“ARTRITIS RHEUMATOID”
Makassar, 08Desember
2018
KELOMPOK III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................... 3
A. Definisi......................................................................................... 5
B. Etiologi......................................................................................... 5
C. Manifestasi Klinis........................................................................ 5
D. Patofisiologi................................................................................. 7
E. Penatalaksanaan........................................................................... 8
F. Pemeriksaan Diagnostik............................................................... 8
G. Penyimpangan KDM................................................................... 9
H. Komplikasi................................................................................... 10
I. Pencegahan.................................................................................. 10
A. Pengkajian Keperawatan.............................................................. 16
B. Diagnosa Keperawatan................................................................ 25
C. Intervensi Keperawatan............................................................... 25
D. Implementasi Keperawatan.......................................................... 28
E. Evaluasi Keperawatan.................................................................. 29
BAB IV PENUTUP....................................................................................... 31
A. Kesimpulan.................................................................................. 31
B. Saran............................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit reumatik meliputi gangguan aotoimun dan inflamasi yang
disebut “penyakit kelumpuhan primer” pada Negara Maju. Istilah artritis
merupakan radang sendi namun sebenarya artritis adalah kumpulan dari
lebih dari 100 kondisi yang saling berhubungan. Sekitar 49% lansia
berusia lebih dari 65 atau di AS menderita artritis; ini berarti satu
darisetiap 7 orang Amerika dan satu dari 3 keluarga.
Center for Disaese Control and Prevention (CDC) melaporkan
bahwa 70 juta orang Amerika menderita artritis dan pada tahun 2035 akan
terdapat lebih dari 20% atau populasi lansia berusia 65 tahun atau lebih di
Amerika Serikat yang menderita artritis. Artritis berkaitan dengan
ketidakmampuan kerja dan penyebab kelumpuhan pada lansia 65 tahun ke
atas.
Tingginya prevalensi reumatik berdampak pada ekonomi,
fungsional, social,dan psikologis, sehingga penyakit ini harus
mendapatkan perhatian dari kita semua. WHO dan 37 negara
mencanangkan bahwa tahun 2000-2010 sebagai decade tulang dan sendi.
Insiatif Negara-negara ini bertujuan untuk meningkatkan kehidupan orang
dengan gangguan musculoskeletal seperti artritis dan untuk meningkatkan
pemahaman serta perawatan mengenai gangguan musculoskeletal melalui
pencegahan, edukasi dan penelitian. Konsorsium organisasi-organisasi
nasional menghasilkan National Action Plan: A public health Strategies,
sebuah rencana komprehensif dan ambisius untuk tatalaksana artritis.
Selain itu, autoimunitas merupakan isu prioritas dalam kesehatan
wanita oleh Office of Research on Women Health, sebuah unit institute
kesehatan nasional, karena gangguan ini mengincar 75% wanita sepanjang
waktu. Seiring meningkatnya insiden autoimun dan gangguan inflamasi,
usaha penelitian menitikberatkan pada cedera, obesitas, cacat genetik,
infeksi, immunosupresi , asam amino, interleukin dan agen lingkungan
untuk pengembangan serta perawatan penyakit pengubah hidup ini.
Tujuan utama perawatan artritis adalah untuk mengurangi nyeri
dan gejala klinis, mengurangi tekanan psikologis, meningkatkan fungsi
fisik, serta tujuan umumnya adalah kesejahteraan hidup klien. Namun,
tujuan lain yang sama pentingnya adalah untuk mencegah dan
memperbaiki masalah sosioekonomi sebagian besar beban ekonomi dan
social adalah berkaitan dengan hilangnya fungsi, bukan karena biaya
pengobatan. Sebelum ditemukannya cara pengobatan reumatik dan
kecacatan fisik , orang terus mengalami kerugian ekonomi dan social yang
sangat mempegaruhi kehidupan mereka. Seiring pertambahan usia.
Masyarakat dapat menduga dampak ini akan berkembang.
Oleh karena itu RA merupakan penyakit inflamasi dan autoimun
klasik, akan sangat membantu jika merujuk ke pembahasan RA ketika
membahas gangguan yang lain, meskipun kondisi memiliki pola klinis
yang berbeda, nyeri dan hambatan/gangguan pergerakan merupakan
masalah yang umum terjadi pada klien dengan gangguan ini.
Penelitian klinis dan hasilnya digunakan sebagai praktik berbasis
bukti. American College of Rheumatology menetapkan standar untuk
indikator perkembangan penyakit. Kesulitan dalam evaluasi hasil
penelitian klinis disebabkan desain penelitian yang berbeda (agen tunggal
dengan kombinasi) dan perbedaan populasi klien (penyakit stadium awal
dan lanjut, faktor rheumatoid pisitif dan negatif).
Standardisasi desain penelitian klinis menjamin efikasi dan
keamanan terapi gangguan reumatik yang jelas, subjektif, dan objektif,
mengacu pada praktik medis berdasarkan riset. Perawatan RA dibahas
pada fitur Menerjemahkan Bukti Ilmiah ke dalam Praktik.
G. Penyimpangan KDM
Defisiensi
Nodul Infiltrasi dalam os.
pengetahuan Ansietas
Subcondria
Deformitas sendi
Hambatan nutrisi pada
kartilago artikularis Kartilago nekrosis
Gangguan body image
Erosi kartilago
Mudah luksasi dan Kerusakan kartilago dan
subluksasi tulang
Adhesi pada
Tendon dan ligament permukaan sendi
Resiko cidera
melemah
BAB III
Hambatan mobilitas fisik
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesa
Anamnesa yang di lakukan pada pasien arthritis rhaematoid
meliputi:
a. Biodata
Pada Biodata Bisa Diperoleh Data Tentang:
1) Nama
2) Umur
3) Jenis Kelamin
4) Tempat Tinggal
5) Pekerjaan
6) Pendidikan
7) Status Perkawinan
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Kaji adanya riwayat nyeri sendi lutut, dan pada
pergelangan tangan, jari-jari tangan kiri dan kanan, kaji
adanya edema
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Nyeri sendi yang di rasakan sejak 2 bulan semakin hari
semakin berat dan bertmbah parah.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Tingkat kesadaran (apatis, sopor, koma, gelisah, kompos
mentis yang bergantung pada keadaan klien).
2) Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan,
sedang, dan paa kasus osteomielitis biasanya akut)
b. Head to toe
Pemeriksaan dari kepala hingga kaki dari setiap bagian tubuh
menggunakan metode inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
B. Rencana Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut
2. Defisiensi pengetahuan
3. Gangguan citra tubuh
4. Resiko cedera
5. Defisit perawatan diri
6. Hambatan mobilitas
C. Intervensi
N DIANGNOSA NOC NIC
O KEPERAWAT ( Moorhead Sue, dkk, ( Bulecheck G.M, dkk,
AN 2013) 2013 )
( Heater.T.Her
dman, 2015)
1 Nyeri akut Kontrol nyeri Manajemen nyeri
Indicator outcome 1. Lakukan pengkajian
1. Mengenali kapan nyeri komprehensif
nyeri terjadi, skala yang meliputi lokasi,
target karakteristik, durasi,
Outcome : frekuensi dan faktor
dipertahkan pada pencetus
3,ditingkatkan ke 1. 2. Berikan informasi
2. Menggambarkan mengenai nyeri,
faktor penyebab, seperti penyebab
skala target nyeri, berapalama
Outcome: nyeri akan dirasakan
dipertahankan pada dan antisipasi dari
3, ditingkatkan ke 1 ketidaknyamanan
akibat prosedur
3. Libatkan keluarga
dalam modalitas
penurunan nyeri jika
memungkinkan.
Nomor RM : 13-44-56
1. Data Umum
a. Identitas Pasien
Nama : “Ny.M”
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku : Makassar
Nama : “Ny. A”
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku : Bugis
Hub. Dengan Pasien : saudara pasien
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : Nyeri sendi lutut kiri
b. Riwayat kesehatan sekarang
G1
77
G2
? ? ? 37 ? ?
52 49
G3
20 17 14
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Pasien
= Garis Pernikahan
= Garis Keturunan
= Serumah
GI : Ibu dan Ayah klien sudah meninggal dunia karena factor usia
Ibu mertua klien (77 tahun) masih hidup dan tidak memiliki
riwayat penyakit menular.
GII : Klien “Ny. M” (49 tahun) anak pertama dari empat bersaudara.
3. Riwayat Psiko-Sosio-Spiritual
a. Riwayat Psikososial
1) Tempat tinggal : Pasien tinggal bersama suami dan
anaknya
2) Lingkungan rumah : Lingkungan rumah bersih, pasien
mampu beradaptasi dengan lingkungannya
3) Hubungan antar anggota keluarga: Hubungan klien dengan
keluarga baik. Klien lebih dekat dengan anak-anaknya.
b. Riwayat Spiritual: Sebelum sakit, klien selalu beribadah di Masjid.
Selama sakit, klien hanya beribadah di rumah. Klien selalu berdo’a
meminta kesembuhan agar bisa kembali ke rumah dan beraktivitas
seperti sediakala.
4. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Nutrisi
b. Cairan
Sebelum sakit : Minum kopi setiap pagi, dan air putih ± 7-8 gelas /
hari
d. Eliminasi
BAB:
BAK:
f. Personal Hygiene
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
1) Kesadaran: Composmentis
2) Ekspresi wajah: klien tampak meringis
3) TTV:
Nadi = 100x/menit
Pernapasan = 20x/menit
Suhu = 38,3 °C
b. Headtotoe
1) Integumen
Inspeksi : klien tampak bersih
Palpasi : tekstur halus, struktur tegang, lemak subcutan tebal, nyeri
tekan ( + )
2) Kepala
Inspeksi : bentuk kepala simetris, rambut merata
Palpasi : tidak ada nyeri tekan ( - )
3) Kuku
Inspeksi : kuku tampak bersih
4) Mata
Inspeksi : anemis (-), ikterus (-),refleks pupil (+) isokor, edema
palpebra (-)
5) Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada benda asing dan polip
6) Telinga
Inspeksi : bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak
ada peradangan dan pendengaran baik.
7) Mulut dan faring
Inspeksi : bibir tampak kering, tidak ada pembengkakan gusi, gigi
lengkap
8) Leher
Inspeksi : tidak terdapat pembengkakan kelenjar
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
9) Dada/thorax
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
10) Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : timpani seluruh perut
Auskultasi : terdengar bising usus
11) Ekstremitas
Atas : jari-jari klien tampak bengkak, klien tidak mampu
melakukan pergerakan.
Bawah : lutut klien tampak bengkak, klien tampak meringis
12) Status lokalis
Sendi proximal interphalangeal (PIP) digiti I, II, III dekstra dan
sinistra
Inspeksi : eritema (-), edema (+), kontraktur (-), nodul rematoid (-)
Palpasi : hangat (+), nyeri tekan (+)
Sendi genu dekstra dan sinistra
Inspeksi : eritema (+), edema (+), kontraktur (-)
Palpasi : hangat (+), nyeri tekan (+), bulging (-), krepitasi (-)
B. ANALISA DATA
Synovial menebal
Pannus
Kartilago nekrosis
Erosi kartilago
Adhesi pada
permukaan sendi
Ankilosis fibrosa
Kekuatan sendi
Hambatan Mobilitas
Fisik
4. DS: Reaksi factor R dengan Resiko Cedera
a. Klien mengatakan takut antibody, factor
bergerak karna takut jatuh metabolic, infeksi
DO: dengan
a. Klien nampak terbaring kecenderuangan virus
meringis
Reaksi peradangan
Synovial menebal
Pannus
Kerusakan kartilago
dan tulang
Resiko Cedera
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
7. Nyeri akut
8. Hambatan mobilitas
9. Resiko cedera
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reumathoid arthritis (RA) adalah penyakit inflamasi non-bakterial
yang bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi
serta jaringan ikat sendi secara simetris. (Nurarif dan Kusuma, 2016)
Artritis reumathoid (RA) merupakan penyakit inflamasi kronis
sistemik yang ditandai dengan pembengkakan dan nyeri sendi, serta
destruksi membran sinofial persendihan. (Tanto,dkk, 2014)
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eskudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
vertilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus atau
penutup yang menutupi kartilago.
Lamanya arhtritis reumathoid berbeda dari tiap orang. Ditandai
dengan adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang
yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.
Yang lain, terutama yang mempunyai faktor reumathoid (seropositif
gangguan rehematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
( Risnanto dan Insani, 2014)
B. Saran
Dengan adanya pembuatan makalah ini yang berjudul, “Arhtritis
Reumathoid” ini, kelompok mengharapkan dapat menambah wawasan
pembaca khususnya bagi para perawat pemula yang sedang kiat-kiatnya
dalam menambah wawasan untuk menuju perawat yang ahli, professional
dan berwawasan luas dalan menangani kesehatan yang ada di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA