BAB 2
TINJAUAN TEORI
Dalam bab ini peneliti akan menyajikan konsep dasar Pneumonia, dan
konsep asuhan keperawatan pneumonia, .konsep fisioterapi dada dan batuk efektif
konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang disebabkan
oleh bakteri, virus,jamur dan benda benda asing (Damayanti and Ryusuke
2017)
Pneumonia adalah salah satu bentuk infeksi saluran nafas bawah akut
(Dahlan, 2007).
Pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan
oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan
kimia atau kerusakan fisik paru (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 2020)
Penyebab pneumonia pada orang dewasa dan usia lanjut umumnya adalah
nosokomial adalah:
b. Yang didapat di rumah sakit: basil usus gram negative (E. coli, Klebsiella
lambung, baik ketika makan atau setelah muntah. Hasil inflamasi pada
paru bukan merupakan infeksi tetapi dapat menjadi infeksi karena bahan
pneumonia.
yang terjadi pada penderita yang mempunyai daya tahan tubuh lemah.
tubuh tersebut walaupun yang terbanyak adalah akibat virus HIV dan juga
seperti pada pneumonia yang bisa (sesak nafas, panas, batuk produktif,
nyeri dada, dan adanya infltrat pada foto). Pneumonia atipikal adalah
panas, batuk non produktif dan pada foto rontgen di temukan normal atau
dengan binatang, masa inkubasi dari penyakit ini adalah rata-rata dua
(immunocompromised).
1. Pneumonia lobaris, Sering pada pneumania bakterial, jarang pada bayi dan
orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen
paru. Dapat disebabkan oleh bakteria maupunvirus. Sering pada bayi dan
abnormal.
purulen, atau bercak darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak. Gejala umum
lainnya adalah pasien lebih suka berbaring pada yang sakit dengan lutut
penarikan dinding dada bagian bawah saat pernafas, takipneu, kenaikan atau
a. Radiologi
b. Laboratorium
leukopenia.
c. Mikrobiologi
2.1.7 Patofisiologi
yang berinteraksi satu sama lain (CDC. 2020). Dalam keadaan sehat, pada
infeksi. Bila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung, orofaring)
infeksi paru. Aspirasi dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang
aspirasi dari sebagian kecil sekret (0,001 - 1,1 ml) dapat memberikan titer
Ryusuke 2017).
8
proses fagositosis. pada waktu terjadi perlawanan antara host dan bakteri
maka akan nampak empat zona (Gambar 1) pada daerah pasitik parasitik
terset yaitu : 1) Zona luar (edama): alveoli yang tersisi dengan bakteri dan
PMN dan beberapa eksudasi sel darah merah; 3) Zona konsolidasi yang luas
jumlah PMN yang banyak; 4) Zona resolusi E: daerah tempat terjadi resolusi
Pathway pneumonia
2.1.8 Komplikasi
10
seperti bakteremia (sepsis), abses paru, efusi pleura, dan kesulitan bernapas.
Bakteremia dapat terjadi pada pasien jika bakteri yang menginfeksi paru
masuk ke dalam aliran darah dan menyebarkan infeksi ke organ lain, yang
juga dapat menyebabkan akumulasi cairan pada rongga pleura atau biasa
disebut dengan efusi pleura. Efusi pleura pada pneumonia umumnya bersifat
jumlah banyak beserta dengan nanah disebut empiema. Jika sudah terjadi
2.1.9 Penatalaksanaan
antibiotik empiris dan terapi suportif perlu diberikan untuk menjaga kondisi
pasien
1. Terapi Antibiotika
11
mikrobiologis umumnya tidak tersedia selama 12-72 jam. Maka dari itu
diberirikanan
infeksi virus
infeksi jam
2017).
a) Fisiologis
3) Disfungsi neuromuskuler
7) Hiperplasia
8) Proses infeksi
9) Respon alergi
b) Situasional
1) Merokok aktif
13
2) Merokok pasif
2.2.3. Tanda Gejala Mayor dan Minor Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Gejala dan Tanda Mayor bersihan jalan napas tidak efektif yaitu
sebagai berikut :
b. Objektif
3) Sputum berlebih
SDKI 2017)
Gejala dan tanda Minor bersihan jalan napas tidak efektif yaitu
sebagai
berikut :
a) Subjek
1) Dispneu
2) Sulit bicara
3) Ortopnea
b) Objektif
1) Gelisah
14
2) Sianosis
2.3 Asuhan Keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif pada Pneumonia
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian meliputi
muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia.
Wilayah atau tempat tinggal merupakan salah satu faktor ekstrinsik penyebab
b. Keluhan utama
15
c. Riwayat kesehatan
Misalnya apakah klien pernah dirawat sebelumnya, dengan sakit apa, apakah
(infeksi pada hidung dan tenggorokan). Risiko tinggi timbul pada klien
2017)
16
bersaman dengan gangguan refleks batuk, gangguan bersihan muko silier dan
keganasan, DM, penyakit paru kronik dan penyakit ginjal kronik(Sari et al.,
2017)
4) Riwayat alergi : dikaji adakah pasien memiliki riwayat terdap beberapa obat,
hal yang mendukung keluhan penderita, perlu dicari riwayat keluarga yang
batuk dalam jangka waktu lama, sputum berlebih dari generasi terdahulu
(Muttaqin, 2008).
4) Aktivitas / istirahat
e. Sirkulasi
pucat.
17
f. Makanan / cairan
Akan timbul gejala seperti kehilangan nafsu makan, mual / muntah serta
pada usia lanjut dapat muncul sebagai defisiensi kalori global, defisiensi
protein dan atau nutrisi mikro (vitamin dan mineral). Bukan hanya sebagai
durasi serta infeksi juga merupakan penyebab malnutrisi. Hubungan dua arah
antara nutrisi dan infeksi seperti ini menciptakan pola yang continue dan
g. Kenyamanan
Akan timbul gejala seperti sakit kepala, nyeri dada meningkat disertai batuk,
h. Keamanan
i. Pemeriksaan fisik
penurunan kesadaran
18
TD biasanya normal
Nadi : Takikardi
Suhu : hipertermi
d. Pemeriksaan Fisik
1. Breathing (B1)
1)Inspeksi
frekuensi napas cepat dan dangkal, serta adanya retraksi sternum dan
yang terkena
19
ventil yang mendorong posisi paru ke sisi yang sehat (Muttaqin &
Kumala 2012)
resonan vokal pada sisi yang sakit (Muttaqin & Kumala 2012). d)
Ronchi basah dan gesekan pleura dapat terdengar diatas jaringan yang
2. Blood (B2)
tidak didapat.
3. Brain(B3)
4. Bladder(B4)
Oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria karena hal tersebut
5. Bowel(B5)
6. Bone (B6)
sehari-hari.
2. Diagnosa keperawatan
komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SIKI
suatu proses yang sistematis terdiri atas tiga tahap yaitu analisis data,
tertahan (D.0001)
(D.0005)
makanan (D.0019)
(D.0034)
3. Intervensi Keperawatan
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian kelinis untuk mencapai luaran
f) Mengi menurun
g) Wheezing menurun
i) Dispnea menurun
j) Ortopnea menurun
l) Sianosis menurun
m) Gelisah menurun
1. Latihan Batuk Efektif adalah melatih pasien tidak memiliki kemampuan batuk
secara efektif untuk membersikan laring, trakea dan bronkiolus dari secret atau
a) Observasi
(4) Monitor input dan output cairan (mis. Jumlah dan karateristik)
b) Terapeutik
c) Edukasi
(2) Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan
(4) Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik nafas dalam yang
ke-3
d) Kolaborasi
jalan nafas.
a) Observasi
ronkhi kering)
b) Terapeutik
c) Edukasi
4 .Implementasi Keperawatan
intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien (Perry, 2009).
5. Evaluasi Keperawatan
teratasi: jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan standar yang telah
menunjukan perubahan sebagian dari standar dan kriteria yang telah ditetapkan,
dan tujuan tidak tercapai/ masalah tidak teratasi : jika klien tidak menunjukan
perubahan dan kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru.. Pada tahap
evaluasi perawat membandingkan status kesehatan pasien dengan tujuan atau kriteria
hasil yang telah ditetapkan. Menurut A. Alimul and Hidyat, (2012), evaluasi terdiri dari
dua kegiatan yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan selama
proses perawatan berlangsung atau menilai respon pasien, sedangkan evaluasi hasil
dengan cara membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan kriteria hasil
yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif, objektif, analisis data dan
perencanaan.