeret

kakinya. Tidak aneh memang bagi Diana yang tinggal di biara yang

menjadi bagian kmpleks sekolah untuk berkeliaran di kompleks pada

jam seperti ini. saat itu aku sudah ingin berbalik menuju UKS.

Saat itulah hal itu terjadi. Diana membuka kainnya dan mengeluarkan

sesuatu didalamnya. Sebuah boneka.

Kemudian aku menjadi tertarik melihat kenyataan bahwa benda penting

yang tidak mungkin ia lepaskan itu adalah boneka. Jadi aku berpindah

ke tempat yang bisa melihat lebih jelas lagi.

Diana menekan boneka itu pada batang pohon. Kemudian gadis itu

mengeluarkan sebilah pisau, menghunjamkannya pada dada sang

boneka!

Aku yang terkejut ingin melihat lebih lagi dan berjinjit... kemudain aku

terkesiap.

Wajah boneka itu sama dengan Itsumi.

- Cuplikan 4 halaman 176

43

Universitas Sumatera Utara


“tumben kau telat. Kenapa?” tanyaku

“ah, nyeri,” jawab Itsum. “dari tadi pagi dadaku terasa nyeri.”

“eh?” sejenak aku meragukan pendengaranku.

“aku memeriksakan diri di rumah sakit ayah, tapi katanya tidak ada

masalah.”

Diotakku muncul gambar pisau yang ditancapkan pada dada sesosok

boneka. Aku menoleh ke arah kursi Diana, dia mengelus boneka dari

atas kain dan tersenyum penuh teka-teki.

Diana membisikkan sesuatu. Kalimatnya berakhir dengan tajam.

Analisis

Cuplikan diatas adalah naskah yang dibacakan oleh Koga Sonoko, yang

mengatakan bahwa Diana yang menyebabkan kematian Itsumi dengan

menggunakan sihir. hal-hal yang tidak dapat diterima oleh ilmiah itulah kenyataan

yang dilihat oleh Sonoko, atas kematian Shiraishi Itsumi.

- Cuplikan 5 halaman 218-219

Kemudian aku memutuskan untuk mengawasi, ternyata benar disetiap

makana yang disediakan untuk Itsumi senpai selalu ada tandanya.

Akane-chan juga selalu menyerahkannya secara langsung. Terus,

setelah memakannya beberapa sendok, Itsumi selalu mengatakan dia

nggak enak badan.

Aku tahu gejala seperti ini... benar. Orang yang ketagihan jadi seperti

ini. aku pernah diminta menulis esai dari sudut pandang pelajar SMA

dalam rangka mempromosikan kampanye anti obat-obatan terlarang.

44

Universitas Sumatera Utara


Slogannya: “tidak boleh! STOP! obat-obatan terlarang!” aku juga

pernah mengunjungi sebuah pusat rehabilitasi. Jadi, aku tahu gejalanya.

Iris mata terbuka lebar, tidak menyesuaikan suhu tubuh, selalu merasa

haus, makannya banyak... persis banget, kan, dengan keadaan Itsumi-

senpai?

Aku gugup sambil berpikir bahwa ini gak baik. Kalau sampai ini terus

belanjut, Itsumi-senpai bisa sakit dan malah mati. Tapi, kalau aku

menhentikannya teran-terangan, Akane-chan bisa-bisa gak punya muka.

Tapi aku juga nggak bisa diam saja.

Analisis

Cuplikan diatas adalah naskah terakhir yang dibacakan oleh Takaoka

Shiyo, yang menjelaskan bahwa Itsumi mati karena keracunan makanan. Akane

adalah anggota klub sastra yang diundang langsung oleh Itsumi pertama kali.

Akane diundang karena Akane mampu membuat kudapan ala barat yang enak.

Kebetulan Salon klub sastra memiliki dapur yang mewah sesuai dengan dapur

impian Akane. Sebelum masuk sebagai anggota klub, restoran keluarga Akane

mengalami kebakaran, sehingga membuat Akane tidak dapat memasak lagi, dan

hanya salon tempatnya melakukan dan bisa menunjukkan kemampuannya dalam

memasak kudapan. Tapi semenjak Itsumi berencana untuk menutup klub saat

Itsumi lulus, Akane merasa tidak senang. Hal itulah yang dipikirkan oleh Takaoka

sebagai alasan Akane untuk membunuh Itsumi.

45

Universitas Sumatera Utara


d. Crisis

- Kesimpulan dari halaman 230-242

Itsumi menyukai seorang guru yaitu Hojo-sensei. Hojo-sensei

adalah seorang guru sastra, sebelumnya hojo-sensei menjadi

pembimbing di klub sastra, yang sekarang sudah tidak ada lagi. Untuk

bisa dekat dengan Hojo-sensei, Itsumi membuka kembali klub sastra.

Sebuah klub bisa dibuka dengan minimal dua anggota. Itsumi meminta

Sayuri menyerahkan surat kalau dia ikut sebagai anggota klub sastra.

Maka klub sastra dibuka. Itsumi dan Hojo-sensei sering menuliskan esai,

cerpen dan lain-lain, Itsumi menuliskan cerita cinta yang panas dan

membacakannya di depan Hojo-sensei, Hojo-sensei pun semakin

mengetahui perasaan Itsumi. Itsumi kini bisa memiliki hubungan yang

lebih dengan Hojo-sensei. Mereka biasanya bertemu di klub sastra,

namun setelah setahun berlalu, Itsumi merasa kurang puas dengan apa

yang dia miliki di SMA itu. Itsumi ingin menjadi tokoh utama di SMA

Santa Maria, Itsumi ingin dialah yang paling bercahaya di SMA itu, dan

semua perhatian siswi lain adalah kepada Itsumi. Untuk memenuhi

keinginannya itu dia ingin memiliki tokoh pembantu. Tentu saja tokoh

pembantunya bukan sembarangan, harus cantik dan merupakan pusat

perhatian orangn-orang juga.

Suatu saat Itsumi menemukan seseorang yang cantik yang

menurutnya bisa dijadikan untuk tokoh pembantu, yaitu Takaoka Shiyo,

Shiyo adalah seorang penulis yang terkenal. Itsumi berusaha untuk

mencari tahu rahasia yang dimiliki oleh Shiyo, agar Shiyo bisa menjadi

46

Universitas Sumatera Utara


pengikut yang setia. Itsumi memiliki seorang teman di Prancis, mereka

biasanya bertukar novel, saat Itsumi memberikan novel ciptaan Takaoka

Shiyo. Setelah membaca novel tersebut, teman Itsumi memberitahukan

bahwa ada satu novel yang mirip dengan novel tersebut. Setelah Itsumi

membacanya ternyata novel itu tidak hanya mirip, tapi sama persis.

Itsumi menemukan rahasia busuk Takaoka Shiyo. Itsumi pergi menemui

Shiyo dan memberikan novel yang sama dengan Karya Takaoka Shiyo.

Shiyo gemetar dan ketakutan, memohon agar Itsumi tidak

memeberitahukan kepada siapaun kalau dia plagiat, dan akan melakukan

apapun yang diinginkan Itsumi. Itsumi kemudian mengundangnya untuk

ikut menjadi anggota klub sastra.

