Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN CACAR AIR

OLEH : KAROLINA WEA

YAYASAN ST. LUKAS KEUSKUPAN MAUMERE


AKADEMI KEPERAWATAN ST. ELISABETH LELA
TAHUN AKADEMIK : 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
yang telah dikaruniakan, serta bantuan dari semua pihak sehingga penulis dapat
menyelesaiakan laporan pendahuluan yang berjudul“ASUHAN KEPERAWATAN CACAR
AIR”

Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini, penulis banyak menemukan kesulitan dan
rintangan, tetapi berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat
menyelesaikannya. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan
ucapan terimah kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, yakni :
1. Direktur Akademi Keperawatan St. Elisabeth Lela ibu Maria K.Ringgi
Kuwa,S,ST.,M.Kes dan juga sebagai dosen yang telah memberikan informasi dan
masukan-masukan terkait dengan penyusunan laporan ini.
2. Stanislaus Nong Selung, AMK selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran dalam membimbing serta arahan awal penulisan sehingga
terselesainya asuhan keperawatan ini.
3. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi dan
masukan-masukan terkait dengan penyusunan asuhan keperawatan ini dan juga
kebersamaan kita.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan pendahuluan ini masih jauh dari kata
sempurna, baik isi maupun penulisannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis menyampaikan terima
kasih dan semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
B. TUJUAN...................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
1. VARISELA ZOSTER...............................................................................................................5
2. CACAR AIR PADA ANAK.....................................................................................................5
3. PROSES EKSOSITOSIS OLEH VIRUS..................................................................................6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN CACAR AIR...........................................................................9
A. PENGKAJIAN..........................................................................................................................9
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN...............................................................................................9
C. INTERVENSI............................................................................................................................9
D. IMPLEMENTASI.....................................................................................................................9
E. EVALUASI...............................................................................................................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................10
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Cacar air merupakan infeksi sangat menular yang disebabkan oleh virus
varisella zoster. Cacar air dijangkiti melalui batuk dan bersin serta sentuhan
langsung dengan cairan dalam lepuh cacar air. Penyakit ini biasanya tidak
parah dan hanya singkat da kalangan anak sehat, adakalnya cacar air akan
menjadi penyakit yang lebih parah, misalnya infeksi bakteri pad kulit yang
mengakibatkan belas luka, radang paru-paru, atau radang otak. Orang dewasa
yang menderita infeksi cacar air ada umumnya mengalami gejala yang lebih
parah. Cacar air mungkin menimbulkan resiko terhadap bayi dalam kandungan
jika terjangkit sewaktu hamil. Cacar air dapat menyebabkan penyakit parah,
bahkan maut, pada golongan usia. Waktu inkubasi untuk cacar air adalah 10
sampai 21 hari, diikuti dengan ruam berbintik merah pada mulanya, yang
kemudian menjadi lepuh dalam waktu beberapa jam. Bintik-bintik ini biasanya
timbul di badan, muka dan bagian tubuh yang lain. Banyak orang yang
menderita infeksi cacr air mengalami demam dan merasa kurang sehat dan
mungkin merasa gatal sekali. Siapapun yang belum pernah menderita cacar air
dianggap kebal dan tidak memerlukan vaksin. Sekitar 75% dari masyarakat
menderita infeksi cacar iar sebelum usia 12 tahun. June M. Thomson
mendefenisikan varisella sebagai penyakit Yang disebabkan oleh virus
varisella zoster ( V-Z virus) yang sangat menular bersifat akut yang umumnya
mengenai anak, yang ditandai oleh demam yang mendadak, malase, dan erupsi
kulit berupa makulo ppular untuk beberapa jam yang kemudian berubah
menjadi vesikel selama 3-4 hari dan meninggalkan keropeng ( Thomson,
1986, p.1483).
Sedangkan menurut Adhi Djuanda varisela yang mempunyai sinonim cacar air
atau chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus varisela zoster yang
menyerang kulit dan mukosa yang secara klinis terdapat gejala konstitusi,
kelainan kulit polimorfi terutama di bagian sentral tubuh (Djuanda, 1993).
B. TUJUAN
Untuk mengetahui tentang penyakit cacar air yang menginfeksi 75% masyarakat
sebelum umur12 tahun, mengetahui gejala dan pengobatan dari cacar air .
BAB II
PEMBAHASAN

1. VARISELA ZOSTER
Cacar air adalah salah satu penyakit yang umum ditemui pada anak-anak. 90%
kasusu cacar air dialami oleh anak-anak yang berusia dari 10 tahun, dan lebih dari
90% orang telah mengalami cacar air pada usia 15 tahun. Penyakit cacar air ini
disebabkan oleh infeksi primer dari virus varisela zoster, namun setelah sembuh,
virus ini tidak benar-benar hilang dari tubuh. Virus ini akan menetap di bagian
saraf tertentu dan nantinya akan menyebabkan herpeszoster atau cacar ular.
Herpeszoster hanya terjadi sekali seumur hidup pada usia di atas 60 tahun.
a. Morfologi
Pembungkus berasal dari selaput inti sel yang terinfeksi. Pembungkus ini
mengandung DNA, lipid, karbohidrat, dan protein, dan dapat menghilangkan
eter. Berbentuk bulat varisela zoster merupakan kelompok virus herpes, yaitu
berukuran 140-200μ, berinti DNA.
b. Klasifikasi Varisela Zoster
Varisela zoster diklasifikasikan sebagai berikut:
Family :herpesviridae
Sub family :Alphaherpesvirinae
Genus :Varicellovirus
Spesies :Varicella zoster

2. CACAR AIR PADA ANAK

Varisela berasal dari bahasa latin, varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal
dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama chicken –
pox. Varisela adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus varisela
zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit. Pada umumnya menyerang anak
–anak, tapi dapat juga menyerang pada orang dewasa yang belum pernah terkena
sebelumnya. Banyak menyerang anak usia sekolah dasar. Penularan memang
cukup sering terjadi antar teman sekolah. Bersifat sangat menular dengan masa
penularan antara 1 hari sebelum timbul ruam sampai 7 hari setelah munculnya
gejala. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dan percikan ludah.
Masa inkubasi biasanya berkisar antara 2-3 minggu. Cacar air dapat dicegah
dengan pemberian zoster imun globin ( ZIG), yang dapat dari serum pasien yang
mengalami penyembuhandari herpes zoter, atau dengan varisela zoster imun
globulin (VZIG), yang diperoleh dari pool plasma yang engandung titer anti bodi
spesifik yang tinggi. Bagi orang sehat, untuk pencegahan bisa dilakukan imunisasi
dengan vaksin varisela zoster ( Okastrain). Pada anak sehat 1-12 tahun diberikan
satu kali, satu kai lagi diberikan pada masa pubertas untuk memantapkan
kekebalan menjadi 60-80%. Setelah itu untuk menyempurnakannya, diberikan
sekali saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini biasanya bertahan sampai 10
tahun.
Secara umum seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak
langsung. Luka akibat infeksi yang terbuka akan mudah menularkan virus ke
bagian tubuh lain atau ke orang lain kalau terjadi sentuhan. Khusu varisela zoster
jga dapat ditularkan melaui udara, walau daya tularnya tidak sebesar cacar air.
Gejalanya juga tidak seperti herpes zoster. Gejalanya mirip demam biasa yang
beberapa hari kemudian sebuh sendiri. Namun, disaat dewasa, virusnya tiba-tiba
langsung menyerang sebagai herpes zoster dengan gejala berat. Lokasi munculnya
gelembung di kulit sebenarnya mengikuti area persarafan yang selama itu menjadi
tempat varisela zoster mendekam. Maka lokasinya juga sama dengan lokasi
serangan ketika cacar air dulu. Serangan bisa terjadi pada satu atau beberapa area
persarafan sekaligus. Inilah yang menyebabkan serangannya meluas ke beberapa
bagian tubuh, termasuk ke bagian kepala. Namun, kebanyakan hanya menyerang
area persarafan di sekitar dada. Virus varisela zoster juga menginfeksi sel satelit di
sekitar neuron pada ganglion akar dorsal sumsum tulang belakang. Dari sini virus
bisa kembali menimbulkan gejala sisa, yang disebut nyeri pasca herpes atau
postherpetic neuralgia.

3. PROSES EKSOSITOSIS OLEH VIRUS


a. Gejala
Gejala mulai timbul 10-21 hari setelah terinfeksi. Pada anak-anak yang
usianya berkisar 10 tahun gejala pertamanya adalah sakit kepala, demam
sedang, dan rasa tidak enak badan. Gejala tersebut tidak ditemukan pada anak-
anak di bawah usia 10 tahun dan akan menjadi gejala yang berat jika
menyerang anak yang lebih dewasa. 24-36 jam pertama setelah timbulnya
gejala awal, muncul ruam di badan dan kemudian tersebar ke wajah, tangan,
dan kaki. Selain itu ruam juga akan muncul di selaput mukosa seperti di
bagian dalam mulut atau vagina. Ruam yang awalnya berbentuk bintik-bintik
merah datar, ( macula), akan menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi
cairan (vesikel) yang terasa gatal, dan pada akhirnya mongering. Proses ini
memakan waktu 6-8 jam selanjutnya akan terbentuk bintik –bintik dan
lepuhan baru.
Pada hari kelima biasanya tidak terbentuk lepuhan baru, seluruh lepuhan akan
mongering pada hari ke enam dan akan menghilang dalam waktu kurang dari
20 hari penularan.
Virus varisela zoster menyebar melalui udara. Orang dengan daya tahan tubuh
rendah dapat terserang virus ini. Penularan muncul sejak 48 jam sebelum ruam
pertama muncul hingga 5 hari setelahnya. Setelah tertular, biasanya
dibutuhkan waktu sekitar 10-21 hari gejala pertama muncul. Jangka waktu
ini dikenal sebagai masa inkubasi.
Cacar air ditularkan melaui udara pernapasan, kontak langsung dengan cairan
yang terkena cairan ruam, seperti handuk, seprei, atau selimut.
b. Pengobatan
Pengobatan di rumah pada cacar air ditujukan untuk meringankan gejala, yang
dapat dilakukan dengan:
 Istirahat secukupnya
 Mandi dengan air hangat atau air dingin setiap 3-4 jam pada hari-hari
pertama untuk mengurangi rasa gatal
 Pemberian calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal
 Dapat diberikan bedak basah atau kering yang mengandung salisil 2% atau
mentol 1-2%
 Bagi anak kecil, dianjurkan untuk memakai sarung tangan untuk mencegah
menggaruk ruam-ruam
 Makan makanan yang lembut dan berikan minum air dingin jika terdapat
ruam di dalam mulut.
 Hindari makanan dan minuman yang terlalau asam, seperti jeruk, dan
hindari juga garam
 Kulit dicuci seberssih mungkin dengan sabun
 Menjaga kebersihan tangan
 Kuku dipotong pendek
 Baju harus bersih dan kering

Sedangkan pengobatan medis dilakukan dengan cara:


