Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah
Tentang cacar (Varisella)” dengan sebaik-baiknya. Adapun maksud dari penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas.

Dalam penyusunan makalah ini,penulis telah mengalami berbagai hal baik suka
maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai
dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari
berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan
tulus penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan


baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan
dengan judul makalah ini.

Samarinda, 4 - November - 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I PEDAHULUAN ....................................................................................... 3

A. Lata r Belakang .................................................................................. 3


B. RumusanMasalah ............................................................................... 4
C. TujuanMakalah................................................................................. 4
D. Manfaat Makalah ............................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4

A. Pengertin…....................................................................................... 5
B. Cacar AirPada Anak .................................................................... 5
C. ProsesEksositosisOlehVirus...................................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15

A. Kesimpulan …................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cacar air merupakan infeksi sangat menular yang disebabkan oleh virus
varisela zoster.Cacar air dijangkiti melalui batuk dan bersin serta sentuhan
langsung dengan cairan dalam lepuh cacar air. Penyakit ini biasanya tidak
parah dan hanya singkat di kalangan anak sehat, adakalanya cacar air akan
menjadi penyakit yang lebih parah, misalnya infeksi bakteri pada kulit yang
mengakibatkan bekas luka, radang paru-paru, atau radang otak. Orang
dewasa yangmenderita infeksi cacar air pada umumnya mengalami gejala
yang lebih parah. Cacar air mungkin menimbulkan risiko terhadap bayi dalam
kandungan jika terjangkit sewaktu hamil. Cacar air dapat menyebabkan
penyakit parah, bahkan maut, pada tiap golongan usia. Waktu inkubasi untuk
cacar air adalah 10 sampai 21 hari, diikuti dengan ruam berbintik merah pada
mulanya, yang kemudian menjadi lepuh dalam waktu beberapa jam. Bintik-
bintik ini biasanya timbul di badan, muka dan bagian tubuh yang lain.
Banyak orang yang menderita infeksi cacar air mengalami demam dan
merasa kurang sehat dan mungkin merasa gatal sekali. Siapapun yang belum
pernah menderita cacar air dapat terjangkit. Siapapun yang pernah menderita
cacar air dianggap kebal dan tidak memerlukan vaksin. Sekitar 75% dari
masyarakat menderita infeksicacar air sebelum usia 12 tahun.
June M. Thomson mendefinisikan varisela sebagai penyakit yang
disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular
bersifat akut yang umumnya mengenai anak,yang ditandai oleh demam yang
mendadak, malese, dan erupsi kulit berupa makulo papular untuk beberapa
jam yang kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat me-
ninggalkan keropeng (Thomson, 1986, p. 1483).

3
Sedangkan menurut Adhi Djuanda varisela yang mempunyai sinonim
cacar air atau chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster
yang menyerang kulit dan mukosa yang secara klinis terdapat gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama dibagian sentral tubuh (Djuanda,
1993).

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai penyakit
cacar pada anak, cara menangani dan mencegahnya.

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
penyakit cacar air yang menginfeksi 75% masyarakat sebelum umur 12
tahun, mngetahui gejala dan pengobatan dari cacar air ini sendiri.

D. Manfaat Makalah
Manfaat makalah ini adalah pembaca bisa dapat mengerti tentang cacar
air dan penanggulangannya serta mampu membantu mengambil tindakan
awal untuk membantu penderita serta masih banyak lagi yang lainya yang
penulis ceritakan di dalam makalah ini.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Cacar air adalah salah satu penyakit yang umum ditemui pada anak-anak.
90% kasus cacar air dialami oleh anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun,
dan lebih dari 90% orang telah mengalami penyakit cacar air pada usia 15 tahun.
Penyakit cacar air ini disebabkan oleh infeksi primer dari virus varicella zoster,
namun setelah sembuh, virus ini tidak benar-benar hilang dari tubuh. Virus ini
akan menetap di bagian saraf tertentu dan nantinya akan me-nyebabkan
herpeszoster atau cacar ular. Herpes zoster hanya terjadi sekali seumur hidup
dan pada usia di atas 60 tahun.
1. Morfologi
Pembungkus berasal dari selaput inti sel yang terinfeksi. Pembungkus ini
mengandung DNA,lipid, karbohidrat, dan protein, dan dapat menghilangkan
eter. Berbentuk bulat.Varicella zoster merupakan kelompok virus herpes,
yang berukurang 140-200 µ, berinti DNA.
2. Klasifikasi Varicella Zoster
Varicella zoster diklasifikasikan sebagai berikut:
Family : Herpesviridae
sub family : Alphaherpesvirinae
Genus : Varicellovirus
Species : Varicella zoster
B. Cacar Air Pada Anak
Varisela berasal dari bahasa Latin, varicella. Di Indonesia penyakit ini
dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan
nama chicken-pox. Varisela ada-lah penyakit infeksi menular
yang disebabkan oleh virus Varicella zoster, ditandai oleh erupsi yang khas
pada kulit. Pada umumnya menyerang anak-anak, tapi dapat juga terjadi pada
orang dewasa yang belum pernah terkena sebelumnya. Banyak menyerang