Itsumi tertarik melihat Akane yang juga memiliki kecantikan

seperti di cerita dongeng. suatu hari Itsumi mengikuti Akane, biasanya

Akane langsung pulang kerumah, tapi kali ini tidak Akane pergi ke

restoran pada malam hari. Itsumi melihat sesuatu yang bercahaya keluar

dari tangan Aakane, pemantik api. Lalu Akane membakar restoran

keluarganya. Itsumi datang kehadapan Akane. Akane sangat terkejut dan

ketakutan. Saat itu juga Itsumi mengundang Akane untuk bergabung di

klub sastra, walaupun sebenarnya tidak suka tapi Akane harus mau.

Demikian lah akhirnya Itsumi membangun dunianya sendiri. Dan

mengundang gadis-gadis lain untuk dijadikan budaknya.

Koga Sonoko seorang siswi yang pintar dan memiliki otak yang

encer. Dia mau menjadi panitia paskah karena ingin mendapatkan

rekomendasi untuk masuk ke sekolah swasta kedokteran kelas satu.

47

Universitas Sumatera Utara


Diam-diam dia masuk keruangan kerja Ayah Itsumi dan menyadap

komputer nya. Lalu menyelinap masuk keruangan komputer sekolah

untuk mengganti nilai-nilainya.

Nitani Mirei, mengaku bahwa dia bekerja sukarela untuk dengan

menjadi lawan bicara seseorang di internet, yang ternyata dia menjadi

gadis simpanan banyak laki-laki demi uang.

Kemudian Diana Detcheva, yang rela mendorong kakaknya jatuh

dari bentang, setelah dia menyadari tanggal pemberangkatan kakaknya

pergi ke Jepang. Dia mendorong kakaknya agar bisa menggantikan

kakaknya berangkat ke Jepang.

Analisis

Cuplikan ini berada pada tahapan crisis dimana situasi pada cerita semakin

panas. Cuplikan pada halaman 230-242 merupakan naskah yang dituliskan oleh

Shiraishi Itsumi. Dalam cuplikan tersebut Itsumi menjelaskan bahwa anggota klub

sastra itu didrikan untuk tujuan nya menjadi tokoh utama disekolah SMA putri ini.

dan alasan semua anggota klub berada di klub sastra itu bukanlah seperti apa yang

mereka ceritakan sebelumnya, seperti mereka mengagumi Itsumi karena kebaikan,

karena Itsumi cantik dan suatu kebanggaan bisa berada di klub sastra. Tapi, semua

anggota klub berkumpul karena mereka memiliki rahasia busuk yang diketahui

oleh Itsumi, agar Itsumi tidak membocorkan rahasia mereka, mereka mau

melakukan apa pun yang dikatakan oleh Itsumi. Dengan kata lain Itsumi

memberikan mereka anacaman dan mau menjadi tokoh pembantu dalam kisah

kehidupan Itsumi. Dalam kehidupan Itsumi mereka hanyalah peran pembantu

yang bodoh. Dalam hal ini jelas bahwa anggota mencereitakan kisah yang

48

Universitas Sumatera Utara


berlawanan dengan yang sebenarnya mengenai pertemuan mereka dengan Itsumi.

Semua anggota berpikir bahwa karena kematian Itsumi, nasib mereka telah bebas

dari ancaman Itsumi, tetapi pada malam acara Yami-nabe, ternyata Itsumi juga

menuliskan surat kebenaran dari kisah mereka. Surat itu di bacakan oleh

Sumikawa Sayuri.

c. Climax

- Kesimpulan cuplikan halaman 258-266

Saat memiliki hubungan dengan Hojo-sensei ternyata Itsumi diam-

diam sudah hamil. Dan dia berencana untuk melahirkan anak itu, dan

menikah dengan Hojo-sensei. Untuk mendapatkan restu dari ayah Itsumi,

dia menutupi tentang kehamilannya dari ayahnya dan akan

memberitahukannya kalau keadaan kandungannya sudah tidak mungkin

untuk digugurkan.

Suatu hari hubungan Hojo-sensei dan Itsumi diketahui oleh ayah

Itsumi. Ayah Itsumi seorang yang tidak pernah memiliki jalan keluar

memecat Hojo-sensei dan mengusirnya dari kota. Ayah Itsumi juga

memilih untuk menggugurkan kandungannnya. Kemudian dia berpikir

bahwa anggota klub sastra lah yang bisa membongkar rahasianya itu.

Orang yang bisa mencuri fotonya saat di bulgaria adalah Takaoka

atau Diana atau bisa keduanya. Orang yang bisa keluar masuk keluar

rumah adalah Nitani, atau Koga, atau keduanya. Orang yang tau

kehamilannya adalah Kominami yang sadar akan perubahan selera

makan Itsumi dan Diana yang bisa sadar perubahan bentuk tubuh Itsumi.

49

Universitas Sumatera Utara


Orang yang bisa mendapatkan foto USG adalah Koga yang pernah

membantu dirumah sakit, dan Kominami yang bisa menemukan buku

agenda Itsumi.

Itsumi meninggalkan surat wasiat untuk semua anggota klub sastra,

sebagai pembalasan dendam kepada anggota klub sastra yang sudah

menghianati seorang tokoh utama. Tujuan Itsumi menuliskan surat

wasiat itu agar Itsumi tetap menjadi tokoh utama dalam kehidupan

semua anggota klub sastra. Itsumi mengatakan bahwa sebenarnya dia

belum meninggal, dan sekarang dia tinggal bersama Hojo-sensei dan

akan hidup bahagia bersama Hojo-sensei. Itsumi sengaja meminta

semua anggota klub sastra menuliskan pendapat masing-masing anggota

klub sastra mengenai kematiannya. Itsumi sudah menebak kalau anggota

klub sastra akan saling menuduh agar sulit untuk menemukan penyebab

kematiannya. Dan semua itu sesuai dengan rencana Itsumi dan Sayuri.

Itsumi dan Sayuri merencanakan kematiannya seminggu sebelum Itsumi

meloncat dari teras. Itsumi meloncat didepan semua anggota klub sastra.

Semua anggota menyaksikan bagaimana Itsumi melompat jatuh dan

berlumuran darah sambil memegang bunga lily di tangannya. Sebelum

jatuh dari teras, Sayuri menaburkan pupuk kompos diatas rumput

sebagai pengganti busa yang bisa menjaga Itsumi dari benturan keras.

Kemudian menyebarkan darah tiruan. Saat jatuh ke pupuk kompos.

Itsumi dipindahkan kerumahsakit yang dikelola oleh ayahnya. Saat

melompat tentu saja Itsumi mengalami luka-luka, dan tangannya terkilir.

Saat mendapatkan perawatan Itsumi lari dari rumah sakit, dan pergi

50

Universitas Sumatera Utara


menemui Hojo-sensei. Karena perbuatan Itsumi memalukan bagi

kelusga Shiraishi, ayah Itsumi merahasiakan kejadiannya dari para siswi.

Oleh karena itu banyak gosip yang beredar tentang kematian Itsumi.

Dalam keadaan seperti itu, Itsumi dan Sayuri memiliki kesempatan

untuk menyudutkan para anggota klub sastra. Sayuri membawa

serangkai bunga putih di meja Itsumi. Dan bunga lily yang digenggam

oleh Itsumi merupakan suatu rahasia dibalik kematian Itsumi yang

dirahasiakan oleh anggota klub sastra. Dalam surat yang ditulis oleh

Itsumi, mengatakan bahwa Itsumi sedang berada diantara mereka dan

mendengarkan naskah yang mereka tulis. Naskah itu akan menjadi

wasiat mereka, naskah yang mengenang Itsumi yang menyenangkan,

dan menyesalkan kematian Itsumi. Mereka yang mencintai Itsumi tidak

bisa menerima ketiadaan Itsumi. “selamat tinggal, peran pembantu

bodoh. Kalian tidak akan pernah keluar dari kisahku. Setelah kalian

tiadapun, kisah ini akan terus dikenang. Sebagai kisah seorang Shiraishi

Itsumi.” Kata-kata terakhir yang dituliskan oleh Itsumi. Mendengarkan

naskah yang dibacakan oleh Sayuri membuat semua anggota ketakutan

dan gemetar. Semua anggota berusaha lari dan keluar dari salon, tapi

semua pintu terkunci.