 Paracetamol untuk menurunkan demam, atau asetaminofen
 Antibiotic, jika ada infeksi bakteri
 Obat anti virus asiklovir jika kasusnya terlau berat
 Obat anti virus vidarabin
c. Pencegahan
Cacar air dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi diberika pada
kelompok-kelompok berikut:
 Anak-anak dengan usia 12-18 bulan yang belum pernag menderita cacar
air diberikan satu dosis vaksin
 Anak usia 19 bulan-13 tahun yang belum pernah mengalami cacar air
diberikan satu dosis vaksin
 Orang dewas yang belum pernah mengalami cacar air dan bekerja atau
tinggal di lingkungan yang sangat mudah terjangkit cacar air
 Wanita reproduktif yang belum pernah mengalami cacar air dan tidak
dalam kondisi sedang hamil
 Orang dewasa dan remaja yang belum pernah mengalami cacar air dan
tinggal dengan anak-anak.
 Orang yang hendak bepergian

d. Epidemiologi
Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak tetapi dapat juga
menyerang orang dewasa. Transmisi penyakit ini secara aerogen.masa
penularan lebuh kurang 7 hari dihitung dari timbulnya gejala kulit.

e. Etiologi
Penyebab dari variselaadalah viruss varisela zoster. Penamaan virus ini
member pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan timbulnya
penyakit varisela, sedangkan reaktivasi menyebabkan herves zoster.

f. Manifestasi klinik
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14-21 hari. Gejala klinis mulai dari
gejala prodomal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri
kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa
yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel khas
berupa tetesan embun vesikel. Vesikel akan berubah menjadi pustul dan
kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung timbul lagi
vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.
Penyebaran terutama di daerah badan dan kemudian menyebar secara
sentrifugal ke muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir
mata, mulut dan saluran nafas bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder
terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional ( limphadenophaty
regional). Penyakit ini biasaya di sertai rasa gatal.

g. Kompliksai
Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada
orang dewasa , berupa ensepalitis, pneumonia, glumerulonepharitis, karditis,,
hepatitis, konjungtivitis, otitis, arteritis dan beberapa macam purpura. Infeksi
yang timbul pada trisemester pertama kehamilan dapat menimbulkan kelainan
konginetal, sedaanhkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang
kelahiiran dapat menyebabkan varisela konginetal pada neonatus.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN CACAR AIR

A. PENGKAJIAN
Gejala subjektif berupa keluhan nyeri kepala, anorexia dan malese. Pada
kulit dan membrane mukosa lesi dalam berbagai tahap perkembangannya:
mulai dari macula eritematosa yag muncul selama 4-5 hari, kemudian
berkembang menjadi vesikel dan krusta yang dimulai pada badan dan
menyebar secara sentrifubal ke wajah dan eksterimtas. Lesi dapat pula
terjadi pada mukosa, palatum dan konjungtiva.
Suhu: dapat terjadi demam antara 38℃-39℃

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Actual atau potensial gangguan integritas kulit
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri

C. INTERVENSI
 Anjurkan mandi secara teratur
 Hindari mengganruk lesi
 Gunakan pakaian yang halus /lembut
 Gunakan analgetik dan bedak antipruritus
 Pertahankan suhu ruangan tetap sejuk dengan kelembapan yang adekuat
 Selalu ,mencuci tangan setelah menyentuh klien atau benda-benda yang
sudah terkontaminasi dengan pasiendan sebelum melakukan tindakan

D. IMPLEMENTASI
Merupakan tahap yang dilakukan sesuia dengan intervensi yang telah
dilakukan

E. EVALUASI
Merupakan tahap akhir yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan
pasien ,serta untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasien selama
melakukan tindakan
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Cacar air (varisela) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
varisela zoster, ditandai dengan erupsi yang khas pada kulit, dapat
dicegah dengan pemberian Zoster Imun Globulin (ZIG), atau dengan
Varisela Zoster Globulin (VIZIG). Pemebrian vaksin ini dapat
dilakukan dengan tiga tahap untuk hasil kekebalan yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. 1997. Penerapan Pada Praktek Klinis. Salemba. Jakarta


Djuanda Adhi, 1993. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Dua, FK Universitas Indonesia.
Jakarta
June M. Thomson, 1986. Clinical Nursing Practice, The C.V, Mosby Company, Toronto

Anda mungkin juga menyukai