Anda di halaman 1dari 24

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DAN FORMAT PENGKAJIAN

NYAMAN NYERI

DISUSUN OLEH : Kelompok IV


1. Efa Rosdiana 2. Vikratuts Tsaqova

3. Fikri Arjiman Sani 4. Wiria Guna Imani

5. Lalu Mohamad Naufal Rifki 6. Pica Intia Dewi

7. Sartini 8. Andyansyah

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
MATARAM 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Profesi Keperawatan”
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini mungkin ada
hambatan, namun berkat bantuan serta dukungan dari teman-teman dan bimbingan dari
dosen pembimbing. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan serta dukungan dan doa nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang profesi keperawatan. Kami mohon maaf
apabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan penulis yang
masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun, sangat diharapkan oleh kami dalam pembuatan makalah
selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini bermanfaat bagi pembaca maupun kami.

Mataram November 2020

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................................iii
BAB 1..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 LatarBelakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2
1.3 Tujuan Pustaka...................................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................3
2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Nyeri...................................................................................3
2.3 Format Pengkajian............................................................................................................14
BAB III......................................................................................................................................19
PENUTUP..................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................19
3.2 Saran.................................................................................................................................19
Daftar Pustaka........................................................................................................................20
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa
yang tidak menyenangkan adalah suatu
kebutuhan individu. Nyeri merupakan
perasaan yang tidak menyenangkan yang
terkadang dialami individu. Kebutuhan
terbebas dari rasa nyeri itu merupakan salah
satu kebutuhan dasar yang merupakan tujuan
diberikannya asuhan keperawatan pada
seorang pasien dirumah sakit (Prasetyo,2010).
Nyeri merupakan kondisi berupa
perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada
setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah
yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, 2009).
Dalam memberikan asuhan
keperawatan guna mengatasi rasa nyeri pada
pasien, perawat harus selalu berusaha untuk
mengembangkan strategi penatalaksanaan
nyeri, sehingga lebih dari sekedar pemberian
obat-obatan analgesik. Dengan memahami
konsep nyeri secara holistik, diharapkan
perawat mampu mengembangkan strategi-
strategi yang dapat mengatasi nyeri yang
dirasaakan seorang pasien (Prasetyo, 2010).
Berdasarkan hal tersebut, penulis
tertarik untuk menyusun Makalah dengan
judul “Konsep Asuhan Keperawatan Nyaman
Nyeri Dan Format Pengkajian Nyaman
1
Nyeri”.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep asuhan keperawatan nyeri.?
2. Bagaimana tinjauan asuhan keperawatan nyeri pada pasien rematik.?
3. Bagaimana format pengkajian.?
1.3 Tujuan Pustaka
1. Memahami bagaimana konsep asuhan keperawatan nyeri.?
2. Memahami bagaimana tinjauan asuhan keperawatan nyeri pada pasien
rematik.?
3. Memahami bagaimana format pengkajian.?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Nyeri

A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian nyeri yang faktual (terkini), lengkap dan akurat akan
memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar, menegakkan
diagnose keperawatan yang tepat, merencanakan terapi pengobatan yang
cocok, dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien
terhadap terapi yang di berikan.
Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama
nyeri akut adalah:
1. Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul).
2. Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri.
3. Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri.
Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan
saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri), sebaiknya
perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu
sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri.
Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih
baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku,
afektif, kognitif (NIH, 1986; McGuire, 1992).
Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen
tersebut, diantaranya:
1. Penentuan ada tidaknya nyeri.
Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus
mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun
dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka.
a. Karakteristik nyeri (Metode P, Q, R, S, T).
1) Faktor Pencetus (P: Provocate),
Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus
nyeri pada klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan
observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera.
2) Kualitas (Q: Quality),
Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang
diungkapkan oleh klien. Misal kalimat-kalimat: tajam,
tumpul, berdenyut, berpindah-pindah, seperti tertindih, perih,
dan tertusuk.
3) Lokasi (R: Region),
Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta
klien untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang
dirasakan tidak nyaman oleh klien.
4) Keparahan (S: Severe),
Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan
karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian ini klien
diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai
nyeri ringan, nyeri sedang atau berat.