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan tahapan krisis, dimana situasi pada cerita

semakin memuncak. Dengan munculnya wasiat Itsumi yaang semua orang

berpikir bahwa dia telah mati. Ternyata kebohongan anggota klub sastra juga

sudah ada dalam perencanaan Itsumi dan Sayuri untuk tetap menjadi tokoh utama.

51

Universitas Sumatera Utara


Karena Itsumi dan Sayuri mengetahui hal busuk yang direncanakan oleh anggota

klub sastra. Itsumi sudah menyadari sejak kehamilannya diketahui oleh ayahnya.

Agar anggota klub sastra, tidak bebas dari ancaman yang diberikan oleh Itsumi

sebelumnya, Itsumi membuat rencana yang lebih mengerikan lagi. Yaitu dengan

perencanaan bunuh diri didepan semua anggota klub sastra, agar anggota klub

sastra lah yang tertuduh atas kematian Itsumi. Semua anggota klub sastra, pasti

akan merasa tenang dengan kematian Itsumi yang bisa saja membongkar rahasia

mereka. Tapi semua ketenangan itu berubah menjadi ketegangan. Karena Itsumi

masih hidup dan Sayuri juga mengetahui rahasia mereka.

- Cuplikan halaman 275-276

Seperti naskah Itsumi, keluarganya akan megira bahwa dia kawin lari

dengan sensei meskipun dia menghilang. Sedangkan sensei akan

mengira bahwa Itsumi diambil oleh keluarganya dan dia akan menyerah.

Dengan tanganku ini, Itsumi bisa pergi dari dunia ini dengan tetap

menjaga keindahannya. Itsumi terpuruk di bawah chadelier yang

menyilaukan mata, ditengah-tengah bunga yang berguguran. Ah...

kalian tidak akan bisa membayangkan keindahannya. Itsumi yang

seperti itu bisa dibilang hasil karya saya yang indah.

Analisis

Dalam cuplikan diatas menjelaskan bahwa Itsumi mati karena dibunuh oleh

Sayuri. Sayuri yang merasa bahwa Itsumi berbeda, karena keinginannya yang kuat

sudah tidak ada lagi dalam dirinya. Saat Itsumi merencanakan pembalasan kepada

semua anggota yang telah mengkhianatinya, Itsumi sedikit bercerita tentang

52

Universitas Sumatera Utara


impiannya yang sederhana. Dia menginginkan kehidupan yang bahagia bersama

orang yang dia cintai, melahirkan seorang bayi dan menjadi ibu yang baik.

Matanya yang tejam berubah menjadi tatapan yang lembut, dan mulutnya yang

memikat pun semakin lama semakin kalem. Sayuri sudah berusaha untuk

membuat Itsumi bercahaya dan menjadi utama, dan Sayuri adalah tokoh pembantu

yang paling kuat yang mendukung Itsumi. Tapi dengan tingkah Itsumi yang sperti

ini, semua usaha Sayuri seperti sia-sia. Oleh karena itu tepat di saloni Sayuri

membunuh Itsumi dan membacakan kematiannya didepan semua anggota dan

membuat anggota ketakutan terhadap tindakan berani yang dilakukan oleh Sayuri.

d. Falling Action

- Cuplikan 1 halaman 275-276

Benar. Mulai detik itu, salon ini berubah menjadi panggung pembalasan

dendam dan panggung pergantian tokoh utama.

Pergantian tokoh utama adalah saat yang penting. Hal yang patut untuk

ditonton. Agar tokoh utama yang baru bisa bersinar, tokoh utama yang

lama harus gugur dengan menawan. Lalu, penonton juga dibutuhkan

dalam sebuah panggung cerita. Saat itu saya mulai berpikir, dan

memutuskan untuk menggunakan semua alat yang digunakan Itsumi

untuk balas dendam.

Kemudian ingatlah bahwa mulai hari ini, kisah Sumikawa Sayuri sudah

dimulai. Saya ingin kalian memberikan warna pada kisah saya ini.

hanya saja, mohon jaga perbuatan kata-kata kalian. Karena yang

menggenggam rahasia kalian sekarang adalah saya. Kemudian yang

53

Universitas Sumatera Utara


kalian baru saja santap adalah hadiah yang saya bagikan, sebuah bukti

dosa kalian yang baru dan tidak akan bisa kalian bantah.

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan tahapan dimana konflik sudah mulai mereda.

Cuplikan diatas menjelaskan bahwa tujuan Sayuri membunuh Itsumi adalah

untuk menggantikan dirinya menjadi tokoh utama. Sayuri tidak mau menyia-

nyiakan usaha yang telah dibuat untuk menjadikan Itsumi bercahaya Di sekolah.

Dan untuk melanjutkan cerita yang sudah berjalan lama, Sayuri menyadari bahwa

dialah yang paling cocok untuk jadi tokoh utama dalam cerita itu.

- Cuplikan 2 halaman 276

Ah, ternyata menjadi seorang tokoh utama itu menyenangkan, ya?

Saudara sekalian silahkan bersulang untuk saya ,ya.

Pertemuan membaca semester ini berakhir dengan sempurna. Meskipun

Itsumi sudah tiada, mari kita gunakan salon dan rak buku yang dia

tinggalkan ini sebaik-baiknya, ya. Saya yakin dengan melakukan hal itu,

kita bisa mengenangnya.

Analisis

Kadar ketegangan yang terjadi dalam cerita sudah menurun dan

menjelaskan penyelesaian cerita. Rahasia anggota klub tidak akan terbongkar

kalau mereka patuh terhadap kata-kata Sayuri sebagai ketua klub yang baru dan

pemeran tokoh utama yang baru. Hal yang menjadi penyelesaian cerita adalah

54

Universitas Sumatera Utara


semua anggota klub sastra akan tetap menjadi pemeran tokoh pembantu, dan

sekolah mereka akan tetap aman dan keanggunan klub sastra juga bisa tetap

berjalan, wlaupun tanpa adanya Itsumi. Karena Itsumi digantikan oleh sahabatnya

yaitu Sayuri, yang tidak kalah juga kepintaran dan keanggunannya dengan Itsumi.

Alur berdasarkan waktu yaitu alur menurut Baharuddin

- Cuplikan 1 halaman 6

Saudara sekalian, terima kasih sudah bersedia datang malam

inimeskipun badai sedang menerjang.

Pertemuan ini adalah pertemuan rutin klub sastra semester pertama

yang terakhir . izinkan saya Sumikawa Sayuri, selaku ketua klub sastra

memberikan salam pembuka. Silakan mendengarkan dengan santai

sambil menikmati welcome drink yang sudah dibagikan tadi.

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan alur berdasarkan waktu yang sekarang dan akan

berlangsung dalam cerita.

- Cuplikan 2 halaman 51

Waktu itu mungkin awal musim panas, saat warna hijau daun

menyilauka mata. Itsumi yang ceria tiba-tiba seperti diselimuti mendung.

Meskipun ada di salon, Itsumi yang biasanya menjadi pusat perhatian

dan banyak bicara hanya bisa termenung sambil mendengarkan

pembicaraan.

Analisis

Dalam cuplikan tersebut menjelaskan waktu dimasa yang lampau, seperti

mengingat kembali kejadian yang sudah terjadi.

55

Universitas Sumatera Utara


- Cuplikan 3 halaman 107

Itsumi mengenakan kimono saat itu. Lengannya panjang sampai

kelantai, kimono itu bernama furisode, kimono formal bagi gadis yang

belum menikah

Analisis

Cuplikan pada halaman 107 juga merupakan alur mundur, yang menjelaskan masa

lalu.

- cuplikan 4 halaman 277

badai di luar masih kencang. Saudari sekalian, berhati-hatilah waktu

pulang. Terimakasih banyak sudah mau bergabung dalam acara ini.

sekian saya menutup pertemuan rutin semester ini. saudari sekalian,

sampai jumpa.

Analisis

Dalam cuplikan diatas menjelaskan bahwa ceirta sudah maju lagi ke waktu

sekarang dalam cerita.

Berdasarkan analsis alur dari cuplikan yang dianalisis, dapat disimpulkan

bahwa untuk tahapan alur dalam novel girl‟s In The Dark baik. Karena memenuhi

unsur alur berdasrkan tahapannya. Alur berdasarkan waktu yaitu alur campuran,

dimana dalam novel mengisahkan waktu dalam cerita kembali ke masa lalu dan

maju lagi ke masa waktu sekarang dalam cerita.

56

Universitas Sumatera Utara


3.2.4 Penokohan
A. Berdasarkan Berdasarkan segi peranan atau tingkat pentingnya

1. Tokoh primer (utama) : Shiraishi Itsumi

- Cuplikan halaman 20

Tapi... bagaimanapun juga, apapun caranya saya ingin tahu kejadian

yang sebenarnya.

Karena itu saya meminta kalian menceritakan kejadian ini dari sudut

pandang kalian masing-masing.

Sebuah naskah dengan tema kematian Itsumi. Naskah yang kita

persembahkan bagi Itsumi. Saya ingin kita mencoba sekuat tenaga,

menceritakan sesuai dengan ingatan itu, dan saling berbagi tentang

kejadian tidak menyenangkan ini. pasti ada yang bisa terlihat dengan

meleburkan kematian Itsumi dalam sebuah naskah.

Kenapa Itsumi harus mati? Kemudian... apakah benar ada diantara

kita yang membunuhnya?

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan bahwa tujuan utama dalam pertemuan klub

sastra adalah untuk mencari tahu tentang kematian ketua klub sastra yaitu

Itsumi. Itsumi adalah sorotan utama dalam cerita.

2. Tokoh sekunder (bawahan) : Sumikawa Sayuri, Nitani Mirei, Kominami

Akane, Diana Detcheva, Koga Sonoko, dan Takaoka Shiyo

Analisis

dalam cerita, Sumikawa Sayuri, Nitani Mirei, Kominami Akane, Diana

Detcheva, Koga Sonoko, dan Takaoka Shiyo, menuliskan naskah tentang

57

Universitas Sumatera Utara


kematian Shiraishi Itsumi. Dalam naskah masing-masing menuliskan

kisahnya bersama dengan Itsumi, maka dalam tiap naskah Itsumi selalu

hadir dan yang lainnya hanya ada pada naskah masing-masing dan muncul

sementara sebagai orang yang tertuduh pada naskah orang lain.

3. Tokoh komplementer (tambahan) : ayah Shiraishi Itsumi, ibu Nitani Mirei

dan Hojo sensei

- Cuplikan halaman 228

kami harus berpisah lagi saat kami pulang ke Jepang.

Hubungan kami tidak akan diampuni. Guru dan siswi SMA Katolik. Aku

harus memanggilnya „sensei‟ didepan semua orang dan menjaga jaraku,

padahal aku sudah tahu semua tentangnya.

Analisis

Dalam cuplikan diatas menjelaskan tokoh Hojo-sensei di sekolah SMA ST.

MARIA yang sedikit diceritakan oleh Itsumi dalam wasiatnya. Tokoh Hojo-

sensei dalam cerita adalah sebagai pelengkap cerita Itsumi.

- Cuplikan halaman 255

“Itsumi” hari itu hari terakhir ujian. Sesorang menyapaku saat aku

baru saja keluar dari gerbang sekolah bersama dengan Sayuri. Ayah.

Ayah sedang berada dalam mobil yang dikendarai oleh Muro.

“oh, ayah ada disekolah?”

“naik. Kita pulag sekarang.””ujian baru saja selesai, aku dan Syuri...”

“naik.”

58

Universitas Sumatera Utara


Perasaanku jadi buruk setelah mendengar nada suara ayah yang tajam.

Pandangan mataku dan Sayuri bertemu. Mungkin dia merasakan

kekhawatiranku jadi dia bertanya pada ayah seolah menyelidik.

“paman, lama tidak berjumpa. Bolehkah aku ikut juga?”

“tidak boleh. Hari ini aku minta kau tidak ikut.”

Dengan kalimat itu, perasaan burukku semakin bertambah

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan tokoh ayah dari Itsumi. Ayah Itsumi sebagai

pelengkap dalam konflik cerita.

B. Berdasarkan segi fungsi penampilan tokoh

1. Tokoh protsgonis dalam novel ini tidak ada

Tokoh protagonis adalah tookoh yang memiliki karakter yang baik dan

seseorang yang memiliki nilai-nilai ideal yang akan disampaikan ke

pembaca, sedangkan dalam novel ini tidak memiliki tokoh yang berwatak

baik, karena semua tokoh memiliki rahasia busuk masing-masing

2. Tokoh antagonis : Shiraishi Itsumi, Sumikawa Sayuri, Nitani Mirei,

Kominami Akane, Diana Detcheva, Koga Sonoko, dan Takaoka Shiyo

a) Shiraishi Itsumi

- Cuplikan halaman 271

Itsumi yang cantik dan cerdas. Itsumi yang bisa menggunakan apa

saja dan siapa saja untuk memenuhi keinginannya. Tidak punya

perasaan, kejam, ekstrem, berkemauan keras dan tangguh, orang

59

Universitas Sumatera Utara


dengan ego yang tinggi. Tapi itulah keanggunannya dan itulah

ynag membuatnya penuh gairah.

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan sifat Shiraishi Itsumi yang sebenarnya. Yaitu

sesorang yang kejam dan melakukan apa saja demi keinginannya. Tidak perduli

cara yang dilakukan adalah baik atau tidak

b) Sumikawa Sayuri

- Cuplikan halaman 273

Oleh karena itu, saat saya tau pemberontakan kalian, mungkin

saya lebih marah daripada Itsumi. Saya tidak ingin kalian

mengganggunya. Saya memikirkan cara untuk menyudutkan kalian.

Kematian palsu, kawin lari, kemudian panggung balas dendam.

Dalam pertemuan kali ini... saya merencanakan semuanya dengan

sangat mendetail. Bagi Itsumi yang berharga. Bagi karya saya

yang bernama Itsumi.

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan watak Sayuri yang membantu Itsumi untuk menjadi

pusat perhatian. Ikut bercahaya dibalik baayangan Itsumi, dan yang kemudian

orang yang menggerakkan Itsumi. Sayuri memiliki watak yang lebih kejam dan

licik daripada Itsumi.

c) Nitani Mirei

- Cuplikan halaman 248

60

Universitas Sumatera Utara


Nitani Mirei, dia mengatakan bahwa dia bekerja sukarela dengan

menjadi lawan bicara sukarela seseorang lewat internet.

Menggelikan. Dia menjadi gadis simpanan banyak lelaki demi

uang. Entah siapa-siapa saja pria itu.

Analisis

Dalam cuplikan diatas menjelaskan bahwa Miirei adalah wanita simpanan dan

pembohong. Nitani Mirei juga memiliki watak yang licik dan pintar, Mirei

merupakan seorang sisiwi yang mendapat beasiswa.

d) Kominami Akane

- Cuplikan halaman 242

Kemudian satu malam.

Biasanya dia lansung pulang kerumah. Tapi kali ini, dia mampir ke

toko peralatan rumah tangga, ke kafe seperti ingin menghabiskan

waktu. Ahirnya dia duduk di sebuah taman sampai malam tiba.

Sedikit heran, aku terus mengawasinya dari kejauhan. Tangan

gadis yang duduk dibangku itu tiba-tiba memancarkan cahaya.

Pemantik api.

Matanya memandang jemari tangannya. Jemari itu sedang

menyalakan dan mematikan pemantik itu.

Berapa kali dia melakukannya? Kemudian dia berdiri seolah sudah

memutuskan sesuatu, dia mulai berjalan.

61

Universitas Sumatera Utara


Dia tidak masuk rumah, tapi restoran yang sudah sejak tadi tutup.

Sesaat kemudian, terlihat sebuah cahaya dari arah jendela

restoran. Cahaya itu semakin besar dan menari-nari memenuhi

seluruh restoran. Seperti dikejar api yang menari, Akane melarikan

diri ke dalam kegelapan. Bangunan kayu yang dibangun tahun 1

taisho itu berkobar sampai pagi, menerangi langit malam.

Analisis

Cuplikan daiatas menjelaskan watak tokoh Kominami Akane. Akane seorang

yang berkemauan tinggi, berani dan licik. Akane berani membakar restorannya

sendiri karena keegoisannya karena dia tidak bisa memiliki restoran ayahnya.

Akane juga menjadi seorang pembohong untuk menutupi rahasianya.

e) Diana Detcheva

- Cuplikan halaman 248

Kemudian Diana Detcheva. Aku mencium adanya perencanaan

matang saat melihat tanggal diterbitkannya paspor gadis itu.

Tanggal itu sebelum kecelakaan Ema. Saat aku sudutkan dia,

sambil menangis dia bercerita bahwa dia sangat ingn ke Jeoang.

Karena itu, dia mendorong kakaknya jatuh di benteng.

Analisis

cuplikan diatas menjelaskan watak tokoh Diana Detcheva yang sadis. Dia rela

mendorong kakaknya demi keinginannya untuk pergi ke Jepang, Diana juga

seorang yang licik dan pembohong. Dalam naskahnya dia mengatakan bahwa

kakaknya kecelakaan dan dia menggantikan kakaknya datang ke Jepang.

62

Universitas Sumatera Utara


f) Koga Sonoko

- Cuplikan halaman 248

Koga Sonoko. aku curiga, Sonoko yang berotak encer itu tidak

mungkin mau menjadi pantia perayaan paskah. Setelah aku selidiki,

ternyata dia ingin mendapatkan rekomendasi untuk masuk

kejurusan kedokteran swasta kelas satu. Dia masu keruang kerja

ayah dan menyadap komputer ayah, menyelinap masuk ke

komputer sekolah, kemudian mengganti nilai-nilainya.

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan watak tokoh Koga Sonoko. Koga Sonoko merupakan

siswi yang pintar, dan licik. Dia menjadi panitia paskah agar bisa masuk

sesukanya ke kantor kepala sekolah dan bisa masuk keruang kerja ayah Itsumi.

g) Takaoka Shiyo

- Cuplikan halaman 238

Teman penaku bertanya tentang buku terakhir yang aku baca, jadi

aku menulis tentang „kimi-kage sou.

Kemudian dia berkata bahwa ada satu novel yang mirip. Kemudian

dia mengirimkan beberapa cerita pendek yang sudah dia

terjemahkan ke bahasa inggris. Saat aku membacanya, aku terkejut.

Naskah itu, tidak hanya mirip dengan novel Takaoka Shiyo, tapi

sama persis.

63

Universitas Sumatera Utara


Analisis

cuplikan diatas menjelaskan watak tokoh Koga Sonoko. Sonoko adalah seorang

plagiat novel, licik dan pembohong. Sonoko mengatakan bahwa kimi-kage sou

adalah hasil karyanya sendiri, dan Sonoko tidak mau novelnya diterjemahkan,

karena akan mengurangi karya seni yang ada di dalamnya. Tetapi sebenarnya dia

takut kalau novel itu diterjemahkan, maka semua orang akan tahu, bahwa dia

adalah plagiat.

C. Berdasarkan segi perkembangan watak tokoh

a. Statis : Shiraishi Itsumi, Nitani Mirei, Kominami Akane, Diana Detcheva,

Koga Sonoko, dan Takaoka Shiyo

b. dinamis : Sumikawa Sayuri

- Cuplikan 1 halaman 271

Suatu hari, setelah libur seminggu karena sakit, saya kembali masuk

sekolah dengan perasaan tidak enak karena pasti saya akan diganggu

lagi. Tapi, saat itu semua orang yang pernah mengganggu saya ternyata

sudah dikeluarkan dari sekolah. Semua barang-barang yang hilang dari

kompleks sekolah, mulai dari cawan perjamuan suci, rosario para

suster, dan bahkan barang berharga siswi lain ditemukan di dalam tas

atau loker mereka. Itsumi tersenyum pada saya yang terkejut dan

kemudian mengangguk. Saat itulah saya mengerti semuanya ulah Itsumi.

Analisis

64

Universitas Sumatera Utara


Cuplikan diatas menjelaskan watak Sayuri yang sebelumnya, yaitu dia adalah

seseoarng yang penakut dan menjadi bahan bulian teman-temannya, dan Itsumi

menolong Sayuri.

- Cuplikan 2 halaman 272

Seperti Phantom yang bertekad mendidik Christine menjadi seorang

Diva. Seperti Waston yang selalu membantu analisa Sherlock Holmes.

Seperti Scarlet O‟Hara yang mendukung Melanie Hamilton dari

belakang layar... orang-orang ini tidak menyayangkan tenaganya agar

partnernya bisa terus bercahaya. Meskipun bertolak belakang, tapi

saling bergantung. Benar... mereka meskipun ada dua, tapi sebenanrnya

satu. Keberadaan mereka menjadi bererti saat partnernya bergemilang.

Karena itu apapun yang diinginkan Itsumi selalu saya kabulkan. Saya

menyerahkan jiwa dan raga saya agar Itsumi bisa terus bercahaya

terang.

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan bahwa watak tokoh Sayuri mulai meningkat, dia

mulai menjadi partner yang penting bagi Itsumi, yang membantu Itsumi agar

bercahaya dan menjadi pusat perhatian. Saat Itsumi bersinar dan Sayuri lah yang

berada didekat Itsumi dan juga yang mebantunya, Sayuri juga akan menjadi pusat

perhatian orang-orang.

- Cuplikan 3 halaman 274

Saya jadi gusar. Saya melakukan ini semua bukan untuk menjadikan

Itsumi seperti ini. saya sudah melakukan sesuatu yang tidak bisa

65

Universitas Sumatera Utara


dibatalkan lagi. Didepan mata Itsumi yang tampak bahagia, saya

hanya bisa termangu dan diam.

Tapi detik selanjutnya.. sebuah pikiran terlintas di benak saya, seperti

ada seseorang yang berbisik di telinga saya.

... sayalah yang lebih pantas untuk menjadi tokoh utama

dibandingkan Itsumi yang sekarang.

Ah... malaikatkah yang berbisik pada saya? Atau iblis?

Saya terpikat oleh pikiran tersebut.

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan perkembangan watak dari Tokoh Sumikawa Sayuri,

yaitu menjadi seorang pemeran tokoh utama. Dengan meredupnya Itsumi, dia

ingin menjadi terang. Keserakahan yamg ingin menjadi tokoh utama dan pusat

perhatian.

3.2.5 Sudut Pandang


- cuplikan 1 halaman 6

Pertemuan ini adalah pertemuan rutin klub sastra semester pertama yang

terakhir. Izinkan saya, Sumikawa Sayuri, selaku ketua klub sastra

memberikan salam pembuka. Silakan mendengarkan dengan santai sambil

menikmati welcome drink yang sudah dibagikan tadi.

66

Universitas Sumatera Utara


Analisis

Dalam cuplikan diatas menjelaskan sudut pandang persona pertama. Pengarang

terlibat langsung dalam cerita bisa menggunakan kata „saya‟

- Cuplikan 2 halaman

Aku bertemu dengan siswi ini, Shiraishi Itsumi, beberapa saat setelah

aku masuk sekolah. Sejak aku masih kecil, aku selalu berpikir bahwa

aku tidak punya tempat untukku berada.

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan pengarang terlibat langsung didalam cerita,

menggunakan kata “aku”.

Berdasarkan analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa pengarang

menggunakan sudut pandang persona pertama dalam cerita.

3.2.6 Amanat
- Cuplikan halaman 255-256

“apa hubungan mu dengan guru yang bernama Hojo?”

Jantungku seperti diremas sampai hancur waktu dia bertanya terus

terang seperti itu.

“apa yang sedang ayah katakan/”

Aku bermaksud menimpalinya dengan tenang. Tapi, suaraku bergetar.

Kenapa ayah tahu?

67

Universitas Sumatera Utara


“benar kau menjalin huungan dengannya?” dia mendesak-ku dengan

wajah mengerikan. matanya merah.

“apa-apaan? Tentu saja tidak.”

Meskipun aku menyangkalnya, wajah ayah yang keras tidak juga

mengendur. Ada seseorang yang melaporkan hubunganku dengan

sensei. Apa Sayuri?

Tapi sesaat kemudian, kecurigaanku pada Sayuri pun ternyatahanya

prasangka yang tak berarti.

“kau masih mau berlagak bodoh seperti ini?!”

Ayah menghamburkan setumpuk foto yang ada diatas meja. Aku dan

sensei yang saling pandang dengan latar belakang pegunungan balkan.

Aku dan sensei yang sedang tersenyum di dalam Biara Lira. Aku dan

sensei yang sedang berciuman di lembah Mawar Kazanlak.

Kenapa? Kapan foto-foto ini?

Dengan tangan bergetar, aku mengambil foto-foto yang terjatuh dilantai

lembar demi lembar.

Analisis

Cuplikan diatas menjelaskan Itsumi sedang menutupi kebohongannya kepada

ayahnya. Itsumi yang seorang siswi SMA menjalin hubungan dengan seorang

guru di sekolah dia belajar. Sekuat apapun Itsumi menutupi rahasianya kepada

oran lain pasti akan ada juga yang mencari tahu dan membocorkan

kebohongannya.

68

Universitas Sumatera Utara


1.3 Keterrkaitan Antara Tema, Alur, Penokohan, Latar, Sudut Pandang,

Dan Amanat Yang Mendasari Struktur Cerita Dalam Novel Girl’S In

The Dark

1.3.1 Hubungan Tema dengan Latar

Hubungan tema dengan latar dalam novel Girl‟s In The Dark ini adalah,

dalam tema cerita novel Girl‟s In The Dark yaitu, nafsu wanita yang tidak

terbendung, seorang siswi yang bernama Itsumi yang sangat menginginkan

kepuasan untuk menguasai orang dan ingin menjadi paling bercahaya disekolah

yaitu di SMA PUTRI SANTA MARIA, dengan keinginannya itu dia membentuk

sebuah klub sastra dan membangun gedung dengan dekorasi ala Prancis, agar

semua orang tertarik dan semakin mengagungkan Shiraishi Itsumi.

1.3.2 Hubungan Tema dengan Alur

Hubungan tema dengan alur adalah, alur dalam novel Girl‟s In The Dark

dimulai dari tahapan exposition dimana tahapan ini yang akan membawa cerita ke

tema cerita. Dalam tahapan Exposition ini memperkenalkan awal cerita dalam

novel. Tahapan alur selanjutnya adalah inciting force. Dalam tahapan ini tema

sudah mulai di tunjukan, yaitu melalui sebuah gosip tentang kematian Itsumi,

salah satu dari kelompok Klub sastra dicurigai sebagai pembunuhnya. Tahapan

selanjutnya yaitu rising action, tahapan ini mendukung tema dalam novel yaitu

semua tokoh dalam novel bercerita tentang seseorang yang yang mereka kagumi

dan paling bercahaya, selanjutnya tema tampak jelas pada tahapan crisis dan

climax yaitu semua sifat dan tujuan dari masing masing dari tokoh sudah terlihat

69

Universitas Sumatera Utara


jelas. Terutama Itsumi yang yang sangat ingin memiliki kuasa dan melakukan

segala cara untuk memenuhi keinginannya. Tahapan yang terakhir adalah falling

action, dalam tahapan ini menceritakan bahwa Sayuri, yang merupakan sahabat

Itsumi ingin menjadi tokoh utama dan merasa lebih pantas memiliki kekuasaan

dibandingkan dengan Itsumi, dan sayuri rela membunuh sahabatnya sendiri demi

mencapai keinginannya. Tahapan ini memperjelas tema yaitu, nafsu wanita yang

tidak terbendumg

1.3.3 Hubungan Tema dengan Penokohan

Penokohan sangat penting dalam cerita, dan untuk membangun sebuah

cerita membutuhkan tema, melalui tema penokohan dapat mengembangkan cerita.

Novel Girl‟s In The Dark dengan tema nafsu wanita yang tidak terbendung,

menjelaskan bahwa yang akan menjalankan cerita sesuai tema tersebut adalah

siswi SMA.

1.3.4 Hubungan Tema dengan Amanat

Hubungan tema dengan amanat adalah dalam novel Girl‟s In The Dark,

menceritakan nafsu wanita yang tidak terbendung, dalam memenuhi nafsunya

wanita rela melakukan apa saja. Dalam amanat dalah untuk mengingatkan

pembaca agar tidak melakukan seperti yanga ada pada tema. Maka tema dengan

amanat dalam novel ini saling berkaitan.

1.3.5 Hubungan Latar dengan Alur

Hubungan Latar dengan alur adalah proses berjalannya sebuah cerita

terjadi dalam sebuah tempat dan memiliki suasana seperti, suasana sosial dll. Alur

70

Universitas Sumatera Utara


tidak akan bisa berjalan jika tidak ada latar. Dan latar juga tidak memiliki arti jika

tidak ada alur cerita. Alur cerita pada novel Girl‟s In The Dark terjadi di SMA

Putri Santa Maria, tepatnya pada salon yaitu ruangan klub sastra dengan dekorasi

yang bergaya Prancis, dalam latar ini lah cerita dapat berjalan.

1.3.6 Hubungan Latar dengan Penokohan

Hubungan latar dengan penokohan pada novel Girls‟s In The Dark adalah,

tokoh melakukan aksi dalam cerita terjadi dalam sebuah tempat yaitu di SMA

Putri Santa Maria tepatnya di Salon dengan ruangan bergaya Prancis. Sesuai

dengan nama tempat yang merupakan sekolah Katolik ini juga menjelaskan latar

kepercayaan yang dimiliki oleh tokoh.

1.3.7 Hubungan Alur dengan Penokohan

Hubungan alur dengan penokohan adalah yang menjalankan alur cerita

dalam novel Girl‟s In The Dark ini adalah siswi SMA Santa Maria, guru di SMA

Putri Santa Maria dan ayah Itsumi yang merupakan pengelola sekolah. Dari

tahapan exposition sampai pada tahapan falling action, tokoh menjalankan

perannya masing-masing sesuai dengan alur.

1.3.8 Hubungan Alur dengan Amanat

Hubungan alur dengan amanat adalah amanat terkandung di dalam alur

cerita mulai dari tahapan exposition sampai ke tahapan falling action.

71

Universitas Sumatera Utara


1.3.9 Hubungan Penokohan dengan Amanat

Hubungan penokohan dengan amanat dalam novel Girl‟s In The Dark

adalah tokoh sebagai contoh yang menjalankan amanat. Apa yang terjadi pada

tokoh jika tidak melakukan sesuai dengan amanat yang terkandung, akan menjadi

pelajaran bagi pembaca.

72

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap novel “Girl‟s In The

Dark” ini, maka dapat diambil kesimpulan;

1. Berdasarkan analisis yang dilakukan, secara struktural novel dapat

dinilai kurang baik. Dalam karya yang baik seharusnya memenuhi

setiap unsur-unsur intrinsik, sedangkan dalam novel Girl‟s In The

Dark tidak memenuhi unur tersebut, yakni memiliki kekurangan pada

unsur penokohan. Dalam penokohan seharusnya memiliki tokoh

protagonis dan antagonis tapi dalam novel Girl‟s In The Dark tidak

memiliki penokohan protagonis, sehingga kurang mencerminkan

kehidupan masyarakat, dan terasa hambar.

2. Secara struktural unsur-unsur yang ada pada novel Girl‟s In The Dark

memiliki keterkaitan karena tema dengan latar memiliki hubungan,

tema dengan alur memiliki hubungan, tema dengan penokohan

memiliki hubungan, tema dengan amanat memiliki hubungan, latar

dengan alur memiliki hubungan, latar dengan alur memiliki hubungan,

latar dengan penokohan memiliki hubungan, alur dengan penokohan

memiliki hubungan dan yang terakhir alur dengan amanat memiliki

hubungan.

73

Universitas Sumatera Utara


4.2 Saran
Melalui skripsi ini, penulis berharap agar novel yang merupakan gambaran

dari kehidupan agar lebih ini lebih memenuhi unsur-unsur yang terkandung dalam

dalam sebuah novel agar lebih mudah diterapkan oleh si pembaca. Penulis juga

berharap agar pada saat membaca sebuah novel pembaca lebih teliti dan dapat

mengambil hal-hal positif yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca,

walaupun pesan pembaca tidak dijelaskan secara langsung dalam novel.

Penulis juga berharap skripsi ini dapat menjadi panduan untuk penelitian

dan dapat menjadi bahan yang berguna untuk penelitian selanjutnya. Penulis juga

memberi saran kepada peneliti selanjutnya untuk memiliki ide dan pemikiran

terhadap penilaian sebuah karya sastra. Karena dalam menilai sebuah karya sastra

dibutuhkan berbagai ide agar dapat memberikan karya sastra yang lebih baik lagi.

74

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA
Aziez, Furqonul & Hasim.2010.Menganalisis Fiksi: Sebuah Pengantar.

Bogor: Ghalia Indonesia

Aminuddin, 2000. Pengantar Apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru

Aglesindo

Endraswara, Suwardi.2008. Metodologi Penelitian Sastra: epistemologi,

model, teori, dan aplikasi.Yogyakarta: MediaPressindo

Fananie, Zainuddin. 2000.Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadyah

University Press

Faruk.2017. Metode enelitian Sastra: sebuah penjelajahan awal.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Nurgiyantoro, Burhan 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press

.___________________. 2009. Teori Pengkajian Sastra. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press

Ismawati, Esti. 2016. Metode Penelitian: Pendidikan Bahasa dan sastra.

Yogyakarta: Ombak

Pradopo, Rahmat Djoko.1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan

Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rokhmansyah, Alfian.2014.Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan

Awal Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo

75

Universitas Sumatera Utara


Siswantoro. 2016. Metode Penelitian Sastra: Analisis Struktur Puisi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Simamora, Ineke. 2018. Skripsi. Analisis Psikologis Tokoh Shiraishi

Itsumi Dalam Novel Girls In The Dark Karya Akiyoshi Rikako.

Medan: Fakultas Ilmu Budaya USU

Stanton, Robert. 2007. Teori fiksi. Jakarta: Pustaka Nasional

Sumardjo, Jakob & Saini. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta:

Gramedia

https://repository.usd.ac.id/20734/2/001224048_Full.pdf

76

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

sastra merupakan ekspresi dari pikiran. Dan yang dimaksud dengan

“pikiran” dalam hal ini adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran dan semua

kegiatan mental manusia. Sastra juga adalah semua buku yang memuat perasaan

kemanusiaan yang sangat mendalam dan kebenaran moral dengan sentuhan

kesucian, keluasan pandangan, dan bentuk yang mempesona.

Melalui karya sastra seseorang dapat menyampaikan isi pikirannya

kedalam sebuah buku. Karena sebuah karya sastra akan dibaca oleh orang lain

juga maka sesuai dengan teori Sumardjo, sasra memuat perasaan kemanusiaan dan

kebenaran moral, maka karya sastra yang diciptakan oleh pengarang juga

memiliki perasaan kemanusiaan, kebenaran moral, keluasan pandangan dan

bentuk yang mempesona. Agar orang yang membaca juga mendapatkan pelajaran

dari sebuah karya sastra.

Novel adalah karya sastra imajinatif yang banyak digemari mastyarakat

dari berbagai kalangan. Novel merupakan suatu karya fiksi, yaitu karya sastra

yang didalamnya menagndung kisah atau cerita yang menggambarkan tokoh-

tokoh dan peristiwa rekaan.

Novel memiliki dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.

Unsur intrinsik prosa terdiri atas tema, latar, alur, penokohan, sudut pandang dan

amanat. Unsur -nsur intrinsik tersebut disebut juga sebagai struktural.

Strukturalisme adalah sebuah paham atau kepercayaan bahwa segala

sesuatu di dalam dunia ini memiliki struktur.

77

Universitas Sumatera Utara


Seperti yang diterangkan diatas penulis mengambl novel “Girl‟s In The

Dark” karya Akiyoshi Rikako untuk dianalisis, oleh karena itu, penulis membahas

novel tersebut dengan judul “ANALISIS STRUKTURAL NOVEL GIRL’S IN

THE DARK” .

Tema dalam “Girls In The Dark” karya Akiyoshi Rikako ini adalah nafsu

wanita yang tisak terbendung. Memenuhi rasa kepuasan dengan menjadi satu-

satunya orang yang di perhatikan , semua kemauannya dituruti, dan memperbudak

orang lain dengan memanfaatkan kesulitan orang lain.