5
anak usia sekolah dasar (antara 5-9 tahun). Penularan memang cukup sering
terjadi antar teman sekolah. Bersifat sangat menular dengan masa penularan
antara 1 hari sebelum timbul ruam sampai 7 hari setelah munculnya gejala.
Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dan percikan ludah (droplet
infection).
Masa inkubasi (masa sejak terpapar oleh virus sampai timbulnya gejala
pertama) bi-asanya berkisar antara 2-3 minggu. Cacar air dapat dicegah
dengan pemberian Zoster Imun Globulin (ZIG), yang didapat dari serum
pasien yang mengalami penyembuhan dari herpes zoster, atau dengan
varicella - zoster imun globulin (VZIG), yang diperoleh dari pool plasma
yang mengandung titer anti bodi spesifik yang tinggi. Bagi orang sehat,
untuk pencegahan bisa dilakukan imunisasi dengan vaksin varisela
zoster (Okastrain). Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun di berikan satu kali, satu
kali lagi diberikan pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan
menjadi 60 - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, diberikan sekali
saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa betahan sampai 10 tahun.
Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui
kontak langsung. Luka akibat infeksi yang terbuka akan mudah menularkan
virus ke bagian tubuh lain atau keorang lain kalau terjadi persentuhan.
Khusus varisela zoster juga dapat ditularkan melalui udara, walau daya
tularnya tidak sebesar cacar air. Jika seseorang tertular dan sebelumnya be-
lum pernah sakit cacar air, ia akan terkena cacar air dulu dan tidak langsung
herpes zoster. Gejalanya juga tidak sehebat herpes zoster.
Persoalannya, tidak semua orang tahu apakah dirinya pernah menderita
cacar air atau belum. Chicken pox (cacar air), terutama pada anak kecil,
memang tidak selalu me-nimbulkan ruam di kulit sehingga terkadang tak
disadari. Gejalanya mirip demam biasa yang beberapa
hari kemudian sembuh sendiri. Namun, di saat ia dewasa, virusnya tiba-tiba
langsung menyerang sebagai herpes zoster dengan gejala lebih berat.
Lokasi munculnya gelembung di kulit sebenarnya mengikuti area
persarafan yang selama itu menjadi tempat varisela zoster mendekam. Maka

6
lokasinya juga sama dengan lokasi se-rangan ketika cacar air dulu. Serangan
bisa terjadi pada satu atau beberapa area persarafan sekaligus. Inilah yang
menyebabkan serangannya bisa meluas ke beberapa bagian tubuh, termasuk
ke bagian kepala. Namun, kebanyakan hanya menyerang area persarafan di
sekitar dada.
Mengingat umumnya muncul di satu sisi tubuh, ada mitos menyatakan,
jika serangan sampai terjadi di dua sisi, penderita sudah mendekati pintu
surga. Jangan takut, ini cuma mitos. Namun bisa diartikan juga, jika herpes
zoster sudah menyerang beberapa area per-sarafan, penyakitnya memang
tergolong parah. Apalagi jika usia penderita masih tergolong muda.
Virus Varicella zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar neuron
pada ganglion akar dorsal sumsum tulang belakang. Dari sini virus bisa
kembali menimbulkan gejala dalam bentuk herpes zoster. Cepatnya
penanganan herpes zoster penting agar tidak menimbulkan gejala sisa,yang
disebut nyeri pascaherpes atau postherpetic neuralgia.
Penyakit ini merupakan episode lanjutan dari herpes zoster yang
diusahakan jangan sampai terjadi. Sebab, penderitaannya hebat dan bisa
bertahun-tahun. Terjadinya nye-ri pascaherpes disebabkan lambatnya
pengobatan saat varisela zoster bikin ulah. Akibatnya, virus sempat
merusak atau terjadi disfungsi sementara jaringan saraf di sekitarnya. Jika
gejala ini terlanjur terjadi, kulit yang terkena sentuhan sedikit saja bisa
menimbulkan nyeri. Atau, kadang saraf memancarkan sinyal nyeri terus-
menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini men-gaku,rasanya seperti terbakar.
Faktor usia sangat menentukan kerentanan serangan nyeri pasca herpes.
Semakin tua seseorang saat terkena herpes zoster, semakin besar
kemungkinannya menderita nyeri. Jumlah mantan penderita herpes zoster
yang berlanjut ke nyeri pascaherpes kira-kira 10 - 15% populasi. Di atas 50
tahun kemungkinannya menjadi 40%, di atas 60 tahun jadi 50%, dan di atas
80 tahun menjadi 80% dari populasi.
Penderita herpes zoster berusia muda yang terkena serangan parah,
misalnya sampai kemata, semakin besar kemungkinannya terkena nyeri

7
pasca herpes. Pada serangan yang sampai menuju ke mata ini, biasanya
disarankan untuk berobat juga ke dokter mata, agar kerusakan saraf di
sekitarnya dapat dicegah. Kerusakan saraf yang disebabkan herpes zoster
sangat sulit dipulihkan - jika tidak bisa dibilang tidak akan bisa sembuh.
Setiap pasien juga punya pe-ngobatan sendiri yang berbeda tergantung
kecocokannya. Untuk kasus seperti ini, dokter spesialis kulit tidak bekerja
sendirian lagi. Ahli lain juga dilibatkan seperti ahli saraf, rehabilitasi medik,
bahkan psikiatri. Psikiatri dilibatkan, karena derita nyeri berlebihan bisa
mengakibatkan depresi.
Kendati dapat sembuh sendiri, namun yang sering kali dikhwatirkan
adalah kom-plikasinya yang sangat jarang namun bisa menyertai, diantaranya
adalah rdang paru-paru yang biasanya disebabkan oleh inspeksi sekunder,
tapi dapat disembuhkan. Radang otak juga, menjadi komplikasi akibat
penyakit ini, walaupun bisa disembuhkan, namun dapat meninggalkan gejala
sisa seperti kejang, retardasi mental dan gangguan tingkah laku.

C. Proses eksositosis oleh virus


1. Gejala
Gejalanya mulai timbul 10-21 hari setelah terinfeksi. Pada anak-anak
yang usia-nya berkisar 10 tahun gejala pertamanya adalah sakit kepala,
demam sedang, dan rasa tidak enak di badan. Gejala tersebut tidak ditemukan
pada anak-anak di bawah usia 10 tahun dan akan menjadi gejala yang berat
jika menyerang anak yang lebih dewasa. 24-36 jam pertama setelah
timbulnya gejala awal, muncul ruam di badan dan kemudian tersebar ke
wajah, tangan, dan kaki. Selain itu ruam juga akan muncul di selaput mukosa
seperti di bagian dalam mulut atau vagina. Ruam yang awalnya
berbentuk bintik-bintik merah datar (makula), akan menjadi bintik-bintik
menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel), yang terasa
gatal, dan pada akhirnya mengering. Proses ini memakan waktu 6-8 jam,
selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan baru.

8
Pada hari kelima biasanya tidak terbentuk lepuhan baru, seluruh lepuhan
akan mengering pada hari keenam, dan akan menghilang dalam waktu kurang
dari 20 hari Penularan.
Virus varicella zoster menyebar melalui udara. Orang dengan daya tahan
tubuh rendah dapat terserang virus ini. Penularan dapat muncul sejak 48 jam
sebelum ruam pertama muncul hingga 5 hari setelahnya. Setelah tertular,
biasanya dibutuhkan waktu sekiter 10-21 hari geja-la pertama muncul. Jangka
waktu ini dikenal sebagai masa inkubasi.
Cacar air ditularkan melalui udara pernapasan, kontak langsung dengan
cairan ruam, dan kontak dengan cairan yang tekena cairan ruam, seperti
handuk, seprei, atau selimut.
2. Pengobatan
Pengobatan di rumah pada cacar air ditujukan untuk meringankan gejala,
yang dapat dilakukan dengan:
a. Istirahat secukupnya
b. Mandi dengan air hangat atau air dingin setiap 3-4 jam pada hari-hari
pertama un-tuk mengurangi rasa gatal
c. Pemberian calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal
d. Dapat diberikan bedak basah atau bedak kering yang mengandung
salisil 2% atau mentol 1-2%
e. Bagi anak kecil, dianjurkan untuk memakai sarung tangan untuk
mencegah mengga-ruk ruam-ruam.
f. Makan makanan yang lembut dan berikan minum air dingin jika
terdapat ruam di dalam mulut.
g. Hindari makanan dan minuman yang terlalu asam, seperti jus jeruk,
dan hindari juga garam
h. Kulit dicuci sebersih mungkin dengan sabun
i. Menjaga kebersihan tangan
j. Kuku dipotong pendek
k. Baju harus kering dan bersih

9
l. Sedangkan untuk pengobatan medis dapat dilakukan dengan
menggunakan:
m. Paracetamol untuk menurunkan demam, atau asetaminofen
n. Antibiotik, jika ada infeksi bakteri
o. Obat anti-virus asiklovir, jika kasusnya terlalu berat (diberikan pada
anak berusia lebihdari 2 tahun atau remaja karena pada remaja,
penyaakit ini lebih berat)
p. Obat anti-virus vidarabin
3. Pencegahan

Cacar air dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi


diberikan pada ke-lompok-kelompok berikut:

a. Anak-anak dengan usia 12-18 bulan yang belum pernah


mengalamicacar air diberikan satu dosis vaksin
b. Anak-anak dengan usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum pernah
mengalami cacar air diberikan satu dosis vaksin
c. Orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air dan bekerja
atau tinggal dilingkungan yang sangat mudah terjangkit cacar air
d. Wanita reproduktif yang belum pernah mengalami cacar air dan tidak
dalam kondisi sedang hamil
e. Orang dewasa dan remaja yang belum pernah mengalami cacar air
dan tinggal dengan anak-anak
f. Orang yang hendak bepergian ke luar negeri dan belum pernah
mengalami cacar air
g. Voricella Zoster Immunoglobulin (VZIG) adalah zat kekebalan
terhadap virus penyebab cacar air. VZIG hanya diberikan pada kelompok-
kelompok tertentu:
h. Orang dengan sistem kekebalan rendah
i. Wanita hamil yang terpapar kasus cacar air dan belum pernah terkena
cacar air sebe-lumnya

10
j. Bayi dibawah usia 28 hari yang lahir dari usia kehamilan kurang dari
28 minggu atau berat lahirnya kurang dari 1000 gram
k. Bayi dibawah usia 28 hari yang ibunya terpapar kasus cacar air atau
yang mengalami cacar air antara 7 hari sebelum persalinan hingga 7 hari
setelah persalinan
4. Epidemiologi

Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak tetapi dapat juga


menyerang orang dewasa. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Masa
penularan lebih kurang 7 hari dihitung dari timbulnya gejala kulit.

5. Etiologi

Penyebab dari varisela adalah virus varisela-zoster. Penamaan virus ini mem-
beri pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan timbulnya penyakit
varisela, sedangkan reaktivasi (keadaan kambuh setelah sembuh dari varisela)
menyebabkan herves zoster.

6. Manifestasi Klinis

Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14-21 hari. Gejala klinis mulai dari
geja-la prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri
kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang
dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel khas berupa
tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian
menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung timbul lagi vesikel-vesikel
yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.

Penyebarannya terutama didaerah badan dan kemudian menyebar secara


sentrifugal kemuka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata,
mulut dan saluran na-fas bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder terjadi
pembesaran kelenjar getah bening regional (lymphadenopathy regional).
Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.

7. Komplikasi

11
Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada orang
dewasa, berupa ensepalitis, pneumonia, glumerulonephritis, karditis, hepatitis,
keratitis, konjunc-tivitis,otitis, arteritis dan beberapa macam purpura.

Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan


kelainan konginetal, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang
kelahiran dapat me-nyebabkan varisela konginetal pada neonatus.

8. Diagnosis Bantuan

Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang
diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan
didapati sel datia ber-inti banyak (multinukleated).

9. Diagnosis Banding

Harus dibedakan dengan variola, penyakit ini lebih berat, memberi


gambaran monomorf, dan penyebarannya dimulai dari bagian akral tubuh yakni
telapak tangan dan telapak kaki

10. Penatalaksanaan

Pengobatan bersifat simtomatik dengan antipiretik dan analgesik, untuk


menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedativ. Secara lokal diberikan bedak
yang ditambah dengan zat antigatal (antipruritus) seperti menthol, kamfor dll,
untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal.
Jika timbul infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika berupa salep dan oral.
Dapat pula diberikan obat-obat anti virus seperti asiklovir dengan dosisi 5 x 400
mg sehari selama 7 hari dengan hasil yang cukup baik. Selain itu dapat pula
diberikan imunotimulator seperti isoprinosin. Satu tablet 500 mg. Dosisnya 50
mg/kg berat badan sehari, Dengan dosisi maksimum 3000 mg sehari. Umumnya
dosis untuk orang dewasa 6 x 1 tablet atau 4 x 1 tablet sehari. Lama pengobatan
sampai penyakit membaik. Obat ini diberikan jika la-ma penyakitnya telah lebih
3 hari.

12
11. Prognosis

Dengan perawatan yang teliti dan senantiasa memperhatikan kebersihan


(hygiene) diri dan lingkungan memberikan prognosis yang baik dan
kemungkinan terbentuknya jaringan parut hanya sedikit, kecuali jika klien
melakukan garukan/tindakan lain yang menyebabkan kerusakan kulit lebih
dalam.

12. Pengkajian
a. Gejala subyektif berupa keluhan nyeri kepala, anorexia dan malese.
b. Pada kulit dan membran mukosa :
c. Lesi dalam berbagai tahap perkembangannya : mulai dari makula
eritematosa yang muncul selama 4-5 hari kemudian berkembang dengan
cepat menjadi vesikel dan krusta yang di-mulai pada badan dan
menyebar secara sentrifubal kemuka dan ekstremitas. Lesi dapat pula
terjadi pada mukosa, palatum dan konjunctiva
d. Suhu : dapat terjadi demam antara 38°-39°C
13. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Aktual atau potensial gangguan integritas kulit

a. Anjurkan mandi secara teratur


b. Hindari menggaruk lesi
c. Gunakan pakaian yang halus/lembut
14. Gangguan rasa nyaman : nyeri
a. Gunakan analgetik dan bedak antipruritus.
b. Pertahankan suhu ruangan tetap sejuk dengan kelembaban yang
adekuat.
15. Potensial penularan infeksi

Lakukan isolasi (strict isolation) :

Prosedur strict isolation :

13
a. Ruangan tersendiri, pintu harus selalu tertutup. Klien yang terinfeksi
karena organisme yang sama dapat ditempatkan dalam ruangan yang sama.

b. Gunakan masker, pakaian khusus, dan sarung tangan bagi semua orang
yang masuk kedalam ruangan.

c. Selalu cuci tangan setelah menyentuh klien atau benda-benda yang


kemungkinan ter-kontaminasi serta sebelum memberikan tindakan kepada
klien lain.

d. Semua benda-benda yang terkontaminasi dibuang atau dimasukan kedalam


tempat khusus dan diberi label sebelum dilakukan dekontaminasi atau
diproses ulang kembal

16. Saran untuk mencegah supaya tidak terkena cacar air

a. Jangan bersentuhan secara langsung dengan anak yang terkena cacar


air.

b. Hindari berdekatan atau bersentuhan secara langsung dengan anak


yang terkena cacar air.

c. Lakukan tindakan isolasi pada anak yang terkena penyakit cacar air.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Cacar air (Varisela) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
virusVarisella zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit, dapat dicegah
dengan pemberian Zoster Imun Globulin (ZIG) atau dengan Varisella-Zoster
Globulin (VIZIG). Pemberian vaksin ini dapat dilakukan dengan tiga tahap, untuk
hasil kekebalan yang sempurna.

15
DAFTAR PUSTAKA

a. Adhi Djuanda (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK
Universitas Indonesia, Jakarta, 1993.
b. June M. Thomson, et. al. ( 1986 ). Clinical Nursing Practice, The C.V. Mosby
Company, Toronto.
c. Lorden.blospot.com
d. Carpenito.1997. Penerapam Pada Praktek Klinis. Salemba . Jakarta
e. http://iyan1603.blogspot.com/2008/12/cacar-air-pada-anak-anak.html

16

Anda mungkin juga menyukai