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)


Skala Numerik (Numerical Rating Scale, NRS) digunakan
sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini psien menilai
nyeri dngan skala 0 sampai 10. Angka 0 diartikan kondisi klien tidak
merasakan nyeri, angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang
dirasakan klien. Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas
nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik.
Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)
Skala Analog Visual (Visual Analog Scale, VAS) merupakan
suatu garis lurus, yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan
memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala analog
visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena
pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada
dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire, 1984).

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal


Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS)
merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat
objektif. Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa
kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang
garis. Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai
nyeri yang paling hebat. Perawat menunjukkan skala tersebut pada
klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia
rasakan.
Gambar 4 Skala Nyeri Oucher
Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak
dikembangkan alat yang dinamakan “Oucher”, yang terdiri dari dua
skala yang terpisah dengan nilai 0-100 pada sisi sebelah kiri untuk anak-
anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada
sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil.

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong & Baker


5) Durasi (T: Time).
Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi,
dan rangkaian nyeri
b. Faktor yang memperberat/memperingan nyeri.
Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat memperberat nyeri
pasien, misalnya peningkatan aktivitas, perubahan suhu, stres, dan lain-
lain.
1. Respon Fisiologis.
Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju ke
batang otak dan thalamus, system saraf otonom menjadi terstimulasi
sebagai bagian dari respon stres. Stimulasi pada cabang simpatis pada
system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis. Apabila nyeri
berlangsung terus menerus, berat, dalam dan melibatkan organ-organ
visceral (misal: infark, miokard, kolik akibat kandung empedu, atau
batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi.
Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu:
a. Stimulasi Simpatik: (nyeri ringan, moderat, dan superficial).
1) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate.
2) Peningkatan heart rate.
3) Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP.
4) Peningkatan nilai gula darah.
5) Diaphoresis.
6) Peningkatan kekuatan otot.
7) Dilatasi pupil.
8) Penurunan motilitas GI.
b. Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)
1) Muka pucat.
2) Otot mengeras.
3) Penurunan HR dan BP.
4) Nafas cepat dan irregular.
5) Nausea dan vomitus.
6) Kelelahan dan keletihan.
2. Respon Perilaku.
Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien
antara lain: merubah posisi tubuh, mengusap bagian yang sakit, menopang
bagian nyeri yang sakit, menggeretakkan gigi, menunjukkan ekspresi wajah
meringis, mengerutkan alis, ekspresi verbal menangis, mengerang,
mengaduh, menjerit, meraung.
3. Respon Afektif.
Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan
pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri.
4. Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien.
Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-
kegiatan sehari-hari, sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia
dapat membantu dalam program aktivitas pasien. Perubahan-perubahan
yang dikaji: perubaha pola tidur, pengaruh nyeri pada aktivitas, serta
perubahan pola interaksi pada orang lain.
5. Persepsi Klien Tentang Nyeri.
Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan
proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan.
6. Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri.
Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk
menurunkan nyeri yang ia alami.

B. Diagnosa keperawatan

Menurut (Alimul & Musrifatul,2013) diagnosa keperawatan yang


biasa muncul pada klien dengan gangguan kenyamanan : nyeri,yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan denganiritasi mukosa lambung.

2. Nyeri kronis berhubungan dengan fraktur, cedera otot, gangguan


iskemik.
3. Gangguan mobilitas berhubungan dengan nyeri padaek stremitas.

C. Intervensi keperawatan

a. Nyeri akut

Intervensi Utama
Manajemen nyeri Pemberian Analgesik
Intervensi pendukung
Aromaterapi Pemberian obat oral
Dukungan hipnosis diri Pemberian obat intravena
Edukasi efek samping obat Pemberian obat tepical
Edukasi manajemen nyeri Pengaturan posisi
Edukasi proses penyakit Perawatan amputasi
Edukasi teknik nafas Perawatan kenyamanan
Kompres dingin Teknik distraksi
Kompres panas Teknik imajinasi terbimbing
Konsultasi Terapi akupresur
Latihan pernapasan Terapi akupuntur
Manajemen efek samping obat Terapi bantuan hewan
Manajemen kenyamanan Terapi humor
lingkungan
Manajemen medikasi Terapi Murottal
Manajemen sodasi Terapi musik
Manajemen terapi radiasi Terapi pemijatan
Pemantauan nyeri Terapi relaksasi
Pemberian obat Terapi sentuhan
Pemberian obat intravena Transcutaneous electrical nerve
stimutation (TENS)