Latar tempat dalam novel karya Akiyoshi Rikako yang berjudul “Girls In

The Dark” adalah di SMA KATOLIK PUTRI SANTA MARIA di Jepang.

Latar waktu dalam novel karya Akiyoshi Rikako yang berjudul “Girls In

The Dark” adalah Malam hari saat mengadakan acara yaminabe oleh klub sastra

Latar sosial yang terdapat pada novel karya Akiyoshi Rikako yang

berjudul “Girls In The Dark” adalah gadis-gadis SMA katolik yang bisa

merasakan gaya barat dan kelas atas di sekolah melalui sebuah klub sastra, dan di

SMA Santa Maria ini memiliki tradisi bahwa semua siswi tidak dapat bekerja

paruh waktu agar dapat lebih fokus dalam pelajaran di sekolah.

Alur berdasarkan tahapan pada novel “Girls In The Dark” karya Akiyoshi

Rikako adalah exposition, inciting force, rissing action, crisis, climax, dan falling

action. Dan alur berdasarkan waktu adalah alur campuran.

Berdasarkan segi peranan atau tingkat pentingnya penokohan dibagi tiga yaitu

tokoh primer, sekunder dan kompleenter. Tokoh primer (utama) dalam novel ini

adalah Shiraishi Itsumi. Tokoh sekunder (bawahan) yaitu Sumikawa Sayuri,

78

Universitas Sumatera Utara


Nitani Mirei, Kominami Akane, Diana Detcheva, Koga Sonoko, dan Takaoka

Shiyo. Tokoh komplementer (tambahan) yaitu ayah Shiraishi Itsumi, ibu Nitani

Mirei dan Hojo sensei

Berdasarkan segi fungsi penampilan tokoh dalam novel yaitu Tokoh protagonis

dalam novel ini tidak ada. Tokoh antagonis yaitu Shiraishi Itsumi, Sumikawa

Sayuri, Nitani Mirei, Kominami Akane, Diana Detcheva, Koga Sonoko, dan

Takaoka Shiyo.

Berdasarkan segi perkembangan watak tokoh, penokohan dalam novel ini

adalah tokoh Statis yaitu Sumikawa Sayuri. Tokoh dinamis yaitu Shiraishi Itsumi,

Nitani Mirei, Kominami Akane, Diana Detcheva, Koga Sonoko, dan Takaoka

Shiyo.

79

Universitas Sumatera Utara


要旨

ぶんがく ひょうげん
文学は考えからの 表 現 である。.
なか みかた あ い で あ き も
この中 の考えというのは見方 ・アイデア ・気持 ち・・
せいしんてき にんげん すべ
精神的な人間の全てである。
ぶんがく おくぶか にんじょう いちまつ ていけつ き う みりょくてき
文学も奥深くの 人 情 と一抹の貞潔や気宇などの魅力的
かたち どうぎてき じじつ ふく すべ ほん
な 形 での道義的な事実が含む全ての本である。
ぶんがくさくひん せいしん あらわ
文学作品にもとづいて精神を 表 せる。

がくさくひん だれ よ
文 学作品 が 誰 か に 読 ま れ て い る か ら で あ る 。
りろん あ ぶんがく にんじょう どうぎてき じじつ
Sumardjo の理論 と合 い、文学 は 人 情 と道義的 な事実
ふく さっか つく
が含 んでいる、それで作家 が作 った文学作品は人情や

気宇などの魅力的な形で作られている。それは読者が
習う事が得られるからである。
しょうせつ くうそうてき ぶんがく だれ この
小 説 は空想的な文学で誰にも好まれている。

80

Universitas Sumatera Utara


しょうせつ ふ ぃ く し ょ ん さくひん ひと なか
小 説 は フィクション の 作品 の 一 つ で 、 あ る 中 に
とうじょうじんぶつ いちれん ものがたり ふく さんぶんがた え っ せ い
登 場 人 物 の一連 の 物 語 を含 む散文型 のエッセイ とし
かいしゃく
て 解 釈 される。

しょうせつ ないざいてき がいざいてき ようそ こうちく


小 説 は内在的かつ外在的な要素によって構築される。

ないざいてき ようそ ぶんがくさくひんがい で た


内在的 な要素 とはその文学作品外 のことやデ ータ との
かんけい じたい ぶんがくさくひん こうちく
関係 にかかわらず、それ自体 が文学作品 を構築 する要

素である。unsur
ないざいてき ようそ したが しょうせつ て ま とうじょうじんぶつ
内在的な要素に 従 って、 小 説 はテーマ、登 場 人 物 の
せいかく ぷ ろ っ と ばしょ してん ちょしゃ つた
性格 、プロット 、場所 、視点 および著者 が伝 えたいこ
もと こうちく
とに基づいて構築される
ないざいてき ようそ こうぞうてき い
この内在的な要素は構造的と言うことであった。
こうぞうしゅぎ よ なか すべ こうぞう い
構造主義 とはこの 世 の 中 の 全 て は 構造 が あ る と 言 い
しゅぎ
主義である。

じょうき せつめい もと GIRL S IN


上記の説明に基づいて、筆者は、「GIRL‘S IN

81

Universitas Sumatera Utara


THE DARK こゆう ようそ そうごかんけい
THE DARK 」の小説における固有 の要素 の相互関係 を
こうぞうてき
構造的に議論したいと考えている。

ちょしゃ
そのために、著者 「GIRL‘S IN THE DARK」という
さくひん こうぞうてき ぶんせき
Akiyoshi Rikako の作品 における構造的 な分析 という
ほんろんぶん た い と る ぎろん
本論文のタイトルに議論する。

AKIYOSHI RIKAKO の“Girls In The Dark”のテーマはいる人の自分や他人

の人生の中にいる主人公に成る願望であった。

自分を満足するため自分し注目になり、望む事を叶わせ、他人の弱

点を利用してパシリにならせる。

場所は日本にある SMA KATOLIK PUTRI SANTA MARIA である。

時間は文学クラブが病み鍋をするときの夜である。

社会背景は文学クラブ員になり、エリートになる女子カトリック学

校と勉強の集中のためアルバイトが禁止になる。

プロットはステップによる、説明、行動上昇、大事、クライマックス、

行動立下りである。時間によれば、ミクスプロットである。

(tambahan) yaitu ayah Shiraishi Itsumi, ibu Nitani Mirei dan Hojo sensei

82

Universitas Sumatera Utara


登場人物や登場人物の大事さによる三つに分けられ、主人公役、二次役、

おまけ役である。主人公役は Shiraishi Itsumi である。二次役は Sumikawa

Sayuri と Nitani Mirei, Kominami Akane, Diana Detcheva, Koga Sonoko, dan

Takaoka Shiyo である。おまけ役は ayah Shiraishi Itsumi, ibu Nitani Mirei dan

Hojo sensei である。

登 場 人 物 の 作 用 に よ る 、 立 て 役 は い な い 。 敵 対 者 は Shiraishi Itsumi,

Sumikawa Sayuri, Nitani Mirei, Kominami Akane, Diana Detcheva, Koga

Sonoko, dan Takaoka Shiyo である。

登場人物の性状の展開による、性的役は Sumikawa Sayuri であり力

動的は Shiraishi Itsumi, Nitani Mirei, Kominami Akane, Diana Detcheva, Koga

Sonoko, dan Takaoka Shiyo である。

83

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai