PNEUMONIA
I. Latar Belakang
1. Definisi
Pneumonia harus didefinisikan sebagai infeksi akut parenkim paru oleh satu atau
koinfeksi patogen, tetapi tidak termasuk kondisi bronkiolitis yang jelas, penyebab
utamanya hampir selalu adalah virus. Buku teks penyakit dalam Harrison mendefinisikan
pneumonia sebagai infeksi parenkim paru disebabkan oleh berbagai organisme.
Dinyatakan bahwa pneumonia adalah bukan satu penyakit tetapi sekelompok infeksi
tertentu, masing-masing dengan epidemiologi, patogenesis, presentasi dan perjalanan
klinis yang berbeda (Mackenzie, 2016).
2. Klasifikasi
Pnemunonia dibedakan menjadi dua yaitu pneumonia komunitas dan pneumonia
nosokomial. Pneumonia komunitas adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi di luar
rumah sakit, sedangkan pneumonia nosokomial adalah pneumonia yang terjadi lebih dari
48 jam atau lebih setelah dirawat di rumah sakit. Faktor penyebab kematian pneumonia
multifaktorial, diantaranya inflamasi yang berlebihan baik sistemik ataupun lokal pada
organ paru. Penyebab lain yaitu acute lung injury, disfungsi endotel pada vaskuler dan
koagulopati (Chalmers et al., 2010).
3. Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus,
jamur, dan protozoa. Pneumoni komunitas yang diderita oleh masyarakat luar negeri
banyak disebabkan gram positif, sedangkan pneumonia rumah sakit banyak disebabkan
gram negatif. Dari laporan beberapa kota di Indonesia ditemukan dari pemeriksaan dahak
penderita komunitas adalah bakteri gram negatif. Penyebab paling sering pneumonia
yang didapat dari masyarakat dan nosokomial:
a. Yang didapat di masyarakat: Streeptococcus pneumonia, Mycoplasma pneumonia,
Hemophilus influenza, Legionella pneumophila, chlamydia pneumonia, anaerob oral,
adenovirus, influenza tipe A dan B.
b. Yang didapat di rumah sakit: basil usus gram negatif (E. coli, Klebsiella pneumonia),
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, anaerob oral.
4. Patofisiologi
Terdapat keseimbangan yang rumit antara organisme yang berada di saluran
pernafasan bagian bawah dan mekanisme pertahanan lokal dan sistemik (baik bawaan
maupun didapat) yang bila terganggu akan menimbulkan peradangan pada parenkim
paru, yaitu pneumonia. Mekanisme pertahanan umum yang terganggu dalam patogenesis
pneumonia meliputi:
5. Pathway (WOC)
6. Manifestasi Klinis
Gejala khas dari pneumonia adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk (baik non
produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau bercak
darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak. Gejala umum lainnya adalah pasien lebih
suka berbaring pada yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Pemeriksaan
fisik didapatkan retraksi atau penarikan dinding dada bagian bawah saat pernafas,
takipnea, kenaikan atau penurunan taktil fremitus, perkusi redup sampai pekak
menggambarkan konsolidasi atau terdapat cairan pleura, ronki, suara pernafasan bronkial,
pleural friction rub.
7. Komplikasi
Pneumonia umumnya bisa diterapi dengan baik tanpa menimbulkan komplikasi.
Akan tetapi, beberapa pasien, khususnya kelompok pasien risiko tinggi, mungkin
mengalami beberapa komplikasi seperti bakteremia (sepsis), abses paru, efusi pleura, dan
kesulitan bernapas. Bakteremia dapat terjadi pada pasien jika bakteri yang menginfeksi
paru masuk ke dalam aliran darah dan menyebarkan infeksi ke organ lain, yang
berpotensi menyebabkan kegagalan organ. Pada 10% pneumonia pneumokokkus dengan
bakteremia dijumpai terdapat komplikasi ektrapulmoner berupa meningitis, arthritis,
endokarditis, perikarditis, peritonitis, dan empiema. Pneumonia juga dapat menyebabkan
akumulasi cairan pada rongga pleura atau biasa disebut dengan efusi pleura. Efusi pleura
pada pneumonia umumnya bersifat eksudatif. Pada klinis sekitar 5% kasus efusi pleura
yang disebabkan oleh P. pneumoniae dengan jumlah cairan yang sedikit dan sifatnya
sesaat (efusi parapneumonik). Efusi pleura eksudatif yang mengandung mikroorganisme
dalam jumlah banyak beserta dengan nanah disebut empiema. Jika sudah terjadi empiema
maka cairan perlu di drainage menggunakan chest tube atau dengan pembedahan.
Chalmers, J. D., Singanayagam, A., Akram, A. R., Mandal, P., Short, P. M., Choudhury, G.,
Wood, V., & Hill, A. T. (2010). Severity assessment tools for predicting mortality in
hospitalised patients with community-acquired pneumonia. Systematic review and meta-
analysis. Thorax, 65(10), 878–883. https://doi.org/10.1136/thx.2009.133280
Mackenzie, G. (2016). The definition and classification of pneumonia. Pneumonia, 8(1), 1–5.
https://doi.org/10.1186/s41479-016-0012-z