b. Nyeri Kronis
Intervensi Utama

Manajemen nyeri Terapi relaksasi

Perawatan kenyamanan
Intervensi pendukung
Aromaterapi Manajemen terapi radiasi
Dukungan hypnosis diri Pemantauan nyeri
Dukungan pengungkapan kebutuhan Pemberian analgesik
Dukungan koping keluarga Pemberian obat
Dukungan meditasi Pemberian obat intravena
Edukasi aktivitas atau istirahat Pemberian obat oral
Edukasi efek samping obat Pemberian obat topikal
Edukasi Karno terapi Pengaturan posisi
Edukasi kesehatan Perawatan amputasi
Edukasi manajemen stres Promosi koping
Edukasi manajemen nyeri Teknik distraksi
Edukasi perawatan stoma Teknik imajinasi terbimbing
Edukasi proses penyakit Tapi akupressure
Edukasi teknik nafas Terapi akupuntur
Kompres dingin Terapi bantuan hewan
Kompres panas Terapi humor
Konsultasi Terapi Murottal
Latihan pernapasan Terapi musik
Latihan rehabilitasi Terapi pemijatan
Manajemen efek samping obat Terapi sentuhan
Manajemen kenyamanan lingkungan Tens
Manajemen mood Yoga ga
Manajemen stres Manajemen terapi radiasi
c. Nyeri Melahirkan
Intervensi Utama
Manajemen nyeri Terapi relaksasi
Pengaturan posisi
Intervensi pendukung
Aromaterapi Perawatan inkontinensia fekal
Dukungan hipnosis diri Perawatan inkontinensia urine
Dukungan pengungkapan kebutuhan Perawatan kenyamanan
Edukasi aktivitas atau istirahat Perawatan pasca persalinan
Edukasi latihan fisik Perawatan perineum
Edukasi efek samping obat Perawatan pre seksio sesarea
Edukasi manajemen stres Perawatan seksio sesarea
Edukasi manajemen nyeri Teknik distraksi
Edukasi pemeriksaan ultrasonograll Teknik imajinasi terbimbing
obstartik
Edukasi penyakit Terapi akupresur
Edukasi perawatan perineum Terapi akupuntur
Edukasi teknik nafas Terapi bantuan hewan
Fasilitasi hipnosis diri Terapi humor
Fasilitasi pengungkapan kebutuhan Terapi murottal
Latihan pernapasan Terapi musik
Manajemen efek samping obat Terapi pemijatan
Manajemen kenyamanan lingkungan Terapi sentuhan
Manajemen stres Tens
Pemantauan nyeri Yoga ga
Pemberian obat Perawatan inkontinensia fekal
Penjahitan luka Perawatan inkontinensia urine
Intervensi pendukung Perawatan kenyamanan
D. Implementasi keperawatan

Tindakan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari


rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada
tahap ini, perawat yang akan memberikan perawatan kepada pasien dan
sebaiknya tidak bekerja sendiri tetapi juga melibatkan tenaga medis
yang lain untuk memenuhi kebutuhan pasien (Ida, 2016).
Menurut ( Townsend M. C., 1998), tindakan keperawatan yang
diberikan pada pasien dengan gangguan kenyamanan : nyeri, yaitu
manajemen nyeri yang terdiri dari
1. Non farmakologi (mandiri), tindakan mandiri antara lain:

a. Guided imagery : meminta klien berimajinasi membayangkan


hal-hal yang menyenangkan, tindakan ini memerlukan
suasana dan ruangan yang tenang serta konsentrasi dari klien.
Tindakan ini dilakukan pada saat klien merasa nyaman dan
tidak sedang nyeriakut.
b. Distraksi : mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif
untuk nyeri ringan sampai sedang. Distraksi visual (menonton
TV atau pertandingan bola), distraksi audio (mendengar
musik), distraksi sentuhan (massase, memegang mainan)
distraksi intelektual (merangkai puzzle, maincatur).
c. Biofeedback : terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon nyeri
fisiologis dan cara untuk melatih kontrol volunter terhadap
respon tersebut. Terapi ini efektif untuk mengatasi
ketegangan otot dan migren, dengan cara memasang
elektroda padapelipis.
d. Kompres hangat : adalah memberikan rasa hangat pada
daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang
menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi darah juga
untuk menghilangkan rasa sakit, serta memberikan
ketegangan
dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres dilakukan
pada radang persendian, kekejangan otot, perut kembung,
dankedinginan.
2. Farmakologis (kolaborasi) : Penggunaananalgetik.
Mengganggu penerimaan/stimulasi nyeri dan
interpretasinya dengan menekan fungsi talamus dan
kortekserebri.

E. Evaluasi keperawatan

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis


dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan/kriteria hasil yang
telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan tenaga medis yang lain agar mencapai tujuan/kriteria hasil
yang telah ditetapkan (Ida, 2016).
Menurut Wong, dkk (2009: 1202) mengatakan bahwa keefektifan
keperawatan ditentukan oleh pengkajian ulang dan evaluasi asuhan
secara kontinu berdasarkan pedoman observasi yaitu :
1. Observasi dan wawancara pasien dan keluarga mengenai
kepatuhan mereka pada program medis dan diet.
2. Pantau tanda vital, pengukuran pertumbuhan, laporan
laboratorium, perilaku, penampilan.
2.3 Format Pengkajian
1. Pengkajian
A.. Identitas
a. Nama Pasien :…………………………………..
b. Tempat/ Tanggal lahir :………………………..
c. Jenis Kelamin :…………………………………
d. Agama :………………………………………..
e. Pendidikan :…………………………………….
f. Pekerjaan :……………………………………..
g. Suku / Bangsa :………………………………..

h. Alamat :………………......................................
i. Diagnosa Medis : ………………..........................
j. No. RM : ………………......................................
k. Tanggal masuk RS : ……………….......................
B. Penentuan ada tidaknya nyeri.
1. Karakteristik nyeri (Metode P, Q, R, S, T).
a. Faktor Pencetus (P: Provocate):………………….
b. Kualitas (Q: Quality):………………………….
c. Lokasi (R: Region):…………………….
d. Keparahan (S: Severe):………………………….
e. Durasi (T: Time):……………………….
2. Faktor yang memperberat/memperingan nyeri.
a. Respon Fisiologis:…………………
1) Stimulasi Simpatik: (nyeri ringan, moderat, dan
superficial). :…………………..
a) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi
rate.:……………………….
b) Peningkatan heart rate.:…………………
c) Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP.:……….
d) Peningkatan nilai gula darah.:………….
e) Diaphoresis.:………..
f) Peningkatan kekuatan otot.:……………
g) Dilatasi pupil.:……………….
h) Penurunan motilitas GI.:…………….
2) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)
a) Muka pucat.:…………………..
b) Otot mengeras.:………………
c) Penurunan HR dan BP.:……………
d) Nafas cepat dan irregular.:…………
e) Nausea dan vomitus.:…………….
f) Kelelahan dan keletihan.:…………….
b. Respon Perilaku. :……………………….
c. Respon Afektif:……………….
d. Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien:……………
e. Persepsi Klien Tentang Nyeri:…………….
f. Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri:……………
C. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual :……………………..
D Aspek lingkungan Fisik :……………………
a. Pemeriksaan Fisik:…………………………
a) Keadaan umum:…………………..
1) Kesadaran :………………….
2) Status gizi :…………………..
3) Tanda vital :………………………
4) Suhu :…………………………….

5) Skala Nyeri:……………………………….
b) Pemeriksaan Secara Sistematik ( Cephalo-Caudal)
1) Kulit :………………………..
2) Kepala:……………………….
3) Leher: …………………….
4) Tungkak : …………………..
5) Dada :…………………………….
6) Payudara :…………………………
1) Punggung: Tidak terdapat lesi:………….
8) Abdomen:……………….
9) Panggul : Bentuk panggul normal:…………….
10) Anus dan Rectum:……………….
11) Genetalia:…………………….
12) Ektremitas:………………….
2. Diagnosa keperawatan :………………………
Nyeri akut berhubungan denganiritasi mukosa lambung.:
………………………………………………

Nyeri kronis berhubungan dengan fraktur, cedera otot, gangguan


iskemik.:………………………………………………….
Gangguan mobilitas berhubungan dengan nyeri padaek stremitas
…………………………………………………………………
3. Perencanaan keperawatan :………………………

Aromaterapi :…………………………….

Dukungan hipnosis diri :…………………………….

Edukasi efek samping obat :…………………………….

Edukasi manajemen nyeri :…………………………….

Edukasi proses penyakit :…………………………….

Edukasi teknik nafas :…………………………….

Kompres dingin :…………………………….

Kompres panas :…………………………….

Konsultasi :…………………………….

Latihan pernapasan :…………………………….

Manajemen efek samping obat :…………………………….

Manajemen kenyamanan lingkungan :…………………………….


Manajemen medikasi :…………………………….

Manajemen sodasi :…………………………….

Manajemen terapi radiasi :…………………………….

Pemantauan nyeri :…………………………….

Pemberian obat :…………………………….

Pemberian obat intravena :…………………………….

Pemberian obat oral:…………………………….

Pemberian obat intravena :…………………………….

Pemberian obat tepical :…………………………….

Pengaturan posisi :…………………………….

Perawatan amputasi :…………………………….

Perawatan kenyamanan :…………………………….

Teknik distraksi :…………………………….

Teknik imajinasi terbimbing :…………………………….

Terapi akupresur :…………………………….

Terapi akupuntur :…………………………….

Terapi bantuan hewan :…………………………….

Terapi humor :…………………………….

Terapi Murottal :…………………………….

Terapi musik :…………………………….

Terapi pemijatan :…………………………….

Terapi relaksasi :…………………………….

Terapi sentuhan:…………………………….
Transcutaneous electrical nerve stimutation (TENS):………….

4. Pelaksanaan :………………………
A.Non farmakologi (mandiri), tindakan mandiri antara lain:
Guided imagery :………………………….
Distraksi :………………………….
Biofeedback :………………………….
Kompres hangat : …………………………
B. Farmakologis (kolaborasi) : Penggunaananalgetik.
5. Evaluasi :………………………
Observasi: …………………..
Pantau tanda vital:…………………..
pengukuran pertumbuhan:………….
laporan laboratorium:……….
perilaku:…………………..
penampilan:……………………
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Nyeri adalah sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan


meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial,
digambarkan dalam istilah seperti kerusakan.Dalam memberikan asuhan
keperawatan guna mengatasi rasa nyeri pada pasien, perawat harus selalu
berusaha untuk mengembangkan strategi penatalaksanaan nyeri, sehingga
lebih dari sekedar pemberian obat-obatan analgesik. Dengan memahami
konsep nyeri secara holistik
3.2 Saran

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan sebagai saran untuk menerapkan ilmu


dalam bidang keperawatan tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan ganggaun rasa nyaman nyeri.
2. Bagi Institusi

Hasil laporan diharapkan dapat menambah literatur perpustakaan


dalam bidang keperawatan
3. Bagi Institusi STIKES Yarsi Mataram

Diharapkan dengan adanya penelitian ini memberikan gambaran


untuk setiap permasalahan yang terjadi pada pasien. Tenaga kesehatan
khususnya perawat perlu menggunakan pendekatan proses
keperawatan dengan tepat dan fokus, dan memberikan pendidikan
kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan bagi pasien dan keluarga
mengenai penyakit yangdialami.
Daftar Pustaka
Amelia, K. (2018). Keperawatan Gawat darurat dan
Bencana Sheehy.Jakarta: ELSEVIER.
Hidayat, Alimul, Aziz, A & Uliyah, Musrifatul. 2013. Kebutuhan Dasar
Manusia.Jakarta : Health Books.
Mubarak, Iqbal, Wahit. 2013. Buku ajar : Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: EGC.
Nugroho Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan. Edisi 1. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Saputra, Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Townsend M. C. 1998. Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri :
Pedoman untuk pembuatan rencana perawatan, Ed. 3. Jakarta : EGC.
Wong LD, Kasprisin CA, Hess CS. 2012. Pedoman Klinis Keperawatan
Pediatrik. Edisi 4.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai