Anda di halaman 1dari 7

6

Klasifikasi dan etiologi ispa dan bronkitis

A.Etiologi

Secara umum penyebab bronkitis dibagi berdasarkan faktor lingkungan dan

faktor host/penderita. Penyebab bronkitis berdasarkan faktor lingkungan

meliputi :

a. Infeksi virus : influenza virus, parainfluenza virus, respiratory syncytial

virus (RSV), adenovirus, coronavirus, rhinovirus, dan lain-lain.

b. Infeksi bakteri : Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis,

Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae, atau bakteri atipik

(Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumonia, Legionell

c. Jamur

d. Noninfeksi : polusi udara, rokok, dan lain-lain.

Sedangkan faktor penderita meliputi usia, jenis kelamin, kondisi alergi dan riwayat
penyakit paru yang sudah ada. Penyebab bronkitis akut yang paling sering adalah infeksi
virus yakni sebanyak 90% sedangkan infeksi bakteri hanya sekitar < 10% (Jonsson J et
al., 2008
B.Klasifikasi
Bronkitis seringkali diklasifikasikan sebagai akut atau kronik,

penjelasannya sebagai berikut :

1. Bronkitis akut adalah serangan bronkitis dengan perjalanan penyakit

yang singkat (beberapa hari hingga beberapa minggu), rata-rata 10-14

hari. Bronkitis akut pada umumnya ringan. Meski ringan, namun

adakalanya sangat mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa

berat, dan batuk berkepanjangan. Disebabkan oleh karena terkena dingin

(musim dingin), hujan, kehadiran polutan yang mengiritasi seperti

rhinovirus, influenza A dan B, coronavirus, parainfluenza dan

respiratory synctial virus , infeksi akut, dan ditandai dengan demam,

nyeri dada (terutama disaat batuk), dyspnea, dan batuk (Depkes RI,

2005).

2. Bronkitis kronik merupakan kelainan saluran napas yang ditandai oleh

batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-

kurangnya dua tahun berturut-turut, tidak disebabkan penyakit lainnya

(PDPI, 2003). Sekresi yang menumpuk dalam bronchioles mengganggu

pernapasan yang efektif. Merokok atau pemejanan terhadap terhadap

polusi adalah penyebab utama bronkitis kronik. Pasien dengan bronkitis

kronik lebih rentan terhadap kekambuhan infeksi saluran pernapasan

bawah. Kisaran infeksi virus, bakteri, dan mikroplasma dapat

menyebabkan episode bronkitis akut. Eksaserbasi bronkitis kronik

hampir pasti terjadi selama musim dingin. Menghirup udara yang dingin

dapat menyebabkan bronchospasme bagi mereka yang rentan (Smeltzer

dan Bare, 2001)


8

1. Etiologi ISPA

Proses terjadinya ISPA diawali dengan masuknya beberapa

bakteri dari genus streptokokus, stafilokokus, pneumokokus,

hemofillus, bordetella, dan korinebakterium dan virus dari golongan

mikrovirus (termasuk didalamnya virus para influenza dan virus

campak), adenoveirus, koronavirus, pikornavirus, herpesvirus ke

dalam tubuh manusia melalui partikel udara (droplet infection).

Kuman ini akan melekat pada sel epitel hidung dengan mengikuti

proses pernapasan maka kuman tersebut bisa masuk ke bronkus dan

masuk ke saluran pernapasan yang mengakibatkan demam, batuk,

pilek, sakit kepala dan sebagainya. (Marni,2014)

Selain bakteri dan virus ISPA juga dapat dipengaruhi oleh

banyak faktor, yaitu kondisi lingkungan (polutan udara seperti asap

rokok dan asap bahan bakar memasak, kepadatan anggota keluarga,

kondisi ventilasi rumah kelembaban, kebersihan, musim, suhu),

ketersediaan dan efektifitas pelayanan kesehatan serta langkah-

langkah pencegahan infeksi untuk pencegahan penyebaran (vaksin,

akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, kapasitas ruang isolasi),

faktor penjamu (usia, kebiasaan merokok, kemampuan penjamu

menularkan infeksi, status gizi, infeksi sebelumnya atau infeksi

serentak yang disebabkan oleh pathogen lain, kondisi kesehatan

umum) dan karakteristik pathogen (cara penularan, daya tular, faktor

virulensi misalnya gen, jumlah atau dosis mikroba). (WHO,2007:12).

Menurut Widoyono (2008), Kondisi lingkungan yang berpotensi

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


9

menjadi faktor risiko ispa adalah lingkungan yang banyak tercemar

oleh asap kendaraan bermotor, bahan bakar minyak, asap hasil

pembakaran serta benda asing seperti mainan plastik kecil.

B.Klasifikasi ispa

Penyakit ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian


atas,saluran pernafasan bagian bawah (termasuk paru-paru)dan organ aksesoris
saluran pernafasan. Berdasarkan batasan tersebut jaringan paru termasuk dalam
saluran pernafasan(respiratorytract).Program pemberantasan penyakit(P2) ISPA
dalam 2 gololongan yaitu (Cahyaningrum, 2012):
1.ISPANon-Pneumonia
Merupakan penyakit yang banyak dikenal masyarakat dengan istilah
batukdanpilek (common cold).
2. ISPAPneumonia
Pengertian pneumonia sendiri merupakan proses infeksi akut yang
mengenaijaringan paru-paru (alveoli) biasanya disebabkan oleh invasi
kuman bakteri,yang ditandai oleh gejala klinik batuk, disertai adanya nafas
cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah.
Berdasarkan kelompok umur program-program pemberantasan
ISPA(P2ISPA) mengklasifikasikan ISPA (Cahyaningrum,2012) sebagai
berikut:

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


Kelompokumurkurangdari2bulan,diklasifikasikanatas:
1.Pneumoniaberat
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya penarikan yang kuatpada
dinding dada bagian bawah ke dalam dan adanya nafas
cepat,frekuensinafas 60 kali per menitatau lebih.
2.Bukanpneumonia(batukpilekbiasa)
Bila tidak ditemukan tanda tarikan yang kuat dinding dada bagianbawah
ke dalam dan tidak ada nafas cepat, frekuensi kurang dari 60menit.
Kelompok umur 2 bulan -<5 tahun diklasifikasikan atas:
1.Pneumoniaberat
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya tarikan dinding dadadan
bagian bawah kedalam.
2. Pneumonia
Tidak ada tarikan dada bagian bawah kedalam,adanya nafas cepat,
frekuensi nafas 50 kali atau lebih pada umur 2 - <12 bulandan40 kali
permenit atau lebih padaumur 12 bulan-<5 tahun.
3.Bukanpneumonia
Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, tidak adanafas
cepat,frekuensi kurang dari 50 kaliper menitpada anakumur 2- <12
bulan dan kurang dari 40 permenit 12 bulan - <5tahun.

DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/6365/4/4.%20Chapter%202.pdf

http://repository.poltekeskupang.ac.id/862/1/KARYA%20TULIS%20ILMIAH%20FIX.pdf

https://scholar.google.com/scholar?

as_ylo=2017&q=laporan+pendahuluan+ispa&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=%23p

%3DaxAFRPNOFwUJ

Anda mungkin juga menyukai